Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM

DISUSUN OLEH:

KELOMPOK 3
APRIN
DIANA ANGGRIANY
FANI GUSHENDRA YUNI
IDA SUSILA
LENA SYAPUTRI
M. FAUZI
RANGGA APRIALDIS
RISKI AMELIA
SESY PALUPY RAMADHANI
TIARA DELLA RAMADHANI
WANDRIAUNI PANGESTUTI

PRODI S1 KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
PEKANBARU MEDICAL CENTER
TA. 2016/2017
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Panyayang, kami
ucapkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat, dan
hidayah-Nya kepada kami, tak lupa pula kami ucapkan terimakasih kepada dosen
pembinmbing, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ALAT KONTRASEPSI
DALAM RAHIM ini dengan baik dan tepat waktu.

Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.

Terlepas dari semua itu, Kami menyadari sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu dengan tangan terbuka
kami menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki dalam
pembuatan makalah kami selanjutnya.

kami berharap semoga makalah ALAT KONTRASEPSI DALAM RAHIM ini


bermamfaat dapat menambah ilmu pengetahuan, maupun inpirasi terhadap pembaca.

Pekanbaru, 12 Mei 2018

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ..........................................................................................

Daftar Isi ......... ...........................................................................................

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................... i
B. Rumusan Masalah .............................................................................. ii
C. Tujuan .... ........................................................................................... iii

BAB II PEMBAHASAN
A. Infeksi humn papiloma virus ............................................................. 1
1. Definisi human papiloma virus ................................................... 1
2. Etiologi human papiloma virus ................................................... 2
3. Penyakit uang disebabkan human papiloma virus....................... 2
4. Faktor resiko human papiloma virus ........................................... 4
5. Pemeriksaan diagnostik ............................................................... 4
6. Patofisiologi human papiloma virus ............................................ 5
7. Manifestasi klinis human papiloma virus .................................... 5
8. Penatalaksanaan human papiloma virus ...................................... 6
9. Konsep asuhan keperawatan human papiloma virus ................... 6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ......................................................................................... 10
B. Saran ....... ........................................................................................... 10

Daftar Pustaka . ........................................................................................... 11


BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pelayanan dan informasi keluarga berencana merupakan suatu intervensi kunci
dalam upaya meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan keluarga dan masyarakat, serta
merupakan hak asasi manusia. Telah terjadi perkembangan yang berarti dalam tekhnologi
kontrasepsi, misalnya transisi dari estrogen dosis tinggi ke dosisi rendah pada pil
kombinasi, atau dari AKDR inert ke AKDR yang mengeluarkan levonorgestrel.
Perkembangan ini telah menghasilkan pilihan lebih banyak tentang metode kontrasepsi
yang lebih aman dan efektif. Salah satu alat kontrasepsi yang akan di bahas pada makalah
ini adalah tentang IUD / AKDR (alat kontrasepsi dalam rahim). Kontrasepsi berasal dari
kata kontra berarti melawan atau mencegah, sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara
sel telur (sel wanita) yang matang dan sel sperma (sel pria) yang mengakibatkan
kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah menghindari/mencegah terjadinyakehamilan
sebagai akibat pertemuan antara sel telur yang matang dengan sel sperma tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apakah pengertian AKDR ?
2. Apa Saja Jenis – Jenis AKDR ?
3. Bagaimana Cara Kerja AKDR ?
4. Apa Indikasi AKDR ?
5. Apa Kontraindikasi AKDR ?
6. Apa Keuntungan AKDR ?
7. Apa Kerugian AKDR ?
8. Apa Efek Samping AKDR ?
9. Kapan Pemasangan AKDR Dilakukan ?
10. Bagaiman Teknik Pemasangannya?
11. Bagaimana efek samping dan komplikasi AKDR?
12. Apa Upaya Dalam Menanggulangi Efek Samping ?
13. Bagaimana Asuhan keperawatan AKDR?

