Anda di halaman 1dari 33

DIET PADA PENDERITA PENYAKIT GINJAL

DI SUSUN OLEH :

1. Arina Achya Salsabila (P07120119003)


2. Selphia Irianti (P07120119016)
3. Amirta Yulfani Zahro (P07120119030)
4. Dionisius Surya Oktama (P07120119044)

PRODI :
DIII KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES YOGYAKARTA
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas izin,
kuasa dan perlindungan-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul
“Diet Pada Penderita Penyakit Ginjal”.
Penulisan makalah ini dimaksudkan untuk memenuhi tugas mata kuliah Gizi dan Diet
yang diberikan kepada kami oleh Ibu Ida Mardalena,S.Kep.,Ners.,M.Si. Agar kami dapat
mengetahui serta memahami cara menyusun makalah dengan benar dan agar dapat
mengembangkan ilmu yang telah kami peroleh.
Kami sebagai penulis menyadari bahwa dalam penyelesaian makalah ini masih belum
sempurna. Oleh karena itu kami mohon saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan
makalah ini .
Pada kesempatan ini kami mengucapkan banyak terimakasih kepada Dosen mata
kuliah Gizi dan Diet yang diberikan kepada kami oleh Ibu Ida Mardalena,S.Kep.,Ners.,M.Si.
Selaku dosen yang memberikan tugas ini juga yang telah memberikan kesempatan kepada
kami untuk membuat makalah ini dan semua bentuk bimbingan serta pengajarannya yang
kami terima dalam menyelesaikan penulisan makalah ini.

Yogyakarta, 16 Februari 2020

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................1

DAFTAR ISI...................................................................................................................................2

BAB I...............................................................................................................................................3

PENDAHULUAN...........................................................................................................................3

A. Latar Belakang......................................................................................................................3

B. Tujuan...................................................................................................................................3

C. Metode..................................................................................................................................4

BAB II.............................................................................................................................................5

TINJAUAN TEORI.........................................................................................................................5

1. Pengertian Penyakit Gagal Ginjal.........................................................................................5

2. Kebutuhan Nutrisi Pada Pasien Penyakit Gagal Ginjal........................................................6

3. Pengertian Diet.....................................................................................................................6

3. Diet Pada Penyakit Gagal Ginjal..........................................................................................6

BAB III..........................................................................................................................................11

KASUS..........................................................................................................................................11

BAB IV..........................................................................................................................................11

PENDAHULUAN...........................................................................................................................3

A. Kesimpulan.........................................................................................................................11

B. Saran...................................................................................................................................11
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pemahaman tentang penatalaksanaan diet secara umum bagi penderita


penyakit ginjal penting untuk diketahui, tak hanya bagi mereka yang telah menderita
gangguan ginjal, namun baik bagi mereka yang bertekad untuk menurunkan resiko
terhadap gangguan ginjal. Fungsi utama ginjal adalah memelihara keseimbangan
homeostatik cairan, elektrolit, dan bahan-bahan organik dalam tubuh. Hal ini terjadi
melalui proses filtrasi, reabsorpsi, dan sekresi.

Disamping itu, ginjal mempunyai fungsi endokrin penting. Saat organ ginjal
terganggu, ia tak lagi menjalani fungsinya dengan baik. Penyakit ginjal menyebabkan
terjadinya gangguan pembuangan kelebihan zat gizi yang diperoleh dari makanan.
Penetapan terapi nutrisi diklasifikasikan berdasarkan jenis gangguan ginjal yang ada.

Bagi penderita penyakit ginjal asupan gizi harus seimbang, harus melakukan
aktivitas fisik yang cukup. Selain itu, kebiasaan kecil dari gaya hidup, seperti kurang
minum, dan menahan buang air kecil juga dapat memicu kerusakan fungsi ginjal.
Penderita gagal ginjal hidup dengan metabolisme tubuh yang tidak lagi sempurna.
Mereka kehilangan kemampuan membuang sampah dalam tubuh yang menyebabkan
penumpukan toksin seperti urea, kreatinin. Akibatnya penderita dapat mengalami
sesak nafas, mual, muntah, tubuh bengkak, hipertensi bahkan kematian mendadak.
Namun hal utama yang harus diperhatikan adalah menjaga asupan air yang
dikonsumsi. Terutama untuk penderita penyakit Gagal Ginjal Kronis yang tidak boleh
mengonsumsi air terlalu banyak.
B. Tujuan
1. Untuk mengetahui tentang pengertian penyakit ginjal
2. Lebih memahami nutrisi yang dibutuhkan oleh penderita penyakit ginjal
3. Untuk mengetahui tentang pengertian diet
4. Mengetahui dan memahami jenis diet yang dibutuhkan bagi penderita penyakit
ginjal

C. Metode
Data-data yang dipergunakan dalam penyusunan makalah ini berasal dari berbagai
literatur kepustakaan yang berkaitan dengan permasalahan yang dibahas. Jenis
referensi utama yang digunakan adalah artikel ilmiah yang bersumber dari internet.
Metode penulisan bersifat studi pustaka. Penulisan diupayakan saling terkait antar
satu sama lain dan sesuai dengan topik yang dibahas.
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian Penyakit Gagal Ginjal


Ginjal merupakan organ penting bagi tubuh kita yang berada pada rongga
perut, bentuknya seperti sepasang kacang merah, letaknya dipunggung bawah
dibawah tulang rusuk. Ginjal mempunyai fungsi yang sangat penting bagi tubuh,
Ginjal menyaring darah dan membuang “sampah” tubuh (makanan, obat-obatan dan
bahan kimia lainnya), menghasilkan hormon serta enzim yang dapat mengendalikan
tekanan darah (renin), penyeimbang elektrolit dalam tubuh (Natrium, Kalium,
Potasium), penyeimbang kadar air didalam tubuh, bila berlebih ginjal akan membuang
cairan dalam bentuk urin , memproduksi hormon eritropoetin yang menghasilkan sel
darah merah serta menjaga tulang tetap kuat (menghasilkan senyawa aktif Vitamin
D). Akibat suatu hal ginjal dapat mengalami ganguan fisiologis, salah satunya adalah
gagal ginjal.
Gagal ginjal dapat terjadi secara langsung (akut) atau dalam jangka waktu
yang lama (kronis). Gagal ginjal akut terjadi akibat penurunan fungsi glomerular dan
tubular yang terjadi secara mendadak, berakibat pada kegagalan ginjal untuk
mengekresikan produk sisa nitrogen dan menjaga homeostasis cairan dan elektrolit.
Gagal ginjal akut (GGA) merupakan kondisi fungsi ginjal mengalami
perubahan dalam waktu singkat yaitu beberapa jam sampai beberapa minggu,
gangguan ini bersifat reversible atau dapat kembali normal apabila ditanggani dengan
cepat dan baik. Gagal ginjal akut biasanya disebabkan oleh berkurangnya aliran darah
ke ginjal misalnya pada kondisi kekurangan cairan (dehidrasi) pada diare atau pada
pasien luka bakar, kekurangan volume darah misalnya pada pasien perdarahan, pasien
dalam keadaan penyakit infeksi pada ginjal, obat-obatan misalnya penggunaan obat
antinyeri yang berlebihan, dan penumpukan zat kimia yang berlebih di dalam tubuh
(misalnya, logam berbahaya atau alkohol). Selain itu, gagal ginjal akut juga dapat
disebabkan karena tersumbatnya urin yang akan keluar misalnya karena batu ginjal,
batu di kandung kemih, dan pembesaran prostat pada pria.
Gagal ginjal kronis (GGK) adalah kondisi saat fungsi ginjal mulai menurun
secara bertahap. Gagal ginjal kronis disebut juga sebagai kerusakan ginjal dapat
berupa kelainan jaringan, komposisi darah, dan urine atau tes pencitraan ginjal, yang
dialami lebih dari tiga bulan. GGK umumnya tidak menimbulkan gejala, sehingga
membuat pengidap penyakit ini biasanya tidak menyadari gejalanya. GGK stadium
lanjut umumnya mengalami beberapa gejala, seperti sesak napas, mual, kelelahan,
mengalami pembengkakan pergelangan kaki, kaki, atau tangan karena terjadi
penumpukan cairan pada sirkulasi tubuh, sesak napas, serta munculnya darah dalam
urine.
Pada pasien dengan penyakit ginjal kronik, klasifikasi stadium ditentukan oleh
nilai laju filtrasi glomerulus, yaitu stadium yang lebih tinggi menunjukkan nilai laju
filtrasi glomerulus yang lebih rendah, seperti terlihat pada tabel 2. Klasifikasi tersebut
membagi penyakit ginjal kronik dalam lima stadium.

Tabel Laju Filtrasi Glomerulus dan Stadium Penyakit Ginjal Kronik

Stadium Fungsi Ginjal Laju Filtrasi Glomerulus


(ml/menit/1,73m2)
Risiko Meningkat Normal > 90 (Terdapat faktor risiko)
Stadium 1 Normal / meningkat > 90 (Terdapat kerusakan
ginjal, proteinuria)
Stadium 2 Penurunan ringan 60 – 89
Stadium 3 Penurunan sedang 30 – 59
Stadium 4 Penurunan berat 15 – 29
Stadium 5 Gagal ginjal Kurang lebih

2. Kebutuhan Nutrisi Pada Pasien Penyakit Gagal Ginjal


A. Kalori
Tubuh mendapatkan energi dari makanan dan minuman. Kalori diperoleh dari
protein, karbohidrat, dan lemak dalam diet. Kalori yang dibutuhkan oleh tubuh
tergantung pada usia, jenis kelamin, berat badan dan aktivitas yang dilakukan.
Kebutuhan kalori pada pasien penyakit ginjal berdasar umur kurang dari 60 tahun
sekitar 30 sampai 35 Kkal/kgBB/hari. Sedangkan kebutuhan kalori pada pasien
penyakit ginjal dengan umur diatas 60 tahun sekitar 35 Kkal/kgBB/hari
Kebutuhan kalori ini juga dapat disesuaikan dengan berat badan yang ideal atau
yang diinginkan. Beberapa pasien perlu pembatasan asupan kalori, namun ada
juga pasien yang membutuhkan asupan kalori yang lebih banyak.
B. Protein
Protein merupakan salah satu molekul pembangun tubuh. Tubuh
membutuhkan protein untuk bertumbuh, penyembuhan luka dan daya tahan tubuh.
Asupan protein yang tidak sesuai, baik kurang ataupun berlebihan dapat memicu
timbulnya gangguan kesehatan.
Oleh karena itu, pada pasien ginjal, kebutuhan protein sangat diatur dan
disesuaikan dengan stadium penyakitnya. Kebutuhan protein pada pasien penyakit
ginjal tanpa dialisis ( pre-dialisis) yakni sekitar 0,4-0,6 g/kgBB/hari. Pada
penyakit ginjal setelah menjalani dialisis sekitar 1-1,6 g/kgBB/hari.
Berdasarkan beberapa literatur, untuk mencukupi kebutuhan protein pada
pasien ginjal, dapat diperoleh dari sumber makanan yang tinggi protein seperti
seperti daging merah, ayam, ikan dan telur; sedangkan makanan yang rendah
protein adalah roti, nasi, gandum, buah-buahan dan sayur-sayuran.
C. Karbohidrat
Karbohidrat merupakan sumber energi yang mudah digunakan oleh tubuh.
Sumber karbohidrat yang baik bagi kesehatan antara lain buah-buahan dan sayur-
sayuran. Sedangkan sumber karbohidrat yang kurang baik bagi kesehatan antara
lain gula, madu, minuman bersoda dan minuman dengan pemanis lainnya.
Beberapa karbohidrat juga mengandung kalium dan fosfor dalam kadar yang
tinggi, dimana pada pasien ginjal, kebutuhan mineral tersebut sangat dibatasi.
Perlu berhati-hati dalam mengkonsumsi karbohidrat pada pasien penyakit ginjal
yang disertai dengan diabetes, dan direkomendasikan untuk mengkonsumsi jenis
karbohidrat yang kompleks karena karbohidrat kompleks akan dicerna dan diserap
perlahan-lahan sehingga tidak cepat meningkatkan kadar gula darah.
Hal-hal yang harus diperhatikan terkait dengan asupan karbohidrat
 Makan di jam yang sama setiap harinya untuk menjaga kadar gula darah
tetap stabil
 Jumlah karbohidrat yang dikonsumsi disarankan dalam jumlah yang sama
 Makan setiap 3-4 jam sekali
 Jangan melewatkan/ skip jadwal makan
D. Lemak
Asupan lemak dapat menghasilkan energi untuk tubuh dan membantu penggunaan
beberapa vitamin yang terkandung di dalam makanan. Akan tetapi, asupan lemak
yang berlebihan memicu terjadinya kenaikan berat badan dan penyakit jantung.
Berdasarkan tingkat kejenuhannya, lemak dibedakan menjadi lemak jenuh dan
tidakjenuh.
Pada pasien ginjal disarankan untuk mengkonsumsi lemak jenuh dalam jumlah
yang rendah. Contoh makanan yang mengandung lemak jenuh adalah mentega,
lemak daging dan lain sebagainya. Pasien juga disarankan untuk mengkonsumsi
lemak tidak jenuh dalam jumlah yang tinggi karena lemak tidak jenuh selain tidak
menyebabkan kolesterol, juga mempunyai efek anti radang dan meningkatkan
sistem imun. Contoh makanan yang mengandung lemak tidak jenuh adalah
minyak zaitun, minyak jagung dan minyak kedelai.

3. Pengertian Diet
Diet adalah sebuah metode yang mengatur asupan makanan dan minuman
yang masuk ke dalam tubuh, guna mencapai atau menjaga berat badan yang
terkontrol. Perlu diketahui, pengertian diet bagi setiap orang berbeda-beda karena
setiap orang memiliki tujuan masing-masing dalam melakukan diet.
Pada beberapa kasus, ada orang yang menjalani diet demi menjaga kesehatan
tubuhnya, akan tetapi ada juga orang yang menjalankan diet karena menderita
penyakit tertentu, dan ada juga mereka yang melakukan diet karena memang berat
badannya sudah berlebihan.
Diet yang dilakukan untuk menjaga kesehatan biasanya dilakukan oleh
penderita diabetes, darah tinggi, ginjal, jantung, asam urat, dan penderita penyakit
lainnya yang diharuskan melakukan diet. Selain itu, diet juga biasanya dilakukan oleh
ibu hamil dan ibu menyusui.
Sedangkan, diet yang dilakukan bertujuan untuk mendapatkan berat badan
ideal, mempunyai perbedaan cara dalam menurunkan berat badan bagi yang kelebihan
berat badan (obesitas) dan menaikkan berat badan bagi yang kurang atau belum
mancapai berat ideal. Diet juga biasa dilakukan oleh para atlet, biasanya mereka
mengikuti diet untuk menjaga berat badan sekaligus untuk menjaga bentut otot.
Program diet banyak macamnya dan setiap orang belum tentu akan sama
hasilnya dalam menerapkan program diet yang sama. Oleh karena itu, alangkah
baiknya sebelum Anda melakukan diet, konsultasikan dulu dengan dokter atau ahli
gizi. Cara diet yang sehat, di antaranya menuhi asupan cairan tubuh, asupan kalori
harian, serta mengkonsumsi buah dan sayur.
4. Diet Pada Penyakit Gagal Ginjal

1. Tujuan Diet
A. Gagal Ginjal Akut :
1. Memberikan makanan secukupnya tanpa memberatkan fungsi ginjal.
2. Menurunkan kadar ureum darah.
3. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Memperbaiki dan mempertahankan status gizi optimal dan mempercepat
penyembuhan.

B. Gagal Ginjal Kronis :

1. Mencapai dan mempertahankan status gizi optimal dengan memperhitungkan sisa


fungsi ginjal, agar tidak memberatkan kerja ginjal.
2. Mencegah dan menurunkan kadar ureum yang tinggi.
3. Mengatur keseimbangan cairan dan elektrolit.
4. Mencegah atau mengurangi progresivitas gagal ginjal, dengan memperlambat
penurunan laju filtrasi glomerulus.

C. Gagal Ginjal dengan Dialisis :

1. Mencegah defisiensi gizi serta mempertahankan dan memperbaiki status gizi, agar
pasien dapat melakukan aktivitas normal.
2. Menjaga keseimbangan cairan dan elektrolit.
3.  Menjaga agar akumulasi produk sisa metabolisme tidak berlebihan.

2. SYARAT DIET
A. Gagal Ginjal Akut :

1. Energi cukup untuk mencegah katabolisme, yaitu 25 – 35 kkal/kg BB.


2. Protein disesuaikan dengan katabolisme protein, yaitu 0,6 – 1,5 g/kgBB. Pada
katabolik ringan kebutuhan protein 0,6 – 1 g/kgBB, katabolik sedang 0,8 – 1,2
g/kgBB, dan katabolik berat 1 – 1,5 g/kgBB.
3. Lemak sedang, yaitu 20 – 30 % dari kebutuhan energi total, atau antara 0,5 – 1,5
g/kgBB. Untuk katabolisme berat dianjurkan 0,8 – 1,5 g/kgBB.
4. Karbohidrat sebanyak sisa kebutuhan energi setelah dikurangi jumlah energi yang
diperoleh dari protein dan lemak. Apabila terdapat hipertrigliseridemia, batasi
penggunaan karbohidrat sederhana atau gula murni.
5.  Natrium dan kalium batasi bila ada anuria.
6.  Cairan, sebagai pengganti cairan yang keluar melalui muntah, diare, dan urin + 500
ml.
7. Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan diberikan dalam bentuk formula
enteral atau parenteral. Bila diperlukan, tambahan suplemen asam folat, vitamin B6,
C, A dan K.

B.  Gagal Ginjal Kronis :

1. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB.


2. Protein rendah, yaitu 0,6 – 1,5 g/kgBB. Sebagian harus bernilai biologik tinggi.
3. Lemak cukup, yaitu 20 – 30 % dari kebutuhan energi total. Diutamakan lemak tidak
jenuh ganda.
4. Karbohidrat cukup, yaitu kebutuhan energi total dikurangi jumlah energi yang
diperoleh dari protein dan lemak.
5.  Natrium dibatasi apabila ada hipertensi, edema, asites, oliguria, atau anuria.
Banyaknya natrium yang diberikan antara 1 – 3 g.
6. Kalium dibatasi (40 – 70 mEq) apabila ada hiperkalemia (kalium darah > 5,5 mEq),
oliguria, atau anuria.
7.  Cairan dibatasi, yaitu sebanyak jumlah urin sehari ditambah pengeluaran cairan
melalui keringat dan pernafasan (± 500 ml).
8.  Vitamin cukup, bila perlu diberikan tambahan suplemen asam folat, vitamin B6, C,
dan D.

C. Gagal Ginjal dengan Dialisis :

1. Energi cukup, yaitu 35 kkal/kg BB ideal/hari pada pasien Hemodialisis (HD) maupun
Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis (CAPD). Pada CAPD diperhitungkan
jumlah energi yang berasal dari cairan dialisis. Bila diperlukan penurunan berat
badan, harus dilakukan secara berangsur (250 – 500 g/minggu) untuk mengurangi
risiko katabolisme massa tubuh tanpa lemak (Lean Body Mass).
2. Protein tinggi, untuk mempertahankan keseimbangan nitrogen dan mengganti asam
amino yang hilang selama dialisis, yaitu 1 – 1,2 g/kgBB ideal/hari pada HD dan 1,3
g/kgBB ideal/hari pada CAPD. 50% protein hendaknya bernilai biologik tinggi.
3. Lemak normal, yaitu 15 – 30 % dari kebutuhan energi total.
4.  Karbohidrat cukup, yaitu 55 – 75 % dari kebutuhan energi total.
5. Natrium diberikan sesuai dengan jumlah urin yang keluar/24 jam, yaitu :

 1 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tip ½ liter urin
(HD.
 1 – 4 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap ½ liter
urin (CAPD)

6. Kalium diberikan sesuai dengan jumlah urin yang keluar/24 jam, yaitu :

 2 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tip ½ liter urin
(HD)
 3 g + penyesuaian menurut jumlah urin sehari, yaitu 1 g untuk tiap ½ liter urin
(CAPD)

7.  Kalsium tinggi, yaitu 1000 mg/hari. Bila perlu diberikan suplemen kalsium.
8. Fosfor dibatasi, yaitu kurang lebih.
9. Cairan dibatasi, yaitu jumlah urin/24 jam ditambah 500 – 750 ml.
10. Bila kemampuan untuk makan rendah, makanan diberikan dalam bentuk formula
enteral atau parenteral. Bila diperlukan, tambahan suplemen terutama vitamin larut air
seperti asam folat, vitamin B6, dan C.

3. JENIS DIET DAN INDIKASI PEMBERIAN

 Gagal Ginjal Akut

Jenis diet yang diberikan adalah :


1). Diet gagal ginjal akut lunak
2). Diet gagal ginjal akut cair
Apabila pasien makan per-oral, semua bahan makanan boleh diberikan ; batasi
penambahan garam apabila ada hipertensi, edema, dan asites, serta batasi makan sayur dan
buah tinggi kalium bila ada hiperkalemia.

Tabel Bahan Makanan Sehari Untuk ARF dengan Katabolik Ringan, BBI 60 kg
Bahan Makanan berat (g) Urt
Beras 150 3 gls tim
telur ayam 50 1 Btr
Ayam 50 1 ptg sdg
Ikan 50 1 ptg sdg
Tempe 25 1 ptg sdg
1
Tahu 50 /2 bh bsr
sayuran 150 11/2 Gls
Buah 300 3 ptg sdg pepaya
minyak 25 21/2 Sdm
gula pasir 40 4 Sdm
Madu 30 3 Sdm
Susu 200 1 Gls
kue RP*) 100 2 Porsi

Nilai Gizi
Energi 1801kkal Besi 17,1mg
Protein 51g (11% energi total) Vitamin A 26449RE
Lemak 58g (28% energi total) Tiamin 1mg
Karbohidrat 286g (61% energi total) Vitamin C 245mg
Kalsium 623mg

Pembagian Bahan Makanan Sehari


Pukul 10.00 Pukul 16.00
Kue RP 50 g = 1porsi kue RP 10 g = 1porsi
Gula Pasir 10 g = 1sdm gula pasir 10 g = 1sdm
pukul 21.00
Gula pasir 10 g = 1 sdm

 Gagal Ginjal Kronis

Ada tiga jenis diet yang diberikan menurut berat badan pasien, yaitu:
1). Diet Protein Rendah I : 30 g protein. Diberikan pada pasien dengan berat badan 50 kg.
2). Diet Protein Rendah II : 35 g protein. Diberikan pada pasien dengan berat badan 60
kg.
3). Diet Protein Rendah III : 40 g protein. Diberikan pada pasien dengan berat badan 65
kg.
Karena kebutuhan gizi pasien penyakit ginjal kronik sangat tergantung pada keadaan dan
berat badan perorangan, maka jumlah protein yang diberikan dapat lebih tinggi atau lebih
rendah daripada standar. Mutu protein dapat ditingkatkan dengan memberikan asam
amino essensial murni.

Tabel 6. Bahan Makanan Sehari GGK


Bahan 30 g protein 35 g protein 40 g protein
berat berat
Makanan (g) urt berat (g) urt (g) urt
2 gls
Beras 100 11/2 gls nasi 150 2 gls nasi 150 nasi
telur ayam 50 1 btr 50 1 btr 50 1 btr
1 ptg
Daging 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg 75 sdg
sayuran 100 1 gls 150 11/2 gls 150 11/2 gls
2 ptg
pepaya 200 2 ptg sdg 200 2 ptg sdg 200 sdg
minyak 35 31/2 sdm 40 4 sdm 40 4 sdm
gula pasir 60 6 sdm 80 8 sdm 100 10 sdm
susu
bubuk 10 2 sdm 150 3 sdm 20 4 sdm
kue RP*) 150 2 sdm 150 3 porsi 150 3 porsi
Madu 20 2 sdm 20 2 sdm 30 3 sdm
agar-agar 1 porsi 1 porsi 1 porsi

Tabel. Nilai Gizi


30 g protein 35 g protein 40 g protein
Energi (kkal) 1729 2086 2265
Protein (g) 30 35 41
Lemak (g) 57 70 75
Karbohidrat (g) 263 327 356
Kalsium (mg) 262 336 385
Besi (mg) 10 11 11.7
Vitamin A (RE) 27403 32999 33085
Tiamin (mg) 0.4 0.5 0.5
Vitamin C (mg) 182 191 192
Fosfor (mg) 497 623 702
Natrium (mg) 195 216 275
Kalium (mg) 1277 1387 1590

Pembagian Bahan Makanan Sehari


Diet Rendah Protein 40
Pagi Siang
Beras 50 g = 3/4 gls nasi Beras 50 g = 3/4 gls nasi
telur ayam 50 g = 1 btr Daging 50 g = 1 ptg sdg
sayuran 50g =1/2 gls Sayuran 50 g = 1/2 gls
minyak 10 g = 1 sdm Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
gula pasir 10 g = 1 sdm Minyak 15 g = 11/2 sdm
madu 30 g = 3 sdm gula pasir 20 g = 2 sdm
susu bubuk 20 g = 4 Sdm
Pukul 10.00/21.00 Malam
Kue RP 50 g = 1 porsi Beras 50 g = 3/4 gls nasi
gula pasir 20 g = 2 sdm Ayam 25 g = 1 ptg kcl
Sayuran 50 g = 1/2 gls
Pukul 16.00 Pepaya 100 g = 1 ptg sdg
Kue RP 50 g = 1 porsi minyak ikan 15 g = 11/2 sdm
gula pasir 10 g = 1 sdm gula pasir 20 g = 2 sdm

Tabel. Bahan Makanan yang dianjurkan dan tidak Dianjurkan


Bahan Makanan Dianjurkan Tidak Dianjurkan/Dibatasi
nasi, bihun, jagung, kentang,
makaroni, mi, tepung-tepungan,
Sumber singkong, ubi, selai, madu,
karbohidrat permen

kacang-kacangan dan hasil


olahannya
Sumber protein telur, daing, ikan , ayam, susu seperti tempe dan tahu
minyak jagung, minyak kacang
tanah, minyak kelapa sawit, kelapa, santan, minyak kelapa;
minyak margarin, mentega biasa dan
kedelai; margarin dan mentega lemak
Sumber lemak rendah garam Hewan
semua sayuran dan buah, kecuali
pasienn dengan hiperkalemia
Sumber vitamin dianjurkan yang mengandung sayuran dan buah tinggi kalium
dan kalium rendah/sedang pada
Mineral pasien dengan hiperkalemia

Berikut menu makanan yang direkomendasikan oleh Kementerian Kesehatan RI untuk pasien


gagal ginjal kronik. Menu berikut ini memiliki nilai gizi yaitu energi 2.030 kkal, protein 40
gram, lemak 60 gram, dan kalori harian 336 gram.

Pagi

 100 gram nasi (¾ gelas)


 75 gram telur balado (1 butir kecil)
 40 gram madu (2 sachet)
 20 gram susu (4 sdm)
 13 gram gula (1 sdm)

Pukul 10.00

 50 gram kue talam (1 porsi)


 Teh
 13 gram gula (1 sdm)

Siang

 150 gram nasi (1 gelas)


 50 gram daging sapi (1 potong sedang)
 50 gram setup buncis wortel (½ gelas)
 100 gram setup nanas (1 potong)

Pukul 16.00

 50 gram puding (1 potong sedang)


 3 sdm fla

Sore

 150 gram nasi (1 gelas)


 40 gram ayam panggang (1 potong sedang)
 50 gram cap cay goreng (½ gelas)
 100 gram pepaya (1 potong

 Gagal Ginjal dengan Dialisis

Diet pada dialisis bergantung pada frekuensi dialisis, sisa fungsi ginjal, dan ukuran badan
pasien. Diet untuk pasien dengan dialisis biasanya harus direncanakan perorangan.
Berdasarkan berat badan dibedakan 3 jenis diet dialisis:
1. Diet dialisis I, 60 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan ± 50 kg
2. Diet dialisis II, 65 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan ± 60 kg
3. Diet dialisis III, 70 g protein. Diberikan kepada pasien dengan berat badan ± 65 kg
Atau secara spesifik menyatakan kebutuhan gizi perorangan ( termasuk kebutuhan natrium
dan cairan).

Tabel Bahan Makanan Sehari


Bahan 60 g protein 65 g protein 70 g protein
berat
Makanan berat (g) Urt berat (g) urt (g) Urt
Beras 200 3 gls nasi 200 3 gls nasi 220 31/4 gls nasi
Maizena 15 3 sdm 15 3 sdm 15 3 sdm
telur ayam 50 1 btr 50 1 btr 50 1 btr
Daging 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg 75 1 ptg bsr
Ayam 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg
Tempe 75 3 ptg sdg 100 4 ptg sdg 100 4 ptg sdg
Sayuran 200 1 gls 200 2 gls 200 2 gls
Pepaya 300 3 ptg sdg 300 3 ptg sdg 300 3 ptg sdg
Minyak 30 3 sdm 30 3 sdm 30 3 sdm
gula pasir 50 5 sdm 50 5 sdm 50 5 sdm
susu
bubuk 10 2 sdm 10 2 sdm 10 2 sdm
1 1 1
Susu 100 /2 gls 100 /2 gls 100 /2 gls

Tabel Nilai Gizi


60 g protein 65 g protein 70 g protein
Energi (kkal) 2002 2039 2127
Protein (g) 62 (12% energi total) 67 (13% energi total) 72 (13% energi total)
Lemak (g) 67 (30% energi total) 68 (30% energi total) 72 (30% energi total)
Karbohidrat (g) 290 (58% energi total) 293 (57% energi total) 301 (57% energi total)
Kalsium (mg) 547 579 583
Besi (mg) 21,5 24 24,8
Fosfor (mg) 917 957 1010
Vitamin A (RE) 38630 38643 38A652
Tiamin (mg) 0,8 0,8 0,8
Vitamin C (mg) 254 254 254
Natrium (mg) 400 400 423
Kalium (mg) 2156 2156 2288

Tabel . Pembagian Bahan Makanan Sehari

Waktu dan 60 g protein 65 g protein 70 g protein


berat berat berat
Bahan Makanan (g) urt (g) urt (g) urt
3 3 3
Pagi Beras 50 /4 gls nasi 50 /4 gls nasi 60 /4 gls nasi
telur ayam 50 1 btr 50 1 btr 50 1 btr
1 1 1
Sayuran 50 /2 gls 50 /2 gls 50 /2 gls
gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm 10 1 sdm
Minyak 10 1 sdm 10 1 sdm 10 1 sdm

Pukul susu bubuk 10 2 sdm 10 2 sdm 10 2 sdm


10,00 gula pasir 10 1 sdm 10 1 sdm 10 1 sdm
pepaya 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg

Siang beras 75 1 gls nasi 75 1 gls nasi 75 1 gls nasi


daging 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg 75 1 ptg bsr
tempe 25 1 ptg sdg 50 2 ptg sdg 50 2 ptg sdg
3 3 3
sayuran 75 /4 gls 75 /4 gls 75 /4 gls
pepaya 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg
minyak 10 1 sdm 10 1 sdm 10 1 sdm

Pukul maizena 15 3 sdm 15 3 sdm 15 3 sdm


1 1 1
16,00 susu 100 /2 gls 100 /2 gls 100 /2 gls
gula pasir 30 3 sdm 30 3 sdm 30 3 sdm

Mala
m beras 75 1 gls nasi 75 1 gls nasi 75 1 gls nasi
ayam 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg 50 1 ptg sdg
tempe 50 2 ptg sdg 50 2 ptg sdg 50 2 ptg sdg
3 3 3
sayuran 75 /4 gls 75 /4 gls 75 /4 gls
pepaya 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg 100 1 ptg sdg
1 sdm
minyak 10 1 sdm 10 1 sdm 10

BAB III

KASUS

1.    ASSESMEN GIZI

A. ANAMNESIS

1. Identitas Pasien

Nama : Ny J Tanggal Masuk : 3 Mei 2017


Umur :  49 tahun Tanggal Kasus :  3 Mei 2017 sd 7 Mei 2017
Agama : Islam Diagnosis medis : CKD Inefektif Perfusi Jaringan Ginjal

2.  Berkaitan Dengan Riwayat Penyakit

Keluhan Utama Mual, kerongkongan sakit dan kering, pusing, kejang,


sakit bagian ulu hati, bahu sakit
Riwayat Penyakit Sekarang Sakit ginjal kronis, keluhan pusing dan sakit
dikerongkongan dan bahu
Riwayat Penyakit Dahulu Lutut sakit karena asam urat tinggi
Riwayat Penyakit Keluarga -

3. Berkaitan dengan Riwayat Gizi


Data sosio ekonomi Penghasilan : <1000.000
Jumlah anggota keluarga : 3
Aktifitas fisik Jam kerja : 6-8 jam       Jenis olahraga : tidak ada      
Alergi makan Makanan :-                    Jenis diet khusus : -
Masalah gastrointestinal Nyeri ulu hati : +             Mual :+
Perubahan pengecapan/ penciuman :+
Penyakit kronik Jenis penyakit :-  Modifikasi diet :-
Kesehatan mulut Sulit menelan :- Stomatitis :- Gigi lengkap : +
Pengobatan Riwayat pengobatan ginjal alternatif 1 tahun yang lalu
Perubahan berat badan Berkurang : 5 kg   tidak disengaja        Selama : ±1
bulan
Mempersiapkan makanan menyiapkan : masak sendiri Fasilitas kompor, lemari
Pola makan Pasien biasa makan 3 x/hari
Makanan pokok : Nasi 3x sehari @1 centong (100 gr) ,
Lauk hewani : ayam 1x seminggu @1 potong (50 gr),
ikan asin 1x seminggu @1 potong (50 gr)
Lauk nabati : tahu 1-2x sehari @2 potong kecil (100 gr),
tempe 1-2x sehari @2 potong (50 gr)
Sayur : kangkung 2x sehari @3 sendok makan (30 gr),
terong 2-3x seminggu @3 sendok makan (30 gr),
kacang panjang 3-4x seminggu @3 sendok makan (30
gr), sering ditumis
Buah : pisang 3-4x seminggu @1 buah (50 gr), pepaya
1x seminggu @1 potong (100 gr), jeruk 1x seminggu
@1 buah (80 gr)
Snack : keripik 3-4x seminggu @1 plastik kecil (50 gr),
gorengan 2-3x seminggu @2 buah  (50 gr)
Minuman : air putih setiap hari, sangat jarang
mengkonsumsi teh dan kopi
Suka makanan asin

Secara kuantitatif, rata-rata asupan sehari pasien


dibandingkan kebutuhan adalah sebagai berikut :
Energi : 1027 kkal (58,9%)
Protein : 36 gr (90,5%)
Lemak : 39,4 gr (81,4%)
Karbohidrat :138,3 gr (48,2%)
           

B.   ANTROPOMETRI

Panjang ulna TB Estimasi BBI LILA


23,3 cm 149,77 cm 49,77 kg 20,5 cm

TB estimasi berdasarkan panjang ulna

TBest = 66,37 + 3,5796 x PU

           = 66,37 + 3,5796 x 23,3

           =  149,77 cm

BBI = TB-100

        = 149,77-100

        = 49,77 kg

Kesimpulan :

Status gizi berdasarkan persentil LILA

Status Gizi = LILA Aktual/LILA Persentil x 100%

                    = 20,5/29,9 x 100%

                    = 68,5%

Berdasarkan data persentil LLA, pasien termasuk status gizi buruk. Dalam kasus ini, pasien
hanya dapat diukur panjang ulna dan LLA, dikarenakan kondisi yang sangat lemas.
Pengukuran LILA dapat melihat perubahan pada masa otot sehingga bermanfaat untuk
mendiagnosis saat kekurangan gizi (Gibson, 2005).

C.     BIOKIMIA
Pemeriksaan Darah Nilai Normal Awal Masuk RS Keterangan
Monosit 0,04-0,06 0,430 Tinggi
Eosinofil 0,01-0,03 0,084 Tinggi
Basophil 0,004-0,01 0,039 Tinggi
RBC 3,8-5,8 106/mm3 3,45 106/mm3 Rendah
Hemoglobin 12-16 g/Dl 9,27 g/dL Rendah
Hematokrit 36-46 % 27,1 % Rendah
MCV 80-90 fL 78,6 fL Rendah
MCH 27-31 pg 26,9 pg Rendah
MCHC 0,32-0,36 g/dL 34,2 g/dL Tinggi
RDW 11,6-14,4% 11,2% Rendah
MPV 6,5-11 µm3 5,33 µm3 Rendah
Kalium 3,5-5 mmol/L 5,4 mmol/L Tinggi
Natrium 135-150 mmol/L 107 mmol/L Rendah
Kreatinin 0,5-1,5 mg/dL 8,35 mg/dL Tinggi
BUN 5-25 mg/dL 80,6 mg/dL Tinggi
Klorida 95-105 mmol/L 75 mmol/L Rendah

Tes Klirens Kreatinin = (140-U)x BBI/72 x kreatinin}x0,85 (Perempuan)                               

                                     =     6,39

TKK Keterangan
75 – 100 Hilangnya fungsi cadangan ginjal
25 – 75 Insufisiensi ginjal
5 - 25 Gagal ginjal kronik
<5 Gagal ginjal terminal

Kesimpulan :

Peningkatan kalium, kreatinin dan BUN serta penurunan kadar hematokrit mengindikasikan


kegagalan ginjal akut ataupun kronis. Dari kadar kreatinin, dihitung angka Tes Klirens
Kreatini (TKK) dan diperoleh sebesar 6,39, yang menandakan terjadi gagal ginjal
kronik. Peningkatan MCHC menandakan terjadinya anemia defisiensi zat besi, yang
diperkuat dengan kadar hemoglobin, MCV, dan MCH yang rendah. Kadar natrium dan
klorida yang rendah dapat terjadi karena adanya diet rendah natrium atau diet rendah garam
(Wahyuningsih, 2013).
D.   PEMERIKSAAN FISIK
KLINIS                                                                                                                                        

1. Kesan umum : Lemah, Compos Mentis

2. Vital sign :

Nilai Normal Hasil Pemeriksaan Keterangan


Tekanan darah 120/80 mmHg 150/90 mmHg Tinggi
Respirasi 18-20x/menit 22 x /menit Tinggi
80-100 x
Nadi 98 x/menit Normal
menit
Suhu 36,5 oC 37 oC Tinggi

E.     Dietary

Hasil recall 24 jam diet     : Rumah Sakit

Tanggal                            : 3 Mei 2017

Diet RS                            : Rendah Protein Rendah Garam II Rendah Kalium

Implementasi Energi (kkal) Protein (g) Lemak (g) Karbohidrat (g)


Asupan oral 872,7 25,2 28,8 129,2
Standar RS 1537 55,8 44,4 222,1
% Asupan 56,77% 45,1% 64,8% 58,1%

Kesimpulan :

Berdasarkan hasil recall 24 jam, diketahui asupan energi, protein, lemak dan karbohidrat
pasien inadekuat, yaitu <80% dibandingkan standar rumah sakit. Hal ini dimungkinkan
karena adanya kondisi mual, nyeri ulu hati dan perubahan indra pengecapan yaitu ludah
terasa pahit.

F. Terapi Medis

Jenis Obat Fungsi Interaksi dengan Solusi


Zat Gizi
Ranitidin Menurunkan kadar Menyebabkan Mengkonsumsi
asam lambung yang konstipasi, muntah, makanan lunak
berlebihan dan sulit menelan dan makanan
berserat
Ondansentron  Mencegah dan Menyebabkan Mengkonsumsi
mengobati mual dan konstipasi makanan berserat
muntah dan awasi
keadaan
konstipasi
Viccilin Mengobati infeksi Menyebabkan mual Mengkonsumsi
akibat bakteri seperti dan muntah makanan lunak,
gonore, infeksi kulit dalam porsi kecil
dan infeksi saluran dan sering, serta
kemih mengkonsumsi
antimual

DIAGNOSIS GIZI

(NI-2.1) Asupan oral inadekuat berkaitan dengan gangguan fungsi ginjal dan efek samping
pemberian obat dibuktikan oleh mual, perubahan indra pengecapan (ludah terasa pahit) dan
hasil recall 24 jam <80%, yaitu asupan energi 59,2%, asupan protein 65,5%, asupan lemak
71,1% dan asupan karbohidrat 55%.

(NI-5.4) Penurunan kebutuhan protein, kalium dan natrium berkaitan dengan gangguan
fungsi ginjal dibuktikan oleh hasil laboratorium kreatinin tinggi (8,35 mg/dL), BUN tinggi
(80,6 mg/dL), kadar kalium tinggi (5,4 mmol/L) dan tekanan darah tinggi (150/90 mmHg).

(NB-1.1) Kurangnya pengetahuan tentang makanan dan gizi berkaitan dengan keterbatasan
informasi mengenai makanan dan gizi dibuktikan oleh kebiasaan mengkonsumsi makanan
asin dan belum pernah mendapatkan konsultasi gizi.

3.  INTERVENSI GIZI
A.     PLANNING

1.      Tujuan Diet :

a.  Memenuhi kebutuhan gizi

b.  Memberikan makanan tanpa memberatkan kerja ginjal dan membantu menurunkan


tekanan darah

c.  Meningkatkan pengetahuan mengenai makanan dan gizi

2.      Syarat / Prinsip Diet

a.  Energi 35 kkal/ kg BB

b.  Protein 0,8 g/kg BB

c.  Lemak sedang 25% dari kebutuhan

d.  Karbohidrat cukup

e.  Garam rendah 1,25-3,75 gram/ hari

f.   Kalium rendah 40-70 mEq/hari

g.  Cairan diberikan sesuai jumlah urin yang dikeluarkan

h.  Bentuk makanan lunak, disesuaikan dengan daya terima

3.     Perhitungan kebutuhan energi dan zat gizi

a. Energi        

TBest = 149,77 cm

BBI =  49,77 kg

Energi = 35 kkal x BBI

            = 35 x 49,77

            = 1741,95 kkal
b.  Protein  = 0,8 gr /kg BBI                          

=  0,8 gr x 49,77

           = 39,8 gr

              =  159,3 kkal

c.  Lemak  = 25% x 1741,95 kkal                                          

= 435,5 kkal

= 48,38 gr

d.  Karbo   = 1741,95–159,3– 435,5  

= 1147,15 kkal

= 286,7 gr

e.    Natrium = 0,5-1,5 gr/ hari

= 1,25-3,75 gr garam/ hari

f.     Kalium = 40 – 70 mEq/hari

4.    Terapi Diet, Bentuk Makanan, Cara Pemberian dan Frekuensi

Terapi Diet : Rendah Protein 40, Rendah Garam II, Rendah Kalium, ekstra
Nephrisol

Bentuk makanan   : Lunak

Cara Pemberian    : Oral

Frekuensi               : 3x makan utama dan 2x selingan ditambah ekstra Nephrisol 1x


125 ml jam selingan pagi

5.      Rencana Monitoring dan Evaluasi


Yang diukur Pengukuran Evaluasi/ target
Antropometri  - - -
Biokimia  Ur, Kreatinin, BUN,Menyesuaikan Normal
dan Hb pemeriksaan
Fisik klinik Tekanan darah,Menyesuaikan Tekanan darah normal
lemas, pusing danpemeriksaan Lemas , pusing dan mual
mual berkurang
Asupan zatAsupan energi,Setiap hari Asupan >80%
gizi protein, lemak,
karbohidrat

Daya terima Daya terima baik

B.     IMPLEMENTASI

1.   Kajian Terapi Diet Rumah Sakit

  Jenis Diet/Bentuk Makanan/Cara Pemberian : RP RG II RK/ Lunak/ Oral

  Parenteral Nutrisi : -

Energi (kcal) Protein (g) Lemak (g) KH (g)

Standar Diet RS 1537 55,8 44,4 222,1

Kebutuhan 1741,95 39,8 48,38 286,7

% Standar/Kebutuhan 88,23 % 140,2% 91,77% 77,46%

            Pembahasan Diet RS :

  Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa standar diet RS berlebihan dalam memenuhi
kebutuhan protein, sedangkan kurang dalam memenuhi kebutuhan karbohidrat pasien.
Mangingat masih adanya gangguan gastrointestinal yang menyebabkan asupan makanan
pasien masih rendah, maka terapi diet perlu diubah supaya lebih sesuai dengan kondisi
pasien.
2.   Penerapan Diet Berdasarkan Rekomendasi

Pemesanan Diet :

Hari 1 : NT RP 40 RG II RK Eks Nephrisol 125 ml

Hari 2 : BB Lauk Saring RP 40 RG II RK Eks Nephrisol 125 ml

Hari 3 : BS RP 40 RG II RK Eks Nephrisol 125 ml

Pada hari pertama, pemesanan diet berbentuk nasi tim dengan rendah protein, rendah garam
dan rendah kalium dan ekstra nephrisol terkait dengan penyakit ginjal kronik. Namun pada
hari kedua nasi tim diganti bubur nasi dengan lauk saring dikarenakan asupan makanan yang
masih rendah. Kemudian dihari ketiga bubur nasi diganti dengan bubur saring karena asupan
pasien masih belum meningkat.

3.    Penerapan Konseling

Masalah gizi Tujuan Materi konseling Keterangan


Konseling Gizi
Asupan oralMemberi Mengedukasi keluarga pasienKonseling
inadekuat makanan sesuaisupaya pasien termotivasi untukSasaran :  pasien dan
kemampuan makan, walaupun sedikit terlebihkeluarga pasien
saluran cerna dahulu Waktu : 10 mei 2017
Tempat : Ruang
Menjelaskan kebutuhan makanTeratai A2 (Ruang
pasien sehari serta wakturawat pasien)
makannya untuk pedoman makanMetode : Tanya
pasien setelah pulang dari rumahjawab
sakit Media : Leaflet diet
Penurunan Memberikan Mengedukasi keluarga pasienrendah protein
kebutuhan makanan tanpaterkait pemillihan bahanyang sudah
protein memberatkan makanan yang rendah proteinmencantumkan data
kerja ginjal dan pemilihan sumber proteindiri pasien dan
dengan nilai biologis tinggi standar diet sehari
Penurunan Menurunkan Mengedukasi keluarga pasien
kebutuhan tekanan darah untuk membantu pasien
natrium mengurangi konsumsi makanan
berdasarkan
yang tinggi natrium setelah
kebutuhan pasien.
pulang dari rumah sakit

A.   Chronic Kidney Disease

Berdasarkan National Kidney Foundation (2002), chronic kidney disease (CKD) adalah


kerusakan pada fungsi atau struktur ginjal yang berlangsung lebih dari sama dengan 3 bulan,
dengan atau tanpa disertai penurunan Laju Filtrasi Glomerulus (LFG).
LFG atau disebut Glomerular Filtration Rate (GFR) merupakan ukuran untuk menilai
kemampuan fungsi ginjal yang dihitung dari kadar kreatinin dan kadar nitrogen urea (blood
urea nitrogen/BUN) di dalam darah. Kreatinin merupakan hasil metabolisme sel otot yang
terdapat di dalam darah kemudian dibuang melalui urin. Kadar kreatinin normal dalam darah
adalah 0,6-1,2 mg/dL, apabila fungsi ginjal menurun, kadar kreatinin di dalam darah akan
meningkat. LFG dihitung dari jumlah kreatinin yang menunjukkan kemampuan fungsi ginjal
menyaring darah dalam satuan ml/menit/1,73m2. Selain itu, CKD dapat pula didefinisikan
sebagai keadaan dimana LFG < 60 mL/menit/1,73 m2 selama lebih dari sama dengan 3 bulan
dengan atau tanpa disertai kerusakan ginjal.

Berdasarkan Price dan Wilson (2005), klasifikasi penyebab penyakit ginjal kronik adalah


sebagai berikut : penyakit infeksi tubulointerstitial; penyakit peradangan seperti
glomerulonefritis; penyakit vaskuler hipertensif; gangguan jaringan ikat sepert lupus
eritematosus sistemik; gangguan congenital dan herediter seperti penyakit ginjal polikistik;
penyakit metabolik seperti diabetes mellitus, gout, dan hiperparatiroidisme; nefropati
toksik akibat penyalahgunaan analgesi dan nefropati timah; nefropati obstruktif
seperti traktus urinarius bagian atas (batu/calculi, neoplasma, dan fibrosis), dan traktus
urinarius bawah (hipertropi prostat, striktur uretra, anomaly congenital leher vesika urinaria
dan uretra).

Manifestasi klinis penyakit ginjal kronis meliputi gambaran yang sesuai dengan penyakit
yang mendasari, sindrom uremia dan gejala kompikasi. Pada stadium awal, terjadi kehilangan
daya cadang ginjal dimana LFG masih normal atau justru meningkat. Kemudian terjadi
penurunan fungsi nefron yang progresif, ditandai dengan peningkatan kadar urea dan
kreatinin serum. Saat LFG sebesar 60%, pasien belum merasakan keluhan.
Ketika LFG sebesar 30%, baru terasa keluhan seperti badan lemah, nokturia, mual, nafsu
makan kurang, dan penurunan berat badan. Kemudia saat LFG di bawah 30%, pasien
menunjukkan gejala uremia seperti peningkatan tekanan darah, anemia, gangguan
metabolisme fosfor dan kalsium, mual, muntah, pruritus dan lain sebagainya. Pasien juga
mudah terkena infeksi dan rentan mengalami gangguan keseimbangan elektrolit dan air.
Pada LFG di bawah 15%, akan timbul gejala dan komplikasi serius (Suwitra, 2009).

Selain itu, manifestasi klinis penyakit ginjal kronis menurut Smeltzer (2001) antara lain


hipertensi akibat retensi cairan dan natrium dari aktivitas sistem renin - angiotensin –
aldosteron, perikarditis akibat iritasi pada lapisan perikardial oleh toksik, nyeri dada dan
sesak nafas akibat perikarditis, efusi pericardial, penyakit jantung koroner akibat
aterosklerosis yang timbul dini, dan gagal jantung akibat penimbunan cairan. Pasien penyakit
ginjal kronis juga mengalami anoreksia, mual, muntah, dan cegukan, kedutan otot, kejang,
edema akibat penimbunan cairan, perubahan tingkat kesadaran, dan tidak mampu
berkonsentrasi.

B.   Pengaturan Diet pada Chronic Kidney Disease

Pengaturan diet penyakit ginjal kronis bertujuan memenuhi kebutuhan gizi tanpa
memberatkan kerja ginjal. Energi yang diberikan untuk penyakit ginjal kronis sebesar 35
kkal/kg BB, dengan kebutuhan protein sesuai dengan kondisinya. Untuk pasien pre-
hemodialisis, kebutuhan protein sebesar 0,6-0,8 gr/kg BB, dengan syarat sebagian sumber
protein harus bernilai biologis tinggi. Sedangkan pada pasien hemodialisis dan CAPD
(Continous Ambulatory Peritoneal Dialysis), kebutuhan protein lebih tinggi untuk mengganti
protein yang hilang saat proses pembersihan racun dari darah. Kebutuhan proteinnya yaitu
sebesar 1,2 gr/kg BB untuk pasien hemodialisis dan 1,3 gr/kg BB untuk pasien CAPD.
Kebutuhan lemak, karbohidrat, dan vitamin cukup, sedangkan kebutuhan natrium dikurangi
jika ada hipertensi, asites, edema, oliguria, ataupun anuria. Begitupula kebutuhan kalium
dibatasi jika ada hiperkalemia, oliguria atau anuria. Cairan dibatasi sebanyak jumlah urin
yang keluar dalam sehari ditambah pengeluaran cairan melalui keringat dan pernafasan
kurang lebih 500 ml, jika terjadi oliguria atau anuria (Almatsier, 2006).

Terkait dengan hipertensi sebagai manifestasi klinis penyakit ginjal kronis, perlu mengurangi
asupan natrium dari garam. Pengurangan asupan garam bermanfaat untuk menghilangkan
retensi garam atau air dalam jaringan tubuh dan menurunkan tekanan darah pada hipertensi
(Gunawan, 2007). Diet rendah garam antara lain diet rendah garam I, yaitu hanya boleh
mengonsumsi kurang dari 0,5 gr natrium atau kurang dari 1,25 gr garam dapur per hari dan
diberikan kepada penderita dengan oedema, ascites, dan/atau hipertensi berat, diet rendah
garam II yaitu boleh mengonsumsi 0,5-1,5 gr natrium per hari, senilai dengan 1,25-3,75 gr
garam dapur dan diberikan kepada penderita dengan oedema, ascites, dan/atau hipertensi
tidak terlalu berat, dan diet rendah garam III yaitu boleh mengonsumsi 1,5-3 gr natrium per
hari, senilai dengan 3,75-7,5 gr garam dapur dan diberikan kepada penderita dengan oedema
dan/atau hipertensi ringan (Sheps, 2005 dan Gunawan, 2007).

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Penyakit ginjal adalah suatu keadaan abnormal dari ginjal akibat terganggunya fungsi
ginjal yang tidak dapat melakukan penyaringan secara lancar. Karena ginjal tidak dapat
melakukan kemampuanya untuk menghilangkan kelebihan garam, cairan dan bahan
limbah dari darah akibat suatu peradangan dan endapan-endapan tertentu.

Karena terganggunya fungsi ginjal ini dapat mengakibatkan ginjal tidak mampu
melakukan produksi urine secara baik. Kemudian terjadi adanya zat-zat yang tidak dapat
disaring, sehingga nantinya pada hasil urine akhir akan timbul zat-zat yang harusnya tidak
ada pada urin.

Penyebab penyakit ginjal antara lain peradangan, endapan batu, keracunan akibat obat
penahan nyeri berlebihan, kurangnya asupan mineral. Diet yang sangat baik hasilnya yaitu
diet rendah protein Jadi diet yang baik untuk penderita gagal ginjal kronis dan akut
sebaiknya :

1. Makanan yang dianjurkan: nasi, jagung, kentang, tepung-tepungan,


singkong,
madu, telur, daging ayam, ikan, minyak sawit, semua sayuran dan lain
sebagainya.

2. Makanan yang tidak dianjurkan : kacang-kacangan dan hasil olahannya


(tahu
dan tempe) kelapa santan, minyak kelapa, dan buah yang mengandung
tinggi kalium.

    

B. Saran

Diharapkan kepada mahasiswa/mahasiswi agar dapat mengetahui apa itu penyakit gagal
ginjal dan cara memberikan nutrisi yang sesuai dengan kebutuhan pasien

DAFTAR PUSTAKA

https://doktersehat.com/apakah-diet-itu/

https://id.wikipedia.org/wiki/Ginjal

https://www.prosehat.com/artikel/penyakit/apa-bedanya-gagal-ginjal-akut-dan-kronis

https://www.halodoc.com/kesehatan/gagal-ginjal-kronis

https://www.google.com/search?
q=tabel+laju+filtrasi+glomerulus+dan+stadium+penyakit+ginjal+kronis&safe=strict&source
=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=2ahUKEwjjsa7hueHnAhVnzTgGHZpKBRoQ_AUoAXoEC
AwQAw&biw=1366&bih=625#imgrc=Z8Kh0J1uWawD0M

https://www.sahabatginjal.com/pengobatan-ginjal/kebutuhan-kalori-karbohidrat-dan-lemak-
pada-pasien-ginjal-

https://www.alodokter.com/diet-untuk-penderita-gagal-ginjal

https://www.academia.edu/10778842/DIET_PADA_PENYAKIT_GINJAL
https://hellosehat.com/hidup-sehat/nutrisi/apa-itu-diet-rendah-protein/

https://diahnurulfathoni.blogspot.com/2018/03/asuhan-gizi-penyakit-ginjal-kronis.html

Anda mungkin juga menyukai