Anda di halaman 1dari 25

Tugas Sistem Perkemihan

MAKALAH GAGAL GINJAL


KRONIK (GGK)

OLEH

KELOMPOK 12

SEKOLAH TINGGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)


PROGRAM S1 KEPERAWATAN
NANI HASANUDDIN
MAKASSAR
2016

1
Nama-nama kelompok 12

1. FENGKI AYU LESTARI NH0113074


2. HUSNUL KHATIMAH NH0113102
3. HUDZAIFAH HADIS NH0113101
4. ARIF RAHMAN NH0113027
5. FITA SARI TUTUPOHO NH0113080
6. AYU AZHARI NH0113037
7. ANYONG RAMLI NH0113024

2
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT karena telah diberi
nikmat sehat sehingga kami dapat menyelesaikan makalah keperawatan medikal bedah
dengan judul Gagal ginjal kronik. Tidak lupa kita kirimkan shalawat beriring salam kepada
junjungan kita nabi besar Muhammad SAW karena atas berkat dari beliaulah kita dapat
merasakan alam yang penuh dengan pengetahuan dan teknologi seperti saat ini.
Dalam penulisan makalah ini penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada anggota
kelompok 12 atas bantuan yang telah diberikan sehingga makalah ini bias selesai..
Penulis menyadari di dalam penyusunan makalah ini masih banyak terdapat
kekurangan, oleh karena itu kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun
demi kesempurnaan makalah selanjutnya.

Makassar, April 2016

Kelompok

3
Daftar Isi

Judul
Kata pengantar ………………………………………………………………………….......3
Daftar isi ……………………………………………………………………… …………..4
BAB 1 PENDAHULUAN
1.I Latar belakang ………………………………………………………………….5
1.2 Rumusan masalah ……………………………………………………………...6
1.3 Tujuan penulisan …………………………………………………………........6
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi ………………………………………………………………………...7
2.2 Etiologi ………………………………………………………………………...7
2.3 Patofisiologi …………………………………………………………………....8
2.4 Manifestasi klinis ………………………………………………………………9
2.5 Pemeriksaan penunjang ………………………………………………………10
2.6 Komplikasi…………………………………………………………………….10
2.7 Penatalaksanaan medis ………………………………………………….……11
BAB III ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL KRONIk
3.1 Pengkajian Keperawatan…………………………………………...................12
3.2 Diagnosa Keperawatan………………………………………………………..14
3.3 Intervensi Keperawatan……………………………………………………….14
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulam…………………………………………………………………...22
4.2 Saran………………………………………………………………………….22
Daftar pustaka ……………………………………………………………………………..23

4
BAB I
PENDAHULUAN

1.1.Latar Belakang
Ginjal adalah salah satu organ sistem kemih atau uriner yang bertugas menyaring dan
membuang cairan, sampah metabolisme dari dalam tubuh seperti diketahui setelah sel-sel
tubuh mengubah, makanan menjadi energi, maka akan dihasilkan pula sampah sebagai hasil
sampingan dari proses metabolisme tersebut yang harus dibuang segera agar tidak meracuni
tubuh.
Gagal ginjal kronis merupakan gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel
dimana kemampuan tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan
cairan dan elektrolit, menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen lain dalam
darah). Di negara maju, angka penderita gangguan ginjal cukup tinggi. Di Amerika Serikat
misalnya angka kejadian penyakit gagal ginjal meningkat tajam dalam 10 tahun. Tahun 1996
terjadi 166.000 kasus gagal ginjal tahap akhir dan pada tahun 2000 menjadi 372.000 kasus.
Angka ini diperkirakan, amsih akan terus naik. Pada tahun pada tahun 2010 jumlahnya
diperkirakan lebih dari 650.000 kasus.Selain diatas, sekitar 6 juta hingga 20 juta individu di
Amerika diperkirakan mengalami Gagal Ginjal Konik (GGK) tahap awal. Hal yang sama juga
terjadi di Jepang di negeri Sakura itu, pada akhir tahun 1996 di dapatkan sebanyak 167.000
penderita yang menerima, terapi pengganti ginjal. Sedangkan tahun 2000 terjadi peningkatan
lebih dari 200.000 penderita (Brunner & Sudarth, 2002).

5
1.2 Rumusan masalah

1. Apa yang di maksud dengan gagal ginjal kronik?


2. Bagaimana tanda dan gejala gagal ginjal kronik?
3. Bagaimana patofisiologi (woc) gagal ginjal kronik ?
4. Bagaimana penatalaksanaan gagal ginjal kronik?
5. Bagaimana asuhan keperawatan pasien dengan gagal ginjal kronik?

1.3 Tujuan penulisan

1. Untuk menjelaskan pengertian gagal ginjal kronik


2. Untuk mengetahui tanda dan gejala gagal ginjal kronik
3. Untuk mengetahui patofisiologi (woc) GGK
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan GGK
5. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pasien dengan GGK

6
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel dimana
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan dan elektrolit
(Brunner dan Sudarth, 2002)

Gagal ginjal kronik terjadi apabila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan keadaan
lingkunagn internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi tidak dimulai.
Pada kebanyakn induvidu transisi dari sehat ke status kronis atau penyakit yang menetap
sangat lamban dan menunggu beberapa tahun (Long, 1996)

Gagal ginjal yaitu kehilangan kemampuannya untuk mempertahankan volume dan


komposisi cairan tubuh dalam keadaan asupan makanan normal. Gagal ginjal biasanya dibagi
menjadi dua kategori yaitu kronik dan akut. Gagal ginjal kronik merupakan perkembangan
gagal ginjal yang progresif dan lambat pada setiap nefron ( biasanya berlangsung beberapa
tahun dan tidak reversible) (Price & Wilson, 2006)

2.2 Etiologi
Penyebab gagal ginjal kronik adalah sebagai berikut :
a. penyakit dari ginjal:
1. Penyakit infeksi tubulointerstitial : Pielonefritis kronik atau refluks nefropati.
2. Penyakit peradangan : Glomerulonefritis.
3. Penyakit vaskuler hipertensif : Nefrosklerosis benigna, Nefrosklerosis maligna, enalis.
b. penyakit diluar ginjal:
1. Gangguan jaringan ikat : Lupus eritematosus sistemik, poliarteritis nodosa, 7ontrol7c
sistemik progresif.
2. Gangguan congenital dan herediter : Penyakit ginjal polikistik, asidosis tubulus ginjal
3. Penyakit 7ontrol7c: Diabetes mellitus, gout, hiperparatiroidisme, amyloidosis.
4. Nefropati toksik : Penyalahgunaan analgesi, nefropati timah (Price dan Wilson, 2006).

7
2. 3 Patofisiologi
Berdasarkan proses perjalanan penyakit dari berbagai penyebab yaitu infeksi, vaskuler, zat
toksik, obstruksi saluran kemih yang pada akhirnya akan terjadi kerusakan nefron sehingga
menyebabkan penurunan GFR (Glomelular Filtration Rate) dan menyebabkan CKD (cronic
kidney disease), yang mana ginjal mengalami gangguan dalam fungsi eksresi dan dan fungsi
non-eksresi. Fungsi renal menurun, produk akhir metabolisme protein (yang normalnya
diekskresikan ke dalam urin) tertimbun dalam darah. Terjadi uremia dan mempengaruhi
setiap sistem tubuh.
Semakin banyak timbunan produk sampah maka gejala akan semakin berat ,dari proses
sindrom uremia terjadi pruritus, perubahan warna kulit. Sindrom uremia juga bisa
menyebabkan asidosis metabolik akibat ginjal tidak mampu menyekresi asam (H+) yang
berlebihan. Penurunan sekrsi asam akibat tubulus ginjal tidak mampu menyekresi ammonia
(NH3 -) dan megapsorbsi natrium bikarbonat (HCO3 -). Penurunan eksresi fosfat dan asam
organik yang terjadi, maka muntah dan muntah tidak dapat dihindarkan. Sekresi kalsium
mengalami penurunan sehingga hiperkalemia, penghantaran listrik dalam jantung terganggu
akibatnya terjadi penurunan COP (cardiac output), suplai O2 dalam otak dan jaringan
terganggu. Penurunan sekresi eritropoetin sebagai faktor penting dalam stimulasi produksi sel
darah merah oleh sumsum tulang menyebabkan produk hemoglobin berkurang dan terjadi
anemia sehingga peningkatan oksigen oleh hemoglobin (oksihemoglobin) berkurang maka
tubuh akan mengalami keadaan lemas dan tidak bertenaga. Gangguan clerence renal terjadi
akibat penurunan jumlah glomerulus yang berfungsi. Penurunan laju filtrasi glomerulus di
deteksi dengan memeriksa clerence kretinin dalam darah yang menunjukkan penurunan
clerence kreatinin dan peningkatan kadar kreatinin serum. Retensi cairan dan natrium dapat
megakibatkan edema. Ketidakseimbangan kalsium dan fosfat merupakan gangguan
metabolisme. Kadar kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan timbale balik. Jika salah
satunya meningkat maka fungsi yang lain akan menurun. Dengan menurunnya filtrasi melaui
glomerulus ginjal maka meningkatkan kadar fosfat serum, dan sebaliknya, kadar serum
kalsium menurun. Penurunan kadar kalsium serum menyebabkan sekresi parathhormon dari
kelenjar paratiroid, tetapi gagal ginjal tubuh tidak dapat merspons normal terhadap
peningkatan sekresi parathormon sehingga kalsium ditulang menurun, menyebabkan
terjadinya perubahan tulang dan penyakit tulang. (Price Sylvia, 2006)

