Anda di halaman 1dari 45

PENGARUH TERAPI ROLLING MASSAGE TERHADAP

INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST SECTIO CAESARIA


DI RUANG CEMPAKA
RSUD NGUDI WALUYO KABUPATEN BLITAR

MINI RISET

OLEH :

JANIKA FERGIWATI 40218003


KHALID ALFIADY 40218004
PURWO JATI KANAKA 40218009
ROFI KHOTUL ISMI 40218011

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
INSTITUT ILMU KESEHATAN BHAKTI WIYATA
KEDIRI
2018
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Salah satu cara untuk menurunkan angka kematian dengan tindakan

penyelamatan bayi serta ibunya dalam persalinan dengan cara operasi sectio

caesaria (SC). Sectio caesaria merupakan kelahiran janin melalui jalur

abdominal (laparotomi) yang memerlukan insisi ke dalam uterus (histerotomi)

untuk mengeluarkan bayi (Abasi, 2015). Baik dijadwalkan maupun tidak

karena kegawatdaruratan, kehilangan pengalaman melahirkan secara normal

pada ibu multigravida bisa memberikan efek negative terhadap ibu, seperti

kecemasan. Suatu upaya yang dapat dilakukan untuk mempertahankan

kehidupan anak lebih utama daripada prosedur operasi, yaitu ibu melahirkan

secara pembedahan bukan persalinan pervaginam (Manurung S, 2014).

Prevelensi persalinan dengan Sectio Caesaria (SC) secara internasional

menurut WHO pada tahun 2015 selama hampir 30 tahun tingkat persalinan

dengan SC menjadi 10% sampai 15% dari semua proses persalinan di Negara-

negara berkembang. Berdasarkan hasil data RISKESDAS tahun 2013, angka

ibu melahirkan dengan SC di Indonesia 9,8% dengan proporsi tertinggi di

DKI Jakarta 19,9% dan terendah di Sulawesi Tenggara 3,3%, Di Jawa Timur

1
2

pada tahun 2013 tercatat 67.076 ribu kasus, sementara di RSUD Ngudi

Waluyo Blitar pada tahun 2018 mencapai … kasus.

Nyeri merupakan suatau kondisi yang lebih dari sekedar sensasi tunggal

yang disebabkan oleh stimulus tertentu. Nyeri bersifat subjektif dan bersifat

individual. Stimulus nyeri dapat berupa stimulus yang bersifat fisik dan atau

mental sedanglan kerusakan dapat terjadi pada jaringan aktual atau pada

fungsi ego seorang individu (Mahon, 1995;Potter & Perry, 2006).

Nyeri pada ibu post SC dapat menimbulkan berbagai masalah, salah

satunya masalah laktasi. Sekitar 68% ibu post SCmengalami kesulitan dengan

perawatan bayi, bergerak naik turun dari tempat tidur dan mengatur posisi

yang nyaman selama menyusui akibat adanya nyeri (Anggorowati, dkk 2007).

Rasa nyeri tersebut akan menyebabkan pasien menunda pemberian ASI sejak

awal pada bayinya, karena rasa tidak nyaman selama proses menyusui

berlangsung atau peningkatan intensitas nyeri setelah operasi (Batubara dkk,

2008).

Manajemen nyeri mempunyai beberapa tindakan atau prosedur baik secara

farmakologis maupun non farmakologis. Prosedur secara farmakologis

dilakukan dengan pemberian analgesik, yaitu untuk mengurangi atau

menghilangkan rasa nyeri (Yuliatun, 2008). Sedangkan secara non

farmakologis dapat dilakukan dengan cara relaksasi, teknik pernapasan,

pergerakan atau perubahan posisi, masase, akupressur, terapi panas atau


3

dingin, hypnobirthing, musik, dan TENS (Transcutaneous Electrical Nerve

Stimulation).

Salah satu pengobatan non-farmakologis yang dapat dilakukan adalah

teknik Rolling Massage atau pemijatan pada tulang belakang (costae ke lima-

enam) membantu endhorphin dalam meningkatkan rasa nyaman setelah

melahirkan. Kelebihan dari massage ini adalah massage dapat dilakukan oleh

orang terdekat selain perawat yang telah diajarkan untuk melakukan pemijatan

secara mandiri, bisa dilakukan oleh suami sebagai orang terdekat dengan

pasien, selain massage dapat meningkatkan rasa nyaman pada ibu post SC

dapat mempererat jalinan kasih sayang antara suami-istri. Ibu akan merasa

sangat di perhatikan dan diutamakan oleh suami dan itu akan merangsang

hormon bahagia (Endhorphin) sehingga merasa sangat nyaman setelah

pembedahan Sectio Caesaria.

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengetahui apakah

Rolling Massage efektif dalam mengurangi intensitas nyeri pada pasien post

Sectio Caesaria (SC).

B. Rumusan Masalah

Bagaimana keefektifan metode Rolling Massage dalam mengurangi

intensitas nyeri pada pasien post Sectio Caesaria (SC) di ruang Cempaka

RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.


4

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat efektifitas metode Rolling Massage dalam

mengurangi intensitas nyeri pada pasien post Sectio Caesaria (SC) di

ruang Cempaka RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

2. Tujuan Khusus

a. Mengidentifikasi intensitas nyeri pada pasien post Sectio Caesaria

(SC) di ruang Cempaka RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

b. Menganalisis efektifitas metode Rolling Massage dalam mengurangi

intensitas nyeri pada pasien post Sectio Caesaria (SC) di ruang

Cempaka RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

D. Manfaat Teoritis

1. Teoritis

Diharapkan penelitian ini dapat menambah pengetahuan dan

pengalaman dalam belajar meneliti, serta dapat dijadikan masukan untuk

mengembangkan ilmu keperawatan, menggambarkan kemampuan

sumberdaya guna mendukung pengembangan pelayanan kesehatan yang

direncanakan, khususnya pada departemen maternitas dan dapat

memberikan informasi untuk bahan penelitian selanjutnya.


