Anda di halaman 1dari 34

ASKEB INC Lengkap

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.      Latar Belakang
Berdasarkan penelitian WHO di seluruh dunia terdapat kematian ibu sebesar 50.000 jiwa per tahun dan
kematian bayi khususnya neonatus sebesar 10.000 jiwa per tahun. Pada tahun 1998 kematian maternal
dan bayi tersebut terutama di negara berkembang sebesar 99 %. Kendatipun jumlahnya sangat besar,
tetapi tidak menarik perhatian karena kejadiannya tersebar, berbeda dengan kematian yang terjadi akibat
bencana alam. Sebenarnya kematian ibu dan bayi mempunyai peluang yang sangat besar untuk dihindari
dengan meningkatkan kerja sama antara pemerintah, swasta dan badan sosial lainnya.
WHO memperkirakan jika ibu hanya melahirkan rata-rata 3 bayi maka kematian ibu dapat diturunkan
menjadi 300.000 jiwa dan kematian bayi sebesar 5.600.000 jiwa per tahun. Sebab kematian ibu di
Indonesia bervariasi antara 130 sampai 780 dalam 100.000 persalinan hidup. Kendatipun telah dilakukan
usaha yang insentif, kematian ibu di Indonesia berkisar 307/100.000 kelahiran hidup (Survei Demografi,
2003).
Oleh karena hal tersebut persalinan terhadap pasien inpartu perlu mendapat perhatian yang besar
dengan mendapat perawatan yang besar dan intensi. Diharapkan kelainan-kelainan dapat diketahui
secara dini sehingga dapat diatasi secepatnya dan tidak sampai mengakibatkan komplikasi pada janin
dan ibunya.

1.2.      Tujuan
1.2.1.      Tujuan Umum
Mahasiswa Akademi Kebidanan diharapkan mampu melakukan asuhan kebidanan pada ibu inpartu
fisiologis dengan pendekatan manajemen kebidanan menurut metode Varney.
 1.2.2.      Tujuan Khusus
Mahasiswa Akademi Kebidanan diharapkan dapat menerapkan manajemen Varney dengan langkah-
langkah sebagai berikut :
1.      Mahasiswa mampu memahami dan melakukan pengkajian dan analisis data.
2.      Mahasiswa mampu menginterpretasikan data.
3.      Mahasiswa mampu menentukan diagnosa dan masalah potensial.
4.      Mahasiswa mampu menentukan kebutuhan tidakan segera.
5.      Mahasiswa mampu membuat rencana asuhan sesuai dengan rencana dan masalah.
6.      Mahasiswa mampu melaksanakan rencana asuhan secara efisien.
7.      Mahasiswa mampu mengefaluasi tindakan yang telah dilakukan

1.3.      Batasan Masalah
Mengingat keterbatasan waktu dan keefektifan pelayanan, maka penyusun membatasi penulisan Asuhan
Kebidanan pada ibu inpartu fisiologi di puskesmas Arjasa Situbondo.

1.4.      Metode Penulisan
1.4.1.      Studi Kepustakaan
Penyusun membekali diri dengan membaca literatur yang berkaitan dengan topik inpartu fisiologis.
1.4.2.      Study Dokumenter
Untuk mendapatkan data yang akurat serta asuhan kebidanan yang baik dan berhasil mencapai tujuan,
maka penyusun mempelajari status pasien/rekam medik.

1.4.3.      Praktek Langsung
Penyusun melakukan observasi, melaksanakan asuhan kebidanan, mengevaluasi, memantau keadaan
klien sampai pulang.
1.4.4.      Bimbingan dan Konsultasi
Penyusun melakukan bimbingan dan konsultasi dengan pembimbing.

1.5.      Sitematika Penyusunan

BAB 1    PENDAHULUAN
1.1.      Latar Belakang
1.2.      Tujuan
1.2.1.   Tujuan Umum
1.2.2.   Tujuan Khusus
1.3.      Batasan Masalah
1.4.      Metode Penulisan
            1.4.1    Studi Kepustakaan
            1.4.2.   Studi Dokumenter
            1.4.3.   Praktek Langsung
            1.4.4.   Bimbingan dan Konsultasi
1.5.      Sistematika Penyusunan        

BAB II   LANDASAN TEORI


               2.1.      Persalinan Partus
               2.2.      Mekanisme Persalinan
               2.3.      Jalannya Persalinan Secara Klinis
               2.4.      Faktor-faktor yang Berperan Dalam Persalinan

BAB III TINJAUAN KASUS


                           3.1       Pengkajian
               3.2       Interpretasi Data
               3.3       Identifikasi Diagnosa Dan Masalah Potensial
               3.4       Identifikasi Kebutuhan Segera
               3.5       Intervensi
               3.6       Implementasi
               3.7       Evaluasi
BAB IV PENUTUP
               4.1.      Kesimpulan
               4.2.      Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1.      Persalinan/Inpartu
2.1.1.      Pengertian
  Inpartu adalah seorang wanita yang sedang dalam keadaan persalinan (Prawirohardjo, 2001 : 180).
  Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin + uri) yang dapat hidup ke dunia luar dari
rahim melalui jalan lahir atau dengan jalan lain (Mochtar, 1998 : 91).
  Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup bulan atau dapat
hidup di luar kandungan melalui jalan lahir, dengan bantuan atau tanpa bantuan (kekuatan sendiri)
(Manuaba, 1998 : 157).

2.1.2.      Istilah yang Ada Hubungannya Dengan Partus


1.      Menurut cara persalinan
a.       Partus biasa (normal) disebut juga partus spontan, adalah proses lahirnya bayi pada letak belakang
kepala dengan tenaga ibu sendiri, tanpa bantuan alat-alat serta tidak melukai ibu dan bayi yang
umumnya berlangsung kurang dari 24 jam.
b.      Partus luar biasa (abnormal) ialah persalinan per vaginam dengan bantuan alat-alat atau melalui dinding
perut dengan operasi caesarea.
c.       Persalinan anjuran ialah persalinan yang tidak dimulai dengan sendirinya tetapi baru berlangsung
setelah pemecahan ketuban, pemberian pitosin atau prostaglandin.
2.      Menurut tua/umur kehamilan
a.       Abortus/keguguran
  Terhentinya dan dikeluarkannya hasil konsepsi sebelum mampu hidup di luar kandungan
  Umur hamil sebelum 28 minggu
  Berat janin kurang dari 1.000 gram
b.      Persalinan prematuritas
  Persalinan sebelum umur hamil 28-36 minggu
  Berat janin kurang dari 2.499 gram
c.       Persalinan aterm
  Persalinan antara umur hamil 37-42 minggu
  Berat janin di atas 2.500 gram
d.      Persalinan serotinus
  Persalinan melampaui umur hamil 42 minggu
  Pada janin terdapat tanda post maturitas
e.       Persalinan presipitatus adalah partus yang berlangsung cepat kurang dari 3 jam (Manuaba. 1998 : 157-
158)
f.       Persalinan percobaan adalah suatu penilaian kemajuan persalinan untuk memperoleh bukti tentang ada
atau tidaknya diproporsi sefalo pelvik (Mochtar. 1998 : 91)

2.1.3.      Sebab-sebab yang Menimbulkan Persalinan


Bagaimana terjadinya persalinan belum diketahui dengan pasti, sehingga menimbulkan beberapa
teori yang berkaitan dengan mulai terjadinya kekuatan his, yaitu :
1.      Teori keregangan
  Otot rahim mempunyai kemampuan meregang dalam batas tertentu
  Setelah melewati batas tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat dimulai
2.      Teori penurunan progesteron
  Proses penuaan plasenta terjadi mulai umur hamil 28 minggu, dimana terjadi penimbunan jaringan ikat,
pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu
  Produksi progeston mengalami penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin
  Akibatnya otot rahim mulai berkontraksi setelah tercapai tingkat penurunan progesteron tertentu
3.      Teori oksitosin
  Oksitosin dikeluarkan oleh kelenjar hipofisis parst posterior
  Perubahan keseimbangan esterogen dan progesteron dapat mengubah sensitivitas otot rahim, sehingga
sering terjadi kontraksi Braxton Hicks
  Menurunnya konsentrasi progesteron akibat tuanya kehamilan, maka oksitosin dapat meningkatkan
aktivitas, sehingga persalinan dapat dimulai
4.      Teori prostaglandin
  Konsentrasi prostaglandin meningkat sejak umur hamil 15 minggu, yang dikeluarkan oleh desidua
  Pemberian prostaglandin saat hamil dapat menimbulkan konsentrasi otot rahim sehingga hasil konsepsi
dikeluarkan
  Prostaglandin dianggap dapat merupakan pemicu terjadinya persalinan

2.1.4.      Tanda-tanda Permulaan Persalinan


             Sebelum terjadinya persalinan sebenarnya beberapa minggu sebelumnya wanita memasuki
“bulannya” atau “minggunya” atau “harinya” yang disebut kala pendahuluan (prepatory stage of labor).
Tanda-tandanya sebagai berikut :
1.      Ligthening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas panggul terutama pada
primi gravida
2.      Perut kelihatan agar melebar, fundus uteri turun
3.      Perasaan sering atau susah kencing (polakisuria) karena kandung kemih tertekan oleh bagian terbawah
janin
4.      Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi-kontraksi lemah dari uterus, kadang
disebut “false labor pains”
5.      Serviks menjadi lembek, mulai mendatar dan sekresinya bertambah, bisa bercampur darah (bloody
show)
   (Mochtar. 1998 : 93)

 2.1.5.      Tanda-tanda Inpartu
1.      Rasa sakit oleh adanya his yang dapat lebih kuat, sering dan teratur.
2.      Keluar lendir dan bercampur darah (show) lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks.
3.      Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4.      Pada pemeriksaan dalam, serviks mendatar dan pembukaan telah ada.

2.2.      Mekanisme Persalinan
2.2.1.      Kala Persalinan
Proses persalinan terdiri dari 4 kala yaitu :
1.      Kala I
Dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus dan pembukaan serviks hingga mencapai pembukaan lengkap
(10 cm).
2.      Kala II
Dimulai dari pembukaan lengkap (10 cm) dan berakhir dengan lahirnya bayi.
3.      Kala III
Dimulai sejak lahirnya bayi dan berakhir dengan lahirnya plasenta dan selaput ketuban.
4.      Kala IV
Dimulai dari setelah lahirnya plasenta sampai 1-2 jam pertama post partum.

2.2.2.      Fisiologi Persalinan
1.      Kala I (kala pembukaan)
Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu :
a.       Fase laten
Pada fase ini pembukaan berlangsung lambat, mulai 0-3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.
b.      Fase aktif
Pada fase ini pembukaan berlangsung lebih cepat mulai pembukaan 4-10 cm, berlangsung 6 jam yang
dibagi dalam 3 sub fase :
  Periode akselerasi : berlangsung 2 jam, dari pembukaan 3 cm – 4 cm
  Periode dilatasi maksimal : berlangsung 2 jam, perbukaan berlangsung cepat menjadi 9 cm
  Periode deselerasi : berlangsung 2 jam, pembukaan berlangsung lambat menjadi 10 cm/lengkap
Fase-fase yang dikemukakan di atas dijumpai pada primi gravida. Bedanya dengan multi gravida ialah :

Primi
  Serviks mendatar (effacement) dulu baru dilatasi
  Berlangsung 13-14 jam

Multi
  Mendatar dan membuka bisa bersamaan
  Berlangsung 6-7 jam.
Perubahan pada kala I :
a.       Perubahan keadaan segmen atas dan segmen bawah rahim
Dalam persalinan perbedaan antara segmen atas rahim dan segmen bawah rahim tampak lebih jelas
lagi.
1.      Segmen atas memegang peranan yang aktif karena berkontraksi dan dindingnya bertambah tebal
dengan majunya persalinan
2.      Sebaliknya segmen bawah rahim memegang peranan pasif dan makin tipis dengan majunya persalinan
karena diregang
b.      Perubahan bentuk rahim
Pada tiap kontraksi sumbu panjang rahim bertambah panjang sedangkan ukuran yang melintang maupun
ukuran muka belakang berkurang.
c.       Perubahan faal ligamentum rotundum
Ligamentum rotumdum otot-otot polos dan kalau uterus berkontraksi. Otot-otot ligamentum rotundum ikut
berkontraksi hingga ligamentum rotundum menjadi pendek.
d.      Perubahan pendataran dari serviks
Pendataran terutama nampak pada portio yang makin pendek dan akhirnya rata dengan majunya
persalinan dan serviks yang pendek (lebih dari setengahnya telah merata) merupakan tanda dari serviks
yang matang.
e.       Pembukaan dari serviks
Yang dimaksud dengan pembukaan serviks ialah pembesaran dari ostium eksternum yang tadinya
berupa suatu lubang dengan diameter beberapa milimeter menjadi lubang yang dapat dilalui anak kira-
kira 10 am diameternya.
f.       Perubahan pada vagina dan dasar panggul
Dalam kala I ketuban ikut meregangkan bagian atas vagina mengalami perubahan menjadi bertambah
meregang sehingga dapat dilalui anak. Setelah ketuban pecah segala perubahan terutama pada dasar
panggul ditimbulkan oleh bagian depan anak. Oleh bagian depan yang maju itu, dasar panggul diregang
menjadi saluran dengan dinding yang tipis.
g.      Perubahan pada anus
Dari luar, peregangan oleh bagian depan nampak pada perineum yang menonjol dan menjadi tipis
sedangkan anus menjadi terbuka.
2.      Kala II
Perubahan/gerakan anak pada persalinan :
a.       Turunnya kepala
Turunnya kepala dapat dibagi dalam :
1.      Masuknya kepala dalam pintu atas panggul
Pada primi gravida sudah terjadi pada bulan terakhir dari kehamilan tetapi pada multigravida biasanya
baru terjadi pada permulaan persalinan.
a.       Masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya dengan sutura sagitalis melintang dan dengan
fleksi yang ringan
b.      Kalau sutura sagitalis terdapat di tengah-tengah jalan lahir, ialah tepat diantaranya symphysis dan
promontorium, maka dikatakan kepala dalam synclitsmus
 c.       Jika sutura sagitalis agak ke depan mendekati symphisis atau agak ke belakang mendekati
promontorium, maka kita hadapi asynclitismus
  Asynclitismus posterior
Kalau sutura sagitalis mendekati symphisis dan os parietale belakang lebih rendah dari os parietale
depan.
  Asynclitismus anterior
Kalau sutura sagitalis mendekati promontorium sehingga os parietale depan lebih rendah dari os
parietale belakang.
2.      Majunya kepala
Pada primi gravida majunya kepala terjadi setelah kepala masuk ke dalam rongga panggul dan biasanya
baru mulai pada kala II. Pada multi gravida sebaliknya majunya kepala dan masuknya kepala dalam
rongga panggul terjadi bersamaan.
b.      Fleksi
Dengan majunya kepala biasanya juga fleksi bertambah hingga ubun-ubun kecil jelas lebih rendah dari
ubun-ubun besar. Fleksi ini disebabkan karena anak didorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan
dari pinggir pintu atas panggul, serviks, dinding panggul atau dasar panggul. Akibat dari kekuatan ini ialah
terjadinya fleksi karena momen yang menimbulkan fleksi lebih besar dari momen yang menimbulkan
defleksi.
c.       Putaran paksi dalam
Ialah putaran dari bagian depan sedemikian rupa sehingga bagian terendah dari bagian depan memutar
ke depan ke bawah symphisis. Putaran paksi dalam tidak terjadi tersendiri tetapi selalu bersamaan
dengan majunya kepala dan tidak terjadi sebelum kepala sampai ke Hodge III, kadang-kadang baru
setelah kepala sampai di dasar panggul.
 d.      Ekstensi/defleksi
Disebabkan karena sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan atas, sehingga
kepala harus mengadakan ekstensi untuk melaluinya. Setelah sub occiput tertahan pada pinggir bawah
symphisis maka lahirlah berturut-turut pada pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut,
dan akhirnya dagu dengan gerakan ekstensi.
e.       Putaran paksi luar
Setelah kepala lahir, maka kepala anak memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan
torsi pada leher yang terjadi karena putaran paksi dalam.
f.       Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan sampai di bawah symphisis dan menjadi hypomochlion untuk
kelahiran bahu belakang. Kemudian bahu depan menyusul dan selanjutnya seluruh badan anak lahir
searah dengan paks jalan lahir.
Lamanya kala II pada primi 1 ½ - 2 jam dan pada multi ½ - 1 jam.
3.      Kala III (kala pengeluaran uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan fundus uterus setinggi
pusat dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 x sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his
pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-1 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam
vagina dan akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh
proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai dengan
pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
  4.      Kala IV
Adalah kala pengawasan selama 1 jam setelah bayi dan uri lahir untuk mengamati keadaan ibu terutama
terhadap bahaya perdarahan postpartum.
Lamanya persalinan pada primi dan multi adalah :
                                        Primi               Multi
Kala I                             13 jam              7 jam
Kala II                            1 jam              ½ jam
Kala III                          ½ jam              ¼ jam
Lama persalinan :         14 ½ jam          7 ¾ jam
(Mochtar, 1998 : 97)
2.3.      Jalannya Persalinan Secara Klinis
2.3.1.      Kala I
Persalinan kala I mempunyai tenggang waktu panjang yang memerlukan kesabaran parturien
dan penolong. Mental penderita perlu dipersiapkan agar tidak cepat putus asa dalam situasi menunggu
disertai sakit perut karena his yang semakin lama makin bertambah kuat.
Tindakan yang perlu dilakukan adalah :
1.      Memperhatikan kesabaran parturien
2.      Melakukan pemeriksaan tekanan darah, nadi, temperatur dan pernapasan berkala sekitar 2-3 jam
3.      Pemeriksaan djj setiap ½ - 1 jam
4.      Memperhatikan keadaan kandung kemih agar selalu kosong
5.      Memperhatikan keadaan patologis :
  Meningkatnya lingkaran Bandle
  Ketuban pecah sebelum waktu atau disertai bagian janin yang menumbung
  Perubahan djj
  Pengeluaran mekonium pada letak kepala
  Keadaaan his yang bersifat patologis
  Paerubahan posisi atau penurunan bagian terendah janin
6.      Parturien tidak diperkenankan mengejan
(Manuaba, 1998 : 175)
2.3.2.      Kala II
Ada beberapa tanda dan gejala kala II persalinan :
  Ibu merasakan ingin meneran bersamaan dengan terjadinya kontraksi
  Ibu merasakan makin meningkatnya tekanan pada rektum dan atau vaginanya
  Perineum menonjol
  Vulva, vagina dan spincter ani membuka
  Peningkatan pengeluaran lendar darah
Diagnosis kala II persalinan dapat ditegakkan atas dasar hasil pemeriksaan dalam yang menunjukkan :
  Pembukaan seviks telah lengkap atau
  Terlihatnya bagian kepala bayi pada introitus vagina
(APN, 2002)
2.3.3.      Kala III
Setelah lahirnya bayi, otot uterus miometrium berkontraksi mengikuti berkurangnya ukuran
rongga uterus secara tiba-tiba. Penyusutan ukuran rongga uterus ini menyebabkan berkurangnya ukuran
tempat implantasi plasenta, sedangkan ukuran plasenta tidak berubah, maka plasenta akan menekuk,
menebal, kemudian dilepaskan dari dinding uterus.

