Anda di halaman 1dari 29

LAPORAN SGD PADA SISTEM ENDOKRIN

PADA ANAK DENGAN SINDROM CUSHING

DOSEN PEMBIMBING : HASRIANY, S.kep., Ns., M.Kes

Di susun oleh kelompok : 2

Anggota kelompok :

Hardianti Irma Mutmainah


Hardianti Ruslan Khairunnisa
Hasrianti Kasmawati
Hayatun Nufus Ledian Ternate
Idawati Firman
Muhammad Taufik

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG


MAKASSAR

TAHUN AJARAN 2015/2016

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
karunia-Nya sehingga dengan izin dan ridha-Nya kami dapat menyelesaikan laporan ini tepat
pada waktu yang telah ditentukan.
Selanjutnya ucapan terima kasih dan penghargaan kami sampaikan kepada dosen
pembimbing mata kuliah SISTEM ENDOKRIN dan kepada seluruh sahabat-sahabat
seperjuangan yang telah membantu kami dalam menyelesaikan laporan kasus ini.
Dalam penyusunan laporan ini, kami menyadari berbagai kelemahan, kekurangan dan
keterbatasan yang ada, sehingga tetap terbuka kemungkinan terjadinya kekeliruan dan
kekurangan disana sini dalam penulisan dan penyajian laporan ini. Oleh Karena itu, dengan
tangan terbuka, seraya kasih, kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif
dari para pembaca dalam rangka penyempurnaan laporan ini.
semoga makalah ini bermanfaat. Amin.

Penyusun 01 JUNI 2015

DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL

KATA PENGATAR

DAFTAR ISI

BAB I PENDAHULUAN
A, Latar Belakang Penulisan

B. Tujuan Penulisan

C. Manfaat Penulisan

BAB II TINJAUAN TEORI

A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
2. Etiologi
3. Patofisiologi
4. Manifestasi klinik
5. Pemeriksaan diagnostik
6. Komplikasi
7. Penatalaksanaan
B, KONSEP KEPERAWATAN
1.Pengkajian
2, Penetapan diagnosa
3, Intervensi
4. Discharge planning
BAB III TINJAUAN KASUS
1, Skenario
2, Pertanyaan-pertanyaan
BAB IV PEMBAHASAN
1. Jawaban pertanyaan
2. Informasi tambahan
a. Jurnal ilmiah
b. Diagnosa banding
BAB V PENUTUP
a. Kesimpulan
b. Saran
DAFTAR PUSTAKA
BAB I

PENDAHULUAN

A. latar belakang penulisan


Kelenjar adrenal terdiri dari medula dan korteks.Korteks terdiri atas zona
glomerulosa, fasikulata, dan retikularis.Zona glomerulosa mensekresikan aldosteron
dan dikendalikan oleh mekanisme renin-angiotensin dan tidak bergantung pada
hipofisis.Zona fasikulata dan retikularis mensekresikan kortisol dan hormon
androgenik dan dikendalikan oleh hipofisis melalui ACTH.
Sekresi ACTH oleh hipofisis dikendalikan oleh (1) faktor pelepas kortikotropin
hipotalamus, dan (2) efek umpan balik kortisol. Ketika terjadi suatu gangguan pada
pembentukan hormon-hormon tersebut baik berlebih maupun kekurangan, akan
mempengaruhi tubuh dan menimbulkan keabnormalan. Sindrom cushing adalah
terjadi akibat kortisol berlebih.
B. Tujuan penulisan
Tujuan umum
Untuk mengetahui dan dapat memberikan asuhan keperawatan pada penderita
sindrome cushing.
Tujuan Khusus
1. Mampu melakukan pengkajian pada penderita sindrome cushing.
2. Mampu Merumuskan diagnosa keperawatan pada penderita sindrome cushing
Mampu membuat rencana keperawatan pada pasien gangguan sindrome cushing.
3. Mampu melaksanakan tindakan keperawatan pada pasien gangguan sindrome
cushing.
4. Mampu Mengevaluasi pelaksanaan askep pada pasien gangguan sindrome
cushing.
C. Manfaat Penulisan
Dengan penulisan laporan ini diharapkan kepada kita semua dapat terutama kami
selaku penyusun laporan kasus ini mengetahui dasar dan teori endokrin dan
aplikasinya dalam proses keperawatan.

BAB II

TINJAUAN TEORI
A. KONSEP MEDIS
1. Definisi
Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik
gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar
yang tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena pemberian dosis
farmakologik senyawa-senyawa glukokortikoid
(Sylvia A. Price; Patofisiolgi, Hal. 1088).

Syndrome cushing adalah gambaran klinis yang timbul akibat peningkatan


glukokortikoid plasma jangka panjang dalam dosisi farmakologik
(latrogen).(Wiliam F. Ganang , Fisiologi Kedokteran, Hal 364).
Syndrome cushing di sebabkan oleh stres berlebihan steroid adrenokortial
terutama kortisol.(IDI). Edisi III Jilid I, hal 826).

Cushing merupakan akibat rumatan dari kadar kortisol darah yang tinggi secara
abnormal karena hiperfungsi korteks adrenal. (Ilmu Kesehatan Anak, Edisi 15 Hal
1979).

Syndrome cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolic
gabungan dari peninggian kadar glikokortikoid dalam darah yang
menetap.(Patofisiologi, hal 1089).

2. Etiologi
a. Sindrom cushing disebabkan oleh sekresi kortisol atau kortikosteron yang
berlebihan, kelebihan stimulasi ACTH mengakibatkan hiperplasia korteks anal
ginjal berupa adenoma maupun carsinoma yang tidak tergantung ACTH juga
mengakibatkan sindrom cushing. Demikian juga hiperaktivitas hipofisis, atau
tumor lain yang mengeluarkan ACTH. Syindrom cuhsing yang disebabkan
tumor hipofisis disebut penyakit cusing.
(buku ajar ilmu bedah, R. Syamsuhidayat, hal 945).
b. Sindrom cusing dapat diakibatkan oleh pemberian glukortikoid jangka panjang
dalam dosis farmakologik (latrogen) atau oleh sekresi kortisol yang berlebihan
pada gangguan aksis hipotalamus-hipofise-adrenal (spontan) pada sindrom
cusing spontan, hiperfungsi korteks adrenal terjadi akibat ransangan belebihan
oleh ACTH atau sebab patologi adrenal yang mengakibatkan produksi kortisol
abnormal.
(Sylvia A. Price; Patofisiologi, hal 1091)
c. Meningginya kadar ACTH ( tidak selalu karena adenoma sel basofil hipofisis).
d. Meningginya kadar ATCH karena adanya tumor di luar hipofisis, misalnya
tumor paru, pankreas yang mengeluarkan ACTH like substance.
e. Neoplasma adrenal yaitu adenoma dan karsinoma.
f. Iatrogenik adalah Pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam dosis
farmakologik. Dijumpai pada penderita artitis rheumatoid, asma, limpoma dan
gangguan kulit umum yang menerima glukokortikoid sintetik sebagai agen
antiinflamasi.

3. Patofisiologi
Sindrom cushing disebabkan oleh pajanan lama pada obat-obat glukokortikoid
yang berlebihan. Sindrom cushing dapat bersifat eksogen dan terjadi karena
pemberian glukokortikoid atau kortikotropin yang lama, atau bersifat endogen,
akibat peningkatan sekresi kortisol atau kortikotropin. Kelebihan kortisol akan
menimbulkan efek anti inflamasi dan katabolisme protein serta lemak perifer yang
berlebihan untuk mendukung produksi glukosa oleh hati. Mekanisme tersebut
dapat bergantung kortikotropin ( kenaikan kadar kortikotropin plasma
menstimulasi korteks adrenal untuk menghasilkan kortisol secara berlebihan) atau
tidak bergantung kortikotropin ( kortisol yang berlebihan diproduksi oleh korteks
adrenal atau diberikan secara eksogen ). Kortisol yang berlebihan akan menekan
poros hipotalamus-hipofisis-adrenal dan juga ditemukan pada tumor yang
mensekresi kortikotropin secara ektopik.
4. Manifestasi klinik
a. Henti pertumbuhan, obesitas, perubahan muskuloskeletal, dan intoleransi
glukosa.
b. Gambaran klasik pada orang dewasa dengan sindrom chusing menunjukkan
obesitas tipe sentral, dengan lemak punuk kerbau di leher dan area
supraklavikula, trunkus yang besar, dan ekstremitas yang secara relatif lebih
kurus. Kulit menipis, rapuh, mudah mengalami trauma, ekimosis, dan
perkembangan striae.
c. Kelemahan dan lemas, terjadi gangguan tidur karena terjadi perubahan sekresi
kortisol diurnal.
d. Katabolisme protein yang berlebihan dengan kehilangan massa otot dan
osteoporosis, kifosis, sakit pinggang, dan fraktur kompresi vertebra.
e. Terjadi retensi natruium dan air, menunjang terjadinya hipertensi dan gagal
jantung kongestif.
f. Penampilan wajah bulan dan kulit berminyak serta berjerawat.
g. Peningkatan kerentanan terhadapa infeksi.
h. Hiperglikemia atau diabetes.
i. Penambahan berat badan, penyembuhan luka kecil dan memamr lambat.
5. Pemeriksaan diagnostik
a. Uji supresi deksametason.
Mungkin diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis peyebab
sindrom cushing tersebut, apakah hipopisis atau adrenal.
b. Pengambilan sampele darah.
Untuk menentukan adanya varyasi diurnal yang normal pada kadar kortisol,
plasma.
c. Pengumpulan urine 24 jam.
Untuk memerikasa kadar 17 hiroksikotikorsteroid serta 17 ketostoroid
yang merupakan metabolik kortisol dan androgen dalam urine.
d. Stimulasi CRF.
Untuk membedakan tumor hipofisis dengan tempat tempat tropi.
e. Pemeriksaan radioimmunoassay
Mengendalikan penyebab sindrom cushing.
f. Pemindai CT, USG atau MRI.
Untuk menentukan lokasi jaringan adrenal dan mendeteksi tumor pada
kelenjar adrenal.