5

2. Aplikatif

Diharapkan penelitian ini dapat dijadikan sarana untuk menyusun

kebijakan dalam menyusun strategi pengembangan sistem pelayanan

kesehatan serta dapat digunakan oleh pihak rumah sakit, puskesmas

maupun klinik yang memiliki unit kamar bersalin yang memungkinkan

untuk diberikannya Rolling Massage.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Persalinan

1. Definisi persalinan

Persalinan merupakan suatu proses pengeluaran bayi dengan usia

kehamilan yang cukup, letak memanjang atau sejajar sumbu badan ibu,

presentasi belakang kepala, keseimbangan diameter kepala bayi dan

panggul ibu, serta dengan tenaga ibu sendiri. Hampir sebagian besar

persalinan merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%)

merupakan persalinan patologik (Saifuddin, 2010).Persalinan adalah

proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan plasenta) yang telah cukup

umur kehamilannya dan dapat hidup di luar kandungan melalui jalan lahir

atau jalan lain dengan bantuan atau dengan kekuatan ibu sendiri

(Manuaba, 2010).

2. Bentuk-bentuk persalinan menurut Manuaba (2010) yaitu:

a) Persalinan spontan:bila proses persalinan seluruhnya berlangsung

dengan kekuatan ibu sendiri.

b) Persalinan buatan : bila proses persalinan dibantu oleh tenaga dari

luar

c) Persalinan anjuran (partus presipitatus)

6
7

3. Proses Terjadinya Persalinan

Peningkatan kadar prostaglandin, oksitosin, dan progesteron

diduga berperan dalam permulaan awitan persalinan. Kadarnya

meningkat secara progresif dan mencapai puncak saat melahirkan kepala

dan setelah pelepasan plasenta (Medforth, 2011).

Menurut Manuaba (2010) sebab terjadinya proses persalinan

belum diketahui secara pasti, sehingga timbul beberapa teori yang

berkaitan dengan mulai terjadinya hisyaitu:

a) Hormon estrogen meningkatkan sensivitas otot rahim, sehingga

memudahkan penerimaan rangsangan dari luar misal rangsangan

oksitosin, prostaglandin, dan rangsangan mekanis.

b) Progesteron menurunkan sensitivitas otot rahim, menyulitkan

penerimaan rangsangan dari luar seperti rangsangan oksitosin,

prostaglandin, rangsangan mekanis dan menyebabkan otot rahim

dan otot polos relaksasi.

4. Manifestasi Klinis persalinan

Menurut Saifudin (2010), tanda dan gejala persalinan antara lain:

a) Rasa sakit karena his datang lebih kuat, sering dan teratur.

b) Keluarnya lendir bercampur darah (blood show) karena robekan-

robekan kecil pada serviks.

c) Terkadang ketuban pecah dengan sendirinya.


8

d) Pada pemeriksaan dalam didapati servik mendatar dan

pembukaan telah ada.

5. Mekanisme persalinan

Beberapa faktor yang berperan didalam sebuah proses persalinan

menurut Sondakh (2013) meliputi :

a) Power (Kekuatan) Kekuatan atau tenaga yang mendorong janin

keluar. Kekuatan tersebut meliputi kontraksi dan tenaga meneran.

b) Passenger (Penumpang) Penumpang dalam persalinan adalah janin

dan plasenta. Hal-hal yang perlu diperhatikan mengenai janin

adalah ukuran kepala janin, presentasi,letak, sikap dan posisi janin,

sedangkan yang perlu diperhatikan pada plasenta adalah letak,

besar, dan luasnya.

c) Passage (Jalan lahir)Jalan lahir terbagi atas dua, yaitu jalan lahir

keras dan jalan lahir lunak. Hal-hal yang perlu diperhatikan dari

jalan keras adalah ukuran dan bentuk tulang panggul, sedangkan

pada jalan lahir lunak adalah segmen bawah uterus yang dapat

meregang, serviks, otot dasar panggul.


9

B. Konsep Persalinan Sectio Caesaria

1. Definisi Sectio Caesaria

Sectio Caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak lewat

insisi pada dinding abdomen dan uterus (Oxorn & William, 2010). Menurut

Amru Sofian (2012) Sectio Caesaria adalah suatu cara melahirkan janin

dengan membuat sayatan pada dinding uterus melalui dinding depan perut

(Amin & Hardhi, 2013).

2. Etiologi

Menurut Amin & Hardi (2013) etiologi Sectio Caesaria ada dua yaitu sebagai

berikut:

a. Etiologi yang berasal dari ibu yaitu pada primigravida dengan kelainan

letak, primipara tua disertai kelainan letak ada, disporporsi sefalo pelvik

(disproporsi janin/ panggul), ada sejarah kehamilan dan persalinan yang

buruk, terdapat kesempitan panggul, placenta previa terutama pada

primigravida, solutsio placenta tingkat I-II, komplikasi kehamilan yaitu

preeklampsi-eklampsia, atas permitaan, kehamilan yang disertai penyakit

(jantung, DM), gangguan perjalanan persalinan (kista ovarium, mioma

uteri dan sebagainya).

b. Etiologi yang berasal dari janin Fetal distress/ gawat janin, mal presentasi

dan mal posisi kedudukan janin, prolapsus tali pusat dengan pembukaan

kecil, kegagalan persalinan vakum atau forseps ekstraksi.


10

C. Konsep Dasar Nyeri

1. Definisi nyeri

Nyeri adalah sensori yang muncul akibat stimulus nyeri berupa yang

berupa biologis, zat kimia, panas, listrik serta mekanik (Prasetyo, 2010).

Nyeri merupakan perasaan tidak nyaman, sangat subjektif, dan hanya

orang yang mengalaminya yang dapat menjelaskan dan mengevaluasi

peraaan tersebut (Mubarak, W. I, 2007).

2. Klasifikasi Nyeri

Klasifikasi nyeri secara umum, antara lain (Setyohadi, 2007)

a) Nyeri akut yaitu nyeri yang timbul segera setelah rangsangan dan

hilang setelah penyembuhan.

b) Nyeri kronik yaitu nyeri yang menetap selama lebih dari 3 bulan

walaupun proses penyembuhan sudah selesai.

3. Intensitas nyeri

Intensitas nyeri adalah gambaran seberapa parah nyeri dirasakan

oleh individu. Pengukuran intensitas nyeri sangat subjektif dan individual

dan kemungkinan nyeri dalam intensitas yang sama dirasakan sangat

berbeda oleh dua orang yang berbeda. Pengukuran nyeri dengan

pendekatan objektif yang paling mungkin adalah menggunakan respon

fisiologik tubuh terhadap nyeri itu sendiri.Namun, pengukuran dengan

teknik ini juga tidak dapat memberikan gambaran pasti tentang nyeri itu

sendiri (Tamsuri, 2007 dalam Batbual, 2010).


