Anda di halaman 1dari 47

ASUHAN KEPERAWATAN

Pada pasien anak B, dengan diagnose medis Gastroenteritis

Dosen : Ns.sukri malik, S.Kep, M.Kep

Ketua : Tedy buana putra Sekretaris : Astuti


Anggota:
1. Mita Febriani 7. Putri Apriyanti
2. Andi Herlin 8. Dian Wahyuningsi
3. Astuti H 9. Rahma Wahida
4. Reski Febrianti 10.Nur Rahma Arfa
5. Reski Widayanti 11.Ridhawati Reski
6. Ardiansyah
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN PANAKKUKANG
MAKASSAR
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
T.A 2017
BAB I
PENDAHULUAN

SKENARIO 1

An. B berusia 10 tahun bersama ibunya datang ke puskesmas dengan


keluhan muntah dan berak-berak cair dua hari.anak tersebut juga
mengeluarkan nyeri ulu hati. Pada pemeriksaan didapatkan mulut nak
berbau tidak sedap dan terlihat kebersihan mulut yang kurang
terawatt.hasil pemeriksaan ELISA dari serum darah menggambarkan
bahwa positif terdapat lipopolysacharide. Hasil pemeriksaan
parasitologi dari bahan feces haslnya positif teania solium yang
termasuk dalam mikroparasit.

A. KATA KUNCI
Usia
Muntah
Berak-berak cair
Nyeri ulu hati
Mulut berbauh tidak sedap
Pemeriksaan ELISA (enzim-inked immunosorbeutassay)
Pemeriksaan parasitologi
Taenia solium
Mikroparasit
lipopolysacharide
B. KLARIFIKASI KATA-KATA KUNCI
Usia
Muntah adalah pengeluaran isi lambung melalui mulut
Berak-berak cair
Nyeri ulu hati adalah sensasi terbakar dan nyeri yang
terjadi pada bagian dada yang sering di iringi oleh
perasaan pahit di tenggorokan /mulut
Mulut berbauh tidak sedap adalah suatu keadaan dimana
bauh mulut tidak sedap yang keluar dari mulut saat
menghembuskan napas.
Pemeriksaan ELISA adalah suatu teknik biokimia yang
terutama di gunakan dalam bidang imunologi untuk
mendekteksi kehadiran antibody atau antigen dalam suatu
sampel.
Pemeriksaan parasitologi adalah pemeriksaan parasit
pada sampel feses.
Taenia solium adalah cacing pita babi yg termasuk dalam
keluarga taeniidae dan berwarna putih yang termasuk
dalam parasit zoonotik usus.
Mikroparasit
Lipopolysacharide adalah gangguan antara lipid dengan
polisakarida (karbohidrat) dan terbentuk dalam dinding
sel beberapa jenis bakteri
CORE PROBLAME
GASTROENTERITIS

Pertanyaan Kata Kunci :

1. Apa yang menyebabkan muntah dan BAB tampak cair?


2. Apa yang dimaksud dengan nyeri ulu hati?
3. Apa yang menyebabkan nyeri ulu hati?
4. Apa yang menyebabkan mulut berbau tidak sedap?
5. Bagaimana cara mengatasi mulut berbau tidak sedap?
6. Bagaimana cara menjaga kesehatan mulut?
7. Apa yang dimaksud dengan Taenia Solium?
8. Bagaimana pengobatan nyeri ulu hati?
9. Apa yang dimaksud lipopolysacharide?
10.Apakah taenia solium bisa menyerang disemua usia?
11.Apa yang dimaksud dengan mikroparasit?
12.Bagaimana cara mencegah lipopolysaccharide?
13.Mengapa bisa terjadi lipopolysaccharide?
14.Apa gejala utama dari taenia solium?

Jawaban Kata Kunci :

1. Penyebab muntah yaitu :


a. Infeksi virus
b. Penderita alergi
c. Stianosis pylorus
d. Obstruksi usus
e. Terlalu banyak makan
f. Peritonitis
g. Ileus
h. Kolesisitis
i. Pencernaan makan
j. Gangguan metabolik
k. Hiperemesis
l. Reaksi obat
m. Flu babi
2. Penyebab BAB cair yaitu:
a. Bakteri
b. Virus
c. Infeksi parasit
d. Obat-obatan
e. laktosa
3. nyeri ulu hati merupakan gejala sakit perut yang sering
dikeluhkan oleh kebanyakan orang, kebanyakan dari mereka
menduga nyeri ulu hati ini disebabkan oleh sakit maag.
Memang ini merupakan penyebab tersering, namun bukan saja
hanya yang menjadi penyebabnya. Ulu hati disebut dengan
epigatrium(epigastric region) yaitu terletak pada perut atas
bagian tengah, kurang lebih seperti segitiga dengan tulang rusuk
sebagai atap segitiganya.
4. penyebab ulu hati ada banyak penyebab sakit ulu hati umumnya
berkaitan dengan organ yang terletak padanya. Penyebab
tersering adalah masalah lambung atau sakit maag(dyspepsia).
5. Bau mulut yang tidak sedap umumnya disebabkan penumpukan
bakteri pada gigi,gusi, dan lidah.
6. Cara mengatasi bau mulut yaitu :
Sikat gigi sehari dua kali
Lepas dan bersihkan gigi palsu jika anda
menggunakannya. Sehingga tidak ada bakteri membandel
menempel di gigi palsu.
Ganti sikat gigi setidaknya dua bulan sekali
Bersihkan bagian lidah dan minum segelas air setelah
bangun tidur untuk menghilangkan bau mulut
Cek kesehatan gigi setidaknya 6 bulan sekali
Berhenti merokok dan hindari konsumsi kopi yang
berlebihan
Kunyah permen karet rendah gula
Kurangi atau bahkan hindari sama sekali konsumsi
alcohol
Minum cukup air putih sehingga bakteri dan kotoran lain
dalam mulut dapat dengan cepat dibersihkan.
7. Menjaga kesehatan mulut yaitu :
a. Sikatlah gigi dengan benar minimal 2 kali sehari, Pagi
sehabis sarapan dan malam sebelum tidur
b. Jangan tunggu sikat gigi anda mekar ganti sikat gigi
setiap 3-4 bulan sekali
c. Sebagai indera pengecap yang terbilang sensitive, lidah
adalah bagian yang paling sering terpapar makanan yang
masuk ke mulut, karena rajinlah menyikat lidah
d. Gunakan pasta gigi yang mengandung fluoride
e. Gunakan cairan antiseptik untuk berkumur setelah gosok
gigi
f. Hindari makanan yang banyak mengandung gula dan
manis
g. Minum air putih setelah makan
h. Biasakan untuk makan buah-buahan segar
i. Hindari stress dan jaga daya tahan tubuh
8. Taenia Solium adalah cacing pita babi yang termaksud dalam
keluarga Taeniidae merupakan parasite zoonotik usus.
9. Pengobatan yang diberikan akan tergantung pada diagnosis.
Berikut ini adalah obat nyeri ulu hati yang biasanya diresepkan
untuk mengatasi atau meringankan gejala. Obat-obatan untuk
nyeri ulu hati yaitu :
H2 Reseptor Blockers
Antasida
Obat anti inflamasi non steroid(NSAID)

