Anda di halaman 1dari 53

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA DENGAN TAHAP PERKEMBANGAN

PASANGAN BARU MENIKAH

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 1 :

1.Mizanul Amalia
2.Chyntia Sari
3.Fatmatul Zahara
4.Rani Octalya
5.Fitri Wulandari
6.Zahara Kurnia

DOSEN PENGAMPU:

Ns.Nurleny,M.Kep

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MERCUBAKTIJAYA PADANG

2022/2023

i
KATA PENGANTAR

Dengan menyebut namaAllah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,kami
panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya. Yang telah melimpahkan rahmat hidayah
serta inayahNya kepada kami, sehingga kami dapat menyelasaikan tugas tentang “Asuhan
Keperawatan Pada Keluarga Dengan Tahap Perkembangan Pasangan Baru Menikah”.
Tugas ini telah kami susun dengan maksimal dan mendapatkan bantuan dari berbagai
pihak sehingga dapat mempelancar dalam pembuatan tugas ini. Untuk itu, kami
menyampaikan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat maupun
inspirasi terhadap pembaca. Karna kebenaran hanya milik Allah SWT dan yang salah, dosa,
khilaf hanya milik kami.

Padang, 5 Desember 2022

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.................................................................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................................................iii
BAB I..........................................................................................................................................................1
PENDAHULUAN.......................................................................................................................................1
A. Latar Belakang....................................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...............................................................................................................................2
C. Tujuan Penulisan.................................................................................................................................2
BAB II.........................................................................................................................................................3
PEMBAHASAN.........................................................................................................................................3
A. Konsep Dasar Teoritis........................................................................................................................3
B. Konsep Penyakit Gastritis.................................................................................................................13
C. Konsep Asuhan Keperawatan...........................................................................................................14
BAB III......................................................................................................................................................22
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA : PASANGAN BARU MENIKAH.....................................22
A. Ringkasan Kasus Kelolaan...............................................................................................................22
B. Laporan pelaksanaan asuhan keperawatan........................................................................................23
C.Skoring Asuhan Keperawatan............................................................................................................38
D.Prioritas Masalah...............................................................................................................................45
E.Nurshing Care Plan............................................................................................................................45
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................50

iii
BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Keluarga adalah dua atau lebih individu yang tegabung karena adanya hubungan darah
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan ludup dalam satu rumah tangga serta berinteraksi
satu sama lain dan menjalankan peran masing-masing untuk menciptakan dan mempertahankan
suatu kebudayaan. Aspek penting dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga yaitu pada
keluarga itu sendiri (Friedman et al 2014).
Tahap perkembangan keluarga dengan pasangan haru atau keluarga yang disebut dengan
pemula adalah pembentukan pasangan yang menandakan permulaan suatu keluarga baru dengan
pergerakkan dan membentuk keluarga asli sampai ke hubungan intim vang haru Tahap im juga
disebut dengan tahap pernikahan Tugas perkembangan keluarga pasangan baru ini antara lain,
membentuk pernikahan yang dapat memuaskan bagi satu sama lain berhubungan secara
harmonts dengan jaringan kekerabatan dan adanya perencanaan untuk sebuah keluarga (M.
Friedman, 2010).
Di negara berkembang ada penyakit tidak menular yang sering terjadi, dan juga salah satu
paling banyak dijumpai di masyarakat yaitu penyakit dengan gastritis Gastritis dianggap sebagai
suatu hal yang diremeh namun gastritis merupakan awal dari suatu penyakit yang dapat
mengganggu kualitas hidup seseorang yang mengalaminya (Suryono 2016) Pola makan yang
teratur sangat penting bagi kesehatan tubuh sedangkan pola makan yang tidak teratur dapat
menyebabkan gangguan pada sistem pencemaan.
Gastristis merupakan suatu peradangan yang terjadi pada mukosa lambung vang dapat
bersifat akut kronis dan juga difus (local) Gastritis terbagi atas dua jenis yang sering ditemukan
yaitu gastritis superficial akut dan gastritis atropik kromis (Amin & Hardi 2015) Gastritis akan
sangat mengganggu seseorang dalam melakukan aktivitas schan-hari, baik bagi remaja maupun
orang dewasa Gastritis merupakan peradangan atau inflamasi dan mukosa lambung yang
disebabkan oleh faktor milasi dan juga faktor infeksi (Saydam 2017).

1
B. Rumusan Masalah
Bagaimana asuhan keperawatan pada Tn.A pada tahap perkembangan pasangan baru
menikah dengan masalah nyeri gastritis pada Ny.D?

C. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan Keperawatan pada Keluarga Tn.A pada tahap
perkembangan pasangan baru dengan masalah nyeri gastritis pada Ny.D.
2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan pengkajian pada Keluarga Tn.A pada tahap perkembangan
pasangan baru dengan masalah nyeri gastritis pada Ny D.
b. Mampu merumuskan diagnosa keperawatan pada Keluarga Tn.A pada tahap
perkembangan pasangan baru dengan masalah nyeri gastritis pada Ny.D.
c. Mampu menyusun rencana keperawatan pada keluarga Tn.A pada tahap
perkembangan pasangan baru dengan masalah nyeri gastritis pada Ny.D.
d. Mampu melakukan tindakan keperawatan pada Keluarga Tn.A pada tahap
perkembangan pasangan baru dengan masalah nyeri gastritis pada Ny.D.
e. Mampu mengevaluasi asuhan keperawatan pada Keluarga Tn.A pada tahap
perkembangan pasangan baru dengan masalah nyeri gastritis pada Ny.D yang
diberikan teknik relaksasi otot progresif untuk menurunkan tingkat nyeri
f. Mampu melakukan pendokumentasian keperawatan pada Keluarga Tn.A pada tahap
perkembangan pasangan baru dengan masalah nyeri gastritis pada Ny.D yang
diberikan teknik relaksasi otot progresif untuk menurunkan tingkat nyeri

2
BAB II

PEMBAHASAN
A. Konsep Dasar Teoritis
1. Mengidentifikasi Data Demografi dan Sosio
Pada saat dilakukan Winshield Survey di Jalan 50 Kota RT 3/ RW 17, Siteba Kecamatan
Nanggalo yang mana terlihat beberapa masyarakat sering berkumpul di salah satu rumah
warga dan anak-anak tampak ramai bermain di depan halaman rumah atau dijalanan gang
kecil tersebut. Populasi masyarakat umumnya adalah homogen dan umumnya masyarakat
menggunakan bahasa Minang dalam berkomunikasi. Pekerjaan sebagian besar masyarakat
adalah IRT, PNS, pelajar, buruh, wirausaha, swasta, dan sebagian kecil nya adalah petani,
karyawan honor, dan nelayan. Usia penduduk Jalan 50 Kota RT 3/ RW 17, Siteba Kecamatan
Nanggalo sangat bervariasi yang terdiri dari usia bayi, balita, sekolah, remaja, dewasa dan
lanjut usia.

2. Data lingkungan
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara mahasiswa didapatkan perumahan di Jalan
50 Kota RT 3/ RW 17, Siteba Kecamatan Nanggalo umumnya bentuk rumah yang terdapat di
RT 3/ RW 7 adalah rumah permanen dan semi permanen, jarak satu rumah dengan rumah
yang lainnya berdekatan. Kondisi lingkungan rumah sebagian besar sudah memenuhi syarat
kesehatan. Ventilasi rumah pada umumnya cukup dan baik. Disekitar rumah tidak terdapat
got - got, sebagian besar limbah rumah tangga diolah dengan cara di bakar dibelakang rumah
masing-masing, dan tempat penampungan sampah yang sedikit jauh dari perumahan digang
tersebut walaupun masih berada diwilayah RT 3/RW 17. Di wilayah ini ada petugas
pengangkut sampah Di wilayah RT 3/RW 17 ini sebagian besar rumah memiliki variasi
tanaman karena masyarakat sebagian besar suka tanaman hias. Tidak ada ditemukan tempat
bersejarah, kantor organisasi ditempat ini.

3.Struktur dan Fungsi Keluarga


Menurut Friedman (2010) struktur keluarga terdiri dari:
a. Pola dan proses komunikasi
Pola interaksi keluarga yang berfungsi: (1) bersifat terbuka dan jujur, (2) selalu
menyelesaikan konflik keluarga, (3) berfikir positif, dan (4) tidak mengulang-ulang isu dan

3
pendapat sendiri. Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang tidak, hal
ini bias disebabkan oleh beberapa factor yang ada dalam komponen komunikasi seperti:
sender, chanel-media, massage, environment dan receiver.
Komunikasi dalam keluarga yang berfungsi adalah:
1) Karakteristik pengirim yang berfungsi
 Yakin ketika menyamoaikan pendapat
 Jelas dan berkualitas
 Meminta feedback
 Menerima feedback
2) Pengirim yang tidak berfungsi
 Lebih menonjolkan asumsi
 Ekspresi yang tidak jelas
 Jugmental exspressions, yaitu ucapan yang memutuskan/menyatakan sesuatu
yang tidak didasari pertimbangan yang matang
 Tidak mampu mengemukakan atau keinginannya
 Komunikasi yang tidak sesuai
3) Karakteristik penerima yang berfungsi
 Mendengar
 Feedback
 Memvalidasi kebutuhan
4) Penerima yang tidak berfungsi
 Tidak bisa mendengar dengan jelas gagal mendengar
 Diskualifikasi
 Offensive
 Kurang mengekplorasi
 Kurang memvalidasi
5) Pola komunikasi didalam keluarga yang berfungsi
 Menggunakan emosional
 Komunikasi terbuka dan jujur
 Hirarki dan kekuatan dan peraturan keluarga
 Konflik keluarga dan penyelesaiannya

4
6) Pola komunikasi di dalam keluarga yang tidak berfungsi
 Focus pembicaraan hanya pada seseorang (tertentu)
 Semua menyetujui (total agreement) tanpa adanya diskusi
 Kurang empati
 Selalu mengulang isu dan mendapat sendiri
 Tidak mampu memfokuskan pada satu isu
 Komunikasi tertutup
 Bersifat negative
 Mengembangkan gossip

b. Struktur peran
Peran adalah serangakaian perilaku yang di harapkan sesuai dengan posisi social
yang diberikan. Yang di maksud dengan posisi atau status adalah posisi individu dalam
masyarakat. misalnya status sebagai istri, suami atau anak.
 Perkembangan Perilaku
 Perilaku peran anggota keluarga
Peranan ayah pencari nafkah, pelindung dan pemberi rasa aman, kepala keluarga,
sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari
lingkungannya.
Peran ibu mengurus rumah tangga, pengasuh dan pendidik anak anaknya, pelindung
dan sebagai salah satu anggota kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, serta bias berperan sebagai pencari nafkah tambahan
dalam keluarga.
Peran anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan tingkat
perkembangannya, baik fisik, mental social dan spiritual.

c. Struktur kekuatan
Kekuatan merupakan kemampuan (potensial atau actual) dari individu untuk
mengendaliakn atau mempengaruhi untuk merubah orang alain kearah positif.

