BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 50.000 jiwa per tahun dan
kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000 jiwa per tahun. Pada tahun 1998 kematian maternal
dan bayi tersebut terutama di negara berkembang sebesar 99 %. Kendatipun jumlahnya sangat besar,
tetapi tidak menarik perhatian karena kejadiannya tersebar, berbeda dengan kematian yang terjadi akibat
bencana alam. Sebenarnya kematian ibu dan bayi mempunyai peluang yang sangat besar untuk dihindari
dengan meningkatkan kerja sama antara pemerintah, swasta dan badan sosial lainnya.
WHO memperkirakan jika ibu hanya melahirkan rata-rata 3 bayi maka kematian ibu dapat diturunkan
menjadi 300.000 jiwa dan kematian bayi sebesar 5.600.000 jiwa per tahun. Sebab kematian ibu di
Indonesia bervariasi antara 130 sampai 780 dalam 100.000 persalinan hidup. Kendatipun telah dilakukan
usaha yang insentif, kematian ibu di Indonesia berkisar 307/100.000 kelahiran hidup (Survei Demografi,
2003).
Oleh karena hal tersebut persalinan terhadap pasien inpartu perlu mendapat perhatian yang besar
dengan mendapat perawatan yang besar dan intensi. Diharapkan kelainan-kelainan dapat diketahui
secara dini sehingga dapat diatasi secepatnya dan tidak sampai mengakibatkan komplikasi pada janin
dan ibunya.
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
Mahasiswa Akademi Kebidanan diharapkan mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu inpartu
fisiologis dengan pendekatan manajemen kebidanan menurut metode Varney.
1.2.2. Tujuan Khusus
Mahasiswa Akademi Kebidanan diharapkan dapat menerapkan manajemen Varney dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1. Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pengkajian dan analisis data.
2. Mahasiswa mampu menginterpretasikan data.
3. Mahasiswa mampu menentukan diagnosa dan masalah potensial.
4. Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan tidakan segera.
5. Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan sesuai dengan rencana dan masalah.
6. Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan secara efisien.
7. Mahasiswa mampu mengefaluasi tindakan yang telah dilakukan
1.3. Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu dan keefektifan pelayanan, maka penyusun membatasi penulisan Asuhan
Kebidanan pada ibu inpartu fisiologi di puskesmas Arjasa Situbondo.
1.4. Metode Penulisan
1.4.1. Studi Kepustakaan
Penyusun membekali diri dengan membaca literatur yang berkaitan dengan topik inpartu fisiologis.
1.4.2. Study Dokumenter
Untuk mendapatkan data yang akurat serta asuhan kebidanan yang baik dan berhasil mencapai tujuan,
maka penyusun mempelajari status pasien/rekam medik.
1.4.3. Praktek Langsung
Penyusun melakukan observasi, melaksanakan asuhan kebidanan, mengevaluasi, memantau keadaan
klien sampai pulang.
1.4.4. Bimbingan dan Konsultasi
Penyusun melakukan bimbingan dan konsultasi dengan pembimbing.
1.5. Sitematika Penyusunan
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan
1.2.1. Tujuan Umum
1.2.2. Tujuan Khusus
1.3. Batasan Masalah
1.4. Metode Penulisan
1.4.1 Studi Kepustakaan
1.4.2. Studi Dokumenter
1.4.3. Praktek Langsung
1.4.4. Bimbingan dan Konsultasi
1.5. Sistematika Penyusunan
2.1. Persalinan/Inpartu
2.1.1. Pengertian
Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan (Prawirohardjo, 2001 : 180).
Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari
rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Mochtar, 1998 : 91).
Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat
hidup di luar kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Manuaba, 1998 : 157).
2.1.5. Tanda-tanda Inpartu
1. Rasa sakit oleh adanya his yang dapat lebih kuat, sering dan teratur.
2. Keluar lendir dan bercampur darah (show) lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada.
2.2. Mekanisme Persalinan
2.2.1. Kala Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
1. Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap
(10 cm).
2. Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.
3. Kala III
Dimulai sejak lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
4. Kala IV
Dimulai dari setelah lahirnya plasenta sampai 1-2 jam pertama post partum.
2.2.2. Fisiologi Persalinan
1. Kala I (kala pembukaan)
Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :
a. Fase laten
Pada fase ini pembukaan berlangsung lambat, mulai 0-3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.
b. Fase aktif
Pada fase ini pembukaan berlangsung lebih cepat mulai pembukaan 4-10 cm, berlangsung 6 jam yang
dibagi dalam 3 sub fase :
Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, dari pembukaan 3 cm – 4 cm
Periode dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam, perbukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
Periode deselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan berlangsung lambat menjadi 10 cm/lengkap
Fase-fase yang dikemukakan di atas dijumpai pada primi gravida. Bedanya dengan multi gravida ialah :
Primi
Serviks mendatar (effacement) dulu baru dilatasi
Berlangsung 13-14 jam
Multi
Mendatar dan membuka bisa bersamaan
Berlangsung 6-7 jam.
Perubahan pada kala I :
a. Perubahan keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim
Dalam persalinan perbedaan antara segmen atas rahim dan segmen bawah rahim tampak lebih jelas
lagi.
1. Segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal
dengan majunya persalinan
2. Sebaliknya segmen bawah rahim memegang peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan
karena diregang
b. Perubahan bentuk rahim
Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran yang melintang maupun
ukuran muka belakang berkurang.
c. Perubahan faal ligamentum rotundum
Ligamentum rotumdum otot-otot polos dan kalau uterus berkontraksi. Otot-otot ligamentum rotundum ikut
berkontraksi hingga ligamentum rotundum menjadi pendek.
d. Perubahan pendataran dari serviks
Pendataran terutama nampak pada portio yang makin pendek dan akhirnya rata dengan majunya
persalinan dan serviks yang pendek (lebih dari setengahnya telah merata) merupakan tanda dari serviks
yang matang.
e. Pembukaan dari serviks
Yang dimaksud dengan pembukaan serviks ialah pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya
berupa suatu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui anak kira-
kira 10 am diameternya.
f. Perubahan pada vagina dan dasar panggul
Dalam kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina mengalami perubahan menjadi bertambah
meregang sehingga dapat dilalui anak. Setelah ketuban pecah segala perubahan terutama pada dasar
panggul ditimbulkan oleh bagian depan anak. Oleh bagian depan yang maju itu, dasar panggul diregang
menjadi saluran dengan dinding yang tipis.
g. Perubahan pada anus
Dari luar, peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan menjadi tipis
sedangkan anus menjadi terbuka.
2. Kala II
Perubahan/gerakan anak pada persalinan :
a. Turunnya kepala
Turunnya kepala dapat dibagi dalam :
1. Masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Pada primi gravida sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan tetapi pada multigravida biasanya
baru terjadi pada permulaan persalinan.
a. Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan
fleksi yang ringan
b. Kalau sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir, ialah tepat diantaranya symphysis dan
promontorium, maka dikatakan kepala dalam synclitsmus
c. Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphisis atau agak ke belakang mendekati
promontorium, maka kita hadapi asynclitismus
Asynclitismus posterior
Kalau sutura sagitalis mendekati symphisis dan os parietale belakang lebih rendah dari os parietale
depan.
Asynclitismus anterior
Kalau sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietale depan lebih rendah dari os
parietale belakang.
2. Majunya kepala
Pada primi gravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga panggul dan biasanya
baru mulai pada kala II. Pada multi gravida sebaliknya majunya kepala dan masuknya kepala dalam
rongga panggul terjadi bersamaan.
b. Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari
ubun-ubun besar. Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan
dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini ialah
terjadinya fleksi karena momen yang menimbulkan fleksi lebih besar dari momen yang menimbulkan
defleksi.
c. Putaran paksi dalam
Ialah putaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar
ke depan ke bawah symphisis. Putaran paksi dalam tidak terjadi tersendiri tetapi selalu bersamaan
dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke Hodge III, kadang-kadang baru
setelah kepala sampai di dasar panggul.
d. Ekstensi/defleksi
Disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan atas, sehingga
kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Setelah sub occiput tertahan pada pinggir bawah
symphisis maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut,
dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
e. Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan
torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.
f. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah symphisis dan menjadi hypomochlion untuk
kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir
searah dengan paks jalan lahir.
