CUSHING SYNDROM
Oleh :
AGUNG SISWOYO
G0A011002
2013
KONSEP DASAR
A. Pengertian ...........………………………………………………………. 3
B. Etiologi ...................................………………………………………. 3
C. Patofisiologi ................................................................................................ 5
E. Penatalaksanaan .................................................................................... 7
G. Pathways ................................................................................................. 10
A. PENGERTIAN
Sindrom cushing adalah suatu keadaan yang diakibatkan oleh efek metabolik
gabungan dari peninggian kadar glukokortikoid dalam darah yang menetap. Kadar
yang tinggi ini dapat terjadi secara spontan atau karena pemeberian dosis
farmakologik senyawa-senyawa glukokortikoid. (Sylvia A. Price; Patofisiolgi, Hal.
1088).
• Striae-Obesitas
• Edema-Hipertensi
• Glukosuria-Mudah lelah
• Osteoporosis-Amenore
• Hirsutisme
B. ETIOLOGI
1. Hiperplasi Adrenal
c) Tumor Hipofisis
3. Neoplasi adrenal
a) Adenoma
b) Karsinoma
1. Tergantung ACTH
C. PATOFISIOLOGI
Penyebab lain sindrom custing yang jarang dijumpai adalah produksi ektopik
ACTH oleh malignitas, karsinoma bronkogenik merupakan tipe malignitas yang
paling sering ditemukan. Tanpa tergantung dari penyebabnya, mekanisme umpan
balik normal untuk mengendalikan fungsi kortex adrenal menjadi tidak efektif & pola
sekresi di urnal kortisol yang normal akan menghilang. Tanda & gejala sindrom
custing terutama terjadi sebagai akibat dari selaresi glukokortikoid & androgen
(hormon) yang berlebihan, meskipun sekress mineralokortikoid juga dapat
terpengaruh.
- Punuk kerbau (buffalo hump) pada bagian posterior leher serta daerah –
daerah posterior supraklavikuler.
- Striae.
- Obesitas sentral
- Striae
3. Tanda dan gejala lain yang dapat ditemukan pada sindrom cushing seperti :
- Ammenorrhoe
- Impotensi
- Osteoporosis
- Atropi kulit, akne, udema., nyeri kepala, mudah memar dan gangguan
penyembuhan luka. (buku ajar ilmu bedah, r. Syamsuhidayat, hal. 946).
E. PENATALAKSANAAN
2. Jika terdapat bukti hiperfungsi hipofisis namun tumor tidak dapat ditemukan
maka sebagai gantinya dapat dilakukan radiasi kobait pada kelenjar hipofisis.
b. Pemeriksaan Diagnostik
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. Hormon / Metabolik
b. Sel darah
c. Glukosa
f. Eosinofil
g. Neutrofil
h. Darah
i. Urine
j. Turun
2. Pemeriksaan penunjang
- Pielografi
- Laminografi
- Arteriografi
- Scanning
- Ultrasonografi
- Tumor
- Tumor
- Hiperplasi
- Tumor Hipofisis
3. Pemeriksaan Lain
G. PATHWAYS
Dosis tinggi
adrenal ektopoik
Meningkatkan
Sindro cushing
Metabolisme KH terganggu
Kulit Risiko
perdarahan
Kurang
perawatan
diri
Gangguan
mobilitas
fisik
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
a. Resiko cidera & infeksi b/d kelemahan & perubahan metabolisme protein serta
respon inflamasi
• Tujuan :
• Intervensi keperawatan :
• Tujuan :
• Intervensi Keperawatan :
• Tujuan :
• Intervensi Keperawatan :
DAFTAR PUSTAKA
Guyton, Arthur C. Hall, John E. 2007. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran Edisi 11.
Jakarta: EGC.
Setiati,
Siti. 2006. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen