Anda di halaman 1dari 59

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA

Tn. R DI UPTD PUSKESMAS TELAGA DEWA KOTA BENGKULU

Disusun Oleh:

1. Sandra Maretha Novelinda (F0G020068)


2. Rizka Tri Permata Indah (F0G020087)

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

Yesyy Sulastri,S.ST. Neng Kurniati, S.ST., M. Keb.


Nip: 198101202006042005 Nip :

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN AJARAN 2022/2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur diucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat diselesaikan Asuhan Kebidanan
Komunuitas yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komunitas Dalam Konteks
Keluarga Tn. R di Puskesmas Telaga Dewa Kota Bengkulu”.

Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua dan untuk
kepentingan proses belajar.Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu
meminta maaf dan memohon permakluman bila mana isi laporan im ada
kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat.

Dalam penyusunan laporan ini tentu jauh dari sempurna, oleh karena itu
segala kritik dan saran sangat kami harapkan demi perbaikan dan penyempurnaan
makalah ini dan untuk pelajaran bagi kita semua dalam pembuatan di masa
mendatang. Semoga dengan adanya tugas ini kita dapat belajar bersama demi
kemajuan kita dan kemajuan ilmu pengetahuan.

Bengkulu, 3 September 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................2
C. Manfaat........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI……………………………………………………. 4
A. Konsep Keluarga..........................................................................................4
B. Manajemen/Asuhan Kebidanan pada Keluarga...........................................6
C. Teori yang bersangkutan dengan masalah.................................................10
BAB III ASUHAN / MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KELUARGA… 21
A. Pengkajian..................................................................................................21
B. Riwayat Kesehatan Keluarga.....................................................................21
C. Analisa Data...............................................................................................26
D. Penentuan Prioritas Masalah......................................................................27
BAB IV PEMBAHASAN KASUS………………............…………….……… 36
BAB V PENUTUP…………………………………………………………….. 38
A. Kesimpulan................................................................................................38
B. Saran...........................................................................................................38
DAFTAR PUSTAKA………………………..……………..........…………….. 39
LAMPIRAN…………………………………………………………………… 40
DOKUMENTASI……………………………………………………………… 47

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masing=masing yang merupakan bagian dari keluarga. Wanita dan Ibu adalah
dua sosok yang tidak pernah lepas dari kehidupan kita. Tanpa sosok ibu kita
tidak akan pernah ada di dunia ini. Bahkan banyak orang-orang hebat yang
tidak akan pernah bisa menjadi hebat tanpa didukung dengan sosok wanita
hebat di belakangnya. Ada begitu banyak definisi dan arti dari wanita namun
semua arti dan definisi itu bersumber pada satu kesimpulan, bahwa wanita
adalah sosok yang sangat hebat terlepas dari segala kekurangan yang
dimilikinya.
Asuhan kebidanan pada keluarga merupakan asuhan kebidanan
komunitas dimana pelayanan kebidanan komunitas merupakan upaya yang
dilakukan bidan untuk pemecahan terhadap masalah kesehatan lansia di dalam
keluarga dan masyarakat supaya keluarga dan masyarakat selalu berada dalam
kondisi kesehatan yang optimal. Kegiatan pelayanan kebidanan komunitas
termasuk di dalamnya adalah penyuluhan dan nasihat tentang kesehatan,
pemeliharaan kesehatan lansia , pengobatan sederhana bagi ibu dan balita,
perbaikan gizi keluarga, imunisasi ibu dan anak, pertolongan persalinan serta
pelayanan KB.
Kehamilan merupakan periode pertumbuhan dan perkembanganjanin
yang cepat, dengan kebutuhan fisiologis, metabolik, dan emosional yang tinggi
pada ibu (Mann& Truswell,2014). MenurutManuaba(2012) kehamilan
merupakan matarantai yang berkesinambungandan terdiri dari
ovulasi,migrasispermatozoa danovum, konsepsi dan pertumbuhan zigot,
nidasi(implantasi) pada uterus, pembentukan plasenta dantumbuh kembang
hasil konsepsi sampai aterm. Kehamilan dibagimenjaditiga

1
triwulan,yaitutriwulanpertama(0sampai12minggu),triwulankedua (13 sampai
28 minggu), dan triwulan ketiga (29 sampai 42 minggu). Untuk dapat
menegakkan kehamilan ditetapkan dengan melakukan penelitian terhadap
tandadan gejala kehamilan. Kehamilan dapat memicu sekaligus memacu
terjadinya perubahan tubuh, baik secara anatomis, fisiologis, maupun
biokimiawi. Terjadi peningkatan kebutuhan akan zat besi pada masa
kehamilan. Peningkatan ini dimaksudkan untuk memasok kebutuhan janin
untuk bertumbuh (pertumbuhan janin memerlukan banyak sekali zatbesi),
pertumbuhan plasenta dan peningkatan volume darah ibu. Kebutuhan zat besi
selama trimester I relative sedikit yaitu 0,8mg/hari, kemudian meningkat tajam
selama trimester II dan III, yaitu 6,3mg/hari (Arisman,2010). Selama
kehamilan, Wanita hamil mengalami peningkatan plasma darah hingga 30%,
sel darah 18%, tetapi Hb hanya bertambah 19%. Akibatnya, frekuensi anemia
pada kehamilan cukup tinggi (Irianto, 2014).
Sasaran kebidanan komunitas yaitu ibu (prahamil, hamil, bersalin,
nifas), anak (bayi baru lahir, balita, anak pra sekolah, remaja), keluarga (wanita
dengan gangguan sistem reproduksi), masyarakat.Yang menjadi sasaran utama
adalah ibu dan anak dalam keluarga.
Keluarga Tn. R merupakan salah satu keluarga yang mempunyai
masalah kesehatan. Keluarga Tn.R merupakan keluarga kecil yang sederhana.
Dalam satu rumah Keluarga Tn. R hanya ada satu KK, yang terdiri dari kepala
keluarga, istri dan dua anak. Permasalahan kesehatan keluargaTn. R yang
paling menonjol adalah Ny. N yang saat ini sedang hamil mengidap penyakit
anemia ringan
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah akhir praktik kebidanan komunitas, mahasiswa mampu
melaksanakan asuhan kebidanan komunitas secara komprehensif.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik kebidanan komunitas mahasiswa dapat :

2
a. Melakukan pengkajian kepada keluarga Tn. R khususnya tentang
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada ibu hamil.
b. Menginterpretasikan masalah apa yang terjadi pada keluarga Tn. R
c. Menentukan antisipasi masalah.
d. Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi.
e. Melaksanakan perencanaan yang telah dibuat.
f. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan.
C. Manfaat
Dalam laporan kebidanan komunitas ini penulis berharap dapat bermanfaat
bagi :
1. Keluarga
Diharapkan dapat mengurangi kecemasan keluarga tentang keluhan yang
dialami selama masalah itu terjadi.
2. Mahasiswa
Diharapkan mahasiswa mampu mengaplikasikan antara teori yang diperoleh
di akademik dengan praktek-praktek yang dihadapkan.

3
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Konsep Keluarga
Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari
suami isteri atau dan anak-anaknya atau ibu dan anak-anaknya (BKKBN,
2017). Menurut Departemen Kesehatan RI (2016), keluarga merupakan unit
terkecil dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang
yang berkumpul dan tinggal di suatu tempat di bawah satu atap dalam
keadaan saling ketergantungan.
1. Struktur Keluarga
Struktur keluarga ada beberapa macam, diantaranya :
a. Patriakal, yang dominan dan memegang kekuasaan dalam keluarga
adalah dipihak ayah.
b. Matriakal, yang dominan dan memegang kekuasan dalam keluarga
adalah dipihak ibu.
c. Equalitarian, yang memegang kekuasan dalam keluarga adalah ayah
dan ibu.
d. Patrilokal, adalah sepasang suami istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga Kawinan adalah hubungan suami istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluaraga, dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suatu atau istri.
2. Ciri-Ciri Keluarga
Ciri-ciri struktur keluarga :
a. Terorganisasi adalah saling berhubungan, saling ketergantungan
antara anggota keluarga.

4
b. Ada keterbatasan adalah setiap anggota memiliki kebebasan tetapi
mereka juga mempunyai keterbatasan dalam menjalankan fungsi dan
tugasnya masing-masing.
c. Ada perbedaan dan kekhususan adalah setiap anggota keluarga
mempunyai peranan dan fungsinya masing-masing.
3. Bentuk-Bentuk Keluarga
a. Nuclear Family (keluarga inti) adalah keluarga yang terdiri dari ayah,
ibu dan anak.
b. Extendet Family (Keluarga Besar) adalah keluarga inti di tambah
dengan sanak saudara misalnya: nenek, kakek, keponakan, saudara
sepupu, paman, bibi, dan sebagainya.
c. Serial Family (Keluarga Berantai) adalah keluarga yang terdiri dari
wanita dan pria yang menikah lebih dari 2x dan merupakan satu
keluarga inti.
d. Single Family (Keluarga Duda atau Janda) adalah keluarga yang
terjadi karena perceraian atau kematian. Composite Family (Keluarga
Berkomposisi) adalah keluarga yang perkawinannya berpoligami atau
hidup bersama.
e. Cahibitation Family (Keluarga habitas) adalah dua orang yang
menjadi satu keluarga
4. Peran Keluarga
Menurut Hartan dan Hunt peran keluarga terdiri dari sebagai berikut :
a. Peran Ayah.
Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak-anaknya berperan
mencari nafkah, pendidikan, perlindungan dan member rasa aman
sebagai kepala keluarga, sebagai kelompok masyarakat.
b. Peran Ibu
Sebagai istri dan suami dan ibu dari anak-anaknya, ibu mempunyai
peran mengurus rumah tangga pengasuh anak-anaknya dan sebagai
satu kelompok dari peran sentral darianggota masyarakat dan pencari
nafkah.

