Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

“Cushing Syndrome”
Ditujukan untuk Mata Kuliah Keperawatan Dewasa Sistem Endokrin, Imunologi,
Pencernaan, Perkemihanx dan Reproduksi Pria

Dosen Pengampuh
Ns. Sarwan, S.Kep, M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 7


Kelas 4A

Nurdayanti Safi (2101007)


Maharani Lakoro (21010)
Almin Sapsuha (2101017)

PROGRAM STUDI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, karunia, serta taufik
dan hidayah-Nya lah kami dapat menyelesaikan Teori Asuhan Keperawatan ini dengan judul
“Cushing Syndrome”.

Dan juga kami berterima kasih kepada Bapak Sarwan selaku dosen mata kuliah Keperawatan
Dewasa Sistem Pernafasan yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa di dalam tugas ini terdapat kekurangan-kekurangan dan
jauh dari apa yang diharapkan. Oleh karena itu kami harapkan kepada pembaca untuk
memberikan masukan – masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan asuhan teori
keperawatan ini.

Demikianlah tugas ini kami buat,apabila ada kesalahan – kesalahan kata dalam penulisan kami
memohon maaf sebesar – besarnya.

Manado.15-maret 2023

Mahasiswa
DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1

A. Latar belakang................................................................................1

B. Rumusan masalah...........................................................................2

C. Tujuan.............................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN....................................................................................

A. DEFINISI.........................................................................................

B. ETIOLOGI ......................................................................................

C. PATOFISIOLOGI............................................................................

D. PENYEBAB CUSHING SYNDROM……………………………

E. MANIFESTASI KLINIS..................................................................

F. PEMERIKSAAN PENUNJANG.....................................................

G. PENATALAKSANAAN.................................................................

H. KOMPLIKASI.................................................................................

I KASUS……………………………………………………………

J. PEMBAHASAN KASUS DAN ASKEP..........................................

K. PATHWAY………………………………………………………..

BAB IV PENUTUP.............................................................................................

A. KESIMPULAN................................................................................

B. SARAN……………………………………………………………...
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Sindrom cushing ( cushing syndrom ) adalah sekumpulan gejala dan tanda klinis
akibat meningkatnya kada glukokortikoid (kartisol ) dalam darah. Pada tahun 1932
Harvey Cushing pertama kali melaporkan sindrom ini dan menyimpulkan bahwa
penyebab primer sindrom ini adalah adenoma hipofisis, sehingga penyakit ini disebut
Cushing ( cushing disease ) beberapa tahun kemudian dilaporkan bahwa sindrom ini
ternyata juga bisa disebabkan oleh penyebab lain selain adenoma hipofisis, dan
sindrom ini disebut sindrom caushing ( Batubara, Tridjaja, dan pulungan, 2010 ).

Menurut Magiaku et al, (1994 ) dalam The New England Journal of Mediciane
yang didapatkan dari data National Institutes of health tahun 1982 hingga 1992
rentang umur sindrom caushing pada anak dan remaja 4-20 tahun. Lima puluh pasien
diantaranya menderita penyakit caushing sindrom sedangkan 3 pasien menderita
sekresi kortikotropin berlebihan. Tanda klinik yang dijumpai yaitu 90 persen
mengalami kelebihan berat badan dan 83 persen mengalami gangguan pertumbuhan.

Insiden sindrom cushing endogen sekitar 2 sampai 5 kasus baru per satu juta per
tahun dan 10 % diantaranya terjadi pada anak. Penyebab paling umum sindrom
cushing tipe endogen adalah adenoma hipofisis peneskresi ACTH ( sekitar 75 % dari
semua kasus sindrom cushing tipe endogen pada anak berumur lebih dari 7 tahun ).
Penyebab tersering cushing sindron pada bayi dan balita adalah tumor adrenal
( adenoma, carsinoma, dan hiperlasia bilateral ). ( et al, 2004 ).

