Disusun Oleh :
Finny Nasyita Arifani
NIM. P17312215029
LAPORAN KOMPREHENSIF
ASUHAN KEBIDANAN PERSALINAN FISIOLOGIS PADA NY.J
G2P1001AB000 UK 37-38 MINGGU, JANIN T/H/I, PUKA, LETKEP
DENGAN KEADAAN IBU DAN JANIN BAIK
DI PMB ANIK ROHANJARWATI
Mahasiswa
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan karunia-Nya sehingga
dapat terselesaikan Asuhan Kebidanan Persalinan ini.
Dalam penulisan ini, penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, karena itu pada kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terima
kasih kepada:
1. Herawati Mansur, SST., M.Pd., M.Psi., selaku Ketua Jurusan Kebidanan
Politeknik Kesehatan Kemenkes Malang.
2. Ika Yudiati, SST, M.Keb selaku Ketua Program Studi Profesi Kebidanan
Poltekkes Kemenkes Malang
3. Wahyu Setyaningsih, SST. M. Kes selaku pembimbing institusi
4. Anik Rohanjarwati, A.Md.Keb. selaku pembimbing klinik
Semoga Tuhan Yang Maha Esa memberikan balasan atas segala bantuan
yang telah diberikan dan semoga Asuhan Kebidanan Persalinan ini berguna bagi
semua pihak yang memanfaatkan.
Malang,………………….. 2021
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu memahami dan melaksanakan asuhan kebidanan
fisiologis persalinan dengan managemen kebidanan
1.2.2. Tujuan Khusus
a. Melakukan pengkajian data subjektif
b. Melakukan pengkajian objektif
c. Mengidentifikasi diagnose dan masalah pada klien
d. Mengidentifikasi rencana intervensi dan melakukan implementasi
1.3. Metode Penulisan
1.3.1. Observasi
Melakukan pengamatan langsung pada pasien
1.3.2. Wawancara
Melakukan tanya jawab secara langsung pada klien
1.3.3. Praktik
Melakukan pemeriksaan langsung melalui pendekatan manajemen
kebidanan
1.3.4. Studi pustaka
Membaca dari buku untuk data pendukung terlaksana asuhan kebidanan
serta membandingkan teori dngan praktik
1.4. Sistematika Penulisan
Halaman Judul
Lembar Pengesahan
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.3. Metode Penulisan
1.4. Sistematika Penulisan
BAB II TINJAUAN TEORI
2.1. Konsep Dasar Kehamilan
2.2. Konsep Manajemen Kebidanan Kehamilan
BAB III TINJAUAN KASUS
3.1. Pengkajian
3.2. Identifikasi Diagnosa dan Masalah
3.3. Masalah Potensial
3.4. Tindakan segera
3.5. Intervensi
3.6. Implementasi
3.7. Evaluasi
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
5.1. Kesimpulan
5.2. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.5. Patograf
Partograf adalah alat untuk mencatat informasi berdasarkan
observasi, anamnesis, dan pemeriksaan fisik ibu dalam persalinan, dan
sangat penting khususnya untuk membuat keputusan klinik selama kala I
persalinan.
Tujuan utama penggunaan partograf adalah mengamati dan mencatat
hasil observasi dan kemajuan persalinan dengan menilai pembukaan
serviks melalui pemeriksaan dalam dan menentukan normal atau
tidakanya persalinan serta mendeteksi dini persalinan lama sehingga
bidan dapat membuat deteksi mengenai kemungkinan persalinan lama.
Partograf dapat di gunakan untuk semua ibu selama fase aktif kala I
persalinan ; selama persalinan dan kelahiran di semua tempat seperti
rumah, puskesmas, klinik bidan swasta, rumah sakit dll.
a. Bagian Partograf
Partograf berisi ruang untuk mencatat hasil pemeriksaan yang
dilakukan selama kala I persalinan yang mencakup kemajuan
persalinan, keadaan janin, dan keadaan ibu.
1) Kemajuan Persalinan
Kemajuan persalinan yang di catat dalam partograf meliputi
pembukaan serviks, penurunan kepala janin, dan kontraksi uterus.
2) Pencatatan Selama Fase Laten Dan Fase Aktif Persalinan
a) Pencatatan Selama Fase Laten
Fase laten ditandai dengan pembukaan serviks 1-3 cm.
Selama fase laten persalinan, semua asuhan, pengamatan dan
pemeriksaan harus dicatat terpisah dari partograf, yaitu pada
catatan atau Kartu Menuju Sehat (KMS) ibu hamil. Tanggal
dan waktu harus dituliskan setiap kali membuat catatan selama
fase laten persalinan dan semua asuhan serta intervensi harus
dicatat. Waktu penilaian, kondisi ibu, dan kondisi janin pada
fase laten meliputi : Denyut jantung janin, frekuensi dan lama
kontraksi uterus, nadi setiap 1 jam, pembukaan serviks,
penurunan kepala, tekanan darah, dan suhu setiap 2 sampai 4
jam dan apabila di temui tanda penyulit, penilaian kondisi ibu
dan bayi harus lebih sering dilakukan.
3) Pencatatan Dan Temuan Pada Partograf Selama Fase Aktif
Dilengkapi pada bagian awal (atas) partograf, saat memulai asuhan
persalinan.
a) Kesehatan dan Kenyamanan Janin
Menilai dan mencatat setiap 30 menit (lebih sering, jika ada
tanda gawat janin). Setiap kotak pada bagian tersebut
menunjukan waktu 30 menit, kisaran normal DJJ terpanjan
pada partograf di antara garis tebal angka 180 dan 100. Akan
tetapi, penolong harus sudah waspada bila DJJ dibawah 120
atau diatas 160.
b) Warna dan Adanya Ketuban
Warna ketuban dinilai setiap melakukan pemeriksaan dalam,
selain warna air ketuban, jika pecah. Catat temuan dalam
kontak yang sesuai di bawah lajur DJJ dan gunakan lambang
berikut.
U = ketuban utuh (belum pecah)
J = ketuban sudah pecah dan air ketuban jernih
M = ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur mekonium
D = ketuban sudah pecah dan air ketuban bercampur darah
K = ketuban sudah pecah dan tidak ada air ketuban (kering)
Mekonium dalam air ketuban tidak selalu menunjukan gawat
janin. Apabila terdapat mekonium, pantau DJJ secara seksama
untuk mengenali tanda gawat janin (DJJ <100 atau >180 kali
per menit) selama proses persalinan.
c) Molase (Penyusupan Kepala Janin)
Penyusupan adalah indikator penting tentang seberapa jauh bayi
dapat menyesuaikan diri dengan bagian keras panggul ibu.
Tulang kepala yang saling menyusup menunjukkan
kemungkinan adanya disproposi tulang panggul (Cephalopelvic
disproportionate) CPD. Setiap kali melakukan pemeriksaan
dalam, nilai penyusupan kepala janin dan catat temuan dibawah
lajur air ketuban dengan menggunakan lambang berikut ini.
0 = Tulang kepala janin terpisah, sutura dengan mudah dapat dipalpasi
1 = Tulang-tulang kepala janin hanya saling bersentuhan
2 = Tulang-tulang kepala janin saling tumpang tindih,
namun
masih dapat dipisahkan
3 = Tulang-tulang kepala janin tumpang tindih dan tidak dapat di
pisahkan.
d) Kemajuan Persalinan
Kolom dan lajur pada partograf adalah pencatatan kemajuan
persalinan. Angka 0-10 pada tepi kolom paling kiri adalah
besarnya dailatasi serviks. Skala angka 1- 5 juga menunjukkan
seberapa jauh penurunan janin. Masing-masing kotak di bagian
ini menyatakan waktu 30 menit.
e) Pembukaan Serviks
Penilaian dan pencatatan pembukaan serviks dilakukan setiap 4
jam (lebih sering, jika terdapat tanda penyulit). Tanda “X”
harus ditulis di garis waktu yang sesuai dengan laju besarnya
pembukaan serviks. Beri tanda untuk temuan pemeriksaan
dalam yang dilakukan pertama kali selama fase aktif persalinan
di garis waspada. Hubungkan tanda “X” dari setiap
pemeruksaan dengan garis utuh (tidak terputus).
f) Penuruna Bagian Terbawah Atau Presentasi Janin
Setiap melakukan pemeriksaan dalam (4 jam atau lebih), jika
terdapat tanda penyulit, catat dan nilai penurunan bagian
terbawah atau presentasi janin. Kemajuan pembukaan serviks
umumnya diikuti dengan penurunan bagian terbawah atau
presentasi janin pada persalinan normal. Akan tetapi, penurunan
bagian terbawah janin terkadang baru terjadi setelah
pembukaan serviks 7 cm. Penurunan kepala bayi harus selalu
diperiksa dengan memeriksa perut ibu sesaat sebelum
pemeriksaan dalam dengan ukuran perlimaan diatas Pintu Atas
Pangul (PAP). Beri tanda “o” pada garis waktu yang sesuai
dengan garis tidak terputus 0-5 yang tertera di sisi yang
samadengan pembukaan serviks. Hubungkan tanda “o” dari
setiap pemeriksaan dengan garis tidak terputus.
g) Garis Waspada dan Garis Bertindak
Garis waspada dimulai pada pembukaan serviks 4 cm dan
berakhir pada titik dengan pembukaan lengkap yang diharapkan
terjadi jika laju pembukaan 1 cm per jam. Pencatatan selama
fase aktif persalinan harus dimulai di garis waspadah. Apabila
pembukaan serviks mengarah kesebelah kanan garis waspada,
penyulit yang ada harus di pertimbngkan (misalnya fase aktif
memanjang, macet dll)
h) Jam dan Waktu
Waktu dimulai fase aktif persalinan, Bagian bawah partograf
(pembukaan serviks dan penurunan kepala janin) tertera kotak-
kotak yang diberi angka 1-16. Setiap kontak menanyakan waktu
satu jam sejak dimulai fase aktif persalinan. Waktu actual saat
pemeriksaan dilakukan. Setiap kotak menyatakan satu jam
penuh dan berkaitan dengan dua kotak waktu tiga puluh menit
pada lajur kotak diatasnya atau lajur kontraksi dibawahnya.
Saat ibu masuk dalam fase aktif persalinan, catatkan
pembukaan serviks di garis waspada, lalu catatkan waktu aktual
pemeriksaan tersebut dikotak yang sesuai.
i) Kontraksi Uterus
Terdapat lima lajur dengan tulisan “ kontraksi setiap 10 menit “
di sebelah luar kolom paling kiri dibawah lajur waktu partograf.
Setiap kotak menyatakan satu kontraksi.Tiap 30 menit, raba dan
catat jumlah kontraksi dalam 10 menit dan lama satuan detik
>40 detik.
j) Obat dan Cairan yang Diberikan
(1)Oksitosin
Apabila tetesan (drips) oksitosin telah dimulai,
dokumentasikan setiap 30 menit jumlah unit oksitosin yang
diberikan pervolume cairan intra vena dan satuan tetesan
permenit.
(2) Obat lain dan cairan intra vena
Catat semua pemberian obat tambahan dan atau cairan
intravena dalam kotak yang sesuai dengan kolom waktunya.
D. Implementasi
Melaksanakan rencana perawatan secara menyeluruh. Langakah
ini dapat dilakukan sebagian oleh orang tua, bidan anggota tim kesehatan
lain. Bidan bertanggung jawab unttuk memasstikan bahwa implementasi
benar-benar ddilakukan (Varney, dkk, 2007).
KALA I
Hari/Tanggal : Kamis/ 23 Desember 2021
Waktu : 11.15 WIB
Tempat : PMB Anik Rohanjarwati
A. SUBYEKTIF
a. Biodata
Nama Ibu : Ny.J Nama Ayah : Tn.K
Umur : 33 tahun Umur : 39 tahun
Pekerjaan : Swasta Pekerjaan : Swasta
Pendidikan : SMP Pendidikan : SD
Agama : Islam Agama : Islam
Penghasilan : Rp.1.000.000 Penghasilan : Rp.2.000.000/bln
Tempat Tinggal : Nusantoro 11/4 Tempat Tinggal : Nusantoro 11/4
b. Keluhan utama
Ibu datang jam 11.15 WIB 23 Desember 2021, mengatakan
perutnya kenceng kenceng sejak pukul 22.00 WIB 22 Desember
2021 dirasakan semakin kuat dan terasa menjalar hingga
punggung, keluar lendir darah jam 04.00 WIB 23 Desember
2021, keluar cairan bening banyak secara langsung pukul 10.50
WIB 23 Desember 2021.
c. Riwayat kesehatan
1) Penyakit yang pernah dialami (yang lalu)
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit seperti hipertensi,
penyakit jantung, diabetes melitus, anemia dan penyakit menular seksual
2) Penyakit yang sedang dialami (sekarang)
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit seperti hipertensi,
penyakit jantung, diabetes melitus, anemia dan penyakit menular
seksual
3) Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan keluarga tidak ada yang memiliki riwayat penyakit
darah tinggi, jantung, kencing manis, ginjal, batuk lama, dan kehamilan
kembar.
d. Riwayat Pernikahan
Menikah : 1x (untuk ibu dan suami)
Lama Menikah : 12 tahun (2009)
Usia saat menikah : 21 tahun
e. Riawayat Menstruasi
1) Siklus : 28 hari
2) Lama : 7 hari
3) Volume : 3-4x ganti pembalut tiap hari
4) Keluhan : disminorhe
5) HPHT : 1-4-2021
f. Riwayat Kehamilan Sekarang
Ibu mengatakan ini merupakan kehamilan keduanya dan periksa kehamilan
ini di 8x di bidan.
Pemeriksaan di Bidan :
TM 1 : Keluhan : mual
ANC : 1x
Terapi : Asam folat, kalk, B6
KIE : 10T, baca buku KIA, dan kontrol rutin
TM 2 : Keluhan : -
ANC : 2x
Terapi : Fe dan kalk
KIE : Nutrisi dan istirahat
TM 3 : Keluhan : -
ANC : 5x
Terapi : Fe dan kalk
KIE : Nutrisi, istirahat, persiapan persalinan
g. Riwayat Obstetri
Kehamilan Persalinan Bayi/Anak Nifas
N A
Suam An Penyu Penolo Tem Penyu Sek Penyu KB
o. UK Jenis BB H M S
i ak lit ng pat lit s lit
I
1. perta 7 Ate - Bidan spont PMB - PR 3400 v - E sunti
ma thn rm an g k
2. HAMIL INI
h. Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan sebelum kehamilan memakai kontrasepsi suntik 3 bulan
mulai satu bulan setelah persalinan selama lima tahun untuk menunda
kehamilan.
1) Pola aktivitas sehari-hari
1) Nutrisi
Ibu mengatakan makan terakhir ibu dengan sepiring nasi dan lauk dan
segelas air putih pada tanggal 23 Desember 2021 jam 07.00 WIB.
2) Eliminasi
a) Buang Air Kecil (BAK)
Ibu mengatakan BAK terakhir pada tanggal 23 Desember 2021 jam
06.30 WIB
b) Buang Air Besar (BAB)
Ibu mengatakan BAB terakhir pada tanggal 22 Desember 2021 jam
21.00 WIB
3) Istirahat
Ibu mengatakan tidur terakhir malam 22 Desember 2021 pukul 21.00
sampai 23 Desember 2021 pukul 04.00 WIB, tidur selama 7 jam akan
tetapi sering terbangun karena sudah kenceng kenceng.
4) Aktivitas
Ibu mengatakan melakukan aktivitas ringan seperti berjalan
kaki.terakhir tanggal 23 Desember 2021 jam 11.15 WIB
5) Pola Kebiasaan
Ibu mengatakan tidak pernah minum jamu, pijat ojok dan narkoba
B. OBYEKTIF
a. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
b. Tanda-tanda vital
Tekanan darah : 124/77 mmHg
Denyut Nadi : 89x/menit
Suhu : 36,6oC
Pernafasan : 20x/menit
c. Antropometri
Tinggi badan : 150 cm
Berat badan : 56 kg
Lingkar lengan atas (LILA) : 28 cm
d. Pemeriksaan Fisik
Muka : tidak odema, tidak pucat.
Mata : bersih dari sekret
Mulut : bibir tidak kering, tidak sariawan dan tidak ada caries
gigi
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
Payudara : simetris, tidak ada benjolan abnormal, puting kanan dan
kiri
menonjol, keluar kolostrum pada putting kanan dan kiri
Abdomen : tidak ada bekas luka operasi, terdapat striae gravidarum
alba,
terdapat linea nigra.
Genetalia : tampak keluar lender darah dari jalan lahir, oedema (-),
varises (-)
Ekstremitas : tidak terdapat edema pada kaki dan tangan, tidak terdapat
varises
pada kaki.
e. Pemeriksaan khusus
Palpasi
1) Leopold I : - Pada bagian fundus teraba kurang bulat, kurang keras,
kurang
melenting (kesan bokong)
- TFU : 3 jari dibawah px
2) Leopold II : - Pada perut bagian kiri teraba bagian-bagian kecil
( kesan ekstremitas)
- Pada perut bagian kanan teraba keras, datar,
memanjang (kesan puka)
3) Leopold III : - Pada perut bagian bawah teraba keras, bulat, melenting
(kesan
kepala), sulit digerakkan.
4) Leopold IV : - Bagian terendah sudah masuk PAP (divergen)
Auskultasi
DJJ : 137 x/menit
f. Pemeriksaan panggul
Tidak dilakukan karena tidak ada indikasi, dan tidak ada riwayat
obstetrik jelek
g. Perkusi refleks patella
Hasil : (+)
h. Pemeriksaan dalam
Hari/Tanggal : Kamis/ 23 Desember 2021
Pukul : 11.15
Oleh : Bidan
v/v : lendir darah
Ø : 7 cm
Eff : 75%
Ketuban : (-) berwarna jernih, pecah spontan jam 10.50 WIB
Bagian terdahulu : kepala
Bagian terendah : UUK-ki-dep
Tidak ada bagian kecil maupun berdenyut dibagian terdahulu
Molase : 0
Hodge : III
C. ANALISA
G2P1001Ab000, umur kehamilan 37-38 minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin,
puka, letak kepala, kepala sudah masuk PAP, inpartu kala I fase aktif dengan
keadaan ibu dan janin baik.
D. PENATALAKSANAAN
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan pada ibu dan keluarga. (Pembukaan 2 cm,
detak jantung bayi normal)
2. Menganjurkan ibu untuk minum jika tidak ada kontraksi agar mempunyai
energi saat proses melahirkan
3. Menganjurkan ibu untuk tidur miring ke kiri agar memperlancar peredaran
darah dari ibu ke janin.
4. Mengajarkan ibu teknik relaksasi dan pengaturan nafas pada saat
kontraksi, ibu menarik nafas melalui hidung dan dikeluarkan
melalui mulut selama timbul kontraksi.
5. Mengobservasi Tanda-tanda vital, mengobservasi DJJ, nadi dan his.
(terlampir di patograf)
6. Menganjurkan ibu untuk mengosongkan kandung kemihnya secara
rutin selama persalinan.
7. Persiapan perlengkapan, bahan-bahan dan obat-obatan yang
diperlukan untuk menolong persalinan serta tempat penerangan
dan lingkungan BBL
8. Mendokumentasikan hasil pemantauan kala I dalam partograf
9. Mengobservasi tanda dan gejala kala II
KALA II
Hari/Tanggal : Kamis/ 23 Desember 2021
Jam : 12.15 WIB
A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bahwa perut ibu terasa mules, teraa seperti ingin buang
air besar, ibu mengatakan sudah ingin meneran tidak dapat ditahan.
B. OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Fisik
DJJ : 143x/m
Kontraksi : 4 x 10’ x 45”
Nadi : 87x/m
2. Tanda gejala kala II :
a. Tampak Perineum menonjol.
b. Vulva vagina dan sfingter ani membuka.
3. Pemeriksaan Dalam
Hari/Tanggal : Kamis/ 23 Desember 2021
Pukul : 12.15 WIB
Oleh : Bidan
v/v : lendir darah
Ø : 10 cm
Eff : 100%
Ketuban : (-) berwarna jernih, pecah spontan jam 10.50 WIB
Bagian terdahulu : kepala
Bagian terendah : UUK-ki-dep
Tidak ada bagian kecil maupun berdenyut dibagian terdahulu
Molase : 0
Hodge : IV
C. ANALISA
G2P1001Ab000 inpartu kala II
D. PENATALAKSANAAN
1. Memastikan kelengkapan alat pertolongan persalinan termasuk
mematahkan 1 ampul oksitosin dan memasukkan alat suntik sekali
pakai ke dalam wadah partus set.
2. Mengambil alat suntik dengan tangan yang bersarung tangan, isi
dengan oksitosin dan letakkan kembali kedalam wadah partus set.
3. Mendekontaminasi sarung tangan kotor kedalam larutan clorin 0,5
% dan membukanya secara terbalik, lalu rendam selama 10 menit
4. Beritahu ibu dan keluarga bahwa pembukaan sudah lengkap dan
keadaan janin serta ibu dalam keadaan baik.
5. Minta keluarga untuk membantu menyiapkan posisi meneran (Bila
ada rasa ingin meneran dan terjadi kontraksi yang kuat, bantu ibu
keposisi setengah duduk atau posisi lain yang diinginkan dan
pastikan ibu merasa nyaman).
6. Lakukan pimpinan meneran saat ibu mempunyai dorongan yang
kuat untuk meneran, diantaranya : bimbing ibu untuk meneran saat
ibu mempunyai keinginan untuk meneran, berikan dukungan dan
semangat atas usaha ibu untuk meneran, anjurkan ibu beristirahan
diantara kontraksi dan anjurkan ibu untuk minum di sela-sela
kontaksi.
7. Jika ibu tidak memiliki keinginan untuk meneran, anjurkan ibu
untuk berjalan, jongko, atau mengambil posisi yang dianggab
nyaman.
8. Jika kepala bayi telah membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
letakkan handuk bersih diatas perut ibu.
9. Meletakkan kain bersih yang dilipat 1/3 bagian dibawah
bokong ibu
10. Membuka partus set untuk memastikan kelengkapan alat dan bahan.
11. Memakai sarung tangan steril
pada kedua tangan
12. Setelah kepala bayi membuka vulva dengan diameter 5-6 cm,
lakukan penyokongan dengan melindungi perineum dengan satu
tangan yang dilapisi dengan kain bersih dan kering, kemudian
letakkan tangan yang lain pada kepala bayi dan lakukan tekanan
yang lembut untuk mencegah terjadinya gerakan difleksi
maksimal.
13. Memeriksa adanya lilitan tali pusat dan ambil tindakan yang
sesuai jika hal itu terjadi, dan segera lanjutkan proses kelahiran
bayi.
14. Tunggu kepala sampai melakukan putaran paksi luar secara spontan.
15. Setelah kepala melakukan putaran paksi luar secara spontan,
lakukan pegangan secara biparietal, dengan menempatkan kedua
tangan pada sisi muka bayi. Anjurkan ibu menerang pada
kontraksi berikutnya, dengan lembut tarik bayi kebawah untuk
mengeluarkan bahu depan, kemudian tarik keatas untuk
mengeluarkan bahu belakang.
16. Setelah kedua bahu bayi lahir, geser tangan bawah kearah
perineum ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah
bawah, Gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang
lengan dan siku sebelah atas.
17. Setelah tubuh dan lengan lahir, penelusuran tangan atas
berlanjut kepunggung, bokong, tungkai dan kaki serta pegang
masing-masing kaki dengan ibu jari dan jari-jari lainnya.
Hasil : bayi lahir spontan pada Hari Kamis/ 23 Desember 2021,
pukul 12.28 WIB dengan jenis kelamin laki-laki.
18. Lakukan penilaian sepintas, dengan menilai apakah bayi
menangis kuat, bernafas tanpa kesulitan, bayi bergerak aktif dan
bagiamana warna kulitnya.
Hasil : bayi lahir segera menangis, bernafas tanpa kesulitan,
bergerak aktif dan kulit tubuh kemerahan.
19. Bersihkan dan keringkan bayi mulai dari muka, kepala, bagian
tubuh lainnya kecuali bagian tangan tanpa membersihkan verniks
caseosa.Ganti handuk yang basah dengan handuk kering dan
biarkan bayi di atas perut ibu.
KALA III
Hari/Tanggal : Kamis/23 Desember 2021
Jam : 12.28 WIB
A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bahwa perut ibu terasa mules.
B. OBJEKTIF
1. Bayi lahir spontan pada Hari Kamis/ 23 Desember 2021, pukul 12.28
WIB dengan jenis kelamin laki-laki
2. Abdoemen : TFU 2 jari dibawah pusat, kontraksi uterus baik, bagian
fundus teraba keras, perdarahan ± 150 CC, tidak ada bayi kedua
3. Tanda-tanda pelepasan plasenta :
a. Tali pusat memanjang
b. Semburan darah mendadak dan singkat
C. ANALISA
P2002Ab000 inpartu kala III
D. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu bahwa ia akan oksitosin agar uterus berkontraksi baik.
2. Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir, menyuntikkan oksitosin
10 unit IM di 1/3 paha atas bagian distal lateral (lakukan aspirasi
sebelum menyuntikkan oksitosin)
3. Setelah 2 menit pasca persalinan, menjepit tali pusat dengan klem
kira-kira 3 cm dari pusat bayi. Dengan mendorong tali pusat
kearah distal (ibu) dan jepit kembali tali pusat pada 2 cm distal
dari klem pertama.
4. Dengan satu tangan, memegang tali pusat yang telah dijepit
(lindungi perut bayi), dan melakukan pengguntingan tali pusat
diantara 2 klem tersebut.
5. Melakukan penjepitan tali pusat dengan penjepit tali pusat.
6. Meletakkan bayi secara tengkurap di dada ibu agar ada kontak
kulit ibu dan bayi. Luruskan bahu bayi sehingga bayi menempel di
dada/perut ibu.
7. Menyelimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan bersih lalu
pasang topi dikepala bayi.
8. Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari vulva.
9. Meletakkan satu tangan diatas kain pada perut ibu, di tepi atas
simfisis, sementara itu tangan lain meregangkan tali pusat.
10. Setelah uterus berkontraksi, meregangkan tali pusat kearah
bawah sambil tangan yang lain mendorong uterus kearah
belakang-atas (dorso cranial) secara hati- hati (untuk mencegah
inversion uteri).
11. Melakukan peregangan dan dorongan dorsokranial hingga
plasenta terlepas, minta ibu meneran sambil meregangkan tali
pusat dengan arah sejajar lantai dan kemudian kearah atas,
mengikuti poros jalan lahir (tetap lakukan tekanan dorsokranial).
12. Setelah plasenta tampak pada vulva, melahirkan plasenta dengan
hati-hati, pegang plasenta dengan kedua tangan dan lakukan
putaran searah jarum jam untuk membantu pengeluaran plasenta
dan mencegah robeknya selaput ketuban.
Hasil : palsenta telah lahir 2 menit setelah bayi lahir pada tanggal
23 Desember 2021 pukul 13.00 WIB
13. Segera setelah plasenta lahir, melakukan masase pada fundus
uteri dengan menggosok fundus uteri secara 4 jari tangan kiri
hingga kontraksi uterus baik (fundus teraba keras).
14. Memeriksa bagian maternal dan bagian fetal plasenta dengan
tangan kanan untuk memastikan bahwa seluruh kotiledon dan
selaput ketuban sudah lahir lengkap, dan masukan kedalam
kantong plastik yang tersedia.
