Anda di halaman 1dari 35

Incidence and Risk Factors for

Glaucoma Development After


Bilateral Congenital Cataract
Surgery in Microphthalmic Eyes

Oleh : Alfais Prayogi


Pembimbing : dr Atik Rahmawati, Sp.M
Identitas Jurnal
ABSTRAK
• Tujuan : Untuk mengevaluasi insiden dan risiko jangka panjang glaukoma setelah operasi katarak kongenital bilateral pada
mata microphthalmi
• Design : Retrospective, observational case series.
• Method : pasien dengan microphthalmic mata yang telah menjalani operasi untuk katarak kongenital bilateral dalam 6 bulan
setelah lahir dan ditindaklanjuti setidaknya selama 5 tahun
• Prosedur: Review catatan medis di institusi
• HASIL: Kemungkinan mata berkembang menjadi glaukoma setelah operasi katarak bawaan bilateral dan faktor risiko terkait.
Tiga puluh delapan mata dari 19 anak dengan katarak kongenital bilateral dimasukkan. Usia rata-rata pada operasi adalah 3,2 ±
1,7 bulan, dan rata-rata tindak lanjut durasi adalah 7,79 ± 2,61 tahun. Setelah operasi katarak, 11 mata (29.0%)
mengembangkan glaukoma pada usia 4.0 ± 1,4 tahun. Tiga dari mata ini menjalani operasi implantasi katup glaukoma Ahmed.
Probabilitas file glaukoma mata yang berkembang diperkirakan 32,0% 10 tahun setelah operasi. Dalam analisis multivariat,
aksial panjang secara signifikan terkait dengan perkembangan glaukoma (rasio odds [0,364, P [0,025). Usia di waktu operasi
katarak, diameter kornea, dan aphakia tidak mempengaruhi risiko glaukoma (P> .10). Mata tanpa glaukoma memiliki hasil
visual akhir yang lebih baik daripada mereka dengan glaukoma (0,75 ± 0,60 dan 1,47 ± 1,10 logMAR, masing-masing, P
[.049).
• Kesimpulan : Risiko kumulatif jangka panjang dari perkembangan glaukoma pasca
operasi adalah 32,0% dalam 10 tahun setelah operasi katarak kongenital bilateral. Karena
risiko berkembangnya glaukoma berlanjut selama beberapa tahun setelahnya operasi,
pemantauan hati-hati dan kontrol intraokular tekanan diperlukan untuk mempertahankan
visus pada pasien
PENDAHULUAN
• Katarak kongenital adalah kondisi pada bayi baru lahir dimana terdapat
kekeruhan pada lensa
• Mikroptalmia adalah kelainan bawaan lahir dimana salah satu bola mata atau
keduanya tidak berkembang baik sehingga berukuran kecil
• Glaukoma adalah salah satu komplkasi yang mengancam setelah dilakukan
operasi katarak konginetal yang ditandai tekanan intraokular lebih dari 21 mmHg
• Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengevaluasi insiden dan
risiko jangka panjang glaukoma setelah operasi katarak kongenital
bilateral pada mata microphthalmi
METODE
• Rancangan penelitian
• Desain penelitian: Retrospektif observational cohort study
• Tempat penelitian: Seoul National University Children’s Hospital
• Subjek penelitian: 19 pasien yang didiagnosa katarak kongenital (38 mata) antara
tahun 1997 – 2008 dan difolllow up selama 5 tahun
• Kriteria inklusi
• Pasien katarak konginetal bilateral yang terjadi pada usia
kurang 6 bulan

Kriteria eksklusi
1. Pasien yang mengalami retinopati
2. Anirdia
3. Glaukoma sebelum ekstraksi katarak
4. Sindrom Hsllermman-Streif
5. Sindrom Lowe
Prosedur operasi

• Semua pasien operasi katarak dilakukan dengan anestesi umum oleh ahli bedah anak
berpengalaman
• Semua pasien menjalani irigasi dan aspirasi simultan, kapsulektomi posterior dan
vitrektomi anterior di kedua mata setelah 2minggu didiagnosis katarak kongenital
• Diameter kornea semua pasien diukur selama operasi katarak, Dua tahun setelah operasi
ekstraksi katarak, pasien dengan mata dengan diameter kornea > 9 mm dioperasi
implantasi lensa intraokular sekunder (IOL). Implantasi dilakukan melalui insisi scleral
tunnel berukuran 6 mm pada jarak 2 mm dari limbus superior. Untuk dukungan kapsul
posterior yang memadai, IOL dimasukkan ke dalam kapsul tas atau difiksasi di sulkus
siliaris.
Tindak lanjut
• Pasien diperiksa setiap 4 bulan sampai 4 bulan tahun, dan setiap 6 bulan
sampai 8 tahun. Setelah itu, mereka ditindaklanjuti setiap tahun
• Selama tindak lanjut kunjungan pasien diperiksa ketajaman visus dan tio,
Pasien didiagnosis glaukoma jika TIO pasien> 26 mm Hg setidaknya pada
2 kunjungan berturut-turut
• Pasien yang didiagnosis dengan glaukoma dikategorikan berdasarkan
Kontrol TIO
• - TIO < 21 mm Hg pada semua operasi pasca katarak kunjungan dengan
pengobatan topikal (Grup B)
• - Tio > 21 mm Hg pada setidaknya 2 kunjungan meskipun obat penurun
TIO atau Diperlukan operasi penurun TIO (Grup Bf)
Analisis Statistik
• Data diolah menggunakan SPSS 22.0
• Statistik deskriptif untuk karakteristik 19 pasien (38) mata
• Perbandingan antar kelompok dilakukan dengan menggunakan Uji Mann-
Whitney U atau uji pasti Fishe
• Faktor-faktor yang terkait dengan perkembangan glaukoma dinilai dengan
analisis regresi logistik
Hasil
• Dari tahun 1997 -2008 terdapat 21 pasien yang mengalami katarak
kongenital bilateral, 2 pasien mempunyai sindrom Haleermain- Streif dan
Sindrom Lowe, sehingga pasien pasien yang tersisa 19 ( 38 mata)
Karakteristik
Populasi
Perkembangan glaukoma setelah operasi katarak

• Sebelas mata dari 38 didiagnosis glaukoma pada usia kurang lebih 4,1
tahun
• 6 mata dapat dikendalikan dengan obat glaukoma topical
• 5 mata tersisa mata tidak terkontrol dengan pemberian obat topical ( 3
mata dilakukan operasi AVI untuk menurunkan TIO)
Diskusi
• Dari hasil penelitian dari 38 mata didapatkan 11 (29%) mata mengalami
galukoma setelah operasi katarak kongenital.
• Insiden kumulatif jangka panjang perkembangan glaukoma adalah 32,0%
dengan 10 tahun bilateral operasi katarak kongenital.
• Dalam sebuah studi oleh Vasavada, risiko perkembangan glaukoma
adalah 30,9% pada 21 bayi yang di follow up selama 25,6 ± 11,3 bulan
pasca operasi, sedangkan Prasad dkk17 melaporkan insiden yang lebih
rendah glaukoma: 13,5% dari 37 mata microphthalmic yang di follow up
selama 18 ± 5.1 bulan. Perbedaan ini mungkin mencerminkan perbedaan
dalam durasi tindak lanjut dan populasi pasien di antara penelitian.
• Dalam penelitian ini, semua pasien dengan glaukoma memiliki glaukoma
sudut terbuka dan mereka dengan panjang aksial yang lebih pendek,
• Glaukoma setelah operasi katarak kongenital memiliki 2 onset; glaukoma
awitan dini berkembang dalam satu tahun operasi katarak, dan glaukoma
sudut terbuka onset lambat muncul jauh kemudian. Mekanisme glaukoma
onset dini mungkin terkait dengan faktor predisposisi genetik bersama
dengan penutupan sudut yang disebabkan oleh blok pupil atau inflamasi
sinekia anterior perifer
• Pada glaukoma onset lanjut, meskipun sudut biasanya terbuka pada
gonioskopi, banyak kasus telah deposisi pigmen abnormal dan PAS yang
mungkin menjadi hasil dari blok pupil intermiten awal dan peradangan
kronis oleh sisa bahan lensa setelah operasi
• Dua kemungkinan mekanisme glaukoma onset lambat
• Yang pertama adalah teori kimia mungkin terkait dengan kerentanan
filtrasi sudut inflamasi pasca operasi atau bahan kimia beracun faktor dari
cairan vitreus untuk menginduksi kronis trabekulitis yang mengubah
mikrostruktur trabekuler meshwork dan dapat mengganggu pematangan
sudut normal atau dapatkan PAS
• teori mekanik; hilangnya dukungan ke trabecular meshwork di mata
aphakic menginduksi disorganisasi atau runtuhnya trabecular meshwork
yang mengakibatkan berkurangnya fungsi trabecular meshwork sebagai
filter dan metabolik aktif jaringan
Keterbatasan
• 1. Penelitian ini adalah tinjauan retrospektif dari ukuran sampel kecil
tanpa kelompok kontrol
• 2. Semua pasien adalah orang Korea sehinnga hanya mampu
menggambarkan pada populasi ini
• 3. Keterbatasan untuk mengevaluasi anatomi glaukoma dan kerusakan
fungsional, mekanisme glaukoma dan keparahan kerusakan struktural dan
fungsional glaukoma tidak dapat dievaluasi secara komprehensif
Kesimpulan
• Risiko kumulatif jangka panjang perkembangan glaukoma 10 tahun
setelah operasi katarak konginetal adalah 32,0% pada pasien dengan
microphthalmia.
• Karena risiko perkembangan glaukoma terus berlanjut bertahun-tahun
setelah operasi, pemantauan TIO secara teratur dan Kontrol IOP yang
menyeluruh diperlukan untuk mempertahankannya penglihatan pasien
JUDUL
No Kriteria Ya (+) / Tidak (-)

1 Jumlah kata dalam judul, < 12 kata - ( 13 Kata )

2 Deskripsi Judul -

3 Daftar penulis sesuai aturan jurnal +

4 Korespondensi penulis +

5 Tempat & waktu penelitian dalam judul -


27
ABSTRAK
No Kriteria Ya (+) / Tidak (-)

1 Abstrak 1 paragraf +

2 Mencakup IMRC +

3 Secara keseluruhan informatif +

4 Tanpa singkatan selain yang baku +

5 Kurang dari 250 kata + 28


PENDAHULUAN

No Kriteria Ya (+) / Tidak (-)

1 - ( 3 Paragraf )
Terdiri dari 2 bagian atau 2 paragraf
2 -
Paragraf pertama mengemukakan alasan dilakukan penelitian
3 -
Paragraf ke 2 menyatakan hipotesis atau tujuan penelitian
4 +
Didukung oleh pustaka yang relevan
5 +
Kurang dari 1 halaman
29
METODE PENELITIAN
No Kriteria Ya (+) / Tidak (-)

1 Jenis dan rancangan penelitian +


( Penelitian kohort retrospektif, )

2 Waktu dan tempat penelitian +

3 Populasi sumber +

4 Teknik sampling -

5 Kriteria inklusi +

6 Kriteria eksklusi +

7 Perkiraan dan perhitungan besar sampel -

8 Perincian cara penelitian +

9 Uji statistik +

10 Program komputer + 30

11 Persetujuan subjektif -
HASIL PENELITIAN
No Kriteria Ya (+) / Tidak (-)

1 Jumlah subjek +

2 Tabel karakteristik +

3 Tabel hasil penelitian +

4 Komentar dan pendapat penulis tentang hasil +

5 Tabel analisis data dengan uji statistik +

31
KESIMPULAN DAN DAFTAR PUSTAKA
No Kriteria Ya (+) / Tidak (-)
1 Pembahasan dan kesimpulan terpisah -
2 Pembahasan dan kesimpulan di paparkan dengan jelas +
3 Pembahasan mengacu dari penelitian sebelumnya +
4 Pembahasan sesuai dengan landasan teori +
5 Keterbatasan penelitian +
6 Simpulan berdasarkan penelitian +
7 Saran penelitian -
8 Penulisan daftar pustaka sesuai aturan + 32
IMPORTANCY

N Pertanyaan Jawaban
o
1 Apakah alokasi pasien pada penelitian ini dilakukan secara acak? Tidak

2 Apakah pengamatan pasien dilakukan secara cukup panjang dan lengkap? Ya

3 Apakah semua pasien dalam kelompok yang diacak, dianalisis? Tidak

33
APPLICABILITY
N Pertanyaan Jawaban
o
1 Apakah pada populasi terdapat perbedaan bila dibandingkan dengan yang ya
terdapat pada penelitian sebelumnya sehingga hasil tersebut tidak dapat
diterapkan pada populasi kita?
2 Apakah penelitian tersebut mungkin dapat diterapkan pada populasi kita? Ya

3 Apakah populasi memiliki potensi yang menguntungkan apabila penelitian Ya


diterapkan?

34
• TERIMAKASIH

Anda mungkin juga menyukai