5
c. Peran Anak
Anak melaksanakan perahan psikososial sesuai tingkat perkembangan
baik, fisik, mental, social , dan spiritual
5. Fungsi Keluarga
Fungsi keluarga sehari-hari menurut Horton dan Hunt yaitu :
a. Fungsituran seksual
Yaitu keluarga merupakan wadah sah baik ditinjau dari agama
maupun maryarakat dalam pengetahuan dan pemuasan keinginan
seksual.
b. Fungsi Reproduksi
Yaitu keluarga berfungsi menghasilkan anggota baru sebagai penerus
keturunan.
c. Perlindungan dan Pemeliharaan
Yaitu memberikan perlindungan dan pemeliharaan terhadap stress.
d. Fungsi Pendidikan
Yaitu keluarga merupakan lingkungan pendidikan yang pertama dan
utama karena anak-anak mengenal pendidikan sejak lahir.
f. Fungsi Sosialisasi
Yaitu individu atau anggota keluargamempelajari kebiasaan ide-ide
nilai dan tingkah laku dalam masyarakat.Melalui lingkungan keluarga.
g. Fungsi Toleran dan Efektif
Yaitu apabila rasa cinta kasih sayang dalam keluarga dapat dirasakan
oleh semua anggota maka anggota keluarga akan merasakan
kesenangan kegembiraan dan ketentraman sehingga mereka akan
kerasan tinggal dirumah maka keluarga merupakan tempat rekreasi
bagi anggota keluarga.
h. Fungsi Ekonomi
Yaitu anggota keluarga sebagai penghasil ekonomi terutama orang tua
sedangkan anggota keluarga yang lain atau anak berfungsi sebagai
konsumen.
i. Fungsi Status Sosial

6
Yaitu suatu dasar yang menunjukan kedudukan atau status bagi
anggotanya

6. Tugas Keluarga
Pada dasarnya ada 8 tugas pokok dalam keluarga, yaitu :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumbr daya yang ada pada keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggotanya sesuai dengan
kedudukannya masing-masing.
d. Sosialisasi antar anggota keluarga.
e. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
f. Pemeliharaan ketertiban anggota keluarga.
g. Penempatan anggota-anggota keluarga dalam masyarakat yang lebih
luas.
h. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggota keluarga
7. Tahap-Tahap Kehidupan Keluarga
Tahap tahap kehidupan keluarga menurut Duvall adalah sebagai berikut :
a. Tahap pembentukan kelurga
Tahap ini dimulai dari pernikahan, yang dilanjutkan dalam
membentuk rumah tangga.
b. Tahap menjelang kelahiran anak
Tugas keluarga yang utama untuk mendapatkan keturunan sebagai
generasi penerus, melahirkan ank merupakan kebanggan bagi
keluarga yang merupakan saat-saat yang dinantikan.
c. Tahap menghadapi bayi
Dalam hal ini keluarga mengasuh, mendidik, dan memberikan kasih
sayang kepada anak karena pada tahap ini bayi kehidupannya sangat
tergantung pada kedua orang tuanya dan kondisinya masih sangat
lemah.
d. Tahap menghadapi anak prasekolah

7
Pada tahap ini anak sudah mulai mengenal kehidupan sosialnya, sudah
mulai bergaul dengan teman sebaya, tetapi sangat rawan dalam
masalah kesehatan, karena tidak mengetahui mana yang kotor dan
mana yang bersih. Dalam fase ini anak sangat stress terhadap
pengaruh lingkungan dan tugas keluarga adalah mulai menanamkan
norma-norma kehidupan,norma-norma agama, norma-norma social
budaya dan sebagainya.
e. Tahap menghadapi anak sekolah
Dalam tahap ini tugas keluarga adalah bagaimana mendidik anak,
mengajari anak untuk mempersiapkan masa depannya.Membiasakan
anak belajar secara teratur, mengontrol tugas-tugas sekolah anak, dan
meningkatkan pengetahuan umum anak.
f. Tahap menghadapi anak remaja
Tahap ini adalah tahap yang paling rawan, karena dalam tahap ini
anak akan mencari identitas diri dalam membentuk kepribadiannya,
oleh karena itu suri tauladan dari kedua orang tua sangat
diperlukan.Komunikasi dan saling pengertian antara kedua orang tua
dengan anak perlu dipelihara dan dikembangkan.
g. Tahap melepaskan anak ke masyarakat
Setelah melalui tahap remaja dan anak telah dapat menyelesaikan
pendidikannya, maka tahap selanjutnya adalah melepaskan anak
kemasyarakat dalam memulai kehidupannya yang sesungguhnya,
dalam tahap ini anak akan memulai kehidupan berumah tangga.
h. Tahap berdua kembali
Setelah anak besar dan menempu kehidupan keluarga sendiri-sendiri,
tinggalah suami istri berdua saja.dalam tahap ini kelurga akan merasa
sepi,dan bila tidak dapat menerima kenyataan akan dapat
menimbulkan depresi dan stress.
i. Tahap masa tua
Tahap ini masuk ke tahap lanjut usia, dan kedua orang tua
mempersiapkan diri untuk meninggalkan dunia yang fana ini.

8
8. Gambaran Keluarga Sehat
Pelayanan kebidanan komunitas diarahkan untuk mewujudkan
keluarga yang sehat dan sejahtera.Pelayanan kebidanan komunitas adalah
bagian upaya kesehatan keluarga.Keluarga sehat adalah kondisi yang
mendorong terwujudnya keluarga sejahtera. Gambaran keluarga sehat
dapat dikemukaan sebagai berikut :
a. Anggota keluarga dalam kondisi sehat fisik, mental, maupun sosial.
b. Cepat meminta bantuan kepada tenaga kesehatan atau unit pelayanan
kesehatan bila timbul masalah kesehatan pada salah satu anggota
keluarga.
c. Di rumah tersedia kotak berisi obat-obatan sederhana untuk P3K.
d. Tinggal di rumah dan lingkungan yang sehat.
e. Selalu memperhatikan kesehatan keluarga dan masyarakat.
Seorang bidan yang bekerja di komunitas harus mengetahui data
wilayah kerjanya, data tersebut mencakup komposisis keluarga, keadaan
sosial, ekonomi, adat kebiasaan, kehidupan beragama, status kesehatan,
serta masalah ibu dan anak balita.Keberhasilan bidan yang bekerja di
bidang komunitas tergantung pada peningkatan kesehatan ibu dan anak
balita di wilayah kerjanya.
Sasaran umum pelayanan kebidanan komunitas adalah ibu dan
anak dalam keluarga.Menurut Undang-Undang No. 12 tentang kesehatan,
yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota
keluarga lainnya.
Didalam kesehatan keluarga, kesehatan istri mencakup kesehatan
masa pra kehamilan, persalinan, pasca persalinan dan masa diluar masa
kehamilan (masa interval) serta persalinan. Upaya kesehatan ibu dan anak
dilakukan melalui peningkatan kesehatan anak di kandungan, masa bayi,
masa balita, dan masa pra sekolah
B. Manajemen / Asuhan Kebidanan Pada Keluarga
Manajemen asuhan kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang
digunakan sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan

9
berdasarkan teori ilmiah, penemuan-penemuan, keterampilan dalam rangkaian
tahapan logis untuk pengambilan keputusan yang berfokus pada klien.
Asuhan kebidanan adalah penerapan fungsi, kegiatan, dan tanggung
jawab bidan dalam pelayanan yang di berikan kepada klien yang memiliki
kebutuhan atau masalah kebidanan.
C. Teori yang bersangkutan dengan masalah

1. Kekurangan Energi Kronik (KEK)

a. Pengertian Energi Kronik (KEK) Pada Ibu Hamil Masalah gizi pada ibu

hamil masih sebagai fokus masalah antara lain Anemia Gizi Besi (AGB)

dan Kurang Energy Kronik (KEK). Kekurangan Energi Kronis (KEK)

merupakan suatu keadaan dimana status gizi seseorang buruk disebabkan

karena kurangnya konsumsi pangan sumber energi yang mengandung zat

gizi makro yang berlangsung lama atau menahun (Rahmaniar et al, 2011).

Kehamilan merupakan suatu investasi yang perlu dipersiapkan, dalam

proses ini gizi memiliki peran penting untuk menunjang pertumbuhan dan

perkembangan janin. Studi membuktikan bahwa ibu dengan status gizi

kurang dapat menyebabkan gangguan pertumbuhan janin, melahirkan bayi

dengan berat badan lahir yang rendah, dan selanjutnya dapat berdampak

pada malnutrisi antargenerasi. Kenaikan berat badan hamil merupakan

berat dari beberapa komponen dalam tubuh ibu hamil yang mengalami

perkembangan selama masa kehamilan. Ibu dengan status gizi kurang

(underweight) dengan IMT kurang dari 18,5kg/m2 memiliki simpanan

gizi yang kurang oleh karenanya pada saat hamil harus menaikkan berat

badannya lebih banyak dibandingkan ibu yang 6 normal atau gemuk.