Tipe struktural kekuatan:


a. Legitimate Power Authority
b. Referent power

5
c. Reward
d. Power
e. Coercive power.
f.Affectif power

d. Nilai-Nilai Keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara sadar atau
tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu budaya. Nilai keluarga juga
merupakan suatu pedoman perilaku dan pedoman bagi perkembangan norma peraturan.
Norma adalah adalah pola perilaku yang abik, menurut system nilai dalam
keluarga, budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat dipelajari, dibagi dan
ditularkan denhgan tujuan untuk menyelesaikan masalah.

e. Struktur Keluarga
a. Patrilineal: adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generasi dimana hubungan itu disusun berdasarkan jalur garis ayah.
b. Matrilineal: adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara sedarah dalam
beberapa generas dimana hubungan itu disusun berdasarkan jalur ibu.
c. Patrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama saudara sedarah suami.
d. Matrilokal: sepasang suami istri yang tinggal bersama saudara sedarah istri
e. Keluarga kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar pembinaan keluarga dan
beberapa sanak saudara yang menjadi bagian keluarga karena adanya hubungan dengan
suami istri

Menurut (Friedman, (2010) mengidentifikasi lima fungsi dasar keluarga, yaitu:


a. Fungsi Afektif dan Koping
Fungsi afektif berhubungan erat dengan fungsi internal keluarga, yang merupakan
basis kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan kebutuhan psikososial.
Keberhasilan melaksanakan fungsi afektif tampak pada kebahagiaan dan kegembiraan
dari seluruh keluarga. Tiap anggota keluarga saling mempertahankan iklim yang positif.
Hal tersebut dipelajari dan dikembangan melalui interaksi dan hubungan dalam keluarga
Dengan demikian keluarga yang berhasil melaksanakan fungsi afektif, seluruh anggota
keluarga dapat mengembangkan konsep diri yang positif.

6
Komponen yang perlu dipenuhi oleh keluarga dalam melaksanakan fungsi afektif
adalah:
a. Saling mengasuh. Cinta kasih, kehangatan, saling menerima, saling mendukung antar
anggota keluarga. Setiap anggota yang mendapatkan kasih sayang dan dukungan dari
anggota yang lain maka kemampuannya untuk memberikan kasih sayang akan
meningkat, pada akhirnya tercipta hubugan yang hangat dan saling mendukung
Hubungan intim didalam keluarga merupakan modal dasar dalam memberi hubungan
dengan orang lain diluar keluarga/masyarakat.
b. Saling menghargai. Bila anggota keluarga saling menghargai dan mengakui
keberadaan dan hak setiap anggota keluarga serta selalu mempertahankan iklim yang
positif maka fungsi afektif akan tercapai.
c. Ikatan dan identifikasi. Ikatan keluarga dimulai sejak pasangan sepakat memulai
hidup baru. Ikatan antara anggota keluarga dikembangkan melalui proses identifikasi
dan penyesuaian pada berbagai aspek kehidupan anggota keluarga. Orang tua harus
dapat mengembangkan proses identifikasi yang positif sehingga anak-anak dapat
meniru perilaku positif yang dimiliki.
Fungsi afektif yaitu merupakan sumber "energi yang menentukan kebahagiaan
keluarga Keretakan keluarga, kenakalan anak atau masalah keluarga timbul karena
fungsi afektif yang tidak terpenuhi.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi merupakan proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu,
yang menghasilkan interaksi sosial dan belajar berperan dalam lingkungan sosial
(Friedman, 2010).
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan menambah
sumber daya manusia. Dengan adanya program keluarga berencana tersebut maka fungsi
ini sedikit terkontrol.

Sosialisasi dimulai sejak lahir. Keluarga merupakan tempat individu untuk belajar
bersosialisasi. Keberhasilan perkembangan individu dan keluarga dicapai melalui
interaksi atau hubungan antar anggota keluarga yang diwujudkan dalam sosialisasi.

7
Anggota keluarga belajar disiplin. belajar tentang norma-norma, budaya dan perilaku
melalui hubungan dan interaksi dalam keluarga.

d. Fungsi Ekonomi
Fungsi ekonomi merupakan keluarga untuk memenuhi kebutuhan seluruh anggota
keluarga, seperti kebutuhan akan makanan, pakaian dan tempat berlindung (ninah).

e. Fungsi Perawatan Kesehatan


Keluarga juga berfungsi untuk melaksanakan praktek asahan kesehatan, yaitu
untuk mencegah terjadinya gangguan kesehatan dan atau merawat anggota keluarga yang
sakit Kemampuan keluarga dalam memberikan ahan kesihatan mempengaruhi status
kesehatan keluarga Kesanggupan keluarga dalam melaksanakan pemeliharaan kesehatan
dapat dilihat dari tugas kesehatan keluarga yang dilaksanakan. Keluarga yang dapat
melaksanakan tugas kesehatan berarti sanggup menyelesaikan masalah kesehatan
keluarga.

Adapun tugas kesehatan keluarga menurut (Friedman et al., 2014):


1. Mengenal masalah atau gangguan kesehatan keluarga, kesehatan merupakan kebutuhan
keluarga yang perlu mendapatkan perhatian. Orang tua perlu mengenal keadaan
kesehatan dan perubahan yang dialami anggota keluarganya terutama berkaitan dengan
kesehatan. Alasannya adalah ketika terjadi perubahan sekecil apapun yang dialami
keluarga, maka secara tidak langsung akan menjadi perhatian orang tua atau keluarga.

2. Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat bagi keluarga, tugas ini merupakan
upaya keluarga yang utama untuk mencari bantuan yang tepat sesuai dengan masalah
kesehatan yang menimpa keluarga. Sumber daya internal keluarga yang dianggap mampu
memutuskan akan menentukan tindakan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
yang dialami. Jika secara internal keluarga memiliki keterbatasan sumber daya, maka
keluarga akan mencari bantuan dari luar.

3. Merawat anggota keluarga yang sakit, tugas merawat anggota keluarga yang sakit
seringkali harus dilakukan keluarga untuk memberikan perawatan lanjutan setelah
memperoleh pelayanan kesehatan di institusi pelayanan kesehatan. Tidak menutup
kemungkinan juga ketika keluarga memiliki kemampuan untuk melakukan tindakan

8
pertolongan pertama, maka anggota keluarga yang sakit dapat sepenuhnya dirawat oleh
keluarga sendiri.

4. Memodifikasi lingkungan, keluarga untuk menjamin kesehatan keluarga Tugas ini


merupakan upaya keluarga untuk mendayagunakan potensi internal yang ada di
lingkungan rumah untuk mempertahankan kesehatan atau membantu proses perawatan
anggota keluarga yang sakit.

5. Menggunakan fasilitas kesehatan, merupakan bentuk upaya keluarga untuk mengatasi


masalah kesehatan anggota keluarganya dengan memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
ada.

3. Tipe Keluarga
a. Tradisional nuclear:
Keluarga inti terdiri dari ayah, ibu, dan anak yang tinggal dalam satu rumah ditetapkan
oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan perkawinan, satu keduanya dapat bekerja
diluar rumah
b. Extended family:
Keluaga inti ditambah dengan sanak saudara misalnya nenek, kakek, keponakan, sepupu,
paman, bibi, dll..
c. Reconstituted nuclear:
Pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali suami/istri, tinggal
dalam pembentukan satu rumah dengan anak- anaknya, baik bawaan dari perkawinan
lama maupun hasil dari perkawinan baru, satu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
d. Niddle age/aging couple:
Suami sebagai pencari uang, istri dirumah atau kedua-duanya bekerja di rumah, anak-
anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah. perkawinan, dan meniti karir.
e. Dyadic nuclear:
Suami istri sudah berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya atau salah satu bekerja
diluar rumah.
f. Single parent:
Satu orang tua senagai akibat dari perceraian atau kematian pasangannya dan anak-
anaknya dapat tinggal dirumah atau diluar rumah.

9
g. Dual carrier:
Suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak
h. Commuter married:
Suami istri keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak tertentu, keduanya
saling mencari pada waktu-waktu tertentu
I. Single adult:
Wanita pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan untuk kawin
j. Three generation:
Tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah. k. Institutional Anak-anak atau orang
dewasa tinggal dalam suatu panti.
L Comunal:
Satu rumah terdiri dari dua atau lebih pasangan yang monogami dengan anak-anaknya
dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
m. Group marriage:
Satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya didalam satu kesatuan keluarga
dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain da semua adalah orang tua dari anak-
anak.
n. Unmarried parent and child:
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi
o. Cohibing couple:
Dua orang satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin (M. Friedman, 2010)

4. Stres dan Strategi Koping yang Digunakan Keluarga


a Stres
1) Stressor jangka pendek
Sesar jangka pendek yaitu stressor yang dialami keluarga lebih kurang dan 6 bulan.
2) Stressor jangka panjang
Stressor jangka panjang yaitu stressor yang dialami keluarga lebih dan 6 bulan.
b. Strategi koping
1) Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor

10
Tindakan yang dilakukan keluarga dalam menghadapi keluarga yang sakit. Apakah
keluarga membawa anggota keluarga yang sakit ke pelayanan kesehatan terdekat atau
bagaimana keputusan yang diambil oleh keluarga dalam menghadapi masalah yang ada.
2) Strategi adaptasi disfungsional
Strategi adaptasi disfungsional apa yang digunakan, dapat berup penyelesaian masalah
diselesaikan dengan musyawarah. (Friedman, 2010)