8
2.4 Manifestasi klinis
a. Sistem Kardiovaskuler
Hipertensi, edema periobital, pembesaran vena leher, friction sub pericardial
b. Sistem Pulmoner
Krekel, nafas dangkal, kusmaull, sputum kental liat
c. Sistem Gastrointestinal
Anoreksia, mual dan muntah, pendarahan saluran GI, ulserasi dan perdarahan mulut,
nafas berbau amonia
d. Sistem Muskuloskletal
Kram otot, kehilangan kekuatan otot, fraktur tulang
e. Sistem Integumen
Warna kulit abu abu mengkilat, pruritus, kulit kering bersisik, ekimosis, kuku tipis
dan rapuh, rambut tipis dan kasar
f. Sistem Reproduksi
Amenore, atrofi testis
g. Sistem Hematologi
Anemia, gangguan fungsi trombosit, gangguan fungsi leukosit
h. Sistem otot dan syaraf
Selalu menggerakan kaki bawahnya (Restless leg syndrom), rasa semutan dan
terbakar terutama ditelapak kaki (burning feet syndrom), encerhalopati metabolik
(lemah tidak bisa tidur, gangguan konsentrasi, tremor astreriksis, mioklonus, kejang
kejang), miopati Penderita selalu mengalami penagl ditungkai kaki bawahnya
i. Endokrin
Libido, gangguan menstruasi, ovulasi, amenore
j. Sistem lain
Tulang : malasia
Asam basa : asidosis metabolik akibat penimbunan asam organik sebagai hasil
metabolisme
Elektrolit : hipokalasemia, hiperfosfatemia, hiperkalemia

9
k. Eliminasi
Urine : oliguri, anuria, perubahan warna urin (kuning, coklat, merah (Brunner &
Suddarth, 2002)

2. 5 Pemeriksaan Penunjang
1. Kreatin dan BUN serum keduanya tinggi karena gagal ginjal
2. Elektrolit serum menunjukan peningkatan kalium, fosfor, kalsium, magnesium, dan produk
fosfor-kalsium, dengan natrium serum rendah.
3. Gas Darah Arteri (GDA) menunjukan asidosis metabolik (nilai Ph, kadar bikarbonat, dan
kelebihan basa dibawah rentang normal)
4. Hemoglobin dan hemotakrit dibawah rentang normal
5. Jumlah sel darah merah dibawah rentang normal
6. Kadar alkalin fosfat mungkin tinggi jika metabolisme tulang diperbaharui (Brunner &
suddarth).

2.6 Komplikasi
Seperti yang disampaikan dr.Parlindungan Siregar penyakit gagal ginjal kronik juga dapat
diidentifikasi ketika mengarah ke beberapa komplikasi sebagai berikut :
a. Kelebihan cairan
Selama ini banyak orang yang beranggapan bahwa banyak minum akan membuat
ginjal sehat.Hal ini ternyata tidak sepenuhnya benar,jika seseorang dengan fungsi
ginjal yang masih baik minum 2-3 liter air dalam sehari memang baik untuk
ginjalnya.Tetapi jika seseorang dalam kondisi memiliki gejala penyakit ginjal minum
5-6 liter dalam sehari ,menyebabkan kadar garam di daam tubuh berkurang,dan bias
membuat seseorang lemah atau bahkan kejang.
b. Hiperkalemia
Komplikasi ini merupakan keadaan di mana kalium yang ada dalam darah seseorang
tinggi.Kalium yang tinggi ,akan membuat jantung bekerja dengan tidak
sempurna.Sehingga menyebabkan gangguan pada jantung ,yang bias berujung pada
kematian mendadak.

10
c. Gangguan mineral dan tulang
Penyakit ginjal kronik yang sudah lama dibiarkan,bias menganggu mineral dan juga
tulang.Asupan kalsium yang kurang dapat menyebabkan tulang mudah patah.Orang
dengan ginjal kronik memiliki tulang yang tidak kuatndan mudah patah.
d. Anemia
Anemia disebabkan karena kurangnya hormone eritrokosit ,sehingga kemampuan
sum-sum tulang untuk membentuk darah juga akan berkurang.
e. Dislipidemia
Gangguan kolestrol ternyata dapat menganggu,pada orang dengan gangguan ginjal
kronik bias mengalami kolestrol yang tinggi.

Komplikasinya lain antara lain :


a. hipertensi
b. anemia
c. osteodistrofi renal
d. payah jantung
e. asidosis metabolic,
f. gangguan keseimbangan elektrolit (sodium, kalium, khlorida ). (Nanda, 2015)

2.7 Penatalaksanaan Medis


 Diet retriksi asupan kalium, fosfat, natrium dan air untuk mengindari hiperkalemia
 Transfusi darah
 Obat obatan : antihipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen kalsium,
furosemid (membantu berkemih)
 Dialisis dan transpaltasi ginjal
 11ontrol ketidakseimbangan elektrolit
 diet tinggi kalori dan rendah protein
 terapi penyakit ginjal
 pengobatan penyakit penyerta
 pencegahan dan pengobatan komplikasi akibat penurunan fungsi ginjal (Nanda, 2015 ).

11
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN GAGAL GINJAL KRONIK (GGK)

1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah tahap yang sistematis dalam pengumpulan data
tentang individu,keluarga,dan kelompok.(Carpenito dan Moyet,2007)
 Anamnesa
Anamnesa adalah mengetahui kondisi klien dengan cara wawancara atau
interview.Anamnese mencakup identitas pasien,keluhan utama,riwayat
kesehatan sekarang,riwayat kesehatan dahulu,riwayat kesehatan keluarga.
a. Identitas
Meliputi identitas klien yaitu:nama lengkap,ttempat tanggal lahir,jenis
kelamin,alamat,agama,pendidikan,status,pekerjaan,tanggal masuk RS,tanggal
pengkajian,No RM,diagnose medis.
Identitas penanggung jawab : nama,umur,alamat,pendidikan,hubungan dengan
klien.
b. Keluhan Utama
Kapan keluhan mulai berkembang,bagaimana terjadinya,apakah secara tiba-
tiba,atau berangsur-angsur.Keluhan utama yang didapatkan biasanya
bervariasi,mulai dari urine output sedikit sampai tidak dapat BAK,gelisah
sampai penurunan kesadaran,sesak nafas,mual,muntah,lelah,dan gatal pada
kulit.
c. Riwayat Kesehatan Sekarang
Untuk kasus gagal ginjal kronik ,kaji penurunan urine output,perubahan pola
nafas,kelemahan fisik,adanya perubahan kulit,adanya nafas berbau
ammonia,dan pemenuhan nutrisi.
d. Riwayat Penyakit Dahulu
Kaji adanya infeksi saluran kemih,payah jantung,penggunaan obat
nefrotoksik.Kaji adanya penyakit hipertensi,diabetes mellitus,pada masa
sebelumya yang menjadi predisposisi penyebab.Penting untuk dikaji adanya
pemakaian obat-obatan masa lalu dan adanya riwayat alergi.

