CHUSING SINDROM
Tugas mata kuliah keperawatan anak
Oleh:
Kelompok 4
DINI ALFIT(201211704)
ENDANG (201211730)
FATMATUL ZAHARA(201211706)
MUJURNIATI ( 201211709 )
ZAMZAMI YATI RAHMA(201211720)
Dosen pengampu:
Dengan menyebut nama Allah SWTyang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,kami panjatkan
puja dan puji syukur atas kehadiratNya. Yang telah melimpahkan rahmat hidayah serta
inayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah tentang “Asuhan
Keperawatan Sindrom Cushing pada anak”
Makalah ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai pihak
sehingga dapat mempelancar dalam pembuatan makalah ini. Untuk itu, kami menyampaikan
banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun inspirasi
terhadap pembaca. Karna kebenaran hanya milik Allah SWT dan yang salah, dosa, khilaf hanya
milik kami.
Kelompok 1
Daftar isi
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 .Latar belakang
1.2 .Rumusan masalah
1.3 .Tujuan
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Definisi Cushing sindrom
2.2 Epidemiologi
2.3 Klasifikasi
2.4 Etiologi Sindroma Chusing.
2.5 Mengetahui faktor resiko Sindroma Chusing.
2.6 Mengetahui manifestasi klinis Sindroma Chusing.
2.7 Mengetahui pemeriksaan diagnostik Sindroma Chusing.
2.8 Mengetahui penatalaksanaan medis Sindroma Chusing.
2.9 Mengetahui komplikasi Sindroma Chusing.
BAB III ASKEP TEORITIS
BAB IV PENUTUP
A.Kesimpulan
B.Saran
DAFTAR PUSTAKA
MAPPING
BAB I
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Sindroma Chusing merupakan suatu kumpulan gejala yang disebabkan oleh adanya
peningkatan sekresi kortisol oleh berbagai sebab diantaranya seperti: tumor hipofisis, sekresi
ACTH ektopik oleh organ nonendokrin, tumor adrenal (adenoma dan karsinoma), dan
penggunaan obat steroid dosis tinggi dan jangka lama pada terapi penyakit kronis seperti arthritis
rheumatoid, asam bronchial, dan lain sebagainya Berdasarkan penelitian dan survey terhadap
rumah sakit di Indonesia tentang penyakit Cushing’s Sindrom pada tahun 2000-2001, hasil
menyebutkan bahwa kejadian Cushing’s Sindrom terjadi pada 200 orang dewasa berusia antara
20-30 tahun.
Peran perawat terhadap pasien dengan Cushing’s Sindrom meliputi beberapa upaya yang
terdiri dari: Upaya Promotif yaitu upaya peningkatan pengetahuan tentang pencegahan dan cara
pengobatan penyakit Cushing’s Sindrom melalui pendidikan. Upaya Preventif adalah upaya
untuk mencegah timbulnya penyakit atau kondisi yang memperberat penyakit Cushing’s
Sindrom yang meliputi Pencegahan Primer merupakan upaya yang dilaksanakan untuk
mencegah timbulnya penyakit pada individu-individu yang sehat. Sedangkan pencegahan
sekunder merupakan upaya perawat untuk menemukan tanda dan gejala penyakit Cushing’s
Sindrom sedini mungkin, mencegah meluasnya penyakit, dan mengurangi bertambah beratnya
penyakit
1.2Tujuan
a.Tujuan Khusus
Menjelaskan Asuhan Keperawatan pada pasien dengan Sindroma Chusing.
b.Tujuan Umum
1. Mengetahui definisi Sindroma Chusing.
2. Mengetahui epidemiologi Sindroma Chusing.
3. Mengetahui klasifikasi Sindroma Chusing.
4. Mengetahui etiologi Sindroma Chusing.
5. Mengetahui faktor resiko Sindroma Chusing.
6. Mengetahui manifestasi klinis Sindroma Chusing.
7. Mengetahui pemeriksaan diagnostik Sindroma Chusing.
8. Mengetahui penatalaksanaan medis Sindroma Chusing.
9. Mengetahui komplikasi Sindroma Chusing.
BAB II
PEMBAHASAN
2.2 EPIDEMIOLOGI
Dalam penelitian secara global didapat hasil sedikitnya 1 dari tiap 5 orang populasi dunia
berkemungkinan terkena kelainan ini tanpa membedakan jenis kelamin. Namun sumber lain
mengatakan rasio kejadian antara wanita dan pria untuk sindrom cushing adalah sekitar 5:1
berhubungan dengan tumor adrenal atau pituitary.
