Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Kehamilan serotinus atau kehamilan lebih waktu ialah kehamilan yang
umurnya lebih dari 42 minggu (Hanifa, 2002). Diagnosanya didapatkan dari
perhitungan seperti rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri. (Mansjoer,
2001).
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih sangat tinggi bahkan
tertinggi diantara negara-negara ASEAN. Angka kematian maternal masih sekitar
390 per 100.000 kelahiran hidup. Ini berarti bahwa setiap tahun tidak kurang dari
15.700 wanita yang hamil dan melahirkan meninggal dunia. Dengan demikian,
tidak salah jika kesehatan ibu hamil punsangat diperhatikan. Termasuk komplikasi
yang terjadi selama hamil maupun selama proseskelahiran. Salah satu komplikasi
yang terjadi dan sering dianggap sepele adalah kehamilan lebih minggu atau
“Serotinus”.
Angka kejadian Serotinus kira – kira 10%. Data stastistik menunjukkan,
angka kematian dalam kehamilan ini lebih tinggi dari pada kehamilan
cukup bulan yaitu sebesar 5-7%. Karena itu, kehamilan lebih bulan sangat
beresiko bila di biarkan begitu saja.
Penyebab pasti kehamilan lewat waktu sampai saat ini belum kita ketahui.
Diduga penyebabnya adalah siklus haid yang tidak diketahui pasti, kelainan pada
janin sehingga tidak ada kontraksi. Ada beberapa teori yang diajukan sebagai
penyebab kehamilan serotinus, salah satunya adalah teori progesterone yang tetap
tinggi sehingga memperlama waktu kehamilan.
Serotinus sering kali mempegaruhi pada angka morbiditas dan mortalitas
pada ibu maupun bayi. Hal ini dapat menyebabkan beberapa kondisi yang tidak
diinginkan pada ibu maupun bayi. Salah satunya adalah berkurangnya cairan
ketuban yang dapat menyebabkan bayi mempunyai tanda – tanda lewat waktu
seperti turgor kulit yang buruk, ketuban minimal dan mekonial.
Penanganan pada kehamilan serotinus atau kehamilan Post term adalah
dengan terminasi kehamilan menggunakan drip oksitosin. Merupakan saat yang
cukup rentan saat seorang ibu hamil post date menerima terapi untuk mengakhiri
kehamilannya karena itu, planning yang menyertai terapi ini adalah observasi
intensif akan HIS dan pemantauan intensif terhadap tanda-tanda vital janin (DJJ)
sebab dikhawatirkan akan menyebabkan distress janin. Bila terapi ini tidak
kunjung berhasil maka sangat dapat disarankan untuk mengakhiri kehamilan
dengan seksio sesaria.
Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan asuhan
kebidanan pada Ny. “E” usia 28 tahun dengan serotinus di Poli Kandungan
RSUD Caruban Kabupaten Madiun.

1.2 Tujuan Penulisan


1.2.1 Tujuan Umum
Agar mahasiswa mampu, mengerti, memehami dan melaksanakan
Asuhan Kebidanan pada pasien dengan serotinus.
1.2.2 Tujuan Khusus
Setelah melakukan Asuhan Kebidanan pada Ny. “E” usia 28 tahun
dengan serotinus, diharapkan mahasiswa mampu :
1. Melakukan pengkajian data pada pasien serotinus,
2. Mengidentifikasi diagnosa, masalah, dan kebutuhan pada serotinus.

1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Penulis
Memberi tambahan Sumber Ilmu Pengetahuan Alam serta dapat
menerapkan apa yang telah didapat dalam perkuliahan dalam
melaksanakan Asuhan Kebidanan.
1.3.2 Bagi Institusi
Dapat menjadi bahan acuan dan perbandingan dalam penanganan ibu
hamil dengan serotinus.
1.3.3 Bagi Klien
Dengan menberikan Asuhan Kebidanan maka klien dapat mengambil
keputusan yang tepat dalam mencari pertolongan yang tepat.
1.3.4 Bagi Lahan Praktek
Menambah pengetahuan dan pengalaman tentang permasalahan yang
ada pada kasus serotinus.
1.4 Metode Penulisan
Adapun teknik penulisan yang digunakan perbandingan dalm
mengumpulkan data Asuhan Kebidanan adalah :
1.4.1 Wawancara
Pengumpulan data dengan tanya jawab langsung antara tenaga
kesehatan dengan pasien, keluarga atau tenaga kesehatan untuk mendapat
data subjektif.
1.4.2 Observasi
Pengamatan langsung terhadap keadaan yang terjadi pada klien.
1.4.3 Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan pada klien yang meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi,
dan perkusi untuk mendapatkan data objektif.
1.4.4 Studi pustaka
Dengan mempelajari buku-buku dan makalah yang berhubungan
dengan kasus pada Asuhan Kebidanan
1.4.5 Pemeriksaan penunjang
Pemeriksaan yang dilakukan untuk membantu menegakkan diagnose
seperti pemeriksaan Laboratorium, USG, dan Rontgen.
1.4.6 Dokumentasi
Suatu cara untuk membantu pemeriksaan oleh data dengan melihat
data yang sudah ada dalam status pasien, catatan medis atau data dari
pemeriksaan penunjang.

1.5 Tempat dan Waktu Penulisan Asuhan Kebidanan


Pengumpulan data dalam Asuhan Kebidanan ini dilakukan pada saat
praktek di Poli Kandungan RSUD Caruban Kabupaten Madiun pada tanggal 28
Desember 2011, jam 09.00 WIB.
BAB II
LANDASAR TEORI

