adalah penyakit metabolik kronis yang disebabkan olen
ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hermon insulin sesuai kebutuhan ataukarena penggunaan yang tidak elektll dari insulin atau keduanya. Hal ini dltandai dengan tingginya kadar gula dalam darah atau hiperglikemi (Kim,2004; Sigurdardottir K.Aru'n,2004 dan Soewondo,2006). Etiologi 1. Faktor Genetik 2. Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup 3. Faktor Risiko Manifestasi Klinis • Poliurea (peningkatan pengeluaran urin) • Polydipsia (peningkata rasa haus) • Polifagia (peningkatan rasa lapar) • Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran darah dan ketidakmampuan sel • Kelainan kulit seperti gatal –gatal, bisul. • Kesemutan akibat terjadinya neoropati. • Kelemahan tubuh • Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh • Mata kabur Faktor Resiko
A. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi
B. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi C. Aktifitas fisik kurang Patofisiologi Penurunan sekresi insulin terjadi akibat disfungsi sel-sel β pankreas. Suatu penelitian menemukan bahwa gangguan fungsi sel pankreas ini terjadi secara dini bahkan sebelum adanya resistensi insulin.Resistensi insulin akan terjadi bila alur penyimpanan nutrisi yang bertugas memaksimalkan efisiensi penggunaan energi terpapar terus menerus dengan surplus energi. menyebabkan penurunan asupan glukosa perifer diiringi dengan peningkatan endogen produksi glukosa oleh hepar melalui proses glukoneogenesis.Resistensi insulin dan penurunan sekresi insulin akan menyebabkan terjadinya ominous octet yang menyebabkan terjadinya hiperglikemia Komplikasi 1. diabetes militus akut a) Hipoglikemia b) Ketosiadosis diabetik (KAD) c) Hyperosmolar hyperglycemic state (HHS) 2. jangka panjang pada penyakit diabetes melitus : a) Gangguan pada mata (retinopati diabetik) b) Kerusakan ginjal (nefropati diabetik) c) Kerusakan saraf (neuropati diabetik) d) Masalah kaki dan kulit e) Penyakit kardiovaskular Penatalaksanaan Terapi Nonfarmakologis 1. Perubahan Gaya Hidup 2. Diet Medikamentosa golongan pengobatan diabetes mellitus tipe 2: 1. Metformin 2. Sulfonilurea 3. Obat Antidiabetes Oral Lainnya 4. Insulin 5. Self Monitoring 6. Follow Up Rujukan ke Rumah Sakit Efektivitas (self-efficacy enhancement intervention program (seeip) terhadap efikasi diri manajemen diabetes mellitus tipe 2 KONSEP EFEKTIVITAS (SELF-EFFICACY ENHANCEMENT INTERVENTION PROGRAM (SEEIP) TERHADAP EFIKASI DIRI MANAJEMEN DIABETES MELLITUS TIPE 2
yaitu dengan memberikan intervensi program peningkatan
efikasi diri, metode penelitian tersebut dengan memberikan memotivasi, memberikan pendidikan kesehatan, konseling dan monitoring. Dengan demikian, diharapkan dapat dijadikan masukan untuk membantu meningkatkan pengetahuan, perubahan perilaku dan efikasi diri pasien dengan metode edukasi yang terstruktur. Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment Design menggunakan rancangan Two Pretest-Posttest With Control Group. Analisis statistik yang digunakan yaitu uji Paired T- test untuk pre dan post test DMSES ataupun Pre dan post tes PTES serta menggunakan uji Idependen T-test untuk membedakan post tes DMSES dan PTES pada kelompok intervemsi dan kelompok control Alat pengumpulan data yang digunakanan adalah kuesioner yang meliputi data demografi, Kuesioener efikasi diri/ The Diabetes Management Self-efficacy Scale for type 2 DM (DMSES), Kuesioner Skala terapi efikasi yang dirasakan/ Perceived Therapeutic Efficacy Scale (PTES). Setelah diberikan kuesioner DMSES dan PTES dilakukan intervensi peningkatan efikasi diri dengan edukasi selama 4 kali: 1. Melihat video tentang DM, 2. Ceramah sesuai tema edukasi 3. Menerima booklet tentang DM 4. Konseling program peningkatan efikasi diri Setelah program SEEIP selesai di evaluasi atau follow up tentang efikasi diri dan aktivitas perawatan diri dengan menggunakan kuesioner DMSES dan PTES. Efikasi diri adalah prediktor utama dari perilaku yang dapat mempengaruhi dimulainya tugas, jumlah usaha yang dikeluarkan dalam melaksanakan tugas dan lamanya waktu orang tersebut akan memenuhi tugas (Hanna, 2006) dengan Efikasi diri yang tinggi cenderung tidak memiliki rasa cemas dalam mengerjakan tugas. Hal ini disebabkan karena mereka mempunyai kontrol yang baik terhadap segala sesuatu yang ada disekitarnya. Adanya kontrol yang baik dalam diri mereka menyebabkan mereka jarang membuat kesalahan dalam mengerjakan sesuatu SEMOGA BERMANFAAT ..........