10
Rekomendasi kenaikan berat badan ibu selama kehamilan berdasarkan

status gizi ibu yaitu IMT prahamil ibu.

b. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK)

1) Pengertian Pola Konsumsi Pola konsumsi adalah berbagai informasi

yang memberikan gambaran mengenai macam dan jumlah bahan

makanan yang dimakan setiap hari oleh satu orang dan merupakan ciri

khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu (Sulistyoningsih,

2011). Pola konsumsi menurut Sri Handajani adalah tingkah laku

manusia atau sekelompok manusia dalam memenuhi akan makanan

yang meliputi sikap, kepercayaan dan pilihan makanan. Menurut

Suhardjo pola konsumsi diartikan sebagai cara seseorang atau

sekelompok orang untuk memilih makan dan mengonsumsinya

sebagai reaksi terhadap pengaruh-pengaruh fisiologis, psikologis,

budaya dan sosial. Pola konsumsi didefinisikan sebagai karakteristik

dari kegiatan yang berulang kali dari individu dalam memenuhi

kebutuhannya akan makanan, sehingga kebutuhan fisiologis, sosial dan

emosionalnya dapat terpenuhi (Sulistyoningsih, 2011). Pola konsumsi

menurut beberapa pakar yaitu cara pemenuhan kebutuhan zat gizi yang

diperoleh dari makanan yang digunakan sebagai bahan energi tubuh.

Pola konsumsi adalah susunan jenis dan jumlah makanan yang 7

dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu

(Baliwati, 2009). Tingkat konsumsi ditentukan oleh kualitas serta

kuantitas hidangan. Kualitas hidangan menunjukkan adanya semua zat

11
gizi yang diperlukan tubuh didalam susunan hidangan dan

perbandingannya yang satu dengan yang lain. Kuantitas menunjukkan

kuantum masing-masing zat gizi terhadap kebutuhan tubuh

a) Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Pada Ibu Hamil Makanan

tambahan adalah makanan bergizi sebagai tambahan selain

makanan utama bagi kelompok sasaran guna memenuhi kebutuhan

gizi. Salah satu kebijakan dan upaya yang ditempuh pemerintah

untuk mengatasi masalah kekurangan gizi pada balita dan ibu

hamil Kurang Energi Kronis (KEK), dilakukan dengan Pemberian

Makanan Tambahan (PMT) Pemulihan. Pemberian PMT

Pemulihan dimaksudkan sebagai tambahan, bukan sebagai

pengganti makanan utama sehari-hari pada sasaran (Anonim,

2017). Ibu hamil yang berisiko KEK adalah ibu hamil yang

mempunyai ukuran Lingkar Lengan Atas (LILA) < 23.5 cm.

Makanan Tambahan Pemulihan bumil KEK adalah makanan

bergizi yang diperuntukkan bagi ibu hamil sebagai makanan

tambahan untuk pemulihan gizi. Hari Makan Bumil (HMB) adalah

jumlah hari makan ibu hamil yang mendapat makanan tambahan

pemulihan berbasis makanan lokal yakni sekali sehari selama 90

hari berturut-turut.

2) Tingkat Pendapatan Tingkat Pendapatan keluarga berperan dalam

menentukan status kesehatan seseorang terutama ibu hamil, karena

berbanding lurus dengan daya beli keluarga. Keluarga mampu

12
membeli bahan makanan tergantung dari besar kecilnya pendapatan

perbulannya. Semakin tinggi pendapatan maka akan semakin tinggi

pula jumlah pembelanjaannya (Saputri, 2014). Keluarga dengan

pendapatan terbatas kemungkinan besar akan kurang dapat memenuhi

kebutuhan makanannya terutama untuk memenuhi kebutuhan zat gizi

dalam tubuhnya. Pendapatan keluarga atau tersedianya uang dalam

keluarga menentukan berapa banyak kebutuhan sandang, pangan, dan

papan keluarga dapat dibeli atau dimiliki. Secara umum, pola

penggunaan sumber keuangan ini sangat dipengaruhi oleh gaya hidup

keluarga. Keluarga dengan pendapatan yang baik lebih memiliki

kemungkinan untuk dapat menyisihkan lebih banyak dana untuk

membeli makanan. Sehingga diharapkan keluarga dengan pendapatan

baik akan memiliki keluarga dengan status gizi baik. Walupun

demikian, tidak selalu pendapatan tinggi menjamin terpenuhinya

kecukupan gizi karena selain pendapatan keluarga, status gizi juga

dipengaruhi oleh hal seperti pengetahuan, pola makan, masalah

kesehatan dan lain-lain. Hal ini akan berdampak terhadap status gizi

ibu hamil yang pada umumnya akan menurun. (Fikawati S. A., 2017).

b) Ketersediaan Pangan di Rumah Tangga Ketersediaan

pangan di rumah tangga berpengaruh terhadap konsumsi ibu hamil karena

penentuan konsumsi makan harus memperhatikan nilai gizi makanan dan

kecukupan zat gizi yang dianjurkan. Hal tersebut dapat ditempuh dengan

penyajian hidangan yang bervariasi dan dikombinasi, ketersediaan pangan,

13
macam serta jenis bahan makanan mutlak diperlukan untuk mendukung

usaha tersebut. Disamping itu jumlah bahan makanan yang dikonsumsi

juga menjamin tercukupinya kebutuhan zat gizi yang diperlukan oleh

tubuh.. Ketersediaan bahan pangan ditingkat keluarga secara tidak

langsung mempengaruhi pola konsumsi dari seluruh anggota keluarga.

Keluarga yang dapat memenuhi tingkat ketersediaan bahan pangan dalam

kehidupan sehari- harinya dan dapat memanfaatkan bahan pangan tersebut

dengan sebaik-baiknya maka secara tidak langsung akan mendapat

pemenuhan asupan zat gizi dengan yang diperlukan.

c) Tingkat Pengetahuan Tingkat pengetahuan biasanya

dikaitkan dengan tingkat pendidikan seseorang yang akan berpengaruh

terhadap pemilihan bahan makanan dan pemenuhan kebutuhan gizi.

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam

membentuk tindakan seseorang. Pendidikan yang kurang menghambat

perkembangan seseorang terhadap nilai-nilai yang baru dikenal.

Pendidikan yang 10 tinggi memudahkan seseorang menerima informasi

lebih banyak dibandingkan dengan pendidikan rendah. Pengetahuan

tentang kesehatan yang tinggi menunjang perilaku hidup sehat dalam

pemenuhan gizi ibu selama kehamilan. Pendidikan kesehatan pada

hakekatnya merupakan suatu usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan

kepada masyarakat, kelompok, atau individu. Dengan harapan bahwa

dengan adanya pesan tersebut masyarakat dapat memperoleh pengetahuan

tentang pentingnya asupan nutrisi selama kehamilan. Pengetahuan juga

14
merupakan hasil dari tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan

penginderaan suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca

indra manusia yakni indra penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan

raba. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting

untuk terbentukknya tindakan seseorang (over behavior). Sedangkan

pengetahuan yang dicakup dalam domain kognitif mempunyai enam

tingkatan yakni :

a) Tahu (know) Tahu artinya sebagai pengingat suatu materi

yang telah dipelajari sebelumnya. Tahu ini merupakan

tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja

untuk mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang

terjadi antara lain, menyebutkan, menguraikan,

mengatakan dan sebagainya.

b) Memahami (comprehension) Memahami diartikan

sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan secara

benar tentang obyek yang diketahui dan dapat

menginterprestasikan materi tersebut secara benar.

c) Aplikasi (application) Aplikasi diartikan sebagai

kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi atau kondisi real (sebenarnya).

d) Analisis (analysis) Analisis adalah suatu kemampuan

untuk menggunakan materi atau suatu obyek kedalam

komponen-komponen, tetapi masih didalam struktur

15
organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama

lain.

e) Sintesis (synthesis) Sintesis menunjukkan kepada suatu

kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan

bagian-bagian dalam suatu keseluruhan yang baru.

f) Evaluasi (evaluation) Evaluasi berkaitan dengan

kemampuan untuk meletakkan justifikasi atau penilaian

terhadap suatu materi atau obyek.

e. Sosial Budaya

Daerah yang memiliki keyakinan yang kuat terhadap social budaya

dalam kehidupan sehari-harinya dapat menimbulkan pengaruh

budaya terhadap sikap makanan. Dalam hal ini sikap terhadap

makanan, masih banyak terdapat 12 pantangan, tahayul, tabu

dalam masyarakat yang menyebabkan konsumsi makanan menjadi

rendah (Supariasa, 2002). Pantangan makan adalah jenis makanan

yang tidak boleh dimakan oleh ibu hamil sehingga dapat

mengganggu kesehatannya. Adanya pantangan terhadap makanan

atau minuman tertentu dikarenakan makanan atau minuman

tersebut membahayakan jasmani dan rohani bagi yang

mengonsumsinya. Banyak berpantang makanan tertentu saat hamil

dapat memperburuk keadaan ibu dan janin yang dikandungnya.

f. Kebiasaan atau Pola Makan

16
Kebiasaan atau pola makan pada ibu hamil mempengaruhi

status gizi ibu dan janin yang dikandungnya. Status gizi wanita,

terutama pada masa usia subur, merupakan elemen pokok dari

kesehatan reproduksi karena keterkaitan ibu hamil dengan

pertumbuhan dan perkembangan janin yang dikandungnya,

yang pada akhirnya berdampak terhadap masa dewasanya.