2.1 Konsep Dasar Kehamilan


2.1.1 Pengertian Kehamilan
1. Kehamilan adalah suatu proses yang akan terjadi bila empat aspek penting
terpenuhi yaitu ovum, spermatozoa, konsepsi, dan nidasi. (Pusdiknakes.
Depkes RI 1999:30)
2. Kehamilan adalah peristiwa yang dimulai dari konsepsi (pembuahan) dan
berakhir dengan eprmulaan persalinan. (Obstetric Fisiologi UNPAJ. 1990
hal: 5).
3. Kehamilan didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari
spermatozoa dan ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi.
(Menurut federasi obstetric Ginekologi internasional, buku Ilmu
Kebidanan Sarwono Prawiroharjo, 2008, hal 213).
4. Kehamilan adalah masa dimana seorang wanita membawa embri atau
fetus di dalam tubuhnya. (id.wikipedia.org/wiki/kehamilan, diakses pada
tanggal 23-12-2012 jam 16.46 wib).
5. Kehamilan adalah masa dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.
Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)
dihitung dari hari pertama haid terakhir. (Ilmu Kebidanan. Sarwono
Prawiroharjo. 2008 hal 185)
2.1.2 Proses Terjadinya Pembuahan
Setiap bulan wanita melepaskan 1 atau 2 sel telur (ovum) dari indung
telur (ovulasi), yang ditangkap oleh umbai-umbai (fimbriae) dan masuk ke
dalam sel telur, waktunya persetubuhan, cairan semen tumpah ke dalam
vagina dan berjuta-juta sel mani (sperma) bergerak memasuki rongga rahim
lalu masuk ke saluran telur. Pembuahan sel telur oleh sperma biasanya terjadi
di bagian yang mengembang oleh tuba fallopi.
Di sekitar sel telur banyak terkumpul sperma yang mengeluarkan ragi
untuk mencairkan zat yang melindungi ovum. Kemudian pada tempat yang
mudah dimasuki, masuklah slah satu sel mini dan kemudian bersatu dengan
sel telur. Peristiwa ini disebut pembuahan (kontrasepsi atau fertilitas).
Ovum yang telah dibuahi ini segera membelah diri sambil bergerak
(oleh rambut getar tuba), menuju ruang rahim, peristiwa ini disebut nidasi
(implantasi). Dari pembuahan sampai nidasi diperlukan waktu 6-7 hari.
Untuk menyuplai darah ke sel-sel makanan bai mudigah dan janin,
dipersiapkan ori (plasenta) jadi dapat dikatakan bahwa untuk setiap
kehamilan harus ada ovum (sel telur) spermatozoa (sel mani), pembuahan
(konsepsi=fertilitas), nidasi dan plasenta.
(Mochtar, 1998).
2.1.3 Perubahan Fisiologi Wanita Hamil
Hamper semua tubuh wanita mengalami perubahan, terutama pada alat
kandungan, dan juga organ lainnya ;
1. Uterus
Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan
melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai persalinan.
Dalam keadaan tidak hamil, rahim atau uterus terletak dalam rongga
panggul kecil di antara kandungan kemih dan dubur. Rahim berbentuk
seperti bola lampu pijar atau buah pear. Pada orang tidak hamil uterus
mempunyai berat 70g. bagian rahim antara kedua pangkal tuba, yang
disebut fundus uteri.
2. Indung Telur (Ovarium)
Prses ovulasi selam kehamilan akan terhenti dan pematangan folikel baru
juga ditunda.
3. Vagina dan Perineum
Selama hamil terjadi peningkatan vaskularisasi pada kulit dan otot-otot di
perineum dan vulva, sehingga pada vagina akan terlihat bewarna ke ungu-
unguan yang dikehal dengan tanda Chadwick.
4. Kulit
Pada kulit dinding perut akan terjadi perubahan warna menjadi
kemerahan, kusam dan kadang-kadang juga akan mengenai pada daerah
payudara dan paha. Perubahan ini dikenal dengan nama strie gravidarum.
Pada multipara selain strie kemerahan itu seingkali ditemukan garis
bewarna perak yang merupakan sikatrik dari strie sebelumnya. Pada
banyak perempuan kulit di garis pertengahan perutnya (linea alba) akan
berubah menjadi hitam kecoklatan (linea nigra). Kadang-kadang akan
muncul dalam ukuran yang bervariasi pada wajah dan leher yang disebut
cloasma gravidarum. Selain itu, pada areda juga akan terjadi
hipergigmentasi yang berlebihan. Pigmentasi yang berlebihan akan hilang
atau sangat jauh berkurang setelah eprsalinan. Kontrasepsi oral juga bias
menyebabkan terjadinya hiperpigmentasi yang sama.
5. Payudara
Payudara bertambah besar, tegang, dan berat. Sedangkan pada putting
payudara akan lebih besar, kehitaman, dan tegak. Setelah bulan pertama
suatu cairan berwarna kekuningan dapat keluar yang disebut colustrum.
6. Perubahan Metabolik
Sebagian besar penambahan berat badan selama kehamilan berasal dari
uterus dan isinya. Kemudian payudara, volume darah, ddan cairan
ekstraseluler. Diperkirakan selama kehamilan berat badan akan bertambah
12,5 kg. hail konsepsi, uterus, dan darah ibu secara relative mempunyai
kadar protein yang lebih tinggi dibandingkan lemak dan karbohidrat.
WHO menganjurkan asupan protein per hari pada ibu hamil 51 g.
7. Sistem Kardiovaskular
Kapasitas vascular paru akan meningkat untuk memenuhi kebutuhan
selama trimester terakhir posisi terlentang akan membuat fungsi ginjal
menurun jika dibandingkan posisi miring karena inilah tidak dianjurkan
ibu hamil dalam posisi terlentang pada akhir kehamilan. Sedangkan bila
tidur terlentang, pembesran uterus akan menekan vena kava inferior dan
aorta bagian bawah. Akibatnya, penekanan vena kafa inferior ini akan
mengurangi darah balik vena ke jantung.

