Anda di halaman 1dari 29

Bahan Ajar Mata Kuliah

Modul 4

KONSEP KEPERAWATAN INTRANATAL

PENDAH ULUAN

Deskripsi
Modul keperawatan Ibu Intranatal mempelajari tentang konsep
perawatan ibu pada fase intranatal yang merupakan bagian dari mata
kuliah maternitas. Pembahasan dalam modul ini meliputi proses
persalinan dan asuhan keperawatan pada kala I sampai dengan kala IV .

Relevansi
Modul keperawatan intranatal merupakan bahan ajar pada Mata kuliah
Keperawatan Maternitas. Untuk itu sebelum mengikuti modul ini
Mahasiswa diharapkan sudah memahami tentang kehamilan dan
anatomi fisiologi sistem reproduksi manusia. sehingga mahasiswa dapat
mengikuti pembelajaran pada modul ini. Modul keperawatan ibu
intranatal merupakan pengetahuan dasar dalam melaksanakan asuhan
keperawatan pada ibu pada Fase Intranatal kala I sampai dengan kala IV

Capaian Pembelajaran
Kemampuan yang di capai dalam proses pembelajaran adalah
mahasiswa mampu menguasai konsep keperawatan intranatal sebagai
landasan dalam memberikan asuhan keperawatan secara holistic dan
komprehensif pada ibu pada fase intranatal.

33
Bahan Ajar Mata Kuliah

Petunjuk Belajar
Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar pada modul
keperawatan ibu hamil, sebelumnya mahasiswa mempelajari tentang
anatomi dan fisiologi organ-organ kehamilan dan pemeriksaan fisik
tanda-tanda persalinan. Selanjutnya mahasiswa dapat membaca dan
mempelajari modul ini
Mahasiswa mempelajari capaian pembelajaran dan mengkaitkan
dengan kemampuan akhir dari modul ini. Uraian materi yang terdapat
dalam modul ini membantu mahasiswa dalam mencapai kemampuan
akhir dari modul. Bila diperlukan pengetahuan tambahan untuk
memperjelas dan memahami materi dalam modul ini mahasiswa dapat
mencari sumber informasi lain dari Perpustakaan.
Modul keperawatan intranatal ini dilengkapi dengan latihan dan soal
soal yang harus di selesaikan oleh mahasiswa selama proses
pembelajarannya. Dalam latihan kasus mahasiswa di bagi kelompok
yang terdiri atas 5-8 orang. Untuk menyelesaikan masalah kasus
(Problem based learning) dengan menggunakan tujuh tahapan (sevent
jump. Tahapannya meliputi :
1. Mengklarifikasi istilah atau konsep
2. Menetapkan permasalahan etika dan hukum keperawatan
3. Menganalisa masalah etika dan hukum keperawatan
4. Menarik kesmpulan dari langkah 3
5. Menentukan tujuan pembelajaran
6. Mengumpulkan informasi tambahan (belajar mandiri)
7. Mensintesis/ menguji informasi baru

34
Bahan Ajar Mata Kuliah

KEMAMPUAN AKHIR YANG DIHARAPKAN

Setelah mengikuti materi ini, mahasiswa mampu menjelaskan tentang


konsep keperawatan intranatal yang terdiri dari:
a. Definisi
b. Daftar Istilah
c. Sebab-sebab terjadinya persalinan
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi persalinan
e. Tanda-tanda Persalinan
f. Tahap Persalinan
g. Asuhan Keperawatan pada kala 1-IV

URAIAN MATERI

A. Pengertian

Intranatal adalah kejadian yang berakhir dengan pengeluaran bayi yang cukup


bulan/hampir cukup bulan, disertai dengan pengeluaran plasenta dan selaput janin
dari tubuh ibu (Sulaiman Sastrawinata).

Persalinan adalah suatu proses pengeluaran hasil konsepsi (janin) yang dapat hidup
di dunia luar, dari rahim melalui jalan lahir atau jalan lain. (Rustam Muchtar, 1998).

B. Istilah Yang Ada Hubungan Dengan Persalinan/Partus

35
Bahan Ajar Mata Kuliah

1. Menurut Cara Persalinan


a. Partus normal disebut juga partus spontan yaitu proses lahirnya bayi dengan tenaga
ibu sendiri, tanpa bantuan alat, serta tidak melukai bayi dan ibu, yang umumnya
berlangsung kurang dari 24 jam.
b. Partus abnormal, Partus buatan yaitu persalinan pervaginam dengan bantuan alat
atau  melalui dinding perut dengan operasi caesarea
c. Partus anjuran dimana kekuatan yang diperlukan untuk persalinan ditimbulkan dari
luar dengan jalan rangsangan seperti pemberian pitocin atau prostaglandin atau
pemecah ketuban.
2. Istilah-Istilah Berdasarkan Umur Kehamilan
a. Abortus (keguguran) adalah terhentinya kehamilan sebelum janin dapat hidup
(viables), Pengeluarannya sebelum kehamilan 22 minggu atau bayi dengan berat
badan kurang dari 500 gram.
b. Partus Prematurus adalah persalinan dari hasil konsepsi pada kehamilan antara 28 –
36  minggu, janin dapat hidup tetapi prematur, berat janin antara 1000 – 2500 gram.
c. Partus maturus atau aterm (cukup bulan) adalah partus pada kehamilan 37-40
minggu, janin matur, berat badan diatas 2500 gram
d. Partus post maturus (serotinus) adalah persalinan yang terjadi 2 minggu atau lebih
dari waktu partus yang ditaksir, janin disebut post matur.
3. Istilah-Istilah Berdasarkan Jumlah Kehamilannya
a. Gravida adalah seorang wanita yang sedang hamil
b. Primigravida adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi yang dapat hidup 
    (viable)
c. Nulipara adalah seorang wanita yang belum pernah melahirkan bayi viable
d. Primipara adalah seorang wanita yang pernah melahirkan bayi hidup untuk pertama
kali
e. Multipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi hidup beberapa kali (5 kali)

36
Bahan Ajar Mata Kuliah

f. Grandemultipara adalah wanita yang pernah melahirkan bayi 6 kali atau lebih
hidup/mati

C.  Sebab-sebab yang menimbulkan persalinan.


1. Teori penurunan hormone
1 –2 minggu sebelum partus mulai terjadi penurunan kadar hormon estrogen dan 
progesterone. Progesteron bekerja sebagai penenang otot-otot polos rahim dan
akan menyebabkan kekejangan pembuluh darah sehingga timbul his bila kadar
progesteron turun
2. Teori plasenta menjadi tua
Plasenta tua akan menyebabkan turunnya kadar estrogen dan progesteron
yang  menyebabkan kekejangan pembuluh darah, hal ini akan menimbulkan kontraksi
rahim.
3. Teori dissensi Rahim
Rahim yang menjadi besar dan merenggang menyebabkan iskemia otot rahim
sehingga mengganggu sirkulasi uterus-plasenta.
4. Teori iritasi mekanik
Di belakang servix terletak ganglion servikale (fexus frankenhauser). Bila ganglion ini
di geser dan tekan, misalnya oleh kepala janin, akan timbul kontraksi uterus.
5. Induksi partus yaitu dengan jalan Gangan laminaria, Amniotomi, Oksitosin drips.

D. Faktor yang Mempengaruhi Persalinan

37
Bahan Ajar Mata Kuliah

1. Faktor Hormonal yang Menyebabkan Peningkatan Kontraksi Uterus


a. Rasio estrogen terhadap progesterone
Progesteron menghambat kontraksi uterus selama kehamilan, sedangkan estrogen 
cenderung meningkatkan derajat kontraktilitas uterus.Baik estrogen maupun
progesteron disekresikan dalam jumlah yang secara progresif makin bertambah
selama kehamilan, tetapi mulai kehamilan bulan ke-7 dan seterusnya sekresi
estrogen terus meningkat sedangkan sekresi progesteron tetap konstan atau
mungkin sedikit menurun. Oleh karena itu diduga bahwa rasio estrogen terhadap
progesterone cukup meningkat menjelang akhir kehamilan, sehingga paling tidak
berperan sebagian dalam peningkatan kontraksi uterus.
b. Pengaruh oksitosin pada uterus
Oksitosin merupakan suatu hormon yang disekresikan oleh neurohipofise yang
secara  khusus menyebabkan kontraksi uterus. 3 alasan peranan oksitosin :
1) Otot uterus meningkatkan jumlah reseptor-reseptor oksitoksin, oleh karena itu  
meningkatkan responnya terhadap dosis oksitosin yang diberikan selama
beberapa bulan terakhir kehamilan
2) Kecepatan sekresi oksitosin oleh neurohipofise sangat meningkat pada saat
persalinan.
3) Iritasi oleh regangan pada serviks uteri, dapat menyebabkan kelenjar hipofise 
posterior meningkatkan sekresi oksitosinnya.

c. Pengaruh hormon fetus pada uterus

38
Bahan Ajar Mata Kuliah

1) Kelenjar hipopisis fetus juga mensekresikan oksitoksin yang jumlahnya


semakin meningkat, dan kelenjar adrenalnya mensekresikan sejumlah besar
kortisol yang merupakan suatu stimulan uterus. Selain itu, membran fetus
melepaskan prostagladin dalam kosentrasi tinggi pada saat persalinan.
Prostagladin meningkatkan intensitas kontraksi uterus.
2) Faktor mekanis yang meningkatkan kontraktilitas uterus
a) Regangan otot-otot uterus Regangan sederhana otot-otot polos
meningkatkan kontraktilitas otot-otot tersebut.  Selanjutnya regangan
intermiten seperti yang terjadi berulang-ulang pada uterus karena 
pergerakan fetus juga meningkatkan kontraksi otot polos
b) Regangan atau iritasi serviks Regangan atau iritasi saraf pada serviks
mengawali timbulnya refleks pada korpus uteri, tetapi efek ini juga secara
sederhana dapat terjadi akibat transmisi iogenik sinyal-sinyal  dari serviks
ke korpus uterus.

