Anda di halaman 1dari 17

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

KISTA OVARIUM

Pokok Bahasan : Kista Ovarium

Sub Pokok Bahasan : Mengenal Tanda dan Gejala Kista Ovarium

Sasaran : Pasien dan Keluarga Pasien

Hari/Tanggal : Rabu, 26 Juni 2019

Pukul : Jam 16:00-16:30 WITA

Tempat : Ruang Perawatan Puskesmas Anreapi

Penyuluh :Mahasiswa Profesi Ners Stikes Bina Generasi Polewali

Mandar

A. Tujuan

1. Tujuan Khusus

Setelah mengikuti penyuluhan ini, peserta diharapkan mengetahui

tentang kista ovarium.

2. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan ini diharapkan peserta mampu :

a. Menjelaskan tentang pengertian kista ovarium

b. Peserta mengetahui tentang etiologi kista ovarium.

c. Peserta mengetahui tentang faktor resiko kista ovarium.

d. Peserta mengetahui tentang tanda dan gejala kista ovarium.

Kista Ovarium Page 1


Tugas Kelompok
e. Peserta mengetahui pemeriksaan penunjang kista ovarium

f. Peserta mengetahui tentang komplikasi diagnosis kista ovarium.

g. Peserta mengetahui tentang penatalaksanaan kista ovarium.

h. Peserta mengetahui tentang pencegahan kista ovarium.

B. Materi

(Terlampir)

C. Metode

Metode yang digunakan dalam penyuluhan ini adalah metode ceramah,

tanya jawab, dan diskusi. Metode ceramah dipadukan dengan metode diskusi

dan tanya jawab yang dimaksudkan untuk memotivasi minat dan keterlibatan

peserta penyuluhan.

D. Media

Leaflet

E. Pengorganisasian

1. Moderator : Hariani, S.Kep

2. Narasumber : Cahya Rahyuni Rustam, S.Kep

3. Pembuatan SAP : Cahya Rahyuni Rustam, S.Kep

4. Pembuatan leaflet : Cahya Rahyuni Rustam, S.Kep

5. Fasilitator : Musdalifah Mahyuddin, S.Kep

Kista Ovarium Page 2


Tugas Kelompok
6. Observer : Musdalifah Mahyuddin, S.Kep

7. Dokumentasi : Nurwinda, S.Kep

F. Rincian Tugas Pengorganisasian

1. Moderator

a. Membuka kegiatan dan mengucapkan salam

b. Memperkenalkan diri

c. Menjelakan tujuan dari penyuluhan

d. Menyebutkan materi yang akan diberikan

e. Memimpin jalannya penyuluhan dan menjelaskan waktu penyuluhan

f. Menulis pertanyaan yang diajukan peserta penyuluhan

g. Menjadi penengah komunikasi antara peserta dan pemberi materi

h. Mengatur waktu kegiatan penyuluhan

2. Narasumber

a. Menggali pengetahuan peserta tentang pengertian kista ovarium

b. Menjelaskan materi

c. Menjawab Pertanyaan Peserta

3. Fasilitator

a. Menyiapkan tempat dan media sebelum memulai penyuluhan

b. Mengatur tekhnik acara sebelum dimulainya penyuluhan

c. Memotivasi keluarga klien agar berpartisipasi dalam penyuluhan

d. Memotivasi keluarga untuk mengajukan pertanyaan saat moderator

memberikan kesempatan bertanya

Kista Ovarium Page 3


Tugas Kelompok
e. Membantu pembicara menjawab pertanyaan dari peserta

f. Membagikan leaflet kepada peserta

4. Observer

a. Mengobservasi jalannya proses kegiatan

b. Mencatat perilaku verbal dan non verbal peserta selama kegiatan

penyuluhan berlangsung

5. Dokumentasi

Mendokumentasikan selama kegiatan berlangsung

G. Kegitan Penyuluhan

NO WAKTU KEGIATAN
PEMBICARA PESERTA
1 3 Menit Pembukaan Menjawab salam
a. Memberi salam Mendegarkan dam
b. Memperkenalkan diri memperhatikan
c. Menyampaikan topik
d. Menjelaskan tujuan
penyuluhan
e. Melakukan kontrak waktu
2 10 menit isi Mendengarkan dan
a. Menjelaskan tentang memperhatikan
pengertian kista ovarium
b. etiologi kista ovarium.
c. faktor resiko kista ovarium.
d. tanda dan gejala kista
ovarium.
e. Pemeriksaan penunjang kista
ovarium
f. komplikasi diagnosis kista
ovarium.
g. penatalaksanaan kista
ovarium.
h. pencegahan kista ovarium.

