Anda di halaman 1dari 43

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BINAAN

PADA KELUARGA Tn. “S” RT 02 RW 01

DUSUN DUKLENGKONG DESA SUMBER WRINGIN

OLEH :

IRFINA

NIM. 200550006

YAYASAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN


AKADEMI KEBIDANAN JEMBER
PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BINAAN

PADA KELUARGA Tn. “S” RT 02 RW 01

DUSUN DUKLENGKONG DESA SUMBER WRINGIN

Laporan Individu Praktek Kebidanan Komunitas

Telah Memenuhi Persyaratan dan Disetujui

Selasa, 27 Maret 2023

Mengetahui,

Pembimbing Lahan

(Rini Anggraeni, Amd.Keb)

Menyetujui dan Mengesahkan,

Pembimbing Akademik

(Nunik Hindrawati,M.MKes)
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.................................................................................................i
DAFTAR ISI......................................................................................................................ii
BAB 1 PENDAHULUAN.................................................................................................1
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan................................................................................................................2
1.3 Manfaat..............................................................................................................2
1.4 Metode...............................................................................................................3
1.5 Langkah Kerja....................................................................................................3
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................4
2.1 Keluarga.............................................................................................................4
2.2 Manajemen Asuhan kebidanan pada Keluarga...................................................9
2.3 Masalah Kekurangan Energi Kronis.................................................................11
BAB 3 ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS............................................................16
3.1 Pengkajian........................................................................................................16
3.2 Perencanaan......................................................................................................19
3.3 Pelaksanaan......................................................................................................20
3.4 Evaluasi............................................................................................................20
BAB 4 PEMBAHASAN..................................................................................................21
4.1 Kekurangan Energi Kronis...............................................................................21
4.2 Mencuci tangan................................................................................................21
4.3 Jamban Sehat....................................................................................................21
BAB 5 PENUTUP...........................................................................................................22
5.1 Kesimpulan......................................................................................................22
5.2 Saran................................................................................................................22
DAFTAR PUSTAKA......................................................................................................23
BAB
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Keluarga Binaan merupakan upayasederhana untuk mengatasi masalah
gizi yang ada di masyarakat denganpendekatan keluarga. Kegiatan Keluarga
Binaaan dilakukan oleh setiap mahasiswa kepadakeluarga yang anggota
keluarganya mempunyai masalah kesehatan terkait gizi.Masalah kesehatan terkait
gizi terdiri daribalita gizi kurang atau stunting, ibu hamil atau ibu menyusui yang
mengalamiKurang Energi Kronis (KEK), remaja dan ibu hamil anemia, obesitas
pada anak ataudewasa, diabetes mellitus, atau penyakit degeneratif lainnya.
Dalam keluarga binaan ini, kasus yang diambil ibu hamil KEK.
KEK merupakan keadaan dimana ibu menderita kekurangan makanan
yang berlangsung menahun (kronis) yang mengakibatkan timbulnya ganguan
kesehatan pada ibu sehingga kebutuhan ibu hamil akanzat gizi yang semakin
meningkat tidak terpenuhi.
Berdasarkan data Puskesmas Sukowono selama periode Januari-Februari 2023
terdapat ibu hamil Kekurangaan Energi Kronis (KEK) sebanyak 65 ibu hamil.
Berdasarkan data KEK dari kecamatan sukowono didapat salah satunya berada di
desa sumber wringin yaitu sebanyak 5 ibu hamil.
KEK merupakan salah satu masalah pada ibu hamil, masalah yang tidak
ditangani dengan baik akan menimbulkan dampak atau komplikasi, seperti
kematian ibu dan kematian bayi. Di Indonesia jumlah kematian ibu yang
dihimpun dari pencatatan program kesehatan keluarga di Kementerian Kesehatan
pada tahun 2021 menunjukkan 7.389 kematian di Indonesia. Jumlah ini
menunjukkan peningkatan dibandingkan tahun 2020 sebesar 4.627 kematian
(Kemenkes Republik Indonesia, 2021). Pada tahun 2020, AKI di Provinsi Jawa
Timur mencapai 98,39 per 100.000 kelahiran hidup, angka ini naik dibandingkan
tahun 2021 yang mencapai 234,7 per 100.000 kelahiran hidup (Dinas Kesehatan
Provinsi Jawa Timur, 2021).
Upaya yang telah dilakukan oleh petugas kesehatan desa Sukowono
terutama bidan desa adalah dengan melakukan posyandu setiap bulan untuk
mendeteksi secara dini terjadinya masalah pada anggota masyarakat, bidan juga
melakukan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk ibu hamil yang resiko
tinggi terutama ibu yang mengalami Kekurangan Energi Kronis (KEK).
Dengan latar belakang diatas, maka mahasiswa akan melakukan asuhan
keluarga binaan pada keluarga Tn ”S” di desa Sumber Wringin Kecamatan
Sukowono.

1.2 Tujuan
1.1.1 Tujuan Umum
Melaksanakan asuhan kebidanan pada keluarga Tn. “S” yang mempunyai
permasalahan dalam kehamilan yaitu Kekurangan Energi Kronis (KEK)

1.1.2 Tujuan Khusus


a. Dapat melakukan pengkajian data pada keluarga KK binaan dengan
masalah KEK
b. Dapat melakukan perencanaan pada keluarga KK binaan dengan masalah
KEK
c. Dapat melakukan pelaksanaan pada keluarga KK binaan dengan masalah
KEK
d. Dapat melakukan evaluasi pada keluarga KK binaan dengan masalah KEK
1.3 Manfaat
1.3.1 Bagi Mahasiswa
Untuk mengimplementasikan ilmu yang telah di dapat di institusi pendidikan
1.3.2 Bagi Keluarga Binaan KK Intensif
a. Membantu keluarga dalam mengindentifikasi masalah
b. Meningkatkan peran serta anggota keluarga dalam mengatasi masalah
kesehatan keluarganya
c. Meningkatkan pengetahuankeluarga mengenai kesehatan
d. Keluarga dapat melaksanakan perilaku hidp berih dan sehat secara baik
dan benar setelah dilakukan pembinaan tentang kesehatan pada keluarga
Tn “S”
1.4 Metode
Metode yang digunakan yaitu:
1. Wawancara (Tanya Jawab)
2. Kujungan Rumah
3. Observasi

1.5 Langkah Kerja


1. Langkah yang digunakan untuk:
2. Pendataan
3. Pengkajian
4. Analisa masalah
5. Penatalaksanaan atau pembinaan KK intensif
6. Evaluasi
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Keluarga
2.1.1 Definisi Keluarga
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterikatan aturan dan emosional dan individu mempunyai peran
masingmasing yang merupakan bagian dari keluarga (friedman, 2017).
Keluarga adalah unit terkecil dari suatu masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang terkumpul dan tinggal disuatu
tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan. (Harmoko,
2012)
2.1.2 Macam Struktur Keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang bagaimana suatu
keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam masyarakat. Adapun
macammacam Struktur Keluarga diantaranya adalah :
a. Patrilineal Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ayah
b. Matrilineal Adalah : keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun melalui
jalur garis ibu.
c. Matrilokal Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah istri.
d. Patrilokal Adalah : sepasang suami-istri yang tinggal bersama keluarga
sedarah suami.
e. Keluarga Kawin Adalah : hubungan suami-istrisebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi bagian
keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
2.1.3 Peran Keluarga
Peran keluarga menggambarkan seperangkat perilaku interpersonal, sifat,
kegiatan yang berhubungan dengan individu dalam posisi dan situasi tertentu.
Peran individu dalam keluarga didasari oleh harapan dan pola perilaku dari
keluarga, kelompok, dan masyarakat (Friedman, 2017)
Menurut Friedman (2017) peran keluarga dapat diklasifikasi menjadi dua
kategori, yaitu peran formal dan peran informal. Peran formal adalah peran
eksplisit yang terkadung dalam struktur peran keluarga. Peran informal
bersifat tidak tampak dan diharapkan memenuhi kebutuhan emosional
keluarga dan memelihara keseimbangan keluarga. Berbagai peranan yang
terdapat dalam keluaraga adalah:
a. Peran formal
Peran parental dan pernikahan, diidetifikasi menjadi delapan peran
yaitu peran sebagai provider (penyedia), peran sebagai pengatur rumah
tangga, peran perawatan anak, peran sosialisasi anak, peran rekreasi, peran
persaudaraan (kindship), peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif),
dan peran seksual.
b. Peran informal
Terdapat berbagai peran informal yaitu peran pendorong,
pengharmonis, insiator-kontributor, pendamai, pioner keluarga, penghibur,
pengasuh keluarga, dan perantara keluarga
Sedangkan Effendi (2018) membagi peran keluarga sebagai berikut:
a. Peranan ayah
Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anaknya, berperan sebagai
pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberian rasa aman, sebagai
kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok sosialnya serta sebagai
anggota keluarga masyarakat dari lingkungannya.
b. Peranan ibu
Ibu sebagai istri dari suami dan anak-anaknya. Mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan pendidik
anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu kelompok dari peranan
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkungannya, disamping
itu juga ibu dapat berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam
keluarganya.
c. Peranan anak
Anak-anaknya melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangan baik fisik, sosial, dan spiritual.
2.1.4 Fungsi Keluarga
Friedman (2017) membagi fungsi keluarga menjadi 5 yaitu :
a. Fungsi afektif.
Berhubungan dengan fungsi internal keluarga yang merupakan
dasar kekuatan keluarga. Fungsi afektif berguna untuk pemenuhan
kebutuhan psikososial. Anggota keluarga mengembangkan gambaran diri
yang positif, peran dijalankan dengan baik, dan penuh rasa kasih sayang.
b. Fungsi sosialisasi.
Proses perkembangan dan perubahan yang dilalui individu
menghasilkan interaksi sosial, dan individu tersebut melaksanakan
perannya dalam lingkungan sosial. Keluarga merupakan tempat individu
melaksanakan sosialisasi dengan anggota keluarga dan belajar disiplin,
norma budaya dan perilaku melalui interaksi dalam keluarga, sehingga
individu mampu berperan di dalam masyarakat.
c. Fungsi reproduksi.
Fungsi untuk meneruskan kelangsungan keturunan dan
menambahkan sumber daya manusia
d. Fungsi ekonomi.
Fungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga, seperti makanan,
pakaian, perumahan, dan lain-lain.e.Fungsi perawatan keluarga. Keluarga
menyediakan makanan, pakaian, perlindungan dan asuhan
kesehatan/keperawatan.
Menurut Undang-Undang No. 10 tahun 1992 membagi fungsi keluarga
menjadi 8, yaitu :
a. Fungsi keagamaan adalah
1) Membina norma/ajaran agama sebagai dasar dan tujuan hidup seluruh
anggota keluarga,
2) Menerjemahkan ajaran dan norma agama ke dalam tingkah laku hidup
sehari-hari bagi seluruh anggota keluarga,
3) Memberi contoh konkret dalam kehidupan sehari-hari dalam
pengalaman ajaran agama,
4) Melengkapi dan menambah proses belajar anak tentang keagamaan
yang tidak/kurang diperoleh di sekolah atau masyarakat,
5) Membina rasa, sikap dan praktik kehidupan beragama.
b. Fungsi budaya adalah
1) Membina tugas keluarga sebagai sarana untuk meneruskan norma
budaya masyarakat dan bangsa yang ingin dipertahankan,
2) Membina tugas keluarga untuk menyaring norma dan budaya asing
yang tidak sesuai,
3) Membina tugas keluarga sebagai sarana anggotanya untuk mencari
pemecahan masalah dari berbagai pengaruh negatif globalisasi dunia,
membina tugas keluarga sebagai sarana bagi anggotanya untuk
mengadakan kompromi/adaptasi dan praktik (positif) serta kehidupan
globalisasi dunia,
4) Membina budaya keluarga yang sesuai, selaras dan seimbang dengan
budaya masyarakat/bangsa untuk menunjang terwujudnya norma
keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
c. Fungsi cinta kasih adalah
1) Menumbuh kembangkan potensi simbol cinta kasih sayang yang telah
ada diantara anggota keluarga dalam simbol nyata, seperti ucapan dan
tingkah laku secara optimal dan terus menerus,
2) Membina tingkah laku, saling menyayangi diantara anggota keluarga
maupun antara keluarga yang satu dan yang lainnya secara kuantitatif
dan kualitatif,
3) Membina praktik kecintaan terhadap kehidupan duniawi dan uhkrawi
dalam keluarga secara serasi, selaras dan seimbang,
4) Membina rasa, sikap, dalampraktik hidup keluarga yang mampu
memberikan dan menerima kasih sayang sebagai pola hidup ideal
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.d.fungsi perlindungan
adalah
5) Memenuhi kebutuhan akan rasa aman diantara anggota keluarga.
Bebas dari rasa tidak aman yang tumbuh dari dalam maupun dari luar
keluarga, membina keamanan keluarga baik fisik maupun psikis dari
berbagai bentuk ancaman dan tantangan yang datang dari luar maupun
dalam,
6) Membina dan menjadikan stabilitas dan keamanan keluarga sebagai
modal menuju keluarga keci bahagia dan sejahtera.
d. Fungsi reproduksi adalah
1) Membina kehidupan keluarga sebagai wahana pendidikan reproduksi
sehat baik bagi anggota keluarga maupun keluarga sekitarnya,
2) Memberikan contoh pengalaman kaidah-kaidah pembentukan keluarga
dalam hal usia, kedewasaan fisik dan mental.
3) Mengamalkan kaidah-kaidah reproduksi sehat baik yang berkaitan
dengan waktu melahirkan, jarak antara kelahiran dua anak, dan jumlah
ideal anak yang diinginkan dalam keluarga,
4) Mengembangkan reproduksi sehat sebagai modal yang kondusif
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
e. Fungsi sosialisasi adalah
1) Menyadari, merencanakan, dan menciptakan lingkungan keluarga
sebagai wahana pendidikan dan sosialisasi anak yang pertama dan
utama, menyadari, merencanakan dan menciptakan kehidupan
keluarga sebagai pusat tempat anak dapat mencari pemecahan dari
berbagai konflik dan permasalahan yang dijumpainya baik di
lingkungan masyarakat maupun sekolahnya.
2) Membina proses pendidikan dan sosialisasi anak tentang hal yang
perlu dilakukan demi meningkatkan keamanan dan kedewasaan baik
fisik maupun mental, yang tidak/kurang diberikan lingkungan sekolah
maupun masyarakat,
3) Membina proses pendidikan dan sosialisasi yang terjadi dalam
keluarga sehingga tidak saja bermanfaat positif bagi anak, tetapi juga
bagi orang tua untuk perkembangan dan kematangan hidup bersama
menuju keluarga kecil bahagia dan sejahtera.
f. Fungsi ekonomi adalah melakukan kegiatan ekonomi baik di luar maupun
di dalam kehidupan keluarga dalam rangka menopang perkembangan
hidup keluarga; mengelola ekonomi keluarga sehingga terjadi keserasian,
keselamatan dan keseimbangan antara pemasukan dan pengeluaran
keluarga; mengatur waktu sehingga kegiatan orang tua di luar rumah dan
perhatiannya terhadap anggota rumah tangga berjalan secara serasi, selaras
dan seimbang; membina kegiatan dan hasil ekonomi keluarga sebagai
modal untuk mewujudkan Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera.
g. Fungsi pelestarian lingkungan adalah membina kesadaran dan praktik
pelestarian lingkungan internal keluarga; membina kesadaran, sikap, dan
praktik pelestarian lingkungan hidup eksternal keluarga; membina
kesadaran, sikap, dan praktik pelestarian lingkungan hidup yang serasi,
selaras dan seimbang antara lingkungan keluarga dan lingkungan hidup
sekitarnya.
2.1.5 Prinsip Asuhan Keluarga
a. Keluarga merupakan satu unit kesatuan pelayanan kesehatan
b. Melibatkan peran aktif seluruh keluarga dalam merumuskan masalah
c. Utamakan kegiatan promotif dan preventif dengan tidak mengabaikan
kuratif dan rehabilitative
d. Memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin
e. Sasaran asuahan adalah keluarga secara keseluruhan
f. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan pemecahan masalah
kegiatan utama dalam memberikan askeb adalag penyuluhan kesehatn dan
asuhan kesehatan dasar perawatan di rumah
g. Diutamakan terhadap keluarga inti

2.2 Manajemen Asuhan kebidanan pada Keluarga


Manajemen kebidanan adalah proses pemecahan masalah yang digunakan
sebagai metode untuk mengorganisasikan pikiran dan tindakan berdasarkan teori,
penemuan, keterampilan dalam tahap yang logis untuk mengambil suatu
keputusan yang berfokus pada keluarga.
Langkah-langkah manajemen kebidanan varney:
2.2.1 Pengumpulan Data
Pada langkah pertama ini di kumpulkan semua data dasae untuk evaluasi,
tahap ini merupakan langkah awal yang menentukan langkah berikutnya
sehingga kelengkapan data sesuai dengan kasus yang di hadapi dan
menentukan proses interpretasi yang benar atau tidak dalam tahap selanjutnya
sehingga dalam pendekatan ini harap komprehensif meliputi data subyektif,
objektif dan hasil pemeriksaan sehingga dapat menggambarkan data yang
valid
2.2.2 Interpretasi Data
Data dasar yang sudah dikumpulkan di intrepretasikan sehingga dapat
dirumuskan diagnose dan masalah yang spesifik
2.2.3 Mengantisipasi Masalah Potensial
Pada langkah ini kita mengidentifikasi masalah potensial atau diagnose
potensial yang sudah diinterpretasikan, bila memungkinkan dilakukan
pencegahan dan waspada serta bersiap-siap mencegah diagnose atau masalah
potensial benar-benar terjadi
2.2.4 Kolaborasi/Melakukan Evaluasi Kebutuhan
Langkah ini mencerminkan kesinambungan dari proses manajemen
kebidanan. Dari data yang sudah dikumpulakn dapat menunjukan suatu
situasi yang memerlukan intervensi langsung
2.2.5 Rencana Asuhan
Pada langkah ini direncakanan asuhan yang menyeluruh berdasarkan
langka-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan kelanjutan manajemen
terhadap masalah atau diagnose yang telah di identifikasi atau di antisipasi
2.2.6 Penerapan Rencana Asuhan / Tindakan
Pada langkah ini, rencana asuahan menyeluruh seperti yang telah
diuraikan pada rencana tindakan harus dilaksanakan secara efisien dan
nyaman
2.2.7 Evaluasi
Pada langkah ini dilakukan evaluasi, kefektifan dari asuahan yang sudah di
berikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar-benar
terpenuhi atau sesuai dengan kebutuhan sebagai mana telah di identifikasi
dalam diagnose dan masalah

