Anda di halaman 1dari 28

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERTIROID

Dosen Pembimbing : Khotimah S.Kep, Ns, M. Kes

Oleh :
1.
2.
3.
4.

AYU NOVIDIA ARIF


ISWAHDANI MASKURO
SITI MASRUROH
SRIYANI

(7314010)
(7314025)
(7314044)

PROGAM STUDI S1 ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
2016

KATA PENGANTAR
Alhamdulillah dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT atas rahmat dan
hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul Asuhan Keperawatan
Hipertiroid.
Dalam penyusunan Asuhan keperawatan ini kami telah mendapatkan bantuan dari
beberapa pihak.Oleh karena itu, kami mengucapkan terima kasih kepada :
1.Rektor UNIPDU Jombang
:Bapak prof.Dr.H.Ahmad Zahro,Ma
2.Dekan Fakultas ilmu Kesehatan
:Bapak H.Andi Yudianto,S.kep.Ns.M.Kes
3.Ka.Prodi S1 Keperawatan
:Bapak Moh.Rajin,S.kep.Ns,M.Kes
4.Dosen Pembimbing
:Ibu Khotimah S.Kep, Ns. M. Kes
5.Orang tua,dosen,dan teman-teman atas doa dan dorongannya.
Semoga dengan hadirnya makalah ini dapat menunjang dalam proses belajar. Kami
pun menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang membangun kami harapkan dari pembaca makalah ini.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada
umumnya.
Jombang, 23 Maret 2016

Penulis

DAFTAR ISI

Kata Pengantar .. 1
Daftar isi

BAB 1 PENDAHULUAN. 3
1.1 Latar belakang..3
1.2 Tujuan...3
BAB II PEMBAHASAN.......5
2.1.Definisi ............5
2.2.Anatomi Fisiologi.........5
2.3.Etiologi.7
2.4.Manifestasi klinis. 9
2.5.Klasifikasi.........9
2.6.Patofisiologi.....10
2.7.Pathway................................................................................................................12
2.8 Komplikasi............................................................................................................12
2.9 Pemeriksaan penunjang........................................................................................13
2.10 Penatalaksanaan...................................................................................................13
BAB III KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN. 15
3.1.Asuhan keperawatan.15
3.2.Pengkajian.15
3.3.Diagnosa....17
3.4.Intervensi..
3.5.Evaluasi.24
3.6.Discharge planning............24
BAB IV PENUTUP... ..25
4.1.Kesimpulan....25
4.2.Saran...25
DAFTAR PUSTAKA..26

.18

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.

Latar Belakang
Hipertiroid di Indonesia masih banyak dijumpai, karena hipertiroid dapat disebabkan

beberapa penyebab antara lain : penyakit Graves (75%) Hipertiroid dapat terjadi di daerah
endemik maupun cukup yodium, sehingga masyarakat yang mengalami hipertiroid ini
memerlukan perawatan dan pengobatan yang baik. Hipertiroid lebih banyak pada wanita
dibandingkan pria dengan rasio 1:5, dan banyak terjadi di usia pertengahan. Beberapa
kepustakaan luar negeri menyebutkan insidensinya masa anak diperkirakan 1/100.000 anak
per tahun. Mulai 0,1/100.000 anak per tahun untuk anak usia 0-4 tahun meningkat sampai
dengan 3/100.000 anak per tahun pada usia remaja . Hipertiroid menyebabkan kelainan pada
banyak organ salah satunya pada sistem kardiovaskular. Beberapa studi dan penelitian
mengemukakan bahwa terjadi atrial fibrilasi 33 dari 47% pasien dengan umur lebih dari 60
tahun. Serta kurang dari 1% kasus serangan baru atrial fibrilasi disebabkan hipertiroid. Dan
penelitian yang dilakukan oleh Nakazawa melaporkan 11.345 pasien dengan hipertiroid 288
kasus disertai atrial fibrilasi, 6 kasus mengalami emboli sistemik, diantaranya mengalami
gagal jantung, diantaranya berusia > 50 tahun.
Kelainan tiroid merupakan kelainan endokrin tersering kedua yang ditemukan selama
kehamilan.

Berbagai

perubahan

hormonal

dan

metabolik

terjadi

selama

kehamilan, menyebabkan perubahan kompleks pada fungsi tiroid maternal. Hipertiroid


adalah kelainan yang terjadi ketika kelenjar tiroid menghasilkan hormon tiroid yang
berlebihan dari kebutuhan tubuh
1.2.

Tujuan
1. Tujuan Umum
Dari penyusunan makalah ini diharapkan penulis dapat mengerti, memahami dan

memperoleh gambaran tentang penerapan asuhan keperawatan pada klien hipertiroid.


2. Tujuan Khusus
Setelah penulisan makalah ini, penulis mampu :
a) Menjelaskan konsep dasar penyakit hipertiroid dimulai dari pengertian, penyebab,
patofisiologi,

manifestasi

klinik,

pemeriksaan

diagnostik

sampai

penatalaksanaan medik pada penderita hipertiroid.


b) Melakukan pengkajian pada klien penderita hipertiroid.
c) Merumuskan diagnosa keperawatan kepada klien penderita hipertiroid
3

dengan

d) Menyusun intervensi keperawatan pada klien penderita hipertiroid


e) Melaksanakan tindakan keperawatan pada klien penderita hipertiroid
f) Melakukan evaluasi keperawatan pada klien penderita hipertiroid

BAB II
PPEMBAHASAN
2.1. Definisi
Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) merupakan suatu keadaan di mana didapatkan
kelebihan hormon tiroid karena ini berhubungan dengan suatu kompleks fisiologis dan
biokimiawi yang ditemukan bila suatu jaringan memberikan hormon tiroid berlebihan.
Hipertiroidisme adalah kadar hormon tiroid yang bersirkulasi berlebihan. Gangguan
ini dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid hipofisis, atau hipotalamus. (Elizabeth
J.Corwin)
Hipertiroidisme dapat didefinisikan sebagai respon jaringan-jaringan terhadap
pengaruh metabolik terhadap hormon tiroid yang berlebihan (Price & Wilson)
Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang merupakan akibat dari
produksi hormon tiroid yang berlebihan. (Dongoes E, Marilynn)
Hipertiroid atau Hipertiroidisme adalah suatu keadaan atau gambaran klinis akibat
produksi hormon tiroid yang berlebihan oleh kelenjar tiroid yang terlalu aktif. Karena tiroid
memproduksi hormon tiroksin dari lodium, maka lodium radiaktif dalam dosis kecil dapat
digunakan untuk mengobatinya (mengurangi intensitas fungsinya).
2.2. Anatomi Fisiologi
a.

Anatomi

Kelenjar tiroid merupakan kelenjar berwarna merah kecoklatan dan sangat vascular.
Terletak di anterior cartilago thyroidea di bawah laring setinggi vertebra cervicalis 5 sampai
vertebra thorakalis 1. Kelenjar ini terselubungi lapisan pretracheal dari fascia cervicalis dan
terdiri atas 2 lobus, lobus dextra dan sinistra, yang dihubungkan oleh isthmus. Beratnya kira2
25 gr tetapi bervariasi pada tiap individu. Kelenjar tiroid sedikit lebih berat pada wanita
terutama saat menstruasi dan hamil. Lobus kelenjar tiroid seperti kerucut. Ujung apikalnya
menyimpang ke lateral ke garis oblique pada lamina cartilago thyroidea dan basisnya setinggi
cartilago trachea 4-5. Setiap lobus berukutan 5x3x2 cm. Isthmus menghubungkan bagian
bawah kedua lobus, walaupun terkadang pada beberapa orang tidak ada. Panjang dan
lebarnya kira2 1,25 cm dan biasanya anterior dari cartilgo trachea walaupun terkadang lebih
tinggi atau rendah karena kedudukan dan ukurannya berubah.
Kelenjar ini tersusun dari bentukan bentukan bulat dengan ukuran yang bervariasi
yang disebut thyroid follicle. Setiap thyroid follicle terdiri dari sel-sel selapis kubis pada
tepinya yang disebut SEL FOLIKEL dan mengelilingi koloid di dalamnya. Folikel ini
dikelilingi jaringan ikat tipis yang kaya dengan pembuluh darah. Sel folikel yang
mengelilingi thyroid folikel ini dapat berubah sesuai dengan aktivitas kelenjar thyroid
tersebut. Ada kelenjar thyroid yang hipoaktif, sel foikel menjadi kubis rendah, bahkan dapat
menjadi pipih. Tetapi bila aktivitas kelenjar ini tinggi, sel folikel dapat berubah menjadi
silindris, dengan warna koloid yang dapat berbeda pada setiap thyroid folikel dan sering kali
terdapat Vacuola Resorbsi pada koloid tersebut.
b.

Fisiologi
Hormon tiroid dihasilkan oleh kelenjar tiroid. Kelenjar tiroid memiliki dua buah

lobus, dihubungkan oleh isthmus, terletak di kartilago krokoidea di leher pada cincin trakea
ke dua dan tiga. Kelenjar tiroid berfungsi untuk pertumbuhan dan mempercepat metabolisme.
Kelenjar tiroid menghasilkan dua hormon yang penting yaitu tiroksin (T4) dan triiodotironin
(T3). Karakteristik triioditironin adalah berjumlah lebih sedikit dalam serum karena
reseptornya lebih sedikit dalam protein pengikat plasma di serum tetapi ia lebih kuat karena
memiliki banyak resptor pada jaringan. Tiroksin memiliki banyak reseptor pada protein
pengikat plasma di serum yang mengakibatkan banyaknya jumlah hormon ini di serum, tetapi
ia kurang kuat berikatan pada jaringan karena jumlah reseptornya sedikit.

Proses pembentukan hormon tiroid adalah:


1. Proses penjeratan ion iodida dengan mekanisme pompa iodida. Pompa ini dapat
memekatkan iodida kira-kira 30 kali konsentrasinya di dalam darah;
2. Proses pembentukan tiroglobulin. Tiroglobulin adalah glikoprotein besar yang
nantinya akan mensekresi hormon tiroid;
3. Proses pengoksidasian ion iodida menjadi iodium. Proses ini dibantu oleh enzim
peroksidase dan hidrogen peroksidase.
4. Proses iodinasi asam amino tirosin. Pada proses ini iodium (I) akan menggantikan
hidrogen (H) pada cincin benzena tirosin. Hal ini dapat terjadi karena afinitas iodium
terhadap oksigen (O) pada cincin benzena lebih besar daripada hidrogen. Proses ini
dibantu oleh enzim iodinase agar lebih cepat.
5. Proses organifikasi tiroid. Pada proses ini tirosin yang sudah teriodinasi (jika
teriodinasi oleh satu unsur I dinamakan monoiodotirosin dan jika dua unsur I menjadi
diiodotirosin)
6. Proses coupling (penggandengan tirosin yang sudah teriodinasi). Jika monoiodotirosin
bergabung dengan diiodotirosin maka akan menjadi triiodotironin. Jika dua
diiodotirosin bergabung akan menjadi tetraiodotironin atau yang lebih sering disebut
tiroksin. Hormon tiroid tidak larut dalam air jadi untuk diedarkan dalam darah harus
dibungkus oleh senyawa lain, dalam hal ini tiroglobulin. Tiroglobulin ini juga sering
disebut protein pengikat plasma. Ikatan protein pengikat plasma dengan hormon tiroid
terutama tiroksin sangat kuat jadi tiroksin lama keluar dari protein ini. Sedangkan
triiodotironin lebih mudah dilepas karena ikatannya lebih lemah.
2.3. Etiologi
1. Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
a. Penyakit Graves
Penyakit ini disebabkan oleh kelenjar tiroid yang oberaktif dan merupakan penyebab
hipertiroid yang paling sering dijumpai. Penyakit ini biasanya turunan. Wanita 5 kali lebih
sering daripada pria. Di duga penyebabnya adalah penyakit autonoium, dimana antibodi yang
ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Immunogirobulin (TSI antibodies), Thyroid peroksidase antibodies (TPO) dan TSH
receptor antibodies (TRAB). Pencetus kelainan ini adalah stres, merokok, radiasi, kelainan
mata dan kulit, penglihatan kabur, sensitif terhadap sinar, terasa seperti ada pasir di mata,
mata dapat menonjol keluar hingga double vision.Penyakit mata ini sering berjalan sendiri
7

