Anda di halaman 1dari 68

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA TN.

W DENGAN

MASALAH KESEHATAN DIARE

PADA AN. D

OLEH : KELOMPOK 2

NURMA YUNITA

PUTRI SAGITA ROSADI

NANDA NURUL MUHAIRA

MAHYUNI

MUH IHSAN

MUH FADLIK

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

STIKES KARYA KESEHATAN

2022/2023

1
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT,Karena berkat 


rahmat-Nya  saya dapat menyelesaikan penyusunan tugas keperawatn keluarga
ini tepat pada waktunya. Terlantun solawat serta salam buat untuk imam besar 
kita semua Nabi Muhammad SAW.

Saya menyadari bahwa dalam penyusunan tugas ini masih banyak


kekurangan, baik dari segi isi maupun redaksinya.Tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan karena itu saya mengharapkan kritik dan saran yang membangun
agar dapat menyusun tugas yang lebih baik di masa yang akan datang. Semoga
tugas ini bermanfaat untuk memberikan kontribusi  bagi kita dalam memajukan
ilmu keperawatan.

2
DAFTAR ISI

Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................2

DAFTAR ISI............................................................................................................3

BAB I.......................................................................................................................4

PENDAHULUAN...................................................................................................4

A. Latar Belakang..............................................................................................4

B. Tujuan Penulisan...........................................................................................4

BAB II......................................................................................................................3

TINJAUAN TEORI.................................................................................................3

A. Konsep Keluarga...........................................................................................3

1. Definisi Keluarga......................................................................................3

2. Tipe Keluarga............................................................................................3

3. Peranan Keluarga....................................................................................34

4. Tugas Keluarga........................................................................................34

5. Fungsi Keluarga......................................................................................35

6. Tahap dan Perkembangan Keluarga........................................................35

7. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan..............................................36

B. Konsep Diare...............................................................................................37

1. Definisi....................................................................................................37

2. Klasifikasi................................................................................................37

3. Etiologi....................................................................................................38

4. Patofisiologi.............................................................................................38

5. Manifestasi Klinis....................................................................................41

6. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................41

3
7. Komplikasi..............................................................................................42

BAB III..................................................................................................................43

LAPORAN KASUS...............................................................................................43

A. PENGKAJIAN............................................................................................44

B. Prioritas Diagnosa Keperawatan.................................................................49

C. Perencanaan Keperawatan..........................................................................47

D. Implementasi keperawatan..........................................................................58

E. Evaluasi Keperawatan.................................................................................63

BAB IV..................................................................................................................62

PENUTUP..............................................................................................................62

A. Kesimpulan.................................................................................................62

B. Saran............................................................................................................63

DAFTAR PUSTAKA............................................................................................64

BAB I

4
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit diare saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang sering
terjadi pada masyarakat. World Health Organizatin (WHO) (2012),
menyatakan bahwa diare merupakan 10 penyakit penyebab utama kematian.
Tahun 2012 terjadi 1,5 juta kematian akibat diare.
Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini
masih tinggi. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di
Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomer 2 pada balita dan
nomer 3 bagi bayi serta nomer 5 bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia
mengalami episode diare sebanyak 1,6-2 kali per tahun. Selama tahun 2006
sebanyak 41 kabupaten di 162 provinsi melaporkan KLB (Kejadian Luar
Biasa) diare di wilayahnya. Hal tersebut, terutama disebabkan rendahnya
ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat. Jumlah
penderita diare tertinggi ada di daerah NTT yakni 2194 jiwa, sedangkan di
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sebesar 196 jiwa (Marlina, 2011).
Nursalam (2008), mengatakan dampak yang dapat ditimbulkan jika
mengalami gangguan keseimbangan cairan yaitu terjadi hal-hal seperti
dehidrasi pada bayi dan balita, hipoglikemia, mengalami gangguan gizi,
gangguan sirkulasi, hingga terjadi komplikasi pada anak. Berdasarkan hal
tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk membnat makalah dengan judul
“Asuhan Keperawatan Keluarga dengn Diare”.

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum
Mempelajari secara menyeluruh dan menggali lebih dalam tentang asuhan
keperawatan keluarga dengan diare.

2. Tujuan Khusus

5
a. Menggali secara rinci tentang pengkajian keperawatan keluarga
dengan diare. Merumuskan diagnosis keperawatan keluarga yang
muncul pada klien diare.
b. Membuat perencanaan keperawatan keluarga yang tepat pada klien
diare.
c. Melaksanakan atau mengimplementasikan tindakan keperawatan
keluarga yang telah direncanakan pada klien diare.
d. Melakukan evaluasi keperawatan keluarga secara menyeluruh pada
klien diar

6
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergaung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain di dalam
perannya masing – masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan (Friedman, 2010).
Konsep keluraga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum : meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial dari tiap anggota. Keluarga merupakan aspek
terpenting dalam unit terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan,
kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga saling
berhubungan, dan menempati posisi antara individu dan masyarakat
(Harmoko, 2012).
Beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga
merupakan sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah
serta adopsi dan tinggal dalam satu rumah.

2. Tipe Keluarga
Tipe keluarga menurut Harmoko tahun (2012) yaitu sebagai berikut :
a. Nuclear Family (Keluarga Inti)
Keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh
dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Extended Family (Keluarga Besar)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi.

3
c. Reconstitud Nuclear
Pemebentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali,
suami / istri tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak –
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru datu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
d. Niddle Age /Aging Couple
Keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan istri di rmah atau
kedua-duanya bekerja di rumah, sedangkan anak-anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah / menikah / meniti karier.
e. Dyadic Nuclea
Keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan tidak mempunyai
anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar umah.
f. Single Parent
Keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai akibat
perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal
di rumah atau di luar rumah.
g. Dual Carrier
Keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya orang karier dan
tanpa memiliki anak.
h. Three Generation
Keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam
satu rumah.
i. Comunal
Keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan suamiistri
atau lebih yang monogamy berikut anak-anaknya dan bersama-sama
dalam penyediaan fasilitas.
j. Cohibing Couple
Keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa ikatan perkawinan.

33
k. Composite
Keluarga dengan perkawinan poligami dan hidup/tinggal secara
bersama-sama dalam satu rumah.
l. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orang tua dan keturunannya di dalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain
dan semua adalah orang tua dari anak – anak.
m. Unmarried Parent and child
Ibu dan anak dimana perkawinannya tidak dikehendaki, anak diadopsi.
n. Institutional
Anak – anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu panti.
o. Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal berpisah pada jarak
tertentu keduanya saling mencari pada waktu – waktu tertentu.

3. Peranan Keluarga  
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dan keluarga, kelompok dan masyarakat.

4. Tugas Keluarga
Menurut Friedman (2010) pada dasarnya ada delapan tugas pokok
keluarga, tugas pokok tersebut ialah :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Membangkitkan dorongan dan semangat pada anggota keluarga.
34
5. Fungsi Keluarga
Menurut Friedmen (2010) fungsi keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi afektif
Fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk
berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain di luar rumah. Fungsi ini berguna untuk membina
sosialisasi pada anak, membentuk norma – norma tingkah laku sesuai
dengan tingkat perkembangan anak dan meneruskan nilai – nilai
budaya keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi
dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.

6. Tahap dan Perkembangan Keluarga


Menurut Harmoko (2012) perawat keluarga perlu mengetahui tentang
tahapan dan tugas perkembangan keluarga, untuk memberikan pedoman
dalam menganalisis pertumbuhan dan kebutuhan promosi kesehatan
35
keluarga serta untuk memberikan dukungan pada keluarga untuk kemajuan
dari satu tahap ke tahap berikutnya.
a. Tahap I, keluarga pemula atau pasangan baru
b. Tahap II, keluarga sedang mengasuh anak (anak tertua bayi sampai
umur 30 bulan)
c. Tahap III, keluarga dengan anak usia prasekolah (anak tertua berumur
2-6 tahun)
d. Tahap IV, keluarga dengan anak usia sekolah (anak tertua usia 6-13
tahun)
e. Tahap V, keluarga dengan anak remaja (anak tertua umur 13-20)
f. Tahap VI, keluarga yang melepas anak usia dewasa muda (mencakup
anak pertama sampai anak terakhir yang meninggalkan rumah)
g. Tahap VII, orang tua usia pertengahan (tanpa jabatan, pensiun)
h. Tahap VIII, keluarga dalam masa pensiun dan lansia

7. Tugas Keluarga Dalam Bidang Kesehatan


Menurut Friedman (2010) sesuai dengan Fungsi Pemeliharaan
Kesehatan, keluarga mempunyai tugas - tugas dalam bidang kesehatan
yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu :
a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.
b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga.
c. Memberikan perawatan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak
mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya yang
terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan kesehatan
dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan lembaga
kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan kesehatan yang
ada.

