GLAUKOMA KRONIS
OLEH :
TUTI NURCHOLIFAH YASIN
030.11.290
PEMBIMBING :
DR. IRSAD SADRI, SP.M
PENDAHULUAN
Di seluruh dunia glaukoma
dianggap sebagai penyebab
kebutaan yang tinggi,
2 % penduduk berusia lebih dari 40
tahun menderita glaukoma. 1
Sudut filtrasi
Trabekula korneoskleral
Serabutnya berasal dari lapisan stroma kornea dan menuju ke belakang mengelilingi kanalis Schlemm untuk berinsersi
pada sklera.
Trabekula uveal
Serabutnya berasal dari lapisan dalam stroma kornea, menuju ke scleral spur (insersi dari m.siliaris) dan sebagian ke
m.siliaris meridional.
Ligamentum ini berasal dari dataran depan iris menuju ke depan trabekula.
3 PROSES PRODUKSI AQUOUS HUMOR
Ultrafiltrasi
Difusi
Glaukoma dapat juga didapatkan pada usia 20 tahun, meskipun jarang. Pria lebih
banyak diserang daripada wanita. 6
angka kebutaan di Indonesia menduduki peringkat pertama untuk kawasan Asia Tenggara.
Menurut Badan Kesehatan Dunia (WHO), angka kebutaan di Indonesia mencapai 1,5% atau
sekitar 3 juta orang
Patogenesis
Teori-teori utama memperkirakan adanya perubahan-
perubahan elemen penunjang struktural akibat
tekanan intra-okuler di saraf optikus setinggi lamina
kibrosa atau si pembuluh yang memperdarahi
kepala/ujung saraf optikus.
DIAGNOSIS
GONIOSKOPI
Glaukoma
dilakukan tes minum air, pressure
sudut
congestion test , dan tes steroid.
terbuka
Glaukoma dapat dilakukan tes
sudut kamar gelap, tes membaca dan
tertutup tes midriasis.
PENATALAKSAAN
Miotik :
Pilokarpin 2-4%, 3-6 kali 1 tetes sehari
Eserin -1 %, 3-6 kali 1 tetes sehari
Simpatomimetik
Epinefrin 0,5-2%, 1-2 kali 1 tetes sehari menghambat produksi
humor aquos
Beta blocker
Timolol maleate 0,25-0,50%, 1-2 kali tetes sehari menghambat
produksi humor aquos
PEMBEDAHAN
Indikasi:
Sklerektomi Scheie :
Trabekulektomi