B. RUMUSAN MASALAH
- Apa definisi dari chusing syndrom ?
- Apa etiologi chusing syndrom ?
- Apa manifestasi klinis chusing syndrom ?
- Bagaimana patofisiologi dari chusing syndrom ?
- Bagaimana pathway chusing syndrom ?
- Bagaimana penatalaksanaan chusing syndrom ?
- Apa komplikasi chusing syndrom ?
- Bagaimana askep chusing syndrom ?

C. TUJUAN
- Untuk mengetahui pengertian dari chusing syndrom
- Untuk mengetahui apa penyebab/etiologi dari penyakit cushing syndrom
- Untuk mengetahui tanda dan gejala/ manifestasi klinis dari penyakit cushing syndrom
- Untuk mengetahui patofisiologi dari penyaki chusing syndrom
- Untuk mengetahui penatalaksanaan bagi penderita chusing syndrom
- Untuk mengetahui komplikasi dari chusing syndrom tersebut
- Untuk mengetahui asuhan keperawatan bagi penderita chusing syndrom
BAB II
PEMBAHASAN

A. DEFINISI CHUSING SYNDROM

Sindrom cushing merupakan kumpulan abnormalitas klinis yang disebabkan oleh


keberadaan hormonal korteks adrenal (khususnya kortisol) dalam berlebih
ataukortikosteroid yang berkaitan, dan hormon androgen serta aldosteron (dalam taraf
yangrendah) (Jenifer P.kowalak 2013).
Sindrom cushing merupakan dampak dari aktivitas adrenokorikal yang berlebihan,
dan bukan karena kekurangan aktivitas adrenokortikal (Bruner dan
suddart2014).Sindron cushing merupakan keadaan yang menyebabkan peningkatan
kadarglukokortikoid (Robbins & Cotran 2009).J
adi sindrom Cushing adalah abnormalitas hormonal korteks adrenal yang
menyebabkan peningkatan kadar kortisol dan hormon androgen serta aldosteron yang
berlebihan.
 Insiden
Penyakit sindrom cushing (kelebihan kortikotropin yang diproduksi oleh
kelenjarhipofisis) menempati sekitar 80% kasus endogen sindrom cushing. Penyakit
cushing paling sering terjadi pada usia antara 20 dan 40 tahun, dan tiga hingga 8 kali lipat
lebihsering terjadi pada wanita.
B. Etiologi
Penyebab sindrom cushing meliputi
a. Kelebihan hormon hipofisis anterior (kortikotropin).
b. hiperplasia korteks adrenal
c. Tumor pada kelenjar hipofisis
d. Tumor ektopik yang menghasilkan hormon adrenokortikotropik (ACTH)
e. Pemberian kortikosteroid yang berlebihan, termasuk pemakaian yang lama.
f. alkoholik yaitu produksi alkohol berlebih.
g. Pada bayi, sindrom cushing paling sering disebabkan oleh tumor adrenokorteks yang
sedang berfungsi, biasanya karsinoma maligna tetapi kadang-kadang adenoma
benigna.
C. Patofisiologi
Sindrom cushing disebabkan oleh pajanan lama pada obat-obatan glukokortikoid
yang berlebihan. sindrom cushing ini bersifat eksogen dan terjadi karena
pemberiankokortikoid atau kortikotropin yang lama, atau bersifat endogen akibat
peningkatansekresi kortisol atau kortikotropin. Kelebihan kortisol akan menimbulkan
efek imflamasidan katabolosme protein serta lemak perifer yang berlebihan untuk
mendukung produksiglukosa oleh hati. Mekanisme tersebut dapat tergantung
kortikotropin (kenaikan kadarkortikotropin plasma menstimulasi korteks adrenal untuk
menghasilkan kortisol secara berlebihan) atau tidak tergantung kortikotropin (kortikosol
yang berlebihan diproduksioleh kortek adrenal atau diberikan secara eksogen). Kortisol