5. Tahap Perkembangan keluarga


1. Tahap 1: Keluarga Pasangan Baru
Pembentukan pasangan menandakan permulaan suatu keluarga brau dengan pergerakkan
dari membentuk keluarga asli sampai ke hubungan intim yang baru. Tahap ini juga
disebut tahap pernikahan.
a) Tugas perkembangan keluarga. Membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu
sama lain, berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan, dan pada periode
ini, perencanaan keluarga meliputi tiga tugas kritis:
 Membentuk pernikahan yang memuaskan bagi kedua belah pihak
Pada saat kedua orang menyatu dalam sebuah pernikahan, perhatian pertama mereka
adalah mempersiapkan tipe baru dalam kehidupan bersama. Membentuk hubungan
sukses bergantung pada akomodasi mutual yang baru saja didiskusikan dan
berdasarkan sifat yang saling melengkapi, atau bersama-sama mineyesuaikan
kebutuhan dan minat pasangannya.
Selain itu, seberapa besar kesuksesan pengembangan hubungan pernikahan akan
bergantung pada seberapa baik setiap pasangan membedakan atau memisahkan
keluarga masing-masing dari keluarga asli mereka
 Berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan.
Perpindahan peran dasar terjadi dalam pernikahan pertama, pada saat pasangan
berpindah dari rumah orang tua mereka kelatar tempat baru.secara bersamaan
mereka menjadi anggota dari tiga buah keluarga masing-masing keluarga asli mereka
ditu.nbah keluarga mereka sendiri yang baru saja mereka ciptakan.
 Merencanakan sebuah keluarga
Memiliki atau tidak memiliki anak dan menetapkan waktu kehamilan adalah
keputusan keluarga yang penting.mckinney (2000) menekankan pentingnya

11
mempertimbankan kehamilan keluarga secara menyeluruh ketika seseorang bekerja
dalam unit keperawatan maternitas.
b) Perhatian kesehatan
Perhatikan kesehatan pada saat ini meliputi perhatian yang terkait dengan
penyesuaian peran seksual dan pernikahan,penyuluhan dan konseling keluarga berencana
serta komunikasi.
2. Tahap II: Childbearing Family
Tahap II mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30
bulan transisi kemasa menjadi orang tua adalah salah satu kunci dalam siklus kehidupan
keluarga. Dengan kelahiran anak pertama, keluarga menjadi kelompok trio. membuat
system yang permanen pada keluarga untuk pertama kalinya.
3. Tahap III: Keluarga Dengan Anak Prasekolah
Tahap ketiga siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia dua
setengah tahun dan di akhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri
dari tiga sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara
laki-laki, dan putri- saudara perempuan. Keluarga menjadi lebih kompleks dan berbeda.
4. Tugas IV: Keluarga Dengan Anak Sekolah
Tahap ini mulai ketika anak pertama memasuki sekolah dalam waktu penuh, biasanyan
pada usia 5 tahun, dan di akhiri ketika ia mencapai pubertas, sekitar usia 13 tahun.
Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota keluarga maksimal dan hubungan keluarga
pada akhir tahap ini juga maksimal.
5. Tahap V: Keluarga Dengan Anak Remaja
Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap kelima dari siklus atau perjalanan kehidupan
keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh tahun,
walaupun dapat lebih singkat jka anak meninggalkan keluarga lebuh awal atatu lebih
laam jika anak tetap tinggal dirumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Tujuan utama
keluarga pada tahap anak remaja adalah melonggarkan skatan keluarga untuk
memberikan tanggung jawab dan kebebasan remaja yang lebih besar dalam
mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda.
6. Tahap VI: Keluarga Melepaskan Anak Dewasa Muda
Permulaan fase kehidupan keluarga ini ditandai dengan perginya anak pertama dari
rumah orang tua dan berakhir dengan "kosongnya rumah", ketika anak terkahir juga telah

12
meninggalkan rumah. Tahap ini dapat cukup singkat atau bertahan lama, bergantung
jumlah anak dalm keluarga.
7. Tahap VII: Orang Tua Paruh Baya
Tahap ketujuh dari sirkus kehidupan keluarga, merupakan tahap masa pertengahan bagi
orang tua, dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakir dengan pensiun
atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini biasanya dimulai ketika orang tua berusia
45. sampai 55 tahun dan berakhir dengan pensiunnya pasangan, biasanya 16 sampai
sampai 18 tahun kemudian. Biasanya, pasangan baru di tahun-tahun pertengahan mereka
merupakan keluarga inti, walaupun tetap berinteraksi dengan orang tua lansia mereka dan
dengan anggota keluarga lain dafn keluarga asalnya, dan dengan keluarga baru yang
didapat dari pernikahan anak cucu (keturunan) mereka.
8. Tahap VIII: Keluarga Lansia dan Pensiunan
Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pension salah satu atau kedua
pasangan, berlanjut sampai kehilangan salah satu pasangan, dengan berakhir kematian
pasangan yang lain.

B. Konsep Penyakit Gastritis


1. Defenisi Gastritis
Gastritis merupakan suatu peradangan atau perdarahan pada mukosa lambung
yang bersifat akut, kronis dan difus (local) yang paling sering diakibatkan karena
ketidakteraturannya diet, misalnya makan yang terlalu banyak. terlalu cepat, makan yang
telat, makan makanan yang terlalu banyak bumbu serta penyebab lain seperti makan
makanan pedas, minum kafein, alkohol dan juga stress (Brunner & Suddarth, 2016).

Gastritis merupakan peradangan yang terjadi pada dinding mukosa lambung


dengan tanda dan gejala utama nyeri. Gastritis atau sering disebut penyakit maag adalah
penyakit yang sangat mengganggu aktifitas sehari-hari jika tidak ditangani akan bersifat
fatal. Biasanya penyakit gastritis dapat terjadi pada orang-orang yang mempunyai pola
makan yang tidak terator dan sering memakan makanan yang memproduksi asam
lambung (Brunner & Suddarth, 2017).
Gastritis merupakan peradangan yang mengenai mukosa lambung. Peradangan ini
dapat menyebabkan pembengkakan pada lambung sampai terlepasnya epitel mukosa

13
superficial yang menjadi penyebab terpenting dalam gangguan saluran pencernaan
(Sukarmin, 2015).
2. Patofisiologi
Gastritis sebabkan oleh karena stres, zat kimia misalnya discbakan oleh obat-
obatan dan alkohol, makanan yang pedas, asam maupun panas. Yang me.galami stres
akan terjadi perangsangan saraf simpatis nervus vagus yang meningkatkan produksi asam
klorida (HCI) di dalam lambung. Adanya asam klorida (HCI) di dalam lambung dapat
menimbulkan rasa mual, muntah, dan juga anorekia. Zat kimia maupun makanan yang
merangsang akan menyebabkan sel epitel kolumner, yang berfungsi untuk menghasilkan
mukus. Sedangkan mukus berfungsi untuk melindungi mukosa lambung agar tidak ikut
tercerna Respon mukosa lambung karena penurunan sekresi mukus bervariasi
diantaranya vasodilatasi sel mukosa gaster. Lapisan mukosa gaster terdapat sel yang
memproduksi HCI di daerah fundus dan juga pembuluh darah. Vasodilatasi mukosa
gaster akan menyebabkan produksi HCI meningkat. Anoreksia juga dapat menyebabkan
rasa nyeri yaitu nyeri pada ulu hati. Rasa nyeri disebabkan karena kontak HCI dengan
mukosa gaster tersebut (Sya'diyah, 2018).
Peningkatan sekresi lambung dapat dipicu oleh peningkatan rangsangan
persarafan, misalnya kondisi tubuh dalam keadaan cemas, stress, dan juga marah melalui
serabut parasimpatik vagus akan menjadi peningkatan transmitter asetilkolin, histamine,
gastrin releasing peptide yang dapat meningkatkan sekresi lambung. Peningkatan ion H
fhidrogen) yang tidak dikuti peningkatan penawarnya seperti prostaglandin. HCO, mukus
akan menjadikan lapisan mukosa lambung tergerus terjalt reaksi inflamasi. Prostaglandin
dibutuhkan tubuh untuk memproduksi kekebalan lapisan makosa, serta bikarbonat untuk
menghambat produksi asam lambung dan dapat meningkatkan aliran dalam lambung.
Semua efek ini diperlukan lambung untuk mempertahankan 11 integritas pertahanan
mukosa lambung agar tidak mengalami iritasi pada mukosa lambung (Sukarmin, 2015,
Rukmana, 2018).
Stress yang amat berat dapat menyebabkan terjadinya tukak, hal ini terjadi kana
adanya gangguan aliran darah mukosa yang berkaitan dengan peningkatan kadar kortisol
plasma. Stress emosional yang berlebihan dapat meningkatkan kadar kortisol yang
kemudian dikuti peningkatan sekresi asam lambung dan pepsinogen, sama halnya gaya

14
hidup yang tidak sehat seperti merokok, konsumsi alkohol, dan pemakaian NSAID yang
berlebihan (Anggraeni, 2019).

C. Konsep Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
Pengkajian keperawatan adalah suatu tindakan peninjauan situasi manusia untuk
memperoleh data tentang klien dengan maksud menegaskan situasi penyakit. Pengkajian
keperawatan merupakan proses pengumpulan data (Kholifah, 2016).
Sumber data pengkajian dapat dilakukan dengan metode wawancara, observasi,
pemeriksaan fisik atau melalui data sekunder seperti data di Puskesmas dan lain
sebagainya. Pengkajian dalam keluarga memilik dua tahapan, pengkajian tahap satu
berfokus pada masalah kesehatan keluarga. Pengkajian tahap dua menyajikan
kemampuan keluarga dalam melakukan lima tugas kesehatan keluarga. Namun dalam
pelaksanaannya, kedua tahapan ini dapat dilakukan secara bersamaan (Riasmini et al,
2017). Adapun data yang harus dikaji dalam keluarga yaitu (Widyanto, 2014):
a. Data Umum Keluarga
Biasanya meliputi nama KK dan anggota keluarga, hubungan dengan KK, umur dan
jenis kelamin, suku, pendidikan terakhir, pekerjaan saat ini, dan komposisi keluarga
yang meliputi nama, hubungan dengan KK, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan
imunisasi.
1. Genogram/ Silsilah Keluarga
Biasanya data genogram berisi silsilah keluarga yaitu minimal terdiri dari tiga
generasi disajikan dalam bentuk bagan dengan menggunakan simbol-simbol atau
sesuai format pengkajian yang dipakai.
2. Tipe Keluarga
Biasanya data ini menjelaskan mengenai tipe keluarga saat ini berdasarkan tipe
pembagian keluarga tradisional dan non tradisional beserta kendala atau masalah-
masalah yng terjadi dengan jenis tipe / bentuk keluarga tersebut.
3. Suku Bangsa
Biasanya data ini menjelaskan mengenai suku bangsa anggota keluarga serta
mengientifikasi budaya suku bangsa yang terkait dengan kesehatan.
4. Agama