Lamanya kala II pada primi 1 ½ - 2 jam dan pada multi ½ - 1 jam.
3. Kala III (kala pengeluaran uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uterus setinggi
pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his
pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-1 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam
vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama
terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :
Primi Multi
Kala I 13 jam 7 jam
Kala II 1 jam ½ jam
Kala III ½ jam ¼ jam
Lama persalinan : 14 ½ jam 7 ¾ jam
(Mochtar, 1998 : 97)
2.3. Jalannya Persalinan Secara Klinis
2.3.1. Kala I
Persalinan kala I mempunyai tenggang waktu panjang yang memerlukan kesabaran parturien
dan penolong. Mental penderita perlu dipersiapkan agar tidak cepat putus asa dalam situasi menunggu
disertai sakit perut karena his yang semakin lama makin bertambah kuat.
Tindakan yang perlu dilakukan adalah :
1. Memperhatikan kesabaran parturien
2. Melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, temperatur dan pernapasan berkala sekitar 2-3 jam
3. Pemeriksaan djj setiap ½ - 1 jam
4. Memperhatikan keadaan kandung kemih agar selalu kosong
5. Memperhatikan keadaan patologis :
Meningkatnya lingkaran Bandle
Ketuban pecah sebelum waktu atau disertai bagian janin yang menumbung
Perubahan djj
Pengeluaran mekonium pada letak kepala
Keadaaan his yang bersifat patologis
Paerubahan posisi atau penurunan bagian terendah janin
6. Parturien tidak diperkenankan mengejan
(Manuaba, 1998 : 175)
2.3.2. Kala II
Ada beberapa tanda dan gejala kala II persalinan :
Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau vaginanya
Perineum menonjol
Vulva, vagina dan spincter ani membuka
Peningkatan pengeluaran lendar darah
Diagnosis kala II persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang menunjukkan :
Pembukaan seviks telah lengkap atau
Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina
(APN, 2002)
2.3.3. Kala III
Setelah lahirnya bayi, otot uterus miometrium berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran
rongga uterus secara tiba-tiba. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran
tempat implantasi plasenta, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan menekuk,
menebal, kemudian dilepaskan dari dinding uterus.
2.3.4. Kala IV
Kala IV dimulai dari lepasnya plasenta dan selaput ketuban. Observasi yang ketat dilakukan
selama 2 jam post partum.
Observasi yang dilakukan :
1. Kesadaran penderita
2. Pemeriksaan yang dilakukan
Tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan
Kontraksi rahim
Perdarahan
Kandung kemih
2.4. Faktor-faktor yang Berperan Dalam Persalinan
1. Passage
Adalah jalan lahir yang meliputi rangka panggul, dasar panggul, uterus dan vagina. Agar passanger yaitu
isi uterus dapat melalui jalan lahir tanpa rintangan maka jalan lahir tersebut harus normal.
2. Passanger
Adalah anak, air ketuban dan plasenata sehingga isi dari uterus yang akan dilahirkan agar persalinan
berjalan dengan lancar maka faktor passanger harus normal.
3. Power
Adalah tenaga untuk melahirkan yaitu kontraksi uterus atau his dari tenaga mengedan ibu untuk
mengadakan persalinan yang normal, maka tenaga ibu harus normal juga.
4. Psikologi ibu
Keadaan emosi ibu, suasana hatinya, adanya konflik, anak diinginkan atau tidak.
5. Penolong
Dokter atau bidan yang menolong persalinan dengan pengetahuan dan ketrampilan dan seni yang
dimiliki.
(Mochtar.1998 : 75)
2.5 Konsep Dasar
I. Pengkajian Data
No. register : untuk mengatahui nomor urut, status pasien dan memudahka pecarian kartu atau status
pasien saat kunjungan ulang.
Pengkajian : untuk mengetahui siapa yang melakukan pengkajian kapan waktunya, dilakukan dimana
dan mulai masuk ke sarana kesehatan kapan.
A. Data Subyektif
1. Biodata
ama : Nama klien dan suami perlu ditanyakan agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan
klien lain
(Christina I, 1984 : 84)
mur : Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman, untuk kahamilan dan persalinan adalah
20 – 30 tahun
(Sarwono, 1999 : 23)
Semua wanita usia subur 20 – 30 tahun saat yang tepat untuk persalinan dengan jarak > 2 tahun
merupakan masa reproduksi yang sehat
(Depkes RI, 1993 : 54)
endidikan : Makin rendah pendidikan ibu, kematian bayi makin tinggi, sehingga perlu diberi penyuluhan
(Depkes. RI, 1993 : 30)
ekerjaan : Pekerjaan suami dan ibu sendiri untuk mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya
agar nasehat kita sesuai, juga mengetahui apakah pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya bekerja
di pabrik rokok, mungkin zat yang dihisap akan berpengaruh pada janin
(Christina I, 1989 : 85)
erkawinan : Beberapa kali kawin dan beberapa lamanya untuk membantu menentukan bagaimana keadaan alat
kelamin ibu. Kalau orang hamil sesudah lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus
diperhitungkan dalam pimpinan persalinan
(Sulaiman, 1983 : 155)
amat : Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya sama. Agar
dapat dipastikan ibu yang mana yang hendak ditolong untuk kunjungan pasien
(Christina, 1989 : 84)
2. Anamneses
a. Alasan Kunjungan
b. Keluhan utama
- Pinggang terasa sakit menjalar ke depan, sifat tertentu, interval semakin pendek dan kekuatannya makin
besar
- Nyeri semakin hebat bila untuk aktivitas (jalan) dan tidak berkurang bila dibuat tidur intensitas nyeri
tergantung keadaan klien
- Mengeluarkan lendir darah
- Pengeluaran cairan yang sebagian besar ketuban pecah setelah menjelang pembukaan lengkap
(Ida B. Manuaba. 1998 : 165)
c. Riwayat kesehatan sekarang
- Ibu hamil dengan riwayat penyakit hipertensi perlu ditentukan pimpinan persalinan dan kemungkinan
bisa menyebabkan transient hipertension
- Ibu hamil dengan riwayat TBC aktif kemungkinan bisa menyebabkan kuman saat persalinan dan bisa
menular pada bayi
- Ibu dengan riwayat DM mempunyai pengaruh terhadap persalinannya kemungkinan terjadi yaitu inersia
uter, antonia uteri, distosia bahu, karena anak besar, kelahiran mati. Sedangkan akibat bayinya : cacat
bawaan, janin besar, IUFD dan lain-lain
- Bila ibu menderita hepatitis kemungkinan besar bayi akan tertular melalui ASI
(Sarwono, 1999 : 401)
d. Riwayat kesehatan yang lalu
- Dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis) maka kemungkinan besar bayi
akan tertular
- Bila dalam keluarga ada riwayat kembar, maka kemungkinan akan menurun
e. Riwayat kesehatan keluarga
- Dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis) maka kemungkinan besar bayi
akan tertular
- Bila dalam keluarga ada riwayat kembar, maka kemungkinan akan menurun
f. Riwayat menstruasi
- Menarche pada umur pubertas, 12-16 tahun, selama haid siklus teratur 28-35 hari, lama 3-5 hari, dengan
pengeluaran darah + 50-70 cc ibu tidak mengalami gangguan haid/nyeri.
(Sarwono, 1999 : 103-104)
- Selama haid tidak ditemukan keluhan pusing-pusing, pingsan ataupun tanda-tanda anemia yang lain
serta jumlah perdarahan yang lebih hingga ada stolsel, untuk mengidentifikasi adanya resiko perdarahan
selama persalinan.
(Persis Mary Hamilton, 1995)
g. Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
- Ibu mengatakan ada kehamilan yang lalu tidak ada penyulit periksa ANC minimal 4 kali, imunisasi 2 kali.