yang berlebihan akanmenekan poros hipotalamus -hipofisis-adrenal dan juga ditemukan
pada tumor yangmenyekresi kortikotropin secara atropik. Efek kortisol terhadap
metabolisme karbohidratuntuk merangsang glukogenesis (pembentukan gula baru)
seringkali kecepatanglukogenesis sebesar 6 sampai 10 kali lipat, salah satu efek
glukogenesis yang meningkatadalah jumlah penyimpanan glikogen dalam sel-sel hati
yang juga meningkat sehinggamenyebabkan glukosa meningkat. efek meningkatnya
kortisol dapat mengganggu kerjainsulin pada sel-sel perifer sebagai akibatnya penderita
dapat mengalami hiperglikemiadan menimbulkan manifestasi klinik DM. dari kondisi
hiperglikemia mengakibatkankadar oksigen ke jaringan menurun, sehingga jika terjadi
luka maka luka susah sembuh.Efek kortisol dalam metabolisme lemak α gliserofosfat
yang berasal dari glukosa dibutuhkan untuk penyimpanan dan mempertahankan jumlah
trigliserida dalam sel lemak, jika α gliserofosfat tidak ada maka sel lemak akan
melepaskan asam lemak, asam lemak akan dimobilisasi oleh kortisol sehingga
konsentrasi asam lemak bebas diplasmameningkat hal ini menyebabkan terjadinya
penumpukan lemak berlebihan sehinggaobesitas, distribusi lemak tidak merata didaerah
sentral tubuh sehingga menimbulkanobesitas, wajah bulan (moon face), memadatkan
fossa supraklavikula dan tonjolanservikodorsal punggung bison (Buffalo hump), obesitas
trunkus dengan ekstermitas atasdan bawah yang kurus akibat atropi otot memberikan
penampilan klasik berupa chusingoid. Efek kortisol dalam metabolisme protein efek
katabolik dan antianabolik pada protein yang memiliki glukokortikoid menyebabkan
menurunkan kemampuan sel-sel pembentuk protein untuk mensintesis protein sintesa
protein yang menurun memicu peningkatan terjadinya proses katabolisme protein yang
sudah ada didalam sel. Proseskatabolisme protein ini menyebabkan tubuh kehilangan
simpanan protein pada jaringan perifer seperti kulit, otot, pembuluh darah, dan tulang
atau seluruh tubuh kecuali hati,oleh karena itu klinis dapat ditemukan kondisi kulit yang
mengalami atropi dan mudahrusak, luka-luka sembuh dengan lambat, ruptura serabut-
seabut elastis pada kulitmenyebabkan tanda regang pada kulit berwarna ungu (striae),
matriks protein tulangmenjadi rapuh dan menyebakan osteoporosis, otot-otot mengalami
atropi dan menjadilemah. Efek kortisol pada sistem kekebalan pemberian kortisol dalam
dosis besar akanmenyebabkan atrofi yang bemakna pada jaringan limfoid di seluruh
tubuh, hal ini akanmengurangi sekresi sel-sel T dan antibodi dari jaringan limfoid,
akibatnya tingkatkekebalan tubuh terhadap sebagaian benda asing yang memasuki tubuh
akan berkurang,sehingga hepersensitifitas menjadi lambat. Pada elektrolit glukokortikoid
yang diberikanatau disekresikan secara berlebihan akan menyebabkan retensi natrium
dan pembuangannatrium sehingga menyebabkan edema. Pada fungsi otak perubahan
psikologik terjadikarena kelebihan kortikosteroid hal ini ditandai dengan oleh
ketidakstabilan emosional,gangguan proses pikir, insomnia, dan depresi.