12
e. Riwayat Kesehatan Keluarga
Mengkaji ada atau tidak salah satu keluarga yang mengalami penyakit yang
sama.

 Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan Umum : Pada klien dengan gagal ginjal kronik klien akan Nampak
lemah,dan terlihat sakit berat.
b. Tingkat Kesadaran : Menurun sesuai dengan tingkat uremia dimana dapat
mempengaruhi system saraf pusat.
c. Tanda-tanda vital : sering didapatkan adanya perubahan RR meningkat,tekanan
darah terjadi perubahan dari hipertensi ringan sampai berat.

 Pemeriksaan persistem
 Sistem Pernafasan
Klien bernafas dengan bau urine.
 Sistem Hematologi
Pada kondisi uremia berat tindakan auskultasi akan menemukan adanya
friction rub yang merupakan tanda khas efusi pericardial.Pada system
ini sering didapatkan adanya anemia,kecenderungan mengalami
perdarahan sekunder dari trombositopenia.
 Sistem Neuromaskuler
Didapatkan penuruna tingkat kesadaran ,disfungsi serebral,seperti
perubahan proses berfikir dan disorientasi.Sering didapatkan adanya
kejang,kram otot
 Sistem Kardiovaskuler
Hipertensi akibat penimbunan cairan dan garam,Nyeri dada dan sesak
nafas akibat pericarditis,dan gagal jantungakibat penimbunan cairan
dan hipertensi.
 Sistem Endokrin
Angguan metabolisme glukosa,resistensi insulin dan gangguan sekresi
insulin.
 Sistem Perkemiihan

13
Penurunan urine output < 400ml/hari sampai anuri,terjadi penurunan
libido berat.
 Sistem Pencernaan
Didapatkan adnya mual,dan muntah,anoreksia,dan diare sekunder dari
dari bau mulut ammonia,peradangan mukosa mulut,dan ulkus saluran
cerna sehingga sering di dapatkan penurunan intake nutrisi dari
kebutuhan.
 Sistem Musculoskeletal
Didapatkan adanya nyeri panggul,sakit kepala,kram otot,nyeri
kaki,kulit gatal,dan keterbatasan gerak sendi.

2. Diagnosa Keperawatan
Diagnosa Keperawatan adalah pernyataan yang menggambarkan respon manusia
(keadaan sehat atau perubahan pola interaksi actual atau potensial)dari individu atau
kelompok perawat yang secara legal mengidentifikasi dan dimana perawat dapat
mengintruksikan intervensi untuk mempertanyakan keadaan sehat atau untuk
mengurangi ,menyingkirkan atau mencegah masalah. (Carpenito,1987)
Adapun diagnose yang bias muncul pada Gagal ginjal kronik adalah :
1) Kelebihan volume cairan b.d penuruna pengeluaran urin,diet berlebihan
danretensi cairan serta natrium
2) Gangguan pertukaran gas
3) Ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhn tubuh b.d noreksia,mual dan
muntah ,pembatasan diet ,dan perubshan membrane mukosa mulut.
4) Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
5) Intoleransi aktivitas b.d keletihan,anemia,retensi,produk sampah.
6) Kerusakan integritas kulit.
3. Intervensi Kperawatan
Intervensi keperawatan adalah tindakan yang dirancng untuk membantu klien
dalam beralih dari tingkat kesehatan saat ini ke tingkat yang diinginkan dalam hasil
yang diharapkan, (Gordon,1994)

14
1. Kelebihan NOC NIC
volume cairan
Definisi : Electrolit and cid Fluid management
Peningkatan base balance 1. Timbang popok/pembalut jika
retensi cairan Fluid balance diperlukan
isotonik Hydration 2. Pertahankan caatan intake dan output
Batasan Kriteria hasil : yang adekuat
karakteristik : Terbebas dari 3. Monitor Hb yang sesuai dengan retensi
• bunyi napas edema dan efusi cairan
adventisius Bunyi napas 4. Monitor vital sign
• gangguan bersih, tidak ada 5. Monitor indikasi retensi / kelebihan cairan
elektrolit dispneu (edema )
• ansietas Terbebas dari 6. Kaji lokasi dan luas edema
• perubahan distensi vena 7. Monitor masukan makanan / cairan dan
tekanan darah jugularis hitung intake kalori
• perubahan Memelihara 8. Monitor status nutrisi
status mental tekanan vena 9. Batasi masukan cairan pada keadaan
• perubahan sentral, tekanan hiponatrermi dilusi denga serum Na <130
pola napas kapiler paru, mEq / I
• penurunan output jantung dan 10.Kolaborasi dokter jika tanda cairan
hemotokrit vital sign dalam berlebih muncul memburuk
• penurunan batas normal Fluid monitoring
hemoglobin Terbebas dari 11.Tentukan riwayat jumlah dan tipe
• dispnea kelelahan, intake cairan dan eliminasi
• edema kecemasan atau 12.Monitor bb, bp, hr, rr
• asupan kebingungan 13.Monitor serum dan eletrolit urine
melebihi haluan Menjelaskan 14.Monitor tekanan darah orthostatic dan
• efusi pleura indikator perubahan irama jantung
• perubahan kelebihan cairan 15.Monitor parameter hemodinamik infasif
tekanan arteri 16.Catat secara akurat intake dan output
pulmonal 17.Monitor adanya distensi leher
• gelisah 18.Monitor tanda dan gejala dari udema

15
• penambahan
BB dalam
waktu singkat
faktor-faktor
yang
berhubungan :
• gangguan
meknisme
regulasi
• kelebihan
asuhan cairan
• kelebihan
asupan natrium

Gangguan NOC NIC


pertukaran gas
Definisi : Respiratory status Airway management
Kelebihan atau : gas axchange 1. Buka jalan napas, gunakan teknik chin
defisit pada Respiratory status lift bila perlu
oksigenasi atau : ventilation 2. Posisikan pasien untuk meaksimaakan
eliminasi karbon Vital sign status ventilasi
dioksida pada Kriteria hasil : 3. Identifikasi pasien perlunya pemasangan
membran alat jalan napas butan
alveolar-kapiler Mendemonstrasik 4. Keluarkan sekret dengan batuk atau suction
Baasan an peningkatan 5. Auskultasi suara napas, catat adanya suara
karakteristik : ventilasi dan tambahan
• Ph darah arteri oksigenasi yang 6. Monitor respirasi dan status O2
normal adekuat Respiratory monitoring :
• Ph arteri Memelihaa 7. Monitor rata-rata kedalaman,irama dan
abnormal kebersihan paru- usaha respirasi

16
• Pernapasan paru dan bebas dari 8. Catat pergerakan dada
abnormal tanda-tanda 9. Monitor suara napas seperti dengkur
(kecepatan, distress 10.Monitor pola napas:
irama, pernapasan bradipnea,takipnea,kusmaul
kedalaman) 11.Catat lokasi trakea
• Warna kulit Mendemonstrasik 12.Monitor kelelahan otot diafragma
abnormal an batuk efektif 13.auskultasi suara paru setelah tindakan untuk
(pucat) dan suara napas mengtahui hasilnya.
• Sianosis pada yang bersih, tidak
neonatus saja ada sianosis dan
• Penurunan dispne(mampu
karbon dioksida mengeluarkan
• Diaforesis sputum,mampu
• Dospnea bernapas dengan
• Sakit kepala mudah)
saat bangun Tanda-tanda vital
• Hipoksemia dalam rentang
• Hipoksia normal
• Iritabilitas
• Napas cuping
hidung
• Gelisah
• Samnolen
• Gagguan
penglihatan
Faktor-
faktor yang
berhubungan :
• Perubahan
membra
alveolar-
kapiler

17
• Vertilasi-
perfusi
Ketidak NOC NIC
seimbangan
nutrisi kurang
dari kebutuhan
Defenisi : • Nutritional Nutrien managemen
Asupan nutrisi status 1. Kaji adanya alergi makanan
tidak cukup • Nutritional 2. Kolaborasi dengan ahli gizi
untuk memenuhi status:food,an 3. Anurkan klien untuk meningkatkan intake
kebutuhan d fluid intake 4. Anjurkaan klien untuk meningkatkan
metabolic • Weight protein dan vit c
Batasan control 5. Berikan makanan yang terpilih
Karakteristik : Kriteria Hasil : 6. Ajarkan klien untuk membuat catatan
• Kram • Adanya makanan harian
abdomen peningkatan 7. Monitor jumlah nutrisi dan kandunagn
• Nyeri berat badan kalori
abdomen sesuai tujuan 8. Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi
• Menghind • Berat badan Nutrien Monitiring
ari ideal sesuai 9. BB klien dalam batas normal
makanan dengan tinggi 10. Monitor adanya penurunan berat badan
• Kerapuha badan 11. Monitor lingkungan selama makan
n kapiler • Mengidentifi 12. Monitor kulit kering dan perubahan
• Diare kasi pigmentasi
• Kehilanga kebutuhan 13. Monitor turgor kulit
n rambut nutrisi 14. Monitor mual dan muntah
berlebiha • Tidak ada 15. Catat adnya edema,hiperemik,hipertonik
n tanda tanda papilla lidah.
• Bising malnutrisi
usus • Tidak terjadi
• Kurang penurunan
informasi berat badan

18
• Penuruna yang berarti
n berat
badan
• Membran
e mukosa
pucat
• Tonus
otot
menurun
• Kelemaha
n otot
menelan
Faktor-
faktor yang
berhubungan :
• Factor
biologis
• Faktor
ekonomi
• Ketidak
mampuan
mengabso
rbsi
nutrient
• Ketidak
mampuan
untuk
mencerna
makanan
• Factor
psikologis
Ketidakefektifa NOC NIC

19
n perfusi
jaringan prifer
Definisi : circulation status Peripheral sensation management
Penurunan tissue perfusion : 1. monitor adanya daerah tertentu yang hanya peka
sirkulasi darah ke cerebral terhadap panas/dingin/tajam/tumpul
prifer yang dapat kriteria hasil : 2. monitor adanya prestase
mengganggu Mendemonstrasikan 3. instruksikan keluarga untuk mengobservasi kulit
kesehatan status sirkulasi yang jika ada lesi atau laerasi
Batasan ditandai dengan : 4. gunakan sarung tangan untuk proteksi
karakteristik : tekanan sistol dan 5. batasi gerakan pada kepala,leher dan punggung
• tidak ada nadi diastl dalam 6. monitor kemampuan BAB
• perubahan rentang yang 7. kolaborasi pemberian analgetik
fungsi motorik diharapkan 8. monitor adanya tromboplebitis
• perubahan tidak ada 9. diskusikan mengenai penyebab perubahan
karakteristik ortostatik sensasi
kulit hipertensi
• perubahan tidak ada tanda-
tekanan darah di tanda
ekstremitas pepeningkatan
• waktu tekanan
pengisian kapiler intrakranial (tidak
>3 detik lebih dari 15 mg)
• penurunan Mendemonstrasika
nadi n kemampuan
• edema kognitif yang
• nyeri ditandai dengan :
ekstremitas berkomunikasi
• warna kulit dengan jelas dan
pucat saat sesuai
evakuasi kemampuan
faktor-faktor menunjukkan
yang perhatian,

20
berhubungan : konsentrasi dan
• kurang orientasi
pengetahuan memproses
tetang faktor informasi
pemberat membua
(merokok) keputusan dengan
• kurang benar
pengetahuan
tentang prses menunjukkan fungsi
penyakit sensori motorik
• diabetes kranial yang utuh :
melitus tingkat kesadaran
• hipertensi membaik,tidak ada
• gaya hidup gerakan involunter
monoton

Intoleransi aktifitas NOC NIC


Defenisi: ketidak cukupan • energi konservacion Activity Theraphy
energy psikologis atau • activity tolerance • kolaborasi dengan
fisiologis untuk melanjutkan • self care tenaga rehabilitasi
atau menyelesaikan aktifitas Kriteria hasil : medic dalam
kehidupan sehari-hari yang • berpartisipasi dalam merencanakan program
harus atau yang ingin aktifitas fisik terapi yang tepat
dilakukan • mampu melakukan • bantu klien untuk
Batasan Karakteristik : aktivitas secara mengidentifikasi
• Respon tekana darah mandiri aktifitas yang mampu
abnormal • tanda vital norma dilakukan
• Respon frekuensi • level kelemahan • bantu untuk memilih
jantung abnormal • mampu berpindah aktivitas
• Perubahan EKG yang dengan ataupun • bantu untuk
mencerminkan aritmia tanpa alat mendapatkan alat

