Anda di halaman 1dari 52

LAPORAN KOMPREHENSIF

BREAST STIMULATION

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Stase Persalinan

Disusun Oleh :

SRI NINGSIH
(2209027)

PROGAM STUDI PROFESI BIDAN


UNIVERSITAS KARYA HUSADA SEMARANG
Jl. R. Soekanto No.46, Sambiroto, Kec.Tembalang
Semarang 2022 / 2023
HALAMAN PENGESAHAN
Laporan Komprehensif
BREAST STIMULATION

Oleh :
SRI NINGSIH

Menyetujui,
Pembimbing Akademik Pembimbing CI

Sa’adah Mujahidah,M.Tr.Keb Denik Wahyuni, S.S.T.Keb,Bdn


NIP. 197005112008012008

Mengetahui
Ketua Program Studi Profesi Bidan

(Lestari Puji Astuti, S.SiT.,M.Kes)


KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat dan karunianya sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan
tugas Laporan Komprehensif dengan tema Breast Stimulation
Penulis menyadari penyusunan Laporan Komprehensif ini berkat adanya bantuan dan
dukungan dari berbagai pihak. Untuk itu dalam kesempatan ini penulis mengucapkan terima
kasih kepada seluruh rekan yang membantu dalam penyusunan Laporan ini.
Penulis menyadari Laporan komprehensif ini masih jauh dari kata sempurna oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun penulis harapkan untuk bahan perbaikan di
kemudian hari.
Akhir kata semoga Laporan komprehensifini dapat bermanfaat bagi semua pembaca.

Gabus, 24 Oktober 2022

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan merupakan suatu proses yang fisiologis dan alami yang akan dilalui oleh
seorang wanita. Selama proses ini terjadi serangkaian perubahan yang besar bagi seorang
wanita untuk dapat melahirkan bayinya melalui jalan lahir. Proses persalinan (inpartu)
dimulai sejak uterus berkontraksi sehingga menyebabkan perubahan serviks (menipis dan
membuka) dan berakhir dengan lahirnya plasenta secara lengkap. Persalinan adalah proses
menipis dan membukanya leher rahim yang diikuti oleh turunnya janin kejalan lahir, dan
kemudian disusul oleh kelahiran, yaitu suatu proses keluarnya bayi dari rahim. Persalinan
dan kelahiran merupakan kejadian fisiologi yang normal dalam kehidupan.[1]
World Healt Organization (WHO) memperkirakan 800 perempuan meninggal setiap
harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses kelahiran. Sekitar 99% dari seluruh
kematian ibu terjadi di negara berkembang, 80% kematian maternal merupakan akibat
meningkatnya komplikasi selama kehamilan, persalinan dan setelah persalinan. Angka
kematian ibu di negara-negara Asia Tenggara per 100.000 kelahiran hidup yaitu Indonesia
214 jiwa, Filipina 170 jiwa, Vietnam 160 jiwa, Thailand 44 jiwa, Brunei 60 jiwa, dan
Malaysia 39 jiwa. [2]
Berdasarkan data hasil Survey Penduduk Antar Sensus (SUPAS) tahun 2015,
tercatat AKI sebesar 305 per 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan menurut data hasil
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2015 tercatat AKI sebesar 359 per
100.000 kelahiran hidup. Penyebab terbesar kematian ibu yaitu : infeksi 55,6%, lain-lain
34,5%, perdarahan 30,1%, hipertensi dalam kehamilan (HDK) 26,9%, partus lama 1,8%,
dan abortus 1,6%. [3]
Proses persalinan dimulai dari semenjak kali pertama munculnya tanda-tanda
persalinan hingga dilahirkannya bayi dalam rahim. Biasanya ibu yang pertama kali
melahirkan membutuhkan waktu ± 18 jam, sementara yang sudah pernah melahirkan
membutuhkan waktu sekitar ± 12 jam.[4]
Ibu bersalin mengalami nyeri pada waktu melahirkan, tetapi intensitas nyeri yang
dialami dari masing-masing ibu berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh rasa takut dan ada
tidaknya dukungan dari orang sekitar selama proses persalinan. Salah satu kebutuhan
kebutuhan wanita dalam proses persalinan adalah keringan rasa sakit. Umumnya bidan
menemukan ibu pada persalinan awal normal , mengeluh nyeri hebat, dan ibu tidak tenang
dapat dilihat dari perilaku ibu yang marah, mengulang-ulang cercaan, dan mengeluarkan
kata-kata secara berlebihan.[4]
Rasa nyeri pada saat persalinan memiliki sifat yang berbeda pada tiap individu. Rasa
nyeri memiliki karakteristik tertentu yang sama atau bersifat umum. Pengendalian rasa
nyeri berhubungan dengan keputusan untuk mengimplementasikan atau memberikan
pengendalian rasa nyeri. Rasa nyeri dalam persalinan dapat disebabkan oleh banyak hal
antara lain terjadinya anoksia (kekurangan oksigen) pada otot rahim, otot rahim yang
berkontraksi terlalu kuat, peregangan serviks (mulut rahim), adanya tarikan pada tuba
(Saluran telur), ovarium dan ligamen-ligamen penyangga uterus, penekan pada saluran
kandung kemih dan rectum, dan adanya regangan otot-otot dasar panggul. Lebih dari itu
berbagai hambatan fisik dan psikologis pada ibu saat persalinan akan menambah rasa
nyeri yang terjadi.[5]
Kecemasan ibu dalam persalinan dapat mempengaruhi proses persalinan, ibu dalam
keadaan stres akan berpengaruh terhadap kemajuan persalinan. Rasa nyeri dan takut akan
robekan merupakan salah satu faktor penyebab kecemasan. Oleh karena itu bidan dalam
memberikan asuhan juga berfokus pada rasa nyeri. Saat ini banyak sekali cara yang
digunakan untuk menghulangkan rasa nyeri persalinan. Cara untuk menghilangkan nyeri
persalinan yang paling efektif dan efisien adalah tindakan non medis. Tindakan non medis
yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan atau bidan antara lain relaksasi, tekhnik
pemusatan pikiran dan imajinasi, teknik pernafasan, teknik stimulasi, hipnoterapi masase
atau sentuhan terapeutik, hipnosis, akupuntur, dan acupressur. Tindakan non medis yang
dilakukan diatas lebih kepada untuk mengahasilkan hormon endorphin, hormon ini
mampu menenangkan dan merupakan hormon untuk mengurangi stress dan nyeri sehingga
ibu lebih rileks. [6]
Metode Breast Stimulation adalah teknik stimulasi putting susu secara alamiah untuk
membantu proses pengeluaran oksitosin mempengaruhi otot polos uterus dan
meningkatkan frekuensi, durasi potensial aksi. jadi, pemberian oksitosin merangsang
timbulnya kontraksi uterus yang belum berkontraksi dan meningkatkan kekuatan serta
frekuensi kontraksi otot pada uterus yang sudah berkontraksi.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu mengetahui kebutuhan mengenai Breast Stimulation
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui defenisi persalinan
b. Untuk mengetahui jenis-jenis persalinan
c. Untuk mengetahui tanda-tanda persalinan
d. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
e. Utnuk mengetahui tahapan persaliann
f. Untuk mengetahui nyeri persalinan
g. Untuk mengetahui pengertian Breast Stimulation persalinan
h. Untuk mengetahui tujuan Breast Stimulation persalinan
i. Untuk mengetahui manfaat Breast Stimulation persalinan
j. Untuk mengetahui indikasi Breast Stimulation persalinan
k. Untuk mengetahui cara melakukan Breast Stimulation persalinan
l. Untuk mengetahui hal-hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan Breast
Stimulation persalinan
m. Untuk mengetahui cara kerja Breast Stimulation persalinan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

