Anda di halaman 1dari 23

MAKALAH ASUHAN KEPERAWATAN PADA

PASIEN

Disusun Oleh :

1. Aniqstalit Sulaula (1911011)


2. Christina Wahyuningtias (1911013)
3. Devita Dwi Np (1911018)
4. Elisa Dhea C.S (1911020)
5. Mohammad Rayhan S (1911028)
6. Sheviana Devi Okta Nadia (1911032)

Program Studi Pendidikan Ners

STIKes Patria Husada Blitar


Tahun 2020/2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, yang telah melimpahkan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
“”. Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah.

Tidak lupa kami ucapkan terimakasih kepada dosen pengajar, dan teman-
teman yang telah memberikan dukungan dalam menyelesaikan makalah ini. Kami
menyadari bahwa dalam penulisan makalah masih banyak kekurangan baik pada
penulisan maupun materi, sehingga suatu kehormatan besar bagi kami apabila
mendapatkan kritik dan saran yang membangun untuk menyempurnakan makalah ini.
Semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak dan wawasan bagi pembaca.

Blitar, 29 April 2021

Penyusun

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................................1
DAFTAR ISI...........................................................................................................................2
BAB 1......................................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................................4
1.1 LATAR BELAKANG................................................................................................4
1.2 RUMUSAN MASALAH............................................................................................4
1.3 TUJUAN......................................................................................................................4
BAB 2......................................................................................................................................4
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................................4
2.1 DEFINISI....................................................................................................................4
2.2 ETIOLOGI.................................................................................................................4
2.3 TANDA GEJALA.......................................................................................................4
2.4 PATOFISIOLOGI......................................................................................................4
2.5 KOMPLIKASI...........................................................................................................5
2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN PENUNJANG...........................................5
2.8 PENATALAKSANAAN............................................................................................5
BAB 3......................................................................................................................................6
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN...............................................................................6
3.1 PENGKAJIAN...........................................................................................................6
3.2 MASALAH KEPERAWATAN.................................................................................6
BAB 4......................................................................................................................................7
KASUS SEMU........................................................................................................................7
4.1 KASUS........................................................................................................................7
4.2 PENGKAJIAN...........................................................................................................7
4.3 ANALISIS DATA.......................................................................................................7
4.4 MASALAH KEPERAWATAN.................................................................................7
4.5 NURSING CARE PLAN............................................................................................7
BAB 4......................................................................................................................................8
PENUTUP...............................................................................................................................8

3
5.1 KESIMPULAN...........................................................................................................8
5.2 SARAN........................................................................................................................8
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................9

4
BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Penyakit Gagal Ginjal adalah suatu penyakit dimana fungsi organ ginjal mengalami
penurunan hingga akhirnya tidak lagi mampu bekerja sama sekali dalam hal
penyaringan pembuangan elektrolit tubuh, menjaga keseimbangan cairan dan zat
kimia tubuh seperti sodium dan kalium di dalam darah atau produksi urin.

Penyakit gagal ini dapat menyerang siapa saja yang menderita penyakit serius atau
terluka dimana hal itu berdampak langsung pada ginjal itu sendiri. Penyakit gagal
ginjal lebih sering dialami mereka yang berusia dewasaa, terlebih pada kaum lanjut
usia.

Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yaitu gagal ginjal akut (acute renal
failure atau ARF) dan gagal ginjal secara tiba-tiba dalam waktu beberapa hari atau
beberapa minggu dan ditandai dengan hasil pemeriksaan fungsi ginjal (ureum dan
kreatinin darah) dan kadar urea nitrogen dalam darah yang meningkat. Sedangkan
pada gagal ginjal kronis, penurunanfungsi ginjal terjadi secara perlahan-lahan.
Sehinggabiasanya diketahui setelah jatuh dalam kondisi parah. Gagalginjal kronik
tidak dapat disembuhkan. Pada penderita gagal ginjal kronik, kemungkinan terjadinya
kematian sebesar 85%.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1. Apa definisi dari gagal ginjal?


2. Apa etiologi dari gagal ginjal?
3. Bagaimana patofisiologi dari gagal ginjal?
4. Bagaimana pemeriksaan diagnostik gagal ginjal?
5. Bagaimana penatalaksanaan pada gagal ginjal?
6. Apa saja komplikasi dari gagal ginjal?
7. Bagaimana asuhan keperawatan pada gagal ginjal?