10.Lipoipolysacharide adalah sebuah molekul besar berupa


kompleks antara senyawa lipid dan polisakarida dengan ikatan
kovalen. Senyawa LPS banyak ditemukan pada lapisan
membrane sel sebelah luar bakteri gram-negatif dan bersifat
endotoksin, yang memicu aktivitas sistem kekebalan.
11.Gejala taenia Solium merupakan gejala klinis yang sering
diderita,disebabkan oleh larva(sstiserkosis), infeksi ringan tidak
menunjukkan gejala,kecuali yang dihinggapi merupakan alat
tubuh yang penting.
Diagnose Gastroenteritis Diare Inflammatory Bowel Disease
banding
Defenisi Diare akut menurut Cohen Istilah Inflammatory
Gastroenteritis adalah inflamasi
adalah keluarnya buang air besar Bowel Disease (IBD,
pada daerah lambung dan intestinal yang
sekali atau lebih yang berbentuk penyakit inflamsi usus)
disebabkan oleh bakteri yang bermacam-
cair dalam satu hari dan dipakai secara umum
macam, virus dan parasit yang
berlangsung kurang 14 hari. untuk menggabungkan
pathogen.
Menurut Noerasid5 diare akut dua jenis penyakit, yaitu
Gastroenteritis adalah defekasi Kolitis Ulseratif (UK) dan
ialah diare yang terjadi secara
encer lebih dari 3x sehari dengan atau Penyakit Chorn (PC)
mendakak pada bayi dan anak
tanpa darah dan lendir dalam tinja, dalam satu istilah yang
yang sebelumnya sehat.
terjadi secara mendadak dan berlangsung belum diketahui penyebab
Sedangkan American Academy of
kurang dari 7 hari pada bayi dan anak pastinya. Hal ini untuk
Pediatrics (AAP) mendefinisikan
yang sebelumnya sehat. secara praktis
diare dengan karakteristik
peningkatan frekuensi dan/atau membedakannya dengan

perubahan konsistensi, dapat penyakit inflamasi usus


disertai atau tanpa gejala dan lain yang telah diketahui
tanda seperti mual, muntah, penyebabnya seperti
demam atau sakit perut yang infeksi, iskemia, dan
berlangsung selama 3 7 hari. radiasi.

Etiologi Ditinjau dari sudut Penyebab utama oleh virus yang Sampai saat ini belum
patofisiologisnya, maka penyebab terutama ialah Rotavirus (40 diketahui etiologi IBD
gastroenteritis akut (diare akut) ini 60%) sedangkan virus lainya maupun penjelasan yang
dapat dibagi menjadi 2 golongan ialah virus Norwalk, Astrovirus, memadai untuk
yaitu: Cacivirus, Coronavirus, menerangkan fenomena

1. Diare Sekresi (secretory diarrhoea), Minirotavirus. populasi ataupun data

disebabkan oleh: geografis penyakit ini.


Bakteri yang dapat menyebabkan Tidak dapat disangkal

a. Infeksi virus, kuman-kuman diare adalah Aeromonas bahwa faktor genetic

patogen dan apatogen: hydrophilia, Bacillus cereus, memainkan peranan


Compylobacter jejuni, penting dengan adanya
1) Infeksi bakteri misalnya Clostridium defficile,Clostridium kekerapan yang tinggi
Escherichia coli, perfringens, E coli, Pleisiomonas, pada anak kembar dan
Shigella dysentriae. Shigelloides, Salmonella spp, adanya keterikatan
staphylococus aureus, vibrio familial. Teori adanya
2) Infeksi virus misalnya
cholerae dan Yersinia peningkatan permiabelitas
Rotavirus, Norwalk.
enterocolitica, Sedangkan epitel usus, terdapatnya anti
penyebab diare oleh parasit neutrophil cytoplasmic
3) Infeksi Parasit
adalah Balantidium coli, autoantibodies, peran nitrit
misalnya Entamoeba
Capillaria phiplippinensis, oxide dan riwayat infeksi
hystolitica, Giardiosis
Cryptosporodium, Entamoba (terutama Mycobacterium
lambia.
hystolitica, Giardia lambdia, paratuberculosis) banyak
b. Hiperperistaltik usus halus yang Isospora billi, Fasiolopsis buski, dikemukakan. Yang tetap
dapat disebabkan oleh bahan- Sarcocystis suihominis, menjadi masalah adalah
bahan kimia, makanan,gangguan Strongiloides stercorlis, dan hal apa yang mencetuskan
psikis (ketakutan, gugup), trichuris trichiura. keadaan tersebut
gangguan saraf, hawa dingin,
alergi.