6. Komplikasi
a. Hirsutisme
Seorang wanita dengan hirsutisme memiliki rambut tubuh yang berlebihan
yang tumbuh di lokasi yang sama seperti pada laki-laki. Kebanyakan kasus
disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon ringan. Jarang, hirsutisme
disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya. Sekitar 8 persen wanita di
Amerika Serikat telah hirsutisme. Terapi obat efektif mencegah pertumbuhan
rambut tambahan, namun tidak mengurangi rambut yang ada.
Gejala hirsutisme meliputi pertumbuhan rambut yang berlebihan , jerawat ,
infertilitas , suara yang dalam, klitoris membesar, periode menstruasi yang
berat, dan periode menstruasi yang tidak teratur.
b. Peningkatan keretanan terhadap infeksi
Apakah yang dimaksud dengan defisiensi sistem kekebalan tubuh
Seseorang dengan defisiensi sistem kekebalan tubuh memiliki sistem
kekebalan tubuh yang lemah, yang biasanya melawan infeksi. Mereka yang
memiliki sistem kekebalan tubuh lemah tidak mampu untuk melawan infeksi
tepat. Penyebab umum dari kekurangan sistem kekebalan tubuh termasuk
diabetes , AIDS , dan kanker.
c. obesitas
Seseorang dengan obesitas memiliki jumlah abnormal jaringan lemak dalam
tubuh. Dalam rangka untuk menjadi gemuk, berat badan harus 30 persen lebih
tinggi dari normal, atau indeks massa tubuh harus lebih dari 30
Gejala obesitasObesitas umumnya tidak menimbulkan gejala. Obesitas ekstrim
dapat mengakibatkan kelemahan , kelelahan , meningkatkan sesak napas
dengan pengerahan tenaga , dan kaki bengkak.
d. Osteoporosis
Seseorang dengan osteoporosis telah kehilangan struktur tulang normal yang
membuat tulang kuat. Massa tulang dan kepadatan tulang menurun, dan
tulang-tulang menjadi lemah. Osteoporosis membuat tulang lebih rentan untuk
melonggar. Sebuah patah tulang pergelangan tangan , patah tulang pinggul ,
atau fraktur kompresi vertebral adalah lebih umum pada mereka dengan
osteoporosis. Sekitar 35 persen wanita di AS mengalami osteoporosis.
Gejala osteoporosis meliputi kehilangan tinggi, kifosis tulang belakang, nyeri
punggung kronis , sakit pinggul , dan nyeri pergelangan tangan . Gejala patah
tulang meliputi tiba-tiba, nyeri tulang yang parah.
e. Fibrosa
Seorang anak dengan displasia fibrosa memiliki pertumbuhan tulang abnormal
yang menghasilkan tulang melemah. Para tulang lemah yang rentan terhadap
fraktur. Displasia fibrosa terjadi pada anak yang adalah antara 3 dan 15 tahun.
Displasia fibrosa biasanya hanya mempengaruhi satu tulang, bukan seluruh
kerangka. Penyebab displasia fibrosa disebabkan oleh mutasi gen yang
menghasilkan pembentukan tulang abnormal.
Gejala displasia fibrosa meliputi nyeri tulang , patah tulang, tulang cacat, kulit
gelap , dan kesulitan berjalan.
7. Penatalaksaan
1. Karena lebih banyak sindrom cushing yang disebabkan oleh tumor hipofisis
dibanding tumor korteks adrenal, maka penangananya sering ditujukan kepada
kelenjar hipofisis. Operasi pengangkatan tumor melalui hipofisektomi
transfenoidalis merupakan terapi pilihan karena sering berhasil.adrenalektomi
merupakan terapi bagi pasien dengan hipertrofi adrenal primer.
2. Setelah pembedahan, gejala insufisiensi adrenal dapat mulai terjadi 12 hingga
48 jam kemudian sebagai akibat dari penurunan kadar hormone adrenal dalam
darah yang sebelumnya tinggi.terapi penggantian temporer dengan
hidrokortison mungkin diperlukan selama beberapa bulan sampai kelenjar
adrenal mulai memperlihatkan respon yang normal terhadap kebutuhan tubuh.
Jika kedua kelenjar adrenal diangkat ( adrenalektomi bilateral ), terapi
penggantian dengan hormon-hormon korteks adrenal harus dilakukan seumur
hidup.
3. Preparat penyekat enzim adrenal (yaitu, metyrapon, aminoglutethimide,
mitotane, ketokonazol)dapat digunakan untuk mengurangi hiperadrenalisme
jika sindrom tersebut disebabkan oleh sekresi ektopik ACTH oleh tumor yang
tidak dapat dihilangkan secara tuntas. Pemantauan yang ketat diperlukan
karena dapat terjadi gejala insufisiensi adrenal dan efek samping akibat obat-
obat tersebut.
4. Ada dua kelompok obat yang dapt dipakai, yaitu obat yang mencegah
produksi kortisol (Mitotane) dan antagonis serotonin yang bisa mencegah
keluarnya ACTH (Cyproheptadine).
5. Jika sindrom cushing merupakan akibat dari pemberian kortikosteroid
eksternal (eksogen ), pemberian obat tersebut harus diupayakan untuk dikuragi
atau dihentikan secara bertahap hingga tercapai dosis minimal yang adekuat
untuk mengobati proses penyakit yang ada dibaliknya (misalnya, penyakit
otoimun serta alergi dan penolakan terhadap organ yang ditransplantasikan).
Biasanya terapi yang dilakukan setiap dua hari sekali akan menurunkan gejala
sindrom cushing dan memungkinkan pemulihan daya responsif kelenjar
adrenal terhadap ACTH.
B. KONSEP KEPRAWATAN
1.) Pengkajian
a. Identitas klien
Meliputi nama, umur, jenis kelamin, pendidikan, alamat, pekerjaan, agama,
suku bangsa, tanggal dan jam MRS, nomor register,diagnose medis.
b. Riwayat kesehatan sekarang
Obesitas
Lemah
Muka tampak bulat ( moon face )
Nyeri pinggang
Kulit berminyak serta tumbuh jerawat
Lengan dan kaki kurus degan atrofi otot
Kulit cepat memar
Penyembuhan luka sulit
Menstruasi terhenti
c. Riwayat kesehatan dahulu
Klien sebelumnya pernah menderita
Osteoporosis
Hipertensi
d. Riwayat kesehatan keluarga
Keluarga tidak pernah menderita penyakit yang sama dengan klien

