W DENGAN
PADA AN. D
OLEH : KELOMPOK 2
NURMA YUNITA
MAHYUNI
MUH IHSAN
MUH FADLIK
2022/2023
1
KATA PENGANTAR
2
DAFTAR ISI
Contents
KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
A. Latar Belakang..............................................................................................4
B. Tujuan Penulisan...........................................................................................4
BAB II......................................................................................................................3
TINJAUAN TEORI.................................................................................................3
A. Konsep Keluarga...........................................................................................3
1. Definisi Keluarga......................................................................................3
2. Tipe Keluarga............................................................................................3
3. Peranan Keluarga....................................................................................34
4. Tugas Keluarga........................................................................................34
5. Fungsi Keluarga......................................................................................35
B. Konsep Diare...............................................................................................37
1. Definisi....................................................................................................37
2. Klasifikasi................................................................................................37
3. Etiologi....................................................................................................38
4. Patofisiologi.............................................................................................38
5. Manifestasi Klinis....................................................................................41
6. Pemeriksaan Penunjang...........................................................................41
3
7. Komplikasi..............................................................................................42
BAB III..................................................................................................................43
LAPORAN KASUS...............................................................................................43
A. PENGKAJIAN............................................................................................44
C. Perencanaan Keperawatan..........................................................................47
D. Implementasi keperawatan..........................................................................58
E. Evaluasi Keperawatan.................................................................................63
BAB IV..................................................................................................................62
PENUTUP..............................................................................................................62
A. Kesimpulan.................................................................................................62
B. Saran............................................................................................................63
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................64
BAB I
4
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit diare saat ini masih merupakan masalah kesehatan yang sering
terjadi pada masyarakat. World Health Organizatin (WHO) (2012),
menyatakan bahwa diare merupakan 10 penyakit penyebab utama kematian.
Tahun 2012 terjadi 1,5 juta kematian akibat diare.
Angka kejadian diare di sebagian besar wilayah Indonesia hingga saat ini
masih tinggi. Dari hasil Survey Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) di
Indonesia, diare merupakan penyebab kematian nomer 2 pada balita dan
nomer 3 bagi bayi serta nomer 5 bagi semua umur. Setiap anak di Indonesia
mengalami episode diare sebanyak 1,6-2 kali per tahun. Selama tahun 2006
sebanyak 41 kabupaten di 162 provinsi melaporkan KLB (Kejadian Luar
Biasa) diare di wilayahnya. Hal tersebut, terutama disebabkan rendahnya
ketersediaan air bersih, sanitasi buruk dan perilaku hidup tidak sehat. Jumlah
penderita diare tertinggi ada di daerah NTT yakni 2194 jiwa, sedangkan di
Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur sebesar 196 jiwa (Marlina, 2011).
Nursalam (2008), mengatakan dampak yang dapat ditimbulkan jika
mengalami gangguan keseimbangan cairan yaitu terjadi hal-hal seperti
dehidrasi pada bayi dan balita, hipoglikemia, mengalami gangguan gizi,
gangguan sirkulasi, hingga terjadi komplikasi pada anak. Berdasarkan hal
tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk membnat makalah dengan judul
“Asuhan Keperawatan Keluarga dengn Diare”.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Mempelajari secara menyeluruh dan menggali lebih dalam tentang asuhan
keperawatan keluarga dengan diare.
2. Tujuan Khusus
5
a. Menggali secara rinci tentang pengkajian keperawatan keluarga
dengan diare. Merumuskan diagnosis keperawatan keluarga yang
muncul pada klien diare.
b. Membuat perencanaan keperawatan keluarga yang tepat pada klien
diare.
c. Melaksanakan atau mengimplementasikan tindakan keperawatan
keluarga yang telah direncanakan pada klien diare.
d. Melakukan evaluasi keperawatan keluarga secara menyeluruh pada
klien diar
6
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga
1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergaung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka
hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain di dalam
perannya masing – masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan (Friedman, 2010).
Konsep keluraga merupakan sekumpulan orang yang dihubungkan oleh
ikatan perkawinan, adopsi, kelahiran yang bertujuan menciptakan dan
mempertahankan budaya yang umum : meningkatkan perkembangan fisik,
mental, emosional dan sosial dari tiap anggota. Keluarga merupakan aspek
terpenting dalam unit terkecil dalam masyarakat, penerima asuhan,
kesehatan anggota keluarga dan kualitas kehidupan keluarga saling
berhubungan, dan menempati posisi antara individu dan masyarakat
(Harmoko, 2012).
Beberapa pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa keluarga
merupakan sekumpulan orang yang terikat oleh ikatan perkawinan, darah
serta adopsi dan tinggal dalam satu rumah.
2. Tipe Keluarga
Tipe keluarga menurut Harmoko tahun (2012) yaitu sebagai berikut :
a. Nuclear Family (Keluarga Inti)
Keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak yang diperoleh
dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
b. Extended Family (Keluarga Besar)
Keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang masih mempunyai
hubungan darah, seperti kakek, nenek, paman, dan bibi.