2. Diare Osmotik (Osmotic diarrhoea),


disebabkan oleh :

a. Malabsorbsi makanan
(karbohidrat, lemah, protein,
vitamin dan mineral).
b. KKP (Kekurangan Kalori
Protein).
c. BBLR (Bayi Berat Badan Lahir
Rendah) dan bayi baru lahir.

Patofisiologi Mekanisme dasar yang menyebabkan Menurut patofisiologinya Defek imunologisnya

timbulnya diare. diare dibedakan dalam beberapa kompleks, antara interaksi


kategori yaitu diare osmotik, antigen eksogen,
1. Gangguan osmotic sekretorik dan diare karena kemudahan masuk antigen
Akibat terdapatnya makanan gangguan motilitas usus. Diare (termasuk permiabelitas
atau zat yang tidak dapat diserap osmotik terjadi karena epitel usus), dan
akan mengakibatkan tekanan terdapatnya bahan yang tidak kemungkinan disregulasi
asmotik dalam rongga usus dapat diabsorpsi oleh usus akan mekanisme imun pasien
meninggi, sehingga terjadi difermentasi oleh bahteri usus IBD.
pergeseran air dan elektrolit sehingga tekanan osmotik di
kedalam rongga usus. Isi rongga lumen usus meningkat yang akan
usus yang berlebihan akan menarik cairan. Diare sekretorik
merangsang usus untuk terjadi karena toxin dari bakteri
mengeluarkan sehingga timbul akan menstimulasi c AMP dan
diare cGMP yang akan menstimulasi
sekresi cairan dan elektrolit.
2. Gangguan sekresi
Sedangkan diare karena gangguan
Akibat adanya rangsangan motilitas usus terjadi akibat
toksin pada dinding uterus adanya gangguan pada kontrol
sehingga akan terjadi peningkatan otonomik,misal pada diabetik
sekresi, air dan elektrolit kedalam neuropathi, post vagotomi, post
rongga usus dan selanjutnya timbul reseksi usus serta hipertiroid.
diare karena terdapat peningkatan Patogenesis terjadinya diare yang
isi rongga usus. disebabkan virus yaitu virus yang
masuk melalui makanan dan
3. Gangguan motilitas usus
minuman sampai ke enterosit,
Hiperistaltik akan akan menyebabkan infeksi dan
menyebabkan berkurangnya kerusakan villi usus halus.
kesempatan usus untuk menyerap Enterosit yang rusak diganti
makanan sehingga timbul diare. dengan yang baru yang fungsinya
Bila peristaltik menurun
akan belum matang, villi mengalami
menyebabkan bakteri tumbuh atropi dan tidak dapat
berlebihan, sehingga timbul diare mengabsorpsi cairan dan
juga. makanan dengan baik, akan
meningkatkan tekanan koloid
osmotik usus dan meningkatkan
motilitasnya sehingga timbul
diare.

Diare karena bakteri terjadi


melalui salah satu mekanisme
yang berhubungan dengan
pengaturan transpor ion dalam
sel-sel usus cAMP,cGMP, dan
Ca dependen. Patogenesis
terjadinya diare oleh salmonella,
shigella, E coli agak berbeda
dengan patogenesis diare oleh
virus, tetapi prinsipnya hampir
sama. Bedanya bekteri ini dapat
menembus (invasi) sel mukosa
usus halus sehingga depat
menyebakan reaksi
sistemik.Toksin shigella juga
dapat masuk ke dalam serabut
saraf otak sehingga menimbulkan
kejang. Diare oleh kedua bakteri
ini dapat menyebabkan adanya
darah dalam tinja yang disebut
disentri
Manifentasi 1. Sering buang air besar dengan Diare menyebabkan hilangnya Diare kronik disertai atau
klinis konsistensi tinja cair atau encer sejumlah besar air dan elektrolit tanpa darah dan nyeri
dan sering disertai dengan perut merupakan
2. Kram perut
asidosis metabolik karena manifestasi klinis IBD
3. Demam kehilangan basa. Dehidrasi dapat yang paling umum dengan
4. Mual diklasifikasikan berdasarkan beberapa manifestasi
defisit air dan atau keseimbangan ekstraintestinal seperti
5. Muntah
6. Kembung elektrolit. Dehidrasi ringan bila arthritis, uveitis, pioderma
penurunan berat badan kurang gangrenosum, eritema
7. Anoreksia
dari 5%,dehidrasi sedang bila nodusum dan kolangitis.
8. Lemah penurunan berat badan antara Di samping itu tentunya
9. Pucat 5%-10% dan dhidrasi berat bila disertai gambaran keadaan
penurunan lebih dari 10%. sistemik yang timbul
10. Urin output menurun
sebagai dampak keadaan
(oligouria,anuria)
patologis yang ada sebagai
11. Turgor kulit menurun sampai
gangguan nutrisi.
jelek
Gambaran klinis KU
12. Ubun-ubun atau fontanela relative lebih seragam
cekung (pada bayi) dibandingkan pada PC.
13. Kelopak mata cekung Hal ini disebabkan karena
distribusi usus yang
14. Membran mukosa kering
terlibat pada KU adalah
kolon, sedangkan pada PC
lebih bervariasi yaitu
dapat hanya usus halus,
ileosaekal, kolon ataupun
dapat melibatkan semua
bagian traktus
gastrointestinal.
Derajat klinis KU dapat
dibagi atas berat, sedang,
dan ringan beerdasarkan
frekuensi diare, adanya
demam, derajat anemia,
dan laju endap darah
(klasifikasi Trulove).
Perjalanan penyakit KU
dapat dimulai dengan
serangan pertama yang
berat ataupun dimulai
ringan yang bertambah
berat secara gradual dalam
beberapa minggu. Berat
ringannya serangan
pertama sesuai dengan
panjangnya kolon yang
terlibat. Lesi mukosa
bersifat difus dan terutama
hanya melibatkan lapisan
mukosa
Pemeriksaan 1. Pemeriksaan feses 1. Laboratorium
penunjang Darah samar mungkin positis (erosi Parameter yang

