Anda di halaman 1dari 16

Sepak bola : Sejarah, Pengertian Teknik dan Peraturannya Sepak bola

merupakan salah satu permainan beregu. Setiap regu

terdiri atas 11 pemain, termasuk 1 orang penjaga gawang (keeper). Permainan


ini sangat memerlukan keterampilan gerak kaki dan tungkai. Sedangkan, untuk
penjaga gawang diperbolehkan menggunakan tangan selama di area
gawangnya. Namun, jika keluar area gawangnya maka menjadi suatu
pelanggaran. Permainan sepak bola bertujuan untuk memasukkan bola ke
gawang lawan dan berusaha untuk menjaga gawangnya sendiri agar tidak
kemasukan bola. Permainan ini dimainkan dalam 2 babak. Tiap babak terdiri atas
45 menit. Waktu istirahat di antara dua babak ialah 10 menit. Suatu tim
dinyatakan memenangi permainan, apabila dapat mencetak gol ke gawang
lawan sebanyak mungkin. Untuk gambar lapangan sepakbola, silahkan kunjungi
gambar dan ukuran sepakbola lengkap.

Indonesian player Elie Aiboy (L) runs with the ball as Oman's Algheilani Hassan
(R) moves in during the International friendship match ahead of the Asia Football
Competition (AFC), in Jakarta, 24 June 2007. Oman leads the match 1- 0. AFP
PHOTO/ADEK BERRY (Photo credit should read ADEK BERRY/AFP/Getty Images)

Peraturan permainan sepak bola

Peraturan tentang jumlah dan pergantian pemain dalam permainan sepak bola
dapat dirinci sebagai berikut.

Pertandingan dimainkan 2 tim, masing-masing tim terdiri atas 11 pemain


termasuk 1 orang penjaga gawang.

Jumlah pemain cadangan dari masing-masing tim maksimal 7 orang.

Pergantian pemain maksimal 3 orang dalam satu pertandingan resmi. Namun,


dalam pertandingan persahabatan pergantian pemain dapat dilakukan sampai 5
pemain atau lebih sesuai kesepakatan.

Daftar nama pemain pengganti harus diserahkan sebelum kick off babak
pertama dimulai, sehingga dapat ikut dalam pertandingan.

Pemain dapat bertukar posisi dengan penjaga gawang atas persetujuan wasit
saat terjadi bola mati.

Perlengkapan permainan

Perlengkapan permainan sepak bola di antaranya sebagai berikut.

Perlengkapan yang harus dikenakan pemain yaitu, kaus, celana pendek,


pelindung tulang kering, kaus kaki, dan sepatu sepak bola.

Pemain tidak boleh menggunakan perlengkapan yang akan


membahayakan pemain lain atau dirinya sendiri.

Untuk penjaga gawang diperbolehkan menggunakan pakaian yang berwarna


lain untuk membedakan dengan pemain dan wasit.

Durasi pertandingan

Durasi pertandingan sepak bola yaitu 2 45 menit diselingi waktu istirahat 15


menit. Waktu akan terhenti/dihentikan wasit apabila terjadi pergantian pemain.
Misalnya, pemain cedera sehingga harus ditandu keluar lapangan dan kasus
lainnya yang mengakibatkan waktu terhenti.

Gol

Peraturan mengenai gol dan skor pada permainan sepak bola sebagai berikut.

Gol dinyatakan sah apabila seluruh bagian bola telah melewati atau melebihi
garis gawang, berada di antara tiang gawang, dan di bawah mistar gawang. Hal
tersebut tidak berlaku pada lemparan ke dalam, memegang, atau mendorong
bola dengan tangan atau lengan yang dilakukan secara sengaja oleh seorang
pemain, kecuali penjaga gawang di area gawangya sendiri.

Tim yang mencetak gol terbanyak dalam pertandingan dinyatakan menang,


apabila skor golnya sama maka dinyatakan imbang (draw).

Yang menyatakan sah atau tidaknya suatu gol ialah wasit.

Offside

Posisi offsideterjadi apabila posisi pemain lebih dekat pada garis gawang lawan
dibandingkan dengan bola pada saat bola dioper ke arah pemain tersebut,
kecuali terdapat pemain lawan yang sejajar atau mengapitnya. Untuk teknik
permainan sepakbola, silahkan kunjungi di Teknik Lengkap permainan sepakbola.
Demikianlah artikel mengenai pengertian sepakbola semoga artikel ini dapat
memberikan informasi yang bermanfaat bagi kita semua.[pi]
Pengertian Permainan Sepak Bola

Pengertian Permainan Sepak BolaSiapa yang tidak kenal dengan permainan


sepak bola? Sepak bola merupakan olahraga yang menggunakan bola yang pada
umumnya terbuat dari bahan kulit. Permainan sepak bola terdiri dari dua tim
yang masing-masing timnya beranggotakan sebelas pemain.

Olahraga yang sangat digemari di seluruh dunia ini dimainkan pada lapangan
terbuka berbentuk persegi empat. Tujuan permainan sepak bola adalah
mencetak gol sebanyak-banyaknya ke gawang lawan.

Sejarah Permainan Sepak Bola

Sejarah Permainan Sepak BolaSejarah sepak bola dimulai di Tiongkok pada awal
abad ke-2 sebelum Masehi. Pada masa Dinasti Han, masyarakat sudah
memainkan permainan menggiring bola kulit lalu menendangnya ke dalam jaring
kecil. Permainan tersebut kemudian meluas hingga Jepang dan disebut dengan
Kemari. Permainan menggiring bola tersebut juga mulai digemari di Italia pada
abad 16.

Setelah dikenal di Inggris, permainan sepak bola mulai berkembang menjadi jauh
lebih modern. Sepak bola pun tumbuh menjadi sebuah kompetisi yang
menjanjikan sekaligus menghibur. Tak jarang kompetisi sepak bola di beberapa
wilayah di Inggris menimbulkan kericuhan. Atas alasan tersebut, Raja Edward III
akhirnya mengeluarkan larangan permainan sepak bola pada tahun 1365.
Pelarangan tersebut juga didukung oleh Raja James I dari Skotlandia.

Pada tahun 1815, permainan sepak bola kembali hidup dan banyak dimainkan di
lingkungan sekolah dan universitas. Permainan sepak bola modern lahir di
Freemasons Tavern pada tahun 1863. Pada saat itu, puluhan sekolah dan klub
duduk bersama demi merumuskan aturan permainan sepak bola. Pada tahun
1869, aturan permainan sepak bola yang memuat larangan menyentuh bola saat
permainan sedang berlangsung pun mulai diberlakukan. Pada masa itu,
permainan sepak bola dikenalkan ke sluruh dunia oleh para pelaut, tentara, dan
pedagang yang berkelana ke belahan dunia lain. Kemudian, pada tahun 1904,
dibentuklah badan resmi yang mengatur klub-klub sepak bola di dunia bernama
FIFA.

Sejarah Permainan Sepak Bola di Indonesia

Sejarah Permainan Sepak Bola di IndonesiaSecara resmi, berkembangnya


permainan sepak bola di Indonesia diawali dengan didirikannya Persatuan Sepak
Bola Seluruh Indonesia (PSSI) di Yogyakarta pada tanggal 19 April 1930.
Pimpinan PSSI pertama kala itu yakni Soeratin Sosrosoegondo. Sejak didirikannya
PSSI, permainan sepak bola mulai sering dikompetisikan di Indonesia.
Masyarakat pun semakin familier dengan permainan menggiring bola yang satu
ini. Sebagai bentuk apresiasi atas perkembangan sepak bola Indonesia, Paku
Buwono X mendirikan stadion sepak bola pertama yang diberi nama Stadion
Sriwedari.

Sepeninggal Soeratin, dunia persepakbolaan Indonesia tidak banyak


menunjukkan prestasi dan perkembangan yang berarti. Pada tahun 1970-an
beberapa pemain sepak bola nasional sempat unjuk kebolehan di kejuaraan
internasional. Pemain-pemain tersebut di antaranya adalah Ronny Pattinasarani,
Sucipto Suntoro, Ramang, dan Latief Harris Tanoto. Berbagai kejuaraan pun
digelar PSSI untuk menyemarakkan sepak bola Indonesia. Kejuaraan yang digelar
oleh PSSI tersebut di antaranya adalah Liga Super Indonesia, Divisi Utama, Divisi
Satu, Divisi Dua bagi pemain non-amatir, serta Divisi Tiga untuk pemain amatir.
Di samping itu, PSSI turut menggelar kejuaraan sepak bola wanita dan kompetisi
berdasarkan kategor umur (U-15, U-20, dan U-23).

Teknik Dasar Sepak Bola

Permainan sepak bola memiliki beberapa teknik dasar yang harus dikuasai oleh
para pemain. Teknik-teknik tersebut di antaranya adalah:

Menendang (Kicking)

Teknik menendang merupakan karakteristik permainan sepak bola yang paling


dominan. Teknik ini bertujaun untuk memberikan umpan serta menembak bola
ke arah gawang lawan. Berdasarkan posisi kaki pada bola, teknik menendang
dibedakan menjadi tiga kategori: menendang dengan kaki bagian dalam,
menendang dengan kaki bagian luar, dan menendang dengan punggung kaki.

Menghentikan Bola (Stopping)

Menghentikan bola juga termasuk ke dalam teknik dasar permainan sepak bola
yang penggunaannya tidak dapat dilepaskan dari teknik menendang. Teknik
menghentikan bola ini berguna untuk mengendalikan bola, mengatur tempo
permainan, dan memudahkan untuk memberikan umpan pada pemain lainnya.
Ada beberapa cara untuk mengendalikan bola, yakni dengan menggunakan
punggung kaki, dada, paha, serta kepala jika keadaannya memungkinkan.

Menggiring Bola
Pada dasarnya, teknik menggiring bola hampir sama dengan menendang. Hanya
saja, ketika menggiring bola, kaki pemain cenderung lebih pelan dan terarah
mengumpan bola pada pemain lainnya. Tujuan menggiring bola adalah untuk
mengarahkan bola sesuai sasaran, melawati lawan, dan menghambat laju
permainan lawan.

Peraturan Permainan Sepak Bola

Peraturan Permainan Sepak BolaFIFA selaku badan pengawas dan pengatur


sepak bola seluruh dunia telah mengeluarkan aturan-aturan resmi terkait
kompetisi sepak bola. Aturan-aturan tersebut di antaranya adalah:

Peraturan Lapangan Sepak Bola

Pertandingan sepak bola resmi harus diselenggarakan di lapangan rumput hijau


yang memiliki panjang 90-120 meter dan lebar 45-90 meter.

Penggunaan Bola

Bola yang digunakan dalam kejuaraan sepak bola resmi harus memiliki ukuran
diameter tidak lebih dari 28 inchi atau 70 centimeter dan tidak kurang dari 27
inchi atau 68 centimeter.

Jumlah Pemain Sepak Bola

Permainan sepak bola dimainkan oleh dua tim yang masing-masing timnya
beranggotakan sebelas orang pemain yang salah satunya penjaga gawang. Jika
di dalam satu tim terdapat kurang dari tujuh pemain, maka permainan sepak
bola tidak dapat dilanjutkan. Dalam sebuah pertandingan resmi, tiap tim hanya
diizinkan melakukan pergantian pemain sebanyak tiga kali, sedangkan dalam
pertandingan persahabatan, pergantian pemain dapat dilakukan sebanyak tujuh
kali.

Penggunaan Aksesoris

Aksesoris yang harus dikenakan saat bertanding adalah jersey, koas kaki, sarung
tangan, dan pentutp kepala.

Durasi Permainan Sepak Bola


Dalam satu kali pertandingan sepak bole terdiri dari dua babak yang masing-
masing babaknya memiliki durasi 45 menit. Jeda pertandingan adalah selama 15
menit. Jika dalam dua kali 45 menit belum ada tim yang dapat dinyatakan
menang, maka pertandingan akan dilanjutkan selama 215 menit.

Kick-Off

Kick-off dilakukan di awal pertandingan, saat terjadi gol, awal babak kedua, dan
awal babak perpanjangan waktu.

Bola Keluar atau Out

Bola dinyatakan out apabila keluar dari garis gawang atau pada kasus tertentu
misalnya saat ada pemain yang cedera, wasit meminta bola untuk dikeluarkan
dari garis lapangan. Permainan dapat dilanjutkan dengan melakukan lemparan
ke dalam atau throw in.

Terciptanya Gol

Gol tercipta ketika bola berhasil masuk ke gawang lawan dan tidak dalam
keadaan pelanggaran. Terciptanya gol dapat terjadi dengan dimasukannya bola
oleh lawan, penalti, ataupun dengan bol bunuh diri. Skor dari setiap gol yakni 1
dan dianggap sah apabila wasit menyatakn sah.

Offside

Offside terjadi apabila pemain berada di wilayah lawan, tidak ada bek dan hanya
berhadapan dengan penjaga gawang.

Tendangan Bebas

Tendangan bebas dapat di area tempat terjadinya pelanggaran dan dapat


dilakukan secara langsung maupun tidak langsung. Tendangan bebas secara
langsung artinya tendangan tersebut diarahkan langsung ke arah gawang,
sedangkan tendangan tidak langsung diarahkan pada pemain lain.
YESUS DIGODA IBLIS DI PADANG GURUN SEBUAH RENUNGAN
ALKITABIAH MASA PRAPASKAH *)

Yesus, yang penuh dengan Roh Kudus, kembali dari Sungai Yordan, lalu dibawa oleh
Roh Kudus ke padang gurun. Di situ empat puluh hari lamanya Ia dicobai Iblis. Selama
hari-hari itu Ia tidak makan apa-apa dan setelah itu Ia lapar. Lalu berkatalah Iblis
kepada-Nya, Jika Engkau Anak Allah, suruhlah batu ini menjadi roti. Jawab Yesus
kepadanya, Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja. Kemudian ia
membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia. Kata Iblis kepada-Nya, Segala
kuasa itu serta kemuliaannya akan kuberikan kepada-Mu, sebab semuanya itu telah
diserahkan kepadaku dan aku memberikannya kepada siapa saja yang kukehendaki.
Karena itu, jikalau Engkau menyembah aku, seluruhnya itu akan menjadi milik-Mu.
Tetapi Yesus berkata kepadanya, Ada tertulis: Engkau harus menyembah Tuhan,
Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti! Kemudian ia membawa
Yesus ke Yerusalem dan menempatkan Dia di puncak Bait Allah, lalu berkata kepada-
Nya, Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu dari sini ke bawah, sebab ada
tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk
melindungi Engkau, dan mereka akan menerima Engkau di atas tangannya, supaya
kaki-Mu jangan terantuk kepada batu. Yesus menjawabnya, Ada firman: Jangan
engkau mencobai Tuhan, Allahmu! Sesudah Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia
mundur dari hadapan-Nya dan menunggu saat yang baik (Luk 4:1-13).

Yesus berpuasa selama empat puluh hari, sendirian di padang gurun. Empat puluh hari ini
mengingatkan kita pada beberapa peristiwa Perjanjian Lama. Yang pertama adalah
pengalaman Musa sehubungan dengan pemberian sepuluh perintah Allah di gunung Sinai:

Berfirmanlah TUHAN kepada Musa: Tuliskanlah segala firman ini, sebab berdasarkan
firman ini telah Kuadakan perjanjian dengan engkau dan dengan Israel. Dan Musa ada di
sana bersama-sama dengan TUHAN empat puluh hari empat puluh malam lamanya, tidak
makan roti dan tidak minum air, dan ia menuliskan pada loh itu segala perkataan perjanjian,
yakni Kesepuluh Firman (Kel 34:27-28).

Yang kedua adalah yang dialami oleh Elia ketika dia sedang dalam pelarian:
malaikat TUHAN datang untuk kedua kalinya dan menyentuh dia serta berkata:
Bangunlah, makanlah! Sebab kalau tidak perjalananmu nanti terlalu jauh bagimu. Maka
bangunlah ia, lalu makan dan minum, dan oleh kekuatan makanan itu ia berjalan empat puluh
hari empat puluh malam lamanya sampai ke gunung Allah, yakni gunung Horeb (1 Raj 19:7-
8).

Angka empat puluh juga mengingatkan kita kepada lamanya perjalanan bani Israel di padang
gurun sebelum sampai ke tanah terjanji.

Bagaimana Yesus berhasil mengalahkan si Iblis? Memang mudah untuk berpikir tentang
Yesus sebagai seorang yang istimewa karena Dia adalah Putera Allah, tetapi penulis Surat
kepada orang Ibrani dengan tegas mengingatkan kepada kita bahwa Yesus sama seperti kita,
hanya saja Ia tidak berbuat dosa:

Imam Besar yang kita punya, bukanlah imam besar yang tidak dapat turut merasakan
kelemahan-kelemahan kita. Sebaliknya sama seperti kita, Ia telah dicobai, hanya saja Ia tidak
berbuat dosa (Ibr 4:15).

Kabar baik dari bacaan Injil kali ini adalah, bahwa dalam perjuangan atau pergumulan
melawan si Jahat atau Iblis kita tidak sendiri. Ada Yesus! Dia telah terlibat konflik nyata
dengan Iblis dan telah mengalahkannya dengan sangat menyakinkan. Perikop ini dapat
dikatakan semacam prakata atau kata pendahuluan untuk pelayanan Yesus di depan publik,
sebagai antisipasi atas pelbagai area konflik dan tuduhan yang harus dihadapi-Nya. Dalam
menulis Injilnya ini Lukas sadar benar bahwa komunitas Kristiani dari generasi ke generasi
akan terus-menerus hidup melalui konflik-konflik dan tuduhan-tuduhan yang sama.

Peranan Roh Kudus. Setelah Ia dibaptis oleh Yohanes di Sungai Yordan, Yesus dipimpin
oleh Roh Kudus kepada suatu konfrontasi yang bersifat face-to-face dengan Iblis. Lukas
menulis bahwa ketika seluruh orang banyak itu telah dibaptis, pada saat Yesus dibaptis dan
sedang berdoa, terbukalah langit dan turunlah Roh Kudus dalam rupa burung merpati ke atas-
Nya. Dan terdengarlah suara dari langit, Engkaulah Anak-Ku yang terkasih, kepada-Mulah
Aku berkenan (Luk 3:21-22). Roh Kudus yang turun dari langit inilah yang memenuhi diri
Yesus dan memimpin-Nya ke padang gurun sebelum memulai misi-Nya mengingatkan umat
manusia tentang cara-cara kedosaan dan memulihkan hati mereka kepada peraturan Allah.

Terasa ada sense of urgency yang besar di sini! Ini tidak lepas dari mentalitas pada waktu itu;
yaitu diterimanya secara umum pendapat bahwa dunia berada di bawah kekuasaan roh jahat,
namun pada zaman mesianis Allah akan melakukan intervensi dan melakukan perang besar
untuk merebut hati orang-orang agar supaya kembali kepada kehendak ilahi. Padang gurun
dipandang sebagai daerah yang belum dijinakkan, dilihat sebagai tempat berkeliarannya roh
jahat. Sendirian di padang gurun, Yesus mengalami godaan-godaan yang berpusat pada
pertanyaan apakah Ia dapat menaruh kepercayaan pada Allah.
Dalam ketaatan-Nya kepada Roh, Yesus sesungguhnya mengambil posisi ofensif melawan
godaan Iblis, bukan menghindarinya dan di daerah kekuasaan Iblis sendiri. Di sini,
sebelum mengawali pelayanan-Nya di depan publik, Yesus menyerang kuasa Iblis dengan
selalu menggunakan sabda Allah, pedang Roh (Ef 6:17). Perhatikanlah jawaban Yesus
kepada Iblis yang menggoda! Yesus selalu memulai jawaban-Nya dengan kata-kata ada
tertulis, artinya Dia berpegang teguh pada firman Allah sebagai pedang Roh dalam
melawan godaan Iblis (lihat Luk 4:4.8.10.12). Selama empat puluh hari di padang gurun
Yudea, Yesus tetap setia dan tabah, menggantungkan diri pada janji-janji Bapa semata.

Godaan pertama menyangkut roti. Dalam Injil Lukas, makanan dan berbagi makanan
merupakan tanda penting dari zaman mesias. Puasa Yesus selama empat puluh hari ini sangat
kontras dengan relatif banyaknya adegan perjamuan dalam Injil tersebut. Seorang pakar
Injil Lukas Pater Eugene LaVerdiere, SSS menulis sebuah buku cukup tebal yang
berjudul Dining in the Kingdom of God. Buku ini adalah mengenai asal usul Ekaristi menurut
Lukas. Bagi imam yang satu ini, merayakan Ekaristi adalah lebih daripada sekadar
mengenangkan kata-kata Yesus berkaitan dengan roti dan piala yang berisikan air anggur
pada Perjamuan Terakhir. Baginya Ekaristi adalah suatu peristiwa Injili. Asal-usul Ekaristi
terdapat dalam rentang keseluruhan Injil, yang diejawantahkan dalam banyaknya perjamuan
yang dikisahkan dalam Injil tersebut.

Dalam Injil Lukas, Yesus tampil sebagai seorang rabbi yang suka makan-minum, sampai-
sampai Dia sendiri mengutip komentar orang-orang, Lihatlah, Ia seorang pelahap dan
peminum, sahabat pemungut cukai dan orang berdosa (Luk 7:34). Orang-orang Farisi dan
ahli-ahli Taurat dengan bersungut-sungut berkata, Orang ini menerima orang-orang berdosa
dan makan bersama-sama dengan mereka (Luk 15:2). Lukas mengaitkan antara pencobaan
yang dialami Yesus dan pengadilan atas diri-Nya kelak, dengan mencatat bahwa sesudah
mengakhiri pencobaannya, Iblis mengakhiri semua pencobaan itu, ia mundur dari hadapan-
Nya dan menunggu saat yang baik (Luk 4:13). Janganlah kita lupa bahwa justru pada pesta
Hari Raya Roti Tak Beragi (Perjamuan Paskah /Perjamuan Terakhir), Iblis masuk ke dalam
Yudas (Luk 22:3).