Kista Ovarium Page 4


Tugas Kelompok
3 15 menit Evaluasi a. Bertanya
a. Memberikan kesempatan b. menjawab
kepada
peserta untuk bertanya
b. Menanyakan kembali pada
peserta tentang materi yang
disampaikan
4 2 menit Penutup Mendengarkan
a. Menyimpulkan Materi Menjawab salam
b. memberi salam

H. Evaluasi

1. Peserta

a. Peserta penyuluhan mengikuti kegiatan sampai selesai.

b. Peserta penyuluhan kooperatif dan aktif berpartisipasi selama proses

penyuluhan

c. Pertemuan berjalan dengan lancar.

2. Penyuluh

a. Bisa memfasilitasi jalannya penyuluhan.

b. Bisa menjalankan perannya sesuai tugas dan tanggung jawab.

c. Suasana selama kegiatan penyuluhan kondusif.

Kista Ovarium Page 5


Tugas Kelompok
LAMPIRAN I

MATERI SATUAN ACARA PENYULUHAN

KISTA OVARIUM

A. Defenisi Kista ovarium

Kista adalah tumor jinak di organ reproduksi perempuan yang

paling sering ditemui. Bentuknya kistik, berisi cairan kental, udara, nanah

ataupun bahan-bahan lain.

Kista adalah kantong abnormal yang berisi cairan encer jernih,

cairan kental, kuning, bisa berupa cairan darah berwarna coklat, dan

bahkan kadangkala berisi rambut. Bila cairan dalam kantong kista

bertambah maka kistapun akan membesar sehingga dinding kista menipis

dan mudah pecah (Nusratuddin, 2009).

B. Jenis-jenis kista ovarium

1. Kista Folikel / Folikuler

Kista yang terjadi akibat gangguan pada folikel sel telur, sehingga

terjadi pembengkakan penuh cairan, yang kemudian berkembang menjadi

kista. umumnya akan menghilang dalam beberapa minggu.

2. Kista Korpus Luteum

Kista Korpus luteum adalah kista yang terjadi pada bagian korpus

luteum ovarium yang terjadi akibat adanya penyumbatan pada lubang

pelepasan sel telur sehingga terjadinya penumpukan cairan di korpus

Kista Ovarium Page 6


Tugas Kelompok
luteum dan berkembang menjadi kista. pada kebanyakan kasus kista jenis

ini sering hilang dengan sendirinya, tetapi juga memiliki resiko untuk

pecah.

3. Kista Denoma

Kista yang terjadi dan dipengaruh oleh sel-sel jaringan dari luar

ovarium, sering terjadi pada wanita usia lanjut. Kista ini sering disebut

tumor, ukuran nya pun bisa mencapai 35 cm. kistadenoma di ada dua

jenis yaitu:

a. Kista Denoma Serosa , Jenis ini cenderung kecil

b. Kista Denoma Musinous, Ukuran dan diameter kista jenis ini biasanya

tumbuh besar dan semakin membesar sampai 35 cm.

Kista denoma sebenarnya tidak bersifat kanker. tetapi beresiko

terjadinya permasalahan lain, gangguan kehamilan, menekan rahim, dan

dapat mengganggu aliran darah ke ovarium karena bisa menyebabkan

ovarium terpelintir.

4. Kista Dermoid

Diduga Penyebab Kista Dermoid berasal dari sel yang belum

berkembang menjadi sel telur. biasanya tidak ganas, tetapi ukuran kista ini

bisa tumbuh membesar hingga 15 cm, selain cairan dan lemak kandungan

yang terkandung dalam kista dermoid bisa juga berupa bagian tubuh tidak

normal. seperti tulang, kulit, darah, gigi, dan rambut, Rata-rata menyerang

wanita berusia muda. Prosedur operasi dianjurkan untuk menghindari

Kista Ovarium Page 7


Tugas Kelompok
resiko pecah dan menumpahkan isinya di dalam. Kista Dermoid bisa juga

menyebabkan posisi tuba fallopi terlilit.

