Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP INTRANATAL
Dosen pengampu : Azizah

Disusun oleh :
1. Fiyki Aminatuz Zuhriyyah (21144010002)
2. Septiyani Ayu Nurdiana (21144010012)
3. Ahmad Agung Efendi (21144010013)
4. Reni Rahmawati (21144010022)
5. Erna Riyan Dwi Saputri (21144010023)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN RAJEKWESI BOJONEGORO
TAHUN AJARAN 2023/2024
KATA PENGANTAR

Segala puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas Berkah
Rahmat dan Karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Di dalam
makalah ini dibahas tentang Konsep intranatal, yang meliputi : Falsafah, tujuan, pelayanan
kebidanan komunitas, menejemen asuhan intranatal dirumah, dan ke gawat daruratan
persalinan. Dalam penulisan makalah ini, penulis tidak lepas dari bantuan beberapa pihak.

Kami mengucapkan terimakasih pada pihak-pihak tersebut antara lain: Dosen


pengampu mata kuliah Keperawatan Maternitas. Rekan-rekan Kelas D III Keperawatan
Stikes Rjekwesi Bojonegoro semester IV Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah
ini masih jauh dari sempurna. Kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Kami mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarya. Atas
perhatian dari semua pihak. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak,
khususnya dalam dunia pendidikan.

Bojonegoro, 17 Maret 2023

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR 6

DAFTAR ISI 6

BAB I: PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang 6

1.2 Rumusan masalah 6

1.3 Tujuan 6

BAB II: PEMAHASAN

2.1 Asuhan Intranatal 6

2.2 Falsafah Ibu Bersalin dikomunitas 6

2.3 Manajemen Asuhan Intranatal 6

2.4 Kegawatdaruratan Persalinan 6

BAB III: PENUTUP

3.1 Kesimpulan 6

3.2 Kritik & saran 6

Daftar Pustaka
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Intranatal adalah serangkaian kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi cukup
bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu. Intranatal adalah proses pengeluaran konsepsi janin dari uri yang dapat hidup di dunia
luar, dari Rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. Seorang ibu harus memasuki proses
persalinan dan melahirkan dengan pengetahuan cukup mengenai tahap-tahap persalinan, cara
mengatasi rasa sakit tanpa obat-obatan, dan efek samping yang mungkin timbul kareana
pemakaian obat-obatan untuk persalinan. Oleh karena itu, diperlukan peranan perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan pada ibu bersalin.

1.2 Rumusan Masalah

1. Apa definisi intranatal?


2. Apa Istilah Yang Ada Hubungan Dengan Persalinan/Partus?
3. Apa Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan?
4. Apa Faktor yang Mempengaruhi Persalinan?
5. Bagaimana Tanda-tanda Permulaan Persalinan?
6. Apa Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persalinan?
7. Apa sajakah tahap-tahap persalinan?

1.3 Tujuan

Agar mahasiswa mampu memahami tentang intranatal guna melengkapi kelancaran


persalinannya.
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Pengertian

Intranatal adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup
bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin dari tubuh
ibu (Sulaiman Sastrawinata).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat hidup di
dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).

2.2 Beberapa Istilah Yang Ada Hubungan Dengan Persalinan/Partus Menurut Cara Persalinan

a. Partus normal disebut juga partus spontan yaitu proses lahirnya bayi dengan tenaga
ibu sendiri, tanpa bantuan alat, serta tidak melukai bayi dan ibu, yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam.
b. Partus abnormal disebut juga Partus buatan yaitu persalinan pervaginam dengan
bantuan alat atau melalui dinding perut dengan operasi caesarea
c. Partus anjuran dimana kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari
luar dengan jalan rangsangan seperti pemberian pitocin atau prostaglandin atau
pemecahan ketuban.

Istilah-Istilah Berdasarkan Umur Kehamilan :


a. Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup
(viables), Pengeluarannya sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat
badan kurang dari 500 gram.
b. Partus Prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan antara 28-36
minggu, janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000- 2500 gram.
c. Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40
minggu, janin matur, berat badan diatas 2500 gram
d. Partus post maturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih
dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut post matur
Istilah-Istilah Berdasarkan Jumlah Kehamilannya
a. Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil
b. Primigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup
(viable)
c. Nulipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable
d. Priminara adalah seorang wanita vang pernah melahirkan bavi
hidup untuk pertama kali
e. Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi hidup beberapa kali (5 kali)
f. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih
hidup/mati

2.3 Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan.