15
Biasanya data ini menjelaskan mengenai agama yang dianut oleh masing-masing
anggota keluarga serta aturan agama yang dianut keluarga yang dapat
memepengaruhi kesehatan.
5. Status Sosial Ekonomi
Biasanya data ini menjelaskan mengenai pendapatan kepala keluarga maupun
anggota keluarga yang sudah bekerja, selain itu ditentukan pula oleh kebutuhan
sehari-hari yang dikeluarkan oleh keluarga serta barang-barang yang dimiliki oleh
keluarga.
6. Aktivitas Rekreasi Keluarga
Biasanya data ini menjelaskan mengenai kebiasaan anggota keluarga dalam
aktivitas rekreasi atau refreshing. Rekreasi tidak harus ke tempat wisata, namun
bisa dengan menonton TV, mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi
pada keluarga.
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1.Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Biasanya data ini ditentukan oleh anak tertua dari keluarga inti Tahap
perkembangan saat ini yaitu tahap perkembagan dewasa menambah anggota
keluarga dengan kehadiran anggota keluarga dengan kehadiran anggota keluarga
yang baru melalui pernikahan anak-anak yang telah dewasa, menata kembali
hubungan perkawinan, menyiapkan datangnya proses penuaan, termasuk timbulnya
masalah-masalah kesehatan
2. Tahap Perkembangan Keluarga yang Belum Terpenuhi
Biasanya data ini menjelaskan mengenai tugas dalam tahap perkembangan keluarga
saat ini yang belum terpenuhi serta kendala mengapa tugas perkembangan tersebut
belum terpenuhi.
3. Riwayat Keluarga Inti
Biasanya data ini menjelaskan mengenai riwayat penyakit keturunan, riwayat
kesehatan masing masing anggota keluarga, status imunisasi, sumber kesehatan
yang biasa digunakan serta pengalamannya menggunakan pelayanan kesehatan.
4. Riwayat Keluarga Sebelumnya
Biasanya data ini menjelaskan riwayat kesehatan dari pihak yaitu suami dan istri.

16
1. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
Biasanya dalam data ini menjelaskan luas rumah, tipe rumah. jumlah ruangan, jumlah
jendela, pemanfaatan ruangan, peletakan perabot rumah tangga, jenis septicktank
dengan sumber air minum yang digunakan serta denah rumah.
2. Karakteristik tetangga dan komunitas RW
Biasanya data ini menjelaskan mengenai karakteristik tetangga homogen dengan suku
yang sama Karakteristik komunitas setempat biasanya menjelaskan kebiasaan,
lingkungan fisik, aturan/kesepakatan penduduk setempat, budaya setempat yang
mempengaruhi kesehatan, pekerjaan masyarakat, umumnya, tingkat kepadatan
penduduk, stabil/tidak, pelayanan kesehatan/pelayanan social yang ada tindak
kejahatan yang terjadi.
3. Mobilitas geografis keluarga
Biasanya data ini menjelaskan mobilitas geografis keluarga ditemukan dengan
kebiasaan keluarga berpindah tempat atau sudah lama tinggal didaerah tersebut,
tinggal didaerah sekarang sudah beberapa lama dan apakah sudah dapat beradaptasi
dengan lingkungan setempat.
4. Perkumpulan keluarga dari intraksi dengan masyarakat
Biasanya data ini menjelaskan mengenai waktu yang digunakan oleh keluarga untuk
berkumpul biasanya pada malam hari atau bagaimana. Biasanya interaksi dengan
masyarkat bagaimana apakah baik atau tidak.
5. Sistem pendukung keluarga
Biasanya data ini menjelaskan jumlah anggota keluarga yang sehat, fasilitas-fasilitas
yang dimiliki keluarga untuk menunjang kesehatan. Fasilitas mencakup fasilitas fisik,
fasilitas psikologis atau dari masyarakat setempat.

c. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
Biasanya data ini menjelaskan mengenai cara komunikasi dengan keluarga tertutup
atau terbuka.
2. Struktur kekuatan keluarga

17
Biasanya data mi menjelaskan keputusan keluarga diambil oleh siapa dalam keluarga
kepala keluarga atau anggota yang lannyabiasanya di musyawarahkan terlebih dahulu.
3. Struktur dan peran keluarga
Biasanya data ini menjelaskan peran anggota keluarga dalam keluarga dan masyarakat
yang terbagi menjadi peran formal dan informal.
4. Nilai dan norma keluarga
Biasanya data ini menjelaskan mengenai nilai atau norma yang dianut keluarga
berhubungan dengan kesehatan.

d. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Biasanya menjelaskan perasaan memiliki, dukungan, kehangatan.Sikap saling
menghargai, dan lain sebagainya yang dimiliki keluarga terutama pada keluarga
yang sakit.
2. Fungsi sosialisasi
Biasanya mejelaskan interaksi dan hubungan dengan anggota keluarga, proses
mendidik anak, disiplin, norma, budaya. perilaku.dengan anggota keluarga
maupun masyarakat luar
3. Fungsi perawatan kesehatan
a) Mengenal masalah kesehatan
Biasanya menjelaskan sejauh mana keluarga mengetahui pengertian, tanda dan
gejala, penyebab, serta persepsi keluarga tentang masalah kesehatan yang
dialami keluarga dan sejauh mana pengetahuan keluarga mengenai sehat sakit.
b) Mengambil keputusan tindakan kesehatan yang tepat
Biasanya sejauh mana keluarga mengerti sifat dan luasnya masalah, apakah
masalah yang dirasakan keluarga, apakah keluarga menyerah dan merasa takut
dengan masalah tersebut, dan apakah keluarga mendapat informasi mengenai
masalah kesehatan yang dihadapi.
c) Merawat anggota keluarga yang sakit
Biasanya sejauh mana keluarga mengetahui keadaan penyakitnya, dan sejauh
mana keluarga mengetahui tentang sifat dan perkembangan perawatan yang
dibutuhkan, sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber yang ada dalam

18
keluarga untuk melakukan perawatan anggota keluarga yang sakit, bagaimana
sikap keluarga terhadap anggota keluarga yang sakit.
d) Memelihara lingkungan yang sehat
Biasanya sejauh mana keluarga mengetahui sumber-sumber keluarga yang
dimiliki untuk dapat memodifikasi lingkungan yang sehat, sejauh mana keluarga
mengetahui pentingnya kebersihan dan sanitasi.
e) Menggunakan fasilitas kesehatan di masyarakat Biasanya sejauh mana keluarga
mengetahui keberadaan fasilitas kesehatan yang berada di masyarakat,
sejauhmana keluarga mengetahui keuntungan keluarga memanfaatkan fasilitas
kesehatan, apakah fasilitas kesehatan yang ada dapat terjangkau keluarga.
4. Fungsi reproduksi
Biasanya bagaimana keluarga merencanakan jumlah anak, metode yang digunakan
dan upaya pengendalian jumlah nggota keluarga serta pola hubungan seksual.
5. Fungsi ekonomi
Biasanya kemampuan keluarga memenuhi sandang, pangan, papan, menabung,
kemampuan memanfaatkan sumber yang ada dimasyarakat kemampuan peningkatan
status kesehatan.

6. Stress dan Koping Keluarga


a. Stress jangka pendek dan panjang
4) Stressor jangka pendek Biasanya stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu tidak lebih dari 6 bulan
5) Stressor jangka panjang Biasanya stressor yang dialami keluarga yang
memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 6 bulan
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stressor
Biasanya hal yang perlu dikaji adalah sejauhmana keluarga berespon terhadap
situasi atau stressor yang ada saat ini apakah langsung dibawa kepelayanan
kesehatan atau tidak.
c. Strategi koping
Biasanya hal yang perlu dikaji adalah strategi koping atau pemecahan masalah
seperti apa yang digunakan keluarga dalam menghadapi stressor yang terjadi baik
jangka panjang atau stressor jangka pendek

19
7. Data pengkajian individu yang sakit dalam keluarga (head to-toe)
1) Tanda-tanda vital
TD : biasanya meningkat (saat nyeri)
N : biasanya lebih cepat (saat nyeri)
P : biasanya dalam batas normal
S : biasanya dalam batas normal
2) Kepala dan rambut
Biasanya tidak ada pembengkakan, tidak ada lesi, rambut lurus, tidak rontok,
berwarna hitam
3) Telinga
Biasanya, telinga simetris kiri dan kanan, tidak ada serumen, dan pendengaran
baik
4) Mata:
Biasanya mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak anemis, sklera tidak
ikterik, ndak ada pembengkakan palpebra.
5) Hidung
Biasanya hidung simetris kiri dan kanan, tidak ada polip, tidak ada lendir,
penciuman baik
6) Mulut
Biasanya simetris kiri dan kanan, mukosa bibir lembab
7) Leber
Biasanya tidak ada pembengkak kelenjer tiroid dan tidak ada pembesaran nodus
limfe
8) Dada Biasanya simetris kiri-kanan, tidak ada lesi, tidak ada tampak luka lecet.
9) Paru-paru
I : biasanya pergerakan dada simetris kiri dan kanan, tidak ada retraksi
dinding dada
P : biasanya fremitus kini-kanan sama
P : biasanya sonor
A : biasanya tidak ada bunyi nafas tambahan.
10) Jantung

20
I : biasanya iktus kordis tidak terlihat
P : biasanya iktus kordis teraba halus dan cepat
P : biasanya redup
A : biasanya irama jantung tidak teratur.
11) Abdomen
Biasanya tidak ada lesi, tampak pembesaran yang abnormal pada abdomen, ada
nyeri tekan ketika maag
12) Ekskremitas
Biasanya tidak ada masalah kekuatan otot pada ekskremitas atas dan bawah,
edema tidak ada
13) Integument
Biasanya tidak ada lesi, kulit lembab, turgor kulit baik.
14) Rectum
Biasanya tidak ada masalah

8. Harapan keluarga
Biasanya pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap
petugas kesehatan yang berkunjung kerumanya atau sarana kesehatan yang ada.

2. Diagnosa Keperawatan
1. Nyeri akut /Nyeri kronis
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh
3. Kekurangan volume cairan
4. Ketidakefektifan pemeliharaan kesehatan

3. Intervensi keperawatan
Rencana keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan yang meliputi tujuan jangka
panjang tujuan umum) tujuan jangka pendek (tujuan khusus), kntena dan standar serta
intervensi Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan
dari setiap tindakan keperawatan yang berdasarkan tujuan khusus atau tujuan jangka pendek
yang telah ditetapkan Tujuan jangka panjang yang mengacu pada problem sedangkan tujuan
jangka pendek niengacu pada etiologi (Friedman, 2010).