11

Terdapat beberapa skala nyeri yang dapat digunakan untuk

mengetahui tingkat nyeri antara lain :

a) Verbal Descriptor Scale(VDS)

Skala pendeskripsi verbal merupakan sebuah garis yang terdiri

dari tiga sampai lima kata pendeskripsi yang tersusun dengan jarak

yang sama di sepanjang garis. Pendeskripsi ini diurutkan dari "tidak

terasa nyeri" sampai "nyeri yang tidak tertahan".Perawat menunjukkan

klien tentang skala tersebut dan meminta klien untuk memilih

intensitas nyeri terbaru yang dirasakannya.Perawat juga menanyakan

seberapa jauh nyeri terasa paling menyakitkan dan seberapa jauh nyeri

terasa tidak menyakitkan.Alat VDS ini memungkinkan klien memilih

sebuah kategori untuk mendeskripsikan rasa nyeri. Karena dengan

menggunakan skala nyeri VDS pasien dapat mengungkapkan perasaan

nyeri yang dirasakan tanpa harus menunjukan dengan angka. (Potter

&Perry 2005).

b) Skala Nyeri Oucher

Skala nyeri Ouchermerupakan salah satu alat untuk mengukur

intensitas nyeri pada anak, yang terdiri dari dua skala yang terpisah,

yaitu sebuah skala dengan nilai 0-100 pada sisi sebelah kiri untuk

anak-anak yang lebih besar dan skala fotografik dengan enam gambar

pada sisi kanan untuk anak-anak yang lebih kecil. Skala nyeri Oucher

biasanya digunakan untuk mengukur skala nyeri anak – anak karena


12

anak tidak dapat mengatakan nyeri yang dirasakan dan tidak dapat

menunjukan angka nyeri yang dirasakan. Foto wajah seorang anak

dengan peningkatan rasa tidak nyaman dirancang sebagai petunjuk

untuk memberi anak-anak pengertian sehingga dapat memahami

makna dan tingkat keparahan nyeri (Potter & Perry 2005).

Gambar II.1 Skala Nyeri Oucher (Potter & Perry 2005).

c) Wong-Baker FACES Pain Rating Scale

Skala ini terdiri dari enam wajah dengan profil kartun yang

menggambarkan wajah dari wajah yang sedang tersenyum hal ini

menunjukkan tidak adanya nyeri kemudian secara bertahap meningkat

menjadi wajah kurang bahagia, wajah yang sangat sedih, sampai wajah
13

yang sangat ketakutan hal ini menunjukkan adanya nyeri yang sangat

(Potter & Perry 2005).

Gambar II.2 Wong-Baker FACES Pain Rating Scale (Potter& Perry


2005).

Keterangan dari gambar diatas adalah angka 0 menunjukkan

sangat bahagia sebab tidak ada rasa sakit, angka 1 menunjukkan nyeri

hanya sedikit, angka 2 menunjukkan sedikit lebih nyeri, angka 3

menunjukkan jauh lebih nyeri, angka 4 menunjukkan jauh lebih sangat

nyeri dan angka 5 menunjukkan nyeri sangat luar biasa pasien

menangis (Wong, 2004).

d) Numerical Rating Scale (NRS)

NRS digunakan untuk menilai intensitas atau keparahan nyeri

dan memberi kebebasan penuh klien untuk mengidentifikasi keparahan

nyeri. NRS merupakan skala nyeri yang popular dan lebih banyak

digunakan di klinik, khususnya pada kondisi akut, mengukur intensitas

nyeri sebelum dan sesudah intervensi teraupetik, mudah digunakan dan

didokumentasikan (Datak 2008).


14

Gambar II.3 Numerical Rating Scale (NRS) (Datak 2008).

Intensitas nyeri pada skala 0 tidak terjadi nyeri, intensitas nyeri

ringan pada skala 1 sampai 3, intensitas nyeri sedang pada skala 4

sampai 6, intensitas nyeri berat pada skala 7 sampai 10. Cara

penggunaan skala ini adalah : berilah tanda salah satu angka sesuai

dengan intensitas nyeri yang dirasakan pasien. NRS merupakan skala

pengukuran nyeri yang mudah dipahami oleh pasien, dalam penelitian

ini skala nyeri NRS diberi warna yang berbeda-beda. Oleh karena itu,

skala NRS ini yang akan digunakan sebagai instrumen penelitian

(Potter & Perry 2005). Intensitas skala nyeri dikategorikan sebagai

berikut

a. 0 = tidak nyeri, tidak ada keluhan nyeri

b. 1-3 = nyeri ringan ada rasa nyeri, mulai terasa dan masih dapat

ditahan

c. 4-6 =nyeri sedang pasien nampak gelisah, masih mampu sedikit

berpartisipasi dalam penelitian

d. 7-9 =nyeri berat, nyeri sangat mengganggu,tidak tertahankan,

nampak gelisah
15

e. 10 = nyeri sangat berat, pasien sudah tidak mampu lagi

berkomunikasi

4. Metode Penanggulangan Nyeri

Terdapat dua cara yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri

persalinan yaitu, dengan cara non farmakologi dan farmakologi (Mander,

2012).

a) Metode Farmakologi

(1) Pethidin

Pethidin atau meperidin termasuk dalam analgetik

golongan narkotik. Pertama kali diperkenalkan pada tahun

1939 oleh Eisleb dan Schaumann. Rumus kimia dari meperidin

adalah etil – 1 – metil – 4 – fenilpiperidin – karboksilat

(Kramer, 1997 dalam Morgan, 2002).

(2) ILA (intratecal labor analgesik)

Teknik ILA telah dikembangkan di Amerika sejak awal

tahun 1990. Metode ILA adalah dengan menyuntikan obat

penghilang nyeri ke urat syaraf di tulang belakang bagian

bawah, sehingga mampu menghilangkan rasa nyeri. Obat ini

hanya bekerja pada syaraf, sehingga tidak terserap pembuluh

darah dan tidak masuk ketubuh bayi. ILA tidak mengurangi

kemampuan ibu mengedan, justru memberikan rasa nyaman


16

pada saat mengedan, karena tidak disertai rasa nyeri (Andriana,

2009).

ILA adalah metode pengurang rasa sakit dengan system

penyuntikan anastesi melalui ruang intrathecal pada sumsum

tulang belakang ibu yang diberikan pada pembukaan di atas 4

cm (Andriana, 2009).