E. Tanda-tanda Permulaan Persalinan

Sebelum terjadi kehamilan/persalinan beberapa minggu sebelumnya, wanita hamil


memasuki bulannya atau  minggunya atau  harinya disebut kala pendahuluan (Prepatory
Stage of Labor). Tandanya adalah sebagai berikut :
 Lightening atau settling atau dropping yaitu kepala turun memasuki pintu
atas panggul   terutama pada primigravida. Perut kelihatan lebih melebar, fundus uteri

39
Bahan Ajar Mata Kuliah

turun. Perasaan sering atau susah kencing (polikisuria) karena kandung kemih tertekan
oleh bagian terbawah janin.
 Perasaan sakit di perut dan di pinggang oleh adanya kontraksi lemah uterus, kadang
disebut false labor pains
 Serviks menjadi lembek, mulai mendatar, dan sekresinya bertambah bisa bercampur
darah (bloody show).
 Tanda-tanda Inpartum
1. Rasa sakit oleh adanya his yang datang lebih kuat, sering, dan teratur
2. Keluar lendir bercampur darah (show) yang lebih banyak robekan kecil pada
serviks
3. Kadang-kadang ketuban pecah dengan sendirinya.
4. Pada pemeriksaan dalam : serviks mendatar dan pembukaan telah ada

F. Faktor-Faktor yang Berperan dalam Persalinan

1. Kekuatan mendorong janin keluar (power)


 His (kontraksi uterus)
His adalah kontraksi otot-otot Rahim pada persalinan. Pada waktu kontraksi
otot-otot rahim menguncup sehingga menjadi tebal dan lebih pendek. Kavum
uteri menjadi lebih kecil serta mendorong janin dan kantung amnion ke arah
segitiga, bawah rahim dan serviks.
 Sifat- sifat HIS adalah :
- Kontraksi simetris dan terkoordinasi
- Fundus dominan kemudian diikuti dengan relaksasi
- Involunter, intermitten

40
Bahan Ajar Mata Kuliah

- Terasa sakit, kadang-kadang dapat dipengaruhi dari luar secara fisik,


kimia dan psikis     

      Dalam mengawasi persalinan hendaknya selalu dibuat daftar tentang His :
 Frekuensi : adalah jumlah his dalam waktu tertentu biasanya per 10 menit
 Amplitudo/intensitas : adalah kekuatan his diukur dalam satuan mmHg
 Aktivitas his : adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik.
 Durasi his : adalah lamanya setiap his berlangsung diukur dengan detik
 Datangnya his : apakah datangnya sering, teratur dan tidak
 Interval : adalah masa relaksasi
  Perubahan-perubahan akibat His:
       -          Kontraksi otot-otot dinding perut
       -          Kontraksi diafraghma

2. Faktor janin

 Janin pada usia kehamilan 36 minggu sudah masuk PAP (Pintu Atas
Panggul)
 Placenta
 Cairan amnion yang mulai dihasilkan usia kehamilan 10-36 minggu dengan
jumlah normal  1000 cc

3. Faktor jalan lahir

 Panggul
 Otot-otot dasar panggul
 Uterus

G. Tahap Persalinan

41
Bahan Ajar Mata Kuliah

1. Kala I ( kala pembukaan )


Inpartum (partus mulai) ditandai dengan keluarnya lendir bercampur darah (bloody
show),  karena serviks mulai membuka (dilatasi) dan mendatar (effacement). Darah
berasal dari pecahnya pembuluh darah kapiler sekitar kanalis servikalis karena
pergeseran ketikaserviks mendatar dan terbuka. Tanda dan gejala persalinan kala I
adalah His sudah adekuat, Penipisan dan pembukaan serviks sekurang-kurangnya 3
cm, keluarnya cairan dari vagina dalam bentuk lendir bercampur darah, sering
BAK, akhir kala I primigravida keluar darah menetas. Kala pembukaan dibagi atas
2 fase yaitu :

a. Fase laten : dimana pembukaan serviks berlangsung lambat sampai pembukaan


3 cm  berlangsung dalam 7 – 8 jam
b. Fase aktif : berlasung selama 6 jam dan dibagi atas 3 sub fase :
 Periode akselerasi ; berlangsung 2 jam, pembukaan menjadi 4 cm
 Periode dilatasi maksimal (steady) : selama 2 jam pembukaan berlangsung
cepat  menjadi 9 cm.
 Periode deselarasi : berlangsung lambat, dalam waktu 2 jam pembukaan
menjadi 10 cm
2. Kala II (Kala Pengeluaran Janin)
Pada kala pengeluaran janin, his terkoordinir, kuat, cepat dan lebih lama kira-kira 2
– 3 menit sekali. Kepala janin telah turun masuk ruang panggul sehingga terjadilah
tekanan pada otot-otot dasar panggul yang secara reflektoris menimbulkan rasa
mengedan. Karena tekanan pada rectum, ibu merasa seperti mau buang air besar
dengan tanda anus terbuka. Pada waktu his kepala janin mulai kelihatan, vulva
membuka dan perineum meregang. Dengan his mengedan yang terpimpin, akan
lahirlah kepala, diikuti oleh seluruh badan janin. Kala II pada primi : 1 ½ -2 jam,
pada multi 1 ½ -1 jam. Tanda dan gejala pada kala ini adalah Ibu ingin meneran,

42
Bahan Ajar Mata Kuliah

Perineum menonjol, Vulva dan anus membuka, 


Meningkatnya pengeluaran darah dan lendir, Kepala telah turun didasar panggul.

3. Kala III (Kala Pengeluaran Uri)


Setelah bayi lahir, kontraksi rahim istirahat sebentar. Uterus teraba keras dengan
fundus uteri setinggi pusat, dan berisi plasenta yang menjadi tebal 2 kali
sebelumnya. Beberapa saat kemudian, timbul his pelepasan dan pengeluaran uri.
Dalam waktu 5-10 menit seluruh plasenta terlepas, terdorong ke dalam vagina dan
akan lahir spontan atau dengan sedikit dorongan dari atas simfisis atau fundus uteri.
Seluruh proses biasanya berlangsung 5-30 menit setelah bayi lahir. Pengeluaran
plasenta disertai dengan pengeluaran darah kira-kira 100-200 cc.