Pada umur kehamilan 4-7 bulan. Tenggang waktu pemberian 4 minggu, mendapat obet Fe minimal 90
tablet dan vitamin B complek serta yodium, ibu mendapat penyuluhan perawatan payudara dan senam
hamil nutrisi.
(Modul 2, 2002 : 8)
Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan, sectio caesaria, solutio placenta, placenta
previa, yang kemungkinan dapat terjadi atau timbul pada persalinan sekarang, hingga bisa
mempengaruhi nifas.
Adanya penyakit nifas yang lalu (perdarahan, febris kemungkinan terjadi penyulit pada nifas sekarang
misalnya, syock pada masa nifas seperti : syock haemorargik, syock kardiogenik, infeksi pada nifas
(febris), lactasi keluar lancar, menyusui anak sampai umur 2 tahun.
h. Riwayat kehamilan sekarang
- Kehamilan sekarang
a). ANC minimal 4 kali selama hamil
Trimester I : 1 kali
Trimester II : 1 kali sebulan
Trimester III : 2 kali
Optimalnya ANC setiap :
Umur kehamilan 3-6 bulan : 1 bulan sekali
Umur kehamilan 6 – 8 bulan : 2 minggu sekali
Umur kehamilan 9 bulan : 1 minggu sekali
Ibu hamil rutin periksa dapat diketahui hamil mendapat Fe 90 tablet, B kompleks, kalsium, yodium,
selama kehamilan imunisasi selama hamil 2 kali dengan jarak pemberian 4 minggu, telah mendapat
penyuluhan perawatan payudara, senam hamil, nutrisi. Ibu merasakan pergerakan anak mulai umur
kehamilan 5 bulan.
(Modul 2, 2002 : 8)
b). Komplikasi
1). Pusing kemungkinan ibu menderita anemia yang bisa menyebabkan perdarahan post partum
2). Kejang kemungkinan gejala eklamsi yang bisa menimbulkan gawat janin dan ibu
3). Ibu yang tanda komplikasi persalinan akan berlangsung dengan lancar
(Modul 2, 2002 : 8)
i. Riwayat persalinan
Riwayat persalinan secara normal, spontan belakang kepala, ditolong bidan.
Kala I
- Untuk primigravida berlangsung + 12,5 jam kontraksi yang sebelumnya tidak teratur menjadi teratur lebih
lama dan kuat sehingga pembukaan menjadi lengkap 10 cm.
Fase laten (4 cm) : + 8 jam
Fase aktif akselerasi (5 cm) : 2 jam
Fase dilatasi (9 cm) : 2 jam
Fase aktif akselerasi (10 cm) : 2 jam
- Untuk multi berlangsung 7 jam 20 menit.
Bagi multipara fase laten mengambil waktu 5-6 jam sedangkan persalinan selanjutnya hanya
membutuhkan waktu 1 jam.
(APN, 2003 : 2-2)
Kala II
Primi berlangsung 80 menit dan multi 30 menit dengan His menjadi lebih kuat, kontraksinya 50-100 detik,
datangnya tiap 2-3 menit.
(Sulaiman, 1983 : 260)
Kala III
Primi gravida berlangsung 10 menit, multi gravida berlangsung 10 menit.
Kala IV
Berlangsung 1 jam setelah placenta lahir.
(Sulaiman, 1983 : 264)
- Keadaan placenta lengkap 15-20 cotiledon, diameter 15-20 cm, tebal 1,5-2,5 cm berat + 500 gram
panjang tali pusat 50-60 cm tidak ditemukan placenta berlubang, tidak ada pembuluh darah yang
terputus.
j. Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Jenis-jenis KB yang bisa digunakan oleh post partum dan puerperium adalah :
- Suntikan KB
- AKDR
- Pil KB hanya progesteron
- Metode sederhana.
Sehingga tidak mempengaruhi lactasi ibu.
(Ida B. Manuaba, 1998 : 439)
k. Data Psikososialspiritual
Untuk mengetahui keadaan kewajiban ibu saat ini.
Untuk mengetahui kepercayaan ibu terhdap agama yang dianutnya dan mengenali hal-hali yang
berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan.
