0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
27 tayangan23 halaman
Glaukoma adalah kelainan yang disebabkan oleh tidak adekuatnya drainase cairan mata (aqueous humour) dari bilik mata akibat gangguan sistem drainase. Gejalanya antara lain pandangan kabur, penurunan penglihatan, dan kerusakan saraf optik. Pemeriksaan tekanan intraokular dan pemeriksaan saraf optik digunakan untuk diagnosis. Penatalaksanaannya meliputi obat-obatan, laser trabekuloplasti, atau bedah. Pendid
Glaukoma adalah kelainan yang disebabkan oleh tidak adekuatnya drainase cairan mata (aqueous humour) dari bilik mata akibat gangguan sistem drainase. Gejalanya antara lain pandangan kabur, penurunan penglihatan, dan kerusakan saraf optik. Pemeriksaan tekanan intraokular dan pemeriksaan saraf optik digunakan untuk diagnosis. Penatalaksanaannya meliputi obat-obatan, laser trabekuloplasti, atau bedah. Pendid
Glaukoma adalah kelainan yang disebabkan oleh tidak adekuatnya drainase cairan mata (aqueous humour) dari bilik mata akibat gangguan sistem drainase. Gejalanya antara lain pandangan kabur, penurunan penglihatan, dan kerusakan saraf optik. Pemeriksaan tekanan intraokular dan pemeriksaan saraf optik digunakan untuk diagnosis. Penatalaksanaannya meliputi obat-obatan, laser trabekuloplasti, atau bedah. Pendid
FISIOLOGI Sistem drainase pada mata: Badan siliar memproduksi Aqueus humor masuk kedalam bilik mata posterior bilik mata anterior keluar melalui anyaman trabekulum dan canal Schelmm kanal kolektor pembuluh darah vena episklera
drainase aqueus humor
KERANGKA PEMBELAJARAN • Konsep Glaukoma 1. Pengertian 2. Faktor Risiko 3. Patofisiologi 4. Klasifikasi Glaukoma 5. Tanda dan Gejala 6. Pemeriksaan Penunjang Medis 7. Penatalaksanaan Terapi • Tekanan bola mata normal adalah 10-21 mm Hg (rata-rata 16 mm Hg). • Produksi ~ Ekskresi Galukoma : tidak adekuatnya drainase aqueous humour dari bilik anterior Peningkatan TIO (Doengoes, 1999).
Kerusakan nervus optikus
Dicegah dengan pemeriksaan mata teratur dan terapi
awal yang tepat. FAKTOR RISIKO 1. Penggunaan steroid topikal /sistemik dalam waktu lama. 2. Usia lebih dari 40 th. 3. Myopia berat. 4. Adanya riwayat glaukoma dalam keluarga. 5. Adanya riwayat penyakit DM. 6. Adanya riwayat trauma atau mengalami pembedahan pada mata. PATOFISIOLOGI Tekanan bola mata akan meningkat bila: 1. Produksi banyak sedangkan eksresi normal Glaukoma Hipersekresi. 2. Hambatan pengaliran akibat dilatasi pupil Glaukoma blokade pupil. 3. Hambatan pengaliran di sudut bilik mata terganggu PATOFISIOLOGI KLASIFIKASI Glaukoma • Glaukoma sudut terbuka primer Sudut • Glaukoma sudut terbuka Terbuka sekunder
Glaukoma • Glaukoma sudut tertutup
primer Sudut • Glaukoma sudut tertutup Tertutup sekunder GLAUKOMA PRIMER
Glaukoma akibat trabekulo disgenesis,
