Anda di halaman 1dari 59

LAPORAN KASUS

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY.S DENGAN


PENYAKIT HIPERTENSI
DI RT.01 DESA SUNGAI LANDAS
STASE KEPERAWATAN KELUARGA

Tanggal 20 Maret – 25 Maret 2023

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh :

Yunita, S.Kep
NIM. 2230913320001

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2023
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN KASUS
ASUHAN KEPERAWATAN PADA KELUARGA NY.SDENGAN PENYAKIT
HIPERTENSI
DI RT.01 DESA SUNGAI LANDAS
STASE KEPERAWATAN KELUARGA

Tanggal 20 – 25 Maret 2023

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Stase Keperawatan Keluarga

Disusun Oleh :

Yunita, S.Kep
NIM. 2230913320001

Banjarbaru, 20 Maret 2023

Mengetahui,

Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Kurnia Rachmawati, Ns., MNSc. Nor Ella Dayani, S.Kep,Ns


NIP.19841112201 701209 001 NIP. 199210272022032005

i
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN.........................................................................................

DAFTAR ISI..............................................................................................................

1.1 Latar Belakang..........................................................................................1


1.2 Tujuan........................................................................................................1
1.2.1 Tujuan Umum...................................................................................................................
1.2.2 Tujuan Khusus..................................................................................................................
2.1 Konsep Keperawatan Keluarga.................................................................3
2.1.1 Definisi Keluarga..............................................................................................................
2.1.2 Tipe Keluarga...................................................................................................................
2.1.3 Fungsi Keluarga................................................................................................................
2.1.4 Struktur Keluarga..............................................................................................................
2.1.5 Tahap Perkembangan Keluarga........................................................................................
2.1.6 Peran Keluarga..................................................................................................................
2.1.7 Peran dan Fungsi Perawat Keluarga.................................................................................
2.1.8 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga............................................................................
2.2 Konsep Penyakit Hipertensi....................................................................15
2.2.1 Penyebab Hipertensi..................................................................................

2.2.2 Tanda Dan Gejala Hipertensi....................................................................

3.1 Identitas Keluarga....................................................................................20


3.2 Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga.........................................22
3.3 Pengkajian Lingkungan...........................................................................24
3.4 Struktur Keluarga....................................................................................26
3.5 Fungsi Keluarga......................................................................................27
3.6 Stress dan Koping Keluarga....................................................................28
3.7 Keadaan Gizi Keluarga...........................................................................28
3.8 Harapan Keluarga....................................................................................28
3.9 Pemeriksaan Fisik....................................................................................29
3.10 Analisa Data............................................................................................32
3.11 Skoring Diagnosis Keperawatan.............................................................34

ii
3.12 Perencanaan dan Implementasi...............................................................38

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pelayanan keperawatan di masyarakat mempunyai sasaran dari tingkat
individu, keluarga, kelompok, dan masyarakat. Pelayanan keperawatan di
masyarakat bertujuan untuk mewujudkan masyarakat yang mandiri dalam
pemeliharaan kesehatan. Keluarga merupakan unit terkecil di masyarakat.
Peran dan fungsi perawat dalam pelayanan keperawatan keluarga dan
komunitas merupakan unsur penting dalam mewujudkan masyarakat yang
sehat dan mandiri (Kholifah & Widagdo, 2016).

Asuhan keperawatan keluarga adalah suatu rangkaian kegiatan yang diberikan


melalui praktek keperawatan kepada keluarga, untuk membantu
menyelesaikan masalah kesehatan keluarga tersebut dengan menggunakan
pendekatan proses keperawatan. Asuhan keperawatan keluarga merupakan
proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan sistematik untuk
bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga .
Sedangkan pengertian yang lain perawatan keluarga adalah tingkat
keperawatan kesehatan yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai
unit atau kesatuan yang dirawat, dengan sehat sebagai tujuan melalui
perawatan sebagai saran atau penyalur (Andarmoyo, 2012).

Dalam memberikan asuhan keperawatan keluarga digunakan suatu pendekatan


yang sistemik yaitu dengan keperawatan kesehatan keluarga. Pendekatan ini
digunakan dalam rangka mengidentifikasi dan memecahkan masalah-masalah
yang dihadapi keluarga dimulai dari pengkajian, penemuan diagnosa
keperawatan keluarga, perencanaan, pelaksanaan dan teknik evaluasi.

1
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memelihara kesehatan
keluarga mereka sehingga dapat meningkatkan status kesehatan
keluarganya.

1.2.2 Tujuan Khusus


a. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengidentifikasi
masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga.
b. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
c. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil keputusan
yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan para anggotanya.
d. Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan asuhan
keperawatan terhadap anggota keluarga yang sakit dan dalam
mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
e. Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan mutu
hidupnya

2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Konsep Keperawatan Keluarga


2.1.1 Definisi Keluarga
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul serta tinggal di
suatu tempat di bawah satu atap dan saling ketergantungan. Keluarga
merupakan unit terkecil dari komunitas yang didalamnya ada
individu-individu yang saling berinteraksi dan memiliki hubungan
emosional, psikososial, budaya, dan spiritual (Siregar et al., 2019).

2.1.2 Tipe Keluarga


Menurut (Friedman, 2010), tipe keluarga dibagi menjadi :
a. Keluarga Tradisional
1. The Nuclear family (keluarga inti), yaitu keluarga yang terdiri
atas suami, istri, dan anak, baik anak kandung maupun anak
angkat.
2. The dyad family (keluarga dyad), suatu rumah tangga yang
terdiri atas suami dan istri tanpa anak (belum mempunyai
anak atau tidak mempunyai anak).
3. Single parent, yaitu keluarga yang terdiri atas satu orang tua
dengan anak (kandung atau angkat). Kondisi ini dapat
disebabkan oleh perceraian atau kematian
4. Single adult, yaitu suatu rumah tangga yang terdiri atas satu
orang dewasa. Tipe ini dapat terjadi pada seorang dewasa
yang tidak menikah atau tidak mempunyai suami.
5. Extended family, keluarga yang terdiri atas keluarga inti
ditambah keluarga lain, seperti paman, bibi, kakek, nenek,
dan sebagainya
6. Middle-aged or elderly couple, orang tua yang tinggal sendiri
di rumah (baik suami/istri atau keduanya), karena anak-

3
anaknya sudah membangun karir sendiri atau sudah menikah.
7. Kin-network family, beberapa keluarga yang tinggal bersama
atau saling berdekatan dan menggunakan barang-barang
pelayanan, seperti dapur dan kamar mandi yang sama
b. Keluarga non-tradisional
1. Unmarried parent and child family, yaitu keluarga yang terdiri
atas orang tua dan anak dari hubungan tanpa nikah.
2. Cohabitating couple, orang dewasa yang hidup bersama di
luar ikatan perkawinan karena beberapa alasan tertentu.
3. Gay and lesbian family, seorang yang mempunyai persamaan
jenis kelamin tinggal dalam satu rumah sebagaimana pasangan
suami istri.
4. The non-marital heterosexual cohabiting family, keluarga
yang hidup bersama berganti-ganti pasangan tanpa melalui
pernikahan.
5. Foster family, keluarga menerima anak yang tidak ada
hubungan keluarga/saudara dalam waktu sementara, pada saat
orang tua anak tersebut perlu mendapatkan bantuan untuk
menyatukan kembali keluarga yang aslinya.
2.1.3 Fungsi Keluarga
Menurut (Friedman, 2010), fungsi keluarga ada 5 yaitu :
a. Fungsi afektif
Fungsi ini meliputi persepsi keluarga tentang pemenuhan
kebutuhan psikososial anggota keluarga. Melalui pemenuhan
fungsi ini, maka keluarga akan dapat mencapai tujuan psikososial
yang utama, membentuk sifat kemanusiaan dalam diri anggota
keluarga, stabilisasi kepribadian dan tingkah laku, kemampuan
menjalin secara lebih akrab, dan harga diri.
b. Fungsi Sosialisasi
Sosialisasi dimulai saat lahir dan hanya diakhiri dengan kematian.
Sosialisasi merupakan suatu proses yang berlangsung seumur
hidup, karena individu secara kontinyu mengubah perilaku

4
mereka sebagai respon terhadap situasi yang terpola secara sosial
yang mereka alami. Sosialisasi merupakan proses perkembangan
atau perubahan yang dialami oleh seorang individu sebagai hasil
dari interaksi sosial dan pembelajaran peran-peran sosial.
c. Fungsi Reproduksi
Keluarga berfungsi untuk meneruskan keturunan dan menambah
sumber daya manusia
d. Fungsi Ekonomi
Keluarga berfungsi untuk memenuhi kebutuhan keluarga secara
ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan individu
meningkatkan penghasilan untuk memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Perawatan Keluarga
Menyediakan kebutuhan fisik dan perawatan kesehatan.
Perawatan kesehatan dan praktik-praktik sehat (yang
memengaruhi status kesehatan anggota keluarga secara
individual) merupakan bagian yang paling relevan dari fungsi
perawatan kesehatan.
1. Kemampuan keluarga mengenal masalah kesehatan keluarga.
2. Kemampuan keluarga membuat keputusan yang tepat bagi
keluarga.
3. Kemampuan keluarga dalam merawat keluarga yang
mengalami gangguan kesehatan.
4. Kemampuan keluarga dalam mempertahankan atau
menciptakan suasana rumah yang sehat.
5. Kemampuan keluarga dalam menggunakan fasilitas
2.1.4 Struktur Keluarga

Menurut (Friedman, 2010), struktur keluarga terbagi menjadi 4 yaitu :

a. Struktur Kekuatan dalam Keluarga


Struktur kekuatan keluarga merupakan kemampuan
(potensial/aktual) dari individu untuk mengontrol atau
mempengaruhi atau merubah perilaku orang lain (anggota
keluarganya). Beberapa macam struktur kekuatan :
5
1) Legitimate pawer/authority (hak untuk mengontrol) seperti
orang tua terhadap anak.
2) Referent power (seseorang yang ditiru)

3) Resource or expert power (pendapat, ahli dll)

4) Reward power (pengaruh kekuatan karena adanya harapan


yang akan diterima)
5) Coercive power (pengaruh yang dipaksakan sesuai
keinginanannya)

6) Informational power (pengaruh yang dilalui melalui persuasi)


Affective power (pengaruh yang diberikan melalui manipulasi
dengan cinta kasih misalnya hubungan seksual)

b. Komunikasi dalam Keluarga


Pola interaksi keluarga yang berfungsi : (1) bersifat terbuka dan
jujur, (2) selalu menyelesaikan konflik keluarga, (3) berpikiran
positif, dan (4) tidak mengulang- ulang isu dan pendapat sendiri.
Komunikasi dalam keluarga ada yang berfungsi dan ada yang
tidak, hal ini bisa disebabkan oleh beberapa faktor yang ada
dalam komponen komunikasi seperti sender, channel-media,
massage, environment, dan receiver. Komunikasi di dalam
keluarga yang berfungsi adalah
1) Karakteristik pengirim : yakin dalam mengemukakan sesuatu
atau pendapat, apa yang disampaikan jelas dan berkualitas,
dan selalu meminta dan menerima umpan balik.
2) Karakteristik penerima : siap mendengarkan, memberi
umpan balik, melakukan validasi.
c. Struktur Peran
Peran adalah serangkaian perilaku yang diharapkan sesuai dengan
posisi sosial yang diberikan.Yang dimaksud dengan posisi atau
status adalah posisi individu dalam masyarakat misalnya sebagai
suami, istri, anak, dan sebagainya. Tetapi kadang peran ini tidak
dapat dijalankan oleh masing-masing individu dengan baik. Ada

6
beberapa anak yang terpaksa mencari nafkah untuk memenuhi
kebutuhan anggota keluarga yang lain sedangkan orang tua
mereka entah kemana atau malah berdiam diri dirumah.
d. Nilai-nilai Keluarga
Nilai merupakan suatu sistem, sikap dan kepercayaan yang secara
sadarnatau tidak, mempersatukan anggota keluarga dalam satu
budaya. Nilai keluarga juga merupakan suatu pedoman bagi
perkembangan norma dan peraturan. Norma adalah pola perilaku
yang baik, menurut masyarakat berdasarkan sistem nilai dalam
keluarga. Budaya adalah kumpulan dari pola perilaku yang dapat
dipelajari, dibagi, dan ditularkan dengan tujuan untuk
menyelesaikan masalah.
2.1.5 Tahap Perkembangan Keluarga
Terdapat delapan tahap perkembangan keluarga yaitu (Kholifah &
Widagdo, 2016) :
1. Keluarga baru menikah atau pemula tugas perkembangannya
adalah
a) Membangun perkawinan yang saling memuaskan
b) Membina hubungan persaudaraan, teman, dan kelompok sosial
c) Mendiskusikan rencana memiliki anak
2. Tahap perkembangan keluarga yang kedua adalah keluarga
dengan anak baru lahir. Tugas perkembangannya adalah
a) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
mengintegrasikan bayi yang baru lahir ke dalam keluarga
b) Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan
dan kebutuhan anggota keluarga
c) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan
d) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orang tua dan kakek nenek.
3. Keluarga dengan anak usia pra sekolah tugas perkembangannya
adalah

7
a) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga, seperti rumah, ruang
bermain, privasi, dan keamanan
b) Mensosialisasikan anak
c) Mengintegrasikan anak yang baru, sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak yang lain
d) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga dan di
luar keluarga.
4. Keluarga dengan anak usia sekolah tugas perkembangannya
adalah
a) Mensosialisasikan anak-anak, termasuk meningkatkan prestasi
sekolah dan hubungan dengan teman sebaya yang sehat
b) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan;
c) Memenuhi kebutuhan kesehatan fisik anggota keluarga
5. Keluarga dengan anak remaja tugas perkembangannya adalah
a) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri
b) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan
c) Berkomunikasi secara terbuka antara orang tua dan anak-anak.
6. Keluarga melepas anak usia dewasa muda tugas perkembangannya
adalah
a. Memperluas siklus keluarga dengan memasukkan anggota
keluarga baru yang didapatkan melalui perkawinan anak-anak
b. Melanjutkan untuk memperbaharui dan menyesuaikan kembali
hubungan perkawinan
c. Membantu orangtua lanjut usia dan sakit-sakitan dari suami
atau istri.
7. Keluarga dengan usia pertengahan tugas perkembangannya adalah
a) Menyediakan lingkungan yang meningkatkan kesehatan
b) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dan penuh arti
dengan para orang tua lansia dan anak-anak
c) Memperkokoh hubungan perkawinan.
8. Keluarga dengan usia lanjut tugas perkembangannya adalah

8
a) Mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan
b) Menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun
c) Mempertahankan hubungan perkawinan
d) Menyesuaikan diri terhadap kehilangan pasangan
e) Mempertahankan ikatan keluarga antargenerasi
f) Meneruskan untuk memahami eksistensi mereka (penelaahan
hidup)
2.1.6 Peran Keluarga
Menurut (Friedman, 2010) peran keluarga dapat diklasifikasi
menjadi dua kategori, yaitu peran formal dan peran informal. Peran
formal adalah peran eksplisit yang terkadung dalam struktur peran
keluarga. Peran informal bersifat tidak tampak dan diharapkan
memenuhi kebutuhan emosional keluarga dan memelihara
keseimbangan keluarga. Berbagai peranan yang terdapat dalam
keluaraga adalah
a. Peran Formal
Peran formal Peran parental dan pernikahan, diidetifikasi
menjadi delapan peran yaitu peran sebagai provider (penyedia),
peran sebagai pengatur rumah tangga, peran perawatan anak,
peran sosialisasi anak, peran rekreasi, peran persaudaraan
(kindship), peran terapeutik (memenuhi kebutuhan afektif), dan
peran seksual.
b. Peran informal
Terdapat berbagai peran informal yaitu peran pendorong,
pengharmonis, insiator- kontributor, pendamai, pioner keluarga,
penghibur, pengasuh keluarga, dan perantara keluarga.

Sedangkan menurut (Suprajitno, 2004), membagi peran keluarga


sebagai berikut :

a. Peranan ayah

Ayah sebagai suami dari istri dan anak-anaknya, berperan


9
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung, dan pemberian
rasa aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari
kelompok sosialnya serta sebagai anggota keluarga masyarakat
dari lingkungannya.
b. Peran ibu
Ibu sebagai istri dari suami dan anak-anaknya. Mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik anak-anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosialnya serta sebagai anggota
masyarakat dari lingkungannya, disamping itu juga ibu dapat
berperan sebagai pencari nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Peran anak
Anak-anaknya melaksanakan peranan psiko-sosial sesuai dengan
tingkat perkembangan baik fisik, sosial, dan spiritual.
2.1.7 Peran dan Fungsi Perawat Keluarga
Peran dan fungsi perawat di keluarga adalah sebagai berikut (Kholifah
& Widagdo, 2016):
a. Pelaksana
Peran dan fungsi perawat sebagai pelaksana adalah memberikan
pelayanan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan,
mulai pengkajian sampai evaluasi. Pelayanan diberikan karena
adanya kelemahan fisik dan mental, keterbatasan pengetahuan,
serta kurangnya keamanan menuju kemampuan melaksanakan
kegiatan sehari-hari secara mandiri. Kegiatan yang dilakukan
bersifat promotif, preventif, kuratif, serta rehabilitatif.
b. Pendidik
Peran dan fungsi perawat sebagai pendidik adalah
mengidentifikasi kebutuhan, menentukan tujuan,
mengembangkan, merencanakan, dan melaksanakan pendidikan
kesehatan agar keluarga dapat berperilaku sehat secara mandiri.
c. Konselor

10
Peran dan fungsi perawat sebagai konselor adalah memberikan
konseling atau bimbingan kepada individu atau keluarga dalam
mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang
lalu untuk membantu mengatasi masalah kesehatan keluarga.

d. Kolaborator
Peran dan fungsi perawat sebagai kolaborator adalah
melaksanakan kerja sama dengan berbagai pihak yang terkait
dengan penyelesaian masalah kesehatan di keluarga.

Selain peran perawat keluarga di atas, ada juga peran perawat keluarga
dalam pencegahan primer, sekunder dan tersier, sebagai berikut:

a. Pencegahan Primer
Peran perawat dalam pencegahan primer mempunyai peran yang
penting dalam upaya pencegahan terjadinya penyakit dan
memelihara hidup sehat.
b. Pencegahan sekunder
Upaya yang dilakukan oleh perawat adalah mendeteksi dini
terjadinya penyakit pada kelompok risiko, diagnosis, dan
penanganan segera yang dapat dilakukan oleh perawat. Penemuan
kasus baru merupakan upaya pencegahan sekunder, sehingga
segera dapat dilakukan tindakan. Tujuan dari pencegahan sekunder
adalah mengendalikan perkembangan penyakit dan mencegah
kecacatan lebih lanjut. Peran perawat adalah merujuk semua
anggota keluarga untuk skrining, melakukan pemeriksaan, dan
mengkaji riwayat kesehatan.
c. Pencegahan tersier
Peran perawat pada upaya pencegahan tersier ini bertujuan
mengurangi luasnya dan keparahan masalah kesehatan, sehingga
dapat meminimalkan ketidakmampuan dan memulihkan atau

11
memelihara fungsi tubuh. Fokus utama adalah rehabilitasi.
Rehabilitasi meliputi pemulihan terhadap individu yang cacat
akibat penyakit dan luka, sehingga mereka dapat berguna pada
tingkat yang paling tinggi secara fisik, sosial, emosional.

2.1.8 Konsep Asuhan Keperawatan Keluarga


Menurut (Santi et al., 2021), konsep asuhan keperawatan keluarga
meliputi :

a. Tahap Pengkajian
Sumber informasi dari tahapan pengkajian dapat menggunakan
metode:
1) Wawancara keluarga
2) Observasi fasilitas rumah
3) Pemeriksaan fisik dari anggota keluarga (dari ujung rambut ke
ujung kaki)
4) Data sekunder, seperti contoh hasil laboratorium, hasil X-Ray,
pap smear dan lain-lain
Hal-hal yang perlu dikaji dalam keperawatan keluarga adalah:
a. Data Umum
1. Nama kepala keluaga
2. Usia
3. Alamat dan telepon
4. Pekerjaan kepala keluarga
5. Pendidikan kepala keluarga
6. Komposisi keluarga
7. Genogram
8. Tipe Keluarga
9. Suku bangsa
10. Agama
11. Status sosial ekonomi
12. Aktivitas rekreasi keluarga

12
b. Riwayat dan Tahap Perkembangan Keluarga
1. Tahap perkembangan keluarga saat ini
2. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3. Riwayat keluarga inti saat ini dan sebelumnya
c. Pengkajian Lingkungan
1. Karakteristik rumah
2. Karakteristik tetangga komunitas
3. Mobilitas keluarga
4. Perkumpulan keluarga dari interaksi dengan masyarakat
5. Sistem pendukung keluarga
d. Pengkajian Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
2. Struktur kekuatan keluarga
3. Struktur peran
4. Nilai atau norma keluarga
e. Fungsi Keluarga
1. Pengkajian Fungsi Afektif
2. Fungsi Sosialisai
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
4. Fungsi Reproduksi
5. Fungsi Ekonomi
f. Stress dan Koping Keluarga
1. Stresor jangka pendek dan panjang
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap situasi/stresor
3. Strategi koping konstruktif yang digunakan
4. Strategi adaptasi disfungsional
g. Pemeriksaan Fisik
h. Harapan Keluarga
b. Perumusan Diagnosis Keperawatan Keluarga
Tipologi dari diagnosis keperawatan:

13
1. Aktual (Terjadi defisit/gangguan kesehatan), dari hasil
pengkajian didapatkan data mengenai tanda dan gejala dari
gangguan kesehatan
2. Resiko (ancaman kesehatan), sudah ada data yang menunjang
namun belum terjadi gangguan.
3. Potensial (Keadaan sejahtera/”Wellness”), suatu keadaan
dimana keluarga dalam keadaan sejahtera sehingga kesehatan
keluarga dapat ditingkatkan.
Etiologi dari diagnosis keperawatan keluarga berdasarkan hasil
pengkajian dari tugas perawatan kesehatan keluarga. Khusus untuk
mendiagnosis keperawatan potensial (sejahtera / “wellness”) boleh
menggunakan/ tidak menggunakan etiologi.
Skoring:
1. Tentukan skor untuk setiap kriteria
2. Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan
bobot :
Score
X Bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkan skor untuk semua kriteria
No. Kriteria Skala Bobo Scoring Pembenaran
t
1. Sifat masalah
ancaman
kesehatan
1 = Sejahtera
2 = Resiko
3 = Kurang
Sehat/Tidak
Sehat
2. Kemungkina
n masalah
dapat diubah:
14
2 = Mudah
1 = Sebagian
0 = Tidak
dapat diubah
3. Potensial
masalah
untuk diubah:
3 = Tinggi
2 = Cukup
1 = Rendah
4. Menonjolnya
masalah;
2 = Harus
segera diatasi
1 = Tidak
perlu segera
0 = Masalah
tidak
dirasakan
oleh keluarga
Total

c. Perencanaan Keperawatan Keluarga


Perencanaan keperawatan keluarga terdiri dari penetapan tujuan,
yang menyangkut tujuan umum dan tujuan khusus serta dilengkapi
dengan kriteria dan standar. Kriteria dan standar merupakan
pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan.
d. Tahap Tindakan Keperawatan Keluarga
Tindakan keperawatan terhadap keluarga mencakup hal-hal di
bawah ini:
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai
masalah dan kebutuhan kesehatan dengan cara :
15
 Memberikan informasi
 Mengidentifikasikan kebutuhan dan harapan tentang
kesehatan.
 Mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah.
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan
yang tepat, dengan cara:
 Mengidentifikasi konsekuensi tidak melakukan tindakan.
 Mengidentifikasi sumber-sumber yang dimiliki keluarga.
 Mendiskusikan tentang konsekuensi tiap tindakan.
3. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota
keluarga yang sakit, dengan:
 Mendemonstrasikan cara perawatan.
 Menggunakan alat dan fasilitas yang ada di rumah.
 Mengawasi keluarga melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara bagaimana
membuat lingkungan menjadi sehat, dengan cara:
 Menentukan sumber-sumber yang dapat digunakan
keluarga.
 Melakukan perubahan lingkungan keluarga seoptimal
mungkin.

5. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan


yang ada, dengan cara:
 Mengenakan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan
keluarga.
 Membantu keluarga menggunakan fasilitas kesehatan
yang ada.
e. Tahap Evaluasi
Pada umumnya, tahap evaluasi dapat dibedakan menjadi dua
yaitu: evaluasi kuantitatif dimana evaluasi ini menekankan pada
jumlah pelayanan atau kegiatan yang telah diberikan. Sedangkan
evaluasi kualitatif adalah evaluasi yang difokuskan pada tiga
16
dimensi yang saling berkaitan yaitu: evaluasi struktur yaitu
berhubungan dengan tenaga atau bahan yang diperlukan dalam
suatu kegiatan, evaluasi proses adalah evaluasi yang dilakukan
selama kegiatan berlangsung dan evaluasi basil merupakan basil
dan pemberian asuhan keperawatan.
Adapun metode yang sering dipakai untuk menentukan apakah
tujuan dari tindakan keperawatan yang telah tercapai adalah
sebagai berikut:
1. Observasi langsung metode ini merupakan metode yang paling
valid untuk menentukan adanya perubahan yaitu bila
interpretasi yang subyektif dan pengamat dapat dikurangi dan
menggunakan instrument yang tepat dan tujuan yang telah
ditetapkan mengenai proses atau hasil.
2. Memeriksa laporan atau record mengenai test diagnostik
yang menunjukkan perubahan dalam status kesehatan klien
3. Wawancara untuk menentukan perubahan sikap dan
tingkah laku yang rumit, wawancara dapat disusun dan
diberikan kepada keluarga yang berperan penting.
4. Latihan stimulasi, berguna untuk menentukan perkembangan
kesanggupan untuk mengerti seperti kecakapan dalam
membuat keputusan, menanggapi masalah dan menganalisa
masalah.
Untuk menentukan keberhasilan suatu tindakan keperawatan yang
diberikan pada keluarga adalah dengan pedoman SOAP sebagai
tuntunan perawat dalam melakukan evaluasi adalah:
a. Subyektif: Pernyataan atau uraian keluarga, klien atau sumber
lain tentang perubahan yang dirasakan baik kemajuan atau
kemunduran setelah diberikan tindakan keperawatan.
b. Obyektif: Data yang bisa diamati dan diukur memalui teknik
observasi, palpasi, perkusi dan auskultasi, sehingga dapat
dilihat kemajuan atau kemunduran pada sasaran perawatan
sebelum dan setelah diberikan tindakan keperawatan.

17
c. Analisa: Pernyataan yang menunjukkan sejauh mana masalah
keperawatan ditanggulangi.
d. Planning: Rencana yang ada dalam catatan perkembangan
merupakan rencana tindakan hasil evaluasi tentang dilanjutkan
atau tidak rencana tersebut sehingga diperlukan inovasi dan
modifikasi bagi perawat.