mukosa), steatorea dan garam banyak dipakai

empedu dapat ditemukan. adalah kadar

2. Foto hemoglobin,
Menelan barium dapat menunjukkan hematokrit, kadar

penyempitan lumen pada ileum besi serum untuk

terminal, kekakuan dinding usus, menilai kehilangan

mukosa mudah terangsang atau darah dalam usus,

ulkus. laju endap darah

3. Enema barium untuk menilai


aktivitas inflamasi
Usus halus hampir selalu terkena,
serta kadar albumin
tetapi area rektal dipengaruhi hanya
serum untuk status
50%. Fistula sering dan biasanya
nutrisi, serta C
ditemukan pada ujung ileum tetapi
reactive protein
hanya ad apada segmen sepanjang
yang dapat dipakai
saluran gastrointestinal.
juga sebagai
4. Pemeriksaan sigmoideskopi
parameter aktivitas
Dapat menunjukkan edema
penyakit
hiperemik mukosa kolon,
2. Endoskopi
celah transversal atau ulkus Endoskopi
longitudinal. mempunyai peran
5. Endoskopi penting dalam

Memberikan visualisasi area yang diagnosis maupun

terlibat penatalaksanaan
kasus IBD. Akurasi
6. Darah lengkap
diagnostic
Anemia (hipokromik, kadang- kolonoskopi pada
kadang makrositik) dapat terjadi IBD adalah 89%
karena malnutrisi atau malabsorbsi dengan 4%
atau tekanan fungsi sumsum tulang kesalahan dan 7%
(proses inflamasi kronis), hasil yang
peningkatan sel darah putih. meragukan
7. ESR

Peningkatan menunjukkan inflamasi

Abumin atau protein total Menurun.


8. Kolesterol

Meningkat (dapat mengalami batu


empedu).

9. Kapasitas asam folat- besi serum

Menurun sehubungan dengan infeksi


kronis atau sekunder terhadap
kehilangan darah.
10. Pemeriksaan pembekuan

Gangguan dapat terjadi sehubungan


dengan absorbsi vitamin B12 buruk.
11. Elektrolit

Penurunan kalium, kalsium, dan


magnesium dengan peningkatan
natrium.
12. Urine
Hiperoksalaria (dapat menyebabkan
batu ginjal).

13. Kultur urine

Bila ada organisme Eschericia colli,


diduga pembentukan fistula pada
kandung kemih.

Komplikasi 1. Kehilangan air dan Dalam perjalanan


elektrolit : dehidrasi, penyakit IBD dapat
asidosis metabolik
terjadi komplikasi-

2. Syok komplikasi sebagai

berikut :
3. Kejang
Perforasi usus
4. Sepsis Terjadi stenosis
usus akibat
proses fibrosis
5. Gagal ginjal akut
Megakolon
toksik (teruama
6. Ileus paralitik pada KU)

Perdarahan
7. Malnutrisi saluran cerna

Degenerasi
8. Gangguan tumbuh maligna
kembang.
BAB II

KONSEP
MEDIS

B. Pengertian

Gastroenteritis (GE) adalah peradangan yang terjadi pada


lambung dan usus yang memberikan gejala diare dengan atau
tanpa disertai muntah (Sowden, et all, 1996).

Gastroenteritis adalah inflamasi pada daerah lambung dan


intestinal yang disebabkan oleh bakteri yang bermacam-macam,
virus dan parasit yang pathogen.

Gastroenteritis adalah defekasi encer lebih dari 3x sehari


dengan atau tanpa darah dan lendir dalam tinja, terjadi secara
mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan
anak yang sebelumnya sehat.

Diare adalah keadaan frekuensi buang air besar lebih dari


4 kali sehari pada bayi dan lebih dari 3 kali sehari pada anak
dengan konsistensi encer, dapat berwarna hijau/ dapat pula
bercampur lendir dan darah/ lendir saja.

Menurut perjalanan penyakit jenis diare antara lain :

1. Akut : jika < 1 minggu


2. Berkepanjangan : antara 7 14 hari

3. Kronis : > 14 hari, disebabkan oleh non infeksi

4. Persisten : > 14 hari, disebabkan oleh infeksi

C. Etiologi

Ditinjau dari sudut patofisiologisnya, maka penyebab


gastroenteritis akut (diare akut) ini dapat dibagi menjadi 2
golongan yaitu:

3. Diare Sekresi (secretory diarrhoea), disebabkan oleh:

a. Infeksi virus, kuman-kuman patogen dan apatogen:

1) Infeksi bakteri misalnya Escherichia coli, Shigella


dysentriae.