4. Kala IV
Adalah kala pemulihan masa yang kritis ibu dan anaknya, bukan hanya proses
pemulihan secara fisik setelah melahirkan tetapi juga mengawali hubungan yang
baru selama satu sampai dua jam. Pada kala IV ibu masih membutuhkan
pengawasan yang intensive karena perdarahan dapat terjadi, misalnya karena atonia
uteri, robekan pada serviks dan perineum. Rata-rata jumlah perdarahan normal
adalah 100 – 300 cc, bila perdarahan diatas 500 cc maka dianggap patologi. Perlu
diingat ibu tidak boleh ditinggalkan sendiri dan belum boleh 
dipindahkan kekamarnya.

ASUHAN KEPERAWATAN INTRANATAL

43
Bahan Ajar Mata Kuliah

A. Kala I
1. Pengkajian
a. Riwayat sekarang, catat tanda persalinan seperti his yang teratur, frekuensi, interval,
adanya ruptur, selaput ketuban dan status emosional.
b. Pemeriksaan fisik, dilatasi uteri 0-3 cm posisi fetus, his anatara 5-30 menit dan
berlangsung selama 10-30 menit vagina mengeluarkan cairan pink, coklat, ruptur,
keluhan, DJJ terdengar lebih jelas di umbilicus
c. Kontraksi tekanan uterus dilatasi cerviks dan penurunan karakteristik yang
menggambarkan kontraksi uterus : Frekuensi, internal, intensitas, durasi, tonus
istirahat
d. Penipisan cerviks, evasemen mendahului dilatasi cerviks pada kehamilan pertama
dan sering diikuti pembukaan dalam kehamilan berikutnya
e. Pembukaan cerviks, adalah sebagian besar tanda-tanda yang menentukan bahwa
kekuatan kontraksi uterus yang efektif dan kemajuan persalinan
f. Palpasi abdomen (Leopold) untuk memberikan informasi jumlah fetus, letak janin, 
penurunan janin.
g. Pemeriksaan Vagina: membran, cerviks, fetus, station.
h. Tes diagnostik dan laboratorium : spesimen urin, tes darah, ruptur membrane,
cairan amnion : Warna, karakter dan jumlah

2. Diagnosa dan Intervensi Keperawatan


Fase laten
a. Nyeri berdasarkan intensitas kontraksi.
Tujuan : Klien mampu beradaptasi dengan nyeri.

      Intervensi

44
Bahan Ajar Mata Kuliah

 Gunakan tehnik pernapasan (relaksasi)


Rasional : Tehnik pernapasan dapat meningkatkan relaksasi otot abdomen dengan
demikian menambah ukuran kapasitas abdomen sehingga mengurangi gesekan
priksi) antara uterus dan dinding abdomen
 Lakukan masage atau gosokan pada pinggang ( teori gate kontrol terhadap nyeri)
Rasional : merupakan suatu tehnik untuk mengontrol dan digunakan untuk
mengalihkan perhatian ibu dari nyeri
 Menganjurkan untuk memberikan air hangat untuk mengompres pinggang bawah.
Rasional : Membantu relaksasi, meningkatkan kenyamanan

b. Ketakutan berdasarkan persalinan dan menjelang kelahiran


Tujuan : Klien akan menunjukan rasa takut teratasi.
      Intervensi:
 Perkenalkan diri pada klien dan berikan support
Rasional : memperkenalkan diri merupakan salah satu pendekatan kepada klien dan
support yang diberikan dapat menambah semangat hidup klien dalam menanti
kelahiran
 Komunikasikan peran seperti support perawatan dan pengetahuan perawat secara
verbal dan non verbal
Rasional : Ibu akan lebih mengerti dan memahami tentang persalinan, peran
perawat sehingga akan mengurangi rasa takut dan klien akan tenang
 Orientasikan klien ke lingkungan ( tempat persalinan )
Rasional : orientasi terhadap lingkungan membuat klien lebih mengetahui dan dapat
            beradaptasi dengan lingkungan tempat persalinan sehingga akan mengurangi rasa 
takut.

45
Bahan Ajar Mata Kuliah

Fase aktif
a. Defisit volume cairan berdasarkan intake cairan yang tidak adekuat
Tujuan : klien akan menunjukkan defisit volume cairan adekuat
Intervensi
 Pertahankan kalori dan elekrolit
Rasional : Kalori dibutuhkan sebagai sumber energi selama proses persalinan
 Anjurkan minum air putih selama proses persalinan jika tidak ada mual dan
muntah
Rasional : Cairan lebih cepat diabsorbsi melalui lambung dibandingkan dengan
makanan padat dan untuk mencegah dehidrasi
 Berikan cairan IV secara rutin (dextrosa 5 dan RL)
       Rasional : Memenuhi kebutuhan tubuh akan cairan dan elekrolit, untuk
mencegah dehidrasi
b. Gangguan eliminasi BAK
Tujuan : klien menunjukkan pola eliminasi BAK kembali normal
Intervensi
 Catat tentang jumlah dan waktu berkemih
       Rasional : Kandung kemih yang penuh menimbulkan ketidaknyamanan dan
turunnya bayi ke pelvis
 Kosongkan kandung kemih setiap 2 jam
Rasional : Frekuensi lebih sering selama proses persalinan
 Kolaborasi pemasangan kateter
Rasional : Membantu dalam pengosongan kandung kemih sehingga penurunan
kepala bayi ke pelvis tidak terhambat
c. Cemas berdasarkan ketidaktahuan tentang situasi persalinan, nyeri pada saat
persalinan
Tujuan : klien akan mengungkapkan cemas teratasi
Intervensi