5
1.3 TUJUAN

1. Untuk mengetahui definisi dari gagal ginjal


2. Untuk mengetahui etiologi dari gagal ginjal
3. Untuk mengetahui patofisiologi dari gagal ginjal
4. Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostik gagal ginjal
5. Untuk mengetahui penatalaksanaan pada gagal ginjal
6. Untuk mengetahui komplikasi dari gagal ginjal
7. Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada gagal ginjal

6
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI

Gagal ginjal merupakan gangguan fungsi ginjal ireversibel di mana


kemampuan tubuh untuk mempertahankan metabolisme, keseimbangan
cairan, dan, elektrolit gagal, mengakibatkan uremia ( retensi urea dan limbah
nitrogen lainnya dalam darah).

Penyakit ginjal kronik (PGK) adalah kerusakan pada ginjal yang


menetap dan tidak dapat diperbaiki. Hal ini dapat disebabkan oleh berbagai
factor dan dapat mengakibatkan gangguan multisystem. Penyakit ginjal kronis
ditandai dengan penurunan fungsi ginjal yang diukur dengan laju filtrasi
glomelurus LFG kurang dari 60 ml/ menit/1,73 m2 selama tiga bulan.

Adanya gejala-gejala gangguan ginjal, seperti ketidak normalan


komposisi darah atau urin, atau tes pencitraan yang tidak normal, serta
kerusakan ginjal ( renal demage ) yang berlangsung lebih dari 3 bulan,
merupakan kriteria penyakit ginjal kronis. Dengan atau tanpa keerusakan
ginjal, penurunan LFG kurang dari 60 ml/ menit/1,73 m2 selama tiga bulan.

2.2 ETIOLOGI
Sisa-sisa meetabolisme tubuh dan kelebhan cairan dapat menumpuk di
dalam tubuh ketika ginjal mengalami gangguan atau keerusakan, kelemahan,
sesak nafas, dan kurang tidur dapat terjadi. Ginjal bias berhenti bekerja jika
tidak ditangani dengan baik. Bisa berakibat fatal jika ginjal berenti bekerja.

Penyakit ginjal adalah suatu kondisi medis yang menyebabkan


hilangnya fungsi ginjal yang ireversibel sampai pada titik di mana terpi
pengganti ginjal permanen, seperti dialysis atau transpalasi ginjal, diperlukan.
Penyakit ginjal berkembang secara perlahan hinggaginjal tidak lagi berfungsi
sebagaimana mestinya. Penyakit ginjal di bagi menjadi dua jenis : penyakit
ginjal akut dan kronis.

7
2.3 TANDA GEJALA
Gejala gagal ginjal kronis disebabkan oleh penurunan fungsi ginjal.
Karena terjadi secara perlahan. Penyakit ginjal kronis biasanya tidak
menimbulkan gejala di tahab awal. Penurunan fungsi ginjal di tahab
awal juga masih bias di toleransi oleh tubuh. Gejala GGK biasanya
akan lebih jelas jika penurunan fungsi gijal sudah memasiki tahap
lanjut. Berikut ini adalah gejala yang bias muncul ketika fungsi ginjal
sudah turun cukup signifikan :

 Tekanan darah tinggi yang sulit dikendalikan.


 Hilang nafsu makan.
 Berat badan menurun.
 Gangguan kurang tidur atau insomnia.
 Sering merasa lelah.
 Buang air kecil lebih sering, terutama di malam hari.
 Terdapat darah atau busa dalam urine.
 Kulit kering dan gatal (pruritus) yang berkepanjangan.
 Sering mengalami kram otot.
 Mual dan muntah.
 Buang air kecil semakin sedikit (tanda sudah memasuki gagal
ginjal tahap akhir).
 Pembengkakan pada kaki atau pergelangan kaki yang dapat
memburuk, bahkan hingga tangan, wajah, atau seluruh tubuh
(edema anasarka).
 Berat badan meningkat akibat penumpukan cairan.
 Nyeri dada, terutama jika ada penumpukan cairan di jaringan
jantung.
 Sesak napas, jika ada penumpukan cairan di paru-paru.

2.4 PATOFISIOLOGI
1. Penurunan GFR
Penurunan GFR dapat dideteksi dengan mendapatkan urin 24 jam
untuk pemeriksaan klirens kreatin. Akibat dari penurunan GFR,
maka klirens kretinin akan menurun, kreatinin akan meningkat,
dan nitrogen urea darah ( BUN ) juga akan meningkat.
2. Gangguan klirens renal.
Banyak masalah muncul pada gagal ginjal sebagai akibat dari
penurunan jumlah glomeruli yang berfungsi, yang menyebabkan

8
penurunan klirens ( substansi darah yang seharusnya dibersihkan
oleh ginjal ).
3. Retensi cairan dan natrium
Ginjal kehilangan kemampuan untuk mengkonsentrasikan atau
mengencerkan urin secara normal. Terjadi penahanan cairan dan
natrium : menngkatkan resiko terjadinya edema, gagal jantung
kongestif dan hipertensi.
4. Anemia
Anemia terjadi sebagai akibat dari produksi eritropoetin yang tidak
adequate, memendeknya usia sel darah merah, ddefisiensi nutrisi,
dan kecenderungan untuk terjadi peerdarahan akibat status uremik
pasien, terutama dari saluran GI.
5. Ketidak seimbangan kalsium dan fosfat
Kadar serum kalsium dan fosfat tubuh memiliki hubungan yang
saling timbal balik, jika salah satunya meningkat, yang lain akan
turun. Dengan menurunnya GFR, maka terjadi peningkatan kadar
fosfat serum dan sebaliknya penurunan kadar kalsium. Penurunan
kadar kalsium ini akan memic sekresi paratormon, namun kondisi
gagal ginjal, tubuh tidak berespon terhadap peningkatan sekresi
parathormon, akibatnya kalsium di tulang menurun menyebabkan
peerubahan pada tulang dan penyakit tulang.

2.5 KOMPLIKASI
1. Hiperkalemia
2. Pericarditis, efusi pericardial dan tamponade jantung
3. Hipertensi
4. Anemia
5. Penyakit jantung

2.6 PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK DAN PENUNJANG


1. Urin
a. Volume : biasanya kurang dari 400ml/24 jam atau taka da (anuria)
b. Warna : secara abnormal urin keeruh kemungkinan disebabkan oleh
pus, bakteri, lemak, fosfat, atau uratsedimen kotor, kecoklatan
menunjukkan adanya darah, Hb, myoglobin, porfirin.
c. Berat jenis : kurang dari 1,010 menunjukkan kerusakan ginjal berat
d. Osmoalitas : kurang dari 350 MOSM/Kg menunjukkan kerusakan
ginjal tubular dan rasio urin/serum sering 1 : 1
e. Klierns kreatinin : mungkin agak menurun

9
f. Natrium : lebih besar dari 40 meq/L karena ginjal tidak mampu
mereabsorbsi natrium
g. Protein : derajat tinggi proteinuria ( 3-4+) secara kuat menunjukkan
kerusakan glomerulus bila SDM dan fragmen juga ada
2. Darah
a. BUN/kreatin : meningkat, kadar kreatin 10 mg/Dl di duga tahab akhir
b. Ht : menurun pada adnya andemia. Hb biasanya kurang dari 7-8 gr/dl
c. SDM : menurun, defisiensi eritropoitin
d. GDA : asidosis metabolic, ph kurang dari 7,2
e. Natrium serum : rendah
f. Kalium : meningkat
g. Magnesium : meningkat
h. Kalsium : menurun
i. Protein ( albumin ) : menrun
3. Osmolalitas serum : lebih dari 285 mOsm/kg
4. Pelogram retrograde : abnormalitas pelvis ginjal dan ureter
5. Ultrasono ginjal : menentukan ukuran ginjal dan adanya masa, kista,
obstruksi pada saluran perkemihan bagian atas
6. Endoskopi ginjal, nefroskopi : ntuk menentukan pelvis ginjal, keluar batu,
hematuria dan peningkatan tumor selektif
7. Arteriogram ginjal : mengkaji sirkulasi ginjal dan mengidentifikasi
ekstravaskular, masa
8. EKG : ketidakseimbangan elektrolit dan asam basa.