C. Tujuan
1. Mengetahui pengertian AKDR
2. Mengetahui Jenis – Jenis AKDR
3. Memahami Bagaimana Cara Kerja AKDR
4. Mengetahui Indikasi AKDR
5. Mengetahui Kontrainikasi AKDR
6. Mengetahui Keuntungan AKDR
7. Mengetahui Kerugian AKDR
8. Mengetahui Efek Samping AKDR
9. Tahu Kapan Pemasangan AKDR Dilakukan
10. Mengetahui Bagaiman Teknik Pemasangannya
11. Bagaimana efek samping dan komplikasi AKDR
12. Upaya Dalam Menanggulangi Efek Samping
13. Bagaimana Asuhan keperawatan AKDR
BAB II
PEMBAHASAN

A. Definisi
1. Kontrasepsi
Kontrasepsi berasal dari kata kontra berarti melawan atau mencegah,
sedangkan konsepsi adalah pertemuan antara sel telur (sel wanita) yang matang dan sel
sperma (sel pria) yang mengakibatkan kehamilan. Maksud dari kontrasepsi adalah
menghindari/mencegah terjadinyakehamilan sebagai akibat pertemuan antara sel telur
yang matang dengan sel sperma tersebut.
2. Alat kontrasepsi dalam Rahim (AKDR) IUD (Intra Uterin Device)
Adalah alat kecil terdiri dari bahan plastik yang lentur yang dimasukkan ke
dalam rongga rahim, yang harus diganti jika sudah digunakan selama periode tertentu.
IUD merupakan cara kontrasepsi jangka panjang.IUD adalah salah satu alat
kontrasepsi modern yang telah dirancang sedemikian rupa (baik bentuk, ukuran, bahan
dan masa aktif fungsi kontrasepsinya) yang diletakkan dalam cavum uteri sebagai
usaha kontrasepsi. AKDR adalah bahan inert sintetik (dengan atau tanpa unsur
tambahan untuk sinergi efektifitas) dengan berbagai bentuk, yang dipasangkan ke
dalam rahim untuk menghasilkan efek kontraseptif.
AKDR adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan ke dalam rahim yang
bentuknya bermacam-macam, terdiri dari plastic (polyethylene). Ada yang dililit
tembaga , ada yang dililit tembaga bercampur , dan yang berisi hormone progesterone.

B. Jenis – jenis AKDR


1. Lippes Loop
IUD ini terbuat dari bahan polyethelene, bentuknya seperti spiral atau huruf S
bersambung. Untuk meudahkan kontrol, dipasang benang pada ekornya. Lippes Loop
terdiri dari 4 jenis yang berbeda menurut ukuran panjang bagian atasnya. Tipe A
berukuran 25 mm (benang biru), tipe B 27,5 mm 9 (benang hitam), tipe C berukuran
30 mm (benang kuning), dan 30 mm (tebal, benang putih) untuk tipe D. Lippes Loop
mempunyai angka kegagalan yang rendah. Keuntungan lain dari pemakaian spiral
jenis ini ialah bila terjadi perforasi jarang menyebabkan luka atau penyumbatan usus,
sebab terbuat dari bahan plastik.
2. Copper-T
IUD berbentuk T, terbuat dari bahan polyethelene di mana pada bagian
vertikalnya diberi lilitan kawat tembaga halus. Lilitan kawat tembaga halus ini
mempunyai efek antifertilisasi (anti pembuahan) yang cukup baik. IUD bentuk T yang
baru. IUD ini melepaskan lenovorgegestrel dengan konsentrasi yang rendah selama
minimal lima tahun. Dari hasil penelitian menunjukkan efektivitas yang tinggi dalam
mencegah kehamilan yang tidak direncanakan maupun perdarahan menstruasi.
Kerugian metode ini adalah tambahan terjadinya efek samping hormonal dan
amenorhea.
3. Copper-7
IUD ini berbentuk angka 7 dengan maksud untuk memudahkan pemasangan.
Jenis ini mempunyai ukuran diameter batang vertikal 32 mm dan ditambahkan
gulungan kawat tembaga (Cu) yang mempunyai luas permukaan 200 mm2, fungsinya
sama seperti halnya lilitan tembaga halus pada jenis Copper-T.
4. Multi Load
IUD ini terbuat dari dari plastik (polyethelene) dengan dua tangan kiri dan kanan
berbentuk sayap yang fleksibel. Panjangnya dari ujung atas ke bawah 3,6 cm.
Batangnya diberi gulungan kawat tembaga dengan luas permukaan 250 mm2 atau 375
mm2 untuk menambah efektivitas. Ada 3 ukuran multi load, yaitu standar, small
(kecil), dan mini.
C. CARA KERJA
1. AKDR non hormonal (IUD)
a. Menghambat kemampuan sperma untuk masuk ke tuba falopii.
b. Mempengaruhi fertilisasi sebelum ovum mencapai kavum uteri
c. AKDR bekerja terutama mencegah sperma dan ovum bertemu, walaupun AKDR
membuat sperma sulit masuk ke dalam alat reproduksi perempuan dan
mengurangi sperma untuk fertilisasi.

D. INDIKASI
1. Usia reproduktif.
2. Keadaan nulipara.
3. Menginginkan menggunakan kontrasepsi jangka panjang.
4. Perempuan menyusui yang menginginkan menggunakan kontrasepsi.
5. Setelah melahirkan dan tidak menyusui.
6. Setelah mengalami abortus dan tidak terlihat adanya infeksi.
7. Risiko rendah dari IMS.
8. Tidak menghendaki metoda hormonal.
9. Tidak menyukai mengingat-ingat minum pil setiap hari.
10. Tidak menghendaki kehamilan setelah 1 – 5 hari senggama.
11. Gemuk ataupun kurus

E. KONTRAINDIKASI
1. Belum pernah melahirkan. Adanya perkiraan hamil.
2. Kelainan alat kandungan bagian dalam seperti: perdarahan yang tidak normal dari alat
kemaluan, perdarahan di leher rahim, dan kanker rahim.
3. Perdarahan vagina yang tidak diketahui.
4. Sedang menderita infeksi alat genital (vaginitis, servisitis).
5. Tiga bulan terakhir sedang mengalami atau sering menderita PRP atau abortus septic.
6. Kelainan bawaan uterus yang abnormal atau tumor jinak rahim yangdapat
mempengaruhi kavum uteri.
7. Penyakit trofoblas yang ganas.
8. Diketahui menderita TBC pelvic.
9. Kanker alat genital.
10. Ukuran rongga rahim kurang dari 5 cm

F. KEUNTUNGAN
a. Sangat efektif. 0,6 – 0,8 kehamilan/100 perempuan dalam 1 tahun pertama (1
kegagalan dalam 125 – 170 kehamilan). Pencegah kehamilan jangka panjang yang
AMPUH, paling tidak 10 tahun
b. IUD dapat efektif segera setelah pemasangan
c. Metode jangka panjang (10 tahun proteksi dari CuT-380A dan tidak perlu diganti)
d. Tidak mempengaruhi hubungan seksual. Hubungan intim jadi lebih nyaman karena
rasa aman terhadap risiko kehamilan
e. Tidak ada efek samping hormonal dengan CuT-380A
f. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume ASI. Aman untuk ibu menyusui – tidak
mengganggu kualitas dan kuantitas ASI
g. Dapat dipasang segera setelah melahirkan atau abortus (apabila tidak terjadi
infeksi)
h. Dapat digunakan sampai menopause
i. Tidak ada interaksi dengan obat-obat
j. Membantu mencegah kehamilan ektopik
k. Setelah IUD dikeluarkan, bisa langsung subur

Keuntungan (Sarwono P, 1999)


1. Umumnya hanya memerlukan satu kali pemasangan
2. Pemasangan tidak memerlukan medis teknis yang sulit
3. Kontrol medis yang ringan
4. Tidak menimbulkan efek sistemik
5. Alat ekonomis
6. Efektivitas cukup tinggi
7. Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik (reversibel).