(3) Anastesi epidural

Anestesi epidural adalah anestesi lokal dengan

menyuntikkan agen anestetik di sekitar saraf sehingga area

yang disarafi teranestesi (Smeltzer, 2002). Anestesi epidural

lebih aman daripada anestesi spinal karena obat disuntikkan ke

dalam epidural di luar durameter dan kandungan anestesinya

tidak sebesar anestesi spinal. Karena menghilangkan sensasi di

daerah vagina dan perineum, maka anestesi epidural

merupakan pilihan terbaik untuk prosedur kebidanan.

(4) Entonox

Entonox merupakan metode pengurangan rasa sakit

lewat inhalasi atau penghirupan, menggunakan campuran

oksigen dan oksida nitrogen (nitrous oxside). Saat kontraksi

datang ibu dapat menghirup obat ini dengan menggunakan

masker. Entonox bekerja langsung pada otak ibu, dengan

mematikan rasa sakit yang ditangkap oleh otak. Obat bius ini
17

memberikan efek ringan dan baru bekerja 30 menit setelah

digunakan serta tidak berdampak apapun pada janin.Dosis obat

ini diberikan sendiri sesuai kebutuhan. Efek sampingnya dapat

menimbulkan rasa ngantuk, mual, muntah serta mulut kering

(Andriana, 2009).

b) Metode non farmakologi

(1) Relaksasi

Relaksasi adalah metode pengendalian nyeri yang

sering digunakan dan memberikan masukan terbesar bagi

seorang wanita. Dalam pemilihan metode ini perlu

dipertimbangkan mengenai di mana akan mempelajari teknik

ini, dan berapa lama akan terus menggunakan metode ini

selama persalinan. Seorang ibu membutuhkan dukungan dan

penguatan dari seorang yang mendampingi

persalinan.Bersamaan dengan pendidikan dan latihan

pernapasan, relaksasi telah menjadi landasan persalinan. Teori

yang menyokong penggunaan relaksasi selama persalinan

terletak pads fisiologi sistem saraf otonom (Mander, 2012).


18

(2) Terapi Musik

Terapi musik digunakan untuk terapi keadaan kronis

yang menggambarkan gangguan emosional.Namun

penggunaannya dalam persalinan kurang dipublikasikan

dengan baik. Kerja musik membantu wanita dalam

menghadapi nyeri persalinannya, yang memberikan efek

distraksi (Mander, 2012).

(3) Akupunktur

Akupunktur merupakan tindakan menusukkan jarum

pada 365 titik akupuntur terletak disepanjang meridian dan

dapat dikenali sebagai daerah dengan resistensi listrik rendah.

Meridian berhubungan dengan daerah yang kematian selnya

cepat.Setiap titik akupunktur mewakili organ yang sakit, dan

penusukan disana menyebabkan udara yang berbahaya keluar

dari organ tersebut dan darah dibersihkan (Mander

2012).Mekanisme kerja akupunktur dapat mempengaruhi efek

psikologis yang berkaitan dengan komponen budaya dan

perlunya persiapan akupunktur.Jarum akupunktur mengaktivasi

mekanisme penghambat rasa nyeri di susunan saraf pusat. Efek

analgesik akupunktur hanya berlangsung selama stimulasi

akupunktur dilakukan (Henderson 2006).


19

(4) Hipnoterapi

Hipnoterapi adalah penggunaan teknik hipnotis yang

menyebabkan keadaan seperti tidak sadar yang tunduk dan

dapat dipengaruhi dalam terapi kondisi dengan menggunakan

komponen psikologis yang besar. noterapi membuat ibu

menginterpretasikan kembali stimulus nyeri yang disebabkan

oleh kontraksi uterus.Keterlibatan faktor nonmaternal pada

hipnoterapi dalam persalinan cukup besar, hal ini dikaitkan

dengan latihan intensif yang dilakukan untuk mempersiapkan

ibu dalam mempraktekkan hipnoterapi pada saat

persalinan.Latihan terdiri dari sesi mingguan selama trimester I

dan III, dan tiga kali seminggu pada trimester ke II (Herderson

2006).

(5) Aromaterapi

Aromaterapi merupakan tindakan terapeutik dengan

menggunakan minyak esensial yang bermanfaat untuk

meningkatkan keadaan fisik dan psikologi sehingga menjadi

lebih baik. Sebelum menggunakan aromaterapi perlu dikaji

adanya riwayat alergi yang dimiliki klien. Aromaterapi

mempunyai efek yang positif karena diketahui bahwa aroma

yang segar, harum merangsang sensori, reseptor dan pada


20

akhirnya mempengaruhiorgan yang lainnya sehingga dapat

menimbulkan efek kuat terhadap emosi (Shinobi, 2008).

(6) Massage

1. Definisi Massage

Pengertian massage disebut juga dengan pijatan

yang berarti sentuhan yang dilakukan dengan sadar

(Nanayakara, 2006). Menurut Fallows dan Russel (2003),

massage adalah hal yang dilakukan dengan rasa tenang dan

rileks yang di ikuti saling bercengkrama

Sentuhan merupakan bahasa universal bagi umat

manusia (Aslani, 2003). Sentuhan merupakan perilaku

manusia yang azasi (Sanderson, 1991) dan maknanya yang

penting bagi kesehatan rohani serta jasmani sudah diteliti

dengan baik (Mountagu, 1986 dalam Price, 2005)

2. Manfaat Massage

a) Relaksasi

Menimbulkan relaksasi yang dalam sehingga

meringankan kelelahan jasmani dan rohani dikarenakan

sistem saraf simpatis, mengalami penurunan aktifitas

yang akhirnya mengakibatkan turunnya tekanan darah

(Kaplan, 2006)
21

b) Mengurangi nyeri

Memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga

mengurangi nyeri dan inflamasi. Dikarenakan massage

meningkatkan sirkulasi baik darah maupun getah

bening (Price, 1997)

c) Memperbaiki organ tubuh

Memperbaiki secara langsung maupun tidak

langsung fungsi setiap organ internal berdasarkan

filosofi aliran darah massage mampu memperbaiki

aliran darah didalam tubuh menjadi positif sehingga

memperbaiki energi tubuh yang sudah lemah

(Dalimarta, 2008)

d) Memperbaiki postur tubuh

Mendorong postur tubuh yang benar dan

membantu memperbaiki mobiltas (Price, 1997).