21
• Ketidaknyamana • sirkulasi status baik bantuan :kursi
setelah beraktifitas • prtukaran gas dan roda,krek
• Menyaatakan merasa ventilisa adekuat • bantu klien untuk
letih membuat jadwal
• Menyatakan merasa latihan pada waktu
lemah luang
Faktor yang berhubungan : • bantu pasien untuk
• Tirabaring/immobilisasi mengembangkan
• Kelemahan umum motivasi diri
• Immobilisasi
• Gaya hidup monoton
Kerusakan integritas kulit NOC NIC
Defenisi:perubahan/gangguan  Tissue integrity :skin Pressure Managemen
epidermis/dermis and mucous • anjurkan pasien untuk
Batasan Karakteristik : membranes menggunakan pakaian
• kerusakan lapisan kulit  Hemodialysis akses longgar
• gangguan permukaan Kriteria Hasil : • hindari kerutan pada
kulit • integrity kulit yang tempat tidur
Faktor yang berhubungan : baik biasa dipertahn • Jaga kebersihan kulit
 eksternal kan • Mobilisasi pasien tiap
• zat kimia/radiasi • tidak ada luka dua jam sekali
• usia yang ekstrim • perfusi jaringan baik • Monitor kulit akan
• kelembapan • mampu melindungi adanya kemerahan
• hipertermia kulit dan • Monitor aktivitas
• lembsb mempertahankan • Mamandikan pasien
• imobilitasi fisik kelembaban kulit dengan sabun dan air
 Internal dan perawatan alami hanagat
• Perubahan status cairan Insision site care
• Perubahan pigmentasi • mambersihkan,dan
• Perubahan turgor memantau proes
• Factor perkembangan penyembuhan pada
• Penurunan imunologis luka yang ditutp

22
• Penurunan sirkulasi dengan jahitan
• Gangguan sensai • bersihkan area sekitar
jahitan
• ganti balautan pada
interval waktu yang
sesuai

BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi renal yang progresif dan ireversibel
dimana tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit (Brunner dan Sudarth, 2002)
Gagal ginjal kronik terjadi apabila ginjal sudah tidak mampu mempertahankan
keadaan lingkunagn internal yang konsisten dengan kehidupan dan pemulihan fungsi

23
tidak dimulai. Pada kebanyakn induvidu transisi dari sehat ke status kronis atau
penyakit yang menetap sangat lamban dan menunggu beberapa tahun (Long, 1996)
Penyebab gagal ginjal kronik adalah penyakit infeksi tubulointerstitial
seperti,Pielonefritis kronik atau refluks nefropati. Penyakit peradangan
seperti,Glomerulonefritis dan penyakit vaskuler hipertensif seperti,Nefrosklerosis
benigna, Nefrosklerosis maligna, enalis.
Seperti yang disampaikan dr.Parlindungan Siregar penyakit gagal ginjal kronik
juga dapat diidentifikasi ketika mengarah ke beberapa komplikasi sebagai berikut,
kelebihan cairan,anemia,payah jantung,kematian.

B. Saran
Diharapkan makalah ini bisa memberikan masukan bagi rekan-rekan mahasiswa
perawat,sebagai bekal untuk dapat memahami mengenai gagal ginjal kronik menjadi
bekal untuk mengaplikasikan dalam masyarkat.

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer & Bare. (2002). Keperawatan Medikal-Bedah Brunner & Suddarth Edisi 8. Jakarta:
EGC.

Sudoyo, dkk,. 2009. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 2 Edisi 5. Jakarta:
InternaPublishing.

Nuratif Huda A,2013.NANDA,NIC-NOC Edisi Revisi jilid 1&2,Yogyakarta:MediAction


Publishing

24
http://m.detik.com/health/read/2014/03/04/131600/2525794/763/inilah-8-komplikasi-yang-
bisa-disebabkan-oleh-penyakit-hinjal-kronik

Wilkinson M Judith,2011.Buku Saku Dianosa Keperawatan ,Edisi 9,Jakarta:EGC

25

Anda mungkin juga menyukai