dan tidak tergantung pada tinggi rendahnya hormon tiroid. Gangguan kulit menyebabkan
kulit jadi merah, kehilangan rasa sakit, serta berkeringat banyak.
b. Toxic Nodular Goiter
Benjolan leher akibat pembesaran tiroid yang berbentuk biji padat, bisa satu atau
banyak. Kata toxic berarti hipertiroid, sedangkan nodule atau biji itu tidak terkontrol oleh
TSH sehingga memproduksi hormon tiroid yang berlebihan.
c. Minum obat Hormon Tiroid berlebihan
Keadaan demikian tidak jarang terjadi, karena periksa laboratorium dan kontrol ke
dokter yang tidak teratur. Sehingga pasien terus minum obat tiroid, ada pula orang yang
minum hormon tiroid dengan tujuan menurunkan badan hingga timbul efek samping.
d. Produksi TSH yang Abnormal
Produksi TSH kelenjar hipofisis dapat memproduksi TSH berlebihan, sehingga
merangsang tiroid mengeluarkan T3 dan T4 yang banyak.
e.

Tiroiditis (Radang kelenjar Tiroid)


Tiroiditis sering terjadi pada ibu setelah melahirkan, disebut tiroiditis pasca

persalinan, dimana pada fase awal timbul keluhan hipertiorid, 2-3 bulan kemudian keluar
gejala hpotiroid.
f.

Konsumsi Yoidum Berlebihan


Bila konsumsi berlebihan bisa menimbulkan hipertiroid, kelainan ini biasanya timbul

apabila sebelumnya si pasien memang sudah ada kelainan kelenjar tiroid.


3. Penyebab Utama

Penyakit Grave

Toxic multinodular goitre

Solitary toxic adenoma


4. Penyebab Lain

Penyakit troboblastis

Ambilan hormone tiroid secara berlebihan

Pemakaian yodium yang berlebihan

Kanker pituitari

Obat-obatan seperti Amiodarone


2.4. Manifestasi Klinis
8

Pada penyakit Graves terdapat dua kelompok gambaran utama yaitu tiroidal dan
ekstratiroidal yang keduanya mungkin tidak tampak. Ciri-ciri tiroidal berupa goiter akibat
hiperplasia kelenjar tiroid dan hipertiroidisme akibat sekresi hormon tiroid yang berlebihan.
Gejala-gejala hipertiroidisme berupa manifestasi hipermetabolisme dan aktifitas simpatis
yang berlebihan.5 Pasien mengeluh lelah, gemetar, tidak tahan panas, keringat semakin
banyak bila panas, kulit lembab, berat badan menurun walaupun nafsu makan meningkat,
palpitasi, takikardi, diare dan kelemahan serta atrofi otot.2,3,5 Manifestasi ekstratiroidal berupa
oftalmopati dan infiltrasi kulit lokal yang biasanya terbatas pada tungkai bawah. Oftalmopati
yang ditemukan pada 50% sampai 80% pasien ditandai dengan mata melotot, fissura palpebra
melebar, kedipan berkurang, lid lag (keterlambatan kelopak mata dalam mengikuti gerakan
mata) dan kegagalan konvergensi. Gambaran klinik klasik dari penyakit Graves antara lain
adalah tri tunggal hipertitoidisme, goiter difus dan eksoftalmus. 2,3 Pada penderita yang
berusia lebih muda, manifestasi klinis yang umum ditemukan antara lain palpitasi, nervous,
mudah capek, hiperkinesia, diare, berkeringat banyak, tidak tahan panas dan lebih senang
cuaca dingin. Pada wanita muda gejala utama penyakit Graves dapat berupa amenore atau
infertilitas. Pada anakanak, terjadi peningkatan pertumbuhan dan percepatan proses
pematangan tulang. Sedangkan pada penderita usia tua ( > 60 tahun ), manifestasi klinis yang
lebih mencolok terutama adalah manifestasi kardiovaskuler dan miopati, ditandai dengan
adanya palpitasi, dyspnea deffort, tremor, nervous dan penurunan berat badan.

2.5. Klasifikasi

Hipertiroidisme (Tiroktosikosis) di bagi dalam 2 kategori:


1.
2.