1. Persalinan
a. Defenisi
Persalinan adalah pengeluran hasil konsepi yang dapat hidup dari
uterus melalui vagina ke dunia luar. Proses persalinan dibagi menjadi empat
kala. Kala I merupakan kala pembukaan serviks atau jalan lahir, dimana
serviks membuka sampai terjai pembukaan 10 cm. Kala II disebut kala
pengeluaran janin. Kala III disebut kala pelepasan dan pengeluaran. Kala IV
merupakan kala observasi dini terhadapa perdarah postpartum.[8]
Persalinan normal adalah peroses peengeluaran janin yang terjadi pada
kehamilan cukup bulan (37-42 minggu) lahir spontan dengan presentasi
belakang kepala yang berlangsung dalam 18-24 jam tanpa komplikasi baik ibu
maupun janin.[6]
b. Jenis-Jenis Persalinan[7].
Jenis-jenis persalinan yaitu sebagai berikut :
1) Persalinan spontan, proses pengeluaran bayi dengan presentasi belakang
kepala tanpa menggunakan alat-alat untuk menolong persalinan sejak dari
awal inpartu sampai proses pengeluaran bayi dengan kekuatan his dan
tenaga ibu mngedan.
2) Persalinan buatan, proses pengeluaran yang dibantu dengan tenaga dari
luar misalnya ekstraksi dengan forcep, vakum, tindakan seksio sesarea.
3) Persalinan anjuran, dianjurkan untuk merangsang adanya proses persalinan
yakni menimbulkan munculnya his guna mempercepat proses kelahiran.
Tindakan pada persalinan anjuran berupa pemberian obat-obatan yakni
misoprostol, oksitosin drip, dan laminaria.
c. Tanda-tanda persalinan[7].
1) Penipisan dan pembukaan serviks
Mendekati persalinan, serviks semakin “matang”. Kalau tadinya selama
hamil, serviks masih lunak dengan konsistensis seperti puding dan
mengalami penipisan (Efficement) dan kemungkinan sedikit dilatasi.
Perubahan serviks diduga terjadi akibat peningkatan periode yang bereda-
beda sebelum persalinan. Kematangan serviks mengindikasikan kesiapan
untuk persalinan. Saat memasuki persalinan serviks mengalami penipisan
dan pembukaan.
2) Kontraksi uterus
Kontraksi beralngsung teratur, semakin kuat, durasinya semakin lama dan
semakin sering. Kontraksi ini membuat miometrium meregang sehingga
membuat ibu merasa tidak nyaman. Kontraksi uterus yang mengakibatkan
perubahan serviks (frekuensi minimal 2 kali dalam 10 menit)
3) Blood show.
Cairan lendir bercampur darah yang kelur dari vagina.
d. Faktor-Faktor yang mempengaruhi Persalinan.[6,7]
1) Faktor Passage
Merupakan jalan lahir yang harus dilewati oleh janin terdiri dari
rongga pangul, dasar panggul, serviks dan vagina. Syarat agar janin dan
plasenta dapat melalui jalan lahir tanpa ada rintangan, maka jalan lahir
harus normal. Oleh karena itu ukuran dan bentuk panggul harus ditentukan
sebelum persalinan dimulai.
Empat jenis panggul dasar :
a. Gynekoid (tipe wanita klasik)
Panggul gynekoid adalah nama lain dari pelvic atau panggul wanita
normal. Pintu masuk bulat, mempunyai sakrum dengan lengkung yang
baik, mempunyai spina ischiadika yang tumpul (bulat), tidak tajam dan
tidak menonjol. Arkus pubis mempunyai sudut yang membulat.
b. Android (mirip panggul pria)
Panggul andorid adalah pelvic jenis laki-laki, tulang-tulangnya lebih
berat dibanding pelvic wanita dan terdapat beberapa ciri khusus. Pinyu
masuk berbentuk jantung, menyebabkan pelvic bagian depan sangat
sempit. Diameter tranversa yang diukur antara dua titik terjauh pada
pintu masuk pelvic tidaka akn menyilang pusat diameter
anteroposterior (AP) tetapi jauh lebih dekat sakrum dengan demikian
perlu ditentukan adanya faktor bahwa terdapat ruang yang lebih luas
pada bagian belakang pelvis dibandingkan bagian depan.
c. Antropoid (mirip panggul kera antropoid)
Panggul bentuk ini biasanya dipunyai oleh wanita kaukasia, yang
perawakannya sangat tinggi dengan tungkai yang panjang dan pelvis
demikian juga umumnya terdapat pada wanita afrika selatan. Pintu
masuk berbentuk oval, mempunyai diameter antereposterior yang
panjang, tetapi diameter transversa lebih pendek. Pintu keluar adekuat
pada semua diameternya dengan arkus pubis yang agak lebar.
d. Platipeloid (panggul pipih)
Pelvis jenis ini dapat disebabkan oleh faktor perkembangan, rakhitis,
atau faktor hereditor. Keadaan demikian sering ditemukan pada wanita-
wanita afrika, mungkin tidak hanya faktor diet yang buruk, tetapi juga
karena kebiasaan membawa beban berat dikepala pada masa
perkembangan. Pintu masuk mempunyai diameter anterposterior yang
pendek tetapi diameter transeversa lebih panjang, sehingga
memberikan pintu masuk yang berbentuk ginjal atau kacang kara.
2) Faktor Power
Power adalah kekuatan atau tenaga untuk melahirkan yang terdiri his
dan kontraksi dan tenaga meneran dari ibu. Power merupakan tenaga
primer atau kekutan utama yang dihasilkan oleh kontraksi dan retraksi
otot-otot rahim.
Kekuatan primer berasal dari titik pemicu tertentu yang terdapat pada
penebalan lapisan otot di segmen uterus bagian atas. Dari titik pemicu,
kontraksi diantarke ke uterus bagian bawah dalam bentuk gelombang,
deslingi periode istirahat singkat.
Kekuatan sekunder terjadi segera setalah bagian persentasi mencapai
dasar panggul, sifat kontraksi berubah yakni bersifat mendorong keluar.
Sehingga wanita merasa ingin mengedan. Usaha mendorong kebawahn ini
yang disebut kekuatan sekunder. Kekuatan sekunder tidak mempengaruhi
dilatasi serviks, tetapi setelah dilatasi serviks lengkap. Kekuatan ini
penting untuk mendorong bayi keluar dari uterus dan vagina. Jika dalam
persalinan, seorang wanita melakukan usaha volunter (mengedan) teralalu
dini, dilatasi serviksa akan terhambat. Mengedan akan melelahkan ibu dan
menimbulkan trauma pada serviks.
3) Faktor Passanger ( Janin dan Plasenta )
Janin dapat mempengaruhi jalannya kelahiran karena ukuran dan
persentasinya. Dari semua bagian janin, kepala janin merupakan bagian
yang paling kecil mendapat tekanan. Namun, karena kemampuan tulang
kepala untuk moulage satu sama lain, janin dapat masuk mealui jalan lahir
asalkan tidak terlalu besar dan kontraksi uterus cukup kuat.
Passanger atau janin bergerak sepanjang jalan lahir merupakan akibat
interaksi beberapa faktor, yakni ukuran kepala janin, presentasi, letak,
sikap, dan posisi janin.
4) Faktor Psikologi
Dalam fase persalinan juga terjadi peningakatan kecemasan, dengan makin
meningkatnya kecemasan akan semakin meningkatkan intensitas nyeri.
Fenomena hubungan antara cemas dan nyeri sebaliknya merupakan
hubungan yang berkolerasi positif.
5) Faktor Penolong
Peran dari penolong persalinan dalam hal ini bidan adalah mengantisipasi
dan menangani komplikasi yang akan terjadi pada ibu dan janin pada
proses persalinan. Proses tergantung dari kemampuan skill dan kesiapan
bidan dalam menolong persalinan.
e. Tahapan Persalinan.[6,7]
Inpartu atau persalinan adalah seorang wanita yang dalam keadaan
persalinan. Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
1) Kala I (Kala Pembukaan)
Kala satu persalinan adalah permulaan kontraksi persalinan sejati, yang
ditandai oleh penurunan serviks yang progresif yang diakhiri dengan
pembukaan lengkap (10 cm) pad aprimigravida kala I berlangsung sekitar
13 jam, sedangkan pada multigravida kira-kira 7 jam. Kala pembukaan
dibagi menjadi 2 fase, yaitu :
a) Fase Laten
Yaitu periode waktu dari awal persalinan pembukaan mulai berjalan
secara progresif, yang umumnya sejak kontraksi mulai muncul hingga
3-4 cm atau permulaan fase aktif berlangsung dalam 7-8 jam. Selama
fase ini presentasi mengalami penurunan sedikit hingga tidak sama
sekali.
b) Fase Aktif
Yaitu periode dari waktu awal kemajuan aktif pembukaan menjadi
komplit dan mencakup fase transisi, pembukaan pada umumnya
dimulai dari 3-4 cm hinga 10 cm dan berlangsung selama 6 jam.
Penurunan bagian presentasi janin yang progresif terjadi selama akhir
fase aktif da selama kala dua persalinan. Fase aktif dibagi dalam 3
fase, antara lain :
1. Fase akselerasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan 3 cm menjadi
4 cm.
2. Fase dilatasi, yaitu dalam waktu 2 jam pembukaan sangat cepat
dari 4 cm menjadi 9 cm.
3. Fase deselerasi, yaitu pembukkaan menjadi lamban dalam waktu 2
jam pembuakaan 9 cm menjadi lengkap.
2) Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Beberapa tanda dan gejala persalinan kala II adalah :
a) Ibu merasakan ingin mengejan bersamaan terjadinya kontraksi.
b) Ibu mersakan peningkatan tekanan pada rectum dan vagina
c) Perineum terlihat menonjol
d) Vulva vagina dan sfingter ani terlihat membuka
e) Peningkatan pengeluaran lendir darah
Pada kala II his erkoordinir, kuat, cepat dan lama, kira-kira 2-3
menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga
terjadi tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara refleks timbul
rasa mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu seperti ingin buang air
besar dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kkepala janin mulai
terlihat, vulva membuka dan perineum meregang dengan his mengedan
yang terpimpin akan terlahir kepala dengan diikuti seluruh badan janin.
Kala II pada primi 1½- 2 jam, pada multi ½-1 jam.
3) Kala III (Kala Pengeluaran Plasenta)
Tanda-tanda lepasnya plasenta mencakup beberapa atau semua hal yang
dibawah ini :
a) Perubahan bentuk dan tinggi fundus
Sebelum bayi lahir dan miometrium mulai berkontraksi, uterus
berbentuk bulat penuh (diskot) dan tinggi fundus biasanya turun
sampai dibawha pusat. Setelahnya uterus berkontraksi dan uterus
terdorong kebawah, uterus menjadi bulat dan fundus berada diatas
pusat.
b) Tali Pusat Memanjang
Tali pusat terlihat keluar memanjang atau terjulur melalui vulva dan
vagina.
c) Semburan darah tiba-tiba
Darah yang terkumpul dibelkang plasenta akan membantu mendorong
plsenta keluar dan diabntu oleh gaya gravitasi. Saemburan darah yang
secara tiba-tiba menandakan darah maternal plasenta (darah
retroplasenter) keluar melalui tepi plasenta yang terlepas. Setelah bayi
lahir kontraksi rahim istirshat sebentar. Uterus teraba keras dengan
fundus uterus setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menajdi tebal
dua kali sebelumnya. Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlepas dan
mengeluarkan plasenta. Dalam waktu 5-10 menit plasenta terlpeas,
terdorong kedalam vagina dan akan lahir spontan atau sedikit dorong
dari atas shympis atau fundus uteri. Seluruh proses biasanya
berlangsung 5 - 30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta
disertai dengan darah kira-kira 100-200 cc.
4) Kala IV.
Kala IV disebut juga kala pengawasna selama 2 jam setelah plasenta lahir.
Untuk mengamati keadaan ibu terutama bahaya post partum.
f. Nyeri Persalinan
1) Defenisi Nyeri Persalinan[8]
Rasa Nyeri merupakan salah satu mekanisme pertahanan alami dari
tubuh manusia, yaitu suatu peringatan akan adanya bahaya. Association
for the Study of pain mendefinisikan bahwa nyeri merupakan pengalaman
emosional dan sensori yang tidak menyenangkan yang muncul dari
kerusakan jaringan secara aktual atau potensial atau menunjukkan adanya
kerusakan. Nyeri merupakan mekanisme protektif bagi tubuh dan
menyebabkan individu bereaksi untuk menghilangkan rangsang nyeri
tersebut.
Pada kehamilan dan persalinan rasa nyeri diartikan sebagai sebuah
“sinyal” untuk memberitahukan kepada ibu bahwa dirinya telah memasuki
tahapan proses persalinan. Nyeri persalinan sebagai kontraksi miometrium,
merupakan proses fisiologis dengan intensitas yang berbeda pada masing-
masing individu.
2) Penyebab Nyeri Persalinan
a) Kontraksi otot rahim
Kontraksi rahim menyebabkan dilatasi dan penipisan servikm serta
iskemia rahim akibat kontraksi arteri miometrium. Karena rahim
merupakan organ internal maka nyeri yang timbul disebut nyeri
visceral. Nyeri visceral juga dapat dirasakan pada organ lain yang
bukan merupakan asalnya disebut nyeri alih (reffered pain). Pada
persalinan nyeri alih dapat dirasakan pada punggung bagian bawah dan
sacrum. Biasanbya ibu hanya mengalami rasa nyeri ini hanya selama
kontraksi dan babas dari rasa nyeri pada interval antar kontraksi.
b) Regangan otot dasar panggul
Jenis nyeri ini timbul pada saat mendekati kala II. Tidak seperti nyeri
visceral, nyeri in terlokalisir di daerah vagina, rectum dan perineum,
sekitar anus. Nyeri kenis ini disebut nyeri somatic dan disebabkan
peregangan struktur jalan lahir bagian bawah akibat penirunan bagian
terbawah janin.
c) Episiotomy
Nyeri ini dirasakan apabila ada tindakan episiotomy, laserasi maupun
rupture pada jalan lahir.
d) Kondisi Psikologis
Nyeri dan rasa sakit yang berlebihan akan menimbulkan rasa cemas.
Takut, cemas dan tegang memicu produksi hormone prostatglandin
sehingga timbul stress. Kondisi stress dapat mempengaruhi
kemampuan tubuh menahan rasa nyeri.
3) Penatalaksanaan Nyeri Persalinan.
a) Metode Farmakologi
(1) Pethidin
Pethidin merupakan salah satu metode pengurangan rasa sakit yang
dilakukan dengan menyuntikkan pethidine di paha atau pantat.
Masa kerjanya bisa mencapai 4 jam dan dapat menimbulkan rasa
kantuk (walaupun ibu tetap dalam keadaan sadar) serta kadang-
kadang juga dapat menimbulkan rasa mual.
(2) ILA (Intra Thecal Labor Anlegesia)
Tujuan utaman tindakan ILA (Intra Thecal Labor Anlegesia) ialah
untuk mengilangkan nyeri persainan tanpa menyebabkan blok
motorik, sakitnya hilang tetapi tetap bisa mengejan, yang dapat
dicapai dengan menggunakan obat-obat anastesia 
(3)  Anastesi Epidural
Metode ini paling sering dilakukan karena memungkinkan ibu
untuk tidak merasakan sakit tanpa tidur. Obat anastesi disuntikkan
pada rongga kosong tipis (epidural) diantara tulang punggung
bagian bawah. Pemberian obat ini harus diperhitungkan agar tidak
ada pengaruhnya pada kala II persalinan, jika tidak maka ibu akan
mengedan lebih lama.
(4)  Entonox
Entonox merupakan metode penggurangan rasa sakit lewat inhalasi
atau penghirupan, menggunakan campuran oksigen dan oksida
nitrogen (nitrous oxide). Saat kontraksi datang, ibu dapat
menghirup obat ini dengan menggunakan masker. Entonox bekerja
langsung pada otak ibu, dengan mematikan rasa sakit yang
ditangkap oleh otak. Obat bius hirup ini memberikan efek ringan
dan baru bekerja 30 menit setelah digunakan serta tidak berdampak
apapun pada janin.
b) Metode Non-Farmakologis
Metode non farmakologis merupakan metode yang menggunakan
tekhnik tanpa obat dan bersifat alami. Diantaranya yaitu kompres
dingin, kompres hangat, birthing ball, snoezelen dan breast stimulation.

2. Breast Stimulation
a. Defenisi
Stimulasi puting (nipple stimulation) adalah menggosok, memijat atau
melakukan gerakan melingkar di daerah puting dengan lembut yang diyakini
bisa mendorong terjadinya kontraksi awal. Rangsangan puting susu dapat
mempengaruhi hipofisis posterior untuk mengeluarkan oksitosin sehingga
terjadi kontraksi rahim. Rangsangan puting susu untuk mempercepat
persalinan akan menunjukkan hasil baik apabila dilakukan saat masuk waktu
bersalin, atau mendekati masa HPL, atau bahkan kehamilan lebih bulan. Saat
melakukan Stimulasi Puting, sebaiknya memastikan bahwa leher rahim dalam
kondisi sudah melunak dan menipis dan telah siap untuk pembukaan
persalinan.
b. Tujuan
Teknik dengan Stimulasi Putting Susu yang dirangsang akan
melepaskan hormon oksitosin yang dapat menyebabkan kontraksi rahim dan
menyebabkan kemajuan persalinan, hormon oksitosin menyebabkan
persalinan dapat dihasilkan secara alamiah.
c. Manfaat
Rangsangan puting susu dapat mempengaruhi hipofisis posterior untuk
mengeluarkan oksitosin sehingga terjadi kontraksi Rahim. Pada ibu hamil
primigravida, stimulasi putting susu dapat menyebakan kematangan serviks
sehingga dapat memperlancar pembukaan jalan lahir.
d. Indikasi Pemberian Breast Stimulation
Kehamilan tergolong sehat tidak mengalami komplikasi apapun,
stimulasi. Teknik ini tidak akan merangsang rahim secara berlebihan, yang
mungkin akan berbahaya bagi bayi. Sebaliknya, jika ibu memiliki kehamilan
yang berisiko seperti adanya panggul sempit, maka stimulasi ini tidak boleh
dilakukan pada ibu yang mempunyai panggul sempit. Sehingga hasil
rangsangan tidak akan membuat janin semakin turun ke bawah malah bagian
terendah bayi akan semakin terdesak ke bawah. His yang semakin kuat akibat
stimulasi tersebut akan meningkat kemungkinan terjadinya rupture uteri dan
beresiko pada janin.
1) Indikasi Janin
a) Kehamilan lewat waktu
b) Ketuban pecah dini
c) Janin mati
2) Indikasi ibu
a) Kehamilan lewat waktu
3) Indikasi kontra drip induksi
a) Disproporsi sefalopelvik
b) Malposisi dan malpresentasi
c) Plasenta previa
d) Gemelli
e) Distensi rahim yang berlebihan
f) Grande multipara
g) Cacat rahim
e. Cara Melakukan Breast Stimulation
Rangsangan puting susu dapat dilakukan dengan cara mengusap-usap
salah satu puting ibu melalui bajunya selama 2 menit atau sampai kontraksi
muncul kemudian mengulangi tindakan setelah 5 menit jika stimulasi puting
pertama belum memicu tiga kali kontraksi dalam 10 menit. Setelah itu
rangsangan puting susu dilakukan dan hasilnya terjadi peningkatan lama
waktu kontraksi. Dalam penelitian Fraser et al (2002) mengatakan bahwa
perangsangan puting susu mengakibatkan persalinan lebih pendek dengan 60-
120 menit dan penurunan peng rangsangan puting susu dapat menstimulasi
saraf sensorik yang ada pada daerah nipple dan areola. Rangsangan ini akan
meningkatkan produksi hormone oksitosin dari neurhohipofise dalam
hipotalamus. Kemudian oksitosin masuk ke dalam aliran darah dan
menyebabkan kontraksi sel miometrium pada alveoli sehingga kontraksi
menjadi kuat, dengan kontraksi uterus yang kuat maka ibu akan mempunyai
tenaga yang kuat untuk mengejan dan persalinan akan menjadi cepat gunakan
oksitosin, terutama pada ibu nulipara.
f. Hal-hal yang Perlu Diperhatikan dalam Melakukan Breast Stimulation
1) Rangsangan puting tidak boleh dilakukan secara bersamaan terhadap ke dua
sisi payudara, namun dilakukan secara bergantian.
2) Jangan melakukan Stimulasi Puting apabila telah terjadi kontraksi dalam
waktu 3 menit atau 1 menit.
3) Stimulasi Puting tidak boleh dilakukan selama kontraksi berlangsung.
4) Merawat Payudara saat hamil agar tetap sehat dan siap untuk menyusui perlu
dilakukan selama kehamilan, terutama apabila puting anda tersembunyi
g. Cara Kerja Breast Stimulation
Rangsangan puting susu dapat menstimulasi saraf sensorik yang ada pada
daerah nipple dan areola. Rangsangan ini akan meningkatkan produksi
hormone oksitosin dari neurhohipofise dalam hipotalamus. Kemudian
oksitosin masuk ke dalam aliran darah dan menyebabkan kontraksi sel
miometrium pada alveoli sehingga kontraksi menjadi kuat, dengan kontraksi
uterus yang kuat maka ibu akan mempunyai tenaga yang kuat untuk mengejan
dan persalinan akan menjadi cepat.
BAB III
TINJAUAN KASUS

ASUHAN KEBIDANAN IBU INPARTU PADA Ny.S G2 P1 A0


USIA 28 TAHUN HAMIL 39 MINGGU DENGAN KEBUTUHAN BREAST
STIMULATION DI PMB DENIK WAHYUNI

PENGKAJIAN
I. PENGKAJIAN
Dilaksanakan pada tanggal 24 Oktober 2022 Pukul: 19:30 WIB.
Data Subyektif
1. Biodata
a. Biodata pasien
Nama : Ny. S
Umur : 28 tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Tidak bekerja (ibu rumah tangga)
Alamat : Tunggulrejo 3/2
Biodata penanggung jawab
Nama : Tn. I
Umur : 29 tahun
Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Swasta
Alamat : Tunggulrejo 3/2
2. Alasan datang : ibu mengatakan ingin bersalin
3. Keluhan Utama
a. Ibu menyatakan perutnya terasa kenceng-kenceng sering, teratur dan kuat Jumat
tanggal 24 Oktober 2022 jam 10.00 WB, keluar lendir bercampur darah dari jalan
lahir jam 18.30 WIB, serta belum keluar air dari jalan lahir.
b. Ibu mengatakan merasa nyeri pada bagian perut, pinggang yang menjalar kebagian
punggung akibat kencang-kencang.
4. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat kesehatan dahulu
1) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti: Hepatitis, AIDS,
TBC, dan lain-lain.
2) Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit keturunan seperti DM, Tekanan
darah tinggi, Jantung, dan lain-lain
b. Riwayat kesehatan sekarang
1) Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit menular seperti: Hepatitis, AIDS,
TBC, dan lain-lain.
2) Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit keturunan seperti DM, Tekanan
darah tinggi, Jantung, dan lain-lain.
3) Ibu menyatakan perutnya terasa kenceng-kenceng sering, teratur dan kuat sejak
hari Senin tanggal 24 Oktober 2022 pukul 10:00 WIB, kenceng-kenceng
bertambah sering dan kuat, sudah keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir
pada hari Senin pukul 18:30 WIB, serta belum keluar air dari jalan lahir.
c. Riwayat kesehatan keluarga
1) Ibu mengatakan di keluarga tidak ada yang menderita penyakit menular seperti
Hepatitis, AIDS, TBC, dan lain-lain.
2) Ibu mengatakan di keluarga tidak ada yang menderita penyakit keturunan seperti
DM, Tekanan darah tinggi, Jantung, dan lain-lain
3) Ibu mengatakan di keluarga tidak ada riwayat kembar
4) Ibu mengatakan di keluarga tidak ada yang mengalami kecacatan
5. Riwayat Perkawinan
Ibu mengatakan menikah 1x, pada usia 24 tahun dan suami pada usia 25 tahun. Lama
menikah sampai saat ini 5 tahun.
6. Riwayat Obstetri
a. Riwayat Menstruasi
1) Menarche : 13 tahun
2) Siklus/lama : 28 hari / 7 hari
3) Perdarahan : Banyak (ganti pembalut 4-5 kali sehari)
4) Dysmenorrhea : Tidak
5) Fluor albus : Tidak
6) HPHT : 24 Januari 2022
b. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
1) Ibu mengatakan melahirkan anaknya yang pertama pada tahun 2018 usia
kehamilan aterm, dengan keluhan mual muntah pada awal kehamilan, jenis
persalinan normal, ditolong oleh bidan di bidan praktik mandiri, BBL: 2700 gram,
PBL: 48 cm, LK: 32 cm, LD: 30 cm, LLA :11 cm, jenis kelamin : laki-laki, tidak
ada kelainan, tidak ada perdarahan pada masa nifas, ASI.
2) Ibu mengatakan saat ini hamil anaknya yang kedua.
c. Riwayat kehamilan sekarang
1) Ibu menyatakan ini adalah kehamilannya yang kedua, pernah melahirkan satu kali
dan belum pernah mengalami keguguran.
2) Usia kehamilan menurut ibu 9 bulan.
3) ANC : 11 kali yang terdiri dari 9 kali di bidan (trimester II 4x,
trimester III 4x) dan 3 kali di klinik.
4) Imunisasi TT : 4x
5) Terapi : Terapi berupa obat Etabion dan Calcimef masih tersisa empat
tablet.
6) BB sebelum hamil : 50 kg
7) Kebiasaan selama hamil :Ibu menyatakan selama hamil tidak pernah merokok,
tidak pernah mengkonsumsi jamu, alkohol, obat-obatan
dari warung, dan tidak pernah melakukan pemijatan di
daerah perut. Didalam keluarga baik suami dan
keluarga yang lain tidak ada yang memiliki kebiasaan
seperti merokok
8) Gerakan janin :Ibu menyatakan merasakan gerakan janin, geraknya
aktif sejak usia kehamilan 5 bulan.
9) Rencana persalinan : Di bidan
10) HPL : 31 Oktober 2022
7. Riwayat Keluarga Berencana
Ibu menyatakan pernah menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan selama ± 2 tahun,
kemudian berhenti menggunakan KB karena ibu ingin program hamil lagi. Ibu berencana
setelah proses persalinan ini, ingin menggunakan alat kontrasepsi suntik 3 bulan.
8. Pola Kebutuhan Sehari-hari
a. Pola nutrisi
Sebelum hamil : Makan 3x sehari, porsi sedang dengan nasi,
sayur dan lauk. Minum air putih 7 gelas/hari
Selama hamil : Ibu mengatakan pola makan teratur, sehari 3 kali, porsi cukup
menggunakan nasi, sayuran, lauk-pauk, dan buah-buahan.
Minum air putih 9-10 gelas/hari dan susu 1 gelas pada malam
hari. Ibu mengatakan makan terakihir pukul 18:00 WIB jenis
bubur ayam dan minum air putih terakhir pukul 19:00 WIB.
Cara pengolahan makanan baik sebelum hamil maupun selama hamil
yaitusayuran di cuci dahulu lalu di potong kemudian dimasak matang, memasak
daging dengan cara dicuci lalu dimasak sampai matang, makanan disimpan
dalam tudung saji dan disajikan.
b. Pola eliminasi
Sebelum hamil : BAB 1x sehari, konsistensi lembek, tidak ada masalah dan BAK
3-4x sehari, warna kuning jernih dan tidak ada masalah
Selama hamil : BAB : 1x sehari, konsistensi lembek, warna hitam kecoklatan,
tidak ada masalah, dan BAK : 6-7 x/hari, warna kuning jernih,
tidak ada masalah. BAB terakhir pukul 06:00 WIB dan BAK
terakhir pukul 19:00 WIB.
c. Pola aktivitas
Sebelum hamil : Ibu menyatakan melakukan pekerjaan rumah sendiri seperti
masak, cuci pakaian, cuci piring, setrika, menyapu rumah dan
bersihkan halaman.
Selama hamil : Ibu mengatakan aktivitas sehari-hari dirumah sebagai ibu rumah
tangga yaitu menyapu, mengepel, memasak dan kadang dibantu
oleh suami.
d. Pola istirahat
Sebelum hamil : Ibu menyatakan tidur siang ± 1 jam sehari, tidur malam ± 7 jam
sehari dan tidak masalah
Selama hamil : Ibu mengatakan tidur siang sekitar 1-2 jam sehari, kualitas tidur
nyenyak. Tidur malam kurang lebih 7-8 jam sehari, kualitas tidur
nyenyak. Istrahat terakhir siang hari kurang lebih 1 jam, kualitas
tidur kurang nyenyak karena merasa tidak nyaman dengan
kenceng-kenceng yang dirasakan.
e. Pola personal hygiene
Sebelum hamil dan selama hamil ibu mandi 2x sehari, menggosok gigi 2x sehari,
mencuci rambut 3x seminggu, mengganti pakaian dalam 2x sehari dan memotong
kuku 1x seminggu
f. Pola seksual
Sebelum hamil : Ibu menyatakan melakukan hubungan seksual 2x seminggu dan
tidak ada masalah
Selama hamil : Ibu menyatakan 1x seminggu dan tidak ada masalah

9. Psiko sosio spiritual


a. Tanggapan ibu terhadap dirinya sekarang
Ibu merasakan kurang nyaman dengan apa yang dirasakan karena adanya nyeri pada
perut dan pinggang.
b. Tanggapan ibu terhadap proses persalinan
Ibu menyatakan merasa cemas dalam menghadapi persalinannya saat ini.
c. Respon keluarga terhadap keadaan ibu
Keluarga menyatakan senang dan mendukung proses persalinan ibu dengan
mendoakan ibu dan menunggu ibu bersalin.
d. Ketaatan beribadah
Ibu selalu melaksanakan sholat 5 waktu, namun saat ini sedang tidak melaksanakan
sholat.
e. Pengambilan keputusan di dalam keluarga
Ibu menyatakan pengambil keputusan yang utama adalah suami, dan yang kedua
adalah ibu sendiri.
f. Pemecahan masalah (coping)
Ibu mengatakan proses pemecahan masalah dalam keluarga selalu dilakukan secara
musyawarah bersama suami dan keluarga.
g. Keadaan lingkungan
Ibu menyatakan tinggal bersama suami, lingkungan tempat ibu tinggal aman, nyaman,
bersih dan tidak ada hewan peliharaan. Hubungan ibu dan lingkungan sekitar baik,
dan tidak ada masalah.
h. Keadaan ekonomi
Ibu menyatakan penghasilan suami cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,
serta ibu memiliki asuransi kesehatan yaitu BPJS.

Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : kesakitan
b. Tingkat Kesadaran : composmentis
c. Status emosional : cemas
d. Antropometri
Tinggi Badan : 157 cm
BB sebelum hamil : 50 kg
BB selama hamil : 61 kg
e. Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 36,7 0C
Nadi : 88 x / menit
RR : 22 x / menit
2. Status Present
a. Kepala : Bentuk kepala mesocephal, rambut tidak rontok, kulit
kepala bersih dan tidak terdapat ketombe.
b. Wajah/muka : Tidak terdapat odema, dan tidak pucat.
c. Mata : Simetris, bersih tidak ada sekret, konjungtiva berwarna
merah muda tidak anemis, skelera berwarna putih tidak
ikterik.
d. Hidung : Bersih, tidak ada sekret
e. Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen.
f. Mulut/gigi : Tidak ada karies dentis, tidak ada gigi berlubang,
bibir tidak pucat dan tidak terdapat stomatitis.
g. Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan
pembuluh limfe
h. Dada : Simetris, pernapasan teratur, tidak ada retraksi
dinding dada, dan tidak ada pembesaran abnormal pada payudara.
i. Abdomen : Tidak ada bekas operasi, tidak ada pembesaran
abnormal pada hepar dan lien.
j. Punggung : Bentuk tulang belakang sedikit lordosis, tidak terdapat
nyeri tekan pada Costo Vertebra Angle Tenderness (CVAT).
k. Genetalia : Bersih tidak ada keputihan,tidak luka, tidak odema dan tidak terdapat
condiloma
l. Anus : Tidak ada haemoroid.
m. Ekstermitas : Tidak terdapat odema pada tangan dan kaki, tidak terdapat
varises, jari tangan dan kaki lengkap, dapat bergerak dan
berfungsi dengan baik, reflek patella positif.
3. Status Obstetri
a. Inspeksi
1) Muka : Tidak terdapat cloasma gravidarum
2) Mammae : Kedua payudara membesar, areola menghitam,
puting susu menonjol, kelenjar montgomery tampak jelas,
kolostrum belum keluar.
3) Abdomen : Terdapat linea nigra dan striae gravidarum
4) Genetalia : Pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur
darah dan belum keluar air ketuban.
b. Palpasi
1) Leopold I : Tinggi fundus uteri 3 jari di bawah procesus
xyphoideus, bagian fundus teraba satu bulatan besar, lunak tidak
ada lentingan.
2) Leopold ll : Bagian kanan perut ibu teraba tahanan memanjang, keras
seperti papan dan bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil-kecil
janin.
3) Leopold lll : Bagian bawah perut ibu teraba satu bulatan besar, keras,
ada lentingan dan tidak dapat digoyangkan.
4) Leopold lV : Bagian terbawah janin sudah masuk panggul.
Posisi tangan pemeriksa Divergen.
c. TFU : 31 cm
d. TBJ : 3100 gram
e. His : 2-3x/10’/30”
f. Auskultasi DJJ : 140x/menit
g. Vaginal Toucher (VT) atau Pemeriksaan dalam
• Pembukaan : Ø 6 cm,
• effacement : 50 %,
• KK : positif
• Presentasi : kepala
• Penurunan kepala : HIII
• Point of direction ubun-ubun kanan depan
• Penyusupan : Tidak ada molase
4. Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan laboratorium di Puskesmas
1) Hb : 11,5 gr/dL
2) Golongan darah :O
3) HbSAg : Negatif
4) Protein urine : Negatif
5) HIV : Negatif