D. Penyebab Sindrom Cushing


Tingginya kadar hormon kortisol pada sindrom Cushing bisa disebabkan oleh faktor
dari luar tubuh (eksternal) atau dari dalam tubuh (internal). Berikut ini adalah
penjelasannya:

1. Penyebab eksternal sindrom Cushing


Penyebab sindrom Cushing yang paling umum adalah penggunaan
obat kortikosteroid dalam dosis tinggi atau untuk jangka panjang. Hal ini bisa terjadi
karena obat kortikosteroid memiliki efek yang sama dengan hormon kortisol.
Obat kortikosteroid yang sering menyebabkan sindrom Cushing adalah obat yang
diminum dan disuntik. Namun, pada kasus yang jarang terjadi, kortikosteroid yang
dioleskan dan dihirup juga dapat menyebabkan sindrom Cushing, terutama bila
digunakan dalam dosis tinggi.

2. Penyebab internal sindrom Cushing


Sindrom Cushing juga dapat terjadi akibat tingginya kadar hormon
adrenokortikotropik (ACTH), yaitu hormon yang mengatur pembentukan hormon
kortisol. Kadar hormon ACTH yang berlebihan ini dapat disebabkan oleh:

 Tumor di kelenjar hipofisis atau pituitari


 Tumor di pankreas, paru-paru, kelenjar tiroid, atau kelenjar timus
 Tumor di kelenjar endokrin yang terkait dengan faktor keturunan
 Penyakit kelenjar adrenal, seperti tumor di korteks adrenal (adenoma adrenal)

a. Adapun Faktor risiko sindrom Cushing


Sindrom Cushing lebih berisiko dialami oleh orang dewasa yang berusia 30–50
tahun. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan kondisi ini terjadi terjadi pada anak-
anak. Di samping itu, sindrom Cushing juga tiga kali lipat lebih berisiko menyerang
wanita dibandingkan dengan pria.
Sindrom Cushing lebih mungkin terjadi pada orang-orang yang perlu menerima obat
kortikosteroid dalam jangka panjang. Contohnya adalah:
 Penderita asma kronis
 Penderita rheumatoid arthritis
 Penderita lupus
 Penerima transplan organ

b. Gejala Sindrom Cushing
Gejala yang dialami penderita Sindrom Cushing tergantung pada tingginya kadar
kortisol di dalam tubuh. Gejalanya antara lain:

 Berat badan meningkat


 Penumpukan lemak, terutama di bahu (buffalo hump) dan wajah (moon face)
 Guratan berwarna ungu kemerahan (striae) di kulit perut, paha, payudara, atau
lengan
 Penipisan kulit, sehingga kulit menjadi mudah memar
 Luka atau gigitan serangga di kulit sulit sembuh
 Jerawat
 Lemah otot
 Lemas
 Depresi, cemas, atau mudah marah
 Gangguan mengingat
 Tekanan darah tinggi
 Sakit kepala
 Pengeroposan tulang
 Gangguan pertumbuhan pada anak

Pada wanita, sindrom Cushing dapat membuat haid menjadi tidak teratur atau
terlambat dan menimbulkan gejala hirsutisme, yaitu rambut yang tumbuh lebat di wajah
atau bagian lain yang biasanya hanya tumbuh pada pria.
Sedangkan pada pria, keluhan lain yang mungkin muncul akibat sindrom Cushing
adalah penurunan gairah seksual, gangguan kesuburan, dan impotensi

E. Manifestasi Klinis
a. Henti pertumbuhan, penambahan berat badan dan obesitas, perubahan skeletal, dan
intoleransi glukosa.
b. Gambaran klasik : obesitas tipe sentral, dengan buffalo hump“pundak sapi” berlemak
dileher dan area supraklavikula, batang tubuh berat, dan obesitas trunkus
denganekstermitas atas dan bawah yang kurus akibat atropi otot memberikan klasik
berupachusingoid, kulit tipis, rapuh, dan mudah mengalami truma, disertai dengan
ekimosisdan striae.
c. Kelemahan dan kelesuan : tidur terganggu karena perubahan sekresi kortisol
diurnal(pada siang hari).
d. Katabolisme protein yang berlebihan disertai dengan pelisutan otot dan
osteoporosiskifosis, nyeri punggung, dan fraktur kompresi vertebra mungkin terjadi.
e. Retensi natrium dan air, menyebabkan hipertensi dan gagal jantung.
f. Tampilan “moon face” (wajah seperti bulan ), kulit berminyak dan berjerawat.
g. Peningkatan karena kerantanan terhadap infeksi : kelambatan pemulihan dari
lukasayatan minor dan memar.
h. Hiperglikemia atau diabetes yang nyata.
i. Virilisasi pada wanita (karena kelebihan androgen) dengan tampilan sifat
maskulindan resesi sifat feminin ( misalnya : rambut / bulu berlebihan pada wajah,
atrofi payudara, menstrusai terhenti, klitoris membesar, dan suara mendalam) : libido
hilang pada pria dan wanita.
j. Perubahan terjadi pada alam perasaan dan aktivias mental ; psikologis dapat
terjadidan distres serta depresi dapat terjadi.
k. Jika sindrom cushing terjadi karena dampak dari tumor hipofisis, gangguan visual
mungkin terjadi karena tekanan pada kiasma optik.

F.Pemeriksaan Penunjang

a. Uji supresi deksametason, untuk menegakkan diagnosis penyebab sindrom


cushingapakah dari hipofisis atau adrenal, dexametason diberikan pada pukul 11
malam dankadar kortisol plasma diukur pada pukul 8 pagi di hari berikutnya.
b. Pemeriksaan laboratorium ( misalnya : natrium serum, glukosa darah, kalsium dan
plasma urine) ; urine 24 jam bebas dari kortisol.
c. CT, ultrasound, atau pemindaian MRI atau ultrasonografi dapat medeteksi
jaringanadrenal dan mendeteksi tumor adrenal.
d. Pemeriksaan Radioimunoassay ACTH plasma, untuk mengenali penyebab sindrom
cushing

G. Penatalaksanaan
a. Penatalaksanaan medis
Terapi biasanya diarahkan pada kelenjar hipofisis karena sebagian besar disebabkan
oleh tumor hipofisis dan bahkan tumor adrenal.
1) Pengangkatan tumor melalui pembedahan dengan hipofsektomi adalah terapi
pilihan (angka kesuksesan 80%)
2) Radiasi kelenjar hipofisis berhasil tetapi memerlukan waktu beberapa lama untuk
mengontrol gejala.
3) Adrenalektektomi dilakukan pada klien hipertrofi adrenal primer.
4) Setelah operasi, terapi sulih secara sementara dengan hidrokortison diperlukan
sampai kelajar adrenal mulai berespons secara normal (mungkin dalam beberapa
bulan).
5) Jika adrenalektomi bilateral dilakukan, diperlukan penggantian hormonal adrenal
seumur hidup
6) Inhibitor enzim adrenal (misalnya ; miterapon, aminoglutetimid, mitotan,
dapatdigunakan pada tumor penyekresi ACTH ektopik yang tidak dapatkan secara
total pantau secara ketat fungsi adrenal ynag tidak adekuat disamping terapi.
7) Jika sindrom cushing terjadi akibat kortikosteroid eksogen, kurangi secara
bertahap ke tingkat minimum atau selingi terapi dengan terapi cara bergantian dua
hari sekali untuk mengatasi penyakit utama.
b. Penatalaksanaan keperawatan
1) Menurunkan resiko cidera dengan menciptakan lingkungan yang protektifuntuk
meminimalkan resiko jatuh atau cidera yang lain.
2) Menurunkan resiko infeksi
3) mempersiapkan klien untuk menjalankan pembedahan dan setelah operasi
4) Mengajarkan tentang perawatan diri
5) Memberikan Health Education tentang pemberian obat kortikosteroid

H.Komplikasi

Komplikasi syndrom chusing meliputi :


a. Osteoporosis
b. Peningkatan kerentanan terhadap infeksi
c. Hirsutisme
d. Batu uretra
e. Metastasis tumor malignan

Anda mungkin juga menyukai