Pemeriksaan Fisik
a. Keadaan umum : compos mentis
b. Tanda-tanda vital :
TD :meningkat ( 140/90 mmHg )
N : Takikardia ( 150 x/m )
RR :kusmaul
S : meningkat ( 390c)
c. Pemeriksaan fisik head to toe
1. Kepala : Rambut: tipis
2. Wajah : muka merah, berjerawat dan berminyak, moon face
3. Mata :
Konjungtiva: anemis
Sklera : ikterik
Pupil : tidak dilatasi
4. Hidung :Sekret tidak ada
5. Mulut :Membran mukosa pucat, bibir kering.
6. Leher : tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, vena jugularis distensi,
7. Integument : turgor kulit buruk, kulit kemerahan, terdapat bulu halus,
striae
8. Thorak
a. Paru paru
Inspeksi : tidak terlihat retraksi intercosta hidung, pergerakan
dada simetris
Palpasi : tidak terdapat nyeri tekan
Perkusi: sonor
Auskultasi: tidak ada suara tambahan
b. Jantung
Inspeksi : ictus cordis tidak tampak
Palpasi : ictus cordis teraba pada ICS 4 5 midclavicula
Perkusi : pekak
Auskultasi : irama teratur
9. Abdomen
Inspeksi : tidak simetris, dan edema, striae
Palpasi : nyeri tekan
Perkusi : suara redup
Auskultasi : bising usus meningkat
10. ekstremitas : atrofi otot ekstremitas, tulang terjadi osteoporosis, otot
lemah
11. genitalia : klitoris membesar, amenore
2.) penetapan diagnosa keperawatan
1. Resiko infeksi b/d Kelemahn otot, metabolisme karbohidrat abnormal dan
dan respon inflamasi .
2. Gangguan rasa nyaman : nyeri b/d Nyeri pada tulang.
3. Resiko kerusankan integritas kulit b/d Edema, gangguan kesembuhan dan
kulit tipis.

3.) Intervensi/ rencana keperawatan

Tujuan dan KH Intervensi


No Diagosa Aktivitas
(NOC) (NIC)

1 Resiko Tujuan : Kontrol Observasi dan


infeksi setelah infeksi laporkan tanda
b/d dilakukan dan gejala infeksi
Kelemah tindakan seperti
n otot, keperawatan kemerahan,
metabolis selama 2x24 panas, nyeri, dan
me jam adanya
karbohidr diharapakan fungsiolaesa.
at metabolisme Kaji temperatur
abnormal karbohidrat klien tiap 4 jam.
dan dan klien normal Catat dan
respon kembali laporkan nilai
inflamasi dengan laboraturium
- Kriteria (leukosit, protein,
Hasil serum, albumin).
Infeksi Kaji warna kulit,
berkura kelembaban
ng tekstur, dan
- Daya turgor.
tahan Gunakan strategi
tubuh untuk mencegah
mening infeksinosokomia
kat. l.
Tingkatkan
intake cairan.
Istirahat yang
adekuat.
Cuci tangan
sebelum dan
setelah tindakan
keperawatan.
Dorong pasien
untuk istirahat.
2 Ganggua Tujuan : Manajemen Lakukan penilaian nyeri
n rasa setelah nyeri secara komprehensif
nyaman : dilakukan dimulai dari lokasi,
nyeri b/d tindakan karakteristik, durasi,
Nyeri keperawatan frekuensi, intensitas dan
pada selama 2x24 penyebab.
tulang jam Pertimbangkan pengaruh
diharapkan budaya terhadap respons
klien tidak nyeri.
measakan nyeri Mengurangi atau
lagi dengan mengapuskan faktor-
faktor yang memperketat
atau meningkatkan nyeri
Kriteria hasil : (seperti:ketakutan,
- Skala nyeri fatique, sifat
0-3. membosankan, ketiadaan
- Wajah klien pengetahuan).
tidak meringis. Menyediakan analgesik
- Klien tidak yang dibutuhkan dalam
memegang mengatasi nyeri.
daerahyang Cek order medis
nyeri. mengenai obat, dosis dan
frekuensianalgesik yang
diberikan.
Cek riwayat alergi obat.
Pilih analgesik yang tepat
atau kombinasi analgesik
ketika lebih dari satu obat
yang diresepkan.
Tentukan pilihan
analgesik (narkotik, non
narkotik, NSAID)
berdasarkan jenis dan
beratnya penyakit.
Monitor tanda-tanda vital
sebelum dan sesudah
pemberian obat analgetik
narkotik dengan dosis
pertama, atau catat jika
ada tanda yang tidak
Monitor biasa muncul.
tanda-tanda
vital

3 Resiko Tujan : setelah Pressure Anjurkan pasien untuk


kerusaka dilakukan manageme menggunakan pakaian
n tindakan nt yang longgar.
integritas keperawatan Jaga kebersihan kulit
kulit b/d selama 1x24 agar tetap bersih dan
Edema, jam diharapkan kering.
gangguan integritas kulit Mobilisasi pasien (uabah
kesembu klien normal posisi pasien) setiap 2
han dan kembali jam sekali.
kulit tipis dengan Monitor kulit akan
Kriteria Hasil: adanya kemerahan.
- Tidak ada Monitor aktivitas dan
luka atau lesi mobilisasi pasien.
pada kulit. Monitor status nutrisi
- Perfusi pasien.
jaringan baik. Memandikan pasien
- Menunjukkan dengan sabun dan air
pemahaman hangat.
dalam proses
perbaikan kulit
dan mencegah
terjadinya
cedera
berulang

BAB III
TINJAUAN KASUS
1. Skenario 2
An. A Berusia 5 tahun, dibawah orang tuanya ke rumah sakit, karena sejak 1 bulan
terakhir berat badan anaknya semakin hari semakin bertambah, Orang tuanya memang
mengaku kalau akhir-akhir ini nafsu makan anaknya meningkat, namun orang tua Si
anak A. Khawatir karena pertumbuhan berat badan anaknya tidak seperti anak-anak
pada umunya. Saat dilakukan pemeriksaan didapatkan tubuh bagian atas obesitas (di
atas pinggang) sedangkan lengan dan kaki kurus, wajah bulat, merah, penuh (moon
face), striae pada perut, dan TD: 140/90 mmHg. Ibu klien mengatakan gejalah ini mulai
muncul setelah anaknya menkonsumsi obat prednisone yang dibelinya di toko obat
karena anaknya juga menderita Asma Bronchial.
2. Pertanyaan-pertanyaan
1. Apakah masalah utama pada skenario kasus tersebut?
2. Penyakit apa yang kemungkinan diderita klien pada skenario kasus?
3. Penyakit lain yang terkait keluhan utama pada kasus skenario kasus?
4. Jelaskan etiologi dan manifestasi klinik dari penyakit pada skenario kasus!
5. Jelaskan patofisiologi/patogenesis dari penyakit pada skenario kasus!
6. Jelaskan pemeriksaan diagnostik utama dari penyakit pada skenario kasus!
7. Jelaskan komplikasi yang dapat terjadi dari penyakit pada skenario kasus!
8. Jelaskan penatalaksanaan medis dan keperawatan dari penyakit pada skenario kasus!
9. Sertakan hasil penelitian (jurnal ilmiah) untuk penanganan terkini dari penyakit!
10. Susunlah asuhan keperawatan secara teoritis dan berdasarkan skenario kasus

meliputi:
a. Pengkajian (Umum)
b. Diagnosa dan batasan karakteristik (NANDA)
c. Tujuan dan kriteria evaluasi (NOC)
d. Intervensi keperwatan (NIC)
e. Discharge Planning (Perencanaan pulang)

