Anda di halaman 1dari 8

Satuan Acara Penyuluhan

Hari, tanggal : Rabu, 30 November 2022

Waktu : 13.00 WIB - Selesai

Tempat : Padukuhan Kalirase

Penyuluh : Kelompok 5 PKK Komunitas D3 Kebidanan

Peserta : Ibu-Ibu PKK dan Wanita Usia Subur di Padukuhan Kalirase

A. Pokok Bahasan (Topik)


Deteksi dini gangguan reproduksi kanker serviks dengan IVA
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, diharapkan WUS
mampu memahami dan memiliki kesadaran melakukan IVA di
Puskesmas.
2. Tujuan Khusus
Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, WUS diharapkan:
a. Dapat menjelaskan pengertian IVA
b. Dapat menjelaskan manfaat IVA
c. Dapat menjelaskan syarat melakukan IVA
d. Dapat menjelaskan waktu pelaksanaan IVA
e. Dapat memiliki kesadaran untuk melakukan IVA di Puskesmas
C. Metode
1. Ceramah
2. Tanya jawab
D. Sasaran
Wanita Usia Subur di Padukuhan Kalirase
E. Garis Besar Materi
F. Uraian Materi
1. Pendahuluan
Kanker serviks merupakan penyebab kematian tertinggi kedua
pada wanita di negara yang sedang berkembang setelah kanker
payudara, diperkirakan sebesar 273.000 kematian setiap tahunnya.
Kanker serviks adalah keganasan yang terjadi pada serviks (leher
rahim) dan disebabkan oleh Virus HPV (Human Papiloma Virus). Tipe
virus HPV yang banyak paling banyak dianggap sebagai penyebab
kanker serviks adalah tipe 16 dan 18 yang ditemukan sebesar 70%
dari laporan penelitian WHO tahun 2006. Wanita dengan seksualitas
aktif beresiko terinfeksi Human Papiloma Virus (HPV) sebesar 50%
sampai 80%.
Publikasi WHO pada Global Burden Cancer (GLOBOCAN)
memprediksikan bahwa kejadian dan kematian akibat kanker serviks
terus meningkat, khususnya di negara yang sedang berkembang.
Perkiraan kejadian per tahun pada negara yang kurang berkembang
adalah 450.000 dan mortalitas lebih dari 240.000. Pada GLOBOCAN
(2002) diperkirakan 80% kematian di dunia disebabkan oleh kanker
serviks, sedangkan menurut GLOBOCAN (2008) adalah 88% dan
akan meningkat 98% kanker pada tahun 2030.
Sistem kesehatan masih kurang lengkap terutama di negara yang
sedang berkembang, menyediakan pemeriksaan skrining bagi
perempuan dan merupakan tantangan untuk mendapatkan wanita
yang harus diskrining, follow up dan pengobatan pre kanker. Studi
menunjukkan bahwa perempuan yang hanya diskrining sekali seumur
hidup antara usia 30 sampai 40 tahun dapat menurunkan resiko
kanker serviks sebesar 25-36 %.
Kebijakan mengenai pengendalian kanker serviks di Indonesia
diatur di dalam Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 tahun 2009
pada Pasal 161 ayat 3 yang menyebutkan bahwa manajemen
pelayanan kesehatan berupa promotif, preventif, kuratif dan
rehabilitatif dititikberatkan pada deteksi dini dan pengobatan penyakit
tidak menular. Kepmenkes Nomor 430 tahun 2007 tentang pedoman
pengendalian penyakit kanker dan Kepmenkes Nomor 796 tentang
Pedoman Tekhnis Pengendalian Kanker Payudara dan Kanker Leher
Rahim. Isi kebijakan deteksi dini kanker di Indonesia mengacu kepada
kebijakan WHO yang melakukan pencegahan dan pengendalian
kanker serviks melalui empat komponen utama yaitu primary
prevention, early detection,diagnosis dan treatment serta palliative
care for advance disease.
Program deteksi dini yang telah dilakukan di Indonesia untuk
mengantisipasi kanker serviks adalah dengan metode IVA (Inspeksi
Visual dengan Asam Asetat) yang telah tercantum di dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