2) Infeksi virus misalnya Rotavirus, Norwalk.

3) Infeksi Parasit misalnya Entamoeba hystolitica,


Giardiosis lambia.
b. Hiperperistaltik usus halus yang dapat disebabkan oleh
bahan-bahan kimia, makanan,gangguan psikis (ketakutan,
gugup), gangguan saraf, hawa dingin, alergi.

4. Diare Osmotik (Osmotic diarrhoea), disebabkan oleh :

a. Malabsorbsi makanan (karbohidrat, lemah, protein, vitamin


dan mineral).
b. KKP (Kekurangan Kalori Protein).
c. BBLR (Bayi Berat Badan Lahir Rendah) dan bayi baru lahir.

D. Patogenesis

Mekanisme dasar yang menyebabkan timbulnya diare.

1. Gangguan osmotic
Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat
diserap akan mengakibatkan tekanan asmotik dalam rongga
usus meninggi, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan akan
merangsang usus untuk mengeluarkan sehingga timbul diare.

2. Gangguan sekresi

Akibat adanya rangsangan toksin pada dinding uterus


sehingga akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit
kedalam rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena
terdapat peningkatan isi rongga usus.
3. Gangguan motilitas usus

Hiperistaltik akan menyebabkan berkurangnya


kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul
diare. Bila peristaltik menurun akan menyebabkan bakteri
tumbuh berlebihan, sehingga timbul diare juga.

E. Manifestasi klinik

1. Sering buang air besar dengan konsistensi tinja cair atau encer

2. Kram perut

3. Demam

4. Mual

5. Muntah

6. Kembung

7. Anoreksia

8. Lemah

9. Pucat

10. Urin output menurun (oligouria,anuria)

11. Turgor kulit menurun sampai jelek

12. Ubun-ubun atau fontanela cekung (pada bayi)

13. Kelopak mata cekung

14. Membran mukosa kering


A B C
Yang dinilai
(Tanpa (dehidrasi tak (Dehidrasi
dehidrasi) berat) berat)
Riwayat <4x /hari cair 4-10 x / hari cair >10 x / hari cair

Diare sedikit/ tidak beberapa kali sangat sering


minum biasa haus sekali , tidak dapat
Muntah
tidak haus rakus ingin minum
Rasa haus minum banyak
Normal Tidak ada dalam
Sedikit gelap 6 jam
Air kemih
Periksa

Keadaan Sehat ,aktif Tampak sakit, Sangat

umum mengantuk, mengantuk,


lesu, rewel, lemah, letargi,
Air mata
Ada gelisah Tidak tidak
Mata Norm ada Cekung * sadar/koma
Mulut / lidah al Kering Tidak ada

Nafas Basah ** Agak Kering,


cepat sangat
Normal cekung
Sangat
kering
Cepat dan dalam
Raba

Kulit (dicubit) Kembali kembali lambat Kembali


cepat *** agak cepat sangat
Denyut nadi
Normal cekung lambat
Ubun-ubun Normal Sangat cepat,
lemah tidak
teraba
Sangat cekung
Kehilanga
n Berat < 40 g/KgBB 40-100 g/KgBB > 100 g/KgBB
badan < 5% BB 5-10% BB > 10% BB
Cairan

Keterangan :

* Pada beberapa anak mata


normalnya agak cekung : perlu
dikonfirmasikan dengan orang tua
** Kekeringan mulut dan lidah tidak dapat
diraba dengan jari bersih dan kering, mulut
selalu kering pada anak yang biasa bernafas
dengan mulut, mulut anak dehidrasi dapat
basah karena habis minum
*** Cubitan kulit kurang berguna pada anak
dengan marasmus, kwashiorkor atau anak
gemuk (sangat lambat jika kembali > 2
detik)
A = Tidak atau tanpa dehidrasi

B = Dehidrasi tidak berat : 2 atau lebih tanda


dimana salah satu tanda adalah*
C = Dehidrasi berat : 2 atau lebih tanda dimana salah satu
tanda adalah

F. Patofisiologi

Sebagian besar diare akut di sebabkan oleh infeksi.


Banyak dampak yang terjadi karena infeksi saluran cerna
antara lain: pengeluaran toksin yang dapat menimbulkan
gangguan sekresi dan reabsorbsi cairan dan elektrolit dengan
akibat dehidrasi, gangguan keseimbangan elektrolit dan
gangguan keseimbangan asam basa. Invasi dan destruksi
padasel epitel, penetrasi ke lamina propia serta kerusakan
mikrovili yang dapat menimbulkan keadaan mal digesti dan
mal absorbsi, dan apabila tidak mendapatkan penanganan
yang adekuat pada akhirnya dapat mengalami invasi sistemik.
Penyebab gastroenteritis akut adalah masuknya virus
(Rotavirus, Adenovirus enteris, Virus Norwalk), Bakteri atau
toksin (Compylobacter, Salmonella, Escherichia coli, Yersinia
danlainnya), parasit (Biardia Lambia, Cryptosporidium).
Beberapa mikroorganisme patogen ini menyebabkan infeksi
pada sel-sel, memproduksi enterotoksin atau sitotoksin
dimana merusak sel-sel, atau melekat pada dinding usus pada
Gastroenteritis akut.
Penularan Gastroenteritis bisa melalui fekal-oral dari
satu penderita ke yang lainnya. Beberapa kasus ditemui
penyebaran patogen dikarenakan makanan dan minuman
yang terkontaminasi. Mekanisme dasar penyebab timbulnya
diare adalah gangguan osmotik (makanan yang tidak dapat
diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga
usus meningkat sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit
kedalam rongga usus, isi rongga usus berlebihan sehingga
timbul diare). Selain itu menimbulkan gangguan sekresi
akibat toksin di dinding usus, sehingga sekresi air dan
elektrolit meningkat kemudian terjadi diare. Gangguan
moltilitas usus yang mengakibatkan hiperperistaltik dan
hipoperistaltik. Akibat dari diare itu sendiri adalah kehilangan
air dan elektrolit (Dehidrasi) yang mengakibatkan gangguan
asam basa (Asidosis Metabolik dan Hipokalemia), gangguan
gizi (intake kurang, output berlebih), hipoglikemia dan
gangguan sirkulasi darah.