Hasil : panjang plasenta ± 20 cm, ketebalan plasenta ± 3 cm,
panjang tali pusat ±30 cm, kotiledon lengkap, selaput
lengkap, tidak ada pembuluh darah yang pecah
15. Mengevaluasi kemungkinan laserasi pada vagina dan perineum.
Hasil : tidak ada laserasi
16. Memastikan uterus berkontraksi dengan baik dan tidak terjadi
perdarahan pervaginam.
17. Memberikan bayi melakukan kontak kulit dengan ibu paling sedikit 1 jam
18. Setelah satu jam, melakukan penimbangan/pengukuran bayi, beri
salep mata, dan vitamin K1 1 mg secara intramuskuler (IM) di
paha kiri anterolateral.
Hasil : bayi telah di beri tetes mata/salep mata antibiotic
profilaksis, dan telah di suntikkan vitamin K secara intramuskuler
di paha kiri anterolateral.
Hasil penimbangan/pengukuran :
BBL = 3300 gram
PB = 48 cm
LK = 32 cm
LD = 33 cm
19. Setelah satu jam pemberian melakukan penyuntikan imunisasi
hepatitis B pada paha kanan antero lateral secara intramuscular.
KALA IV
Hari/Tanggal : Kamis/ 23 Desember 2021
Jam : 13.00 WIB
A. SUBJEKTIF
Ibu mengatakan bahwa perut ibu terasa mules.
B. OBJEKTIF
Keadaan Umum : Baik
Kesadaran : Composmentis
Plasenta : Plasenta telah lahir 2 menit setelah bayi lahir pada
tanggal 23 Desember 2021 pukul 13.00 WIB.
Tekanan Darah :110/65 mmHg
Nadi : 92x/menit
Suhu : 36,8 0C
Pernafasan : 20x/menit
Abdomen : TFU 2 jari dibawah pusat, uterus berkontraksi baik,
teraba keras pada bagian fundus, kandung kemih
kosong
Genetalia : tidak ada laserasi
C. ANALISA
P200Ab000 inpartu kala IV
D. PENATALAKSANAAN
1. Melanjutkan pemantauan kontraksi dan pencegahan perdarahan
pervaginam, 15 menit pada jam pertama pasca persalinan, dan 30
menit pada jam kedua pasca persalinan
2. Mengajarkan ibu/keluarga cara melakukan masase uterus dan
menilai kontraksi.
3. Mengevaluasi dan mengstimulasi jumlah kehilangan darah setiap
15 menit selama 1 jam pasca persalinan, dan setiap 30 menit pada
jam kedua pasca persalinan.
4. Melakukan pemeriksaan tanda-tanda vital ibu (kecuali
pernapasan), tinggi fundus uteri, kontraksi uterus dan kandung
kemih setiap 15 menit selama 1 jam pasca persalinan dan setiap 30
menit pada jam ke 2 pasca persalinan.
5. Memeriksa kembali bayi untuk memeasikan bahwa bayi bernafas
dengan baik(40- 60 x/menit) serta suhu tubuh normal yaitu (36.5oc -
37.5oc)
6. Menempatkan semua peralatan bekas pakai kedalam larutan klorin
0.5 % untuk didekontaminasi (selama 10 menit). Cuci dan bilas
setelah didekontaminasi
7. Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi kedalam tempat sampah yang
sesuai.
8. Membersihkan ibu dengan menggunakan air DTT. Bersihkan sisa
cairan ketuban, lendir dan darah. dan bantu ibu memakai pakaian
bersih dan kering.
9. Memastikan ibu merasa aman dan nyaman. Bantu ibu untuk
memberikan ASI kepada bayinya, dan anjurkan keluarga untuk
member ibu minuman dan makanan yang diinginkan.
10. Mendekontaminasi tempat bersalin dengan larutan klorin
0.5 %
11. Mencelupkan sarung tangan kotor kedalam larutan klorin 0.5 %,
dan buka secara terbalik dengan bagian dalam ke luar, lalu rendam
dalam laruran klorin 0.5 % selama 10 menit.
12. Mencuci kedua tangan dengan sabun
13. Melengkapi patograf ( halaman depan dan belakang)
Dilakukan pemantauan 2 jam postpartum. Mengevaluasi dan mengstimulasi
jumlah kehilangan darah setiap 15 menit selama 1 jam pasca persalinan, dan
setiap 30 menit pada jam kedua pasca persalinan. Melakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital ibu (kecuali pernapasan), tinggi fundus uteri, kontraksi
uterus dan kandung kemih setiap 15 menit selama 1 jam pasca persalinan
dan setiap 30 menit pada jam ke 2 pasca persalinan
Hasil : semua dalam batas normal
BAB IV
PEMBAHASAN
Ambarwati, E.R., Diah W., dan Ari S (ed). 2008. Asuhan KebidananNifas.