2.3 Masalah Kekurangan Energi Kronis


2.3.1 Definisi KEK
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi.
Ibu KEK menderita kekurangan makanan yang berlangsung menahun
(kronik) yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu secara
relatif atau absolut satu atau lebih zat gizi (Sipahutar dkk, 2018).
Kekurangan Energi Kronis (KEK) adalah salah satu keadaan malnutrisi
atau keadaan patologis akibat kekurangan secara relatif atau absolut satu atau
lebih zat gizi (Supariasa, 2018).
2.3.2 Tanda dan Gejala KEK
Kekurangan Energi Kronis (KEK) memberikan tanda dan gejala yang
dapat dilihat dan diukur. Tanda dan gejala KEK yaitu Lingkar Lengan Atas
(LILA) kurang dari 23,5 cm (Supariasa, 2018).
2.3.3 Pengukuran Antropometri Lingkar Lengan Atas
a. Pengertian LILA
Lingkar Lengan Atas (LILA) adalah pengukuran antropometri
yang dapat menggambarkan keadaan status gizi ibu hamil dan untuk
mengetahui risiko KEK atau gizi kurang. Kategori KEK adalah LILA
kurang dari 23,5 cm atau dibagian merah pita LILA (Supariasa, 2018).
b. Tujuan pengukuran LILA
1) Mengetahui risiko KEK Wanita Usia Subur (WUS), baik ibu hamil
maupun calon ibu, untuk menapis wanita yang mempunyai risiko
melahirkan bayi berat lahir rendah.
2) Meningkatkan perhatian dan kesadaran masyarakat agar lebih
berperan dalam pencegahan dan penanggulangan KEK.
3) Mengembangkan gagasan baru dikalangan masyarakat dengan tujuan
meningkatakan kesejahteraan ibu dan anak.
4) Mengarahkan pelayanan kesehatan pada kelompok sasaran WUS yang
menderita KEK
5) Meningkatkan peran dalam upaya perbaikan gizi WUS yang
menderita KEK (Supariasa, 2018).
c. Ambang batas
Ambang batas atau cut off point ukuran LILA WUS dengan risiko
KEK di Indonesia adalah 23,5 cm. Apabila ukuran LILA kurang dari 23,5
cm atau dibagian merah pita LILA, artinya wanita tersebut mempunyai
risiko KEK (Supariasa, 2018).
d. Cara mengukur LILA
Pengukuran LILA dilakukan melalui urutan-urutan yang telah
ditetapkan, pengukuran dilakukan dengan pita LILA dan ditandai dengan
sentimeter. Terdapat 7 urutan pengukuran LILA yaitu:
1) Tetapkan posisi bahu dan siku, yang diukur adalah pertengahan
lengan atas sebelah kiri dan lengan dalam keadaan tidak tertutup
kain/pakaian.
2) Letakkan pita antara bahu dan siku.
3) Tentukan titik tengah lengan, beri tanda.
4) Lingkarkan pita LILA pada tengah lengan.
5) Pita jangan terlalu kekat atau longgar.
6) Cara pembacaan sesuai dengan skala yang benar.
7) Catat hasil pengukuran LILA (Supariasa, 2018).
2.3.4 Dampak KEK Terhadap Kehamilan
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan dapat berakibat
pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya.
a. Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara lain :
anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal dan
terkena penyakit infeksi.
b. Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,
persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan.
c. Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran/abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi dengan Berat
Badan Lahir Rendah (BBLR) (Waryana, 2019).
2.3.5 Faktor-Faktor Penyebab KEK
a. Umur ibu
Umur ibu yang berisiko melahirkan bayi kecil adalah kurang dari
20 tahun dan lebih dari 35 tahun. Ibu hamil yang berusia kurang dari 20
tahun dikatakan memiliki risiko KEK yang lebih tinggi. Usia ibu hamil
yang terlalu muda, tidak hanya meningkatkan risiko KEK namun juga
berpengaruh pada banyak masalah kesehatan ibu lainnya (Stephanie dan
Kartikasari, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari
(2016) menyebutkan bahwa sebagian besar responden yang berada pada
kategori umur 20-35 tahun tidak mengalami KEK, dari 37 orang hanya 6
orang (16,2%) yang mengalami KEK. Ibu dengan kategori umur >35
tahun, dari 7 orang terdapat 1 orang (10%) yang mengalami KEK.
Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu umur ibu dapat mempengaruhi
status gizi ibu pada saat hamil.
b. Pendidikan
Rendahnya pendidikan seorang ibu dapat mempengaruhi terjadinya
risiko KEK, hal ini disebabkan karena faktor pendidikan dapat
menentukan mudah tidaknya seseorang untuk menyerap dan memahami
pengetahuan gizi yang diperoleh. Latar belakang pendidikan ibu adalah
suatu faktor penting yang akan berpengaruh terhadap status kesehatan dan
gizi (Stephanie dan Kartikasari, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari
(2016) menyebutkan bahwa ibu hamil yang memiliki pendidikan SD ke
bawah memiliki risiko KEK yang lebih tinggi dibandingkan ibu yang
memiliki latar belakang pendidikan SMP ke atas. Kesimpulan dari
penelitian di atas yaitu pendidikan dapat mempengaruhi terjadinya risiko
KEK pada ibu.
c. Status ekonomi
Faktor yang berperan dalam menentukan status kesehatan
seseorang adalah tingkat keadaan ekonomi, dalam hal ini adalah daya beli
keluarga. Keluarga yang memiliki pendapatan kurang, berpengaruh
terhadap daya beli keluarga tersebut. Kemampuan keluarga untuk
membeli bahan makanan antara lain tergantung pada besar kecilnya
pandapatan keluarga, harga bahan makanan itu sendiri, serta tingkat
pengelolaan sumber daya lahan dan pekarangan (Stephanie dan
Kartikasari, 2016).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Stephanie dan Kartikasari
(2016) menyebutkan bahwa sebagian besar responden yang
berpendapatan di atas UMR tidak mengalami KEK, hanya terdapat 2
orang responden (6,9%) yang berpendapatan di atas UMR mengalami
KEK. Responden yang berpendapatan di bawah UMR terdapat 5 orang
(10,6%) yang mengalami KEK. Kesimpulan dari penelitian di atas yaitu
status ekonomi dapat mempengaruhi risiko KEK pada ibu hamil.
d. Status anemia
Status anemia dipengaruhi oleh adanya asupan makanan yang
mengandung zat besi (Fe) yang rendah sehingga mengakibatkan kadar Hb
ibu hamil rendah dan dapat menyebabkan ibu hamil tersebut kekurangan
energi kronis. Wanita hamil beresiko anemia jika kadar Hbnya <11 gr%
(Putri, dkk., 2015).
Hasil penelitian yang dilakukan oleh Aminin, dkk. (2014)
menyebutkan bahwa ibu hamil dengan KEK lebih banyak yang anemia
dibadingkan ibu hamil yang tidak KEK. Hasil penelitian diketahui dari 31
ibu hamil yang mengalami KEK, kejadian anemia lebih besar (88,9%)
dibandingkan yang tidak anemia (11,1%). Kesimpulan dari penelitian di
atas yaitu status anemia pada ibu dapat mempengaruhi status KEK pada
ibu hamil.
2.3.6 Langkah-Langkah Penanganan KEK
Kekurangan Energi Kronik (KEK) dapat dicegah dan ditangani melalui
berbagai langkah, antara lain :
a. Menganjurkan kepada ibu untuk mengkonsumsi makanan yang bergizi
seimbang dan konsumsi makan makanan yang tingg zat besi
b. Konsumsi tablet Fe minimal 90 tablet selama kehamilan
c. Memberikan penyuluhan mengenai gizi seimbang yang diperlukan oleh
ibu hamil (Supariasa, 2018).
BAB 3
ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS

PADA KELUARGA Tn “S” 24 TAHUN


DI RT 02 RW 01 DUSUN DUKLENGKONG DESA SUMBER WRINGIN
KECAMATAN SUKOWONO KABUPATEN JEMBER

3.1 Pengkajian
3.1.1 Pengumpulan Data
Hari/Tanggal: Rabu, 01 Maret 2023
1. Identitas Keluarga
a. Kepala Keluarga
1) Nama : Tn. Saiful Bahri
2) Umur : 24 tahun
3) Jenis Kelamin : Laki-laki
4) Agama : Islam
5) Pendidikan Terakhir : SD
6) Pekerjaan : Buruh Tani
7) Penghasilan Perbulan : 1.500.000,-
8) Suku/Bangsa : Madura/ Indonesia
9) Alamat: : RT02/RW01 Dusun Duklengkong
Desa Sumberwringin
b. Angggota Keluarga Dalam 1 KK
Hub.
No Umu Statu L/ Agam Pendidika Ke
Nama Keluarg Pekerjaan
. r s P a n t
a
1. Saiful 24 Kawi L Islam Suami SD Wiraswast -
Bahri thn n a
2. Endan 21 Kawi P Islam Istri SMA IRT -
gJ thn n
c. Status kesehatan keluirga 6 bulan terakhir : Tidak ada anggota keluarga
yang sakit pada 6 bulan terakhir
d. Status Kesehatan keluarga saat survey : Tidak ada anggota keluarga
yang sakit saat survei
e. Pengambilan keputusan dalam keluarga : Suami
f. Kematian dalam 1 tahun terakhir : Tidak ada kematian
g. Jaminan kesehatan yang diikuti : BPJS
2. Data Kesehatan Ibu
1. Ibu Hamil
a. Riwayat Kehamilan
HPHT : 12-12-2022
Umur Kehamilan : 11 Minggu 4 Hari
Tafsiran Partu : 19-09-2023 (Trimester I)
Diagnosa : Ibu : G2P1A1
Janin : T/H
b. ANC : Ya, Lengkap
Periksa hamil : Posyandu
c. Imunisasi TT : Lengkap, TT4 saat menikah
d. Faktor-faktor penyulit kehamilan : KEK
e. Keadaan gizi ibu hamil
1. Makanan yang dipantang selama hamil : Tidak ada
2. BB : 33,5 kg
3. TD : 110/70 mmHg
4. LILA : 18,5 cm
5. Status gizi : Baik
Anemia ibu hamil : Tidak Hb terakhir: 11,6 g/dl
f. Rencana Persalinan : Nakes
3. Data Perilaku Ibu dalam PHBS
No Perilaku Iya Tidak
1 Menggunakan air bersih 
2 Cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan benar 
3 Gunakan jamban sehat 
4 Memebrantas jentik nyamuk 
5 Makan-makanan yang sehat 
6 Melakukan aktifitas fisik setiap hari 
7 Tidak merokok 
Ket:
• Baik: Jawaban iya (≥7)
• Cukup: Jawaban iya sebanyak 5-6
• Kurang : Jawaban iya <5
3.1.2 Analisis Data
1. Keluarga dengan tingkat pengetahuannya kurang tentang KEK
Dasar : ibu mengatakan tidak tahu tentang KEK
2. Tingkat pengetahuan ibu tentang kebersihan yang kurang
Dasar : ibu tidak cuci tangan pakai sabun dengan benar
3. Keadaan lingkungan kurang sehat
Dasar : keluarga masih menggunakan sungai untuk BAB dan mencuci baju
3.1.3 Rumusan dan Prioritas Masalah
1. Keluarga dengan tingkat pengetahuannya kurang tentang KEK
No Kriteria Perhitunga Score Pembenaran
n
1 Sifat Masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan
2 Kemungkinan Sumber dan tindakan
masalah untuk 2/2 x 2 2 pemecahan dapat dijangkau
diubah keluarga
3 Potensi masalah Potensi masalah cukup mudah
2/3 x 1 2/3
untuk diubah untuk dicegah
4 Penonjolan masalah Keluarga menyadari dan perlu
2/2 x 1 1
segera ditangani
TOTAL 4 1/3

2. Tingkat pengetahuan ibu tentang kebersihan yang kurang


No Kriteria Perhitunga Score Pembenaran
n
1 Sifat Masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan
2 Kemungkinan Masalah dapat dengan mudah
masalah untuk 2/2 x 2 2 diubah
diubah
3 Potensi masalah Potensi masalah tinggi untuk
3/3 x 1 1
untuk diubah dicegah
4 Penonjolan masalah Masalah tidak dirassakan oleh
0/2 x 1 0
keluarga
TOTAL 3 1/3

3. Keadaan lingkungan kurang sehat


No Kriteria Perhitungan Score Pembenaran
1 Sifat Masalah 2/3 x 1 2/3 Ancaman kesehatan
2 Kemungkinan Ada kemauan keluarga untuk
masalah untuk ½x2 1 tidak BAB dan mencuci baju di
diubah sungai
3 Potensi masalah Masalah rendah untuk di cegah
untuk diubah 1/3 x 1 1/3 karena ibu tidakmemiliki
jamban
4 Penonjolan masalah 2/2 x 1 1 Keluarga menyadari dan perlu
segera ditangani
TOTAL 3
Dari skoring diatas dapat di prioritaskan masalah sebagai berikut:
a. Keluarga dengan tingkat pengetahuannya kurang tentang KEK : 4 1/3
b. Tingkat pengetahuan ibu tentang kebersihan yang kurang : 3 1/3
c. Keadaan lingkungan kurang sehat :3
3.2 Perencanaan
Tanggal : 1 Maret 2023 Jam : 09.00 WIB
Tempat : Rumah Tn “S”
1. Beritahu keluarga hasil pengkajian
2. Beri penyuluhan kepada Ny”E” dan keluarga tentang KEK
3. Beri penyuluhan kepada Ny “E” dan keluarga tentang mencuci tangan dengan
benar
4. Beri penyuluhan kepada Ny. R dan keluarga bahaya BAB dan cuci baju di
sungai

3.3 Pelaksanaan
Tanggal : 1 Maret 2023

Tempat : Rumah Tn “S”

Jam : 09.00 WIB

1. Memberitahu keluarga hasil pengkajian tentang masalah yanga ada di dalam


keluarga Tn “S” :
a. Kurangnya pengetahuan Ny “E” dan keluarga tentang KEK
b. Kurangnya pengetahuan Ny “E” dan keluarga tentang mencuci tangan
dengan benar
c. Kurangnya pengetahuan Ny “E” dan keluarga tentang jamban sehat
2. Memberi penyuluhan kepada Ny. “E” dan keluarga tentang KEK
3. Memberi penyuluhan kepada Ny. “E” dan keluarga tentang mencuci tangan
dengan benar
4. Memberi penyuluhan kepada Ny. “E” dan keluarga tentang jamban sehat
5. Menjadwalkan pertemuan berikutnya 9 Maret 2023
3.4 Evaluasi
Tanggal : 1 Maret 2023

Tempat : Rumah Tn “S”

Jam : 12.00 WIB

1. Keluarga sudah mengetahui hasil pengkajian


2. Keluarga mengetahui tentang KEK
3. Ny. “E” dan keluarga mengerti tentang mencuci tangan dengan benar
4. Ny. “E” dan keluarga mengerti tentang jamban sehat
5. Pertemuan berikutnya pada tanggal 9 Maret 2023
CATATAN PERKEMBANGAN I

Tanggal : 9 Maret 2023


Jam : 15.30 WIB
DATA SUBJEKTIF
1. Keluarga sudah sedikit mengetahui dan memahami cara mencuci tangan
dengan benar
2. Ny “E” mengatakan sudah mengetahui pentingnya jamban untuk ibu hamil
3. Keluarga Tn “S” Mengatakan akan berusaha secepatnya untuk membuat
jamban
4. Keluarga Tn “S” mengatakan sudah sedikit mengetahui dan memahami
tentang KEK

DATA OBJEKTIF
Keluarga masih belum memiliki jamban, keluarga belum berperilaku sehat dan
bersih. Dan Ny “E” BB 33,5 kg dan LILA 18,5 cm

ANALISI
1. Di dalam keluarga terdapat masalah yaitu kurangnya pengetahuan tentang
masalah kesehatan yang mereka hadapi terutama bagi ibu hamil di dalam
keluarga yaitu penggunaan jamban sehat.
2. Keluarga sedikit sulit untuk mengubah perilaku untuk menjadi lebih sehat
3. Meningkatnya pengetahuan Ny. “E” dan keluarga tentang jamban sehat dan
pentingnya gizi ibu hamil
4. Meningkatnya pengetahuan Ny. “E” dan keluarga tentang pentingnya gizi ibu
hamil
5. Meningkatkan perhatian keluarga tentang gizi ibu hamil

PLANNING/EVALUASI
1. Mengavaluasi materi penyuluhan yang lalu
E/ Ibu sudah sedikit mengerti materi penyuluhan yang lalu dan berusaha
memenuhi kebutuhan gizinya (ibu dan janinnya)
2. Menganjurkan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan
kebersihan diri sendiri dengan menerapkan cuci tangan menggunakan sabun
dengan benar.
E/ Keluarga bersedia untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan
diri sendiri.
3. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya penggunaan jamban dan menjaga
kebersihan diri dengan memncuci tangan dengan benar
E/ Penyuluhan sudah dilakukan dan keluarga berusaha untuk membuat jamban
dalam rumah dan bersedia untuk menjaga kebersihan diri dengan mencuci
tangan dengan benar
4. Memberikan penyuluhan tentang gizi pada ibu hamil dengan KEK
E/ Penyuluhan sudah dilakukan dan keluarga dapat menerima informasi
dengan baik
5. Menjadwal pertemuan berikutnya 23 Maret 2023
E/ Pertemuan ulang tanggal 23 Maret 2023