3
c. Reconstitud Nuclear
Pemebentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali,
suami / istri tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak –
anaknya, baik itu bawaan dari perkawinan lama maupun hasil dari
perkawinan baru datu atau keduanya dapat bekerja diluar rumah.
d. Niddle Age /Aging Couple
Keluarga dimana suami sebagai pencari uang dan istri di rmah atau
kedua-duanya bekerja di rumah, sedangkan anak-anak sudah
meninggalkan rumah karena sekolah / menikah / meniti karier.
e. Dyadic Nuclea
Keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan tidak mempunyai
anak yang keduanya atau salah satunya bekerja di luar umah.
f. Single Parent
Keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua sebagai akibat
perceraian atau kematian pasangannya dan anak-anaknya dapat tinggal
di rumah atau di luar rumah.
g. Dual Carrier
Keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya orang karier dan
tanpa memiliki anak.
h. Three Generation
Keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih yang tinggal dalam
satu rumah.
i. Comunal
Keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua pasangan suamiistri
atau lebih yang monogamy berikut anak-anaknya dan bersama-sama
dalam penyediaan fasilitas.
j. Cohibing Couple
Keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang tinggal bersama
tanpa ikatan perkawinan.
33
k. Composite
Keluarga dengan perkawinan poligami dan hidup/tinggal secara
bersama-sama dalam satu rumah.
l. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orang tua dan keturunannya di dalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain
dan semua adalah orang tua dari anak – anak.
m. Unmarried Parent and child
Ibu dan anak dimana perkawinannya tidak dikehendaki, anak diadopsi.
n. Institutional
Anak – anak atau orang dewasa tinggal dalam suatu panti.
o. Commuter Married
Suami istri atau keduanya orang karier dan tinggal berpisah pada jarak
tertentu keduanya saling mencari pada waktu – waktu tertentu.
3. Peranan Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar pribadi,
sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi dan situasi
tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola
perilaku dan keluarga, kelompok dan masyarakat.
4. Tugas Keluarga
Menurut Friedman (2010) pada dasarnya ada delapan tugas pokok
keluarga, tugas pokok tersebut ialah :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Membangkitkan dorongan dan semangat pada anggota keluarga.
34
5. Fungsi Keluarga
Menurut Friedmen (2010) fungsi keluarga sebagai berikut :
a. Fungsi afektif
Fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan segala sesuatu
untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam berhubungan
dengan orang lain. Fungsi ini dibutuhkan untuk perkembangan
individu dan psikososial keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak untuk
berkehidupan social sebelum meninggalkan rumah untuk berhubungan
dengan orang lain di luar rumah. Fungsi ini berguna untuk membina
sosialisasi pada anak, membentuk norma – norma tingkah laku sesuai
dengan tingkat perkembangan anak dan meneruskan nilai – nilai
budaya keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga kelangsungan
keluarga.
d. Fungsi ekonomi
Fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara ekonomi
dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu dalam
meningkatkan penghasilan dalam rangka memenuhi kebutuhan
keluarga.
e. Fungsi pemeliharaan kesehatan
Fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota keluarga
agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi. Fungsi ini
dikembangkan menjadi tugas keluarga di bidang kesehatan.
36
B. Konsep Diare
1. Definisi
Nursalam (2008), mengatakan diare pada dasarnya adalah frekuensi
buang air besar yang lebih sering dari biasanya dengan konsistensi yang
lebih encer. Diare yaitu penyakit yang terjadi ketika terdapat perubahan
konsistensi feses. Seseorang dikatakan menderita diare bila feses lebih
berair dari biasanya, dan bila buang air besar lebih dari tiga kali, atau
buang air besar yang berair tetapi tidak berdarah dalam waktu 24 jam
(Dinkes, 2016).
WHO (2009), mengatakan diare adalah suatu keadaan buang air besar
(BAB) dengan konsistensi lembek hingga cair dan frekuensi lebih dari tiga
kali sehari. Diare akut berlangsung selama 3-7 hari, sedangkan diare
persisten terjadi selama ≥ 14 hari.
Definisi diare dari berbagai pengertian diatas, yaitu suatu keadaan
dimana seseorang BAB lebih dari tiga kali sehari, dengan konsistensi lebih
cair dari biasanya.
2. Klasifikasi
Pedoman dari Laboratorium/UPF Ilmu Kesehatan Anak, Universitas
Airlangga dalam Nursalam (2008), diare dapat dikelompokkan menjadi:
a. Diare akut, yaitu diare yang terjadi mendadak dan berlangsung paling
lama 3-5 hari.
b. Diare berkepanjangan bila diare berlangsung lebih dari 7 hari.
c. Diare kornik bila diare berlangsung lebih dari 14 hari. Diare kronik
bukan suatu kesatuan penyakit, melainkan suatu sindrom yang
penyebab dan patogenesisnya multikompleks. Mengingat banyaknya
kemungkinan penyakit yang dapat mengakibatkan diare kronik dan
banyaknya pemeriksaan yang harus dikerjakan maka dibuat tinjauan
pustaka ini untuk dapat melakukan pemeriksaan lebih terarah.
37
3. Etiologi
Etiologi atau faktor-faktor yang dapat menyebabkan terjadinya diare
yang dikutip dari (Marlina, 2011) yaitu antara lain:
a. Faktor Infeksi
1) Infeksi enteral, yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi:
a) Infeksi bakteri: Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella,
Campylobacter, Yersinia, Aeromonas dan sebagainya.
b) Infeksi Virus: Enteroovirus (Virus ECHO, Coxsackie,
Poliomyelitis) Adenovirus, Rotavirus, Astrovirus dan lain-lain.
c) Investasi parasit: Cacing, Jamur (Candida Albicans).