G. Komplikasi

1. Kehilangan air dan elektrolit : dehidrasi, asidosis


metabolik

2. Syok

3. Kejang
4. Sepsis

5. Gagal ginjal akut

6. Ileus paralitik

7. Malnutrisi

8. Gangguan tumbuh kembang.

H. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan feses

Darah samar mungkin positis (erosi mukosa), steatorea dan


garam empedu dapat ditemukan.
2. Foto

Menelan barium dapat menunjukkan penyempitan lumen


pada ileum terminal, kekakuan dinding usus, mukosa
mudah terangsang atau ulkus.
3. Enema barium

Usus halus hampir selalu terkena, tetapi area rektal


dipengaruhi hanya 50%. Fistula sering dan biasanya
ditemukan pada ujung ileum tetapi hanya ad apada segmen
sepanjang saluran gastrointestinal.
4. Pemeriksaan sigmoideskopi
Dapat menunjukkan edema hiperemik mukosa
kolon, celah transversal atau ulkus longitudinal.
5. Endoskopi

Memberikan visualisasi area yang terlibat

6. Darah lengkap

Anemia (hipokromik, kadang-kadang makrositik) dapat


terjadi karena malnutrisi atau malabsorbsi atau tekanan
fungsi sumsum tulang (proses inflamasi kronis),
peningkatan sel darah putih.
7. ESR

Peningkatan menunjukkan inflamasi

8. Albumin atau
protein total
Menurun.
9. Kolesterol

Meningkat (dapat mengalami batu empedu).

10. Kapasitas asam folat- besi serum

Menurun sehubungan dengan infeksi kronis atau sekunder


terhadap kehilangan darah.
11. Pemeriksaan pembekuan

Gangguan dapat terjadi sehubungan dengan absorbsi


vitamin B12 buruk.
12. Elektrolit

Penurunan kalium, kalsium, dan magnesium dengan


peningkatan natrium.
13. Urine

Hiperoksalaria (dapat menyebabkan batu ginjal).

14. Kultur urine

Bila ada organisme Eschericia colli, diduga pembentukan


fistula pada kandung kemih.
BAB III
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

fokus pengkajian yang didapatkan pada pasien dengan


masalah hipovolemi adalah sebagai berikut :
a. Aktivitas atau istirahat

Gejala : Kelemahan, kelelahan, malaise cepat lelah,


perasaan gelisah dan ansietas, pembatasan aktivitas
atau kerja sehubungan dengan proses penyakit.

b. Integritas ego

Gejala : Ansietas, ketakutan, emosi kesal, perasaan tak


berdaya atau tak ada harapan, faktor stres akut/ kronis
, misal hubungan keluarga/ pekerjaan, pengobatan yang
mahal

Tanda : Menolak, perhatian menyempit, depresi

c. Eliminasi

Gejala : Episode diare yang tidak dapat


diperkirakan, hilang timbul, sering, tak terkontrol,
flatus lembut dan semicair, bau busuk dan berlemak
(steatorea), melena, konstipasi hilang timbul, riwayat
batu ginjal (meningkatnya oksalat pada urine)
d. Makanan dan cairan

Gejala : Anoreksia, mual, muntah, penurunan berat


badan, tak toleran pada diet/ sensitif misal produk
susu, makan berlemak.
Tanda : Penurunan lemak subkutan/ massa otot,
kelemahan, tonus otot buruk dan turgor kulit buruk,
membran mukosa pucat.
e. Higiene

Tanda : Ketidakmampuan mempertahankan perawatan


diri, bau badan.
f. Nyeri atau kenyamanan

Gejala : Nyeri tekan abdomen dengan nyeri kram pada


kuadran kanan bawah, nyeri abdomen tengah bawah
(keterlibatan jejunum), nyeri tekan menyebar ke bagian
periumbilikal, titik nyeri berpindah, nyeri tekan
(artritis), nyeri mata, fotofobia (iritis).
Tanda : Nyeri tekan abdomen/ distensi.

g. Keamanan

Gejala : Riwayat lupus eritematosus, anmeia


hemolitik, vaskulitis, artritis (memperburuk gejala
dengan eksaserbasi penyakit usus), peningkatan suhu
39,6-40 C (eksaserbasi akut), penglihatan kabur,
alergi terhadap makanan/ produk susu (mengeluarkan
histamin ke dalam usus dan mempunyai efek
inflamasi).

Tanda : Lesi kulit mungkin ada misal eritema


nodusum (meningkat, nyeri tekan, kemerahan dan
membengkak) pada tangan, muka, pioderma
gangrenosa (lesi tekan purulen/ lepuh dengan batas
keunguan) pada paha, kaki dan mata kaki,
ankilosaspondilitis, uveitis, konjungtivitis/ iritis.
h. Interaksi sosial

Gejala : Masalah berhubungan/ peran sehubungan


dengan kondisi. Ketidakmampuan aktif secara sosial.

i. Penyuluhan/ pembelajaran

Gejala : Riwayat keluarga berpenyakit inflamasi


usus

Pertimbangan rencana pemulangan : DRG


menunjukkan rerata lama dirawat ; 7,1 hari. Bantuan
dalam program diet, program obat, dukungan
psikologis.