II. INTERPRETASI DATA


1. Diagnosa Kebidanan
Ny.S G2P1A0 umur 28 tahun, hamil 39 minggu
Janin tunggal, hidup, intra uterin
Letak membujur, PUKA, presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP inpartu kala
l fase aktif
Dasar Diagnosa :
a. Data subyektif
1) Pernyataan ibu bahwa namanya Ny.S
2) Pernyataan dari ibu bahwa ini adalah kehamilannya yang kedua, pernah
melahirkan satu kali, dan belum pernah keguguran.
3) Peryataan ibu bahwa saat ini berusia 28 tahun.
4) Pernyataan ibu bahwa HPHT : 24 Januari 2022, HPL : 31 Oktober 2022
b. Data Obyektif
1) Pemeriksaan Umum
a) Keadaan Umum : kesakitan
b) Tingkat Kesadaran : composmentis
c) Status emosional : cemas
d) Antropometri
Tinggi Badan : 157 cm
BB sebelum hamil : 49 kg
BB selama hamil : 61 kg
e) Tanda-tanda vital
TD : 110/70 mmHg
Suhu : 36,7 0C
Nadi : 88 x / menit
RR : 22 x / menit
2) Status Obstetrikus
a) Inspeksi
Muka : Tidak terdapat cloasma gravidarum
Mammae : Kedua payudara membesar, areola menghitam, puting susu
menonjol, kelenjar Montgomery tampak jelas, kolostrum
belum keluar.
Abdomen : Terdapat linea nigra dan striae gravidarum
Genetalia : Pengeluaran pervaginam berupa lendir bercampur
darah dan belum keluar air ketuban.
b) Palpasi
Leopold I : Tinggi fundus uteri 3 jari di bawah procesus xyphoideus,
bagian fundus teraba satu bulatan besar, lunak tidak ada
lentingan.
Leopold ll : Bagian kanan perut ibu teraba tahanan memanjang, keras
seperti papan dan bagian kiri perut ibu teraba bagian kecil-
kecil janin.
Leopold lll : Bagian bawah perut ibu teraba satu bulatan besar, keras,
ada lentingan dan tidak dapat digoyangkan.
Leopold lV : Bagian terbawah janin sudah masuk panggul Posisi tangan
pemeriksa Divergen.
TFU : 31 cm
TBJ : 3100 gram
His : 2-3’/30’’/kuat
c) Auskultasi
DJJ : 140x/menit
d) Vaginal Toucher (VT) atau Pemeriksaan Dalam
• Pembukaan : Ø 6 cm,
• effacement : 50 %,
• KK : positif
• Presentasi : kepala
• Penurunan kepala : HIII
• Point of direction ubun-ubun kanan depan
• Penyusupan : Tidak ada molase
2. Masalah
cemas
Dasar : Keadaan umum ibu dan atas pernyataan ibu
Kebutuhan : Breast Stimulation

III. IDENTIFIKASI DIAGNOSA POTENSIAL


Kala 1 memanjang

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Lakukan Stimulasi payudara atau breast stimulation

V. INTERVENSI
1. Beritahu ibu dan keluarga hasil pemeriksaan yang telah dilakukan.
2. Lakukan asuhan sayang ibu
3. Siapkan partuset, hecting set, obat-obatan esensial, APD, perlengkapan bayi dan
ibu.
4. Jelaskan pada ibu dan keluarga untuk dilakukan brest stimulation
5. Jelaskan pada ibu tentang manfaat breast stimulation
6. Lakukan Braest Stimulation
7. Anjurkan pada suami / keluarga untuk memberikan dukungan dan semangat pada
ibu
8. Lakukan observasi pengawasan 10 dan memantau kemajuan persalinan
menggunakan partograf
VI. IMPLEMENTASI
Hari/tanggal : Senin, 24 Oktober 2022
1. Pukul 19:45 WIB : Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan
bahwa ibu sudah memasuki masa persalinan, keadaan ibu dan janin baik. Hasil
pemeriksaaan dalam yaitu pembukaan 6 cm, ketuban utuh, DJJ 140 x/menit
2. Pukul 19:47 WIB : Memberikan asuhan sayang ibu, yaitu :
a. Menganjurkan ibu relaksasi nafas panjang saat ada
kontraksi
b. Memenuhi kebutuhan nutrisi ibu (makan: nasi, lauk,
sayur; minum: air putih dan teh hangat)
c. Menganjurkan ibu berbaring miring ke kiri.
3. Pukul 19:50 WIB : Menyiapkan peralatan partus set, hecting set, obat obatan
esensial, APD, perlengkapan bayi dan ibu.
4. Pukul 19:53 WIB : Menjelaskan pada ibu dan keluarga tentan Breast stimulation
yaitu rangkaian tidakan menggosok, memijat dan melakukan
gerakan melingkar di daerah putting dengan lembut yang bias
membantu meningkatkan kontraksi rahim.
5. Pukul 19:54 WIB : Menjelaskan pada Ibu tentang manfaat breast stimulation
a. Meningkatkan pelepasan hormon oksitosin yang dapat
menyebabkan kontraksi rahim
b. Membantu mengurangi stress dan menghilangkan rasa sakit
c. Membantu menguatkan ikatan antara ibu dan pasangannya
dalam proses merangsang kontraksi uterus
6. Pukul 19:55 WIB : Melakukan breast stimulation pada ibu, dengan cara
a. Melakukan Inform consent dengan ibu dan keluarga
tentang terapi stimulasi puting susu atau brest stimulation
b. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
c. Mengatur posisi pasien
d. Menginstruksikan pada ibu untuk mebuka baju bagian atas
dan bra
e. Memposisikan ibu dengan nyaman
f. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
g. Memastikan kondisi psikologis dan nutrisi pasien
h. Mengecek tidak ada luka bekas operasi pada payudara yang
akan dilakukan pemijatan atau stimulasi.
i. Menganjurkan ibu untuk nafas dalam dengan mengambil
nafas dari hidung lalu keluarkan melalui mulut sebanyak
tiga kali
j. Melakukan memijatan atau menggosok payudara
menggunakan telapak tangan dengan cara :
1) Letakan telapak tangan di bagian atas aerola,
2) Kemudian lakukan gerakan melingkar keatas dengan
tekanan yang lembut
3) Gerakan melingkar kesamping ikuti dengan tekanan
telapak tangan yang lembut
4) Gerakan ini dilakukan secara bergantian antara
payudara kanan dan kiri.untuk setiap payudara
dilakukan pijatan selama 2 menit dan beri jeda 5 menit
untuk melakukan stimulasi berikutnya setelah itu ganti
ke payudara yang satu dengan waktu yang sama.
Gerakan stimulasi puting susu ini akan menunjukan
hasil yang lebih baik.
5) Hentikan stimulasi jika terjadi kontraksi.
6) Mencuci tangan
7) Evaluasi
7. Pukul 20:10 WIB : Menganjurkan suami dan keluarga untuk memberikan
dukungan dan semangat pada ibu
8. Pukul 20:13 WIB : Melakukan observasi pengawasan 10 dan
memantau kemajuan persalinan menggunakan
partograf

VII.EVALUASI
Hari/tanggal : Senin 24 Oktober 2022
1. Pukul 19:47 WIB : Ibu dan keluarga sudah mengetahui tentang hasil
pemeriksaan ibu dan janin dalam keadaan baik. Ibu sudah
masuk dalam proses persalinan, pembukaan 6 cm, kulit
ketuban utuh, DJJ : normal (140x/menit)
2. Pukul 19:50 WIB : Ibu bersedia untuk mengikuti anjurang bidan untuk menarik
napas panjang saat kontraksi, berbaring miring ke kiri, dan
makan atau minum di sela kontraksi.
3. Pukul 19:53 WIB : Peralatan dan obat-obatan esensial siap untuk digunakan
4. Pukul 19:54 WIB : Ibu sudah mengetahui dan memahami tentang stimulasi
putting susu atau breast stimulation
5. Pukul 19:54 WIB : Ibu sudah mengetahui dan memahami manfaat dari stimulasi
puting susu atau breast stimulation, dan menyetujui untuk
dilakukan breast stimulation
6. Pukul 19:55 WIB : Ibu merasa lebih rileks dan nyaman karena nyeri yang
diakibatkan oleh kontraksi mulai berkurang.
7. Pukul 20:10 WIB : Suami dan keluarga bersedia untuk memberikan dukungan
dan semangat pada ibu, dan ibu merasa lebih tenang dan
nyaman.
8. Pukul 20:13 WIB : Partograf dan lembaran P10 terlampir.