DC : Jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (26-29 cm)
CE : Jarak antara pinggir atas symphisis dan ujung processus spinosus ruas tulang tumbal ke V (18-20 cm)
LP : Dari pinggir symphisis ke pertengahan antara spina iliaca abterior superior dan trochanter major sepihak
dan kembali melalui tempat-tempat yang sama di pihak yang lain (80-90 cm)
3. Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
Kepala : untuk mengetahui adanya benjolan, kulit kepala bersih, rambut rontok
Muka : Adanya cloasma gravidarum, tidak sembab, pucat
Mata : Konjungtiva palpebra merah jambu, sclera tidak ikterus, tidak bengkak pada kelopak mata
Mulut : Bibir tampak pucat kemungkinan anemis atau timbulnya rasa nyeri hebat
Leher : Bila mengalami pembesaran kelenjar tyroid kemungkinan ibu mengalami kekurangan yodium, bila ibu
berpenyakit jantung akan tampak pembendungan vena jugularis
Dada : Pada ibu hamil ditemukan pembesaran payudara, hyperpigmentasi areola dan papila mammae, dengan
pemijatan colustrum keluar (TM III)
(Modul 2 Dep.Kes RI, 2002)
Abdomen : Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan dan membujur, hiperpigmentasi linea nigra, tidak ada
asi
Thoraks : untuk mengetahui apakah ada bunyi nafas tambahan/tidak.
DJJ terdengar jelas, teratur, frekuensi 120-160 x/menit interval teratur tidak lebih dari 2 punctum maximal dan presentasi
@ Kala I : Pada kala I atau kala pembukaan His belum begitu kuat, datangnya tiap 10-15 menit dan tidak seberapa
mengganggu ibu, sehingga ia masih dapat berjalan. Lambat laun His menjadi bertambah kuat, interval
menjadi lebih pendek, kontraksi kuat dan lama
@ Kala II : His menjadi lebih kuat kontraksinya selama 50 detik datang tiap 1-3 menit
@ Kala III : Setelah bayi lahir, His berhenti sebentar, tetapi setelah beberapa menit timbul lagi, hal ini dinamakan His
pelepasan uri sehingga terletak pada SBR atau bagian atas dari vagina
(IBG Manuaba, 1998;165)
Perkusi
mengetahui adanya hipovitaminosis, B1 hipertensipenyakit urat syaraf
(Sulaiman, 1983 : 37)
4. Pemeriksaan khusus
VT
Yang diperhatikan saat VT :
a) Perabaan servix : ditemukan servix lunak, mendatar, tipis, pembukaan
b) Keadaan ketuban utuh/sudah pecah
Presentasi : - Teraba keras, bundar, melenting (kepala)
- Teraba kurang keras, kurang bundar, tidak melenting (bokong)
Positio : Pada dinding perut bagian kanan/kiri teraba bagian keras seperti papan (punggung)
d) Turunnya kepala : H III teraba sebagian kecil dari kepala
e) Ada tidaknya caput dan bagian yang menumbung
(IBG Manuaba, 1998 : 170)
5. Pemeriksaan penunjang
- Kadar Hb normal lebih dari 11 gr %
- Albumin urine negatif
- Reduksi urine negatif
(Sulaiman, 1983 : 157)
V. INTERVENSI
Rencana asuhan pada klien dengan inpartu fisiologis disesuaikan dengan teori karena fasilitas dan
protap yang ada menunjang untuk membuat perencanaan tersebut sesuai dengan diagnosa dan masalah
yang ada.
VI. IMPLEMENTASI
Pelaksanaan asuhan kebidanan mengacu pada rencana tindakan yang telah disusun. Adapun asuhan yang
telah dilaksanakan yaitu :
a. Memberikan penjelasan pada ibu tentang kehamilan dan persalinan
b. Memberikan asupan nutrisi
c. Mengajarkan teknik relaksasi
d. Menganjurkan posisi yang nyaman selama proses persalinan.
e. Menganjurkan untuk mengosongkan kandung kemih
f. Motivasi keluarga untuk selalu mendampingi ibu
g. Mengobservasi TTV dan CHPB
VII. EVALUASI
Setelah memberikan asuhan kebidanan, kemudian dilakukan evaluasi untuk menilai keefektifan
dari asuhan yang diberikan. Tujuan yang diharapkan tercapai yaitu bayi lahir secara spontan tanpa
adanya penyulit selama proses melahirkan dan keadaan ibu dan bayi sehat.
TINJAUAN KASUS
1. PENGKAJIAN
A. DATA SUBJEKTIF
1. Biodata
Nama ibu : Ny”M” Nama suami : Tn “A”
Umur : 19 th Umur : 29 thn
Suku/bangsa : Madura/Indonesia Suku/Bangsa : Madura/Indonesia
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : MTS Pendidikan : SMP
Pekerjaan : Tani Pekerjaan : Tani
Alamat : Ketowan Alamat : Ketowan
2. Anamnese
a. Alasan datang
- Mules-mules
- Sakit perut
b. Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak pukul 12.30 sakit perut tembus ke punggung,
bertambah waktu bertambah sakit, mengeluarkan darah dan lendir dan ketuban pecah sejak jam 02.00
c. Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bahwa ibu tidak sedang menderita penyakit menular (HIV/AIDs, TBC),
menurun (kencing manis, asma) dan menahun (jantung dan ginjal) Dll.
d. Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan bahwa ibu tidak pernah menderita penyakit menular (HIV/AIDs, TBC),
menurun (kencing manis, asma) dan menahun (jantung dan ginjal) Dll
e. Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan bahwa ibu tidak sedang menderita penyakit menular (HIV/AIDs, TBC),
menurun (kencing manis, asma) dan menahun (jantung dan ginjal) Dll.
f. Riwayat Menstruasi
Menarche : umur 14 tahun
Siklus : 28 hari
Banyak : 1-4 hari (2 pembalut), 5-6 hari (1pembalut)
Dismenorhea : pernah
Teratur/tidak : teratur
Lamanya : 7 hari
Sifat Darah : 1-3 hari, darah kental, ada encernya, merah tua, 4-6 hari, kecoklatan, hari
ke-7 kekuningan
Flour Albus : biasanya sesudah haid, bau (-), gatal (-)
HPHT : 25-04-2010
TP : 02-02-2011
No Tanggal UK Jenis Tempa Komplikasi Penolong Bayi Nifas
lahir partus t Ibu Bayi PB/ L/P Keadaan Keadaan Lakt
partus BB
1 8 tahun 38 Normal PKM - - Bidan - P Normal Normal +/+
mg
g
2 Hamil ini
g. Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu
2) Palpasi
Kepala : benjolan(-), nyeri tekan (-)
Leher : pembesaran kel. Tyroid(-), peningkatan tekanan vena
jugularis(-), pembesaran kel. Limfe(-)
Dada : benjolan nyeri tekan(-)
Payudara : benjolan, colostrums keluar
Abdomen :
Leopold I : TFU 2 jari bawah px
teraba bulat tidak melenting di fundus bokong
Leopold II : bagian kanan : keras seperti papan Puka
bagian kiri : teraba bagian kecil janin (ekstermitas)
Leopold III : tidak teraba dan tidak dapat digoyangkan bagian keras
bundar diatas sympisus (kepala masuk PAP)
Leopold IV : Divergen 4/5
Catatan
Mc. Donald TFU : 28 cm
UC : 4x dalam 45 detik selama 10 menit kuat
HIS : 4x 45 “dalam 10 menit kuat”
3) Auskultasi
Dada : Ronchi(-), Wheezing(-).