36
B. Konsep Diare
1. Definisi
Nursalam (2008), mengatakan diare pada dasarnya adalah frekuensi
buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang
lebih encer. Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan
konsistensi feses. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih
berair dari biasanya, dan bila buang air besar lebih dari tiga kali, atau
buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam
(Dinkes, 2016).
WHO (2009), mengatakan diare adalah suatu keadaan buang air besar
(BAB) dengan konsistensi lembek hingga cair dan frekuensi lebih dari tiga
kali sehari. Diare akut berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan diare
persisten terjadi selama ≥ 14 hari.
Definisi diare dari berbagai pengertian diatas, yaitu suatu keadaan
dimana seseorang BAB lebih dari tiga kali sehari, dengan konsistensi lebih
cair dari biasanya.

2. Klasifikasi
Pedoman dari Laboratorium/UPF Ilmu Kesehatan Anak, Universitas
Airlangga dalam Nursalam (2008), diare dapat dikelompokkan menjadi:
a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling
lama 3-5 hari.
b. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari.
c. Diare kornik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari. Diare kronik
bukan suatu kesatuan penyakit, melainkan suatu sindrom yang
penyebab dan patogenesisnya multikompleks. Mengingat banyaknya
kemungkinan penyakit yang dapat mengakibatkan diare kronik dan
banyaknya pemeriksaan yang harus dikerjakan maka dibuat tinjauan
pustaka ini untuk dapat melakukan pemeriksaan lebih terarah.

37
3. Etiologi
Etiologi atau faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya diare
yang dikutip dari (Marlina, 2011) yaitu antara lain:
a. Faktor Infeksi
1) Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi:
a) Infeksi bakteri: Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.
b) Infeksi Virus: Enteroovirus (Virus ECHO, Coxsackie,
Poliomyelitis) Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.
c) Investasi parasit: Cacing, Jamur (Candida Albicans).
2) Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis,
Bronkopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya.
b. Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa
dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan
galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah
intoleransi laktosa.
2) Malabsorbsi lemak.
3) Malabsorbsi protein.
c. Faktor makanan: Makanan besi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologis: Rasa takut dan cemas

4. Patofisiologi
Hidayat (2008), mengatakan proses terjadinya diare dapat disebabkan
oleh berbagai kemungkinan faktor diantaranya :
a. Faktor infeksi
1) Virus
Penyebab tersering diare pada anak adalah disebabkan infeksi
rotavirus. Setelah terpapar dengan agen tertentu, virus akan masuk
ke dalam tubuh bersama dengan makanan dan minuman yang
38
masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian melekat pada
sel-sel mukosa usus, akibatnya sel mukosa usus menjadi rusak
yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Sel-sel mukosa
yang rusak akan digantikan oleh sel enterosit baru yang berbentuk
kuboid atau sel epitel gepeng yang belum matang sehingga fungsi
sel-sel ini masih belum bagus. Hal ini menyebabkan vili-vili usus
halus mengalami atrofi dan tidak dapat menyerap cairan dan
makanan dengan baik. Selanjutnya, terjadi perubahan kapasitas
usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam
absorpsi cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin
bakteri atau virus akan menyebabkan sistem transpor aktif dalam
usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian
sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
2) Bakteri
Bakteri pada keadaan tertentu menjadi invasif dan menyerbu
ke dalam mukosa, terjadi perbanyakan diri sambil membentuk
toksin. Enterotoksin ini dapat diresorpsi ke dalam darah dan
menimbulkan gejala hebat seperti demam tinggi, nyeri kepala, dan
kejang-kejang. Selain itu, mukosa usus yang telah dirusak
mengakibatkan mencret berdarah berlendir. Penyebab utama
pembentukan enterotoksin ialah bakteri Shigella sp, E.coli. diare
ini bersifat self-limiting dalam waktu kurang lebih lima hari tanpa
pengobatan, setelah sel-sel yang rusak diganti dengan sel-sel
mukosa yang baru (Wijoyo, 2013).
b. Faktor malabsorpsi
1) Gangguan osmotik
Cairan dan makanan yang tidak dapat diserap akan terkumpul
di usus halus dan akan meningkatkan tekanan osmotik usus
Akibatnya akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meningkat. Gangguan osmotik meningkat menyebabkan terjadinya
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Hal ini
menyebabkan banyak cairan ditarik ke dalam lumen usus dan akan
39
menyebabkan terjadinya hiperperistaltik usus. Cairan dan
makanan yang tidak diserap tadi akan didorong keluar melalui
anus dan terjadilah diare (Nursalam, 2008).
2) Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat
peningkatan isi rongga usus (Nursalam, 2008).
3) Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.
Sebaliknya bisa peristaltik usus menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula. Akibat
dari diare yaitu kehilangan air dan elektrolit yang dapat
menyebabkan cairan ekstraseluler secara tiba-tiba cepat hilang,
terjadi ketidakseimbangan elektrolit yang mengakibatkan syok
hipovolemik dan berakhir pada kematian jika tidak segera diobati
(Nursalam, 2008).
c. Faktor makanan
Faktor ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu
diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus
yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan
yang kemudian menyebabkan diare (Hidayat, 2008).
Diare akut berulang dapat menjurus ke malnutrisi energi protein,
yang mengakibatkan usus halus mengalami perubahan yang
disebabkan oleh PEM tersebut menjurus ke defisiensi enzim yang
menyebabkan absorpsi yang tidak adekuat dan terjadilah diare
berulang yang kronik. Anak dengan PEM terjadi perubahan respons
imun, menyebabkan reaksi hipersensitivitas kulit terlambat,
berkurangnya jumlah limfosit dan jumlah sel T yang beredar. Setelah
mengalami gastroenteritis yang berat anak mengalami malabsorpsi.
Malabsorpsi juga terdapat pada anak yang mengalami malnutrisi,
40
keadaan malnutrisi menyebabkan atrofi mukosa usus, faktor infeksi
silang usus yang berulang menyebabkan malabsorpsi, enteropati
dengan kehilangan protein. Enteropati ini menyebabkan hilangnya
albumin dan imunogobulin yang mengakibatkan kwashiorkor dan
infeksi jalan nafas yang berat (Suharyono, 2008).
d. Faktor psikologis
Faktor ini dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik
usus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang
dapat menyebabkan diare. Proses penyerapan terganggu (Hidayat,
2008).

5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada pasien diare berdasarkan klasifikasinya yang
dikutip dari (Nurarif & Kusuma, 2015) diantaranya:
a. Diare akut
1. Akan hilang dalam 72 jam dari onset
2. Onset yang tak terduga dari BAB encer, gas-gas dalam perut, rasa
tidak enak, nyeri perut.
3. Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada
perut
4. Demam
b. Diare Kronis
3) Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
4) Penurunan BB dan nafsu makan
5) Demam indikasi terjadi infeksi
6) Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah

6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang atau diagnostik yang dapat mendukung
ditegakkannya diagnosis diare dikutip dari (Nurarif & Kusuma, 2015)
antara lain:
a. Pemeriksaan tinja, meliputi:
41
7) Makroskopis dan mikroskopis
8) pH dan kadar gula dalam tinja
9) biakan dan resistensi feses (colok dubur)
10) Bila perlu diadakan uji bakteri
b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan
keseimbangan asam basa (pernapasan kusmaul)
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium, dan Posfat

7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi dari diare akut maupun kronis menurut
Nursalam (2008), yaitu:
a. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi)
b. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% dari anak-anak yang menderita
diare dan lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah
menderita kekurangan kalori protein (KKP), karena :
1) Penyimpanan persediaan glycogen dalam hati terganggu.
2) Adanya gangguan absorpsi glukosa (walaupun jarang terjadi)
Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah
menurun sampai 40% pada bayi dan 50% pada anak-anak. Hal tersebut
dapat berupa lemas, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat,
syok, kejang sampai koma.
c. Gangguan gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi
sehingga terjadi penurunan berat badan.
e. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah, maka
dapat terjadi gangguan sirkulasi darah berupa renjatan atau syok
hipovolemik. Akibat perfusi jaringan berkurang dan terjadinya
hipoksia, asidosis bertambah berat sehingga dapat mengakibatkan

42
perdarahan di dalam otak, kesadaran menurun, dan bila tidaksegera
ditolong maka penderita dapat meninggal.
f. Hiponatremia
Anak dengan diare yang hanya minum air putih atau cairan yang
hanya mengandung sedikit garam, dapat terjadi hiponatremi (Na <130
mol/L). Hiponatremi sering terjadi pada anak dengan Shigellosis dan
pada anak malnutrisi berat dengan oedema. Oralit aman dan efektif
untuk terapi dari hampir semua anaka dengan hiponatremi. Bila tidak
berhasil, koreksi Na dilakukan bersamaan dengan koreksi cairan
rehidrasi yaitu: memakai Ringer Laktat atau Normal Saline (Juffrie,
2010).

43
BAB III

LAPORAN KASUS

Kasus:

Keluarga Tn. W (45th) mempunyai istri Ny. R (42th) dan satu orang anak,
yaitu An. (16th). Hasil wawancara dengan keluarganya, An. D mengalami diare
hari kedua, An. D mengatakan sebelum terjadinya diare An. D mengonsumsi
jajanan pedas yang ada di sekitar sekolahnya, lalu pada malam hari An. D mulai
mengalami BAB encer sebanyak 7x sampai saat kelompok melakukan pengkajian
pada tanggal 12 Oktober 2018. An. D mengatakan sudah BAB sebanyak 7 kali
sampai saat ini, keluarga mengatakan An. D hari ini izin untuk tidak masuk
sekolah karena An. D badannya dan tidak konsentrasi jika mengikuti pelajaran.
An. D mengatakan dirinya merasa lemas karena bolak balik kamar mandi dan
nafsu makan sedikit menurun. Keluarga sampai saat ini belum diperiksakan ke
rumah sakit, karena dirasa diarenya masih wajar dan keluarga mengatakan cukup
membeli obat untuk An. D di warung saja.

A. PENGKAJIAN
I. Data Umum

1. Nama Kepala keluarga : Tn. W


2. Usia : 45th
3. Pendidikan : SMA
4. Pekerjaan : Pegawai Swasta
5. Alamat : Patebon-Kendal

44
34

6. Komposisi Anggota Keluarga:

N Hub
Nama TTL/Umur L/P Ag Pend Pek
o. dgn KK

Pega
Sragen, 17 wai
1 Tn. W L Islam KK SMA
Juni 1973 Swa
sta
Surabaya, 4 IRT
2 Ny. R P Islam Istri SMA
Agustus 1976
Sragen, 4 Pelaj
3 An. D L Islam Anak SMA
Juni 2002 ar

Genogram :

Keterangan:

: Laki-laki

: Laki-laki meninggal
: Perempuan

: Perempuan
meninggal
: Pasien
: Tinggal serumah
: Keturunan
: Suami-istri
7. Tipe/Bentuk Keluarga :
a. Jenis tipe keluarga : Keluarga inti terdiri dari Tn. W, Ny. R dan An. D.
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut :
35

Bila terdapat satu anggota keluarga yang sakit,anggota yang lain


harus memberikan ekstra waktu lebih untuk merawatnya, sehingga
mereka harus bisa membagi waktu dan bisa membuat anggota keluarga
yang merawat anggota keluarga yang sakit terjadi kelelahan dan jatuh
sakit.

8. Suku bangsa :
a. Keluarga ini berbudaya suku Jawa yang mempunyai anggapan makan
tidak makan asal ngumpul.
b. Hampir seluruh masyarakat lingkungan sekitar keluarga adalah etnis
jawa, masyarakat di area tempat tinggal Tn. W bersifat homogen.
c. Kegiatan lingkungan yang masih berhubungan erat dengan nilai etnis
diantaranya adalah selamatan dan tingkepan.
d. Keluarga Tn. W biasanya menggunakan busana modern yaitu baju,
celana/rok, sedangkan untuk kebiasaan diet mencukupi menu 4 sehat.
e. Pengambilan keputusan adalah kepala keluarga, tetapi sebelumnya
didasarkan pada musyawarah keluarga.
f. Bahasa yang digunakan keseharian adalah bahasa jawa.
g. Jika saat salah satu anggota keluarga sakit dibawa berobat ke
dokter/rumah sakit. saat ini An. sakit diare namun orang tua belum
berencana membawa ke rumah sakit karena keluarga masih
menganggap diarenya masih wajar. Keluarga hanya menekankan An.
D Untuk banyak minum air putih dan memberikan pucuk daun jambu
ditabur garam.

9. Agama :
a. Seisi keluarga menganut agama islam dan tidak ada perbedaan
keyakinan agama di keluarga. Tidak ada keyakinan yang berdampak
buruk pada status sosial.
b. Setiap malam jumat Ny. R dan Tn W mengikuti pengajian di masjid.
c. Keluarga Tn. W tidak menganut kepercayaan-kepercayaan terkait hal
kesehatan, keluarga Tn. W percaya pada kekuatan Allah Swt. Dalam
36

menyembuhkan penyakit yang diderita anggota keluarganya dan


percaya keluarganya selalu dilindungi kesehatannya.

10. Status Sosial Ekonomi Keluarga:


Penghasilan keluarga Tn. W gabungan dengan Ny. R yaitu sekitar Rp.
1.500.000 mampu mencukupi kebutuhan keluarga dalam sebulan. Ny. R
mengendalikan keuangan dalam keluarganya dengan membagi keuangan
kedalam kebutuhan prioritas, lalu sisanya disimpan untuk masa depan
anaknya. Keluarga memiliki asuransi kesehatan jamkesmas dalam
memenuhi kebutuhan kesehatannya.

11. Aktivitas Rekreasi Keluarga :


Keluarga Tn. W walaupun sibuk dengan pekerjaannya sering berkumpul
bersama pada malam hari, baik untuk sekadar makan malam bersama
ataupun berbincang-bincang. Keluarga Tn. W setidaknya pada saat
lebaran, selalu pulang ke kampung halamannya di Sragen untuk
berkumpul dengan keluarga besar.

II. Riwayat & Tahap Perkembangan Keluarga :

12. Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini


Keluarga pada tahap perkembangan dengan anak remaja
13. Tahap Perkembangan Keluarga yang belum Terpenuhi
Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi yaitu keluarga belum
bisa membagi waktu antara individu dan keluarga, karena Tn. W sibuk
bekerja dan An. D sibuk sekolah.
14. Riwayat Keluarga Inti
Keluarga Tn. W tidak pernah mengalami konflik yang berarti dari awal
mula Tn. W menikah dengan Ny. R, sampai An. D lahir. An. D merupakan
anak tunggal yang mana keluarga Tn. W hanya memiliki satu sama lain di
daerah Kendal, karena keluarga Tn. W merupakan keluarga perantauan,
yang asalnya dari Sragen. Pernah suatu saat keluarga Tn. W sakit demam
37

thypoid karena keluarga Tn. W tidak mengetahui penatalaksanaan dan


pencegahan dari penyakit demam thypoid tersebut.
15. Riwayat Keluarga Sebelumnya
keluarga Tn. W berasal asli Sragen, dan Ny. W sendiri berasal dari
Surabaya. Setiap lebaran, keluarga Tn. W pulang ke kampung halamannya
di Sragen untuk berkumpul dengan keluarga besarnya, namun untuk
pulang ke kampung halaman di Surabaya hanya dua sampai tiga tahun
sekali, dikarenakan jauh. Hubungan keluarga Tn. W dengan kedua pihak
keluarga asal baik-baik saja dan harmonis, karena komunikasi jarak jauh
terjaga dengan baik.