PENGKAJIAN ll
Dilaksanakan pada hari Senin tanggal 24 Oktober 2022 pukul 22:00 WIB Tempat di PMB
Denik Wahyuni
A. DATA SUBYEKTIF
1. Ibu menyatakan merasa kenceng-kencengnya bertambah sering, lama dan kuat.
2. Ibu menyatakan merasa ingin BAB.
3. Ibu menyatakan ingin meneran.
B. DATA OBYEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
a. Keadaan Umum : Kesakitan
b. Kesadaran : Composmentis
c. Status Emosional : Stabil
d. Tanda-Tanda Vital
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Suhu : 36,9ºC
Respiration Rate/RR : 20x/menit
Heart Rate/HR : 76x/menit
2. Status Obstetri
a. Inspeksi
Genitalia : Terdapat tekanan pada anus, vulva dan sfingter
ani tampak membuka, perineum tampak menonjol.
Pengeluaran pervaginam berupa cairan jernih, berbau khas.
b. Auskultasi
DJJ : 140x/menit
c. HIS : 4'/50’’/kuat
d. Vaginal Toucher (VT) atau pemeriksaan dalam
Ø lengkap, KK negatif, bagian terbawah kepala, penurunan kepala Hodge lll+, Point
Of Direction (POD) ubun-ubun kanan depan. Pengeluaran pervaginam berupa
cairan jernih, berbau khas ± 250 cc.
C. ASSESSMENT
1. Diagnosa Kebidanan
Ny.S, G2P1A0 umur 28 tahun, hamil 39 minggu
Janin tunggal, hidup, intra uterin,
Letak membujur, PUKA, presentasi kepala, kepala sudah masuk PAP
inpartu kala ll
Dasar Diagnosa :
a. Data Subyektif
1) Pernyataan ibu bahwa namanya Ny.S
2) Pernyataan dari ibu bahwa ini adalah kehamilannya kedua, pernah melahirkan
satu kali dan belum pernah keguguran.
3) Peryataan ibu bahwa saat ini berusia 28 tahun
4) Pernyataan ibu bahwa HPHT : 24 Januari 2022, HPL : 31 Oktober 2022
5) Ibu menyatakan merasa kenceng-kencengnya bertambah sering, lama dan kuat.
6) Ibu menyatakan merasa ingin BAB.
7) Ibu menyatakan ingin meneran.
b. Data Obyektif
1) DJJ : 140x/menit
2) HIS : 4'/50’’/kuat
3) Vaginal Toucher (VT) atau pemeriksaan dalam
Ø lengkap, KK negatif, bagian terbawah kepala, penurunan kepala Hodge lll+,
Point Of Direction (POD) ubun-ubun kecil kanan depan. Pengeluaran pervaginam
berupa cairan jernih, berbau khas ± 250 cc.
4) Genetalia : Terdapat tekanan pada anus, vulva dan sfingter ani tampak membuka,
perineum tampak menonjol.
2. Masalah
Tidak muncul
D. PLANNING
Dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 24 Oktober 2022
No Pelaksanaan Evaluasi
Rasional
Waktu Tindakan Waktu Hasil
1. 22:05  Memberitahu ibu  Agar ibu dan 22:10  Ibu dan keluarga
WIB dan keluarga keluarga dapat WIB sudah mengetahui
bahwa mengetahui bahwa pembukaan
pembukaan keadaan saat ini sudah lengkap,
sudah lengkap, dan dapat ketuban telah
ketuban telah mempersiapkan pecah, dan ibu siap
pecah dan ibu diri menghadapi menghadapi
akan segera proses persalinan. proses.
melahirkan. persalinannya.

 Melakukan  Untuk mengetahui  DJJ : reguler


pemeriksaan keadaan janin (140x/menit).
denyut jantung
janin.
2. 22:10 Membantu ibu Agar ibu merasa 22:11 Ibu dalam posisi
WIB dalam nyaman dan proses WIB setengah duduk.
memposisikan persalinan dapat
dirinya untuk berjalan dengan
proses persalinan lancar.
yaitu setengah
duduk.
3. 22:11 Mengajarkan ibu Agar ibu dapat 22:13 Ibu sudah meneran
WIB cara meneran yang meneran dengan WIB dengan benar, yaitu
baik dan benar. baik dan benar. menarik nafas
panjang dari hidung,
tahan, lalu meneran
tanpa suara dan
lewat perut. Meneran
bila ada kontraksi
dan beristrahat di
sela kontraksi.
4. 22:13  Memimpin ibu Agar proses 22:15  Ibu meneran
WIB untuk meneran persalinan dapat WIB dengan baik dan
bila ada berjalan lancer. benar.
kontraksi.
 Menganjurkan  Ibu beristrahat
ibu untuk disela-sela
beristrahat disela kontraksi.
kontraksi.  DJJ: 148x/menit.
 Menilai DJJ
disela kontraksi.
5. 22:15  Menganjurkan  Agar ibu merasa 22:16  Suami bersedia
WIB suami untuk percaya diri dan WIB untuk memberikan
memberikan tenaga ibu tetap support pada ibu
support pada ibu tejaga untuk proses dan bersedia
dan memberi persalinan. untuk minum
minum disela disela kontraksi.
kontraksi.
22:16  Memimpin ibu 22:21  Ibu meneran
WIB meneran kembali WIB dengan baik.
saat ada
kontraksi.
6. 22:21  Meletakan kain  Untuk 22:22  Kain bersih sudah
WIB bersih diatas mengeringkan WIB diletakan di atas
perut ibu dan bayi, menahan air perut ibu, dan
mengganti ketuban dan darah underpad sudah di
underpad di yang keluar. bawah bokong
bawah bokong ibu.
ibu.  Untuk menahan
 Menyiapkan kain perineum.  Kain bersih sudah
bersih didekat ibu berada didekat
ibu.
7. 22:22  Mendekatkan  Agar mudah 22:23  Partus set sudah
WIB partus set ke dijangkau WIB didekatkan pada
dekat ibu. penolong saat ibu.
menolong
persalinan.

 Memakai  Untuk menjaga  Penolong telah


celemek dan sterilisasi dan memakai celemek
sarung tangan mencegah dan sarung tangan
steril. terjadinya infeksi. steril.
22:36  Tampak kepala
WIB janin telah
membuka
perineum 5-6 cm.
8. 22:36 Melindungi Mempertahankan 22:37 Perineum telah
WIB perineum dengan kepala bayi agar WIB dilindungi dengan
satu tangan yang tetap defleksi, tangan kanan, dan
dilapisi dengan membantu lahirnya kepala bayi ditahan
kain bersih dan kepala dan dengan lembut
meletakan tangan mencegah terjadinya menggunakan tangan
yang satu di robekan pada kiri penolong.
belakang kepala perineum.
dengan tekanan
yang lembut.
9. 22:37 Menganjurkan ibu Agar kepala lahir 22:38 Ibu bernafas cepat
WIB untuk meneran tanpa hambatan. WIB dan dangkal dengan
secara perlahan baik, kepala bayi
dan bernafas secara telah lahir.
cepat dan dangkal.
10. 22:38 Memeriksa adanya Untuk memastikan 22:39 Tidak ada lilitan tali
WIB lilitan tali pusat tidak ada lilitan tali WIB pusat pada leher
pada leher bayi. pusat pada leher bayi.
bayi.
11. 22:39  Menunggu Untuk 22:40  Kepala bayi telah
WIB kepala bayi menghilangkan torsi WIB melakukan putaran
melakukan pada leher bayi paksi luar.
putaran paksi karena putaran paksi
luar. dalam.
 Melahirkan bahu  Bahu depan dan
bayi dengan cara bahu belakang bayi
memegang telah lahir.
kepala secara
biparietal, yaitu
menggerakan
kepala kearah
bawah dan distal
hingga bahu
depan muncul di
bawah arkus
pubis, kemudian
gerakan kepala
bayi kearah atas
distal hingga
bahu belakang
lahir.

 Memindahkan
tangan kanan ke
leher bayi,
sedangkan
tangan kiri
menyusuri ke
arah punggung,
bokong dan
tungkai bawah
bayi kemudian
menyelipkan jari
telunjuk diantara
kedua mata kaki
bayi.

12  Melakukan  Untuk 22:42  Bayi lahir spontan,


penilaian selintas mengetahui WIB menangis kuat,
pada bayi keadaan ekstermitas sedikit
pada bayi fleksi, warna kulit
baru lahir kemerahan, jenis
kelamin
perempuan.
13. 22:42 Mengeringkan Untuk menjaga 22:42 Bayi telah
WIB tubuh bayi dengan kehangatan bayi dan WIB dikeringkan dan
handuk dan kain membersihkan diletakan diatas perut
bersih secara hati- kotoran di badan ibu.
hati. bayi.

Pengkajian lll
Dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 24 Oktober 2022, pukul 22.42 WIB
Tempat di PMB Denik Wahynui
A. DATA SUBYEKTIF
Ibu menyatakan perutnya terasa mules.
B. DATA OBYEKTIF
1. Keadaan umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Bayi baru lahir spontan pervaginam tanggal 24 Oktober 2022, pukul 22:42 WIB
4. TFU setinggi pusat
5. Uterus teraba keras
6. Vesika urinaria kosong
7. Plasenta belum lahir
C. ASSESSMENT
1. Diagnosa Kebidanan
Ny.S, P2A0 umur 28 tahun inpartu kala lll
Dasar Diagnosa:
a. Data Subyektif
1) Pernyataan namanya Ny.S
2) Pernyataan dari ibu bahwa ini persalinan yang kedua dan belum pernah
keguguran
3) Pernyataan ibu bahwa saat ini berusia 28 tahun
b. Data Obyektif
1) Bayi lahir pada tanggal 24 Oktober 2022, pukul 22:42 WIB
2) TFU setinggi pusat
3) Uterus teraba keras
4) Vesika urinaria kosong
5) Plasenta belum lahir
2. Masalah
Tidak muncul
D. PLANNING
Dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 24 Oktober 2022
Pelaksanaan Evaluasi
No Rasional Wakt
Waktu Tindakan Hasil
u
1. 22:42 Memeriksa Untuk 22:42 Janin tunggal.
WIB apakah terdapat memastikan WIB
janin kedua pada janin tunggal.
uterus ibu.
2. 22:42  Memberitahu  Agar rahim 22:43  Ibu bersedia
ibu akan berkontraksi. WIB untuk disuntikan
disuntik oksitosin dan
oksitosin. mengetahui manfaat
suntikan.
 Merangsang  Oksitosin telah
 Menyuntikan uterus disuntikan.
oksitosin 10 berkontraksi
unit secara IM  Mempercepat
di proses kala lll
sepertiga distal  Mencegah
lateral. terjadinya
perdarahan.
3 22:43 Melakukan Untuk 22:44 Tali pusat bayi telah
WIB penjepitan tali memudahkan WIB di potong dan dijepit
pusat 3 cm dari pemotongan tali menggunakan cord
umbilical bayi pusat dan klem.
mengunakan cord mencegah
klem palstik lalu perlukaan pada
menjepit tali perut bayi.
pusat dengan
jarak 2 cm dari
klem umbilikal
kemudian
memotong tali
pusat diantara
kedua klem dan
menjepit tali
pusat
menggunakan
cord klem.
4. 22:44  Mengganti kain  Untuk 22:46  Kain basah telah
WIB basah dengan mencegah WIB diganti dengan
kain kering. hipotermia kain yang kering.
pada bayi.
 Meletakan bayi  Agar terjalin  Ibu dan bayi
di atas perut kontak batin dalam keadaan
ibu untuk pertama antar hangat, bayi
dilakukan ibu dan bayi masih bergerak
proses IMD. serta menjaga mencari puting
Ibu dan bayi kehangatan susu ibu.
dalam kondisi ibu dan bayi.
tidak memakai
baju dan
diselubungi
dengan kain
hangat, serta
menutup
kepala bayi
dengan topi.
5. 22:46  Memindahkan  Agar 22:47  klem sudah
WIB klem 5 cm di penegangan tali WIB didekatkan 5 cm di
depan vulva pusat lebih depan vulva.
efektif.
6. 22:47 Melaksanakan untuk mencegah 22:52 Terdapat tanda-tanda
WIB tindakan terjadinya WIB pelepasan plasenta,
penegangan tali inversio uteri yaitu:
pusat terkendali  Tali pusat
untuk melahirkan bertambah
plasenta dengan panjang
cara tangan kanan  Semburan darah
menegangkan tali tiba-tiba
pusat kemudian  Uterus
tangan yang lain mengglobuler
mendorong uterus
kearah belakang-
atas (dorso-
kranial)
7. 22:52 Menganjurkan ibu 22:54 Plasenta muncul di
WIB untuk meneran WIB introitus vagina
sambil tali pusat
ditegangkan.
8. 22:54  Melahirkan  Agar tidak ada 22:55  Plasenta lahir.
WIB plasenta dengan plasenta dan WIB
kedua tangan selaput
dengan plasenta yang
memegang dan tertinggal di
memutar dalam kavum
plasenta hingga uteri.
selaput terpilin
dengan hati-
hati.  Agar mudah  Plasenta telah
 Meletakan dalam diletakan ke dalam
plasenta ke melakukan wadah.
dalam wadah pemeriksaan
yang telah selaput
disediakan. plasenta.

9. 22:55 Melakukan Agar uterus 22:56 Masase uterus telah


WIB masase uterus berkontraksi WIB dilakukan, dan
dengan meletakan dengan baik uterus telah
telapak tangan di sehingga tidak berkontraksi ditandai
fundus ibu dan terjadi dengan uterus teraba
menggerakan perdarahan. keras.
telapak tangan
secara melingkar
dengan lembut
hingga uterus
teraba keras
(berkontraksi).
10. 22:56  Memeriksa  Untuk 22:57 - Plasenta lengkap
WIB kelengkapan memastikan WIB - Selaput plasenta
plasenta. kelengkapan utuh
plasenta. - Tidak ada
pengapuran
- Tidak ada infark
- Insersi tali pusat
sentralis
- Panjang tali pusat
50 cm.
 Meletakan  Untuk  Plasenta telah
kembali diberikan diletakan di
plasenta ke kepada wadah.
dalam wadah keluarga ibu
plasenta yang
telah dilapisi
kantong plastic
11. 22:57 Memeriksa Untuk 22:58 Tidak ada laserasi
WIB adanya laserasi memastikan ada WIB pada jalan lahir
pada jalan lahir atau tidaknya
laserasi pada
jalan lahir

12. 22:58 Memantau jumlah Untuk 23:00  KU : baik


WIB perdarahan pada memastikan WIB  TD : 110/70
15 menit pertama keadaan ibu dan mmHg
1 jam postpartum jumlah  HR : 82x/menit
perdarahan  RR : 20x/menit
 Suhu : 36,8ºC
 TFU : 2 jari
dibawah pusat
 Kontraksi : keras
 Kandung kemih :
kosong
 Jumlah
perdarahan : ±
100 cc
12. 23:00 Mengajarkan ibu Agar kontraksi 23:01 Ibu telah melakukan
WIB dan keluarga uterus tetap WIB masase uterus, dan
untuk melakukan terjaga dengan uterus berkontraksi
masase pada perut baik dengan baik
ibu

Pengkajian Vl
Dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 24 Oktober 2022, pukul 23:02 WIB
Tempat di PMB Denik Wahyuni
A. DATA SUBYEKTIF
Ibu menyatakan perutnya masih terasa mules.
B. DATA OBYEKTIF
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Bayi baru lahir spontan pervaginam tanggal 24 Oktober 2022, pukul 22:42 WIB
4. Plasenta lahir pada tanggal 24 Oktober 2022 pukul 22:55 WIB
5. TFU 2 jari di bawah pusat
6. Uterus teraba keras
7. Perdarahan ± 150 cc
8. Kandung kemih kosong
C. ASSESSMENT
1. Diagnosa Kebidanan
Ny.S, P2A0 umur 28 tahun inpartu kala IV
Dasar Diagnosa:
a. Data Subyektif
1) Pernyataan ibu bahwa namanya Ny.S
2) Pernyataan dari ibu bahwa ini adalah persalinannya yang kedua dan belum
pernah keguguran.
3) Pernyataan dari ibu bahwa saat ini berusia 28 tahun.
b. Data Obyektif
1) Keadaan Umum : Baik
2) Kesadaran : Composmentis
3) Bayi baru lahir spontan pervaginam tanggal pukul 22.42 WIB
4) Plasenta lahir pada tanggal pukul 22.55 WIB
5) TFU 2 jari di bawah pusat
6) Uterus teraba keras
7) Perdarahan ± 120 cc
8) Kandung kemih kosong
2. Masalah
Tidak muncul

D. PLANNING
Dilaksanakan pada hari Senin, tanggal 24 Oktober 2022
No Pelaksanaan Evaluasi
Rasional
Waktu Tindakan Waktu Hasil
1. 22:03 Agar peralatan 22:04 Peralatan
WIB partus bersih. WIB telah
Merendam peralatan
direndam
partus ke dalam wadah
dalam
berisi larutan klorin 0,5
larutan
% selama 10 menit.
klorin 0,5
%
2 22:04 Membantu Agar ibu merasa 22:10 Ibu telah
WIB membersihkan ibu bersih dan WIB bersih dan
dengan waslap dan air nyaman. memakai
DTT dan memakaikan baju.
baju yang bersih dan
kering
3. 22:10 Membersihkan tempat Agar tempat 22:13 Tempat
bersalin dengan waslap persalinan bersih WIB bersalin
dan larutan klorin telah
0,5%. Mencelupkan dibersihkan.
sarung tangan kedalam
larutan klorin 0,5 %
dan melepas lalu
merendam selama 10
menit dan mencuci
tangan
4. 22:13 Melakukan evaluasi Untuk 22:14 Bayi telah
proses IMD pada bayi memastikan WIB menemukan
baru lahir. proses IMD puting susu
berhasil atau ibu secara
tidak dan mandiri
memantau
kondisi bayi baru
lahir.
5. 22:14 Memberikan nutrsisi Agar kebutuhan 22:15 Ibu telah
WIB pada ibu berupa nasi, ibu dapat WIB mendapatka
sayur, lauk 1 porsi dan terpenuhi n nutrisi
air putih 1 gelas serta dan obat-
obat-obatan obatan:
 Tablet Fe 60 mg (1
tablet)  Tablet Fe
 Vitamin A 200.000 60 mg 1
IU (1 kapsul) secara tablet
oral.  Vitamin
A 200.000
IU 1
kapsul.
6. 22:15 Melakukan Untuk 22:20 Hasil
pemantauan 2 jam mengetahui WIB observasi
postpartum selanjutnya keadaan ibu terlampir
(tekanan darah, nadi, pada lembar
suhu, tinggi fundus belakang
uteri, kontraksi uterus, partograf.
kandung kemih, darah
yang keluar).
Pemantauan dilakukan
setiap 15 menit pada
satu jam pertama, dan
setiap 30 menit pada
satu jam kedua.