tanpa ada anomaly okuler dan tanpa adanya penyakit okuler. Mengenai kedua mata. GLAUKOMA SEKUNDER Penyebabnya diketahui kelainan di dalam bola mata: 1. Kelainan lensa (Katarak) 2. Infeksi 3. Trauma 4. Pasca bedah GLAUKOMA SUDUT TERBUKA • Aqueus humor mempunyai akses ke trabekula • Ukuran sudut normal. • TIO > 24 mm Hg namun seringkali tidak menimbulkan gejala px buta dihindari dengan pemeriksaan TIO secara berkala. • video GLAUKOMA SUDUT TERTUTUP • Pupil bersandar erat kebelakang atau lensa depan sudut bilik mata menjadi sempit blokade pengaliran cairan mata ke bilik mata depan. • Pada keadaan akut pupil melebar, iris atropi, mata merah. • video TANDA dan GEJALA Pada glaukoma terjadinya peningkatan TIO berjalan lambat pada fase awal kadang tidak menimbulkan gejala. Beberapa gejala umum pada Glaukoma: 1. Pandangan berkabut. 2. Penurunan tajam penglihatan. 3. Penurunan luas lapang pandang penglihatan. 4. Nyeri pada mata (intraorbital) dan belakang kepala. TANDA dan GEJALA 5. Mual atau muntah. 6. Gambaran pelangi. 7. Pupil setengah lebar,reaksi terhadap sinar menurun atau sama sekali tidak ada. 8. Mata teraba keras seperti kelereng. 9. Tekanan bola mata tinggi (60-70 mm Hg) penurunan tajam penglihatan yang menetap. Pemeriksaan Penunjang Diagnostik: a. Pemeriksaan dengan menggunakan oftalmoskope digunakan untuk mengetahui kerusakan syaraf optikus. b. Pemeriksaan Tonometri untuk mengetahui tekanan intraorbital PENATALAKSANAAN KONSERFATIV: • Pemberian antagonis β adrenergik (ex: Timolol) mengurangi produksi aqueus humor menurunkan TIO. • Antikolinergik topikal (Pilokarpin 2-3% 6 x/hr) mengurangi produksi aqueous humour dan membuat pupil berkontraksi. Diberikan pada stadium dini glaukoma sudut terbuka, bila ada perbaikan maka pasien dapat menggunakan obat seumur hidup. Cont’ • Pemberian diuretik osmotik (manitol) meningkatkan osmolaritas plasma menarik air dari mata ke dalam sirkulasi sistemik diberikan perioperatif agar tindakan pembedahan dapat dilakukan dengan tekanan intraorbital yang lebih normal. • Penggunaan obat midriatikum merupakan kontraindikasi pada pasien glaukoma. • Trabekuloplasti laser menjadi adjuvan medikasi. Biasanya menimbulkan efek samping infeksi. Cont’ 2. PEMBEDAHAN 60 – 80 % Efektif • Iridektomi perifer • Operasi Scheie • Trabekulektomi PENATALAKSANAAN PASCA BEDAH 1. Ambulasi progresif diperkenankan disesuaikan dengan kondisi fisik pasien. 2. Mata harus ditutup selama 24 jam atau lebih dan tidak boleh terkena air. 3. Pemberian tetes mata antibiotika spektrum luas diberikan selam 4-5 hari. 4. Kortikosteroid diberikan untuk mengurangi inflamasi. 5. Pemberian analgetik. 6. Pendidikan Kesehatan. PENDIDIKAN KESEHATAN 1. Kontrol dan minum obat secara teratur. 2. Menjaga kebersihan mata: § Perawatan mata dengan benar § Hindari menggosok mata § Penggunaan kosmetik non alergenik § Penggunaan masker mata saat berenang § Penggunaan kacamata pelindung saat bekerja atau berolahraga pada lingkungan yang berbahaya 3. Memperhatikan gejala pada mata (pelangi, mata berair, iritasi, pandangan kabur/berkabut). 4. Cegah peningkatan TIO : § Mengejan, § Mengangkat beban, § Membungkuk, § Tidak mengendarai sepeda motor, § Membaca (dihindari minimal 1 minggu) SEMOGA BERMANFAAT