Anda di halaman 1dari 8

PANGKALAN UTAMA TNI AL VII

PANITIA BAKTI KESEHATAN

RENCANA GARIS BESAR


SBJ DIWETAR, NUSA TENGGARA TIMUR

Kupang, Pebruari 2017


PANGKALAN UTAMA TNI AL VII
PANITIA BAKTI KESEHATAN

RANGKAIAN KEGIATAN
SBJ DI WETAR, NUSA TENGGARA TIMUR

Kupang, Pebruari 2017


RAHASIA
PANGKALAN UTAMA TNI AL VII
PANITIA BAKTI SOSIAL

RENCANA GARIS BESAR


KEGIATAN BAKTI KESEHATAN

1. Dasar :
a. Undang-Undang no. 34/ 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia dimana dalam
melaksanakan tugas pokoknya, dilakukan dengan operasi militer untuk perang dan operasi
militer selain perang.

b. Nota Kesepakatan Bersama antara Kementerian Kesehatan Republik Indonesia


dengan Kementerian Pertahanan Republik Indonesia Nomor: 276/Menkes/SKB/II/2010 dan
Nomor: MoU.01/M/II/2010 tanggal 12 Februari 2010 tentang Kerjasama Dalam Bidang
Kesehatan.

c. Perjanjian Kerjasama antara Departemen Kesehatan Republik Indonesia dengan


Tentara Nasional Indonesia Angkatan Laut nomor: KS.02.SJ.IX.0412 dan nomor:
PKS/5/V/2006 tentang Pelayanan Kesehatan Bagi Masyarakat Pesisir, Pulau-Pulau Kecil
Terluar, Pulau di Perbatasan dan daerah Bencana.

2. Umum

Undang-Undang Kesehatan no. 36 tahun 2009 mengamanatkan bahwa kesehatan


adalah investasi bagi pembangunan manusia yang produktif secara social dan ekonomis.
Untuk itu, maka pembangunan di sector kesehatan haruslah berazaskan perikemanusiaan,
keseimbangan, manfaat, perlindungan terhadap hak dan kewajiban serta berkeadilan.
Sedangkan tujuan pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap morang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya.
Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT)
merupakan salah satu provinsi yang memiliki status kesehatan masyarakat yang terendah di
Indonesia. AKB 45/1000 dibanding 32/1000, AKI 536/100000 dibanding 259/100000, AK Balita
58/1000 dibanding 40/1000, UHH 67,65 th disbanding 69,65 th (SP 2010, BPS 2011 dan SDKI
2012), status gizi buruk 1.5 % gizi kurang 18.68 %. Banyak factor yang menentukan sebagai
determinan di luar kendali bidang kesehatan, meliputi faktor lingkungan, faktor keturunan dan
faktor perilaku.
Mengingat Provinsi Nusa Tenggara Timur juga merupakan provinsi kepulauan, maka
dalam upaya pengentasan kemiskinan di bidang kesehatan dibutuhkan program yang mampu
langsung menyentuh ke masyarakat. Program tersebut dapat diaplikasikan dalam bentuk
penyelenggaraan pelayanan kesehatan melalui jalur laut/pantai/pesisir.
Program ini sebagai bentuk pelayanan kesehatan bagi masyarakat, khususnya di
daerah-daerah kepulauan, terpencil dan sulit terjangkau untuk mendapatkan fasilitas
pelayanan kesehatan terpadu di daerah pulau-pulau terluar perbatasan Negara Indonesia
yang berada di wilayah Provinsi Nusa Tenggara Timur. Program ini dilakukan sebagai langkah
pro-aktif kegiatan pelayanan masyarakat di bidang kesehatan unuk menjemput kasus-kasus
penyakit yang tidak tertangani bukan hanya karena keterbatasan sumber daya, namun juga
akibat sulitnya transportasi penghubung menuju fasilitas kesehatan terdekat.

Pola pemberdayaan wilayah dapat dilakukan salah satunya adalah dengan


menggerakan seluruh potensi maritime yang berada di daerah-daerah terpencil, daerah
terbelakang bermasalah dan daerah perbatasan kepulauan di wilayah Provinsi Nusa Tenggara
Timur melalui pelayanan kesehatan, sehingga kehadiran Negara tampak terasa bagi
masyarakat. Disinilah letak peran dan bagian dari tugas pokok jajaran kesehatan TNI-AL di
lingkungan Lantamal VII Kupang sebagai alat pertahanan Negara di matra laut untuk
berpartisipasi aktif menyukseskan program tersebut sebagai salah satu bentuk implementasi
peran TNI dalam melaksanakan tuga pokok sesuai amanat Undang- Undang no. 34 tahun
2004 tentang Tentara Nasional Indonesia sebagai alat pertahanan Negara Kesatuan Republik
Indonesia.
Disamping operasi militer untuk perang adalah melakukan operasi militer non-perang
(Military Operation Not War). Bentuk operasi militer non-perang ada bermacam-macam, antara
lain mengamankan wilayah perbatasan, memberdayakan wilayah pertahanan dan kekuatan
pendukungnya secara dini sesuai system pertahanan semesta, membantu tugas
pemerintahan daerah, menanggulangi akibat bencana alam, pengungsian dan pemberian
bantuan kemanusiaan.

3. Maksud dan Tujuan.

RGB SBJ kegiatan bakti kesehatan ini disusun dengan maksud sebagai pedoman
pelaksanaan bagi setiap personel yang ditunjuk dalam menyelenggaran rangkaian kegiatan
bakti kesehatan dan tujuannya adalah sebagai bahan pertimbangan pimpinan dalam
menentukan keputusan selanjutnya.

4. Organisasi Tugas.
Acara bakti kesehatan telah dibentuk kepanitiaan sebagaimana lampiran I.
Personel tim berjumlah 40 (empat puluh) orang terdiri dari :

- 1 (satu) dokter spesialis bedah

- 1 (satu) dokter spesialis mata

- 1 (satu) dokter spesialis anak

- 1 (satu) dokter spesialis penyakit dalam

- 3 (tiga ) orang dokter umum,

- 1 ( satu) orang dokter gigi,

- 1 (satu) penata anestesi,

- 5 (lima) perawat mahir bedah/asisten dokter bedah

- 1 (satu) perawat dokter spes.mata


- 9 (sembilan) perawat umum

- 1 (satu) perawat gigi

- 3 (tiga ) petugas administrasi

- 2 apoteker dan 2 (dua) asisten apoteker

- 3 (tiga) orang Tim fogging

- 3 (tiga) tim penyuluh kesehatan

- 3 (tiga) orang tim pendukung.

5. Macam Kegiatan
Macam kegiatan disusun terdiri dari beberapa agenda yaitu:
1. pengobatan umum ( Seps.penyakit dalam, Spes.Obgin, Spes.Mata, Spes THT,
Spes.Bedah umum) target : 800 pasien
2. Sirkumsisi, target : 30 pasien
3. Operasi minor seperti lipoma dan operasi bibir sumbing serta kreening kasus
bedah target : 50 pasien
4. Pemeriksaan kandungan dg USG target : 50 pasien
5. Operasi katarak/pterigium target : 50 pasien
6. Pemasangan KB Implan/ IUD target 50 orang
7. Pelaksanaan deteksi dini buta warna sasaran SMA (permintaan dari sekolah)
8. Penyuluhan bidang kesehatan :
a. Bahaya penyakit HIV/AIDS sasaran SMA
b. Bahaya Narkoba sasaran SMA
c. Deteksi dini buta warna dan THT sasaran SMA
d. Pola hidup sehat sasaran Siswa/siswi SMP
e. Kesehatan gizi anak sasaran siswa siswi SD
f. Penyuluhan kesehatan gigi anak dan pemberian sikat gigi gratis ke anak SD

9. Pelaksanaan fogging

6. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan dilaksanakan di kec.Wetar, kegiatan direncanakan selama 3 hari di Bulan Agustus 2017.

7. Kebutuhan Anggaran

Kebutuhan anggaran periksa Lihat Lampiran I

PANGKALAN UTAMA TNI AL VII Lampiran I Kebutuhan Anggaran


PANITIA BAKTI SOSIAL Pada RGB Kegiatan Bakti Sosial
RENCANA PEMBIAYAAN KEGIATAN
BAKTI SOSIAL

Rencana Pembiayaan
Rencana biaya kegiatan adalah Rp. 116.765.340,-.
,- (Seratus enam belas juta tujuh ratus enam puluh lima ribu tiga ratus empat puluh rupiah) dengan
rincian sebagai berikut :
1. Pengobatan umum dan spesialis 800 pasien = obat/matkes terlampir
2. Operasi bedah Minor
(Sirkumsisi & Lipoma dan bibir sumbing) 50 pasien = Obat/matkes terlampir
3. Pengobatan Gigi = Obat/matkes terlampir
4. Penyuluhan kesehatan gigi dan pemberian sikat gigi dan pasta ke anak SD
100 siswa X Rp. 10.000 = Rp. 1.000.000
5. Pemeriksaan kandungan USG target 50 pasein = matkes terlampir
6. Operasi katarak/pteregium target 50 pasien = Obat/matkes terlampir
7. Biaya Transportasi (PP) operasional bidang kesehatan dilokasi baksos termasuk tim penyuluh
kesehatan
Sewa mobil
1 mobil Toyota kijang Rp. 500.000 x 3 hari = Rp. 1.500.000,-
1 mobil Toyota Pick-up Rp. 500./ 000 x 3 hari = Rp. 1.500.000,-
8. Biaya dokter spesialis dari Diskes Armatim (Surabaya – Kupang PP) sebanyak 4 orang
a. Dokter spesialis Mata 1 orang : 2.000.000 PP
b. Dokter spesialis anak 1 orang : 2.000.000 PP
c. Dokter spesialis Obgin 1 orang : 2.000.000 PP
d. Dokter spesialis penyakit dalam : 2.000.000 PP
e. Dokter anesthesi 1 orang : 2.000.000 PP
f. Asisten dokter mata 1 orang : 2.000.000 PP
9. Biaya Konsumsi
40 orang x Rp 15.000x 3 kali makan = Rp. 9.000.000,-
10. Biaya Cetak Spanduk
- Spanduk dilokasi pengobatan 1 buah 1,5 X 4 = Rp.
400.000
- Spanduk selamat datang dilokasi pengobatan 1 buah 1 X 4 = Rp.
350.000
- Spanduk punyuluhan kesehat an di SD 1 buah 1 X 4 = Rp.
350.000
- Spanduk penyuluhan kesehatan di SMP 1 X 4 = Rp.
350,000
- Spanduk penyuluhan kesehatan di SMA 1 X 4 = Rp.
350.000
- Spanduk di Puskesmas ( tempat operasi ) 1 buah 1,5 X 4 =
400.000
11. Fogging :
a. Malation 3 liter X 120.000 = Rp. 360.000
b. Solar 45 liter X Rp. 7.000 = Rp. 315.000
c. Bensin 20 liter X 9.000 = Rp. 180.000
d. Baterei 4 buah = Rp. 50.000
12. Sewa tenda dilokasi pengobatan 3 unit X 650.000 = 1.950.000
13. Sewa rumah penduduk untuk tim medis 3 hari X Rp. 900.000 = Rp. 2.700.000
14. Biaya kebutuhan Obat dan Material Kesehatan = Rp. 96.010.340
(Rincian obat terlampir)
Jumlah = Rp. 128.765.340,-.
Terbilang (Seratus enam belas juta tujuh ratus enam puluh lima ribu tiga ratus empat
puluh rupiah)
8. Penutup

Demikian proposal kegiatan TNI-AL dalam program pengentasan pelayanan kesehatan terpadu di
daerah terpencil perbatasan dan daerah bermasalah kesehatan di Provinsi Nusa Tenggara Timur,
dan salah satu daerah tujuannnya adalah Pulau Wetar.

Kupang, Pebruari 2017

Anda mungkin juga menyukai