8. Traktus Digestivus (Saluran Pencernaan)


Seiring dengan besarnya uterus, lambung, dan usus akan bergeser. Pada
trimester pertama, mengeluh mual dan muntah. Tonus otot-otot saluran
pencernaan melemah dan makanan akan lebih lama berada dalam saluran
makanan reabsorbsi makanan baik, namun akan menimbulkan obstipasi.
Gejala muntah (emesis gravidarum) sering terjadi, biasanya pada pagi hari
disebut sakit pagi (morning sickness).
9. Traktus Urinarius
Pada bulan-bulan pertama kehamilan kandung kemih akan tertekan oleh
uterus yang mulai membesar sehingga menumbulkan sering berkemih.
Keadaan ini akan hilang dengan makin tuanya kehamilan bila uterus
keluar dari rongga panggul. Pada akhir kehamilan, jika kepala janin sudah
mulai turun ke pintu atas panggul, keluhan itu akan timbul kembali.
10. Sistem Endokrin
Kelenjar tiroid : dapat membesar sedikit.
Kelenjar Hipofise : dapat membesar terutama lobus anterior.
Kelenjar odrenal : tidak begitu terpengaruh.
(Ilmu kebidanan. Sarwono Prawiroharjo hal 175-186).
2.1.4 Tanda-Tanda Gejala Kehamilan
1. Tanda-Tanda Persumtif
a. Amenorea (tidak dapat haid)
Wanita harus mengetahui tanggal hari pertama haid terakhir (HT)
supaya dapat ditaksir umur kehamilan dan taksiran tanggal persalinan
(TTP) yang dihitung dengan menggunakan rumus dari Neagle : TTP =
(hari pertama HT + 7) dan (bulan HT + 3).
b. Mual dan Muntah (Nausea and Vomiting)
Biasanya terjadi pada bulan-bulan pertama kehamilan hingga akhir
triwulan pertama. Karena sering terjadi pada pagi hari, disebut morning
sickness (sakit pagi). Bila mual dan muntah terlalu sering disebut
hiperemesis.

c. Mengidam (Ingin makanan khusus)


Ibu hamil sering meminta makanan atau minuman tertentu. Terutama
pada bulan-bulan triwulan pertama.
d. Tidak tahan terhadap suatu bau-bauan
e. Pingsan
Bila berada pada tempat-tempat ramai yang sedak dan padat bisa
pingsan.
f. Tidak ada selera makan
Hanya berlangsung pada triwulan pertama kehamilan, kemudian nafsu
makan timbul lagi.
g. Lelah
h. Payudara membesar, tegang, dan sedikit nyeri, disebabkan oleh
pengaruh hormone estrogen dan progesterone yang merangsang cluktus
dan alveoli pada payudara.
i. Miksi sering. Karena kandung kemih tertekan oleh rahim yang
membesar. Gejala ini akan hilang pada triwulan kedua kehamilan. Pada
akhir kehamilan gejala ini kembali, karena kandung kemih ditekan oleh
kepala janin.
j. Konstipasi karena tonus otot-otot uterus menurun oleh pengaruh
hormone steroid.
k. Pigmentasi kulit, dijumpai di muka (chlasma gravidarum), areola
payudara, leher, dan dinding perut (linea nigra)
l. Varices dapat terjadi pada kaki, betis, dan vulva biasanya dijumpai
pada triwulan akhir.
2. Tanda-tanda kemungkinan hamil
a. Perut membesar
b. Uterus membesar terjadi perubahan dalam bentuk, besar dan
konsistensi dari rahim.
c. Tanda Chadwick
d. Kontraksi-Kontraksi kecil uterus bila dirangsang = Braxton hicks
e. Teroba ballottement
f. Reaksi kehamilan positif
3. Tanda pasti hamil (tanda positif)
a. Gerakan janin yang dapat dilihat atau dirasakan atau diraba juga
bagian-bagian janinl.
b. Denyut jantung janin
- Didengar dengan stetoskop
- Didengar dengan alat Doppler dan dicatat.
- Dilihat pada ultrasonografi.
c. Terlihat tulang-tulang janin dalam foto-rontgen.
(Sinopsis Obstetri Jilid 1. Prof. Dr. Rustam Mochtar, MPH hal 43-45).
2.1.5 Suplemen yang dianjurkan selama kehamilan
a. Asam Folat
Asam folat yang dikonsumsi sebelum hamil dan selama hamil melindungi
dari gangguan saraf pada janin (anesefali, spina fibida). Wanita hamil
disarankan mengkonsumsi asam folat 400 mg/hari selama 12 minggu
kehamilan karena asam folat tidak dapat dipenuhi hanya dari makanan.
b. Zat Besi
Suplemen besi yang dibutuhkan adalah 30-50 mg/hari. Selain suplemen,
zat besi juga terkandung pada daging, telur, kacang, sayuran hijau,
gandum dan buah-buahan kering. Suplemen besi sebaiknya dikonsumsi
diantara waktu makan dengan perut kosoong atau diikuti jus jeruk untuk
meningkatkan penyerapan.
c. Kalsium
Kalsium penting di dalam mengatur kekuatan tulang wanita hamil dan
pertumbuhan tulang bagi janin. Kalsium yang disarankan sebanyak 1200
mg untuk memenuhi kebutuhan ibu dan janin. Kalsium sebaiknya
dikonsumsi ketika sedang makan, diikuti dengan jus buah yang kaya
vitamin C untuk meningkatkan penyerapan.
(Ilmu Kebidanan. Sarwono Prawiroharjo).

2.1.6 Diagnosa Banding Kehamilan


Suatu kehamilan kadang kala harus dibedakan dengan keadaan atau
penyakit yang dalam pemeriksaan meragukan.
1. Hamil palsu : Gejala dapat sama dengan kehamilan, seperti amenorea,
perut membesar, mual, muntah, air susu keluar, dan bahkan wanita ini
merasakan gerakan janin. Namun pada pemeriksaan, uterus tidak
membesar, tanda-tanda kehamilan lain pada pemeriksaan kehamilan
negative.
2. Mioma uteri : Perut dan rahim membesar, namun pada perabaan rahim
terasa padat, kadang kala berbenjol-benjol. Tanda kehamilan negative dan
tidak dijumpai tanda-tanda kehamilan lainnya.
3. Kista ovary : Perut membesar bahkan makin bertambah besar, namun
pada pemeriksaan dalam, rahim teraba sebesar biasa, reaksi kehamilan
negative, tanda-tanda kehamilan lain negative.
4. Kandung kencing penuh dan terjadi retensi urin : Pada pemasangan
kateter keluar banyak air kencing.
5. Hematometra : Uterus membesar karena terisi darah.
(Sinopsis Obstetri Jilid 1 Edisi 2 hal 45-46).

