Anda di halaman 1dari 32

ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF

PADA NY. M G1P0000 UK 27 2/7 MINGGU DENGAN LETAK SUNGSANG

DI RS AURA SYIFA

KEDIRI

Disusun Oleh :

NANA CHRISTIFANNY LANI

NIM. 17618217

PROGRAM STUDI BIDAN PENDIDIK (D.IV) MINAT KLINIK

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS KADIRI

TAHUN 2018
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehamilan adalah hasil konsepsi didefinisikan sebagai pertemuan antara

sperma dan sel telur yang menandai awal kehamilan. Peristiwa ini merupakan

rangkaian kejadian yang meliputi pembentukan gamet (sel telur dan sperma),

ovulasi (pelepasan sel telur), penggabungan gamet dan implantasi embrio di

dalam uterus (Sujiyatini, 2008).

Masa kehamilan merupakan suatu proses penting yang dapat terjadi dalam

masa reproduksi perempuan usia 15-46 tahun. Proses penting ini diperlukan

perhatian khusus karena mempunyai beberapa resiko yang dapat

menyebabkan kematian pada ibu dan janin. Salah satu resiko yang dapat

terjadi dalam kehamilan adalah kehamilan letak sungsang (Sarwono, 2011).

Angka Kematian Ibu berdasarkan Hasil Survei Demografi dan Kesehatan

Indonesia (SDKI), di Indonesia masih sangat tinggi dan jauh dari target

Millennium Development Goals (MDG’s). Hasil survei AKI di Indonesia

tahun 2012 yaitu 359 tiap 100.000 kelahiran hidup. MDG’s sendiri sudah

mempunyai target 209 tiap 100.000 kelahiran hidup pada tahun 2015, yang

mengartikan bahwa pertolongan oleh tenaga kesehatan tersalurkan sampai ke

pasien (Depkes, 2014).

Angka kejadian kehamilan dengan berbagai presentasi dan posisi janin

mendekati atau pada akhir kehamilan adalah sebagai berikut: presentasi


verteks 96%, letak sungsang 3,5%, presentasi bahu 0,4%, dan presentasi

wajah 0,3% (Cunningham, 2010).

Kehamilan letak sungsang adalah janin letak memanjang dengan bagian

terendahnya bokong kaki atau kombinasi keduanya. Letak sungsang bisa

menyebabkan komplikasi pada tali pusat, perdarahan, ketuban pecah dini yang

dapat menyebabkan kematian ibu (Wiknjosastro, 2010).

Biasanya kejadian letak sungsang berkisar antara 3% sampai 4% pada

umur kehamilan cukup bulan. Sekalipun kejadiannya kecil tetapi mempunyai

penyulit yang besar dengan angka kematian sekitar 20% sampai 30%.

Kehamilan letak sungsang mempunyai faktor resiko dan resiko untuk ibu dan

janin. Faktor resiko letak sungsang antara lain prematuritas, abnormalitas

struktural uterus, polihidramnion, plasenta previa, multiparitas, mioma uteri,

kehamilan multiple, anomali janin (anensefali, hidrosefalus), dan riwayat

presentasi bokong sebelumnya (Sarwono, 2011).

Posisi janin sungsang tentunya dapat mempengaruhi proses persalinan.

Proses persalinan yang salah jelas menimbulkan resiko seperti pada ibu

mengalami perdarahan, trauma persalinan dan infeksi, sedangkan pada bayi

terjadi perdarahan, infeksi pasca partus seperti meningitis, dan trauma

persalinan seperti kerusakan alat vital, trauma ekstremitas, dan trauma alat

vesera seperti lever ruptur dan lien ruptur (Manuaba, 2008).

Peran Bidan dalam upaya menurunkan AKI adalah menghindari terjadinya

komplikasi bagi ibu maupun bayinya. Untuk mengurangi terjadinya

komplikasi atau resiko maka perlu dilakukan ANC yang berkualitas sehingga
diharapkan mampu mendeteksi secara dini adanya kelainan letak sungsang

sehingga tidak terjadi persalinan sungsang (Wiknjosastro, 2010).

Berdasarkan hal tersebut diatas penulis tertarik untuk mengambil judul

“Asuhan Kebidanan Komprehensif Pada Ny. M G 1P0000 Uk 27 2/7 Minggu

Dengan Letak Sungsang Di RS Aura Syifa Kediri”.

1.2 Tujuan

1.2.1 Tujuan Umum

Dengan adanya Asuhan Kebidanan ini diharapkan mahasiswa

dapat lebih mengerti dan memahami pelaksanaan Asuhan Kebidanan

pada ibu dengan letak sungsang.