796/MENKES/SK/VII/2010 tentang pedoman teknis pengendalian
kanker payudara dan kanker serviks. Pemerintah juga mengeluarkan
peraturan baru yaitu Permenkes no. 34 thN 2015 Tentang
Penanggulangan Kanker Payudara Dan Kanker Leher Rahim.
Kanker serviks merupakan jenis kanker yang paling banyak terjadi
pada wanita Indonesia. Kasus kematian yang tinggi disebabkan oleh
kanker serviks pada wanita Indonesia terjadi karena kanker tersebut
baru diketahui setelah memasuki stadium lanjut. Faktor pemicu
kanker serviks itu sendiri adalah wanita yang terinfeksi HPV, wanita
yang berganti-ganti pasangan seksual, wanita yang merokok,
pencucian vagina dengan anti septik yang terlalu sering, kekebalan
tubuh yang rendah, dan penggunaan pil kontrasepsi.
2. Pengertian IVA Test
IVA merupakan tes visual menggunakan larutan asam cuka (asam
asetat 2%) dan larutan iodium lugol pada serviks dan melihat
perubahan warna yang terjadi setelah dilakukan olesan. IVA adalah
suatu pemeriksaan serviks secara langsung (dengan mata telanjang)
setelah pemberian asam asetat (cuka) 3-5%. Pemberian asam asetat
akan mempengaruhi epitel abnormal dimana akan terjadi peningkatan
osmolaritas cairan ekstra celuler, yang bersifat hipertonik ini akan
menarik cairan dari intra celuler sehingga membran sel akan kolaps
dan jarak antar sel akan semakin dekat. Akibatnya bayangan
kemerahan dari pembuluh darah di dalam stroma akan tertutup dan
serviks akan tampak berwarna lebih putih. (Dewi, 2018).
3. Syarat IVA Test
a. Sudah pernah melakukan hubungan seksual
b. Tidak sedang datang bulan/haid
c. Tidak sedang hamil
d. 24 jam sebelumnya tidak melakukan hubungan
seksual/menggunakan sabun khusus vagina
4. Waktu Pelaksanaan IVA Test
Program skining yang direkomendasikan WHO adalah:
a. Skrining pada setiap wanita minimal satu kali pada usia 35-40
tahun, jika fasilitas memungkinkan lakukan setiap sepuluh tahun
pada usia 35-55 tahun, namun jika fasilitas tersedia lebih lakukan
lima tahun pada usia 35-55 tahun.
b. Ideal dan optimal pemeriksaan dilakukan setiap tiga tahun pada
wanita usia 25-60 tahun.
c. Skrining yang dilakukan sekali dalam sepuluh tahun atau sekali
seumur hidup memiliki dampak yang signifikan. Di Indonesia
anjuran untuk melakukan pemeriksaan IVA bila hasil positif (+)
adakah satu tahun dan apabila hasil negative (-) adalah lima
tahun.
5. Manfaat IVA Test
Menurut (Dewi, 2013) manfaat IVA test yaitu:
a. Mendeteksi adanya warna putih (acetowhite) pada serviks yang
merupakan tanda pra kanker sejak dini.
b. Jika pra kanker atau kanker dapat diketahui maka dapat dilakukan
upaya pengobatan sejak dini.
c. Menurunkan angka morbiditas dan mortalitas pada wanita akibat
kanker serviks.
6. Hasil Pemeriksaan IVA Test
a. IVA negatif
Tidak ada tanda atau gejala kanker serviks atau serviks normal
berbentuk licin, merah muda, bentuk porsio normal.
b. IVA radang
Serviks dengan radang (servisitis), atau kelainan jinak lainnya
seperti polip serviks.
c. IVA positif
Ditemukan bercak putih (aceto white epithelium).
d. IVA kanker serviks
Pertumbuhan seperti bunga kol, dan pertumbuhan mudah
berdarah. Ini masih memberikan harapan hidup bagi penderitanya
jika masih pada stadium invasive dini (Stadium IB-IIA). (Sukaca,
2009)
G. Media/Alat Bantu
1. LCD
2. Leaflet
3. Layar LCD
4. Laptop
5. Mic
6. Speaker
H. Pelaksanaan Kegiatan

No. Penyuluh Waktu (Menit) Peserta

Membuka penyuluhan
1. dengan mengucapkan salam 5 menit Menjawab salam
dan memperkenalkan diri
Melakukan ceramah dan
Memperhatikan dan
2. demontrasi tentang IVA/Pap 15 menit
mempraktikkan
Smear
Menyimpulkan hasil
Menyimpulkan
3. penyuluhan dengan 10 menit
bersama penyuluh
melibatkan ibu
Memberikan pertanyaan
Menjawab
4. sehubungan dengan materi 5 menit
pertanyaan
untuk evaluasi
Menutup penyuluhan dengan
5. memohon maaf dan 5 menit Menjawab salam
mengucapkan salam
I. Pengorganisasian Kelompok
1. Moderator : Yuvika Sofyaning Yulia
2. Penyaji : Annisa Romadhani
Ardita Ariestia
3. Notulen : Astrida Alya Ardan F
Hapsari Diva Ayu N
4. Observer : Agustina Ayu Puspita
Rizki Ayu Annisa
Tevy Aurrelia
Erika Dita Pratiwi
Tias Yutianingsih
J. Setting Tempat

N
a a a a

a a a

Keterangan:
O
P : penyaji
M : moderator
N : notulen
O : observer
A : audience
K. Evaluasi Penyuluhan
1. Daftar Pertanyaan
a. Apa yang dipersiapkan sebelum melakukan pemeriksaan IVA?
b. Apakah IVA atau pap smear tidak dapat dilakukan oleh wanita
yang belum pernah melakukan berhubungan?
c. Apakah hasil pemeriksaan IVA selalu akurat?
2. Jawaban
a. Sebelum menjalani pemeriksaan Pap smear, Anda disarankan
tidak berhubungan seks atau mencuci vagina dengan pembersih
khusus vagina setidaknya selama 2–3 hari. Hal ini penting
dilakukan agar hasil pemeriksaan lebih akurat. Pemeriksaan Pap
smear juga dianjurkan untuk dilakukan beberapa hari setelah atau
sebelum menstruasi.
b. Dalam mendeteksi dini kanker serviks menggunakan tindakan
iva/pap smear dapat dilakukan apabila wanita usia subur yang
sudah pernah melakukan hubungan seksual, sehingga apabila
dilakukan pada wanita yang belum pernah melakukan hubungan
seksual tersebut belum tepat, dikarenakan salah satu indikator
timbulnya kanker serviks adalah beganti ganti pasangan.
c. Sama seperti pemeriksaan medis lainnya, hasil pemeriksaan Pap
smear juga tidak sepenuhnya akurat. Hasil yang tidak akurat ini
dapat terjadi karena kurangnya sampel sel yang diambil, adanya
peradangan, atau bisa juga karena adanya darah yang
menghalangi penampakan sel-sel abnormal.
L. Rencana Evaluasi
1. Struktur
a. Persiapan Media
Media yang akan digunakan dalam penyuluhan semuanya
lengkap dan siap digunakan. Media yang akan digunakan adalah
slide
b. Persiapan Alat
Alat yang digunakan dalam penyuluhan sudah siap dipakai. Alat
yang dipakai yaitu laptop, LCD, layar LCD, speaker, mic, dan
leaflet
c. Persiapan Materi
Materi yang akan diberikan dalam penyuluhan sudah disiapkan
dalam bentuk makalah dan akan disajikan dalam bentuk flip chart
untuk mempermudah penyampaian.
d. Undangan dan Peserta
Dalam penyuluhan ini yang diundang wanita usia subur.
2. Proses Penyuluhan
a. Kehadiran 80% dari seluruh undangan
b. 60% peserta aktif mendengarkan materi yang disampaikan
c. Didalam proses penyuluhan diharapkan terjadi interaksi antara
penyuluh dan peserta
d. Peserta yang hadir diharapkan tidak ada yang meninggalkan
tempat penyuluhan
e. 20% peserta mengajukan pertanyaan mengenai materi yang
diberikan

Pembimbing Lapangan Pelaksana Penyuluhan

Nurul Istikhomah, Amd.Keb Annisa Romadhani


NIP. 19941010 202012 2 010 NIM. P07124120028

Menyetujui, Menyetujui,
Pembimbing Pendidikan Pembimbing Pendidikan

Sumarah, S.SiT., MPH Nanik Setiyawati, SST., M.Kes


NIP. 19700524 200112 2 001 NIP. 19801028 200604 2 002

Anda mungkin juga menyukai