21
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA : PASANGAN BARU MENIKAH

A. Ringkasan Kasus Kelolaan


Ny.D berusia 27 tahun alamat di Jalan 50 Kota RT 3/ RW 17, Siteba Kecamatan
Nanggalo. Ny D beragama Islam dan suku Ny D Tanjung, Ny D Seorang ibu rumah
tanggal, Ny D pendidikan terakhir yaitu tamatan S1 PGSD. Ny D hanya tinggal berdua
bersama suami dirumah, Ny D belum mempunyai anak, kadang orang tua dari yaitu
ibunya sering mengunjungi rumah Ny D dan sering menginap. Pada keluarga Tn.A tahap
perkembangan keluarga dengan pasangan baru yang mana Ny.D menikah dengan Tn.A ±
19 bulan dan belum dikarunia anak. Pada tahap ini tugas perkembangan keluarga yaitu
membentuk pernikahan yang memuaskan bagi satu sama lain, berhubungan secara
harmonis dengan jaringan kekerabatan, dan merencanakan sebuah keluarga.
Pada saat pengkajian pada Senin, tanggal 05 Desember 2022 didapatkan hasil
pengkajian Ny D mengatakan merasakan nyeri pada ulu hati, Ny D mengatakan nyeri
yang dirasakan tiba-tiba dan hilang timbul, Ny D mengatakan nyeri seperti rasa terbakar
dan datang ketika telat makan atau makan tidak teratur. Ny D mengatakan nyeri juga
dirasakan ketika makan pedas terlalu berlebihan. Ny D mengatakan kurang nafsu makan.
apabila dalam kondisi banyak pikiran, kadang nyeri berlangsung ± 5 menit, Ny.D
mengatakan nyeri pada skala 4 (nyeri sedang). Ny D mengatakan jarang konsultasi
kepelayanan kesehatan tentang penyakitnya ini, lebih sering beli obat diwarung saja. Ny
D mengatakan jika nyen muncul tidak bisa beraktivitas dengan bebas atau seperti
biasanya Ny D mengatakan mempunyai keinginan untuk menambah informasi tentang
penyakitnya dan ingin berusaha untuk mengontrol pola makannya dan memfaatkan
fasilitas kesehatan dengan baik.
Intervensi atau perencanaan yang dilakukan bersama dengan keluarga Tn.A.
sesuai dengan masalah yang dialami keluarga, dan dilakukan penyusunan rencana
berdasarkan 5 tugas kesehatan keluarga yaitu keluarga mampu mengenal masalah,
keluarga mampu mengambil keputusan, keluarga mampu merawat, keluarga mampu
memodifikasi lingkungan, keluarga mampu memanfaatkan fasilitas kesehatan. Namun
saat pengkajian hari pertama pada keluarga Tn.A khususnya Ny.D didapatkan keluarga
sudah mengenal masalah gastritis namun terlalu memahami hanya seara garis besar saja,
22
belum mampu mengambil keputusan, dan keluarga belum memahami tentang cara
perawatan gastritis, belum mengetahui lingkungan yang baik untuk klien gastritis dan
belum memanfaatkan fasilitas kesehatan.

B. Laporan Pelaksanaan Asuhan Keperawatan


1. Pengkajian
a. Identitas keluarga
1) Data umum
 Nama Kepala Keluarga :Tn. A
 Usia : 27 tahun
 Agama : Islam
 Pekerjaan : Wiraswasta
 Alamat :Jalan 50 Kota RT 3/ RW 17, Siteba
Kecamatan Nanggalo
 Komposisi Keluarga :

No Nama J/K Hub Pdd Umur Pekerjaan


1. Ny. D P Istri S1 27 tahun IRT
PGSD

2) Riwayat Keluarga
Penjelasan :

Keterangan :

:Meninggal

: Perempuan
23
: Laki-Laki

:Tinggal serumah
: Klien

Tn.A memiliki jumlah saudara yaitu 3 orang, Tn.A merupakan anak terakhir
dalam 3 saudara, semua saudaranya sudah memilki keluarga masing- masing,
kedua orangtua Tn.A sudah meninggal. Sedangkan Ny.D anak tunggal. Ibu
dari Ny.D masih hidup. Kadang-kadang ibu dari Ny.D sering menginap
dirumahnya, karena Ny.D sendiri dirumah karena suaminya bekerja dari pagi
sampai malam hari. Tn.A dan Ny.D belum dikarunia anak. Biasanya jika ada
masalah Ny. D menceritakannya dengan suami dan ibunya.
3) Tipe Keluarga
Tipe keluarga Tn.A adalah tipe dyadic nuclear, yaitu Ny.D tinggal bersama
suaminya dirumah dan belum memliki anak. Ny.D mengatakan jarang terjadi
salah paham dengan suaminya, mereka saling menghargai dan menghormati
satu sama lain.Tn.A selalu memberikan penghasilannya kepada Ny.D.

4) Suku bangsa
Keluarga Tn. A bersuku minang yaitu Tn A suku sikumbang dan Ny D suku
tanjung Keluarga Ny D tidak memiliki budaya yang bertentangan dengan
kesehatan ataupun kebiasaan termasuk makanan, tetap memegang kebiasaan
dalam adat mereka. yaitu seperti pola makan yang bersantan dan pedas.
5) Agama
Keluarga Tn.A menganut agama Islam, mereka mengerjakan shalat 5 waktu
sehari semalam lebih sering sholat sendiri dirumah tapi terkadang kemesjid
dekat rumah Ny D jarang mengikuti pengajian yang diadakan. Keluarga Tn A
mengatakan percaya penyakit datangnya dari Allah dan Allah akan memberi
kesembuhan jika kita berusaha untuk sembuh.
6) Status sosial ekonomi keluarga

24
Ny D mengatakan berperan sebagai ibu rumah tangga tidak ada mempunyai
penghasilan tetap. Ny. D mengatakan penghasilan perbulan Tn A yaitu
2.000.000, penghasilan suaminya dirasa cukup untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari keluarganya.
7) Aktivitas rekreasi keluarga
Ny. D mengatakan jarang melakukan rekreasi bersama keluarganya, Ny.D
lebih sering menghabiskan waktu dirumah, seperti menonton TV. bercerita-
cerita ketika ibunya berkunjung dil Ny D mengatakan hanya sesekali Tn.A
mengajak pergi misalkan berkunjung kerumah saudara, kepasar, dll.
b. Riwayat Perkembangan Keluarga
1) Tahap perkembangan keluarga saat ini Tahap perkembangan keluarga Tn A
saat ini adalah keluarga dengan pasangan baru, dimana tahap ini keluarga
sudah menikah 19 bulan dan tidak memiliki anak Dengan tugas
perkembangan sebagai berikut:
a) Membentuk pernikahan yang memuaskan bagi kedua belah pihak
b) Berhubungan secara harmonis dengan jaringan kekerabatan
c) Merencanakan sebuah keluarga
2) Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Keluarga Tn A mengatakan tahap perkembangan keluaga yang belum
terpenuhi yaitu mempersiapkan dan menanti kelahiran anak, kehamilan Ny D
dan transisi kemasa menjadi orangtua. Ny D mengatakan ingin mempunyai
anak dengan usia pernikahan yang hampir 2 tahun, dan merasa sedih melihat
teman-temannya yang sudah memiliki anak Dan Ny D kadang merasa
kesepian dirumah sendiri karena suaminya bekerja
3) Riwayat keluarga inti
Pada saat dilakukan pengkajian didapatkan riwayat kesehatan keluarga
sebagai berikut
Tn A
Pada saat pengkajian Tn. A mengatakan tidak memiliki keluhan apa-apa.
paling hanya demam dan batuk pilek biasa, dan sembuh dengan minum obat
warung atau obat yang di dapat dari puskesmas, Tn. A juga memiliki riwayat

25
penyakit gastritis dan Tn A mengatakan sering kelelahan pada malam hari
karena seharian bekerja dan kembali normal dipagi harinya.
Ny D
Ny D mengatakan merasakan nyeri pada ulu hati, Ny.D mengatakan nyeri
yang dirasakan tiba-tiba dan hilang timbul dan rasa terbakar, Ny.D
mengatakan nyeri datang ketika telat makan atau makan tidak teratur dan
sering makan pedas. Ny D mengatakan telat makan kadang dipengaruhi
karena banyaknya pikiran dan nafsu makan juga berkurang. Ny D
mengatakan karena nyen tersebut susah untuk berkativitas seperti biasa. Ny D
mengatak nyeri pada skala 4 (nyeri sedang), Ny.D mengatakan ketika nyeri
akan sulit untuk beristirahat.
 Provokatif
nyeri datang ketika telat makan, makan tidak teratur dan sering makan-
makanan yang pedas dan banyak pikiran
 Quality
Nyeri seperti terbakar
 Region
Nyeri pada ulu hati
 Severity scale
Skala nyeri 4
 Time
Nyeri dirasakan tiba-tiba
4) Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ny D mengatakan ada anggota keluarga yang memiliki riwayat Hipertensi,
Ny. D mengatakan penyakit yang dideritanya sudah lama semenjak dia
kuliah, Tn. A juga memiliki riwayat penyakit gastritis.

c. Pengkajian Lingkungan
1) Karakteristik rumah
Rumah keluaraga Tn. A adalah permanen dan milik pribadi yang terdiri dari 2
kamar tidur, I ruang tamu, 1 dapur dan 2 kamar mandi, ventilasi rumah cukup
banyak dan memiliki pencahayaan yang cukup baik karena rumah memiliki

26
banyak jendela disetiap pintu, jendela di buka pada saat pagi hari sehingga udara
dan pencayahaan bisa masuk ke dalam rumah. Sedangkan pada malam hari
menggunakan lampu listrik, sumber air yang digunakan keluarga adalah air
PDAM, air ini dipakai untuk memasak, cuci baju dan mandi. Sedangkan air
minum keluarga menggunakan air galon. Fasilitas yang ada didalam rumah
keluarga berupa, lemari baju dan tempat tidur tiap-tiap kamar, peralatan dapur,
kulkas, dan lainya. Pembuangan limbah rumah tangga keluarga tertutup,

R3 R4 R5 R7

R8

R2

R6

R1

Keterangan:

R1: pintu utama

R2 ruang tamu

R3: WC 1

R4 pintu belakang

R5: dapur

R6: kamar 1

R7 kamar 2

RS: WC 2

2) Karakteristik tetangga dan komunitas RW

27
Tipe lingkungan keluarga Tn.A adalah lingkungan nyaman, karena perumahan
berada didalam gang, rumah tampak berdekatan satu sama lain tidak ada tanah
kosong. Masyarakat di RT 5 memiliki beberapa kegiatan seperti Ny D
mengikuti arisan setiap bulan, Tn.A mengikuti gotong royong setiap minggu
apabila tidak sibuk, dan jalan-jalan 1 kali dalam setahun. Kelompok keliarga
usia yang mendominasi adalah lansia, dewasa akhir, dan anak-anak, hubungan
dengan tetangga baik. tipe komunitas ditempat tinggal adalah homogen yang
mana semua masyarakat bersuka minang dan merupakan penduduk asli.
Masalah kesehatan yang sering terjadi diabetel melitus dan hipertensi. Tidak
ada fasilitas kesehatan, sekolah didekat rumah Ny D fasilitas umum yang ada
dimasyarakat hanya masjid yang terdekat.
3) Mobilisasi geografi keluarga
Keluarga Tn A mengatakan sudah menempati rumah tersebut 6 bulan,
sebelumnya Ny D tinggal dirumah ibunya yang tidak jauh dari rumah Ny.D.
ketika berpergian Ny D menggunakan angkutan umum dan Tn A
menggunakan sepeda motor untuk berkerja.
4) Perkumpulan keluarga dan interaksi masyarakat
Keluarga Tn.A mengatakan perkumpulan biasanya anggota keluarga dirumah
pada suat dirumah pada sore atau malam hari selepas suaminya pulang
bekerja. Ny. D juga sering berkumpul dengan masyarakat disekitar rumahnya
pada sore hari Perkumpulan masyarakat biasanya dirumah seorang warga
dengan banyak kegiatan seperti wirid, musyawarah, dll.
5) Sistem pendukung keluarga
Ny. D mengatakan memiliki system keluarganya yaitu suaminya sendiri serta
ibunya. Ny.D saling bercerita tentang keadaan termasuk kesehatanya masing-
masing dan saling memberi support satu sama lain. Apabila ada anggota
keluarga yang sakit mendukung dan memberikan dorongan untuk berobat
walaupun jauh, Ny.D mengatakan memiliki kartu berobat yaitu BPJS yang
biasanya digunakan untuk berobat.

d. Struktur Keluarga
1) Pola komunikasi keluarga

28
Keluarga Tn. A mempunyai pola komunikasi yang terbuka satu sama lain
dimana dilakukan secara efektif, dan proses komunikasi keluarga berlangsung
dua arah, keluarga mengatakan jika ada masalah yang sangat penting mereka
selalu membicarakan atau musyawarah terlebih dahulu untuk
menyelesaikannya secara bersama-sama
2) Struktur kekuatan keluarga
Pengambilan keputusan didalam keluarga Tn A adalah kepala keluarga yaitu
Tn A sendiri. Keluarga mengatakan berusaha saling menghargai pendapat
setiap anggota keluarga
3) Struktur peran
Tn A :
Tn A adalah kepala keluarga. Tn.A berperan sebagai suami, yang bertugas
sebagai memenuhi kebutuhan keluarga. Tn A juga berperan sebagai pelindung
untuk menjaga keluarga yaitu istrinya Ny D.
Ny D:
Ny D berperan sebagai istri. Ny D juga berperan sebagai pengatur dan
pengontrol pemasukan dan pengeluaran keluarga serta mengurus pekerjaan
rumah.
4) Nilai atau norma keluarga
Keluarga Tn.A menganggap nilai dan norma dalam keluarga dilatarbelakangi
budaya minang, sesuai dengan apa yang ada pada masyarakat seperti sopan
santun dengan sesama manusia, saling menghargai dan menghormati, menjaga
perasaan orang lain saat berucap

e. Fungsi Keluarga
1. Fungsi afektif
Ny D mengatakan mereka saling menyayangi, saling peduli, dan menghargai
satu sama lain dimana mereka sama-sama merasakan perasaan memiliki dan
dimiliki serta mereka saling mendukung dan menjaga satu sama lain
2. Fungsi sosialisasi Ny.D mengatakan hubungan keluarga dengan tetangga
berjalan dengan baik dan lancar sering bersosialisasi dengan masyarakat

29
tempat tinggalnya, sedangkan Tn A jarang berkumpul karena setaip hari
bekerja
3. Fungsi perawat kesehatan Ny D mengatakan selalu berusaha menyediakan
makanan yang bergizi untuk dirinya dan Tn A. menurutnya sehat berarti
terbebas dari berbagai macam penyakit dan dapat melakukan aktivitas seperti
biasanya, tetapi kadang-kadang Ny.D tidak patuh terhadap pola makannya
tetap memakan pantangannya seperti sering makan yang pedas karena Ny.D
menyukainya, dan juga Ny.D kadang tidak nafsu untuk makan dan ketika
sakit Ny.D mengatakan suatu yang tidak menyenangkan dan dapat
mengganggu aktivitasnya.
a. Mengenal masalah kesehatan Ny.D mengatakan mampu mengenal
masalah kesehatan gastritis yang dideritanya dibuktikan gastritis
merupakan penyakit yang menyerang lambung dan akan menimbulkan
nyeri pada ulu hati ketika kita telat makan tetapi belum sepenuhnya
mengenal penyakit gastritis tersebut hanya secara umum, dan Ny.D
menambah informasi atau pengetahuan tentang gastritis di internet
dengan sumber yang terpercaya.
b. Mengambil keputusan
Ny.D mengatakan tidak begitu mengetahui tentang akibat lanjut dari
gastritis dan ingin mengetahui tentang cara perawatan gastritis agar dapat
merawat anggota keluarga yang sedang memiliki masalah gastritis,
karena biasanya apabila nyeri muncul Ny D hanya minum obat warung
saja terlebih dahulu.
c. Merawat anggota keluarga
Ny D mengatakan masih bingung dengan cara perawatan masalah
gastritis. Ny D tidak mengetahui cara perawatan alternatif untuk masalah
penyakit gastritis.
d. Memelihara lingkungan yang schat
Ny D mengatakan mengetahui manfaat dari lingkungan yang bersih,
manfaat sanitasi lingkungan serta hygiene sanitasi Ingkungan untuk
kenyamanan keluarga. Ny. D mengatakan tidak mengetahui lingkungan

30
yang baik untuk penderita gastritis dan ingin mengontrol pola makannya
secara teratur secara perlahan-lahan.
e. Menggunakan fasilitas kesehatan
Ny. D mengatakan jarang mengunjungi pelayanan kesehatan untuk
konsultasi tentang penyakitnya. Biasanya Ny D menggunakan pelayanan
puskesmas atau rumah sakit terdekat apabila sakit yang semakin parah
saja lebih sering mengkonsumsi obat warung dan keluarga mengatakan
belum mengetahui tentang manfaat pelayanan kesehatan selain
digunakan untuk berobat. Ny. D mengatakan ingin memanfaatkan
fasilitas kesehatan sebaik mungkin maupun konsultasi dan ketika
nyerinya kambuh atau sakit.
3) Fungsi reproduksi
Ny.D menikah dengan Tn. A 19 bulan dan belum dikarunia anak.
4) Fungsi ekonomi Ny. D mengatakan mampu memenuhi kehidupan sehari-hari.
Saat ini Ny D sedang mencari pekerjaan untuk membantu suaminya. sumber
pendapatan Ny. D hanya dari penghasilan dari suaminya saja untuk memenuhi
kebutuhan hidupnya sehari-hari.

f. Stress dan Koping Keluarga


a. Stressor
1) Stressor jangka panjang
Ny D mengatakan khawatir penyakit gastritis ini tidak sembuh sembuh karena
Ny.D masih sering telat makan. Ny.D mengatakan takut nanti masuk rumah
sakit dengan biaya yang begitu mahal.
2) Stressor jangka pendek
Perubahan dalam kesehatan anggota keluarga yaitu Ny D yang sedang sakit,
khususnya khawatir pada kesehatan Ny D yang gastritisnya tambah parah
yang memerlukan tindakan dirumah sakit
b. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi stressor
Ny D mengatakan tindakan untuk stressor jangka pendek adalah Ny.D biasanya
berusaha makan tepat waktu sesuai jam makan. makan jangan sampai telat dan
mendapatkan dukungan dari suaminya, dan berusaha siap menambah informasi

31
mengenai penyakitnya dan sering beribadah sholat dan berdoa dalam
menghadapi masalah.
c. Strategi koping yang digunakan
Keluarga Tn.A. selalu memberikan dukungan dan perhatian kepada anggota
keluarga yang sedang mengalami masalah dengan saling bercerita satu sama
lain.
d. Strategi adaptasi disfungsional
Keluarga Tn A tidak mempunyai adaptasi disfungsional karena keluarga tidak
menggunakan kekerasan dalam menghadapi masalah apapun dalam rumah
tangganya.
e. Harapan keluarga
Harapan keluarga Tn.A terhadap masalah kesehatan yaitu agar penyakit yang
Ny.D derita bisa sembuh dan tidak menimbulkan kekhawatiran lagi dan
segera dikaruniai anak oleh Allah.

G. Pemeriksaan fisik

NO Pemeriksaan Fisik Tn. A


1. Keadaan Umum KU : baik
TB : 163 cm
BB : 60 Kg
TB : 120/80 mmHg
N : 86X/i
P : 20x/i
S : 36.5 ºc
GDS : 110
2. Kepala Bersih, tidak ada nyeri tekan, benjolan tidak
ada, kulit kepala bersih
3. Rambut Bersih, rambut pendek, berwarna hitam
terdapat sedikit uban
4 Mata Simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan baik
5 Hidung Simetris kiri dan kanan, bersih tidak terdapat

32
polip, tidak ada lendir, penciuman baik
6 Telinga Simetris kiri-kanan, tidak ada pembengkakan
daun telinga, tidak ada serumen, pendengaran
baik, telinga tampak bersih
7 Mulut Lidah bersih, adanya karies gigi
8 Leher Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
kelenjer limfe tidak teraba
9 Dada Simetris kiri dan kanan, tidak ada luka
10 Paru I : Pergerakan dada simetris kiri-kanan
P: Fremitus kiri dan kanan sama
P: Perkusi sonor
A: Tidak ada bunyi nafas tambahan
11 Jantung I: Iktus kordis tidak terlihat
P: Iktus kordis teraba
P: Perkusi redup
A: Irama jantung teratur. BI lup B2 dup
12 Abdomen I: Tidak ada lesi, perut tidak buncit
P: Tidak ada nyeri tekan
P: Tympani
A: BU 12x/i
13 Ekstremitas atas Tidak ada kelainan pergerakan pada
ekstremitas bagian atas
14 Ekstremitas bawah Tidak ada kelainan pergerakan pada
ekstremitas bagian bawah
Edema : tidak ada
Varises : Tidak ada
15 Genitalia Tidak ada kelainan BAK lancar dan BAB
lancar
16 Eliminasi Tidak mengalami inkontinensia urin, BAK ±
4-5x/hari, BAB ± 1x/hari, tidak ada
konstipasi
17 Sistem integument Turgor kulit elastis, tidak ada lebam, tidak

33
ada edema, tidak ada lesi, CRT < 3 detik dan
tidak ada sianosis
18 Sistem Muskuloskletal Ekstremitas atas dan bawah simetris,
kekuatan otot normal

NO Pemeriksaan Fisik Ny. D


1 Keadaan Umum KU : Baik
TB : 155 cm
BB : 60 Kg
TD : 100/70 mmHg
N : 102X/i
P : 19x/i
S : 36,6 ºc
GDS : 108
2 Kepala Bersih, tidak ada nyeri tekan, benjolan tidak
ada kulit kepala bersih.
3 Rambut bersih, rambut panjang berwarna hitam
sedikit rontok
4 Mata simetris kiri dan kanan, konjungtiva tidak
anemis, sklera tidak ikterik, penglihatan baik
5 Hidung simetris kiri-kanan, bersih, tidak terdapat
polip tidak ada lendir penciuman baik
6 Telinga simetris kiri-kanan tidak ada pembengkakan
daun telinga, tidak ada serumen, pendengaran
baik, telinga tampak bersih
7 Mulut lidah bersih, adanya karies gigi
8 Leher tidak ada pembesaran kelenjar tiroid dan
kelenjar limfe tidak teraba
9 Dada simetris kiri dan kanan tidak ada luka
10 Paru I: pergerakan dada simetris kiri dan kanan

34
P: fremitus kiri dan kanan sama
P: perkusi sonor
A: tidak ada bunyi nafas tambahan
11 Jantung I: itus kordis tidak terlihat
P: iktus kordis teraba
P: perkusi redup
A: irama jantung teratur B1 lup B2 dup
12 Abdomen I: tidak ada lesi, perut tidak buncit
P:nyeri tekan pada ulu hati
P: tympani
A: BU 15x/i
13 Ekstremitas Atas tidak ada kelainan pergerakan pada
ekstremitas bagian atas
14 Ekstremitas Bawah tidak ada kelainan pergerakan pada
ekstremitas bagian bawah
Edema: tidak ada
Varises :tidak ada
15 Genitalia tidak ada kelainan bak lancar dan BAB lancar
16 Eliminasi tidak mengalami inkontinensia urine BAK ±
5-6x/hari, BAB ± 1x/hari, tidak ada
konstipasi
17 BB dan TB BB : 60 kg
TB : 155
18 Sistem Integument tugor kulit elastis, tidak ada lebam, tidak ada
edema, tidak ada lesi, CRT < 3 detik dan
tidak ada sianosis
19 Sistem Muskuloskletal ekstremitas atas dan bawah simetris,
kekuatan otot normal

Analisa Data

35
NO Data Masalah
1. Data Subjektif : Nyeri Kronis
 Ny.D mengatakan dia memiliki penyakit
gastritis ini semenjak perkuliahan
 Ny.D mengatakan nyeri yang dirasakan
pada ulu hati
 Ny.D mengatakan nyerinya kambuh ketika
makan telat dan sering makan pedas
 Ny.D mengatakan nyeri yang dirasakan
seperti terbakar
 Ny.D mengatakan nyeri yang dihasilkan
hilang timbul
 Ny.D mengatakan jika nyerinya muncul
tidak bisa beraktivitas seperti biasa
 Ny. D mengatakan nyeri skala 4
Data Objektif :
 Ny.D terkadang tampak meringis
 Ny.D tampak sesekali memegang perutnya
 TD: 100/70 mmHg
 N: 102x/i
 P: 19x/i
 S: 36,6•c
2 Data Subjektif Pemeliharaan kesehatan tidak efektif
 Ny.D mengatakan kurang informasi
terhadap informasi terkait kebutuhan
kesehatan
 Ny.D mengatakan tidak mampu
melakukan perawatan penyakit yang
dialaminya
 Ny.D mengatakan tidak mengolah
makanan secara khusus, dia memakan

36
pantangannya seperti sering makan yang
pedas
 Ny.D mengatakan juga jarang konsultasi
ke Puskesmas tentang penyakitnya
 Ny.D mengatakan lebih memilih beli obat
di warung saja jika nyeri pada ulu hatinya
kambuh
 Ny.D mengatakan telat makan karena
banyak pikiran
Data Objektif
 Wajah Ny.D tampak tidak segar
 Ny.D tampak sedikit lesu
 Tampak Ny.D memegang perut pada saat
nyeri pada ulu hatinya waktu kambuh
 Tanda-tanda vital :
 TD: 100/70mmHg
 N:102x/i
 P:19x/i
 S:36,6°c
3 Data Subjektif Kesiapan Peningkatan manajemen
 Ny.D mengatakan keinginan untuk kesehatan
melakukan penanganan lebih lanjut
terhadap penyakitnya salah satunya cara
perawatan alternatif untuk masalah
penyakit gastritis, seperti teknik relaksasi
otot progresif, kompres air hangat,dll
 Ny.D mengatakan keinginan untuk
mengontrol kesehatannya, termasuk pola
makannya dengan makan yang teratur 3
kali sehari dan kurangnya makan yang
pedas

37
 Ny.D mengatakan apabila nyeri pada ulu
hatinya kambuh, dia akan langsung ke
pelayanan kesehatan dan mencari
informasi lebih tentang gastritis
Data Objektif
 Ny.D di tampak ada usaha untuk
mengetahui informasi lebih tentang
gastritis, seperti banyak bertanya kepada
perawat pada saat pertemuan, mencari
informasi di internet dengan sumber
terpercaya
 Ny.D tampak memiliki keyakinan
terhadap tindakan untuk mengontrol
penyakitnya dengan mulai menjaga pola
makannya secara perlahan-lahan,
walaupun kadang-kadang masih makan 1-
2 kali sehari, tampak Ny. D
mendemonstrasikan secara mandiri
tentang teknik relaksasi otot progresif
yang telah diajarkan
 Ny. D tampak serius mendengarkan
penjelasan perawat pada saat pertemuan
bertanya dan menjawab dengan baik dan
benar, serta mampu melakukan yang
diajarkan
*TD: 100/70mmHg

C.Skoring Asuhan Keperawatan

DX 1 : Nyeri Kronis pada keluarga Tn. A khususnya Ny. D

NO Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran


1 Sifat Masalah: 3 1 3 Masalah ini merupakan aktual
x1=1
3

38
Aktual yaitu, karena Ny.D sudah
 Aktual : 3 menderita gastritis sejak lama
 Resiko : 2 yang dirasakan hilang timbul

 Potensial : 1 atau ketika pola makan tidak


teratur dan keluarga tidak dapat
melakukan cara merawat pada
anggota keluarga dengan
gastritis.
Ny.D mengatakan nyeri yang
dirasakan pada ulu hati, hilang
timbul, rasa terbakar, nyeri yang
dirasakan lebih 5 menit, skala
nyeri 4 (nyeri sedang). Perawat
memiliki kemampuan untuk
pasien mengenal penyankit atau
nyeri yang dirasakannya.
2 Kemungkinan 1 2 1 Kemungkinan masalah ini dapat
x2=1
2
masalah untuk diatasi sebagian jika Ny.D
diubah : mengikuti anjuran tentang cara
 Mudah : 2 perawatan gastritis.
 Sebagian : 1 Ny. D mengatakan kadang-

 Potensial : 0 kadang pola makannya masih


tidak teratur, masih sering
makan yang pedas, hanya
sesekali makan cukup 3x sehari.
Perawat memiliki kemampuan
untuk memotivasi pasien untuk
mengubah pola makannya.
3 Potensial 3 1 3 Potensial masalah dapat diubah
x1=1
3
masalah : jika Ny.D mengetahui cara
 Tinggi : 3 merawat penyakit gastritisnya
yaitu dengan mengatur pola

39
 Cukup : 2 makan teratur dan makan-
 Rendah : 1 makanan yang sehat.
Ny.D mengatakan hanya
sesekali makan teratur, tetapi
apabila makan dengan teratur,
nyeri pada ulu hatiny tidak
kambuh.
Perawat dapat memotivasi
pasien bahwasannya peyakit ini
dapat diubah apabila nyerinya
dapa berkurang apabila makan
teratur yaitu 3x sehari.
4 Menonjolnya 2 1 2 Keluarga melihat adanya
x1=1
2
masalah : permasalahan pada Ny.D jika
 Segera tidak segera ditangani maka
ditangani : 2 dapat menimbulkan masalah dan
 Tidak menggangu aktivitas sehari-hari.
segera : 1 Ny. D mengatakan ketika nyeri
 Tidak muncul susah untuk beraktvitas
dirasakan : 0 seperti biasanya hanya bisa
istirahat saja.
Perawat memiliki kemampuan
mengatasi masalah gastritis pada
pasien, sehingga pasien mampu
menentukan apaakah masalah
tersebut menonjol atau tidak.
JUMLAH 4

DX 2 : Pemeliharaan kesehatan tidak efektif pada keluarga Tn. A khususnya Ny. D

NO Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran

40
1. Sifat masalah : 2 1 2 2 Masalah ini bersifat resiko
X1=
3 3
Aktual pika keluarga belum siap
 Aktual : 3 merawat anggota keluarga
 Resiko : 2 yang sakit

 Potensial : 1 Ny.D mengatakan kadang-


kadang ato hanya sesekali
makan dengan teratur. tetaps
Ny. D mengetahui penyakimya
tetapi belum mengetahui cara
merawat dengan benar.
2 Kemungkinan 1 2 1 Kemungkinan masalah ini
x2=1
2
masalah untuk sebagian untuk diubah jika
diubah : keluarga dapat mengikuti
 Mudah : 2 anjuran tentangcara perawatan
 Sebagian : 1 penyakit gastritis

 Potensial : 0 Ny. D mengatakan mengetahui


tentang penyakitnya, tetapi
tidak mengetahu cara
merawatnya. karena pola
makannya masih belum teratur
Perawat dapat memotivasi
pasien kemungkinan masalah
gastritis dapur diubah
3 Potensial 3 1 3 Potensial masalah ini dapat
x1=1
3
masalah : dicegah jika keluarga
 Tinggi : 3 mengikuti dan memiliki
 Cukup : 2 kesiapan menambah informasi

 Rendah : 1 dan cara perawatan gastritis


akan mengatasi masalah secara
mandiri. dapat
Ny.D mengatakan penyakitnya
dapat diatasi apabila Ny. D

41
makan dengan teratur dan
memanfaatkan pelayanan
kesehatan jika penyakinya
kambuh.
Perawat dapat memotivasi
untuk masalah penyakitnya
dapat dicegah.
4 Menonjolnya 1 1 1 1 Keluarga merasakan adanya
x1=
2 2
masalah : masalah pada Ny.D dan
 Segera menyadari bila ini tidak segera
ditangani : 2 ditangani akan berakibat fatal.
 Tidak Ny.D mengatakan masalah
segera : 1 tersebut belum terlalu
Tidak menonjol untuknya, karena
dirasakan : 0 penyakitnya kambuh apabila
pol makan tidak teratur saja,
kemudian jika minum obat
warung kadang nyeri yang
dirasan hilang.
Perawat memiliki kemampuan
untuk pasien memilih
menonjol masalah tersebut
untuknya atau tidak
JUMLAH 1
3
6

DX 3 : Kesiapan peningkatan manajemen kesehatan pada keluarga Tn. A khususnya Ny. D

NO Kriteria Nilai Bobot Skor Pembenaran


1. Sifat masalah : 2 1 2 2 Masalah ini bersifat ancaman
x1=
3 3
Aktual atau resiko jika keluarga tidak
 Aktual : 3 mampu menerapkan dengan

42
 Resiko : 2 baik cara merawat anggota
 Potensial : 1 keluarga yang sakit terutama
dengan gastritis.
Ny. D mengatakan memiliki
keigininan untuk mengatasi
masalah gastritis pada dirinya.
Perawat memiliki kemampuan
untuk menjelaskan peningkatan
manajemen kesehatan pada Ny.
D apabila tidak diatasi.
2 Kemungkinan 1 2 1 Kemungkinan masalah ini
x2=1
2
masalah untuk dapat diatasi sebagian jika
diubah : keluarga Ny.D siap mengikuti
 Mudah : 2 cara perawatan gastritis dan
 Sebagian : 1 memanfaatkan pelayanan

 Potensial : 0 kesehatan dengan baik.


Ny. D mengatakan berusaha
untuk mengubah pola
makannya menjadi teratur dan
kurangi makan yang pedas.
Perawat membantu atau
memotivasi pasien untuk
memodifikasi lingkungan
dengan gastritis, yaitu pada
pola makannya agar tidak
merasan nyeri lagi.
3 Potensial 2 1 2 2 Potensial masalah ini dapat
x1=
3 3
masalah : dicegah cukup jika keluarga
 Tinggi : 3 memperlihatkan perilaku untuk
 Cukup : 2 mengikuti dengan benar cara

 Rendah : 1 perawatan gastritis akan dapat


mengatasi masalah secara

43
mandiri
Ny. D mengatakan ingin
mengubah perilaku cara
perawatan dan modifikasi
lingkungan untuk masalah
penyakitnya.
Perawat memiliki kemampuan
untuk memeberikan informasi
tentang cara kesiapan
peningkatan manajemen
kesehatan pada gastritis.
4 Menonjolnya 1 1 1 1 Keluarga merasakan adanya
x1=
2 2
masalah : permasalahan pada Ny.D dan
 Segera menyadari bila jika tidak segera
ditangani : 2 ditangani atau tidak dikontrol
 Tidak maka dapat menimbulkan
segera : 1 masalah buruk pada Ny.D
Tidak Ny. D mengatakan nyerinya
dirasakan : 0 kambuh apabila tidak teratur
pola makan saja, walaupun
nyeri mengganggu aktivitasnya,
tapi dengan minum obat
warung dan istirahat nyerinya
perlahan berkurang. Jadi Ny. D
cukup mengenal penyakitnya.
Perawat dapat memotivasi
pasien untuk memanfaatkan
pelayanan kesehatan jika
penyakit semakin parah.
JUMLAH 5
2
6

44
D.Prioritas Masalah
N Diagnosa Keperawatan Skor
O
1. Nyeri Kronis 4
2. Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif 1
3
6
3. Kesiapan Peningkatan Manajemen Kesehatan 5
2
6

DIAGNOSA KEPERAWATAN BERDASARKAN PRIORITAS

No Diagnosa keperawatan Tgl muncul Tgl teratasi Ttd perawat


1 Nyeri kronis 5 Desember 7 Desember
2022 2022
2 Pemeliharaan kesehatan Tidak Efektif 5 Desember 7 Desember
2022 2022
3 Kesiapan Peningkatan Manajemen 5 Desember 7 Desember
Kesehatan 2022 2022

E.Nurshing Care Plan

No Dx.Kep Luaran Intervensi


1 Nyeri Kronis Tingkat Nyeri (l.08066) MANAJEMEN NYERI (I.
08238)
Didapatkan hasil dengan
ekspektasi menurun, dengan 1. Observasi
kriteria hasil :  lokasi, karakteristik,
 Kemampuan menuntaskan durasi, frekuensi,
aktivitas meningkat kualitas, intensitas
 Keluhan nyeri menurun nyeri
 Meringis menurun  Identifikasi skala nyeri
 Sikap protektif menurun  Identifikasi respon
 Perilaku membaik nyeri non verbal
 Identifikasi faktor yang
memperberat dan
memperingan nyeri
 Identifikasi
pengetahuan dan
keyakinan tentang

45
nyeri
 Identifikasi pengaruh
budaya terhadap
respon nyeri
 Identifikasi pengaruh
nyeri pada kualitas
hidup
 Monitor keberhasilan
terapi komplementer
yang sudah diberikan
 Monitor efek samping
penggunaan analgetik
2. Terapeutik
 Berikan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
(mis. TENS, hypnosis,
akupresur, terapi
musik, biofeedback,
terapi pijat, aroma
terapi, teknik imajinasi
terbimbing, kompres
hangat/dingin, terapi
bermain)
 Control lingkungan
yang memperberat rasa
nyeri (mis. Suhu
ruangan, pencahayaan,
kebisingan)
 Fasilitasi istirahat dan
tidur
 Pertimbangkan jenis
dan sumber nyeri
dalam pemilihan
strategi meredakan
nyeri
3. Edukasi
 Jelaskan penyebab,
periode, dan pemicu
nyeri
 Jelaskan strategi
meredakan nyeri
 Anjurkan memonitor
nyri secara mandiri
 Anjurkan
menggunakan
analgetik secara tepat

46
 Ajarkan teknik
nonfarmakologis untuk
mengurangi rasa nyeri
4. Kolaborasi
 Kolaborasi pemberian
analgetik, jika perlu

2 Pemeliharaan Pemeliharaan Kesehatan EDUKASI KESEHATAN


kesehatan (L.12106) (I.12383)
Tidak efektif
Didapatkan hasil dengan 1. Observasi :
ekspektasi meningkat, dengan  Identifikasi kesiapan dan
kriteria hasil : kemampuan menerima
 Menunjukan perilaku informasi
adaptif meningkat
 Menunjukkan pemahaman 2. Terapeutik :
perilaku sehat meningkat  Sediakan materi dan media
 Kemampuan menjalankan pendidikan kesehatan
perilaku sehat meningkat  Jadwalkan pendidikan
 Perilaku mencari bantuan kesehatan sesuai kesepakatan
meningkat  Berikan kesempatan untuk
 Menunjukan minat bertanya
meningkatkan perilaku  Gunakan variasi metode
sehat pembelajaran
 Memiliki sistem  Gunakan pendekatan
pendukung meningkat promosi kesehatan dengan
memperhatikan pengaruh
dan hambatan dari
lingkungan, sosial serta
budaya
 Berikan pujian dan
dukungan terhadap usaha
positif dan pencapaiannya

3. Edukasi :
 Jelaskan penanganan
masalah kesehatan
 Informasikan sumber yang
tepat yang tersedia di
masyarakat
 Anjurkan menggunakan
fasilitas kesehatan
 Anjurkan mengevaluasi
tujuan secara periodik
 Ajarkan menentukan
perilaku spesifik yang akan
diubah (mis. keinginan

47
mengunjungi fasilitas
kesehatan)
 Ajarkan mengidentifikasi
tujuan yang akan dicapai
 Ajarkan program kesehatan
dalam kehidupan sehari-hari
 Ajarkan pencarian dan
penggunaan sistem fasilitas
pelayanan kesehatan
 Ajarkan cara pemeliharaan
kesehatan

3 Kesiapan Manajemen kesehatan keluarga Edukasi Proses Penyakit


Peningkatan (L.12105) (I.12444)
Manajemen
Kesehatan Didapatkan hasil dengan 1. Observasi
ekspektasi meningkat, dengan  – Identifikasi kesiapan
kriteria hasil : dan kemampuan
 Kemampuan menjelaskan menerima informasi
masalah kesehatan yang
dialami meningkat 2. Terapeutik
 Aktivitas keluarga  Sediakan materi dan
mengatasi masalah media pendidikan
kesehatan tepat meningkat kesehatan.
 Tindakan untuk  Jadwalkan pendidikan
mengurangi faktor resiko kesehatan sesuai
meningkat kesepakatan
 Verbalisasi kesulitan  Berikan kesempatan
menjalankan perawatan untuk bertanya
yang ditetapkan menurun
 Gejala penyakit anggota 3. Edukasi
1. Jelaskan penyebab dan
keluarga menurun
faktor risiko penyakit
2. Jelaskan proses
patofisiologi munculnya
penyakit
3. Jelaskan tanda dan gejala
yang ditimbulkan oleh
penyakit
4. Jelaskan kemungkinan
terjadinya komplikasi
5. Ajarkan cara meredakan
atau mengatasi gejala
yang dirasakan
6. Ajarkan cara
meminimalkan efek
samping dari intervensi
atau
48
7. Informasikan kondisi
pasien saat ini

49
DAFTAR PUSTAKA

Karya Ilmiah NERS Kepearawatan Keluarga STIKes Mercubaktijaya Padang , tahun 2021

50

Anda mungkin juga menyukai