2.7 PENATALAKSANAAN
1. Dialisis
2. Obat obatan : anti hipertensi, sublemen besi, agen pengikat fosfat,
suplemen kalsium, furosemide
3. Diit rendah uremi

10
BAB 3

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 PENGKAJIAN

Pengkajian klien dengan gagal ginjal kronik sebenarnya hanya sama dengan klien
gagal ginjal akut, namun disini pengkajian lebih penekanan pada support system
untuk mempertahankan kondisi keseimbangan dalam tubuh (hemodynamically
process). Dengan tidak optimalnya atau gagalnya fungdi ginjal, maka tubuh akan
melakukan upaya kompensadi selagi pada ambang batas kewajaran. Tetapi, jika
kondisi ini berlanjut (kronis), maka akan menimbulkan berbagai manifestasi
klinis yang menandakan gangguan sistem tersebut. Berikut ini adalah pengkajian
keperawatan pada klien dengan gagal ginjal

a. Biodata
Tidak ada spesifikasi khusus kejadian gagal ginjal, namun laki-laki sering
memiliki resiko lebih tinggi terkait dengan pekerjaan dan pola hidup sehat.
Gagal ginjal kronis merupakan periode lanjut dari isidensi gagal ginjal akut,
sehingga tidak berdiri sendiri.
b. Keluhan utama
Keluhan sangat bervariasi, terlebih apa bila terdapat penyakit sekunder yang
menyertai. Keluhan bisa berupa urine output yang menurun (oliguria) sampai
pada anuria, penurunan kesadaran karena komplikasi pada sistem sirkulasi -
ventilasi, anoreksia, mual dan muntah, fatiguedan pruritus. Kondisiini di picu
oleh penumpukan (akumulasi) zat sisa metabolisme atau toksin dalam tubuh
karena ginjal mengalami kegagalan fungsi.
c. Riwayat penyakit sekarang
Klien dengan gagal ginjal kronis biasanya terjadi penurunan urine output,
penurunan kesadaran, perubahan pola nafas karena komplikasi dari gangguan
sistem ventilasi, fatigue, perubahan fisiologis kulit, baruurea pada nafas.
Selain itu, karena berdampak pada proses metabolisme (sekunder karena
intoksinasi), maka akan terjadi anoreksia, nause dan vomit sehingga beresiko
untuk gangguan nutrisi.
d. Riwayat penyakit dahulu

11
Gagal ginjal kronik di mulai dari gagal ginjal akut dengan berbagai penyebab
(multikausa). Oleh karena itu, informasi pernyakit terdahulu akan menegaskan
untuk menegakkan masalah. Kaji riwayat penyakit ISK, payah jantung,
penggunaan obat berlebihan overdosis khususnya obat yang bersifat
nefrotoksin, BPH dan lain sebagainya yang bisa mempengaruhi kerja ginjal,
selainitu ada berbagai penyakit yang langsung mempengaruhi atau
menyebabkan gagl ginjal yaitu diabetes millitus, hipertensi, batu saluran
kemih.(urolithiasis).
e. Riwayat penyakit keluarga
Gagal ginjal kronik bukan penyakit menular atau menurun, sehingga silsilah
keluarga tidak terlalu berdampak pada penyakit ini. Namun, pencetus
sekunder seperti DM dan hipertensi memiliki pengaruh terhadap gagal ginjal
kronik, karena penyakit tersebut bersifat herediter. Kaji pola kesehatan
keluarga yang diterapkan jika ada keluarga yang sakit, misalnya minum jamu
sehat.
f. Riwayat psikososial
Kondisi ini tidak selalu ada gangguan jika klien mempunyai koping adaptif
yang baik. Pada gagal ginjal kronis, biasanya perubahan psikososial terjadi
pada klien mengalami perubahan struktur fungsi tubuh dan menjalani proses
dialisa. Klien banyak mengurung diri dan berdiam diri (murung). Selain itu
kondisi ini dipicu oleh biaya dalam proses melakukan pengobatan, sehingga
klien mengalami kecemasan.
g. Keadaan umum dan tanda-tanda vital
Kondisi klien dengan gagal ginjal kronis biasanya lemah (fatigue). Tingkat
kesadaran bergantung pada tingkat toksisitas pada pemeriksaan TTV sering di
dapatkan RR meningkat (tachypneu), hipertensi atau hipotensi sesuai dengan
kondisi fluktuatif.
h. Sistem pernafasan
Adanya bau pada nafas. Jika terjadi komplikasi asidosis atau alkalosis
respitorik maka kondisi pernafasan akan mengalami patologis gangguan. Pola
nafas akan semakin cepat dan dalam sebagian bentuk kompensasi tubuh
mempertahankan ventilisasi (kussmaull).
i. Sistem hematologi
Ditemukan adanya friction rub pada kondisi uremia berat. Selain itu biasanya
terjadi TD meningkat, akral dingin CRT > 3 detik, palpitasi jantung, chest
pain, dyspneu, gangguan irama jantung sering adanya gangguan anemia
karena penurunan eritropoetin.
j. Sistem neuromuskuler

