Anda di halaman 1dari 12

Assalamualaikum

Wr.Wb
Nama kelompok:

1. AQIDAH AKHLAK
2. LENY RIZKA. J
3. MOCH.SOLEHUDIN TUFFA
4. NINDI INDAH SEPTIANI
5. NURUL IKMALIA
6. WULANDARI SUCIWATI
Diabetes Melitus (DM)

adalah penyakit metabolik kronis yang disebabkan olen


ketidak mampuan tubuh untuk memproduksi hermon insulin
sesuai kebutuhan ataukarena penggunaan yang tidak elektll
dari insulin atau keduanya. Hal ini dltandai dengan tingginya
kadar gula dalam darah atau hiperglikemi (Kim,2004;
Sigurdardottir K.Aru'n,2004 dan Soewondo,2006).
Etiologi
1. Faktor Genetik
2. Faktor Lingkungan dan Gaya Hidup
3. Faktor Risiko
Manifestasi Klinis
• Poliurea (peningkatan pengeluaran urin)
• Polydipsia (peningkata rasa haus)
• Polifagia (peningkatan rasa lapar)
• Rasa lelah dan kelemahan otot akibat gangguan aliran
darah dan ketidakmampuan sel
• Kelainan kulit seperti gatal –gatal, bisul.
• Kesemutan akibat terjadinya neoropati.
• Kelemahan tubuh
• Luka atau bisul yang tidak sembuh-sembuh
• Mata kabur
Faktor Resiko

A. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi


B. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
C. Aktifitas fisik kurang
Patofisiologi
Penurunan sekresi insulin terjadi akibat disfungsi sel-sel β
pankreas. Suatu penelitian menemukan bahwa gangguan
fungsi sel pankreas ini terjadi secara dini bahkan sebelum
adanya resistensi insulin.Resistensi insulin akan terjadi bila
alur penyimpanan nutrisi yang bertugas memaksimalkan
efisiensi penggunaan energi terpapar terus menerus dengan
surplus energi. menyebabkan penurunan asupan glukosa
perifer diiringi dengan peningkatan endogen produksi glukosa
oleh hepar melalui proses glukoneogenesis.Resistensi insulin
dan penurunan sekresi insulin akan menyebabkan terjadinya
ominous octet yang menyebabkan terjadinya hiperglikemia
Komplikasi
1. diabetes militus akut
a) Hipoglikemia
b) Ketosiadosis diabetik (KAD)
c) Hyperosmolar hyperglycemic state (HHS)
2. jangka panjang pada penyakit diabetes melitus :
a) Gangguan pada mata (retinopati diabetik)
b) Kerusakan ginjal (nefropati diabetik)
c) Kerusakan saraf (neuropati diabetik)
d) Masalah kaki dan kulit
e) Penyakit kardiovaskular
Penatalaksanaan
 Terapi Nonfarmakologis
1. Perubahan Gaya Hidup
2. Diet
 Medikamentosa
golongan pengobatan diabetes mellitus tipe 2:
1. Metformin
2. Sulfonilurea
3. Obat Antidiabetes Oral Lainnya
4. Insulin
5. Self Monitoring
6. Follow Up
 Rujukan ke Rumah Sakit
 Efektivitas (self-efficacy enhancement intervention program (seeip)
terhadap efikasi diri manajemen diabetes mellitus tipe 2
KONSEP EFEKTIVITAS (SELF-EFFICACY ENHANCEMENT
INTERVENTION PROGRAM (SEEIP) TERHADAP EFIKASI
DIRI MANAJEMEN DIABETES MELLITUS TIPE 2

yaitu dengan memberikan intervensi program peningkatan


efikasi diri, metode penelitian tersebut dengan memberikan
memotivasi, memberikan pendidikan kesehatan, konseling dan
monitoring. Dengan demikian, diharapkan dapat dijadikan masukan
untuk membantu meningkatkan pengetahuan, perubahan perilaku
dan efikasi diri pasien dengan metode edukasi yang terstruktur.
Jenis penelitian ini adalah Quasi Experiment Design
menggunakan rancangan Two Pretest-Posttest With Control Group.
Analisis statistik yang digunakan yaitu uji Paired T- test untuk pre
dan post test DMSES ataupun Pre dan post tes PTES serta
menggunakan uji Idependen T-test untuk membedakan post tes
DMSES dan PTES pada kelompok intervemsi dan kelompok control
Alat pengumpulan data yang digunakanan adalah kuesioner yang
meliputi data demografi, Kuesioener efikasi diri/ The Diabetes
Management Self-efficacy Scale for type 2 DM (DMSES), Kuesioner
Skala terapi efikasi yang dirasakan/ Perceived Therapeutic Efficacy
Scale (PTES). Setelah diberikan kuesioner DMSES dan PTES dilakukan
intervensi peningkatan efikasi diri dengan edukasi selama 4 kali:
1. Melihat video tentang DM,
2. Ceramah sesuai tema edukasi
3. Menerima booklet tentang DM
4. Konseling program peningkatan efikasi diri
Setelah program SEEIP selesai di evaluasi atau follow up tentang efikasi
diri dan aktivitas perawatan diri dengan menggunakan kuesioner DMSES dan
PTES. Efikasi diri adalah prediktor utama dari perilaku yang dapat
mempengaruhi dimulainya tugas, jumlah usaha yang dikeluarkan dalam
melaksanakan tugas dan lamanya waktu orang tersebut akan memenuhi tugas
(Hanna, 2006) dengan Efikasi diri yang tinggi cenderung tidak memiliki rasa
cemas dalam mengerjakan tugas. Hal ini disebabkan karena mereka
mempunyai kontrol yang baik terhadap segala sesuatu yang ada disekitarnya.
Adanya kontrol yang baik dalam diri mereka menyebabkan mereka jarang
membuat kesalahan dalam mengerjakan sesuatu
SEMOGA BERMANFAAT .......... 

Wassalamualaikum
Wr.Wb

Anda mungkin juga menyukai