Oleh :
1.
2.
3.
4.
(7314010)
(7314025)
(7314044)
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan
Hipertiroid.
Dalam penyusunan Asuhan keperawatan ini kami telah mendapatkan bantuan dari
beberapa pihak.Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.Rektor UNIPDU Jombang
:Bapak prof.Dr.H.Ahmad Zahro,Ma
2.Dekan Fakultas ilmu Kesehatan
:Bapak H.Andi Yudianto,S.kep.Ns.M.Kes
3.Ka.Prodi S1 Keperawatan
:Bapak Moh.Rajin,S.kep.Ns,M.Kes
4.Dosen Pembimbing
:Ibu Khotimah S.Kep, Ns. M. Kes
5.Orang tua,dosen,dan teman-teman atas doa dan dorongannya.
Semoga dengan hadirnya makalah ini dapat menunjang dalam proses belajar. Kami
pun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari pembaca makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Jombang, 23 Maret 2016
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .. 1
Daftar isi
BAB 1 PENDAHULUAN. 3
1.1 Latar belakang..3
1.2 Tujuan...3
BAB II PEMBAHASAN.......5
2.1.Definisi ............5
2.2.Anatomi Fisiologi.........5
2.3.Etiologi.7
2.4.Manifestasi klinis. 9
2.5.Klasifikasi.........9
2.6.Patofisiologi.....10
2.7.Pathway................................................................................................................12
2.8 Komplikasi............................................................................................................12
2.9 Pemeriksaan penunjang........................................................................................13
2.10 Penatalaksanaan...................................................................................................13
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN. 15
3.1.Asuhan keperawatan.15
3.2.Pengkajian.15
3.3.Diagnosa....17
3.4.Intervensi..
3.5.Evaluasi.24
3.6.Discharge planning............24
BAB IV PENUTUP... ..25
4.1.Kesimpulan....25
4.2.Saran...25
DAFTAR PUSTAKA..26
.18
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.
Latar Belakang
Hipertiroid di Indonesia masih banyak dijumpai, karena hipertiroid dapat disebabkan
beberapa penyebab antara lain : penyakit Graves (75%) Hipertiroid dapat terjadi di daerah
endemik maupun cukup yodium, sehingga masyarakat yang mengalami hipertiroid ini
memerlukan perawatan dan pengobatan yang baik. Hipertiroid lebih banyak pada wanita
dibandingkan pria dengan rasio 1:5, dan banyak terjadi di usia pertengahan. Beberapa
kepustakaan luar negeri menyebutkan insidensinya masa anak diperkirakan 1/100.000 anak
per tahun. Mulai 0,1/100.000 anak per tahun untuk anak usia 0-4 tahun meningkat sampai
dengan 3/100.000 anak per tahun pada usia remaja . Hipertiroid menyebabkan kelainan pada
banyak organ salah satunya pada sistem kardiovaskular. Beberapa studi dan penelitian
mengemukakan bahwa terjadi atrial fibrilasi 33 dari 47% pasien dengan umur lebih dari 60
tahun. Serta kurang dari 1% kasus serangan baru atrial fibrilasi disebabkan hipertiroid. Dan
penelitian yang dilakukan oleh Nakazawa melaporkan 11.345 pasien dengan hipertiroid 288
kasus disertai atrial fibrilasi, 6 kasus mengalami emboli sistemik, diantaranya mengalami
gagal jantung, diantaranya berusia > 50 tahun.
Kelainan tiroid merupakan kelainan endokrin tersering kedua yang ditemukan selama
kehamilan.
Berbagai
perubahan
hormonal
dan
metabolik
terjadi
selama
Tujuan
1. Tujuan Umum
Dari penyusunan makalah ini diharapkan penulis dapat mengerti, memahami dan
manifestasi
klinik,
pemeriksaan
diagnostik
sampai
dengan
BAB II
PPEMBAHASAN
2.1. Definisi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan
ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth
J.Corwin)
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap
pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson)
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari
produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn)
Hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat
produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid
memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat
digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
2.2. Anatomi Fisiologi
a.