12
Penurunan kesadaran terjadi jika telah mengalami hiperkarbic dan sirkulasi
cerebral terganggu. Oleh karena itu, penurunan kognitif dan terjadi
disorientasi akan dialami klien gagal ginjal kronis.
k. Sistem kardiovaskuler
Penyakit yang berlangsung dengan kejadian gagal ginjal kronis salah satunya
adalah hipertensi. Tekanandarah yang tinggi diatas ambang kewajaran kan
mempengaruhi volume vaskuler. Stagnasi ini akan memicu retensi natrium
dan air sehingga akan meningkatkan beban jantung.
l. Sistem endokrin
Berhubungan dengan pola seksualitasi, klien dengan gagal ginjal kronis akan
mengalami difusi seksualitas karena penurunan hormon reproduksi. Selain itu,
jika kondisi gagal ginjal kronis berhubungan dengan penyakit diabetes
melitus, maka akan ada gangguan dalam sekresi insulin yang berdampak pada
proses metabolisme.
m. Sistem perkemihan
Dengan gangguan atau kegagalan fungsi ginjal secara kompleks (filtrasi,
sekresi, reabsorbsi dan ekresi), maka manifestasi yang paling menonjol adalah
penurunan urin output < 400ml per hari bahkan sampai pada anuria (yang
adanya urine output).
n. Sistem pencernaan
Gangguan sistem pencernaan lebih dikarenakan efek dari penyakit (stress
effect). Serung ditemukan anoreksia, nauseaa, vomit, dan diare.
o. Sistem muskuloskeletal
Dengan penurunan atau kegagalan fungsi sekresi pada ginjal maka berdampak
pada proses demineralisasi tulang, sehingga resiko terjadinya osteoporosia
tinggi.

3.2 MASALAH KEPERAWATAN


1. Kelebihan volume cairan b.d penurunan kemampuan ginjal untuk
mengeluarkan air dan menahan natrium.
2. Perubahan nutrisi : kursng dari kebutuhan tubuh b.d anoreksia, mual dan
muntah
3. Intoleransi aktivitas b.d anemia, oksigenasi jaringan tidak adekuat.
4. Perubahan integritas kulit b.d uremia, edema.
5. Resiko terhadap infeksi b.d depresi system imun, anemia.
6. Kurang pengetahuan b.d kurang informasi tentang proses penyakit, gagal
ginjal, perawatan dirumah dan intruksi evaluasi.

13
7.

BAB 4

KASUS SEMU

4.1 KASUS
Pasien bernama An.T, Umur 5 tahun, agama Islam, alamat Tompen Boyolali,
,jenis kelamin laki laki,suku bangsa Jawa, pasien dirawat sejak tanggal 13 april
2015 di ruang anggrek bugenvil nomor 4 dengan diagnosa medis CKD (cronic
kidney disease). Pasien mengeluh BAK sedikit, urine output per 24jm 300cc.
terdapat edema anasarka, turgor kulit jelek, balance cairan per24jm 249cc,
ureum : 159mg/dl creatinin : 8,25mg/dl. BB : 12,5kg saat sakit pada tanggal 13
april 2015, N : 110x/mnt, S : 355C, RR : 23x/mnt, oliguria < 400ml/24jm. Klien
juga mengeluh gatal-gatal, turgor kulit jelek >3dtk, terdapat edema anasarka,
anoreksia dan kulit tampak kering dan tampak bersisik serta tampak adanya
pruritus.

4.2 PENGKAJIAN

A. Identitas klien
Nama : An. T
Usia : 5 tahun
Kelamin : Laki laki
Agam /suku : Islam / Jawa
Alamat : Tompen Boyolali
B. Riwayat Kesehatan
1. Keluhan Utama : cronic kidney disease
2.Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh BAK sedikit
3. Riwayat Penyakit Dahulu : -
4. Riwayat Penyakit Keluarga : -
C. Pemeriksaan Fisik
1. Keadaan Umum : Lemah
2. Kesadaran : Compos mentis

14
3. Nadi : 110x/mnt
4. RR : 23x/mnt

4.3 ANALISIS DATA


NO DATA ETIOLOGI MASALAH
1. DS vGangguan fungsi HIPERVOLEMIA
Px mengatakan mengeluh BAK struktur jaringan
sedikit ginjal
DO :
-urine output per 24 jam 300cc.
-ureum 159mg/dl Gagal ginjal
-Creatinin 8,25mg/dl
-balance cairan per24jam 249cc
- turgor kulit jelek >3dtk Ketidakmampuan
-Edema Anasarka ginjal mensekresi
-Oliguria urine

Retensi cairan,Na,
dan elektrolit

Cairan ditubuh
meningkat

Edema

Hipervolemi
2. DS: Gagal Ginjal Kronis DEFISIT NUTRISI
Px mengatakan tidak nafsu makan
(anoreksia)
DO : Peningkatan ureum
-BB : 12,5 kg dalam saluran cerna
-Membran mukosa pucat
-bising usus hiperaktif
Ulkus lambung

Mual, muntah

Anoreksia

15
Defisit Nutrisi

3. DS : Gagal Ginjal Kronis GANGGUAN


INTEGRITAS
Px mengeluh gatal KULIT
DO : Penurunan Faal
- turgor kulit jelek >3dtk Ginjal
-kulit tampak kering
-tampak bersisik serta tampak
adanya pruritus. Gangguan Fungsi
-adanya kemerahan pada kulit yang Ginjal
mengakibatkan rasa gatal
Ginjal tidak mempu
mengeliminasi ureum
dalam tubuh

Penumpukan ureum
di dalam darah

Masuk ke kulit (gatal-


gatal)

Gangguan integritas
kulit

4.4 MASALAH KEPERAWATAN


1. Hipervolemia b/d kelebihan asupan cairan ditandai dengan oliguria dan edema
anasarka
2. Defisit nutrisi b/d faktor psikologis (keengganan untuk makan) ditandai dengan
nafsu makan menurun
3. Gangguan integritas kulit b/d kurang terpapar informasi ttg upaya
mempertahankan/melindungi integritas kulit yang ditandai dengan kulit kemerahan.

4.5 NURSING CARE PLAN


NO DIAGNOSA LUARAN INTERVENSI
(PPNI, 2018a) (PPNI, 2018c) (PPNI, 2018b)
1. Hipervolemia b/d kelebihan Setelah dilakukan tindakan Manajemen
asupan cairan ditandai kep selama 1x24 jam, Hipervolemia
dengan oliguria dan edema maka Keseimbangan O : -Periksa tanda dan
anasarka cairan Meningkat dengan gejala hipervolemia
kriteria hasil : (mis.edema)
-Asupan Cairan

16
(Meningkat) -identifikasi penyebab
-Haluaran urin -monitor intake dan
(Meningkat) output cairan
-Kelembapan Membran T: -Timbang BB tiap
Mukosa (Meningkat) hari pada waktu yang
-Edema (Menurun) sama
-turgor kulit (Membaik) - Batasi asupan
-Membran Mukosa cairan dan
(Membaik)
garam
-Nadi (membaik)
- Tinggikan
kepala tempat
tidur 30-40
derajat
E : - anjurkan
melapor jika haluaran
urine kurang dari <
0,5mL/ kg/ gram
dalam 6 jam
-Anjurkan melapor
jika BB bertambah >
1 kg dalam sehari
- ajarkan cara
mengukur dan
mencatat asupan dan
haluaran cairan
-ajarkan cara
membatasi cairan
K : -kolaborasi
pemberian diuretik
-kolaborasi
penggantian
kehilangan kalium
akibat diuretik
-kolaborasi pemberian
continuous renal
replacement theraphy
(CRRT)jika perlu
2. Defisit nutrisi b/d faktor Setelah dilakukan tindakan Manajemen Nutrisi
psikologis (keengganan untuk kep selama 1x24 jam, O : - identifikasi
makan) ditandai dengan maka Status Nutrisi status nutrisi
nafsu makan menurun Membaik, dengan Kriteria -identifikasi makanan
Hasil : yang disukai
-Porsi makan yang - monitor berat badan
dihabiskan (Meningkat) - monitor asupan
-Verbalisasi keinginan makanan
untuk meningkatkan
T : - lakukan oral