III. Lingkungan

16. Karakteristik Rumah (lengkapi dengan denah rumah)


Rumah keluarga Tn. W bertipe perumahan permanen yang tidak
terlalu luas, dengan rumah milik sendiri yang terdiri dari 2 kamar tidur,
1KM+WC, dapur, ruang keluarga dan satu ruang tamu. Tipe rumah
permanent. Jendela rumah terdapat di ruang tamu dengan posisi
menghadap ke barat, satu buah ruang keluarga menghadap ke timur. Satu
buah mushalla dan kamar tidur masing-masing satu buah. Secara umum
sistem ventilasi di ruang keluarga, ruang tamu, ruang tidur sangat cukup.
Barang-barang diletakkan di ruang tamu, ruang keluarga, kamar tidur dan
dapur. WC permanen di,mbuat saluran pembuangan / septic tank. Sumber
air minum dari PDAM. Kebiasaan memasak menggunakan kompor.
Peralatan makan dan minum digunakan secara bersama-sama dan
bergantian. Lantai rumah berupa keramik dan anggota keluarga terbiasa
melepas alas kakinya saat berada di dalam rumah.

Denah rumah:
U
RT KD KD

M
RK D

KM
38

Keterangan :
RT : Ruang Tamu KD : Kamar Tidur
RK : Ruang Keluarga D : Dapur
M : Mushola KM : Kamar Mandi

17. Karakteristik Tetangga dan Komunitas :


Keluarga Tn. W bertetangga dengan satu keluarga polisi dan lainya
wiraswasta. Semua tetangga beragama islam dari suku jawa asli, kebiasaan
kerja bakti dilakukan bersama sebulan sekali. Hubungan dengan tetangga
dilakukan tegur sapa biasa, kunjung mengunjung dilakukan bila hari raya
lebaran.

18. Mobilitas Geografi Keluarga


Keluarga Tn. W sudah tinggal di daerah tempat tinggalnya saat ini sejak
tahun 1998, dan setelah itu menetap, tidak berpindah-pindah tempat
tinggal.

19. Perkumpulan Keluarga & Interaksi dengan Masyarakat :


Keluarga Tn. W selalu menyempatkan untuk berkumpul bersama di
malam hari, entah untuk sekadar makan malam bersama atau hanya
berbincang saja. Dalam masyarakat, keluarga Tn. W sering mengikuti
kegiatan-kegiatan kemasyarakatan, seperti rukun tetangga, kerja bakti,
maupun pengajian-pengajian di sekitar rumahnya.

20. Sistem pendukung keluarga :


39

Keluarga Tn. W saling merawat anggota keluarga lainnya jika ada yang
sakit, jika membutuhkan bantuan, keluarga meminta bantuan kepada
tetangga terdekat. Keluarga Tn. W memiliki asuransi kesehatan berupa
jamkesmas bagi kesehatan keluarganya.

IV. Struktur Keluarga :


21. Pola dan Proses Komunikasi
Keluarga Tn. W memiliki pola dan proses komunikasi yang baik antar-
anggota keluarga maupun dengan masyarakat sekitar, dimana keluarga Tn.
W dapat merespon pesan dengan baik, dapat menyampaikan emosinya
secara positif, bahasa yang digunakan bahasa Jawa dan tertata, keluarga
Tn. W juga bersifat terbuka dalam komunikasi.

22. Struktur Kekuatan :


Keputusan dalam keluarga Tn. W ada pada kepala keluarga, yaitu pada Tn.
W sendir, namun sebelumnya dilakukan musyawarah bersama dengan
seluruh anggota keluarga.
23. Struktur Peran
Tn. W mempunyai peran khusus untuk menjaga keluarga sebagai kepala
keluarga, Ny. R berperan sebagai istri dan ibu bagi An. D sebagai manajer
keluarga. Sedangkan An. D berperan sebagai anak dari kedua orang tua
dengan tugas semestinya dia menjadi anak.

24. Nilai – nilai dan Norma - norma Budaya :


Keluarga Tn.W menerapkan aturan-aturan sesuai dengan ajaran islam dan
mengharapkan anaknya nanti menjadi anak yang taat dalam menjalankan
agama. Dalam keluarga Tn. W, sakit dipandang sebagai ujian hidup yang
diberikan oleh Allah Swt.

V. Fungsi – Fungsi Keluarga


25. Fungsi Afektif
40

Keluarga Tn. W saling menyayangi satu sama lain, dan saling bergantung
satu sama lain. Keluarga Tn. W merupakan keluarga perantauan yang
mana semua sanak familinya berada di kota asalnya, sehingga antar-
anggota keluarga Tn. W hanya saling memiliki satu sama lain di kota
Kendal, sehingga fungsi afektif di keluarga Tn, W tercukupi.
26. Fungsi Sosialisasi
keluarga Tn.W menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain.
Bila ada waktu luang kadang digunakan untuk mengobrol bersama
tetangga dan jika lebaran, saling mengunjungi ke rumah-rumah tetangga.

27. Fungsi Perawatan Kesehatan


Perawatan kesehatan dalam keluarga Tn. W cukup baik, namun belum
terlalu mengerti akan kesehatan. Keluarga Tn. W saling merawat anggota
keluarga lainnya jika ada yang sakit.

28. Fungsi Reproduksi


Tn. W dan Ny. R sampai saat ini hanya mempunyai seorang anak yaitu
An. D dan mengatakan jika mereka sebenarnya ingin memiliki anak lagi,
namun tidak terwujud sampai sekarang, dan usianya sudah tidak
memungkinkan untuk memiliki anak lagi, sehingga mereka pasrah saja
menerima takdir.

29. Fungsi Ekonomi


Penghasilan yang didapat Tn. W dalam bekerja cukup untuk memenuhi
kebutuhan keluarga selama sebulan, termasuk biaya sekolah An. D. selain
itu, Tn. W dan Ny. R juga dapat menyimpan uang untuk tabungan jangka
panjang masa depan An. D kelak.

VI. Koping Keluarga :

30. Stressor keluarga Jangka Pendek


41

Menurut Tn. W, sejak kemarin ini sering memikirkan keadaan anaknya


yang diare Tetapi Tn. W dan Ny. R mengatakan tidak terlalu cemas karena
masih menganggap sakit yang diderita anaknya masih biasa.

31. Kemampuan Keluarga Berespons terhadap Masalah


Jika terdapat masalah dalam keluarga Tn. W, biasanya didiskusikan
bersama dengan anggota keluarga untuk didapatkan keputusan yang
mufakat, tak jarang Tn. W meminta pendapat Ny. R mengenai solusi
masalah yang dihadapi.

32. Strategi Koping yang Digunakan


Tn. W menggunakan cara musyawarah dalam menyelesaikan masalah
dalam keluarganya maupun dalam mengambil sebuah keputusan, sehingga
beban masalah tidak hanya ditanggung oleh salah satu anggota keluarga
saja, melainkan seluruh anggota keluarga pun memiliki beban yang sama
dan memecahkannya bersama.
33. Strategi adaptasi disfungsional :
Tidak terdapat strategi adaptasi disfungsional dalam keluarga Tn. W

34. Pemeriksaan fisik:


Pemeriksaan
Tn. W Ny. R An. D
fisik
Kepala Simetris, tidak Simetris, tidak Simetris, tidak
ada luka, ada luka, rambut: ada luka,
rambut bersih, hitam, bersih rambut : hitam
hitam bersih
TTV N : 86 x/menit
N : 90 x/menit TD : 120/90 N : 100 x/menit
TD : 130/90 mmHg RR : 21 x/menit
mmHg RR : 20 x/menit S : 37,5 ⁰C
RR : 20 x/menit S : 36,8 ⁰C
42

BB, TB S : 36 ⁰C
BB : 56 kg BB : 68 kg
BB : 78 kg TB : 150 cm TB : 165 cm
Mata TB : 170 cm
Konjungtiva Konjungtiva
Konjungtiva merah muda, merah muda,
merah muda, sklera anikterik sklera anikterik
Hidung sklera anikterik
Tidak bersekret Tidak bersekret
Mulut Tidak bersekret
Bersih, tidak Bersih, agak bau,
Bersih, tidak bau, gigi dan mukosa agak
bau, gigi dan gusi utuh, kering, bibir
gusi utuh, mukosa lembab, sedikit pucat,
mukosa tidak kesulitan tidak kesulitan
Leher lembab, tidak menelan menelan
kesulitan
menelan Tidak ada
Tidak ada benjolan, tidak
Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran
Dada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
ada pembesaran kelenjar limfe
kelenjar limfe
Bunyi jantung
Abdomen Bunyi jantung Bunyi jantung S1&S2 normal
S1&S2 normal S1&S2 normal dan paru
dan paru dan paru vesikuler
Tangan vesikuler vesikuler
Simetris,
Kaki Simetris, Simetris, peristaltik usus
peristaltik usus peristaltik usus 18x/menit
12x/menit
43

12x/menit
Dalam batas Dalam batas
normal Dalam batas normal
normal
Dalam batas Dalam batas
normal Dalam batas normal
normal

VII. Harapan Keluarga terhadap Asuhan Keperawatan Keluarga :


Keluarga Tn. W berharap dengan dilakukannya asuhan keperawatan
keluarga dapat mensejahterakan keluarganya, terutama dalam hal kesehatan,
yang semula tidak paham mengenai kesehatan, dapat menjadi paham dan
mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari demi tercapainya derajat
kesehatan keluarga yang optimal.