Yogyakarta: Mitra Cendekia.
Arfiana dan Lusiana. 2016. Asuhan Neonatus Bayi Balita dan Anak Pra Sekolah.
Jakarta: Trans Medika.
Bahiyatun. 2009. Buku Ajar Asuhan Kebidanan Nifas Normal. Jakarta: EGC.
Departement of Health. 2009. The Pregnancy Book. UK : COI.
Depkes RI.2015. Rencana Strategis Kementrian Kesehatan tahun 2015-2019.
Jakarta : Kementrian Kesehatan RI.
Dewi dan Sunarsih. 2014. Asuhan kehamilan untuk Kebidanan. Jakarta: Salemba
Medika.
Dinkes Jatim. 2017. Profil Kesehatan Provinsi Jawa Timur tahun 2016. Surabaya:
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur.
Dinkes Kabupaten Madiun. 2018. Profil Kesehatan Kabupaten Madiun tahun
2017. Madiun: Dinas Kesehatan Kabupaten Madiun.
Fraser, Diane M, dan M.A Cooper (ed). 2009. Myles Buku Ajar Bidan. Edisi 14.
Jakarta : EGC.
Handayani, Sri. 2010. Pelayanan Keluarga Berencana. Yogyakarta: Pustaka
Rihana.
Hartanto, H. 2009. Keluarga Berencana dan Kontrasepsi. Jakarta: Pustaka Sinar
Harapan.
JNPK-KR. 2008. Asuhan Persalinan Normal dan Inisiasi Menyusu Dini. Jakarta:
Jhplego.
Kemenkes RI. 2018. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia. Jakarta
Manuaba, Ida Bagus. 2010. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan KB untuk
pendidikan bidan. Jakarta : EGC.
2012. Ilmu Kebidanan, Penyakit kandungan dan KB untuk
pendidikan bidan. Jakarta : EGC.
.2013. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan KB. Jakarta: EGC.
Maritalia, Dewi. 2012. Asuhan Kebidanan Nifas dan Menyusui. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Marmi dan Rahardjo kukuh. 2012. Asuhan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Marmi. 2011. Intranatal Care. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
.2012. Asuhan Kebidanan Pada Masa Nifas. Yogyakarta :Pustaka Pelajar.
.2014.Buku Ajar Pelayanan KB. Yogyakarta :Pustaka Pelajar. Mochtar,
Rustam. 2011. Rustam Mochtar Sinopsis Obstetri. Jakarta: EGC.
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus, Bayi Dan Balita. Yogyakarta:
Fitramaya.
Prawirohardjo, S. 2011. Ilmu Kebidanan. Jakarta: PT. Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo.
Romauli, Suryati. 2011. Buku Ajar Kebidanan 1 Konsep Dasar Asuhan
Kehamilan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Saifuddin, Abdul Bari.2009. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan
Maternal dan Neonatal. Jakarta: YBP-SP.
. 2010. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal dan
Neonatal. Jakarta: YBP-SP.
.2009. IlmuKebidanan. Jakarta: YBP-SP.
. 2013. BukuPanduanPraktisPelayananKesehatan Maternal Neonatal.
Jakarta: YayasanBinaPustakaSarwonoPrawirohardjo.
Saleha S. 2009. AsuhanKebidananpadaMasaNifas. Jakarta: SalembaMedika.
Satuan Tugas Penurunan Angka Kematian Ibu (2017) Pre Eklamsia-Eklamsia &
Perdarahan Pasca Persalinan : Jawa Timur. Satuan Tugas Penurunan
Angka Kematian Ibu
Suherni dkk. 2009. PerawatanMasaNifas. Yogyakarta: Fitramaya. Sujiyatini.
2011. Asuhan Patologi Kebidanan. Yogyakarta: Nuha Medika.
Sulistyawati,Ari.2009.AsuhanKebidananPadaMasaKehamilan.
Jakarta:SalembaMedika.
Varney, Helen., J.M. Kriebs, dan C.L. Gegor. 2007. BukuAjarAsuhanKebidanan.
Edisi 4. Volume 1. Jakarta. EGC.
Varney, Helen., J.M. Kriebs, dan C.L. Gegor. 2008. BukuAjarAsuhanKebidanan.
Edisi 4. Volume 2. Jakarta. EGC.
Walyani E.S., Endang P.2015.MutuPelayananKesehatandanKebidanan.
Yogyakarta: PustakaBaru Press.
Widiastuti L.P., 2018. Asuhan Kebianan Pada Ibu Bersalin dan Bayi Baru
Lahir.Bogor. IN MEDIA