2.2

18
2.3 Konsep Penyakit Hipertensi
2.3.1 Definisi Hipertensi

Hipertensi atau darah tinggi merupakan suatu keadaan yang


menyebabkan tekanan darah tinggi secara terus-menerus dimana
tekanan sistolik lebih dari 140 mmHg, tekanan diastolik 90 mmHg
atau lebih. Hipertensi atau penyakit darah tinggi merupakan suatu
keadaan peredaran darah meningkat secara kronis. Hal ini terjadi
karena jantung bekerja lebih cepat memompa darah untuk memenuhi
kebutuhan oksigen dan nutrisi di dalam tubuh (Koes Irianto, 2014).
Hipertensi juga merupakan faktor utama terjadinya gangguan
kardiovaskular. Apabila tidak ditangani dengan baik dapat
mengakibatkan gagal ginjal, stroke, dimensia, gagal jantung, infark
miokard, gangguan penglihatan dan hipertensi (Andrian Patica N E-
journal keperawatan volume 4 nomor 1, Mei 2016).
2.3.2 Penyebab Hipertensi

Berdasarkan etiologinya hipertensi dapat diklasifikasikan menjadi


hipertensi primer/essensial dengan insiden 80-95% dimana pada
hipertensi jenis ini tidak diketahui penyebabnya. Selain itu terdapat
pula hipertensi sekunder akibat adanya suatu penyakit atau kelainan
yang mendasari, seperti stenosis arteri renalis, penyakit parenkim
ginjal, feokromositoma, hiperaldosteronism, dan sebagainya Penyebab
hipertensi pada orang dengan lanjut usia adalah terjadinya perubahan-
perubahan pada (Andrian, 2016):
a. Elastisitas dinding aorta menurun
b. Katub jantung menebal dan menjadi kaku
c. Kemampuan jantung memompa darah menurun 1% setiap tahun
sesudah berumur 20 tahun kemampuan jantung memompa darah
menurun menyebabkan menurunnya kontraksi dan volumenya.
d. Kehilangan elastisitas pembuluh darah Hal ini terjadi karena
kurangnya efektifitas pembuluh darah perifer untuk oksigenasi.
e. Meningkatnya resistensi pembuluh darah perifer.

19
2.3.3 Tanda Dan Gejala Hipertensi

Hipertensi sering dikatakan sebagai silent killer, hal ini karena


hipertensi dapat menyerang siapa saja dan dapat menyebabkan
kematian. Ciri-ciri dari Hipertensi (Irianto, 2014), yaitu :
a. Sakit Kepala Salah satu ciri dari penyakit hipertensi yaitu sakit
kepala. Hal ini karena aliran darah yang dihasilkan oleh jantung
ke seluruh tubuh semakin meningkat sehingga membuat sakit
pada daerah kepala.
b. Sesak Nafas Pada penderita hipertensi sesak nafas bisa terjadi,
hal ini karena pendarahan tidak lancar sehingga membuat
penderita hipertensi merasa sesak
c. Pendarahan Dari Hidung (mimisan) Mimisan adalah salah satu
ciri dari hipertensi. Hal ini karena akan menyebabkan pecahnya
pembuluh darah dibagian belakang (epistaksis posteor) sehingga
menyebabkan terjadinya mimisan.
d. Gelisah Gelisah terjadi karena berbagai hal yaitu diantaranya
karena faktor emosi yang berlebihan.
e. Denyut Jantung Semakin Cepat Ketika denyut jantung semakin
cepat, jantung terasa berdebar-debar. Hal ini terjadi karena faktor
emosi sehingga masih merupakan salah satu ciri dari penyakit
darah tinggi (hipertensi).

20
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA


PADA KELUARGA NY.S DENGAN HIPERTENSI

3.1 Pengkajian
3.1.1 Identitas Kepala Keluarga
Nama : NY.S
Tanggal Lahir : Sungai Landas, 03 Maret 1940
Umur : 83 Tahun
Agama : Islam
Suku : Banjar
Pendidikan : SD
Pekerjaan : Tidak Bekerja
Alamat : RT.01 Desa Sungai Landas
Nomor Telepon :-
3.1.2 Komposisi Keluarga

No Nama L/P Umur Hubunga Pekerjaan Pendidikan


n
Keluarga
1 NY. S P 83 Kepala Tidak SD
Tahun Keluarga Bekerja
2 Ny.N p 70 Anggota Tidak SD
Tahun keluarga Bekerja

3.1.3 Tipe Keluarga


1) Jenis Tipe keluarga
Jenis tipe keluarga NY.S termasuk keluarga non tradisional
yaitu commune family, dimana lebih dari satu keluarga tanpa
pertalian darah hidup serumah. Ny.S tinggal bersama dengan
temannya yaitu Ny.N.

21
2) Masalah yang terjadi dengan tipe tersebut
Ny.S mengatakan tidak ada masalah secara signifikan
mengenai hidup dengan teman nya Ny.N karena bisa saling
membantu satu sama lain.
3.1.4 Suku Bangsa
1) Asal suku bangsa
Ny.Sdan Ny.N berasal dari keluarga dengan suku Banjar.
2) Budaya yang berhubungan dengan kesehatan
Ny.N mengatakan sering konsumsi obat tradisonal seperti
rebusan air serai untuk kesehatan.
3) Bahasa yang digunakan di rumah
Ny.Sdan Ny.N menggunakan bahasa banjar saat
berkomunikasi satu sama lain di rumah maupun di luar rumah
dengan warga sekitar.
4) Struktur Kekuasaan Keluarga
Ny.N mengatakan keputusan dalam keluarga diambil secara
mandiri oleh masing-masing individu, namun yang lebih sering
mengambil keputusan untuk bersama adalah NY.Skarena
sebagai pemilik rumah.
3.1.5 Genogram

Keterangan :
Perempuan

Laki-laki

Tinggal serumah

Meninggal dunia
22
Ny.S merupakan anak tunggal dari orang tua yang sudah meninggal
Klien
dan Ny.N merupakan anak ke-3 dari empat bersaudara, dan Ny.N
tidak memiliki hubungan pernikahan.

3.1.6 Agama dan Kepercayaan Yang Mempengaruhi Kesehatan


1) Agama atau kepercayaan yang dianut oleh keluarga: islam
2) Adakah perbedaan dalam keyakinan agama dan prakteknya:
Ny.N mengatakan tidak ada perbedaan dalam keyakinan
agama dengan
3) Sejauh mana keaktifan keluarga dalam kegiatan keagamaan:
Ny.S megatakan dahulu sering rajin sekali mengikuti kegiatan
keagamaan di masjid, namun sekarang hanya bisa di rumah
karena kondisi kesehatannya. Ny.N juga mengatakan aktif
melakukan kegiatan keagamaan di rumah.
4) Apakah kegiatan keagamaan yang diikuti keluarga: Ny.S dan
Ny.N tidak dapat lagi menghadiri kegiatan keagamaan di luar
rumah
5) Apakah agama dijadikan sebagai dasar keyakinan atau nilai
yang mempengaruhi kehidupan keluarga: NY.S mengatakan
iya, agama menajadi dasar dalam menjalankan kegiatan sehari-
hari.
3.1.7 Status Sosial Ekonomi Keluarga
Keluarga Ny.S memiliki status ekonomi yang kurang. Ny.Sdan
Ny.N tidak bekerja. Penghasilan di dapat dari bantuan pemerintah
yaitu BLT (Bantuan Langsung Tunai berupa Rp 300.00 dan
bantuan biaya dari anak Ny.S. pengeluaran per hari terkadang lebih
dari pendapatan nya per-hari. Ny.Smapun Ny.N tidak memiliki
tabungan.
3.1.8 Aktivitas Rekreasi Keluarga
Keluarga Ny.Sdan Ny.N tidak melakukan aktivitas diluar rumah.
Mereka mengatakan sering merasa kesepian di rumah. Sesekali
mereka menonton tv sebentar saat malam hari. Waktu luang

23
dihabiskan dengan duduk di teras rumah. Ny.N mengatakan kadang
merasa bosan karena aktivitas yang sama setiap harinya.

3.1.9 Riwayat Dan Tahap Perkembangan Keluarga


1) Tahap Perkembangan Keluarga Saat Ini
Saat ini, keluarga Ny.S dan Ny.N berada pada tahap 8 yaitu tahap
keluarga dengan usia lanjut. Adapun tugas perkembangannya
adalah mempertahankan pengaturan hidup yang memuaskan,
menyesuaikan terhadap pendapatan yang menurun, menyesuaikan
diri terhadap kehilangan pasangan, mempertahankan ikatan
keluarga antargenerasi.
2) Tahap Perkembangan Keluarga Yang Belum Terpenuhi Dan
Kendalanya
Tahap perkembangan keluarga pada keluarga Ny.S sudah
terpenuhi. Untuk Ny.N tahap perkembangan keluarganya belum
terpenuhi mulai dari keluarga dengan pasangan baru. Ny.N
mengatakan tidak ada keinginan untuk menikah.
3) Riwayat Kesehatan Keluarga Inti
a. Riwayat kesehatan keluarga inti saat ini
- Ny.S sekarang sedang mengeluhkan kaki kirinya yang
bengkak. Sekarang ini Ny.S tidak mampu lagi berjalan
sejak 1 tahun yang lalu karena mengalami stroke yang
menyebabkan sekarang kaki kanannya tidak mampu di
gerakkan.
- Ny.N sekarang ini rutin menggunakan kaca mata hitam
karena dianjurkan dokter setelah beliau melakukan operasi
mata katarak sejak 1 bulan yang lalu.
b. Riwayat penyakit keturunan
Ny.N dan Ny.S mengatakan tidak memiliki penyakit
keturunan.
4) Riwayat Keluarga Inti
Keluarga Ny.S sebelumnya menikah dan dikarunia 6 orang anak,
namun 5 orang anaknya meninggal karena sakit, kemudian

24
suaminya meninggal. Lalu Ny.S hidup bersama dengan Ny.N yang
tidak menikah.
5) Riwayat Kesehatan Masing-Masing Anggota Keluarga

Imunisasi
(BCG/Pol Tindakan yang
Keadaan Masalah
No Nama Umur BB io telah di
Kesehatan kesehatan
/DPT/HB/ lakukan
Campak
1. Ny.N 70 40kg Keadaan Tidak -post operasi -mengikuti
Th umum mengikuti katarak saran dokter
baik imunisasi -tekanan dengan
darah tinggi menggunakan
kaca mata
hitam
- minum obat
jarang- jarang
2. Ny.S 83 40kg Sedang Tidak - Post - Pijat
Th sakit mengikuti stroke - Minum
imunisasi - Tekanan obat
darah - Memanggil
tinggi petugas
- Bengkak pelayanan
pada lutut kesehatan

a. Sumber pelayanan kesehatan yang dimanfaatkan


Ny.S mengatakan jika ada yang sakit, maka akan memanggil petugas
pelayanan kesehatan ke rumah karena Ny.S memiliki keterbatasan
bergerak.
b. Riwayat kesehatan keluarga sebelumnya
Ny.S mengatakan riwayat kesehatan nya hanya karena penyakit
Stroke.

25
3.2 Pengkajian Lingkungan
3.2.1 Karakteristik Rumah
1) Luas Rumah : 5 x 8 m2
2) Type Rumah : Non permanen dan atap
seng
3) Kepemilikan : Milik pribadi
4) Jumlah dan ratio kamar/ruangan
Rumah ini terdiri dari beberapa ruangan, yaitu satu kamar tidur.
Tempat tidur untuk Ny.S dan Ny.N tidak dalam kamar yaitu terletak
di ruang tengah dan dapur terbuka. Toilet dan kamar mandi di
gabung dan tempat cuci piring di pisah. Dapur dengan ukuran 3 x 5
m2. Rumah Ny. S.
5) Ventilasi/jendela
Pada rumah ini sudah terdapat jendela yang di buka setiap harinya.
6) Pemanfaatan ruangan
Ruang yang ada didalam rumah dimanfaatkan kurang sesuai, seperti
Ny.N yang tidur pada area dapur.
7) Septic tank
Rumah keluarga Ny.S memiliki 1 septic tank yang terletak di
belakang rumah.
8) Sumber air minum
Keluarga NY.S menggunakan air PAMSIMAS yang di rebus untuk
minum.
9) Kamar mandi / WC
Rumah keluarga Ny.S terdiri dari 1 kamar mandi dan 1 WC yang di
gabung. Toilet yang dipakai adalah toilet jongkok dengan frekuensi
pembersihan 1 minggu sekali.
10) Sampah
Keluarga NY.S biasa mengumpulkan limbah sampah baik sampah
dapur, halaman, dan lain-lain ke dalam plastik dan menunggu di
angkut petugas sampah.
11) Kebersihan lingkungan

26
Lingkungan rumah Tn. A tampak bersih ada beberapa vektor yang
mengganggu seperti kucing dan ayam

WC & Toilet Dapur

Tempat
tidur

Tempat
tidur
Kamar 1

Teras

27
3.2.2 Karakteristik Tetangga dan Komunitas RW
1) Kebiasaan
Rumah keluarga Ny.S terletak di pemungkiman yang cukup padat.
Antara rumah penduduk ada jarak namun sempit. Warga biasanya
menggunakan fasilitas kesehatan seperti puskesmas pembantu, dan
mantri.
2) Kesepakatan / aturan
Warga di Desa Sungai Landas mempunyai kesepakatan kegiatan
seperti gotong royong pada hari jumat.
3) Budaya
Penduduk di pemukiman Desa Sungai Landas didominasi oleh suku
Banjar.
3.2.3 Mobilitas Geografi Keluarga
Keluarga Ny.S sebelumnya tinggal di rumah sewa. Kemudian membeli
tanah dan membangun rumah sendiri di desa sungai landas
3.2.4 Perkumpulan Keluarga dan Interaksi dengan Masyarakat
Ny.S mengatakan cucu nya sering mengunjunginya. Interaksi dengan
masyarakat sekitar baik, namun jarang sekali untuk berkumpul bersama
masyarakat.
3.2.5 Sistem Pendukung Keluarga
Apabila memerlukan bantuan kesehatan, keluarga Ny.S mengandalkan
anaknya serta cucunya untuk membawa atau memanggil petugas
kesehatan ke rumah.
3.2.6 Struktur Keluarga
a) Pola Komunikasi Keluarga
Komunikasi dilakukan dengan terbuka. Keluarga biasanya
menggunakan bahasa banjar saat berkomunikasi. Masing-masing
anggota keluarga dapat dengan bebas berkomunikasi satu dengan
yang lain, tanpa perlu menunggu waktu tertentu. Antar anggota
keluarga terbina hubungan yang harmonis.

28
b) Stuktur Kekuatan Keluarga
Pengambilan keputusan dalam keluarga ini biasa dilakukan oleh
Ny.S sebagai pemilik rumah.
c) Struktur Peran
Ny.S dan Ny.N berperan sebagai pengatur rumah tangga, penataan
rumah,, selama pelaksanaannya jarang terdapat konflik yang
signifikan.
d) Nilai Dan Norma Keluarga
Nilai dan norma budaya keluarga Ny.S sesuai dengan nilai dari suku
banjar dan agama islam yang mereka anut, serta nilai dan norma
masyarakat sekitarnya.
3.2.7 Fungsi Keluarga
a) Fungsi Afektif
Dalam kehidupan sehari-hari, Ny.S dan Ny.N cukup rukun dan
jarang terjadi konflik. Dalam keluarga juga tidak terdapat jarak
maupun batasan yang dibangun, sehingga masing-masing
anggota keluarga tetap bisa mencurahkan isi hati kepada siapa
dia ingin bercerita.
b) Fungsi Sosialisasi
1. Kerukunan hidup dalam keluarga
Dalam keluarga Ny.S, jarang terjadi konflik sehingga
dapat dikatakan bahwa keluarga Ny.S hidup dengan
rukun.
2. Interaksi dan hubungan dalam keluarga
Setiap hari keluarga Ny.S berinteraksi secara baik,
berkomunikasi terbuka.
3. Anggota keluarga yang dominan dalam pengambilan
keputusan
Ny.S adalah orang yang dominan mengambil keputusan
utama dalam keluarga.
4. Kegiatan keluarga waktu senggang

29
Keluarga Ny.S mengisi waktu senggang dengan duduk di
teras rumah.
5. Partisipasi dalam kegiatan sosial
Fungsi sosialisasi dalam keluarga Ny.Skurang berjalan
dengan baik karena kondisi kesehatan.
c) Fungsi Perawatan Kesehatan
1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan tiap
anggotanya
Ny.S maupun Ny.N masih kurang memahami terkait
konsep penyakit. Keduanya tidak mengetahui batasan
normal, penyebab, faktor resiko, penatalaksanaan, dan diet
sehat untuk hipertensi. Keduanya sama-sama memiliki
tekanan darah yang diatas normal.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang
tepat
Pengambilan keputusan yang telah dilakukan oleh Ny.S di
dampingi oleh anaknya bungsunya yaitu anak dari Ny.S
yang masih hidup.
3) Memberikan keperawatan kepada anggota keluarganya
yang sakit
Anggota keluarga yang bertanggung jawab untuk
melakukan perawatan kepada Ny.S adalah anaknya
bungsungya yang tinggal tidak serumah dengannya. Saat
dilakukan pengkajian tidak bertemu dengan anak dari
Ny.S. Berdasarkan keterangan dari Ny.S anaknya sering
mengunjunginya hampir setiap hari untuk mengantarkan
makanan dan menanyakan kondisi kesehatan Ny.S.
Anaknya juga sering untuk menjadwalkan Ny.S untuk
pijat dan memanggil tenaga kesehatan untuk dating
kerumah Ny.S untuk memeriksa kondisi kesehatannya.

30
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota
keluarga
Ny.S mengatakan suasana rumah baik dan rukun,
keadaan di rumah bersih, jendela rumah selalu di
buka. Tidak ada keadaan lingkungan yang mengganggu
kondisi kesehatan.
5) Mempertahankan hubungan kepribadian anggota keluarga
dan pemanfaatan fasilitas kesehatan
Karena kondisi kesehatannya sekarang yang kesulitan
untuk berpindah tempat Ny.S tidak dapat dating ke
fasilitas kesehatan secara rutin atau mengikuti
pemeriksaan posbindu satu bulan sekali. Keluarga tidak
memeriksakan kesehatan secara rutin termasuk tekanan
darah.
d) Fungsi Ekonomi
Penghasilan keluarga berasal dari bantuan pemerintah yaitu
BLT setiap bulan. Keluarga terdaftar BPJS.
e) Fungsi Reproduksi
Keluarga Ny.S dan Ny.N sudah mengalami menopause, tidak
ada masalah kesehatan khusus.

3.2.8 Stress dan Koping Keluarga


a) Stressor Jangka Pendek
Keluarga sering merasa kesepian karena hanya tinggal bersdua.
b) Stressor Jangka Panjang
Keluarga Ny.S mengatakan sering memikirkan terkait kondisi
kesehatnnya.
c) Respon Keluarga Terhadap Stressor
Keluarga Ny.S memiliki praktek agama yang kuat. Ny.S
mengatakan harus sabar dan menyerahkan kepada tuhan.
d) Strategi Adaptasi Fungsional

31
Dalam keluarga Tn. A, tidak ditemukan adanya cara-cara
penyelesaian masalah selain diskusi.

3.2.9 Keadaan Gizi Keluarga


Saat ini kondisi tubuh Ny.S dan Ny.N. nampak kurus. Ny.S
mengatakan sering tidak nafsu untuk makan.
3.2.10 Harapan Keluarga
a) Terhadap masalah kesehatannya
Ny.S berharapan keluarganya dapat hidup sehat dan sembuh
dari penyakit dan Ny.S ingin mengetahui terkait dengan
kondisi kesehatan dan juga penyakitnya.
b) Terhadap petugas kesehatan yang ada
Keluarga Ny.Sberharap dengan hadirnya perawat, keluarga
berharap dapat lebih tahu tentang kesehatan, membantu
menyelesaikan masalah kesehatan di keluarga.

32
3.3 Pemeriksaan Fisik

No Jenis Nama Anggota Keluarga


Pemeriksaan Ny.S Ny.N

1.  Penyakit tekanan  Penyakit darah


darah tiggi tinggi
 Post stroke 1 tahun  Post operasi
yang lalu katarak
 Benkak pada lutut kiri
dan nyeri
P: Nyeri akan
Keluhan bertambah saat kaki
Umum digerakkan
Q: Rasanya seperti
nyut-nyutan
R: lutut sebelah kiri
S: Tn.S mengatakan
skala nyeri yang
dirasakan dari skala 1-
10 yaitu 3 (ringan)
T: Sakit kepala hilang
timbul

2. TTV TD : 165 / 80 mmHg TD : 146 / 69 mmHg


R : 22 x /menit R : 24 x /menit
N : 86x / menit N : 90x / menit
S : 36,9oC S : 36,6oC

3. Kondisi  Kesadaran kompos  Kesadaran kompos


Umum mentis mentis
 Kondisi umum tidak  Kondisi umum
dapat berjalan baik
 Tampak Kurus  Tampak Kurus

4. Kepala (mata,  Rambut hitam  Rambut hitam


hidung, memutih, lurus memutih, lurus
telinga, mulut) gelombang diikat
 Mata konjungtiva  Mata konjungtiva

33
tidak anemis, tidak anemis,
penglihatan jelas penglihatan sedikit
 Hidung tidak ada terganggu
sumbatan  Hidung tidak ada
 Pendengaran sumbatan
terganggu  Pendengaran baik
 Bibir lembab  Bibir lembab
 Mulut tidak ada  Mulut tidak ada
kelainan kelainan
 Lidah merah muda,  Lidah merah muda,
permukaan berbintik permukaan
 Gigi cukup bersih berbintik
 Gigi cukup bersih

5. Leher dan  Tidak ada  Tidak ada


tenggorokan pembengkakan pembengkakan
kelenjar kelenjar
 Teraba denyut vena  Teraba denyut vena
jugularis jugularis
 Tidak terlihat adanya  Tidak terlihat
peningkatan tekanan adanya
vena jugularis peningkatan
tekanan vena
jugularis

6. Dada  Pergerakan dada  Pergerakan dinding


terlihat simetris dada terlihat
simetris

7. Abdomen  Perut terlihat bersih  Perut terlihat bersih


 Warna kulit sao  Warna kulit sao
matang matang

8. Genitalia Klien mengatakan tidak Klien mengatakan


ada keluhan (Normal) tidak ada keluhan

34
(Normal)

9. Rektal Klien mengatakan tidak Klien mengatakan


ada keluhan (Normal) tidak ada keluhan
(Normal)

10. Ekstremitas  Ekstermitas


 Tangan kanan dan kiri atas dan bwah
simetris. dapat
 Kaki kanan post stroke digerakan
tidak bisa digerakkan dengan baik
 Kaki kanan bengkak
pada lutut
 Tidak terdapat varises
di kaki
 Teraba arteri
brakhialis.

11. Kulit dan kuku  Kulit terlihat sedikit  Kulit terlihat


kering, sawo matang, sedikit kering,
 Kuku pendek bersih sawo matang,
 Kuku pendek
bersih

12. BB, TB, IMT BB : 40 kg BB : 39 kg

TB : 150 cm TB : 150 cm

IMT : 17,8 (/Kurus) IMT : 17,3 (/Kurus)

13. Obat-obatan Penyakit hipertensi Tidak ada obat


yang rutin di 1) katopril
konsumsi

35
3.4 Analisa Data
No Data Etiologi Diagnosa
Keperawatan
1. DS : Kurang Ketidakefektifan
1. Ny.S mengatakan belum Pengetahuan Manajemen
mengetahui terkait dengan tentang Kesehatan
konsep penyakit seperti Manajemen Keluarga Ny.S
batasan normal penyebab, Penyakit (00080)
dan penatalaksanaan
hipertensi
2. Ny.S mengatakan ingin
mengetahui tentang kondisi
kesehatan serta penyakitnya
3. Keluarga tidak
memeriksakan kesehatan
secara rutin ke fasilitas
pelayanan kesehatan
4. Anggota keluarga yang
merawat sakit tidak tinggal
serumah dengan pasien.
DO :
1. Saat diberikan pertanyaan
terkait batas normal dan
penyebab dari hipertensi
Ny.S menjawab salah dan
tidak tahu
2. TD Ny.S: 162 / 80 mmHg
2. DS: Agens Cedera Nyeri Akut pada
1. Ny.S mengatakan lutut kaki Biologis Ny.S
kirinya bengkak sejak satu
bulan yang lalu dan terasa
nyeri
Skala Nyeri
P: Nyeri akan bertambah saat
kaki digerakkan
Q: Rasanya seperti nyut-
nyutan
R: lutut sebelah kiri
S: Ny.S mengatakan skala
nyeri yang dirasakan dari
skala 1-10 yaitu 3 (ringan)
T: hilang timbul
DO:

36
TD : 165 / 80 mmHg
R : 22 x /menit
N : 86x / menit
S : 36,9oC
- Ny. N terlihat memijat
lututnya untuk mengurangi
nyer
2)

37
3.5 Skoring Diagnosis Keperawatan
1) Diagnosis : Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga Ny.S b.d kurang pengetahuan tentang manajemen
penyakit (00080)

Kriteria Bobot Skor Pembahasan


Sifat masalah : Merupakan diagnosis aktual yang menunjukan keluarga
Wellness (3) tidak mengetahui bagaimana menajemen kesehatan
3
Aktual (3) 3/3 x 1 = 1
Risiko (2)
Potensial (1)
Kemungkinan untuk Kemungkinan untuk diubah sebagian karena keluarga
diubah : memiliki keinginan untuk mengetahui terkait dengan
penyakit
Mudah (2) 1 1/2 x 2 = 1
Sebagian (1)
Tidak dapat diubah (0)
Kemungkinan untuk Kemungkinan untuk dicegah cukup
dicegah :
Tinggi (3) 2 2/3 x 1 = 0,67
Cukup (2)
Rendah (1)
Menonjolnya 2 2/2 x 1 = 1 Menonjolnya masalah perlu diatasi segera karena untuk

38
masalah: mempercepat dan memulihkan kondisi kesehatan dari
Segera (2) pasien.
Tidak perlu diatasi
segera (1)
Tidak dirasakan (0)
Jumlah Skor 3,67
2. Diagnosis : Nyeri akut pada Ny.S b.d agen cidera biologis (00132)

Kriteria Bobot Skor Pembahasan


Sifat masalah : Merupakan diagnosis aktual yaitu Ny.S mengalami nyeri
Wellness (3) pada lutut kiri
3
Aktual (3) 3/3 x 1 = 1
Risiko (2)
Potensial (1)
Kemungkinan untuk Kemungkinan untuk menghilangakan nyeri sebagian
diubah : karena nyeri bersifat hilang timbul

Mudah (2) 1 1/2 x 2 = 1


Sebagian (1)
Tidak dapat diubah (0)
Kemungkinan untuk 1 1/3 x 1 = 0,3 Kemungkinan untuk dicegah rendah karena nyeri hilang
dicegah : timbul

39
Tinggi (3)
Cukup (2)
Rendah (1)
Menonjolnya Menonjolnya masalah perlu diatasi segera karena untuk
masalah: mempercepat dan memulihkan kondisi kesehatan dari
Segera (2) pasien.
2 2/2 x 1 = 1
Tidak perlu diatasi
segera (1)
Tidak dirasakan (0)
Jumlah Skor 3,3
Prioritas
1. Diagnosis : Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan Keluarga Ny.S b.d kurang pengetahuan tentang manajemen
penyakit (00080)
2. Diagnosis : Nyeri akut pada Ny.S b.d agen cidera biologis (00132)

3.6 Perencanaan dan Intervensi


No Diagnosa Keperawatan Perencanaan Intervensi
1. Ketidakefektifan Manajemen Nursing Outcome : Nursing Intervention :

40
Kesehatan Keluarga Ny.S b.d Pengetahuan: Manajemen penyakit Pengajaran: proses penyakit (5602)
kurang pengetahuan tentang (hipertensi) (0704)  Kenali pengetahuan pasien
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
manajemen penyakit (00080) terhadap kondisinya
selama 1 x pertemuan maka diharapkan
masalah dapat teratasi dengan kriteria  jelaskan tentang cara mencegah
mengetahui: dan mengendalikan hipertensi
 Kisaran normal untuk tekanan
sistolik dan diastolic dari skala 2  Sediakan materi informasi
(pengetahuan terbatas) ke skala 3 kesehatan cara mencegah dan
(pengetahuan sedang) mengendalikan hipertensi dengan
 Pilihan pengobatan yang tersedia
cara yang mudah dipahami oleh
dari skala 2 (pengetahuan terbatas)
ke skala 3 (pengetahuan sedang) keluarga dan disampaikan dengan
 Diet yang dianjurkan dari skala 2 menggunakan poster.
(pengetahuan terbatas) ke skala 3
 Gunakan strategi pemahaman
(pengetahuan sedang)
keluarga (mulai dengan informasi
Pengetahuan: rejimen perawatan yang paling penting dahulu, focus
(1813)
pada pesan-pesan inti dan ulangi
Setelah dilakukan tindakan keperawatan
selama 3 x pertemuan maka diharapkan  Hubungkan dengan pengalaman
masalah dapat teratasi dengan kriteria individu) dengan mengevaluasi
mengetahui:
sejauh mana pemahaman keluarga
 Prosedur yang dianjurkan dari 2
berpengetahuan terbatas menjadi 3 tentang cara mencegah dan
berpengetahuan sedang mengendalikan Hipertensi

41
 Motivasi keluarga untuk
mengajukan pertanyaan masalah
kesehatan mengenai cara
mencegah dan mengendalikan
Hipertensi
Pengajaran : Perawatan (Alternatif)
(5618)
 Informasikan kepada pasien mengenai
terapi Listening to Asmaul Husna,
Isometric Handgrip Exercise, and
Foot Hydrotherapy Intervention
yang dapat dijalankan pasien untuk
membantu menurunkan tekanan
darah
 Jelaskan secara singkat dengan bahasa
yang mudah di pahami manfaat dari
Listening to Asmaul Husna,
Isometric Handgrip Exercise, and
Foot Hydrotherapy Intervention
 Beritahukan kepada pasien jadwal
Listening to Asmaul Husna,
Isometric Handgrip Exercise, and
Foot Hydrotherapy Intervention
dilakukan 1 x sehari
 Dengarkan asmaul husna selama 12
menit, pada menit ke 7 lanjutkan
dengan rendam kaki dengan air

42
hangat selama 5 menit bersamaan
dengan latihan menggenggam jari
 Mengontrol pasien setiap hari dan
melibatkan keluarga untuk
mengontrol dan mengingatkan
terkait dengan jadwal Listening to
Asmaul Husna, Isometric Handgrip
Exercise, and Foot Hydrotherapy
Intervention
2. Nyeri Akut pada Ny.S b.d Agen NOC : NIC :
Manajemen Nyeri
Cedera Biologis Tingkat Nyeri
1. Lakukan pengkajian nyeri yang
Setelah dilakukan asuhan keperawatan 1 komprehensif yang meliputi
x 3 jam diharapkan tingkat nyeri pasien lokasi, karakteristik, onset atau
durasi, kualitas, insensitas atau
dapat berkurang dengan kriteria hasil :
beratnya nyeri beserta faktor
1. Nyeri yang dilaporkan dapat pencetus.
berkurang dari skala 3 (sedang) ke 2. Gunakan strategi komunikasi
terapeutik untuk mengetahui
skala 4 (ringan)
pengalaman nyeri dan sampaikan
2. Panjangnya episode nyeri dapat penerimaan pasien
berkurang dari skala 3 (sedang) ke 3. Berikan informasi yang akurat
skala 4 (ringan) mengenai cara mengatasi nyeri
dengan teknik non farmakologi
tarik nafas dalam untuk
mengontrol nyeri.

43
3.7 Implementasi dan Evaluasi
Hari/Tanggal Diagnosis Implementasi Evaluasi TTD
– Kegiatan Keperawatan
Hari Pertama
Jum’at, 24 Ketidakefektifan Pendidikan Kesehatan (5510) S: YUNITA, S.
Maret 2023 Manajemen  Pasien mengatakan memahami materi yang Kep
 Membrikan pendidikan kesehatan tentang cara
Kesehatan disampaikan saat pendidikan kesehatan
16:00 WITA Keluarga Ny.S mencegah dan mengendalikan hipertensi
 Pasien mengatakan merasa tenang saat
b.d kurang  Menyediakan materi informasi kesehatan cara dilakukan perawatan dengan merendam kaki
pengetahuan
mencegah dan mengendalikan hipertensi dengan dengan air hangat
tentang
O:
manajemen cara yang mudah dipahami oleh keluarga dan
penyakit (00080) disampaikan dengan menggunakan poster.  Pasien mampu menjawab pertanyaan saat
ditanya saat pendidikan kesehatan yaitu
 Menggunakan strategi pemahaman keluarga nilai normal dari hipertensi
(mulai dengan informasi yang paling penting  Tekanan darah pasien menurun saat
dahulu, focus pada pesan-pesan inti dan ulangi sebelum dan sesudah terapi latihan rendam
kaki
 Menghubungkan dengan pengalaman individu)  Pemeriksaan TTV sebelum intervensi ialah
dengan mengevaluasi sejauh mana pemahaman 187/82 mmHg, dan sesudah intervensi
menjadi 157/79 mmHg
keluarga tentang cara mencegah dan
mengendalikan Hipertensi A : Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan
Keluarga Ny.S b.d kurang pengetahuan tentang
 Memotivasi keluarga untuk mengajukan
manajemen penyakit
pertanyaan masalah kesehatan mengenai cara
mencegah dan mengendalikan Hipertensi NOC: Pengetahuan: Manajemen penyakit
(hipertensi) (0704)
Pengajaran : Perawatan (Alternatif) (5618)
 Menginformasikan kepada pasien mengenai Indikator Awal Tujuan Hasil
terapi Listening to Asmaul Husna, Isometric Mengetahui 2 3 3

44
Handgrip Exercise, and Foot Hydrotherapy kisaran normal
Intervention yang dapat dijalankan pasien untuk tekanan sistolik
membantu menurunkan tekanan darah dan diastolic
 Menjelaskan secara singkat dengan bahasa yang Mengetahui
mudah di pahami manfaat dari Listening to pilihan
Asmaul Husna, Isometric Handgrip Exercise, 2 3 3
pengobatan yang
and Foot Hydrotherapy Intervention
tersedia
 Memberitahukan kepada pasien jadwal
Mengetahui diet
Listening to Asmaul Husna, Isometric Handgrip 2 3 3
yang dianjurkan
Exercise, and Foot Hydrotherapy Intervention
dilakukan 1 x sehari Melaporkan nyeri
2 3 3
 Mendengarkan asmaul husna selama 12 menit, yang terkontrol
pada menit ke 7 lanjutkan dengan rendam kaki
dengan air hangat selama 5 menit bersamaan Pengetahuan: rejimen perawatan
dengan latihan menggenggam jari (1813)
 Mengontrol pasien setiap hari dan melibatkan
keluarga untuk mengontrol dan mengingatkan Indikator Awal Tujuan Hasil
terkait dengan jadwal Listening to Asmaul Prosedur yang
Husna, Isometric Handgrip Exercise, and Foot 2 3 2
dianjurkan
Hydrotherapy Intervention
P:
Intervensi dilanjutkan
Jum’at, 24 Nyeri Akut pada Manajemen Nyeri S:
Maret 2023 Ny.S b.d Agen  Melakukan pengkajian nyeri yang komprehensif  Pasien mengaatkan nyeri berkurang
Cedera Biologis yang meliputi lokasi, karakteristik, onset atau P: nyeri bertambah jika digerakkan
15:00 WITA durasi, kualitas, insensitas atau beratnya nyeri berlebihan
beserta faktor pencetus. Q: Rasanya seperti nyut-nyutan
 Menggunakan strategi komunikasi terapeutik R: lutut sebelah kiri
untuk mengetahui pengalaman nyeri dan S: Ny.S mengatakan skala nyeri yang
sampaikan penerimaan pasien dirasakan dari skala 1-10 yaitu 2 (ringan)
T: nyeri hanya kadang-kadang timbul dan
 Memberikan informasi yang akurat mengenai
sebentar
cara mengatasi nyeri dengan teknik non

45
farmakologi tarik nafas dalam untuk mengontrol O:
nyeri.  Pasien mampu melakukan Tarik nafas dalam
 Skala nyeri berkurang

A: Nyeri Akut pada Ny.S b.d Agen Cedera


Biologis teratasi sebagian

NOC Tingkat Nyeri

Indikator Awal Tujuan Hasil


Nyeri yang
dilaporkan dapat 3 4 3
berkurang
Panjangnya
episode nyeri 3 4 4
dapat berkurang

P:
Lanjutkan intervensi
Hari Kedua

Sabtu, 25 Ketidakefektifan Pengajaran : Perawatan (Alternatif) (5618) S:


Maret 2023 Manajemen  Mendengarkan asmaul husna selama 12 menit,  Pasien mengatakan tubuhnya merasa nyaman
Kesehatan pada menit ke 7 lanjutkan dengan rendam kaki setelah dilakukan perawatan dengan
16:00 WITA Keluarga Ny.S dengan air hangat selama 5 menit bersamaan merendam kaki dengan air hangat
b.d kurang dengan latihan menggenggam jari O:
pengetahuan  Mengontrol pasien setiap hari dan melibatkan
tentang keluarga untuk mengontrol dan mengingatkan  Tekanan darah pasien menurun saat
manajemen terkait dengan jadwal Listening to Asmaul sebelum dan sesudah terapi latihan rendam
penyakit (00080) Husna, Isometric Handgrip Exercise, and Foot kaki
Hydrotherapy Interventio  Pemeriksaan TTV sebelum intervensi ialah
186/81 mmHg, dan sesudah intervensi

46
menjadi 159/89 mmHg

A : Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan


Keluarga Ny.S b.d kurang pengetahuan tentang
manajemen penyakit

NOC: Pengetahuan: rejimen perawatan


(1813)

Indikator Awal Tujuan Hasil


Prosedur yang
2 3 2
dianjurkan

P:
Lanjutkan intervensi
Nyeri Akut pada Manajemen Nyeri S:
Ny.S b.d Agen  Melakukan pengkajian nyeri yang komprehensif  Pasien mengaatkan nyeri berkurang
Cedera Biologis yang meliputi lokasi, karakteristik, onset atau P: nyeri bertambah jika digerakkan
durasi, kualitas, insensitas atau beratnya nyeri berlebihan
beserta faktor pencetus. Q: Rasanya seperti nyut-nyutan
 Menggunakan strategi komunikasi terapeutik R: lutut sebelah kiri
untuk mengetahui pengalaman nyeri dan S: Ny.S mengatakan skala nyeri yang
sampaikan penerimaan pasien dirasakan dari skala 1-10 yaitu 2 (ringan)
T: nyeri hanya kadang-kadang timbul dan
 Memberikan informasi yang akurat mengenai
sebentar
cara mengatasi nyeri dengan teknik non
farmakologi tarik nafas dalam untuk mengontrol O:
nyeri.  Pasien mampu melakukan Tarik nafas dalam
 Skala nyeri berkurang

A: Nyeri Akut pada Ny.S b.d Agen Cedera


Biologis teratasi sebagian

47
NOC Tingkat Nyeri

Indikator Awal Tujuan Hasil


Nyeri yang
dilaporkan dapat 3 4 3
berkurang
Panjangnya
episode nyeri 3 4 4
dapat berkurang

P:
Lanjutkan intervensi
Hari Ketiga

Senin, 27 Ketidakefektifan Pengajaran : Perawatan (Alternatif) (5618) S:


Maret 2023 Manajemen  Mendengarkan asmaul husna selama 12 menit,  Pasien mengatakan tubuhnya merasa nyaman
Kesehatan pada menit ke 7 lanjutkan dengan rendam kaki setelah dilakukan perawatan dengan
16 :00 WITA Keluarga Ny.S dengan air hangat selama 5 menit bersamaan merendam kaki dengan air hangat
b.d kurang dengan latihan menggenggam jari O:
pengetahuan  Mengontrol pasien setiap hari dan melibatkan
tentang keluarga untuk mengontrol dan mengingatkan  Tekanan darah pasien menurun saat
manajemen terkait dengan jadwal Listening to Asmaul sebelum dan sesudah terapi latihan rendam
penyakit (00080) Husna, Isometric Handgrip Exercise, and Foot kaki
Hydrotherapy Interventio  Pemeriksaan TTV sebelum intervensi ialah
177/99 mmHg, dan sesudah intervensi
menjadi 150/94 mmHg

A : Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan


Keluarga Ny.S b.d kurang pengetahuan tentang
manajemen penyakit

NOC: Pengetahuan: rejimen perawatan

48
(1813)

Indikator Awal Tujuan Hasil


Prosedur yang
2 3 3
dianjurkan

P:
Intervensi dilanjutkan pasien secara mandiri
Nyeri Akut pada Manajemen Nyeri S:
Ny.S b.d Agen  Melakukan pengkajian nyeri yang komprehensif  Pasien mengaatkan nyeri berkurang
Cedera Biologis yang meliputi lokasi, karakteristik, onset atau P: nyeri bertambah jika digerakkan
durasi, kualitas, insensitas atau beratnya nyeri berlebihan
beserta faktor pencetus. Q: Rasanya seperti nyut-nyutan
 Menggunakan strategi komunikasi terapeutik R: lutut sebelah kiri
untuk mengetahui pengalaman nyeri dan S: Ny.S mengatakan skala nyeri yang
sampaikan penerimaan pasien dirasakan dari skala 1-10 yaitu 1 (ringan)
T: nyeri hanya kadang-kadang timbul dan
 Memberikan informasi yang akurat mengenai
sebentar
cara mengatasi nyeri dengan teknik non
farmakologi tarik nafas dalam untuk mengontrol O:
nyeri.  Pasien mampu melakukan Tarik nafas dalam
 Skala nyeri berkurang

A: Nyeri Akut pada Ny.S b.d Agen Cedera


Biologis teratasi sebagian

NOC Tingkat Nyeri

Indikator Awal Tujuan Hasil


Nyeri yang
dilaporkan dapat 3 4 4
berkurang
Panjangnya 3 4 4

49
episode nyeri
dapat berkurang

P:
Intervensi dilanjutkan oleh pasien secara mandiri
Hari Keempat
Jumat, 30 Ketidakefektifan Pengajaran : Perawatan (Alternatif) (5618) S:
Maret 2023 Manajemen  Mendengarkan asmaul husna selama 12 menit,  Pasien mengatakan tubuhnya merasa nyaman
Kesehatan pada menit ke 7 lanjutkan dengan rendam kaki setelah dilakukan perawatan dengan
16 :00 WITA Keluarga Ny.S dengan air hangat selama 5 menit bersamaan merendam kaki dengan air hangat
b.d kurang dengan latihan menggenggam jari O:
pengetahuan  Mengontrol pasien setiap hari dan melibatkan
tentang keluarga untuk mengontrol dan mengingatkan  Tekanan darah pasien menurun saat
manajemen terkait dengan jadwal Listening to Asmaul sebelum dan sesudah terapi latihan rendam
penyakit (00080) Husna, Isometric Handgrip Exercise, and Foot kaki
Hydrotherapy Intervention.  Pemeriksaan TTV sebelum intervensi ialah
168/88 mmHg, dan sesudah intervensi
menjadi 130/87 mmHg

A : Ketidakefektifan Manajemen Kesehatan


Keluarga Ny.S b.d kurang pengetahuan tentang
manajemen penyakit

NOC: Pengetahuan: rejimen perawatan


(1813)

Indikator Awal Tujuan Hasil


Prosedur yang
2 3 3
dianjurkan

P:
Intervensi dilanjutkan pasien secara mandiri

50
Nyeri Akut pada Manajemen Nyeri S:
Ny.S b.d Agen  Melakukan pengkajian nyeri yang komprehensif  Pasien mengaatkan nyeri berkurang
Cedera Biologis yang meliputi lokasi, karakteristik, onset atau P: nyeri bertambah jika digerakkan
durasi, kualitas, insensitas atau beratnya nyeri berlebihan
beserta faktor pencetus. Q: Rasanya seperti nyut-nyutan
 Menggunakan strategi komunikasi terapeutik R: lutut sebelah kiri
untuk mengetahui pengalaman nyeri dan S: Ny.S mengatakan skala nyeri yang
sampaikan penerimaan pasien dirasakan dari skala 1-10 yaitu 1 (ringan)
T: nyeri hanya kadang-kadang timbul dan
 Memberikan informasi yang akurat mengenai
sebentar
cara mengatasi nyeri dengan teknik non
farmakologi tarik nafas dalam untuk mengontrol O:
nyeri.  Pasien mampu melakukan Tarik nafas dalam
 Skala nyeri berkurang

A: Nyeri Akut pada Ny.S b.d Agen Cedera


Biologis teratasi sebagian

NOC Tingkat Nyeri

Indikator Awal Tujuan Hasil


Nyeri yang
dilaporkan dapat 3 4 4
berkurang
Panjangnya
episode nyeri 3 4 4
dapat berkurang

P:
Intervensi dilanjutkan oleh pasien secara mandiri

51
52
LAMPIRAN

Dokumentasi kegiatan

53
54
Hasil Pemeriksaan tekanan Darah
Hari pertama
Sebelum intervensi Sesudah Intervensi

Hari Kedua
Sebelum intervensi Sesudah Intervensi

Hari Ketiga
Sebelum intervensi Sesudah Intervensi

Hari Keempat
Sebelum intervensi Sesudah Intervensi

55

Anda mungkin juga menyukai