Anda di halaman 1dari 7

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN


“DIABETES MELITUS TIPE 2”
DI RUANG PDP/PDW RSUD ULIN BAJARMASIN
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Tanggal 19 September – 24 September 2022

Oleh:
Yunita, S.Kep.
NIM. 2230913320001

PROGRAM PENDIDIKAN PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2022
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN DENGAN
“DIABETES MELITUS TIPE 2”
DI RUANG PDP/PDW RSUD ULIN BAJARMASIN
STASE KEPERAWATAN MEDIKAL BEDAH

Yunita, S.Kep
NIM. 2230913320001

Banjarmasin, 19 September 2022

Mengetahui,

Clinical Teacher Clinical Instructor

Noor Diani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Kep, MB Helda Iriani, S.Kep., Ns., M.Kep
NIP. 19780312008122001 NIP. 198307152011012003
DIABETES MELITUS TIPE 2
DEFINISI (IDF, 2015) PENATALAKSANAAN (PERKENI, 2019)
DM Tipe 2 merupakan bentuk yang paling umum
dari diabetes melitus. DM Tipe 2 adalah kondisi  Penatalaksanaan umum
dimana tubuh mampu memproduksi insulin tetapi - Riwayat penyakit
menjadi resisten sehingga insulin tidak efektif - Pemeriksaan fisik
yang seiring waktu menyebabkan tingkat insulin - Evaluasi laboratorium
selanjutnya menjadi tidak cukup. - Penyakit komplikasi
 Penatalsaan khusus : dengan
menerapkan pola hidup sehat
(terapi nutrisi medis dan aktivitas
fisik) bersamaan dengan intervensi
ETIOLOGI (ADA, 2012) farmakologis dengan obat
antihiperglikemia secara oral dan/
Kekurangan insulin secara relative maupun atau suntikan.
absolut. Kekurangan insulin dapat terjadi  Edukasi (promosi hidup sehat
melalui 3 jalan  Terapi nutrisi Medis (TNM):
keterlibatan secara menyeluruh
dari anggota tim (dokter, ahli gizi,
 Rusaknya sel-sel B pancreas karena GAMBARAN KLINIS
petugas kesehatan, pasien, dan
pengaruh dari luar (virus, zat kimia, dll) keluarga)
 Penurunan reseptor glukosa pada kelenjar (Smeltzer & Bare, 2008)  Latihan fisik (aerobic) (dilakukan
pankreas 3-5 hari seminggu selama sekitar
 Kerusakan reseptor insulin jaringan 30-45 menit, dengan total 150
perifer  Keluhan Klasik DM: poliuria, menit per minggu.
polidipsi, polifagia, dan  Terapi Farmakologi
penurunan berat badan yang - Antihiperglikemia oral
tidak dapat dijelaskan sebabnya (metformin, Glinid,
 Keluhan lain : lemah badan, sulfonylurea, dll)
kesemutan, gatal, mata kabur, - Antihiperglikemia suntik
dan disfungsi ereksi pada pri, (insulin)
serta pruritus vulva pada wanita.  Pemantauan yang ketat
ASUHAN KEPERAWATAN DM TIPE 2
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN
DENGAN VERTIGO

PENGKAJIAN DIAGNOSIS KEPERAWATAN


1. Pola persepsi Kesehatan dan 1. Risiko Ketidakstabilan kadar glukosa darah
penanganan Kesehatan 2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari
2. Pola nutrisi – metabolic kebutuhan tubuh
3. Pola eliminasi 3. Defisiensi volume cairan
4. Pola aktivitas – Latihan 4. Kerusakan integritas kulit
5. Pola istirahat dan tidur 5. Intoleransi aktifitas
6. Pola kognitif – persepsi
7. Pola persepsi diri – konsep diri
8. Pola seksualitas – reproduksi
9. Pola koping – toleransi stress
10. Pola pran – hubungan
11. Pona nilai kepercayaan

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan


Risiko Ketidakstabilan kadar glukosa darah (00179) tubuh (00002)
NURSING OUTCOME NURSING OUTCOME
Kadar Glukosa Darah Status nutrisi
Setelah dilakukan tindakn keperawatan selama 1 x 24 Setelah dilakukan tindakn keperawatan selama 1 x 24
jam diharapkan kadar glukosa darah berada dalam jam diharapkan status nutrisi baik dengan kriteria hasil:
rentang normal dengan kriteria hasil: 1. Asupan gizi
1. Glukosa darah batas normal 2. Asupan makanan
NURSING INTERVENTION 3. Asupan cairan
Managemen Hiperglikemi 4. Rasio berat badan/tinggi badan
1. Monitor kadar glukosa darah sesuai indikasi NURSING INTERVENTION
2. Monitor tanda dan gejala hiperglikemi: Managemen nutrisi
polyuria, polidipsi, polifagi, kelemahan, dll 1. Tentukan status gizi pasien dan kemampuan
3. Berikan insulin sesuai resep pasien untuk memenuhi kebutuhan gizi
4. Identifikasi kemungkinan penyebab 2. Identifikasi alergi atau intoleransi makanan yang
hiperglikemi dilmiliki pasien
5. Dorong pemantauan sendiri kadar glukosa 3. Tentukan jumlah kalori dan nutisi yang
darah dibutuhkan
4. Atur diet yang diperlukan