            Tanda-tanda pelepasan plasenta :


1.      Perubahan bentuk dan tinggi fundus uteri
2.      Tali pusat memanjang
3.      Semburan darah tiba-tiba
Manajemen aktif kala III         
Keuntungan manajemen aktif kala III :
1.      Kala III persalinan lebih cepat
2.      Mengurangi jumlah kehilangan darah
3.      Mengurangi kejadian retensio plasenta
 Langkah utama manajemen aktif kala III :
1.      Pemberian oksitosin
  Letakkan kain bersih di atas perut ibu dan periksa uterus untuk memastikan tidak ada bayi yang lain
  Memberitahu ibu bahwa ia akan disuntik
  Selambat-lambatnya dalam waktu 2 menit setelah bayi lahir segera suntikkan oksitosin 10 unit IM pada
sepertiga paha kanan bagian luar
2.      Lakukan penegangan tali pusat terkendali
  Satu tangan diletakkan pada korpus uteri tepat di atas symphisis pubis
  Tangan yang lain memegang tali pusat dekat vagina dan melakukan tarikan tali pusat terus menerus dalam
tegangan yang sama selama kontraksi
  Begitu plasenta terlepas, keluarkan dari jalan lahir dengan menggerakkan tangan atau klem pada tali pusat
ke arah bawah, lurus dan ke atas
  Setelah plasenta terlihat di vagina, kita tanggap dan perlahan memutar plasenta searah jarum jam untuk
mengeluarkan selaput ketuban
3.      Pemijatan fundus uteri
  Dengan lambat tapi mantap, gerakkan tangan secara memutar pada fundus uteri sehingga uterus
berkontraksi
Macam-macam pelepasan plasenta :
1.      Secara Schultzel
Pelepasan dimulai dari bagian tengah plasenta, bagian plasenta yang nampak pada vulva ialah bagian
fetal. Perdarahan tidak ada sebelum plasenta lahir.
2.      Secara Duncan
Pelepasan mulai dari pinggir plasenta, plasenta lahir dengan pinggirnya terlebih dahulu, yang nampak di
vulva ialah bagian maternal. Perdarahan sudah ada sejak bagian dari plasenta terlepas.
          Perasat untuk mengetahui lepasnya plasenta :
1.      Kustner
Dengan meletakkan tangan disertai tekanan di atas symphisis, tali pusat ditegangkan, maka bila tali
pusat masuk berarti belum lepas, diam atau maju atau bertambah panjang berarti sudah lepas.
2.      Klein
Sewaktu ada his rahim kita dorong sedikit pada daerah fundus, bila tali pusat kembali masuk berarti
belum lepas, diam atau turun atau bertambah panjang berarti sudah lepas.
3.      Stassman
Tegangkan tali pusat dan ketok pada fundus uteri, bila tali pusat bergetar berarti belum lepas, tidak
bergetar berarti sudah lepas.
(Mochtar. 1998 : 107-108)

2.3.4.      Kala IV
Kala IV dimulai dari lepasnya plasenta dan selaput ketuban. Observasi yang ketat dilakukan
selama 2 jam post partum.
Observasi yang dilakukan :
1.      Kesadaran penderita
2.      Pemeriksaan  yang dilakukan
  Tekanan darah, nadi, suhu, pernafasan
  Kontraksi rahim
  Perdarahan
  Kandung kemih
 2.4.      Faktor-faktor yang Berperan Dalam Persalinan
1.      Passage
Adalah jalan lahir yang meliputi rangka panggul, dasar panggul, uterus dan vagina. Agar passanger yaitu
isi uterus dapat melalui jalan lahir tanpa rintangan maka jalan lahir tersebut harus normal.
 
2.      Passanger
Adalah anak, air ketuban dan plasenata sehingga isi dari uterus yang akan dilahirkan agar persalinan
berjalan dengan lancar maka faktor passanger harus normal.
3.      Power
Adalah tenaga untuk melahirkan yaitu kontraksi uterus atau his dari tenaga mengedan ibu untuk
mengadakan persalinan yang normal, maka tenaga ibu harus normal juga.
4.      Psikologi ibu
Keadaan emosi ibu, suasana hatinya, adanya konflik, anak diinginkan atau tidak.
5.      Penolong
Dokter atau bidan yang menolong persalinan dengan pengetahuan dan ketrampilan dan seni yang
dimiliki.
(Mochtar.1998 : 75)
2.5 Konsep Dasar
I.                   Pengkajian Data
No. register : untuk mengatahui nomor urut, status pasien dan memudahka pecarian kartu atau status
pasien saat kunjungan ulang.
Pengkajian : untuk mengetahui siapa yang melakukan pengkajian kapan waktunya, dilakukan dimana
dan mulai masuk ke sarana kesehatan kapan.
A.    Data Subyektif
1.      Biodata
ama                 :  Nama klien dan suami perlu ditanyakan                      agar tidak keliru bila ada kesamaan nama dengan
klien lain
(Christina I, 1984 : 84)
mur                 : Dalam kurun waktu reproduksi sehat, dikenal bahwa usia aman, untuk kahamilan dan persalinan adalah
20 – 30 tahun
(Sarwono, 1999 : 23)

                        Semua wanita usia subur 20 – 30 tahun saat yang tepat untuk persalinan dengan jarak   > 2 tahun
merupakan masa reproduksi yang sehat
(Depkes RI, 1993 : 54)
endidikan        :  Makin rendah pendidikan ibu, kematian bayi makin tinggi, sehingga perlu diberi penyuluhan
(Depkes. RI, 1993 : 30)
ekerjaan           :  Pekerjaan suami dan ibu sendiri untuk             mengetahui bagaimana taraf hidup dan sosial ekonominya
agar nasehat kita sesuai, juga mengetahui apakah pekerjaan mengganggu atau tidak, misalnya bekerja
di pabrik rokok, mungkin zat yang dihisap akan berpengaruh pada janin
(Christina I, 1989 : 85)
erkawinan       :  Beberapa kali kawin dan beberapa lamanya untuk membantu menentukan bagaimana keadaan alat
kelamin ibu. Kalau orang hamil sesudah lama kawin, nilai anak tentu besar sekali dan ini harus
diperhitungkan dalam pimpinan persalinan
(Sulaiman, 1983 : 155)
amat              :  Untuk mengetahui ibu tinggal dimana, menjaga kemungkinan bila ada ibu yang namanya sama. Agar
dapat dipastikan ibu yang mana yang hendak ditolong untuk kunjungan pasien
(Christina, 1989 : 84)
2.      Anamneses
a.               Alasan Kunjungan
b.              Keluhan utama
-          Pinggang terasa sakit menjalar ke depan, sifat tertentu, interval semakin pendek dan kekuatannya makin
besar
-          Nyeri semakin hebat bila untuk aktivitas (jalan) dan tidak berkurang bila dibuat tidur intensitas nyeri
tergantung keadaan klien
-          Mengeluarkan lendir darah
-          Pengeluaran cairan yang sebagian besar ketuban pecah setelah menjelang pembukaan lengkap
(Ida B. Manuaba. 1998 : 165)
c.               Riwayat kesehatan sekarang
-          Ibu hamil dengan riwayat penyakit hipertensi perlu ditentukan pimpinan persalinan dan kemungkinan
bisa menyebabkan transient hipertension
-          Ibu hamil dengan riwayat TBC aktif kemungkinan bisa menyebabkan kuman saat persalinan dan bisa
menular pada bayi
-          Ibu dengan riwayat DM mempunyai pengaruh terhadap persalinannya kemungkinan terjadi yaitu inersia
uter, antonia uteri, distosia bahu, karena anak besar, kelahiran mati. Sedangkan akibat bayinya : cacat
bawaan, janin besar, IUFD dan lain-lain
-          Bila ibu menderita hepatitis kemungkinan besar bayi akan tertular melalui ASI
(Sarwono, 1999 : 401)
d.              Riwayat kesehatan yang lalu
-          Dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis) maka kemungkinan besar bayi
akan tertular
-          Bila dalam keluarga ada riwayat kembar, maka kemungkinan akan menurun
e.               Riwayat kesehatan keluarga
-  Dalam keluarga ada yang menderita penyakit menular (TBC, hepatitis) maka kemungkinan besar bayi
akan tertular
-  Bila dalam keluarga ada riwayat kembar, maka kemungkinan akan menurun
 f.               Riwayat menstruasi
-          Menarche pada umur pubertas, 12-16 tahun, selama haid siklus teratur 28-35 hari, lama 3-5 hari, dengan
pengeluaran darah + 50-70 cc ibu tidak mengalami gangguan haid/nyeri.
(Sarwono, 1999 : 103-104)
-          Selama haid tidak ditemukan keluhan pusing-pusing, pingsan ataupun tanda-tanda anemia yang lain
serta jumlah perdarahan yang lebih hingga ada stolsel, untuk mengidentifikasi adanya resiko perdarahan
selama persalinan.
(Persis Mary Hamilton, 1995)
g.              Riwayat kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu
-          Ibu mengatakan ada kehamilan yang lalu tidak ada penyulit periksa ANC minimal 4 kali, imunisasi 2 kali.
Pada umur kehamilan 4-7 bulan. Tenggang waktu pemberian 4 minggu, mendapat obet Fe minimal 90
tablet dan vitamin B complek serta yodium, ibu mendapat penyuluhan perawatan payudara dan senam
hamil nutrisi.
(Modul 2, 2002 : 8)
Jika persalinan dahulu terdapat penyulit seperti perdarahan, sectio caesaria, solutio placenta, placenta
previa, yang kemungkinan dapat terjadi atau timbul pada persalinan sekarang, hingga bisa
mempengaruhi nifas.
Adanya penyakit nifas yang lalu (perdarahan, febris kemungkinan terjadi penyulit pada nifas sekarang
misalnya, syock pada masa nifas seperti : syock haemorargik, syock kardiogenik, infeksi pada nifas
(febris), lactasi keluar lancar, menyusui anak sampai umur 2 tahun.
h.              Riwayat kehamilan  sekarang
-          Kehamilan sekarang
a).    ANC minimal 4 kali selama hamil
Trimester  I         :        1 kali
Trimester II         :        1 kali sebulan
Trimester III       :        2 kali
Optimalnya ANC setiap :
Umur kehamilan 3-6 bulan      :           1 bulan sekali
Umur kehamilan 6 – 8 bulan   :           2 minggu sekali
Umur kehamilan 9 bulan         :           1 minggu sekali
Ibu hamil rutin periksa dapat diketahui hamil mendapat Fe 90 tablet, B kompleks, kalsium, yodium,
selama kehamilan imunisasi selama hamil 2 kali dengan jarak pemberian 4 minggu, telah mendapat
penyuluhan perawatan payudara, senam hamil, nutrisi. Ibu merasakan pergerakan anak mulai umur
kehamilan 5 bulan.
(Modul 2, 2002 : 8)
b).    Komplikasi
1).    Pusing kemungkinan ibu menderita anemia yang bisa menyebabkan perdarahan post partum
2).    Kejang kemungkinan gejala eklamsi yang bisa menimbulkan gawat janin dan ibu
3).    Ibu yang tanda komplikasi persalinan akan berlangsung dengan lancar
(Modul 2, 2002 : 8)
i.                Riwayat persalinan
Riwayat persalinan secara normal, spontan belakang kepala, ditolong bidan.
Kala I
-          Untuk primigravida berlangsung + 12,5 jam kontraksi yang sebelumnya tidak teratur menjadi teratur lebih
lama dan kuat sehingga pembukaan menjadi lengkap 10 cm.
        Fase laten (4 cm)                          : + 8 jam
        Fase aktif akselerasi (5 cm)          : 2 jam
        Fase dilatasi (9 cm)                       : 2 jam
        Fase aktif akselerasi (10 cm)        : 2 jam
-          Untuk multi berlangsung 7 jam 20 menit.
Bagi multipara fase laten mengambil waktu 5-6 jam sedangkan persalinan selanjutnya hanya
membutuhkan waktu 1 jam.
(APN, 2003 : 2-2)
Kala II
Primi berlangsung 80 menit dan multi 30 menit dengan His menjadi lebih kuat, kontraksinya 50-100 detik,
datangnya tiap 2-3 menit.
(Sulaiman, 1983 : 260)
Kala III
Primi gravida berlangsung 10 menit, multi gravida berlangsung 10 menit.
Kala IV
Berlangsung 1 jam setelah placenta lahir.
(Sulaiman, 1983 : 264)
-          Keadaan placenta lengkap 15-20 cotiledon, diameter 15-20 cm, tebal 1,5-2,5 cm berat + 500 gram
panjang tali pusat 50-60 cm tidak ditemukan placenta berlubang, tidak ada pembuluh darah yang
terputus.
j.     Riwayat Keluarga Berencana (KB)
Jenis-jenis KB yang bisa digunakan oleh post partum dan puerperium adalah :
-          Suntikan KB
-          AKDR
-          Pil KB hanya progesteron
-          Metode sederhana.
Sehingga tidak mempengaruhi lactasi ibu.
(Ida B. Manuaba, 1998 : 439)
k.   Data Psikososialspiritual
Untuk mengetahui keadaan kewajiban ibu saat ini.
Untuk mengetahui kepercayaan ibu terhdap agama yang dianutnya dan mengenali hal-hali yang
berkaitan dengan masalah asuhan yang diberikan.

l.    Pola kebiasaan sehari-hari


1)      Nutrisi
Selama hamil ibu mengalami perubahan pemenuhan nutrisi yaitu makan 4-5 x/hari 1 piring, makan seling
seperti buah, biskuit minum air putih + 8-9 gelas/hari.
Menjelang persalinan ibu diperbolehkan makan dan minum sebagai asupan nutrisi yang dipergunakan
nanti untuk kekuatan mengejan.
2)     Eliminasi
-          Anjuran ibu BAB sebelum persalinan kala II, rectum yang penuh akan menyebabkan ibu merasa tidak
nyaman dan kepala tidak masuk ke dalam PAP
-          Pastikan ibu mengosongkan kandung kemih, paling tidak 2 jam
-          Ibu bila inpartu dan ketuban sudah pecah, anjurkan untuk tidak miring ke kanan supaya tidak terjadi
penekanan pada vena cava inferior. (P.M. Hamilton, 1995 : 83).
3)     Persanal hygiene.
Ibu hamil selalu mandi dan menggunakan baju yang bersih selama persalinan.
4)      Aktivitas
Anjurkan ibu yang sedang dalam proses persalinan untuk mendapatkan posisi yang paling nyaman, ia
dapat berjalan, duduk, jongkok, berlutut atau berbaring, berjalan duduk dan jongkok akan membantu
proses penurunan kepala janin, anjurkan ibu untuk terus bergerak, anjurkan ibu untuk tidak tidur
terlentang.
 (Rustam Mochtar, 1998 : 59)
5)     Sexsual
Pada akhir kehamilan lebih baik ditinggalkan karena kadang-kadang menimbulkan infeksi pada
persalinan dan nifas, serta dapat memecahkan ketuban, pada multipara koitus dapat dilakukan dengan
menggunakan kondom atau perubahan posisi yang dapat mengurangi kedalaman penetrasi.
(Manuaba, 1998 : 139)
B.     Data Obyektif
1.      Pemeriksaan fisik
-          Keadaan umum        : Baik
-          Kesadaran                : Composmentis
-          Postur tubuh             : Sikap lordose
-          Status gizi
        TB ibu lebih dari 145 cm bila kurang curiga kesempitan panggul
        Kenaikkan BB selama hamil 6,5 – 16 kg rata-rata 12,5 kg
        Kenaikkan BB trimester I              : 1 Kg
        Kenaikkan BB trimester II            : 5 Kg
        Kenaikkan BB trimester III           : 5,5 Kg
-          Ukuran lila harus lebih dari 38 cm, bila kurang berarti status gizi buruk
-          Tanda vital
uhu                    : Normal kurang dari 38oC kemungkinan infeksi
                   :    Normal kurang dari 100 x/menit, bila lebih dari 100 x/menit dan urine pekat, kemungkinan ibu dehidrasi
suhu lebih dari 38oC menandakan infeksi
ekanan darah   : Normal kurang dari 140/90 mmHg lebih dari 140/90 sampai dengan 160/110 mmHg menandakan
preeklamasi ringan
-          Pernafasan ibu bersalin dengan pernafasan pendek hal ini dikarenakan kelelahan dan kesakitan, bila
didapatkan pernafasan pendek, tidak teratur, maka kemungkinan hipoksia/cyanosis
(Christina, 1989 : 45)
2.      Pemeriksaan panggul
      DS           :    Jarak antara spina iliaca anterior kiri dan kanan (23-26 cm)

      DC           :    Jarak yang terjauh antara crista iliaca kanan dan kiri (26-29 cm)

     CE           :    Jarak antara pinggir atas symphisis dan ujung processus spinosus ruas tulang tumbal ke V (18-20 cm)

     LP            :    Dari pinggir symphisis ke pertengahan antara spina iliaca abterior superior dan trochanter major sepihak

dan kembali melalui tempat-tempat yang sama di pihak yang lain (80-90 cm)
3.      Pemeriksaan Fisik
Inspeksi
         Kepala    : untuk mengetahui adanya benjolan, kulit kepala bersih, rambut rontok
         Muka      :  Adanya cloasma gravidarum, tidak sembab, pucat
         Mata       :  Konjungtiva palpebra merah jambu, sclera tidak ikterus, tidak bengkak pada kelopak mata
         Mulut      :  Bibir tampak pucat kemungkinan anemis atau timbulnya rasa nyeri hebat
         Leher      :  Bila mengalami pembesaran kelenjar tyroid kemungkinan ibu mengalami kekurangan yodium, bila ibu
berpenyakit jantung akan tampak pembendungan vena jugularis
         Dada       :  Pada ibu hamil ditemukan pembesaran payudara, hyperpigmentasi areola dan papila mammae, dengan
pemijatan colustrum keluar (TM III)
(Modul 2 Dep.Kes RI, 2002)
    Abdomen    : Pembesaran perut sesuai dengan usia kehamilan dan membujur, hiperpigmentasi linea nigra, tidak ada

luka bekas operasi, adanya linea livedae


        Vulva            : untuk mengetahui derajat kebersihan,
Keluar berupa darah, adakah peradangan, varices, oedem,  kondiloma akuminata.
        Perineum      : untuk mengetahui derajat kebersihannya
dan Adanya bekas jahitan episiotomi.
        Anus             : untuk mengetahui derajat kebersihannya
dan Adakah pembesaran vena di daerah anus.

        Ekstremitas   : untuk mengetahui kualitas pergerakan


spontan atau tidak, adanya varices pada kaki/tidak, oedem/tidak.
Palpasi
                           Wajah             : untuk mengetahui adakah odem/tidak.
                           Leher               : untuk mengetahui adanya pembekakan atau
massa.
                           Mamme           : untuk mengetahui adakah benjolan
abnormal dan Pengeluaran secret.
                           Perut                : untuk mengetahui adakah kelainan organ
heart, lien, ginjal, berupa pembengkakan dan nyeri uluh hati. Untuk mengetahui keadaan UC
keras/lemak.
                              Leopold I       : Kehamilan aterm pertengahan pusat dan
prosesus xipoideus Pada fundus teraba bagian bundar, lunak dan tidak melenting (bokong)
                              Leopold II     : Bagian punggung janin teraba seperti
bagian papan, kertas, panjang di kanan/kiri perut ibu dan sisi lainnya teraba bagian kecil janin
                              Leopold III    : Bagian bawah ibu teraba bagian besar,
bulat keras, melenting (kepala)
                              Leopold IV    : Kedua tangan kovergen berarti kepala
belum masuk, bila divergen kepala sudah masuk sebagian besar dan bila sejajar maka kepala sudah
masuk sebagian

asi               
    Thoraks       : untuk mengetahui apakah ada bunyi nafas tambahan/tidak.

    DJJ terdengar jelas, teratur, frekuensi 120-160 x/menit interval teratur tidak lebih dari 2 punctum maximal dan presentasi

kepala, 2 jari kanan/kiri bawah pusat.


(Rustam Mochtar, 1998 : 51-53)
    His               :

@        Kala I    :  Pada kala I atau kala pembukaan His  belum begitu kuat, datangnya tiap 10-15 menit dan tidak seberapa
mengganggu ibu, sehingga ia masih dapat berjalan. Lambat laun His menjadi bertambah kuat, interval
menjadi lebih pendek, kontraksi kuat dan lama
@        Kala II   :  His menjadi lebih kuat kontraksinya selama 50 detik datang tiap 1-3 menit
@        Kala III :  Setelah bayi lahir, His berhenti sebentar, tetapi setelah beberapa menit timbul lagi, hal ini dinamakan His
pelepasan uri sehingga terletak pada SBR atau bagian atas dari vagina
                                                   (IBG Manuaba, 1998;165)
Perkusi
         mengetahui adanya hipovitaminosis, B1 hipertensipenyakit urat syaraf
 (Sulaiman, 1983 : 37)
4.      Pemeriksaan khusus
        VT
Yang diperhatikan saat VT :
a)      Perabaan servix : ditemukan servix lunak, mendatar, tipis, pembukaan
b)      Keadaan ketuban utuh/sudah pecah
Presentasi   : -    Teraba keras, bundar, melenting (kepala)
                    -    Teraba kurang keras, kurang bundar, tidak melenting (bokong)
Positio        :  Pada dinding perut bagian kanan/kiri teraba bagian keras seperti papan (punggung)
d)     Turunnya kepala : H III teraba sebagian kecil dari kepala
e)      Ada tidaknya caput dan bagian yang menumbung
(IBG Manuaba, 1998 : 170)
5.      Pemeriksaan penunjang
-          Kadar Hb normal lebih dari 11 gr %
-          Albumin urine negatif
-          Reduksi urine negatif
(Sulaiman, 1983 : 157)

II.                DIAGNOSE DAN INTERPRETASI DATA


Pada analisa data, ditemukan diagnosa yaitu GIIP 10001 inpartu kala I fase laten dan masalah rasa
nyaman (nyeri pinggang).

III.             IDENTIFIKASI DIAGNOSA/MASALAH POTENSIAL


Ditemukan diagnosa/masalah potensial hipertensi dikarenakan ibu merasa pusing dan tekanan
sistole yang lebih dari normal, akan tetapi dengan penanganan yang diberikan diharapkan masalah
potensial tidak terjadi.

IV.             IDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


Dalam teori dijelaskan segera yaitu menangani penyebab utama dan memperbaiki keadaan umum
pasien. Pada kasus ini tindakan segera yang dilakukan yaitu observasi keadaan umum dan CHPB.
Motivasi ibu tetap tenang dalam menghadapi proses persalinan, lakukan asuhan sayang ibu. Ajarkan ibu
cara meneran yang baik dan upayakan kandung kemih kosong.

V.                INTERVENSI
Rencana asuhan pada klien dengan inpartu fisiologis disesuaikan dengan teori karena fasilitas dan
protap yang ada menunjang untuk membuat perencanaan tersebut sesuai dengan diagnosa dan masalah
yang ada.

VI.             IMPLEMENTASI
Pelaksanaan asuhan kebidanan mengacu pada rencana tindakan yang telah disusun. Adapun asuhan yang
telah dilaksanakan yaitu :
a.             Memberikan penjelasan pada ibu tentang kehamilan dan persalinan
b.            Memberikan asupan nutrisi
c.             Mengajarkan teknik relaksasi
d.            Menganjurkan posisi yang nyaman selama proses persalinan.
e.             Menganjurkan untuk mengosongkan kandung kemih
f.             Motivasi keluarga untuk selalu mendampingi ibu
g.            Mengobservasi TTV dan CHPB

VII.          EVALUASI
Setelah memberikan asuhan kebidanan, kemudian dilakukan evaluasi untuk menilai keefektifan
dari asuhan yang diberikan. Tujuan yang diharapkan tercapai yaitu bayi lahir secara spontan tanpa
adanya penyulit selama proses melahirkan dan keadaan ibu dan bayi sehat.
TINJAUAN KASUS  

Tanggal pengkajian     : 23 januari 2011                                                         Jam : 02.00


Tanggal masuk BPS    : 23 januari 2011                                                         Jam : 02.05

1.      PENGKAJIAN
A.    DATA SUBJEKTIF
1.      Biodata
Nama ibu                : Ny”M”                      Nama suami    : Tn “A”
Umur                      : 19 th                          Umur               : 29 thn
Suku/bangsa           : Madura/Indonesia     Suku/Bangsa   : Madura/Indonesia
 Agama                   : Islam                         Agama             : Islam
Pendidikan            : MTS                          Pendidikan      : SMP
Pekerjaan                : Tani                           Pekerjaan         : Tani
Alamat                    : Ketowan                   Alamat                        : Ketowan