Kelainan yang berhubungan dengan Hipertiroidisme


Kelainan yang tidak berhubungan dengan Hipertiroidisme

Klasifikasi lain :
1. Goiter Toksik Difusa (Graves Disease)
Kondisi yang disebabkan, oleh adanya gangguan pada sistem kekebalan tubuh
dimana zat antibodi menyerang kelenjar tiroid, sehingga menstimulasi kelenjar tiroid
untuk memproduksi hormon tiroid terus menerus.
Graves disease lebih banyak ditemukan pada wanita daripada pria, gejalanya
dapat timbul pada berbagai usia, terutama pada usia 20 40 tahun. Faktor keturunan
juga dapat mempengaruhi terjadinya gangguan pada sistem kekebalan tubuh, yaitu
dimana zat antibodi menyerang sel dalam tubuh itu sendiri.
2. Nodular Thyroid Disease
Pada kondisi ini biasanya ditandai dengan kelenjar tiroid membesar dan tidak
disertai dengan rasa nyeri. Penyebabnya pasti belum diketahui. Tetapi umumnya
timbul seiring dengan bertambahnya usia.
3. Subacute Thyroiditis
Ditandai dengan rasa nyeri, pembesaran kelenjar tiroid dan inflamasi, dan
mengakibatkan produksi hormon tiroid dalam jumlah besar ke dalam darah.
Umumnya gejala menghilang setelah beberapa bulan, tetapi bisa timbul lagi pada
beberapa orang.
4. Postpartum Thyroiditis
Timbul pada 5 10% wanita pada 3 6 bulan pertama setelah melahirkan dan
terjadi selama 1 -2 bulan. Umumnya kelenjar akan kembali normal secara perlahanlahan.
2.6.

Patofisiologi
Penyebab hipertiroidisme biasanya adalah penyakit graves, goiter toksika. Pada

kebanyakan penderita hipertiroidisme, kelenjar tiroid membesar dua sampai tiga kali dari
ukuran normalnya, disertai dengan banyak hiperplasia dan lipatan-lipatan sel-sel folikel ke
10

dalam folikel, sehingga jumlah sel-sel ini lebih meningkat beberapa kali dibandingkan
dengan pembesaran kelenjar. Juga, setiap sel meningkatkan kecepatan sekresinya beberapa
kali lipat dengan kecepatan 5-15 kali lebih besar daripada normal.
Pada hipertiroidisme, kosentrasi TSH plasma menurun, karena ada sesuatu yang
menyerupai TSH, Biasanya bahan bahan ini adalah antibodi immunoglobulin yang
disebut TSI (Thyroid Stimulating Immunoglobulin), yang berikatan dengan reseptor
membran yang sama dengan reseptor yang mengikat TSH. Bahan bahan tersebut
merangsang aktivasi cAMP dalam sel, dengan hasil akhirnya adalah hipertiroidisme. Karena
itu pada pasien hipertiroidisme kosentrasi TSH menurun, sedangkan konsentrasi TSI
meningkat. Bahan ini mempunyai efek perangsangan yang panjang pada kelenjar tiroid,
yakni selama 12 jam, berbeda dengan efek TSH yang hanya berlangsung satu jam. Tingginya
sekresi hormon tiroid yang disebabkan oleh TSI selanjutnya juga menekan pembentukan TSH
oleh kelenjar hipofisis anterior.
Pada hipertiroidisme, kelenjar tiroid dipaksa mensekresikan hormon hingga diluar
batas, sehingga untuk memenuhi pesanan tersebut, sel-sel sekretori kelenjar tiroid membesar.
Gejala klinis pasien yang sering berkeringat dan suka hawa dingin termasuk akibat dari sifat
hormon tiroid yang kalorigenik, akibat peningkatan laju metabolisme tubuh yang diatas
normal. Bahkan akibat proses metabolisme yang menyimpang ini, terkadang penderita
hipertiroidisme mengalami kesulitan tidur. Efek pada kepekaan sinaps saraf yang
mengandung tonus otot sebagai akibat dari hipertiroidisme ini menyebabkan terjadinya
tremor otot yang halus dengan frekuensi 10-15 kali perdetik, sehingga penderita mengalami
gemetar tangan yang abnormal. Nadi yang takikardi atau diatas normal juga merupakan salah
satu efek hormon tiroid pada sistem kardiovaskuler. Eksopthalmus yang terjadi merupakan
reaksi inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot
ekstraokuler, akibatnya bola mata terdesak keluar.

11

2.7.

Pathway

Tiroiditis

hipermetabolis
me
Ketidakseimba
ngan energi
dengan
kebutuhan
kelelah
an

Perubahan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh

Pnykt Graves (antibody


reseptor TSH
merangsang aktivitas
tiroid)
Sekresi hormon
tiroid yang
berlebihan
hipertiroidis
me
Gerakan bola
Aktifitas
mata relatif
simpatik
lambat
berlebihan
Infiltrasi limfosit,
Perubahan
sel mast
kondulksi
ke
listrk
jaringan orbital
jantung
& otot mata
pe
Beban kerja
BB
jantung
eksoftalmus

Kurangpe
Aritmia,
Resiko takikardi
ngetahua
kerusakan
n
integritas
Resiko
pe curah
jantung

12

Nodul tiroid
toksik

2.8.

Komplikasi
Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah tirotoksik(thyroid

storm). Hal ii berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang tidak terdiagnosis.
Akibatnya adalah peepasan HT dalam jumlah ang sangat besar yang menyebabkan takikardia,
agitasi, tremor, hipertermia, dan apabila tidak diobati menyebabkan kematian.
2.9.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan diagnostik yang dilakukan diantaranya yaitu (Norman, 2011) :


a. Thyroid-stimulating hormone (TSH) yang dihasilkan oleh hipofisis akan menurun pada
hipertiroidisme. Dengan demikian, diagnosis hipertiroidisme hampir selalu dikaitkan
dengan kadar TSH yang rendah. Jika kadar TSH tidak rendah, maka tes lain harus
dijalankan.
b. Hormon tiroid sendiri (T3, T4) akan meningkat. Bagi pasien dengan hipertiroidisme,
mereka harus memiliki tingkat hormon tiroid yang tinggi. Terkadang semua hormon
tiroid yang berbeda tidak tinggi dan hanya satu atau dua pengukuran hormon tiroid yang
berbeda dan tinggi. Hal ini tidak terlalu umum, kebanyakan orang dengan hipertiroid
akan memiliki semua pengukuran hormon tiroid tinggi (kecuali TSH).
c. Yodium tiroid scan akan menunjukkan jika penyebabnya adalah nodul tunggal atau
seluruh kelenjar.
2.10.