Abdomen : Djj 140x/ menit
4) Perkusi
Reflek patella : +/+
3. Pemeriksaan khusus
VT
Tanggal : 23-Januari-2011 Jam : 02.05 WIB
Pembungkaan : Lengkap (10 cm)
Effisiment : 100 %
Ketuban : Jernih
Denominator : UUK posisi jam 12
Presentasi : Kepala
Bagian kecil janin: Terapa tali pusat
Hodge : IV
4. Pemeriksaan penunjang
-
Rujukan : -
V. INTERVENSI
1. Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
R/ dengan mengetahui kondisi dirinya dan janinnya dapat mengurangi kakhawatiran pada ibu
b. Palpasi
kepala : tidak teraba benjolan
leher : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan tidak teraba pembesaran vena jugularis, tidak teraba
pembesaran kelenjar lymfe
c. Auskultasi
Dada : tidak terdengar ronchi dan wheezing
d. Perkusi
Abdomen : tidak kembung
e. -Pemeriksaan antropometri
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 34 cm
PB/BB : 3200gr/50cm
VII.EVALUASI
Tanggal : 23 Januari 2011 Jam : 03 : 35 wib
S : ibu mengatakan perutnya masih terasa sakit dan nyeri di bagian luka jahitan.
O : TTV : TD : 110/70 mmHg Lochea : Rubra
S : 370C perdarahan : 50 cc
N : 88x/menit kandung kemih : kosong
RR : 24x/menit BAB : -
Kolostrum : +/+ BAK : +
Kontraksi Uterus : baik
TFU : 2 jari dibawah pusat
A : Ny “I” P10001 2 jam PP
P : lakukan pemantauan masa nifas
Ajarkan cara masase uterus
Ajarkan ambulasi dini
Ajarkan cara menyusui yang benar dan asi eksklusif
Follow Up
BAB IV
PENUTUP
5.1. Simpulan
Dari hasil Asuhan Kebidanan yang telah dilakukan pada klien :
Nama : Ny. “M”
Umur : 19 tahun
Didapatkan beberapa data yang akan dipergunakan sebagai landasan dalam memberikan asuhan.
Dalam kesimpulan dimulai dari pengkajian, identifikasi diagnosa/masalah, diagnosa/masalah potensial,
identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi diperoleh data :
a. Pengkajian
Pada data subjektif didapatkan data bahwa pasien datang karena perutnya kenceng-kenceng, nyeri
pinggang dan telah mengeluarkan lendir darah dari kemaluannya, adanya his yang teratur semakin lama
semakin kuat dan terjadi pembukaan serviks 3 cm.
b. Analisa Diagnosa/Masalah
Pada analisa data, ditemukan diagnosa yaitu GIIP 10001 inpartu kala I fase laten dan masalah rasa nyaman
(nyeri pinggang).
f. Implementasi
Pelaksanaan asuhan kebidanan mengacu pada rencana tindakan yang telah disusun. Adapun asuhan
yang telah dilaksanakan yaitu :
h. Memberikan penjelasan pada ibu tentang kehamilan dan persalinan
i. Memberikan asupan nutrisi
j. Mengajarkan teknik relaksasi
k. Menganjurkan posisi yang nyaman selama proses persalinan.
l. Menganjurkan untuk mengosongkan kandung kemih
m. Motivasi keluarga untuk selalu mendampingi ibu
n. Mengobservasi TTV dan CHPB
g. Evaluasi
Setelah memberikan asuhan kebidanan, kemudian dilakukan evaluasi untuk menilai keefektifan dari
asuhan yang diberikan. Tujuan yang diharapkan tercapai yaitu bayi lahir secara spontan tanpa adanya
penyulit selama proses melahirkan dan keadaan ibu dan bayi sehat.
5.2. Saran
Saran yang diberikan pada petugas kesehatan maupun keluarga dalam menunjang proses persalinan
dan nifas :
1. Saran untuk petugas kesehatan
- Hendaknya memupuk kebersamaan dengan rekan sejawat sehingga tercipta hubungan saling
menunjang
- Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan baik yang didapat dari praktek lapangan
maupun kursus, seminar dan lain-lain
2. Saran untuk ibu dan keluarga
- Dalam proses persalinan hendaknya ibu dapat kooperatif dan keluarga perlu mendukung selama proses
persalinan dan nifas
- Ibu atau keluarga mampu mengetahui tanda awal persalinan, sehingga pertolongan yang tepat dan
aman dapat segera diberikan
- Ibu dan keluarga mau melaksanakan aturan rumah sakit dan penjelasan oleh petugas