Kekurangan Volume Cairan (00179)


NURSING OUTCOME
Keseimbangan cairan
Setelah dilakukan tindakn keperawatan selama 1 x 24 jam diharapkan kesimbangan cairan normal dengan kriteria
hasil:
1. Tekanan darah
2. Turgor kulit
3. Kehausan
NURSING INTERVENTION
Managemen cairan
1. Jaga intake /asupan yang akurat dan catat output pasien / masukkan kateter urine
2. Monitor status hidrasi
3. Berikan terapi IV
NURSING OUTCOME & NURSING
INTERVENTION

Intoleran aktivitas ()
NURSING OUTCOME
Status Nutrisi: energi
Setelah dilakukan tindakn keperawatan selama 1 x 24
KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT (00047) jam klien menunjukkan tanda status nutrisi: energy
NURSING OUTCOME dengan kriteria hasil:
Penyembuhan luka: sekunder 1. Stamina
Setelah dilakukan tindakn keperawatan selama 1 x 24 2. Daya tahan
jam penyembuhan luka meningkat dengan kriteria 3. Bentuk tonus
hasil: NURSING INTERVENTION
1. Granulasi Manajemen energy
2. Pembentukan bekas luka 1. Kaji status fisiologis pasien yang menyebabkan
3. Ukuran bekas luka kelelahan sesuai dengan konteks usia dan
NURSING INTERVENTION perkembangan
Perawatan luka 2. Pilih intervensi untuk mengurangi kelelahan
1. Bersihkan luka dengan normal saline baik secara farmakologi maupun non
2. Berikan rawatan insisi pada luka farmakologis
3. Berikan rawatan ulkus pada kulit 3. Monitor intake asupan nutrisi utuk
4. Oleskan salep yang sesuai dengan kulit mengetahui sumber energy yang adekuat
4. Konsultasikan dengan ahli gizi mmengenai
cara meningkatkan asupan energy dari
makanan
5. Lakukan ROM aktif/pasif untuk menghilangkan
tegangan otot.
PATHWAY

 Rusaknya sel-sel B pancreas


 Penurunan reseptor glukosa pada kelenjar
pankreas
 Kerusakan reseptor insulin jaringan perifer

DM TIPE 2

Reseptor insulin tidak Insulin menurun Sel tubuh kekurangan glukosa


berikatan dengan insulin

Glukosa tidak dapat Peningkatan penggunaan protein


Glukosa tidak dapat dan glukogen oleh jaringan
masuk ke sel
masuk ke sel

Proses penyembuhan Penurunan BB


Kadar glukosa meningkat glikosuria Tubuh makin kurus,
luka terhambat
mudah lelah dan letih

Hiperglikemia Diuresis osmotic meningkat


Luka tidak mendapat O2 dari darah Ketidakseimbangan
Nutrisi: Kurang dari Intoleransi aktivitas
Kebutuhan Tubuh
poliuria
Risiko Ketidakstabilan Kerusakan dan kematian jaringan
Kadar Glukosa Darah
Kehilangan cairan berlebih

Kerusakan Integritas Kulit


Defisiensi volume cairan
DAFTAR PUSTAKA

ADA.2012. Diagnosis and Classification of Diabetes Mellitus.


Diabetes Journals. Vol 35 (1) : s67

IDF. (2015). International Diabetes Federation. In Diabetes Research


and Clinical Practice (7th ed., Vol. 102, Issue 2, pp. 147–148).
https://doi.org/10.1016/j.diabres.2013.10.013

PERKENI. (2019). pedoman pengelolaan dan pencegahan diabetes


melitus tipe 2 dewasa di Indonesia. In Nursing Management (Vol.
19, Issue 4). PB PERKENI.
https://doi.org/10.7748/NM.2020.E1928

Smeltzer & Bare. (2008). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah


Brunner & Suddarth/ editor, Suzzane C. Smeltzer, Brenda G.
Bare; alih bahasa, Agung Waluyo, dkk. Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai