GAGAL GINJAL
Disusun Oleh
Kelompok 3
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan
karuniaNya penulis dapat menyelesaikan karya tulis ini. Pada mata kuliah
KEPERAWATAN KRITIS yakni pada materi yang akan dibahas yaitu
“ GAGAL GINJAL ”
Karya tulis ini disusun berdasarkan data-data yang diperoleh penulis. Penulis
menyusun karya tulis ini dengan bahasa yang mudah ditangkap oleh pembaca. Selain itu,
karya tulis ini juga berusaha untuk mengajak pembaca agar dapat memahami apa itu penyakit
GAGAL GINJAL.
Ngawi,September 2020
Penyusun
DAFTAR ISI
Halaman Judul.......................................................................................................... i
Kata Pengantar......................................................................................................... ii
Daftar Isi.................................................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN
A.Latar Belakang.......................................................................................... 1
B.Rumusan Masalah.............................................................................................. 2
C.Tujuan Penulisan................................................................................................ 2
BABII TINJAUANPUSTAKA
A. Definisi Gagal Ginjal ................................................................................ 3
B . Etiologi Gagal Ginjal................................................................ 3
C.Manifestasi Klinis Gagal Ginjal............................................................... 3
D.Patofisiologi Gagal Ginjal....................................................................... 4
E.Pathway Gagal Ginjal....................................................................... 5
F.Pemeriksaan Penunjang Gagal Ginjal.................................................... 5
G.Penatalaksaan Gagal Ginjal....................................................................... 5
H.Komplikasi Gagal Ginjal....................................................................... 6
A.Pengkajian........................................................................................................ 8
B.Diagnosa Keperawatan.................................................................................... ... 14
C. Perumusan diagnosa Keperawatan................................................................. ... 16
D.Prioritas Masalah.................................................................................... ...
16
E.Intervensi Keperawatan.................................................................................... ... 20
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan....................................................................................................... 23
PENDAHULUAN
A.Latar Belakang
Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal penyaringan
pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat kimia tubuh seperti
sodium dan kalium di dalam darah atau produksi urin.
Penyakit gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius
atau terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal ginjal
lebih sering dialami mereka yang berusia dewasa, terlebih pada kaum lanjut usia.
Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni gagal ginjal akut (acute renal
failure = ARF) dan gagal ginjal kronik (chronic renal failure = CRF). Pada gagal ginjal akut
terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari atau beberapa
minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan
kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat. Sedangkan pada gagal ginjal kronis,
penurunan fungsi ginjal terjadi secara perlahan-lahan. Sehingga biasanya diketahui setelah
jatuh dalam kondisi parah. Gagal ginjal kronik tidak dapat disembuhkan. Pada penderita
gagal ginjal kronik, kemungkinan terjadinya kematian sebesar 85 %.
B.Rumusan Masalah
C.Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah : Agar mahasiswa mampu
memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif pada pasien gagal ginjal.
BAB II
PEMBAHASAN
Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyaring dan
membuang zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan menjaga keseimbangan cairan serta
elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan kalium) dalam darah. Ginjal juga memproduksi
bentuk aktif dari vitamin D yang mengatur penyerapan kalsium dan fosfor dari makanan
sehingga membuat tulang menjadi kuat. Selain itu ginjal memproduksi hormon eritropoietin
yang merangsang sumsum tulang untuk memproduksi sel darah merah, serta renin yang
berfungsi mengatur volume darah dan tekanan darah.
Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya
secara normal. Pada kondisi normal, pertama-tama darah akan masuk ke glomerulus dan
mengalami penyaringan melalui pembuluh darah halus yang disebut kapiler. Di glomerulus,
zat-zat sisa metabolisme yang sudah tidak terpakai dan beberapa yang masih terpakai serta
cairan akan melewati membran kapiler sedangkan sel darah merah, protein dan zat-zat yang
berukuran besar akan tetap tertahan di dalam darah. Filtrat (hasil penyaringan) akan
terkumpul di bagian ginjal yang disebut kapsula Bowman. Selanjutnya, filtrat akan diproses
di dalam tubulus ginjal. Di sini air dan zat-zat yang masih berguna yang terkandung dalam
filtrat akan diserap lagi dan akan terjadi penambahan zat-zat sampah metabolisme lain ke
dalam filtrat. Hasil akhir dari proses ini adalah urin (air seni).