2.      Anamnese
a.        Alasan datang
-          Mules-mules
-          Sakit perut
b.      Keluhan Utama
Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak pukul 12.30 sakit perut tembus ke punggung,
bertambah waktu bertambah sakit, mengeluarkan darah dan lendir dan ketuban pecah sejak jam 02.00
c.       Riwayat kesehatan sekarang
Ibu mengatakan bahwa ibu tidak sedang  menderita penyakit menular (HIV/AIDs, TBC),
menurun (kencing manis, asma) dan menahun (jantung dan ginjal) Dll.
  d.         Riwayat kesehatan yang lalu
Ibu mengatakan bahwa ibu tidak pernah menderita penyakit menular (HIV/AIDs, TBC),
menurun (kencing manis, asma) dan menahun (jantung dan ginjal) Dll
e.       Riwayat penyakit keluarga
Ibu mengatakan bahwa ibu tidak sedang  menderita penyakit menular (HIV/AIDs, TBC),
menurun (kencing manis, asma) dan menahun (jantung dan ginjal) Dll.
f.       Riwayat Menstruasi
Menarche                    : umur 14 tahun
Siklus                          : 28 hari
Banyak                        : 1-4 hari (2 pembalut), 5-6 hari (1pembalut)
Dismenorhea               : pernah
Teratur/tidak               : teratur
Lamanya                     : 7 hari
Sifat Darah                  : 1-3 hari, darah kental, ada encernya, merah tua, 4-6 hari, kecoklatan, hari
ke-7 kekuningan
Flour Albus                 : biasanya sesudah haid, bau (-), gatal (-)
HPHT                          : 25-04-2010
TP                                : 02-02-2011
No Tanggal UK Jenis Tempa Komplikasi Penolong Bayi Nifas
lahir partus t Ibu Bayi PB/ L/P Keadaan Keadaan Lakt
partus BB
1 8 tahun 38 Normal PKM - - Bidan - P Normal Normal +/+
mg
g
2 Hamil ini
g.      Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu

h.      Riwayat kehamilan sekarang


Ibu mengatakan riwayat kehamilannya yang sekarang adalah sebagai berikut :
  HPHT                     : 25-04-2010
  TP                           : 02-02-2011
T ANC Keluhan Terapi Penyuluha TT Tempat Ket
M n
I 3x Mual,muntah Fe, Gizi - BPS Status TT lengkap
Iodium, Posyandu
vit B6
II 3x Tidak ada Fe, Tanda - BPS Pergerakan janin
keluhan Calk, Bahaya Posyandu terasa sejak UK 5 –
Vit C Kehamilan 6 bulan

III 3x Sering sakit Fe, Tanda – - BPS -


pinggang Vit C tanda
Persalinan

i.        Riwayat keluarga berencana


Ibu mengatakan setelah melahirkan anak yang ke dua ibu menggunakan KB pil.
j.        Riwayat psikososial social spiritual
  Psikologi
         Kehamilan ini direncanakan dan diterima keadaannya oleh semua anggota keluarga
         Perasaan tentang kehamilannya : ibu mengatakan bahagia dan senang
atas kehamilnnya.
         Perasaan tentang persalinannya : ibu mengatakan bahagia dan senang
atas persalinannya.
  Social :
         Status pernikahan        : ibu sudah menikah sejak usia 11 tahun dan
lama pernikahannya 8 tahun.
         Ibu tinggal satu rumah dengan suami
         Hubungan ibu dengan keluarga sangat baik dan harmonis.
  Spiritual
         Ibu selalu berdoa untuk keselamatan dirinya dan bayinya.
k.      Pola kebiasaan sehari-hari
Kebiasaan Saat Hamil Selama bersalin
Pola nutrisi Makan Tm I : sedikit tapi sering, Makan nasi + 5 sendok (nasi, telur,
menu : nasi, ikan laut, tahu, tempe, tahu) ditambah roti sepotong.
sayur. Minum : the manis + 1 gelas, air
Makan Tm II : porsi sedang, menu : putih + ½ gelas.
nasi, ikan laut, tahu, tempe, sayur
Makan Tm III : porsi sedang, menu :
nasi, ikan laut, tahu, tempe, sayur.
Minum : air putih : + 7-8 gelas/hari,
ditambah susu + 2 gelas.
Pola Eleminasi BAK : 4x/hari, sejak trimester III, 6- BAB : -
7x/hari tapi sedikit. warna kuning, bau BAK : -
khas, frekuensi + 50 cc
BAB : 1-2 hari, 1 kali, konsistensi
lunak, warna kuning, bau kha,
frekuensi sedang
Pola istirahat Siang : 11.00-12.30 (1 ½  jam ) -
Malam : 20.00-03.30 (6 ½  jam)
Aktifitas Melakukan aktifitas sehari-hari seperti -
memasak, mencuci dan menyapu
dirumah
Seksualitas Kadang 1-2x dalam 1 minggu
Personal Mandi 3x/hari, ganti baju 2x/hari, sikat -
hygiene gigi 3x/hari
B.     DATA OBJEKTIF
1.      Pemeriksaan umum:
            Keadaan umum           : Baik
            Kesadaran                   : Composmentis
            Status emosional         : Stabil
Postur tubuh                : normal
BB /TB                        : 65 kg/ 149 cm
LILA                           : 29 cm
TBJ                              : 2635 gr
SPR                             : 2
  Tanda-tanda vital
Tensi darah                        : 110/70 mmHg
Nadi                                  : 88 x/menit
Suhu                                  : 370 C
Pernafasan                         : 24 x/menit
  Pemeriksaan panggul
Distantia Cristarum           : 25 cm
Distantia Spinarum           : 27 cm
Boudeloque                       : 19 cm
Lingkar Panggul                : 80 cm
2.      Pemeriksaan fisik
1)         Inspeksi
      Kepala        : Kulit kepala bersih (+), rambut rontok (-), ketombe (-)
      Wajah         : Kloasma gravidarum (-), pembengkakan palbebrae (-)
      Mata           : Konjungtiva merah muda, sclera putih
      Hidung       : Simetris, bersih, polip(-), pernafasan cuping hidung (-)
      Mulut          : Simetris, tidak sumbing, gigi putih, caries (+) pada gigigeraham
      Telinga        : Simetris, serumen (-), tidak ada lesi
      Leher          : Peningkatan tekanan vena jugularis(-),Peningkatan tekanankelenjar thyroid(-), dan Peningkatan
tekanan kelenjar lymfe(-).
      Dada           : tarikan dinding dada(-), benjolan abnormal(-), nyeri tekan(-).
Payudara         : lebih besar yang kanan, putting susu menonjol,hyperpigmentasi areola
      Perut           : strie Albican (+), linea nigra(-), pembesaran sesuai masagestasi, bekas luka (-)
      Vulva          : oedem (-), varices (-)
      Anus           : hemoroid (-)
            Ekstremitas atas    : varises (-), odema (-), gangguan pergerakan(-).
            Ekstremitas bawah : varises (-), odema (-),gangguan pergerakan(-).

2)         Palpasi
   Kepala       : benjolan(-), nyeri tekan (-)
   Leher         : pembesaran kel. Tyroid(-), peningkatan tekanan vena
jugularis(-), pembesaran kel. Limfe(-)
   Dada         : benjolan nyeri tekan(-)
Payudara   : benjolan, colostrums keluar
   Abdomen  :
 Leopold I           : TFU 2 jari bawah px
teraba bulat tidak  melenting di fundus  bokong 
 Leopold II          : bagian kanan :  keras seperti papan  Puka
bagian kiri : teraba bagian kecil janin (ekstermitas)
 Leopold III        : tidak teraba dan tidak  dapat digoyangkan bagian keras
bundar diatas sympisus (kepala masuk PAP)
 Leopold IV        : Divergen 4/5
   Catatan                             
Mc. Donald  TFU         : 28 cm
UC                                    : 4x dalam 45 detik selama 10 menit kuat
HIS                                   : 4x 45 “dalam 10 menit kuat”
3)         Auskultasi
Dada                 : Ronchi(-), Wheezing(-).
Abdomen          : Djj 140x/ menit
4)         Perkusi
Reflek patella   : +/+

3.      Pemeriksaan khusus
  VT
Tanggal                : 23-Januari-2011                    Jam : 02.05 WIB
Pembungkaan      : Lengkap (10 cm)
Effisiment            : 100 %
Ketuban               :  Jernih
Denominator        : UUK  posisi jam 12
Presentasi             : Kepala
Bagian kecil janin: Terapa tali pusat
Hodge                  : IV
4.      Pemeriksaan penunjang
-