Lukas menulis Injilnya untuk suatu komunitas Kristiani yang mengalami konflik seperti yang
dialami Yesus, tetapi pada masa yang berbeda. Dalam komunitas Kristiani itu roti merupakan
pengungkapan saling berbagi antara anggota pada waktu mereka berkumpul dalam ibadat
bersama. Gereja adalah sebuah communio. Di lain pihak roti juga kadang-kadang merupakan
pembeda antara golongan the haves dan kaum have-nots. Dalam kekaisaran yang sedang
mengalami dekadensi ini, keresahan rakyat juga diatasi dengan anggaran di bidang
kesejahteraan yang pada dasarnya merupakan salah satu bentuk penyuapan kepada rakyat:
Berikanlah kepada mereka roti dan sirkus untuk mengalihkan perhatian dari keresahan
mereka! Sistem yang melecehkan spiritualitas manusia ini ditantang oleh pesan Kristiani,
seperti diucapkan Yesus, Ada tertulis: Manusia hidup bukan dari roti saja (Luk 4:4; bdk. Ul
8:3).
Di padang gurun Yesus mengalami rasa lapar luar biasa, karena berpuasa selama empat puluh
hari. Dengan demikian Ia menempatkan diri-Nya sebagai salah seorang dari anggota-anggota
masyarakat yang tidak pernah mempunyai makanan dan minuman yang cukup untuk hidup.
Apa baiknya sih kelaparan? Kalau kelaparan itu membuka pikiran kita, bahwa ada yang lebih
untuk hidup daripada sekadar memuaskan selera makan-minum kita: Manusia hidup bukan
dari roti saja! Berpuasa dan kontrol yang kuat atas selera makan-minum dapat
mencerminkan suatu opsi jelas atas roh ketimbang tubuh/daging. Masyarakat-masyarakat
zaman moderen menderita pelbagai macam penyakit karena gagal dalam mendisiplinkan
nafsu makan-minum. Kebijakan-kebijakan banyak negara mengakibatkan lebih dari separuh
penduduk dunia kekurangan makanan sementara separuh lainnya mengalami kelebihan
produksi tanpa diikuti dengan syering yang cukup dengan mereka yang kelaparan. Apabila
nafsu dibiarkan tak terkontrol, maka potensi roh yang kaya raya akan terhambat. Dalam hal
ini jawaban Yesus harus didengar lagi: Manusia hidup bukan dari roti saja! (Luk 4:4).

Untuk kita renungkan: Katakanlah kita tidak lapar untuk makan roti, tetapi berapa seringnya
kita diganggu oleh rasa lapar yang lain kita digoda oleh iming-imingnya kekayaan,
kekuasaan dan kenyamanan dengan konsekuensi terganggu atau rusaknya hidup kita
dengan Kristus?

Godaan kedua menyangkut kekuasaan dan kemuliaan. Iblis menawarkan kekuasaan dan
kemuliaan, asal Yesus mau menyembah dia. Yesus menolak godaan untuk mencari kekuasaan
dan kemuliaan pribadi, Dia samasekali tidak gila kuasa. Ia hanya mau menyembah Allah dan
melayani orang-orang, bukan dilayani. Kali ini Dia mengutip Ul 6:13. Sekitar tiga tahun
kemudian, ketika Yesus diadili oleh Pilatus, fakta diputar-balikkan oleh mereka yang
membenci-Nya Mereka mulai menuduh Dia, katanya, Kami mendapati bahwa orang ini
menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada Kaisar, dan tentang diri-
Nya Ia mengatakan bahwa Dialah Kristus, yaitu Raja (Luk 23:2). Pada waktu Lukas menulis
Injilnya, orang-orang akan dihukum mati kalau menolak untuk menyembah Kaisar. Orang-
orang Kristiani tidak mau membakar kemenyan/dupa bagi manusia, karena mengingat kata-
kata yang diucapkan Yesus, Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya
kepada Dia sajalah engkau berbakti! (Luk 4:8).

Dengan menolak kekuasaan, Yesus menempatkan diri-Nya dalam wilayah kemiskinan orang-
orang yang tertindas dan para korban ketidak-adilan masyarakat. Nah, apa sih baiknya
ketiadaan kekuasaan itu? Kalau hal itu menjaga seseorang dari rasa angkuh dan sombong,
yang memegang sesuatu erat-erat bagi dirinya, sedangkan sesungguhnya harus dikembalikan
kepada Allah. Juga kalau hal itu menyelamatkan seseorang dari keangkuhan yang akan
menindas orang-orang lain. Kekuasaan itu selalu sukar untuk ditanganinya secara layak.
Power tends to corrupt !!! Kekuasaan dengan cepat dapat menjadi monster yang ganas dan
tak pernah merasa puas. Menjadi paranoid untuk menjaga diri dan menyerang terlebih
dahulu. Kita lihat saja anggaran pertahanan dari negara-negara di dunia yang terus
menggelembung, padahal uang anggaran yang tersedia dapat digunakan untuk hal-hal yang
lebih efektif dalam meningkatkan harkat-martabat manusia sebagai ciptaan Allah. Nafsu akan
kekuasaan dapat berakibat pada bertambah banyaknya persenjataan pemusnah massal dengan
segala konsekuensinya yang terbayangkan. Kekuasaan, di bidang persenjataan, keuangan,
politik dan lain-lain, jarang sekali dapat memahami artinya melayani sebagai suatu
tantangan. Yesus menolak jalan kekuasaan dan kemuliaan diri. Dia memilih hanya
menyembah Allah, dan hanya kepada Allah saja Dia berbakti (Luk 4:8).