Anatomi
Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berwarna merah kecoklatan dan sangat vascular.
Terletak di anterior cartilago thyroidea di bawah laring setinggi vertebra cervicalis 5 sampai
vertebra thorakalis 1. Kelenjar ini terselubungi lapisan pretracheal dari fascia cervicalis dan
terdiri atas 2 lobus, lobus dextra dan sinistra, yang dihubungkan oleh isthmus. Beratnya kira2
25 gr tetapi bervariasi pada tiap individu. Kelenjar tiroid sedikit lebih berat pada wanita
terutama saat menstruasi dan hamil. Lobus kelenjar tiroid seperti kerucut. Ujung apikalnya
menyimpang ke lateral ke garis oblique pada lamina cartilago thyroidea dan basisnya setinggi
cartilago trachea 4-5. Setiap lobus berukutan 5x3x2 cm. Isthmus menghubungkan bagian
bawah kedua lobus, walaupun terkadang pada beberapa orang tidak ada. Panjang dan
lebarnya kira2 1,25 cm dan biasanya anterior dari cartilgo trachea walaupun terkadang lebih
tinggi atau rendah karena kedudukan dan ukurannya berubah.
Kelenjar ini tersusun dari bentukan bentukan bulat dengan ukuran yang bervariasi
yang disebut thyroid follicle. Setiap thyroid follicle terdiri dari sel-sel selapis kubis pada
tepinya yang disebut SEL FOLIKEL dan mengelilingi koloid di dalamnya. Folikel ini
dikelilingi jaringan ikat tipis yang kaya dengan pembuluh darah. Sel folikel yang
mengelilingi thyroid folikel ini dapat berubah sesuai dengan aktivitas kelenjar thyroid
tersebut. Ada kelenjar thyroid yang hipoaktif, sel foikel menjadi kubis rendah, bahkan dapat
menjadi pipih. Tetapi bila aktivitas kelenjar ini tinggi, sel folikel dapat berubah menjadi
silindris, dengan warna koloid yang dapat berbeda pada setiap thyroid folikel dan sering kali
terdapat Vacuola Resorbsi pada koloid tersebut.
b.
Fisiologi
Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki dua buah
lobus, dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago krokoidea di leher pada cincin trakea
ke dua dan tiga. Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat metabolisme.
Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang penting yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin
(T3). Karakteristik triioditironin adalah berjumlah lebih sedikit dalam serum karena
reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat plasma di serum tetapi ia lebih kuat karena
memiliki banyak resptor pada jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor pada protein
pengikat plasma di serum yang mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum, tetapi
ia kurang kuat berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit.
dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon tiroid. Gangguan kulit menyebabkan
kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
b. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh
TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
c. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke
dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang
minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.
d. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga
merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
e.
persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar
gejala hpotiroid.
f.
Penyakit Grave
Penyakit troboblastis
Kanker pituitari
Pada penyakit Graves terdapat dua kelompok gambaran utama yaitu tiroidal dan
ekstratiroidal yang keduanya mungkin tidak tampak. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat
hiperplasia kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan.
Gejala-gejala hipertiroidisme berupa manifestasi hipermetabolisme dan aktifitas simpatis
yang berlebihan.5 Pasien mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan panas, keringat semakin
banyak bila panas, kulit lembab, berat badan menurun walaupun nafsu makan meningkat,
palpitasi, takikardi, diare dan kelemahan serta atrofi otot.2,3,5 Manifestasi ekstratiroidal berupa
oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal yang biasanya terbatas pada tungkai bawah. Oftalmopati
yang ditemukan pada 50% sampai 80% pasien ditandai dengan mata melotot, fissura palpebra
melebar, kedipan berkurang, lid lag (keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan
mata) dan kegagalan konvergensi. Gambaran klinik klasik dari penyakit Graves antara lain
adalah tri tunggal hipertitoidisme, goiter difus dan eksoftalmus. 2,3 Pada penderita yang
berusia lebih muda, manifestasi klinis yang umum ditemukan antara lain palpitasi, nervous,
mudah capek, hiperkinesia, diare, berkeringat banyak, tidak tahan panas dan lebih senang
cuaca dingin. Pada wanita muda gejala utama penyakit Graves dapat berupa amenore atau
infertilitas. Pada anakanak, terjadi peningkatan pertumbuhan dan percepatan proses
pematangan tulang. Sedangkan pada penderita usia tua ( > 60 tahun ), manifestasi klinis yang
lebih mencolok terutama adalah manifestasi kardiovaskuler dan miopati, ditandai dengan
adanya palpitasi, dyspnea deffort, tremor, nervous dan penurunan berat badan.
2.5. Klasifikasi
Klasifikasi lain :
1. Goiter Toksik Difusa (Graves Disease)
Kondisi yang disebabkan, oleh adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh
dimana zat antibodi menyerang kelenjar tiroid, sehingga menstimulasi kelenjar tiroid
untuk memproduksi hormon tiroid terus menerus.
Graves disease lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria, gejalanya
dapat timbul pada berbagai usia, terutama pada usia 20 40 tahun. Faktor keturunan
juga dapat mempengaruhi terjadinya gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yaitu
dimana zat antibodi menyerang sel dalam tubuh itu sendiri.
2. Nodular Thyroid Disease
Pada kondisi ini biasanya ditandai dengan kelenjar tiroid membesar dan tidak
disertai dengan rasa nyeri. Penyebabnya pasti belum diketahui. Tetapi umumnya
timbul seiring dengan bertambahnya usia.
3. Subacute Thyroiditis
Ditandai dengan rasa nyeri, pembesaran kelenjar tiroid dan inflamasi, dan
mengakibatkan produksi hormon tiroid dalam jumlah besar ke dalam darah.
Umumnya gejala menghilang setelah beberapa bulan, tetapi bisa timbul lagi pada
beberapa orang.
4. Postpartum Thyroiditis
Timbul pada 5 10% wanita pada 3 6 bulan pertama setelah melahirkan dan
terjadi selama 1 -2 bulan. Umumnya kelenjar akan kembali normal secara perlahanlahan.
2.6.
Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada
kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari
ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke
10
dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan
dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa
kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
menyerupai TSH, Biasanya bahan bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor
membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan bahan tersebut
merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena
itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI
meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid,
yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya
sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH
oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar
batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar.
Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat
hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita
hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang
mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya
tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami
gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah
satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan
reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot
ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.
11
2.7.
Pathway
Tiroiditis
hipermetabolis
me
Ketidakseimba
ngan energi
dengan
kebutuhan
kelelah
an
Perubahan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
Kurangpe
Aritmia,
Resiko takikardi
ngetahua
kerusakan
n
integritas
Resiko
pe curah
jantung
12
Nodul tiroid
toksik
2.8.
Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah tirotoksik(thyroid
storm). Hal ii berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis.
Akibatnya adalah peepasan HT dalam jumlah ang sangat besar yang menyebabkan takikardia,
agitasi, tremor, hipertermia, dan apabila tidak diobati menyebabkan kematian.
2.9.
Pemeriksaan Penunjang
Penatalaksanaan
1. Konservatif
Indikasi :
1) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda
dengan struma ringan sedang dan tiroktosikosis
2) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah
pengobatan yodium radioaktif
3) Persiapan tiroidektomi
4) Pasien hamil, usia lanjut
5) Krisis tiroid
Penyekat adinergik pada awal terapi diberikan, sementara menunggu pasien menjadi
eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4
dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan
setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs.
Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil
yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan
dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat
antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian hari dapat
tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
2. Surgical
a. Radioaktif iodine.Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang
hiperaktif
b. Tiroidektomi. Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang
membesar
14
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1.
Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan merupakan asuhan yang diberikan oleh seorang perawat kepada
keperawatan merupakan cara sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama klien dalam
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, menetukan
diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta
mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan.
3.2.
Pengkajian
Menurut Hidayat (2004), pengkajian merupakan langkah pertama dari proses
keperawatan dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui
berbagai permasalahan yang ada. Tahap pengkajian terdiri dari pengumpulan data, validasi
data dan identifikasi masalah.
Hal-hal yang dikaji pada klien dengan hipertiroid meliputi (Carpenito, 2007) :
1. Aktivitas atau istirahat
Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah,gangguan koordinasi, kelelahan berat
Tanda : Atrofi otot
2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah
dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis)
3. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih
(infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine encer, pucat,
15
kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia
berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
4. Integritas / Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi.
Tanda : Ansietas peka rangsang
5. Makanan / Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan
glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu,
haus, penggunaan diuretik (tiazid)
Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid (peningkatan kebutuhan
metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau manis, bau buah (napas
aseton).
6. Neurosensori
Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot parasetia,
gangguan penglihatan.
Tanda : Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan memori
baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;koma), aktivitas kejang
( tahap lanjut dari DKA).
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis dengan palpitasi,
tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi atau tidak)
Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan
meningkat
16
9. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot pernapasan (jika kadar
kalium menurun dengan cukup tajam)
10. Seksualitas
Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria.
Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton plasma positif secara
mencolok, asam lemak bebas kadar lipid dengan kolosterol meningkat.
3.3.
Diagnosa Keperawatan
Menurut Carpenito dan Moyet (2007) diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan
klinik yang menjelaskan tentang respons individu, keluarga, atau masyarakat terhadap
masalah kesehatan/proses kehidupan baik aktual atau potensial. Diagnosis keperawatan
merupakan dasar pemilihan intervensi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
perawat yang bertanggung jawab.
Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan hipertiroid
adalah sebagai berikut (Carpenito, 2007):
a. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
b. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi.
c. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan).
d. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik.
e. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
17
3.4.
N
o
1.
Intervensi
Diagnosa keperawatan
Perubahan
frekuensi/irama
jantung:Aritmia,Braki
kardi, takikardi,
Perubahan EKG,
Palpitasi
Perubahan preload
- Penurunan tekanan
-
vena central
Penurunan tekanan
arteri paru
Edema, keletihan
Distensi vena
jugular.
Murmur
Peningkatan berat
badan
Perubahan Afterload
Kulit lembab
Penurunan nadi
perifer
Penurunan resistansi
vascular paru
Dispnea
Oliguria
Tujuan dan
Intervensi
Kriteria Hasil
NOC :
NIC :
Cardiac Pump Cardiac Care
Evaluasi
adanya
nyeri
effectiveness
Circulation
dada(intensitas,lokasi, durasi)
pembacaaan TD.
Perubahan
Kontraktilitas
Batuk.
