Anda di halaman 1dari 17

GAGAL GINJAL KRONIK

DISUSUN OLEH

Kelompok IV:
Dave Loudry Palpia
Ayu Ambalangi
Jenifer Claudia Ohoiwirin

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENKES MALUKU
PRODI KEPERAWATAN TUAL
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat hidayah dan rahmat-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Gagal Ginjal Kronis” dengan baik.
Tidak lupa penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dalam
penyusunan makalah ini.
Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu
penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun. Semoga makalah ini bermanfaat untuk
kita semua.

Langgur, 13 Februari 2023

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................………………………II
DAFTAR ISI...........................................................................................………………………III
BAB. I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.....................................................................……………………….1
B. Rumusan Masalah................................................................……………………….1
..............................................................................................
C. Tujuan Penulisan..................................................................……………………….2
..............................................................................................
BAB. II KONSEP TEORI
A. Pengertian Gagal Ginjal Kronik……...……...………..……………………………3
B. Etiologi Gagal Ginjal Kronik …………………………………………...…………3
..............................................................................................
C. Tanda dan Gejala Gagal Ginjal Kronik…………………………………………….3
..............................................................................................
D. Patofisiologi Gagal Ginjal Kronik ……………………..………………………......3
..............................................................................................
E. Pemeriksaan Penunjang Gagal Ginjal Kronik ……………………………………..4
F. Masalah Yang Sering Muncul………………………...……………………………5
G. Penatalaksanaan………………………………………………………….…………6
H. Discharge Planing ………………………………………………………….………7
BAB. III PENUTUP
A. Kesimpulan........................................................................…………….…………8
............................................................................................
B. Saran...................................................................................……………………….8
............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA……...……………………………………………………………………9
LAMPIRAN- LAMPIRAN

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Ginjal merupakan organ penting dalam tubuh dan berfungsi untuk membuang sampah
metabolisme dan racun tubuh dalam bentuk urin, yang kemudian dikeluarkan dari
tubuh. Tetapi  pada  kondisi tertentu karena adanya gangguan pada ginjal, fungsi tersebut
akan berubah. 
Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan.  Gagal ginjal kronik dapat terjadi pada
semua umur dan semua tingkat sosial ekonomi.  Pada penderita gagal ginjal kronik,
kemungkinan terjadinya kematian sebesar 85%.
Melihat kondisi seperti tersebut di atas,  maka perawat harus dapat mendeteksi secara dini
tanda dan gejala klien dengan gagal ginjal kronik. Sehingga dapat memberikan asuhan
keperawatan secara komprehensip pada klien anak dengan gagal ginjal kronik.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas, maka penulis rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apa itu gagal ginjal kronik?


2. Apa etiologi gagal ginjal kronik?
3. Apa saja tanda dan gejala gagal ginjal kronik?
4. Bagaiamana patofisiologi gagal ginjal kronik?
5. Apa saja pemeriksaan penunjang gagal ginjal kronik?
6. Apa saja masalah yang sering muncul pada masalah gagal ginjal kronik?
7. Bagaimana penatalaksanaan pada gagal ginjal kronik?
8. Bagaimana discharge planning gagal ginjal kronik?
C. Tujuan

4
Tujuan penulisan makalah ini yaitu untuk mengetahui dan memahami tentang:
1. Pengertian gagal ginjal kronik
2. Etiologi gagal ginjal kronik
3. Tanda dan gejala gagal ginjal kronik
4. Patofisiologi gagal ginjal kronik
5. Pemeriksaan penunjang gagal ginjal kronik
6. Masalah yang sering muncul pada penyakit gagal ginjal kronik
7. Penatalaksanaan pada gagal ginjal kronik
8. Discharge planning gagal ginjal kronik

5
BAB II

PEMBAHASAN

A. Defenisi Gagal Ginjal Kronik

Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang menurun seara cepat dan fungsi
tersebut tidak dapat dikenali seperti semula yaitu dimana ginjal mengalami kegagalan dalam
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit (Rendi, Clevo M., 2012).

B. Etiologi Gagal Ginjal Kronik

1. Kurang minum air putih


2. Minuman beralkohol
3. Minuman bersoda
4. Tekanan darah tinggi
5. Infeksi penyakit
6. Pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat
7. Penyakit bawaan
8. Batu saluran kencing
C. Tanda dan Gejala GGK
1. Sakit kepala
2. Sesak nafas, oedema paru, hipertensi, oliguria, anuria, oedema ekstremitas
3. Mual, muntah, pucat, kulit kering, anemia
4. Gejala dini seperti lemah, sakit kepala, berat badan menurun, lelah, dan nyeri pinggang
5. Gejala lanjut seperti nafsu makan menurun, mual disertai muntah, sesak nafas baik di waktu
ada kegiatan atau tidak, bengkak yang disertai lekukan, gatal-gatal pada kulit, dan kesadaran
menurun (Rendi, Clevo M., 2012)
D. Patofisiologi Gagal Ginjal Kronik
Penyakit ginjal kronik pada awalnya tergantung pada penyakit yang mendasarinya, tapi
dalam perkembangan selanjutnya proses yang terjadi kurang lebih sama. Pengurangan massa
ginjal mengakibatkan hipertrofi struktural dan fungsional nefron yang masih tersisa (surviving
nephrons) sebagai upaya kompensasi, yang diperantarai oleh molekul vasoaktif seperti sitokinin
dan growth faktor. Hal ini mengakibatkan terjadinya hiperfiltrasi, yang diikuti oleh peningkatan
tekanan kapiler dan aliran darah glomerulus. Proses adaptasi ini berlangsung singkat, akhirnya

6
diikuti dengan penurunan fungsi nefron yang progresif, walaupun penyakit dasarnya sudah tidak
aktif lagi. Adanya peningkatan aktivitas aksis renin-angiotensin-aldosteron intrarenal, ikut
memberikan kontribusi terhadap terjadinya hiperfiltrasi, sklerosis dan progresifitas tersebut.
Aktivasi jangka panjang aksis renin- angiotensin-aldosteron, sebagian diperantarai oleh
transforming growth factor β (TGF-β). Beberapa hal juga yang dianggap berperan terhadap
terjadinya progresifitas penyakit ginjal kronik adalah albuminuria, hipertensi, hiperglikemia,
dislipidemia. Terdapat variabilitas interindividual untuk terjadinya sklerosis dan fibrosis
glomerulus maupun tubulointerstitial. Pada stadium yang paling dini penyakit ginjal kronik,
terjadi kehilangan daya cadang ginjal (renal reserve), pada keadaan mana basal LFG masih
normal atau malah meningkat. Kemudian secara perlahan tapi pasti, akan terjadi penurunan
fungsi nefron yang progresif, yang ditandai dengan peningkatan kadar urea dan kreatinin serum.

E. Pemeriksaan penunjang
Menurut Muttaqin & Kumala (2011), pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan pada
pasien gagal ginjal kronik yaitu:
a. Pemeriksaan darah
Pemeriksaan darah terdiri dari BUN/kreatinin yang meningkat, kadar kreatinin 10mg/dl
pada tahap akhir, Hemoglobin biasanya kurang dari 7-8 gr/dl., hematokrit menurun karena
adanya anemia, hasil gas darah arteri (GDA) asidosis metabolik, ph kurang dari 7,2,
produksi sel darah merah (SDM) menurun, magnesium dan kalium sering meningkat,
alsium dan protein (albumin) biasanya menurun dan natrium serum yang rendah.
b. Urine
Volume urine kurang dari 400ml/24 jam atau tidak ada (anuria), warna cenderung abnormal,
urine keruh karena ada pus, bakteri, lemak, fosfat atau urat sedimen kotor, kecoklatan
menunjukkan adanya darah, Hb, mioglobin, porfirin, osmolalitas biasanya kurang dari 350m
Osm/kg menunjukkan kerusakan ginjal tubullar dan rasio urine/serum 1:1, natrium lebih
besar dari 40mEq/L karena ginjal tidak mampu mereabsorbsi natrium, Protein cenderung
tinggi proteinuria (3-4) secara kuat menunjukkan kerusakan glomerulus bila SDm dan
fragmen juga ada, klirens kreatinin sering menurun.

7
c. Ultrasonografi
ginjal Merupakan pemeriksaan untuk menentukan ginjal dan adanya massa, kista, obstruksi
pada saluran perkemihan bagian atas.
d. Endoskopi ginjal (nefroskopi)
Digunakan untuk menentukan pelvis ginjal, hematuria, dan pengangkatan tumor selektif.
e. Pelogram retrograd
Pemeriksaan ini digunakan jika pasien mempunyai resiko penurunan faal ginjal pada
keadaan tertentu, misalnya: usia lanjut, diabetes melitus, dan nefropati asam urat.
f. Arteriogram ginjal
Digunakan untukmengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi ekstravaskuler.
g. Renogram
Digunakan untuk menilai fungsi ginjal kanan dan kiri, lokasi dari gangguan (vaskular,
parenkim, ekskresi), serta sisa fungsi ginjal (Muttaqin & Kumala, 2011).
F. Masalah Yang Sering Muncul
1. Anemia
Anemia pada gagal ginjal kronis dapat terjadi ketika ginjal tidak bisa membuat hormon
eritropoietin (EPO) yang berguna untuk memproduksi sel darah merah.
2. Osteoporosis
Gangguan fungsi ginjal akan membuat tubuh kekurangan kalsium dan kelebihan fosfor
sehingga membuat tulang lemah serta meningkatkan risiko tulang keropos atau
osteoporosis.
3. Retensi air
Gagal ginjal kronis membuat cairan di dalam tubuh menumpuk sehingga menyebabkan
pembengkakan pada tubuh atau edema, tekanan darah tinggi, atau cairan di paru-paru.
4. Asam urat
Gangguan fungsi ginjal bisa mengganggu kerjanya untuk menyaring asam urat sehingga
bisa menumpuk pada sendi dan memicu penyakit asam urat.
5. Penyakit jantung
Risiko penyakit jantung akan meningkat ketika penyakit gagal ginjal kronis semakin parah.
Ginjal yang tidak bekerja dengan baik bisa memicu ketidakseimbangan mineral, hormon,
serta tekanan darah sehingga memicu penyakit jantung.

8
6. Tekanan darah tinggi
Tekanan darah tinggi akan terjadi ketika pembuluh darah bekerja terlalu keras untuk
memompa darah. Kondisi ini banyak dialami oleh penderita gagal ginjal kronis dan
berkontribusi besar untuk menurunkan fungsi ginjal dengan cepat.
7. Hiperkalemia
Hiperkalemia adalah kelebihan kalium di dalam tubuh yang akan mengganggu kerja
jantung.
8. Asidosis
Asidosis adalah kelebihan cairan di dalam tubuh yang tidak berhasil disaring oleh ginjal dan
akan mengganggu keseimbangan pH. Kondisi ini akan memperburuk kesehatan ginjal dan
memicu kehilangan otot dan tulang keropos, serta gangguan endokrin.
9. Uremia
Uremia terjadi karena adanya kelebihan limbah di dalam darah yang akan menyebabkan
beberapa gejala, seperti kelelahan, mual, kaki gelisah, dan gangguan tidur.
G. Penatalaksanaan
Tindakan yang dapat dilakukan pada gagal ginjal kronis yaitu pada LFG kurang dari 15
ml/menit berupa dialisis dan transplantasi ginjal.
1. Terapi dialisis, terdapat dua jenis:
a. Hemodialisis (Cuci Darah)
Hemodialisis merupakan suatu cara untuk mengeluarkan produk sisa metabolisme melalui
membran semipermeabel atau yang disebut dialyzer. Hemodialisis bertujuan untuk
mengambil zat-zat nitrogen yang bersifat toksik dari dalam darah dan mengeluarkan air
yang berlebih serta menghilangkan gejala uremia, kelebihan cairan dan ketidakseimbangan
elektrolit yang terjadi pada pasien penyakit ginjal kronik.
b. Dialisis peritoneal
Dialisis peritoneal digunakan sebagai terapi alternatif dialisis untuk penderita gagal ginjal
kronis, larutan dialisis secara manual diinfuskan ke dalam rongga peritoneum pada siang
hari dan ditukar tiga sampai lima kali perhari. Saat malam hari larutan dialisis dibiarkan
dirongga peritoneum sepanjang malam.

9
2. Transplantasi ginjal
Transplantasi (cangkok) ginjal merupakan terapi pilihan untuk gagal ginjal kronik tahap
lanjut. Kebutuhan transplantasi ginjal sering melebihi jumlah ketersediaan ginjal yang ada dan
biasanya ginjal yang cocok dengan pasien adalah yang memiliki hubungan keluarga dengan
pasien. Sehingga hal ini membatasi transplantasi ginjal sebagai pengobatan yang dipilih oleh
pasien.
H. Discharge Planing
Pengaturan diet tinggi kalori, rendah protein, rendah natrium, rendah kalium.
1. Jenis makanan yang diperbolehkan
a. Bahan makanan sumber karbohidrat: Nasi, bihun, jagung, madu, permen
b. Bahan makanan sumber protein: Telur, daging, ikan, ayam, susu rendah protein
c. Bahan makanan sumber lemak: Minyak jagung, minyak kacang tanah
d. Bahan makanan sumber vitamin, adalah semua sayuran dan buah-buahan dengan
pengolahan khusus, yaitu: Kupas buah atau sayur, potong-potong lalu cuci dengan air
mengalir Letakkan dalam mangkok, tambahkan air hangat sampai sayur dan buah
terendam, rendam selama kurang lebih 2 jam (banyaknya air kurang lebih 10 kali bahan
makanan) Buang air rendaman Bilas dengan air mengalir Masak sayur dan buah. Buah
dapat dimasak sebagai setup/cocktail (buang air rebusan buah)
2. Jenis makanan yang Tidak diperbolehkan
a. Bahan makanan sumber karbohidrat: Umbi-umbian (kentang, singkong, ubi, talas, dll)
b. Bahan makanan sumber protein: Kacang-kacangan dan hasil olahannya (tempe, tahu, dll)
c. Bahan makanan sumber lemak: Minyak kelapa, santan, lemak hewan
d. Bahan makanan sumber vitamin dan mineral
e. Sayuran dan buah-buahan tinggi kalium pada pasien yang memiliki kadar kalium tinggi
dalam darah (Almatsier, 2016).

10
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Gagal ginjal kronik adalah gangguan fungsi ginjal yang menurun seara cepat dan fungsi
tersebut tidak dapat dikenali seperti semula yaitu dimana ginjal mengalami kegagalan dalam
mempertahankan keseimbangan cairan dan elektrolit, penyebab gagal ginjal kronik yaitu
kurang minum air putih, minuman beralkohol, minuman bersoda, tekanan darah tinggi,
infeksi penyakit, pola makan dan gaya hidup yang tidak sehat, penyakit bawaan dan batu
saluran kencing. Gagal ginjal kronik sangat berbahaya dan perlu ditangani lebih awal dan
melalui upaya penanganan yang tepat.
B. Saran
1. Bagi Mahasiswa
Mahasiswa lebih memperdalam pengetahuan terkait penyakit gagal ginjal dan upaya
pengobatan serta pencegahanya agar dapat mengimplementasikanya dalam pelayanan
pada masyarakat.
2. Bagi Masyarakat
Masyarakat memperluas pengetahuan terkait gagal ginjal kronik, dan membudidayakan
hidup sehat kedepanya.

11
DAFTAR PUSTAKA

Almatsier. 2016. Prinsip Dasar Ilmu Gizi, Edisi Ke-6. Jakarta: Gramedia.
Brunner & Suddarth. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah. Jakarta: EGC.
Rendi, Clevo M. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit Dalam.
Yogyakarta: Noha Medika.

12
Lampiran 1
SATUAN ACARA PENYULUHAN
GAGAL GINJAL KRONIK

A. Judul
Satuan Acara Penyuluhan Gagal Ginjal Kronik
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Gagal Ginjal Kronik (GGK)
selama 15 menit, penduduk Ohoi Ngayub dapat memahami mengenai gagal ginjal
kronik.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti pendidikan kesehatan mengenai gagal ginjal kronik selama 15 menit,
penduduk mampu memahami dan menjelaskan:
1. Pengertian GGK
2. Etiologi GGK
3. Manifestasi klinik GGK
4. Pencegahan GGK
5. Penatalaksanaan GGK
C. Tempat: Ohoi Ngayub
D. Waktu: -
E. Sasaran: Pasien Gagal Ginjal Kronik
F. Metode
1. Ceramah
2. Tanya Jawab
G. Media
1. Leaflet
2. Poster

13
H. Rencana Pelaksanaan

NO Kegiatan Pendidikan Kesehatan Waktu Kegiatan Klien


1. Member Salam 0,5 menit 1. Klien kembali
menyapa sapa tersebut

2. Memperkenalkan diri 1 menit 2. Klien Memperhatikan

3. Memberikan penjelasan tentang 5 menit 3. Klien menndengarkan


Gagal ginjal kronik penjelasan yang diberikan

4. Memberikan kesempatan kepada 1 menit 4. Klien mengajukan


penduduk untuk bertanya pertanyaan
5. Memberi jawaban atas pertanyaan 1,5 menit 5. Klien mendengarkan
yang diajukan jawaban yang diberikan

6. Menyimpulkan hasil penyuluhan 1 menit


6. Klien mendengarkan
dan evaluasi dengan baik

I. Seting Tempat

NS Keterangan :

NS : Narasumber

P : Peserta

P P

P P

14
J. Evaluasi
1. Peserta dapat menjelaskan sekilas pengertian Gagal Ginjal Kronik
2. Peserta dapat menyebutkan hal-hal yang menyebabkan terjadinya Gagal Ginjal Kronik
3. Peserta dapat menyebutkan kembali tanda dan gejala Gagal Ginjal Kronik
4. Peserta dapat menyebutkan apa saja pencegahannya
5. Peserta dapat memahami penatalaksanaan dari Gahgal Ginjal Kronik

15
Lampiran 2

16
17

Anda mungkin juga menyukai