2) Infeksi parenteral, yaitu infeksi di bagian tubuh lain diluar alat
pencernaan, seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis,
Bronkopneumonia, Ensefalitis dan sebagainya.
b. Faktor Malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat: disakarida (intoleransi laktosa, maltosa
dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan
galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah
intoleransi laktosa.
2) Malabsorbsi lemak.
3) Malabsorbsi protein.
c. Faktor makanan: Makanan besi, beracun, alergi terhadap makanan.
d. Faktor psikologis: Rasa takut dan cemas
4. Patofisiologi
Hidayat (2008), mengatakan proses terjadinya diare dapat disebabkan
oleh berbagai kemungkinan faktor diantaranya :
a. Faktor infeksi
1) Virus
Penyebab tersering diare pada anak adalah disebabkan infeksi
rotavirus. Setelah terpapar dengan agen tertentu, virus akan masuk
ke dalam tubuh bersama dengan makanan dan minuman yang
38
masuk ke dalam saluran pencernaan yang kemudian melekat pada
sel-sel mukosa usus, akibatnya sel mukosa usus menjadi rusak
yang dapat menurunkan daerah permukaan usus. Sel-sel mukosa
yang rusak akan digantikan oleh sel enterosit baru yang berbentuk
kuboid atau sel epitel gepeng yang belum matang sehingga fungsi
sel-sel ini masih belum bagus. Hal ini menyebabkan vili-vili usus
halus mengalami atrofi dan tidak dapat menyerap cairan dan
makanan dengan baik. Selanjutnya, terjadi perubahan kapasitas
usus yang akhirnya mengakibatkan gangguan fungsi usus dalam
absorpsi cairan dan elektrolit. Atau juga dikatakan adanya toksin
bakteri atau virus akan menyebabkan sistem transpor aktif dalam
usus sehingga sel mukosa mengalami iritasi yang kemudian
sekresi cairan dan elektrolit akan meningkat.
2) Bakteri
Bakteri pada keadaan tertentu menjadi invasif dan menyerbu
ke dalam mukosa, terjadi perbanyakan diri sambil membentuk
toksin. Enterotoksin ini dapat diresorpsi ke dalam darah dan
menimbulkan gejala hebat seperti demam tinggi, nyeri kepala, dan
kejang-kejang. Selain itu, mukosa usus yang telah dirusak
mengakibatkan mencret berdarah berlendir. Penyebab utama
pembentukan enterotoksin ialah bakteri Shigella sp, E.coli. diare
ini bersifat self-limiting dalam waktu kurang lebih lima hari tanpa
pengobatan, setelah sel-sel yang rusak diganti dengan sel-sel
mukosa yang baru (Wijoyo, 2013).
b. Faktor malabsorpsi
1) Gangguan osmotik
Cairan dan makanan yang tidak dapat diserap akan terkumpul
di usus halus dan akan meningkatkan tekanan osmotik usus
Akibatnya akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus
meningkat. Gangguan osmotik meningkat menyebabkan terjadinya
pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Hal ini
menyebabkan banyak cairan ditarik ke dalam lumen usus dan akan
39
menyebabkan terjadinya hiperperistaltik usus. Cairan dan
makanan yang tidak diserap tadi akan didorong keluar melalui
anus dan terjadilah diare (Nursalam, 2008).
2) Gangguan sekresi
Akibat rangsangan tertentu (misalnya toksin) pada dinding
usus akan terjadi peningkatan sekresi, air dan elektrolit ke dalam
rongga usus dan selanjutnya timbul diare karena terdapat
peningkatan isi rongga usus (Nursalam, 2008).
3) Gangguan motilitas usus
Hiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya
kesempatan usus untuk menyerap makanan sehingga timbul diare.
Sebaliknya bisa peristaltik usus menurun akan mengakibatkan
bakteri tumbuh berlebihan, selanjutnya timbul diare pula. Akibat
dari diare yaitu kehilangan air dan elektrolit yang dapat
menyebabkan cairan ekstraseluler secara tiba-tiba cepat hilang,
terjadi ketidakseimbangan elektrolit yang mengakibatkan syok
hipovolemik dan berakhir pada kematian jika tidak segera diobati
(Nursalam, 2008).
c. Faktor makanan
Faktor ini dapat terjadi apabila toksin yang ada tidak mampu
diserap dengan baik. Sehingga terjadi peningkatan peristaltik usus
yang mengakibatkan penurunan kesempatan untuk menyerap makanan
yang kemudian menyebabkan diare (Hidayat, 2008).
Diare akut berulang dapat menjurus ke malnutrisi energi protein,
yang mengakibatkan usus halus mengalami perubahan yang
disebabkan oleh PEM tersebut menjurus ke defisiensi enzim yang
menyebabkan absorpsi yang tidak adekuat dan terjadilah diare
berulang yang kronik. Anak dengan PEM terjadi perubahan respons
imun, menyebabkan reaksi hipersensitivitas kulit terlambat,
berkurangnya jumlah limfosit dan jumlah sel T yang beredar. Setelah
mengalami gastroenteritis yang berat anak mengalami malabsorpsi.
Malabsorpsi juga terdapat pada anak yang mengalami malnutrisi,
40
keadaan malnutrisi menyebabkan atrofi mukosa usus, faktor infeksi
silang usus yang berulang menyebabkan malabsorpsi, enteropati
dengan kehilangan protein. Enteropati ini menyebabkan hilangnya
albumin dan imunogobulin yang mengakibatkan kwashiorkor dan
infeksi jalan nafas yang berat (Suharyono, 2008).
d. Faktor psikologis
Faktor ini dapat mempengaruhi terjadinya peningkatan peristaltik
usus yang akhirnya mempengaruhi proses penyerapan makanan yang
dapat menyebabkan diare. Proses penyerapan terganggu (Hidayat,
2008).
5. Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis pada pasien diare berdasarkan klasifikasinya yang
dikutip dari (Nurarif & Kusuma, 2015) diantaranya:
a. Diare akut
1. Akan hilang dalam 72 jam dari onset
2. Onset yang tak terduga dari BAB encer, gas-gas dalam perut, rasa
tidak enak, nyeri perut.
3. Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada
perut
4. Demam
b. Diare Kronis
3) Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang
4) Penurunan BB dan nafsu makan
5) Demam indikasi terjadi infeksi
6) Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah
6. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang atau diagnostik yang dapat mendukung
ditegakkannya diagnosis diare dikutip dari (Nurarif & Kusuma, 2015)
antara lain:
a. Pemeriksaan tinja, meliputi:
41
7) Makroskopis dan mikroskopis
8) pH dan kadar gula dalam tinja
9) biakan dan resistensi feses (colok dubur)
10) Bila perlu diadakan uji bakteri
b. Analisa gas darah apabila didapatkan tanda-tanda gangguan
keseimbangan asam basa (pernapasan kusmaul)
c. Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin untuk mengetahui faal ginjal
d. Pemeriksaan elektrolit terutama kadar Na, K, Kalsium, dan Posfat
7. Komplikasi
Komplikasi yang dapat terjadi dari diare akut maupun kronis menurut
Nursalam (2008), yaitu:
a. Kehilangan air dan elektrolit (dehidrasi)
b. Hipoglikemia
Hipoglikemia terjadi pada 2-3% dari anak-anak yang menderita
diare dan lebih sering terjadi pada anak yang sebelumnya sudah
menderita kekurangan kalori protein (KKP), karena :
1) Penyimpanan persediaan glycogen dalam hati terganggu.
2) Adanya gangguan absorpsi glukosa (walaupun jarang terjadi)
Gejala hipoglikemia akan muncul jika kadar glukosa darah
menurun sampai 40% pada bayi dan 50% pada anak-anak. Hal tersebut
dapat berupa lemas, apatis, peka rangsang, tremor, berkeringat, pucat,
syok, kejang sampai koma.
c. Gangguan gizi
Sewaktu anak menderita diare, sering terjadi gangguan gizi
sehingga terjadi penurunan berat badan.
e. Gangguan sirkulasi
Sebagai akibat diare dengan atau tanpa disertai muntah, maka
dapat terjadi gangguan sirkulasi darah berupa renjatan atau syok
hipovolemik. Akibat perfusi jaringan berkurang dan terjadinya
hipoksia, asidosis bertambah berat sehingga dapat mengakibatkan
42
perdarahan di dalam otak, kesadaran menurun, dan bila tidaksegera
ditolong maka penderita dapat meninggal.
f. Hiponatremia
Anak dengan diare yang hanya minum air putih atau cairan yang
hanya mengandung sedikit garam, dapat terjadi hiponatremi (Na <130
mol/L). Hiponatremi sering terjadi pada anak dengan Shigellosis dan
pada anak malnutrisi berat dengan oedema. Oralit aman dan efektif
untuk terapi dari hampir semua anaka dengan hiponatremi. Bila tidak
berhasil, koreksi Na dilakukan bersamaan dengan koreksi cairan
rehidrasi yaitu: memakai Ringer Laktat atau Normal Saline (Juffrie,
2010).
43
BAB III
LAPORAN KASUS
Kasus:
Keluarga Tn. W (45th) mempunyai istri Ny. R (42th) dan satu orang anak,
yaitu An. (16th). Hasil wawancara dengan keluarganya, An. D mengalami diare
hari kedua, An. D mengatakan sebelum terjadinya diare An. D mengonsumsi
jajanan pedas yang ada di sekitar sekolahnya, lalu pada malam hari An. D mulai
mengalami BAB encer sebanyak 7x sampai saat kelompok melakukan pengkajian
pada tanggal 12 Oktober 2018. An. D mengatakan sudah BAB sebanyak 7 kali
sampai saat ini, keluarga mengatakan An. D hari ini izin untuk tidak masuk
sekolah karena An. D badannya dan tidak konsentrasi jika mengikuti pelajaran.
An. D mengatakan dirinya merasa lemas karena bolak balik kamar mandi dan
nafsu makan sedikit menurun. Keluarga sampai saat ini belum diperiksakan ke
rumah sakit, karena dirasa diarenya masih wajar dan keluarga mengatakan cukup
membeli obat untuk An. D di warung saja.
A. PENGKAJIAN
I. Data Umum
44
34
N Hub
Nama TTL/Umur L/P Ag Pend Pek
o. dgn KK
Pega
Sragen, 17 wai
1 Tn. W L Islam KK SMA
Juni 1973 Swa
sta
Surabaya, 4 IRT
2 Ny. R P Islam Istri SMA
Agustus 1976
Sragen, 4 Pelaj
3 An. D L Islam Anak SMA
Juni 2002 ar
Genogram :
Keterangan:
: Laki-laki
: Laki-laki meninggal
: Perempuan
: Perempuan
meninggal
: Pasien
: Tinggal serumah
: Keturunan
: Suami-istri
7. Tipe/Bentuk Keluarga :
a. Jenis tipe keluarga : Keluarga inti terdiri dari Tn. W, Ny. R dan An. D.
b. Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut :
35
8. Suku bangsa :
a. Keluarga ini berbudaya suku Jawa yang mempunyai anggapan makan
tidak makan asal ngumpul.
b. Hampir seluruh masyarakat lingkungan sekitar keluarga adalah etnis
jawa, masyarakat di area tempat tinggal Tn. W bersifat homogen.
c. Kegiatan lingkungan yang masih berhubungan erat dengan nilai etnis
diantaranya adalah selamatan dan tingkepan.
d. Keluarga Tn. W biasanya menggunakan busana modern yaitu baju,
celana/rok, sedangkan untuk kebiasaan diet mencukupi menu 4 sehat.
e. Pengambilan keputusan adalah kepala keluarga, tetapi sebelumnya
didasarkan pada musyawarah keluarga.
f. Bahasa yang digunakan keseharian adalah bahasa jawa.
g. Jika saat salah satu anggota keluarga sakit dibawa berobat ke
dokter/rumah sakit. saat ini An. sakit diare namun orang tua belum
berencana membawa ke rumah sakit karena keluarga masih
menganggap diarenya masih wajar. Keluarga hanya menekankan An.
D Untuk banyak minum air putih dan memberikan pucuk daun jambu
ditabur garam.
9. Agama :
a. Seisi keluarga menganut agama islam dan tidak ada perbedaan
keyakinan agama di keluarga. Tidak ada keyakinan yang berdampak
buruk pada status sosial.
b. Setiap malam jumat Ny. R dan Tn W mengikuti pengajian di masjid.
c. Keluarga Tn. W tidak menganut kepercayaan-kepercayaan terkait hal
kesehatan, keluarga Tn. W percaya pada kekuatan Allah Swt. Dalam
36
III. Lingkungan
Denah rumah:
U
RT KD KD
M
RK D
KM
38
Keterangan :
RT : Ruang Tamu KD : Kamar Tidur
RK : Ruang Keluarga D : Dapur
M : Mushola KM : Kamar Mandi
Keluarga Tn. W saling merawat anggota keluarga lainnya jika ada yang
sakit, jika membutuhkan bantuan, keluarga meminta bantuan kepada
tetangga terdekat. Keluarga Tn. W memiliki asuransi kesehatan berupa
jamkesmas bagi kesehatan keluarganya.
Keluarga Tn. W saling menyayangi satu sama lain, dan saling bergantung
satu sama lain. Keluarga Tn. W merupakan keluarga perantauan yang
mana semua sanak familinya berada di kota asalnya, sehingga antar-
anggota keluarga Tn. W hanya saling memiliki satu sama lain di kota
Kendal, sehingga fungsi afektif di keluarga Tn, W tercukupi.
26. Fungsi Sosialisasi
keluarga Tn.W menekankan perlunya berhubungan dengan orang lain.
Bila ada waktu luang kadang digunakan untuk mengobrol bersama
tetangga dan jika lebaran, saling mengunjungi ke rumah-rumah tetangga.
BB, TB S : 36 ⁰C
BB : 56 kg BB : 68 kg
BB : 78 kg TB : 150 cm TB : 165 cm
Mata TB : 170 cm
Konjungtiva Konjungtiva
Konjungtiva merah muda, merah muda,
merah muda, sklera anikterik sklera anikterik
Hidung sklera anikterik
Tidak bersekret Tidak bersekret
Mulut Tidak bersekret
Bersih, tidak Bersih, agak bau,
Bersih, tidak bau, gigi dan mukosa agak
bau, gigi dan gusi utuh, kering, bibir
gusi utuh, mukosa lembab, sedikit pucat,
mukosa tidak kesulitan tidak kesulitan
Leher lembab, tidak menelan menelan
kesulitan
menelan Tidak ada
Tidak ada benjolan, tidak
Tidak ada benjolan, tidak ada pembesaran
Dada benjolan, tidak ada pembesaran kelenjar limfe
ada pembesaran kelenjar limfe
kelenjar limfe
Bunyi jantung
Abdomen Bunyi jantung Bunyi jantung S1&S2 normal
S1&S2 normal S1&S2 normal dan paru
dan paru dan paru vesikuler
Tangan vesikuler vesikuler
Simetris,
Kaki Simetris, Simetris, peristaltik usus
peristaltik usus peristaltik usus 18x/menit
12x/menit
43
12x/menit
Dalam batas Dalam batas
normal Dalam batas normal
normal
Dalam batas Dalam batas
normal Dalam batas normal
normal
konsentrasi
jika
mengikuti
pelajaran.
b. An. D
mengatakan
nafsu
makan
menurun
Data Obyektif:
a. Suhu tubuh
An. D: 37, 5
⁰C
b. Kulit An. D
teraba panas
dan kering
c. Ekstremitas
teraba
hangat
a. Badan An.
D tampak
lemas
2 12-10- Data
2018 Subyektif : Resiko Ketidakmampu
15.05 a. Ny. R kekurangan an keluarga Tn.
WIB mengatakan volume cairan W
An. D pada An. D di memanfaatkan
mengalami keluarga Tn. W fasilitas
diare hari (00028) kesehatan yang
kedua ada
b. An. D
45
mengatakan
sebelum
terjadinya
diare An. D
mengonsum
si jajanan
pedas yang
ada di
sekitar
sekolahnya,
lalu pada
malam hari
An. D mulai
mengalami
BAB encer
sebanyak 7x
sampai saat
kelompok
melakukan
pengkajian
pada
tanggal 12
Oktober
2018.
c. An. D
mengatakan
dirinya
merasa
lemas
karena
bolak balik
kamar
46
mandi dan
nafsu
makan
menurun.
d. Keluarga
mengatakan
sampai saat
ini belum
diperiksaka
n ke rumah
sakit,
karena
dirasa
diarenya
masih
wajar.
e. Keluarga
mengatakan
cukup
membeli
obat di
warung
untuk An. D
saja.
Data Obyektif :
b. Mukosa
bibir An. D
agak kering
c. Badan An.
D tampak
47
lemas
d. Bibir An. D
tampak
pucat
An. D BAB
encer sebanyak
7x
3 12-10-
2018 Data Subyektif: Resiko Ketidakmampu
15.10 a. An. D ketidakseimbang an keluarga Tn.
WIB mengatakan an nutrisi: kurang W dalam
dirinya dari kebutuhan merawat
merasa tubuh pada An. D anggota yang
lemas di keluarga Tn. sakit
karena W (00002)
bolak balik
kamar
mandi dan
nafsu
makan
sedikit
menurun.
b. Ny. R
mengatakan
saat makan
An. D tidak
habis, hanya
habis
setengah
porsi saja.
48
Data Obyektif:
a. An. D
tampak
lemas
b. An. D
tampak
pucat, kulit
kering
Keluarga menganggap
hipertermi yang terjadi
pada An. D merupakan
reaksi wajar dari diare.
Total 4 1/6
Total 2 5/6
51
Menonjolnya
masalah:
Masal
ah
tidak
dirasa
kan
1.
Total 1/
Diagnosa
No Tujuan Umum Tujuan Khusus Evaluasi Intervensi
Keperawatan
. (TUM) (TUK) Keperawatan
Keluarga Kriteria Standar
47
⁰C per rektal
karena faktor Beritahukan kepada
eksternal. kelurga tentang tanda
gejala peningkatan suhu
tubuh
b. Mengambil Respon verbal Setiap penderita Diskusikan dengan
keputusan yang mengalami keluarga untuk
yang tepat hipertermi meningkatkan intake
tentang Keluarga mampu diberikan minum cairan sesuai indikasi.
penanganan memberikan yang banyak dan
hipertermi perawatan bagi dikompres Motivasi keluarga
penderita yang hangat sesering
mengalami mungkin dalam
hipertermi memberikan
kompres hangat
c. Merawat Respon kognitif Keluarga mampu Anjurkan pada keluarga
anggota merawat anggota untuk minum banyak
keluarga yang keluarga yang pada An. D.
mengalami Keluarga mampu mengalami
48
hipertermi merawat anggota peningkatan suhu
keluarga yang tubuh dengan cara Berikan kompres
suhu tubuh yang memberikan hangat
meningkat dengan parasetamol
cara memberikan Anjurkan pada keluarga
parasetamol pasien agar pasien
memakai
pakaian yang tipis dan
menyerap keringat
d. Memodifikasi Respon kognitif Keluarga mampu Kaji kemampuan
lingkungan Memodifikasi keluarga memodifikasi
pada penderita lingkungan dengan lingkungan
yang Keluarga mampu cara melakukan
mengalami memodifikasi kompres hangat Anjurkan keluarga
hipertermi lingkungan pada saat suhu untuk
meningkat mengompres anak yang
mengalami peningkatan
suhu tubuh
49
Berikan pujian karena
keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan
Berikan reinforcement
50
positif
Memberikan pujian
53
karena keluarga mampu
mendemonstrasikan
cara membuat LGG
Berikan reinforcement
positif
3 Resiko Setelah Setelah dilakukan Respon verbal Keluarga mampu Diskusikan dengan
ketidakseimbangan dilakukan tindakan menyebutkan keluarga tentang
nutrisi: kurang dari tindakan keperawatan kembali tentang: pengertian gizi,
kebutuhan tubuh keperawatan Selama 1x30 teriguna makanan dan
55
pada An. D di selama menit, Keluarga sumber bahan makanan
keluarga Tn. W 2x pertemuan dapat yang mengandung gizi
berhubungan Pemenuhan Mengenal
dengan kebutuhan masalah kurang Motivasi keluarga
ketidakmampuan nutrisi anak gizi dengan Keluarga dapat Zat gizi adalah zat- untuk mengulang
keluarga Tn. W terpenuhi menyebutkan: mengerti zat yang kembali penjelasan
merawat anggota a. Pengertian zat pengertian zat terkandung yang diberikan
keluarga yang sakit gizi, jenis atau gizi didalam makanan
(00002). triguna yang diperlukan Beri penguatan positif
makanan, oleh tubuh
sumber zat Keluarga dapat
gizi mengerti jenis- Jenis zat gizi atau
jenis zat gizi triguna makanan
terdiri sumber
tenaga
(karbohodrat,
lemak (protein) dan
zat pengatur
Keluarga dapat (vitamin dan
56
mengerti sumber mineral)
bahan makanan
yang mengandung Sumber bahan
zat gizi makanan: sumber
tenaga (nasi
gandum, ubi,
singkong, roti,
minyak, mentega;
zat pembangun
(ikan, telur,daging,
tahu dan tempe);
zat pengatur (buah-
buahan dan sayur
mayur)
Anak menjadi
bodoh
Anak
Menjadi kerdil
Bisa
58
menyebabkan
Kematian
c. Merawat Respon verbal Menyebutkan cara Diskusikan dengan
anggota memilih makanan keluarga cara memilh
keluarga yang yang mengandung bahan makanan yang
mengalami Keluarga mampu zat gizi benar
resiko menyebutkan 3
kekurangan dari 4 cara Anjurkan keluarga
nutrisi memilih bahan untuk mengelompokan
makanan yang jenis makanan
benar: beerdasarkan triguna
Mempunyai nilai makanan dengan model
gizi makana
Masih segar
Berikan penguatan yang
Harga terjangkau posittif
Ditanam sendiri
59
(sayur dan buah)
Memberikan pujian
karena keluarga mampu
memodifikasi
lingkungan
60
e. Menggunakan Respon kognitif Keluarga Kaji kemampuan
fasilitas mengatakan bahwa keluarga dalam
kesehatan sekarang kalau menggunakan fasilitas
Keluarga mampu salah satu kesehatan
menggunakan keluarganya ada
fasilitas kesehatan yang sakit akan Anjurkan keluarga
segera dibawa ke untuk memeriksakan ke
rumah sakit rumah sakit bila
keluarganya ada yang
sakit
D. Implementasi keperawatan
61
12-10-2018
Mengkaji pengetahuan keluarga tentang S: Keluarga mengatakan mengetahui jika An. D
peningkatan suhu tubuh meningkar suhu tubuhnya, tapi tidak tau jika itu
disebabkan karena diare.
16.25 WIB 1
62
kurang cairan akibat diare tentang kekurangan cairan akibat diare
63
Mendiskusikan dengan keluarga tentang S: Keluarga mengatakan sebelum dilakukan
Pengertian gizi, teriguna makanan dan sumber edukasi, sudah mengetahui dasar-dasar tentang
bahan makanan yang mengandung gizi gizi, dan semakin paham setelah dijelaskan
17.10 WIB 3
64
O: Keluarga tampak mengerti dan akan
mematuhi apa yang dijelaskan
Mengkaji pengetahuan keluarga cara merawat S: Keluarga mengatakan hanya membelikan
penderita yang kurang cairan akibat diare obat diare di warung, dan belum paham cara
penanganan kekurangan cairan akibat diare
tanpa obat dirumah
17.21 WIB 2
65
menyerap keringat
O: Keluarga tampak mengerti dan akan
melakukannya
Mengkaji kemampuan keluarga memodifikasi S: Keluarga mengatakan selalu menjaga
lingkungan kebersihan didalam maupun diluar rumah,
menjaga kebersihan makanan yang dimasak
17.27 WIB 1,2,3 dan sanitasi juga dijaga kebersihannya.
66
O: Keluarga tampak kooperatif dan akan
melakukan saran perawat
Meminta keluarga untuk mendemonstrasikan S: Keluarga mengatakan sudah paham cara
kembali cara pembuatan LGG membuat LGG untuk penanganan cairan pada
diare
16.10 WIB 2
O: Keluarga tampak sudah paham cara
membuat LGG dan mampu
mendemonstrasikan kembali
Memberikan pujian karena keluarga mampu S: Keluarga mengatakan terimakasih sudah
mendemonstrasi-kan cara membuat LGG diberi pengetahuan baru tentang pembuatan
16.20 WIB 2 LGG
67
O: Keluarga kooperatif saat diajak berdiskusi,
dan partisipatif
Mendiskusikan bersama keluarga tentang S: Keluarga mengatakan belum tau cara
upaya yang dilakukan untuk mengatasi masalah penanganan masalah gizi anak dan perlu
gizi anak dengan memanfaatkan edukasi dari perawat
16.30 WIB 3 sumber yang dimiliki keluarga
O: Keluarga tampak belum paham betul
mengenai penanganan masalah gizi dan
memperhatikan saat dijelaskan.
Memotivasi keluarga sesering mungkin S: Keluarga mengatakan akan mengikuti saran
memberi minum supaya tidak terjadi yang dianjurkan perawat
16.35 WIB 2 kekurangan cairan yang berlebihan akibat diare
O: Keluarga tampak mengerti dengan anjuran
yang disampaikan dan akan mengikutinya.
16.40 WIB 1,2,3 Menganjurkan keluarga untuk memeriksakan S: keluarga mengatakan mulai sekarang akan
ke rumah sakit bila keluarganya ada yang memanfaatkan fasilitas kesehatan yang
sakit disediakan
68
O: Keluarga tampak mengerti dan akan
mematuhi apa yang dijelaskan
Memberikan reinforcement positif S: Keluarga mengatakan senang sudah diberi
edukasi oleh perawat
16.41 WIB 1,2,3
O: Keluarga tampak puas dengan apa yang
disampaikan
E. Evaluasi Keperawatan
69
(00007) sedikit lemas, sudah tidak terlalu pucat,
suhu: 37ºC
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi :
1. Anjurkan keluarga untuk memberikan
minum banyak pada An. D
2. Anjurkan untuk kompres hangat
13-10-2018 Resiko kekurangan volume cairan pada S: Keluarga mengatakan sudahj elas
16.41 WIB An. D di keluarga Tn. W berhubungan setelah diberikan pendidikan kesehatan
dengan Ketidakmampuan keluarga Tn. tentang penyakit diare
W memanfaatkan fasilitas kesehatan O: An. D masih tampak sedikit lemas,
yang ada (00028). namun sudah tidak separah kemarin saat
dikaji, bibir lembab, frekuensi BAB sudah
menurun, walau konsistensi masih sedikit
encer.
A: Masalah teratasi sebagian
P: Lanjutkan intervensi: Anjurkan keluarga
untuk memberikan banyak minum bila
70
anaknya masih diare
71
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Pengkajian yang dilakukan pada keluarga Tn. W menyatakan bahwa An.
D terkena diare sudah sejak sehari yang lalu, mengeluh sering BAB (sudah
7x) berbentuk encer, lemas karena bolak balik kamar mandi, dan keluarga
hanya memberi obat yang dibeli di warung saja tanpa ada niatan membawanya
ke rumah sakit, karena dirasa diare pada An. D masih wajar, belum
memerlukan penanganan tenaga kesehatan.
Diagnosa keperawatan keluarga yang muncul pada keluarga Tn. W yaitu
sebanyak tiga diagnosa, diantaranya Hipertermi di keluarga Tn. W pada An. D
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. W merawat anggota
keluarga yang sakit, resiko kekurangan volume cairan pada An. D di keluarga
Tn. W berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga Tn. W memanfaatkan
fasilitas kesehatan yang ada., dan resiko ketidakseimbangan nutrisi: kurang
dari kebutuhan tubuh pada An. D di keluarga Tn. W berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga Tn. W merawat anggota keluarga yang sakit yang
sudah ditentukan skoring tiap diagnosa dan prioritasnya.
Intervensi atau perencanaan keperawatan yang dilakukan untuk mengatasi
masalah yang muncul pada keluarga Tn. W disesuaikan dengan keadaan
keluarga Tn. W, meliputi intervensi yang disusun tiap diagnosa keperawatan,
dengan fokus mengatasi penyebab-penyebab munculnya masalah pada
keluarga Tn. W.
Impelementasi keperawatan keluarga pada keluarga Tn. W dilakukan
berdasarkan intervensi yang telah disusun, yang dilakukan selama dua kali
pertemuan, dan setiap tindakan yang dilakukan, terdapat respon keluarga
(evaluasi formatif).
Evaluasi yang dilakukan pada keluarga Tn. W dilakukan pada akhir
pertemuan (evaluasi sumatif). Diagnosa pertama masalah teratasi sebagian,
62
diagnosa kedua masalah teratasi sebagian, diagnosa ketiga masalah sudah
teratasi. Untuk masalah yang masih teratasi sebagian masih perlu intervensi
lebih lanjut, dan untuk masalah yang sudah teratasi, intervensi yang dilakukan
perlu dipertahankan.
B. Saran
Sebagai penyusun makalah ini, kami menyarankan kepada para pembaca
khususnya kepada para perawat agar lebih mendalami materi yang telah
dipaparkan dalam makalah ini agar dapat berguna dalam kehidupan sehari-hari
maupun saat berada di lapangan sehingga dapat menerapkan keperawatan
keluarga.
63
DAFTAR PUSTAKA
Friedman. 2010. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC
Marlina, Lina. 2011. Asuhan Keperawatan Pada Keluarga Tn. U Khususnya An.
A Dengan Masalah Diare Di Desa Kangkung Mranggen Demak,
Undergraduate Theses Universitas Muhammadiyah Semarang. Diakses
tanggal 17 September 2018. <http://sasing.unimus.ac.id/gdl.php?
mod=browse&op=read&id=jtptunimus-gdl-linamarlin-6268>
Nursalam, Susilaningrum, R.; & Utami, R. 2008. Asuhan Keperawatan Bayi Dan
Anak. Jakarta : Salemba Medika
Suharyono. 2008. Diare Akut: Klinik Dan Laboratorik. Jakarta: Rineka Cipta
World Health Organization. 2009. Diarrhea: Why Children Are Dying And What
Can Be Done. Switzerland. Diakses tanggal 17 September 2018
<http://apps.who.int/iris/bitstream/10665/44174/1/9789241598415_eng.pdf>
WHO. 2012. The 10 Leading Causes Of Death in The World, 2000 And 2012.
Diakses tanggal 17 September 2018
<http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs310/en/>
Wijoyo, Yosef. 2013. Diare Pahami Penyakit dan Obatnya. Yogyakarta: PT Citra
Aji Parama.
Yonata, A & Farid, A.F. 2016. Penggunaan Probiotik Sebagai Terapi Diare.
Jurnal Kedokteran Universitas Lampung Majority Volume 5 Nomor 2.
Diakses tanggal 17 September 2018.
<http://jukeunila.com/wp-content/uploads/2016/04/5.2-Agus-Fathul-Muin-
done.pdf>