Menurut George Goodheart (1960) otot yang tegang

menyebabkan nyeri dan bergesernya tulang belakang

keluar dari posisi normal sehingga postur tubuh

mengalami perubahan (Perry&Potter, 2005)

e) Latihan pasif

Sebagai bentuk dari suatu latihan pasif yang

akan mengimbangi kurangnya latihanan yang aktif


22

karena massage meningkatkan sirkulasi darah yang

mampu membantu tubuh meningkatkan energi pada

titik vital yang telah melemah (Dalimarta, 2008).

D. Konsep Massage

1. Definisi Massage

Pengertian massage disebut juga dengan pijatan yang berarti

sentuhan yang dilakukan dengan sadar (Nanayakara, 2006). Menurut

Fallows dan Russel (2003), massage adalah hal yang dilakukan dengan

rasa tenang dan rileks yang diikuti saling bercengkrama.

Sentuhan merupakan bahasa universal bagi umat manusia (Aslani,

2003). Sentuhan merupakan perilaku manusia yang azasi (Sanderson,

1991) dan maknanya yang penting bagi kesehatan rohani serta jasmani

sudah diteliti dengan baik (Mountagu, 1986 dalam Price, 2005)

2. Manfaat Massage

a) Relaksasi

Menimbulkan relaksasi yang dalam sehingga meringankan

kelelahan jasmani dan rohani dikarenakan sistem saraf simpatis,

mengalami penurunan aktifitas yang akhirnya mengakibatkan turunnya

tekanan darah (Kaplan, 2006)


23

b) Mengurangi nyeri

Memperbaiki sirkulasi darah pada otot sehingga mengurangi nyeri

dan inflamasi. Dikarenakan massage meningkatkan sirkulasi baik

darah maupun getah bening (Price, 1997)

c) Memperbaiki organ tubuh

Memperbaiki secara langsung maupun tidak langsung fungsi

setiap organ internal berdasarkan filosofi aliran darah massage mampu

memperbaiki aliran darah didalam tubuh menjadi positif sehingga

memperbaiki energi tubuh yang sudah lemah (Dalimarta, 2008)

d) Memperbaiki postur tubuh

Mendorong postur tubuh yang benar dan membantu

memperbaiki mobiltas (Price, 1997). Menurut George Goodheart

(1960) otot yang tegang menyebabkan nyeri dan bergesernya tulang

belakang keluar dari posisi normal sehingga postur tubuh mengalami

perubahan (Perry&Potter, 2005)

e) Latihan pasif

Sebagai bentuk dari suatu latihan pasif yang akan mengimbangi

kurangnya latihan yang aktif karena massage meningkatkan sirkulasi

darah yang mampu membantu tubuh meningkatkan energi pada titik

vital yang telah melemah (Dalimarta, 2008).


24

3. Teknik Rolling Massage

Rolling Massage atau pemijatan pada tulang belakang (costae ke lima-

enam) membantu oksitoin dalam meningkatkan rasa nyaman setelah

melahirkan. Pemijatan pada tulang belakang mulai dari costae lima-enam

sampai scapula, akan mempercepat saraf parasimpatis menyampaikan

sinyal ke otak bagian belakang untuk merangsang kerja oksitosin.

(Suradi, 2006)

4. Langkah – Langkah Rolling Massage

Langkah – Langkah Rolling Massage pada tulang belakang yaitu,

a. Ibu dalam posisi duduk bersandar ke depan dengan melipat lengan

dan meletakkan di meja yang ada dihadapannya,

b. Letakkan kepala di atas lengan terebut, biarkan payudara

tergantung lepas tanpa pakaian,

c. Pelaksana massage meletakkan kedua ibu jari sisi kanan kiri

tulang belakang pada jarak satu jari telunjuk dari tulang atas,

d. Tarik kedua ibu jari kearah bawah menyusuri tulang belakang

hingga kedua ibu jari berada di sekitar costae ke lima-enam,

e. Melakukan massage dengan kedua ibu jari memutar searah jarum

jam,

f. Lakukan menyusuri garis tulang belakang ke atas kemudian

kembali lagi ke bawah dan seterusnya, dan lakukan selama 2-3

menit.
BAB III

KERANGKA KONSEP DAN HIPOTESIS

A. Kerangka Konsep

Sectio Caesaria

Terapi non farmakologi Terapi farmakologi


Nyeri Post Sectio
1. Relaksasi 1. Pethidin
2. Terapi musik Caesaria
2. ILA (intratecal
3. Akupuntur labor
4. Hypnoterapi analgesik)
5. Aromaterapi 3. Anastesi
6. Massage epidural
4. Entonox

Rolling Massage

Mengalami penurunan nyeri kala I


fase laten

Skala
0 = sangat bahagia/tidak nyeri
1 = nyeri hanya seikit
2 = sedikit lebih nyeri
3 = jauh lebih nyeri
4 = jauh lebih sangat nyeri
Keterangan

= diteliti

= tidak diteliti

Gambar III.1 Kerangka Konsep : Pengaruh Rolling Massage terhadap Intensitas


Nyeri pada Pasien post Sectio Caesaria

26
27

Sectio Caesaria adalah suatu pembedahan guna melahirkan anak

lewat insisi pada dinding abdomen dan uterus (Oxorn & William, 2010).

Pada fase recovery akan menyebabkan nyeri pasca operasi, apabila nyeri

ini tidak segera diatasi maka akan mdengganggu kenyamanan. Rasa nyeri

dapat dikurangi dengan metode farmakologi dan non farmakologi. Salah

satu alternatif farmakologi yang dapat digunakan yaitu dengan, pethidin,

ILA (intratecal labor analgesik), Anastesi epidural, Entonox. Terapi non

farmakologi yang dapat digunakan adalah dengan Relaksasi, Terapi

musik, Akupuntur, Hypnoterapi, Aromaterapi , dan Massage.

Massage yang apat digunakan yaitu dengan Rolling Massage.

Rolling Massage atau pemijatan pada tulang belakang (costae ke lima-

enam) membantu oksitoin dalam meningkatkan rasa nyaman setelah

melahirkan. Pemijatan pada tulang belakang mulai dari costae lima-enam

sampai scapula, akan mempercepat saraf parasimpatis menyampaikan

sinyal ke otak bagian belakang untuk merangsang kerja oksitosin (Suradi,

2006) Sehingga setelah diberikan Rolling Massage terdapat penurunan

intensitas nyeri pada pasien post sectio caesaria.

B. Hipotesis
H1 : ada pengaruh Rolling Massage terhadap intensitas nyeri pada pasien

post sectio caesaria.