46
Bahan Ajar Mata Kuliah

 Jelaskan prosedur sebelum memulai melakukan tindakan


Rasional : Mengingatkan pasien untuk mengendalikan dan mempersiapkan
mentalnya, hal ini mengurangi kecemasan yang dialami
 Beri gambaran yang jelas tentang proses persalinan
Rasional : Dengan gambaran yang jelas tentang persalinan, ibu akan lebih
memahami dan mengerti tentang proses persalinan sehingga akan
mengurangi perasaan takut dan pasien akan tenang

d. Koping tidak efektif  berdasarkan kelemahan dan ketidaknyamanan dari persalinan


Tujuan : klien menunjukkan koping efektif
Intervensi
 Catat secara berkala tentang perubahan tingkah laku ibu sehingga
memudahkan dalam pemberian tindakan
Rasional : Untuk mengetahui perubahan tingkah laku ibu sehingga
memudahkan dalam pemberian intervensi
 Anjurkan kepada ibu untuk konsentrasi dalam mengontrol dengan
berkomunikasi
Rasional : Konsentrasi dan komunikasi yang baik akan membantu dalam
intervensi yang akan dilakukan
 Menyarankan pada suami untuk memberi semangat atau dukungan moril
Rasional : Ibu membutuhkan seseorang untuk meminta bantuan dan
dorongan. Suami adalah seorang yang sangat penting

47
Bahan Ajar Mata Kuliah

B. KALA II
    1. Pengkajian
 Data umum Peningkatan tekanan darah 5-10 mmhg, peningkatan RR, nadi kurang
dari 100,  suhu tubuh dan diaphoresis.
 Kontraksi 2-3 menit, intensitas kuat, lamanya 50-70 detik pembukaan servik 10
cm, pendataran 100%, peningkatan pengeluaran darah dan lendir, cairan amnion,
perineum menonjol, keluar feses pada saat melahirkan dan distensi kandung kemih.
 Tanda yang menyertai kala II : Keringat terlihat tiba-tiba diatas bibir, gerakan
ekstremitas, pembukaan serviks, his lebih kuat dan sering, ibu merasakan tekanan
pada rektum, merasa ingin BAB, ketuban +/-, perineum menonjol, anus dan vulva
membuka, gelisah, pada waktu his kepala janin tampak di vulva, meningkatnya
pengeluaran darah dan lendir, kepala turun di dasar panggul, perasaan panas dan
tegang pada perineum, tremor, kelelahan, emosi labil, takut, gelisah,
ketidakpercayaan dan merintih.
 Monitoring terhadap : His (frekuensi, kekuatan, jarak, intensitas), keadaan janin 
( penurunan janin melalui vagina), kandung kemih penuh/tidak, nadi dan tekanan
darah
 Durasi kala II → kemajuan pada kala II : Primigravida berlangsung 45– 60 menit, 
multipara berlangsung 15 – 30 menit

2. Diagnosa Keperawatan
a. Gangguan rasa nyaman nyeri berdasarkan mengedan dan meregangnya
perineum
Tujuan : ibu dapat mengontrol rasa nyeri yang dialaminya dan meningkatkan
rasa nyaman
Intervensi

48
Bahan Ajar Mata Kuliah

 Anjurkan sebaiknya posisi miring kiri


Rasional : Menghindari penekanan pada vena cava, sehingga meningkatkan
sirkulasi ke  ibu maupun janin
 Pertahankan kandung kemih tetap dalam keadaan kosong
Rasional : Kandung kemih yang kosong memperlancar penurunan bagian
terendah janin dan mengurangi tekanan sehingga sirkulasi lancer
 Pertahankan alat tenun dalam keadaan bersih, rapi dan kering
Rasional : Meningkatkan rasa nyaman ibu
 Anjurkan ibu untuk kumur-kumur atau basahi bibir dengan lemon gliserin
Rasional : Ibu merasa segar dan nyaman
 Jelaskan pada ibu bahwa relaksasi selama kontraksi sangat penting
Rasional : Ibu mengerti dan kooperatif
 Anjurkan teknik nafas dalam dan ekspirasi melalui hidung
Rasional : Nafas dalam untuk mengisi paru-paru
 Lakukan masasse
               Rasional : Impuls rasa sakit diblok dengan memberikan rangsangan pada
syaraf berdiameter besar sehingga rangsangan sakit tidak diteruskan ke
korteks cerebra
 Pertahankan rasa nyaman dengan pengaturan bantal untuk menyokong
tubuh
        Rasional : Memberikan posisi yang nyaman pada ibu dan mengurangi
tekanan pada daerah punggung yang dapat menghambat sirkulasi ke
jaringan dan menimbulkan nyeri

49
Bahan Ajar Mata Kuliah

b. Gangguan konsep diri b/d hilangnya kontrol tubuh BAB


Tujuan :
 Persepsi ibu terhadap pengalamannya melahirkan akan bersifat positif
 Ibu akan berhenti terhadap kemungkinan BAB selama melahirkan
 Ibu menerima pergerakan bowel pada saat melahirkan sebagai suatu yang
normal Intervensi
 Memberitahukan pada ibu, bahwa bukan merupakan suatu hal yang biasa bagi
ibu untuk memiliki pergerakan bowel selama melahirkan
Rasional : Motilitas gastro entestinal menurun dalam persalinan dan usaha yang
ekspulsif. Diiringi penurunan bagian terendah janin menyebabkan pengeluaran
tinja
 Bila tinja keluar, bersihkan secepatnya, sementara ibu memberikan timbal balik
yang positif dalam usaha mengedan
Rasional : Jika perawat tidak beraksi secara negatif, atensi ibu akan teralihkan
dari pergerakan bowelnya ke usaha mengedan

c. Resiko tinggi cedera pada ibu dan janin berdasarkan penggunaan secara tetap
manuver palpasi, posisi kaki tidak tepat, tindakan yang salah dari penolong
Tujuan : tidak terjadi cedera pada ibu maupun janin
Intervensi:
 Bantu ibu bentuk posisi yang nyaman yaitu posisi litotomi dengan bahu dan 
pungung yang ditopang oleh seorang anggota keluarga.
 Periksa denyut nadi setiap 15 menit dan ukur tekanan darah
 Periksa DJJ antara tiap-tiap kontraksi
 Yakinkan ibu dengan kata-kata langsung dan dengan cara yang
menyenangkan dan rileks

50
Bahan Ajar Mata Kuliah

 Bila perinium menonjol, anus membuka kepala anak terlihat didepan vulva
saat kontraksi dan tidak masuk maka penolong akan mulai memimpin
persalinan
 Penolong cuci tangan dan menggunakan sarung tangan steril
 Jika ada dorongan untuk meneran bantulah persalinan :
- Melahirkan kepala
- Periksa lilitan tali pusat pada leher
- Melahirkan bahu depan dan belakang
- Melahirkan badan bayi
- Menjepit tali pusat dengan 2 klem dan gunting diantara kedua klem
tersebut
- Menaikan bayi lebih tinggi dari perut ibu dan menaruh diatas perut
ibu
- Melakukan palpasi abdomen untuk mengetahui kemungkinan adanya
janin yang lain
- Injeksi oksitoksin

C.  KALA III
1. Pengkajian
a. Data umum Ibu kelelahan, pucat, sianosis, tekanan darah lebih dari 100/10
mmhg,  kemungkinan sock, nyeri abdomen, mules, pusing, tremor
kedinginan, mengobservasi tanda-tanda dari ibu, perubahan tingkat kesadaran atau
perubahan pernafasan
b. Data obstetric Perubahan uterus (discoid-globular), uterus bundar dan keras, keadaan
kandung kemih penuh atau kosong, perdarahan pervagina, normalnya 250-300 ml,
janin lahir efisiotomi
c. Pengkajian setelah janin lahir, tinggi fundus uteri, setinggi pusat, pelepasan plasenta
ada dua 

51
Bahan Ajar Mata Kuliah

macam, yaitu:
 Schulze, Pelepasan plasenta dimulai dari bagian bawah plasenta tidak ada
perdarahan sebelum plasenta lahir, ada perdarahan setelah plasenta lahir.
 Duncan, Pelepasan plasenta dari pinggir plasenta bagian lateral ada
perdarahan sedikit-sedikit

Pelepasan plasenta ditandai oleh tanda-tanda berikut:


 Adanya kontraksi vundus yang kuat
 Perubahan pada bentuk uterus dari bentuk lonjong ke bentuk bulat pipih sehingga
plasenta bergerak kebagian bawah
 Keluarnya darah hitam dari introuterus
 Terjadinya perpanjangan tali pusat sebagai akibat plasenta akan keluar.
 Penuhnya vagina (plasenta diketahui pada pemeriksaan vagina atau rektal, atau
membran poetus terlihat pada introitus)

2. Diagnosa Keperawatan
a. Koping individu tidak efektif berdasarkan: selesainya proses persalinan yang
berbahaya bagi neonatus dan kurang pengalaman merasakan tahap ketiga
persalinan
Tujuan : Pasien berpartisipasi secara aktif dalam pengeluaran plasenta
Intervensi:
 Jelaskan pada ibu dan suaminya apa yang diharapkan dalam tahap ke 3 dari
persalinan
Rasional : Untuk mendapatkan kerja sama
 Pertahankan posisi ibu
Rasional : Untuk memudahkan lahirnya plasenta
 Tanyakan pada ibu jika ia ingin mengeluarkan plasenta dengan cara khusus
Rasional : Mengikuti kebiasan budaya tertentu

52
Bahan Ajar Mata Kuliah

b. Kelelahan berdasarkan pengeluaran energi selama persalinan dan kelahiran


Tujuan : energi ibu pulih kembali
Intervensi:
 Ajarkan ibu dan suaminya tentang perlunya istirahat dan tentukan waktu
tertentu untuk istirahat dan tidur
Rasional : Untuk memastikan bahwa ibu dapat memulihkan energi yang
hilang dalam persiapan untuk merawat bayi baru lahir
 Observasi tingkat kelelahan ibu dan jumlah istirahat yang seharusnya
Rasional : Untuk memastikan pemulihan energy

c. Resiko defisit velume cairan b/d penurunan intake cairan yang hilang selama
proses persalinan
Tujuan : keseimbangan cairan dipertahankan dan tidak ada tanda-tanda
dehidrasi
 Intervensi:
 Monitor kehilangan cairan (darah urine, pernafasan ) dan tanda-tanda vital,
inspeksi turgor kulit dan membran mukosa terhadap kekeringan
Rasional : Untuk mempertahankan hidrasi
 Berikan cairan secara oral/parenteral sesuai anjuran dokter
Rasional : Untuk menilai status dehidrasi
 Monitor keras lembutnya uterus setelah lepasnya plasenta
Rasional : Untuk memastikan kontraksi uetrus yang adekuat dan mencegah
kehilangan darah lebih lanjut
 Berikan obat-obatan sesuai anjuran dokter .
Rasional : Untuk membantu kontraksi uterus

53
Bahan Ajar Mata Kuliah

D.  KALA IV
   1. Pengkajian
 Tanda tanda vital : Vital sign dapat memberikan data dasar untuk diagnosa
potensial, komplikasi seperti perdarahan dan hipertermia. Pada kala IV observasi
vital sign sangat penting untuk mengetahui perubahan setelah melahirkan seperti :
pulse biasanya stabil sebelum bersalin selama 1 jam pertama dan mengalami
perubahan setelah terjadi persalinan yaitu dari cardiovaskuler.
 Pemeriksaan fundus dan tingginya, selama waktu itu pengosongan kandung
kemih mempermudah pengkajian dan hasilnya lebih tepat.
 Kandung kemih : Dengan observasi dan palpasi kandung kemih. Jika kandung
kemih menegang akan mencapai ketinggian suprapubik dan redup pada perkusi.
 Lochia : Jumlah dan jenis lochea dikaji melalui observasi perineum ibu dan kain
dibawah bokong ibu. Jumlah dan ukuran gumpalan darah jika dilihat dicatat hasil
dan bekuannya
 Perineum : Perawat menanyakan kepada ibu atau menganjurkan untuk mengiring
dan melenturkan kembali otot otot panggul atas dan dengan perlahan-lahan
mengangkat bokong untuk melihat perineum
 Temperatur : Temperatur ibu diukur saat satu jam pertama dan sesuaikan dengan
keadaan temperatur ruangan. Temperatur biasanya dalam batas normal selama
rentang waktu satu jam pertama,kenaikan pada periode ini mungkin berhubungan
dengan dehidrasi atau kelelahan
 Kenyamanan : Kenyamannan ibu dikaji dan jenis analgetik yang didapatkan selama 
persalinan akan berpengaruh terhadap persepsi ketidak nyamanannya

2. DIAGNOSA . KEPERAWATAN
a. Resiko kekurangan volume cairan ( perdarahan ) b/d Atonia uterus setelah
melahirkan

54
Bahan Ajar Mata Kuliah

Tujuan : Perdarahan tidak terjadi sampia klien pulang


Intervensi
 Monitor VS, warna kulit, dan tonus uterus
Rasional : Penting untuk mengidentifikasi perubahan dalam vital sign dan
tonus uterus segara untuk menghentikan perdarahan post
 Kaji posisi uterus dan lokhia yang keluar, masagge vundus uterus
Rasional : Jika fundus tidak dirasakan pada pertengahan setinggi umblikus,
ini menunjukan distansia blas
 Kaji distansia kandung kemih
Rasional : Distansia blas dapat mendorong uterus ke luar dari tempatnya dan
menambah atonia uterus. Masase fundus uterus merangsang otot-otot uterus
untuk berkontraksi
 
b. Nyeri berdasarkan terputusnya kontuinitas jaringan akibat proses persalihnan
Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi sebelum pulang, nyeri berkurang
sampai hilang
Intervensi:
 Anjurkan untuk merubah posisi selang seling dan menghindari duduk untuk
beberapa waktu
Rasional : Tekanan dari tempat satu posisi dapat menyebabkan
bertambahnya nyeri
 Berikan bantal untuk alas ketika duduk dikursi
Rasional : Untuk meningkatkan kenyamanan
 Pemberian analgetik sesuai program dokter
Rasional : Analgetik bekerja pada bagian atas otak untuk mengurangi rasa
nyeri

55
Bahan Ajar Mata Kuliah

 Beri penjelasan mengenai rasionalisasi dari nyeri dan masage uterus dengan
halus
Rasional : Penggunaan bantuan topikal meningkatkan kenyamanan di
daerah perianal

c. Tidak efektifnya menyusui berdasarkan kurangnya pengalaman


Tujuan : Setelah kita memberikan intervensi klien dapat mengerti dan bisa
melaksanakan sesuai dengan cara menyusui yang baik
Intervensi:
 Kaji tingkat pengetahuan ibu mengenai cara menyusui yang baik
Rasional : Untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan ibu dalam menyusui
bayinya sehingga kita dapat membantu tentang bagaimana teknik menyusui
yang baik
 Kaji konsistensi payudara dan lakukan massage
Rasional : Apakah terjadi bendungan pada payudara dan untuk merangsang
pembentukan asi, sehingga mengatasi bendungan
 Anjurkan ibu untuk menyusuai bayinya sesering mungkin
Rasional : Isapan bayi merangsang oksitosin sehingga merangsang refleks
let down yang menyebabkan ejeksi asi ke sinus alktiferus kemudian duktus
yang ada pada putting / areola

56
Bahan Ajar Mata Kuliah

PENUTUP

A. Kesimpulan
Persalinan adalah serangkaian kejadian yang merupakan proses keluarnya bayi dari uterus
ke dunia luar yang cukup bulan atau hampir cukup bulan, disusul dengan pengeluaran
placenta dan selaput janin dari tubuh ibu. Persalinan dibagi menjadi  4 tahap :  kala I
berlangsung  dari awal gejala sampai serviks berdilatasi sempurna (10 cm), Kala II diawali
dengan dilatasi sempurna serviks dan diakhiri dengan kelahiran bayi, Kala III diawali
dengan keluarnya bayi dan uterus dan diakhiri dengan keluarnya plasenta, dan Kala IV
diawali dengan keluarnya plasenta dan berakhir ketika uterus tidak relaksasi lagi.

B.   Saran
Pemahaman dan keahlian dalam aplikasi Asuhan Keperawatan khususnya perawat agar
dapat mengaplikasikannya khususnya berinovasi dalam pemberian asuhan keperawatan
pada pasien. Ini akan mendukung profesionalitas dalam wewenang dan tanggung jawab
perawat sebagai bagian dari tenaga medis yang memberikan pelayanan Asuhan
Keperawatan secara komprehensif.

57
Bahan Ajar Mata Kuliah

DAFTAR PUSTAKA

Hamilton Persis, 1995,  Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas  ,  Jakarta :  EGC Edisi 6


Manuaba Ida, 1998,  Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana,  Jakarta : EGC
Verney Helen dkk, 2002,  Buku Saku Bidan, Jakarta : EGC
http://sriharyatijc.blogspot.com/2010/11/askep-intra-natal.html
http://desi77.wordpress.com/2010/12/30/asuhan-keperawatan-intranatal/
http://herodessolutiontheogeu.blogspot.com/2010/11/askep-periode-intra-natal-
persalinan.html

58
Bahan Ajar Mata Kuliah

LATIHAN

Latihan 1 : Kasus
Seorang Perempuan hamil berusia 40 tahun tiba di ruangan gawat darurat sebagai
pasien baru dengan G2P1A0, dengan keluhan akan melahirkan. Perawat ruangan
melalukan pemeriksaan tanda vital pada pasien baru tersebut dengan hasil.
Tekanan darah 130/ 90 mmHg, nadi 90 kali/menit, respirasi 24 kali/ menit, suhu
38oC. Perawat juga melakukan anamnesa untuk mengetahui riwayat kehamilan
pasien baik dari pasien sendiri maupun dari keluarga pasien. Pasien mengeluh
nyeri perut sejak 3 jam yang lalu. Perut nampak membesar dari kondisi hamil
biasanya. Berdasarkan hasil pengkajian fisik pasien didiagnosa mengalami
kehamilan 41 minggu. Pada pemeriksaan dalam diketahui pasien telah mengalami
pembukaan 3-4 cm.
a. Tentukan ASKEP yang dapat dilakukan pada kasus ibu diatas
b. Pemeriksaan fisik apa yang penting dapat dilakukan untuk menunjang
pelaksanaan ASKEP di atas
c. Inovasi apa yang dapat anda lakukan sebagai perawat dalam mengatasi nyeri
persalinan

59
Bahan Ajar Mata Kuliah

Latihan 2 : Pendidikan Kesehatan


Apabila ada seorang ibu yang malas untuk bergerak dan selalu mengeluh dengan
kondisi kehamilannya, apa yang harus anda lakukan?. Coba untuk menyusun
kegiatan pendidikan kesehatan untukdberikan kepada ibu

RANGKUMAN

1. Anamnesa dilakukan untuk mengetahui keluhan yang dirasakan oleh klien.


2. ASKEP persalinan dilakukan setiap saat sesuai kebutuhan dan keluhan pada
setiap fase
3. Persalinan dapat diketahui dengan melihat tanda-tanda yang ada atau muncul

TES FORMATIF

1. Sebutkan dan jelaskan tentang definisi intranatal dan persalinan


2. Apa sajakah yang perlu diperhatikan pada tanda-tanda persalinan dan hormon-
hormon yang berpengaruh terhadap proses persalinan
3. Sebutkan pengkajian yang dilakukan pada ibu dengan kala 1, 2, 3, 4.
4. Sebutkan dan jelaskan rencana keperawatan

60
Bahan Ajar Mata Kuliah

DAFTAR PUSTAKA

Bickley, L.S (2008). Bates' Guide to Physical Examination and History-Taking.


Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins
Smeltzer, S.C & Bare, B (2004). Brunner & Suddarth’s Textbook of Medical Surgical
Nursing. 10 ed. Philadelphia : Lippincott Williams & Wilkins
Bobak, lowdermilk&Jensen (2005). Keperawatan Maternitas. EGC. Jakarta
Hamilton Persis, 1995,  Dasar-Dasar Keperawatan Maternitas  ,  Jakarta :  EGC Edisi 6
Manuaba Ida, 1998,  Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga
Berencana,  Jakarta : EGC
Verney Helen dkk, 2002,  Buku Saku Bidan, Jakarta : EGC
http://sriharyatijc.blogspot.com/2010/11/askep-intra-natal.html
http://desi77.wordpress.com/2010/12/30/asuhan-keperawatan-intranatal/
http://herodessolutiontheogeu.blogspot.com/2010/11/askep-periode-intra-natal-
persalinan.html

61

Anda mungkin juga menyukai