1. Teori penurunan hormone


1-2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan
progesterone. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan akan
menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar progesteron
turun.
2. Teori plasenta menjadi tua
Plasenta tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron yang
menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan
kontraksi rahim.
3. Teori dissensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi uterus-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servix terletak ganglion servikale (fexus frankenhauser). Bila ganglion
ini digeser dan tekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus yaitu dengan jalan Gangan laminaria, Amniotomi, Oksitosin drips.

2.4 Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

1) Faktor Hormonal yang Menyebabkan Peningkatan Kontraksi Uterus


a. Rasio estrogen terhadap progesterone
Progesteron menghambat kontraksi uterus selama kehamilan, sedangkan estrogen
cenderung meningkatkan derajat kontraktilitas uterus.Baik estrogen maupun
progesteron disekresikan dalam jumlah yang secara progresif makin bertambah
selama kehamilan, tetapi mulai kehamilan bulan ke-7 dan seterusnya sekresi
estrogen terus meningkat sedangkan sekresi progesteron tetap konstan atau
mungkin sedikit menurun. Oleh karena itu diduga bahwa rasio estrogen terhadap
progesterone cukup meningkat menjelang akhir kehamilan, sehingga paling tidak
berperan sebagian dalam peningkatan kontraksi uterus.
b. Pengaruh oksitosin pada uterus
Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh neurohipofise yang
secara khusus menyebabkan kontraksi uterus. 3 alasan peranan oksitosin :
o Otot uterus meningkatkan jumlah reseptor-reseptor oksitoksin, oleh karena itu
meningkatkan responnya terhadap dosis oksitosin yang diberikan selama
beberapa bulan terakhir kehamilan.
o Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofise sangat meningkat pada saat
persalinan.
o Iritasi oleh regangan pada serviks uteri, dapat menyebabkan kelenjar hipofise
posterior meningkatkan sekresi oksitosinnya
c. Pengaruh hormon fetus pada uterus
Kelenjar hipopisis fetus juga mensekresikan oksitoksin yang jumlahnya
semakin meningkat, dan kelenjar adrenalnya mensekresikan sejumlah besar
kortisol yang merupakan suatu stimulan uterus. Selain itu, membran fetus
melepaskan prostagladin dalam kosentrasi tinggi pada saat persalinan.
Prostagladin meningkatkan intensitas kontraksi uterus.
2) Faktor mekanis yang meningkatkan kontraktilitas uterus
a) Regangan otot-otot uterus
Regangan sederhana otot-otot polos meningkatkan kontraktilitas otot- otot tersebut.
Selanjutnya regangan intermiten seperti yang terjadi berulang-ulang pada uterus
karena pergerakan fetus juga meningkatkan kontraksi otot polos
b) Regangan atau iritasi serviks
Regangan atau iritasi saraf pada serviks mengawali timbulnya refleks pada korpus
uteri, tetapi efek ini juga secara sederhana dapat terjadi akibat transmisi iogenik
sinyal-sinyal dari serviks ke korpus uterus.
2.5 Tanda-tanda Permulaan Persalinan

Sebelum terjadi kehamilan/persalinan beberapa minggu sebelumnya, wanita hamil memasuki


bulannya atau minggunya atau harinya disebut kala pendahuluan (Prepatory Stage of Labor).

Tandanya adalah sebagai berikut:

 Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu atas
panggul terutama pada primigravida
 Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri turun.
 Perasaan sering atau susah kencing (polikisuria) karena kandung kemih tertekan oleh
bagian terbawah janin.
 Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi lemah uterus,
kadang disebut false labor pains
 Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah (bloody show).

2.6 Tanda-tanda Inpartum

 Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur
 Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan kecil pada serviks
 Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
 Pada pemeriksaan dalam serviks mendatar dan pembukaan telah ada

2.7 Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persalinan

1. Kekuatan mendorong janin keluar (power), His (kontraksi uterus)


o His adalah kontraksi otot-otot Rahim pada persalinan. Pada waktu kontraksi
otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek.
Kavumateri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amnion ke
arah segitiga, bawah rahim dan serviks.

o Sifat-sifat HIS adalah :

- Kontraksi simetris dan terkoordinasi


- Fundus dominan kemudian diikuti dengan relaksasi
- Involunter, intermitten
- Terasa sakit, kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik, kimia
dan psikis

o Dalam mengawasi persalinan hendaknya selalu dibuat daftar tentang His :


- Frekuensi adalah jumlah his dalam waktu tertentu biasanya per 10 menit
- Amplitudo/intensitas: adalah kekuatan his diukur dalam satuan mmHg
- Aktivitas his : adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik.
- Durasi his : adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik
- Datangnya nis: apakan datangnya sering, teratur dan tidak
- Interval: adalah masa relaksasi
o Perubahan-perubahan akibat His:
- Kontraksi otot-otot dinding perut
- Kontraksi diafraghma
2. Faktor janin
- Janin pada usia kehamilan 36 minggu sudah masuk PAP (Pintu Atas
Panggul)
- Placenta
- Cairan amnion yang mulai dihasilkan usia kehamilan 10-36 minggu
dengan jumlah normal 1000 cc
3. Faktor jalan lahir
- Panggul
- Otot-otot dasar panggul
- Uterus

2.8 Tahap Persalinan

1. Kala I (kala pembukaan)


Inpartum (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody
show), karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah
berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena
pergeseran ketika serviks mendatar dan terbuka. Tanda dan gejala persalinan kala I
adalah His sudah adekuat, Penipisan dan pembukaan serviks sekurang-kurangnya 3
cm, keluarnya cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah, sering BAK,
akhir kala I primigravida keluar darah menetas.
o Kala pembukaan dibagi atas 2 fase yaitu:
a. Fase laten: dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan
3 cm berlangsung dalam 7-8 jam.
b. Fase aktif: berlasung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase:
- Periode akselerasi ; berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
- Periode dilatasi maksimal (steady): selama 2 jam pembukaan berlangsung
cepat menjadi 9 cm.
- Periode deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm
2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
- Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama
kira-kira 2-3 menit sekali.
- Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah tekanan
pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air
besar dengan tanda anus terbuka.
- Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva membuka dan
perineum meregang.
- Dengan his mengedan yang terpimpin, akan lahirlah kepala, diikuti oleh
seluruh badan janin.
- Kala II pada primi: 1 ½-2 jam, pada multi 1 ½-1 jam. Tanda dan gejala
pada kala ini adalah Ibu ingin meneran, Perineum menonjol, Vulva dan
anus membuka,
- Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, Kepala telah turun didasar
panggul.
3. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)
Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan
fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali sebelumnya.
Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri. Dalam waktu 5-
10 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan akan lahir spontan
atau dengan sadikit terdorong dari atas simfisis atau fundus uteri. Seluruh proses
biasana berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran plasenta disertai
dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.
4. Kala IV
Adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses
pemulihan secara fisik setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang baru
selama satu samai dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan pengawasan yang
intensive karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena atonia uteri, robekan pada
serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan normal adalah 100-300 cc, bila
perdarahan diatas 500 cc maka dianggap patologi. Perlu diingat ibu tidak boleh
ditinggalkan sendiri dan belum boleh dipindahkan kekamarnya.
BAB III
PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan

Persalinan adalah serangkaian kejadian yang merupakan proses keluarnya bayi dari
uterus ke dunia luar yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan dibagi menjadi 4 tahap kala I
berlangsung dari awal gejala sampai serviks berdilatasi sempurna (10 cm), Kala II diawali
dengan dilatasi sempurna serviks dan diakhiri dengan kelahiran bayi, Kala III diawali dengan
keluarnya bayi dan uterus dan diakhiri dengan keluarnya plasenta, dan Kala IV diawali
dengan keluarnya plasenta dan berakhir ketika uterus tidak relaksasi lagi.

3.2 Saran

Pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Asuhan Keperawatan khususnya perawat


agar dapat mengaplikasikannya khususnya berinovasi dalam pemberian asuhan keperawatan
pada pasien. Ini akan mendukung profesionalitas dalam wewenang dan tanggung jawab
perawat sebagai bagian dari tenaga medis yang memberikan pelayanan Asuhan Keperawatan
secara komprehensif.
Daftar pustaka

Anda mungkin juga menyukai