Gejala klinis.
Dispnea
Batuk
Ensaitas,iritabilitassampaipenurunan
tingkat kesadaran.
Sianosis.
Patofisiologi.
-Asma
DIAGNOSTIK TEST.
Jumlah
leukosit meningkat
AGD Kasus berat : pd awal pH meningkat,
PCO2 dan PO2 turun(alkalosis respiratori)
Hiperpentilasi. Kemudian pH turun, P0 2 turun
Dan PCO2 meningkat .
Jumlah
ASUHAN KEPERAWATAN.
PENGKAJIAN
:
= Sistem pernafasan = Sis.Neurologis
- Napas pendek
- Kelelahan
- Adanya whezing
- Ansietas
- Adanya retraksi
- Sulit tidur
- Thacipnea
= Muskuloskletal
- Batuk kering
- Intoleran aktivity
- Rhonchi
= Integumen
= Sis.Cardiovaskuler
- Cianosis
- Thachicardi
- Pucat
= Psikososial : Tdak koperatif selama perawatan
DIAGNOSA KEPERAWATAN/INTERVENSI
I. Gangguan pertukaran Gas b/d konstruksi
bronchus.
-Kriteria evaluasi
Anak menunjukkan perbaikan pertukaran
gas ditandai dengan: tdk adanya wheezing
dan retraksi,btk menurun,warna kulit keme
rahan ,CRT 3-5 detik,keletihan berkurang
- intervensi.
1. Dorong anak untuk latihan btk dan teknik
nafas setia 2 jam,instruksikan untuk
mengambil napas dalam.
INTERVENSI :
1. Sajikan porsi makan kecil tapi sering 5 6 kali
sehari dengan makanan yang disukainya.
2. Sajikan makanan halus, rendah lemak, gunakan warna.
3. Hindari makanan yang dapat menyebabkan
alergi.
IV. Resiko kekurangan cairan tubuh b/d hilangnya cairan melalui saluran pernafasan.
Kriteria Evaluasi :
Anak dapat mempertahankan hidrasi yang ade
kuat ditandai dgn turgor kulit baik output ml/
kg/jam.
INTERVENSI :
1. Kaji turgor, monitor urine output setiap 4 jam.
2. Dorong anak untuk minum 3 8 gelas
(240 ml) gelas/hari, tergantung pada usia
anak.
Etiologi :
Virus, bakteri, mycoplasma dan aspirasi benda
asing.
Manifestasi klinik :
Batuk
> Retraksi dinding toraks
Dispnea
> Pernafasan cuping hidung
Thapnea
> Nyeri abdomen
Sianosi
> Ronchi (+ ), demam.
-
JENIS PNEUMONIA
Pneumonia Bakteri
Pneumonia Virus
Pneumonia Mikoplasma
PATOFISIOLOGI
Adanya gangguan pada termila jalan nafas dan
alveoli oleh mikroorganisme patogen yaitu virus
dan staphilacoccus,streptococcus pneumonia
bakteri Respon peradangan Edema Alveoli
dan pembentukan eksudate Alveolus dan
bronchus terisi exudat, sel darah merah, fibrin
bakteri.
KOMPLIKASI;
Atelaktasis
Efusi pleura
Fibrosis paru
Otitis media acut
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK:
Foto thoraks
WBC kurang dari 20.000 cells/mm3
AGD
Tes fungsi paru
Kultur cairan pleura
ASUHAN KEPERAWATAN :
@ Pengkajian.
> Pernapasan.
> Neurologis
- Meningkatnya RR
- Sakit kepala
- Retraksi ddg dada
- Irritabilitas
- Nyeri dada, batuk
- Susah tidur
- Crakles,Rhonhi.
- Menurunnnya bunyi nafas
> Cardiovaskuler
> Integumen
- Thacikardi
- Meningkatnya SB
> Muskuloskletal
- Cianosis
- Kelelahan
- Fatique
1. Pertahankan diet
2. Sajikan makanan porsi kecil tapi sering dan
makanan kesukaannya.
3. Hindari susu yang tinggi kadar formulanya.
VI. Kecemasan (orangtua) b/d kurangnya pengetahuan tentang kondisi anaknya.
Tujuan :
Kecemasan orangtua akan berkurang dgn KE :
meningkatkan kemampuan mereka dalam men
dampingi dan memberi dukungan pada anak
dan menjelaskan kondisinya.
PATOFISIOLOGI
-Sindrom gawat pernafasan atau penyakit
membran hialin terjadi akibat tidak adanya,
kurangnya, berubahnya komponen surfaktan,
suatu kompleks lipoporotein mengakibatkan
kolaps alveoli dan mengakibatkan hipoksia
terjadi konstruksi vaskuler dan penurunan
perfusi pulmoner Gagal nafas progresif.
MANIPESTASI KLINIK
Takipnea
Retraksi interkostal dan sternal
Pernapasan cuping hidung
Sianosis
Penurunan
DIAGNOSTIK TEST:
Kajian foto toraks
Analisa Gas Darah
Imaturs lecithin-sphingomiolin
Darah lengkap
Elektrolit : Kalium,calsium,Natrium dan lain-lain.
TINDAKAN MEDIS :
Pemberian 02
Pertahankan
kestabilan suhu
Berikan asupan cairan
Pemberian obat
Intubasi bila perlu
ASUHAN KEPERAWATAN
-pengkajian :
> Sirkulasi Thachicardi,hipotensi,pucat,akral,
sianosis,hipoksemia.
> Respirasi :
- Kesulitan bernafas
- Peningkatan respirasi
- Retraksi substernal
- Suara nafas Ronchi +
- Menurunnya ekspansi paru
- Sianosis
- Pernafasan cupung hidung
DIAGNOSA KEPERAWATAN/INTERVENSI
1.
Gangguan Pertukaran gas b/d imatur paru
atau kurangnya cairan surfaktan.
intervensi:
- Identifikasi bayi mungkin ada faktor-faktor
resiko yang muncul
- Monitor status pernafasan,distrees pernaf.
- Monitor analisa gasa darah
- Posisikan bayi dengan tepat agar ada upaya
bernafas
- apertahankan suhu tubuh normal
- Pemberian oksigen
-Bersamaan
KOMPLIKASI :
Meningitis
Spondilitis
Bronkopneumonia
Atelaktasis
ETIOLOGI.
@ Mycobarerium tuberculosa
@ Mycobakterium Bovis
@ Faktor predisposisis:
- Herediter
- Keadaan stress
- Meningkatnya sekresi steroid adrenal
- Anak yang mendapatkan kortikosteroid
kemungkinan terinfeksi lebih mudah
- Nutrisi Nutrisi yang kurang
- Infeksi berulang HIV,Pertusis.
- Tidak mematuhi aturan pengobatan
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK :
Uji tuberkulin (mantoux)
Ujin tuberkulin dilakukan dengan Mantoux
(Penyuntikan intra kutan) dengan semprit
tuberkulin 1 cc jarum No.26. Pembacaan
dilakukan 48-72 jam setelah disuntikkan
Diukur diameter transversal dari indurasi yang
terjadi ( + bila indurasi > 10 mm) pada gizi
baik . > 5 mm pada gizi buruk.
Foto rontgen dada
Pemeriksaan mikrobiologi dan serologi
BTA. Ada cara lain dengan PCR (polymery
chain reaktion).
ASUHAN KEPERAWATAN:
-pengkajian