Anda di halaman 1dari 12

GAGAL GINJAL KRONIK PADA ANAK

OLEH

KELOMPOK 2

1. Yusri Winelda 11. Rifa Hidayati


2. Zamzami Yati Rahma 12. Endang
3. Zahara Kurnia Ramadhan 13. Hania Aulia
4. Zaris Gustesa 14. Mestika
5. Fitri Perdana Anggraini 15. Divandria Ananta
6. Nadila Putri 16. Yulia Nofita sari
7. Hanifa Rahmawati 17. Mizanul Amalia
8. Sipa Purnama Sari 18. Nafelia Nadia Putri
9. Lola Amelia Zulfa 19. Haiqal
10. Rani Octalya

DOSEN PENGAMPU :

NS.VELGA YAZIA, M.Kep

PRODI SI KEPERAWATAN

STIKES MERCUBAKTIJAYA PADANG

2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada tuhan yang maha kuasa yang telah memberikan
kesehatan dan kesempatan sehingga makalah tentang gagal ginjal kronik apda anak ini dapat
kami selesaikan. Makalah ini kami susun berdasarkan beberapa sumber yang telah kami
peroleh. Kami berusaha menyajikan makalah ini dengan bahasa yang sederhana dan mudah
dimengerti. Selain kami memperoleh sumber dari beberapa buku pilihan, kami juga
memperoleh informasi tambahan dari internet. Tentunya, tidak ada gading yang tidak retak,
makalah ini tentu masih banyak kekurangan.

Oleh karena itu , kritik dan saran selalu penulis harapkan agar menjadi pedoman di masa
yang akan datang. Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada kita semua. Akhir
kata kami ucapkan terima kasih.

Padang, 27 september 2022

Penulis

1
DAFTAR ISI

Kata Pengantar : ......................................................................................................... 1

Daftar Isi : ......................................................................................................... 2

BAB I Pendahuluan :

A. Latar Belakang : ............................................................................................. 3


B. Tujuan :
1. Tujuan umum : ............................................................................................. 3
2. Tujuan khusus : ............................................................................................. 3

BAB II Pembahasan :

A. Konsep Penyakit :
1. Defenisi : ..................................................................... 4
2. Etiologi : ..................................................................... 4
3. Tanda Gejala : ..................................................................... 5
4. Anatomi Fisiologi : ..................................................................... 6
5. Patofisiologi dan WOC : ..................................................................... 6
6. Klasifikasi Penyakit : ..................................................................... 7
7. Komplikasi : ..................................................................... 9
8. Penatalaksanaan : ..................................................................... 10
9. Pemeriksaan Penunjang : ..................................................................... 11
B. Askep Teoritis : ............................................................................................. 12

BAB III Penutup :

A. Kesimpulan : ............................................................................................. 22
B. Saran : ............................................................................................. 22

Daftar Pustaka : ......................................................................................................... 23

2
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Jumlah anak yang menderita gagal ginjal kronik di Indonesia cendrung
meningkat. Gagal ginjal kronis biasanya timbul beberapa tahun setelah penyakit atau
kerusakan ginjal, tetapi pada situasi tertentu dapat muncul secara mendadak. Gagal
ginjal kronik akhirnya menyebabkan dyalisis ginjal, transplantasi atau kematian
(Corwin, 2001). Gagal ginjal kronis terjadi dengan lambat selama berbulan-bulan atau
bertahun-tahun, dengan penurunan terhadap pada fungsi ginjal dan peningkatan
bertahap dalam gejala-gejala, mengakibatkan penyakit tahap akhir. Pasien
asimtomatik selama tahap berkurangnya cadangan ginjal (Engram, 1999).
Penyakit gagal ginjal kronik merupakan suatu kondisi dimana fungsi ginjal
mengalami penurunan yang ireversible. Pada anak-anak, GGK dapat disebabkan oleh
berbagai faktor, antara lain: kelainan kongenital (bawaan sejak lahir),
glomerulonefritis, penyakit multisistem (antara lain penyakit lupus). GGK pada anak-
anak lebih sering dijumpai pada laki-laki. Pada stadium awal, GGK biasanya tanpa
gejala, atau hanya berupa gejala/keluhan yang tidak khas seperti seperti sakit kepala,
lelah, lemas, nafsu makan menurun, muntah, dan gangguan pertumbuhan. Anak juga
kelihatan pucat, dan tekanan darahnya meningkat. Jika dibiarkan, fungsi ginjal akan
semakin menurun dan akhirnya mencapai penyakit gagal ginjal kronik tahap terminal.
Anak juga akan mengalmi hambatan dalam perkembangan kemampuan berbahasa dan
motoriknya (Sahabatginjal, 2009).

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui bagaimana askep gagal ginjal kronik yang terjad pada anak.
2. Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui konsep gangguan gagal ginjal kronik pada anak
 Untuk megetahui askep dengan kelainan sistem urunaria yaitu gagal
ginjal kronik pada anak

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. KONSEP PENYAKIT
1. Defenisi
Gagal ginjal kronik adalah destruksi struktur ginjal yang progresif dan terus
menerus (Corwin, 2001). Menurut Stein (2011) gagal ginjal kronis didefinisikan
sebagai kemunduran fungsi ginjal yang progresif dan tidak reversible yang
disebabkan oleh berbagai jenis penyakit. Penyakit yang mendasari sering sulit
dikenali bila gagal ginjal telah parah.
Gagal ginjal kronik yaitu penurunan fungsi ginjal sehingga kadar keratinin
serum lebih dari 2 atau 3 kali nilai normal untuk anak dengan jenis kelamin dan
usia yang sama, atau bila laju filtrasi glomerulus <30ml/menit/1,73 m²
seukurang-kurangnya selama 3 bulan (Hanif, 2007).

2. Etiologi
Menurut Stein (2011) penyebab gagal ginjal kronik yang sering ditemui pada
anak-anak antara lain:
 Penyakit glomerulonefritis
 Penyakit glomerulus yang disertai dengan penyakit sistemik
 Penyakit tubulointerstisel
 Penyakit polikistik dan penyakit bawaan lain
 Penyakit renovaskuler
 Penyakit tromboembolik
 Sumbatan kronis saluran kemih
 Nefrosklerosis hipertensi
 Nefropati diabetes

4
3. Tanda Gejala
Pada tahap awal, penyakit ginjal pada anak sering kali tidak menunjukkan
gejala. Gejala baru mulai muncul ketika fungsi ginjal sudah mulai muncul ketika
fungsi ginjal sudah mulai menurun atau rusak. Ketika ginjalnya sudah
mengalami gangguan, anak dapat menunjukkan beberapa gejala, seperti:
 Bengkak di bagain wajah, tangan, dan kaki
 Tidak nafsu makan
 Sering muntah
 Kelelahan dan tampak pucat
 Tamapak kesakitan atau rewel setiap buang air kecil
 Demam
 Frekuensi buang air kecil menjadi lebih jarang
 Pipis berdarah
 Sering mengalami sakit kepala
 Sesak napas
 Tumbuh kembang anak terhambat

4. Anatomi Fisiologi

5
5. Patofisiologi dan WOC
Gagal ginjal mempunyai kemampuan nayata untuk mengkompensasi
kehilangan nefron yang persisten yang terjadi pada gagal ginjal kronik. Jika
angka filtrasi glomerulus menurun menjadi 5-20 ml/menit/1,73 m², kapasitas ini
mulai gagal. Hal ini menimbulkan berbagai masalah biokimia berhubungan
dengan bahan utama yang ditangani ginjal. Ketidakseimbangan natrium dan
cairan terjadi karena ketidakmampuan ginjal untuk memekatkan urin.
Hiperkalemia terjadi karena akibat penurunan sekresi kalium. Asidosis
metabolikterjadi karena kerusakan reabsorbsi bikarboant dan produksi amonia.
Menurut Wong (2004) gagal ginjal kronik atau penyakit ginjal tahap akhir
(end stage renal diseases/ERSD) terjadi bila gagal ginjal yang sakit tidak
mampu mempertahankan komposisi kimiawi cairan tubuh dalam batas normal
dibawah kondisi normal. Akumulasi berbagai subtansi biokimia dalam darah
yang terjadi karena penurunan fungsi ginjal yang menimbulkan komplikasi
seperti hal berikut:
 Retensi produk sisi, khusunya nitrogen urea darah dan keratinin
 Retensi air dan natrium yang berperan pada edema dan kongesti vaskuler
 Hiperkalemia dari kadar bahaya
 Asidosis metabolik bersifat terus menerus karena retensi ion hidrogen
dan kehilangan bikarbonat terjadi terus menerus
 Gangguan kalsium dan fosfor yang mengakibatkan perubahan
metabolisme tulang, yang pada gilirannya menyebabkan berhentinya
pertumbuhan atau retardasi, nyeri tulang dan deformitas yang diketahui
sebagai osteodistrofi renal
 Anemia yang disebabkan oleh disfungsi hematologis, kerusakan produksi
sel darah merah, pemendekan umur sel darah merah yang berhubungan
dengan penurunan produksi eritropoetin, pemanjangan masa perdarahan
dan anemia nutrisional
 Gangguan pertumbuhan, kemungkinan disebabkan oleh suatu faktor
seperti nutrisi buruk, anoreksia, osteodostrofi renal, dan abnormalitas
biokimia.

6
6. Klasifikasi Penyakit
GGK dibagi atas 4 tingaktan, yaitu:
1) Gagal ginjal dini : ditandai dengan berkurangnya sejumlah nefron
sehingga fungsi ginjal yang ada sekitar 50-80% dari normal. Dengan
adanya adaptasi ginjal dan respon metabolik untuk mengkompensasi
penurunan faal ginjal maka tidak tampak gangguan klinis.
2) Insufisiensi ginjal kronik : pada tingkat ini fungsi ginjal berkisar antara
25-50% dari normal. Gejala mulai dengan adanya gangguan elektrolit,
gangguan pertumbuhan dan keseimbangan kalsium dan fosfor. Pada
tingkat ini LFG berada dibawah 89ml/menit/1,73m².
3) Gagal ginjal kronik : pada tingkat ini fungsi ginjal berkurang hingga
25% dari normal dan telah menimbulkan berbagai gangguan seperti
asidosis metabolik, osteodistrofi ginjal, anemia, hipertensi, dan
sebagainya. LFG pada tingkat ini telah berkurang menjadi dibawah
30ml/menit/1,73m².
4) Gagal ginjal terminal : pada tingkat ini fungsi ginjal 12% dari normal,
LFG menurun hingga <10ml/menit/1,73m² dan pasien telah
memerlukan terapi dialisis atau transplantasi ginjal.

7. Komplikasi

7
8. Penatalaksanaan
1) Perawatan
Pasien gagal ginjal kronis memerlukan asuhan keperawatan yang tepat
untuk meghindari komplikasi akibat menurunnya fungsi renal dan stress
serta cemas dalam menghadapi penyakit yang mengancam jiwa. Asuhan
keperawatan diarahkan untuk mengakji status cairan dan mengidentifikasi
sumber potensial yang mengakibatkan ketidaksembangan,
mengimplementasikan program diet untuk menjamin masukan nutrisi yang
sesuai dalam batas-batas program penanganan dan meningkatkan rasa
positif dengan mendorong peningkatan perawatan diri dan kemandirian
(Smeltzer dan Bare, 2002).
Pasien dan keluarga perlu mengetahui masalah yang harus dilaporkan
pada tenaga kesehatan : perburukan tanda gagal ginjal (mual, muntah,
muntah, penurunan haluran urin) tanda hiperkalemia (keluhan otot, diare,
kram abdominal). Perawat perlu memberikan penyuluhan kesehatan pada
klien dan keluarga tentang medikasi (tujuan pengobatan, efek samping,
efek yang diharapkan, dosis dan jadwal pemberian) (Smeltzer dan Bare,
2002).
2) Pengobatan
a) Terapi Konservatif
Sebaiknya dilakukan sebelum pasien mencapai keadaan
penyakit ginjal kronik terhadap terminal. Terapi konservatif ini
meliputi pemberian obat-obatan untuk mengurangi gejala mual dan
muntah, mempersiapkan penderita dan keluarga untuk menjalani
terapi pengganti ginjal. Tujuannya adalah agar anak merasa sehat
(tidak ada keluhan atau rasa sakit) dan normal dalam melakukan
aktivitasnya, mempertahankan pertumbuhan fisik yang normal, serta
mempertahankan fungsi ginjal selama mungkin.

8
b) Terapi Pengganti Ginjal
Terapi pengganti ginjal ini umumnya dilakukan bila fungsi
ginjal sudah sangat meurun (lebih dari 90%). Teapi ini bertujuan
bukan hanya untuk memperpanjang usia anak tetapi juga
meningkatkan kualitas hidup sehingga mereka diharapkan dapat
mencapai dan dan menjalani kehidupan secara baik di usia dewasa.
Terapi pengganti ginjal terdiri dari dialisis / cuci darah
(misalnya dengan peritoneal dialisis dan hemodialisis) dan
transplantasi (cangkok) ginjal. Dialisis mulai diberikan jika:
 Gejala-gejala GGK sudah mengganggu aktivitas anak sehari-hari
 Terjadi gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit tubuh yang
mengancam jiwa
 Anak mengalami gangguan pertumbuhan yang menetap
walaupun sudah dilakukan terapi konservatif
Ada dua jenis metode dialisis yang dapat dipilih,, yaitu
hemodialisis (cuci darah melalui mesin dialisis) dan dialisis
peritoneal (dialisis melalui selaput rongga perut). Sedangkan
tranplantasi ginjal dilakukan melalui pembedahan dengan
memanfaatkan ginjal sehat uang diperoleh dari donor yang masih
hidup atau baru saja meninggal.
c) Anak dengan GGK perlu berobat secara rutin ke dokter atau
menjalani hemodialisis, sehingga mereka mungkin kehilangan waktu
selama beberapa jam untuk belajar di sekolah. Sebagai orang tua,
perlu mengatur jadwal pengobatan disamping jadwal sekolah
sedemikian rupa sehingga mereka tetap dapat mengikuti
pelajarannya dengan baik. Penanganan dan terapi yang diberikan
secara tepat dan sejak dini memungkinkan anak dengan GGK untuk
menjalani kehidupannya senormal mungkin sebagaimana anak
lainnya.

9
9. Pemeriksaan Penunjang

10
B. ASKEP

11

Anda mungkin juga menyukai