1.2.2 Tujuan Khusus

1. Mampu melaksanakan pengkajian data subjektif dan data objektif

pada ibu dengan letak sungsang

2. Mampu mengidentifikasi masalah dan diagnosa kebidanan pada

ibu dengan letak sungsang

3. Mampu mengantisipasi masalah potensial atau diagnosa pada ibu

dengan letak sungsang

4. Mampu melakukan identifikasi kebutuhan segera pada ibu dengan

letak sungsang

5. Mampu membuat intervensi asuhan secara menyeluruh pada ibu

dengan letak sungsang

6. Mampu melaksanakan rencana asuhan secara menyeluruh pada

ibu dengan letak sungsang


7. Mampu mengevaluasi asuhan pada ibu dengan letak sungsang.

1.3 Metode Pengambilan Data

1. Wawancara

Mengumpulkan data dengan cara tanya jawab secara langsung dengan

pasien, keluarga sehingga mendapatkan permasalahan yang dialami

oleh pasien.

2. Observasi

Pengamatan langsung terhadap perubahan yang terjadi pada pasien.

3. Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan pada pasien yang meliputi inspeksi, palpasi, auskultasi

dan perkusi untuk mendapatkan data objektif.

4. Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan pasien yang meliputi pemeriksaan lab untuk menegakkan

diagnosa.

5. Studi Kepustakaan

Dengan mempelajari buku-buku dan makalah yang berhubungan

dengan asuhan kebidanan ini

1.4 Sistematika Penulisan

BAB 1. Pendahuluan : Terdiri dari latar belakang, tujuan, teknik

pengambilan data, dan sistematika penulisan

BAB 2. Tinjauan Teori : Terdiri dari konsep teori kehamilan, letak

sungsang, dan konsep manajemen kebidanan

BAB 3. Tinjauan Kasus : Menggunakan 7 langkah varney


BAB 4. Pembahasan : Pembahasan mengenai kehamilan dengan

letak sungsang

BAB 5. Penutup : Kesimpulan dan saran


BAB 2

TINJAUAN TEORI

2.1 Konsep Teori

2.1.1 Konsep Kehamilan

A. Pengertian Kehamilan

Kehamilan adalah  merupakan suatu proses merantai yang

berkesinambungan dan terdiri dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi

spermatozoa dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot, nidasi

(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh kembang

hasil konsepsi sampai aterm (Manuaba, 2010).

Kehamilan merupakan proses alamiah (normal) dan bukan proses

patologis, tetapi kondisi normal dapat menjadi patologi. Menyadari hal

tersebut dalam melakukan asuhan tidak perlu melakukan intervensi-

intervensi yang tidak perlu kecuali ada indikasi (Sulistyawati, 2009). 

Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin.

Lamanya hamil normal adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari)

dihitung dari haid pertama haid terakhir. Kehamilan dibagi dalam 3

trimester pertama dimulai dari hasil konsepsi sampai 3 bulan, trimester

kedua dimulai dari bulan ke 4 sampai 6 bulan, trimester ketiga dari bulan

ke 7 sampai 9 bulan (Saifuddin, 2008).

Kehamilan adalah proses alamiah yang dialami oleh setiap wanita

dalam siklus reproduksi. Kehamilan dimulai dari konsepsi dan berakhir


dengan permulaan persalinan. Selama kehamilan ini terjadi perubahan-

perubahan, baik perut, fisik maupun psikologi ibu (Varney, 2007).

B. Tanda-tanda kehamilan

Menurut Manuaba (2010), untuk dapat menegakkan kehamilan

ditetapkan dengan melakukan penilaian terhadap beberapa tanda dan

gejala kehamilan, yaitu sebagai berikut :

1. Tanda Dugaan Kehamilan

a. Amenorea

Pada wanita hamil terjadi konsepsi dan nidasi yang

menyebabkan tidak terjadi pembentukan Folikel de graff dan

ovulasi . Hal ini menyebabkan terjadinya amenorea pada seorang

wanita yang sedang hamil. Dengan mengetahui hari pertama

haid terakhir (HPHT) dengan perhitungan Neagle dapat

ditentukan hari perkiraan lahir (HPL) yaitu dengan menambah

tujuh pada hari, mengurangi tiga pada bulan, dan menambah satu

pada tahun.

b. Mual dan Muntah

Pengaruh estrogen dan progesteron menyebabkan pengeluaran

asam lambung yang berlebihan. Mual dan Muntah pada pagi hari

disebut morning sickness. Dalam batas yang fisiologis keadaan

ini dapat diatasi. Akibat mual dan muntah  nafsu makan

berkurang.
c. Ngidam

Wanita hamil sering menginginkan makanan tertentu, keinginan

yang demikian disebut ngidam.

d. Sinkope atau pingsan

Terjadinya gangguan sirkulasi ke daerah kepala (sentral)

menyebabkan iskema susunan saraf pusat dan menimbulkan

sinkope atau pingsan. Keadaan ini menghilang setelah usia

kehamilan 16 minggu.

e. Payudara Tegang

Pengaruh hormon estrogen, progesteron, dan somatomamotrofin

menimbulkan deposit lemak, air, dan garam pada payudara.

Payudara membesar dan tegang. Ujung saraf tertekan

menyebabkan rasa sakit terutama pada hamil pertama.

f. Sering Miksi (Sering BAK)

Desakan rahim kedepan menyebabkan kandung kemih cepat

terasa penuh dan sering miksi. Pada trimester kedua, gejala ini

sudah menghilang.

g. Konstipasi atau Obstipasi

Pengaruh hormon progesteron  dapat menghambat peristaltik

usus, menyebabkan kesulitan untuk buang air besar

h. Pigmentasi Kulit

Terdapat pigmentasi kulit disekitar pipi (cloasma gravidarum).

Pada dinding perut terdapat striae albican,  striae livide dan


linea nigra semakin menghitam. Pada sekitar payudara terdapat

hiperpigmintasi pada bagian areola mammae, puting susu makin

menonjol.

i. Epulis 

Hipertrofi gusi yang disebut epuils, dapat terjadi saat kehamilan.

j. Varices 

Karena pengaruh dari hormon estrogen dan progesteron terjadi

penampakan pembuluh darah vena, terutama bagi mereka yang

mempunyai bakat. Penampakan pembuluh darah terjadi pada

sekitar genetalia, kaki, betis, dan payudara. Penampakan

pembuluh darah ini menghilang setelah persalinan.

2. Tanda Tidak Pasti Kehamilan

a. Perut Membesar

b. Pada pemeriksaan dalam di temui :

1) Tanda Hegar yaitu perubahan pada rahim menjadi lebih

panjang dan lunak sehingga seolah-olah kedua jari dapat

saling bersentuhan.

2) Tanda Chadwicks yaitu vagina dan vulva mengalami

peningkatan pembuluh darah sehingga makin tampak dan

kebiru-biruan karena pengaruh estrogen.

3) Tanda Piscaceks yaitu adanya pelunakan dan pembesaran

pada unilateral pada tempat implantasi (rahim).


4) Tanda Braxton Hicks yaitu adanya kontraksi pada rahim yang

disebabkan karena adanya rangsangan pada uterus.

c. Pemeriksaan test kehamilan positif.

3. Tanda Pasti Kehamilan

a. Gerakan janin dalam rahim

b. Terlihat dan teraba gerakan janin, teraba bagian-bagian janin.

c. Denyut jantung janin. Didengar dengan stetoskop Laenec, alat

Kardiotografi, dan  Doppler.

d. Dilihat dengan ultrasonografi.

C. Pemeriksaan Diagnostik Kebidanan

1. Tes urine kehamilan (Tes HCG)

a. Dilaksanakan seawal mungkin begitu diketahui ada amenore (satu

minggu setelah koitus).

b. Upayakan urine yang digunakan adalah urine pagi hari.

2. Palpasi abdomen menggunakan cara Leopold dengan langkah sebagai

berikut :

a. Leopold I. Bertujuan untuk mengetahui TFU dan Bagian janin

yang ada di fundus..

b. Leopod II. Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada

disebelah kanan dan kiri perut ibu.

c. Leopold III. Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada

di bawah uterus.
d. Leopold IV. Bertujuan untuk mengetahui bagian janin yang ada

dibawah dan untuk mengetahui apakah kepala sudah masuk

panggul atau belum.

D. Perubahan Anatomi dan Fisiologi

1. Uterus 

Selama kehamilan uterus akan beradaptasi untuk menerima dan

melindungi hasil konsepsi (janin, plasenta, amnion) sampai

persalinan. Pada perempuan tidak hamil uterus mempunyai berat 70 g

dan kapasitas 10 ml atau kurang. Selama kehamilan, uterus akan

berubah menjadi suatu organ yang mampu menampung janin,

plasenta dan cairan amnion yang volume totalnya mencapai 5 liter

bahkan dapat mencapai 20l atau lebih dengan berat rata-rata 1100 g

(Prawirohardjo, 2010).

Pembesaran uterus meliputi peregangan dan penebalan sel-sel

otot sementara produksi meosit yang baru sangat terbatas. Bersamaan

dengan hal itu terjadi akumulasi jaringan ikat dan elastik, terutama

pada lapisan otot luar. Kerja sama tersebut akan meningkatkan

kekuatan dinding uterus. Daerah korpus pada bulan-bulan pertama

akan menebal, tetapi seiring dengan bertambahanya usia kehamilan

akan menipis pada akhir kehamilan ketebalanya hanya sekitar 1,5 cm

bahkan kurang (Prawirohardjo, 2010).

Pada awal kehamilan penebalan uterus distimulasi terutama oleh

hormon esterogen dan sedikit oleh progesteron.akan tetapi, setelah


kehamilan 12 minggu lebih penambahan ukuran uterus didominasi

oleh desakan dari hasil konsepsi. Pada awal kehamilan tuba fallopi,

ovarium, dan ligamentum rotundum berada sedikit dibawah apeks

fundus, sementara pada akhir kehamilan akan berada sedikit di atas

pertengahan uterus. Posisi plasenta juga mempengaruhi penebalan

sel-sel otot uterus,dimana bagian uterus yang mengelilingi implantasi

plasenta akan bertambah besar lebih cepat dibandingkan bagian

lainnya. Sehingga akan menyebabkan uterus tidak rata. Fenomena ini

dikenal dengan tanda piscaseck. Pada minggu-minggu pertama

kehamilan uterus masih seperti buah alpukat kehamilannya,

perkembangan kehamilannya,daerah fundus dan korpus akan

membulat dan akan menjadi bentuk sferis pada usia kehamilan 12

minggu (Prawirohardjo, 2010).

Isthmus uteri pada minggu pertama mengadakan hipertrofi seperti

korpus uteri yang mengakibatkan isthmus menjadi lebih panjang dan

lunak yang dikenal dengan tanda Hegar. Pada akhir kehamilan 12

minggu uterus akan menyentuh dinding abdominal mendorong usus

seiring perkembangannya, uterus akan menyentuh dinding abdominal

mendorong usus kesamping, dan keatas, terus tumbuh hingga hampir

menyentuh hati. Sejak trimester pertama kehamilan uterus akan

mengalami kontraksi yang tidak teratur dan umumnya tidak disertai

nyeri. Pada trimester kedua kontraksi ini dapat dideteksi dengan

pemeriksaan bimanual. Fenomena ini disebut Braxton Hicks. Pada


bulan terakhir kehamilan biasanya kontraksi ini sangat jarang dan

meningkat pada satu atau dua minggu sebelum persalinan

(Prawirohardjo, 2010).

2. Serviks

Perubahan yang penting pada serviks dalam kehamilan adalah

menjadi lunak. Sebab pelunakan ini adalah pembuluh darah dalam

serviks bertambah dank arena timbulnya oedema dari serviks dan

hyperplasia serviks. Pada akhir kehamilan serviks menjadi sangat

lunak dan portio menjadi pendek dan dapat dimasuki dengan mudah

oleh satu jari (Prawirihardjo, 2010).

3. Ovarium

Proses ovulasi selama kehamilan akan terhenti dan pematangan

folikel baru juga ditunda.hanya satu korpus luteum yang dapat

ditemukan di ovarium. Folikel ini akan berfungsi maksimal selama 6-

7 minggu awal kehamilan dan setelah itu akan berperan sebagai

penghasil progeteron dalam jumlah yang relatif minimal

(Prawirohardjo, 2010).

4. Vagina dan Vulva

Dinding vagina mengalami banyak perubahan yang merupakan

persiapan untuk mengalami peregangan pada waktu persalinan

dengan meningkatnya ketebalan mukosa, mengendornya jaringan ikat

dan hipertrofi sel otot polos. Peningkatan volume sekresi vagina juga

terjadi, dimana sektresi akan berwarna keputihan, menebal dan PH


antara 3,5 - 6 yang merupakan hasil dari peningkatan produksi asam

laktat glikogen yang dihasilkan oleh epitel vagina sebagai aksi dari

lactobacillus acidophilus (Prawirohardjo, 2010).

5. Payudara

Pada awal kehamilan perempuan akan merasakan payudaranya

menjadi lunak. Setelah bulan kedua payudara akan bertambah

ukurannya dan vena-vena dibawah kulit akan lebih terlihat. Putih

payudara akan lebih besar, kehitaman dan tegak. Setelah bulan

pertama cairan kuning bernama kolostrum akan keluar. Kolostrum ini

berasal dari kelenjar-kelenjar asinus yang mulai bersekresi. Meskipun

dapat dikeluarkan, air susu belum dapat diprosuksi karena hormon

prolaktin ditekan oleh prolaktin inhibiting hormon. Setelah persalinan

kadar progesteron dan estrogen menurun sehingga pengaruh inhibisi

progesterone terhadap α-laktalbumin akan hilang. Peningkatan

prolaktin akan merangsang sintesis lactose dan pada akhirnya akan

meningkatkan produksi air susu (Prawirohardjo, 2010).

6. Sistem Kardiovaskuler 

Sirkulasi darah ibu pada kehamilan dipengaruhi oleh adanya

sirkulasi ke placenta uterus yang membesar dengan pembuluh-

pembuluh darah yang membesar darah pula, mamae dan alat lain

yang memang berfungsi berlebihan dalam kehamilan. Tekanan darah

akan turun selama 24 minggu pertama kehamilan akibat terjadi

penurunan dalam perifer vaskuler resistensi yang disebabkan oleh


pengaruh pergangan otot halus oleh progesteron. Selama kehamilan

normal cardiac output meningkat sekitar 30-50 % dan mencapai level

maksimumnya selama trimester pertama atau kedua tetap tinggi

selama persalinan. Pada usia kehamilan 16 minggu mulai jelas terjadi

hemodilusi. Setelah 24 minggu tekanan darah sedikit demi sedikit

naik kembali pada tekanan darah sebelum aterm. Hemodilusi

penambahan volume darah sekitar 25% dengan puncak pada usia

kehamilan 32 minggu, sedangkan hematokrit mencapai level terendah

pada minggu 30-32 minggu (Kusmiyati, 2008).

2.1.2 Konsep Letak Sungsang

A. Definisi

Presentasi bokong (sungsang) yaitu letak dimana bayi letaknya

sesuai dengan sumbu badan ibu, kepala berada pada fundus uteri

sedangkan bokong merupakan bagian terbawah (Sarwono, 2009).

Letak sungsang adalah letak memanjang dengan bokong sebagai

bagian yang terendah (Rukiyah, 2010).

Presentasi bokong adalah suatu keadaan dimana bokong atau

tungkai janin sebagai bagian yang terendah di dalam panggul ibu

(Fadlun, 2012).
B. Etiologi

1. Multipara

2. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong, air

ketuban masih banyak, dan kepala janin relatif besar

3. Hidramnion karena janin mudah bergerak

4. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala janin ke dalam

PAP

5. Kelainan bentuk kepala janin seperti anensefalus dan hidrosefalus

karena keduanya dapat mempengaruhi bentuk fungsi atau gerakan

janin (kepala kurang sesuai dengan bentuk PAP)

6. Penyebab lain seperti anomali rahim, kehamilan ganda, panggul

sempit, dan tumor pelvis

7. Tungkai ekstensi. Versi sefalik spontan dapat menghambat jika

tungkai janin mengalami ekstensi dan membelit punggung

8. Kehamilan kembar karena dapat membatasi ruang yang tersedia

untuk perputaran janin, yang dapat menyebabkan salah satu janin

atau lebih memiliki presentasi bokong (Fadlun, 2012).

C. Diagnosis

1. Anamnesis : Pergerakan anak teraba oleh ibu di bagian

perut bawah dan ibu sering merasa benda

keras (kepala) mendesak tulang iga dan rasa

nyeri pada daerah tulang iga karena kepala

janin
2. Palpasi : Teraba bagian keras, bundar dan melenting

pada fundus uteri. Punggung dapat diraba

pada salah satu sisi perut, bagian kecil pada

sisi yang berlawanan, diatas simpisis teraba

bagian yang kurang bundar dan lunak

3. Auskultasi : DJJ sepusat atau DJJ ditemukan paling jelas

pada tempat yang lebih tinggi (sejajar atau

lebih tinggi dari pusat)

4. Vagina Toucher : Terbagi tiga tonjolan tulang yaitu kedua

tubera osis ischii dan ujung os sacrum, anus,

genitalia anak jika edema tidak terlalu besar

dapat diraba. Perbedaan antara letak

sungsang dan kepala pada pemeriksaan

dalam jika anus posisi terendah maka akan

teraba lubang kecil, tidak ada tulang, tidak

menghisap, keluar mekonium (Rukiyah,

2010).

D. Klasifikasi

Ada 4 macam letak sungsang, yaitu :

1. Letak bokong murni (Frank Breech), yaitu bokong saja yang

menjadi bagian depan sedangkan kedua tungkai lurus keatas. Atau


kedua paha janin berefleksi dan kedua tungkai berekstensi pada

lutut.

2. Letak bokong kaki/ lengkap (Complete Breech) yaitu sikap janin

pada posisi ini fleksi sempurna dengan pinggul dan lutut fleksi dan

kaki terlipat kedalam disamping bokong.

3. Presentasi kaki (Incomplete Breech) yaitu satu atau dua kaki

menjadi bagian presentasi karena baik pinggul atau lutut tidak

sepenuhnya fleksi. Kaki lebih rendah daripada bokong yang

membedakannya dari presentasi bokong sempurna.

4. Presentasi lutut yaitu satu atau kedua pinggul mengalami ekstensi

dengan lutut fleksi (Fadlun, 2012).

Berdasarkan jalan yang dilalui maka persalinan sungsang dibagi

menjadi :

1. Persalinan pervaginam

a) Spontaneous breech

b) Partial breech extraction

c) Total breech extraction

2. Persalinan SC

a) Fase lambat (bokong lahir sampai umbilikus/ skapula anterior)

b) Fase cepat (dari umbilikus sampai mulut/ hidung)

c) Fase lambat (dari mulut/ hidung sampai seluruh kepala lahir)

(Sarwono, 2009).
E. Jenis pimpinan persalinan sungsang

1. Persalinan pervaginam

Berdasarkan tenaga yang dipakai dalam melahirkan janin

pervaginam, persalinan dibagi menjadi 3, yaitu :

a. Persalinan spontan, janin dilahirkan dengan kekuatan dan tenaga

ibu sendiri. Cara ini lazim disebut bracht.

b. Manual aid, janin dilahirkan sebagian dengan tenaga dan

kekuatan ibu dan sebagian lagi dengan tenaga penolong

c. Ekstraksi sungsang, janin dilahirkan seluruhnya dengan

memakai tenaga penolong

2. Persalinan SC (Sarwono, 2010).

F. Prognosis

1. Bagi ibu : robekan perineum lebih besar, jika ketuban pecah dini

(KPD) dapat terjadi partus lama, dan infeksi

2. Bagi janin : prognosis tidak terlalu baik karena adanya gangguan

peredaran darah plasenta setelah bokong dan perut lahir karena tali

pusat terjepit

3. Pertolongan persalinan dilakukan di rumah sakit atau fasilitas

kesehatan yang dapat melakukan operasi, bila memungkinkan

lakukan versi luar, bila tidak berhasil lakukan persalinan sungsang

pervaginam atau SC (Rukiyah, 2010).


G. Komplikasi

1. Komplikasi pada janin :

a. Kematian perinatal

b. Prolaps tali pusat

c. Trauma pada bayi akibat tangan dan kepalan yang menjuntai,

pembukaan serviks yang belum lengkap, CPD

d. Asfiksia karena prolaps tali pusat, kompresi tali pusat, pelepasan

plasenta, dan kepala macet

e. Perlukaan/ trauma pada organ abdominal atau pada leher

2. Komplikasi pada ibu :

a. Pelepasan plasenta/ plasenta terlepas sebelum waktunya

b. Perlukaan vagina/ serviks

c. Endometritis

d. Jika KPD dapat terjadi partus lama dan infeksi (WHO, 2013).

H. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan USG digunakan untuk memastikan perkiraan klinis

presentasi bokong, bila mungkin untuk identifikasi adanya anomali

janin. USG dilakukan pada usia kehamilan 32-34 minggu yang

berguna baik untuk menegakkan diagnosis maupun untuk

memperkirakan ukuran dan konfigurasi panggul ibu

2. Pemeriksaan Sinar X memiliki manfaat tambahan yang

memungkinkan dilakukannya pelvimetri secara bersamaan (Fadlun,

2012).
I. Penatalaksanaan

1. Sewaktu kehamilan

Presentasi bokong dapat diketahui melalui pemeriksaan palpasi

abdomen. Manuver leopold perlu dilakukan pada setiap kunjungan

ANC bila umur kehamilannya  34 minggu. Untuk memastikan

apabila masih terdapat keraguan pada pemeriksaan palpasi, dapat

dilakukan pemeriksaan dalam/ USG. Pemeriksaan yang hanya

menunjukan adanya presentasi bokong saja belum cukup untuk

membuat perkiraan besarnya resiko guna pengambilan keputusan

cara persalinan. Taksiran berat janin, presentasi bokong, keadaan

selaput ketuban, ukuran dan struktur tulang panggul ibu, keadaan

hiperekstensi kepala janin, kemajuan persalinan, pengalaman

menolong dan ketersediaan fasilitas pelayanan intensif neonatal

merupakan hal-hal yang penting untuk diketahui.