2.1 Konsep Dasar Kehamilan Lewat Waktu


2.2.1 Pengertian
Kehamilan serotinus adalah kehamilan lewat waktu yaitu kehamilan yang
telah berlangsung selama 42 minggu (294 hari) atau lebih, pada siklus haid
teratur rata-rata 28 hari dari hari pertama haid terakhir diketahui dengan pasti.
Diagnosa usia kehamilan lebih dari 42 minggu didapatkan dari perhitungan
rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri serial.
2.2.2 Etiologi
Penyebab terjadinya kehamilan lewat bulan pada umumnya tidak
diketahui secara pasti, beberapa faktor yang diduga sebagai penyebab, antara
lain:
- Cacat bawaan : an encefalus
- Defisiensi sulfase plasenta
- Pemakaian obat-obatan yang berpengaruh pada sebagai tokoktik anti
prostaglandin : albutamol, progestin , asam mefenamat dan sebagainya.
- Tidak diketahui penyebabnya
Hal ini juga disebabkan karena:
- Penurunan kadar esterogen, pada kehamilan normal umumnya tinggi.
- Pada kasus insufisiensi plasenta/adrenal janin, hormone prokuser yaitu
isoondrosteron sulfas diekskresikan dalam cukup tinggi konversi menjadi
estradiol dan secara langsung estriol di dalam placenta, contoh klinik
mengenai defisiensi prekursor estrogen adalah anecefalus.
- Faktor hormonal yaitu kadar progesterone tidak cepat turun walaupun
kehamilan telah cukup bulan, sehingga kepekaan uterus terhadap oksitosin
berkurang.
- Faktor lain karena hereditas post matur / serotinus, sering dijumpai pada
suatu keluarga tertentu.
2.2.3 Manifestasi Klinis
1. Keadaan klinis yang dapat ditemukan adalah gerakan janin berkurang,
yaitu secara subyektif kurang dari 7 kali/20 menit atau secara dengan
kardio tokografi kurang dari 10 kali/20 menit.
2. Pada bayi akan ditemukan tanda-tanda lewat waktu yang terbagi
menjadi:
- Stadium I: kulit kehilangan verniks kaseosa dan terjadi aserasi
sehingga kulit kering , rapuh , dan mudah mengelupas.
- Stadium II: seperti stadium satu disertai pewarnaan mekonium
(kehijauan) di kulit.
- Stadium III : seperti stadium satu disertai pewarnaan kekuningan pada
kuku, kulit, dan tali pusat.

2.2.4 Kriteria diagnosis


Prognosis serotinus tidak seberapa sulit apabila siklus haid teratur dari
haid pertama haid terakhir diketahui pasti. Dalam menilai apakah kehamilan
matur atau tidak, beberapa pemeriksaan dapat dilakukan:
- Berat badan ibu turun dan lingkaran perut mengecil dan air ketuban
berkurang.
- Pemeriksaan rontgenologik: dengan pemeriksaan ini pada janin matur
dapat ditemukan pusat osifikasi pada os cuboid, bagian distal femur dan
bagian proksimal tibia,diameter bipariental kepala 9,8cm lebih.
Keberatan pemeriksaan ini adalah kemungkinan pengaruh tidak baik sinar
rontgen terhadap janin.
- Pemeriksaan dengan USG : dengan pemeriksaan ini diameter biparental
kepala janin dapat diukur dengan teliti tanpa bahaya.
- Pemeriksaan sitologi liquor amnion . Amnioskopi dan periksa PH-nya
dibawah 7.20 dianggap sebagai tanda gawat janin.
- Pemeriksaan sitologik vagina untuk menentukan infusiensi plasenta
dinilai berbeda-beda.
2.2.5 Pemeriksaan Penunjang
Dilakukan bila sarana dan dana memungkinkan:
- Sitologi vagina : Indeks koriopiknotik meningkatkan (> 20 %)
- Foto rontgen: melihat inti penulangan terutama pada os kuboid,
proximaltibia dan bagian distal femur.
- USG : menilai jumlah dan kekeruhan air ketuban , derajat maturitas
plasenta, besarnya janin, keadaan janin.
- Kardiotokografi : menilai kesejahteraan janin dengan NST (reaktif atau
tidak reaktif ) maupun CST ( negatif atau positif ).
- Amnioskopi : warna air ketuban
2.2.6 Penatalaksanaan
1. Setelah usia kehamilan >40 mg yang penting adalah monitoring janin
sebaik-baiknya.
2. Apabila tidak ada tanda-tanda insufisiensi plasenta persalinan spontan
dapat ditunggu dengan pengawasan ketat.
3. Lakukan pemeriksaan dalam untuk menilai kematangan serviks, kalau
sudah matang boleh dilakukan induksi persalinan dengan atau tanpa
amniotomi.
4. Tindakan operasi sectio sesarea dapat dilakukan pada :
- Insufisiensi plasenta dengan keadaan serviks belum matang.
- Pembukaan yang belum lengkap.
- Persalinan lama.
- Terjadi tanda gawat janin.
- Primigravida tua
- IUFD
- Pre eklamsida
- Hipertensi
(Buku ajar Obstetri untuk mahasiswa kebidanan dr. Taufan Nugroho hal:
39-43)

2.2.7 Induksi Persalinan Pada Kehamilan Lewat Bulan


Pengakhiran kehamilan pada kehamilan lewat bulan adalah atas
indikasi janin, karena dikhawatirkan terjadi kemunduran fungsi plasenta.
Beberapa langkah yang perlu diperhatikan untuk mengakhiri kehamilan pada
kehamilan lewat bulan adalah:
1. Memastikan diagnosis kehamilan lewat bulan, dengan:
a. Riwayat haid : hari pertama hari terakhir
b. Riwayat pemeriksaan antenatal
c. Pemeriksaan USG
d. Pemeriksaan Foto rontgen
e. Pemeriksaan cairan amnion
2. Pemeriksaan Kesejahteraan janin dan Keadaan Plasenta dapat dilakukan
dengan:
a. NST dan CST
b. Denyut jantung janin
c. USG: grading plasenta, infark plasenta, keadaan dan jumlah air
ketuban
3. Skor nilai pelvik menurut Bishop:
Apakah serviks telah matang atau belum matang.
(Buku ajar obstetric untuk mahasiswa kebidanan dr. Taufan Nugroho
hal:44 )
BAB III
TINJAUAN KASUS

Nama Mahasiswa : Ferlia Sisca Suwelo


Tanggal Pengkajian dan Jam : 28-12-2011 Jam 09.00 wib
Tanggal MRS dan Janin : 28-1202011 Jam 08.53 wib
Nomor Register : 18011