(Departemen Gizi dan Kesehatan Masyarakat, 2014).

Kebiasaan atau pola makan ibu hamil dalam penelitian ini

adalah kebiasaan makan ibu dalam pengaturan jumlah, jenis

makanan, dan frekuensi dengan maksud tertentu seperti

mempertahankan kesehatan, status nutrisi, mencegah atau

membantu kesembuhan penyakit. Peran mikronutrien juga

sangat penting terhadap kesehatan reproduksi ibu, antara lain

karena fungsinya di dalam system imunitas yang berakibat

terhadap mudahnya mengalami berbagai penyakit infeksi.

Ibu hamil akan mengalami peningkatan kebutuhan energi

dan zat gizi terjadi seiring pertambahan usia kehamilan. Selama

hamil diperlukan tambahan energi sebesar (80.000 Kal/280

hari).

2. Pengertian Penyakit Infeksi Penyakit infeksi merupakan

penyakit yang disebabkan oleh agen biologi (seperti virus,

bakteria atau parasite), bukan disebabkan faktor fisik (seperti

luka bakar) atau kimia (seperti keracunan). Penyakit infeksi

17
merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dan

keselamatan ibu. Status gizi kurang akan meningkatkan

kepekaan ibu terhadap risiko terjadinya infeksi, dan sebaliknya

infeksi dapat meningkatkan risiko kurang gizi. Penyakit infeksi

dapat bertindak sebagai pemula terjadinya kurang gizi sebagai

akibat menurunnya nafsu makan, adanya gangguan penyerapan

dalam saluran pencernaan atau peningkatan kebutuhan zat gizi

oleh adanya penyakit. Kaitan penyakit infeksi dengan keadaan

gizi kurang merupakan timbal balik, yaitu hubungan sebab

akibat. Penyakit infeksi dapat memperburuk keadaan gizi dan

keadaan gizi yang jelek dapat mempermudah infeksi, penyakit

infeksi terkait status gizi yaitu TB, diare dan malaria.

a. Sanitasi Lingkungan Malnutrisi timbul akibat interaksi dari

berbagai lingkungan. Kejadian ini terjadi sebagai hasil saling

mempengaruhi dari berbagai faktor, antara lain faktor fisik,

biologis dan budaya. Ada enam faktor ekologi yang perlu

dipertimbangkan sebagai penyebab malnutrisi, yaitu keadaan

infeksi, social ekonomi, produksi pangan, konsumsi makanan,

pengaruh budaya, serta pelayanan kesehatan dan pendidikan.

Ruang lingkup sanitasi lingkungan adalah kepemilikan jamban

dan jenis jamban, ketersediaan air bersih, ketersediaan sistem

pembuangan air limbah. Menurut Chandra (2006), sanitasi

lingkungan adalah cara atau usaha individu atau masyarakat

18
untuk memantau dan mengendalikan lingkungan hidup

eksternal yang berbahaya bagi kesehatan serta yang dapat

mengancam kelangsungan hidup manusia. Usaha-usaha yang

dapat dilakukan untuk penyehatan lingkungan fisik antara lain

penyediaan air bersih, mencegah terjadinya pencemaran udara,

air dan tanah serta memutuskan rantai penularan penyakit dan

lain-lain yang dapat membahayakan serta menimbulkan

kesakitan pada manusia atau masyarakat (Ismail, 2013).

b. Personal Hygiene Personal Hygiene adalah salah satu

kemampuan dasar manusia dalam memenuhi kebutuhan guna

mempertahankan kehidupannya, kesehatan dan kesejahteraan

sesuai dengan kondisi kesehatannya yang dinyatakan terganggu

keperawatan dirinya jika tidak dapat melakukan keperawatan

diri. Menurut Andarmoyo (2012), personal hygiene berasal dari

Bahasa Yunani yang berarti personal yang artinya perorangan

dan hygiene berarti sehat. Kebersihan perorangan adalah suatu

tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan

seseorang untuk kesejahteraan baik fisik dan pisikisnya. Ibu

hamil yang memiliki personal hygine baik apabila dapat

menjaga kebersihan tubuhnya yang meliputi : kebersihan kulit,

gigi, mulut, rambut, hidung, telinga, kaki, kuku dan genetalia,

serta kebersihan dan kerapian pakaiannya. Ibu juga harus

memperhatikan higienitas makanan yang dikonsumsi. Sebab

19
makanan dapat menjadi perantara masuknya bakteri dan virus

yang dapat menimbulkan penyakit. Oleh karena itu, ibu hamil

sebaiknya mengonsumsi makanan seperti telur, ikan dan

daging, dalam keadaan matang. Penerapan dan kebiasaan hidup

bersih dapat dilakukan dengan membiasakan diri untuk selalu

mencuci tangan sebelum makan dengan menggunakan air

bersih dan sabun, menyajikan makanan dalam tempat 16

tertutup, memasak dengan suhu yang tepat, dan mencuci sayur

dan buah dengan bersih (Fikawati, 2015).

2. Akibat Kekurangan Energi Kronik (KEK) Ibu yang mengalami Kurang

Energi Kronik (KEK) selama masa kehamilan akan berdampak negatif

pada siklus kehidupan keturunannya. Ibu KEK umumnya memiliki

kenaikan berat badan hamil yang rendah (tidak memadai untuk

mendukung kehamilannya). Akibatnya berat badan bayi yang dilahirkan

rendah atau biasa disebut dengan Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yang

ditandai dengan berat badan lahir kurang dari 2.500 gram. (Fikawati,

2015). Akibat lain yang ditimbulkan karena ibu menderita KEK saat

kehamilan adalah terus menerus merasa letih, kesemutan, muka tampak

pucat, kesulitan sewaktu melahirkan dan air susu yang keluar tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan bayi, sehingga bayi akan kekurangan air susu

ibu pada waktu menyusui. Akibat pada janin yang dikandung ibu adalah

bisa menyebabkan keguguran, pertumbuhan janin terganggu,

perkembangan otak janin terhambat hingga kemungkinan nantinya

20
kecerdasan anak kurang, bayi lahir sebelum waktunya (prematur) dan

kematian pada bayi (Helena, 2013).

3. Cara Penilaian Status Gizi Secara garis besar, metode penilaian status gizi

dibedakan menjadi dua yaitu metode langsung dan tak langsung. Metode

langsung dibagi menjadi empat, yaitu klinis, biokimia, biofisik dan

antropometri. Sedangkan metode tidak langsung dibagi menjadi tiga, yaitu

survei konsumsi, statistic vital, dan faktor ekologi.

1. Penilaian status gizi secara langsung :

Penilaian status gizi secara langsung dibagi mejadi empat yaitu klinis,

biokimia, biofisik dan antropometri. Penilaian status gizi secara klinis

adalah metode yang sangat penting untuk menilai status gizi

masyarakat. Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang

terjadi yang dihubungkan dengan ketik cukupan zat gizi. Hal ini dapat

dilihat pada jaringan epitel (supervicial epithelial tissues) seperti kulit,

mata, rambut dan mukosa oral atau pada organ-organ yang dekat

dengan permukaan tubuh seperti kelenjar tiroid.

Penilaian status gizi dengan biokimia adalah pemeriksaan specimen

yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam

jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan anatar lain : darah,

urine, tinja, dan juga beberapa jaringan tubuh seperti hati dan otot.

Penentuan status gizi secara biofisik adalah metode penentuan status

gizi dengan melihat kemampuan fungsi (khususnya jaringan) dan

melihat perubahan struktur dari jaringan. Umumnya dapat digunakan

21
dalam situasi 18 tertentu seperti kejadian buta senja epidemic

(epidemic of night blindness). Cara yang digunakan adala tes adaptasi

gelap. Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh dimensi fisik

manusia. Ditinjau dari sudut pandang gizi, maka antropometri adalah

berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan

komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi.

Antropomentri sebagai indikator status gizi dapat dilakukan dengan

beberapa parameter ukuran tunggal, antara lain : berat badan (BB),

tinggi badan (TB), lingkar kepala (LK), lingkar lengan atas (LILA),

lingkar dada (LD), lingkar pinggul (LP), dan tebal lemak di bawah

kulit (LLBK). Pada penelitian ini parameter yang akan digunakan

adalah pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA). Pengukuran LILA

juga sebagai salah satu cara pengukuran antropometri untuk

mengetahui keadaan gizi ibu hamil dan WUS (Kementerian Kesehatan,

2013). Pengukuran LILA cukup respresentatif, ukuran LILA ibu hamil

terkait erat dengan indeks masa tubuh (IMT) ibu hamil. Semakin tinggi

IMT ibu hamil diikuti pula dengan semakin tinggi ukuran LILA ibu.

Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan yang telah ditetapkan.

Terdapat tujuh langkah pengukuran LILA yang telah ditetapkan

sebagai berikut : (Supariasa, 2002). 1) Tetapkan posisi bahu dan siku,

2) letakkan pita antara bahu dan siku, 3) tentukan titik tengah lengan,

4) lingkarkan pita LILA pada tengah lengan, 5) pita jangan terlalu

ketat, 6) pita jangan terlalu longgar, 7) cara pembacaan skala benar. 19

22
Hal -hal yang perlu diperhatikan dalam pengukuran LILA adalah

pengukuran dilakukan dibagian tengah antara bahu dan siku lengan

kiri. Lengan harus dalam posisi bebas, lengan baju dan otot lengan

dalam keadaan tidak tegang atau kencang. Alat pengukur dalam

keadaan baik dalam arti tidak kusut atau sudah dilipat-lipat sehingga

permukaannya tidak rata. Hasil pengukuran LILA ada dua

kemungkinan yaitu kurang dari 23.5 cm dan diatas atau sama dengan

23.5 cm. Apabila hasil pengukuran < 23.5 cm berarti risiko KEK dan ≥

23.5 cm berarti tidak berisiko KEK.

2. Penilaian status gizi secara tidak langsung : Penilaian status gizi

secara tidak langsung dibagi mejadi tiga yaitu survei konsumsi

makanan, statistic vital dan faktor ekologi. Survei konsumsi makanan

adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan

melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. Pengumpulan data

konsumsi maknan dapat memberikan gambaran tentang konsumsi

berbagai zat gizi pada masyarakat, keluarga dan individu. Survei ini

dapat mengidentifikasikan kelebihan dan kekurangan zat gizi.

Pengukuran status gizi dengan statistic vital adalah dengan

menganalisis data beberapa statistic kesehatan seperti angka kematian

berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab

tertentu 20 dan data lainnya yang berhubungan dengan gizi.

Penggunaanya dipertimbangkan sebagai bagian dari indikator tidak

langsung pengukuran status gizi masyarakat. Ekologi merupakan suatu

23
pengetahuan yang mengkaji tentang hubungan timbal balik antara

organisme hidup dengan lingkungannya. Bengoa mengumpulkan

bahwa malnutrisi merupakan masalah ekonomi sebagai hasil interaksi

beberapa faktor fisik, biologis dan lingkungan budaya. Jumlah

makanan yang tersedia sangat tergantung dari keadaan ekologi seperti

iklim, tanah, irigasi dan lain-lain.

24
DAFTAR PUSTAKA

 Achadi, E, L 2015, Gizi Ibu dan Kesehatan Reproduksi,. Jakarta, PT Raja

Grafindo Persada.

 Petrika, dkk 2011, ‘Tingkat Asupan Energi dan Ketersediaan Pangan

Berhubungan dengan Risiko Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu

Hamil’, Jurnal Gizi dan Dietetik Indonesia.

 Rahmaniar, A, dkk. 2011. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan

Kekurangan Energi Kronis pada Ibu Hamil di Tampa Padang, Kabupaten

Mamuju, Sulawesi Barat. Jurnal Media Gizi Masyarakat Indonesia, 2(2),

98-103.

 Sulistyoningsih, H 2011, Gizi untuk Kesehatan Ibu dan Anak, Yogyakarta,

Graha Ilmu.

 Kemenkes RI 2013, Riset Kesehatan Dasar Tahun 2013, Jakarta, Badan

Penelitian dan Pengembangan Kesehatan.

25
BAB III
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA
PADA Tn. R DI Telaga Dewa
KOTA BENGKULU

A. Format Pengkajian Data Keluarga


1. Data Keluarga
a. Nama kepala keluarga : Tn. R
b. Umur : 26 tahun
c. Jenis kelamin : Laki – laki
d. Agama : Islam
e. Pendidikan : SMA
f. Pekerjaan : Swasta
g. Pendapatan : ± Rp 5.000.000
h. Alamat : Jl. Sungai Rupat IIB
i. Suku / bangsa : Indonesia
2. Anggota Keluarga
N Nama Umu Jenis Hub. Pendidika Pekerjaa Ke
0 r Kelamin Keluarga n n t
1 Erna 61 Perempua Ibu dari SMA IRT
thn n pihak istri
2 Nur 21 Perempua Istri SMA Honorer
Ciamulia thn n
ni
3 Meki 33 Laki – Kakak SMA Swasta
thn laki Kandung
dari pihak
perempua
n
4 Rosi 4 thn perempua Keponaka Belum Belum
n n dari sekolah bekerja
pihak
perempua
n
5 Kiano 1,5 Laki-laki Keponaka Belum Belum

26
thn n dari sekolah bekerja
pihak
perempua
n
6 Keira 6 thn Perempua Keponaka TK Belum
n n dari bekerja
pihak
perempua
n

B. Riwayat Kesehatan Keluarga


1. Status Kesehatan Keluarga 6 Bulan Terakhir (Semua Jenis Penyakit)
No Nama Umur Jenis Jenis Tempat
kelamin penyakit berobat
1 Erna 61 thn Perempuan Tidak ada

2 Nur 21 thn Perempuan Tidak ada


Ciamuliani
3 Meki 33 thn Laki – laki Tidak ada

4 Rosi 4 thn perempuan Tidak ada

5 Kiano 1,5 thn Laki-laki Tidak ada

6 Keira 6 thn Perempuan Tidak ada

2. Status Kesehatan Keluarga Saat Survey Terakhir (Semua Jenis Penyakit)


No Nama Umur Jenis Jenis penyakit Tempat
kelamin berobat
1 Erna 61 thn Perempuan Tidak ada

2 Nur 21 thn Perempuan Tidak ada


Ciamuliani

3 Meki 33 thn Laki – laki Tidak ada

27
4 Rosi 4 thn perempuan Tidak ada

5 Kiano 1,5 thn Laki-laki Tidak ada

6 Keira 6 thn Perempuan Tidak ada

3. Pengambilan Keputusan Dalam Keluarga :


Suami ( ) Istri ( ) Suami & Istri ( ) Lain-lain( √ )

Data Kesehatan Ibu

1. Riwayat Kehamilan,Persalinan dan Nifas yang lalu

N Thn UK Jenis Tempat Kelainan Penolong BBL JK


o lahir kehamil bersalin persalina
an n
1
2
3

2. Faktor Resiko Kehamilan

( √ ) Ada, sebutkan : KEK

( ) Tidak ada

3. Keadaan Gizi Ibu Hamil

a. Makanan yang dipantang selama hamil : Ada (Telur)

b. LILA : 22 cm

c. BB : 44 Kg

d. TB : 147 Cm

Berat Badan ( KG )
e. IMT :
Tinggi Badan ( M ) X Tinggi Badan(M )

28
44 kg
=20,36
1,47 cm X 1,47 cm

f. Kesimpulan status gizi ibu : Baik

Anemia ibu hamil : ( ) Ya ( √ ) Tidak

Hb terakhir : 14,3 gr% diperiksa pada tanggal 08 - 06 - 2021

g. Rencana Persalinan

( √ ) Nakes ( ) Non Nakes

Data Lingkungan

1. Perumahan

Ventilasi : ( √ ) Baik ( ) Cukup ( ) Kurang

Lantai rumah : ( ) Tanah ( √ ) Ubin / Semen ( ) Kayu/Papan

2. Sumber Air Bersih

Sumur ( √ ) Mata air sungai ( ) Lain-lain ( )

Kondisi air :

Memenuhi syarat kesehatan ( √ )

Alasan : Sumur memiliki jarak yang memenuhi syarat kesehatan

: yaitu ± 8 meter dari septik tank

3. SPAL
( √ ) Selokan/Got ( ) Empang ( ) Sembarangan
Catatan : Selokan/Got terletak di depan rumah Tn.R
4. Pembuangan Tinja
( √ ) Septik tank ( ) Cubluk ( ) Cemplung
( ) Sungai/selokan ( ) Sembarangan tempat
5. Kandang : Ada peliharaan : Ayam
Fasilitas/Sarana Kesehatan

29
1. Apakah Di Desa Ini Ada Dana Sehat ( √ ) Ada ( ) Tidak ada

Jika Ada Apakah Keluarga Ikut Serta ( √ ) Ya ( ) Tidak

2. Jarak Rumah dengan Fasilitas Kesehatan

Rumah pasien memiliki jarak ± 1 km dengan fasilitas kesehatan

3. Jenis Transportasi Yang Digunakan Ke Pelayanan Kesehatan

Pasien menggunakan kendaraan bermotor untuk ke Pelayanan Kesehatan

Struktur / Sifat Keluarga


1. Tipe Keluarga
Tipe Keluarga Tn. R merupakan Keluarga Besar (The Extended Fmily)
yang terdiri dari : ibu, saudara laki-laki, keponakan dan calon anak yang
masih dalam kandungan.

2. Hubungan antar anggota keluarga


Hubungan antara suami dan istri dari keluarga Tn. R cukup harmonis,
terbukti dengan mereka sangat dekat dan akrab. Hubungan mereka
dengan masyarakat juga terlihat harmonis terbukti dengan mereka sering
berinteraksi dalam berbagai kegiatan warga
3. Sifat Keluarga
a. Tn. R dan Ny. N adalah anggota keluarga yang paling berpengaruh
dalam pengambilan keputusan
b. Kebiasaan hidup sehari –hari
Kebiasaan keluarga ini makan 3 kali atau lebih dalam sehari, teratur
dengan porsi makan satu piring sedang dengan nasi putih, tahu tempe,
sayur singkong dan kadang buah – buahan seperti pisang dan jeruk.
Cara pengolahan makanan diawali dengan mencuci terlebih dahulu
sayuran yang akan dimasak. Menu bervariasi dalam keadan hangat
dengan garam beryodium. Tempat makan di meja makan dengan
suasana santai / tenang. Menggunakan alat makan lengkap, disimpan

30
dilemari makan dengan keadaan tertutup. Sebelum dan sesudah makan
mencuci tangan dengan air. Tidak ada makanan pantangan dan juga
tidak mengkhususkan suka pada sesuatu jenis makanan. Minum rata –
rata anggota keluarga yaitu 7 – 8 gelas per hari berupa air putih dan
kopi. Contoh menu makanan yaitu nasi, sayur sawi, dan tempe goreng.
c. Kebiasaan Istirahat
Keluarga Tn. R mempunyai kebiasaan tidur yang cukup mulai jam
21.00 sampai jam 05.00 pada malam hari dan tidur siang 1 jam
d. Sarana hiburan keluarga
Keluarga Tn. R mempunyai sarana hiburan yaitu TV dan Handphone
e. Pemanfaatan waktu senggang
Keluarga Tn. R menggunakan waktu senggang untuk menonton TV,
dan sesekali jalan-jalan keluar rumah.
f. Eliminasi
Keluarga Tn. R BAB 1 kali sehari di jamban sendiri, BAK 5 – 6 kali
pada waktu pagi, siang, sore dan malam hari dan tidak ada keluhan.
g. Kebiasaan Keluarga yang merugikan adalah sering mengkonsumsi
minuman yang mengandung kafein seperti kopi
h. Riwayat Kesehatan Material Psikososial–spiritual
1) Memenuhi kebutuhan jiwa
Keluarga Tn. R setiap hari merasa nyaman tidak ada
gangguan.Masing–masing anggota keluarga merasa senang.
2) Riwayat Kesehatan material keluarga
Dalam anggota keluarga, tidak ada yang mengalami gangguan
jiwa, tidak ada yang pernah dirawat di RS. Jiwa
3) Gangguan maternal pada keluarga
Gangguan maternal pada keluarga seperti merasa bersalah, gagal,
kecewa dan tertekan tidak ada, walau kadang – kadang
bertengkar.
4) Riwayat spiritual anggota keluarga

31
Semua anggota keluarga Tn. R taat menjalani perintah agama
yang dianutnya.
5) Kesadaran keluarga tentang Anemia
Keluarga Tn. R tidak mengetahui tentang bahaya anemia bagi
kesehatan ibu hamil.

i. Genogram
Tn. R Ny. A Tn. A Ny. E
j.

Ny. M Tn. R Ny. M Tn. M Tn. J Tn. M Ny. F Ny. E (alm.) Tn. G Ny. T Ny. N
An. R An. K An. K

C. Analisis Data
1. Penjajakan Kesehatan Tahap I
a. Ancaman Kesehatan
1) Kurangnya Kesadaran tentang bahaya KEK pada ibu hamil
b. Kurang / tidak sehat
Kurang sehat
c. Situasi Krisis
Tidak ada
2. Penjajakan Kesehatan Tahap II
No. Data Masalah kesehatan
1. Kurangnya pengetahuan Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. R
tentang KEK pada ibu tentang bahaya KEK terhadap masalah
hamil kesehatan pada ibu hamil yang dapat
TD : 100 / 70 mmHg menjadi resiko pada kehamilannya
Suhu : 36,5ºc

32
Nadi : 88 x/ menit
RR : 23 x/menit
Hemoglobin : 14,3 gr/dl
2 Kurangnya pengetahuan Kurangnya pengetahuan keluarga Tn. R
tentang bahaya rokok tentang bahaya rokok elektrik (Vape) pada
elektrik (Vape) pada Ibu ibu hamil.
Hamil.

D. Penentuan Prioritas Masalah


Sesuai data yang diperoleh saat pengkajian terhadap beberapa masalah –
masalah kesehatan yaitu :
1. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya KEK pada ibu hamil

Kriteria Nilai Bobot Skor Keterangan


Sifat Masalah 2/3 1 2/3 Merupakan ancaman terhadap ibu
dan janin karena dapat memiliki
resiko kematian ibu dan janin
Kemungkinan 2/2 2 2 Masalah sebenarnya mudah
Masalah ditangani tetapi secara bertahap,
Dapat diubah sesuai dengan pemahaman
keluarga
Potensi 3/3 1 1 Masalah dapat dicegah dengan
masalah untuk pendidikan kesehatan
dicegah
Menonjolnya 2/2 1 1 Ibu merasakan masalah ini berat
Masalah dan harus cepat ditangani
Jumlah 5 4 ²/³

2. Kurangnya kebersihan Lingkungan


Kriteria Nilai Bobot Skor Keterangan
Sifat Masalah 2/3 1 2/3 Ancaman terhadap keluarga Tn.R
karena bahaya rokok elektrik (Vape)
pada ibu hamil.
Kemungkina 1/2 2 1 Masalah sebagian mudah ditangani
n Masalah apabila
Dapat diubah Tn. R bekerja sama untuk menjaga
Kesehatan ibu hamil.
Potensi 2/3 1 2/3 Masalah cukup mudah ditangani
masalah apabila keluarga bekerjasama untuk
untuk dicegah menjaga kesehatan rumah
Menonjolnya 1/2 1 ½ Keluarga Tn.R merasakan masalah
Masalah ini tidak terlalu menganggu

33
Jumlah 5 2 5/6

Penentuan Prioritas Masalah


Penentuan prioritas masalah berdasarkan score tertinggi adalah :
1. Kurangnya pengetahuan tentang bahaya KEK pada ibu hamil
4 ²/³
2. Kurangnya pengetahuan tentang rokok elektrik (vape) terhadap ibu hamil
2 5/6

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN PADA KEHAMILAN TRIMESTER III
Ny. N UMUR 21 TAHUN G1P0A0 USIA KEHAMILAN 25 MINGGU
DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIK (KEK)

Tanggal Pengkajian : 23 September 2021


Tempat : Rumah Tn.R
Pukul : 08.30 Wib

A. Data subjektif
1. Biodata Pasien
Ibu Suami

34
Nama :Ny. N Nama : Tn. R
Umur : 21 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Honorer Pekerjaan : Swasta
Alamat : Jln.Sungai Rupat IIB
2. Alasan Datang
Ibu mengatakan ingin memeriksa kehamilannya
3. Riwayat Kesehatan
a. Dahulu : ibu mengatakan tidak ada riwayat hepatitis
sebelumnya ,dan tekanan dara sebelum hamil dalam batas
normal,tidak ada riwayat penyakit asma, dm, hiv/aids,jantung dan
tidak memiliki riwayat makanan dan minuman dan obat-obatan
b. Sekarang: ibu mengatakan sekarang tidak sedang menderita penyakit
jantung,hepatitis,tbc,dm maupun hiv.
c. Keluarga : ibu mengatakan tidak ada riwayat keturunan memiliki
anak kembar dan penyakit menular dan menurun dalam keluarga

4. Riwayat Pernikahan
Status pernikahan : Sah
Pernikahan ke : 1 ( Pertama )
5. Riwayat Menstruasi
Menarche : 15 Tahun
Lama : 6 hari
Siklus : 28 hari
Banyaknya : normal
Keluhan : tidak ada
6. Riwayat Kehamilan
Hamil Ke : 1 ( Tiga )
HPHT : 08 Februari 2021
TP : 15 November 2021

35
UK : 30 minggu
ANC :
TM I : 1 Kali
TM II : 2 Kali
TM III : 3 Kali
Keluhan :
TM I : Keluhan pada ibu yaitu mual muntah dan bidan
:::memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu
:::mengonsumsi dikonsumsi tabel Fe , vitamin dan
:::diminum pada malam hari untuk mengurangi rasa
:::mual pada ibu
TM II : Tidak ada
TM III : Belum masuk TM III
Riwayat KB
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi
sebelumnya

DATA OBJEKTIF
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Tanda-tanda Vital :
1) Tekanan darah : 100/60 mmHg
2) Nadi : 88 x/menit
3) Pernafasan : 22 x/menit
4) Suhu : 36.6ºc
b) Pemeriksaan Antropometri
1) Lila : 24 Cm
2) BB : 49 Kg

36
3) TB : 147 Cm
2. Pemeriksaan Fisik
a. Kepala : Bentuk lonjong , Simetris, persebaran rambut hitam
keputihan merata, ketombe (-), kotor (-), bau (-), kutu (-), benjolan
(-), rambut rontok (-)
b. Muka : Bentuk simetris, pucat (+), edema (-), nyeri tekan (-),
kebersihan kurang
c. Mata : Bentuk simetris, konjungtiva merah muda, penglihatan
sedikit rabun, kotoran mata (+), gatal (-), bengkak (-)
d. Hidung : Bentuk simetris, secret (+), penciuman baik, kotoran (+),
kebersihan kuran
e. Mulut dan gusi : Bentuk simetris, muka kering, (-), gigi utuh,
karang gigi (+), karies (-), terdapat kotoran disela-sela gigi,
kebersihan kurang
f. Telinga : Bentuk simetris, kotoran (+), nyeri tekan (-), pendengaran
baik, kebersihan kurang

g. Abdomen : Bentuk simetris, nyeri tekan (+)


1) Palpasi :
Leopold I : TFU sepusat, dibagian fundus teraba bulat, keras
dan tidak melenting
Leopold II : di bagian kiri perut ibu teraba bagian – bagian
kecil janin ( Ekstremitas ) dan bagian kanan ibu teraba keras ,
datar dan melengkung ( Punggung )
Leopold III : Bagian terbawah perut ibu teraba keras, bulat ,
dan melenting ( kepala )
2) Auskultasi :
Djj :+
Frekuensi : 141 x / Menit
Irama : Teratur

37
h. Genetalia : Tidak diperiksa karena ibu tidak mau
i. Ekstremitas atas : Bentuk normal, oedema (-), nyeri tekan (-)
j. Ekstremitas bawah : Bentuk normal, oedema (-), nyeri tekan (-)
k. Kuku
Tangan : Pertumbuhan merata, warna kecoklatan,lesi
(-), cukup bersih
Kaki : Pertumbuhan merata, warna kecoklatan,
lesi (-), cukup bersih
l. Kulit : Kusat, lengket (+), warna sawo matang
3. Pemeriksaan penunjang
Hemoglobin : 14 gr/dl

B. ANALISA
G1A0P0 umur 21 tahun usia kehamilan 25 minggu, janin tunggal hidup,
intra uteri, puka,preskep, keadaan umum ibu baik dengan kehamilan KEK
( Kekurangan Energi Kronik )

C. PENATALAKSANAAN
1. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan bahwa kondisi ibu baik, TD, Nadi,
pernapasan dan suhu dalam batas normal
EV: ibu mengerti dengan kondisinya dan menerima atas kondisinya
sekarang
2. Memberikan penkes tentang KEK kepada ibu untuk selalu
mengonsumsi makanan bernutrisi dan bergizi tinggi, khususnya yang
kaya zat besi dan asam folat setiap hari dan minum suplemen zat besi,
vitamin B12, dan asam folat sebagai tambahan vitamin prenatal.
EV : Ibu paham apa yang dijelaskan dan bersedia mengikuti anjuran
3. Mendiskusikan pada ibu mengenai tanda bahaya kehamilan seperti sakit
kepala yang menetap, gangguan penglihatan, oedema pada wajah dan

38
tungkai, mual muntah berlebihan, perdarahan pada jalan lahir, demam
yang hebat, kejang dan jika ibu mengalami salah satunya segera ke
tenaga kesehatan/bidan terdekat.
EV: ibu mengerti dan mengingatnya.
4. Mendiskusikan pada ibu untuk minum tablet Fe dan vitamin yang telah
diberikan setiap hari dan teratur sesuai jadwal minumnya.
EV: ibu mengerti dan mau melakukan anjuran yang telah diberikan
dengan meminum tablet Fe dan vitamin setiap hari.
5. Menyepakati dengan ibu untuk melakukan kontrol kehamilan 1 bulan
lagi atau sebelum 1 bulan jika ibu mengalami masalah/keluhan
kesehatan.
EV: ibu mengerti dan akan melakukan kunjungan ulang 1 bulan lagi
atau jika ada keluhan.

CATATAN PERKEMBANGAN
KEKURANGAN ENERGI KRONIS ( KEK )
No Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
1 Sabtu, 3 September 1. Data Subjektif
2022 Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya
2. Data Objektif
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 92/61 mmHg
Suhu : 36.6°c
Nadi : 88x/menit
Respirasi : 20x/menit
HB : 14 gr/dl
3. Analisa
Ny “N” umur 21 tahun G2P0A0 usia
kehamilan 22 minggu, intra uterin, janin
tunggal hidup, presentasi kepala, K/U ibu
dan janin baik dengan Anemia Ringan

39
4. Penatalaksanaan
a. Melakukan pendekatan interpersonal
dengan ibu.
b. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
c. Memberitahu dan menetapkan ibu
sebagai keluarga binaan.
d. Membuat janji dengan ibu untuk datang
kembali untuk melakukan pengkajian
data lebih lanjut

2 Sabtu,10 September 1. Data Subjektif


2022 Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya
2. Data Objektif
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 90/60 mmHg
Suhu : 36.4°c
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 20x/menit
HB : 14gr/dl
3. Analisa
Ny “N” umur 21 tahun G1P0A0 usia
kehamilan 23 minggu, intra uterin, janin
tunggal hidup, presentasi kepala, K/U ibu
dan janin baik dengan KEK
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
b. Melakukan pengkajian pada ibu
c. Menganjurkan ibu untuk sering
mengkonsumsi makan –makanan yang
bisa menambah kadar Hemoglobin yaitu
seperti : Daging merah tanpa lemak, ikan,
dada ayam,Jeroan sapi,Kerang. Kacang-
kacangan, polong-polongan, lentil, tempe,
tahu,Bayam, kale, brokoli, dan sayuran
berwarna hijau tua lain , Sereal dan roti.
d. Menganjurkan ibu untuk rutin minum
tablet fe setiap malam sebelum tidur
3 Kamis, 22 September 1. Data Subjektif
2022 Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya
dan Ibu merasa cemas terhadap kandungannya
karena HB ibu rendah
2. Data Objektif
K/U : Baik

40
Kesadaran : Composmentis
TD : 100/70 mmHg
Suhu : 36.5°c
Nadi : 88x/menit
Respirasi : 21x/menit
HB : 14 gr/dl
3. Analisa
Ny “N” umur 21 tahun G1P0A0 usia
kehamilan 25 minggu, intra uterin, janin
tunggal hidup, presentasi kepala, K/U ibu dan
janin baik dengan Anemia Ringan
4. Penatalaksanaan
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
b. Melakukan pengkajian pada ibu
c. Menganjurkan ibu untuk sering
mengkonsumsi makan –makanan yang bisa
menambah kadar Hemoglobin yaitu
seperti : Daging merah tanpa lemak, ikan,
dada ayam,Jeroan sapi, Kerang. Kacang-
kacangan, polong-polongan, lentil, tempe,
tahu,Bayam, kale, brokoli, dan sayuran
berwarna hijau tua lain , Sereal dan roti.
d. Menganjurkan ibu untuk rutin minum
tablet fe setiap malam sebelum tidur
e. Menganjurkan ibu mengonsumsi PMT
yang telah di berikan dari puskesmas
4. Jum’at, 23 September 5. Data Subjektif
2022 Ibu mengatakan ingin memeriksakan
kehamilannya
6. Data Objektif
K/U : Baik
Kesadaran : Composmentis
TD : 100/60 mmHg
Suhu : 36.5°c
Nadi : 80x/menit
Respirasi : 21x/menit
HB : 14 gr/dl
7. Analisa
Ny “N” umur 21 tahun G1P1A0 usia
kehamilan 25 minggu, intra uterin, janin
tunggal hidup, presentasi kepala, K/U ibu dan
janin baik dengan kehamilan normal
8. Penatalaksanaan
a. Memberitahu ibu hasil pemeriksaan.
b. Melakukan pengkajian pada ibu
c. Menganjurkan ibu untuk sering

41
mengkonsumsi makan –makanan yang bisa
menambah kadar Hemoglobin yaitu
seperti : Daging merah tanpa lemak, ikan,
dada ayam, ,Kerang. Kacang-kacangan,
polong-polongan, lentil, tempe,
tahu,Bayam, kale, brokoli, dan sayuran
berwarna hijau tua lain , Sereal dan roti.
Menganjurkan ibu untuk rutin minum tablet fe
setiap malam sebelum tidur

CATATAN PERKEMBANGAN
PRILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT
No Hari/Tanggal Catatan Perkembangan
1 Sabtu, 3 September 1. Data Subjektif
2022 Klien mengatakan didepan rumah terdapat
selokan sering di bersihkan
2. Data Objektif
Selokan dilingkungan rumah klien tampak
bersih
3. Analisa
Klien mengetahui terhadap tentang menjaga
kebersihan lingkungan atau prilaku hidup
bersih dan sehat
4. Penatalaksanaan
a. Melakukan pendekatan interpersonal
dengan keluarga
b. Memberitahu dan menetapkan keluarga
sebagai keluarga binaan.
c. Membuat janji dengan keluarga untuk
datang kembali untuk melakukan
pengkajian data lebih lanjut
2 Sabtu,10 1. Data Subjektif
September 2022 Klien mengatakan didepan rumah terdapat
selokan yang sering di bersihkan
2. Data Objektif
Selokan dilingkungan rumah klien tampak
kotor , jarang dibersihkan karena dijadikan
sebagai tempat sampah / limbah
3. Analisa
Selokan dilingkungan rumah klien tampak
bersih
4. Penatalaksanaan
a. Melakukan pengkajian tentang kebersihan

42
lingkungan
b. Menganjurkan gotong royong untuk
membersihkan lingkungan supaya bersih
3 Kamis, 22 1. Data Subjektif
September 2022 Klien mengatakan didepan rumah terdapat
selokan yang bersih
2. Data Objektif
Selokan dilingkungan rumah klien tampak
lebih bersih dari sebelumnya
3. Analisa
Kurangnya pengetahuan tentang menjaga
kebersihan lingkungan atau prilaku hidup
bersih dan sehat
4. Penatalaksanaan
a. Melakukan pengkajian tentang kebersihan
lingkungan
b. Menganjurkan gotong royong seminggu
sekali untuk membersihkan lingkungan
supaya bersih dan terhindar dari penyakit
Jum’at, 23 1.Data Subjektif
September 2022 Klien mengatakan didepan rumah terdapat
selokan yang bersih
2.Data Objektif
Selokan dilingkungan rumah klien tampak
lebih bersih dari sebelumnya
3.Analisa
Kurangnya pengetahuan tentang menjaga
kebersihan lingkungan atau prilaku hidup
bersih dan sehat
4.Penatalaksanaan
Melakukan pengkajian tentang kebersihan
lingkungan
Menganjurkan gotong royong seminggu sekali
untuk membersihkan lingkungan supaya bersih
dan terhindar dari penyakit

43
BAB IV
PEMBAHASAN KASUS

Pada pembahasan ini penelitian ini akan menjelaskan mengenai perbedaan


perbedaan antara teori dan praktek. Disini peneliti akan menjelaskan perbedaan
tersebut menurut manajemen asuhan kebidanan dengan metode pendokumentasian
SOAP. Pembahasan tersebut akan dijelaskan sebagai berikut:
1. Subjektif
Data objektif (S), merupakan pedokumentasian manajemen
kebidanan menurut Helen varney langka pertama (pengkajian), terutama
data yang diperoleh oleh anamesis. Data subjektif ini berhubungan
dengan masalah dari sudut pandang pasien. Ekspresi pasien mengenai
kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat sebagai kutipan langsung atau
ringkasan yang akan berhubungan langsung dengan diagnosis. Data
subjektif ini nantinya akan menggunakan diagnosis yang akan disusun
Dari studi kasus pada Ny. N diperoleh bahwa ibu hamil anak ke-1 pada
saat kehamilan ibu mengatakan mengenai kehamilannya. Dan resiko
Kekuran Energi Kronis ( KEK ).
2. Objektif
Data objektif (O) merupakan data yang diperoleh melalui hasil
observasi yang jujur dari hasil pemeriksaan fisik pasien, pemeriksaan
laboratorium atau pemeriksaan diagnostic lain. Catatan medis dan
informasi dari keluarga atau orang lain dapat memasukan data objektif.
Data ini akan memberikan buktt gejala klinis pasien dan fakta yang
berhubungan dengan diagnosis. Berdasarkan hasil di atas tidak
ditemukan perbedaan antara teori dan praktek.
3. Analisa
Analisa merupakan pendokumentasian hasil dari intrvensi
(kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Dalam
pendokumentasian manajemen kebidanan, karena keadaan pasien yang
setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan informasi

44
baru dalam data subjektif maupun objektif, maka proses pengkajian
data akan terjadi sangat dinamis. Hal ini juga menurut bidan untuk
sering melakukan analisis data yang dinamis tersebut dalam rangka
mengikuti perkembangan pasien. Analisa yang tepat dan akurat
mengikuti perkembangan data pasien akan menjamin cepat
diketahuinya perkembangan pada pasien,dapat terus diikuti dan
diambil keputusan atau tindakan yang tepat.
Dalam kasus Ny. N umur 21 tahun G1P0A0 usia kehamilan 25
minggu dengan Kekurangan Gizi Kronis ( KEK ). Dalam langkah ini
tidak ditemukan antara teori dan praktek.
4. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan adalah membuat rencana asuhan saat ini dan yang
akan datang. Rencana asuhan ini bertujuan untuk mengusahakan
tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan
kesejahteraannya. Rencana asuhan ini harus bisa mencapai kriteria
tujuan yang ingin dicapai dalam batas waktu tertentu.Tindakan yang
akan dilakukan harus mampu membantu pasien dalam mencapai
kemajuan dan harus sesuai dengan hasil kolaborasi tenaga kesehatan
yang lain, antara dokter.
Upaya penanggulangan yang dilakukan KIE mengenai faktor
resiko serta bagaimana menanggulanginya.

45
BAB V
PENUTUP
Dalam bab terakhir penyusunan Laporan asuhan kebidanan komunitas dalam
konteks keluarga “Asuhan kebidanan pada Ny “N” dengan Kekurangan Energi
Kronis ( KEK ) ini dan penulis dapat membuat kesimpulan dan saran sebagai
berikut:
A. Kesimpulan
1. Ny. “N” umur 21 tahun G1P0A0 dari data subjektif didapatkan pada
pasien memeriksakan kehamilannya
2. Dari data objektif diperoleh keadaan umum pasien sedang, dari hasil
pemeriksaan tanda-tanda vital :
TD : 100/60 mmHg, N : 88 x/menit, RR : 22x/menit, S : 36,6 °C.
Pemeriksaan penunjang: Hemoglobin : 14 gr/dl
3. Pada data subjektif dan objektif, penulis dapat membuat analisa Ny “N”
umur 21 tahun G1P1A0 umur kehamilan 25 minggu, janin tunggal
hidup, persentasi kepala, intra uterin, keadaan ibu dan bayi baik, dengan
KEK
4. Pada kasus Ny ”N” penatalaksanaan yang dilakukan adalah dengan
mengobservasi K/U dan TTV pada pasien, mengatur pola makan dan,
jangan stress, lakukan pemeriksaan ulang di Klinik dokter dan
Puskesmas.
B. Saran
1. Bagi keluarga
a. Sebaiknya Ny. N mulai menjaga asupan nutrisi yang bisa menambah
kadar hemoglobin
b. Sebaiknya keluarga Tn. R lebih memperhatikan tentang lingkungan
sekitar.
2. Bagi Mahasiswa
Meningkatkan pengetahuan dan keterampilan dalam mengelola asuhan
kebidanan komunitas sehingga dapat mengaplikasi teori - teori yang
ada dengan keadaan yang ada di lapangan

46
DAFTAR PUSTAKA

BKKBN.Peraturan Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana


Nasional Nomor 24 Tahun 2017.

Departemen Kesehatan Republik Indonesia; 2017.

Maternity Dainty, Putri Ratna D, Aulia Devy LN.Asuhan kebidanan komunitas.


Yogyakarta: Penerbit ANDI; 2017.
Meilani, Niken. 2009. Kebidanan Komunitas. Fitrimaya: Yogyakarta
Notoatmodjo, Soekidjo. (2005). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: PT
Rineka Cipta.
Retna,Eny Ambarwati.2009.Kebidanan Komunitas.ECG : Jakarta
Syarifudin, Hamidah. Kebidanan komunitas.EGC;2009.

47
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu hamil

Topik : Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu hamil.


Sasaran : Keluarga Tn.R
Hari/ Tanggal : Kamis / 22 September 2021
Waktu : 35 menit
Tempat : Rumah Pasien Jl. Sungai Rupat IIB Kota Bengkulu

A. Karakteristik Peserta
1. Jumlah peserta : 3 orang
2. Nama Peserta :
Nama :Ny. R Nama : Tn. R
Umur : 21 tahun Umur : 26 tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : Honorer Pekerjaan : Swasta
B. Tujuan Penyuluhan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapat penyuluhan diharapkan Keluarga Tn.R dapat
mengetahui tentang Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu hamil.
2. Tujuan Khusus
a. Setelah selesai mengikuti penyuluhan, diharapkan :
1) Peserta dapat menjelaskan pengertian Kekurangan Energi Kronik
(KEK) pada Ibu hamil.
2) Peserta dapat menjelaskan dampak dan factor Kekurangan Energi
Kronik (KEK) pada janin dan Ibu hamil.

48
3) Peserta dapat menjelaskan bagaimana cara menangani
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada Ibu hamil.

C. Materi Penyuluhan
1. Terlampir
D. Metode
1. Diskusi
E. Media
1. Leaflet
F. Kegiatan penyuluhan
No. Tahap Kegiatan Waktu
1. Pembukaan a. Mengucap salam 5 menit
b. Perkenalan
c. Pendekatan dengan peserta
d. Menggali pengetahuan
keluarga tentang Kebersihan
Lingkungan
e. Membagikan Leaflet
2. Pengembangan a. Menjelaskan tentang 20 menit
pengertian kebersihan
lingkungan, manfaat
kebersihan lingkungan, ciri –
ciri, kebersihan lingkungan
dan dampak yang
ditimbulkan dari lingkungan
yang kurang bersih
3. Penutup a. Memberikan keluarga 10 menit
kesempatan bertanya
b. Menanyakan kembali tentang
seberapa jauh peserta paham
tentang materi yang
disampaikan
c. Menyimpulkan hasil
penyuluhan
d. Ucapan terima kasih dan salam
penutup

G. Evaluasi

1. Pelaksanaan

49
a. Tanggal : 22 September 2021
b. Waktu : 15.00 WIB
c. Tempat : Rumah Pasien, Jl. Sungai Rupat IIB
d. Jumlah peserta : 3 orang
e. Nama Peserta : Tn. R dan Ny. N

Leaflet Anemia Pada Ibu Hamil

50
51
DOKUMENTASI

 Kunjungan

52
53
54
55
56

Anda mungkin juga menyukai