BAB IV
PEMBAHASAN
A. Jawaban pertanyaan
1. Apakah masalah utama pada skenario kasus tersebut?
Berat badan anak meningkat
2. Penyakit apa yang kemungkinan diderita klien pada skenario kasus?
Sindrom cushing
3. Penyakit lain yang terkait keluhan utama pada kasus skenario kasus?
Sindrom Adrenogenital
Sindrom Adrenogenital merupakan kelainan pada sistem endokrin karena
terjadinya kekurangan produksi glukokortikoid yang umumnya disebabkan
oleh terjadinya kekurangan enzim pembentuk glukokortikoid pada kelenjar
adrenal. Akibatnya hormon adrenotropin meningkat dan merangsang zona
retikularis untuk menskresikan androgen sehingga mengakibatkan
munculnya tanda-tanda kelamin sekunder pria pada seorang wanita, yang
disebut virilisme.
4. Jelaskan etiologi dan manifestasi klinik dari penyakit pada skenario kasus!
Etiologi sindrom cushing
a. Sindrom cushing disebabkan oleh sekresi kortisol atau kortikosteron
yang berlebihan, kelebihan stimulasi ACTH mengakibatkan hiperplasia
korteks anal ginjal berupa adenoma maupun carsinoma yang tidak
tergantung ACTH juga mengakibatkan sindrom cushing. Demikian juga
hiperaktivitas hipofisis, atau tumor lain yang mengeluarkan ACTH.
Syindrom cuhsing yang disebabkan tumor hipofisis disebut penyakit
cusing.
(buku ajar ilmu bedah, R. Syamsuhidayat, hal 945).
b. Sindrom cusing dapat diakibatkan oleh pemberian glukortikoid jangka
panjang dalam dosis farmakologik (latrogen) atau oleh sekresi kortisol
yang berlebihan pada gangguan aksis hipotalamus-hipofise-adrenal
(spontan) pada sindrom cusing spontan, hiperfungsi korteks adrenal
terjadi akibat ransangan belebihan oleh ACTH atau sebab patologi
adrenal yang mengakibatkan produksi kortisol abnormal.
(Sylvia A. Price; Patofisiologi, hal 1091)
c. Meningginya kadar ACTH ( tidak selalu karena adenoma sel basofil
hipofisis).
d. Meningginya kadar ATCH karena adanya tumor di luar hipofisis,
misalnya tumor paru, pankreas yang mengeluarkan ACTH like
substance.
e. Neoplasma adrenal yaitu adenoma dan karsinoma.
f. Iatrogenik adalah Pemberian glukokortikoid jangka panjang dalam
dosis farmakologik. Dijumpai pada penderita artitis rheumatoid, asma,
limpoma dan gangguan kulit umum yang menerima glukokortikoid
sintetik sebagai agen antiinflamasi.
Manifestasi klinik
a. Henti pertumbuhan, obesitas, perubahan muskuloskeletal, dan
intoleransiglukosa.
b. Gambaran klasik pada orang dewasa dengan sindrom chusing
menunjukkan obesitas tipe sentral, dengan lemak punuk kerbau di leher
dan area supraklavikula, trunkus yang besar, dan ekstremitas yang secara
relatif lebih kurus. Kulit menipis, rapuh, mudah mengalami trauma,
ekimosis, dan perkembangan striae.
c. Kelemahan dan lemas, terjadi gangguan tidur karena terjadi perubahan
sekresi kortisol diurnal.
d. Katabolisme protein yang berlebihan dengan kehilangan massa otot dan
osteoporosis, kifosis, sakit pinggang, dan fraktur kompresi vertebra.
e. Terjadi retensi natruium dan air, menunjang terjadinya hipertensi dan
gagal jantung kongestif.
f. Penampilan wajah bulan dan kulit berminyak serta berjerawat.
g. Peningkatan kerentanan terhadapa infeksi.
h. Hiperglikemia atau diabetes.
i. Penambahan berat badan, penyembuhan luka kecil dan memamr lambat.
5. Jelaskan patofisiologi/patogenesis dari penyakit pada skenario kasus!
Sindrom cushing disebabkan oleh pajanan lama pada obat-obat
glukokortikoid yang berlebihan. Sindrom cushing dapat bersifat eksogen
dan terjadi karena pemberian glukokortikoid atau kortikotropin yang lama,
atau bersifat endogen, akibat peningkatan sekresi kortisol atau
kortikotropin. Kelebihan kortisol akan menimbulkan efek anti inflamasi
dan katabolisme protein serta lemak perifer yang berlebihan untuk
mendukung produksi glukosa oleh hati. Mekanisme tersebut dapat
bergantung kortikotropin ( kenaikan kadar kortikotropin plasma
menstimulasi korteks adrenal untuk menghasilkan kortisol secara
berlebihan) atau tidak bergantung kortikotropin ( kortisol yang berlebihan
diproduksi oleh korteks adrenal atau diberikan secara eksogen ). Kortisol
yang berlebihan akan menekan poros hipotalamus-hipofisis-adrenal dan
juga ditemukan pada tumor yang mensekresi kortikotropin secara ektopik.
6. Jelaskan pemeriksaan diagnostik utama dari penyakit pada skenario kasus!
a. Uji supresi deksametason.
Mungkin diperlukan untuk membantu menegakkan diagnosis peyebab
sindrom cushing tersebut, apakah hipopisis atau adrenal.
b. Pengambilan sampele darah.
Untuk menentukan adanya varyasi diurnal yang normal pada kadar
kortisol, plasma.
c. Pengumpulan urine 24 jam.
Untuk memerikasa kadar 17 hiroksikotikorsteroid serta 17
ketostoroid yang merupakan metabolik kortisol dan androgen dalam
urine.
d. Stimulasi CRF.
Untuk membedakan tumor hipofisis dengan tempat tempat tropi.
e. Pemeriksaan radioimmunoassay
Mengendalikan penyebab sindrom cushing.
f. Pemindai CT, USG atau MRI.
Untuk menentukan lokasi jaringan adrenal dan mendeteksi tumor pada
kelenjar adrenal.