Penatalaksanaan
1. Konservatif

Tata laksana penyakit Graves


a. Obat Anti-Tiroid. Obat ini menghambat produksi hormon tiroid. Jika dosis berlebih,
pasien mengalami gejala hipotiroidisme.Contoh obat adalah sebagai berikut :
Thioamide
Methimazole dosis awal 20 -30 mg/hari
Propylthiouracil (PTU) dosis awal 300 600 mg/hari, dosis maksimal 2.000 mg/hari
Potassium Iodide
Sodium Ipodate
Anion Inhibitor
b. Beta-adrenergic reseptor antagonist. Obat ini adalah untuk mengurangi gejalagejala
hipotiroidisme. Contoh: Propanolol
13

Indikasi :
1) Mendapat remisi yang menetap atau memperpanjang remisi pada pasien muda
dengan struma ringan sedang dan tiroktosikosis
2) Untuk mengendalikan tiroktosikosis pada fase sebelum pengobatan atau sesudah
pengobatan yodium radioaktif
3) Persiapan tiroidektomi
4) Pasien hamil, usia lanjut
5) Krisis tiroid
Penyekat adinergik pada awal terapi diberikan, sementara menunggu pasien menjadi
eutiroid setelah 6-12 minggu pemberian anti tiroid. Propanolol dosis 40-200 mg dalam 4
dosis pada awal pengobatan, pasien kontrol setelah 4-8 minggu. Setelah eutiroid, pemantauan
setiap 3-6 bulan sekali: memantau gejala dan tanda klinis, serta Lab.FT4/T4/T3 dan TSHs.
Setelah tercapai eutiroid, obat anti tiroid dikurangi dosisnya dan dipertahankan dosis terkecil
yang masih memberikan keadaan eutiroid selama 12-24 bulan. Kemudian pengobatan
dihentikan , dan di nilai apakah tejadi remisi. Dikatakan remisi apabila setelah 1 tahun obat
antitiroid di hentikan, pasien masih dalam keadaan eutiroid, walaupun kemidian hari dapat
tetap eutiroid atau terjadi kolaps.
2. Surgical
a. Radioaktif iodine.Tindakan ini adalah untuk memusnahkan kelenjar tiroid yang
hiperaktif
b. Tiroidektomi. Tindakan Pembedahan ini untuk mengangkat kelenjar tiroid yang
membesar

14

BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN
3.1.

Asuhan Keperawatan
Asuhan keperawatan merupakan asuhan yang diberikan oleh seorang perawat kepada

seorang klien menggunakan proses keperawatan.

Menurut Hidayat (2004), proses

keperawatan merupakan cara sistematis yang dilakukan oleh perawat bersama klien dalam
menentukan kebutuhan asuhan keperawatan dengan melakukan pengkajian, menetukan
diagnosis, merencanakan tindakan yang akan dilakukan, melaksanakan tindakan serta
mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan.
3.2.

Pengkajian
Menurut Hidayat (2004), pengkajian merupakan langkah pertama dari proses

keperawatan dengan mengumpulkan data-data yang akurat dari klien sehingga akan diketahui
berbagai permasalahan yang ada. Tahap pengkajian terdiri dari pengumpulan data, validasi
data dan identifikasi masalah.
Hal-hal yang dikaji pada klien dengan hipertiroid meliputi (Carpenito, 2007) :
1. Aktivitas atau istirahat
Gejala : Imsomnia, sensitivitas meningkat, Otot lemah,gangguan koordinasi, kelelahan berat
Tanda : Atrofi otot
2. Sirkulasi
Gejala : Palpitasi, nyeri dada (angina)
Tanda : Distritmia (vibrilasi atrium), irama gallop, murmur, peningkatan tekanan darah
dengan tekanan nada yang berat. Takikardia saat istirahat, sirkulasi kolaps, syok (krisis
tirotoksikosis)
3. Eliminasi
Gejala : Perubahan pola berkemih (poliuria, nocturia), rasa nyeri/terbakar, kesulitan berkemih
(infeksi), infeksi saluran kemih berulang, nyeri tekan abdomen, diare, urine encer, pucat,