Tujuan penanganan pada masa kehamilan adalah mencegah

malpresentasi pada waktu persalinan. Perubahan spontan menjadi

presentasi kepala sebagian besar akan terjadi pada umur kehamilan

34 minggu sehingga penemuan adanya presentasi bokong mulai

umur kehamilan 34 minggu akan bermanfaat dan akan segera

diberikan penanganan.

Knee chest position (posisi dada-lutut) merupakan posisi bersujud

dengan posisi perut seakan-akan menggantung kebawah. Usia

kehamilan yang dianjurkan untuk Knee Chest Position adalah 30-32


minggu. Bila posisi ini dilakukan dengan baik dan teratur

kemungkinan bayi yang sungsang dapat kembali ke posisi yang

normal (Sarwono, 2009).

2. Tatalaksana umum dengan cara SC

3. Tatalaksana khusus dilakukan oleh tenaga penolong terlatih bila

pelvis adekuat, presentasi bokong murni, kepala fleksi, tidak da

riwayat SC karena CPD, dan janin tidak terlalu besar

4. Pertolongan pada kelahiran spontan (WHO, 2013).

J. Pencegahan

1. Jika diketahui janin letak sungsang pada usia kehamilan < 34

minggu tidak perlu dilakukan intervensi apapun, karena janin masih

cukup kecil dan cairan amnion masih cukup banyak sehingga

kemungkinan besar janin masih dapat memutar dengan sendirinya

2. Lakukan rujukan/ kolaborasi dengan dokter kandungan untuk

melakukan USG pada usia kehamilan 35-36 minggu untuk

mengetahui presentasi janin, jumlah cairan amnion, letak plasenta

dan keadaanya

3. Konseling mengenai pilihan untuk melahirkan jika saat usia

kehamilan 35-36 minggu bagian terendah janin bukan kepala

(WHO, 2013).
2.2 Konsep Manajemen Kebidanan Pada Ibu Hamil Dengan Letak Sungsang

1. Pengkajian Data

A Data Subjektif

1) Identitas

Meliputi nama ibu, nama suami, umur, agama, suku/bangsa,

pendidikan, pekerjaan, alamat, nomor telepon.

2) Riwayat Perkawinan

Meliputi suami ke-, usia kawin, lama perkawinan

3) Keluhan utama

Keadaan yang dialami dan dirasakan oleh ibu pada kehamilan ini

4) Riwayat menstruasi

Mengkaji menarche, lamanya, warna darah, flour albus, lama flour

albus, siklus menstruasi, jumlah darah, sifat darah, warna darah, bau

darah.

5) Riwayat obstetrik

Mengkaji riwayat obstetrik dahulu meliputi kehamilan, persalinan,

nifas, anak, serta KB yang pernah digunankan termasuk didalamnya

riwayat TT serta penyakit yang dialami.

6) Riwayat kehamilan sekarang

Mengkaji keluhan yang dirasakan pasien selama kehamilan ini.

Digunakan sebagai identifikasi masalah pasien, banyaknya

pemeriksaan antenatal (ANC) yang dilakukan.


7) Riwayat kesehatan

Mengkaji penyakit kronis, penyakit menular, dan penyakit menahun

yang mungkin diderita pasien yang dapat mempengaruhi kehamilan

post date.

8) Riwayat kesehatan keluarga

Mengkaji masalah yang berkaitan dengan faktor genetik, sebagai

identifikasi penyakin yang diturunkan oleh orang lain.

9) Pola kebiasaan yang mungkin dilakukan

Mengkaji kebiasaan pasien sehari-hari seperti pengkonsumsian

minum-minuman beralkohol, obat-obatan terlarang, dan merokok.

10) Keadaan Psiko sosial

Mengkaji keadaan psikologis dan sosial ibu berkaitan kehamilan

sekarang.

11) Latar belakang sosial budaya

Meliputi pola nutrisi, pola istirahat dan tidur, pola aktifitas, pola

eliminasi, pola personal hiegiens, pola seksualitas pasien.

12) Pengetahuan dan kemampuan

Meliputi nutrisi masa hamil, aktifitas masa hamil, istirahat,

seksualitas, personal hiegiens, tanda bahaya kehamilan, tanda-tanda

persalinan.
B Data Objektif

1) Pemeriksaan umum

Secara umum ditemukan gambaran keadaan umum di mana

kesadaran pasien sangat penting dinilai dengan melakukan

anamnesa. Selain itu, pasien sadar akan menunjukkan tidak adanya

kelainan psikologis dan keadaan umum juga mencakup pemeriksaan

tanda-tanda vital, berat badan, tinggi badan yang bertujuan

mengetahui keadaan pasien.

2) Pemeriksaan fisik

a. Inspeksi

Mata : pemeriksaan konjungtiva, dan seklera untuk

menentukan ibu anemia atau tidak

Muka : pemeriksaan untuk mengetahui apakah ibu

edema atau tidak

Leher : pemeriksaan pada daerah leher apakah ada

pembesaran kelenjar (kelenjar limfe, kelenjar

tiroid), dan apakah ada bendungan vena

jugularis atau tidak.

Dada : pemeriksaan bagaimana bentuk dada, warna

dada, termasuk pemeriksaan pada payudara

apakah simetris, keadaan puting susu apakah

ada tanda-tanda kehamilan (cloasma

gravidarum, areola mamae, colostrum).


Abdomen : dilihat pembesaran abdomen apakah sesuai

dengan usia kehamilannya atau tidak, apakah

ada luka bekas operasi, striae gravidarum, linea

alba atau linea nigra.

Genitalia : dikaji persebaran rambut pubis, apakah

genetalia bagian luar oedema atau tidak, apakah

ada pengeluaran pervagina atau tidak, apakah

ada tanda-tanda PMS

Ekstremitas : pemeriksaan ekstremitas atas maupun bawah

untuk mengkaji apakah ada oedema, apakah

ada varises pada kedua tungkai, apakah

pergerakan bebas atau tidak

b. Palpasi

Abdomen : mengkaji gerakan janin apakah normal, berkurang

atau berhenti sama sekali. Dengan menggunakan cara palpasi

Leopold.

Leopold I : untuk menentukan TFU, dan bagian apa yang

ada di fundus

Leopold II : untuk menentukan bagian apa yang terdapat di

kanan kiri rahim ibu

Leopold III : untuk menentukan bagian apa yang terdapat di

bagian bawah rahim ibu (presentasi), dan

apakah bagian terendah janin sudah masuk


PAP atau belum. Jika bagian terendah janin

sudah masuk PAP, maka dapat dilanjutan

pemeriksaan leopold IV

Leopold IV : untuk menentukan seberapa jauh masuknya

bagian terendah janin ke dalam PAP

c. Auskultasi

Untuk mendengar denyut jantung janin (dengan frekuensi normal

120 x/menit - 160 x/menit), irama teratur atau tidak, intensitas

kuat/ sedang/ lemah. Apabila persalinan disertai gawat janin,

maka denyut jantung janin biasanya kurang dari batas normal

(120 x/menit - 160 x/menit) dengan irama tidak teratur

d. Perkusi

Pemeriksaan refleks patella kanan dan kiri yang berkaitan dengan

pemenuhan vitamin B atau penyakit saraf, inteksikasi magnesium

sulfat.

3) Pemeriksaan penunjang

Menurut Mansjoer (2001) :

a) USG untuk menilai kehamilan, oligohidramniom, derajat

maturitas plasenta.

b) KTG untuk menilai ada tidaknya gawat janin.

c) Penilaian warna air ketuban dengan amnioskopi atau amniotomi

tekanan, dinilai apakah relatif atau tidak dari tes tekanan

oksitosin.
d) Pemeriksaan sitologi vagina dengan indeks kariopiknotik lebih

dari 20%.

2. Interpretasi Data Dasar

1) Diagnosa Subjektif

G..P.... UK... minggu, janin tunggal, hidup, intrauterin dengan letak

sungsang

2) Masalah

Masalah pada ibu hamil yang merasa cemas dan khawatir dengan

kehamilan letak sungsang

3) Kebutuhan

Kebutuhan ibu hamil dengan letak sungsang yaitu memberikan

KIE tentang letak sungsang

3. Identifikasi Diagnosa dan Masalah Potensial

Identifikasi diagnosa atau masalah potensial berdasarkan diagnosa

masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan

antisipasi masalah.

4. Identifikasi dan Menetapkan Kebutuhan Segera

Kolaborasi dengan dokter SpOG untuk berkonsultasi dan rencana

tindakan selanjutnya.
5. Intervensi

Perencanaan dari tindakan asuhan kebidanan yang diberikan kepada

pasien sesuai dengan diagnosa atau masalah yang dialami pasien

6. Implementasi

Pelaksanaan dilakukan sesuai dengan perencanaan, baik terhadap

masalah pasien maupun diagnosis yang ditegakkan.

7. Evaluasi

Merupakan langkah pengecekan apakah rencana asuhan benar-benar

telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah

diidentifikasi dalam masalah diagnosis.


BAB 3

TINJAUAN KASUS

Tanggal Pengkajian : 26-6-2018

Jam : 19.00 WIB


BAB 4

PEMBAHASAN

Anda mungkin juga menyukai