OLEH :
MUFLIKHATUL UMAROH
NPM. 06610392
PENANGANANNYA
WAKTU : 2 X 50 MENIT
I. TUJUAN INSTRUKSIONAL UMUM
penanganannya
III. MATERI
1. Pendekatan deduktif
2. Metode :
- Ceramah
- Tanya jawab
3. Media :
- Laptop + LCD
VI. EVALUASI
1. Prosedur penilaian
2. Alat Penilaian
Hilangnya darah sebanyak 500 ml atau lebih setelah persalinan kala III
selama 15 detik
- Dengan cara apa placenta dilahirkan bila placenta belum lahir setelah
Placenta manual
Buku Utama :
a. Pengertian
Perdarahan post partum adalah hilangnya darah 500ml atau lebih dari
organ reproduksi setelah selesainya kala tiga persalinan (Ekspulsi atau
Ekstraksi Plasenta dan Ketuban).
b. Macam HPP
Ada 2 macam HPP yaitu :
Perdarahan Post Partum Primer dan Perdarahan Post Partum Sekunder
1. Perdarahan Post Partum Primer (HPP Primer)
a. Pengertian
Perdarahan berlebihan yang terjadi dalam 24 jam pertama, setelah kala
III persalinan selesai
b. Etiologi
1. Atonia Uteri
Uterus tidak mengadakan kontraksi dengan baik dan ini adalah
sebab utama dari perdarahan post partum uterus yang sangat
teregang (Hidramnion, kehamilan ganda, janin besar). Partus lama
dan pemberian nekrosis merupakan predisposisi untuk terjadinya
atonia uteri
2. Laserasi Jalan Lahir
Perlukaan serviks, vagina dan perineum dapat menimbulkan
perdarahan yang banyak bila tidak direparasi dengan segera
3. Hematoma
Biasanya terjadi pada daerah-daerah yang mengalami laserasi atau
pada daerah jahitan perineum
4. Retensio Plasenta
Sisa plasenta atau selaput janin tertinggal akan menghalangi
kontraksi uterus, sehingga masih ada pembuluh darah yang tetap
terbuka
5. Ruptur Uteri
Banyak terjadi di Indonesia karena persalinan yang masih banyak
ditolong dukun yang sebagian besar belum mengetahui mekanisme
persalinan dengan benar sehingga kemacetan proses persalinan
dilakukan dengan dorongan kuat pada fundus uteri
6. Inversio Uteri
Karena tonus otot rahim yang lemah, tekanan atau tarikan pada
fundus (tekanan intra abdominal, tekanan dengan tangan, tarikan
pada tali pusat) dan canalis servikalis yang longgar
c. Gejala
Perdarahan pervaginam berlebihan, banyak dan persisten adalah khas
d. Diagnosa
1. Pemeriksaan Umum
Takikardi dan hipotensi menunjukan hipovolemia karena
kehilangan darah yang banyak
Pada abdomen dapat dicurigai Atonia Uteri bila uterus
membesar, lunak dan terbenam. Fundus Uteri yang kontraksi
kuat memberi kesan adanya laserasi Traktus Genetalis
2. Pemeriksaan Pelvis
Untuk evaluasi uterus, integritas uterus, jaringan plasenta yang
tertahan, laserasi traktus genetalis atau inversion uteri
3. Diagnosa Tambahan
HPP sering disebabkan kontraksi uterus, yang tidak adekuat dari
pada luka traumatic maka fundus uterus harus segera dipalpasi, bila
uterus lunak dan terbenam terutama bila plasenta belum dilahirkan.
Plasenta harus dikeluarkan dengan cepat dan secara manual.
Komplikasi kehilangan darah yang banyak adalah Syok
Hipovalemik disertai dengan nerfusi jaringan tidak adekuat.
e. Penatalaksanaan
1. Pencegahan
Antenatal care yang baik
Ibu-ibu yang mempunyai riwayat HPP sangat dianjurkan
bersalin di Rumah Sakit
Memimpin persalinan kala II dan kala III dengan baik
Pemenuhan infuse dan obat-obatan penguat rahim
(Uterotonika) dalam mengawasi persalinan
Pemasngan infuse setelah ketuban pecah kepala janin mulai
membuka vulva
Pemberian 1 ampul Metergin atau kombinasi dengan 5 satuan
Sintosinon (Sintometrin Intravena) sewaktu Bayi lahir
2. Pengobatan
Prinsip umum
Segera berikan cairan intravena (20-40 unit Oksitotsin dalam
1000 ml RL)
Atonia uteri
Infus oksitosin IV dapat ditambah dengan Ergonovin maleat
atau metal ergonovin maleat (0,2 mg) yang diberikan secara IV
atau IM fundus uteri dimassage melalui dinding abdomen.
Eksplorasi uterus secara manual dianjurkan untuk memastikan
bahwa uterus utuh dan untuk mengangkat setiap Fragmen
Plasenta
Laserasi traktus genitalia
Laserasi yang berdarah diperbaiki dengan benang kronik.
Visualisasi yang adekuat penting, dan seorang asisten sering
diperlukan untuk meretraksi dinding vagina dengan reactor
sudut kanan
Laserasi serviks
Laserasi dapat diperbaiki dengan meerawat mulut serviks yang
berdekatan dengan laserasi dengan menggunakan forsep cincin.
Jahitan berurutan dengan chromic dilakukan melalui bagian
yang paling mudah dari robekan serviks
Laserasi vagina
Jahitan pertama harus ditempatkan di atas Apeks laserasi.
Jahitan yang paling hemostatik adalah yang berjalan searah
dengan jarum jam
Retensio Plasenta atau plasenta tertahan dalam uterus
Pengangkatan manual yang diikuti dengan Oksitosin dan
Ergonovin IV biasanya sudah cukup untuk terapi
2. Perdarahan Post Partum Sekunder (HPP Sekunder)
a. Pengertian
Perdarahan pervaginam yang terjadi setelah 24 jam pertama post
partum, & biasanya terjadi antara hari ke 5 – 15 post partum.
b. Etiologi
Tertinggalnya sebagian placenta (ret. Plac)
Sub involusi daerah insersi placenta
Adanya luka bekas SC yang terbuka
c. Gejala
Perdarahan yang dapat berlangsung terus menerus atau berulang
Menggigil & demam (karena kram rahim) yang berhubungan
dengan infeksi traktus genitalis
Nyeri dan timbul anemia hingga terjadi syok hipovolemik
Malaise
d. Diagnosa
- Pemeriksaan fisik
Suhu meningkat bila disertai infeksi
Nadi dan tekanan darah meningkat
TFU sering dapat dipalpasi dari abdomen dan lebih besar dari
yang diperkirakan
Uterus yang lebih besar dan lunak dari yang diperkirakan
- Pemeriksaan laboratorium
Pemeriksaan darah lengkap : evaluasi Hb dan hematokrit
menentukan perdarahan atau anemia
USG untuk mengetahui adanya sisa placenta yang tertinggal
e. Patofisiologi
Infeksi bagian konsepsi yang tertinggal
↓
Sub involusi rahim
↓
Rahim lunak & lebih besar ukurannya
↓
Rahim berkontraksi
↓
Perdarahan
f. Penatalaksanaan
Perawatan HPP sekunder dibagi 3 kategori :
1. Perdarahan minimal
Tirah baring di rumah dibantu dengan pemberian obat-obatan oral
golongan uterotonika (0,2 ergonovin atau metil ergometrin),
antibiotika diberikan bila ada tanda-tanda infeksi
2. Perdarahan moderat
Oksitosin IV (20 unit per 500 ml larutan RL) ditambah Ergonovin
atau metil ergometrin dianjurkan untuk merangsang kontraksi
uterus dan mengontrol perdarahan. Kuretase dapat dihindari jika
tidak terbukti adanya Retensio Plasenta
3. Perdarahan maksimal
Berikan cairan IV dan diberi tranfusi darah, dianjurkan untuk
melakukan kuretage apabila perdarahan masih berlangsung terus
setelah pemberian oksitosin atau bila terbukti adanya retensio
plasenta. Lakukan Laparotomi untuk melakukan Histrektomi
ATONIA UTERI
Atonia uteri terjadi bila miometrium tidak berkontraksi dalam 15 detik setelah
dilakukan massage pada fundus uteri. Atonia uteri merupakan penyebab > 90 %
perdarahan post partum yang terjadi dalam 24 jam pertama post partum
(Ripley,1999).
Laserasi jalan lahir merupakan penyebab kedua tersering dari perdarahan post
partum. Robekan dapat terjadibersamaan dengan atonia uteri. Perdarahan dengan
uc baik biasanya disebabkan oleh laserasi jalan lahir.