G. KERUGIAN

1. Perubahan siklus haid.


2. Haid lebih lama dan banyak.
3. Perdarahan (spotting) antar menstruasi.
4. Disaat haid lebih sakit.

H. EFEK SAMPING

1. Spotting
Keluarnya bercak-bercak darah diantara siklus menstruasi, spoting akan muncul jika
capek dan stress. Perempuan yang aktif sering mengalami spotting jika menggunakan
kontrasepsi AKDR.
2. Perubahan siklus menstruasi
Setelah pemasangan AKDR siklus menstruasi menjadi lebih pendek. Siklus
menstruasi yang muncul lebih cepat dari siklus normal rata-rata yaitu 28 hari dengan
lama haid 3-7 hari, biasanya siklus haid berubah menjadi 21 hari.
3. Amenore
Tidak didapat tanda haid selama 3 bulan atau lebih.
4. Dismenore
Munculnya rasa nyeri saat menstruasi.
5. Menorrhagea
Perdarahan berat secara eksesif selama masa haid atau haid yang lebih banyak.
6. Fluor albus
Penggunaan AKDR akan memicu rekurensi vaginosis bacterial yaitu keadaan
abnormal pada ekosistem vagina yang disebabkan bertambahnya pertumbuhan flora
vagina bakteri anaerob menggantikan Lactobacillus yang mempunyai konsentrasi
tinggi sebagai flora normal vagina.
7. Pendarahan Post seksual
Pendarahan post seksual ini disebabkan karena posisi benang AKDR yang menggesek
mulut rahim atau dinding vagina sehingga menimbulkan pendarahan.

I. PEMASANGAN AKRD

1. Sewaktu haid sedang berlangsung Pemasangan AKDR pada waktu ini dapat dilakukan
pada hari-hari pertama atau pada hari-hari terakhir haid. Keuntungan pemasangan
AKDR pada waktu ini antara lain ialah:

a. Pemasangan lebih mudah oleh karena serviks pada waktu itu agak terbuka dan
lembek.
b. Rasa nyeri tidak seberapa keras
c. erdarahan yang timbul sebagai akibat pemasangan tidak seberapa dirasakan
d. Kemungkinan pemasangan AKDR pada uterus yang asedang hamil tidak ada.

2. Sewaktu postpartum

a. Secara dini (immediate insertion) yaitu AKDR dipasang pada wanita yang
melahirkan sebelum dipulangkan dari rumah sakit.
b. Secara langsung(directinsertion)yaitu AKDR dipasang dalam masa tiga bulan
setelah partus atau abortus.
c. Secara tidak langsung (indirect insertion) yaitu AKDR dipasang sesudah masa 3
bulan setelah partus atau abortus atau pemasangan AKDR dilakukan pada saat
yang tidak ada hubungan sama sekali dengan partus atau abortus.Bila pemasangan
AKDR tidak dilakukan dalam waktu seminggu setelah bersalin,menurut beberapa
sarjana,sebaiknya AKDR ditangguhkan sampai 6-8 minggu postpartum oleh
karena jika pemasangan AKDR dilakukan antara minggu kedua ,dan keenam
setelah partus,bahaya perforasi atau ekspulsi lebih besar.

3. Sewaktu postabortum

Sebaiknya AKDR dipasang segera setelah abortus oleh karena dari segi fisiologi dan
psikologi waktu itu adalah paling ideal.Tetapi septic abortion merupakan
kontraindikasi.

4. Beberapa hari setelah haid terakhir

Dalam hal yang terkhir ini wanita yang bersangkutan dilarang untuk bersenggama
sebelum AKDR dipasang. Sebelum pemasangan AKDR tersebut tertletak dalam uterus
setelah terpasang.Perlu dijelaskan kemungkinan terjadinya efek sampingan seperti
perdarahan rasa sakit,AKDR keluar sendiri.

Untuk memilih AKDR yang akan dipasang, terlebih dahulu ditentukan panjangnya
rongga uterus yang sebesar mungkin oleh karena dengan memakai AKDR yang
mempunyai ukuran besar,kegagalan dan kecenderungan untuk ekspulsi akan
berkurang. Sebaliknya, ukuran yang lebih kecil sebaiknya dipasang pada akseptor
yang mengalami banyak pertdarahan dan rasa sakit.

J. TEKNIK PEMASANGAN AKDR

Karena dalam program keluarga berencana di Indonesia digunakan AKDR jenis lippes
loop, disini diterangkan cara pemakaian AKDR itu. Setelah kandung kencing
dikosongkan, akseptor dibaringkan diatas meja ginekologik dalm posisi litotomi.
Kemudian dilakukan pemeriksaan bimanual untuk mengetahui letak, bentuk, dan besar
uterus. Spekuylum dimasukkan kedalam vagina,dan servik uteri dibersihkan dengan
larutan antiseptik (sol,betadin,atau tingtura jodii) sekarang dengan cunam servik dijepit
bibir . depan porsio uteri dan dimasukkan sonde kedalm uterus untuk menentukan arah

K. EFEK SAMPING DAN KOMPLIKASI


1. Nyeri dan Mulas
Kejang, nyeri dan mulas-mulas serta pegal di pinggang-pinggang biasanya terjadi
sehabis insersi IUD, yang pada umumnya akan hilang dalam waktu beberapa hari
sampai beberapa minggu. Pengobatannya adalah analgetika dan spasmolitika.

2. Perdarahan

Dapat terjadi perdarahan pasca-insersi, bercak diluar haid (spoting), atau perdarahan
meno atau metroragi. Perdarahan ditangani dengan memberikan obat-obatan seperti;
Ermetrin, Metergin, Daflon, Kalsium, Vitamin K dan C, Abodan AC-17 dan
sebagainya. Jika perlu diberikan antibiotic. Jika dengan cara-cara perdarahan tidak
berhenti atau tetap banyak, dianjurkan untuk mencabut IUD.

3. Keputihan (Fluor Albus, Lekorea)

Keputihan yang berlebihan mungkin terjadi disebabkan oleh reaksi organ genitalia
terhadap benda asing yang biasanya terjadi pada beberapa bulan pertama setelah
insersi. Sebelum dilakukan pengobatan, carilah penyebabnya terlebih dahulu. Dapat
diberikan tablet oral atau tablet vaginal.

4. Dismenorea (Nyeri selama haid)

Tidak seluruhnya wanita yang memakai IUD akan menderita nyeri haid, biasanya
terjadi memang pada wanita-wanita yang sebelumnya memang sering mengeluh nyeri
sewaktu haid. Pengobatannya dengan memberi analgetika dan spasmolitika.

5. Infeksi

Radang panggul (Pelvic Inflamatory Disease = PID) dijumpai pada sekitar 2%


akseptor pada tahun pertama pemakaian, namun infeksi ini bersifat ringan. Yang perlu
diingat adalah waktu memasang IUD hendaknya bekerja secara lege artis dan suci
hama.

6. Translokasi-Dislokasi

Translokasi IUD masuk kedalam rongga perut, sebagian atau seluruhnya, umumnya
karena adanya perforasi uterus. Hal ini paling sering terjadi pada waktu insersi IUD
yang kurang hati-hati atau karena adanya lokus minoris pada dinding rahim atau pada
waktu usaha pengeluarannya sulit.