VIII. Analisa Data


N Tgl/ Etiologi
Data Fokus Problem
o Waktu

1 12-10- Data Subyektif:


2018 a. Keluarga Hipertermi pada Ketidakmampu
15.00 mengatakan An. D di an keluarga Tn.
WIB An. D hari keluarga Tn. W W dalam
ini izin (00007) merawat
untuk tidak anggota
masuk keluarga yang
sekolah sakit
karena An.
D badannya
panas dan
tidak
44

konsentrasi
jika
mengikuti
pelajaran.
b. An. D
mengatakan
nafsu
makan
menurun

Data Obyektif:
a. Suhu tubuh
An. D: 37, 5
⁰C
b. Kulit An. D
teraba panas
dan kering
c. Ekstremitas
teraba
hangat
a. Badan An.
D tampak
lemas
2 12-10- Data
2018 Subyektif : Resiko Ketidakmampu
15.05 a. Ny. R kekurangan an keluarga Tn.
WIB mengatakan volume cairan W
An. D pada An. D di memanfaatkan
mengalami keluarga Tn. W fasilitas
diare hari (00028) kesehatan yang
kedua ada
b. An. D
45

mengatakan
sebelum
terjadinya
diare An. D
mengonsum
si jajanan
pedas yang
ada di
sekitar
sekolahnya,
lalu pada
malam hari
An. D mulai
mengalami
BAB encer
sebanyak 7x
sampai saat
kelompok
melakukan
pengkajian
pada
tanggal 12
Oktober
2018.
c. An. D
mengatakan
dirinya
merasa
lemas
karena
bolak balik
kamar
46

mandi dan
nafsu
makan
menurun.
d. Keluarga
mengatakan
sampai saat
ini belum
diperiksaka
n ke rumah
sakit,
karena
dirasa
diarenya
masih
wajar.
e. Keluarga
mengatakan
cukup
membeli
obat di
warung
untuk An. D
saja.

Data Obyektif :
b. Mukosa
bibir An. D
agak kering
c. Badan An.
D tampak
47

lemas
d. Bibir An. D
tampak
pucat
An. D BAB
encer sebanyak
7x

3 12-10-
2018 Data Subyektif: Resiko Ketidakmampu
15.10 a. An. D ketidakseimbang an keluarga Tn.
WIB mengatakan an nutrisi: kurang W dalam
dirinya dari kebutuhan merawat
merasa tubuh pada An. D anggota yang
lemas di keluarga Tn. sakit
karena W (00002)
bolak balik
kamar
mandi dan
nafsu
makan
sedikit
menurun.
b. Ny. R
mengatakan
saat makan
An. D tidak
habis, hanya
habis
setengah
porsi saja.
48

Data Obyektif:
a. An. D
tampak
lemas
b. An. D
tampak
pucat, kulit
kering

IX. Diagnosa Keperawatan


1. Skoring Diagnosa Keperawatan
a. Hipertermi pada An. D di keluarga Tn. W berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. W merawat anggota keluarga yang
sakit (00007).

NO KRITERIA SKOR PEMBENARAN


.
1. Sifat masalah: Sudah terjadi
 Aktual 3/3 x 1 hipertermi, yang
3 ditunjukkan dengan uhu
=1
3
tubuh An. D: 37,5 ⁰C
2. Kemungkinan
2/2 x 2
masalah untuk Pengetahuan keluarga
=2
diubah: tentang akibat dari diare
 Mudah masih kurang,
hipoertermi dapat
diatasi jika Keluarga
Tn. W mau melakukan
perawatan terhadap
hipertermi yang dialami
An. D setelah mendapat
49

3. 2/3 x 1 informasi dari perawat,


Potensial masalah = 2/3 lebih dari sekadar
untuk dicegah: membeli obat di
 Cukup warung.

Keluarga mau diajak


bekerjasama untuk
4. 1/2 x 1 mengatasi hipertermi
Menonjolnya = 1/2 pada An. D setelah
masalah: mengetahui bahwa
 Ada masalah, hipertermi merupakan
tetapi tidak salah satu akibat dari
perlu diare yang tidak
ditangani ditangani.

Keluarga menganggap
hipertermi yang terjadi
pada An. D merupakan
reaksi wajar dari diare.

Total 4 1/6

b. Resiko kekurangan volume cairan pada An. D di keluarga Tn. W


berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn. W
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada (00028).

No KRITERIA SKOR PEMBENARAN


.
1. Sifat masalah: 3 An. D diare sebanyak 7
2/3 x
3
 Resiko x sampai saat dikaji,
1
belum menunjukkan
50

= 2/3 tanda-tanda kekurangan


volume cairan, namun
ada kemungkinan terjadi
jika tidak ditangani
dengan benar.
2. Kemungkinan
masalah untuk Keluarga An. D kurang
diubah: 1/2 x 2 mengetahui tentang
 Sebagian =1 penanganan tepat pada
diare, namun keluarga
dapat mengatasi resiko
kekurangan volume
cairan pada An. D
3. setelah mendapat
Potensial masalah edukasi dari perawat.
untuk dicegah: 2/3 x 1
 Cukup = 2/3 Keluarga dapat diajak
bekerjasama untuk
mencegah terjadinya
4. kekurangan cairan pada
Menonjolnya An. D setelah diberi
masalah: 1/2 x 1 informasi oleh perawat.

 Ada masalah, = 1/2


tetapi tidak Keluarga menganggap

perlu diare pada An. D masih

ditangani wajar dan belum perlu


dibawa ke rumah sakit

Total 2 5/6
51

a. Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh


pada An. D di keluarga Tn. W berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. W merawat anggota keluarga yang
sakit (00002).

N KRITTERI SKOR PEMBENARAN


o. A
1. Sifat 3 An.D mengalami penurunan
2/3 x 1
3
masalah: nafsu makan dan susah
= 2/3
 Resik makan, jika tidak ditangani
o dengan baik maka masalah
akan menjadi aktual

2. Keluarga mengatakan belum


1/2 x 2
tahu bahwa diare dapat
=1
Kemungkina menyebabkan masalah nutrisi,
n masalah namun masalah dapat diatasi
untuk diubah: setelah keluarga diedukasi
 Seba oleh perawat.
gian
3. Keluarga dapat diajak
2/3 x 1
bekerjasama untuk emncegah
= 2/3
terjadinya masalah setelah
diberi informasi oleh perawat
Potensial
4. masalah Keluarga tidak menyadari dan
0/2 x 1
untuk tidak mengetahui bahwa An.
=0
dicegah: D beresiko mengalami
 Cuku masalah nutrisi karena diare.
p Keluarga menganggap diare
pada An. D masih wajar.
52

Menonjolnya
masalah:
 Masal
ah
tidak
dirasa
kan

1.
Total 1/

B. Prioritas Diagnosa Keperawatan

a. Hipertermi pada An. D di keluarga Tn. W berhubungan dengan


ketidakmampuan keluarga Tn. W merawat anggota keluarga yang
sakit (00007).
b. Resiko kekurangan volume cairan pada An. D di keluarga Tn. W
berhubungan dengan Ketidakmampuan keluarga Tn. W
memanfaatkan fasilitas kesehatan yang ada (00028).
c. Resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
pada An. D di keluarga Tn. W berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. W merawat anggota keluarga yang
sakit (00002)
C. Perencanaan Keperawatan

Diagnosa
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Evaluasi Intervensi
Keperawatan
. (TUM) (TUK) Keperawatan
Keluarga Kriteria Standar

1 Hipertermi di Setelah Setelah dilakukan Respon verbal Pengertian Kaji pengetahuan


keluarga Tn. W diberikan tindakan hipertermi adalah keluarga tentang
pada An. D asuhan kesehatan keadaans eorang peningkatan suhu tubuh
berhubungan keperawatan Selama 1x24 jam Individu
dengan selama 2 x keluarga mampu: Keluarga dapat mengalami atau Kaji saat timbulnya
ketidakmampuan pertemua pada a. Mengenal menjawab beresiko untuk demam
keluarga Tn. W An. D di masalah pengertian mengalami
merawat anggota keluarga Tn. W tentang Hipertermi kenaikan suhu Berikan pengetahuan
keluarga yang sakit Tidak hipertermi tubuh terus kepada keluraga tentang
(00007) mengalami menerus lebih pengertian peningkatan
hipertermi. tinggi dari 37,80 ⁰C suhu
peroral atau 38,80 tubuh

47
⁰C per rektal
karena faktor Beritahukan kepada
eksternal. kelurga tentang tanda
gejala peningkatan suhu
tubuh
b. Mengambil Respon verbal Setiap penderita Diskusikan dengan
keputusan yang mengalami keluarga untuk
yang tepat hipertermi meningkatkan intake
tentang Keluarga mampu diberikan minum cairan sesuai indikasi.
penanganan memberikan yang banyak dan
hipertermi perawatan bagi dikompres Motivasi keluarga
penderita yang hangat sesering
mengalami mungkin dalam
hipertermi memberikan
kompres hangat
c. Merawat Respon kognitif Keluarga mampu Anjurkan pada keluarga
anggota merawat anggota untuk minum banyak
keluarga yang keluarga yang pada An. D.
mengalami Keluarga mampu mengalami
48
hipertermi merawat anggota peningkatan suhu
keluarga yang tubuh dengan cara Berikan kompres
suhu tubuh yang memberikan hangat
meningkat dengan parasetamol
cara memberikan Anjurkan pada keluarga
parasetamol pasien agar pasien
memakai
pakaian yang tipis dan
menyerap keringat
d. Memodifikasi Respon kognitif Keluarga mampu Kaji kemampuan
lingkungan Memodifikasi keluarga memodifikasi
pada penderita lingkungan dengan lingkungan
yang Keluarga mampu cara melakukan
mengalami memodifikasi kompres hangat Anjurkan keluarga
hipertermi lingkungan pada saat suhu untuk
meningkat mengompres anak yang
mengalami peningkatan
suhu tubuh

49
Berikan pujian karena
keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan

e. Menggunakan Respon kognitif Keluarga Kaji kemampuan


fasilitas mengatakan bahwa keluarga dalam
kesehatan sekarang kalau menggunakan fasilitas
salah satu kesehatan
Keluarga mampu keluarganya ada
menggunakan yang sakit akan Anjurkan keluarga
fasilitas kesehatan segera dibawa ke untuk memeriksakan ke
rumah sakit rumah sakit bila
keluarganya ada yang
sakit

Berikan reinforcement

50
positif

Kolaborasi dengan tim


kesehatan

2 Resiko kekurangan Setelah Setelah dilakukan Respon verbal Observasi pengetahuan


volume cairan pada dilakukan tindakan keluarga tentang kurang
An. D di keluarga tindakan kesehatan cairan akibat diare
Tn. W keperawatan Selama 1x30
berhubungan selama menit Keluarga dapat Pengertian kurang Berikan keluarga
dengan 2 kali pertemuan Keluarga mampu: menjawab cairan adalah tentang penkes
Ketidakmampuan keluarga mampu a. Mengenal pengertian dari keadaan ketika kekurangan cairan
keluarga Tn. W Memahami masalah resiko kurang seseorang akibat daire
memanfaatkan kekurangan tentang resiko cairan akibat mengalami
fasilitas kesehatan cairan akibat kurang cairan diare dehidrasi Diskusikan kembali
yang ada (00028). diare akibat diare tentang pengertian,
Keluarga dapat Keluarga tanda-tanda kurang
menyebutkan menjawab tanda- cairan
tanda dan gejala tanda kurang cairan
51
kurang cairan adalah kulit kering,
akibat diare bibir kering, dan Kolaborasi dengan
turgor kulit jelek kader kesehatan
setempat

Berikan pujian karena


keluarga mampu
menjawab
pertanyaan
b. Mengambil Respon verbal Setiap penderita Diskusikan dengan
keputusan kurang cairan keluarga tentang
yang tepat akibat diare harus pemberian makanan
tentang resiko diberikan minum dan minuman akibat
kurang cairan Keluarga mampu yang banyak kurang cairan
akibat diare Memberikan
makanan dan Motivasi keluarga
minuman bagi sesering mungkin
penderita memberi minum supaya
tidak terjadi kekurangan
52
cairan yang berlebihan
akibat diare

c. Merawat Respon kongnitif Keluarga mampu Kaji pengetahuan


anggota merawat anggota keluarga tentang cara
keluarga yang keluargayang merawat penderita yang
menderita menderita kurang kurang cairan
resiko kurang Keluarga mampu cairan akibat diare akibat diare
cairan akibat merawat anggota dengan cara
diare keluarga yang memberi minum Memberikan penkes
kurang cairan sesering mungkin dan mendemonstrasikan
akibat diare cara pembuatan LGG
dengan cara
membuatkan Meminta keluarga
LGG untuk
mendemonstrasikannya
kembali

Memberikan pujian
53
karena keluarga mampu
mendemonstrasikan
cara membuat LGG

d. Memodifikasi Respon kognitif Keluarga mampu Kaji kemampuan


lingkungan memodifikasi keluarga memodifikasi
pada penderita Keluarga mampu lingkungan dengan lingkungan
resiko kurang memodifikasi cara menutup Annjurkan keluarga
cairan akibat lingkungan makanan agar tidak untuk menutupi
diare dihinggapi lalat makanan supaya tidak
dihinggapi lalat

Berikan pujian karena


keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan

e. Menggunakan Respon Kognitif Keluarga Kaji kemampuan


fasilitas mengatakan bahwa keluarga dalam
54
kesehatan sekarang kalau menggunakan fasilitas
salah satu kesehatan
Keluarga mampu keluarganya ada
Menggunakan yang sakit akan Anjurkan keluarga
fasilitas segera dibawa ke untuk memeriksakan ke
kesehatan rumah sakit rumah sakit bila
keluarganya ada yang
sakit

Berikan reinforcement
positif

Kolaborasi dengan tim


kesehatan

3 Resiko Setelah Setelah dilakukan Respon verbal Keluarga mampu Diskusikan dengan
ketidakseimbangan dilakukan tindakan menyebutkan keluarga tentang
nutrisi: kurang dari tindakan keperawatan kembali tentang: pengertian gizi,
kebutuhan tubuh keperawatan Selama 1x30 teriguna makanan dan
55
pada An. D di selama menit, Keluarga sumber bahan makanan
keluarga Tn. W 2x pertemuan dapat yang mengandung gizi
berhubungan Pemenuhan Mengenal
dengan kebutuhan masalah kurang Motivasi keluarga
ketidakmampuan nutrisi anak gizi dengan Keluarga dapat Zat gizi adalah zat- untuk mengulang
keluarga Tn. W terpenuhi menyebutkan: mengerti zat yang kembali penjelasan
merawat anggota a. Pengertian zat pengertian zat terkandung yang diberikan
keluarga yang sakit gizi, jenis atau gizi didalam makanan
(00002). triguna yang diperlukan Beri penguatan positif
makanan, oleh tubuh
sumber zat Keluarga dapat
gizi mengerti jenis- Jenis zat gizi atau
jenis zat gizi triguna makanan
terdiri sumber
tenaga
(karbohodrat,
lemak (protein) dan
zat pengatur
Keluarga dapat (vitamin dan
56
mengerti sumber mineral)
bahan makanan
yang mengandung Sumber bahan
zat gizi makanan: sumber
tenaga (nasi
gandum, ubi,
singkong, roti,
minyak, mentega;
zat pembangun
(ikan, telur,daging,
tahu dan tempe);
zat pengatur (buah-
buahan dan sayur
mayur)

b. Megambil Respon verbal Keluarga Diskusikan bersama


keputusan menyatakan akan keluarga tentang upaya
yang tepat Keluarga mampu mencoba mengatasi yang
tentang resiko menyebutkan 3 masalah gizi pada dilakukan untuk
57
kekurangan diantara 5 Akibat anak. mengatasi masalah gizi
nutrisi kurang gizi: anak dengan
memanfaatkan sumber
Pertumbuhan dan yang dimiliki keluarga
perkembangan
tidak normal Beri penguatan positif

Daya tahan tubuh


menurun sehingga
mudah sakit

Anak menjadi
bodoh

Anak
Menjadi kerdil

Bisa

58
menyebabkan
Kematian
c. Merawat Respon verbal Menyebutkan cara Diskusikan dengan
anggota memilih makanan keluarga cara memilh
keluarga yang yang mengandung bahan makanan yang
mengalami Keluarga mampu zat gizi benar
resiko menyebutkan 3
kekurangan dari 4 cara Anjurkan keluarga
nutrisi memilih bahan untuk mengelompokan
makanan yang jenis makanan
benar: beerdasarkan triguna
Mempunyai nilai makanan dengan model
gizi makana
Masih segar
Berikan penguatan yang
Harga terjangkau posittif

Ditanam sendiri

59
(sayur dan buah)

d. Memodifikasi Respon verbal Keluarga mampu Kaji kemampuan


lingkungan memodifikasi keluarga
penderita Keluarga mampu lingkungan dengan memodifikasi
yang memodifikasi cara menutup lingkungan
mengalami lingkungan makanan
resiko supaya tidak Menganjurkan leluarga
kekurangan dihinggapi lalat untuk menutupi
nutrisi makanan
supaya tidak dihinggapi
lalat

Memberikan pujian
karena keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan

60
e. Menggunakan Respon kognitif Keluarga Kaji kemampuan
fasilitas mengatakan bahwa keluarga dalam
kesehatan sekarang kalau menggunakan fasilitas
Keluarga mampu salah satu kesehatan
menggunakan keluarganya ada
fasilitas kesehatan yang sakit akan Anjurkan keluarga
segera dibawa ke untuk memeriksakan ke
rumah sakit rumah sakit bila
keluarganya ada yang
sakit

Kolaborasi dengan tim


kesehatan

D. Implementasi keperawatan

Tanggal/Waktu No. Implementasi Respon Paraf


Dx.

61
12-10-2018
Mengkaji pengetahuan keluarga tentang S: Keluarga mengatakan mengetahui jika An. D
peningkatan suhu tubuh meningkar suhu tubuhnya, tapi tidak tau jika itu
disebabkan karena diare.
16.25 WIB 1

O: Keluarga tampak belum paham terhadap apa


penyebab dari demam An. D.
Memberikan pengetahuan kepada keluraga S: Keluarga mengatakan paham terhadap apa
tentang pengertian peningkatan suhu tubuh, yang dijelaskan
16.30 WIB 1 tanda gejala peningkatan suhu tubuh
O: Keluarga tampak mengerti dengan yang
dijelaskan
Memberikan kompres hangat S: Keluarga mengatakan tidak tau jika demam
diatasi dengan kompres hangat
16.40 WIB 1
O: Keluarga tampak memperhatikan perawat
pada saat melakukan kompres hangat
16.40 WIB 2 Mengobservasi pengetahuan keluarga tentang S: Keluarga mengatakan belum mengetahui

62
kurang cairan akibat diare tentang kekurangan cairan akibat diare

O: Keluarga tampak tidak melakukan


penanganan cairan disaat perawat melakukan
pengkajian
Memberikan keluarga penkes tentang S: Keluarga mengatakan mengerti terhadap apa
kekurangan cairan akibat diare yang dijelaskan
16.50 WIB 2
O: Keluarga tampak mengerti dengan yang
dijelaskan
Memberikan penkes dan mendemonstrasikan S: Keluarga mengatakan belum mengetahui
cara pembuatan LGG sebelumnya tentang cara pembuatan LGG
untuk mengatasi diare, dan saat dijelaskan
sudah mengerti
17.00 WIB 2

O: Keluarga tampak memperhatikan dan paham


saat perawat menjelaskan dan
mendemonstrasikan

63
Mendiskusikan dengan keluarga tentang S: Keluarga mengatakan sebelum dilakukan
Pengertian gizi, teriguna makanan dan sumber edukasi, sudah mengetahui dasar-dasar tentang
bahan makanan yang mengandung gizi gizi, dan semakin paham setelah dijelaskan
17.10 WIB 3

O: Keluarga tampak memperhatikan dan


mengerti saat diajak berdiskusi
Mengkaji kemampuan keluarga dalam S: Keluarga sampai saat ini belum
menggunakan fasilitas kesehatan memeriksakan An. D ke rumah sakit, karena
dirasa diarenya masih wajar

17.20 WIB 1,2,3


O: Keluarga tampak belum paham betul
pemanfaatan fasilitas kesehatan yang
disediakan, keluarga memiliki asuransi
kesehatan.
17.20 WIB 1,2,3 Menganjurkan keluarga untuk memeriksakan S: keluarga mengatakan mulai sekarang akan
ke rumah sakit bila keluarganya ada yang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
sakit disediakan

64
O: Keluarga tampak mengerti dan akan
mematuhi apa yang dijelaskan
Mengkaji pengetahuan keluarga cara merawat S: Keluarga mengatakan hanya membelikan
penderita yang kurang cairan akibat diare obat diare di warung, dan belum paham cara
penanganan kekurangan cairan akibat diare
tanpa obat dirumah
17.21 WIB 2

O: Keluarga tampak bingung saat ditanya


tentang penanganan kekurangan cairan akibat
diare
Menganjurkan pada keluarga untuk minum S: Keluarga mengatakan akan melakukan
banyak pada An. D. anjuran tersebut
17.25 WIB 2
O: Keluarga tampak langsung ke belakang
untuk mengambil minum untuk An. D
17.26 WIB 1 Menganjurkan pada keluarga pasien agar S: Keluarga mengatakan akan melakukan saran
pasien memakai pakaian yang tipis dan yang disampaikan

65
menyerap keringat
O: Keluarga tampak mengerti dan akan
melakukannya
Mengkaji kemampuan keluarga memodifikasi S: Keluarga mengatakan selalu menjaga
lingkungan kebersihan didalam maupun diluar rumah,
menjaga kebersihan makanan yang dimasak
17.27 WIB 1,2,3 dan sanitasi juga dijaga kebersihannya.

O: Keluarga tampak sudah cukup paham


mengenai modifikasi lingkungan
Memberikan reinforcement positif S: Keluarga mengatakan senang sudah diberi
edukasi oleh perawat
17.30 WIB 1,2,3
O: Keluarga tampak puas dengan apa yang
disampaikan
13-10-2018
16.00 WIB 1 Memotivasi keluarga sesering mungkin S: Keluarga mengatakan akan mengikuti saran
memberikan kompres hangat yang dianjurkan perawat

66
O: Keluarga tampak kooperatif dan akan
melakukan saran perawat
Meminta keluarga untuk mendemonstrasikan S: Keluarga mengatakan sudah paham cara
kembali cara pembuatan LGG membuat LGG untuk penanganan cairan pada
diare
16.10 WIB 2
O: Keluarga tampak sudah paham cara
membuat LGG dan mampu
mendemonstrasikan kembali
Memberikan pujian karena keluarga mampu S: Keluarga mengatakan terimakasih sudah
mendemonstrasi-kan cara membuat LGG diberi pengetahuan baru tentang pembuatan
16.20 WIB 2 LGG

O: Keluarga tampak senang dan puas


16.21 WIB 3 Mendiskusikan dengan keluarga cara memilh S: Keluarga mengatakan belum tau sepenuhnya
bahan makanan yang benar tentang cara memilih bahan makanan yang
benar

67
O: Keluarga kooperatif saat diajak berdiskusi,
dan partisipatif
Mendiskusikan bersama keluarga tentang S: Keluarga mengatakan belum tau cara
upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah penanganan masalah gizi anak dan perlu
gizi anak dengan memanfaatkan edukasi dari perawat
16.30 WIB 3 sumber yang dimiliki keluarga
O: Keluarga tampak belum paham betul
mengenai penanganan masalah gizi dan
memperhatikan saat dijelaskan.
Memotivasi keluarga sesering mungkin S: Keluarga mengatakan akan mengikuti saran
memberi minum supaya tidak terjadi yang dianjurkan perawat
16.35 WIB 2 kekurangan cairan yang berlebihan akibat diare
O: Keluarga tampak mengerti dengan anjuran
yang disampaikan dan akan mengikutinya.
16.40 WIB 1,2,3 Menganjurkan keluarga untuk memeriksakan S: keluarga mengatakan mulai sekarang akan
ke rumah sakit bila keluarganya ada yang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
sakit disediakan

68
O: Keluarga tampak mengerti dan akan
mematuhi apa yang dijelaskan
Memberikan reinforcement positif S: Keluarga mengatakan senang sudah diberi
edukasi oleh perawat
16.41 WIB 1,2,3
O: Keluarga tampak puas dengan apa yang
disampaikan

E. Evaluasi Keperawatan

Tanggal/ Diagnosa Keperawatan Keluarga Evaluasi Sumatif Paraf


Waktu
13-10-2018 Hipertermi di keluarga Tn. W pada An. S: Keluarga mengatakan sudah jelas
16.41 WIB D berhubungan dengan setelah diberikan pendidikan kesehatan
ketidakmampuan keluarga Tn. W tentang hipertermi.
merawat anggota keluarga yang sakit O: An. D sudah tidak terlalu panas, masih

69
(00007) sedikit lemas, sudah tidak terlalu pucat,
suhu: 37ºC
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi :
1. Anjurkan keluarga untuk memberikan
minum banyak pada An. D
2. Anjurkan untuk kompres hangat

13-10-2018 Resiko kekurangan volume cairan pada S: Keluarga mengatakan sudahj elas
16.41 WIB An. D di keluarga Tn. W berhubungan setelah diberikan pendidikan kesehatan
dengan Ketidakmampuan keluarga Tn. tentang penyakit diare
W memanfaatkan fasilitas kesehatan O: An. D masih tampak sedikit lemas,
yang ada (00028). namun sudah tidak separah kemarin saat
dikaji, bibir lembab, frekuensi BAB sudah
menurun, walau konsistensi masih sedikit
encer.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi: Anjurkan keluarga
untuk memberikan banyak minum bila

70
anaknya masih diare

Resiko ketidakseimbangan nutrisi: S: Keluarga mengatakan sudah jelas


kurang dari kebutuhan tubuh pada An. setelah diberikan pendidikan kesehatan
D di keluarga Tn. W berhubungan tentang kebutuhan nutrisi akibat penyakit
dengan ketidakmampuan keluarga Tn. diare
W merawat anggota keluarga yang sakit O: An. D nafsu makannya sudah
13-10-2018 (00002). meningkat, porsi makan meningkat, tidak
16.41 WIB sedikit seperti kemarin.
A: Masalah teratasi
P: Pertahankan intervensi: Anjurkan
keluarga untuk terus mencuci tangan
sebelum dan sesudah makan

71
BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan
Pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn. W menyatakan bahwa An.
D terkena diare sudah sejak sehari yang lalu, mengeluh sering BAB (sudah
7x) berbentuk encer, lemas karena bolak balik kamar mandi, dan keluarga
hanya memberi obat yang dibeli di warung saja tanpa ada niatan membawanya
ke rumah sakit, karena dirasa diare pada An. D masih wajar, belum
memerlukan penanganan tenaga kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul pada keluarga Tn. W yaitu
sebanyak tiga diagnosa, diantaranya Hipertermi di keluarga Tn. W pada An. D
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. W merawat anggota
keluarga yang sakit, resiko kekurangan volume cairan pada An. D di keluarga
Tn. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. W memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada., dan resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang
dari kebutuhan tubuh pada An. D di keluarga Tn. W berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. W merawat anggota keluarga yang sakit yang
sudah ditentukan skoring tiap diagnosa dan prioritasnya.
Intervensi atau perencanaan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah yang muncul pada keluarga Tn. W disesuaikan dengan keadaan
keluarga Tn. W, meliputi intervensi yang disusun tiap diagnosa keperawatan,
dengan fokus mengatasi penyebab-penyebab munculnya masalah pada
keluarga Tn. W.
Impelementasi keperawatan keluarga pada keluarga Tn. W dilakukan
berdasarkan intervensi yang telah disusun, yang dilakukan selama dua kali
pertemuan, dan setiap tindakan yang dilakukan, terdapat respon keluarga
(evaluasi formatif).
Evaluasi yang dilakukan pada keluarga Tn. W dilakukan pada akhir
pertemuan (evaluasi sumatif). Diagnosa pertama masalah teratasi sebagian,
62
diagnosa kedua masalah teratasi sebagian, diagnosa ketiga masalah sudah
teratasi. Untuk masalah yang masih teratasi sebagian masih perlu intervensi
lebih lanjut, dan untuk masalah yang sudah teratasi, intervensi yang dilakukan
perlu dipertahankan.

B. Saran
Sebagai penyusun makalah ini, kami menyarankan kepada para pembaca
khususnya kepada para perawat agar lebih mendalami materi yang telah
dipaparkan dalam makalah ini agar dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari
maupun saat berada di lapangan sehingga dapat menerapkan keperawatan
keluarga.

63
DAFTAR PUSTAKA

APD, Salvari. 2013. Buku Ajar Asuhan Keperawatan Keluarga. Jakarta: TIM

Friedman. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC

Gloria M. Bulechek, et al. 2013. Nursing Interventions Classifications (NIC),


Edisi Keenam. Missouri: Mosby Elsevier

Harmoko. 2012. Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Hidayat, Aziz Alimul A. 2008. Pengantar Ilmu Keperawatan Anak. Jakarta:


Salemba Medika.

Marlina, Lina. 2011. Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. U Khususnya An.
A Dengan Masalah Diare Di Desa Kangkung Mranggen Demak,
Undergraduate Theses Universitas Muhammadiyah Semarang. Diakses
tanggal 17 September 2018. <http://sasing.unimus.ac.id/gdl.php?
mod=browse&op=read&id=jtptunimus-gdl-linamarlin-6268>

Morhedd, dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC), Edisi Kelima.


Missouri: Mosby Elsevier

NANDA. 2015. Diagnosis Keperawatan : Definisi & Klasifikasi 2015-2017.


Edisi 10. Jakarta: EGC

Ngastiyah. 2014. Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta : EGC

Nurarif, A.H. & Kusuma, H. 2015. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan


Diagnosa Medis dan Nanda NIC-NOC, Edisi Revisi Jilid 2. Jogjakarta:
MediAction Publishing

Nursalam, Susilaningrum, R.; & Utami, R. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi Dan
Anak. Jakarta : Salemba Medika

Suharyono. 2008. Diare Akut: Klinik Dan Laboratorik. Jakarta: Rineka Cipta
World Health Organization. 2009. Diarrhea: Why Children Are Dying And What
Can Be Done. Switzerland. Diakses tanggal 17 September 2018
<http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/44174/1/9789241598415_eng.pdf>

WHO. 2012. The 10 Leading Causes Of Death in The World, 2000 And 2012.
Diakses tanggal 17 September 2018
<http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en/>

Wijoyo, Yosef. 2013. Diare Pahami Penyakit dan Obatnya. Yogyakarta: PT Citra
Aji Parama.

Yonata, A & Farid, A.F. 2016. Penggunaan Probiotik Sebagai Terapi Diare.
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Majority Volume 5 Nomor 2.
Diakses tanggal 17 September 2018.
<http://jukeunila.com/wp-content/uploads/2016/04/5.2-Agus-Fathul-Muin-
done.pdf>

Anda mungkin juga menyukai