Pengertian :
Retensio placenta adalah tertahannya atau belum lahirnya placenta sampai 30
menit atau lebih setelah bayi lahir.
Untuk mengetahui apakah placenta sudah lepas atau belum dari tempat
implantasinya, dipakai beberapa perasat :
1. Perasat kustner
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri
menekan daerah diatas symphisis. Bila tali pusat masuk kembali ke dalam
vagina berarti placenta belum lepas, bila tetap atau tidak masuk kembali
berarti placenta telah lepas dari dinding uterus.
2. Perasat Strassman
Tangan kanan meregangkan atau menarik sedikit tali pusat, tangan kiri
mengetok fundus uteri, bila terasa ada getaran pada tali pusat yang
diregangkan berarti placenta belum lepas. Bila tidak terasa getaran berarti
placenta telah lepas dari dinding uterus.
3. Perasat Klein
Ibu disuruh mengedan, tali pusat akan bertambah panjang, Jika tidak
mengedan tali pusat masuk kembali ke dalam vagina berarti placenta belum
lepas dari dinding uterus
Placenta Manual
Placenta manual adalah Tindakan untuk melepas placenta secara manual dari
tempat implantasinya dan kemudian mengeluarkannya dari cavum uteri.
Indikasi dilakukan manual placenta adalah bila placenta tidak lahir setelah 1 jam
bayi lahir disertai MAK III.
Prosedur tindakan :
- Kaji ulang indikasi
- Inform consent
- Kaji ulang prinsip dasar perawatan dan pasang infus
- Berikan sedativa & analgetika (ex: pethidin dan diazepam i.v pelan, jangan
dicampur dengan spuit yang sama) atau ketamin
- Beri antibiotika dosis tunggal (profilaksis)
- Pakai sarung tangan DTT
- Jepit tali pusat dengan kokher dan tegangkan sejajar lantai
- Masukkan tangan secara obstetrik (punggung tangan menghadap ke bawah)
dengan menelusuri bagian bawah tali pusat masuk ke dalam cavum uteri
- Tangan yang lain menahan fundus uteri untuk mencegah inversio uteri
- Dengan bagian lateral jari-jari tangan dicari insersi pinggir placenta
- Buka tangan obstetrik menjadi seperti memberi salam, jari-jari dirapatkan
- Tentukan implantasi placenta, temukan tepi placenta yang paling bawah
- Gerakkan tangan kanan ke kiri dan kanan sambil bergeser ke kranial sehingga
semua permukaan maternal placenta dapat dilepaskan
- Jika placenta tidak dapat dilepaskan dari permukaan uterus, kemungkinan
placenta akreta dan siapkan untuk laparatomi histerektomi
- Pegang placenta dan keluarkan tangan bersama plasenta
- Pindahkan tangan luar ke suprasymphisis untuk menahan uterus saat placenta
dikeluarkan
- Eksplorasi untuk memastikan tidak ada bagian plasenta yang melekat pada
dinding uterus
- Berikan oksitosin 10 IU dalam 500 cc cairan RL i.v 60 tetes / menit &
massage uterus untuk merangsang kontraksi
- Jika perdarahan masih banyak, berikan ergometrin 0,2 mg i.m atau
prostaglandin
- Periksa apakah placenta lengkap apa tidak, jika tidak lengkap lakukan
eksplorasi ke dalam cavum uteri
- Dekontaminasi sarung tangan (sebelum dilepaskan dan peralatan lain yang
digunakan
- Lepaskan dan rendam sarung tangan & peralatan lainnya di dalam larutan
klorin 0,5 % selama 10 menit
- Cuci tangan dengan sabun & air mengalir, kemudian keringkan tangan dengan
handuk bersih dan kering
Penanganan pasca tindakan :
- Pantau kesadaran, TTV, setiap 30 menit selama 6 jam
- Tentukan TFU dan pastikan kontraksi uterus baik
- Teruskan infus dan berikan tranfusi darah jika perlu.
7 pokok penting yang harus diperhatikan sebelum meninggalkan ibu post partum :
Kontraksi uterus harus baik
Tidak ada perdarahan pervaginam / alat genetalia yang lain
Placenta dan selaput ketuban harus lahir lengkap
Kandung kencing harus kosong
Laserasi jalan lahir terawat dengan baik & tidak ada hematoma
Bayi dalam keadaan baik
Keadaan ibu baik