15. Diagnosa keperawatan


diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
dengan Gastroenteritis, adalah:
a. Diare berhubungan dengan inflamasi, iritasi atau
malabsorpsi usus.

b. Resiko tinggi terhadap kekurangan volume cairan


berhubungan dengan kehilangan banyak cairan melalui
rute normal, diare berat, muntah.

c. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh


berhubungan dengan gangguan absorpsi nutrisi, mual.

d. Ansietas berhubungan dengan faktor psikologis/


rangsangan simpatis (proses inflamasi).

e. Nyeri akut berhubungan dengan hiperperistaltik, diare


lama, iritasi kulit atau jaringan.

f. Koping individu tidak efektif berhubungan dengan


stressor berat, pengulangan periode waktu, nyeri hebat.

g. Kurang pengetahuan tentang kondisi, prognosis, dan


kebutuhan pengobatan berhubungan dengan kesalahan
interpretasi informasi.
BAB IV
ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN
a. IDENTITAS KLIEN
Nama : An. B
Umur : 10 Tahun

2. PENGELOMPOKKAN DATA
DATA SUBJEKTIF DATA OBJEKTIF
1. Klien mengeluh muntah 1. Muntah
2. Klien mengeluh Nyeri ulu 2. Mulut anak berbau tidak
hati sedap
3. Klien mengekuh Berak-berak 3. Kebersihan mulut kurang
cair selama 2 hari terawat
4. 4. Hasil pemeriksaan ELISA
dari serum darah Positif
terdapat
lipopolysacharide
5. Hasil pem. Parasitologi
dari bahan feses positif
taenia solium yg termasuk
mikroparasit

3. ANALISA DATA
DATA MASALAH
KEPERAWATAN
DS:
- Klien mengeluh muntah
- Klien mengeluh Nyeri ulu
hati Diare
- Klien mengekuh Berak- 00013
berak cair selama 2 hari
DO:
- Muntah
- Hasil pem. Parasitologi
dari bahan feses positif
taenia solium yg termasuk
mikroparasit
DS:
- Klien mengeluh muntah Nyeri Akut
- Klien mengeluh Nyeri ulu 00132
hati
DO:
- Muntah
DS:
- Klien mengeluh muntah
- Klien mengeluh Nyeri ulu
hati
- Klien mengekuh Berak- Gangguan Rasa Nyaman
berak cair selama 2 hari 00214
-
DO:
- Muntah
- Mulut anak berbau tidak
sedap
- Kebersihan mulut kurang
terawat
- Hasil pemeriksaan ELISA
dari serum darah Positif
terdapat
lipopolysacharide
- Hasil pem. Parasitologi
dari bahan feses positif
taenia solium yg termasuk
mikroparasit
DS:
- Klien mengeluh muntah
- Klien mengeluh Nyeri ulu
hati Resiko Kekurangan Volume
- Klien mengekuh Berak- Cairan
berak cair selama 2 hari 00028
DO:
- Muntah
- Hasil pem. Parasitologi
dari bahan feses positif
taenia solium yg termasuk
mikroparasit

4. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Diare b/d
b. Nyeri akut b/d
c. Gangguan Rasa Nyaman b/d
d. ResikoKekurangan Volume Cairan b/d