15

kuning, poliuria (dapat berkembang menjadi oliguria atau anuria jika terjadi hipovolemia
berat), urine berkabut, bau busuk (infeksi), bising usus lemah dan menurun, hiperaktif (diare).
4. Integritas / Ego
Gejala : Stress, tergantung pada orang lain, masalah finansial yang berhubungan dengan
kondisi.
Tanda : Ansietas peka rangsang
5. Makanan / Cairan
Gejala : Hilang nafsu makan, mual atau muntah, tidak mengikuti diet, peningkatan masukan
glukosa atau karbohidrat, penurunan berat badan lebih dari periode beberapa hari/minggu,
haus, penggunaan diuretik (tiazid)
Tanda : Kulit kering atau bersisik, muntah, pembesaran thyroid (peningkatan kebutuhan
metabolisme dengan pengingkatan gula darah), bau halitosis atau manis, bau buah (napas
aseton).
6. Neurosensori
Gejala : Pusing atau pening, sakit kepala kesemutan, kelemahan pada otot parasetia,
gangguan penglihatan.
Tanda : Disorientasi, mengantuk, lethargi, stupor atau koma (tahap lanjut), gangguan memori
baru masa lalu ) kacau mental. Refleks tendon dalam (RTD menurun;koma), aktivitas kejang
( tahap lanjut dari DKA).
7. Nyeri / Kenyamanan
Gejala : Abdomen yang tegang atau nyeri (sedang / berat), wajah meringis dengan palpitasi,
tampak sangat berhati-hati.
8. Pernapasan
Gejala : Merasa kekurangan oksigen, batuk dengan / tanpa sputum purulen (tergantung
adanya infeksi atau tidak)
Tanda : sesak napas, batuk dengan atau tanpa sputum purulen (infeksi), frekuensi pernapasan
meningkat
16

9. Keamanan
Gejala : Kulit kering, gatal, ulkus kulit
Tanda : Demam, diaforesis, kulit rusak, lesi atau ulserasi, menurunnya kekuatan
umum/rentang gerak, parastesia atau paralysis otot termasuk otot pernapasan (jika kadar
kalium menurun dengan cukup tajam)
10. Seksualitas
Gejala : Rabas wanita ( cenderung infeksi ), masalah impotent pada pria.
Tanda : Glukosa darah meningkat 100-200 mg/ dl atau lebih, aseton plasma positif secara
mencolok, asam lemak bebas kadar lipid dengan kolosterol meningkat.
3.3.

Diagnosa Keperawatan
Menurut Carpenito dan Moyet (2007) diagnosa keperawatan adalah suatu pernyataan

klinik yang menjelaskan tentang respons individu, keluarga, atau masyarakat terhadap
masalah kesehatan/proses kehidupan baik aktual atau potensial. Diagnosis keperawatan
merupakan dasar pemilihan intervensi dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh
perawat yang bertanggung jawab.
Adapun diagnosa keperawatan yang sering muncul pada klien dengan hipertiroid
adalah sebagai berikut (Carpenito, 2007):
a. Risiko tinggi terhadap penurunan curah jantung berhubungan dengan hipertiroid
tidak terkontrol, keadaan hipermetabolisme, peningkatan beban kerja jantung.
b. Kelelahan berhubungan dengan hipermetabolik dengan peningkatan kebutuhan
energi.
c. Risiko tinggi terhadap perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan
dengan peningkatan metabolisme (peningkatan nafsu makan/pemasukan dengan
penurunan berat badan).
d. Ansietas berhubungan dengan faktor fisiologis: status hipermetabolik.
e. Kurang pengetahuan mengenai kondisi, prognosis dan kebutuhan pengobatan
berhubungan dengan tidak mengenal sumber informasi.
17

3.4.
N
o
1.

Intervensi

Diagnosa keperawatan

Penurunan curah jantung


Definisi :
Ketidakadekuatan darah
yang dipompa oleh
jantung untuk memenuhi
kebutuhan metabolik
tubuh.
Batasan Karakteristik :

Perubahan
frekuensi/irama
jantung:Aritmia,Braki
kardi, takikardi,
Perubahan EKG,

Palpitasi
Perubahan preload
- Penurunan tekanan
-

vena central
Penurunan tekanan

arteri paru
Edema, keletihan
Distensi vena

jugular.
Murmur
Peningkatan berat

badan
Perubahan Afterload
Kulit lembab
Penurunan nadi

perifer
Penurunan resistansi

vascular paru
Dispnea
Oliguria

Tujuan dan
Intervensi
Kriteria Hasil
NOC :
NIC :
Cardiac Pump Cardiac Care
Evaluasi
adanya
nyeri
effectiveness
Circulation
dada(intensitas,lokasi, durasi)

Catat adanya disritmia jantung


Status
Vital
Sign Catat adanya tanda dan gejala
Status
penurunan cardiac putput
Monitor status kardiovaskuler
Kriteria Hasil :
Tanda vital
Monitor status pernafasan yang
menandakan gagal jantung
dalam rentang
Monitor
abdomen
sebagai
normal
indicator penurunan perfusi
Dapat
Monitor balance cairan
mentoleransi
Monitor
adanya
perubahan
tekanan darah
aktivitas, tidak
Atur periode latihan dan istirahat
ada kelelahan
untuk menghindari kelelahan
Tidak ada
Monitor toleransi aktivitas pasien
edema paru,
Monitor adanya dyspneu, fatigue,
perifer, dan
tekipneu dan ortopneu
tidak ada asites Anjurkan untuk menurunkan
stress
Tidak ada
Vital Sign Monitoring
penurunan
Monitor TD, nadi, suhu, dan RR
kesadaran
Catat adanya fluktuasi tekanan
darah
Monitor TD saat pasien berbaring,
duduk, atau berdiri
Auskultasi TD pada kedua lengan
dan bandingkan
Monitor TD, nadi, RR, sebelum,
selama, dan setelah aktivitas
Monitor kualitas dari nadi
Monitor bunyi jantung
Monitor frekuensi dan irama
pernapasan
Monitor suara paru
Monitor
pola
pernapasan
abnormal
18

Perubahan warna kulit


Variasi pada

pembacaaan TD.
Perubahan

Kontraktilitas
Batuk.
Penurunan indeks

jantung
Penurunan fraksi

ejeksi
Ortopnea
Dispnea paroksismal

nokturnal
Penurunan stroke

volume index
Bunyi S3, bunyi S4
Perilaku/emosi:

Monitor suhu, warna, dan


kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad
(tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi
penyebab
dari
perubahan vital sign

