GAGAL GINJAL
DISUSUN OLEH :
Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, sebagai
pencipta atas segala kehidupan yang senantiasa memberikan rahmat-Nya sehingga
kami saat ini dapat menyelesaikan tugas dengan lancar
Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah “KMB 1” dengan
judul “ Gagal Ginjal”. Dalam penulisan kali ini, kami tidak luput dari kesulitan.
Namun berkat YME serta bimbinga dari semua pihak kami dapat menyelesaikan tepat
pada waktunya.
Penyusun
DAFTAR ISI
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
B. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian gagal ginjal
2. Untuk mengetahui tanda dan gejala gagal ginjal
3. Untuk mengetahui patofisiologi gagal ginjal
4. Untuk mengetahui penatalaksanaan medis dari gagal ginjal
5. Untuk mengetahui komplikasi dari gagal ginjal
6. Untuk memahami dan menerapkan asuhan keperawatan dengan gangguan
gagal ginjal
C. Manfaat Penulisan
Dengan adanya makalah ini diharapkan bagi pendidikan biasa menambah
referensi dan pengetahuan, bagi tenaga medis khusunya keperawatan bisa
memahami dan menerapkan asuhan keperawatan dengan gangguan gagal ginjal
BAB II
ISI
1. Konsep Medis
A. Pengertian
Ginjal adalah sepasang organ retroperitoneal yang integral dengan
homeostatis tubuh dalam mempertahankan keseimbangan, termasuk
keseimbangan fisika dan kimia. Ginjal menyekresi hormone dan enzim yang
membantu pengaturan produksi eritrosit, tekanan darah, serta metabolisme
kalsium dan fosfor. Ginjal mengatur volume cairan tubuh, asiditas dan
elektronik, sehingga mempertahankan komposisi cairan yg normal(Baradeo
etail,2009)
Renal
yakni kerusakan langsung pada ginjal itu sendiri, diantaranya akibat dari:
Sepsis : sistem kekebalan tubuh yang kalah melawan infeksi sehingga
infeksi menyebar ke seluruh tubuh termasuk menyebabkan peradangan
dan kerusakan ginjal. Hal ini biasanya tidak terjadi pada infeksi saluran
kemih .
Obat-obatan: Beberapa obat bersifat racun bagi ginjal, termasuk
nonsteroidal anti-inflamasi (NSID) seperti ibuprofen dan naproxen .
Rhabdomyolysis: Ini adalah situasi di mana ada kerusakan otot yang
signifikan dalam tubuh, dan serat otot yang rusak menyumbat sistem
penyaringan ginjal. ini dapat terjadi karena truma, luka parah, dan luka
bakar. Beberapa obat yang digunakan untuk mengobati kolesterol
tinggi dapat menyebabkan rhabdomyolysis.
Glomerulonefritis akut atau peradangan pada glomeruli, sistem
penyaringan ginjal. Banyak penyakit dapat menyebabkan peradangan
ini termasuk lupus eritematosus sistemik (SLE) , Wegener
granulomatosis , dan sindrom Goodpasture.
Postrenal
postrenal berarti penyebab-penyebab yang terjadi disaluran kencing setelah
ginjal, disebabkan oleh faktor-faktor yang mempengaruhi aliran urin:
Obstruksi atau penyumbatan kandung kemih atau ureter misalnya
karena batu ginjal dapat menyebabkan tekanan balik ke ginjal karena
ginjal terus menghasilkan urin, sedangkan terbendung di bagian
bawahnya. Ketika tekanan meningkat cukup tinggi, ginjal akan rusak
dan bisa mati.
Hipertrofi prostat atau kanker prostat dapat menghalangi urethra
sehingga urin pada kandung kemih tidak dapat mengalir melalui
kencing.
Tumor di perut yang mengelilingi dan menghalangi ureter.
Batu ginjal. Biasanya, batu ginjal mempengaruhi hanya satu ginjal dan
tidak menyebabkan gagal ginjal.
2. Gagal ginjal kronis sering kali menjadi penyakit komplikasi dari penyakit
lainnya, sehingga merupakan penyakit sekunder (secondary illness).
Penyebab yang sering adalah diabetes militus dan hipertensi. Selain itu ada
beberapa penyebab lainnya dari gagal ginjal kronis, yaitu (Robinson,2013)
Penyakit glomerular kronis(glomerulonefritis)
Infeksi kronis (pyelonefritis kronis, tuberkulosis)
Kelainan kongenital (polikistik ginjal)
Penyakit vaskuler (renal nephrosclerosis)
Obstruksi saluran kemih( nephrolithisis)
Diabetes yang tidak terkontrol,
Tekanan darah tinggi atau Hipertensi yang •)tidak terkontrol, dan
Glomerulonefritis kronik.
C. Manifestasi Klinis
1. Gagal ginjal akut
Beberapa tanda dan gejala yang ditunjukkan oleh klien gagal ginjal
akut(anymous,2008; Judith, 2002)
Oliguria/anuria
Kondisi ini dipicu oleh karena hipofiltrasi pada ginjal, sehingga output urine
akan mengalami penurunan bahkan tidak ada sama sekali(anuria
azotemia
ketidakseimbangan elektrolit
asidosis metabolik
manifestasi klinis pada GI track
manifestasi klinis pada sistem saraf pusat
manifestasi klinis pada integumen
manifestasi klinis pada kardiovaskular
manifestasi klinis pada sistem pernapasan
panas
D. Patofisologi
Hiponatremia
Retensi cairan
Vol.vaskuler turun
Vol vaskuler meningakt
Hipotensi
Permeabilitas kapiler
Perfusi turun meningkat
Oedema
Ketidakefektifan perfusi
jaringan perifer
Stagnansi vena
Infiltrasi
Oedema pulmonal
Retensi CO2
dyspneu
Asidosis respiratorik
G. Komplikasi
Komplikasi yang dapat ditimbulkan oleh gagal ginjal ( Baugman,2014)
1. Gagal ginjal akut
Komplikasi yang dapat terjadi odari gagakl ginjal akut diantaranya gagal
ginjal kronik, infeksi dan sindrom uremia. Komplikasi infeksi sering
mengakibatkan penyebab kematian pada gagal ginjal akut, dan harus
segera dibrantas dengan antibiotik yang adekuat, bila laju filtrasi
glomerolus menurun 5-10% dari keadaan normal dan terus mendekati 0,
maka pasien akan menderita sindrom urimik, yaitu suatu komplek gejala
yang terjadi akibat atau berkaitan dengan retensi metabolik nitrogen
karena gagal ginjal. Sindrom uremia ditangani secara simtomtik
2. Gagal ginjal kronik
Komplikasi yang dapat ditimbulkan dari gagal ginjal kronis
a. Penyakit tulang
b. Penyakit kardiovaskuler
c. Anemia
d. Disfungsi seksual
H. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan pada gagal ginjal akut dilakukan secara komprehensif
baik dalam dispilin medis,nurse practitionict,nutritionct dan lain sebagianya.
Berikut ini adalah manajemen penatalaksanaan pada klien gagal ginjal akut
( judith,2022)
1. Tata laksana umum
2. Tata laksana medis
Terapi medis yang digunakan adalah:
a. Furosemid
b. Kalsium glukonat
c. Natrium polystyrene
d. Natrium bikarbonat
3. Observasi ketat
4. Terapi edukatif
2. Asuhan Keperawatan
A. Pengkajian
Pengkajian adalah pemikiran dasar dari proses keperawatan yang bertujuan untuk
mengumpulkan informasi atau data tentang pasien, agar dapat mengidentifikasi, mengenali
masalah-masalah, kebutuhan kesehatan dan keperawatan pasien, baik fisik, mental, sosial dan
lingkungan (Effendy, 1995;Dermawan, 2012).
Tidak ada spesifikasi khusus untuk kejadian gagal ginjal kronik, namun pada laki-laki lebih
beresiko tinggi terkait dengan pekerjaan dan pola hidup sehat. Gagal ginjal kronis merupakan
periode lanjut dari insidensi gagal ginjal akut, sehingga tidak berdiri sendiri.
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan Utama
Keluhan sangat bervariasi, terlebih terdapat penyakit sekunder yang menyertai. Keluhan bisa
berupa output urin menurun (oliguria) sampai pada anuria, penurunan kesadaran karena
komplikasi pada system sirkulasi-ventilasi, anoreksia, mual, muntah, fatigue, napas bau urea,
dan pruritus. Kondisi ini dipicu oleh menurunnya fungsiginjal sehingga berakibat terjadi
penumpukan (akumulasi) zat sisa metabolisme dalam tubuh.
Pada pasien dengan gagal ginjal kronik biasanya mengalami penurunan output urin,
penurunan kesadaran, perubahan pola nafas karena komplikasi dari gangguan sistem
ventilasi, fatigue, perubahan fisiologi kulit, nafas bau urea. Pada kondisi yang sudah
memburuk seperti pada gagal ginjal tahap akhir yang diperlukan terapi hemodialisa atau
transplantasi ginjal, pasien sering didapati mengalami perubahan dalam segi psikologinya
seperti depresi, cemas merasa tidak berdaya, putus asa.
Gagal ginjal kronik bukan merupakan merupakan penyakit menular dan menurun, sehingga
silsilah keluarga tidak terlalu berpengaruh pada penyakit ini. Namun penyakit Diabetes
Mellitus dan hipertensi memiliki pengaruh terhadap kejadian penyakit gagal ginjal kronik
karena penyakit tersebut bersifat herediter.
1. Pola pemeliharaan–pemeliharaan
Biasanya pasien dengan Gagal Ginjal Kronik mempunyai persepsi yang kurang baik terhadap
kesehatannya dan biasanya pasien mengalami nyeri bersifat hilang timbul, lemah, mual, dan
terdapat odem.
Biasanya pasien dengan Gagal Ginjal Kronik mengalami gangguan aktivitas karena adanya
kelemahan otot.
Biasanya pasien dengan Gagal Ginjal Kronik mengalami gangguan pada pola nutrisi, yaitu
mual, muntah, anoreksia, yang disertai penurunan berat badan.
4. Pola eliminasi
Biasanya pasien dengan Gagal Ginjal Kronik mengalami gangguan eliminasi, misalnya
oliguria, diare atau konstipasi, dan perut kembung.
5. Pola tidur–istirahat
Biasanya pasien dengan Gagal Ginjal Kronik mengalami gangguan pola tidur, sulit tidur dan
kadang sering terbangun di malam hari.
6. Pola kognitif–perseptual
Biasanya pasien dengan Gagal Ginjal Kronik memiliki komunikasi yang baik dengan orang
lain, pendengaran dan penglihatan baik, dan tidak menggunakan alat bantu.
Biasanya pasien dengan Gagal Ginjal Kronik, dapat menerima keadaan penyakitnya.
Biasanya pasien dengan Gagal Ginjal Kronik tidak mengalami gangguan konsep diri.
9. Pola seksual–reproduksi
Biasanya pasien dengan Gagal Ginjal Kronik mengalami gangguan ini sehubungan dengan
kelemahan tubuh.
Biasanya pasien dengan Gagal Ginjal Kronik, memiliki komunikasi yang baik dengan
keluarga, perawat, dokter, dan lingkungan sekitar.
Biasanya pasien dengan Gagal Ginjal Kronik tidak mengalami gangguan dalam pola nilai dan
keyakinan.
h. Pemeriksaan Fisik
Kondisi klien gagal ginjal kronik biasanya lemah, tingkat kesadaran bergantung pada tingkat
toksisitas. Pada pemeriksaan tanda-tanda vital sering didapatkan Respirasi Rate (RR)
meningkat (takipnea), hipertensi atau hipotensi sesuai dengan kondisi fluktuatif.
2. Pemeriksaan fisik
b. Kepala
Palpasi : dengan cara merotasi dengan lembut ujung jari ke bawah dari tengah tengah garis
kepala ke samping. Untuk mengetahui adanya bentuk kepala pembengkakan, massa, dan
nyeri tekan, kekuatan akar rambut.
Mata
Inspeksi : kelopak mata, perhatikan bentuk dan kesimetrisannya. Amati daerah orbital ada
tidaknya edema, kemerahan atau jaringan lunak dibawah bidang orbital, amati konjungtiva
dan sklera (untuk mengetahui adanya anemis atau tidak) dengan menarik/membuka kelopak
mata. Perhatikan warna, edema, dan lesi. Inspeksi kornea (kejernihan dan tekstur kornea)
dengan berdiri disamping klien dengan menggunkan sinar cahaya tidak langsung. Inspeksi
pupil, iris.
d. Hidung
Inspeksi : kesimetrisan bentuk, adanya deformitas atau lesi dan cairan yang keluar.
Palpasi : batang dan jaringan lunak hidung adanya nyeri, massa, penyimpangan bentuk.
e. Telinga
Palpasi : kartilago telinga untuk mengetahui jaringan lunak, tulang telinga ada nyeri atau
tidak.
Inspeksi : warna dan mukosa bibir, lesi, dan kelainan kongenital, kebersihan mulut, faring.
g. Leher
Inspeksi : bentuk leher, kesimetrisan, warna kulit, adanya pembengkakan, jaringan parut atau
massa.
Inspeksi : kelainan bentuk thorak, kelainan bentuk tulang belakang, pada wanita (inspeksi
payudara: bentuk dan ukuran).
Palpasi : ada tidaknya krepitus pada kusta, pada wanita (palpasi payudara: massa).
Palpasi : dengan meminta pasien menyebutkan angka misal 7777. Bandingkan paru kanan
dan kiri. Pengembangan paru dengan meletakkan kedua ibu jari tangan ke prosesus xifoideus
dan minta pasien bernapas panjang.
Perkusi : dari puncak paru kebawah (supraskapularis/3-4 jari dari pundak sampai dengan
torakal 10). Catat
Auskultasi : bunyi paru saat inspirasi dan akspirasi (vesikular, bronchovesikular, bronchial,
tracheal: suara
Palpasi : area aorta pada interkosta ke-2 kiri, dan pindah jari-jari ke intercostae 3, dan 4 kiri
daerah trikuspidalis, dan mitralpada interkosta 5 kiri. Kemudian pindah jari dari mitral 5-7
cm ke garis midklavikula kiri.
Auskultasi : bunyi jantung I dan II untuk mengetahui adanya bunyi jantung tambahan.
k. Abdomen
l. Genetalia
Inspeksi : inspeksi anus (kebersihan, lesi, massa, perdarahan) dan lakukan tindakan rectal
touch(khusus laki-laki untuk mengetahui pembesaran prostat), perdarahan, cairan, dan bau.
m. Ekstremitas
Kaji sirkulasi : akral hangat/dingin, warna, Capillary Refill Time (CRT).Kaji kemampuan
pergerakan sendi.Kaji reflek fisiologis : bisep, trisep, patela, arcilles.Kaji reflek patologis :
reflek plantar.
DIAGNOSA KEPERAWATAN:
ANALISA DATA
INTERVENSI
EVALUASI
DAFTAR PUSTAKA
Baradeo M. et all.2009, Klien gangguan ginjal: seri asuhan keperawatan, Jakarta, EGC
Madara B, Denino VP. 2008. Pathophysiology second edition. London: -Jones and Bartlett
Publisher Inc
McClellan WM, Schoolewerth AC, Gehr T. 2006. Management of chronic kidney disease
first edition. USA: profesional communication inc
Imelda Tharob. (2014). Hubungan Dukungan Keluarga Terhadap Mekanisme Koping Pada
Pasien Gagal Ginjal Kronik dengan Hemodialisis di RSPAD Gatot Soebroto Jakarta.