Pada sindroma Cushing berupa sindroma ektopik ACTH lebih sering pada laki-laki
dengan rasio 3:1, pada insiden hiperplasia hipofisis adrenal adalah lebih besar pada wanita
daripada laki-laki, kebanyakan muncul pada usia dekade ketiga atau keempat.
2.3 KLASIFIKASI
Sindrom Cuhing dapat dibagi menjadi 2 :
Dependen ACTH (Pada pemeriksaan CT-scan abdomen atas, menunjukkan adanya
pembesaran bilateral kelenjar adrenal pada penderita sindrom Cushing) :
Hiperfungsi kortek adrenal nontumor : karena sekresi ACTH kelenjar hipofisis
yang abnormal dan berlebihan.
Sindrom ACTH ektopik : kemungkinan karena adenoma hipofisis sehingga
pelepasan ACTH sangat aktif. Neoplasma ini berkembang dari jaringan-
jaringan yang berasal dari neuroektodermal selama perkembangan embrional.
Independen ACTH
Hiperplasia korteks adrenal autonom : terdapat tumor atau hiperplasia pada
korteks adrenal nodular bilateral dengan kemampuannya untuk menyekresikan
kortisol secara autonom dalam korteks adrenal.
Hiperfungsi korteks adrenal tumor : Tumor lalu membuat kortek adrenal
menjadi sangat aktif (sindrom Cushing) dan dapat berkembang menjadi,
Adenoma : jinak
Karsinoma : ganas
2.4 ETIOOGI
Pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam dosis farmakologi (efek samping),
contohnya prednisone, dexamethasone, dan prednisolone
Sekresi kortisol berlebihan akibat gangguan aksis hipotalamus-hipofisis-adrenal
(spontan)
Rangsangan berlebihan ACTH, memicu pelepasan kortisol dari korteks adrenal
Neoplasma, melepaskan ACTH sehingga kadarnya tinggi
3).Endokrin/Metabolik
Obesitas trunkus
Moon face
Bufallo hump
Retensi natrium
Hipokalemia
Alakalosis metabolic
Hiperglikemia
Ketidak aturan siklus haid
Impotensi
Keseimbangan nitrogen negative
Perubahan mmetabolisme kalsium
Supresi adrenal
4). Fungsi imun
Penuruna respon infalmasi
Gangguan penyembuhan luka
Peningkatan kerentanan terhadap infeksi
5). Skeletal
Osteoporosis
Fraktur spontan
Nekrosis eseptik femur
Fraktur kompresi vertebrae
6) .Gastrointestinal
Ulkus peptikum
Pankreatitis
7).Muskuler
Miopati
Kelemahan otot
8) .Dermatologik
Penipisan kulit
Pteciae
Ekimosis
Strie
Jerawat
9).Psikiatirk
Perubahan emosi
Psikosis
Selain itu juga terdapat beberapa pemeriksaan lain yan dapat dilakukan pada chusing
sindrom, yaitu :
1.Pemeriksaan diagnostic
a) Peningkatan kemih 17-hydroxycorticoids dan 17-ketogenic steroid.
b) Kadar kortisol yang berlebihan plasma.
c) Plasma ACTH meningkat.
d) Penekanan deksametason tes, mungkin dengan pengukuran ekskresi kortisol urin,
untuk memeriksa:
Unsuppressed tingkat kortisol dalam menyebabkan sindrom Cushing
oleh tumor adrenal.
