Anda di halaman 1dari 24

ASKEP TEORI

“Hipertiroid”

Ditujukan untuk Mata Kuliah Keperawatan dewasa sistem endokrin, imunologi,


pencernaan, perkemihan dan reproduksi pria

Dosen Pengampuh

Ns. Sarwan, S.Kep., M.Kep

Disusun Oleh Kelompok 3

Vanessa Lewier (2101000)

Sulastri Mifta Hulzanah (2101001)

Melani Nangkoda (2101006)

PROGRAM STUDI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MANADO

TAHUN AJARAN 2022/2023


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya, penyusunan makalah ini bisa dilakukan dengan lancar tanpa kekurangan suatu
apa pun.

Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ns. Sarwan, S.Kep., M.Kep., selaku Dosen Mata
Kuliah Keperawatan dewasa sistem endokrin, imunologi, pencernaan, perkemihan dan
reproduksi pria yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Askep Teori berjudul “Hipertiroid” disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan sebagai bahan
pembelajaran dan penilaian.

Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat menyelesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, jika ada masukkan, saran, kritik, dan usul yang sifatnya untuk perbaikan kami akan
menerima dengan senang hati.
BAB 1

PENDAHULUAN
A. Latar belakang

B. istem endokrin merupakan


salah satu dari dua sistem
kontrol utama
C. tubuh. Hormone- hormon
endokrin dibawa oleh
system sirkulasi ke sel di
D. seluruh tubuh. Sejumlah
hormone endokrin
mempengaruhi banyak jenis
sel
E. tubuh. Seperti halnya
pada hormone tiroksin
(tiroid) akan
mempengaruhi
F. peningkatan kecepatan
berbagai reaksi kimia di
hampir semua sel tubuh.
G. istem endokrin merupakan
salah satu dari dua sistem
kontrol utama
H. tubuh. Hormone- hormon
endokrin dibawa oleh
system sirkulasi ke sel di
I. seluruh tubuh. Sejumlah
hormone endokrin
mempengaruhi banyak jenis
sel
J. tubuh. Seperti halnya
pada hormone tiroksin
(tiroid) akan
mempengaruhi
K. peningkatan kecepatan
berbagai reaksi kimia di
hampir semua sel tubuh.
Sistem endokrin merupakan salah satu dari dua sistem kontrol utama tubuh. Hormone-
hormon endokrin dibawa oleh system sirkulasi ke sel diseluruh tubuh. Sejumlah hormone
endokrin mempengaruhi banyak jenis seltubuh. Seperti halnya pada hormone tiroksin
(tiroid) akan mempengaruhi peningkatan kecepatan berbagai reaksi kimia di hampir semua
sel tubuh.
Dengan demikian adanya kelainan ataupun gangguan yang terjadi pada kelenjar atau
pusat penyekresi hormone ini maka dapat mempengaruhi segala aktifitas kimia tubuh
(metabolisme). Sehingga pada klien dengan gangguan tiroid (hipertiroiditisme atau
hipotiroidisme) yang mana merupakan suatu penyakit yang menyerang kelenjar
tiroid, akan merasa terganggu untuk melakukan aktifitas dikarenakan efek dari
kelainan tersebut yang sangat mempengaruhi proses metabolisme dalam tubuh. Dengan
demikian adanya kelainan ataupun gangguan yang terjadi pada kelenjar atau pusat
penyekresi hormone ini maka dapat mempengaruhi segala aktifitas kimia tubuh
(metabolisme). Sehingga pada klien dengan gangguan tiroid (hipertiroiditisme atau
hipotiroidisme) yang mana merupakan suatu penyakit yang menyerang kelenjar
tiroid, akan merasa terganggu untuk melakukan aktifitas dikarenakan efek dari
kelainan tersebut yang sangat mempengaruhi proses metabolisme dalam tubuh.
Dengan demikian adanya kelainan ataupun gangguan yang terjadi pada kelenjar atau
pusat penyekresi hormone ini maka dapat mempengaruhi segala aktifitas kimia tubuh
(metabolisme). Sehingga pada klien dengan gangguan tiroid (hipertiroiditisme atau
hipotiroidisme) yang mana merupakan suatu penyakit yang menyerang kelenjar tiroid, akan
merasa terganggu untuk melakukan aktifitas dikarenakan efek dari kelainan tersebut yang
sangat mempengaruhi proses metabolisme dalam tubuh.
Dewasa ini jumlah penderita hipertiroid terus meningkat. Hipertiroidmerupakan
penyakit hormon yang menempati urutan kedua terbesar diIndonesia setelah
diabetes. Posisi ini serupa dengan kasus di dunia.
Hipertiroid atau disebut juga tirotoksikosis merupakan suatu ketidakseimbangan
metabolisme yang terjadi karena produksi yang berlebihan hormone tiroid. Bentuk yang
paling umum adalah graves, yang meningkatkan produksi hormone tiroksin (T4), membuat
kelenjar tiroid membesar (goiter; Gondok) dan menyebabkan perubahan system yang
multiple. Insiden sihipertiroid paling tinggi pada wanita berusia antara 30 dan
60 tahun,khususnya wanita dengan riwayat kelainan tiroid dalam keluarga; hanya
5%pasien berusia di bawah 15 tahun. Lebih dari 95% kasus hipertiroid
disebabkan oleh penyakit graves,suatu penyakit tiroid autoimun yang antibodinya
merangsang sel-sel untuk menghasilkan hormone yang berlebihan. Penyebab
hipertiroid lainnya yang jarang selain penyakit graves adalah : toksisitas pada strauma
multinudular, adenoma folikular fungsional,atau karsinoma(jarang), adema hipofisis
penyekresi- torotropin (hipertiroidhipofisis), tumor sel benih,missal karsinoma (yang
kadang dapat menghasilkan bahan mirip-TSH) atau teratoma (yang mengandung
jariantiroid fungsional), tiroiditis (baik tipe subkutan maupun hashimato) yang
keduanya dapat berhubungan dengan hipertiroid sementara pada fase awal
Pengobatan hipertiroid bertujuan untuk membatasi produksi hormon tiroidyang
berlebihan dengan cara menekan produksi hormone tiroid (obatantitiroid) atau
merusak jaringan tiroid (yodium radioaktif, tiroidektomisubtotal)

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswatentang asuhan keperawatan
pada klien dengan hipotiroid danhipertiroid
2. Tujuan Khusus

A. Mahasiswa mampu memahami anatomi fisiologi kelenjar dan hormontiroid

B. Mahasiswa dapat memahami defenisi hipertiroidc.

C. Mahasiswa mampu memahami etiologi yang menyebabkan hipertiroidd.

D. Mahasiswa mengetahui klasifikasi dari hipertiroide.

E. Mahasiswa mampu memahami patofisiologi/WOC hipertiroidf.

F. Mahasiswa mengetahui pemeriksaan penunjang hipertiroidg.

G. Mahasiswa mengetahui komplikasi yang terjadi pada klien darihipertiroidh.

H. Mahasiswa mengetahui penatalaksanaan yang harus diberikan padaklien dengan


hipertiroid

I. Mahasiswa mampu memahami asuhan keperawatan pada klien dengan

J. Mahasiswa mampu memahami tanda dan gejala hipertiroid


BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Fisiologi Kelenjar Tiroid


Kelenjar tiroid merupakan organ yang bentuknya seperti kupu-kupu dan terletak pada
leher bagian bawah di sebelah anterior trakea. Kelenjar tiroid terdiri dari dua buah lobus
lateral yang dihubungkan oleh ithmus yang tipis dibawah kartilago trikoidea di
leher. Dan merupakan salah satu kelenjar endokrin terbesar, yang normalnya
memiliki panjang kurang-lebih 5 cm sertalebar 3 cm dan berat 30 gram (Bruner &
Suddarth, 2002).
Kelenjar tiroid terdiri atas banyak sekali folikel-folikel yang tertutup
(diameternya antara 100 sampai 300 mikrometer) yang dipenuhi dengan bahan sekretorik
yang disebut koloid dan dibatasi oleh sel-sel epitel kuboid. Unsur utama dari koloid
adalah glikoprotein tiroglobulin besar yang mengandung hormone di dalam molekul-
molekulnya. Begitu hormon yang disekresikan sudah masuk kedalam folikel,
hormon itu harus diabsorbsikan kembali melalui epitel folikel kedalam darah, sebelum
dapat berfungsi di dalam tubuh (Guyton& Hall, 2008).
Dengan kata lain secara mikroskopis kelenjar tiroid terdiri dari gelembung-
gelembung berisi koloid yang dibungkus oleh selapis sel folikel (Sherwood, 2001).
Regulasi hormone tiroid adalah sebagai berikut :hipotalamus sebagai master glend
mensekresikan TRH (Tyrotopine Realisinghormone ) untuk mengatur sekresi TSH
oleh hipofisis anterior. Kemudian tirotropin atau TSH (Tyroid Stimulating
Hormon) dari hipofisis anterior meningkatkan sekresi tirroid dengan perantara
cAMP. Mekanisme ini mempunyai umpan balik negatif , apabila hormone tiroid yang
disekresikan berlebih, sehingga menghambat sekresi TRH ataupun TSH. Bila
jumlah hormone tiroid tidak mencukupi maka terjadi efek yang sebaliknya (Guyton
&Hall, 2007).
Mekanisme yang berjalan didalam tubuh manusia tersebut diatur oleh dua sistem
pengatur utama, yaitu : sistem saraf dan hormonal atau sistem endokrin pada
umumnya. Sistem saraf ini mengatur aktivitas tubuh yang cepat, misalnya
kontraksi otot, perubahan visceral yang berlangsung dengan cepat dan bahkan juga
kecepatan sekresi beberapa kelenjar endokrin (Guyton& Hall, 2007).
Sedangkan, sistem hormonal terutama berkaitan dengan pengaturan berbagai
fungsi metabolism tubuh, seperti pengaturan kecepatan reaksi kimia di dalam sel atau
pengankutan bahan-bahan melewati membrane sel atau aspek lain dari
metabolism sel seperti pertumbuhan dan sekresi. Hormone tersebut dikeluarkan
oleh sistem kelenjar atau struktur lain yang disebut sistem endokrin. Penyakit kelenjar
tiroid dapat mengakibatkan baik produksi terlalu banyak (hipertiroid) atau terlalu sedikit
(Hypothyroidisme) hormone. Produksi hormone tiroid : proses sintesis hormone dimulai
di bagain otak yang disebut hipotalamus. Hipotalamus melepaskan tyrotropin realizing
hormone (TRH).Kemudian TRH berjalan melalui pleksus vena yang terletak di
tangkai hipofisis ke kelenjer pituitary, juga di otak sebagai tanggapan, kelenjar
pituitary kemudian mengeluarkan Tyroid Stimulating Hormon (TSH) ke dalam
darah. Perjalanan TSH ke kelenjar tiroid dan merangsang tiroid untuk menghasilkan dua
hormone tiroid, L-Tiroksin (T4) dan triiodothyronine (T3).Kelenjar tiroid juga perlu
jumlah yang cukup yodium diet untuk dapat menghasilkan T4 dan T3.
Peraturan produksi hormone tiroid untuk mencegak kelebihan produksi atau
rendahnya produksi hormone tiroid kelenjar pituitary dapat merasakan beberapa
banyak hormone dalam darah dan menyesuaikan produksi hormone sesuai. Misalnya,
ketika ada terlalu banyak hormone tiroiid dalam darah. TRHdan produksi TSH
keduanya menurun. Pengaruh jumlah ini adalah untuk mengurangi jumlah TSH
dilepaskan dari kelenjar pituitary dan mengurangi produksi hormone tiroid dalam darah
normal. Cacat pada jalur-jalur peraturan dapat mengakibatkan hipotirodisme atau
hipertirodisme (Sherwood, 200).
Kelenjar tiroid mensintesis hormon tiroid (Triiodothyronin,Tetraiodothyronin
dan Thyroxin ) yang merangsang metabolisme jaringan yang meliputi :
konsumsi oksigen, produksi panas tubuh, fungsi syaraf,metabolisme protrein,
karbohidrat, lemak, dan vitamin-vitamin, serta kerjadari pada hormon-hormon
lain. Pada janin kelenjer tiroid mulai terlihat berbentuk pada saat janin
berukuran 3,5- 4 mm, diakhir bulan pertama kehamilan.
Fungsi utama hormon tiroid T3 dan T4 adalah mengendalikan aktifitas metabolic
seluler. Kedua hormone ini bekerja sebagai alat pacu umum dengan mempercepat
proses metabolisme. Efeknya pada kecepatan metabolisme sering ditimbulkan oleh
peningkatan kadar enzim-enzim spesifik yang turut berperan dalam konsumsi oksigen
dan oleh perubahan sifat responsive jaringan terhadap hormone yang lain. Hormone
tiroid mempengaruhi replikasisel dan sangat penting bagi perkembangan otak. Adanya
hormone tiroid dalam jumlah yang adekuat juga diperlukan untuk pertumbuhan
normal. Melalui efeknya yang luas terhadap metabolisme seluler, maka hormone tiroid
sangat mempengaruhi setiap system yang penting.
Penyakit-penyakit kelenjar tiroid dapat berupa :
1. Pembentukan hormone tiroid yang berlebihan (hipertitodisme)
2. Defisiensi produksi hormone (hipotirodisme)
3. Pembesaran tiroid (Goiter) tampa bukti adanya pembentukan hormonetiroid
abnormal.
Selaian itu, pasien yang memiliki penyakit sistemik dapat mengalami perubahan
metabolism tiroksin dan fungsi tiroid.

B. Definisi Hipertiroid
Hipertirodisme suatu keadaan klinik yang ditimbulkan oleh sekresi berlebihan
dari hormone tiroid. Didapatkan pula peningkatan produksi triiodotironin (T3)
sebagai hasil meningkatnya konverensi tiroksin (T4) dijaringan perifer.
Diagnosis hipertirodisme didapatkan melalui berbagai pemeriksaan meliputi
pengukuran langsung konsentrasi tiroksin “ bebas” (dansering triiodoitironin) plasma
dengan pemeriksaan radiomunologi yang tepat.Uji lain yang sering digunakan
adalah pengukuran kecepatan metabolismbasal, pengukuran konsentrasi TSH
plasma dan kosentrasi TSI (Guyton &Hall, 2007).
Hipertiroid dapat didefenisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap
pengaruh metabolic hormon tiroid yang berlebihan. Gambaran klinisnya dapat
timbul akibat hormone tiroid T4 dan T3) dengan spontan atau akibat asupan hormon
tiroid secara berlebihan (Brunner & Ssuddarth, 2002)
Hipertiroid atau disebut juga tirotoksikosis merupakan suatu
ketidakseimbangan metabolisme yang terjadi karena produksi yang berlebihan hormone
tiroid (Kowalak, 2011). Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang
merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan (Dongoes, 2000).
Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah,seperti
kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat
menonjol pada wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak dari pada
pada pria, terutama wanita muda yang berusia antara 20 dan 40 tahun. Disini dapat
dikarenakan karena dari proses menstruasi, kehamilan dan menyusui itu sendiri
menyebabkan hipermetabolisme sebagai akibat peningkatan kerja daripada hormone
tiroid (Hotma R, 2006).
Hipertiroid adalah kondisi umum yang berkaitan dengan meningkatnya morbiditas
dan moralitas, khususnya yang disebabkan oleh komplikasi kardioveskuler.
Sebagian besar disebabkan oleh penyakit Garves denggan nodul toksik soliter den
goiter multinodular toksik menjadi bagian penting nyawalaupun dengan frekuensi yang
sedikit.

C. Etiologi

Hipertiroidisme dapat terjadi akibat disfungsi kelenjar tiroid, hipofisis,atau


hipotalamus. Peningkatan TSH akibat malfugsi kelenjar tiroid akan disertai
penurunan TSH dan TRF karena umpan balik negatif TH terhadap pelepasan keduanya.
Hipertirodisme akibat malfungsi hipofisis memberikan gambaran kadar TH dan TSH
yang tinggi. TRF akan rendah karena umpan balik negatif dari HT dan TSH.
Hipertiodisme akibat malfugsi hipotalamus akan memperlihatkan HT yang tinggi disertai
TSH dan TRH yang berlebihan
Beberapa penyakit yang menyebabkan Hipertiroid yaitu :
1. Goiter Toksik Difusa (Graves’ Disease)
Penyakit ini lebih umum terjadi pada usia 20-30 tahun. Kelainan ini merupakan
penyakit autoimun yang ditandai dengan hipertirodisme goiteryang bersifat difus,
dan adanya antibodi IgG yang meningkat dan mengaktifkan reseptor TSH.
Penyakit graves akan disertai gejala mataexopthalamus, akibat reaksi
inflamasi autoimun yang mengenai daerah jaringan periorbital dan otot-otot
ekstrokuler (wanita : pria = 5:1) dengan antibody dan kadang-kadang miksema
pretibial
2. Nodular Thyroid Disiase
Pada kondisi ini biasanya ditandai dengan kelenjar tiroid membesar dan tidak
disertai dengan rasa nyeri. Penyebab pastinya belum diketahui.Tetapi timbulnya
sering dengan bertambahnya usia.
3. Subacute Thyroiditis
Ditandai dengan rasa nyeri, pembesaran kelenjar tiroid dan inflamasi,dan
mengakibatkan produksi hormone tiroid dalam jumlah besar ke dalam darah.
Umumnya gejala menghilang setelah beberapa bulan, tetapi bisa timbul lagi pada
beberapa orang.
4. Postpartum Thyroiditis
Timbul pada 5-10 % wanita pada 3-6 bulan pertama setelah melahirkan
dan terjadi selama 1- 2 bulan. Umumnya kelenjar akan kembali normal
secara perlahan – lahan.
Penyebab lain:
a. Tiroiditisb.
b. Penyakit tromboplastis
c. Ambilan hormone tiroid secara berlebihan
d. Pemakaian yodium yang berlebihane.
e. Kanker pituitary (gangguan fungsi hipofisis f)
f. Obat-obatan seperti Amiodaroneg.
g. Gangguan organic kelenjar tiroid

D. Klasifikasi

Hipertiroid dapat diklasfikasikan menjadi beberapa tipe :


1. Penyakit Graves
Penyakit ini biasanya terjadi pada usia sekitar 30-40 tahun dan lebih sering
ditemukan pada perempuan dari pada laki-laki. Penyakit ini muncul karena adanya
suatu anti body yang merangsang tiroid untuk menghasilkan hormone tiroid sacara
berlebihan. Di duga penyebabnya adalah penyakitautonoium, dimana antibodi yang
ditemukan dalam peredaran darah yaitu tyroid stimulating.
Pada penyakit Graves terdapat dua kelompok gambaran utama yaitu tiroidal dan
ekstratiroida. Dengan keluhan pasien seperti : leleh, gemetar,tidak tahan napas,
keringat semakin banyak bila panas, berat badan menurun, sering disertai
dengan nafsu makan meningkat, palpitasi dan takikardi, diare, dan kelemahan
serta atrofi otot.

2. Goiter Nodular
Toksik Suatu penyakit yang ditandai dengan adanya satu atau beberapa
nodul di dalam tiroid menghasilkan terlalu banyak hormone tiroid dan berada
diluar kendali TSH. Penyakit ini sering ditemukan pada pasien lanjut usia
sebagai komplikasi goiter nodular kronik. Pada pasien-pasienini, hipertirodisme
timbul secara lambat dan manesfestasi klinisnya lebih ringan dari penyakit graves.
Pasien mungkin mengalami aritma dan gagal jantung yang resisten terhadap terapi
digitalis. Pasien goiter nodular toksik mungkin memperlihatkan tanda-tanda seperti :
mata melotot, pelebaran fisura palpebra, serta kedipan mata berkurang.

E. Manifestasi Klinis
Data gambaran klinis hipertiridisme pada beberapa system ;
1. Umum : Berat badan menurun, keletihan, apitis, berkeringat, tidak tahan panas

2. Kardiovaskular : Palpitasi, sesak napas, angina, gagal jantung, sinus


takikardia, fibrilasi atrium, nadi kolaps
3. Neumuscular : Gugup, agitasi, tremor

4. Gastrointestinal : Berat badan turun meskipun nafsu makan meningkat,diare, muntah

5. Eksoftalamus.

F. Patofisiologi

Penyebab tersering hipertirodisme adalah penyakit grave, suatu penyakit


autoimun, yakni tubuh secara serampangan membentuk thyroid stimulating
immunoglobin (TSI), suatu antibodi yang sasarannya adalah reseptor TSH di sel
Tiroid. TSI merangsang sekresi dan pertumbuhan tiroid dengan cara yang serupa
dengan yang dilakukan oleh TSH. Namun,tidak seperti TSH, TSI tidak dipengaruhi oleh
inhibasi umpan balik negatifoleh hormone tiroid, sehingga sekresi dan
pertumbuhan tiroid terus berlangsung Seperti diperkirakan, pasien hipertirodisme
mengalami peniingkatan lajur metabolik basal. Terjadi peningkatan panas yang
menyebabkan pengeluaran keringat berlebihan dan penurunan toleransi terhadap
panas. Walaupun napsu makan ada asupan makan meningkat terjadi akibat
sebagai meningkatnya kebutuhan metabolik, berat badan biasanya berkurang
karena tubuh membakar bahan bakar dengan kecepatan abnormal. Terjadi
degradasi netto simpanan karbonhidrat, lemakdan protein.
Penurunan masa protein otot rangka menyebabkan kelemahan.Hipertirodisme
menimbulkan berbagai kelainan kardioveskulaer yang disebabkan baik oleh efek
langsung hormone tiroid maupun oleh interaksinya dengan katekolamin. Kecepatan
dan kekuatan denyut jantung dapat menjadi sangat meningkat, sehingga individu
mengalami palpitasi.Pada kasus yang parah, jantung mungkin tidak dapat memenuhi
kebutuhan tubuh yang sangat meningkat walaupun curah jantung
meningkat.Kertrlibatan susunan saraf ditandai oleh kewaspadaan mental yang
berlebihan sampai pada keadaan pasien yang mudah tersinggung, tegang,cemas dan
sangat emosional.
G. Pathway

Tiroiditis Pnykt graves (Antibody reseptor Nodul Tiroid Tolsok


TSH merangsang aktivitas tiroid)

Sekresi hormon

Hipertiroidisme

Hipertiroidisme M Aktivitas simpatik Gerekan kelopak mata


berlebihan relative lambat THD
bola mata

P berat Ketidakseimbangan Perubahan konduksi


badan energi dengan listrik jantung
kebutuhan tubuh Infiltrasi limfosit, sel
mast ke jar orbital dan
otot2 mata
Kurang
informasi Beban kerja jantung
M

Eksoftalmus

Aritmia, takikardia

Perubahan Resiko kerusakan


Kurang kurang dari Resiko Pe curah integritas jaringan
pengetah kelelahan
kebutuhan jantung
uan tubuh
H. Periksaan Diagnosis
1. Pemeriksaan Laboratorium
a) Serum T3, terjadi peningkatan (N:70-250 ng/dl atau 1,2-3,4 SI unit)
b) Serum T4, terjadi peningkatan (N:4-12 mcg/dl atau 51-154 SI unit)
c) In deks T4 bebas, meningkat (N:0,8-2,4 ng/dl atau 10-31 SI unit)
d) T3RU meningkat (N:24-34%)
e) TRH stimulation test, menurun atau tidak ada respon TSH
f) Tiroid antibodi antiglobulin antibodi (TSH-Rab), terjadi peningkatan pada
penyakit graves
2. Test Penunjangan Lainnya
a) CT Scan Tiroid
Mengetahui posisi, ukuran dan kunci kelenjar tiroid. Iodine radioaktif (RIA)
diberikan secara oral kemudian diukur pengambilan iodine oleh kelenjar tiroid.
Normalnya tiroid akan mengambil iodine 5-35% dari dosis yang diberikan setelah
24 jam. Pada pasien Hipertiroid akan meningkat.
b) USG, untuk mengetahui ukuran dan komposisi dari kelenjar tiroid apakah massa
atau nodule.
c) ECG untuk menilai kerja jantung, mengetahui adanya takhikardia, atrial fibrilasi
dan perubahan gelombang P dan T
3. Komplikasi

Komplikasi hipertiroidisme yang dapat mengancam nyawa adalah krisis tirotoksik


(thyroid storm). Hal ini dapat berkembang secara spontan pada pasien hipertiroid yang
menjalani terapi, selama pembedahan kelenjar tiroid, atau terjadi pada pasien
hipertiroid yang tidak terdiagnosis. Akibatnya adalah pelepasan TH dalam jumlah
yang sangat besar yang menyebabkan takikardia, agitasi, tremor, hipertermia (sampai
106̊F), dan apabila tidak diobati, akan menyebabkan kematian. Penyakit jantung
hipertiroid, oftalmopati Graves, dermopati Graves, infeksi karena agranulositosis pada
pengobatan dengan antitiroid. Krisis tiroid : mortalitas.

4. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH
akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan
saraf pusat atau kelenjar tiroid. T4 dan T3 serum : meningkat (normal : T3 =
26-39 mg, T4 = 80-100 mg)
b) TSH (Tiroid Stimulating Hormone) tertekan dan tidak bereson pd TRH
c) Bebas T4 (tiroksin)
d) Bebas T3 (triiodotironin)
e) Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan
pembesaran kelenjar tiroid
f) Hipertiroidsme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
g) Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.
h) Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
i) Tiroglobulin : meningkat
j) Ikatan protein iodium : meningkat
k) Gula darah : meningkat (sehubungan dengan kerusakan andrenal)
l) Kortisol plasma : turun (menurunnya pengeluaran pada andrenal)
m) Pemeriksaan fungsi hepar : abnormal
n) Elekrtolit : hiponatrenia mungkin sebagai akibat dari respon andrenal atau efek
dilusi dalam tera cairan pengganti. Hipoklemia terjadi dengan sendirinya pada
kehilangan melalui gastrointestinal dan dieresis
o) Katekolamin serum : menurun
p) Kreatinin urine : meningkat
q) EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali
5. Penatalaksanaan
1. Obat-obatan antitiroid
a). Propylthiouracil (PTU), merupakan obat antihipertiroid pilihan, tetapi
mempunyai efek samping agranulocitosis sehingga sebelum diberikan harus
di cek sel darah putihnya. PTU tersedia dalam bentuk tablet 50 dan 100 mg.
b) Methimozole (Tapazole), bekerja dengan cara memblok reaksi hormone tiroid
dalam tubuh. Obat ini mempunyai efek samping agranulositosis, nyeri kepala,
mual, muntah, diare, ultikaria. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 3 dan 20
mg.
c). Adrenargik bloker, seperti propanol dapat diberikan untuk mengokontrol
aktifitas saraf simpetetik.
d). Pada pasien graves yang pertama kali diberikan OAT dosis tinggi PTU 300-
600 mg/hari atau methimazole 40-45 mg/hari.
2. Radioiod Terapi
Radio aktif iodin-131, iodium radio aktif secara bertahap akan melakukan sel-
sel yang membentuk kelenjar tiroid namun tidak akan menghentikan produksi
hormon tiroid.
3. Bedah Tiroid
Pembedahan dan pengangkatan total atau parsial (tiroidktomy). Operasi
efektif dilakukan pada pasien dengan penyakit graves. Efek samping yang
mungkin terjadi pada pembedahan adalah gangguan suara dan kelumpuhan
saraf kelenjar tiroid.
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein,
3000-4000 kalori.
Asuhan Keperawatan Hipertiroid

a) Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan hipertiroid ialah
sebagai berikut:
1. Data Demografi
Data demografi yang penting di kaji adalah usia dan jenis kelamin, karena
merupakan factor yang berpengaruh terhadap hipertiroid.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat keluarga dengan factor genetick, penyakit tiroid dan kanker
b. Riwayat kesehatan sekarang : riwayat penyakit tiroid yang dialami, riwayat
pengobatan dengan radiasi dileher, adanya tumor, adanya riwayat trauma
kepala, infeksi, riwayat penggunaan obat-obatan seperti thionamide, lithium,
amiodarone, interferon alfa.
c. Riwayat sosial ekonomi : kemampuan memelihara kesehatan, konsumsi dan
pola makan, porsi makan.
3. Keluhan Utama
a. Kaji yang berhubungan dengan hipermetabolisme
1) Penurunan berat badan
2) Peningkatan suhu tubuh
3) Kelelahan
4) Makan dengan porsi banyak atau sering
b. Kaji yang berhubungan dengan aktivitas
1) Cepat lelah
2) Inteloransi aktivitas
3) Tremor
4) Insomnia
c. Kaji yang berhubungan dengan gangguan persarafan
1) Iritabilitas
2) Emosi tidak stabil seperti cemas
d. Kaji yang berhubungan dengan gangguan penglihatan
1) Gangguan tajam penglihatan
2) Pandangan ganda
e. Kaji yang berhubungan dengan gangguan seksual
1) Amenorrhea, menstruasi tidak teratur
2) Menurunnya infertile, resiko aborsi spontan
3) Menurunnya libido
4) Menurunnya perkembangan fungsi seksual
5) Impoten
f. Kaji yang berhubungan dengan gangguan graves
1) Eksoftalmus
2) Pembesaran kelenjar tiroid
4. Pengkajian psikososial
Pasien dengan hipertiroid biasanya menampakkan hati yang tidak stabil,
penurunan terhadap perhatian dan menunjukkan perilaku maniak. Sering juga
didapatkan gangguan tidur.
5. Pemeriksaan fisik
a. Observasi dan pemeriksaan kelenjar tiroid
Palpasi kelenjar tiroid dan kaji adanya massa atau pembesaran. Obsevarsi
ukuran dan kesimetrisan pada goiter pembesaran dapat terjadi empat kali dari
ukuran normal.
b. Optalmopaty (penampilan dan fungsi mata yang tidak normal)
Pada hipertiroid sering ditemukan adanya retraksi kelopak mata dan
penonjolan kelopak mata. Pada tiroksikosis kelopak mata mengalami
kegagalan untuk turun ketika klien melihat kebawah.
c. Observasi adanya bola mata yang menonjol Karena adanya edema pada otot
ektraokuler dan peningkatan jaringan dibawah mata. Penekanan pada saraf
mata dapat mengakibatkan kerusakan pandangan seperti penglihatan ganda,
tajam penglihatan. Adanya iritasi mata karena kesulitan menutup mata secara
sempurna perlu dilakukan pengkajian.
d. Pemeriksaan jantung
Komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid adalah gangguan jantung
seperti kardiotitis dan gagal jantung, oleh karenanya pemeriksaan jantung
perlu dilakukan seperti tekanan darah, takikardia, distritmia, bunyi jantung.
e. Musculoskeletal
Biasanya ditemukan adanya kelemahan otot, hiperaktif pada reflex tendon dan
tremor, iritabilitas.

b) Dia gnosa Keperawatan


1. Ketidak Seimbangan Nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
gangguan metabolik
2. Pola nafas tidak efektif berhubungan paningkatan metabolisme
3. Gangguan citra tubuh berhubungan dengan pembesaran kelenjar tiroid
4. Risikon ketidakseimbangan cairan berhubungan dengan peningkatan metabolisme
Intervensi

No. Diagnosa Keperawatan Tujuan dan kriteria hasil Intervensi


1. Ketidakseimbangan Tujuan : setelah diberikan Mandiri :
nutrisi kurang dari tindakan keperawaatan 1. Hindari makanan yang
kebutuhan berhubungan selama 3x24 jam dapat meningkatkan
dengan gangguan keseimbangan nutrisi peristaltik usus
metabolisme kembali normal
Kolaborasi :
Kriteria hasil : berat 1. Konsultasi dengan ahli
badan stabil, gizi untuk memberikan
malnutrisi(-), kebutuhan diet kalori tinggi
metabolisme terpenuhi
Observasi :
1. Observasi bising usus
2. Pantau masukan
makanan setiap hari dan
timbang berat badan
tiap hari

Edukasi :
1. Dorong klien makan
dan meningkatkan
jumlah makan

2. Pola nafas tidak efektif Tujuan : setelah Mandiri :


berhubungan dengan diberikan tindakan 1. Auskultasi bunyi
peningkatan keperawatan 1x24 jam nafas dan catat
metabolisme pola nafas efektif adanya bunyi nafas
adventisius, seperti
Kriteria hasil : krekels, mengi,
- Nafas 16-20x/m gesekan pleural.
- Bernafas tidak 2. Tinggikan kepala dan
menggunakan bantu mengubah
otot bantu posisi. Bangunkan
tambahan pasien turun tempat
tidur dan ambulasi
sesegera mungkin
3. Bantu pasien dalam
nafas dalam dna
latihan batuk

Kolaborasi :
1. Berikan oksigen
tambahan
- Observasi :
1. Observasi frekuensi,
kedalam pernafasan dan
ekspansi dada. Catat
upaya pernafasan,
termasuk penggunaan
otot bantu / pelebaran
nasal
2. Observasi pola batuk
dan karakter secret

3. Penurunan curah jantung Tujuan : setelah diberikan Mandiri :


berhubungan dengan tindakan keperawatan 1. Catat atau perhatikan
hipertiroid tidak 2x24 jam curah jantung kecepatan irama jantung
terkontrol dan menjadi adekuat sesuai dan adanya distrirnea
peningkatan aktivitas dengan kebutuhan tubuh 2. Auskultasi suara
saraf simpatik jantung, perhatikan
Kriteria hasil : tanda vital adanya bunyi jantung
strabil dunyut nadi perifer tambahan, adanya
normal, pengisian kapiler aroma gallop dan
< 3 detik, tidak ada mumur sistolik
distritnea
Kolaborasi :
1. Berikan cairan IV
sesuai indikasi
2. Berikan sesuai indikasi

Observasi :
1. Observasi tanda dan
gejala dan gejala haus
yang hebat, mukosa
membran kering yang
lemah

4. Risiko ketidakseimbangan Tujuan : setelah diberi Mandiri :


volume cairan tindakan keperawatan 1. Timbang berat badan
berhubungan dengan selama 1x24 jam risiko klien setiap hari
peningkatan metabolisme ketidakseimbangan sebelum sarapan
volume cairan tidak 2. Tentukan cairan apa
terjadi yang disukai klien dan
simpan cairan tersbut
disamping tempat tidur
Kriteria hasil :
- Asupan dan Kolaborasi :
haluaran cairan 1. Berikan cairan
tetap pada kadar parenteral sesuai
yang tepat sesuai instruksi
usia dan kondisi Observasi :
fisik 1. Periksa membran
- Pasien mempunya mukosa mulut setiap
tugor kulit yang hari
normal 2. Pantau kadar elektrolit
- Pasien serum
mempertahankan 3. Ukur asupan cariran dan
kadar elektrolit haluaran urine untuk
dalam batas mendapatkan status
normal cairan

Anda mungkin juga menyukai