Gagal ginjal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau
terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri . Penyakit gagal ginjal
lebih sering dialami mereka yang berusia dewasa , terlebih pada kaum lanjut usia.Secara
umum, gagal ginjal adalah penyakit akhir dari serangkaian penyakit yang menyerang traktus
urinarius.
Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni gagal ginjal akut (acute renal
failure = ARF) dan gagal ginjal kronik (chronic renal failure = CRF). Pada gagal ginjal akut
terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari atau beberapa
minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan
kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat. Sedangkan pada gagal ginjal kronis,
penurunan fungsi ginjal terjadi secara perlahan-lahan. Proses penurunan fungsi ginjal dapat
berlangsung terus selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sampai ginjal tidak dapat
berfungsi sama sekali (end stage renal disease).
Gagal ginjal kronis dibagi menjadi lima stadium berdasarkan laju penyaringan
(filtrasi) glomerulus (Glomerular Filtration Rate = GFR) yang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini. GFR normal adalah 90 - 120 mL/min/1.73 m2.
72 x creatini serum
Penyebab gagal ginjal akut dapat dibedakan menjadi tiga kelompok besar, yaitu :
1.Penyebab pre renal, yakni berkurangnya aliran darah ke ginjal. Hal ini dapat disebabkan
oleh :
a.Hipovolemia (volume darah yang kurang), misalnya karena perdarahan yang hebat.
e.Gangguan aliran darah ke ginjal yang disebabkan sumbatan pada pembuluh darah
ginjal.
a.Sepsis: Sistem imun tubuh berlebihan karena terjadi infeksi sehingga menyebabkan
peradangan dan merusak ginjal.
d.Multiple myeloma.
a.Sumbatan saluran kemih (ureter atau kandung kencing) menyebabkan aliran urin
berbalik arah ke ginjal. Jika tekanan semakin tinggi maka dapat menyebabkan
kerusakan ginjal dan ginjal menjadi tidak berfungsi lagi.
b.Pembesaran prostat atau kanker prostat dapat menghambat uretra (bagian dari
saluran kemih) dan menghambat pengosongan kandung kencing.
d.Batu ginjal
d.Penyakit ginjal polikistik, kelainan bawaan di mana kedua ginjal memiliki kista multipel.
e.Penggunaan obat-obatan tertentu dalam jangka lama atau penggunaan obat yang bersifat
toksik terhadap ginjal.
f.Pembuluh darah arteri yang tersumbat dan mengeras (atherosklerosis) menyebabkan aliran
darah ke ginjal berkurang, sehingga sel-sel ginjal menjadi rusak (iskemia).
g.Sumbatan aliran urin karena batu, prostat yang membesar, keganasan prostat.
i.Infeksi HIV, penggunaan heroin, amyloidosis, infeksi ginjal kronis, dan berbagai macam
keganasan pada ginjal.
Keparahan tanda dan gejala bergantung pada bagian dan tingkat kerusakan ginjal,
kondisi lain yang mendasari, dan usia pasien.
1.Kardiovaskuler :
a.Pada gagal ginjal kronis mencakup hipertensi (akibat retensi cairan dan natrium dari
aktivasi system rennin-angiotensin-aldosteron)
c.Edema periorbital
2.Dermatologi/integument :
a.Rasa gatal yang parah (pruritis) dengan ekskoriasis akibat toksin uremik dan
pengendapan kalsium di pori-pori kulit.
3.Gastrointestinal :
a.Fetor uremik disebabkan oleh ureum yang berlebihan pada air liur diubah oleh bakteri di
mulut menjadi ammonia sehingga napas berbau ammonia. Akibat lain adalah timbulnya
stomatitis dan parotitis
f.Perdarahan dari saluran GI (gastritis erosive, ulkus peptic, dan colitis uremik)
4.Neurologi :
a.Ensefalopati metabolic. Kelemahan dan keletihan, tidak bias tidur, gangguan
konsentrasi, tremor, asteriksis, mioklonus, kejang
b.Konfusi
c.Disorientasi
f.Perubahan perilaku
g.Burning feet syndrome. Rasa kesemutan dan seperti terbakar, terutama di telapak kaki.
5.Muskuloskleletal :
a.Kram otot
c.Fraktur tulang
d.Foot drop
e.Restless leg syndrome. Pasien merasa pegal pada kakinya sehingga selalu digerakkan
6.Reproduksi :
a.Atrofi testikuler
b.Gangguan seksual: libido, fertilitas dan ereksi menurun pada laki-laki akibat produksi
testosterone dan spermatogenesis yang menurun. Sebab lain juga dihubungkan dengan
metabolic tertentu (seng, hormone paratiroid). Pada wanita timbul gangguan menstruasi,
gangguan ovulasi sampai amenore
7.Hematologi :
8.Endokrin :
a.Gangguan metabolism glukosa, resistensi insulin dan gangguan sekresi insulin. Pada
gagal ginjal yang lanjut (klirens kreatinin<15 mL/menit), terjadi penurunan klirens
metabolic insulin menyebabkan waktu paruh hormone aktif memanjang. Keadaan ini
dapat menyebabkan kebutuhan obat penurun glukosa darah akan berkurang.
9.Sistem lain :
a.Fase mula
Ditandai dengan penyempitan pembuluh darah ginjal dan menurunnya aliran darah
ginjal, terjadi hipoperfusi dan mengakibatkan iskemi tubulus renalis. Mediator vasokonstriksi
ginjal mungkin sama dengan agen neurohormonal yang meregulasi aliran darah ginjal pada
keadaan normal yaitu sistem saraf simpatis, sistem renin - angiotensin , prostaglandin ginjal
dan faktor faktor natriuretik atrial. Sebagai akibat menurunnya aliran darah ginjal maka akan
diikuti menurunnya filtrasi glomerulus.
b.Fase maintenance.
Pada fase ini terjadi obstruksi tubulus akibat pembengkaan sel tubulus dan akumulasi
dari debris. Sekali fasenya berlanjut maka fungsi ginjal tidak akan kembali normal walaupun
aliran darah kembali normal.Vasokonstriksi ginjal aktif merupakan titik tangkap patogenesis
gagal ginjal dan keadaan ini cukup untuk mengganggu fungsi ekskresi ginjal. Macam-macam
mediator aliran darah ginjal tampaknya berpengaruh. Menurunnya cardiac output dan
hipovolemi merupakan penyebab umum oliguri perioperative. Menurunnya urin
mengaktivasi sistem saraf simpatis dan sistem renin - angiotensin. Angiotensin merupakan
vasokonstriksi pembuluh darah ginjal dan menyebabkan menurunnya aliran darah ginjal.
Pada gagal ginjal kronik , terjadi banyak nephron-nephron yang rusak sehingga
nephron yang ada tidak mampu memfungsikan ginjal secara normal. Dalam keadaan normal,
sepertiga jumlah nephron dapat mengeliminasi sejumlah produk sisa dalam tubuh untuk
mencegah penumpukan di cairan tubuh. Tiap pengurangan nephron berikutnya,
bagaimanapun juga akan menyebabkan retensi produk sisa dan ion kalium. Bila kerusakan
nephron progresif maka gravitasi urin sekitar 1,008. Gagal ginjal kronik hampir selalu
berhubungan dengan anemi berat.
Retensi cairan dan natrium dapat mengakibatkan edema, CHF, dan hipertensi.
Hipotensi dapat terjadi karena aktivitas aksis renin angitensin dan kerja sama keduanya
meningkatkan sekresi aldosteron. Kehilangan garam mengakibatkan risiko hipotensi dan
hipovolemia. Muntah dan diare menyebabkan perpisahan air dan natrium sehingga status
uremik memburuk (Nursalam dan Fransisca, 2008).
E.Pathway Gagal Ginjal
Pre Renal Diabates
Renal Hipertensi
Post Renal Infeksi
GFR menurun
Perubahan Sistem
tubuh
Anemia Gatal,Bersi
Mual, Px Hipertensi Sputum Pegal sik,Kulit
Muntah Kental tungkai Kering
,Anoreksia kesemutan
Oedeme
Perdarahan
MK :Ketidak Timbul
Rochi MK
seimbangan Kelemahan
MK : Gangguan
Nutrisi kurang dan
Kelebihan Integritas
dari kebutuhan Keletihan Mk Resiko
Volume Nafas Kulit
tubuh Infeksi
Cairan Dangkal
Pernafasan
Kusmaul MK
Hambatan MK Gangguan MK
Mobilitas Perfusi Jaringan Gangguan
Fisik Konsep Diri
Sesak
MK Ketidakefektifan
Pola Nafas
F.Pemeriksaan Penunjang Gagal Ginjal
1.Pemeriksaan laboratorium
e.BGA
2.Urine
a.urine rutin
3.pemeriksaan kardiovaskuler
a.ECG
b.ECO
4.Radidiagnostik
a.USG abdominaL
c.BNO/IVP, FPA
d.Renogram
2.Obat-obatan: diuretik, anti hipertensi, suplemen besi, agen pengikat fosfat, suplemen
kalsium, furosemid.
3.Dialysis
a.Peritoneal dialysis
b.Hemodialisis
Yaitu dialisis yang dilakukan melalui tindakan infasif di vena dengan menggunakan
mesin. Pada awalnya hemodiliasis dilakukan melalui daerah femoralis namun untuk
mempermudah maka dilakukan :
4.Operatif
b.Transplantasi ginjal
H.Komplikasi Gagal Ginjal
Komplikasi penyakit gagal ginjal kronik menurut Smletzer dan Bare (2001) yaitu :
1. Hiperkalemia akibat penurunan eksresi, asidosis metabolic, katabolisme dan masukan diet
berlebihan.
2. Perikarditis, efusi pericardial dan tamponade jantung akibat retensi produk sampah uremik
dan dialysis yang tidak adekuat.
3. Hipertensi akibat retensi cairan dan natrium serta malfungsi system rennin-angiostensin-
aldosteron
4. Anemia akibat penurunan eritropoetin, penurunan rentang usia sel darah merah, perdarahan
gastrointestinalakibat iritasi oleh toksin dan kehilangan darah selama hemodialisis.
5. Penyakit tulang serta kalsifikasi metastatic akibat retensi fosfat, kadar kalsium serum yang
rendah, metabolism vitamin D abnormal dan peningkatan kadar alumunium.
BAB III
A.Pengkajian
1. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama, suku bangsa,
tanggal dan jam MRS, nomor register, diagnose medis.
2.Riwayat kesehatan
a.Keluhan utama
4.Fokus Pengkajian :
a.Aktifitas /istirahat
b.Sirkulasi
1.Hipertensi, nadi kuat, edema jaringan umum dan piting pada kaki, telapak tangan
2.Disritmia jantung
6.Kecenderungan perdarahan
c.Integritas ego
d.Eliminasi
e.Makanan/cairan
Gejala:
2.Anoreksia, nyeri ulu hati, mual/muntah, rasa metalik tak sedap pada mulut ( pernafasan
amonia)
f.Neurosensori
Gejala:
2.Kram otot/kejang, sindrom kaki gelisah, kebas rasa terbakar pada telapak kaki
Tanda:
g.Nyeri/kenyamanan
h.Pernapasan
Tanda: 1.Pruritus
j.Seksualitas
Interaksi sosial
Gejala: Kesulitan menurunkan kondisi, contoh tak mampu bekerja, mempertahankan fungsi
peran dalam keluarga
B.Analisa Data
TERAPEUTIK
1. Timbangberatbadansetiapharipadawaktu yang
sama
2. Batasiasuapancairandangaram
3. Tinggikankepalatemattidur 30-40
EDUKASI
1. Anjurkanmelaporjikahaluaranurin<0,5 Ml/kg/jam
dalam 6 jam
2. Anjurkanmelaporjika BB bertambah>1kg
dalamsehari
3. Anjurkancaramengukurdanmencatatasupandanhal
uarancairan
4. Anjurkancaramenbatasicairan
KOLABORASI
1. Kolaborasipemberian diuretic
2. Kolaborasipenggantiankehilangankaliumakibat
diuretic
3. Kolaborasipemberiancontoinuous renal
replacement therapy (CRRT), JIKA PERLU
PEMANTAUAN CAIRAN
TINDAKAN:
OBSERVASI:
1. Monitor frekuensidankekuatannadi
2. Monitor frekuensinapas
3. Monitor tekanandarah
4. Monitor beratbadan
5. Monitor waktupengisiankapiler
6. Monitor elastisitasatau turgor kulit
7. Monitor jumlah , warnadanberatjenis urine
8. Monitor kadar albumin danprotein total
9. Monitor hasilpemeriksaaan serum (mis.
Osolaritas serum, hematokrit, natrium, kalium,
BUN)
10. Monitor intake dan output cairan
11. Identifikasitandatanda hypovolemia
(mis.frekuensi nadimeningkat ,naditerbalemah,
tekananndarahmenurun, tekanandarahmenyempit,
turgoekulitmenurun, membrane
mukosameingkat,beratbadanmenurundalamwaktu
singkat)
12. Identifikasitandatanda hypervolemia (mis.
Dispnea, edam perifer, edema anasarca, JVP
meningkat, CVP menigkat,
reflekhepatojugularpositif,
beratbadanmenurundalamwaktusingkat)
13. Identifikasi factor resikoketidakseimbangancairan
(mis.
Prosedurpembedahanmayor,trauma/pembedahan,
luakbakar, apheresis,obstruksi intestinal,
peradangan pancreas, penyakitginjaldankelanjar,
disfungsi intestinal)
TERAPEUTIK
1. Atur interval
waktupemantauansesuaidengankondisipasein
2. Dokumentasihasilpemantauan
EDUKASI
1. Jelaskantujuandanprosedurpemantauan
2. Informassikanhasilpemantauan, jika perlu.
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
Ginjal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk menyaring dan
membuang zat-zat sisa metabolisme tubuh dari darah dan menjaga keseimbangan cairan serta
elektrolit (misalnya kalsium, natrium, dan kalium) dalam darah.
Gagal ginjal adalah suatu kondisi di mana ginjal tidak dapat menjalankan fungsinya
secara normal. Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni gagal ginjal akut (acute
renal failure = ARF) dan gagal ginjal kronik (chronic renal failure = CRF). Pada gagal ginjal
akut terjadi penurunan fungsi ginjal secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari atau beberapa
minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan kreatinin darah) dan
kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat. Sedangkan pada gagal ginjal kronis,
penurunan fungsi ginjal terjadi secara perlahan-lahan. Proses penurunan fungsi ginjal dapat
berlangsung terus selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun sampai ginjal tidak dapat
berfungsi sama sekali (end stage renal disease).
DAFTAR PUSTAKA
http://lianerako.blogspot.co.id/2014/09/asuhan-keperawatan-gagal-ginjal-kronik.html
Diposkan oleh Konny Liane Rako ( Di unduh pada tanggal 29 Agustus 2016)
http://newdinala.blogspot.com/2010/03/gagal-ginjal-akut-dan-kronis.html
http://ridhoinhealthy.blogspot.com/2012/07/asuhan-keperawatan-pada-penderita-
gagal_31.html
Smeltzer, Suzanne C dan Brenda G Bare. (2001). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah
Brunner & Suddarth. Edisi 8. Jakarta :EGC