L. UPAYA DALAM MENANGGULANGI EFEK SAMPING

1. Jika permasalahan ringan, dianjurkan agar dilakukan konseling.


2. Jika terjadi terdapat infeksi maupun gejalanya segera dibawa ke rumah sakit terdekat.
3. Pada efek samping amenore, periksa apakah sedang hamil atau tidak.

a. Apabila tidak, AKDR tidak dilepas. Memberi konseling dan menyelidiki


penyebab amenorea apabila dikehendaki.
b. Apabila hamil, dijelaskan dan disarankan untuk melepas AKDR apabila talinya
terlihat dan kehamilan kurang dari 13 minggu.
c. Apabila benang tidak terlihat, atau kehamilan lebih dari 13 minggu, AKDR tidak
dilepas.
d. Apabila klien sedang hamil dan ingin mempertahankan kehamilan tanpa melepas
AKDR maka dijelaskan adanya resiko kemungkinan terjadinya kegagalan
kehamilan dan infeksi serta perkembangan kehamilan harus lebih diamati dan
diperhatikan.

4. Untuk penanganan dismenore yaitu memastikan dan menegaskan adanya penyakit


radang panggul (PRP) dan penyebab lain dari kekejangan.

a. Menanggulangi penyebabnya apabila ditemukan.


b. Apabila tidak ditemukan penyebabnya diberi analgesik untuk sedikit
meringankan. Apabila klien mengalami kejang yang berat, AKDR dilepas dan
membantu klien menentukan metode kontrasepsi yang lain.

5. Pada perdarahan hebat yaitu :

a. Apabila tidak ada kelainan patologis, perdarahan bekelanjutan serta perdarahan


hebat, melakukan konseling dan pemantauan.
b. Memberi Ibuprofen (800mg, 3 x sehari selama 1 minggu) untuk mengurangi
perdarahan dan memberikan tablet besi (1 tablet setiap hari selama 1-3 bulan).
c. AKDR memungkinkan dilepas apabila klien menghendaki. Apabila klien telah
memakai AKDR selama lebih dari 3 bulan dan diketahui menderita anemi (Hb
<7g%) dianjurkan untuk melepas AKDR dan membantu memilih metode lain
yang sesuai.

M. ASUHAN KEPERAWATAN AKDR

1. PENGKAJIAN
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Pengertian dari KB yaitu tindakan yang membantu individu atau pasngan untuk
menghindari kelahiran yang tidak diinginkan, mengatur interval kelahiran, mengontrol
kartu keturunan dalam hubungan dengan umur pasanngan suami istri dan menentukan
jumlah anak dalam keluarga(Hartanto, 2003).

Dalam pelaksanaan program KB biasanya digunakan alat kontrasepsi yang


digunakan untuk mengatur /mengendalikan pertumbuhan penduduk khususnya di
Indonesia. Pengertian dari kontrasepsi adalah cara untuk mencegah terjadinya
konsepsi yaitu bertemunya sel sperme dan ovum. Dalam pelayanan KB ada
berbagaimacam cara untuk mencegah konsepsi salah satunya dengan menggunakan
AKDR. Dalam penggunaan AKDR juga terdapat manfaat, keuntungan serta kerugian
dari penggunaan AKDR tersebut. Masalah yang timbul dari penggunaan AKDR
tersebut juga diharapkan bisa teratasi dengan beberapa cara antara lain dengan
memperhatikan cara pemakaian yang benar, efek samping serta konseling bagi
pengguna oleh tenaga kesehatan.

B. SARAN

1. Bagi pengguna alat kontrasepsi AKDR, Pengguna hendaknya mengetahui terlebih


dahulu alat kontrasepsi yang akan di pakai dengan cara bertanya hal yang ingin
diketahui ke tenaga kesehatan.
2. Bagi tenaga kesehatan,

a. Sebagai tenaga kesehatan hendakna meningkatkan keterampilannya memasang


AKDR yang baik dan sesuai prosedur.
b. Sebelum memasang AKDR pada klien jangan lupa untuk melakukan
infomconsent pada klien.
DAFTAR PUSTAKA

Prawirohardjo, Sarwono. 2005. Ilmu Kandungan. Jakarta: YBP-SP

https://www.scribd.com/doc/143492980/LP-KB-IUD

https://www.scribd.com/doc/147498581/Asuhan-Keperawatan-KB-IUD

https://kumpulan0askep.wordpress.com/2011/06/02/askep-iud/

Anda mungkin juga menyukai