Pengkajian
I. Data Subyektif
1. Biodata
Nama Ibu : Ny “E” Nama Suami : Tn “S”
Umur : 28 th Umur : 33 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/bangsa : Jawa/Indonesia Suku/bangsa : Jawa/Indonesia
Pendidikan : SMU Pendidikan : SMK
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Bengkel
Penghasilan : - Penghasilan : Rp 400.000/bln
Alamat : RT 11/4 Porong Alamat : RT 11/4 Porong
Mejayan Mejayan
Telp/Hp : - Telp/Hp : -

2. Keluhan utama
Ibu belum mengatakan ada tanda-tanda persalinan padahal sudah hamil 9 bulan
lebih.

3. Riwayat perkawinan
Kawin pertama umur : 19 tahun
Menikah : 1 kali
Lama : + 8,5 tahun
Status : Menikah

4. Riwayat kesehatan
a. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit menular seperti TBC dan
HIV Aids, penyakit menurun, seperti diabetes mellitus, asma, dan penyakit
menahun seperti jantung, TBC ,dan ginjal.
b. Riwayat penyakit sekarang
Ibu belum mengatakan ada tanda-tanda persalinan padahal sudah hamil 9
bulan.
c. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarga ibu dan suaminya tidak ada yang menderita
penyakit menular seperti TBC dan HIV aids, penyakit menurun seperti
diabetes mellitus, asma dan penyakit menahun seperti jantung TBC dan ginjal.

5. Riwayat menstruasi
Amenorhoe : 9 bulan lebih
Menarche : 12 tahun
Lama : 7 hari
Banyaknya : 3x ganti pembalut / hri, warna merah segar, dan encer
Siklus : 29 hari
Teratur/tidak : Teratur
Disminorhoe : Tidak ada
Flour albus : Ada, Tiap sebulan haid warna putih jernih, tidak bau,
tidak gatal
HPHT : 10-3-2011
HPL : 17-12-2012

6. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu.


Persalinan Nifas
Hamil Jenis Usia
Tgl Tempat Per-
ke UK Penolong Komplikasi Anak Laktasi komplikasi anak
lahir Persalinan
salinan
Ibu Bayi Jk BB PB
1 40 mg BPS Spontan B Bidan - - ♀ 3000 50 ASI - 7th
gr cm
II Hamil ini
7. Riwayat hidup
Jenis Kontrasepsi yang pernah digunakan : KB suntik 3 bulanan
Lama : 2 th
Keluhan : selama menggunakan KB suntik tidak menstruasi sama sekali

8. Riwayat kehamilan sekarang


Ibu mengatakan hamil anak ke : II
Usia kehamilan : 9 bulan lebih
Pergerakan janin dalam 6 jam terakhir lebih dari 10 kali
Pergerakan janin yang pertama kali dirasakan pada umur kehamilan 4 bulan
ANC sejak umur kehamilan : 1 minggu
ANC : TM I: Frekuensi : 1 kali
Keluhan : mual, muntah
Terapi : vitamin B6 dan kalk
TM II: Frekuensi : 3 kali
Keluhan : Tidak ada
Terapi : kalk, Fe, vit C
TM III: Frekuensi : 4 kali
Keluhan : sering kencing, susah tidur
Terapi : B complex , Fe, kalk
Imunisasi TT : TT I : pada kehamilan 4 bulan
TT II: pada kehamilan 5 bulan
Pendidikan kesehatan dan penyuluhan kesehatan yang diperoleh : nutrisi yang
baik untuk saat kehamilan , senam hamil, tanda-tanda bahaya pada kehamilan
muda dan lanjut, tanda-tanda persalinan, personal hygine yang baik.

9. Pola kebiasaan sehari-hari


Pola
No Uraian Sebelum hamil Hamil
kebiasaan
a Nutrisi Frekuensi makan - Makan 3x/hari, - Makan 2x/hri,porsi
minum keluhan dengan porsi sedang menu nasi,
sedang dan menu sayur, lauk, tempe,
nasi, sayur, lauk tahu dan ayam.
- Minum ±8-9
tempe dan ayam
- Minum ±7-8 gelas/ gelas/hari
- Tidak ada keluhan
hari
- Tidak ada keluhan
b Eliminasi - BAK (frekuensi, - BAK:5-6x/hri - BAK:7-8x/hari
warna, bau, warna kuning, warna kuning,
konsistensi, jernih, bau khas, jernih bau khas,
jumlah) tidak nyeri tidak nyeri.
- BAB (frekuensi - BAB:1x/hari, - BAB:1x/hari,
warna, bau, warna kuning,bau warna kuning, bau
konsistensi) khas,konsistensilin khas, konsistensi
uk,banyak tidak lunak, cukup, tidak
nyeri. nyeri.
c Istirahat - Tidur siang - Tidur siang: jam - Tidur siang :jam
- Tidur malam
14.30-15.30 wib 14.30-15.30
- Keluhan
±1jam wib±1jam
- Tidur malam: jam - Tidur malam:jam
21.00-04.00 wib ± 23.00-04.30
7jam wib±jam
- Tidak ada keluhan - Sering bangun
pada malam hari

d Aktivitas Kegiatan sehari-hari Ibu setiap harinya Ibu setiap harinya


(dirumah/tempat selalu mengerjakan selalu mengerjakan
kerja) keluhan. kegiatan rumah tangga pekerjaan rumah
seperti menyapu, tangga seperti
mengepul, mencuci, menyapu, mengepel,
dll… mencuci, dll…
- Tidak ada keluhan - Tidak ada keluhan
e Personal - Mandi - Mandi:2xsetip - Mandi:2xsetiap
- Keramas
hygiene harinya dan gosok harinya dan gosok
- Ganti pakaian
gigi: setiap habis gigi: setiap habis
dalam &luar
- Keluhan mandi dan mau mandi dan mau
tidur tidur
- Keramas :3xhari - Keramas :3 hari
sekali sekali
- Ganti pakaian - Ganti pakaian
dalam dan luar dalam dan luar
setiap habis mandi setiap habis mandi
- Tidak ada keluhan - Tidak ada keluhan
f Seksual Frekuensi keluhan 2x/ minggu Tidak melakukan
Tidak ada keluhan

11. Perilaku kesehatan (kebiasaan-kebiasaan)


Merokok : Tidak pernah
Minum jamu : Tidak pernah
Minuman keras : Tidak pernah
Pantangan (Makanan/Minuman) : Ibu mengatakan tidak ada pantangan dalam
makan atau minum

