Anda di halaman 1dari 5

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah pemilik alam semesta ini, hanya kepada-Nya kita menyembah dan hanya kepada-Nya pula kita
memohon pertolongan. Barang siapa yang diberi petunjuk oleh Allah maka tidak ada yang bisa menyesatkannya, dan barang
siapa yang disesatkan oleh Allah maka tak ada yang bisa memberinya petunjuk.
Sholawat dan salam semoga selalu tercurahkan kepada Nabi Muhammad utusan Allah beserta keluarga dan sahabat beliau.
Makalah ini disusun oleh kelompok 1 (Satu) yang merupakan tugas kelompok dari mata kuliah pelayanan Keluaraga
Berencana (KB) dengan dosen pengasuh.
Semoga makalah ini dapat mendatangkan manfaat yang besar bagi setiap pribadi dari penyusun makalah maupun dari para
pembaca. Amin Ya Robbal Alamin.

Bengkulu, 7 April 2013

Penyusun

DAFTAR ISI
Kata Pengantar
Daftar Isi
BAB I Pendahuluan
Latar Belakang
BAB II Pembahasan
PENGERTIA
JENIS – JENIS AKDR
CARA KERJA
MEKANISME KERJA AKDR
INDIKASI
KONTRAINDIKASI
KEUNTUNGAN
KERUGIAN
EFEK SAMPING
PEMASANGAN AKDR
TEKNIK PEMASANGAN AKDR
UPAYA BIDAN DALAM MENANGGULANGI EFEK SAMPING
BAB III Penutup
kesimpulan
Saran
Daftar Pustaka
BAB1 I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pelayanan dan informasi keluarga berencana merupakan suatu intervensi kunci dalam upaya meningkatkan kesehatan dan
kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta merupakan hak asasi manusia.
Telah terjadi perkembangan yang berarti dalam tekhnologi kontrasepsi, misalnya transisi dari estrogen dosis tinggi ke dosisi
rendah pada pil kombinasi, atau dari AKDR inert ke AKDR yang mengeluarkan levonorgestrel. Perkembangan ini telah
menghasilkan pilihan lebih banyak tentang metode kontrasepsi yang lebih aman dan efektif.
Salah satu alat kontrasepsi yang akan di bahas pada makalah ini adalah tentang IUD / AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim).
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur
(sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinyakehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian AKDR ?
2. Apa Saja Jenis – Jenis AKDR ?
3. Bagaimana Cara Kerja AKDR ?
4. Bagaimana Mekanisme Kerja AKDR ?
5. Apa Indikasi AKDR ?
6. Apa Kontrainikasi AKDR ?
7. Apa Keuntungan AKDR ?
8. Apa Kerugian AKDR ?
9. Apa Efek Samping AKDR ?
10. Kapan Pemasangan AKDR Dilakukan ?
11. Bagaiman Teknik Pemasangannya?
12. Apa Upaya Bidan Dalam Menanggulangi Efek Samping ?
C. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian AKDR
2. Mengetahui Jenis – Jenis AKDR
3. Memahami Bagaimana Cara Kerja AKDR
4. Bagaimana Mekanisme Kerja AKDR
5. Mengetahui Indikasi AKDR
6. Mengetahui Kontrainikasi AKDR
7. Mengetahui Keuntungan AKDR
8. Mengetahui Kerugian AKDR
9. Mengetahui Efek Samping AKDR
10. Tahu Kapan Pemasangan AKDR Dilakukan
11. Mengetahui Bagaiman Teknik Pemasangannya
12. Upaya Bidan Dalam Menanggulangi Efek Samping

BAB II
PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN
a. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur
(sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinyakehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma
tersebut.

b. Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR)


IUD(Intra Uterin Device) adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke dalam rongga rahim,
yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu. IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang.
IUD adalah salah satu alat kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan dan masa
aktif fungsi kontrasepsinya) yang diletakkan dalam cavum uteri sebagai usaha kontrasepsi.
AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur tambahan untuk sinergi efektifitas) dengan berbagai bentuk, yang
dipasangkan ke dalam rahim untuk menghasilkan efek kontraseptif.
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastic
(polyethylene). Ada yang dililit tembaga , ada yang dililit tembaga bercampur , dan yang berisi hormone progesterone.

B. JENIS – JENIS AKDR


a. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S bersambung. Untuk meudahkan kontrol,
dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A
berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran 30 mm (benang kuning), dan 30 mm
(tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian
spiral jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus, sebab terbuat dari bahan plastik.
Yang banyak dipergunakan dalam program KB masional adalah IUD jenis ini.
b. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan
kawat tembaga halus ini mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang baru. IUD ini
melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan
efektivitas yang tinggi dalam mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi. Kerugian metode
ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan amenorhea.
c. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan. Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang
vertikal 32 mm dan ditambahkan gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya sama
seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
d. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya
dari ujung atas ke bawah 3,6 cm. Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375 mm2
untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small (kecil), dan mini.

C. CARA KERJA
a. AKDR non hormonal (IUD)
1. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
2. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
3. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR membuat sperma sulit masuk ke dalam
alat reproduksi perempuan dan mengurangi sperma untuk fertilisasi.

b. AKDR hormonal (mirena)


cara kerja mirena ini adalah dengan mengeluarkan hormon progestin sintetis bernama levonorgestrel sebanyak 20 mikrogram
setiap harinya. Hormon ini selanjutnya akan memberikan pengaruh terhadap lendir rahim sehingga lebih kental. Akibatnya sel
sperma yang masuk ke dalam rahim akan mengalami kesulitan untuk bergerak karena suasana lendir rahim yang lebih
mampat. Hal ini lebih mirip seperti cara kerja implant yang juga sama-sama mempengaruhi suasana lendir rahim menjadi
lebih kental.

D. MEKANISME KERJA AKDR


Bagaimana mekanisme kerja AKDR belum diketahui dengan pasti, tetapi kerjanya bersifat lokal.
a. AKDR merupakan benda asing dalam rahim sehingga menimbulkan reaksi benda asing dengan timbunan leokosit,
makrofag, dan limposit.
b. AKDR menimbulkan perubahan pengeluaran cairan, prostaglandin, yang menghalangi kapasitas spermatozoa.
c. Pemadatan endometrium oleh leukosit, makrofag, dan limfosit menyebabkan blastokis mungkin dirusak oleh makrofag dan
blastokis tidak mampu melaksanakan nidasi.
d. Ion Cu yang dikeluarkan AKDR dengan Cupper menyebabkan gangguan gerak spermatozoa sehingga mengurangi
kemampuan untuk melaksanakan konsepsi.
E. INDIKASI
a. Usia reproduktif
b. Keadaan nulipara
c. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang
d. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi
e. Setelah melahirkan dan tidak menyusui
f. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi
g. Risiko rendah dari IMS
h. Tidak menghendaki metoda hormonal
i. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari
j. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama
k. Gemuk ataupun kurus

F. KONTRAINDIKASI
a. Belum pernah melahirkan
b. Adanya perkiraan hamil
c. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat kemaluan, perdarahan di leher rahim,
dan kanker rahim.
d. Perdarahan vagina yang tidak diketahui
e. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis)
f. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septic.
g. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat mempengaruhi kavum uteri.
h. Penyakit trofoblas yang ganas.
i. Diketahui menderita TBC pelvic.
j. Kanker alat genital
k. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

G. KEUNTUNGAN
a. AKDR non hormonal
1. Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1 kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan).
Pencegah kehamilan jangka panjang yang AMPUH, paling tidak 10 tahun
2. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
3. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
4. Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena rasa aman terhadap risiko kehamilan
5. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
6. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
7. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi infeksi)
8. Dapat digunakan sampai menopause
9. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
10. Membantu mencegah kehamilan ektopik
11. Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

b. AKDR hormonal
1. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.
2. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae (Asherman’s Syndrome).

c. Keuntungan (Sarwono P, 1999)


1. Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan
2. Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit
3. Kontrol medis yang ringan
4. Tidak menimbulkan efek sistemik
5. Alat ekonomis
6. Efektivitas cukup tinggi
7. Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik (reversibel).

H. KERUGIAN
a. AKDR Non hormonal
1. Mengurangi volume darah haid dan mengurangi disminorrhoe.
2. Untuk mencegah adhesi dinding-dinding uterus oleh synechiae (Asherman’s Syndrome).
b. AKDR hormonal
1. Perubahan siklus haid.
2. Haid lebih lama dan banyak.
3. Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
4. Disaat haid lebih sakit.

I. EFEK SAMPING
a. Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul jika capek dan stress. Perempuan yang aktif
sering mengalami spotting jika menggunakan kontrasepsi AKDR.

b. erubahan siklus menstruasi


Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih pendek. Siklus menstruasi yang muncul lebih cepat dari siklus
normal rata-rata yaitu 28 hari dengan lama haid 3-7 hari, biasanya siklus haid berubah menjadi 21 hari.
c. Amenore
Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.
d. Dismenore
Munculnya rasa nyeri saat menstruasi.
e. Menorrhagea
Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau haid yang lebih banyak.
f. Fluor albus
Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu keadaan abnormal pada ekosistem vagina yang
disebabkan bertambahnya pertumbuhan flora vagina bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang mempunyai
konsentrasi tinggi sebagai flora normal vagina.
g. Pendarahan Post seksual
Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang menggesek mulut rahim atau dinding vagina
sehingga menimbulkan pendarahan.

J. PEMASANGAN AKDR
AKDR dapat dipasang dalam keadaan berikut:
a. Sewaktu haid sedang berlangsung
Pemasangan AKDR pada waktu ini dapat dilakukan pada hari-hari pertama atau pada hari-hari terakhir haid.
Keuntungan pemasangan AKDR pada waktu ini antara lain ialah:
1. Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu itu agak terbuka dan lembek.
2. Rasa nyeri tidak seberapa keras
3. Perdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak seberapa dirasakan
4. Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus yang asedang hamil tidak ada.

b. Sewaktu postpartum
1. Secara dini (immediate insertion) yaitu AKDR dipasang pada wanita yang melahirkan sebelum dipulangkan dari rumah
sakit.
2. Secara langsung(directinsertion)yaitu AKDR dipasang dalam masa tiga bulan setelah partus atau abortus.
3. Secara tidak langsung (indirect insertion) yaitu AKDR dipasang sesudah masa 3 bulan setelah partus atau abortus atau
pemasangan AKDR dilakukan pada saat yang tidak ada hubungan sama sekali dengan partus atau abortus.Bila pemasangan
AKDR tidak dilakukan dalam waktu seminggu setelah bersalin,menurut beberapa sarjana,sebaiknya AKDR ditangguhkan
sampai 6-8 minggu postpartum oleh karena jika pemasangan AKDR dilakukan antara minggu kedua ,dan keenam setelah
partus,bahaya perforasi atau ekspulsi lebih besar.
c. Sewaktu postabortum
Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh karena dari segi fisiologi dan psikologi waktu itu adalah paling
ideal.Tetapi septic abortion merupakan kontraindikasi.
d. Beberapa hari setelah haid terakhir
Dalam hal yang terkhir ini wanita yang bersangkutan dilarang untuk bersenggama sebelum AKDR dipasang. Sebelum
pemasangan AKDR tersebut tertletak dalam uterus setelah terpasang.Perlu dijelaskan kemungkinan terjadinya efek
sampingan seperti perdarahan rasa sakit,AKDR keluar sendiri.

Untuk memilih AKDR yang akan dipasang,terlebih dahulu ditentukan panjangnya rongga uterus yang sebesar mungkin oleh
karena dengan memakai AKDR yang mempunyai ukuran besar,kegagalan dan kecenderungan untuk ekspulsi akan berkurang.
Sebaliknya,ukuran yang lebih kecil sebaiknya dipasang pada akseptor yang mengalami banyak pertdarahan dan rasa sakit.