BAB IV
PEMBAHASAN
Persalinan dapat berlangsung dengan baik bila 3P berjalan harmonis artinya kekuatan
his sesuai dengan perjalanan persalinan, power (his dan tenaga meneran), passenger (janin
dan plasentanya) yang besarnya dalam batas normal, passage (jalan lahir) yang tidak
terdapat hambatan yang berat sehingga his dapat mengatasinya dengan baik. (Manuaba,
2010 : 385). Kurangnya penanganan stimulasi putting susu merupakan factor yang sangat
berpengaruh. Fenomena yang biasanya terjadi pada kalla II yaitu ibu kurang bisa mengejan
dengan kuat, hal tersebut lebih sering terjadi pada ibu primigravida dari pada multigravida.
Dengan adanya fenomena tersebut pengaruh persalinan kala II mempunyai peranan yang
sangat penting, maka dari itu pengaruh stimulasi atau rangsangan pada putting susu dapat
menambah intensitas kontraksi utuerus karena rangsangan reseptor regang ini akan
merangsang pelepasan oksitosin dari hipofisis posterior.
Jika kehamilan tergolong sehat, dan tidak mengalami komplikasi apapun, stimulasi
putting susu aman dilakukan. Teknik ini tidak akan merangsang Rahim secara berlebihan,
yang mungkin akan berbahaya bagi bayi. Sebaliknya, jika ibu memiliki kehamilan yang
beresiko seperti adanya panggul sempit, maka stimulasi ini tidak boleh dilakukan pada ibu
yang mempunyai panggul sempit (Anonimity, 2012). Sehingga hasil rangsangan tidak akan
membuat janin semakin turun ke bawah malah bagian terendah bayi akan semakin terdesak
kebawah. His yang semakin kuat akibat stimulasi tersebut akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya rupture uteri dan beresiko pada janin.
Askeb pada bab ini membahas tentang asuhan kebidanan ibu inpartu/intra partum
dengan kebutuhan breast stimulation pada Ny. S G2 P1 A0 usia 24 tahun hamil 39 minggu
dengan keluhan utama Ibu menyatakan perutnya terasa kenceng-kenceng sering, teratur dan
kuat, keluar lendir bercampur darah dari jalan lahir, serta belum keluar air dari jalan lahir.
Ibu mengatakan merasa nyeri pada bagian perut, pinggang yang menjalar kebagian
punggung akibat kencang-kencang. Pernyataan ibu bahwa HPHT tanggal 24 januari 2022,
HPL tanggal 31 Oktober 2022
Dilaksanakan pemeriksaan pada hari jumaat 24 oktober 2022, pukul 19.45 WIB,
Memberitahu ibu dan keluarga tentang hasil pemeriksaan bahwa ibu sudah memasuki masa
persalinan, keadaan ibu dan janin baik. Hasil pemeriksaaan dalam yaitu pembukaan 6 cm,
ketuban utuh, DJJ 140 x/menit. Pukul 19.47 WIB, memberikan asuhan sayang ibu,
menganjurkan ibu relaksasi nafas panjang saat ada kontraksi,memenuhi kebutuhan nutrisi
ibu (makan: nasi, lauk, sayur; minum: air putih dan teh hangat), menganjurkan ibu berbaring
miring ke kiri. Pukul 19:50 WIB, menyiapkan peralatan partus set, obat-obatan esensial,
APD, perlengkapan bayi dan ibu. Pukul 19:53 WIB, Menjelaskan pada ibu dan keluarga
tentan Breast stimulation yaitu rangkaian tidakan menggosok, memijat dan melakukan
gerakan melingkar di daerah putting dengan lembut yang bias membantu meningkatkan
kontraksi rahim. Pukul 19:54 WIB, menjelaskan pada ibu tentang manfaat breast stimulation
yaitu meningkatkan pelepasan horomon oksitosin yang dapat menyebabkan kontraksi
Rahim, membantu menghilangkan stress dan menghilangkan rasa sakit, membantu
menguatkan ikan antara ibu dan pasangannya dalam proses merangsang kontraksi uterus.
Pukul 19:55 WIB, melakukan breast stimulation pada ibu dengan cara :
a. Melakukan inforn consent dengan ibu dan keluarga tentang terapi stimulasi
putting susu atau breast stimulation.
b. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
c. Mengatur posisi pasien
d. Menginstruksikan pada ibu untuk membuka baju bagian atas dan bra
e. Memposisikan ibu dengan nyaman
f. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
g. Memastikan kondisi psikologis dan nutrisi pasien
h. Mengecek tidak ada luka bekas operasi pada payudara yang akan dilakukan
pemijatan atau stimulasi.
i. Menganjurkan ibu untuk nafas dalam dengan mengambil nafas dari hidung
lalu keluarkan melalui mulut sebanyak tiga kali
j. Melakukan memijatan atau menggosok payudara menggunakan telapak
tangan dengan cara :
1. Letakan telapak tangan di bagian atas aerola,
2. Kemudian lakukan gerakan melingkar keatas dengan tekanan yang
lembut
3. Gerakan melingkar kesamping ikuti dengan tekanan telapak tangan
yang lembut
4. Gerakan ini dilakukan secara bergantian antara payudara kanan dan
kiri.untuk setiap payudara dilakukan pijatan selama 2 menit dan beri
jeda 5 menit untuk melakukan stimulasi berikutnya setelah itu ganti ke
payudara yang satu dengan waktu yang sama. Gerakan stimulasi puting
susu ini akan menunjukan hasil yang lebih baik.
5. Hentikan stimulasi jika terjadi kontraksi.
6. Mencuci tangan
7. Evaluasi.
Pukul 20:10 WIB, Menganjurkan suami dan keluarga untuk memberikan dukungan
dan semangat pada ibu, Pukul 20:13 WIB, melakukan observasi pengawasan 10 dan
memantau kemajuan persalinan menggunakan partograf.
Secara teori payudara yang dirangsang akan melepaskan hormon oksitosin yang dapat
menyebabkan kontraksi, hormon oksitosin yang dapat menyebabkan persalinan yang dapat
dihasilkan secara alamiah yaitu dengan stimulasi puting susu pada ibu (Chapman, 2006 :
99). Stimulasi puting (nipple stimulation) adalah menggosok, memijat atau melakukan
gerakan melingkar di daerah puting dengan lembut yang diyakini bisa mendorong terjadinya
kontraksi awal. Pada penelitian yang mendukung yang dilakukan oleh Sih Rini Handajani,
KH Endah Widhi Astuti dengan judul Pengaruh Teknik Stimulasi Puting Susu Terhadap
Lama Persalinan Kala I hasil yang didapatkan yaitu rata-rata lama persalinan kala I pada
kelompok kontrol ibu bersalin primigravida yang tidak melakukan stimulasi puting susu
(mobilisasi) di Puskesmas Gajahan adalah 3.36 menit, rata-rata lama persalinan kala I pada
kelompok perlakuan ibu bersalin primigravida yang melakukan stimulasi puting susu di
Puskesmas Gajahan adalah 3.21 menit dan ada pengaruh stimulasi puting susu terhadap
lama persalinan kala 1 dengan p value = -0,295 (p < 0,05) sehingga Ho diterima karena -
0,295 < 2,002. Stimulasi puting susu mempunyai pengaruh terhadap lama kala I di
Puskesmas Gajahan Surakarta. Sehingga tidak terdapat kesenjangan antara teori dan kasus.

BAB V
PENIUTUP
A. Kesimpulan

Upaya Untuk meningkatkan pengetahuan bagi bidan tentang stimulasi puting susu
yang dapat meningkatkan kontraksi uterus dapat dilakukan dengan seminar atau sharing
antar sesama tenaga kesehatan kemudian peran bidan sebagai pendidik dapat diberikan
melalui penyuluhan-penyuluhan seperti pemberian leaflet dan konseling pada ibu hamil
atau ibu bersalin sehingga pada waktu yang akan datang diharapkan ibu tersebut dapat
mengetahui fungsi dan kegunaan dari stimulasi puting susu yang berpengaruh pada
peningkatan kontraksi sehingga uterus mengalami ketegangan dengan kontraksi yang
paling nyeri maka indikasinya efektifitas stimulasi puting susu sangat berperan penting
dalam membantu proses kelahiran. Bidan juga dapat termotivasi untuk memahami dan
menerapkan pada setiap persalinan yang normal.

B. Saran

Setiap masyarakat harus selalu tanggap terhadap informasi yang diberikan oleh
tenaga kesehatan untuk meningkatkan kualitas hidupnya. Pada Setiap Pelayanan
kebidanan sebaiknya perlu diberikan konseling atau penyuluhan bagi ibu hamil, ibu
bersalin maupun pasangan usia subur tentang upaya untuk meningkatkan kontraksi uterus
dengan cara melakukan stimulasi puting susu. Diharapkan Penelitian ini dapat digunakan
sebagai referensi untuk melakukan penelitian lebih lanjut dengan tingkat kesempurnaan
lebih baik agar hasil yang dicapai dapat lebih optimal. Setiap Pelayanan Kebidanan
sebaiknya diberikan pendidikan pada ibu hamil saat ANC tentang upaya-upaya yang dapat
dilakukan untuk meningkatkan kontraksi uterus pada kala II persalinan, sehingga dapat
menurunkan angka kejadian persalinan dengan kontraksi yang lemah

DAFTAR PUSTAKA
1. Andriana, Evariny. 2017. Melahirkan Tanpa Rasa Sakit. Jakarta : PT Bhuana Ilmu
Populer
2. WHO. 2014. Perawatan dalam Kelahiran Normal. Jakarta: EGC
3. Dinas Kesehatan Kabupaten Semarang.Profil Kesehatan Kabupaten Semarang tahun
2015[Diaksesatanggala23aoktobera2022].aDidapatadari
http://www.depkesjatengprov.go.id/resources/download/profil/PROFIL KAB KOTA
2014/3322 Jateng Kab Semarang 2015.pdf
4. Pastuty, R, 2009. Buku Saku Kebidanan Ibu Bersalin. Jakarta
5. Wulansari, andrias, dkk. 2014. Jurnal Maternitas Metode Endorphine Massage untuk
Mengurangi Rasa Nyeri Pada Ibu Kala I Primigravida. Program Studi Keperawatan
Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya : Malang
6. Ilmiah Shofa W. 2015. Asuhan Persalinan Normal. Yogyakarta : Nuha Medika
7. Prawirohardjo, Sarwono. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal
dan
Neonatal. Jakarta : PT Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
8. Fajaryani, Tika, dkk. 2012. Perbedaan Tingkat Nyeri Persalinan Pada Ibu Bersalin
Normal Primigravida dan Multigravida, 1-4.
9. Takahata, Kaori, Shigeko Horiuchi, et al. 2019. Oxytocin Levels In Low-Risk Primiparas
Following Breast Stimulation For Spontaneous Onset Of Labor: A Quasi-
Experimental Study. BMC Pregnancy and Childbirth.
10. YP, Rahayu, Dona Sismeri. 2018. Pengaruh Rangsangan Puting Susu pada Ibu Bersalin
terhadap Lama Kala II Persalinan Di BPM M. Jurnal Dinamika Kesehatan, Vol 9 No.
2 Desember 2018. Banjarmasin: AKBID Sari Mulia.
11. Takahata, Kaori, Shigeko Horiuchi, et al. 2019. Oxytocin Levels In Low-Risk Primiparas
Following Breast Stimulation For Spontaneous Onset Of Labor: A Quasi-
Experimental Study. BMC Pregnancy and Childbirth.
12. Sih Rini Handajani, KH Endah Widhi Astuti. 2016. Pengaruh Teknik Stimulasi Puting
Susu Terhadap Lama Persalinan Kala I. Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan, Volume 5,
No 2,November 2016, hlm 110-237
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
BREAST STIMULATION
Stimulasi puting (nipple stimulation) adalah menggosok,
memijat atau melakukan gerakan melingkar di daerah
PENGERTIAN
puting dengan lembut yang diyakini bisa mendorong
terjadinya kontraksi
1. Meningkatkan pelepasan hormon oksitosin yang dapat
menyebabkan kontraksi rahim
2. Membantu mengurangi stress dan menghilangkan rasa
TUJUAN
sakit
3. Membantu menguatkan ikatan antara ibu dan
pasangannya dalam proses merangsang kontraksi uterus
1. Bidan
PETUGAS 2. Tenaga terlatih
3. Suami
1. Tempat tidur
PERALATAN 2. Bantal
3. Jam tangan
1. Inform Consent dengan ibu dan keluarga tentang
PERSIAPAN pelaksanaan terapi Stimulasi Putting Susu.
PASIEN 2. Ruangan tempat dilakukan tindakan hendaknya tidak
pengap dan mempunyai sirkulasi udara yang baik
1. Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
2. Mengatur posisi pasien
3. Memastikan kondisi psikologis dan nutrisi pasien
4. Mengecek tidak ada luka bekas operasi pada
payudara yang akan dilakukan pemijatan atau
stimulasi.
5. Menganjurkan ibu untuk nafas dalam dengan
mengambil nafas dari hidung lalu keluarkan melalui
mulut sebanyak tiga kali
6. Melakukan memijatan atau menggosok payudara
menggunakan telapak tangan dengan cara :
a. Letakan telapak tangan di bagian atas aerola,

Anda mungkin juga menyukai