Penurunan nyeri dan


kecemasan
persalinan kala I
BAB IV

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Metode yang di gunakan dalam penelitian ini adalah metode Pre-

eksperimen. Menurut Sugiono (2010) bahwa “penelitian pre-eksperimen hasilnya

merupakan variabel dependen bukan semata-mata dipengaruhi oleh variabel

independen.” Hal ini dapat terjadi, karena tidak adanya variabel kontrol, dan

sampel tidak dipilih secara random.

Desain penelitian merupakan rancangan bagaimana penelitian

dilaksanakan. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini ialah one

group pretest posttest design. Dalam desain ini, sebelum perlakuan diberikan

terlebih dahulu sampel diberi pretest (tes awal) dan di akhir pembelajaran sampel

diberi posttest (tes akhir). Desain ini digunakan sesuai dengan tujuan yang hendak

dicapai yaitu ingin mengetahui pengaruh Rolling Massage terhadap intensitas

nyeri pada pasien post sectio caesaria. Berikut merupakan tabel desain penelitian

one group pretest posttest design.

Tabel IV.1. Desain penelitian One Group Pretest-Posttest Design.


Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
(Sugiono, 2008)

28
29

Keterangan :

O1 : tes awal (pretest) sebelum perlakuan diberikan

O2 : tes akhir (posttest) setelah perlakuan diberikan

X : perlakuan terhadap kelompok eksperimen yaitu dengan menerapkan

Rolling Massage

B. Lokasi Penelitian dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilaksanakan di RSUD Ngudi Waluyo Kabupaten Blitar.

2. Waktu Penelitian

Januari 2019

C. Populasi, Sampel, dan Teknik Sampling

1. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan sumberdaya yang diperlukan dalam

suatu penelitian. Penentuan sumber data dalam suatu penelitian sangat

penting dan menentukan keakuratan hasil penelitian. Populasi dalam

penelitian dapat berupa manusia, hewan, tumbuhan dan lain-lain

(Nursalam. 2013).

2. Sampel

Populasi yang akan diteliti terkadang jumlahnya sangat melimpah,

tempatnya sangat luas dan berasal dari strata atau tingkatan yang berbeda.

Adanya keterbatasan waktu, tenaga, biaya, dan sebab lain, penelitian

hanya menggunakan sebagian dari populasi sebagai sumber data. Sebagian


30

dari populasi yang akan mewakili suatu populasi disebut sebagai sampel

(Nursalam. 2013). Sampel yang ingin diambil oleh peneliti adalah pasien

post section caesaria di R. Cempaka RSUD Ngudi Waluyo Wlingi.

Sampel ditentukan dari populasi yang mempunyai ciri-ciri seperti

pada kriteria inklusi. Dengan kriteria inklusi dan eksklusi sebagai berikut:

Kriteria inklusi:

a. Pasien sectio caesaria 12 jam setelah operasi

Kriteria eksklusi:

a. Pasien post sectio caesaria yang tidak bersedia menjadi responden

3. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dengan cara nonprobability sampling. Dalam

penelitian ini teknik sampling yang digunakan adalah dengan cara teknik

accidental sampling. Accidental Sampling yaitu penggambilan sampel

kasus atau responden yang kebetulan atau tersedian disuatu tempat sesuai

dengan konteks penelitian atau sesuai dengan kriteria sample

(Notoadmojo, 2010), sehingga dalam penelitian ini peneliti mengambil

responden pada saat itu juga diruang cempaka RSUD Ngudi Waluyo

Wlingi.

D. Variabel Penelitian

1. Variabel Independen (Bebas)

Dalam ilmu keperawatan variabel independen merupakan stimulus

atau intervensi keperawatan yang diberikan kepada klien untuk


31

mempengaruhi tingkah laku klien (Nursalam, 2016). Variabel

independen dalam penelitian ini adalah Rolling Massage.

2. Variabel Dependen (Terikat)

Variabel terikat adalah aspek tingkah laku yang diamati dari suatu

organisme yang diberikan stimulus (Nursalam, 2016). Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah intensitas nyeri pada pasien sectio caesarea

12 jam setelah operasi tanpa pemberian terapi farmakologi analgesik.


32

E. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Tabel IV.2. Definisi Operasional Pengaruh Rolling Massage pada Pasien Post Sectio Caesaria di Ruang Cempaka RSUD
Ngudi Waluyo Kabupaten Blitar
No Variabel Definisi operasional Parameter Alat ukur Skala Skor
1. Variabel Pemijatan pada tulang Pemberian Standar - 1 = Dilakukan
independent : belakang (costae ke terapi Rolling Operasional 0 = Tidak dilakukan
Rolling lima-enam) membantu Massage 1 kali Prosedur
Massage oksitoin dalam pertemuan
meningkatankan rasa
nyaman setelah
melahirkan
(Suradi,2006)

No Variabel Definisi Operasional Parameter Alat Ukur Skala Skor


2. Variabel Nyeri adalah sensori Derajat skala nyeri Ordinal Intensitas nyeri
dependent : yang muncul akibat intensitas nyeri numeric 0 : tidak nyeri
Intensitas stimulus nyeri berupa skala 1-10 rating scale 1-3 : nyeri rendah
Nyeri yang berupa biologis, 4-6 : nyeri sedang
zat kimia, panas, 7-10 : nyeri berat
listrik serta mekanik
(Prasetyo, 2010).

32
47
46
33

F. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan untuk memperoleh data

pengaruh Rolling Massage terhadap intensitas nyeri pada pasien post sectio

caesaria adalah SOP Rolling Massage, variabel independent (Rolling Massage)

dan variabel dependent (intensitas nyeri). Standart Operasional Prosedur adalah

panduan yang digunakan untuk memastikan kegiatan operasional organisasi satau

perusahaan berjalan dengan lancar (Sailendra, 2015). Jenis SOP yang digunakan

adalah SOP Rolling Massage.

Instrumen yang digunakan dalam penelitian untuk mengukur variabel

dependent (intesitas nyeri) adalah dengan Instrumen yang digunakan dalam

penelitian ini untuk mengukur nyeri post secsio caesaria dengan menggunakan

skala pengukuran nyeri Numerical Rating Scale (NRS) (Datak 2008). Intensitas

nyeri pada skala 0 tidak terjadi nyeri, intensitas nyeri ringan pada skala 1 sampai

3, intensitas nyeri sedang pada skala 4 sampai 6, intensitas nyeri berat pada skala

7 sampai 10

Kemudian akan dilakukan observasi pada responden untuk diukur nyeri

responden sebelum diberi perlakuan dan sesudah diberi perlakuan.