7. Jelaskan komplikasi yang dapat terjadi dari penyakit pada skenario kasus!
a. Hirsutisme
Seorang wanita dengan hirsutisme memiliki rambut tubuh yang
berlebihan yang tumbuh di lokasi yang sama seperti pada laki-laki.
Kebanyakan kasus disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon ringan.
Jarang, hirsutisme disebabkan oleh penyakit yang mendasarinya.
Sekitar 8 persen wanita di Amerika Serikat telah hirsutisme. Terapi obat
efektif mencegah pertumbuhan rambut tambahan, namun tidak
mengurangi rambut yang ada.
Gejala hirsutisme meliputi pertumbuhan rambut yang berlebihan ,
jerawat , infertilitas , suara yang dalam, klitoris membesar, periode
menstruasi yang berat, dan periode menstruasi yang tidak teratur.
b. Peningkatan kerentanan terhadap infeksi
Apakah yang dimaksud dengan defisiensi sistem kekebalan tubuh
Seseorang dengan defisiensi sistem kekebalan tubuh memiliki sistem
kekebalan tubuh yang lemah, yang biasanya melawan infeksi. Mereka
yang memiliki sistem kekebalan tubuh lemah tidak mampu untuk
melawan infeksi tepat. Penyebab umum dari kekurangan sistem
kekebalan tubuh termasuk diabetes , AIDS , dan kanker.
c. Obesitas
Seseorang dengan obesitas memiliki jumlah abnormal jaringan lemak
dalam tubuh. Dalam rangka untuk menjadi gemuk, berat badan harus 30
persen lebih tinggi dari normal, atau indeks massa tubuh harus lebih
dari 30
Gejala obesitasObesitas umumnya tidak menimbulkan gejala. Obesitas
ekstrim dapat mengakibatkan kelemahan , kelelahan , meningkatkan
sesak napas dengan pengerahan tenaga , dan kaki bengkak.
d. Osteoporosis
Seseorang dengan osteoporosis telah kehilangan struktur tulang normal
yang membuat tulang kuat. Massa tulang dan kepadatan tulang
menurun, dan tulang-tulang menjadi lemah. Osteoporosis membuat
tulang lebih rentan untuk melanggar. Sebuah patah tulang pergelangan
tangan , patah tulang pinggul , atau fraktur kompresi vertebral adalah
lebih umum pada mereka dengan osteoporosis. Sekitar 35 persen wanita
di AS mengalami osteoporosis.
Gejala osteoporosis meliputi kehilangan tinggi, kifosis tulang belakang,
nyeri punggung kronis , sakit pinggul , dan nyeri pergelangan tangan .
Gejala patah tulang meliputi tiba-tiba, nyeri tulang yang parah.
e. Fibrosa
Seorang anak dengan displasia fibrosa memiliki pertumbuhan tulang
abnormal yang menghasilkan tulang melemah. Pada tulang lemah yang
rentan terhadap fraktur. Displasia fibrosa terjadi pada anak yang adalah
antara 3 dan 15 tahun. Displasia fibrosa biasanya hanya mempengaruhi
satu tulang, bukan seluruh kerangka. Penyebab displasia fibrosa
disebabkan oleh mutasi gen yang menghasilkan pembentukan tulang
abnormal.
8. Jelaskan penatalaksanaan medis dan keperawatan dari penyakit pada skenario
kasus!
a. Penatalaksaan medis
Pengobatan biasanya di arahkan pada kelenjar hipofisis karena
mayoritas kasus disebabkan oleh tumor hipofisis ketimbang oleh
tumor korteks adrenal.
Pengangkatan melalui pembedahan merupakan pengobatan
pilihan yang sering dilakukan.
Implantasi jarum yang mengandung isotop radioaktif kedalam
kelenjar hipofisis.
Adrenalektomi pada pasien dengan hipertrofi adrenal primer.
Pascaoperatif, terapi penggantian hidrokortison temporer
mungkin diberikan sampaat elenjar adrenal mulai berespon
secara normal (mungkin membutuhkan waktu beberapa bulan).
Jika dilakukan adrenalektomi bilateral, maka dibutuhkan terapi
penggantian hormon korteks adrenal seumur hidup.
Jika Sindrom Cushing di sebabkan oleh kortikosteroid eksogen,
maka lakukan penurunan obat sampai kadar minum untuk
mengobati penyakit yang mendasari.
9. Sertakan hasil penelitian (jurnal ilmiah) untuk penanganan terkini dari penyakit!
10. Susunlah asuhan keperawatan secara teoritis dan berdasarkan skenario kasus
meliputi:

a. Pengkajian (Umum)
1. Identitas pasien
Nama : An. A
Umur : 5 tahun
Jenis kelamin :-
Pekerjaan :-
Agama :-
No. RM :-
Diagnosa medis : sindrom cushing
2. Riwayat kesehatan sekarang
Berat badan anak bertambah
Nafsu makan anak meningkat
Obesitas
Lengan dan kaki kurus
Wajah bulat
Merah penuh ( moon face )
Striae pada perut
3. Riwayat penyakit dahulu : -
4. Riwayat kesehatan keluarga : keluarga anak A. Mengatakan tidak ada
anggota keluarganya yang menderita penyakit yang sama seperti anak A
5. Pemeriksaan fisik
TD : 140/90 mmHg

b. Analisa data
No Batasan karateristik Diagnosa keperawatan
1. Ds: Perubahan nutrisi lebih dari kebutuhan
Ibu pasien mengatakan nafsu tubuh
makan anak meningkat.
Ibu px mengatakan berat badan
anak semakin hari semakin
bertambah
Do :
Berat badan anak meningkat
( obesitas )
Wajah dan badan nampak
membesar (gemuk)
2. Ds: Resiko cedera
Ibu pasien mengatakan saat
anaknya berjalan, nampak
sempoyongan.
Do:
Gaya berjalan anak S tidak
seimbang akibat badan tidak
proporsi
Klien nampak lemas
3. Ds: Gangguan integritas kulit
Ibu pasien mengatakan berat
badan anak s semakin
bertambah
Ibu pasien mengatakan wajah
anaknya bulat
Do:
Edema pada ekstremitas
Mukanya bengkak dengan
peningkatan produksi rambut di
muka
Terlihat kompleksi
kemerahan.
terlihat striae.
Elektrolit serum tidak normal