5. INTERVENSI KEPERAWATAN
NO Masalah KeperawatanTujuan Dan Kriteria hasil Intervensi
NOC NIC
1 Domain 3: Eliminasi dansetelah dilakukan tindakan Manajemen Diare
Pertukaran keperawatan selama 2560
Kelas 2 : Fungsi 2x24 jam klien INTERVENSI:
Gastrointestinal diharapkan mampu 1. Tentukan
Dx. Keperawatan: Diare memenuhi Kontinensi riwayat diare
(00013) Usus 0500: 2. Ambil tinja
a. 050008Mengenali untuk
Defenisi: keinginan untuk pemeriksaan
Pasase feses yang lunak defekasi kultur dan
dan tidak terbentuk b. 050001Mempertahan sensitifitas bila
kan pola pengeluaran diare berlanjut
Batasan Karateristik: feses yang bisa 3. Evaluasi profil
a. Ada dorongan diprediksi pengobatan
untuk defekasi c. 050002Mempertahan terhadap
b. Defekasi feses cair kan kontrol adanya efek
>3 dalam 24 jam pengeluaran feses samping pada
c. Bising usus d. 050013 Minum gastrointestina
hiperaktif cairan secara adekuat 4. Instruksikan
e. 050014 pasien atau
Mengkonsumsi serat anggota
dengan jumlah yang keluarga untuk
adekuat menctat warna,
volume,
frekuensi, dan
konsitensi tinja
5. Anjurkan
pasien
menghindarii
makanan yang
pedas yang
menimbulkan
gas dalam perut
6. Identifikasi
faktor yang
menyebabkan
diare (misalnya,
medikasi,
bakteri, dan
pemberian
makanan lewat
selang)
7. Monitor tanda
dan gejala diare
8. Ukur
diare/output
pencernaan
9. Monitro
persiapan
makanan yang
aman
2 Domain 12:
setelah dilakukan tindakan Manajemen Nyeri
Kenyamanan keperawatan selama 1400
Kelas 1 : Kenyamanan 2x24 jam klien INTERVENSI:
Fisik diharapkan mampu 1. Lakukan
Dx. Keperawatan: Nyeri MeningkatkanKontrol pengkajian
akut Nyeri 1605: nyeri
(00132) a. 160502Mengenali komperehensif
kapan nyeri terjadi yangmeliputi
b. 160501 lokasi,
Defenisi: Menggambarkan karateristik,
Pengalaman sensori dan faktor penyebab onset/durasi,
emosional tidak c. 160510 frekuensi,
menyenangkan yang menggunakan jurnal kualitas,
muncul akibat harian untuk intensitas atau
kerusakan jaringan memonitor gejala beratnya nyeri
aktual atau potensial dari waktu ke waktu dan faktor
atau yang d. 160503 pencetus
digambarkan sebagai menggunakan 2. Pastikan
kerusakan tindakan pencegahan perawatan
(International e. 160505 analgesik bagi
Association for the menggunakan pasien
Study of pain); awitan analgesik yang dilakukan
yang tiba-tiba atau direkomendasikan dengan
lambat dari intensiatsf. 160513 melaporkan pemantauan
ringan hingga berat perubahan terhadap yang ketat
dengan akhir yang gejala nyeri pada 3. Gunakan
dapat diantisipasi atau profesional kesehatan strategi
diprediksi. komunikasi
terapeutik
Batasan Karateristik untuk
a. Ekspresi wajah mengetahui
nyeri 9mis, mata pengalaman
kurang bercahaya, nyeri dan
tampak kacau, sampaikan
gerakan mata penerimaan
berpencar atau pasien terhadap
tetap pada satu nyeri
fokus, meringis) 4. Gali
b. Mengekspresikan pengetahuan
perilaku (mis. dan
Gelisah, kepercayaan
merengek, pasien
menangis, dan mengenai nyeri
waspada 5. Pertimbangkan
c. Perubahan posisi pengaruh
untuk budaya
menghindari nyeri terhadap respon
d. Perubahan selera nyeri.
makan. 6. Evaluasi
pengalaman
nyeri dimasa
lalu yang
meliputi
riwayat nyeri
kronik individu
atau keluarga
atau keluarga
atau nyeri yang
menyebabkan
disability/ketida
kmampuan
dengan tepat.
7. Berikan
informasi
mengenai nyeri
8. Ajarkan
prinsip-prinsip
manajemen
nyeri
9. Dorong pasien
untuk
memonitor
nyeri dan
mengenai
nyerinya
dengan tepat
10.Dorong pasien
untuk
mendiskusikan
pengalaman
nyerinya sesuai
kebutuhan.
3 Domain 12 setelah
: dilakukan tindakan Manajemen
Kenyamanan keperawatan selama Lingkungan:
Kelas 1 : Kenyamanan 2x24 jam klien Kenyamanan
Fisik diharapkan mampu 6482
Dx. Keperawatan meningkatkan Status INTERVENSI:
:Gangguan Rasa Kenyamanan 2008: 1. Tentukan
Nyaman a. 200801Kesejahteraa tujuan pasien
(00214) n fisik da keluarga
b. 200802Kontrol dalam
Defenisi: terhadap gejala mengelolah
Merasa kurang nyaman, c. 200803Kesejahteraa lingkungan dan
lega, dan sempurna n psikologis kenyamanan
dalam dimensi fisik, d. 200804Lingkungan yang optimal
psikospiritual, fisik 2. Ciptakan
lingkungan, budaya, e. 200818Mampu lingkungan
dan/atau sosial mengkomunikasikan yang tenang
kebutuhan dan
Batasan Karateristik mendukung
a. Ansientas 3. Sediakan
b. Gelisah lingkungan
c. Ketidakmampuan yang aman dan
untuk relaksasi bersih
d. Menangis 4. Fasilitasi
e. Merasa kurang tindakan-
senang dengan tindakan
situasi kebrsihkan
f. Merasa tidak untuk menjaga
nyaman kenyamanan
g. takut individu.
5. Berikan
sumber-sumber
edukasi yang
relevan dan
berguna
mengenai
manajemen
penyakit dan
cedera pada
pasien dan
keluarga.
4 Domain 2: Nutrisi setelah dilakukan tindakan
Kelas 5 : Hidrasi keperawatan selama
Dx. Keperawatan : 2x24 jam klien
Risiko Kekurangan diharapkan mampu
Volume Cairan dengan outcomes :
(00028) Keseimbangan Cairan
0601
Defenisi: a. 060107
Kerentanan mengalami Keseimbangan
penurunan volume intake dan output
cairan dalam 24 jam
intravaskuler,interstisi b. 060109 Berat badan
al, dan/atau stabil
intraseluler, yang
dapat mengganggu
kesehatan

Faktor Resiko
a. Faktor yang
memengaruhi
kebutuhan cairan
b. Kehilangan cairan
melalui rute
normal
c. Kehilangan
volume cairan
aktif
d. Penimpangan
yang
memengaruhi
asupan cairan
DAFTAR PUSTAKA

Herdman, T. Heather. 2012. Diagnosis keperawatan : definisi


dan klasifikasi 2012-2014. Jakarta : EGC

Richard N. Mitchell, M. P., & dkk. (2006). Buku Saku Dasar


Patologis Penyakit.
jakarta: EGC.
Sukarmin, S. N. (2011). Keperawatan Pada Sistem Pencernaan.
yogyakarta:
PUSTAKA PELAJAR.
Syaifuddin. (2009). Anatomi Tubuh Manusia Untuk mahasiswa
Keperawatan. jakarta:
SALEMBA MEDIKA.
Vinay Kumar, M. F., Ramzi S. Cotran, M., & Stanley L. Robbins, M.
(2007). Buku Ajar
Patologi edisi 7. jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai