“Hipertiroid”
Dosen Pengampuh
Kami panjatkan puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas segala limpahan rahmat
dan karunia-Nya, penyusunan makalah ini bisa dilakukan dengan lancar tanpa kekurangan suatu
apa pun.
Kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ns. Sarwan, S.Kep., M.Kep., selaku Dosen Mata
Kuliah Keperawatan dewasa sistem endokrin, imunologi, pencernaan, perkemihan dan
reproduksi pria yang telah memberikan tugas ini kepada kami.
Askep Teori berjudul “Hipertiroid” disusun untuk memenuhi tugas yang diberikan sebagai bahan
pembelajaran dan penilaian.
Kami menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih jauh dari kesempurnaan baik
materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, kami telah berupaya dengan segala
kemampuan dan pengetahuan yang kami miliki sehingga dapat menyelesaikan dengan baik. Oleh
karena itu, jika ada masukkan, saran, kritik, dan usul yang sifatnya untuk perbaikan kami akan
menerima dengan senang hati.
BAB 1
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mahasiswatentang asuhan keperawatan
pada klien dengan hipotiroid danhipertiroid
2. Tujuan Khusus
PEMBAHASAN
B. Definisi Hipertiroid
Hipertirodisme suatu keadaan klinik yang ditimbulkan oleh sekresi berlebihan
dari hormone tiroid. Didapatkan pula peningkatan produksi triiodotironin (T3)
sebagai hasil meningkatnya konverensi tiroksin (T4) dijaringan perifer.
Diagnosis hipertirodisme didapatkan melalui berbagai pemeriksaan meliputi
pengukuran langsung konsentrasi tiroksin “ bebas” (dansering triiodoitironin) plasma
dengan pemeriksaan radiomunologi yang tepat.Uji lain yang sering digunakan
adalah pengukuran kecepatan metabolismbasal, pengukuran konsentrasi TSH
plasma dan kosentrasi TSI (Guyton &Hall, 2007).
Hipertiroid dapat didefenisikan sebagai respon jaringan-jaringan tubuh terhadap
pengaruh metabolic hormon tiroid yang berlebihan. Gambaran klinisnya dapat
timbul akibat hormone tiroid T4 dan T3) dengan spontan atau akibat asupan hormon
tiroid secara berlebihan (Brunner & Ssuddarth, 2002)
Hipertiroid atau disebut juga tirotoksikosis merupakan suatu
ketidakseimbangan metabolisme yang terjadi karena produksi yang berlebihan hormone
tiroid (Kowalak, 2011). Hipertiroid adalah suatu ketidakseimbangan metabolik yang
merupakan akibat dari produksi hormon tiroid yang berlebihan (Dongoes, 2000).
Hipertiroidisme merupakan kelainan endokrin yang dapat dicegah,seperti
kebanyakan kondisi tiroid, kelainan ini merupakan kelainan yang sangat
menonjol pada wanita. Kelainan ini menyerang wanita empat kali lebih banyak dari pada
pada pria, terutama wanita muda yang berusia antara 20 dan 40 tahun. Disini dapat
dikarenakan karena dari proses menstruasi, kehamilan dan menyusui itu sendiri
menyebabkan hipermetabolisme sebagai akibat peningkatan kerja daripada hormone
tiroid (Hotma R, 2006).
Hipertiroid adalah kondisi umum yang berkaitan dengan meningkatnya morbiditas
dan moralitas, khususnya yang disebabkan oleh komplikasi kardioveskuler.
Sebagian besar disebabkan oleh penyakit Garves denggan nodul toksik soliter den
goiter multinodular toksik menjadi bagian penting nyawalaupun dengan frekuensi yang
sedikit.
C. Etiologi
D. Klasifikasi
2. Goiter Nodular
Toksik Suatu penyakit yang ditandai dengan adanya satu atau beberapa
nodul di dalam tiroid menghasilkan terlalu banyak hormone tiroid dan berada
diluar kendali TSH. Penyakit ini sering ditemukan pada pasien lanjut usia
sebagai komplikasi goiter nodular kronik. Pada pasien-pasienini, hipertirodisme
timbul secara lambat dan manesfestasi klinisnya lebih ringan dari penyakit graves.
Pasien mungkin mengalami aritma dan gagal jantung yang resisten terhadap terapi
digitalis. Pasien goiter nodular toksik mungkin memperlihatkan tanda-tanda seperti :
mata melotot, pelebaran fisura palpebra, serta kedipan mata berkurang.
E. Manifestasi Klinis
Data gambaran klinis hipertiridisme pada beberapa system ;
1. Umum : Berat badan menurun, keletihan, apitis, berkeringat, tidak tahan panas
5. Eksoftalamus.
F. Patofisiologi
Sekresi hormon
Hipertiroidisme
Eksoftalmus
Aritmia, takikardia
4. Pemeriksaan Penunjang
a) Pemeriksaan darah yang mengukur kadar HT (T3 dan T4), TSH, dan TRH
akan memastikan diagnosis keadaan dan lokalisasi masalah di tingkat susunan
saraf pusat atau kelenjar tiroid. T4 dan T3 serum : meningkat (normal : T3 =
26-39 mg, T4 = 80-100 mg)
b) TSH (Tiroid Stimulating Hormone) tertekan dan tidak bereson pd TRH
c) Bebas T4 (tiroksin)
d) Bebas T3 (triiodotironin)
e) Diagnosa juga boleh dibuat menggunakan ultrasound untuk memastikan
pembesaran kelenjar tiroid
f) Hipertiroidsme dapat disertai penurunan kadar lemak serum
g) Penurunan kepekaan terhadap insulin, yang dapat menyebabkan hiperglikemia.
h) Tiroid scan untuk melihat pembesaran kelenjar tiroid
i) Tiroglobulin : meningkat
j) Ikatan protein iodium : meningkat
k) Gula darah : meningkat (sehubungan dengan kerusakan andrenal)
l) Kortisol plasma : turun (menurunnya pengeluaran pada andrenal)
m) Pemeriksaan fungsi hepar : abnormal
n) Elekrtolit : hiponatrenia mungkin sebagai akibat dari respon andrenal atau efek
dilusi dalam tera cairan pengganti. Hipoklemia terjadi dengan sendirinya pada
kehilangan melalui gastrointestinal dan dieresis
o) Katekolamin serum : menurun
p) Kreatinin urine : meningkat
q) EKG : fibrilasi atrium, waktu sistolik memendek, kardiomegali
5. Penatalaksanaan
1. Obat-obatan antitiroid
a). Propylthiouracil (PTU), merupakan obat antihipertiroid pilihan, tetapi
mempunyai efek samping agranulocitosis sehingga sebelum diberikan harus
di cek sel darah putihnya. PTU tersedia dalam bentuk tablet 50 dan 100 mg.
b) Methimozole (Tapazole), bekerja dengan cara memblok reaksi hormone tiroid
dalam tubuh. Obat ini mempunyai efek samping agranulositosis, nyeri kepala,
mual, muntah, diare, ultikaria. Obat ini tersedia dalam bentuk tablet 3 dan 20
mg.
c). Adrenargik bloker, seperti propanol dapat diberikan untuk mengokontrol
aktifitas saraf simpetetik.
d). Pada pasien graves yang pertama kali diberikan OAT dosis tinggi PTU 300-
600 mg/hari atau methimazole 40-45 mg/hari.
2. Radioiod Terapi
Radio aktif iodin-131, iodium radio aktif secara bertahap akan melakukan sel-
sel yang membentuk kelenjar tiroid namun tidak akan menghentikan produksi
hormon tiroid.
3. Bedah Tiroid
Pembedahan dan pengangkatan total atau parsial (tiroidktomy). Operasi
efektif dilakukan pada pasien dengan penyakit graves. Efek samping yang
mungkin terjadi pada pembedahan adalah gangguan suara dan kelumpuhan
saraf kelenjar tiroid.
4. Pemenuhan kebutuhan nutrisi dengan tinggi kalori dan tinggi protein,
3000-4000 kalori.
Asuhan Keperawatan Hipertiroid
a) Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan hipertiroid ialah
sebagai berikut:
1. Data Demografi
Data demografi yang penting di kaji adalah usia dan jenis kelamin, karena
merupakan factor yang berpengaruh terhadap hipertiroid.
2. Riwayat Kesehatan
a. Riwayat keluarga dengan factor genetick, penyakit tiroid dan kanker
b. Riwayat kesehatan sekarang : riwayat penyakit tiroid yang dialami, riwayat
pengobatan dengan radiasi dileher, adanya tumor, adanya riwayat trauma
kepala, infeksi, riwayat penggunaan obat-obatan seperti thionamide, lithium,
amiodarone, interferon alfa.
c. Riwayat sosial ekonomi : kemampuan memelihara kesehatan, konsumsi dan
pola makan, porsi makan.
3. Keluhan Utama
a. Kaji yang berhubungan dengan hipermetabolisme
1) Penurunan berat badan
2) Peningkatan suhu tubuh
3) Kelelahan
4) Makan dengan porsi banyak atau sering
b. Kaji yang berhubungan dengan aktivitas
1) Cepat lelah
2) Inteloransi aktivitas
3) Tremor
4) Insomnia
c. Kaji yang berhubungan dengan gangguan persarafan
1) Iritabilitas
2) Emosi tidak stabil seperti cemas
d. Kaji yang berhubungan dengan gangguan penglihatan
1) Gangguan tajam penglihatan
2) Pandangan ganda
e. Kaji yang berhubungan dengan gangguan seksual
1) Amenorrhea, menstruasi tidak teratur
2) Menurunnya infertile, resiko aborsi spontan
3) Menurunnya libido
4) Menurunnya perkembangan fungsi seksual
5) Impoten
f. Kaji yang berhubungan dengan gangguan graves
1) Eksoftalmus
2) Pembesaran kelenjar tiroid
4. Pengkajian psikososial
Pasien dengan hipertiroid biasanya menampakkan hati yang tidak stabil,
penurunan terhadap perhatian dan menunjukkan perilaku maniak. Sering juga
didapatkan gangguan tidur.
5. Pemeriksaan fisik
a. Observasi dan pemeriksaan kelenjar tiroid
Palpasi kelenjar tiroid dan kaji adanya massa atau pembesaran. Obsevarsi
ukuran dan kesimetrisan pada goiter pembesaran dapat terjadi empat kali dari
ukuran normal.
b. Optalmopaty (penampilan dan fungsi mata yang tidak normal)
Pada hipertiroid sering ditemukan adanya retraksi kelopak mata dan
penonjolan kelopak mata. Pada tiroksikosis kelopak mata mengalami
kegagalan untuk turun ketika klien melihat kebawah.
c. Observasi adanya bola mata yang menonjol Karena adanya edema pada otot
ektraokuler dan peningkatan jaringan dibawah mata. Penekanan pada saraf
mata dapat mengakibatkan kerusakan pandangan seperti penglihatan ganda,
tajam penglihatan. Adanya iritasi mata karena kesulitan menutup mata secara
sempurna perlu dilakukan pengkajian.
d. Pemeriksaan jantung
Komplikasi yang sering timbul pada hipertiroid adalah gangguan jantung
seperti kardiotitis dan gagal jantung, oleh karenanya pemeriksaan jantung
perlu dilakukan seperti tekanan darah, takikardia, distritmia, bunyi jantung.
e. Musculoskeletal
Biasanya ditemukan adanya kelemahan otot, hiperaktif pada reflex tendon dan
tremor, iritabilitas.
Edukasi :
1. Dorong klien makan
dan meningkatkan
jumlah makan
Kolaborasi :
1. Berikan oksigen
tambahan
- Observasi :
1. Observasi frekuensi,
kedalam pernafasan dan
ekspansi dada. Catat
upaya pernafasan,
termasuk penggunaan
otot bantu / pelebaran
nasal
2. Observasi pola batuk
dan karakter secret
Observasi :
1. Observasi tanda dan
gejala dan gejala haus
yang hebat, mukosa
membran kering yang
lemah