Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENDAHULUAN

DAN
ASUHAN KEBIDANAN
PADA IBU HAMIL DENGAN PLASENTA PREVIA
Di RSIA Aura Syifa
Tanggal 9 November 2011

Disusun Oleh :
NUNIK IKE YUNIA SARI
(1102430008)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENKES MALANG
JURUSAN KEBIDANAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA IV KEBIDANAN KLINIK
KEDIRI
TAHUN 2011
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Asuhan Kebidanan ini dengan baik dan sesuai dengan jangka
waktu yang telah diberikan.
Dalam penyelesaian Asuhan Kebidanan ini tidak lepas dari bantuan berbagai
pihak. Tidak lupa penulis menyampaikan terimakasih kepada:
1. Sri Rahayu, S.Kep, Ns. M.Kes , selaku Ketua Program Studi DIV Kebidanan
Klinik
2. Dwi Estuning Rahayu, SPD, S.Kep, Ns, MSc, selaku Ketua Kelompok Praktik
Klinik
3. Finta Isti Kundarti, M.Keb, selaku Koordinator Praktik
4. Siti Khususiyah,AMK, Amd.Keb , selaku Pembimbing Klinik
Yang telah memberikan kesempatan, membimbing dan memberikan arahan
kepada penulis dalam menyusun Asuhan Kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Asuhan Kebidanan ini masih jauh
dari kesempurnaan. Oleh karena itu, penulis sangat mangharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun dari pembaca untuk kesempurnaan Asuhan Kebidanan ini.

Kediri, November 2011

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Tingginya angka kematian ibu di Indonesia yaitu 300 per 100.000 kelahiran
hidup. Tingginya angka kematian ibu di Indonesia disebabkan oleh beberapa
faktor diantaranya perdarahan, infeksi, dan eklamsi. Kedalam perdarahan dan
infeksi sebagai penyebab kematian, sebenarnya tercakup pula kematian akibat
abortus terinfeksi dan partus lama. Hanya 5% kematian ibu yang disebabkan oleh
penyakit yang memburuk akibat kehamilan, misalnya penyakit jantung dan
infeksi yang kronis. (Syaifudin 2001)
Pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan melahirkan
kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir. Namun kadang tidak sesuai
dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan
menjadi suatu masalah. Sistem penilaian resiko tidak dapat memprediksi apakah
ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan atau
asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung
kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
(Syaifudin 2001)
Hal tersebut mendasari penulis untuk menyusun Asuhan Kebidanan pada ibu
hamil dengan plasenta previa.

1.2 Tujuan Penulisan


a. Tujuan Umum
Setelah Penyusunan Asuhan Kebidanan ini diharapkan mahasiswa khususnya
penulis dapat melaksanakan Asuhan Kebidanan pada ibu hamil dengan
plasenta previa serta mampu mengembangkan kemampuannya dalam
memberikan asuhan Antenatal Care (ANC) pada ibu hamil

b. Tujuan Khusus
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan, diharapkan mahasiswa dapat:
1. Memahami konsep teori tentang kehamilan normal
2. Mengkaji data klien
3. Mengidentifikasi diagnosa dan masalah kebidanan
4. Mengembangkan rencana asuhan
5. Melakukan tindakan yang bersifat kebutuhan segera
6. Melakukan implementasi secara baik dan benar sesuai intervensi
7. Melakukan evaluasi terhadap asuhan yang telah diberikan
1.3 Metode Penulisan
Metode penulisan pada Asuhan Kebidanan ini adalah studi kasus yaitu
mencari gambaran yang lebih jelas dari proses kebidanan yang terjadi. Teknik
pengumpulan data:
a. Wawancara
Pengambilan data dengan melakukan tanya jawab secara langsung kepada
klien atau keluarga tentang keadaan klien untuk mendapatkan data subjektif.
b. Studi Kepustakaan
Pengambilan data ini dengan mempelajari keadaan pasien yang disesuaikan
dengan data subjektif dan buku kepustakaan sehingga kita dapat mengetahui
tindakan dan penanganan yang tepat
c. Pemeriksaan Fisik
Pengamatan langsung kepada klien melalui pemeriksaan secara fisik yaitu
inspeksi, palpasi, auskultasi, untuk mendapatkan data objektif
d. Praktik Langsung
Melakukan penerapan pengetahuan dan ketrampilan dalam mengerjakan
perasat kebidanan langsung pada klien

1.4 Sistematika Penulisan


BAB I PENDAHULUAN
Terdiri dari Latar belakang, Tujuan Penulisan, dan Metode Penulisan.
BAB II TINJAUAN TEORI
Terdiri dari Konsep Konsepsi, Fertilisasi, Implantasi, Anatomi
Plasenta, Konsep Plasenta Previa, Pohon Masalah, dan Intervensi
Teori.
BAB III TINJAUAN KASUS
Terdiri dari pengkajian data, identifikasi masalah, intervensi,
implementasi, dan evaluasi.
BAB IV PEMBAHASAN
BAB V PENUTUP
Terdiri dari kesimpulan dan saran.
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Pengertian Konsepsi
Konsepsi secara formal didefisinikan sebagai ersatuan antara sebuah telur
dan sebuah sperma yang menandai awal suatu kehamilan.
Peristiwa ini bukan merupakan peristiwa yang terpisah tetapi ada suatu
rangkaian kejadian yang mengelilinginya. Kejadian-kejadian itu ialah
pembentukan gamet(telur dan sperma), ovulasi (pelepasan telur), penggabungan
gamet dan implantasi embrio di dalam uterus. Hanya jika semua peristiwa ini
berlangsung bai maka perkembangan embrio dan janin dapat dimulai.
(Babak 2005 : 74)
B. Pengertian Fertilisasi
Fertilisasi adalah terjadinya pertemuan dan persenyawaan antar sel mani dan
sel telur (Yuni Kusmiyati 2009 : 36).
Apabila sebuah sperma berhasil menembus membran yang mengelilingi
ovum, baik sperma maupun ovum akan berada di dalam membran dan membran
tidak lagi dapat ditembus oleh sperma lain, hal ini disebut reaksi zona.
(Babak 2005 : 75)
C. Pengertian Implantasi
Implantasi adalah suatu proses dimana zona pelusida berdegenerasi dan
trofoblas melekatkan dirinya pada endometrium rahim, biasanya pada daerah
fundus anterior atau posterior. Antara 7-10 hari setelah konsepsi trofoblas
menyekresi enzim yang membantunya membenamkan diri ke dalam endometrium
sampai seluruh bagian blastosis tertutup.
(Babak 2005 : 75)
D. Anatomi Plasenta
Plasenta terbentuk bundar atau hampir bundar dengan diameter 15-20 cm
dan tebal lebih kurang 2,5 cm. beratnya rata-rata 500 gram. Umumnya plasenta
terbentuk lengkap pada kehamilan 16 minggu dengan ruang amnion membesar
sehingga amnion tertekan kearah korion.
Letak plasenta biasanya umumnya di depan atau dibelakang dinding uterus,
agak ke atas kearah fundus uteri. Hal ini adalah fisiologis karena permukaan
bagian atas korpus uteri lebih luas, sehingga lebih banyak tempat untuk
berimplantasi. Di tempat-tempat tertentu pada implantasi plasenta terdapat vena-
vena yang lebar (sinus) untuk menampung darah kembali. Pada pinggir plasenta
di beberapa tempat terdapat suatu ruang vena yang luas untuk menampung darah
yang berasal dari ruang interviller di atas.
(Sarwono 2005: 66-67)
E. Plasenta Previa
1. Pengertian Plasenta Previa
Plasenta previa adalah plasenta yang berimplantasi pada segmen bawah
rahim dan menutupi sebagian atau seluruh ostium utri intenum. Angka
kejadian plasenta previa adalah 0,4-0,6 % dari seluruh persalinan. Dengan
penatalaksanaan yang baik mortalitas parinatal adalah 50 per 1000 kelahiran
hidup.
(Sarwono 2007 : 162)
Plasenta previa adalah kondisi yang jarang terjadi dimana plasenta terletak
di atas (atau sebagian di atas) leher rahim.
(Penny Simkin 2008: 50)
Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga
menutupi sebagian /seluruh ostium uteri internum (implantasi plasenta yang
normal adalah pada dinding depan, dinding belakang rahim atau di daerah
fundus uteri).
(Yuni Kusmiyati 2009: 158-159)

2. Etiologi
Plasenta previa diawali dengan implantasi embrio (embryonic plate) pada
bagian bawah (kauda) uterus. Dengan melekatkannya dan bertumbuhnya
plasenta, plasenta yang telah berkembang bisa menutupi ostium uteri. Hal ini
diduga terjadi karena vaskularisasi desidua yang jelek, inflamasi, atau
perubahan atropik.
(Irwan Ashari 2008)

3. Klasifikasi
Klasifikasi plasenta previa yang dikenal adalah :
1. Plasenta previa totalis : Ostium uteri interna tertutup sempurna oleh
plasenta.
2. Plasenta previa parsial : Ostium uteri interna tertutup sebagian oleh
plasenta.
3. Plasenta previa marginal : Tepi plasenta berada pada margin ostium uteri
interna.
4. Plasenta letak rendah : Plasenta berimplantasi pada segmen bawah rahim
dimana tepi plasenta tidak mencapai ostium uteri interna, tetapi
berdekatan dengan ostium tersebut.
(Irwan Ashari 2008)

4. Tanda dan Gejala


- Gejala perdarahan awal plasenta previa pada umumnya hanya berupa
perdarahan bercak atau ringan dan umumnya berhenti secara spontan.
Gejala tersebut kadang-kadang terjadi waktu bangun tidur. Tidak jarang,
perdarahan pervaginam baru terjadi pada saat in partu. Jumlah perdarahan
yang terjadi sangat tergantung dari jenis plasenta previa.
(Sarwono 2007: 163).
- Kejadian yang paling khas pada plasenta previa adalah perdarahan tanpa
nyeri yang biasanya baru terlihat setelah kehamilan mendekati akhir
trimester kedua atau sesudahnya. Namun demikian, banyak peristiwa
abortus mingkin terjadi akibat lokasi abnormal plasenta yang sedang
tumbuh. Sering perdarahan akibat plasenta previa terjadi tanpa tanda-
tanda peringatan pada wanita hamil yang sebelumnya tampak sehat-sehat
saja. Tidak nyeri dan perdarahan pervaginam berwarna merah terang pada
umur kehaliman trimester kedua atau awal trimester ketiga merupakan
tanda utama plasenta previa. (Irwan Ashari 2008)
- Gejala-gejala :
a. Gejala yang terpenting adalah perdarahan tanpa nyeri, biasa terjadi
secara tiba-tiba dan kapan saja.
b. Bagian terendah anak sangat tinggi karena plasenta terletak pada
bagian bawah rahim, sehingga bagian terendah tidak dapat mendekati
pintu atas panggul.
c. Pada plasenta previa, ukuran panjang rahim berkurang maka pada
plasenta previa lebih sering disertai kelainan letak
(Yuni Kusmiyati 2009:159)
- Gejala yang paling umum dari plasenta previa adalah perdarahan vagina
yang tidak sakit pada trimester ketiga kehamilan.
(Penny Simkin 2008: 50)

5. Faktor Resiko
1. Wanita lebih dari 35 tahun, 3 kali lebih berisiko.
2. Multiparitas, apalagi bila jarak singkat. Secara teori plasenta yang baru
berusaha mencari tempat selain bekas plasenta sebelumnya.
3. Kehamilan kembar.
4. Adanya gangguan anatomis/tumor pada rahim sehingga mempersempit
permukaan bagi penempelan plasenta.
5. Adanya endometriosis (adanya jaringan rahim pada tempat yang bukan
seharusnya, misalnya di indung telur) setelah kehamilan sebelumnya.
6. Riwayat plasenta previa sebelumnya, berisiko 12 kali lebih besar.
7. Adanya trauma selama kehamilan.
8. Kebiasaan tidak sehat seperti merokok dan minum alcohol.
(Irwan Ashari 2008)
6. Ciri-ciri
Ciri-ciri plasenta previa :
1. Perdarahan tanpa nyeri.
2. Perdarahan berulang.
3. Warna perdarahan merah segar.
4. Adanya anemia dan renjatan yang sesuai dengan keluarnya darah.
5. Timbulnya perlahan-lahan.
6. Waktu terjadinya saat hamil.
7. His biasanya tidak ada.
8. Rasa tidak tegang(biasa) saat palpasi.
9. Denyut jantung janin ada.
10. Teraba jaringan plasenta pada periksa dalam vagina.
11. Penurunan kepala tidak masuk pintu atas panggul.
12. Presentasi mungkin abnormal.
(Irwan Ashari 2008)

7. Diagnosa
- Pada setiap perdarahan antepartum, pertama kali harus dicurigai bahwa
penyebabnya ialah plasenta previa sampai kemudian ternyata dugaan itu
salah.
(Sarwono 2005: 369)
- Diagnosis ditegakkan dengan adanya gejala-gejala klinis dan beberapa
pemeriksaan.
(Irwan Ashari 2008)

8. Anamnesa
- Perdarahan jalan lahir pada kehamilan setelah 22 minggu berlangsung
tanpa nyeri, tanpa alasan, terutama pada multigravida. Banyaknya
perdarahan tidak dapat dinilai dari anamnesis, melainkan dari pemeriksaan
hematrokit. (Sarwono 2005: 369).
- Gejala pertama yang membawa si sakit ke dokter atau rumah sakit ialah
perdarahan pada kehamilan setelah 28 minggu atau pada kehamilan lanjut
(trimester III). Sifat perdarahanya tanpa sebab (ceseless), tanpa nyeri
(painless), dan berulang (recurrent). Perdarahan timbul sekonyong-konyong
tanpa sebab apapun. Kadang-kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun
tidur ; pagi hari tanpa disadari tempat tidur sudah penuh darah. Perdarahan
cenderung berulang dengan volume yang lebih banyak sebelumnya.
(http://Irwan Ashari. Blogspot. Com/2008/01/Plasenta.html)
- Anamnesis perdarahan tanpa keluhan, perdarahan berulang
(Yuni Kusmiyati 2009: 159)
9. Pemeriksaan Fisik
a. Pemeriksaan Luar
- Bagian terbawah janin biasanya belum masuk pintu atas panggul.
Apabila presentasi kepala, biasanya kepalanya masih terapung di atas
pintu atas panggul atau mengolak ke samping dan sukar didorong ke
dalam pintu atas panggul. Tidak jarang terdapat kelainan letak janin
seperti letak lintang atau letak sungsang. (Sarwono 2005: 369).
- Inspeksi :
a) Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam : banyak atau
sedikit, darah beku dan sebagainya.
b) Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan anemis
Palpasi
a) Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah
b) Sering dijumpai kesalahan letak janin
c) Bagian terbawah belum turun, apabila letak kepala, biasanya kepala
masih goyang atau terapung (floating) atau mengolak di atas pintu
atas panggul.
d) Bila cukup pengalaman, dapat disarankan suatu bantalan pada
segmen bawah rahim terutama pada ibu yang kurus. Pemeriksaan
dalam sangat berbahaya sehingga kontraindikasi untuk dilakukan
kecuali fasilitas operasi segera tersedia.
(Irwan Ashari 2008)
- a. Periksa TD, suhu, nadi dan DJJ
b. Jangan melakukan pemeriksaan dalam dan pemasangan tampon
karena hanya akan menimbulkan perdarahan yang berbahaya dan
menambah kemungkinan infeksi
c. Lakukan pemeriksaan luar (eksternal), rasakan apakah perut
bagian bawah lembut pada perabaan.
(Yuni Kusmiyati 2009: 159)
b. Pemeriksaan dengan alat
- pemeriksaan inspekulo, adanya darah dari ostium uteri eksernum.
(Irwan Ashari 2008)
- pemeriksaan inspekulo dilakukan secara hati-hati dapat menentukan
sumber perdarahan berasal dari konalis servikalis tau sumber lain
seperti varices yang pecah dan kelainan serviks (polip, erosi ca)
(Yuni Kusmiyati 2009: 159)
- Pemeriksaan USG
1. Transvaginal Ultrasonografi dengan keakuratan dapat mencapai 100%
identifikasi plasenta previa.
2. Transabdominal Ultrasonografi dengan keakuratan berkisar 95%
Dapat digunakan untuk membantu identifikasi plasenta akreta, inkreta,
dan plasenta perkreta.
(Irwan Ashari 2008)
- Penentuan letak plasenta dengan cara ini ternyata sangat tepat, tidak
menimbulkan bahaya radiasi bagi ibu dan janinnya dan tidak
menimbulkan rasa nyeri. (Sarwono 2005:369).
- Pemeriksaan dalam di meja Operasi :
1. Jika USG tidak tersedia dan usia kehamilan 37 minggu diagnosis dapat
ditegakkan dengan melakukan pemeriksaan dalam di meja operasi
dengan cara melakukan perabaan plasenta secara langsung melalui
pembukaan serviks.
2. Jika masih terdapat keraguan diagnosis, lakukan pemeriksaan digital
dengan hati-hati .
(Yuni Kusmiyati 2009: 159-160)
10. Diagnosis Banding
Diagnosis banding plasenta previa antara lain solusio plasenta, vasa previa,
laserasi serviks atau vagina. Perdarahan karena laserasi serviks atau vagina
dapat dilihat dengan inspekulo.
Vasa previa, dimana tali pusat berkembang pada tempat abnormal selain di
tengah plasenta, yang menyebabkan pembuluh darah fetus menyilang servix.
Vasa previa merupakan keadaan dimana pembuluh darah umbilikalis janin
berinsersi dengan vilamentosa yakni pada selaput ketuban. Hal ini dapat
menyebabkan rupture pembuluh darah yang mengancam janin. Pada
pemeriksaan dalam vagina diraba pembuluh darah pada selapuit ketuban.
Pemeriksaan juga dapat dilakukan dengan inspekulo atau amnioskopi. Bila
sudah terjadi perdarahan maka akan diikuti dengan denyut jantung janin yang
tidak beraturan, deselerasi atau bradikardi, khususnya bila perdarahan terjadi
ketika atau beberapa saatt setelah selaput ketuban pecah.
(Irwan Ashari 2008)
11. Penatalaksanaan
a. Terapi Ekspektatif (pasif)
Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak terlahir premature, penderita
dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui kenalis servisis.
Upaya diagnosis dilakukan secara non invasive. Pemantauan klinis
dilakukan secara ketat dan baik.
Syarat-syarat terapi ekspektatif :
1) Kehamilan preterm dengan perdarahan sedikit yang kemudian berhenti
2) Belum ada tanda-tanda in partu
3) Keadaan umum ibu cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas
normal)
4) Janin masih hidup.

-Penatalaksanaannya adalah:
1. Rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotik profilaksis.
2. Lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi plasenta,
usia kahamilan profil biofisik, letak dan pesentasi janin.
3. Berikan tokolitik bila ada kontrksi :
MgSO4 4 g IV dosis awal dilanjutkan 4 g setiap 6 jam-
Nifedipin 3x20 mg/hari-
Betamethason 24 mg IV dosis tunggal pematangan paru janin-
4. Uji pematngan paru janin dengan test kocok dari hasil amniosentesis.
5. Bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta masih berada
di sekitar ostium uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi
jelas, sehingga perlu dilakukan observasi dan konseling untuk
menghadapi kemungkinan keadaan gawat darurat.
6. Bila perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih
lama, pasien dapat dipulangkan untuk rawat jalan (kecuali apabila
pasien di luar kota dan jarak untuk mencapai rumah sakit lebih dari 2
jam).

b. Terapi Aktif (tindakan segera)


Wanita hamil di atas 22 minggu dengan perdarahan pervaginam yang aktif
dan banyak, harus segera ditatalaksana secara aktif tanpa memandang
maturitas janin. Cara menyelesaikan persalinan dengan plasenta previa :
Seksio sesarea-
Prinsip utama dalam melakukan seksio sesarea adalah untuk
menyelamatkan ibu, sehingga walaupun janin meninggal atau tak
punya harapan untuk hidup, tindakan ini tetap dilakukan.
Melahirkan pervaginam-
Perdarahan akan berhenti jika ada penekanan pada plasenta.
Penekanan tersebut dapat dilakukan dengan cara-cara sebagai berikut :
- Amniotomi dan akselerasi
Umumnya dilakukan pada plasenta previa lateralis/marginalis
dengan pembukaan >3 cm srta presentasi kepala. Dengan memecah
ketuban, plasena akan mengikuti segmen bawah rahim dan ditekan
oleh kepala janin. Jika kontraksi uterus belum ada atau masih lemah,
akselerasi dengan infus oksitosin.
- Versi Braxton Hicks
Tujuan melakukan versi Baxton Hicks ialah mengadakan tamponade
plasenta denan bokong (dan kaki) janin. Versi Braxton Hicks tidak
dilakukan pada janin yang masih hidup.
- Traksi dengan Cunam Willet
Kulit kepala janin dengan Cunam Willet, kemudian beri beban
secukupnya sampai perdarahan berhenti. Tindakna ini kurang efektif
untuk menekan plasenta dan seringkali menyebabkan perdarahan
pada kulit kepala. Tindakan ini biasanya dikerjakan pada janin yang
telah meninggal dan perdarahan tidak aktif.
(Irwan Ashari 2008)

12. Komplikasi
a) Perdarahan massif, dapat menyebabkan shock bahkan kematian.
b) Lahir premature. Plasenta previa dapat menyebabkan lahir premature.
c) Plasenta akreta. Pada kondisi ini, plasenta implantasi terlalu dalam dan
kuat pada dinding uterin, yang menyebabkan sulitnya plasenta terlepas
secara spontan plasenta saat melahirkan. Hal ini dapat menyebabkan
perdarahan hebat dan perlu operasi histerektomi. Keadaan ini jarang,
tetapi sangat khas mempengaruhi wanita dengan plasenta previa atau
wanita dengan sesar sebelumnya atau operasi uterus lainnya.
(Irwan Ashari 2008).
POHON MASALAH

Inflamasi

Vaskularisasi jelek Implantasi embrio pada Perubahan atropik


bagian bawah (kauda uterus)

Plasenta Previa Dx Kebidanan

Klasifikasi Tanda dan gejala : Faktor resiko : Ciri-ciri :


- Plasenta previa - Perdarahan tanpa - Wanita > 35 tahun - Perdarahan tanpa nyeri
Totalis nyeri - Multipara - Perdarahan berulang
- Plasenta previa - Perdarahan - Kehamilan kembar - Perdarahan merah segar
parsial berwarna merah - Gangguan antomi/ - Anemia dan renjatan
- Plasenta previa terang tumor pada rahim - Timbul perlahan
marginal - Terjadi pada TM II - Jaringan parut - Terjadi waktu hamil
- Plasenta previa atau awal TM III - Endometriosis - Tidak ada His
rendah - Bagian terendah - Riwayat Plasenta - Tidak tegang saat palpasi
anak tidak previa - DJJ ada
mendekati PAP - Trauma kehamilan - Teraba Plasenta saat VT
- Sering disertai - Merokok dan - Penurunan kepala tidak
kelainan letak alkohol masuk PAP
- Presentasi mungkin
abnormal

Anamnesa Pemeriksaan Fisik


- Perdarahan jalan lahir tanpa nyeri
- Perdarahan tanpa sebab dan berulang
Pemeriksaan Luar Pemeriksaan dengan alat

Khusus Umum Inspekulo USG

TD,suhu,nadi,DJJ
Inspeksi Palpasi
Perdarahan per vaginam -TFU rendah
-Kelainan letak
-Belum masuk PAP
Bentuk Warna Volume -Bantalan pada SBR

Anemia Mx

Penatalaksanaan
SC

Pasif Aktif Amniotomi


Per vaginam Versi Braxton Hicks
Terapi ekspektatif Traksi dengan cunam valet

Berhasil KIE tentang gizi Keb


ASUHAN KEBIDANAN
PLASENTA PREVIA

I. PENGKAJIAN
A. Data Subjektif
Biodata
Umur : Wanita lebih dari 35 tahun, 3 kali lebih berisiko.
(http://tonangardyanto.blogspot.com/2006/04/plasenta-previa-plasenta-
bisa-pindah.html)
Keluhan Utama :
Perdarahan tanpa sebab (causeless), tanpa nyeri (painless), dan berulang
(recurrent). Perdarahan timbul sekonyong konyong tanpa sebab
apapun.
(http://irwanashari.blogspot.com/2008/01/plasenta-previa.html)
B. Data Objektif
Pemeriksaan Umum :
Periksa TD, suhu, nadi dan DJJ.
(Yuni Kusmiyati dkk, 2009, Perawatan Ibu Hamil hal 159)
Pemeriksaan Khusus :
Inspeksi
a) Dapat dilihat perdarahan yang keluar pervaginam : banyak atau
sedikit, darah beku dan sebagainya.
b) Kalau telah berdarah banyak maka ibu kelihatan anemis.
Palpasi
a) Janin sering belum cukup bulan, jadi fundus uteri masih rendah.
b) Sering dijumpai kesalahan letak janin.
c) Bagian terbawah janin belum turun, apabila letak kepala,
biasanya kepala masih goyang atau terapung (floating) atau
mengolak di atas pintu atas panggul.

d) Bila cukup pengalaman, dapat dirasakan suatu bantalan pada


segmen bawah rahim terutama pada ibu yang kurus.
(http://irwanashari.blogspot.com/2008/01/plasenta-previa.html)
Pemeriksaan Penunjang :
Penggunaan USG transabdominal memiliki ketepatan diagnosisnya
mencapai 95 98 %.
Pemeriksaan USG dapat menentukan implantasi plasenta dan jarak tapi
plasenta terhadap ostium.
(Yuni Kusmiyati dkk, 2009, Perawatan Ibu Hamil hal 159)
II. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH
Diagnosa
Plasenta Previa
Masalah
Kadang perdarahan terjadi sewaktu bangun tidur ; pagi hari tanpa disadari
tempat tidur sudah penuh darah. Perdarahan cenderung berulang dengan
volume yang lebih banyak sebelumnya.
(http://irwanashari.blogspot.com/2008/01/plasenta-previa.html)

III. MENGIDENTIFIKASI DIAGNOSA DAN MASALAH POTENSIAL


Diagnosa Potensial
Perdarahan massif
Lahir prematur
Plasenta akreta
Masalah Potensial
Perdarahan massif : menyebabkan shock bahkan kematian
Lahir prematur
Plasenta akreta : dapat menyebabkan perdarahan hebat dan perlu operasi
histerektomi
(http://irwanashari.blogspot.com/2008/01/plasenta-previa.html)

IV. KEBUTUHAN
Sulfas ferosus/ferosus fumarat per oral 60 mg
Informasi dan konsultasi ke dokter selama sebulan
Memastikan tersedianya sarana untuk transfusi darah
Terapi ekspektatif

V. TUJUAN
Deteksi dini plasenta previa untuk menghindari komplikasi pada persalinan.

VI. KRITERIA HASIL


Mengurangi gejala anemia akibat perdarahan yang berulang
Mencegah janin lahir premature melalui terapi ekspektatif
Mengurangi kecemasan pada ibu

VII. INTERVENSI
Intervensi Rasional
1. Melakukan terapi ekspektatif Penanganan pasif ini pada kasus-
dengan pemantauan klinis secara kasus tertentu sangat bermanfaat
ketat dan baik untuk mengurangi angka
kematian neonatus yang tinggi
akibat prematuritas, asal jangan
dilakukan pemeriksaan dalam.
(Ilmu Kebidanan. 2005. hal 371)
2. Persiapan transfusi darah Transfusi darah dan operasi
menjelang persalinan harus dapat dilakukan setiap saat
apabila diperlukan. Anemia
harus segera diatasi mengingat
kemungkinan perdarahan
berikutnya.
(Ilmu Kebidanan. 2005. hal 371)

3. Kolaborasi dengan obgyn untuk Untuk mengetahui atau


pemeriksaan lebih lanjut (USG, menanggulangi kasus kasus
inspekulo, pemeriksaan melalui dengan perdarahan antepartum
kanalis servikalis, seksio sesarea) dan dapat mengurangi kesulitan
yang mungkin terjadi.
(Ilmu Kebidanan. 2005. hal 371)
BAB III
TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 09-11-2011


Pukul : 19.30 WIB
Tempat Pengkajian : Poli RSIA AURA SYIFA
No. Register : 014973

I. Pengkajian
A. Data Obyektif
1. Identitas
Nama pasien : Ny. Nur Aini Nama suami : Tn. Imam
Umur : 36 th Umur : 40 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia Suku / Bangsa : Jawa / Indonesia
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Penghasilan :- Penghasilan : + Rp. 1.500.000,-
Alamat rumah : RT 16/6 Doko, Alamat rumah : RT 16/6 Doko,
Ngasem, Kediri Ngasem, Kediri

2. Keluhan Utama
Ibu mengatakan dirinya merasakan nyeri punggung sejak seminggu
terakhir, merasakan lemas dari biasanya.

3. Riwayat Menstruasi
Menarche : 11 tahun
HPHT : 26-03-2011
Lama : 5 hari
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut/hari
Siklus : 28 hari
Teratur / tidak : teratur
Dismenorhea : ya, selama menstruasi
Fluor albus : ya, sebelum menstruasi
Haid sebelumnya : 28-02-2011
Lama : 5 hari
Banyaknya : 2-3x ganti pembalut/hari
HPL/HTP : 3-1-2012
UK : 32 3/7 minggu
4. Riwayat Kehamilan Sekarang
ANC 5 x di bidan dan poli RSIA Aura Syifa
Hasil tes kehamilan tanggal 07-05-2011 (hasl (+))
Imunisasi TT : ibu lupa
Keluhan selama hamil : mual dan muntah
Obat-obatan selama hamil : Fe, Kalk, Vit. C, dan B6
5. Pola Makan Dan Minum
Makan : 3x sehari (nasi,sayur,lauk tempe,ayam,buah pisang)
Minum :5-6 gelas air putih/hari
Pola Aktifitas Sehari-hari
Istirahat : + 2 jam (13.00-15.00)
Tidur : + 7 jam (21.00-04.00)
Seksualitas : 1 x /bulan
6. Pola Eliminasi
BAB : 1 x /hari (konsistensi biasa / lunak, warna kuning kecoklatan)
BAK : 5-6x/hari (warna jernih,bau khas)
7. Riwayat KB
Kontrasepsi yang pernah digunakan : suntik 1 bulan
Rencana kontrasepsi yang akan datang : belum tahu
8. Riwayat Kehamilan, Persalinan dan Nifas Yang Lalu
Tgl/Th Tempat Jenis Anak Nifas Ket.
No Uk Penolong
Persalinan persalinan persalinan LK/DR BB PB
1. 2006 BPS 9 bln Spontan Bidan 3200 - Anak
hidup
2 Hamil ini
9. Riwayat Penyakit Yang Sedang Diderita
Ibu mengatakan tidak sedang menderita penyakit apapun
10. Riwayat Penyakit Yang Lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit kronis seperti
jantung,TBC,dll
11. Riwayat Penyakit Keturunan
Ibu mengatakan tidak mempunyai riwayat keturunan asma,DM
12. Perilaku Kesehatan
Ganti pakaian : 2x/hari
Jamu yang sring digunakan : tidak ada
Merokok, makan sirih, kopi : tidak
Minum alkohol dan obat-obatan : tidak pernah
13. Riwayat Sosial
Apakah kehamilan ini direncanakan : direncanakan
Jenis kelamin yang direncanakan : laki-laki/perempuan sama saja
Status perkawinan : sah
Jumlah : 1 kali
Lama Perkawinan : 7 tahun
Jumlah anggota keluarga yang tinggal serumah : 3 orang
Susunan keluarga yang tinggal serumah :
No Jenis Umur/ Hubungan Pendidikan Pekerjaan Keterangan
Kelamin Tahun keluarga
1 Laki-laki 40 Suami SMA Wiraswasta
2 Perempuan 5 Anak TK Pelajar

14. Kepercayaan Yang Berhubungan Dengan Kehamilan, Persalinan, Nifas:


Selamatan 7 bulanan, brokohan, sepasaran, tahunan.
15.Keadaan Psikososial
Hubungan dengan keluarga : Baik, periksa diantar suami dan anak
Hubungan dengan masyarakat : Baik, ibu kooperatif

B. Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : Baik

Kesadaran : composmetris

Keadaan emosional : stabil

Tekanan darah : 120/80 mmHg

Suhu tubuh : 36,5 oC

Denyut Nadi : 82 x / mnt

Pernafasan : 22 x/mnt

Tinggi badan : 156 cm

BB sekarang : 69 kg

BB sebelum hamil : 61 kg

LILA : 26 cm

2. Pemeriksaan Khusus
1. Inspeksi
1.1. Kepala : tidak ada benjolan, rambut hitam, tidak
rontok, tidak ketombe
1.2. Muka : cloasma grafidarum : ada
1.3. Mata : kelopak mata tidak eodema, konjungtiva
merah muda, sklera putih keabuan.
1.4. Hidung : simetris, tidak ada secret maupun polip.
1.5. Mulut & gigi : lidah bersih, gigi tidak ada caries, gusi
tidak ada epulis
1.6. Telinga : simetris, tidak ada serumen.
1.7. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid
maupun pembesaran vena jugolaris.
1.8. Axilla : tidak ada pembesaran kelenjar limfe
1.9. Payudara
Pembesaran : ada (ka/ki)
Simetris : iya (ka/ki)
Papilla mamae : menonjol (ka/ki)
Benjolan / tumor : tidak ada (ka/ki)
Pengeluaran : tidak ada (ka/ki)
Strie : tidak ada (ka/ki)
Kebersihan : bersih (ka/ki)
1.10. Abdomen
Pembesaran : ada
Linea nigra : tidak ada
Line albican : tidak ada
Strie livide : tidak ada
Strie albican : ada
Bekas luka operasi : tidak ada
1.11. Punggung
Posisi tulang belakang : lordosis
1.12. Anogenital
Perineum :
Pengeluaran pervag :
Vulva : tidak dikaji
Oedema :
Pembesaran kelj. Batholini :
1.13. Ekstremitas
Atas : simetris : ya; odema : tidak kanan/kiri;
varises : tidak ka/ki
Bawah : Simetris : ya; odema : tidak ka/ki;
varises : tidak ka/ki
2. Palpasi
Leopold I : TFU= pertengahan pusat-px, teraba
lunak,kurang keras,tidak melenting(bokong),
MD : 28 cm
Leopold II : teraba punggung di sebelah kanan(puka)
Leopold III : bagian terendah janin teraba keras,
bundar,melenting(kepala), belum masuk PAP
Leopold IV : -
3. Auskultasi
DJJ Punctum maximum : kanan
Tempat : kanan bawah pusat
Frekuensi : 12-11-12 (140x/mnt)
Teratur / tidak : teratur
4. Perkusi
Reflek patella :+/+
3. Pemeriksaan Penunjang
USG . hasil UK 33 minggu, punggung di sebelah kanan, presentasi
kepala, letak plasenta previa totalis
4. Pemeriksaan dalam
- Perineum :
- Vagina :
- Portro : tidak dikaji
- Pembukaan :
- Effacement :
5. Kesimpulan
GII P1001 UK 32 3/7 minggu tunggal,hidup,letak membujur,presentasi
kepala,intrauterin,jalan lahir kesan normal,KU ibu baik dengan
plasenta previa totalis
INTERPRESTASI DATA
Tgl / jam Interpretasi Data Dasar Dx/Mslh/Kebuth
09-11-2011 S : Ibu mengatakan dirinya merasakan nyeri Dx :
Pkl. 19.35 punggung sejak seminggu terakhir, GII P1001 UK 32 3/7 minggu
WIB. merasakan lemas dari biasanya. dengan plasenta Previa
HPHT : 26-03-2011 totalis
O:
KU : Baik

Kesadaran : composmetris

Keadaan emosional : stabil

TD : 120/80 mmHg

S : 36,5 oC

N : 82 x / mnt

RR : 22 x/mnt

Tinggi badan : 156 cm

BB sekarang : 69 kg

BB sebelum Hamil: 61 kg

LILA : 26 cm

Palpasi
-Leopold I : TFU= pertengahan pusat-px,
teraba bokong. MD : 28 cm
-Leopold II : puka
-Leopold III: teraba kepala,belum masuk
PAP
-Leopold IV : -
Auskultasi
DJJ :
-Punctum maximum : puka (+)
-Tempat : sebelah kanan bawah pusat
-Frekuensi : 11-12-12 : 140 x/mnt
-Teratur/tidak : teratur
Pemeriksaan Penunjang:
USG . hasil UK 33 minggu, punggung di
sebelah kanan, presentasi kepala, letak
plasenta previa totalis
A. Perencanaan
Tanggal 9-11-2011 jam 19.40 WIB
1. Diagnosa : GII P1001 UK 32 3/7 minggu dengan plasenta Previa totalis
Tujuan :
-Keadaan ibu dan janin baik serta mempertahankan kehamilannya.
KH :
-Keadaan ibu dan janin baik
-TD sistole : 120-160 mmHg
Diastole : 80-110 mmHg
-Nadi : 80-90 x/mnt
-DJJ (+) 120-160 x/mnt
Intervensi
1. Lakukan pendekatan dengan komunikasi terapeutik
R/ Menanamkan kepercayaan klien kepada petugas.
2. Beri penjelasan pada klien tentang plasenta previa dan tindakan yang
akan dilakukan untuk membantu penyembuhan.
R/ Klien mengetahui dan kooperatif terhadap tindakan yang akan
dilakukan.
3. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
R/ Kolaborasi dapat menentukan penanganan yang tepat
4. Anjurkan ibu untuk tirah baring dan mengurangi kegiatan
R/ Tirah baring merupakan terapi ekspektatif yang diberikan untuk
meminimalisir adanya perdarahan akibat plasenta previa
5. Anjurkan pada suami untuk mengurangi hubungan seksual
R/ Hubungan seksual memicu terjadinya perdarahan berlanjut
6. Anjurkan pada suami untuk membantu dan memperhatikan istri dalam
pekerjaan yang dilakukannya
R/ Perhatian dan dukungan suami menjadi motivasi ibu
7. Anjurkan ibu periksa 2 minggu lagi atau bila ada keluhan
R/ Pemantauan secara ketat dan berkala dapat menentukan kebutuhan
segera dari setiap kondisi

C.Implementasi
Tanggal 9-11-2011, jam 19.45 WIB
Diagnosa : GII P1001 UK 32 3/7 minggu dengan plasenta Previa totalis
Implementasi
1. Melakukan pendekatan dengan komunikasi terapeutik dengan ibu dan
suami
2. Memberi penjelasan pada klien tentang plasenta previa dan tindakan yang
akan dilakukan untuk membantu penyembuhan. Plasenta previa adalah
kelainan letak plasenta dalam uterus, yang menghalangi turunnya kepala
dalam rongga panggul.Dapat menyebabkan perdarahan hebat sehingga
perlu kewaspadaan ibu
3. Melakukan kolaborasi dengan dokter untuk pemberian terapi
Oral: -Samkalvit 1x1
-Disolin 1x1
-Pronitax 1x1
4. Menganjurkan ibu untuk tirah baring dan mengurangi kegiatan
5. Menganjurkan pada suami untuk mengurangi hubungan seksual
6. Menganjurkan pada suami untuk membantu dan memperhatikan istri
dalam pekerjaan yang dilakukannya di rumah. Anjurkan suami juga
untuk memantau pola istirahat ibu
7. Menganjurkan ibu periksa 2 minggu lagi atau bila ada keluhan

D.Evaluasi
Tanggal 09-11-2011 Pkl. 19.55 WIB
Dx : GII P1001 UK 32 3/7 minggu dengan plasenta Previa totalis
S : Ibu mengatakan sudah mengerti tentang penjelasan dan bersedia untuk
mengurangi kegiatan di rumah.
O : KU : baik
Kesadaran : composmentis
A : GII P1001 UK 32 3/7 minggu dengan plasenta Previa totalis
P : - Anjurkan ibu periksa 2 minggu lagi atau jika ada keluhan
BAB IV
PEMBAHASAN

Plasenta Previa adalah plasenta yang berimplantasi rendah sehingga menutupi


sebagian /seluruh ostium uteri internum (implantasi plasenta yang normal adalah pada
dinding depan, dinding belakang rahim atau di daerah fundus uteri). (Kusmiyati
2009).
Faktor resiko yang dapat menyebabkan plasenta previa adalah wanita yang berusia
lebih dari 35 tahun, 3 kali lebih berisiko, multiparitas, kehamilan kembar, adanya
gangguan anatomis/tumor pada rahim sehingga mempersempit permukaan bagi
penempelan plasenta, adanya endometriosis (adanya jaringan rahim pada tempat yang
bukan seharusnya, misalnya di indung telur) setelah kehamilan sebelumnya, riwayat
plasenta previa sebelumnya, adanya trauma selama kehamilan, serta kebiasaan tidak
sehat seperti merokok dan minum alcohol.
Pada kasus ini ibu hamil dengan UK 32 4/7 minggu dengan plasenta previa totalis.
Yaitu ostium uteri interna yang tertutup sempurna oleh plasenta. Ibu N mempunyai
faktor resiko plasenta previa yaitu usia di atas 35 tahun, yang 3 kali lebih beresiko
dibanding usia sebelumnya. Gejala yang dirasakan ibu adalah perdarahan tanpa rasa
nyeri yang awalnya berwarna merah segar dan banyak pada 1 minggu yang lalu dan
berkurang menjadi flek-flek. Dalam pemeriksaan inspeksi ditemukan flek-flek pada
pembalut yang digunakan ibu. Pada pemeriksaan palpasi bagian terendah anak sangat
tinggi karena plasenta terletak pada bagian bawah rahim, sehingga bagian terendah
tidak dapat mendekati pintu atas panggul, untuk pemeriksaan auskultasi terdengar
jelas DJJ.

Dalam pemeriksaan kehamilan dengan plasenta previa ini ibu mendapatkan


pemeriksaan penunjang yaitu USG transabdominal. Penggunaan USG transabdominal
memiliki ketepatan diagnosisnya mencapai 95 98 %. Pemeriksaan USG dapat
menentukan implantasi plasenta dan jarak tapi plasenta terhadap ostium dan
ditemukan hasil bahwa ibu mengalami plasenta previa totalis, yaitu ostium uteri
interna yang tertutup sempurna oleh plasenta
Dikarenakan kondisi ibu dan janin masih baik,UK masih belum aterm maka terapi
yang digunakan adalah terapi ekspektatif untuk perbaikan kondisi ibu dan janin serta
untuk mempertahankan kehamilan. Tujuan ekspektatif ialah supaya janin tidak
terlahir premature, penderita dirawat tanpa melakukan pemeriksaan dalam melalui
kenalis servisis. Upaya diagnosis dilakukan secara non invasive. Pemantauan klinis
dilakukan secara ketat dan baik.
Syarat-syarat terapi ekspektatif adalah kehamilan preterm dengan perdarahan
sedikit yang kemudian berhenti, belum ada tanda-tanda in partu, keadaan umum ibu
cukup baik (kadar hemoglobin dalam batas normal) dam janin masih hidup.
Penatalaksanaannya adalah rawat inap, tirah baring dan berikan antibiotik profilaksis,
lakukan pemeriksaan USG untuk mengetahui implantasi plasenta, usia kahamilan
profil biofisik, letak dan pesentasi janin, berikan tokolitik, uji pematangan paru janin,
bila setelah usia kehamilan di atas 34 minggu, plasenta masih berada di sekitar ostium
uteri internum, maka dugaan plasenta previa menjadi jelas, sehingga perlu dilakukan
observasi dan konseling untuk menghadapi kemungkinan keadaan gawat darurat, bila
perdarahan berhenti dan waktu untuk mencapai 37 minggu masih lama, pasien dapat
dipulangkan untuk rawat jalan.
Penatalaksanaan yang dilakukan pada kasus ini adalah pemberian terapi
multivitamin untuk kehamilan, anjuran tirah baring dan pengurangan aktivitas serta
pengurangan hubungan seksual. Ibu hamil dipantau secara ketat dengan anjuran
periksa 2 minggu lagi.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan

Asuhan kebidanan yang dilakukan pada ibu hamil dengan plasenta previa totalis
ini menggunakan penatalaksanaan dengan terapi ekspektatif dikarenakan kondisi
ibu dan janin masih baik,UK masih belum aterm

B. Saran
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan ini diharapkan:
8. Penulis dapat lebih memperdalam wawasan dengan banyak membaca literature
yang berkaitan dengan kehamilan
9. Agar kehamilan ibu berakhir dengan kelahiran bayi yang sehat dan dengan
kondisi yang baik pula, maka diperlukan pemeriksaan kehamilan secara teratur
dan berkala oleh tenaga kesehatan
10. Peran serta keluarga dan masyarakat sangat penting dalam mendukung ibu
hamil dan janinnya dapat terhindar dari kesakitan maupun kematian.
DAFTAR PUSTAKA

Bobak, dkk. 2005. Buku Ajar keperawatan Maternitas Edisi I. Jakarta:

Kusmiyati, Yuni. 2009. Perawatan Ibu Hamil. Yogyakarta :Fitramaya

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBPSP

Prawirohardjo, sarwono. 2007. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal


Neonatal. Jakarta :YBPSP

Sompkin, Penny. 2008. Panduan Lengkap Kehamilan, Melahirkan, dan Bayi.

(http://Irwan Ashari. Blogspot. Com/2008/01/Plasenta.html)

Anda mungkin juga menyukai