CATATAN PERKEMBANGAN II
Tanggal : 23 Maret 2023
Jam : 15.30 WIB
DATA SUBJEKTIF
1. Keluarga mengatakan isi materi penyuluhan lalu
2. Ny “E” mengatakan sudah mengetahui pentingnya jamban untuk ibu hamil
3. Keluarga Tn ”S” mengatakan masih belum memiliki jamban
4. Keluarga Tn “S” mengatakan sudah mengerti tentang gizi seimbang pada
balita

DATA OBJEKTIF
Keluarga masih belum memiliki jamban, keluarga sudah berperilaku sehat dan
bersih. Dan Ny “E” BB 34,5 kg, LILA 19,5 cm
ANALISIS
1. Keluarga sedikit sulit untuk mengubah perilaku untuk menjadi lebih sehat,
karena tidak ada jamban dirumah
2. Meningkatnya pengetahuan Ny. “E” dan keluarga tentang jamban sehat
3. Meningkatnya pengetahuan Ny. “E” dan keluarga tentang pentingnya gizi ibu
hamil dengan KEK
4. Meningkatkan perhatian keluarga tentang gizi ibu hamil dengan KEK

PLANNING/EVALUASI
1. Mengavaluasi materi penyuluhan yang lalu
E/ Ibu sudah sedikit mengerti materi penyuluhan yang lalu dan berusaha
memenuhi kebutuhan gizinya (ibu dan janinnya)
2. Menganjurkan keluarga untuk selalu menjaga kebersihan lingkungan dan
kebersihan diri sendiri dengan menerapkan cuci tangan menggunakan sabun
dengan benar.
E/ Keluarga bersedia untuk menjaga kebersihan lingkungan dan kebersihan
diri sendiri.
3. Memberikan penyuluhan tentang pentingnya penggunaan jamban dan menjaga
kebersihan diri dengan mencuci tangan dengan benar
E/ Penyuluhan sudah dilakukan dan keluarga berusaha untuk membuat jamban
dalam rumah dan dapat mencuci tangan dengan benar
BAB 4
PEMBAHASAN

4.1 Kekurangan Energi Kronis


Dalam keluarga Tn”S” anggotanya belum mengetahui tentang KEK pada ibu
hamil dimana keluarga tidak memperhatikan Lila ibu yang kurang dari normal.
Hal ini perlu diperhatikan karena KEK merupakan keadaan yang membahayakan
pada kehamilan ibu yang berdampak pada ibu maupun janinnya. Untuk mengatasi
masalah pada Ny “E” maka dilakukan penyuluhan tentang KEK pada ibu hamil
pada 9 Maret 2023.
Hasilnya keluarga telah mengetahui pengertian KEK, penyenan KEK, dampak
KEK, cara mengatasi KEK dan pengaturan makanan pada ibu hamil KEK. Setelah
diberikan penyuluhan pada keluarga Tn “S” keluarga sangat memperhatikan
asupan gizi pada Ny “E” sehingga BB dan LILA Ny “E” meningkat BB awal 33,5
kg menjadi 34,5 kg dan LILA awal 18,5 cm menjadi 19,5 cm.

4.2 Mencuci Tangan dengan Sabun (CTPS)


Dalam keluarga Tn”S” anggotanya belum mengetahui pentingnya cuci tangan
dengan sabun. Keadaan ini perlu di perhatikan karena tangan sering menjadi agen
pembawa kuman dan menyebabkan pathogen berpindah dari satu orang ke orang
lain, baik kontak langsung atau kontak tidak langsung. Untuk mengatasi masalah
keluarga Tn “S” maka dilakukan penyuluhan tentang cuci tangan dengan sabun
pada tanggal 9 Maret 2023.
Hasilnya keluarga telah mengetaui pentingnya CTPS, pengertian CTPS, manfaat
CTPS, dampak jika tidak CTPS, langkah-langkah CTPS. Dan keluarga daapat
menerapkan CTPS dalam kehidupan sehari-hariseperti cuci tangan sebelum dan
sesudah makan, cuci tangan sebelum dan sesudah cebok, cuci tangan sebelum dan
sesudah menyentuh sesuatu (benda atau hewan).

4.3 Jamban Sehat


Dalam keluarga Tn “S” anggotanya belum mengetahui tentang kesehatan
lingkungan. Dengan keadaan lingkungan yang kurang memadai, dimana di dalam
kamar mandi tidak terdapat jamban dan lingkungan kamar mandi yang kurang
bersih. Hal itu menjadi suatu hal yang perlu diperhatikan untuk kesehatan anggota
keluarga terutama pada ibu hamil, karena dapat menjadi sarang penyakit dan
pencemaran lingkungan disekitar rumah. Untuk mengatasi masalah keluarga
Tn”S” maka dilakukan penyuluhan tentang kesehatan lingkungan yaitu jamban
sehat pada tanggal 9 Maret 2023.
Hasilnya keluarga telah mengetahui tentang pengertian jamban, manfaat dan
fungsi, syarat-syarat, cara memelihara jamban sehat, dampak dan penyakit yang
berakibat pada ibu hamil. Dan keluarga memiliki antusias untuk meningkatkan
derajat kesehatn lingkungan serta ada keinginan untuk segera membuat jamban
sehat di rumah.
BAB 5 PENUTUP

5.1 Kesimpulan
Setelah penulis melakukan Asuhan Kebidanan Komunitas pada keluarga
selama 3 kali pertemuan di keluarga Tn. Saiful Bahri dapat disimpulkan
bahwa keadaan ekonomi yang rendah, pengetahuan keluarga terhadat
kesehatan lingkungan yang kurang dan keluarga kurang mengetahui masalah
kesehatan yang dihadapi sehingga keluarga tidak tahu cara menyelesaikan
permasalahan yang terjadi.
Selain itu penulis juga dapat mengenali masalah yang terdapat pada keluarga
Tn. Mashudi seperti masih kurangnya pengetahuan tentang pentingnya
perilaku hidup sehat yaitu jamban sehat pada ibu hamil dan perilaku
pencegahan covid-19 serta lingkungan yang kurang sehat.
Setelah dilakukan pembinaan terhadap keluarga Tn. Saiful Bahri dan
diberikan penyuluhan mengenai masalah kesehatan yang keluarga hadapi.
Keluarga bersedia untuk berusaha meningkatkan derajat dengan mengubah
perilaku hidup bersih dan sehat dengan segera membuat jamban sehat di
kamar mandi setalah memilki dana. Keluarga sudah tau cara penyelesaian
kesehatan yang mereka hadapi sekarang. Tingkat keberhasilan penulisan
dalam memberikan asuhan telah berperan dalam mengubah status kesehatan
keluarga tersebut, namun kebiasaan yang merugikan seperti merokok belum
bisa dihindari keseluruhan tetapi keluarga mengatakan akan berusaha untuk
mencegah perilaku kesehatan tersebut.

5.2 Saran
Berdasarkan pengalaman penulis dalam melakukan asuhan kebidanan
keluarga dan dalam rangka pemberian pelayanan professional dan peningkatan
mutu tenaga kesehatan, serta untuk mencapai hasil yang maksimal dalam
proses pembinaan keluarga maka penulis memberiakn saran :
1. Berusaha sesegera mungkin memfasilitasi jamban sehat di rumah
2. Tetap berperilaku hidup bersih dan sehat
3. Menjaga lingkungan sehat agar tetap bersih, aman dan sehat untuk
mengurangi perkembangan kuman penyebab penyakit
DAFTAR PUSTAKA

Friedman M. 2017. Buku Ajar Keperawatan keluarga : Riset, Teori, dan Praktek.
Edisi ke-5. Jakarta: EGC.

Supariasa, dkk. 2018. Penilaian Status Gizi (Edisi Revisi). Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC

Sipahutar, Aritonang, dkk. 2018. Gambaran Pengetahuan Gizi Ibu Hamil


Trimester Pertama Dan Pola Makan Dalam Pemenuhan Gizi Di Wilayah
Kerja Puskesmas Parsoburan Kecamatan Habinsaran Kabupaten Toba
Samosir Tahun 2013, pp.1–7.

Waryana. 2019. Gizi Reproduksi. Pustaka Rihama. Yogyakarta.

Stephanie P, dan Kartikasari. 2016. Gambaran Kejadian Kurang Energi Kronik


Dan Pola Makan Wanita Usia Subur Di Desa Pesinggahan Kecamatan
Dawan Klungkung Bali 2014. E-Jurnal Medika, 6(5), pp.1–6.

Harnoko. 2017. Asuhan Keperawatan Keluarga. Penerbit: Pustaka Pelajar:


Yogyakarta.

Effendy, Onong Uchjana. 2018. Ilmu Komunikasi Teori Dan Praktek. Bandung:
PT Remaja Rosdakarya
LAMPIRAN I DENAH RUMAH

KAMAR
DAPUR MANDI

KAMAR
2
RUANG
TAMU

KAMAR
1
LAMPIRAN II GENOGRAM
LAMPIRAN III

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Topik : Kekurangan Energi Kronis


Sasaran : Ibu Hamil KEK
Tempat : Rumah pasien
Penyuluh : Irfina
1. Topik
“Gizi pada hamil dengan KEK”
2. Sub Topik
a. Pengertian KEK
b. Ciri-ciri KEK
c. Bahaya Ibu Hamil dengan KEK
d. Penyebab Ibu Hamil dengan KEK
e. Dampak Ibu Hamil KEK
f. Upaya mengatasi Ibu Hamil dengan KEK
3. Tujuan
a. Tujuan Instruksional Umum
Penyuluhan pada ibu hamil dengan KEK yang dilakukan selama ±20 menit
diharapkan dapat memberikan pengetahuan pada ibu hamil dengan KEK.
b. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti penyuluhan tentang nutrisi ibu nifas selama 20 menit
peserta mampu :
1) Meningkatkan pengetahuan ibu tentang KEK
2) Meningkatkan pengetahuan ibu tentang tanda gejala serta bahaya ibu
hamil dengan KEK.
3) Memberikan rekomendsi makanan dengan gizi yang baik bagi ibu
hamil dengan KEK.
4. Tempat
Rumah pasien
5. Materi
Terlampir
6. Metode
Ceraman Tanya Jawab
7. Media
Leaaflet
8. Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi struktur : penyuluh datang sebelum waktu yang ditetapkan untuk
mempersiapkan kegiatan penyuluhan. Peserta telah siap untuk
dilaksanakannya penyuluhan.
b. Evaluasi proses : Pelaksanaan penyuluhan berjalan sesuai rencana. Peserta
mendengarkan materi penyuluh dan menjawab pertanyaan yang diajukan
penyaji. Penyuluhan dimulai tepat waktu.
c. Evaluasi hasil :
1) Peseta dapat memahami tentang gizi pada balita
2) Peserta dapat mengajukan pertanyaan dan mampu menjawab pertanyaan
yang diajukan penyaji.
3) 75% pertanyaan yang diajukan dapat dijawab dengan benar oleh peserta.
Pertanyaan yang akan diajukan berupa :
a) Apa yang dimaksud dengan KEK?
b) Apa saja ciri-ciri ibu hamil dengan KEK?
c) Apa bahaya KEK pada ibu hamil?
d) Apa penyebab KEK pada ibu hamil?
e) Apa saja dampak ibu hamil mengalami KEK?
9. Kegiatan Penyuluhan

Jam Waktu Kagiatan Penyuluhan Kagiatan Peserta


16.00 3 Menit Pembukaan : - Menjawab salam
WIB - Memberi salam - Mendengarkan dan
- Menjelaskan kegiatan memperhatikan
penyuluhan
- Menyebutkan materi atau pokok
bahasan yang akan disampaikan
5 menit Pre-Test - Mengerjakan Pre-
Test
16.05 11 Menit Pelaksanan : - Mendengarkan
WIB Menjelaskan materi: - Memperhatikan
- Pengertian KEK dan menanyakan
- Ciri-ciri ibu hamil dengan KEK apabila ada
- Bahaya KEK pada ibu hamil pertanyaan.
- Penyebab KEK pada ibu hamil
- Dampak ibu hamil mengalami
KEK
16.20 3 Menit Evaluasi : - Mengulang apa
WIB - Memberikan pertanyaan dan yang telah
menyuruh mengulang tentang dijelaskan dan
materi nutrisi ibu nifas menjawab
pertanyaan.
5 Menit Post-Test - Mengerjakan Post-
Test
09.25 3 Menit Penutup : - Menyepakati
WIB - Mengucapkan terima kasih dan kontrak waktu
kontrak waktu lagi untuk - Menjawab salam
melakukan implementasi dan
evaluasi
- Mengucapkan salam

10. Pengorganisasian
Pemateri : Irfina
1. Evaluasi Struktur
a. Kesiapan materi
b. Kesiapan SAP
c. Kesiapan media
d. Kesiapan daftar hadir peserta penyuluhan
e. Peserta hadir di tempat penyuluhan
f. Tempat Penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Penyuluhan dimulai sesuai dengan waktu yang direncanakan
b. Peserta mendengarkan dengan baik terhadap materi penyuluhan
c. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara
benar
d. Suasana penyuluhan nyaman
3. Evaluasi Hasil
Peserta mampu menjawab pertanyaan (menyebutkan dan menjelaskan)
tentang :
a. Pengertian KEK
b. Ciri-ciri KEK
c. Bahaya Ibu Hamil dengan KEK
d. Penyebab Ibu Hamil dengan KEK
e. Dampak Ibu Hamil KEK
Lampiran Materi
1. Pengertian Kek
Kurang Energi Kronis (KEK) merupakan keadaan dimana ibu menderita
kekurangan makanan yang berlangsung menahun (kronis) yang
mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan pada ibu sehingga kebutuhan
ibu hamil akan zat gizi yang semakin meningkat tidak terpenuhi (Handayani,
2019).
2. Ciri Ciri Ibu Dengan Kek
Menurut Handayani (2019), Berikut Ciri-ciri ibu hamil dengan KEK yaitu:
a. Merasa kelelahan terus-menerus,
b. Merasa kesemutan,
c. Wajah pucat dan tidak bugar,
d. Sangat kurus (indeks massa tubuh kurang dari 18,5)
e. Lingkar lengan atas kurang dari 23,5 cm,
f. Mengalami penurunan berat badan dan kekurangan lemak,
g. Menurunnya kalori yang terbakar saat istirahat, serta
h. Menurunnya kemampuan beraktivitas fisik.
3. Bahaya Bumil Dengan Kek
a. Bahaya bagi ibu
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan resiko dan komplikasi
pada ibu antara lain anemia, perdarahan, berat badan ibu tidak bertambah
secara normal, dan terkena penyakit infeksi. Sehingga akan meningkatkan
angka kematian ibu
b. Bahaya pada persalinan
Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan lama,
persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan.
c. Bahaya pada janin
Kurang gizi pada ibu hamil dapat mempengaruhi proses pertumbuhan
janin dan dapat menimbulkan keguguran, abortus, bayi lahir mati,
kematian neonatal, cacat bawaan dan lahir dengan BBLR.
d. Penyebab Ibu Hamil Dengan KEK
Menurut Handayani (2019), faktor menyebab KEK adalah sebagai berikut:
a. Faktor individu
1) Usia
Melahirkan anak pada usia ibu yang muda atau terlalu tua
mengakibatkan kualitas janin atau anak yang rendah dan juga akan
merugikan kesehatan ibu. Pada ibu yang terlalu muda (umur kurang
dari 20 tahun) dapat terjadi kompetisi makanan antara janin dan ibunya
sendiri yang masih dalam masa pertumbuhan dan dan adanya
perubahan hormonal yang terjadi selama kehamilan. Usia yang paling
baik untuk melahirkan adalah lebih dari 20 tahun dan kurang dari 35
tahun, sehingga diharapkan status gizi ibu hamil akan lebih baik.
2) Paritas (jumlah kehamilan)
Paritas adalah jumlah kehamilan yang berakhir dengan
kelahiran bayi atau bayi telah mencapai titik mampu bertahan hidup
maupun mati. Paritas diklasifikasikan sebagai berikut:
a) Primipara adalah perempuan yang telah pernah melahirkan
sebanyak nol hingga satu kali.
b) Multipara adalah perempuan yang telah melahirkan dua hingga
empat kali.
c) Grandemultipara Grandemultipara adalah perempuan yang telah
melahirkan.
d) orang anak atau lebih dan biasanya mengalami penyulit dalam
kehamilan dan persalinan.
Kehamilan dengan jarak pendek dengan kehamilan sebelumnya kurang
dari 2 tahun atau kehamilan yang terlalu sering dapat menyebabkan
gizi kurang karena dapat menguras cadangan zat gizi tubuh serta organ
reproduksi belum kembali sempurna seperti sebelum masa kehamilan
(Febriyeni, 2017). Pada ibu hamil dengan KEK mayoritas paritas ibu
hamil yang sudah pernah melahirkan 2-4 kali. Hal ini terjadi karena
ibu kurang peduli akan nutrisi yang dikonsumsi ibu yang sudah
beberapa kali hamil dan melahirkan, maka kemungkinan banyak akan
ditemui keadaan kesehatan terganggu (anemia, kurang gizi).
b. Faktor lingkungan
1) Dukungan keluarga
Dari semua dukungan bagi ibu hamil dukungan sang suami
adalah dukungan yang paling berati bagi ibu. Suami dapat berperan
aktif pada konsumsi ibu hamil dalam keberhasilan dalam melahirkan
dengan cara memberikan dukungan secara emosional dan
bantuanbantuan yang praktis.
2) Pekerjaan
Pekerjaan adalah sesuatu perbuatan atau melakukan sesuatu
yang dilakukan untuk mencari nafkah guna untuk kehidupan. Ibu yang
sedang hamil harus mengurangi beban kerja yang terlalu berat karena
akan memberikan dampak kurang baik terhadap kehamilannya, seperti:
a) Berdiri lebih dari 3 jam sehari.
b) Bekerja pada mesin pabrik terutama jika terjadi banyak getaran
atau membutuhkan upaya yang besar untuk mengoperasikannya.
c) Tugas-tugas fisik yang melelahkan seperti mengangkat,
mendorong dan membersihkan.
d) Jam kerja yang panjang
3) Pola konsumsi
Pola konsumsi aalah susunan jenis dan jumlah makanan yang
dikonsumsi seseorang atau kelompok orang pada waktu tertentu. Pola
konsumsi masyarakat ini dapat menunjukkan tingkatkeberagaman
pangan masyarakat Sedangkan menurut pola konsumsi aalah berbagai
informasi yang memberi gambaran mengenai macam dan jumlah
bahan makanan yang dimakan tiap hari oleh suatu orang dan
merupakan ciri khas untuk suatu kelompok masyarakat tertentu yang
diperngaruhi oleh kebiasaan, kesenangan, budaya, agama, ekonomi,
lingkungan alam, dsd. Pola konsumsi dapat dibedakan menjadi tiga
kelompok yaitu pangan pokok, lauk pauk, sayur dan buah-buahan.
4) Penyakit infeksi
Penyakit infeksi merupakan penyakit yang disebabkan oleh
biologi (seperti virus, bakteria, atau parasite), bukan disebabkan faktor
fisik (seperti luka bakar) atau kimia (seperti keracuman). Penyakit
infeksi merupakan faktor yang mempengaruhi kesehatan dan
keselamatan ibu. Status gizi kurang akan meningkatkan kepekaan ibu
terhadap risiko terjadinya penyakit infeksi, dan sebaliknya infeksi
dapat meningkatkan risiko kurang gizi
e. Dampak KEK
Kekurangan Energi Kronik (KEK) pada saat kehamilan dapat
berakibat pada ibu maupun pada janin yang dikandungnya.
1) Terhadap ibu dapat menyebabkan risiko dan komplikasi antara lain
: anemia, perdarahan, berat badan tidak bertambah secara normal
dan terkena penyakit infeksi.
2) Terhadap persalinan dapat mengakibatkan persalinan sulit dan
lama, persalinan sebelum waktunya (prematur), perdarahan.
3) Terhadap janin dapat mengakibatkan keguguran/abortus, bayi lahir
mati, kematian neonatal, cacat bawaan, anemia pada bayi, bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) (Waryana, 2016).
f. Upaya Mengatasi Ibu Hamil Kek
Meningkatkan konsumsi makanan bergizi menurut Febriyeni (2017),
yaitu:
1) Makan makanan yang mengandung zat besi dari bahan makanan
hewani (daging, ikan, ayam, hati, telur) dan bahan makanan nabati
(sayur berwarna hijau tua, kacang-kacangan, tempe).
2) Makan sayur-sayuran dan buah-buahan yang banyak mengandung
vitamin C (seperti daun katuk, daun singkong, bayam, jambu,
tomat, jeruk dan nanas) sangat bermanfaat untuk meningkatkan
penyerapan zat besi dalam usus.
3) Menambah pemasukan zat besi dalam tubuh dengan minum tablet
penambah darah.
4) Guna mencegah terjadinya resiko KEK pada ibu hamil sebelum
kehamilan (WUS) sudah harus mempunyai gizi yang baik,
misalnya dengan LILA tidak kurang dari 23.5 cm. Beberapa
kriteria ibu KEK adalah berat badan ibu sebelum hamil < 17,00
dan ibu menderita anemia.
LAMPIRAN IV BUKU KIA
LAMPIRAN V MEDIA PENYULUHAN
LAMPIRAN VI DOKUMENTASI ASUHAN

Anda mungkin juga menyukai