5. Kista Endometrioma

Kista jenis ini dapat menggangu kesuburan, Dan biasanya menyerang

wanita produktik, Kista Endometrioma sering juga disebut kista coklat,

atau kista endometriosis. penyebabnya yaitu karena pengaruh endometrial

atau lapisan luar rahim / pelapis rahim yang menempel pada Ovarium,

ukuran kista ini berkisar antara 3 hingga 20 cm. Kista ini menyebabkan

rasa nyeri luar biasa terutama pada masa menstruasi.

6. Kista Policistic Ovarian Desease

Merupakan kista yang terjadi disekililing ovarium, bisa terjadi pada

wanita dengan gangguan hormon estrogen ataupun pada wanita normal.

ukuran kista ini kecil, tapi banyak sehingga lapisan luar ovarium menebal,

Kista jenis ini menyebabkan permasalahan kesuburan karena dapat

menghambat proses ovulasi akibat dinding ovarium diselubungi kista. Isi

kandungan kista ini biasanya cairan berwarna bening.

7. Kista Hemorrhagic

Kista Hemorragic biasanya akan mengakibatkan rasa sakit pada

bagian perut, Kista Hemorragic terjadi karena akibat adanya pendarahan

pada kista fungsional. kram di perut biasanya terasa menusuk dan hanya

terasa pada bagian kiri atau kanan perut.

Kista Ovarium Page 8


Tugas Kelompok
C. Etiologi

Penyebab dari kista belum diketahui secara pasti, kemungkinan dari

bahan-bahan yang bersifat karsinogen berupa zat kimia, polutan, hormonal

dan lain-lain. Beberapa literatur menyebutkan bahwa penyebab terbentuknya

kista pada ovarium adalah gagalnya sel telur (folikel) untuk berovulasi.

Fungsi ovarium yang normal tergantung kepada sejumlah hormon dan

kegagalan pembentukan salah satu hormon tersebut bisa mempengaruhi

fungsi ovarium. Ovarium tidak akan berfungsi secara normal jika tubuh

wanita tidak menghasilkan hormon hipofisa dalam jumlah yang tepat. Fungsi

ovarium yang abnormal kadang menyebabkan penimbunan folikel yang

berbentuk secara tidak sempurna di dalam ovarium. Folikel tersebut gagal

mengalami pematangan dan gagal melepaskan sel telur, karena itu terbentuk

kista di dalam ovarium.

Faktor Risiko

Beberapa faktor resiko berkembangnya kista ovarium, adalah wanita yang

biasanya memiliki (CancerHelp, 2012):

1. Riwayat kista ovarium terdahulu

2. Penderita kanker payudara yang pernah menjalani kemoterapi (tamoxifen).

3. Siklus haid tidak teratur

4. Faktor genetik/keturunan

5. Riwayat kanker kolon/usus besar

6. Gangguan hormonal

7. Menstruasi di usia dini (11 tahun atau lebih muda)

Kista Ovarium Page 9


Tugas Kelompok
8. Diet tinggi lemak

9. Merokok

10. Minum alkohol

11. Pengguna bedak talk perineal

12. Penderita hipotiroid

D. Tanda dan gejala

Kista ovarium seringkali tanpa gejala, terutama bila ukuran kistanya

masih kecil. Kista yang jinak baru memberikan rasa tidak nyaman apabila

kista semakin membesar, sedangkan pada kista yang ganas kadangkala

memberikan keluhan sebagai hasil infiltrasi atau metastasis kejaringan sekitar

(Sarjadi, 2009). Pemastian penyakit tidak bisa dilihat dari gejala-gejala saja

karena mungkin gejalanya mirip dengan keadaan lain seperti endometriosis,

radang panggul, kehamilan ektopik (di luar rahim) atau kanker ovarium.

Meski demikian, penting untuk memperhatikan setiap gejala atau perubahan

ditubuh untuk mengetahui gejala mana yang serius.

Gejala-gejalanya antara lain:

1. Perut terasa penuh, berat dan kembung

2. Tekanan pada dubur dan kandung kemih (sulit buang air kecil)

3. Haid tidak teratur

4. Nyeri panggul yang menetap atau kambuhan yang dapat menyebar ke

punggung bawah dan paha

5. Nyeri senggama

Kista Ovarium Page 10


Tugas Kelompok
6. Mual, ingin muntah

7. Pengerasan payudara mirip seperti pada saat hamil

Kadang-kadang kista dapat memutar pada pangkalnya, mengalami infark

dan robek, sehingga menyebabkan nyeri tekan perut bagian bawah yang

akut sehingga memerlukan penanganan kesehatan segera (Moore, 2010).

E. Pemeriksaan Penunjang

Pemastian diagnosis untuk kista ovarium dapat dilakukan dengan

pemeriksaan:

1. Ultrasonografi (USG)

Tindakan ini tidak menyakitkan, alat peraba (transducer) digunakan

untuk mengirim dan menerima gelombang suara frekuensi tinggi

(ultrasound) yang menembus bagian panggul, dan menampilkan gambaran

rahim dan ovarium di layar monitor. Gambaran ini dapat dicetak dan

dianalisis oleh dokter untuk memastikan keberadaan kista, membantu

mengenali lokasinya dan menentukan apakah isi kista cairan atau padat.

Kista berisi cairan cenderung lebih jinak, kista berisi material padat

memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.

2. Laparoskopi

Dengan laparoskopi (alat teropong ringan dan tipis dimasukkan

melalui pembedahan kecil di bawah pusar) dokter dapat melihat

ovarium, menghisap cairan dari kista atau mengambil bahan percontoh

untuk biopsi.

Kista Ovarium Page 11


Tugas Kelompok
3. Hitung darah lengkap

Penurunan Hb dapat menunjukkan anemia kronis.

4. Foto Rongent

Berguna untuk menentukan adanya hidrothoraks, selanjutnya pada kista

dermoid kadang-kadang dapat dilihat adanya gigi pada kista.

F. Komplikasi

1. Perdarahan intra tumor

Perdarahan dalam kista biasanya terjadi sedikit demi sedikit, sehingga

berangsur-angsur menyebabkan pembesaran kista, dan hanya

menimbulkan gejala klinik yang minimal. Namun jika perdarahan terjadi

secara masif, akan terjadi distensi cepat dari kista yang menimbulkan nyeri

perut mendadak.

2. Putaran tangkai

Putaran tangkai dapat terjadi pada tumor bertangkai dengan diameter

>5 cm akan tetapi belum terlalu besar sehingga terbatas gerakkannya.

Kehamilan dapat mempermudah terjadinya torsi karena pada kehamilan

uterus yang membesar dapat mengubah letak tumor, dan karena sesudah

persalinan dapat terjadi perubahan mendadak pada rongga perut.

Putaran tangkai juga dapat menyebabkan gangguan sirkulasi meskipun

jarang bersifat total. Karena vena lebih mudah tertekan, terjadi

pembendungan darah dalam tumor dengan akibat pembesaran tumor dan

terjadi perdarahan dalam tumor. Jika putaran tangkai terjadi terus, maka

Kista Ovarium Page 12


Tugas Kelompok
dapat terjadi nekrosis hemoragik dalam tumor yang dapat menimbulkan

robekan dinding kista dengan perdarahan intraabdominal atau peradangan

sekunder. Bila putaran tangkai terjadi perlahan, tumor dapat melekat pada

omentum, yang dapat melepaskan diri dan menjadi tumor parasit.

3. Infeksi pada tumor

Hal ini terjadi jika di sekitar tumor ada sumber patogen. Kista dermoid

cenderung mengalami peradangan disusul dengan pernanahan.

4. Robek dinding kista

Terjadi pada torsi tangkai, trauma (seperti jatuh), pukulan pada perut,

dan lebih sering pada saat persetubuhan. Jika terjadi robekan pada kista

disertai hemoragi yang timbul secara akut, maka perdarahan bebas dapat

berlangsung terus ke dalam rongga peritoneum, dan menimbulkan rasa

nyeri terus-menerus disertai tanda abdomen akut. Robekan dinding pada

kistadenoma musinosum dapat menimbulkan suatu pseudomiksoma

peritonii.

5. Perubahan keganasan

Perubahan keganasan dapat terjadi pada beberapa kista jinak, seperti

kistadenoma ovarii serosum, kistadenoma ovarii musinosum, dan kista

dermoid. Sehingga setelah sel-sel tumor tersebut diangkat pada operasi,

perlu dilakukan pemeriksaan mikroskopis untuk mengetahui kemungkinan

terjadinya keganasan. Adanya metastasis dapat memperkuat diagnosis

keganasan.