Godaan ketiga merupakan tantangan Iblis terhadap relasi antara Yesus dengan Bapa dan
identitas-Nya sebagai Putera Allah. Di sini Iblis malah mengutip Kitab Suci yang mengatakan
mengenai malaikat-malaikat yang akan melindungi (Mzm 91:11-12). Gema dari godaan
ketiga ini akan terdengar tiga tahun kemudian, ketika Yesus sedang diadili di hadapan para
anggota Sanhedrin: Jikalau Engkau adalah Mesias, katakanlah kepada kami (Luk 22:67),
Kalau begitu, Engkau ini Anak Allah? (Luk 22:70). Jemaat Lukas di Roma menghadapi
risiko kematian, kalau identitas keagamaan mereka ketahuan. Mereka tidak mengharapkan
adanya suatu intervensi ilahi yang dapat menahan pedang algojo atau menahan singa yang
lapar agar tidak melahap mereka. Iman-kepercayaan yang sejati tidak akan mencobai Allah
(Luk 4:12; bdk. Ul 6:16).

Tanggapan Yesus terhadap godaan ketiga menunjukkan solidaritas-Nya dengan semua orang
yang berada dalam perjalanan menuju Yerusalem surgawi dengan iman yang masih samar-
samar, dan tidak dibimbing oleh tanda-tanda dari Allah yang jelas-nyata. Bagaimana ujian
atas iman dapat dikatakan baik? Allah dapat membuang gambar-gambar (images) yang salah
dan palsu mengenai Yang Ilahi, yang sesungguhnya merupakan proyeksi dari pelbagai hasrat
manusia sendiri. Manusia tergoda untuk memutar-balikkan tatanan asli (Manusia diciptakan
seturut gambar dan rupa Allah): Menciptakan Allah seturut gambar dan rupa kita! Manusia
mau menggunakan Allah, tetapi tidak mau dipakai oleh-Nya. Manusia membuat agama
sebagai pembungkus pelbagai proyeksi dari hasrat-hasratnya sendiri tentang Dia. Hal seperti
inilah yang dapat membuat seseorang berperang dan/atau membunuh atas nama agama;
orang seperti itu melakukan tindakan dengan mengatas-namai Allah! Yesus menolak untuk
mencobai Allah. Penuh ketaatan, Dia melakukan kehendak Bapa!

Dengan demikian, godaan-godaan yang dialami Yesus mengantisipasi konflik-konflik dan


tuduhan-tuduhan yang akan dihadapi-nya pada waktu Dia melakukan pelayanan-Nya di
depan publik. Strategi dan kemenangan Yesus akan memberikan bimbingan dan harapan
kepada orang-orang Kristiani segala zaman dalam menangani konflik-konflik mereka
melawan kuasa-kuasa kegelapan. Disamping itu Yesus duduk bersama orang-orang yang
lapar, berjuang bersama orang-orang yang tidak mempunyai kekuasaan dan berjalan bersama
di atas jalan penuh ujian dengan orang-orang yang sedang menuju Yerusalem baru. Kalau kita
melakukan perjalanan bersama Dia, dengan kekuatan disiplin-diri, yang dikuatkan serta
ditopang oleh doa, dan dibimbing oleh terang Kitab Suci, maka kita pun dapat turut
mengambil bagian dalam kemenangan Yesus.

Syukur kepada Allah bahwa Yesus telah datang! Dia telah menjungkir-balikkan pola
kemanusiaan yang penuh dosa, membebaskan kita dari ikatan dosa dan maut! Hari ini, karena
Yesus, kita dapat mengetahui kemenangan yang sama, yang diketahui-Nya. Karena kita telah
menerima Roh-Nya, kita dapat menghadapi masa-masa godaan dengan sabar,
menggantungkan diri pada kuasa Allah dalam diri kita. Kalaupun kita gagal, kita memiliki
anugerah pertobatan yang sangat berharga, yang langsung memperbaiki hubungan kita
dengan Allah, serta kasih-Nya dan perlindungan-Nya. Dengan menirukan kerendahan hati
Yesus dan kepercayaan-Nya pada Bapa, kita dapat belajar berdiri tegak pada saat-saat
menghadapi godaan dan mengambil bagian dalam kemenangan-Nya.

Yesus menghidupkan kembali sejarah umat Israel. Pikirkan sekarang bagaimana selama
empat puluh hari puasa ini, Yesus menghidupkan kembali sejarah umat-Nya (Israel). Seperti
para leluhur-Nya yang berkelana selama empat puluh tahun di padang gurun Yesus digoda
untuk berelasi dengan Allah hanya dalam batas ukuran-ukuran kebutuhan manusia, atau
samasekali membuang-Nya. Orang-orang Israel gagal, tetapi Yesus berhasil. Seperti ditulis
sang pemazmur, Yesus duduk dalam lindungan Yang Mahatinggi dan Tuhan adalah tempat
perlindungan-Nya dan kubu pertahanan-Nya (Mzm 91:1-2).

Sebelum dunia dijadikan, Allah mengenal kita, mengasihi kita dan Dia memanggil kita untuk
mengenal dan mengasihi-Nya. Perjanjian Lama menggambarkan sejumlah perjanjian yang
dibuat Allah dengan umat-Nya untuk menyiapkan mereka agar dapat menerima kehidupan-
Nya secara lebih penuh. Akan tetapi, lagi-lagi umat Allah gagal memelihara perjanjian Allah
dengan mereka. Sebagai konsekuensinya, mereka memisahkan diri dari kasih Allah dan
perlindungan-Nya.