Penurunan indeks
jantung
Penurunan fraksi
ejeksi
Ortopnea
Dispnea paroksismal
nokturnal
Penurunan stroke
volume index
Bunyi S3, bunyi S4
Perilaku/emosi:
Ansietas, gelisah
Faktor yang
berhubungan :
Perubahan afterload
Perubahan
kontraktilitas
Perubahan frekuensi
jantung
Perubahan preload
Perubahan irama
Perubahan volume
sekuncup
Keletihan
Definisi : rasa letih luar
biasa dan penurunan
kapasitas kerja fisik dan
jiwa pada tingkat
NOC :
Disruptive
effects
Endurance
Energy
conservation
Nutritional
status : energy
19
NIC :
Energy Management
Observasi adanya pembatasan
klien dalam melakukan aktivitas
Dorong
pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan
terhadap keterbatasan
Kaji
adanya
factor
yang
Gangguan konsentrasi
Gangguan libido
Penurunan performa
Kurang minat
terhadap sekitar
Mengantuk
Peningkatan keluhan
fisik
Kurang energi
Lesu
Persepsi
Kriteria Hasil :
Memverbalisasi
kan
peningkatan
energi
dan
merasa
lebih
baik
Menjelaskan
penggunaan
energi
untuk
mengatasi
kelelahan
membutuhkan energi
tambahan untuk
menyelesaikan tugas
rutin
Mengatakan kurang
lelah
Mengatakan tidak
mampu
mempertahankan
aktivitas fisik pada
tingkat yang biasanya
Faktor yang
berhubungan :
Psikologis
Ansietas, depresi
Mengatakan gaya
hidup
20
menyebabkan kelelahan
Monitor nutrisi dan sumber
energi yangadekuat
Monitor pasien akan adanya
kelelahan fisik dan emosi secara
berlebihan
Monitor respon kardivaskuler
terhadap aktivitas
Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien
membosankan, stres.
Fisiologis
Anemia, status
penyakit
Peningkatan
kelemahan fisik
Malnutrisi, kondisi
fisik buruk
Kehamilan, deprivasi
tidur.
Lingkungan
Kelembapan, suhu,
cahaya, kebisingan
Situasional
Peristiwa hidup
negatif
Pekerjaan
Ketidakseimbangan
nutrisi
kurang
dari
kebutuhan tubuh
Definisi : asupan nutrisi
tidak
cukup
memenuhi
untuk
kebutuhan
metabolik
Batasan karakteristik :
Kram abdomen
Nyeri abdomen
Menghindari makanan
BB 20% / lebih
dibawah BB ideal
Kerapuhan kapiler
Diare
Kehilangan
rambut
berlebihan
Kurang makanan
Bising usus hiperaktif
Kurang minat pada
NOC :
NIC :
Nutritional
Nutrition Management
Status : food Kaji adanya alergi makanan
and
Fluid Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Intake
menentukan jumlah kalori dan
Kriteria Hasil :
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Adanya
Anjurkan
pasien
untuk
peningkatan
meningkatkan intake Fe
pasien
untuk
berat
badan Anjurkan
sesuai dengan
meningkatkan protein dan vitamin
tujuan
C
Berat
badan Berikan substansi gula
ideal
sesuai Yakinkan diet yang dimakan
dengan tinggi
mengandung tinggi serat untuk
badan
mencegah konstipasi
Mampu
Berikan makanan yang terpilih
mengidentifika
( sudah dikonsultasikan dengan
si
kebutuhan
ahli gizi)
Ajarkan
pasien
bagaimana
nutrisi
Tidak ada tanda
membuat catatan makanan harian.
Monitor jumlah nutrisi dan
tanda
malnutrisi
kandungan kalori
Berikan
informasi
tentang
kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk
21
makanan
Penurunan BB dengan
asupan
mendapatkan
nutrisi
yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
Monitor
lingkungan
selama
makan
Jadwalkan
pengobatan
dan
tindakan tidak selama jam makan
Monitor
kulit
kering
dan
perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor
kekeringan,
rambut
kusam, dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake nuntrisi
makanan
adekuat
Membran
pucat
Tonus otot menurun
Sariawan
ronnga
mulut
Kelemahan
pengunyah
Kelemahan otot untuk
mukosa
otot
menelan
Ansietas
Definisi : perasaan tidak
nyaman atau kekhawatiran
yang
samar
disertai
respons autonom
Batasan Karakteristik :
Penurunan
produktivitas
Gelisah
Insomnia
Rasa
nyeri
yang
meningkatkan
ketidakberdayaan
NOC :
Anxiety control
Coping
Kriteria Hasil :
Klien mampu
mengidentifika
si
dan
mengungkapka
n gejala cemas
Mengidentifika
si,
mengungkapka
n
dan
menunjukkan
tehnik
untuk
mengontol
cemas
Vital
sign
22
NIC :
Anxiety Reduction (penurunan
kecemasan)
Gunakan
pendekatan
yang
menenangkan
Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap perilaku pasien
Jelaskan semua prosedur dan apa
yang dirasakan selama prosedur
Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut
Berikan
informasi
faktual
mengenai diagnosis, tindakan
prognosis
Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
Dorong
pasien
untuk
Kurang
pengetahuan
mengenai
kondisi,
prognosis
dan
kebutuhanpengobatan
berhubungan dengan tidak
mengenal
sumber
informasi.