12. Riwayat psikososial spiritual


a. Kehamilan ini:
Ibu mengatakan kehamilannya saat ini sangat diinginkan.
b. Pengetahuan ibu dan keluarga tentang kehamilan ini:
Ibu mengetahui bahwa usia kehamilannya saat ini sudah 9 bulan lebih tapi
masih belum ada tanda-tanda persalinan.
c. Penerimaan ibu terhadap kehamilan saat ini
Ibu sangat menerima dengan kehamilannya saat ini
d. Tanggapan keluarga terhadap Kehamilan
Keluarga menginginkan yang terbaik bagi ibu dan janinnya
e. Ketaatan ibu dalam beribadah
Ibu beribadah sesuai dengan agama yang dianutnya yaitu sholat 5 waktu setiap
harinya.
f. Ibu tinggal bersama : suaminya
g. Hewan piaraan :tidak ada
h. Rencana melahirkan : di RS. Caruban

13. Riwayat sosial budaya


Hubungan ibu dengan tetangganya cukup baik, ibu juga masih mempercayai adat-
adat jawa dengan melakukan acara 3 bulanan dan 7 bulanan selama hamil.

Data Obyektif
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : baik
Kesadaran : composmentis
TTV: Tekanan darah : 100/70 mmHg
Nadi : 82x/menit
Suhu : 36,5°C
Pernapasan : 18x/menit
Tinggi badan : 151 cm

Berat badan : Sebelum hamil : 50 kg


Saat hamil : 62,5 kg
LILA : 23,5 cm

2. Pemeriksaan Khusus
Inspeksi
Kepala:
Rambut : bersih, tidak berketombe, tidak ada lesi, warna hitam, pendek,
lurus
Wajah : simetris ,tidak ada edema ,tidak ada lesi ,tidak ada gravidarum
Mata : simetris ,konjungtiva tidak pucat ,sclera tidak ikterus,tidak
strabismus,tidak ada pembesaran kelenjar palpebra.
Hidung : bersih ,tidk ada polip dan sinusitis ,tidak ada secret.
Telinga : simetris,bersih ,tidak ada serumen,tidak ada lesi.
Mulut : bibir tidak terdapat labiokisis dan labiopalatokisis, tidak
stomatitis, warna merah muda, lembab, lidah bersih, gusi tidak
berdarah, gigi bersih, lengkap, tidak caries, tidak berlubang.
Leher : tidak terdapat pembesaran kelenjar thyroid, tidak ada
pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran kelenjar
limfe.
Aksila : tidak ada pembesaran kelenjar limfe, tidak ada lesi, dan
simetris.

Payudara :
Bentuk : simetris , tegang
Areola : terdapat hiperpigmentasi di areola mammae.
Putting susu : menonjol
Colostrum : sudah keluar
Benjolan : tidak terdapat benjolan yang menonjol
Bekas luka : tidak ada
Kebersihan : bersih

Abdomen :
Bentuk : simetris
Pembesaran : sesuai dengan usia kehamilan
Bekas luka : tidak terdapat luka bekas operasi SC atau operasi yang lain .
Linea : terdapat linea nigra
Striea : tidak terdapat striea gravidarum.

Ekstremitas:
Edema : - ekstremitas atas,kanan dan kiri, : tidak terdapat edema.
- ekstremitas bawah,kanan dan kiri : tidak terdapat edema.
Varices : - ekstremitas atas, kanan dan kiri : tidak terdapat varices.
- ekstremitas bawah, kanan dan kiri : tidak terdapat varices.
Kuku dan Jari : - ekstremitas atas, kanan dan kiri : pendek, bersih, tidak
sindaktil, tidak polidaktil.
- ekstremitas bawah, kanan dan kiri : pendek, bersih, tidak
sindaktil, tidak polidaktil.
Anogenital :
Tanda Chadwick : Ada, yaitu berwarna biru ke ungu-unguan
Varices : Tidak ada
Oedema : Tidak ada
Bekas luka : Tidak ada
Kelenjar bartholini : Tidak terdapat pembesaran kelenjar bartholini.
Pengeluaran : Tidak dilakukan pemeriksaan.
Hemoroid : Tidak ada
Kebersihan : Bersih
Palpasi
Payudara
Colostrum : Sudah keluar
Benjolan : Tidak ada benjolan yang abnormal
Leopold
Leopold I : TFU = pertengahan pusat dan px (31cm) pada fundus teraba
bagian yang lunak, bulat, dan tidak melenting (bokong)
Leopold II : Pada abdomen ibu bagian kiri teraba keras, memanjang
seperti papan berarti punggung (PUKI),dan pada abdomen
ibu bagian kanan teraba bagian terkecil dari janin.
Leopold III : Bagian bawah teraba bulat, keras, dan melenting berarti
(kepala)
Leopold IV : divergen 4/5 bagian

TBJ : (TFU – 11) x 155


(31 – 11) x 155 = 20 x155 = 3100 gr

Auskultasi
DJJ : punctum mask : dibagian bawah pertengahan pusat simpisis
sebelah kiri ibu.
Frekuensi : 11 - 11 - 12 (136 x / menit) → (teratur) doppler.
Perkusi
Reflek patella : (+) / (+)

3. Pemeriksaan Panggul Luar (Bila dilakukan).


Distansia spinarum : Tidak dilakukan
Distansia cristarum : Tidak dilakukan
Boudelogue : Tidak dilakukan
Lingkar panggul : Tidak dilaukuan

4. Pemeriksaan penunjang (Bila dilakukan )


Lab : Tidak dilakukan
Ro : Tidak dilakukan
USG : USG tanggal = 28 -12 -2011, oleh : dr. Agung Sp.OG
Janin = TIU U puki
BPD = 9,20 cm37,3 mg
Plac = corpus depan
Ketuban = cukup
DJJ/gerak = + / aktif
Kesimpulan = Observasi gerak janin jika <10 x / 6 jam segera
MRS

A : Ny “E” G II P1001 uk 42 mg 2 hari T/H/Intra uterin , presentasi kepala,


keadaan jalan lahir normal. Keadaan umum ibu dan janinnya baik dengan
serotinus.

P : Tanggal 28 – 12 – 2011
Jam
09.00 Pasien datang ke poli kandungan RSUD Caruban ingin memeriksakan
kehamilannya karena belum ada tanda-tanda persalinan padahal sudah hamil
9 bulan lebih, sebelum itu terlebih dahulu dilakukan pemeriksaan TTV, TB,
BB ibu, dengan hasil :
TTV : TD : 100/70 mmHg
N : 82 x/menit
RR : 18 x/menit
S : 36,5○c
TB : 151 cm
BB : 62,5 kg
09.06 Kolaborasi dengan tim medis untuk melakukan USG, dengan hasil :
USG tanggal = 28 -12 -2011, oleh : dr. Agung Sp.OG
Janin = TIU U puki
BPD = 9,20 cm  37,3 mg
Plac = corpus depan
Ketuban = cukup
DJJ/gerak = + / aktif
Kesimpulan = Observasi gerak janin jika <10 x / 6 jam segera MRS
09.10 Jelaskan pada pasien tentang keadaan yang sedang dialaminya:
Ny. “E” usia 28 tahun hamil anak kedua uk 42 minggu 2 hari sedang
mengalami serotinus (lebih bulan). Karena pada umumnya proses
pengeluaran janin akan terjadi pada kehamilan cukup bulan yaitu (37-42
minggu)
Evaluasi : Ibu sudah mengerti tentang keadaan yang sedang dialaminya.
09.12 Ingatkan pasien agar waspada bila gerak janin berkurang atau menghilang:
Berkurang atau hilangnya pergerakan janin dapat merupakan suatu tanda
gawat janin yang dapat berakhir dengan kematian janin. Karena itu sebaiknya
segera ke dokter jika menduga pergerakan janin berkurang. Pemantauan
pergerakan janin, dianjurkan untuk memperhatikannya pada malam hari, saat
itu janin sedang bangun, menghitung tendangan janin, dan menghitung
gerakan janin.
Evaluasi: Ibu mengerti dan akan mulai memperhatikan gerak janinnya.
09.14 Jeaskan pada pasien tentang bahaya serotinus:
 Terhadap ibu : partus lama, kesalahan letak, insersia uteri, perdarahan
postpartum.
 Terhadap janin : jumlah kematian janin/bayi pada kehamilan 43 minggu 3
kali lebih besar dari kehamilan 40 minggu, karena postmaturitas akan
menambah bahaya pada janin. Pengaruh post maturitas pada janin
bervariasi : berat badan janin dapat bertambah besar, tetp, dan ada yang
berkurang, sesudah kehamilan 42 minggu. Ada pula yang bisa terjadi
kematian janin dalam kandungan. Bayi besar dapat menyebabkan
disproporsi sefalopelvik. Oligohidramnion dapat menyebabkan kompresi
tali pusat, gawat janin sampai bayi meninggal. Keluarnya mekoneum yang
dapat menyebabkan aspirasi mekoneum.
(Menurut Rustam Mochtar, Sinopsis Obstetri Jilid I, 1998)
Evaluasi : Ibu sudah mengerti tentang penjelasan yang telah diberikan.
09.16 Lakukan inform consent antara petugas kesehatan dan pasien:
Informed Consent adalah persetujuan tindakan kedokteran yang diberikan
oleh pasien atau keluarga terdekatnya setelah mendapatkan penjelasan secara
lengkap mengenai tindakan kedokteran yang akan dilakukan terhadap pasien
tersebut. Tujuan adalah memberikan perlindungan kepada pasien serta
memberi perlindungan hukum kepada nakes terhadap suatu kegagalan dan
bersifat negatif.
Evaluasi : Ibu mengerti, dan mau menyetujui inform consent setelah tadi
diberikan penjelasan secara menyeluruh tentang keadaannya.\
09.16 Anjurkan pasien untuk MRS dengan segera:
Pasien perlu untuk MRS dengan segera agar cepat memperoleh penanganan
yang sesuai dengan diagnosa medik yang sedang dialaminya.
BAB IV
PEMBAHASAN

Pembahasan merupakan bagian dari asuhan kebidanan komprehensif yang akan


membahas kendala atau hambatan selama penulis melaksanakan asuhan kebidanan
pada klien dengan kehamilan serotinus. Kendala tersebut menyangkut kesenjangan
antara tinjauan pustaka dengan dan tinjauan kasus.
Dengan adanya kesenjangan tersebut dapat dilakukan pencegahan masalah. Guna
perbaikan atau masukan masukan demi peningkatan mutu asuhan kebidanan .
Pada dasarnya tidak ada perbedaan antara teori dan praktek di lapangan mengenai
pelayanan pada ibu hamil dengan serotinus.

4.1 Pengkajian
Kehamilan serotinus atau kehamilan lebih waktu ialah kehamilan yang
umurnya lebih dari 42 minggu. Diagnosanya didapatkan dari perhitungan seperti
rumus neagle atau dengan tinggi fundus uteri. Pada tahap pengkajian yang
dilakukan pada Ny. “E” dengan kehamilan serotinus ditemukan data sebagai
berikut : umur Ny. “E” adalah 28 tahun, Secara garis besar pengertian dari
kehamilan serotinus adalah kehamilan telah berlangsung selama 42 minggu (294
hari) atau lebih, pada siklus haid teratur rata-rata 28 hari dari hari pertama haid
terakhir diketahui dengan pasti. Sehingga ditemukan kesenjangan antara teori
dengan kasus yang ada di Poli Kandungan RSUD Caruban Kab MADIUN.

4.2 Data Subyektif

Data yang didapatkan dalam konsep asuhan kebidanan kehamilan serotinus


terjadi pada ibu hamil dengan kehamilan patologis dan kasus yang ditemukan
dalam lahan praktek di Poli Kandungan RSUD Caruban Kab Madiun terjadi pada
Ny. “E” dengan kehamilan serotinus.

4.3 Data Obyektif

Pada kasus yang ditemukan di lahan praktek tepatnya di Poli Kandungan


RSUD Caruban Kab Madiun setelah dilakukan pemantauan ternyata sama seperti
pada konsep asuhan. KU ibu baik, kesadaran composmentis, TD : 100/70 mmHg,
N : 82 x/menit, R : 18 x/menit, S : 36,50C, LILA : 23,5 cm.

4.4 Analisis

Pada kasus ini yang ditemukan di lahan praktek tepatnya di Poli Kandungan
RSUD Caruban Kab Madiun , pada Ny “E” usia 28 tahun G1IP1001 UK 42 minggu 2
hari, tunggal, hidup, intra uterin, presentasi kepala dengan serotinus.

4.5 Penatalaksanaan
Pada tahap penatalaksanaan di sini, Ny “E” dengan kehamilan serotinus di Poli
kandungan RSUD Caruban Kab Madiun diberikan advise dokter untuk dilakukan
observasi gerak janin jika < 10 x / 6 jam, karena bila gerak janin berkurang adalah
salah satu tanda kegawat daruratan. Dan bila gerak janin berkurang anjurkan pasien
untuk MRS dengan segera agar cepat memperoleh penanganan yang sesuai dengan
diagnosa medik yang sedang dialaminya. Sebelum itu, terlebih dahulu dilakukan
inform consent untuk menyetujui tindakan medik yang akan dilakukan untuk
selanjutnya. Kasus yang ditemukan di lahan praktek merencanakan hal yang sama
sesuai konsep asuhan.
Melakukan pendekatan pada ibu dengan komunikasi terapiutik
Dengan senyum, salam, sapa dengan bahasa yang dimengerti Pasien.

BAB IV

PENUTUP

Setelah membahas tentang asuhan kebidanan pada Ny. “E” dengan kehamilan
serotinus, penulis dapat melakukan perbandingan antara teori dengan praktek di
lapangan.

5.1 Kesimpulan

Dari hasil pengkajian pada Ny.”E” dengan kehamilan serotinus, dan


keluarganya ada kesenjangan antara teori dan praktek di lapangan. Serotinus kalau
ditangani dengan baik akan berjalan dengan normal. Sehingga tidak akan terjadi
komplikasi maupun kegawat daruratan terhadap ibu dan bayinya. Dan pengenalan
diri dan penjelasan maksud dan tujuan dari kegiatan pengkajian ternyata dapat
menghilangkan kesalah fahaman klien terhadap petugas kesehatan dengan kegiatan
ini dapat berjalan dengan baik.
Dalam melakukan kegiatan perencanaan, penulis berusaha membuatnya sesuai
dengan kebutuhan klien. Selain itu penulis juga berusaha melakukan sesuai teori
yang diberikan dalam asuhan kebidanan pada kehamilan serotinus.
Pada langkah asuhan kebidanan yang telah penulis lakukan pada umumnya
memberikan konseling tentang hal-hal yang diperlukan klien. Pada langkah
evaluasi dan tindakan asuhan kebidanan yang dilakukan pada saat pemeriksaan
kehamilan, klien dan keluarga akhrinya dapat memahami bahwa penanganan pada
kehamilan serotinus sangat penting untuk mencegah terjadinya komplikasi.

5.2 Saran
5.2.1 Bagi Petugas
Meningkatkan peranan sebagai bidan dan fungsinya sebagai
pelayanan kesehatan dan lebih meningkatkan kemampuan dan
keterampilan yang dimiliki agar dapat memberikan pelayanan yang
sebaik-baiknya.
5.2.2 Bagi Klien
Untuk keberhasilan dalam Asuhan Kebidanan diperlukan kerjasama
yang baik dengan klien dalam usaha memecahkan masalah.
5.2.3 Bagi Pendidikan
Hendaknya lebih banyak dalam memberikan bimbingan kepada
mahasiswa untuk keberhasilan dari mahasiswa.
5.2.4 Bagi Mahasiswa
Hendaknya mempersiapkan diri dengan sebaik mungkin dan harus
menguasai materi yang telah diberikan.
ASUHAN KEBIDANAN PADA NY “E” USIA 28 TAHUN GII P1001 UK
42 MINGGU 2 HARI DENGAN SEROTINUS DI POLI
KANDUNGAN RSUD CARUBAN
KAB MADIUN
OLEH
NAMA : FERLIA SISCA SUWELO
NIM : 10.016

AKADEMI KEBIDANAN PGRI KEDIRI


Jl.K.H.Ahmad Dahlan No. 76 Kediri
TAHUN 2011 - 2012

KATA PENGANTAR

Puji Syukur Alhamdulilah kita panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa
yang mana atas kasih sayang –Nya ,berkat,rahmat,taufiq dan hidayahnya sehingga telah
selesai Asuhan Kebidanan pada Ny.“E” usia 28 tahun GII P1OO1 uk 42 minggu 2 hari
dengan serotinus. Dan tentunya kami mengucapkan terima kasih banyak kepada semua
pihak yang membantu yang tidak bisa kami sebutkan satu persatu .
Dengan di keluarkannya Asuhan Kebidanan ini, kami menyadari, bahwa
Asuhan Kebidanan ini jauh dari kesempurnaan dan keterbatasan narasumber kami.
Kami berharap Asuhan Kebidanan ini bermanfaat bagi semua pihak yang ingin tahu
tentang kesehatan. Kami pun berharap saran dan kritik yang membangun sangat kami
perlukan agar Asuhan Kebidanan ini lebih komplit.
Demikianlah kata pengantar ini kami persembahkan, semoga Asuhan
Kebidanan ini bisa bermanfaat bagi kita semua. Terima Kasih atas perhatiannya
Kediri, Maret 2012

FERLIA SISCA SUWELO

DAFTAR ISI
iii
KATA PENGANTAR....................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI..................................................................................................... iv
BAB I . PENDAHULUAN......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang........................................................................ 1
1.2 Tujuan .................................................................................... 1
1.2.1 Tujuan Umum................................................................ 1
1.2.2 Tujuan Khusus............................................................... 1
1.3 Metode Penulisan.................................................................... 2
1.4 Sistematika Penulisan............................................................. 3
BAB II TINJAUAN TEORI....................................................................... 4
2.1 Pengertian............................................................................... 4
2.2 Perubahan Fisiologi pada Masa Nifas.................................... 4
2.3 Penanganan............................................................................. 6
BAB III TINJAUAN KASUS...................................................................... 11
I. PENGKAJIAN....................................................................... 11
A. Data Subyektif................................................................... 11
B. Data Obyektif..................................................................... 15
BAB IV PEMBAHASAN............................................................................ 18
BAB IV PENUTUP..................................................................................... 20
4.1 Kesimpulan............................................................................. 20
4.2 Saran....................................................................................... 20
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 21
LEMBAR KONSULTASI

Anda mungkin juga menyukai