Ansietas, gelisah
Faktor yang
berhubungan :

Perubahan afterload
Perubahan

kontraktilitas
Perubahan frekuensi

jantung
Perubahan preload
Perubahan irama
Perubahan volume
sekuncup

Keletihan
Definisi : rasa letih luar
biasa dan penurunan
kapasitas kerja fisik dan
jiwa pada tingkat

NOC :
Disruptive
effects
Endurance
Energy
conservation
Nutritional
status : energy
19

NIC :
Energy Management
Observasi adanya pembatasan
klien dalam melakukan aktivitas
Dorong
pasien
untuk
mengungkapkan
perasaan
terhadap keterbatasan
Kaji
adanya
factor
yang

yang biasanya secara


terus menerus
Batasan Karakteristik :

Gangguan konsentrasi
Gangguan libido
Penurunan performa
Kurang minat

terhadap sekitar
Mengantuk
Peningkatan keluhan

fisik
Kurang energi
Lesu
Persepsi

Kriteria Hasil :
Memverbalisasi
kan
peningkatan
energi
dan
merasa
lebih
baik
Menjelaskan
penggunaan
energi
untuk
mengatasi
kelelahan

membutuhkan energi
tambahan untuk
menyelesaikan tugas

rutin
Mengatakan kurang

energi yang luar biasa


Mengatakan perasaan

lelah
Mengatakan tidak
mampu
mempertahankan
aktivitas fisik pada
tingkat yang biasanya

Faktor yang
berhubungan :

Psikologis
Ansietas, depresi
Mengatakan gaya
hidup

20

menyebabkan kelelahan
Monitor nutrisi dan sumber
energi yangadekuat
Monitor pasien akan adanya
kelelahan fisik dan emosi secara
berlebihan
Monitor respon kardivaskuler
terhadap aktivitas
Monitor pola tidur dan lamanya
tidur/istirahat pasien

membosankan, stres.
Fisiologis
Anemia, status

penyakit
Peningkatan

kelemahan fisik
Malnutrisi, kondisi

fisik buruk
Kehamilan, deprivasi

tidur.
Lingkungan
Kelembapan, suhu,

cahaya, kebisingan
Situasional
Peristiwa hidup

negatif
Pekerjaan

Ketidakseimbangan
nutrisi

kurang

dari

kebutuhan tubuh
Definisi : asupan nutrisi
tidak

cukup

memenuhi

untuk
kebutuhan

metabolik
Batasan karakteristik :

Kram abdomen
Nyeri abdomen
Menghindari makanan
BB 20% / lebih

dibawah BB ideal
Kerapuhan kapiler
Diare
Kehilangan
rambut

berlebihan
Kurang makanan
Bising usus hiperaktif
Kurang minat pada

NOC :
NIC :
Nutritional
Nutrition Management
Status : food Kaji adanya alergi makanan
and
Fluid Kolaborasi dengan ahli gizi untuk
Intake
menentukan jumlah kalori dan
Kriteria Hasil :
nutrisi yang dibutuhkan pasien.
Adanya
Anjurkan
pasien
untuk
peningkatan
meningkatkan intake Fe
pasien
untuk
berat
badan Anjurkan
sesuai dengan
meningkatkan protein dan vitamin
tujuan
C
Berat
badan Berikan substansi gula
ideal
sesuai Yakinkan diet yang dimakan
dengan tinggi
mengandung tinggi serat untuk
badan
mencegah konstipasi
Mampu
Berikan makanan yang terpilih
mengidentifika
( sudah dikonsultasikan dengan
si
kebutuhan
ahli gizi)
Ajarkan
pasien
bagaimana
nutrisi
Tidak ada tanda
membuat catatan makanan harian.
Monitor jumlah nutrisi dan
tanda
malnutrisi
kandungan kalori
Berikan
informasi
tentang
kebutuhan nutrisi
Kaji kemampuan pasien untuk
21

makanan
Penurunan BB dengan
asupan

mendapatkan
nutrisi
yang
dibutuhkan
Nutrition Monitoring
BB pasien dalam batas normal
Monitor adanya penurunan berat
badan
Monitor tipe dan jumlah aktivitas
yang biasa dilakukan
Monitor interaksi anak atau
orangtua selama makan
Monitor
lingkungan
selama
makan
Jadwalkan
pengobatan
dan
tindakan tidak selama jam makan
Monitor
kulit
kering
dan
perubahan pigmentasi
Monitor turgor kulit
Monitor
kekeringan,
rambut
kusam, dan mudah patah
Monitor mual dan muntah
Monitor
pertumbuhan
dan
perkembangan
Monitor pucat, kemerahan, dan
kekeringan jaringan konjungtiva
Monitor kalori dan intake nuntrisi

makanan

adekuat
Membran

pucat
Tonus otot menurun
Sariawan
ronnga

mulut
Kelemahan

pengunyah
Kelemahan otot untuk

mukosa

otot

menelan

Ansietas
Definisi : perasaan tidak
nyaman atau kekhawatiran
yang
samar
disertai
respons autonom
Batasan Karakteristik :
Penurunan
produktivitas
Gelisah
Insomnia
Rasa
nyeri
yang
meningkatkan
ketidakberdayaan

NOC :
Anxiety control
Coping
Kriteria Hasil :
Klien mampu
mengidentifika
si
dan
mengungkapka
n gejala cemas
Mengidentifika
si,
mengungkapka
n
dan
menunjukkan
tehnik
untuk
mengontol
cemas
Vital
sign
22