Perjanjian Baru. Namun demikian Allah sedemikian mengasihi dunia sehingga ketika saat-
Nya tiba Dia mengutus Anak-Nya yang tunggal (lihat Yoh 3:16), untuk mengajar, untuk
menyembuhkan mereka yang sakit dan akhirnya untuk mati; dengan demikian mengadakan
perjanjian yang baru dan kekal dalam darah-Nya. Ini adalah perjanjian baru yang dijanjikan
oleh Allah melalui nabi Yehezkiel: Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru
di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan
kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan
membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-
peraturan-Ku dan melakukannya (Yeh 36:26-27).

Kita masuk ke dalam perjanjian yang baru ini pada waktu dibaptis; dan lewat hidup iman kita
memperkenankan Roh Kudus untuk mempersatukan kita dengan Yesus lebih penuh lagi
setiap hari. Kita menjadi ciptaan baru dalam Kristus. Dengan mati bersama Dia, bukan kita
lagi yang hidup, tetapi Kristus yang hidup dalam diri kita (lihat Gal 2:20).

Mukjizat baptisan ke dalam suatu perjanjian yang baru ini telah digambarkan jauh hari
sebelumnya oleh Perjanjian Lama dengan banyak cara. Akan tetapi tidak ada yang lebih
berwarna-warni daripada kisah Nuh (Kej 6-9). Dari hari-hari awalnya, Gereja telah melihat
dalam banjir yang dikisahkan itu suatu jenis air baptis, yang menyingkirkan dosa-dosa daging
dan memberikan umat manusia suatu awal yang baru. Yang dimaksudkan dengan awal baru
kita dalam baptisan adalah keikutsertaan dalam hidup Yesus sendiri. Seperti ketika Yesus
dicobai di padang gurun selama 40 hari, kita juga akan mengalami saat pencobaan dan
pertumbuhan. Allah memberikan kepada kita saat-saat seperti itu untuk mengajarkan kita
melakukan penyerahan diri kita kepada-Nya secara lebih penuh, dan menunjukkan betapa
setia Dia pada janji-janji-Nya. Dia begitu mengasihi kita sehingga tak akan pernah
membuang kita. Yang diminta oleh-Nya hanyalah bahwa kita menaruh kepercayaan kepada-
Nya seperti telah ditunjukkan oleh Nuh dan keluarganya untuk menjaga kita di tengah-
tengah hujan badai.

DOA: Yesus Kristus, Tuhan dan Guruku, aku menyadari, bahwa bagaimana pun aku
mencoba dan berupaya untuk menghindari dosa, aku tidak dapat sepenuhnya bebas dari
pencobaan dan godaan dalam hidupku. Sebagai manusia, aku seringkali mengalami adanya
konflik dalam diriku sendiri, antara naluri alamiahku, kecenderungan- kecenderungan
emosionalku dan kebiasaan-kebiasaan buruk di satu pihak, dengan niat-niat, harapan-harapan
serta berbagai kerinduan yang bersifat spiritual. Aku bersyukur kepada-Mu, ya Tuhan Yesus,
karena Dikau sendiri telah memberikan contoh bagaimana aku harus mempersiapkan diriku
menghadapi godaan-godaan dalam hidupku. Biarlah Roh Kudus-Mu selalu membimbingku
dalam menggunakan kehendak bebasku, agar pilihan-pilihan yang kubuat menyenangkan
Dikau. Tolonglah aku agar tetap berada dalam damai-Mu manakala aku diserang dengan
godaan-godaan yang tak dapat dihindari. Jagalah aku agar tidak membesar-besarkan berbagai
pencobaan dan godaan secara tidak proporsional, namun jagalah aku juga agar tidak
meremehkan berbagai pencobaan dan godaan yang menimpa diriku. Dengan tulus hati aku
berketetapan hati untuk senantiasa menyenangkan Hati-Mu, lewat pikiran, ucapan-ucapan,
sikap dan perilakuku setiap hari, karena Dikaulah andalanku selalu. Amin.

Pencobaan yang dialami oleh Yesus


Dalam artikel Hawa dalam Kitab Kejadian kita menyaksikan sebuah contoh
menyedihkan tentang Hawa dan bagaimana responsnya terhadap pencobaan si
Iblis. Dalam artikel ini kita akan mempelajari respons yang bertolak belakang,
sebuah teladan yang diberikan oleh Tuhan kita Yesus Kristus dan bagaimana
responsnya terhadap pencobaan, yang mengajarkan kepada kita bagaimanakah
seharusnya respons kita ketika menghadapi pencobaan. Jadi, mari kita mulai
membacanya dari Matius 4:1-3:

Matius 4:1-3

"Maka Yesus dibawa oleh Roh ke padang gurun untuk dicobai Iblis. Dan setelah
berpuasa empat puluh hari dan empat puluh malam, akhirnya laparlah Yesus.
Lalu datanglah si pencoba itu dan berkata kepada-Nya, Jika Engkau Anak Allah,
perintahkanlah supaya batu-batu ini menjadi roti.

Sebelum kita lanjutkan, menurut Anda, bagaimana cara Iblis berbicara kepada
Yesus Kristus? Dikarenakan pengaruh pengajaran religius tertentu, selama
beberapa tahun, saya cenderung berpikir bahwa ada makhluk berkulit hitam
dengan dua tanduk berbicara kepada Yesus pada saat itu. Tetapi, pernahkah
Alkitab menggambarkan Iblis seperti ini? Tidak pernah. Menurut Alkitab, Iblis
adalah makhluk roh, malaikat yang telah jatuh, dan bukan makhluk bersubstansi
material. Jadi bagaimanakah si Iblis berbicara, dan mencobai Yesus? Jawabannya
jelas: melalui ilham atau pewahyuan. Dan, apabila Iblis mampu melakukan hal
itu kepada Yesus, tentu saja ia pun dapat melakukan hal yang sama kepada kita.
Oleh karena itu, sesuatu yang berasal dari sumber spiritual saja tidaklah cukup.
Sesuatu dari sumber spiritual haruslah berasal dari sumber yang benar. Sesuatu
yang berasal dari Allah selalu 100% sesuai dengan Alkitab, Firman Tuhan,
sehingga sekalipun di tengah penganiayaan, akan selalu ada berkat dan damai
sejahtera dari Allah.

Kembali kepada contoh kita, perhatikan bahwa pola yang Iblis lakukan ketika
mencobai Yesus ternyata sama dengan pola yang dijelaskan dalam artikel Hawa
dalam Kitab Kejadian. Kembali ia mencoba menantang apa yang Allah katakan,
yakni bahwa Yesus adalah Anak Allah (Matius 3:17). Tidakkah Iblis tahu bahwa
Yesus adalah Anak Allah? Tentu saja ia tahu. Namun fokus dari pencobaannya
adalah untuk membuat Yesus meragukan identitas sejati-Nya. Bagaimana Yesus
menjawab si Iblis? Ayat 4 mengatakan:

Matius 4:4

"Tetapi Yesus menjawab: ADA TERTULIS: Manusia hidup bukan dari roti saja,
tetapi dari setiap firman yang keluar dari mulut Allah

Untuk menghadapi pencobaan, Yesus tahu bahwa yang diperlukannya adalah


Firman Tuhan. Perhatikan betapa tajamnya Dia: perkataan pertama-Nya adalah
ada tertulis dan Dia mengutip bagian dari Alkitab yang berhubungan dengan
pencobaan itu. Begitulah cara Dia mengalahkan Iblis dan pencobaannya, dan
dengan cara yang sama pulalah Anda dan saya dapat mengalahkan Iblis.

Setelah gagal dalam pencobaan pertama, Iblis melanjutkan ke pencobaan yang


kedua. Polanya masih sama:
Matius 4:5-6

"Kemudian Iblis membawa-Nya ke Kota Suci dan menempatkan Dia di bubungan


Bait Allah, lalu berkata kepada-Nya: Jika Engkau Anak Allah, jatuhkanlah diri-Mu
ke bawah, sebab ada tertulis; Mengenai Engkau Ia akan memerintahkan
malaikat-malaikat-Nya dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya,
supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu.

Jelaslah dari ayat di atas, bahwa Iblis dapat pula menggunakan ayat Alkitab.
Namun, ia menyalahgunakannya. Secara licik dan sengaja ia memutarbalikkan
Firman Tuhan dan menafsirkannya secara keliru. Jadi, memang yang dia kutip
adalah ayat Alkitab dari Mazmur 91:11-12. Namun secara licik ia menafsirkannya
seakan-akan ayat tersebut berlaku bagi Yesus bila ia menjatuhkan diri-Nya dari
bubungan Bait Allah dan, dengan demikian ia mencobai Allah untuk melihat
apakah Dia akan menyelamatkan-Nya. Tentu saja, mencobai Allah tidak
termasuk dalam cakupan janji di dalam Mazmur 91:11-12 itu! Kali ini, reaksi
Yesus pun sangat tajam:

Matius 4:7

"Yesus berkata kepadanya: Ada pula tertulis: Janganlah engkau mencobai Tuhan,
Allahmu!

Perhatikan respons Yesus yang langsung dan tepat mengenai sasaran dalam
melawan pencobaan itu. Tidak ada sedikit pun keraguan. Tidak ada Mmmm
ya mungkin sepertinya.. Sebaliknya, Dia tahu dengan pasti apa yang
Firman Tuhan katakan, menafsirkannya secara benar dan menang atas
pencobaan Iblis yang kedua, seperti yang akan Ia lakukan dalam menghadapi
pencobaan Iblis yang ketiga dan terakhir kalinya:

Matius 4:8-9

"Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan
memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan
berkata kepada-Nya: Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud
menyembah aku.

Di sini, Iblis memainkan kartu terakhirnya. Iblis beranggapan ia akan


memberikan kepada Yesus segalanya, bila saja Yesus mau sujud
menyembahnya. Namun, pencobaan ini pun gagal total, dan inilah sebabnya:

Matius 4:10

"Maka berkatalah Yesus kepadanya: Enyahlah, Iblis! Sebab ADA TERTULIS;


Engkau harus menyembah Tuhan, Allahmu, dan hanya kepada Dia sajalah
engkau berbakti!

Banyak orang berkata Enyahlah, Iblis ketika mereka merasakan tekanan,


kehadiran dan pencobaannya. Namun Yesus Kristus tidak berhenti di situ. Dia
juga menambahkan; ADA TERTULIS., dan menyebutkan secara akurat apa
yang Firman Tuhan katakan tentang subyek utama pencobaan itu. Hasil dari
taktik jitu-Nya diberikan dalam ayat ke-11:

Matius 4:11
"Lalu Iblis meninggalkan Dia"

Menurut Anda apakah Iblis akan meninggalkan Yesus, bila Dia tidak
menghadapinya seperti yang telah Dia lakukan? Menurut saya tidak. Seperti
yang Yakobus 4:7 katakan, cara satu-satunya untuk mengusir si Iblis adalah
dengan melawannya:

Anda mungkin juga menyukai