dalam
batas
normal
Postur tubuh,
ekspresi wajah,
bahasa tubuh
dan
tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan
NOC :
Knowledge
:
disease process
Kowledge
:
health Behavior
Kriteria Hasil :
Pasien
dan
keluarga
menyatakan
pemahaman
tentang
penyakit,
kondisi,
prognosis dan
program
pengobatan
Pasien
dan
keluarga
mampu
melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan
secara benar
Pasien
dan
keluarga
mampu
menjelaskan
kembali
apa
yang dijelaskan
perawat/tim
kesehatan
lainnya
23
mengungkapkan
perasaan,
ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien menggunakan
teknik relaksasi
Barikan obat untuk mengurangi
kecemasan
NIC :
Teaching : disease Process
Berikan penilaian tentang tingkat
pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
Jelaskan
patofisiologi
dari
penyakit dan bagaimana hal ini
berhubungan dengan anatomi dan
fisiologi, dengan cara yang tepat.
Gambarkan tanda dan gejala yang
biasa muncul pada penyakit,
dengan cara yang tepat
Gambarkan
proses
penyakit,
dengan cara yang tepat
Identifikasi
kemungkinan
penyebab, dengna cara yang tepat
Sediakan informasi pada pasien
tentang kondisi, dengan cara yang
tepat
Hindari harapan yang kosong
Sediakan bagi keluarga informasi
tentang kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa
yang akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
Dukung
pasien
untuk
mengeksplorasi atau mendapatkan
24
3.5.
Evaluasi
1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energy
3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
5. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
3.6.
Discharge Planning
1. Olahraga secara teratur
2. Berhenti merokok
3. Jika mengalami penurunan berat badan, berikan tambahan atau ekstra kalori atau
protein kedalam diet untuk meningkatkan kembali berat badan
4. Jaga agar kalsium tetap tercukupi
25
BAB IV
PENUTUP
2.11.
Kesimpulan
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebutpituitari.Pada
gilirannya,pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredardalam darah (suatu efek
umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dansebagian oleh kelenjar lain yang
disebut hipothalamus,juga suatu bagian dari otak. Pengobatan hipertiroidisme adalah
membatasi produksi hormon tiroid yangberlebihan dengan cara menekan produksi (obat
antitiroid) atau merusak jaringantiroid (yodium radioaktif,tiroidektomi subtotal).
2.12.
Saran
Dari penyakit ini, dapat dihindarkan dengan cara tidak stress, tidak merokok,tidak
26
Daftar Pustaka
Doenges, Marilyn B, dkk. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Gloria, dkk. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) sixth edition. USA : Elsevier
Herdman & Shigemi. 2013. NANDA International Nursing Diagnoses 2015-2017. USA:
Wiley Blackwell
Hidayat, A. Azis Alimul .2005. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta : EGC
Moorhead Sue, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) fifth edition. USA:
Elsevier
Price, S.A & Wilson. L.M. .2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi
6 vol 2. Jakarta: EGC
Pusat Data dan Informasi Kementrian dan Kesehatan RI 2015
Wiley John. 2012. NANDA International 2012-2014. Jakarta : EGC
http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-tiroid.pdfdiakses
23 Maret 2016 pukul 21:43
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39717/4/Chapter%20II.pdf diakses 23 Maret
2016 pukul 22:04
27