Ditekan tingkat kortisol pada penyakit Cushing disebabkan oleh tumor
hipofisis.
e). CT scan dan ultrasonografi menemukan tumor.
f). Pemeriksaan elektro kardiografi : untuk menentukan adanya hipertensi
g) .Pemeriksaan darah lengkap eosinofil menurun
2. pemeriksaan laboratorium
3.pemeriksaan penunjang
d. Scanning Tumor
Hiperplasi
e. Ultrasonografi Tumor
Hiperplasi
f. Fotorontgenkranium Tumor Hipofisis
2.8 PENATALAKSANAAAN CHUSING SINDROM
1.Mengurangi Penggunaan Kortikosteroid
Jika Sindrom Cushing merupakan akibat dari pemberian kortikosteroid eksternal
(eksogen), pemberian obat tersebut harus diupayakan untuk dikurangi atau dihentikan secara
bertahap hingga tercapai dosis minimal yang adekuat untuk mengobati proses penyakit yang ada
dibaliknya (misalnya, penyakit otoimun serta alergi dan penolakan terhadap organ yang
ditransplantasikan). Hal ini biasanya tidak aman apabila tiba-tiba berhenti minum kortikosteroid.
Jika telah minum kortikosteroid untuk waktu yang lama, tubuh mungkin berhenti memproduksi
steroid alami. Jika tiba-tiba berhenti minum obat, mungkin mengalami gejala seperti kelelahan,
muntah dan diare. Juga, mungkin perlu untuk terus minum obat sampai kondisi yang sedang
dirawat berada di bawah kendali. Jika telah minum kortikosteroid selama beberapa hari,
memungkinkan dapat menghentikan obat dengan aman.
Sebenarnya tidak ada aturan untuk menghentikan pengobatan dengan kortikosteroid bagi
yang memerlukannya. Namun, bagi kebanyakan orang, pengurangan bertahap dianjurkan.
Setelah beberapa saat tes darah menunjukkan jika tubuh telah memproduksi steroid alami.
Menghentikan penggunaan steroid akan aman jika tubuh telah memproduksi steroid alami.
Hal ini dapat dilakukan selama beberapa bulan sampai lebih dari setahun. Selama ini mungkin
perlu pengobatan untuk beberapa gejala dari sindrom Cushing, seperti obat-obatan untuk
menurunkan tekanan darah.
4.Radioterapi
Radioterapi mungkin dianjurkan jika operasi kelenjar hipofisis tidak berhasil atau jika
tidak dapat menjalani operasi. Ini melibatkan sinar-X berenergi tinggi untuk mengecilkan tumor.
Jenis radioterapi yang dikenal sebagai radiosurgery stereotactic (SRS) semakin banyak
digunakan untuk mengobati tumor hipofisis. Menggunakan serangkaian frame bergerak untuk
menahan kepala dalam posisi yang tepat. Kemudian komputer digunakan untuk mengirim sinar
energi ke lokasi yang tepat pada tumor hipofisis. Hasil SRS baik, sekitar 75% dari gejala orang
yang benar-benar sembuh.
b. System kardiovaskuler
Inspeksi: ictus cordis tidak tampak
Palpasi: ictus cordis teraba pada ICS 4-5 mid klavikula
Perkusi: pekak
Auskultasi: s1 s2 terdengar tunggal
c. Sistem pencernaan
Mulut : mukosa bibir kering
Tenggorokan: tidak dapat pembsaran kelenjar tiroid
Limfe: Tidak ada pembesaran vena jugularis
Abdomen:
I : simetris tidak ada benjolan
P : tidak terdapat nyeri tekan
P : suara redup
A : tidak terdapat bising usus
DIAGNOSA KEPERAWATAN
1. Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan dan perubahan metabolism protein
2. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik
3. Hypervolemia berhubungan dengan kelebihan natrium
4. Resiko cedera berhubungan dengan atropi otot
INTERVENSI KEPERAWATAN
2.Gangguan citra tubuh SLKI: Citra Tubuh SIKI : Promosi Citra Tubuh
berhubungan dengan Kriteria hasil: Tindakan
perubahan penampilan - Melihat bagian Observasi
fisik tubuh - Identifikasi harapan citra
- Verbalisasi tubuh berdasarkan
perubahan gaya tehap perkembangan
hidup - Identifikasi budaya,
- Focus pada bagian agama, jenis kelamin,
tubuh dan umur berkaitan citra
- Hubungan sosial tubuh
- Identifikasi perubahan
citra tubuh yang
mengakibatkan isolasi
sosial
- Monitor frekuensi
pernyataan kritik
terhadap diri sendiri
Terapeutik
- Diskusikan perubahan
tubuh dan fungsinya
- Diskusikan perubahan
penampilan fisik
terhadap harga diri
- Diskusikan cara
mengembangkan
harapan citra tubuh
secara realistis.
Edukasi
- Jelaskan kepada
keluarga tentang
perawatan perubahan
citra tubuh
- Anjurkan
mengungkapkan
gambaran diri terhadap
citra tubuh
- Latih fungsi tubuh yang
dimiliki
- Lakukan pengungkapan
kemampuan diri kepada
orang lain maupun
kelompok
3. Hypervolemia SLKI: Keseimbangan cairan SIKI: Manajemen HIpervolemia
berhubungan dengan Kriteria hasil: Tindakan
kelebihan natrium - Asupan cairan Observasi
- Keluaran urin - Periksa tanda dan gejala
- Kelembapan hypervolemia
membrane - Identifikasi penyebab
mukosa hypervolemia
- Dehidrasi - Monitor status
- Denyut nadi radial hemodinamika (mis:
- Turgor kulit frekuensi jantung,
- Berat badan tekanan darah, jika
- Tekanan darah tersedia
- Monitor intake dan
output cairan
- Monitor tanda
hemokonsentrasi
(mis:kadar natrium,
hematokrit)
- Monitor tanda
peningkatan takanan
onkotik plasma (mis:
kadar protein dan
albumin meningkat)
- Monitor kecepatan infus
secara ketat
Terapeutik
- Timbang berat badan
setiap hari pada waktu
yang sama
- Batasi asupan cairan dan
garam
- Tinggikan kepala tempat
tidur 30-40®
Edukasi
- Anjurkan melapor jika
keluaran urin <0,5
mL/kg/jam dalam 6 jam
- Ajarkan cara membatasi
cairan
Kalaborasi
- Kalaborasi pemebrian
diuretic
- Kalaborasi penggantian
kehilangan kalium akibat
4.Resiko cedera SLKI: Tingkat cidera SIKI: Identifikasi Resiko
berhubungan dengan Kriteria hasil: Tindakan
atropi otot - Kejadian cidera Observasi
- Ketegangan otot - Observasi resiko
- Perdarahan biologis, lingkungan dan
- Iritabilitas prilaku
- Gangguan kognitif - Identifikasi risiko secara
- Pola isitirahat & berkali di masing-masing
tidur unit di masing-masing
unit
- Identifikasi risiko baru
sesuai perencanaan
yang telah ditetapkan
Terapeutik
- Tentukan metode
pengelola resiko yang
baik dan ekonomis
- Lakukan pengelola risiko
yang baik ekonomis
- Lalukan update
perencanaan secara
regular
- Buat perencanaan
Tindakan yang memiliki
timeline atau
penangguang jawab
yang jelas
- Dokumentasikan
temuan risiko secara
akurat
-
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik gabungan
dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar yang tinggi ini
dapat terjadi secara spontan atau karena pemberian dosis farmakologik senyawa-
senyawa glukokortikoid.(Sylvia A. Price; Patofisiolgi, Hal. 1088).
B. Saran
Dengan selesainya makalah ini disusun, penulis berharap pembaca dapat mempelajari
dan memahami tentang gangguan kelenjer adrenal sindrom cushing. Penulis juga
mengharapkan adanya kritik dan saran yang membangun, sehingga penulis dapat
menjadi lebih baik untuk masa yang akan datang dalam penyusunan makalah.