17
nutrisi (Meningkat) hygine sebelum
-Perasaan cepat kenyang makan jika perlu
(Menurun) -sajikan makanan
-Berat Badan (Membaik) secara menarik dan
-Indeks masa tubuh suhu yang sesuai
(Membaik) -berikan suplemen
-Frekuensi makan makannan jika perlu
(membaik) - berikan makanan
-nafsu makan (membaik)
yang tinggi serat
-membran mukosa
untuk mencegah
(membaik)
konstipasi
E: - anjurkan posisi
duduk jika mampu
-Ajarkan diet yang
diprogramkan
K : -kolaborasi
pemberian medikasi
(mis. Pereda nyeri )
jika perlu
-kolaborasi dengan
ahli gizi untuk
menentukakan jumlah
kalori dan jenis
nutrien yang
dibutuhkan jika perlu

3. Gangguan integritas kulit b/d Setelah dilakukan tindakan Perawatan integritas


kurang terpapar informasi ttg kep selama 1x24 jam, kulit
upaya maka Integritas kulit dan O : -identifikasi
mempertahankan/melindung jaringan Meningkat penyebab gangguan
i integritas kulit yang ditandai dengan integritas kulit ( mis.
dengan kulit kemerahan Kriteria Hasil : Penurunan
-elastisitas (Meningkat) kelembaban )
-Perfusi jaringan T : -gunakan produk
(meningkat)
berbahan petrolium
-kerusakan jaringan
atau minyak pada
(menurun)
-kerusakan lapisan kulit kulit kering
(menurun) -ubah posisi tiap 2
-kemerahan (menurun) jam jika tirah baring
-nyeri (menurun) -hindari produk
-nekrosis (menurun) berbahan dasar
alkohol pada kulit
kering.
E : -anjurkan
penggunaan pelembab
(mis.lotion)

18
-anjurkan minum air
yang cukup
-anjurkan mandi dan
menggunakan sabun
secukupnya.

19
BAB 5

PENUTUP

4.6 KESIMPULAN

Gagal (renal) adalah organ tubuh yang memiliki fungsi utama untuk
menyaring dan membuang zat-zat sistem metabolisme tubuh dari darah dan
menjaga keseimbangan cairan serta elektrolit (misalnya kalsium, natrium dan
kalium) dalam darah.

Gagal ginjal adalah suatu kondisi dimana ginjal tidak dapat menjalankan
fungsinya secara normal.

Gagal ginjal dibagi menjadi dua bagian besar yakni:

a. Gagal ginjal akut atau dikenal dengan Acute Renal Failure (ARF) adalah
sekumpulan gejala yang mengakibatkan disfungsi ginjal secara mendadak.
Secara epidemologi, gagal ginjal akut merupakan gangguan ginjal yang sering
dikarenakan adanya perubahan usia.
b. Gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir adalah gangguan fungsi
ginjal yang menahun bersifat progresif dan irrevesibel. Dimana kemampuan
tubuh gagal untuk mempertahankan metabolisme dan keseimbangan cairan
dan elektrolit yang menyebabkan uremia (retensi urea dan sampah nitrogen
lain dalam darah).

4.7 SARAN

Kita sebagai perawat sebaiknya memahami dan dapat mengaplikasikan segala


sesuatu yang dapat di makalah ini agar tercapainya perawat yang profesional
dalam menerapkan asuhan keperawatan secara komprehensif.

20
21
DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2018a). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia : Definisi dan Indikator


Diagnostik (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2018b). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia : Definisi dan Tindakan
Keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.
PPNI. (2018c). Standar luaran keperawatan indonesia : definisi dan kriteria hasil
keperawatan (1st ed.). DPP PPNI.

22

Anda mungkin juga menyukai