K. TEKNIK PEMASANGAN AKDR


Karena dalam program keluarga berencana di Indonesia digunakan AKDR jenis lippes loop,disini diterangkan cara
pemakaian AKDR itu. Setelah kandung kencing dikosongkan,akseptor dibaringkan diatas meja ginekologik dalm posisi
litotomi.Kemudian dilakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak,bentuk,dan besar uterus.Spekuylum dimasukkan
kedalam vagina,dan servik uteri dibersihkan dengan larutan antiseptik (sol,betadin,atau tingtura jodii)sekarang dengan cunam
servik dijepit bibir .depan porsio uteri dan dimasukkan sonde kedalm uterus untuk menentukan arah

L. UPAYA BIDAN DALAM MENANGGULANGI EFEK SAMPING


a. Jika permasalahan ringan, dianjurkan agar dilakukan konseling.
b. Jika terjadi terdapat infeksi maupun gejalanya segera dibawa ke rumah sakit terdekat.
c. Pada efek samping amenore, periksa apakah sedang hamil atau tidak.
1. Apabila tidak, AKDR tidak dilepas. Memberi konseling dan menyelidiki penyebab amenorea apabila dikehendaki.
2. Apabila hamil, dijelaskan dan disarankan untuk melepas AKDR apabila talinya terlihat dan kehamilan kurang dari 13
minggu.
3. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR tidak dilepas.
4. Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilan tanpa melepas AKDR maka dijelaskan adanya resiko
kemungkinan terjadinya kegagalan kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan
diperhatikan.
d. Untuk penanganan dismenore yaitu memastikan dan menegaskan adanya penyakit radang panggul (PRP) dan penyebab lain
dari kekejangan.
1. Menanggulangi penyebabnya apabila ditemukan.
2. Apabila tidak ditemukan penyebabnya diberi analgesik untuk sedikit meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang
berat, AKDR dilepas dan membantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.
e. Pada perdarahan hebat yaitu :
1. Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan bekelanjutan serta perdarahan hebat, melakukan konseling dan
pemantauan.
2. Memberi Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi perdarahan dan memberikan tablet besi (1
tablet setiap hari selama 1-3 bulan).
3. AKDR memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki. Apabila klien telah memakai AKDR selama lebih dari 3 bulan
dan diketahui menderita anemi (Hb <7g%) dianjurkan untuk melepas AKDR dan membantu memilih metode lain yang
sesuai.

BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan untuk menghindari kelahiran yang tidak diinginkan,
mengatur interval kelahiran, mengontrol kartu keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan
menentukan jumlah anak dalam keluarga(Hartanto, 2003).
Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat kontrasepsi yang digunakan untuk mengatur /mengendalikan
pertumbuhan penduduk khususnya di Indonesia.
Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya konsepsi yaitu bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam
pelayanan KB ada berbagaimacam cara untuk mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan AKDR.
Dalam penggunaan AKDR juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian dari penggunaan AKDR tersebut.
Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR tersebut juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan
memperhatikan cara pemakaian yang benar, efek samping serta konseling bagi pengguna oleh tenaga kesehatan.

B. SARAN
1. Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR
Pengguna hendaknya mengetahui terlebih dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai dengan cara bertanya hal yang ingin
diketahui ke tenaga kesehatan.
2. Bagi tenaga kesehatan
a. Sebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan keterampilannya memasang AKDR yang baik dan sesuai prosedur.
b. Sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk melakukan infomconsent pada klien.

DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP

Cunningham,dkk. 1995. Obstetri Williams. Jakarta: EGC

http://dhiyah-muharrikah.blogspot.com/2012/05/akdr-alat-kontrasepsi-dalam-rahim.html#ixzz2PselphKc

Anda mungkin juga menyukai