II. INTERPRETASI DATA


DX              : Ny ”M” GIIP10001 UK 38 minggu, Intra uterine, tunggal, hidup, intra uterine, letak kepala, jalan lahir kesan
normal dengan keadaan umum ibu dan janin baik inpartu kala II
DS              : Ibu mengatakan perutnya kenceng-kenceng sejak pukul 12.30 sakit perut tembus ke punggung, bertambah
waktu bertambah sakit, mengeluarkan darah dan lendir dan ketuban pecah sejak jam 02.00.
DO              :
Keadaan umum           : Baik
            Kesadaran                   : Composmentis
            Status emosional         : Stabil, ibu tampak cemas
Postur tubuh                : Normal
BB /TB                        : 65 kg/ 149 cm
LILA                           : 29 cm
TBJ                              : 2635 gr
SPR                             : 2
  Tanda-tanda vital
Tensi darah                        : 110/70
Nadi                                  : 88x/menit
Suhu                                  : 370C
Pernafasan                         : 24x/menit
  Pemeriksaan panggul
Distantia Cristarum           : 25 cm
Distantia Spinarum           : 27 cm
Boudeloque                       : 19 cm
Lingkar Panggul                : 80 cm
  Masalah            : Ibu mengatakan khawatir dalam menghadapi persalinannya.
  Kebutuhan        :
      Memberikan dukungan emosional dan memberi informasi tentang kemajuan persalinan
      Membantu pengaturan posisi
      Eliminasi
      Pencegahan infeksi
       
III. MENGIDENTIFIKASI  DIAGNOSA ATAU MASALAH POTENSIAL
                                                  Stress

VI. MENGIDENTIFIKASI KEBUTUHAN SEGERA


                                                  Kolaborasi       : Ahli Psikologi

                                                  Konsultasi       : Dokter spesialis

                                                  Rujukan           : -

V. INTERVENSI
1.   Beritahu ibu tentang hasil pemeriksaan
R/ dengan mengetahui kondisi dirinya dan janinnya dapat mengurangi kakhawatiran pada ibu

2.   Berikan dukungan emosional


R/ Dapat mengurangi kecemasan sehingga proses proses persalinan dapat berjalan dengan lancar
3.   Observasi TTV
R/ Deteksi dini adanya komplikasi pada ibu dan janin
4.   Berikan cairan dan nutrisi
R/ Dehidrasi bisa menjadi penyebab lambatnya kontraksi uterus/kontraksi kurang aktif.
5.   Pastikan kandung kemih kosong
R/ Kandung kemih penuh bisa menjadi penghambat desensus
6.   Lakukan pencegahan infeksi
R/ Ibu dan janin rentan terhadap infeksi selama proses persalinan
7.   Siapkan peralatan persalinan dan tempat serta pakaian bayi
R/ Kelengkapan dan keefektifan alat berpengaruh terhadap proses persalinan
8.   Lakukan pertolongan persalinan sesuai denagan APN
R/ APN merupakan bentuk asuhan persalinan standart yang minimal 
VI.  IMPLEMENTASI
No Tanggal/Jam Kegiatan Paraf
1 23-01- Memberi tahu ibu tentang hasil pemeriksaan  pembukaan =
2011/02.10 lengkap

2 Memberikan dukungan emosional untuk kemajuan persalinan


berupa pujian “Ibu apabila terdapat kemajuan persalinan dan
tidak ada his dianjurkan ibu untuk istirahat sekedar relaksasi
dan minum teh”
3 Melakukan observasi TTV
TD    : 110/70 mmHg
N      : 80 x / mnt
S      : 370C
RR    : 24x/ mnt
: 4x 45 “dalam 10 menit kuat”

4 Meberi ibu cairan dan nutrisi  minum teh


5 Mengecek kandung kadung kemih dan menanyakan ibu apakah
ingin BAK karena kandung kemih penuh bisa menghambat
desensus kepala ba
6 Melakukan pencegahan infeksi dengan memastikan peralatan
persalinan steril
7 Menyiapkan peralatn persalinan secara sistematis dan
orgonomis
PARTUS SFT
Sarung tangan
Setengah kuker
Klem 2
Gunting tali pusat
Tali pusat
 Oksi
RESUSITASI
 Kain untuk menyangga kepala
 Kain
 De Lee
 Kasa steril
PERALATAN HEATING
 Gunting epis
 Benang
 Jarum heating
 Navudel
 Pinset anlomis
APD
 Penutup kepala
 Kaca mata
 Celemek
 Sarung tangan
 Sepatu
 Larutan clorin 0,5 %
BAJU BAYI
 Kain
 Popok
 Gurita
 Baju bayi
 Celana
 Sarung tangan
 Topi
8 Melakukan persalinan normal sesuai APN
KALA II
02.45 1.   Melihat tanda gejala kala II dorongan kuat untuk menyerah,
tekanan pada anus dan pevinium menonjol dan vulua membuka

2.      Memeriksa kelengkapan alat dan mematahkan ampul oksitosin


dan memasukkan spuit dalam partus set

3. Memakai celemek plastik


4. Pastikan lengan tidak memakai perhiasan, mencuci tangan dengan
sabun dan air mengalir
5.      Memakai sarung tangan DTT/ steril
6.      Memasukkan oksitosin dalam spuit dan meletakkan dalam partus
set
7. Melakukan vulva hygiene
8. Melakukan pemeriksaan dalam = pembukaan lengkap, eff. 100%
jam 01.45 WIB
9.      Mencelupkan tangan kedalam larutan clorin dan merendam
handscoun
10.  Memeriksa Djj (Djj: 140x/mnt) dan menutup partus set
11.  Memberitahu ibu pembukaan lengkap dan keadaan janin dan
meminta ibu meneran saat ada his
12.  Meminta bantuan keluarga untuk menyiapkan posisi meneran
13.  Melakukan pimpinan meneran saat ada his dan istirahat saat tidak
ada his, memberi minum pada ibu saat istirahat dan memeriksa Djj
140x/mnt

14.  Anjurkan ibu agar mengambil posisi yang nyaman dengan posisi


litotomi
15.  Saat kepala janin terletak divulua 5-6 cm, memasang handuk
bersih diatas perut ibu untuk mengeringkan janin
16.  Mengambil kain bersih, melipat 1/3 bagian dan meletakkannya
dibawah bokong ibu
17.  Membuka partus set
18.  Memakai sarung tangan DTT/steril pada kedua tangan
19.  Saat sub occiput tampak dibawah simpisis tangan kanan
melindungi perineum dengan lipatan kain sementara tangan kiri
menahan puncak kepala agar tidak terjadi defleksi yang terlalu
cepat
20.  Periksa kemungkinan adanya lilitan tali pusat

21.  Menunggu bayi melakukan putaran paksi luar

22.  Tangan biparietal, tarik hanya kebawah untuk melahirkan bahu


depan dan tarik keatas (lakukan elevasi) untuk melahirkan bahu
belakang
23.  Setelah kedua bahu lahir geser tangan kebawah kearah perineum
ibu untuk menyangga kepala, lengan dan siku sebelah bawah dan
gunakan tangan atas untuk menelusuri dan memegang lengan dan
siku sebelah atas
24.  Setelah tubuh dan lengan lahir penelusuran tangan atas terlamut ke
punggung, bokong, tungkai dan kaki. Pegang kedua matakaki
(masukkan telunjuk diantara kaki dan pegang masing-masing mata
kaki, ibu jari dan jari-jari lainnya)

03.05 25.  Setelah bayi lahir sempurna menilai keadaan bayi.


Penilaian bayi :
Kreteria Menit 1 Menit 5
Warna kulit 2 2
Frekuensi nadi 2 2
Reaksi rangsangan 2 2
Tonus otot 2 2
Pernapasan 2 2
26.  Keringkan dan bungkus tanpa membersihkan verniks, ganti
handuk basah dengan handuk kering biarkan bayi diatas perut ibu
27.  Periksa kembali uterus untuk memastikan bayi tidak ada lagi
didalam uterus (hamil tunggal)
28.  Beritahu ibu bahwa akan disuntik oksitosin
29.  Dalam waktu 1 menit setelah bayi lahir suntikkan oksitosin 10 unit
1 m sepertiga paha atas bagian distal lateral
30.  Klem tali pusat 3 cm dari umbilicus, 2 cm dari klem pertama
31.  Pemotongan dan pengikatan tali pusat
32.  Letakkan bayi agar ada kontak kulit ibu kekulit bayi untuk disusui
33.  Selimuti ibu dan bayi dengan kain hangat dan pasang topi bayi
KALA III
34.  Memindahkan klem pada tali pusat hingga berjarak 5-10 cm dari
vulVa
35.  Meletakkan tangan kiri diaatas simpisis, menahan bagian bawah
uterus dan tangan kanan memegang tali pusat
36.  Saat ada HIS lakukan peregangan tali pusat hingga berjarak 5-10
cm dari vulVa
37.  Tarik plasenta keatas sampai tampak pada vulua
38.  Pegang plsenta dan lakukan putaran searah jarum jam
39.  Masase uterus

03.20 40.  Memeriksa kelengkapan plasenta


Plasenta lahir : tidak lengkap, dilakukan manual plasenta
dikarenakan retersio plasenta, memakai sarung tangan steril
kemudian memasukkan tangan seperti mau VT setelah sampai ke
cavumuteri pastikan tempat implamantasi plasenta dan lakukan
pelepasan plasenta seperti ular mematok
Panjang tali pusat : + 30 cm
Insersi tali pusat : lateralis
41.  Mengevaluasi jalan lahir
42.  Menilai kontraksi uterus dan perdarahan
43.  Biarkan bayi melakukan kontak kulit kekulit didada ibu paling
sedikit 1 jam
44.  Setelah 1 jam lakukan penimbangan dan pengukuran bayi, beri
tetes mata anti biotik profilaksis dan vitamin K, Inj 1 m dipaha
45.  Setelah 1 jam pemberian vitamin K berikan imunisasi hepatitis B
dipaha kanan antero latenal
KALA IV
03.35 46.  Lakukan observasi terhadap kontraksi uterus kuat, perdarahan
pervaginant sedikit
47.  Mengajarkan pada ibu atau keluarga bagaimana melakukan
masase uterus dan memeriksa kontraksi uterus
48.  Mengevaluasi kehilangan darah
49.  Memeriksa TTV dan kandung kemih
Tgl : 15-01-2011                         jam                              : 03.25
WIB
TD : 11 /60 mmhg           UC                  : baik
S    : 37 C                        jumlah perdarahan       : 5 cc
N   : 85 x/mnt                  TFU                 : 2 jari dibawah pusat
RR : 24 x/mnt                  kandung kemih           : kosong
50.  Memeriksa kembali bayi untuk dipastikan bahwa bayi benar
bernafas dengan baik
51.  Menempatkan semua peralatan didalam larutan clorin 0,5 %
52.  Membuang bahan-bahan yang terkontaminasi ketempat sampah
53.  Membersihkan ibu dengan air DTT
54.  Memastikan ibu nyaman dengan posisi terlentang
55.  Dekontaminasi daerah yang digunakan dengan larutan clorin 0,5
% dan membilasnya dengan air bersih
56.  Mencelupkan sarung tangan kotor krdalam larutan clorin 0,5  %
membalikkan bagian dalam keluar dan merendamnya dengan
larutan clorin 0,5  % selama 10 menit
57.  Mencuci kedua tangan dengan sabun dan air yang mengalir
58.  Melengkapi patograf
 Pemeriksaan fisik BBL
a.      Inspeksi
Kepala         : tidak ada molase, sutura datar, tidak ada cepal hematoma Ubun-ubun fontanel Tidak cekung, sutura datar
Muka           : terdapat sisa veniks dan lanugo,tida ada Oedem
Mata                        : Simetris, skelera putih, konjungtiva merah muda
Telinga         : Simetris, bersih, tidak ada lesi.
Mulut           : simetris, tidak sumbing, warna bibir merah muda
Hidung          : Simetris, tidak ada polip, tidak ada secret,tidak ada lesi,terdapat  septum
Leher             : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan tidak ada pembesaran vena jugularis, tidak ada pembesaran
kelenjar lymfe
Dada             : Simetris, tarikan dada sejajar
Abdomen         
Tali pusat       : terbungkus kassa, warnanya sama dengan warna kulit sekitar tidak ada perdarahan pada tali pusat, tidak
ada tanda infeksi.
Punggung      : Tidak ada spina bifida, bentuk punggung tidak ada kelainan.
Exstermitas   : tidak ada gangguan pergerakan, jumlah jari tangan & kaki lengkap, terdapat kuku, reflek moro dan
babynski,
                                (+/+)
Genetalia         : Labia Mayor sudah menutupi labia minor
Anus                : tidak hemoroid, dan tidak atresia ani

b.      Palpasi
kepala            : tidak teraba benjolan
leher              : Tidak teraba pembesaran kelenjar tiroid dan tidak teraba  pembesaran vena jugularis, tidak teraba
pembesaran kelenjar lymfe

c.  Auskultasi
Dada             : tidak terdengar ronchi dan wheezing

d. Perkusi          
Abdomen      : tidak kembung

e. -Pemeriksaan antropometri
Lingkar kepala : 34 cm
Lingkar dada : 34 cm
PB/BB : 3200gr/50cm
VII.EVALUASI
Tanggal    : 23 Januari 2011                                             Jam : 03 : 35 wib
S : ibu mengatakan perutnya masih terasa sakit dan nyeri di bagian luka jahitan.
O : TTV : TD : 110/70 mmHg                                         Lochea       : Rubra
                  S   : 370C                                                       perdarahan : 50 cc
                  N  : 88x/menit                                                kandung kemih : kosong
                  RR : 24x/menit                                               BAB                : -
                  Kolostrum : +/+                                              BAK               : +
                  Kontraksi Uterus : baik                     
 TFU                : 2 jari dibawah pusat
A : Ny “I” P10001 2 jam PP
P  : lakukan pemantauan masa nifas
Ajarkan cara masase uterus
Ajarkan ambulasi dini
Ajarkan cara menyusui yang benar dan asi eksklusif
Follow Up
BAB IV
PENUTUP

5.1.      Simpulan
Dari hasil Asuhan Kebidanan yang telah dilakukan pada klien :
Nama         :  Ny. “M”
Umur         :  19 tahun
Didapatkan beberapa data yang akan dipergunakan sebagai landasan dalam memberikan asuhan.
Dalam kesimpulan dimulai dari pengkajian, identifikasi diagnosa/masalah, diagnosa/masalah potensial,
identifikasi kebutuhan segera, intervensi, implementasi dan evaluasi diperoleh data :
a.             Pengkajian
Pada data subjektif didapatkan data bahwa pasien datang karena perutnya kenceng-kenceng, nyeri
pinggang dan telah mengeluarkan lendir darah dari kemaluannya, adanya his yang teratur semakin lama
semakin kuat dan terjadi pembukaan serviks 3 cm.

b.             Analisa Diagnosa/Masalah
Pada analisa data, ditemukan diagnosa yaitu GIIP 10001 inpartu kala I fase laten dan masalah rasa nyaman
(nyeri pinggang).

c.              Identifikasi Diagnosa/Masalah Potensial


Ditemukan diagnosa/masalah potensial hipertensi dikarenakan ibu merasa pusing dan tekanan sistole
yang lebih dari normal, akan tetapi dengan penanganan yang diberikan diharapkan masalah potensial
tidak terjadi.
d.             Identifikasi Kebutuhan Segera
Dalam teori dijelaskan segera yaitu menangani penyebab utama dan memperbaiki keadaan umum
pasien. Pada kasus ini tindakan segera yang dilakukan yaitu observasi keadaan umum dan CHPB.
Motivasi ibu tetap tenang dalam menghadapi proses persalinan, lakukan asuhan sayang ibu. Ajarkan ibu
cara meneran yang baik dan upayakan kandung kemih kosong.
e.    Intervensi
Rencana asuhan pada klien dengan inpartu fisiologis disesuaikan dengan teori karena fasilitas dan
protap yang ada menunjang untuk membuat perencanaan tersebut sesuai dengan diagnosa dan masalah
yang ada.

f.             Implementasi
Pelaksanaan asuhan kebidanan mengacu pada rencana tindakan yang telah disusun. Adapun asuhan
yang telah dilaksanakan yaitu :
h.      Memberikan penjelasan pada ibu tentang kehamilan dan persalinan
i.        Memberikan asupan nutrisi
j.        Mengajarkan teknik relaksasi
k.      Menganjurkan posisi yang nyaman selama proses persalinan.
l.        Menganjurkan untuk mengosongkan kandung kemih
m.    Motivasi keluarga untuk selalu mendampingi ibu
n.      Mengobservasi TTV dan CHPB

g.            Evaluasi
Setelah memberikan asuhan kebidanan, kemudian dilakukan evaluasi untuk menilai keefektifan dari
asuhan yang diberikan. Tujuan yang diharapkan tercapai yaitu bayi lahir secara spontan tanpa adanya
penyulit selama proses melahirkan dan keadaan ibu dan bayi sehat.

5.2.      Saran
Saran yang diberikan pada petugas kesehatan maupun keluarga dalam menunjang proses persalinan
dan nifas :
1.      Saran untuk petugas kesehatan
-          Hendaknya memupuk kebersamaan dengan rekan sejawat sehingga tercipta hubungan saling
menunjang
-          Senantiasa meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan baik yang didapat dari praktek lapangan
maupun kursus, seminar dan lain-lain
2.      Saran untuk ibu dan keluarga
-          Dalam proses persalinan hendaknya ibu dapat kooperatif dan keluarga perlu mendukung selama proses
persalinan dan nifas
-          Ibu atau keluarga mampu mengetahui tanda awal persalinan, sehingga pertolongan yang tepat dan
aman dapat segera diberikan
-          Ibu dan keluarga mau melaksanakan aturan rumah sakit dan penjelasan oleh petugas

Anda mungkin juga menyukai