Kista Ovarium Page 13


Tugas Kelompok
G. Penatalaksanaan

1. Observasi

Jika kista tidak menimbulkan gejala, maka cukup dimonitor (dipantau)

selama 1-2 bulan, karena kista fungsional akan menghilang dengan

sendirinya setelah satu atau dua siklus haid. Tindakan ini diambil jika tidak

curiga ganas (kanker).

2. Operasi

Jika kista membesar, maka dilakukan tindakan pembedahan, yakni

dilakukan pengambilan kista dengan tindakan laparoskopi atau laparotomi.

Biasanya untuk laparoskopi Anda diperbolehkan pulang pada hari ke-3

atau ke-4, sedangkan untuk laparotomi Anda diperbolehkan pulang pada

hari ke-8 atau ke-9.

H. Pencegahan

Penerapan pola hidup yang sehat dan berkualitas, antara lain:

1. Menjaga pola hidup sehat. Salah satu hal terpenting yang harus Anda

budayakan mulai saat ini juga adalah mejaga pola hidup sehat.

2. Kurangi makanan yang berkadar lemak tinggi. Mengkonsumsi

makanan yang mengandung lemak dalam kuantitas yang cukup besar

dapat menyebabkan gagguan hormon dan meningkatkan hormon cotisol.

Nah untuk itu ada baiknya Anda menjaduhi asupan lemak berlebih.

3. Konsumsi makanan yang mengandung antioksidan. Dengan

mengkonsumsi makanan yang mengandung antoksidan maka akan

Kista Ovarium Page 14


Tugas Kelompok
melawan radikal bebas dalam tubuh. Radikal bebas yang mungkin saja

dihasilkan karena debu, polusi, atau bahan kimia lainnya.

4. Konsumsi sayur dan buah. Buah dan sayur banyak mengandung vitamin

dan mineral. Dapat membantu Anda dalam meningkatkan stamina tubuh.

Selain itu juga dapat menetralisir bahan kimia yang masuk ke dalam tubuh.

5. Menjaga kebersihan area kewanitaan. Beberapa kasus penyakit

berhubungan dengan area kewanitaan yang disebabkan oleh infeksi

mikroorganisme yang berkembang. Pencegahan sel-sel tumor agar tidak

berkembang bisa Anda lakukan dengan senantiasa membersihkan dan

menjaga area kewanitaan agar tetap lembap.

6. Riwayat kista. Anda harus mengetahui garis keturunan Anda, apakan ibu

atau nenek Anda menderita kista serupa atau tidak. Jika ya, maka Anda

memiliki peluang untuk menderita kista cukup besar, tetapi dengan

melakukan pencegahan melalui pola hidup sehat maka Anda berpeluang

kecil menderitanya.

7. Setelah menikan, usahakan hamil segera. Untuk yang sudah menikah,

ada baiknya Anda segera mungkin mempunyai momongan. Hal ini

bertujuan untuk menghindari terjadinya pembentukan kista. Karena

disebabkan oleh adanya frekuensi menstruasi dan aktivitas hormon.

8. Gunakan pil KB. Ternyata pil KB dapat meminimalisir resiko seseorang

terkena kista karena ini mampu mencegah prosuksi sel telur.

9. Deteksi dini apabila muncul keluhan yang serupa dengan tanda dan gejala

kista ovarium.

Kista Ovarium Page 15


Tugas Kelompok
DAFTAR PUSTAKA

Amin Huda, Hardi Kusuma, 2015, Aplikasi Asuhan Keperawatan Diagnosa Medis

Nanda Nic-Noc, MediaACTION

http://www.alodokter.com/kista-ovarium/penyebab

http://novikhoirotununipdu.blogspot.co.id/2013/04/sap-kista-ovarium_6864.html

http://bidanvaganza.blogspot.co.id/2016/03/contoh-sap-kista.html

https://www.scribd.com/document/288607189/SAP-Kista-Ovarium

Kista Ovarium Page 16


Tugas Kelompok
Kista Ovarium Page 17
Tugas Kelompok

Anda mungkin juga menyukai