NIC :
Anxiety Reduction (penurunan
kecemasan)
Gunakan
pendekatan
yang
menenangkan
Nyatakan dengan jelas harapan
terhadap perilaku pasien
Jelaskan semua prosedur dan apa
yang dirasakan selama prosedur
Temani pasien untuk memberikan
keamanan dan mengurangi takut
Berikan
informasi
faktual
mengenai diagnosis, tindakan
prognosis
Identifikasi tingkat kecemasan
Bantu pasien mengenal situasi
yang menimbulkan kecemasan
Dorong
pasien
untuk

Kurang
pengetahuan
mengenai
kondisi,
prognosis
dan
kebutuhanpengobatan
berhubungan dengan tidak
mengenal
sumber
informasi.

dalam
batas
normal
Postur tubuh,
ekspresi wajah,
bahasa tubuh
dan
tingkat
aktivitas
menunjukkan
berkurangnya
kecemasan

NOC :
Knowledge
:
disease process
Kowledge
:
health Behavior
Kriteria Hasil :
Pasien
dan
keluarga
menyatakan
pemahaman
tentang
penyakit,
kondisi,
prognosis dan
program
pengobatan
Pasien
dan
keluarga
mampu
melaksanakan
prosedur yang
dijelaskan
secara benar
Pasien
dan
keluarga
mampu
menjelaskan
kembali
apa
yang dijelaskan
perawat/tim
kesehatan
lainnya
23

mengungkapkan
perasaan,
ketakutan, persepsi
Instruksikan pasien menggunakan
teknik relaksasi
Barikan obat untuk mengurangi
kecemasan

NIC :
Teaching : disease Process
Berikan penilaian tentang tingkat
pengetahuan pasien tentang proses
penyakit yang spesifik
Jelaskan
patofisiologi
dari
penyakit dan bagaimana hal ini
berhubungan dengan anatomi dan
fisiologi, dengan cara yang tepat.
Gambarkan tanda dan gejala yang
biasa muncul pada penyakit,
dengan cara yang tepat
Gambarkan
proses
penyakit,
dengan cara yang tepat
Identifikasi
kemungkinan
penyebab, dengna cara yang tepat
Sediakan informasi pada pasien
tentang kondisi, dengan cara yang
tepat
Hindari harapan yang kosong
Sediakan bagi keluarga informasi
tentang kemajuan pasien dengan
cara yang tepat
Diskusikan perubahan gaya hidup
yang mungkin diperlukan untuk
mencegah komplikasi di masa
yang akan datang dan atau proses
pengontrolan penyakit
Diskusikan pilihan terapi atau
penanganan
Dukung
pasien
untuk
mengeksplorasi atau mendapatkan

24

second opinion dengan cara yang


tepat atau diindikasikan
Eksplorasi kemungkinan sumber
atau dukungan, dengan cara yang
tepat
Instruksikan pasien mengenai
tanda
dan
gejala
untuk
melaporkan
pada
pemberi
perawatan kesehatan, dengan cara
yang tepat

3.5.
Evaluasi
1. Klien akan mempertahankan curah jantung yang adekuat sesuai dengan kebutuhan tubuh
2. Klien akan mengungkapkan secara verbal tentang peningkatan tingkat energy
3. Klien akan menunjukkan berat badan stabil
4. Klien akan melaporkan ansietas berkurang sampai tingkat dapat diatasi
5. Klien akan melaporkan pemahaman tentang penyakitnya
3.6.
Discharge Planning
1. Olahraga secara teratur
2. Berhenti merokok
3. Jika mengalami penurunan berat badan, berikan tambahan atau ekstra kalori atau
protein kedalam diet untuk meningkatkan kembali berat badan
4. Jaga agar kalsium tetap tercukupi

25

BAB IV
PENUTUP
2.11.

Kesimpulan
Tiroid sendiri diatur oleh kelenjar lain yang berlokasi di otak, disebutpituitari.Pada

gilirannya,pituitari diatur sebagian oleh hormon tiroid yang beredardalam darah (suatu efek
umpan balik dari hormon tiroid pada kelenjar pituitari) dansebagian oleh kelenjar lain yang
disebut hipothalamus,juga suatu bagian dari otak. Pengobatan hipertiroidisme adalah
membatasi produksi hormon tiroid yangberlebihan dengan cara menekan produksi (obat
antitiroid) atau merusak jaringantiroid (yodium radioaktif,tiroidektomi subtotal).
2.12.

Saran
Dari penyakit ini, dapat dihindarkan dengan cara tidak stress, tidak merokok,tidak

mengkonsumsi obat-obatan sembarangan dan tidak mengkonsumsi yodiumsecara berlebihan


karena dapat terjadi radiasi pada leher dan organism-organismedapat menyebabkan infeksi
karena ada virus.

26

Daftar Pustaka

Doenges, Marilyn B, dkk. 2002. Rencana Asuhan Keperawatan. Edisi 3. Jakarta : EGC.
Gloria, dkk. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) sixth edition. USA : Elsevier
Herdman & Shigemi. 2013. NANDA International Nursing Diagnoses 2015-2017. USA:
Wiley Blackwell
Hidayat, A. Azis Alimul .2005. Pengantar Dokumentasi Proses Keperawatan. Jakarta : EGC
Moorhead Sue, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) fifth edition. USA:
Elsevier
Price, S.A & Wilson. L.M. .2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses-Proses Penyakit Edisi
6 vol 2. Jakarta: EGC
Pusat Data dan Informasi Kementrian dan Kesehatan RI 2015
Wiley John. 2012. NANDA International 2012-2014. Jakarta : EGC

http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/infodatin/infodatin-tiroid.pdfdiakses
23 Maret 2016 pukul 21:43
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/39717/4/Chapter%20II.pdf diakses 23 Maret
2016 pukul 22:04

27

Anda mungkin juga menyukai