G. Analisa Data

1. Preanalisis

Pengolahan data dilakukan melalui tahap: pemeriksaan (editing), proses

pemberian identitas (coding), proses pemberian nilai (scoring), dan proses

perhitungan (tabulating) (Notoatmodjo, 2012).


34

a. Editing (Penyuntingan Data)

Editing adalah upaya untuk memeriksa kembali kebenaran data yang

diperoleh atau dikumpulkan. Editing dapat dilakukan pada tahap

pengumpulan data atau setelah data terkumpul (Notoadmojo, 2012). Pada

proses editing, peneliti memeriksa kembali kuesioner yang telah diisi oleh

responden dan mengecek kembali kuesioner untuk memastikan tidak ada

yang terlewati, sudah terisi dengan lengkap, dan tulisan cukup jelas.

b. Coding (pemberian kode)

Setelah semua kuesioner diedit, selanjutnya dilakukan coding, yaitu

mengubah data berbentuk kalimat atau huruf menjadi data angka atau

bilangan (Notoatmojo, 2012).

Tidak ada nyeri : Kode 1

Ringan : Kode 2

Sedang : Kode 3

Berat : Kode 4

c. Scoring (pemberian skor)

Scoring yaitu pemberian nilai pada masing-masing pertanyaan

yang sesuai dengan ketentuan. Kemudian untuk analisis data selanjutnya

mengkategorikan nilai nyeri menjadi 4 kategori yaitu 0 : tidak nyeri, 1-

3 : nyeri rendah, 4-6 : nyeri sedang, 7-10 : nyeri berat

d. Processing atau memasukkan data


Kriteria Inklusi:
a. Pasien Rolling Massage pada
tahapan rehabilitasi fase subakut
dan rehabilitasi fase lanjut/fase
kronis.
b. Pasien paska Rolling Massage
yang berkunjung dan berobat di
Puskesmas Tiron.
c. Pasien bersedia menjadi
responden.
35

Jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk “kode” (angka

atau huruf) dimasukkan kedalam program atau “software” komputer

(Notoatmodjo, 2012)

e. Tabulating (membuat tabel data)

Tabulating yakni membuat tabel-tabel data sesuai dengan tujuan

penelitian atau yang diinginkan oleh peneliti (Notoatmodjo, 2012). Dalam

penelitian ini setelah data terkumpul, peneliti memasukkan data-data

kedalam bentuk tabel.

2. Analisis

Pada penelitian ini langkah-langkah analisa data adalah sebagai berikut :

a. Analisa univariat

Analisis univariat dilakukan melalui distribusi frekuensi. Analisis ini

diakukan pada variabel independent yaitu pengaruh Rolling Massage

terhadap intensitas nyeri pada pasien post sectio caesaria di Ruang

Cempaka RSUD Ngudi Waluyo Kabupaten Blitar. Data hasil analisis

ditampilkan dalam bentuk tabel serta narasi.

b. Analisa bivariat

Data yang telah diperoleh oleh peneliti, kemudian diolah dengan

menggunakan softwere. Dalam uji ini peneliti menggunakan uji

nonparametrik Uji Wilcoxon dengan tingkat kemaknaan 5% dan kekuatan

uji 95% (p value < 0.05) untuk mengetahui pengaruh Rolling Massage

terhadap intensitas nyeri pada pasien post secsio caesaria.


36

H. Prinsip Etika Penelitan

Menurut Nursalam (2013) prinsip etika penelitian yang digunakan adalah

sebagai berikut :

1. Prinsip bermanfaat

Penelitian yang dilakukan tidak mengakibatkan kerugian pada subjek,

terlebih apabila penelitian melibatkan perlakuan tertentu .

2. Prinsip menghargai hak asasi manusia

a) Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination)

Subjek mempunyai hak memutuskan apakah mereka bersedia

menjadi responden atau tidak, tanpa adanya sanksi apapun.

b) Informed Consent (Lembar Persetujuan)

Informed consent merupakan bentuk pesetujuan antara peneliti

dengan responden penelitian dengan memberikan lembar

persetujuan. Lembar persetujuan diberikan kepada responden

sebelum dilakukan pengisian kuesioner dan pemberian kajian rohani.

Tujuan dari informed consent agar pasien mengetahui tujuan dari

penelitian. Jika pasien bersedia menjadi responden penelitian maka

mereka harus menandatangani lembar persetujuan, namun apabila

pasien tidak bersedia menjadi responden maka tidak perlu

menandatangani lembar persetujuan dan peneliti harus menghormati

hak pasien dengan tidak memaksa untuk menjadi responden.


37

3. Prinsip keadilan

a) Anonimity

Anonimity merupakan masalah etika dalam penelitian yaitu tidak

mencantumkan nama partisipan pada alat ukur, tetapi hanya

mencantumkan kode atau inisial nama pada lembar alat ukur

tersebut. Jadi, peneliti hanya meminta responden mencantumkan

nama responden dengan inisial huruf nama depan saja

b) Confidentiality

Kerahasiaan merupakan masalah etika dalam penelitian yaitu akan

menjamin kerahasiaan penelitian baik informasi atau masalah-

masalah lain. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin

kerahasiaannya oleh peneliti.

c) Non maleficence

Peneliti tidak memaksakan responden yang tidak mampu

mengikuti penelitian, seperti merasa nyeri, sesak atau tidak dapat

berkonsentrasi.
38

I. Kerangka Kerja

Populasi : Pasien Post Sectio Caesaria Di Ruang Cempaka


RSUD Ngudi Waluyo Wlingi Kabupaten Blitar

Kriteria Inklusi:
a. Pasien post sectio caesaria hari pertama
b. Pasien post sectio caesaria 12 jam pertama

Teknik sampling
(total sampling )

Sampel : pasien post sectio caesasia

Pre Test : observasi

Perlakuan : diberikan terapi Rolling Massage


1 kali pertemuan

Post Test : observasi

Uji statistik dengan uji Wilcoxon

Kesimpulan : H1 diterima dan Ho ditolak.

Gambar IV.1 Kerangka Kerja Pengaruh Rolling Massage Terhadap Intensitas


Nyeri Pada Pasien Post Sectio Caesaria Di Ruang Cempaka RSUD
Ngudi Waluyo Kabupaten Blitar.
39

DAFTAR PUSTAKA

Amin, Hardhi. 2013. Aplikasi asuhan Keperawatan berdasarkan Diagnosa Medis

& NANDA NIC-NOC.Media Action Publishing : Yogyakarta.

Amru, sofian.(2012). Rustam Mochtar sinopsis obstetric Obstetri operatif obstetri

social edisi 3 Jilid 1&2. EGC : Jakarta.

Aprillia, Y. 2013. Gentle Birth Melahirkan Nyaman Tanpa Rasa Sakit. Jakarta:

Grasindo

Batbual. 2010. Hypnosis Hypnobirthing Nyeri Persalinan dan Berbagai Metode

Penanganannya. Yogyakarta: Gosyen Publishing

Datak, G. 2008. Perbedaan Relaksasi Benson Terhadap Nyeri Pasca Bedah Pada

Pasien Transurethral Resectionof The Prostate Dirumahsakit Umum Puat

Fatmawati. Tesis. Indonesian University.

Henderson C dan Jones K. 2006. Buku Ajar Konsep Kebidanan. Jakarta. EGC

Mander. 2012. Nyeri Persalinan. Jakarta: EGC

Manuaba dan Ida B.G. 2010. Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan KB untuk

Pendidikan Bidan. Jakarta: EGC

Medforth, J. 2011. Kebidanan Oxford. Jakarta: EGC.

Oxorn, Harry dan William R. Forte. 2010. Ilmu Kebidanan, Patologi dan

Fisiologi Persalinan. Yogyakarta: Yayasan Esentia Medika. 


40

Potter P.A dan Perry A.G. 2005 Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep

Proses dan Praktik. Edisi 4.Volume 2. Alih Bahasa, Renata Komalasari dkk.

Jakarta: EGC.

Potter,& Perry, A. G. (2006).Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep,

Proses, Dan Praktik, edisi 4,Volume.2.Jakarta:EGC.

Saifuddin. 2010. Ilmu Kebidanan. edisi.4. Jakarta: Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Santoso S dan Wiria S.S. 2003. Psikotropik Farmakologi Dasar Edisi IV. Jakarta:

Balai Penerbit FKUI.

Shinobi.2008.pijataromaterapi.http://id.88db.com/id/Discussion/

Discussion_reply.page/Health_Medical/. Diakses pada tanggal 17

desember 2018.

Smeltzer, Suzanne C. dan Bare, Brenda G. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal

Bedah Brunner dan Suddarth Ed.8 Vol. 1 dan 2, Alih bahasa oleh Agung

Waluyo dkk. Jakarta: EGC

Sondakh dan Jenny J.S. 2013. Asuhan Kebidanan Persalinan&Bayi Baru Lahir.

Jakarta: Erlangga

Wong, D. 2004. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta :EGC


41

Lampiran 1 SOP Rolling Massage

SOP ROLLING MASSAGE


A. Fase Orientasi
1. Mengucapkan salam dan memperkenalkan diri
2. Menjelaskan tujuan tindakan
3. Menjelaskan langkah prosedur
4. Menanyakan kesiapan
5. Kontrak waktu
B. Fase Kerja
Ibu dalam posisi duduk bersandar ke depan dengan melipat lengan dan
1.
meletakkan di meja yang ada dihadapannya,
Letakkan kepala di atas lengan terebut, biarkan payudara tergantung lepas
2.
tanpa pakaian,
Pelaksana massage meletakkan kedua ibu jari sisi kanan kiri tulang
3.
belakang pada jarak satu jari telunjuk dari tulang atas,
Tarik kedua ibu jari kearah bawah menyusuri tulang belakang hingga
4.
kedua ibu jari berada di sekitar costae ke lima-enam,
5. Melakukan massage dengan kedua ibu jari memutar searah jarum jam,
Lakukan menyusuri garis tulang belakang ke atas kemudian kembali lagi
6.
ke bawah dan seterusnya, dan lakukan selama 2-3 menit.
C. Fase Terminasi

1. Evaluasi hasil
2. Rencana tindak lanjut
3. Dokumentasi
42

Lampiran 2 Lembar observasi Numerical Rating Scale

Skala Numerik/NRS (Numerical Rating Scale)

NRS digunakan untuk menilai intensitas atau keparahan nyeri dan


memberi kebebasan penuh klien untuk mengidentifikasi keparahan nyeri. NRS
merupakan skala nyeri yang popular dan lebih banyak digunakan di klinik,
khususnya pada kondisi akut, mengukur intensitas nyeri sebelum dan sesudah
intervensi teraupetik, mudah digunakan dan didokumentasikan.

Pre Tes :

Post Test :

Keterangan :
0 : tidak nyeri
1-3 : nyeri ringan
4-5 : nyeri sedang
7 - 10 : nyeri berat

Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Pendidikan :
Tgl MRS :
Post Op hari ke :
43

Lampiran 3 Inform consent penelitian

INFORM CONSENT PENELITIAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Janika Fergiwati (40218003)
Khalid Alfiady (40218004)
Purwo Jati Kanaka (40218009)
Rofi’ Khotul Ismi (40218011)
Prodi : Profesi Ners Fakultas Ilmu Kesehatan Bhakti Wiyata Kediri
Telah memberikan penjelasan terkait penelitian yang berjudul efektifitas
metode Rolling Massage dalam mengurangi intensitas nyeri pada pasien post
Sectio Caesaria (SC) di ruang Cempaka RSUD Ngudi Waluyo Wlingi, kepada:

Nama :
Alamat:
Umur :
Adapun penjelasan yang diberikan adalah sebagai berikut:
1. Tujuan penelitian
2. Manfaat penelitian
3. Prosedur penelitian
4. Hak responden

Pernyataan ini kami buat dengan penuh kesadaran dan kami tidak akan menuntut
sesuai hukum yang berlaku atas resiko yang terjadi.

Demikian pernyataan ini kami buat agar dapat digunakan seperlunya.

Blitar, Januari 2019

Yang memberi penjelasan Calon Responden


44

( ) ( )

Lampiran 4 Lembar persetujuan menjadi responden

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama :

Umur :

Alamat :

Menyatakan bersedia untuk menjadi responden penelitian tentang


EFEKTIFITAS METODE ROLLING MASSAGE DALAM MENGURANGI
INTENSITAS NYERI PADA PASIEN POST SECTIO CAESARIA (SC) DI
RUANG CEMPAKA RSUD NGUDI WALUYO WLINGI, secara sukarela
setelah mendapat penjelasan tentang tujuan manfaat dari penelitian tersebut.

Blitar, Januari 2019

( )
45

Anda mungkin juga menyukai