Anda di halaman 1dari 43

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Angka kematian ibu di Indonesia bervariasi mulai dari yang paling rendah
di Yokyakarta yaitu 130 per 100.000 kelahiran hidup,di jawa barat 190 per
100.000 kelahiran hidup,dan yang paling tinggi di NTB yaitu 1.340 per
100.000 kelahiran hidup.ini disebabkan karena perbedaan
norma,nilai,lingkungan,dan kepercayaan masyarakat serta perbedaan kualitas
pelayanan kesehatan di setiap tingkat pelayanan.Pelayanan kesehatan primer
diperkirakan dapat menurunkan angka kematian ibu sampai 20% namun
dengan sistim rujukan yang efektif,dan kualitas pelayanan kesehatan yang
memadai khususnya pelayana kesehatan maternal maka angka kematian
dapat di tekan sampai 80% (Acuan Nasional Maternal dan Neonatal 2006)
Masa nifas adalah masa dimana seorang ibu telah selesai melahirkan dan
berakhir setelah kira-kira 6 minggu.(Sarwono, 2000. Hal : 37)
Dalam bahasa latin disebut puerperium yaitu masa setelah seorang ibu
melahirkan bayi dimana waktu ini digunakan untuk memulihkan kesehatannya
kembali ke masa sebelum hamil.Perawatan dan pengawasan masa nifas sangat
diperlukan agar masa nifas dapat berjalan normal tanpa gangguan. Disamping
itu perlu adanya dukungan emosional dari keluarga maupun dari tenaga
kesehatan, sebab saat itu ibu menghadapi tahap psikologis yaitu taking in,
taking hold dan letting go.
Perawatan masa nifas ini termasuk perawatan kebidanan dimana arti
kebidanan secara luas tidak hanya terbatas pada masa kehamilan dan
persalinan tetapi juga masa setelah bersalin sampai uterus dan ovarium
kembali seperti semula.Perawatan dalam masa nifas terdiri dari pengawasan
keadaan umum, keadaan uterus, perdarahan, keadaan lochea, mobilisasi,
keadaan perineum, keadaan payudara, pola eliminasi, istirahat, nutrisi, dan
keluhan-keluhan lain yang menyertainya dari pengawasan tersebut dapat
diketahui bagaimana keadaan ibu nifas.
1
Dengan dilakukannya pengawasan nifas diharapkan dapat mencegah
terjadinya beberapa komplikasi dalam masa nifas, diantaranya : mastitis,
putting lecet, payudara bengkak, dan perdarahan sekunder. Diharapkanm
dengan pengawasan nifas yang dilakukan dengan baik dapat menurunkan
angka kesakitan dan kematian ibu melahirkan.

1.2 Tujuan
A. Umum
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada klien post partum hari
pertama diharapkan mahasiswa mampu memahami dam melakukan
asuhan kebidanan pada klien post partum hari pertama.
B. Khusus
Mahasiswa mampu :
1. Melaksanakan pengkajian data obyektif dan subyektif pada klien post
partum hari pertama
2. Menentukan interpretasi data yang meliputi diagnosa dan masalah ibu
post partum
3. Mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa potensial pada klien
post partum
4. Melakukan tindakan segera / kolaborasi yang di perlukan pada ibu
post partum.
5. Membuat rencana tindakan didukung dengan rasional yang mendasari
keputusan yang dibuat
6. Melaksanakan rencana yang telah disusun dalam bentuk tindakan
asuhan kebidanan pada klien post partum hari pertama
7. Mengevaluasi hasil tindakan yang dilakukan pada ibu post partum.

2
1.3 Metode Penulisan
1. Wawancara
Komunikasi yang langsung untuk mencari informasi data pasien dengan
cara berkomunikasi baik dengan pasien dan keluarga guna memperoleh
data yang akurat
2. Observasi
Dengan cara mengamati perilaku dan keadaan pasien untuk memperoleh
data tentang pasien
3. Studi dokumentasi
Mempelajari dan melengkapi data dengan jalan melihat catatan / status
pasien
4. Studi pustaka
Dari buku-buku penunjang

3
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1. Nifas Fisiologi
2.1.1 Konsep Dasar Nifas
Pengertian Nifas
Masa nifas (puerperium) yaitu masa pulih kembali, mulai dari persalinan
selelsai sampai alat-alat kandungan kembali seperti pra hamil. Lama masa nifas
ini yaitu 6-8 mgg (Rustam Mochtar . Sinopsis Obstetri. 1998 hal:115)
Masa nifas (puerperium) merupakan waktu yang diperlukan untuk pulihnya
alat kandungan pada keadaan yang normal dan berlangsung selama 6 mgg/42 hari.
( Ida Bagus Gde Manuaba. Ilmu kebidanan, Penyakit kandungan & KB,
Pendidikan Bidan. Hal : 190)
Masa nifas periode 6 mgg setelah kelahiran yang dimulai dari akhir persalinan
dan berakhir dengan kembalinya organ-organ reproduktif ke keadaan sebelum
hamil. Masa nifas ini kadang-kadang disebut sebagai trimester ke-4 kehamilan.
( Barbara R. Stringht. Keperawatan Ibu-Bayi Baru Lahir. 2004, hal : 188)
Puerperium yaitu periode dari akhir persalinan ke-3 sampai involusi uterus
komplet, biasanya berakhir dalam 3-6 mgg. (Dorland, Kamus Kedokteran.
2000) Masa nifas merupakan masa kritis baik bagi bayi, ibu maupun
bayinya.Diperkirakan bahwa 60% kematian ibu akibat kehamilan terjadi setelah
persalinan dan 50% kematian masa nifas terjadi dalam 24 jam pertama.

Masa nifas adalah masa yang dimulai setelah partus selesai dan berakhir
setelah kira-kira 6 minggu (Sarwono, 1999). Nifas adalah waktu yang diperlukan
untuk puihnya kembali alat kandungan pada keadaan normal yang berlangsung 6
minggu atau 42 hari (Manuaba, 1998)
2.1.2 Pembagian masa nifas
1) Puerperium dini
Kepulihan dimana ibu sudah diperbolehkan berdiri dan berjalan.
2) Puerperium intermedial

4
Kepulihan menyeluruh alat-alat kandungan, lamanya 6 sampai 8
minggu.
2.1.3 Perubahan yang terjadi dalam masa nifas khususnya perubahan ala
genetalia eksterna dan interna secara keseluruhan disebut proses
involusi, isampin itu juga terjadi perubahan hemokonsentrasi dan
laktasi (Sarwono, 1999)
2.1.4 Involusi alat-alat kandungan
2.1.4.1 Uterus berangsur-angsur menjadi kecil (involusi) sehingga
akhirnya pulih kembali sebelum hamil.
Involusi Tinggi fundus uteri Berat uteri
Setelah bayi lahir Setinggi pusat 1000gr
setelah plasenta lahir 2 jari bawah pusat 750 gr
1 minggu pertengahan simpisis pusat 500gr
2 minggu tidak teraba diatas simpisis 350gr
6 minggu bertambah kecil 50gr
8 minggu sebesar normal 30gr

2.1.4.2 Bekas implantasi uri : plasenta bed mengecil karena kontraksi dan
menonjol ke kavum uteri dengan diameter 7,5 cm, 2 minggu
menjadi 3,5, 1 minggu ke enam 2,4 cm dan akhirnya pulih.
2.1.4.3 Luka-luka pada jalan lahir seperti bekas episiotomi yang telah
dijahit, luka pada vagina dan servik bila tidak disertai infeksi akan
sembuh dalam 6-7 hari.
2.1.4.4 Afterfains atau muler-mules sesudah partus akibat kontraksi uterus,
kadang-kadang sangat mengganggu selama 2-3 hari post partum
2.1.4.5 Lochea adalah cairan secret yang berasal dari kavum uterus dan
vagina dalam masa nifas.
Lochea rubra (cuenta) berisi darah segar dan sisa-sisa selaput
ketuban, sel-sel desidua, velnik kaseoba, lanugo dan mekonium
selama 2 hari pasca persalinan.

5
Lochea sanguinolenta berwarna merah kuning brisi darah dan
lendir hari 3-7 hari pasca persalinan
Lochea serosa berwarna kuning, cairan tidak berdarah lagi pada
hari 7-14 pasca persalinan
Lochea alba cairan berwarna putih > 14 hari
Lochea purulenta terjadi infeksi keluar cairan seperti nanah
berbau busuk
Locheostratis, lochea yang tidak lancar keluarnya.
2.1.4.6 Servik
Setelah persalinan bentuk servik agak mengganggu seperti corong
berwarna merah kehitaman, konsistensinya lunak kadang-kadang
terdapat perlukaan-perlukaan kecil. Setelah bayi lahir tangan
masuk rongga rahim, setlah 2 jam dapat dilalui oleh 2-3 jari dan
setelah 7 hari hanya dapat dilalui 1 jari. (Mochtar. 1998)
b. Ligament, Fasia dan diafragma yang meregang pada waktu
persalinan. Setelah lahir berangsur-angsur menjadi ciut dan pulih
kembali seperti sedia kala.
2.1.5 Fisiologis nifas (Puerperium)
Dalam masa nifas, alat-alat genetalia interna maupun eksterna akan
berangsur-angsur pulih kembali, seperti keadaan sebelum hamil.
Perubahan alat-alat genetalia ini dalam keseluruhannya disebut involusi.
Disamping involusi terjadi juga perubahan-perubahan penting lainnya
yakni haemokonsentrasi dan timbulnya inklasi, karena pengaruh
laktobenic hormone dari kelenjar hipofisis terhadap kelenjar-kelenjar
mammae serta terjadinya perubahan fisiologis pada ibu.

2.1.5.1 Patofisiologis nifas


NIFAS

Sistem Kardiovaskuler Urinarius Endokrin Psikologi


reproduksi

6
2.1.5.2 Perubahan pada sistem reproduksi
Kehamilan

Progesteron meningkat

Jaringan otot mengendor

Persalinan

Enzim proteolitik Progesteron Okhlosin

Autelisis Jaringan otot/ligamen Kontraksi uterus


kembali mengendor

Jaringan otot memendek Involusi uterus Pembuluh darah uterus


tertekan

Perdarahan

Afterpain Ukuran uterus kembali Lapisan decidua


seperti semula (30gr) neurobic

Lochea

Lochea rubra Lochea Lochea serosa Lochea alba


(hari 1-3) sanguinolenia (hari 7-14) (hari > 4)

Darah segar, sisa Warna merah Warna kecoklatan, Warna putih


selaput ketuban, kekuningan berisi sedikit darah, leokosit, selaput
sel-sel desidua. darah dan lendir lebih banyak lender
Chorion, luka serum leukosit
bekas implantasi
plasenta

1. Involusi

Involusi TFU Berat uterus


Bayi lahir Setinggi pusat 1000 gr
Uri lahir 2 jari bawah pusat 700 gr
1 minggu pertengahan pusat sympisis 500 gr
2 minggu 2 jari diatas simpisis 350 gr

7
6 minggu tidak teraba 50 gr
8 minggu kembali normal 30 gr

2. Bekas implantasi plasenta


Plasenta bed mengecil karena konstraksi dapat meninjol ke
kavum uteri dengan diameter 7,5 cm. Sesudah 2 minggu menjadi 3,5
cm, pada minggu ke-6 2,4 cm dan akhirnya pulih.
Penyembuhan luka bekas luka plasenta khas sekali. Luka bekas
implantasi dari dasarnya dengan pertumbuhan endometrium baru
dibawah permukaan luka.
3. Luka-luka
Luka-luka pada jalan lahir bila tidak disertai infeksi akan
sembuh dalam 6-7 hari
4. Seviks
Setelah persalinan, bentuk serviks akan menganga seperti
corong berwarna merah kehitaman, biasanya berlangsung 2-4 hari
pasca persalinan konsistensinya lunak, kadang-kadang terdapat
perlukaan kecil-kecil. Setelah bayi lahir, tangan masih bisa masuk
rongga lahir, setelah 2 jam dapat dilalui 2-3 jari dan setelah 7 hari
dapat dilalui 1 jari. Perlukaan lebih dari 1 cm harus dijahit.
5. Vagina
Vagina yang sangat diregang waktu persalinan, lambat laun
mencapai ukuran-ukurannya yang normal. Pada minggu ke-3 post
partum rugae mulai tampak kembali.
6. Perinium
Bila terjadi robekan / episiotomi, pemulihannya akan menjadi
lebih lambat. Pada 24 jam post partum dengan atau tanpa robekan
terjadi oedema dan sedikit memar
7. Dinding abdomen
Pada 2 minggu pertama teraba lunak, lemak, kendor, setelah
partus masih kelihatan seperti hamil. Setelah 6 minggu perut kembali

8
normal, hampir seluruhnya elastis, terdapat strieae, tonus otot
tergantung tonus sebelum hamil, latihan dan jumlah jaringan adiposa
8. Ligamen-ligamen
Ligamen, diafragma pelvis serta fasia yang meregang sewaktu
kehamilan dan partus kembali seperti semula. Ligamentum rolundum
dapat menegndor sehingga pada hari ke-2 post partum harus dilakukan
latihan senam.

2.1.5.3 Perubahan pada traktus urinarius

Persalinan

Aliran ginjal Kandung kemih abdomen

Kandung kemih membesar Uretra longgar

Retensio urine Uretra memar dan kehilangan


jaringan otot kandung kemih

Nyeri kencing

2.1.5.4 Perubahan pada sistem endokrin


9
Lipofise posterior

Aksitosin meningkat

Kontraksi dan ekstraksi uterus Kontraksi sel-sel myopitel

Pengeluaran ASI

Pembuluh darah Pelepasan plasenta Involusi uteri Korpus uteri


uterus terjepit kontraksi tidak
diikuti serviks

Suplay darah HCG HPL I Estrogen Progesteron Korpus uteri


uterus menurun kontraksi tidak
diikuti serviks

Perdarahan Serviks terbentuk


turuh seperti corong

Hipofise Prolaktin Pengembalian


meningkat pada urat otot
halus didasar
panggul,
perinium,
vagina dan
usus besar
Rangsangan ASI <<
folikel
dalam
duarium
ditekan

2.1.6 Perawatan nifas yang diberikan


2.1.6.1 Mobilisasi
Ibu harus istirahat sampai 8 jam post partum kemudian boleh miring-
miring kekanan dan kiri untuk mencegah terjadinya trombosir dan
tromboemboli. Pada hari ke-2 diperbolehkan duduk, hari ke-3 jalan-jalan
dan hari ke-4 atau 5 diperbolehkan pulang
2.1.6.2 Diet
Makanan harus bermutu, bergizi, dan cukup kalori. Sebaiknya
mengandung protein, banyak cairan, sayur-sayuran dan buah-buahan

2.1.6.3 Miksi

10
Hendaknya kencing dapat dilakukan sendiri secepatnya, kadang-kadang
wanita mengalami sulit kencing karena sfingter ditekuk oleh kepala bayi
dan spasme oleh iritasi mukulus spingter ani selama persalinan.
2.1.6.4 Defekasi
Buang air besar harus dilakukan 3-4 hari pasca persalinan. Bila masih sulit
diberikan obat lakares peroral atau parietal. Jika belum bisa dilakukan
klisma
2.1.6.5 Perawatan payudara
Perawatan payudara telah dimulai sejak wanita hamil supaya putting susu
lemas, tidak keras dan kering sehingga persiapan untuk menyusui bayi.
2.1.6.6 Pengawasan kalla IV
1. Pemeriksaan placenta
2. Pengawasan TFU
3. Pengawasan perdarahan pervagina
4. Pengawasan konsistensi rahim
5. Pengawasan ku ibu
2.1.6.7 Harus diawasi kenaikan suhu, terutama dalam minggu pertama massa
nifas.
2.1.6.8 Kebersihan diri
Saat setelah persalinan, ibu sangat lelah dan keluar keringat serta bau tidak
sedap dari jalan lahir. Mka perlu diberi penyuluhan tentang cara
membersihkan vulva dengan dibersihkan dengan kapas air matang dari
atas ke bawah, samping kanan dan kiri vulva. Selain itu diceboki dari
depan kebelakang atau untuk mencegah kuman dianus hungga di vagina.
2.1.6.9 KB
Sebagai konselor harus mengerti dan mengkaji jenis KB apa yang cocok
buat ibu tersebut.
2.1.6.10 Follow up
2.1.6.11 hari post partum ibu diharapkan memeriksa kembali keadaan umum,
tekanan darah, urin, keadaan dinding perut, konstraksi uterus sehingga
bila ada kelainan dapat segera diobati.
11
2.1.6.12 Rawat gabung
Perawatan ibu dan bayi dalam satu ruangan sehingga ibu lebih banyak
memperhatikan bayinya dan segera dapat memberikan asi
2.1.6.13 Pemeriksaaan umum
Kesadaran penderita, keluhan yang terjadi selama persalinan.
2.1.6.14 Pemeriksaan khusus
Fisik : tanda-tanda vital
TFU : konstraksi uterus
2.1.6.15 Pakaian
Pakaian agak longga : payudara tidak tertekan
Pembalut diganti : saat terasa penuh
Pakaian : menyerap keringat
Daerah perut : tidak perlu diikat karena tidak akan
mempengaruhi pro involusi
2.1.6.16 ASI dan putting susu
Pemberian ASI : Pemberian ASI bergantian payudara kiri dan kanan luka
lecet pada putting susu dihindari : megurangi bahaya infeksi.
2.1.6.17 Kembalinya menstruasi
Sebagian besar menstruasi kembali setelah 4-6 bulan tetapi biasanya sulit
diperhitungkan dan bersifat individu.

2.1.7 Permasalahan yang mungkin terjadi


2.1.7.1 Keadaan abnormal pada rahim
1. Subinvolusi
Proses involusi rahim tidak berjalan sebagaimana mestinya sehingga
proses pengecilannya terlambat.
2. Perdarahan kala nifas sekunder
Perdarahan yang terjadi setelah 24 jam pertama
Penyebabnya : terdapatnya sisa placenta atau selaput ketuban dan
infeksi pada endometrium.
3. Flagmasia alba dolens
12
Merupakan salah satu bentuk infeksi puerperalis yang mengenai
pembuluh darah dan vena femoralis, dapat menimbulkan gejala klinik :
1. Terjadinya pembengkakan pada tungkai
2. Berwarna putih
3. Terasa sangat nyeri
4. Tampak bendungan pembuluh darah
5. Temperatur badan tetap meningkat
2.1.7.2 Keadaan abnormal pada payudara
Berbagai variasi puting susu dapat terjadi, diantaranya terlalu kecil, puting
susu mendatar dan puting susu masuk kedalam. Pengeluaran asi pun dapat
bervariasi seperti tidak keluar sama sekali (agalaksia), asi sedikit
(digugalaksia), terlalu banyak (poligalaksia) dan pengeluaran
perpanjangan (galaktorea)
2.1.7.3 Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi
1) Bendungan asi
1. Karena sumbatan pada saluran asi
2. tidak dikosongkan seluruhnya
3. Keluhan : mammae bengkak, keras dan terasa panas sampai suhu
badan meningkat.
4. Penanganan : mengosongkan asi dengan masase atau pompa,
memberikan estrodiol sementara dapat dihentikan pembuatan asi
dan pengobatan simtomatis , sehingga keluhan berkurang
2) Mastitis dan abses mamae
Terjadi bendungan asi merupakan permulaan dari kemungkinan infeksi
mammae, bakteri sering meyebabkan infeksi mammae adalah
staphilokokus aureus yang masuk melalui luka putting susu. Infeksi
menimbulkan demam nyeri lokal mammae terjadi pemadatan mammae

2.1.8. Psikologi Nifas


Takin in

1 13
Suatu periode dimana tingkah laku tergantung pada orang lain dan
berfokus dirinya sendiri, belum pada bayi, sangat membutuhkan
bantuan untuk memenuhi kebutuhannya. Terlihat pada jam pertama
setelah melahirkan dan periode ini berlangsung dari pertama dan kedua
Taking hold
Suatu periode terjadi perpindahan dari keadaan ketergantungan
menjadi individu
Letting go
Suatu periode dimana terjadi perpindahan dari keadaan mandiri ke
peran baru
2.1.9.Penatalaksanaan Nifas
Pengawasan Nifas
1) Keadaan umum
Meliputi TTV (nadi, tekanan darah, pernafasan, suhu), warna muka
pucat, gelisah perlu diawasi karena merupakan tanda gejala awal
keadaan tidak normal dan keluhan yang terjadi setelah persalinan
2) Pemeriksaan khusus
- Fundus uteri : tinggi fundus uteri untuk mengetahui apakah
proses involusi berjalan normal dan kontraksi
uterus lemah / jelek yang dapat menyebabkan
perdarahan
- Payudara : keadaan putting susu, pembengkakan ASI,
pengeluaran ASI
- Lochea : warna banyak dan bau, jenisnya lochea tidak
normal kemungkinan terjadi kelainan misal
infeksi / sublinuolusi
- Perineum : Bagaimana keadaan luka / jahitan episiotomi,
apakah baik / terluka, apakah tanda-tanda
infeksi (kolor, dolor, rubor, tumor, dan
fungsio lensa)
3) Keadaan miksi dan defekasi
14
Pada hari pertama dan kedua biasanya ibu akan sering BAK, BAB
akan terjadi kesulitan dalam 24 jam pertama setelah melahirkan.
Bila BAB slit anjurkan ibu mengkonsumsi makanan tinggi serat
banyak minum, jika selama 3-4 hari masih bisa BAB dapat
diberikan obat laksans abu rectal atau lukrah
4) Mobilitas
Ibu tidur terlentang dalam 8 jam setelah persalinan lalu miring
kekanan dan kekiri untuk mencegah trombosit dan tromboemali
Mobilitas dilakukan sesuai dengan keadaan ibu / kimplikasi yang
terjadi. Keuntungan mobilitas adalah :
Melancarkan pengeluaran lochea, mengurangi infeksi
nifas
Mempercepat involusiu alat kandungan
Melancarkan fungsi alat gastro intertinal dan alat
perkemihan
Meningkatkan kelainan peredaran darah sehingga
mempercepat fungsi ASI dan pengeluaran sisa
metabolisme
5) Istirahat
Penting untuk memulihkan dan meningkatkan kesehatan, siang 1-2
jam, malam 7-8 jam
6) Makanan
Penting untuk memulihkan dan meningkatkan kesehatan serta
produksi ASI. Makanan terdiri dari sayur, nasi, lauk pauk, serta
dapat di tambah satu telur setiap hari dan susu
7) Pemberian ASI
ASI mengandung semua bahan yang diperlukan bayi dan mudah
dicerna oleh bayi. Pemberian ASI dianjurkan call feeding dengan
penilaian bayi menangis kemungkinan lapar. ASI dengan
pemberian call feeding memberikan keuntungan tumbuh kumbang
jiwa maupun fisik bayi.
15
8) Kunjungan ulang
1. Kunjungan I, waktu 6-8 jam setelah persalinan dengan tujuan
- Mencegah perdarahan masa nifas karena atonia uteri
- Mendeteksi dan merawat penyebab lain perdarahan. Rujuk
bila perdarahan berlanjut.
- Memberikan konseling pada ibu atau salah satu anggota
keluarga bagaimana mencegah perdarahan masa nifas
karena atonia uteri
- Pemberian ASI awal
- Melakukan hubungan antara ibu dan bayi baru lahir
- Menjaga bayi tetap sehat dengan mencegah hipotermi
2. Kunjungan II, 6 hari setelah persalinan dengan tujuan :
- Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal,
- Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi/perdarahan
abnormal
- Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan dan
istirahat
- Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyakit
- Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari.
3. Kunjungan III, 2 minggu setelah persalinan dengan tujuan :
- Memastikan involusi uterus berjalan dengan normal, uterus
berkontruksi, fundus dibawah umbilicus, tidak ada
perdarahan abnormal, tidak sama dengan ibu
- Menilai adanya tanda-tanda demam infeksi/perdarahan
abnormal
- Memastikan ibu mendapatkan cukup makan, cairan dan
istirahat

16
- Memastikan ibu menyusui dengan baik dan tidak
memperlihatkan tanda-tanda penyakit
- Memberikan konseling pada ibu mengenai asuhan pada
bayi menjaga bayi agar tetap hangat dan merawat bayi
sehari-hari.
4. Kunjungan IV, 6 minggu setelah persalinan dengan tujuan :
- Menanyakan pada ibu tetnang penyulit-penyulit yang ia
atau bayi alami
- Memberikan konseling untuk KB secara dini
2.1.10. Kebutuhan ibu
a. Fisik : Istirahat, makan bergizi, lingkungan bersih
b. Psikologis : Distress sewaktu persalinan segera disetabilkan
dengan sikap bidan dan keluarga yang menunjukkan
simpati, mengakui, menghargai
c. Sosial : menemani ibu bila kelihatan langsung
: ikut menyayangi anaknya
: Menanggapi bila ibu memperlihatkan kebanggan
: menghibur bila kelihatan sedih
d. Pendidikan : terutama ibu-ibu yang belum berpengalaman
mempunyai atau merawat anak
2.1.11. Masalah / komplikasi dan penatalaksanaan
Peredaran yang membasah lebih dari satu pembalik dalam 1 jam selama
beberapa jam. Berbaringlah dengan kepala lebih rendah dan berikan
kompres dingin pada perut bagian bawah selama perjalanan menuju
tempat kesehatan
Lochea berbau tidak enak, terdapat gumpalan darah yang besar
/ tidak adanya lochea selama 2 minggu post partum segeralah
untuk mencari tempat pertolongan
Nyeri setempat, nyeri tekanan dan rasa hangat dibetis / paha
dengan atau tanpa kemerahan adanya pembakakan, beristirahat
dengan kaki dinaikkan
17
Adanya perjalanan atau bagian yang keras di payudara setelah
pembesaran mereda yang dapat menunjukkan adanya
penyumbatan pada saluran ASI mulailah melakukan kompres
air hangat
Sulit BAK, nyeri panas ketika BAK, banuaklah minum air
putih dan bekerja lari-lari segera mungkin akan membantu
kelancaran BAK

2.1.12. Robekan Vagina dan Perineum


Selama proses persalinan telah terjadi perlukaan atau loserasi pada jalan
lahir. Loserasi akan semakin luas akibat beberapa faktor yaitu perineum kaki
bayi besar dan sebagainya. Bila lorerasi / rupture tak di tangani dengan baik
dan menyebabkan perdarahan aktif pada ibu. Ada 4 tingkatan robekan yang
dapat terjadi pada persalinan.
Derajat I mengenai mukosa vagina, fourfhetle
posterior, kulit perineum
Derajat II mengenai mukosa vagina, fourfhetle
posterior, kulit perineum, otot perineum
Derajat III mengenai mukosa vagina, fourfhetle
posterior, kulit perineum, otot-otot perineum, otot
spingker ani eksternal
Derajat IV mengenai mukosa vagina, fourfhetle
posterior, kulit perineum, otot-otot perineum, otot
spingker ani eksternal mukosa rectum (dinding
anterior)
Pada derajat satu tidak diperlukan penjahitan jika tidak
ada perdarahan dan jika terluka teraposisi secara
alamiah
Pada derajat dua diperlukan penjahitan dengan teknik-teknik jelujur
atau jaringan yang dapat dilakukan bidan

18
Sedangkan pada derajat III dan segera dilakukan rujukan karena
loserasi ini memerlukan teknik dan prosedur khusus (asuhan persalinan
normal)

19
KONSEP ASUHAN KEBIDANAN
I. Pengkajian (tanggal .. jam..)
A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : sebagai identitas (suami, dan istri)
Umur : sebagai tolak ukur kedewasaan ibu
Agama : sebagai pengarahan bimbingan mental
Pendidikan : sebagai tolak ukur pengetahuan ibu
Pekerjaan : sebagai tolak ukur aktivitas ibu
Penghasilan : sebagai tolak ukur tingkat sosial ekonomi ibu dan
sebagainya
Alamat : untuk mengetahui tempat tinggal ibu
Riwayat perkawinan : (berapa kali menikah, usia pertama kali
menikah, lamanya..?
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan
3. Riwayat haid
Meliputi menarche, siklus, lama haid, lour al bus, disminorche serta
adakah gangguan saat haid
4. Riwayat kesehatan lalu dan sekarang
Apakah ibu menderita penyakit menular, menurun, menahun, yang
dapat mengganggu proses nafas DM, jantung hipertensi, anemia dan
sebagainya
5. Riwayat kesehatan keluarga
Adakah penyakit keluarga yang dapat menular, menurun yang bisa
mengganggu kesehatan ibu dan bayi
6. Riwayat kehamilan, persalinan, nifas
a. Riwayat kehamilan, persalinan nifas yang lalu
Untuk mengetahui kehamilan, persalinan, nifas yang lalu

20
b. Riwayat kehamilan persalinan sekarang
Perlu dikaji untuk mengetahui adakah masalah-masalah yang
terjadi pada ibu selama masa kehamilan persalinan dan nifas
7. Riwayat KB
KB yang digunakan sebelumnya dan rencana KB selanjutnya
8. Pola kebiasaan sehari-hari
a. Pola nutrisi : nafsu makan ibu menurun karena masih merasa
mules
b. Pola istirahat : 2 jam post partum ibu tidak boleh tidur istirahat
ibu akan terganggu jika bayi menangis (rewel)
c. Pola kebersihan : setelah 2 jam post partum ibu sudah bisa
berjalan jalan sehingga ibu sudah ke kamar mandi, untuk mandi
meski mesila dibantu
d. Pola aktivitas : setelah 2 jam post partum ibu sudah harus miring
kiri miring kanan dan bisa berjalan jalan sendiri
e. Pola eliminasi : ibu post partum akan mengalami peningkatan
BAK, top kerap BAB menjadi keluhan.
f. Pola hubungan sec : kapan rencana memulai untuk melakukan
hubungan sex lagi
g. Pola kebiasaan lain : apakah ada kebiasaan tertentu yang
dilakukan dalam masa nifas / minum obat obatan tertebtu
9. Pola psikososial spiritual
a. Psikologis : dikaji untuk mengetahui senang apa tidak dengan
kelahiran bayinya
b. Sosial dan budaya : di kaji apakah di dalam keluarga tersebut
percaya dengan tahayul atau pantangan dan kebiasaan dalam adat
c. Kebiasaan spiritual : kebiasaan ibu dalam menjalankan ibadah

21
B. Data obyektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum : baik jika TTB dalam batas normal dan
tidak terjadi perdarahan
Kesadaran : composmentis jika KU baik dan menurun
jika KU buruk
TD : turun jika ibu mengalami perdarahan
infeksi
Suhu / Nadi : meningkat jika ibu mengalami infeksi
Pernafasan : meningkat jika ibu mengalami syok /
perdarahan
BB : akan mengalami penurunan
2. Pemeriksaan khusus
a) Infeksi
Muka : adakah oedem, pucat / anemia
Mata : konjungtiva pucat / tidak, sclera icterus /
tidak
Dada : keadaan payudara, putting susu, adakah
pembengkakan, pengeluaran ASI
Abdomen : adakah luka bekas SC, strie nigra,
pembesaran perut
Leher : adakah pembengkakan kelenjar tyroid / vena
jugularis
Genetalia : adakah varises / oedem, seberapa
perdarahannya, keadaan lochea, adakah
robekan perineum
Anus : adakah hemmorooid
Ekstremitas : adakah oedem / varises
b) Palpasi
Leher : adakah pembengkakan kelenjar tyroid / vena
jugularis
22
Abdomen : TFU kontraksi uterus, adakah nyeri tekan
Ekstremitas : adakah pitting oedem
c) Auskultasi
Dada : adakah bunyi whizzing atau ronkhi
Abdomen : bising usus
d) Perkusi
Reflek patella +/-
3. Data bayi
Jenis kelainan : laki-laki / perempuan
BB /TB : > 3000 gram / > 45 cm
KU serta TTV : baik
Apgar score : 89
Keadaan tali pusat adakah perdarahan
Kelainan konginental

II. Identifikasi Diagnosa dan Masalah


Dx : P100 Abooo post partum hari pertama
Ds : Ibu mengatakan baru melahirkan putri pertamanya 7 jam yang
lalu
Do : TTV : tensi : 110/70 mmHg nadi : 80 x / menit, respirasi : 70 x /
menit, suhu : 36,90 C
TFU 3 jari dibawah post kontraksi auterus baik
Lochea : lubra
Genetalia : tidak oedem, ada luka jahitan pada perineum
Masalah : nyeri luka / jahita luka episiotomi derajat
Ds : Ibu mengatakan nyeri pada luka jahitan perineum
Do : ibu tampak menyeringai

23
III. Antisipasi Masalah Potensial
Merupakan masalah potensial yang dianalisis dapat muncul dari diagnosa
yang ada sesuai dengan keadaan pasien yang disertai oleh dasar yang
mendukung
Infeksi

IV. Identifikasi Kebutuhan Segera


Tindakan segera yang harus diberikan dalam rangka mencegah komplikasi
lebih lanjut :
2.1.12.1.1. KIE perawatan luka perineum
2.1.12.1.2. KIE pemberian ASI

V. Intervensi
Dx : P100 Abooo post partum hari pertama
Tujuan : nifas berjalan normal dan tidak terjadi komplikasi
Kriteria hasil : TTV dalam batas normal
Involusi berjalan baik sesuai dengan TFU
Intervensi
5. Ajarkan pada ibu menjaga personal hygiene
R/ mencegah terjadinya infeksi sekunder
VI. Implementasi
Sesuai dengan intervensi

VII. Evaluasi
Mengacu pada kriteria hasil, dalam pendokumentasian dapat diterapkan
dalam bentuk SOAP
S : data subyektif dari anamnese pasien
O : data obyuektif hasil pemeriksaan diagnostic dan pendukung lainnya
A : analisis dan interprestasi berdasarkan data yang terkumpul dan di buat
kesimpulan
P : planning / perencanaan

24
BAB III
TINJAUAN KASUS

I. PENGKAJIAN DATA
Tanggal : 20 11 - 2011
Jam : 14.00
Tempat : puskesmas Jagir

A. Data Subyektif
1. Biodata
Nama : Ny. "L" Nama suami : Tn. "P"
Umur : 29 tahun Umur : 36 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : farmasi Pendidikan : SMA
Pekerjaan : pegawai Pekerjaan : Swasta
Penghasilan : 2 juta/bln Penghasilan : 1,5 juta/ bln
Alamat : jln Ambengan Batu no 16 B surabaya.

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan baru melahirkan anak yang pertama dengan selamat
pada tgl 19-11-2011 dan ibu juga mengatakan nyeri pada luka di
perineum.

3. Riwayat haid
Menarche : 14 tahun
Siklus : teratur 28 hari
Lama haid : 3 hari
Banyaknya : 2-3 softek / hr
Flouralbus : menjelang dan sesudah haid
Dismenorhea :-
HPHT : 08 02 2011
TP : 15 11 2011

25
4. Riwayat perkawinan
Menikah : 1 kali
Lama menikah : 2 tahun
Usia menikah istri : 27 tahun
Suami : 34 tahun

5. Riwayat kesehatan yang lalu


Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti
asma, TB paru, dan penyakit menurun seperti diabetes mellitus,
jantung hipotermi

6. Riwayat kesehatan keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarga tidak ada yang menderita asma, TB
paru, dan penyakit menurun seperti diabetes mellitus, jantung
hipotermi

7. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas sekarang


- Kehamilan
Trimester I : Ibu melakukan ANC sebanyak 2 x, ibu mengeluh
pusing, mual dan muntah dan mendapatkan terapi
tablet Fe, vitamin C dan kapsul yodium
Trimester II : Ibu melakukan ANC sebanyak 3 x, mendapat
imunsasi TT dan sudah merasakan gerakan janin
Trimester III : ibu kontrol rutin tiap bulan dan siap menghadapi
saat-saat melahirkan
- Persalinan
- Ibu
Tanggal persalinan : 19-11-2011 Jam 11.00 WIB
Cara persalinan : spontan belakang kepala / tunggal
Lama persalinan :
Kala I : Px datang dengan pembukuan 10 cm eff
100 %, ketuban (+)

26
Kala II : 15 menit
Kala III : 5 menit
Obat yang diberikan : oksitosin.
- Bayi
Jenis kelamin : perempuan
BB : 3100 gram
PB : 51 cm
Apgar score : 7-8
Hidup / mati : hidup
Kelainan konginental : (-)
- Nifas
Kondisi ibu baik kontraksi uterus baik, perdarahan (-) lochea
rubra. Banyaknya 1 pembalut penuh
8. Pola kebiasaan sehari-hari
- Pola Nutrisi
Nifas : jam setelah post partum diberikan 1 porsi nasi,
lauk pauk sayur 1 gelas air putih dan 1 gelas air
manis, nafsu makan berkurang karena masih mules
- Pola Istirahat
Nifas : ibu tidur 2 jam post partum dan malam jam 20.00
wib. Setiap 2 jam bangun untuk meneteki bayi nya.
- Pola Aktivitas
Nifas : setelah 2 jam post partum ibu sudah bisa berjalan
sendiri

27
- Pola Eliminasi
Nifas : BAB belum, BAK 2 jam post partum tidak ada
gangguan, BAK saat mandi
- Pola Kebersih
Nifas : ibu sudah mandi, gosok gigi, cuci rambut ganti
pembalut dan baju
- Pola hubungan sex
Rencana ibu untuk melakukan hubungan sex lagi setelah 40 hari
persalinan
- Pola kebiasaan lain
Ibu tidak pernah merokok, minum minuman berakohol minum
obat tertentu

9. Riwayat Psikososial Spiritual


a. Psikologis
Ibu, suami, dan keluarga senang dengan kelahiran bayinya karena
kehamilan ini sangat diharapkan. Ibu sudah mulai memperhatikan
bayinya meski masih minta bantuan
b. Sosial
Hubungan dan dukungan dari keluarga terhadap ibu baik
c. Spiritual
Ibu dan keluarga beragama Islam, taat menjalankan sholat 5 waktu
d. Latar belakang budaya
Dalam keluarga tidak ada budaya atau pantangan makanan setelah
melahirkan.

28
10. Latar Belakang Budaya
Dalam keluarga tidak ada budaya khusus setelah melahirkan.
11. Riwayat spiritual
Ibu mengatakan beragama Islam, dan bersyukur atas kelahir bayinya
secara sehat dan normal

B.Data Obyektif:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x / mnt
Suhu : 36,9C
RR : 20 x/mnt
Payudara : pembesaran payudara, hiperpigmentasi areolla,
putting menonjol, pengeluaran ASI (+)
Perut : TFU 2 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik
Lochea : rubra
Perdarahan : (-)
Genetalia : tidak oedem,ada luka bekas jahitan perineum

2. Pemeriksaan fisik khusus


a. Inspeksi
Muka : tidak pucat, tidak anamis, tiak oedem
Mata : konjungtiva tidak pucat, selera tidak buning
Hidung : simetris, tidak ada secret, tidak ada polip
Mulut : tidak pucat, stomatitis (-) caries gigi (-)
Telinga : simetris, bersih, tidak ada serumen, pendengaran
baik
Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena
jugularis
29
Dada & payudara : simetris, bersih, hiperpigmentasi areola
mammae, putting susu menonjol, gerak nafas normal
Perut : tidak ada luka bekas SC, tampak benjolan pada perut
bagian bawah, terdapat strie albican
Genetalia : keluar lochea ruba, tidak ada varises, terdapat luka
bekas heacting perineum.
Anus : bersih, tidak hemoroid
Ekstrimitas : atas : tidak oedem
Bawah : tidak oedem, tidak ada varises
b. Palpasi
Payudara : payudara tegang, tidak ada benjolan abnormal, tidak
ada bendungan ASI terdapat pengeluaran ASI dan
kolostrum
Abdomen : TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik bulat
keras,perdarahan ( -)

Ekstrimitas : atas : tidak oedem


Bawah : tidak oedem, tidak ada varises

II. INTERPRETASI DATA DASAR


Diagnosa : P1 A0 Post Partum Hari Pertama
DS :Ibu mengatakan telah melahirkan ank kedua pada tgl 19-11-2011 Jam
11.00 WIB
Ibu mengatakan perutnya mules dan terasa nyeri pada bekas heacting di
perineum.
DO : Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV : TD : 110/70 mmHg
Nadi : 80 x / mnt
Suhu : 36,9C

30
RR : 20 x/mnt
Payudara : pembesaran payudara, hiperpigmentasi areolla,
putting menonjol, pengeluaran ASI (+)
Perut : TFU 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik
Lochea : rubra
Perdarahan : (-)
Genetalia : tidak oedem,ada luka lecet pada perineum.

III. ANTISIPASI MASALAH POTENSIAL


Tidak ada

IV. IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA

Tidak ada.

V. INTERVENSI
Dx : P10001 post partum hari pertama
Tujuan : nifas berjalan normal dan tidak terjadi komplikasi
Kriteria hasil :
- TTV dalam batas normal
- involusi berjalan baik sesuai dengan TFU
- pengeluaran lochea lancar, kontraksi baik
- nifas berjalan normal

Intervensi / Plening :
1. Lakukan pendekatan pada ibu dan keluarga
R/ Ibu dan keluarga lebih kooperatif dalam melakukan asuhan kebidanan
2. Lakukan pemeriksaan TTV dan keadaan umum
R/ Parameter utama deteksi adanya kelainan
3. Jelaskan pada ibu untuk memobilisasi dini serta istirahat yang cukup
R/ Memperlancar pengeluaran lochea dan mempercepat proses involusi

31
4. Anjurkan ibu untuk mengkonsumsi makanan bergizi selama nifas dan
menyusui
R/ nutrisi yang tinggi mempercepat pemulihan dan nutrisi dalam ASI
5. Ajarkan pada ibu cara merawat payudara
R/ perawatan payudara yang benar dapat memperlancar laktasi /
menyusui
6. Ajarkan cara merawat bayi dengan benar
R/ perawatan yang benar membantu tumbuh kembang bayi
7. Ajarkan pada ibu cara meneteki yang benar
R/ meneteki yang benar membantu pemulihan nutrisi bayi dengan baik
8. Ajarkan pada ibu untuk melakukan senam nifas
R/ senam nifas mempercepat pemulihan otot-otot yang kendor selama
hamil dan persalinan
9. Berikan KIE tentang berbagai alat kontrasepsi yang dapat digunakan
R/ menambah pengetahuan dan informasi sehingga dapat memilih sesuai
keinginan
Masalah : Nyeri pada luka perineum
Tujuan : nyeri luka pada perineum dapat teratasi
Kriteria hasil : nyeri perineum berkurang
Ibu dapat beradaptasi dengan keadaannya
Tidak terjadi infeksi
Intervensi / Plening.
1. Anjurkan pada ibu teknik relaksasi
R/ Teknik relaksasi memperlancar peredaran darah
2. Ajarkan pada ibu teknik distrasi
R/ teknik distrasi untuk mengalahkan perhatian ibu terhadap nyeri
3. Jelaskan pada ibu cara merawat luka pada perineum
R/ mencegah infeksi sehingga luka cepat sembuh
4. Ajarkan pada ibu cara cebok yang benar
R/ cara cebok yang benar mencegah penyebaran kuman
5. Anjurkan ibu untuk menjaga personel hygiene
32
R/ mencegah terjadi infeksi sekunder

VI. IMPLEMENTASI
Tanggal: 20-11-2011
Dx : P10001 post partum hari pertama
1. Melakukan pendekatan pada ibu dan keluarga terlebih dahulu
memperkenalkan diri kepada keluarga pasien, menjelaskan mengenai
prosedur / tindakan yang akan dilakukan
2. Melakukan pemeriksaan TTV dan keadaan umum
Keadaan umum : Baik
Kesadaran : composmentis
110
Tekanan darah : /70 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Suhu : 36,6 C
RR : 18 x / mnt
3. Menjelaskan ada ibu untuk melakukan mobilsiasi dini dengan duduk atau
berjalan jalan setelah 6 jam post partum atau nerasa ebih baik dan istirahat
7-8 jam sehari
4. Mengajarkan cara mamasase secara sirkulasi searah jarum jam bila teraba
keras dan bulat berarti kontraksi uterus baik
5. Menganjurkan ibu mengkonsumsi makanan bergizi selama menyusui /
masa nifas untuk meningkatkan dan memulihkan kesehatan, memberikan
ASI yaitu terdiri dari nasi, lauk pauk, sayuran buah-buahan, susu
ditambahkan satu telur tiap hari, ibu harus makan dengan porsi lebih
banyak dari waktu hamil dan minum minimal 8 gelas per hari
6. Mengajarkan ibu cara merawat payudara
7. Ajarkan ibu cara menyusui yang benar
a. Ambil posisi nyaman
b. Dekatkan putting ke arah pipi bayi sehingga menyentuh ujung
mulutnya (merangsang patella menghisap)

33
c. Pastikan putting susu dan areolla mamae masuk ke dalam mulut bayi
agar bayi tidak menghisap udara sehigga tidak kembung
d. Gunakan jari-jari menekan payudara sehingga pernafasan tidak
terganggu
e. Bila bayi berhenti minum tetapi masi bertahan pada payudara
janganlah menarik dengan kuat karena dapat menimbulkan luka tapi
hentikan hisapan dengan menekan payudara / meletakkan jari pada
ujung mulut bayi agar udara yang masuk
f. Susui lagi sesering mungkin jadwal pemberian ASI 3 jam sekali atau
bila bayi menangis
g. Setiap habis menyusui bayi disandarkan dengan menepuk bagian
punggung bayi
h. Setiap habis menyusui bayi diberi minum air 1-2 sendok kecil dan
bersihkan bagian-bagian yang tersisa
8. Menganjurkan pada ibu cara merawat bayi yang benar
a. Perawatan kulit : bayi dimandikan tiap pagi dan sore dengan air
hangat ganti baji 2x sehari atau tiap kali basah, jangan terlalu tebal
dalam memberikan bedak
b. Jemur bayi pada pagi jam 07.30 selama 15 menit bayi dalam keadaan
digendong
c. Perawatan mulut : bersihkan dengan kasa steril yang dibasahi dengan
air hangat
d. Perawatan tali pusat : bungkus tali pusat dengan kasa steril lakukan 2x
sehari habis mandi jangan bubuhi tali pusat dengan apapun ganti kasa
bila basah / kotor terkena
9. Menganjurkan ibu senam nifas yaitu senam keegel
a. Ketika ibu ingin BAK di tahan keinginan tersebut selama 5 detik atau
semampu ibu kemudian lepaskan (rileks) keluarkan urine dan tahan
lagi
b. Lama menahan bertahap dari 5 detik, 8 detik, 10 detik dan seterusnya
c. Dapat juga dilakukan saat duduk / santai
34
10. Memberikan KIE tentang berbagai alat kontrasepsi yaitu hormonal
meliputi KB pil, suntik, susuk,
Non hormonal : AKPR, KB alami, kalender, lender serviks, kondom, dsb
kontab : tubektomi dan vesek

35
Masalah : nyeri luka heacting pada perineum
1. Mengajarkan teknik relaksasi yaitu : menarik nafas panjang au di tahan
beberapa detik kemudian dikeluarkan melalui mulut pelan-pelan
2. Mengajarkan teknik distraksi mengalahkan perhatian ibu terhadap nyeri
misalnya : mengobrol, nonton TV, dll
3. Mengajarkan ibu cara merawat perineum
- Bersihkan daerah kelainan dan dubur dengan air dan sabun
- Bersihkan darah vulva terlebih dahulu dan dubur dengan air sebanyak
banyaknya dari arah depan ke belakang
- Guyur, berak vulva terlebih dahulu dan dubur dengan air sebanyak
banyaknya dari arah depan ke belakang
- Keringkan dengan handuk yang bersih
- Gunakan pembalut bersih secukupnya
4. Menganjurkan ibu untuk menjaga personal hygiene dengan mengganti
pembalut dan celana tiap kali basah atau sehabis BAK dan BAB.

VII. EVALUASI
Tanggal : 20-11-2011 Jam : 14.00 WIB
Dx : P10001 post partum hari pertama
S : Ibu mengatakan sudah mengerti dengan penjelasan yang diberikan
O : Keadaan umum : baik
Kesadaran : compomentis
110
Tekanan darah : /70 mmHg
Nadi : 80 x / menit
Suhu : 360 C
Respirasi : 18 x / menit
TFU : 3 jari bawah pusat, kontraksi uterus baik
A : P10001 post partum hari pertama
P : HE :
o Minum obat secara teratur : amoxilin 500 mg 3x1, asam
mefenamat 3x1.

36
o Menyusui bayinya ASI saja sampai 6 bulan dan di lanjutkan
hingga 2 tahun.
o Menu seimbang.
o Keluarga Berencana.

Masalah : Nyeri luka heacting pada perineum


S : Ibu mengatakan dapat beradaptasi dengan keadaannya rasa nyeri
mulai berkurang setelah minum obat
O : Ibu tampak rileks dan tidak kesakitan
A : P10001 post partum hari pertama dengan luka lecet pada perineum
tidak ada komplikasi
P : HE :
Merawat perineum
Personal Hygiene.

37
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan analisa dari penulisan mengenai kesenjangan. Hal


ini terjadi dengan kasus dilapangan. Dalam kasus ini tidak banyak terdapat
kesenjangan dengan teori.
Setelah melakukan asuhan kebidanan pada Ny. L P10001 hari pertama
dengan luka / jahitan perineum di puskesmas Jagir pada tanggal 20-11-2011
maka dapat dikaitkan bahwa Ny. L tersebut termasuk ke dalam nifas fisiologis.
Mobilisasi dini dilakukan 2 jam post partum dengan syarat keadaan umum ibu
baik, TTV dalam batas normal TFU dalam batas normal, TFU sesuai batas
normal, UC baik perdarahan baik.
Penulis tidak menemukan kesenjangan antara teori dan praktek yang
dilakukan di puskesmas Jagir. Dalam hal ini antara kenyataan dan teori memang
tidak jauh berbeda sehingga penulis dapat mengambil suatu pelajaran ,
pengetahuan dan pengalaman yang berharga yang belum kami dapat sebelum nya.

38
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Dalam menegakkan diagnosa / masalah yang tepat maka diperlukan data
mengenai kebutuhan utama, riwayat persalinan dan psikososial kemudian
dipadukan dengan data obyektif
2. Setiap individu mempunyai respon yang berbeda tentang masa nifas,
masalah yang manual tidak sama. Hal ini dipengaruhi usia pendidikan dan
psikologis
3. Pada ibu post partum banyak mengalami perubahan baik psikologis
maupun patologis, sehingga memerlukan dukungan yang positif dari bidan
dan keluarga

B. Saran
Peran petugas kesehatan dalam memberikan pengawasan dan asuhan pada ibu
nifas sangat diperlukan untuk menghindari masalah dan komplikasi yang
menyertai masa nifas sehingga masa nifas berjalan normal selain itu diberikan
KIE kepada pasien sebelum pulang bail tentang nutrisi KB dan kontrol rutin

39
DAFTAR PUSTAKA

Depkes. 1999. Perawatan Nifas. Perawatan ibu di pusat Kesehatan Masyarakat.


Surabaya : Depkes

Manuaba, Ida Bagus Gde, 1998, Ilmu Kebidanan, penyakit kandungan dan KB
untuk pendidikan bidan, Jakarta : EGC

Mochtar, Rustam. 1999. Masa Nifas. Sinopsis Obstetri. Jakarta : EGC

Prawirohardjo, Sarwono, 2002, Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP.SP

Sifuddin, Abdul Bari. Prof. Dr. 2002. Masa Nifas. Buku Panduan Pelayanan
Kesehatan Maternal dan Neonatal

Varney, Helen, 2001, Buku saku bidan, Jakarta : EGC

Wiknjosastro, Hanifa. 2002. Nifas Normal. Ilmu Kebidanan. Jakarta : YBP.SP

40
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN...............................................................................i
KATAPENGANTAR...................................................................................i
DAFTAR ISI ..................................................................................................iii
BAB I : Pendahuluan......................................................................................1

1.1. Latar belakang...................................................................................1

1.2. Tujuan...............................................................................................2

1.2.1. Tujuan umum.................................................................................2

1.2.2. Tujuan khusus.................................................................................2


.....................................................................................................
1.3 Metode Penulisan...........................................................................3

BAB 2 : Landasan Teori..................................................................................4


2.1 Nifas Fisiologi............................................................................4
2.1.1 Konsep dasar Puerperium ( nifas )............................................4

2.1.2 Tiga periode dalam masa nifas...................................................4


2.1.3 Involutio Alat Kandungan..........................................................5
2.1.4 Fisiologis nifas...........................................................................6

2.1.1.3 Patofisiologis nifas....................................................................6

2.1.2.1 Perubahan pada sistem reproduksi ...........................................7

2.1.2.2 Perubahan pada Ttraktus Urinarius...........................................9

2.1.2.3 Perubahan pada Sistem Endokrin............................................10

2.1.3 Perawatan nifas yang diberikan...............................................10

2.1.4 Permasalahan yang mungkin terjadi........................................12

2.1.5 Beberapa keadaan abnormal yang mungkin terjadi.................13


2.1.6 Psikologi Nifas........................................................................14
2.1.7 Penatalaksanaan dan Pengawasan
Nifas..14

41
2.2. KONSEP DASAR ASUHAN KEBIDANAN PADA IBU
NIFAS......................................................................................20
.....................................................................................................
2.2.1. Data subjektif...........................................................................20

2.2.1.1. Biodata.....................................................................................20
2.2.2. DATA OBJEKTIF....................................................................22

2.2.2.1. Pemeriksaan fisik umum.........................................................22

2.2.2.2. Pemeriksaan fisik khusus........................................................22


.....................................................................................................
2.2.3. ASSESMENT..........................................................................23

2.2.3.1. Diagnosa..................................................................................23

2.2.3.2. Masalah....................................................................................23

2.2.3.3. Diagnosa potensial...................................................................24

2.3.4. PLANNING.............................................................................24

2.3.4.1. Perencanaan.............................................................................24

2.3.4.2. Pelaksanaan.............................................................................24

2.3.4.3. Evaluasi...................................................................................24

BAB III TINJAUAN KASUS......................................................................25

I DATA SUBJEKTIF..............................................................25

1.1 Biodata..................................................................................25
.....................................................................................................
II. DATA OBJEKTIF.................................................................29

2.1 Pemerikasaan fisik................................................................29

III ASSESMENT........................................................................30

3.1 Diagnosa................................................................................30

3.2 Masalah.................................................................................31

42
3.3 Diagnosa potensial................................................................31

3.4 Tindakan segera.....................................................................31

IV PLANNING.................................................................................32

V. IMPLEMENTASI........................................................................33

VI. EVALUASI..................................................................................36

BAB IV PEMBAHASAN..........................................................................38
BAB V PENUTUP....................................................................................39
Kesimpulan..................................................................................39
Saran.............................................................................................39

DAFTAR PUSTAKA......................................................................................40

43

Anda mungkin juga menyukai