c. Intervensi
No Diagnosa Tujuan dan kriteria hasil Intervensi (NIC)
(NOC)
1. Domain 2 : Setelah dilakukan tindakan Manajemen nutrisi
nutrisi keperawatan selama 2x24 Menenetukan status gizi
Kelas 1 : ingesti jam, nutrisi tubuh pasien px dan kemampuan untuk
Perubahan nutrisi berada pada skala 3 memenuhi kebutuahan gizi
lebih dari (deviasi moderat dalam Anjurkan px tentang
kebutuhan tubuh kisaran normal). Dengan kebutuahan gizi (
indikator : membahas pedoman diet
Klien/ ibu klien dan piramida makanan )
dapat memantau Menentukan jumlah kalori
berat badan klien dan jenis nutrisi yang
Klien/ ibu klien dibutuhkan untuk
dapat mengikuti memenuhi kebutuhan gizi
rencana makan Menyediakan lingkunagn
yang sehat yang optimal untuk
konsumsi makan ( bersih,
berventilasi dan bebas dri
bau yang menyengat)
Konseling gizi
Pemantauan gizi
Manajemen BB
2. Domain 11 : Setelah dilakukan Mengidentifikasi resiko (6610) :
Keselamatan / tindakan keperawatan Meninjau riwayat kesehatan
Perlindungan selama 2x24 jam resiko dan data dari keterangan yang
Kelas 2 cedera dapat teratasi, ada atau pengobatan
:kenyamanan dengan Indikator: sebelumnya
fisik Control resiko : Identifikasi sumber agen
Mampu untuk membantu dalam
Resiko Cedera mengembangkan mengurangi factor resiko
(00035) strategi Menentukan kesesuaian
pengendalian dengan perawatan medis dan
resiko yang efektif keperawatan
Mampu mengatur Ajarkan pada factor resiko dan
strategi pengurangan resiko
pengendalian Melaksanakan kegiatan
resiko pengurangan resiko
Deteksi resiko : Rencana pemantauan jangka
Mengenali tanda panjang pada risiko kesehatan
dan gejala yang
menunjukkan Manajemen pengobatan (2380) :
resiko Menentukan obat - obatan yang
Mengetahui dibutuhkan dan mengaturnya
riwayat kesehatan berdasarkan petunjuk
keluarga Monitor pasien untuk efek
terapi obat
Pantau tanda dan gejala
toksisitas obat
Pantau efek samping obat
Konsultasikan
denganprofesional kesehatan
lainnyauntuk meminimalkan
jumlahdan frekuensiobat yang
dibutuhkanuntuk
efekterapeutik.

Pendidikan kesehatan (5510) :


Mengidentifikasi factor internal
dan eksternal yang dapat
meningkatkan atau mengurangi
motivasi untuk perilaku
kesehatan
Tentukan konteks personal dan
sejarah social budaya individu,
keluarga, atau perilaku
kesehatan masyarakat
Tentukan tingkat pengetahuan
kesehatan dan gaya hidup dari
individu, keluarga atau target
kelompok
Hindari penggunaan teknik
menakut nakuti sebagai
strategi uintuk memotivasi
orang untuk mengubah perilaku
kesehatan dan gaya hidup.
Ajarkan strategi yang dapat
digunakan untuk melawan
perilaku yang tidak sehat
Gunakan strategi dan beberapa
perencanaan untuk pendidikan
kesehatan kepada individu dan
keluarga.
3. Domain 11 : Selama di lakukan Manajemen nutrisi
keamanan/ tindakan keperawatan menentukan status gizi
kenyamanan selama 2x24 jam klien pasien dan kemampuan
Kelas 2 : mampu meningkatkan untuk memenuhi
gangguan integritas kulit, dengan kebutuhan gizi
integritas kulit kriteria hasil : menentukan preferensi
Berat badan stabil makanan pasien
pada skala 3 anjurkan pasien pada
Turgor kulit pada kebutuhan makanan
skala 3 tertentu berdasarkan pada
pengembangan atau usia
memantau asupan kalori
dan diet
bantuan penurunan berat
badan
merekomendasikan
adopsi diet yang akan
menyebabkan pencapaian
tujuan jangka panjang
untuk menurunkan berat
badan.
menginstruksikan tentang
cara membaca label saat
purc hasing makanan,
untuk mengontrol jumlah
kepadatan lemak dan
kalori makanan yang
diperoleh.
BAB V

PENUTUP
a. Kesimpulan
Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik
gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap.
Kadar yang tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena pemberian
dosis farmakologik senyawa-senyawa glukokortikoid
(Sylvia A. Price; Patofisiolgi, Hal. 1088).
b. Saran
Semoga laporan kasus ini dapat bermanfaat bagi kita semua terutama bagi
kami selaku penyusun ini.

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer C. Suzanne, Brunner & Suddarth, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,
Jakarta, EGC ,2002.
Baradero Mary, Klien Gangguan Endokrin, jakarta, EGC, 2009.
NANDA, NIC, dan NOC
Sylvia A. Price; Patofisiolgi Konsep klinis Proses-Proses Penyakit ; 1994 EGC; Jakarta

Anda mungkin juga menyukai