Anda di halaman 1dari 80

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN DENGAN PEMBERDAYAAN

KELUARGA PADA KELUARGA TN. I DENGAN MASALAH DAMPAK


ASAP ROKOK PADA BAYI DAN BALITA SERTA KURANGNNYA
PENGETAHUAN TENTANG LINGKUNGAN YANG SEHAT DI
PUSKESMAS SEPINGGAN BALIKPAPAN

Tanggal 03 Februari - 10 Februari 2023

DISUSUN OLEH:
ARKAS MARSIDAH AGUSTINI
NIM. P07224322172

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN KALTIM
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2022/ 2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA DENGAN PEMBERDAYAAN


KELUARGA PADA KELUARGA TN.I DENGAN MASALAH
DAMPAK ASAP ROKOK PADA BAYI DAN BALITA SERTA
KURANGNYA PENGETAHUAN KESEHATAN LINGKUNGAN DI
PUSKESMAS SEPINGGAN BARU

Asuhan kebidanan keluarga dengan Pemberdayaan Keluarga pada keluarga


Tn.I dengan masalah Dampak Asap Rokok Pada Bayi dan Balita serta
Kurangnya pengetahuan tentang kesehatan Lingkungan di Puskesmas
Sepinggan Baru

Balikpapan, Februari 2023


Mahasiswa,

ARKAS MARSIDAH AGUSTINI


NIM. P07224322172

Mengetahui
Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

Damai Noviasari, M.Keb Sugiatun, A.Md. Keb


NIP.197811022002122002 NIP.196508031984112002

ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,

karena berkat Rahmat dan limpahan hidayah-Nya penulis dapat

menyelesaikan Laporan Asuhan Kebidanan dengan Pemberdayaan

Keluarga yang berjudul “Laporan Asuhan Kebidanan Keluarga dengan

Pemberdayaan Keluarga pada keluarga Tn. I dengan masalah Kurangnya

pengetahuan bahaya merokok, resiko bayi terkena ISPA, dan tentang

kesehatan lingkungan rumah di Puskesmas Sepinggan Baru Balikpapan”.

Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengalami kesulitan dan

hambatan. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya laporan ini

dapat terselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan kerendahan

hati penulis mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing Institusi dan

Pembimbing Lahan yang sangat membantu dalam penyelesaian laporan

ini.

Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari

kesempurnaan. Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang

membangun untuk kesempurnaan laporan atau tulisan penulis berikutnya.

Semoga laporan ini bermanfaat bagi pembaca.

Balikpapan, Januari 2023

Arkas Marsidah Agustini


NIM.P07224322172

iii
…………….

iv
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iii
DAFTAR ISI...................................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan..................................................................................................... 2
C. Waktu dan Tempat.................................................................................. 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 3
A. Konsep Teori Keluarga........................................................................... 3
B. Konsep Asuhan Kebidanan dengan Pemberdayaan Keluarga............ 11
C. Konsep Manajemen Asuhan Keluarga.................................................... 18
D. Konsep Dasar Teori Bahaya Merokok .................................................... 19
E. Konsep Dasar Teori Resiko/pengaruh lingkungan yang tidak sehat....... 20
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................... 30
A. Pengkajian Keluarga/ Analisa Masalah.................................................. 30
B. Analisa Data............................................................................................ 39
C. Skoring Prioritas Masalah....................................................................... 40
D. Planning Of Action.................................................................................. 42
E. Pelaksanaan............................................................................................. 44
F. Evaluasi................................................................................................... 46
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................. 48
BAB V PENUTUP............................................................................................. 50
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 52
LAMPIRAN....................................................................................................... 53

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterkaitan aturan dan emosional serta individu memiliki peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian target Sustainable
Development Goals (SDGs) tahun 2030 dengan mengurangi hingga sepertiga
angka kematian dini akibat penyakit tidak menular melalui pencegahan dan
pengobatan di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2016).
Kehamilan juga merupakan salah satu episode yang mencemaskan
dalam kehidupan seorang wanita. Wanita perlu melakukan penyesuaian
terhadap keadaan tersebut, karena dapat berpengaruh besar terhadap kondisi
fisik dan terhadap psikologis seorang wanita yang pernah mengalaminya.
Kondisi kehamilan yang awalnya merupakan sumber kebahagiaan dapat
berubah menjadi suatu kecemasan tertentu, salah satunya disebabkan oleh
kondisi kehamilan yang berisiko tinggi (Fourianalistyawati & Caninsti, 2014).
Kematian ibu dapat disebabkan oleh komplikasi obstetri atau penyakit
yang terjadi pada masa kehamilan, persalinan, dan nifas. Dapat pula
ditemukan pada kehamilan berisiko atau memiliki masalah (terlalu banyak,
terlalu muda, terlalu tua, terlalu dekat dengan jarak kehamilan) yang sangat
membahayakan bagi kesehatan ibu atau yang dikenal dengan “4 Terlalu” (4-T)
(H et al., 2015).
Asuhan kebidanan pemberdayaan pada keluarga merupakan asuhan
kebidanan komunitas yang mana pelayanan kebidanan komunitas merupakan
upaya yang dilakukan oleh bidan untuk pemecahan masalah kesehatan.
Kegiatan penyuluhan dan nasihat tentang kesehatan, pemeliharaan kesehatan
dan pengobatan sederhana bagi ibu dan balita, perbaikan gizi keluarga,
imunisasi ibu dan anak, pertolongan persalinan, pelayanan KB, serta dalam
menjaga kesehatan reproduksi.

1
2

Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengkajian keluarga Tn. I


merupakan salah satu keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
Permasalahan kesehatan keluarga Tn. I adalah Ny.S merupakan ibu yang
mengalami kurangnya pengetahuan mengenai perilaku kesehatan selama
hamil.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan di
komunitas dengan pemberdayaan keluarga.
2. Tujuan Khusus
Setelah melaksanakan praktik asuhan kebidanan di komunitas
dengan pemberdayaan keluarga mahasiswa dapat:
a. Melakukan pengkajian kepada keluarga Tn.I
b. Menginterpretasikan masalah apa saja yang terjadi pada
keluarga Tn. I
c. Menentukan diagnosis potensial apa yang terjadi pada keluarga
binaan, keluarga Tn. I
d. Menentukan antisipasi masalah pada keluarga Tn. I
e. Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi pada
keluraga Tn. I
f. Melaksanakan perencanaan yang telah dibuat pada keluraga Tn.
I
g. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan
pada keluraga Tn. I

C. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan asuhan kebidanan pemberdayaan keluarga dilakukan
dalam 6 hari sejak tanggal 03 Februari 2023 hingga 13 Februari 2023.
Lahan yang digunakan pada asuhan kebidanan pemberdayaan keluarga
3

adalah Wilayah Kerja Puskesmas Sepinggan Baru


.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Teori Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan (Friedman, 2010).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Departemen Kesehatan RI, 2014). Sedangkan menurut WHO (2012)
keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan
sekumpulan orang yang tinggal satu rumah yang terikat oleh ikatan
perkawinan dan mempunyai ikatan darah.
Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya
mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan
perilaku sehat. Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai,
tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat
dapat lebih dini ditanamkan (Friedman, 2010).
Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk
dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan
dalam keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar
anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga
keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya (Friedman, 2010).
Menurut Friedman (2010) sesuai dengan fungsi pemeliharaan
kesehatan, keluarga mempunyai tugas-tugas dalam bidang kesehatan
yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu :

4
5

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.


b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga.
c. Memberikan asuhan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak
mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya
yang terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.
2. Struktur Keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam
masyarakat. Adapun macam-macam struktur keluarga diantaranya
adalah (Friedman, 2010) :
a. Patrilineal
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
6

e. Keluarga Kawin
Keluarga kawin adalah hubungan suami-istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
3. Bentuk Keluarga
Gambaran tentang pembagian tipe keluarga sangat beraneka
ragam, tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan, namun secara umum pembagian tipe keluarga dapat
dikelompokkan sebagai berikut (Friedman, 2010) :
a. Pengelompokan secara Tradisional
Secara Tradisional, tipe keluarga dapat dikelompokkan
dalam 2 macam, yaitu :
1) Nuclear Family  (Keluarga Inti)
Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak
yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2) Extended Family  (Keluarga Besar)
Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang
masih mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek,
paman, dan bibi.
b. Pengelompokan secara Modern
Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya peran individu
dan meningkatnya rasa individualisme, maka tipe keluarga
modern dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam,
diantaranya :
1) Tradisional Nuclear
Adalah keluarga inti (Ayah, Ibu dan Anak) yang tinggal
dalam satu rumah yang ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal
dalam suatu ikatan perkawinan, dimana salah satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2) Niddle Age/Aging Couple
7

Adalah suatu keluarga dimana suami sebagai pencari uang


dan istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah,
sedangkan anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/menikah/ meniti karier.
3) Dyadic Nuclear
Adalah suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan
tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya
bekerja di luar rumah.
4) Single Parent
Adalah keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua
sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan
anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
5) Dual Carrier
Adalah keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya
orang karier dan tanpa memiliki anak.
6) Three Generation
Adalah keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih
yang tinggal dalam satu rumah.
7) Comunal
Adalah keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua
pasangan suami istri atau lebih yang monogamy berikut
anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
8) Cohibing Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation
Adalah keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang
tinggal bersama tanpa ikatan perkawinan.
9) Composite/Keluarga Berkomposisi
Adalah sebuah keluarga dengan perkawinan poligami dan
hidup/tinggal secara bersama-sama dalam satu rumah.
10) Gay and Lesbian Family
Adalah keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis
kelamin sama.
8

4. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar
pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi
dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh
harapan dan pola perilaku dan keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut (Friedman, 2010) :
a. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak – anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.
b. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik bagi anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di
lingkungannya, disamping itu juga ibu perperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
5. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010), sebagai berikut:
a. Fungsi Afektif
Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam
berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi Sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak
untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
9

c. Fungsi Reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka
memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
6. Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2010) adalah :
a. Tahap 1 : Keluarga pemula, perkawinan dari sepasang insan
menandai bermulanya sebuah keluarga baru, keluarga yang
menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau
status lajang ke hubungan baru yang intim. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orangtua).
b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak, tahap kedua
dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur 30
bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak
pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi
biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi
tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan
semua peran-peran mengasyikkan yang telah dipercaya kepada
10

mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan


ketidakadekuatan menjadi orang tua baru. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).
2) Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan
dan kebutuhan anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orangtua dan kakek-nenek.
c. Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah, tahap ketiga
siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia
2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang,
keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi
suami - ayah, istri – ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan
– saudari. Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda. Adapun
tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
(hubungan perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan
diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas).
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah, tahap ini
dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari
masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota
maksimum, dan hubungan keluarga di akhir tahap ini. Adapun
tugas perkembangan keluarga yaitu :
11

1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan


lingkungan.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin
meningkat.
4) Meningkatkan komunikasi terbuka.
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja, ketika anak pertama
melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan
keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun,
meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal
dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-
anak.
f. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa
muda, permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh
anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan
rumah kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap
ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa
banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak anak
yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
12

5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga


g. Tahap VII : Orang tua pertengahan, tahap ketujuh dari siklus
kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari bagi orangtua,
dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini
biasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan
berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18
tahun kemudian. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia, tahap
terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau
kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung
hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan
pasangan lain meninggal. Adapun tugas perkembangan keluarga
yaitu:
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll.
3) Mempertahankan keakraban suami-istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial
masyarakat.
5) Melakukan “ Life Review”

B. Konsep Asuhan Kebidanan dengan Pemberdayaan Keluarga


1. Keluarga sebagai Unit Pelayanan Asuhan Kebidanan
a. Keluarga sebagai unit pelayanan
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah
kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi
antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi antara
13

sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula


keluarga-keluarga disekitarnya atau masyarakat secara
keseluruhan (Effendy, 2007).
b. Alasan keluarga sebagai unit pelayanan
Dalam Effendy (2007), yang mengutip dari Freeman tahun
1981 menyatakan alasan keluarga sebagai unit pelayanan
adalah:
1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan,
mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah
masalah kesehatan dalam kelompoknya.
3) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling
berkaitan, dan apabila salah satu anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap
anggota keluarga lainnya.
4) Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai
individu (pasien) keluarga tetap berperan sebagai pengambil
keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya.
5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah
untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat.
c. Keluarga sebagai pasien
Effendy (2007) menyebutkan bahwa dalam melihat
keluarga sebagai pasien ada beberapa karakteristik yang perlu
diperhatikan oleh bidan, diantaranya adalah :
1) Setiap keluarga mempunyai cara unik dalam menghadapi
masalah kesehatan para anggotanya.
2) Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari
berbagai segi :
a) Pola komunikasi.
b) Pengambilan keputusan.
14

c) Sikap dan nilai-nilai dalam keluarga.


d) Kebudayaan.
e) Gaya hidup.
3) Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga
di daerah pedesaan.
4) Kemandirian dari tiap-tiap keluarga.
2. Penyakit dan Kemiskinan dalam Keluarga
Dalam memberikan asuhan kebidanan terhadap keluarga, lebih
ditekankan kepada keluarga-keluarga dengan keadaan sosial
perekonomian yang rendah. Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada
umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang
mereka hadapi disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan
dalam mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi. Masalah
kemiskinan akan sangat mengurangi kebutuhan-kebutuhan keluarga
mereka terhadap gizi, perumahan, dan lingkungan yang sehat,
pendidikan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Jelas kesemuanya itu
akan dengan mudah dapat menimbulkan penyakit (Effendy, 2007).
3. Pengambilan Keputusan dalam Asuhan Kesehatan Keluarga
Effendy (2007) menyebutkan bahwa dalam mengatasi masalah
kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang mengambil keputusan
dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota
keluarga yang dituakan. Merekalah yang menentukan masalah dan
kebutuhan keluarga.
Dasar pengambil keputusan tersebut adalah :
1) Hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga.
2) Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing
anggota keluarga.
3) Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan
terhadap keluarga/anggota keluarga yang bermasalah.
4. Kesehatan Keluarga Sebagai Tujuan Asuhan Kebidanan
Keluarga
15

Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang


ingin dicapai dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga,
agar keluarga tersebut dapat meningkatkan produktivitasnya, bila
produktivitas keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga
akan meningkat pula (Effendy, 2007).
5. Tujuan Asuhan Kebidanan Keluarga
Effendy (2007) tujuan utama dalam memberikan asuhan
kebidanan kesehatan keluarga adalah :
1) Tujuan umum :
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam
memelihara kesehatan keluarga mereka sehingga dapat
meningkatkan status kesehatan keluarganya.
2) Tujuan khusus :
a) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam
mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh
keluarga.
b) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
c) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan
para anggotanya.
d) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan
asuhan kebidanan terhadap anggota keluarga yang sakit dan
dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
e) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan
mutu hidupnya.
6. Tugas-Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan kebidanan kesehatan
keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan
para anggotanya dan saling memelihara. Freeman (1981) membagi
tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga, yaitu :
16

1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap


anggotanya.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3) Memberikan asuhan kepada anggota keluarganya yang sakit,
dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau
usianya terlalu muda.
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan
dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada (Effendy,
2007).
7. Peranan Bidan dalam Memberikan Asuhan Kebidanan
Keluarga
Effendy (2007) menyebutkan bahwa dalam memberikan
asuhan kebidanan kesehatan keluarga, ada beberapa peranan yang
dapat dilakukan oleh bidan antara lain adalah :
1) Memberikan asuhan kebidanan kepada anggota keluarga yang
sakit.
2) Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.
3) Koordinator Pelayanan kesehatan dan kebidanan kesehatan
keluarga.
4) Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau
dan bidan dengan mudah menampung permasalahan yang dihadapi
keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.
5) Pendidik kesehatan, bidan dapat berperan sebagai pendidik untuk
merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi
perilaku sehat.
6) Penyuluh dan konsultan, bidan dan berperan dalam memberikan
petunjuk tentang asuhan kebidanan dasar terhadap keluarga di
17

samping menjadi penasehat dalam mengatasi masalah-masalah


kesehatan keluarga.
8. Hambatan–Hambatan yang Sering Dihadapi dalam
Memecahkan Masalah Kesehatan Keluarga
Hambatan yang paling besar dihadapi bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan kesehatan keluarga adalah :

1) Hambatan dari keluarga


a) Pendidikan keluarga yang rendah.
b) Keterbatasan sumber daya keluarga.
c) Kebiasaan yang melekat.
d) Sosial budaya yang tidak menunjang.
2) Hambatan dari bidan
a) Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi.
b) Kondisi alam.
c) Kesulitan dalam berkomunikasi.
d) Keterbatasan pengetahuan bidan tentang kultur keluarga
(Effendy, 2007).
9. Prinsip-Prinsip Asuhan Kebidanan Keluarga
Menurut Effendy (2007) ada beberapa prinsip penting yang
perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan
keluarga, adalah :

1) Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan


kesehatan.
2) Dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga, sehat
sebagai tujuan utama.
3) Asuhan kebidanan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
4) Dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga, bidan
melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan
18

masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah dan


kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
5) Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
6) Dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
7) Sasaran asuhan kebidanan kesehatan keluarga adalah keluarga
secara keseluruhan.
8) Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan
kebidanan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan
masalah dengan menggunakan proses kebidanan.
9) Kegiatan utama dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan kebidanan
kesehatan dasar/perawatan di rumah.
10) Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk risiko tinggi.
10. Langkah-Langkah dalam Asuhan Kebidanan Keluarga
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan kesehatan keluarga ada
beberapa langkah yang harus dilakukan oleh perawat, sebagai berikut :
1) Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga dengan
cara:
a) Mengadakan kontak dengan keluarga.
b) Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk
membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
mereka.
c) Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan-
kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga.
d) Membina komunikasi dua arah dengan keluarga.
2) Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah
kesehatan keluarga.
19

3) Menganalisa data keluaga untuk menentukan masalah-masalah


kesehatan keluarga.
4) Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat
masalah kesehatan keluarga :
a) Ancaman kesehatan.
b) Keadaan sakit atau kurang sehat.
c) Situasi krisis.
5) Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga
untuk melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
6) Menentukan/menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan
kebidanan keluarga dengan mempertimbangkan :
a) Sifat masalah.
b) Kemungkinan masalah untuk diubah.
c) Potensi menghindari masalah.
d) Persepsi keluarga terhadap masalah.
7) Menyusun rencana asuhan kebidanan kesehatan dan perawatan
keluarga sesuai dengan urutan prioritas
a) Menentukan tujuan yang realistis.
b) Merencanakan pendekatan dan tindakan.
c) Menyusun standar dan kriteria avaluasi.
8) Melaksanakan asuhan kebidanan kesehatan keluarga sesuai dengan
rencana yang disusun.
9) Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan kebidanan yang
dilakukan.
10) Meninjau kembali masalah kebidanan dan kesehatan yang belum
dapat teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan
keperawatan yang baru (Effendy, 2007).

C. Konsep Manajemen Asuhan Keluarga


1. Pengkajian
Pengkajian data subyektif dan obyektif diperoleh dari data
20

primer maupun data sekunder. Data primer dapat diperoleh melalui


hasil wawancara/anamnesis, pengamatan secara langsung dan
pemeriksaan kesehatan pada keluarga. Data sekunder dapat dilakukan
dengan studi dokumentasi, dengan cara melihat data kesehatan
keluarga yang ada di pelayanan kesehatan (misalnya Pustu, Polindes,
Puskesmas) maupun di Kelurahan. Data-data yang diperlukan untuk
pengkajian asuhan keluarga terlampir pada format pengkajian asuhan
keluarga.

2. Analisis
a. Analisis Data
Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis data
adalah bagaimana perkembangan kesehatan keluarga, keadaan
lingkungan rumah dan sosial budaya setempat.
b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam asuhan keluarga adalah rumusan
masalah keluarga bukan merupakan rumusan permasalahan
individu, sehingga rumusan permasalahan kesehatan keluarga
merupakan cermin dari kesehatan keluarga. Hal yang harus
diperhatikan untuk merumuskan permasalahan kesehatan
keluarga adalah bagaimanakah ancaman kesehatan (keadaan
yang memungkinkan terjadinya penyakit dalam keluarga),
kegagalan dalam memantapkan kesehatan (misalnya kegagalan
pertumbuhan dan perkembangan), keadaan kegawatdaruratan
(misalnya perdarahan), serta 3K (Ketidaktahuan, Ketidakmauan
dan Ketidakmampuan) keluarga dalam melaksanakan tugas-
tugas kesehatan.
c. Prioritas Masalah
Skala prioritas disusun dengan memperhatikan sifat
permasalahan, kemungkinan melakukan pencegahan,
21

mengurangi atau menuntaskan permasalahan, berat ringannya


masalah untuk dilakukan pencegahan dan dikurangi serta
masalah mana yang memerlukan penanganan segera.
Perhitungan skala prioritas :
No. Kriteria Nilai Bobot
Sifat masalah 1
Skala :
1. Tidak/kurang sehat 3
Ancaman Kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala :
2. Dengan mudah 2
Hanya Sebagian 1
Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk diubah 1
Skala :
3. Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
Menonjolnya Masalah 1
Skala :
4. Masalah berat harus ditangani 2
Masalah yang tidak perlu segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Cara Skoring :
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
3) Jumlah skor untuk semua kriteria
4) Skor tertinggi adalah 5
3. Perencanaan
Perencanaan merupakan sekumpulan tindakan yang akan
dilakukan dalam memecahkan masalah kesehatan pada keluarga, yang
disusun secara sistematis, berdasarkan teori dengan menitikberatkan
keluarga. Perencanaan disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan
(Plan of Action) penyelesaian masalah di keluaraga binaan.
4. Pelaksanaan
22

Pelaksanaan tindakan harus mengacu kepada perencanaan yang


telah disusun. Dalam melaksanakan tindakan harus melibatkan
keluarga dengan memperhatikan tingkat pendidikan keluarga, sumber
daya yang ada, nilai/norma yang berlaku dalam keluarga, sarana dan
prasarana, serta penerimaan keluarga.
5. Evaluasi
Penilaian dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi terdiri atas evaluasi struktur, proses dan hasil.

D. Konsep Dasar Teori Kehamilan Risiko Tinggi


1. Definisi Kehamilan Risiko Tinggi
Resiko adalah suatu ukuran statistik epidemiologik dari
kemungkinan terjadinya suatu keadaan gawat darurat obstetric yang
tidak diinginkan pada masa mendatang yaitu perkiraan/prediksi akan
terjadi komplikasi selama kehamilan maupun dalam persalinan
dengan dampak kematian/kesakitan pada ibu dan bayi (Prawirohardjo,
2008).
Kehamilan risiko tinggi adalah suatu kehamilan patologi yang
dapat mempengaruhi keadaan ibu dan janin (Manuaba, 2002).
Kehamilan resiko tinggi adalah suatu proses kehamilan yang memiliki
risiko lebih tinggi dan lebih besar dari kehamilan normal, baik bagi
ibu maupun janin yang di kandungnya, selama masa kehamilan,
melahirkan ataupun nifas bila dibandingkan dengan kehamilan,
persalinan dan nifas normal. Sehingga dapat terjadi penyakit ataupun
kematian sebelum maupun sesudah persalinan.
Dikatakan ibu hamil risiko tinggi bila pada pemeriksaan
ditemukan satu atau lebih faktor risiko., sedangkan ibu hamil risiko
rendah bila pada pemeriksaan tidak ditemukan faktor risiko. Namun
bukan tidak mungkin dalam perjalanan persalinan dan kehamilan, ibu
hamil risiko rendah dapat berubah menjadi risiko tinggi. Oleh karena
itu, diperlukan pemeriksaan rutin selama periode kehamilan dan
23

proses melahirkan (Prawirohardjo, 2008).


Kehamilan resiko tinggi dapat menyebabkan:
a. Kematian ibu dan janin
b. Keguguran
c. Persalinan premature
d. Kelahiran dengan berat badan rendah
e. Penyakit janin atau bayi neonatus
2. Faktor Risiko Tinggi Kehamilan
a. Faktor Langsung:
1) Paritas meliputi primigravida, grandemultipara
2) Riwayat persalinan abortus 2 kali atau lebih, partus
prematurus 2 kali atau lebih, riwayat kematian janin dalam
rahim, perdarahan pasca persalinan, pre-eklamsia dan
eklamsia, kehamilan mola, pernah ditolong secara
obstetric operatif, pernah operasi ginekologik, pernah
inersia uteri (Indiarti, 2013).
3) Disproporsi sevalo pelvik
Disproporsi sevalo pelvik adalah panggul sempit. Keadaan
yang menggambarkan ketidak seimbangan antara kepala
janin dan panggul ibu sehingga janin tidak bisa keluar
melalui vagina (Notoatmodjo, 2007).
4) Pre-eklampsia dan eklampsia
Timbulnya hipertensi disertai proteinunria dan oedema
setelah umur kehamilan 20 minggu atau segera setelah
persalinan (Notoatmodjo, 2007).
5) Kehamilan molahidatidosa Kehamilan mola adalah berupa
gelembung – gelembung kecil yang mengandung banyak
cairan sehingga menyerupai buah anggur atau mata ikan
(Kementrian Kesehatan RI, 2011).
6) Hidramnion
Hidramnion adalah meningkatnya air ketuban melebihi
24

2000cc. normalnya 800 – 1000cc (Kementrian Kesehatan


RI, 2011).
7) Kelainan letak pada kehamilan tua
Kelainan letak janin dapat berupa letak sungsang dan letak
lintang.
8) Dismaturitas
Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang
dari berat badan seharusnya untuk masa gestasinya.
Artinya bayi mengalami retardasi pertumbuhan
intrauterine dan merupakan bayi yang kecil untuk masa
kehamilannya (Manuaba, 2001).
9) Kehamilan pada infertilitas
Infertilitas adalah pasangan yang telah menikah dan hidup
harmonis tetapi belum terjadi kehamilan. Apabila terjadi
kehamilan komplikasi yang akan terjadi yaitu perdarahan
(Manuaba, 2001).
10) Persalinan terakhir 5 tahun yang lalu atau lebih
Kehamilan dengan jarak terakhir persalinan 5 tahun atau
lebih dapat mengakibatkan abortus.
11) Kehamilan yang disertai dengan anemia
Perubahan fisiologi alami yang terjadi selama kehamilan
akan mempengaruhi jumlah sel darah normal pada
kehamilan peningkatan volume darah ibu terutama terjadi
akibat peningkatan plasma.
12) Hipertensi
Adalah kondisi permanen meningkatnya tekanan darah
dimana biasanya tidak ada penyebab yang nyata. Kadang
– kadang penyebab ini dihubungkan dengan penyakit
ginjal, penyempitan aorta dan keadaan ini lebih sering
muncul pada saat kehamilan (Kementrian Kesehatan RI,
2011).
25

13) Kehamilan dengan penyakit jantung


Pada saat pertumbuhan janin, yang diperlukan yaitu
oksigen dan zat-zat makanan selama kehamilan yang
harus dipenuhi melalui darah ibu. Untuk itu banyaknya
darah yang beredar dalam tubuh ibu dapat memenuhi
kebutuhan janin. (Manuaba, 2001).
14) Kehamilan dengan diabetes militus
Diabetes terjadi karena produksi insulin tidak ada atau
tidak cukup. Insulin adalah hormone yang diproduksi oleh
sel beta yang berfungsi mengangkut glukosa kedalam sel.
(Manuaba, 2001).
15) Obesitas
Wanita hamil dengan obesitas beresiko tinggi mengalami
komplikasi kehamilan serta persalinan yaitu melahirkan
bayi meninggal (still birth) dan menderita diabetes
gestasional. (Kementrian Kesehatan RI, 2011).
b. Faktor Tidak Langsung
1) Pengetahuan
Pentingnya pengetahuan ibu tentang kehamilan risiko
tinggi sangat dibutuhkan karena pengetahuan tentang
kehamilan risiko tinggi sangat penting untuk terbentuknya
sikap ibu dalam memahami akan risiko yang akan timbul
dalam kehamilan.
2) Usia
Usia seorang ibu berkaitan dengan alat – alat reproduksi
wanita.
3) Tempat tinggal Ibu (Lingkungan)
Dalam analisis ini daerah tempat tinggal dibagi menjadi
dua yaitu perkotaan dan pedesaan. Hasil uji statistic
menunjukan bahwa ibu yang tinggal dipedesaan lebih
besar risiko untuk mengalami kehamilan risiko tinggi
26

karena di pedesaan jumlah jenis dan pelayanan fasilitas


kesehatan masih terbatas.
4) Pendidikan ibu
Pendidikan ibu memiliki pengaruh terhadap risiko
kehamilan. Hal ini dapat diasumsikan karena ibu yang
berpendidikan rendah memiliki tingkat pengetahuan yang
rendah pula terhadap bahaya dan risiko tinggi kehamilan.
5) Status ekonomi
Status ekonomi rumah tangga mempunyai hubungan yang
bermakna dengan kehamilan risiko tinggi. Seorang ibu
yang kurang beruntung karena dating dari keluarga miskin
akan berpotensi lebih besar untuk menderita kehamilan
risiko tinggi dibandingkan dengan ibu yang berasal dari
keluarga kaya.
6) Pelayanan kesehatan
Hasil analisis menunjukan hubungan yang signifikan
antara pelayanan kesehatan dengan kejadian kehamilan
risiko tinggi. Hal ini sejalan dengan hasil analisis Pitaley
bahwa pelayanan kesehatan seperti pemanfaatan
perawatan pasca persalinan memiliki hubungan dengan
kematian neonatal.
3. Komplikasi Risiko Tinggi
Tidak semua ibu hamil memiliki komplikasi kehamilan yang
beresiko tinggi tetapi mengetahui komplikasi atau resiko selama hamil
dapat membantu menangani dan mencegah komplikasi itu terjadi. Ada
beberapa komplikasi tinggi, diantaranya:
a. Anemia
Anemia adalah defisiensi sel darah merah atau kekurangan
hemoglobin. Hal ini mengakibatkan penurunan jumlah sel darah
merah, atau jumlah sel darah merah tetap normal tetapi jumlah
hemoglobinnya subnormal. (Indiarti, 2013).
27

b. Intrauterine Growth Restriction (IUGR)


Janin yang mengalami pertumbuhan yang terhambat (IUGR)
adalah janin yang mengalami kegagalan dalam mencapai berat
atau ukuran yang sesuai dengan usia kehamilannya (Indiarti,
2013).
c. Plasenta Previa
Plasenta previa yaitu kondisi di mana plasenta melekat pada
bagian bawah rahim sedemikian rupa sehingga menutupi bukaan
leher rahim. Kondisi ini lebih sering terjadi pada bulan - bulan
awal kehamilan, jika seorang ibu hamil mengalami placenta
previa, ibu dan janin akan memiliki resiko perdarahan
(Manuaba, 2001)
d. Penyakit rhesus
Rhesus adalah protein (antigen) yang terdapat pada permukaan
sel darah merah. Fungsi rhesus yaitu untuk melindungi tubuhnya
sekaligus memerangi ‘benda asing' (janin) tersebut. Hal inilah
yang menimbulkan antirhesus (penghancuran sel darah
merah)/hemolitik. Kondisi ini bisa mengakibatkan kematian
janin di dalam rahim, ataupun jika bayi lahir, maka
kemungkinan besar ia akan menderita anemia, hati bengkak,
kuning (jaundice), hingga gagal jantung (Manuaba, 2001).
e. Kehamilan postterm
Persalinan postterm adalah persalinan melampaui umur hamil 42
minggu dan pada janin terdapat tanda postmaturitas. Persalinan
postterm menunjukkan kehamilan berlangsung sampai 42
minggu (294 hari) atau lebih, dihitung dari hari pertama haid
terakhir menurut rumus Naegele dengan siklus haid rata - rata
28 hari. (Manuaba, 2001).
f. Kehamilan ganda
Kehamilan Ganda adalah suatu kondisi yang ditandai dengan
kehamilan yang mengandung dua atau lebih bayi. Meskipun
28

kehamilan ganda merupakan sesuatu yang menarik dan sering


kali membahagiakan banyak pasangan, akan tetapi ada banyak
resiko untuk terjadinya komplikasi dalam kehamilan, seperti 25
kelahiran prematur, preeclampsia (hipertensi yang diinduksi
oleh kehamilan) dan perdarahan hebat setelah melahirkan
(Prawiroharjo, 2008).
g. Kehamilan ektopik
Kehamilan ektopik atau juga dikenal sebagai kehamilan di luar
kandungan merupakan suatu kondisi kehamilan dimana sel telur
yang sudah dibuahi tidak mampu menempel atau melekat pada
rahim ibu, namun melekat pada tempat yang lain atau berbeda
yaitu di tempat yang dikenal dengan nama tuba falopi atau
saluran telur di leher rahim, dalam rongga perut atau di indung
telur. Dengan kata lain, kehamilan ektopik meruapakan suatu
kondisi dimana sel telur yang telah dibuahi mengalami
implantasi pada tempat selain tempat seharunya, yaitu uterus.
Jika sel telur yang telah dibuahi menempel pada saluran telur,
hal ini akan menyebabkan bengkaknya atau pecahnya sel telur
akibat pertumbuhan embrio. (Manuaba, 2001).
h. Keguguran
Keguguran adalah kematian bayi sebelum usia 20 minggu
kehamilan. Istilah medis untuk keguguran adalah aborsi spontan
tetapi istilah aborsi dalam hal ini tidak sama dengan definisi
aborsi yang umum di masyarakat meskipun sama – sama
dicirikan dengan hilangnya janin dari rahim. (Indiarti MT,
2013).
i. Perdarahan Postpartum
Perdarahan postpartum adalah perdarahan yang dialami setelah
melahirkan. Perdarahan pasca melahirkan dapat terjadi langsung
setelah pasien melahirkan dalam kurung waktu 24 jam, beberapa
hari kemudian, bahkan setelah ibu kembali ke rumah. (Indiarti
29

MT, 2013).
4. Tanda Bahaya atau Kelainan pada Kehamilan
Tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda / gejala yang
menunjukan ibu atau bayi yang dikandungannya dalam keadaan
bahaya. (Nursalam, 2008) Tanda bahaya pada kehamilan yang perlu
dikenali yaitu:
a. Perdarahan
Perdarahan pada kehamilan 7 - 9 bulan, meskipun hanya sedikit
akan tetapi keadaan tersebut merupaka ancaman bagi ibu dan
janin. Perdarahan melalui jalan lahir pada kehamilan sebelum 3
bulan dapat disebabkan oleh keguguran.
b. Bengkak tangan atau wajah, pusing dan dapat diikuti kejang
Sedikit bengkak pada tungkai bawah pada umur kehamilan 6
bulan keatas mungkin masih normal. Sedikit bengkak pada
tangan atau wajah, yang disertai tekanan darah tinggi dan pusing
atau bahkan sakit kepala merupakan kondisi yang sangat
berbahaya pada kehamilan.
c. Ibu tidak mau makan dan muntah terus
Kebanyakan ibu hamil dengan umur kehamilan 1-3 bulan sering
merasa mual dan kadang – kadang muntah. Akan tetapi mual
muntah yang dialami berlanjut hingga berlangsung secara terus
– menerus akan berbahaya bagi kehamilan
d. Berat badan ibu hamil tidak naik
Selama kehamilan berat badan ibu naik sekitar 9-12 kg, karena
adanya pertumbuhan janin dan bertambahnya jaringan tubuh ibu
akibat kehamilan. Akan tetapi jika berat badan ibu tidak naik
pada akhir bulan keempat atau kurang dari 45 kg pada akhir
bulan keenam, hal ini menandakanpertumbuhan janin terganggu
atau terancam. Kemungkinan penyebab keadaan tersebut adalah
ibu kekurangan gizi.
e. Gerakan janin berkurang atau tidak ada
30

Gerakan janin dapat dirasakan ibu pertama kali pada umur


kehamilan 4-5 bulan. Gerakan janin yang berkurang melemah
atau tidak bergerak sama sekali dalam 12 jam, dapat
mengakibatkan kehidupan bayi terancam.
f. Ketuban pecah dini
Bila ketuban telah pecah dan cairan ketuban keluar sebelum ibu
mengalami tanda – tanda persalinan, maka janin dan ibu akan
mudah terinfeksi.
g. Kelainan letak janin didalam rahim
Kelainan letak janin antara lain: letak sungsang yaitu kepala
janin dibagian atas rahim dan letak lintang yaitu letak janin
melintang didalam rahim.
5. Penatalaksanaan Kehamilan Risiko Tinggi
Kehamilan resiko tinggi dapat dicegah dengan pemeriksaan dan
pengawasan kehamilan yaitu deteksi dini ibu hamil resiko tinggi atau
komplikasi yang lebih difokuskan pada keadaan yang menyebabkan
kematian ibu dan bayi. (Nursalam, 2008). Perawatan antenatal secara
dini merupaka cara untuk mendeteksi kehamilan beresiko, sehingga
dapat diperhitungkan dan dipersiapkan langkah - langkah dan
persiapan persalinan. (Sukmadinata, 2007). Pengawasan antenatal
sebaiknya dilakukan secara teratur selama hamil, oleh WHO
dianjurkan pemeriksaan antenatal minimal 4 kali, dengan 1 kali pada
trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III.
(Manuaba, 2001).
Adapun tujuan pengawasan antenatal yaitu untuk mengetahui
secara dini keadaan resiko tinggi ibu dan janin sehingga dapat
(Kementrian Kesehatan RI, 2011) :
a. Melakukan pengawasan yang lebih intensif
b. Memberikan pengobatan sehingga resikonya dapat dikendalikan
c. Melakukan rujukan untuk mendapatkan tindakan yang akurat
d. Menurunkan angka kesakitan dan kematian ibu
31
BAB III
TINJAUAN KASUS
DATA KELUARGA DAN ANGGOTA KELUARGA

I. IDENTITAS KELUARGA
1. Nama KK : Tn. Isa
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur/tgl lahir : 16 April 1999
4. Agama : Islam
5. Suku : Banjar
6. Pendidikan : SMA
7. Status Pernikahan : Usia menikah suami : 21 tahun Istri: 16 tahun
Lama pernikahan : 1 tahun
8. Alamat : Jl. Ahmad Yani RT.11 Kelurahan Melak Ulu Kota
Kutai Barat

II. KETERANGAN ANGGOTA KELUARGA


Wanita
Hub. Status
No Nama Thn lahir Usia L/P (10-54) Agama Pendidikan Pekerjaan
ART Perkawinan
Hamil/tidak
1. Tn.J Suami 16-4-99 21th L K Islam SMA Honorer
2. Ny.N Istri 30-11-03 17th P K Hamil Islam SMA IRT
3. Ny.H Ortu 06-11-72 49th P K Tidak Islam SMA IRT
4. Tn.A Kakak 21-12-94 27th L BK Islam SMA Swasta
5. Nn.I Adik 02-06-01 20th P BK Tidak Islam SMA Mhs
6. Tn.M Adik 02-05-05 16th L BK Islam SMP Pelajar

2. Gangguan Kesehatan
a. Berlaku untuk semua umur
1. Apakah Saudara mempunyai kartu jaminan kesehatan atau JKN / BPJS
Ya ( ˅ ) Tidak ( )
33

2. Apakah Saudara merokok?


Ya ( ˅ ) Tidak ( )
3. Apakah Saudara pernah menderita batuk berdahak > 2 minggu disertai
satu atau lebih gejala: dahak bercampur darah/ batuk berdarah, berat
badan menurun, berkeringat malam hari tanpa kegiatan fisik, dan
demam > 1 bulan?
Ya ( ) Tidak ( ˅ )
4. Apakah Saudara pernah didiagnosis menderita tekanan darah
tinggi/hipertensi?
Ya ( ) Tidak ( ˅ )
5. Bila ya, apakah selama ini Saudara meminum obat tekanan darah
tinggi/hipertensi secara teratur?
Ya ( ) Tidak ( ˅ )
6. Apakah saat ini dilakukan pengukuran tekanan darah?
Ya ( ˅ ) Tidak ( )
7. Hasil pengukuran tekanan darah : Ny. N 120/80
b. Berlaku untuk anggota keluarga wanita berstatus menikah (usia
10-54 tahun)
1. Apakah Saudara sedang hamil?
Ya ( ˅ ) Tidak ( )
2. Apakah Kehamilan dalam kategori resiko rendah?
Ya ( ˅ ) Tidak ( )

c. Berlaku untuk anggota keluarga wanita berstatus menikah (usia


10-54 tahun) dan tidak hamil atau anggota keluarga laki-laki
berstatus menikah (usia ≥ 10 tahun)
1. Apakah Saudara atau pasangan Saudara menggunakan alat kontrasepsi
atau ikut program Keluarga Berencana?
Ya ( ) Tidak ( ˅ )
34

d. Berlaku untuk Ibu yang memiliki anggota keluarga berumur < 12


bulan
1. Apakah saat Ibu melahirkan bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan?
Ya ( ) Tidak ( )
e. Berlaku untuk anggota keluarga berumur 7-23 bulan
1. Apakah bayi ini pada waktu usia 0-6 bulan hanya diberi ASI
eksklusif?
Ya ( ) Tidak ( )
f. Berlaku untuk anggota keluarga berumur 12-23 bulan
1. Apakah selama bayi usia 0-11 bulan diberikan imunisasi lengkap?
(HB0, BCG, DPT- HB1, PT-HB2, DPT HB3, Polio1, Polio2, Polio3,
Polio4, Campak)
Ya ( ) Tidak ( )
g. Berlaku untuk anggota keluarga berumur 2-59 bulan
1. Apakah dalam 1 bulan terakhir dilakukan pemantauan pertumbuhan
balita?
Ya ( ) Tidak ( )

VI. PENGKAJIAN INDIVIDU PADA IBU HAMIL TRIMESTER III


Tanggal Pengkajian : 15 Desember 2021
Waktu Pengkajian : 11.00 wita
Tempat Pengkajian : Rumah Tn. J
Nama Pengkaji : Yustina
S:
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. N Nama Suami : Tn. J
Umur : 17 th Umur : 22 th
Agama : Islam Agama : Islam
Suku/Bangsa : Banjar Suku/Bangsa : Banjar
Pendidikan : SMA Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Honorer
35

Alamat : Jl. Ahmad Yani RT.11 Kelurahan Melak Ulu

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan demam dan pilek

3. Riwayat kesehatan klien


Tidak pernah memiliki Riwayat penyakit menurun, menular dan
menahun.

4. Riwayat kesehatan keluarga


Di dalam keluarga ibu tidak pernah ada yang memiliki Riwayat penyakit
menurun, menular dan menahun.

5. Riwayat menstruasi
HPHT : 04 Mei 2021
TP : 08 Februari 2022
Siklus : 28 hari
Lama : 5 hari

6. Riwayat obstetrik
No Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Suami Ank UK Pny Jns Pnlg Tmpt Pny JK BB/PB H M Abnr Lkts Pny
1 1 H A M I L I N I

7. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi apapun.

8. Pola fungsional kesehatan


36

Pola Sebelum Hamil Saat Ini


Nutrisi Makan 3x sehari, porsi Makan 3-4x sehari, porsi sedang,
sedang, minum air 8 gelas minum air 8 gelas sehari
sehari
Eliminasi BAK 5x sehari BAB 1x BAK 6-8x sehari, BAB 1-2x
sehari, tidak ada keluhan sehari, tidak ada keluhan
Aktivitas Melakukan pekerjaan rumah Melakukan pekerjaan rumah
sendiri dibantu oleh keluarga
Istirahat Tidur siang 1 jam sehari, tidur Tidur siang 1 jam sehari, tidur
malam 7 jam sehari malam 7-8 jam
Personal Hygiene Mandi 2x, ganti pakaian dan Mandi 2x, ganti pakaian dan
pakaian dalam 2x sehari pakaian dalam 2-3x sehari
Seksualitas 3 kali seminggu 1 kali/ 2 minggu

9. Riwayat psikososiokultural spiritual


a. Psikologis : Riwayat pernikahan pertama, keadaan ibu saat ini baik.
b. Sosial : lama menikah ±1 tahun, suami dan keluarga menerima
kehamilan ini
c. Kultural : tidak ada budaya/adat istiadat yang dapat membahayakan ibu
dan janin selama kehamilan.
d. Spiritual : Tidak ada tradisi keagamaan yang merugikan dan masih
dilakukan oleh ibu dan keluarga yang dapat merugikan
kesehatan ibu dan janinnya.

O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 120/80 mmHg
b. Suhu : 36°C
c. Nadi : 78x/menit
d. Pernafasan : 18x/menit
Antropometri
37

a. Tinggi badan : 151,5 cm


b. Berat badan sebelum hamil : 44kg
c. Berat badan sekarang : 55kg
d. LILA : 26 cm

2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Bersih, tidak ada lesi, rambut hitam, tidak ada edema
Wajah : Simetris, bersih, ada chloasma gravidarum
Mata : Simetris, sclera warna putih, konjungtiva warna merah
muda
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan
Hidung : Bersih dan tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak
ada polip
Mulut : Simetris, tidak pucat, bersih, mukosa bibir lembab, tidak
ada stomatitis, tidak ada karies dan karang gigi, tidak
nampak peradangan pada tosil dan ovula, lidah bersih
Leher : ada chloasma gravidarum, tidak ada pembengkakan
Dada : Simetris, tidak nampak retraksi dinding dada, tidak
menggunakan otot bantu pernafasan, bunyi nafas
vesikuler, BJ I dan II terdengar jelas.
Payudara : Simetris, ada hyperpigmentasi pada areola, puting
susu menonjol, tidak ada dimpling, tidak ada
benjolan, tidak terdapat pengeluaran ASI
Abdomen : Tidak ada Linea Nigra, nampak membesar, tidak ada
luka bekas operasi SC
Leopold I : bagian fundus teraba lunak, tidak
terlalu
bulat dan tidak melenting
Leopold II : bagian kiri ibu teraba keras, panjang
dan
rata sedangkan bagian kanan ibu teraba
38

bagian terkecil janin


Leopold III : teraba bagian terendah janin bulat,
keras
dan melenting, bagian tersebut masih
bisa digoyang
Leopold IV : divergen
Genetalia : Bersih, tidak ada secret, tidak ada varices, tidak ada oedem,
tidak ada pembesaran kelenjar bartholin.
Anus : Tidak nampak hemoroid
Ekstremitas : Bawah : simetris, CRT kembali sebelum 2 detik
Atas : simetris, CRT kembali <2 detik, tidak ada
varices

3. Pemeriksaan penunjang
Tidak ada

A
Diagnosis : GIP0000, usia kehamilan 32 minggu 1 hari
Masalah : tidak ada
Diagnosis potensial : tidak ada
Masalah potensial : tidak ada
Kebutuhan segera : tidak ada

P:
1. Menganjurkan ibu untuk beristirahat
 Peran Suami : Membantu keluarga memfasilitasi kebutuhan sumber
nutrisi yg seimbang, sumber zat besi
 Peran Mertua (Ibu) :
 Peran Adik : membantu ibu dalam melakukan aktivitas
2. Menganjurkan ibu untuk selalu meminum air putih minimal 8 gelas sehari
 Peran Suami : membantu ibu untuk mengambilkan minum
39

 Peran Mertua (Ibu) : mengingatkan ibu untuk selalu minum air putih
 Peran Adik : membantu ibu dalam mengambilkan minum dan
mengingatkan minum air putih

ANALISA DATA
N RUMUSAN MASALAH
DATA
O DIAGNOSIS MASALAH
1. DS : Keluarga dengan ibu  Kurangnya pengetahuan
 Salah satu anggota keluarga Tn. J ada ibu hamil risiko tinggi keluarga tentang tentang
hamil risiko tinggi G1P0000 usia 17 tahun G1P0000 usia 17 tahun kehamilan risiko tinggi
 Pola nutrisi Ny. N makan 3-4x sehari dengan
porsi sedang dan mengonsumsi sayuran
hijau.

DO :
 Kesadaran compos mentis
 TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 78 x/menit
RR : 18 x/menit
T : 36 0C
 Antropometri :
BB : 55 kg
TB : 151,5 cm
Lila : 26 cm
 Pemeriksaan fisik
Wajah tidak tampak pucat dan warna
konjungtiva merah muda
TFU : 28 cm
L 1 : bokong, L2 : punggung kiri, L3: kepala,
L4: divergen. DJJ:144x/menit
Tidak ada pengeluaran cairan dari jalan lahir
Tidak ada odem dan varices pada ekstremitas

2. DS: Keluarga dengan bapak  Kurangnya pengetahuan


 Salah satu anggota keluarga Tn.J ada bapak usia 22 tahun perokok keluarga tentang bahaya
usia 22 tahun dengan perokok aktif aktif merokok bagi kesehatan
 Pola aktivitas Tn.J bekerja 8 jam sehari dan dampaknya terhadap
 Pola nutrisi Tn.J makan 3x sehari dengan kehamilan
porsi sedang dan minum air putih 7-8 gelas
40

sehari.

DO
 Kesadaran composmentis
 TTV : TD : 130/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 19x/menit
T : 36,3 0C
 Pemeriksaan fisik
Suara napas normal dan bunyi jantung
normal
Ekstremitas normal
SKORING PRIORITAS MASALAH

RUMUSAN MASALAH
NO KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN
DIAGNOSIS MASALAH
1. Keluarga dengan ibu Kurangnya pengetahuan Sifat masalah
hamil risiko tinggi keluarga tentang Skala :
G1P0000 usia 17 tahun kehamilan risiko tinggi Tidak/ kurang sehat 2/3 x 1 2/3 Sifat masalah ibu dalam skala
Ancaman kesehatan ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala : Kemungkinan masalah sebagian
Dengan mudah 1/2 x 2 1 dapat diubah dengan memberikan
Hanya sebagian pendidikan kesehatan
Tidak dapat
Potensi masalah untuk
diubah Potensi masalah untuk diubah
Skala : 2/3 x 1 2/3 dengan skala cukup dengan
Tinggi memberikan pendidikan kesehatan
Cukup
Rendah
Menonjolnya masalah Keluarga beranggapan masalah
Skala : 2/2 x 1 1
Tersebut berat dan harus segera
Masalah berat harus
ditangani
ditangani
Masalah yang tidak perlu 3 1/3
segera ditangani
Masalah tidak dirasakan
42

Masalah sejahtera
SKORING PRIORITAS MASALAH

RUMUSAN MASALAH
NO KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN
DIAGNOSIS MASALAH
2. Keluarga dengan bapak Kurangnya pengetahuan Sifat masalah
usia 22 tahun perokok keluarga tentang bahaya Skala : Sifat masalah keluarga Tn. J
aktif merokok bagi kesehatan Tidak/ kurang sehat 2/3 x 1 1/3 dengan skala ancaman kesehatan
Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah
dapat diubah Kemungkinan masalah tidak
Skala : 0/2 x 2 1 dapat diubah dengan
Dengan mudah memberikan pendidikan
Hanya sebagian kesehatan
Tidak dapat
Potensi masalah untuk
diubah Potensi masalah untuk diubah
Skala : 1/3 x 1 2/3 dengan skala rendah dengan
Tinggi memberikan pendidikan
Cukup kesehatan
Rendah
Menonjolnya masalah
Skala : 0/2 x 1 1/2
Keluarga beranggapan masalah
Masalah berat harus
tidak dirasakan.
ditangani
Masalah yang tidak perlu 2 1/2
segera ditangani
43

Masalah tidak dirasakan


RENCANA PELAKSANAAN (PLAN OF ACTION)
PENYELESAIAN MASALAH DI KELUARGA BINAAN

N RUMUSAN MASALAH TUJUAN


INTERVENSI RASIONAL
O DIAGNOSIS MASALAH UMUM KHUSUS
44

1. Keluarga dengan ibu hamil Kurangnya Setelah dilakukan Keluarga mengerti tentang Berikan pendidikan 1. Pendidikan
risiko tinggi G1P0000 usia pengetahuan keluarga asuhan keluarga pada hamil risiko tinggi kesehatan tentang kesehatan adalah
17 tahun tentang kehamilan keluarga Tn. J kehamilan risiko untuk merubah
risiko tinggi diharapkan keluarga tinggi! perilaku
mengetahui kehamilan perseorangan dan
risiko tinggi atau masyarakat
dalam bidang
kesehatan (WHO)
2. Pendidikan
kesehatan dapat
menghasilkan
perubahan atau
peningkatan dan
akan berpengaruh
pada sikap dan
perilaku
(Notoadmodjo,
2007)

RENCANA PELAKSANAAN (PLAN OF ACTION)


PENYELESAIAN MASALAH DI KELUARGA BINAAN

N RUMUSAN MASALAH TUJUAN


INTERVENSI RASIONAL
O DIAGNOSIS MASALAH UMUM KHUSUS
45

2. Keluarga dengan bapak Kurangnya Setelah dilakukan Keluarga mengerti tentang Berikan pendidikan 1. Pendidikan
usia 22 tahun perokok pengetahuan keluarga asuhan keluarga pada bahaya merokok bagi kesehatan tentang kesehatan adalah
aktif tentang bahaya keluarga Tn. J kesehatan bahaya merokok untuk merubah
merokok bagi diharapkan keluarga bagi kesehatan! perilaku
kesehatan mengetahui tentang perseorangan dan
bahaya merokok bagi atau masyarakat
kesehatan dalam bidang
kesehatan (WHO)
2. Pendidikan
kesehatan dapat
menghasilkan
perubahan atau
peningkatan dan
akan berpengaruh
pada sikap dan
perilaku
(Notoadmodjo,
2007)

PELAKSANAAN

N RUMUSAN MASALAH
INTERVENSI IMPLEMENTASI DUKUNGAN HAMBATAN
O DIAGNOSIS MASALAH
1. Keluarga dengan ibu hamil Kurangnya pengetahuan Berikan pendidikan Memberikan pendidikan 1. Keluarga Tidak ada
46

risiko tinggi G1P0000 usia keluarga tentang kesehatan tentang kehamilan kesehatan tentang kooperatif dan hambatan yang
17 tahun kehamilan risiko tinggi risiko tinggi! kehamilan risiko tinggi, terlibat aktif pada berarti pada saat
meliputi: setiap tahapan pelaksanaan
 Definisi kehamilan risiko kegiatan kegiatan
tinggi
 Cara menjaga kehamilan
 Persiapan saat kehamilan
 Zat gizi yang baik saat
hamil
 Hal yang harus dihindari
saat hamil
47

PELAKSANAAN

N RUMUSAN MASALAH
INTERVENSI IMPLEMENTASI DUKUNGAN HAMBATAN
O DIAGNOSIS MASALAH
2. Keluarga dengan bapak Kurangnya pengetahuan Berikan pendidikan Memberikan pendidikan 1. Bapak Ketua RT Sulitnya mengatur
usia 22 tahun perokok aktif keluarga tentang bahaya kesehatan tentang bahaya kesehatan tentang bahaya setempat waktu dengan Tn.J
merokok bagi kesehatan merokok bagi kesehatan merokok, meliputi : memberikan dikarenakan Tn.J
 Definisi perokok aktif dukungan kepada bekerja
dan pasif mahasiswa
 Bahaya merokok dengan ikut
 Penyakit yang terlibat dalam
ditimbulkan dari asap kegiatan asuhan
rokok keluarga
2. Keluarga
kooperatif dan
terlibat aktif pada
setiap tahapan
kegiatan
48

EVALUASI

N RUMUSAN MASALAH EVALUASI


INTERVENSI
O DIAGNOSIS MASALAH STRUKTUR PROSES HASIL
1. Keluarga dengan ibu hamil Kurangnya pengetahuan Berikan pendidikan  Mahasiswa  Pendidikan Terjadi peningkatan
risiko tinggi G1P0000 usia keluarga tentang kesehatan tentang tentang mengumpulkan pre kesehatan dilakukan pengetahuan keluarga,
17 tahun kehamilan risiko tinggi kehamilan risiko tinggi! planning kegiatan, SAP tanggal 27 Desember berdasarkan hasil
dan leaflet tentang 2021 pukul 11.00 kuesioner pre dan post
tentang kehamilan Wita. test. Pengetahuan
risiko tinggi  Penkes dihadiri sebelum dilaksanakan
 Media, ruangan dan hal seluruh anggota penkes nilai pretest dan
lain yang diperlukan keluarga sesudah dilaksanakan
pada saat proses  Pada pelaksaanaan penkes nilai posttest.
pelaksanaan kegiatan kegiatan, diajukan
pendidikan kesehatan beberapa pertanyaan
tersedia oleh anggota
 Keluarga siap menerima keluarga dan mampu
pendidikan kesehatan dijawab dengan baik
yang diberikan oleh oleh mahasiswa dan
mahasiswa ditambahkan oleh
pembimbing
49

EVALUASI

N RUMUSAN MASALAH EVALUASI


INTERVENSI
O DIAGNOSIS MASALAH STRUKTUR PROSES HASIL
2. Keluarga dengan bapak Kurangnya pengetahuan Berikan pendidikan  Mahasiswa  Pendidikan Terjadi peningkatan
usia 22 tahun perokok aktif keluarga tentang bahaya kesehatan tentang bahaya mengumpulkan pre kesehatan. pengetahuan keluarga,
merokok bagi kesehatan merokok bagi kesehatan planning kegiatan, SAP  Penkes dihadiri berdasarkan hasil
dan leaflet tentang seluruh anggota kuesioner pre dan
bahaya merokok keluarga posttest. Pengetahuan
 Media, ruangan dan hal  Pada pelaksaanaan sebelum dilaksanakan
lain yang diperlukan kegiatan, diajukan penkes nilai pretest dan
pada saat proses beberapa pertanyaan sesudah dilaksanakan
pelaksanaan kegiatan oleh anggota penkes nilai posttest.
pendidikan kesehatan keluarga dan mampu
tersedia dijawab dengan baik
 Keluarga siap menerima oleh mahasiswa
pendidikan kesehatan
yang diberikan oleh
mahasiswa
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan Keluarga pemberdayaan yang dilakukan selama 6 kali kunjunagn


pada keluarga Tn. J telah dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan
oleh keluarga. Selama proses pengkajian data keluarga telah dilakukan sesuai
dengan standar yang ada menggunakan lembar pengkajian keluarga yang telah
disediakan oleh pihak institusi.
Pada proses pengkajian data keluarga didapatkann bahwa keluarga Tn. J
terdiri dari 5 orang anggota keluarga, dimana terdiri dari ayah, ibu, adik dan orang
tua ayah (mertua). Dari proses pengkajian data diketahui bahwa ibu (istri Tn. J),
yaitu Ny. N merupakan ibu hamil dengan risiko tinggi yakni ibu masih berusia 17
tahun dan belum mengetahui tentang perilaku sehat saat kehamilan khususnya
pada ibu hamil yang berisiko tinggi. Terkait hal ini maka selanjutnya dilakukan
kembali pengkajian masalah yang Ny. N alami.
Setelah dilakukan pengkajian dari hasil wawancara dan pemeriksaan fisik
pada keluarga Tn. J didapatkan data-data yang didalamnya ditemukan masalah
yang memerlukan asuhan kebidanan secara khusus, dimana dalam melakukan
asuhan keluarga, penulis menentukan prioritas masalah utama yaitu kurangnya
pengetahuan ibu mengenai perilaku kesehatan saat kehamilan.
Ny. N berusia 17 tahun saat kehamilan ini. Menurut ………………
berdasarkan umur jika < 16 tahun atau > 35 tahun akan membuat wanita rentan
terhadap sejumlah komplikasi. Menurut penulis terdapat kesenjangan antara teori
dan praktik yang terlaksana, bahwa klien termasuk kategori usia yang dapat
dikategorikan dalam kehamilan resiko tinggi.
Ibu dengan kehamilan risiko tinggi adalah ibu hamil yang mengalami
risiko atau bahaya yang lebih besar pada waktu kehamilan maupun persalinan,
bila dibandingkan dengan ibu hamil yang normal. Ibu hamil yang termasuk
kategori kehamilan dengan risiko tinggi adalah ibu dengan tinggi badan kurang
dari 145 cm, bentuk panggul ibu yang tidak normal, badan ibu kurus pucat, umur
Ibu kurang dari 20 tahun atau lebih dari 35 tahun, jumlah anak lebih dari 4 orang,

50
51

jarak kelahiran anak kurang dari 2 tahun, adanya kesulitan pada kehamilan atau
persalinan yang lalu, sering terjadi keguguran sebelumnya, kepala pusing hebat,
kaki bengkak, perdarahan pada waktu hamil, keluar air ketuban pada waktu hamil.
Kehamilan risiko tinggi merupakan kehamilan patologi yang dapat mempengaruhi
keadaan ibu dan janin (Fourianalistyawati & Caninsti, 2014).
Kehamilan dengan risiko tinggi dapat mengakibatkan beberapa hal berikut
ini, yaitu: bayi lahir belum cukup bulan, bayi lahir dengan berat lahir rendah,
keguguran (abortus), persalinan tidak lancar atau macet, perdarahan sebelum dan
sesudah persalinan, janin mati dalam kandungan, ibu hamil atau bersalin
meninggal dunia, keracunan kehamilan atau kejang-kejang (Fourianalistyawati &
Caninsti, 2014).
Solusi untuk mengatasi masalah tersebut maka mahasiswa memberikan
pendidikan kesehatan kepada Ny. N mengenai perilaku kesehatan saat kehamilan.
Klien atau Ny. N perlu tahu tentang perilaku kesehatan saat kehamilan khususnya
pada ibu hamil berisiko tinggi. Berdasarkan data yang diperoleh, masalah dengan
teori tidak ada kesenjangan.
Menurut hasil penelitian (Khadijah & Arneti, 2018) menyatakan bahwa
semakin baik pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan kehamilan resiko tinggi
maka semakin tinggi pula kemampuan ibu dalam melakukan deteksi dini resiko
tinggi kehamilan. Pengetahuan tentang manfaat deteksi dini resiko tinggi pada
kehamilan menyebabkan seorang ibu hamil mempunyai sikap yang positif dan
akan mempengaruhi ibu untuk melakukan deteksi dini resiko tinggi kehamilan
dan pemeriksaan antenatal care sedini mungkin ke petugas kesehatan.
Hambatan terhadap pemberian asuhan keluarga pada keluarga Tn. J yang
dilakukan oleh mahasiswa, tidak ditemukan hambatan yang berarti. Keluarga Tn.
J sangat kooperatif dan kerjasama yang baik terjalin antara mahasiswa dengan
keluarga Tn. J selama pemberian asuhan keluarga oleh mahasiswa.
Setelah dilakukan asuhan keluarga pada keluarga Tn. J, keluarga bersedia
untuk melakukan rutin pemeriksaan kehamilan ke tenaga kesehatan untuk
mengetahui keadaan kehamilan Ny. J apabila terdapat keluhan dan cara
menangani atau mengurangi keluhan tersebut.
52

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan Kebidanan Pemberdayaan Keluarga dilaksanakan selama 7 hari,
yaitu tanggal 01 Desember 2021 hingga 08 Desember 2021 dengan lingkup
pemberdayaan keluarga dan usaha-usaha untuk meningkatkan derajat
kesehatan keluarga lebih banyak melibatkan peran serta keluarga, adapun
kesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan ini, yaitu :
1. Melakukan pengkajian data dasar pada keluarga Tn.J.
2. Melakukan analisis data pada keluarga Tn.J.
3. Menentukan perumusan masalah pada keluarga Tn.J.
4. Menentukan prioritas masalah pada keluarga Tn.J. Adapun prioritas
masalah pada keluarga Tn.J telah ditentukan dengan skoring dari dua
masalah kesehatan, yaitu kurangnya pengetahuan Ny.N tentang perilaku
1
sehat selama kehamilan dengan skor 3 .
3
5. Menentukan dan melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan
terhadap masalah kesehatan pada keluarga Tn.J di rumah keluarga Tn.J
yaitu pendidikan kesehatan tentang perilaku sehat selama kehamilan dan
bahaya merokok bagi kesehatan.
6. Melaksanakan evaluasi pada keluarga Tn.J

B. Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan dengan dilakukannya asuhan kebidanan pemberdayaan
pada keluarga secara menyeluruh oleh mahasiswa dapat membantu
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami atau
menemukan masalah kesehatan yang sebelumnya tidak diketahui oleh
keluarga.
53

2. Bagi Petugas Kesehatan


Dengan adanya kegiatan mahasiswa berupa asuhan kebidanan
pembedayaan keluarga, pada salah satu keluarga yang ada disekitar
lingkungan Puskesmas Melak diharapkan dapat membantu dalam
menemukan masalah kesehatan dan penanganan segera terkait masalah
kesehatan yang dialami serta memberikan penyuluhan kesehatan di
masyarakat yang lebih kontinu agar masyarakat dapat meningkatkan
derajat kesehatan keluarga terutama kesehatan ibu dan anak.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan kegiatan Asuhan Kebidanan Pemberdayaan Keluarga
ini selalu diprogramkan dalam akademik, disamping kegiatan ini
membantu masyarakat untuk bersama-sama mengidentifikasi
permasalahan kesehatan yang ada dilingkungan mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2016). Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan


(Sustainable Development Goals) di Indonesia. In Katalog BPS.
file:///C:/Users/Windows 10/Downloads/Documents/3 BPS Potret Awal TPB
di Indonesia.pdf
Fourianalistyawati, E., & Caninsti, R. (2014). Kualitas Hidup Pada Ibu Hamil
Dengan Kehamilan Risiko Tinggi. Conference: Konferensi Nasional II
Psikologi Kesehatan Universitas YARSI.
H, P. S., Hapsari, D., Dharmayanti, I., & Kusumawardani, N. (2015). Faktor-
Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Risiko Kehamilan “4 Terlalu (4-T)”
Pada Wanita Usia 10-59 Tahun (Analisis Riskesdas 2010). Media Penelitian
Dan Pengembangan Kesehatan, 24(3), 143–152.
https://doi.org/10.22435/mpk.v24i3.3649.143-152
Indiarti, MT. (2013). Kehamilan, Persalinan dan Perawatan Bayi. Yogjakarta:
Glossia Media.
Khadijah, S., & Arneti. (2018). Upaya Deteksi Dini Resiko Tinggi Kehamilan
Ditentukan Oleh Pengetahuan dan Dukungan Tenaga Kesehatan. Jurnal
Sehat Mandiri, 13(1), 27–34.
http://jurnal.poltekkespadang.ac.id/ojs/index.php/jsm
Manuaba,I.B.G. (2001). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta
Nursalam. 2008. Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu
Keperawatan. Jakarta: Salemba Medika.
Varney, H. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC.

54
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )

1. Topik : Kesehatan masa Kehamilan


2. Sub Topik : Perilaku Sehat masa Kehamilan
3. Sasaran : Ibu Hamil
4. Hari/Tanggal : Senin, 27 Desember 2021
5. Waktu : 11.00 WITA
6. Tempat : Rumah Ny.N
7. Pelaksana : Yustina

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah diberikan Penkes diharapkan Klien dan keluarga dapat memahami tentang
Perilaku Sehat masa Kehamilan

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)


Setelah diberikan penyuluhan diharapkan peserta mampu :
a. menyebutkan bagaimana cara menjaga kehamilan
b. menyebutkan berapa kali kontrol kehamilan ke tenaga kesehatan
c. menyebutkan apa saja persiapan saat kehamilan
d. menyebutkan apa saja zat gizi yang baik dikonsumsi saat hamil
e. menyebutkan apa saja yang harus dihindari selama kehamilan
f. menyebutkan bagaimana cara menghadapi komplikasi saat hamil berisiko
g. menyebutkan aktivitas yang baik dilakukan selama hamil
h. menyebutkan bagaimana cara menjalani kehamilan

C. Sasaran
Klien dan Keluarga Klien

D. Materi
a. Cara menjaga kehamilan
b. Kontrol kehamilan ke tenaga kesehatan
c. Persiapan saat kehamilan
d. Zat gizi yang baik dikonsumsi saat hamil
e. Hal yang harus dihindari selama kehamilan
f. Cara menghadapi komplikasi saat hamil berisiko
g. Aktivitas yang baik dilakukan selama hamil
h. Cara menjalani kehamilan

E. Metode
a. Diskusi
b. Tanya jawab

F. Media
a. Ceramah
b. Leaflet
c. Lembar balik

G. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Pengajar Sasaran Waktu

1 Pembukaan 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam dan 5


mengucapkan salam dan mendengarkan Menit
perkenalan perkenalan.
2. Menyampaikan topik dan 2. Mendengarkan
tujuan Penyuluhan kepada
sasaran 3. Menyetujui
3. Kontrak waktu dengan kesepakatan
sasaran pelaksanaan Penkes

2 Kegiatan inti Menjelaskan :    10 menit


1. Cara menjaga kehamilan 1. Memperhatikan
2. Kontrol kehamilan ke tenaga 2. Memperhatikan
kesehatan
3. Persiapan saat kehamilan 3. Memperhatikan
4. Zat gizi yang baik 4. Memperhatikan
dikonsumsi saat hamil
5. Memperhatikan
5. Hal yang harus dihindari
selama kehamilan 6. Memperhatikan
6. Cara menghadapi komplikasi
saat hamil berisiko
7. Aktivitas yang baik 7. Memperhatikan
dilakukan selama hamil
8. Cara menjalani kehamilan 8. Memperhatikan

3 Penutup 1. Memberi kesimpulan tentang 1. Memperhatikan 5 menit


perilaku sehat masa
kehamilan
2. Mengajukan pertanyaan 2. Menjawab
(evaluasi) pada sasaran pertanyaan
tentang materi yang sedang
di lakukan 3. Memperhatikan dan
3. Menutup pertemuan dan menjawab salam
memberi salam penutup

H. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Kelengkapan media: tersedia dan siap digunakan
2) Pelaksana siap melakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan
3) Sasaran siap diberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan
b. Evaluasi Proses
1) Sasaran mengikuti penyuluhan sesuai waktu yang telah ditentukan
2) Sasaran aktif dalam kegiatan penyuluhan
3) Pelaksana menyajikan materi secara lengkap
4) Pelaksana menyajikan materi sesuai waktu yang telah ditentukan
c. Evaluasi Hasil
1) Sebutkan kembali cara menjaga kehamilan
2) Sebutkan kembali berapa kali kontrol kehamilan ke tenaga kesehatan
3) Sebutkan kembali persiapan saat kehamilan
4) Sebutkan kembali zat gizi yang baik dikonsumsi saat hamil
5) Sebutkan kembali hal yang harus dihindari selama kehamilan
6) Sebutkan kembali cara menghadapi komplikasi saat hamil berisiko
7) Sebutkan kembali aktivitas yang baik dilakukan selama hamil
8) Sebutkan kembali cara menjalani kehamilan
MATERI PENYULUHAN

1. Cara Menjaga Kehamilan


a. Rutin kontrol kehamilan dengan tenaga kesehatan
b. Memahami hal-hal penting untuk mempersiapkan kehamilan
c. Menjaga makan dan mengetahui zat penting yang baik dikonsumsi saat hamil
d. Memahami hal-hal yang harus dihindari selama kehamilan
e. Paham dan sigap menghadapi komplikasi saat hamil berisiko
f. Memahami aktivitas yang baik dilakukan selama hamil
g. Memahami cara menjalani kehamilan yang baik

2. Kontrol Kehamilan ke Tenaga Kesehatan


Dengan kontrol kehamilan teratur, Ibu dan bayi dapat tetap sehat dan selamat
selama proses kehamilan, persalinan, hingga masa nifas. Kontrol kehamilan dapat
dilakukan pada tenaga kesehatan (dokter/bidan) di rumah sakit, puskesmas, atau klinik
kesehatan terdekat. Seringkali, ibu tidak memperhatikan pentingnya kunjungan kontrol
kehamilan ke tenaga kesehatan. Hal ini pun dianggap biasa, padahal bisa fatal akibatnya
apabila ibu tidak memeriksakan kehamilan secara berkala dengan tenaga kesehatan.
Ketika melakukan pemeriksaan, ibu akan mendapatkan vitamin dan sejumlah informasi
edukasi terkait kehamilan dan keluhan yang mungkin dirasakan ibu. Maka, kontrol
kehamilan pun penting dan ditetapkan minimal 4 kali kontrol kehamilan dengan tenaga
kesehatan. Kontrol kehamilan yang baik, paling sedikit empat kali selama kehamilan,
yaitu:
a. Kunjungan Pertama
Dilakukan saat mulai pertama kali tahu hamil hingga usia kehamilan menginjak 14
minggu.
b. Kunjungan Kedua
Saat usia kehamilan menginjak trimester II kehamilan, yakni 14 hingga 28 minggu
kehamilan.
c. Kunjungan Ketiga
Kunjungan ini dilakukan saat usia kehamilan masuk trimester III yakni, 28 hingga
36 minggu.
d. Kunjungan Keempat
Dilakukan saat usia kehamilan masuk trimester III, atau jika usia kehamilan diatas
36 minggu menjelang melahirkan.

3. Zat Penting yang dikonsumsi Selama Hamil


Selama hamil ibu perlu memperhatikan makanan yang dikonsumsinya. Makanan
sangat berpengaruh terhadap ibu dan tumbuh kembang janin, diantaranya asupan nutrisi
dengan pola gizi seimbang akan mampu memenuhi kebutuhan gizi ibu selama hamil. Zat
penting selama kehamilan, diantaranya:
a. Zat besi, misalnya daging merah, telur, kacang-kacangan, sayur-sayuran hijau, ikan
b. Asam folat, seperti kacang-kacangan, putih telur, gandum, susu, sayur bayam dan
brokoli, pisang.
c. Kalsium yang berasal dari brokoli, jeruk, susu, gandum, kacang kedelai, apel,
pepaya.
Selain melalui makanan, asupan nutrisi juga dapat diperoleh dari tambahan
makanan/mineral; seperti zat besi dan asam folat. Ibu hamil juga dapat menanyakan
mengenai dosis penambahan zat makanan/mineral selama kehamilan pada bidan atau
dokter.

4. Mempersiapkan Kehamilan Sedini Mungkin


Hal-hal penting yang perlu disiapkan ketika hamil, antara lain:
a. Tempat kontrol dan rujukan
b. Tabungan persiapan persalinan
c. Surat jaminan kesehatan
d. Transportasi
e. Keluarga dan kerabat yang menemani
f. Donor darah, siapkan orang yang memiliki golongan darah yang sama untuk
menjadi pendonor jika diperlukan
g. Ketika melakukan kontrol kehamilan setidaknya lakukan pemeriksaan USG
(Ultrasonografi) 1 kali pada trimester kedua (3-6 bulan) di rumah sakit yang
memiliki fasilitas USG lengkap.
5. Hal-hal yang Harus Dihindari Selama Kehamilan
Secara umum, tidak ada pantangan makanan bagi ibu hamil. Namun, ada hal-hal
yang harus dihindari selama hamil, yakni:
a. Mengurangi konsumsi teh dan kopi (<2 cangkir per hari)
b. Hindari minum jamu dan obat-obatan tanpa resep dokter
c. Dilarang untuk merokok
d. Hindari minum minuman keras dan beralkohol
e. Hindari makan makanan setengah matang atau mentah.

6. Menghadapi Komplikasi Kehamilan Berisiko


Ketika hamil, ada hal-hal yang harus diperhatikan ibu dalam kehamilannya.
Misalnya, ketika ibu mengalami keluhan pusing yang hebat dan tak tertahankan, pucat,
letih dan lesu, mual, muntah dan hilangnya nafsu makan, perdarahan atau keluarnya
cairan dari jalan lahir. Hal tersebut penting diketahui oleh ibu agar ketika ibu mengalami
hal tersebut ibu tahu harus segera untuk ke rumah sakit atau fasilitas kesehatan terdekat.

7. Aktivitas yang Dilakukan Semasa Hamil


Walaupun hamil, ibu hamil justru dianjurkan untuk tetap melakukan aktivitas
ringan selama 5-30 menit, seperti:
a. Jalan pagi
b. Senam ringan
c. Berenang
d. Dan aktivitas olahraga ringan lainnya yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan.
PRE TEST

1. Apa yang termasuk cara menjaga kehamilan . . .


a. merokok
b. memeriksakan ke tenaga kesehatan 1x selama kehamilan
c. mempersiapkan kehamilan sedini mungkin

2. Berapa kali jumlah minimal ibu hamil memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan .
..
a.   4 kali
b.   2-3 kali
c.   1 kali

3. Yang bukan makanan yang penting dikonsumsi selama kehamilan . . .


a. Makanan mentah
b. Ikan
c. Buah dan sayur

4. Yang termasuk mempersiapkan kehamilan, kecuali . . .


a. Donor darah
b. Tidak ada kerabat dekat yang bisa dihubungi
c. BPJS/Jaminan Kesehatan

5. Aktivitas yang dilakukan selama hamil adalah . .


a. Berenang
b. Membawa barang >5kg
c. angkat beban
POST TEST

1. Apa yang termasuk cara menjaga kehamilan . . .


a. merokok
b. memeriksakan ke tenaga kesehatan 1x selama kehamilan
c. mempersiapkan kehamilan sedini mungkin

2. Berapa kali jumlah minimal ibu hamil memeriksakan kehamilan ke tenaga kesehatan .
..
a.   4 kali
b.   2-3 kali
c.   1 kali

3. Yang bukan makanan yang penting dikonsumsi selama kehamilan . . .


a. Makanan mentah
b. Ikan
c. Buah dan sayur

4. Yang termasuk mempersiapkan kehamilan, kecuali . . .


a. Donor darah
b. Tidak ada kerabat dekat yang bisa dihubungi
c. BPJS/Jaminan Kesehatan

5. Aktivitas yang dilakukan selama hamil adalah . .


a. Berenang
b. Membawa barang >5kg
c. angkat beban
Perilaku Sehat saat 2. Asam Folat
Hamil PERSIAPAN KEHAMILAN
Asam folat terdapat pada kacang-
Kontrol Kehamilan kacangan, putih telur, gandum, a. Tempat kontrol dan rujukan
ke tenaga kesehatan susu, sayur bayam dan brokoli, b. Tabungan persiapan
yang dilakukan persalinan
pisang.
minimal 4x selama c. Surat jaminan kesehatan
kehamilan. d. Transportasi
e. Keluarga dan kerabat yang
menemani
Kontrol kehamilan dilakukan 1x f. Donor darah
saat trimester I, 1x saat trimester g. Melakukan pemeriksaan USG
II dan 2x saat trimester III

Zat gizi Penting yang


dikonsumsi selama hamil

3. Kalsium
1. Zat Besi
Terdapat pada daging merah,
berasal dari brokoli, jeruk, susu,
telur, kacang-kacangan, sayur-
gandum, kacang kedelai, apel,
sayuran hijau, ikan pepaya.
Yang Harus Dihindari Komplikasi
Selama Kehamilan Kehamilan Berisiko

Aktivitas yang Dilakukan


Semasa Hamil
 Mengurangi konsumsi teh dan kopi
 Hindari minum jamu dan obat-obatan
tanpa resep dokter Misal ibu merasakan:
 Dilarang untuk merokok
 Keluhan pusing yang hebat
 Hindari minum minuman keras dan
beralkohol dan tak tertahankan
 Hindari makan makanan setengah  Pucat, letih dan lesu
matang atau mentah.  Mual, muntah dan
hilangnya nafsu makan
 Perdarahan atau keluarnya
Melakukan aktivitas ringan
cairan dari jalan lahir selama 5-30 menit, seperti:
 Jalan pagi
 Senam ringan
 Berenang
Dan aktivitas lain, sesuai saran
bidan/dokter.
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Topik : Masalah Kesehatan yang Umum di Masyarakat
Subtopik : Bahaya Rokok Bagi Kesehatan
Sasaran : Keluarga Tn. J
Tempat : Rumah Tn. J
Hari/Tgl/Jam : Senin, 27 Desember 2021 pukul 11.00 WITA
Alamat : Jl. Ahmad Yani RT.11 Kelurahan Melak Ulu
Pelaksana : Yustina

A. Tujuan Instruktional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama kurang lebih 10 menit klien
mengerti mengenai bahaya rokok bagi kesehatan

B. Tujuan Instruktional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, klien dapat :
1. Memahami arti penting bahaya asap rokok dan merokok
2. Menghindari asap rokok yang dapat mengganggu kesehatan

C. Sasaran
Klien dan keluarga klien

D. Materi
1. Kriteria perokok
2. Bahaya merokok bagi kesehatan
3. Kerugian merokok
4. Langkah-langkah berhenti merokok

E. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab

F. Media
1. Ceramah
2. Leaflet

G. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


1 1 menit Pembukaan: Menjawab salam
Memberi salam Mendengarkan
Menjelaskan tujuan penyuluhan Memperhatikan
Melakukan kontrak waktu
2 4 menit Pelaksanaan: Mendengarkan dan menyimak
Menjelaskan materi penyuluhan pembicara
secara berurutan dan teratur. Mendengarkan dan menyimak
pembicara
Mendengarkan dan menyimak
pembicara
3 2 menit Tanya Jawab :
Memberi kesempatan klien untuk Bertanya
bertanya seputar bahaya asap rokok
4 2 menit Evaluasi: Bertanya
Meminta kepada peserta untuk Menjawab pertanyaan
mengulang kembali apa yang
disampaikan pembicara.
5 1 menit Penutup: Menjawab salam
Mengucapkan terima kasih dan
salam

H. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kelengkapan media : tersedia dan siap digunakan
b. Pelaksanaan siap melakukan penyuluhan / pendidikan kesehatan
c. Sasaran siap diberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan
2. Evaluasi proses
a. Sasaran mengikuti penyuluhan sesuai waktu yang telah ditentukan
b. Sasaran aktif dalam kegiatan penyuluhan
c. Pelaksana menyajikan materi secara lengkap
d. Pelaksana menyajikan materi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
3. Evaluasi hasil
a. Klien mengerti dan memahami tentang bahaya rokok bagi kesehatan
TINJAUAN PUSTAKA
“Bahaya Rokok Bagi Kesehatan”

A. Kriteria Perokok
Kriteria perokok ringan sampai berat dapat dilihat dari waktu (menit) yang
dibutuhkan seseorang untuk segera merokok setelah bangun pagi dan jumlah batang
rokok yang dihisap dalam sehari.
1. Perokok sangat berat. Menghabiskan lebih dari 31 batang sehari. Hanya 5 menit
setelah bangun pagi ia harus merokok.
2. Perokok berat. Menghabiskan 21-30 batang per hari. Selang waktu 6-30 menit
setelah bangun pagi ia merokok.
3. Perokok sedang. Menghabiskan 11-20 batang sehari. Selang waktu 31-60 menit
setelah bangun tidur ia akan merokok.
4. Perokok ringan. Menghabiskan sekitar 10 batang sehari dan baru merokok dalam
waktu lebih dari 60 menit setelah bangun pagi.

B. Bahaya Merokok
1. Bagi Perokok
a. Jangka pendek : Sesak napas, peningkatan denyut jantung, peningkatan asma,
impotensi, kekurang suburan dan peningkatan karbonmonoksida dalam darah.
b. Jangka panjang : Serangan jantung, stroke, kanker paru, dan kanker lainnya
(tenggorokan, rongga mulut, faring, kerongkongan, pancreas, kandung
kencing, leher rahim, leukemia), kerusakan ginjal, kebutaan, serta penyakit
paru seperti bronchitis kronis dan emfisema.
2. Bagi orang-orang di sekeliling perokok
Bukan hanya si perokok, orang sekelilingnya juga akan terkena pengaruh asap
tembakau.
a. Kematian mendadak pada bayi yang bernapas di tengah-tengah asap rokok.
b. Penyakit pernapasan dan penyakit telinga tengah pada anak-anak.
c. Kanker paru-paru dan penyaki jantung pada orang dewasa
C. Kerugian Merokok lainnya
1. Dosa. Rokok adalah perbuatan yang dilarang dalam agama. Perihal rokok amat
jelas berbahaya dan membahayakan diri sendiri bahkan orang lain adalah sesuatu
yang diharamkan.
2. Kerugian Ekonomi, merokok tentunya akan menguras uang yang seharusnya bisa
digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat seperti : biaya sekolah anak, membeli
ikan, dan buah-buahan yang bergizi dan bermanfaat bagi kesehatan.
3. Masalah Sosial, kebiasaan merokok meningkatkan resiko untuk menggunakan
minuman keras dan narkotika yang banyak menjadi penyebab terjadinya tindakan
kriminal.

D. Berhenti Merokok
Penelitian menunjukkan bahwa bila seseorang berhenti merokok dua jam saja,
maka nikotin mulai meninggalkan tubuh, berhenti 6 jam akan menurunkan denyut
nadi dan tekanan darah dan berhenti 12 jam akan membuat CO meninggalkan tubuh.
Bila seseorang terus berhenti merokok 3-9 bulan, maka batuk dan gangguan
pernapasan mulai menghilang serta fungsi paru-paru meningkat 10 %. Lima tahun
berhenti merokok membuat resiko penyakit jantung koroner turun 50 %, dan bila
telah 10 tahun berhenti merokok, maka resiko penyakit jantung koroner sama seperti
yang tidak merokok dan resiko mendapat kanker paru turun sekitar 50 %.

E. Gimana caranya biar berhenti merokok?


1. Tingkatkan pemahaman agama
2. Pelajari bahayanya bukan hanya enaknya rokok
3. Niatkan berhenti merokok untuk ibadah
4. Jauhi hal-hal yang membuat kita ingin merokok
5. Berolahraga atau melakukan aktivitas yang menyenangkan untuk menghilangkan
stress dan meningkatkan kesehatan
6. Cukup istirahat dan makan makanan yang bergizi dan seimbang
7. Jangan dekati sekumpulan orang yang sedang merokok agar tidak timbul nafsu
untuk merokok kembali.
PRE TEST

1. Apa yang dimaksud dengan perokok aktif…


a. Orang yang merokok
b. Orang yang menghirup asap rokok
c. Orang yang terkena penyakit jantung

2. Perokok pasif adalah…


a. Orang yang merokok dan menghirup asap
b. Orang yang berada di sekitar perokok yang menghirup asap
c. Orang yang meninggal karena asap rokok

3. Dampak bagi perokok pasif adalah…


a. Muntah
b. Sehat wal’afiat
c. Kanker paru dan memperburuk asma

4. Dampak negatif merokok adalah, kecuali…


a. Menabung
b. Menjadi boros
c. Kesehatan dan lingkungan terganggu

5. Langkah berhenti merokok, kecuali…


a. Bertekad berhenti
b. Mencari hobi agar tidak merokok
c. Merokok 14 batang sehari
POST TEST

1. Apa yang dimaksud dengan perokok aktif…


a. Orang yang merokok
b. Orang yang menghirup asap rokok
c. Orang yang terkena penyakit jantung

2. Perokok pasif adalah…


a. Orang yang merokok dan menghirup asap
b. Orang yang berada di sekitar perokok yang menghirup asap
c. Orang yang meninggal karena asap rokok

3. Dampak bagi perokok pasif adalah…


a. Muntah
b. Sehat wal’afiat
c. Kanker paru dan memperburuk asma

4. Dampak negatif merokok adalah, kecuali…


a. Menabung
b. Menjadi boros
c. Kesehatan dan lingkungan terganggu

5. Langkah berhenti merokok, kecuali…


a. Bertekad berhenti
b. Mencari hobi agar tidak merokok
c. Merokok 14 batang sehari
BAHAYA MEROKOK termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan

asma.
Perokok Aktif
DAMPAK NEGATIF MEROKOK
Adalah orang yang menghisap rokok dan
a.Bahaya bagi kesehatan
menghisap asap hasil pembakaran rokok tersebut
· Nicotin ~ kecanduan (bersifat adiktif)
yang dikeluarkan dari ujung rokok yang dihisap
· Daya ingat menurun
rokok yang disebut asap utama
· 1X isapan = menghisap > 4000 bahan kimia beracun
Perokok Pasif
· gigi, jari, dan kuku menjadi kuning
Adalah orang yang berada di sekitar
· bronkhitis
perokok aktif yang turut menghisap asap rokok
· nicotin ~ kanker paru-paru
bukan hasil pembakaran rokoknya sendiri melainkan

asap sampingan dan asap rokok yang dihembuskan

keluar dari perokok aktif.

Dampak Bagi Perokok Pasif


· tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke
Risiko mendapatkan penyakit bagi perokok
· kematian
pasif tetap cukup tinggi misalnya : kanker paru,

penyakit jantung koroner, gangguan perkembangan

janin bagi ibu hamil yang suaminya perokok serta

gangguan pernapasan lainnya, sedangkan bagi

anak-anak yang terpapar asap rokok dapat timbul

bronchitis, pneumonia, infeksi telinga dan


b.Lingkungan sekitar terganggu
memperburuk kondisi penyakit asma.
~ Pencemaran udara
Dampak Terhadap Paru-Paru
~ Perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok
Pada saluran napas terjadi penyempitan akibat
aktif
bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Perubahan

pada fungsi paru-paru menjadi dasar utama

terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM)


c.Mendidik hidup boros

Banyak uang yang telah dikeluarkan

Misalnya:

1 batang rokok = Rp 500,00

Jika setiap hari menghabiskan satu bungkus rokok.

Maka uang yang telah dihabiskan dalam setahun

adalah?

Jawab:

1 hari = 365 hari

· Jumlah rokok setahun:

365x12 = 4380buah

· Biaya dalam setahun:

4380xRp 500,00 = Rp 2.190.000,00

Jadi saya
harus
bagaimana
?
4. Carilah hobi, kesibukan yang disenangi segera setelah
berhenti merokok
LANGKAH-LANGKAH KEBIASAAN MEROKOK
BERHENTI MEROKOK

4. Tekadkan dalam hati untuk berhenti merokok

5. Catat berapa batang rokok yang dihisap dalam

sehari dan catat kapan serta dalam situasi bagaiman

anda merokok

5. Beritahu keluarga dan mintalah dukungan

6. Ubah situasi tersebut dengan hal yang lebih baik


a. bosan ~ lakukan tugas yang tertunda
6. Jauhkan diri dari lingkungan perokok

b. sulit konsentrasi ~ gigit - gigitlah tusuk gigi, kayu manis,


wortel, timun dll

7. Jangan menyerah untuk kembali merokok tidak juga untuk Yustina


sebatang rokok saja. P07224321136

c. istirahat sejenak ~ minumlah segelas air jeruk

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES KALTIM
d. setelah makan ~ jalan-jalan, membaca majalah dll. TAHUN 2021

Anda mungkin juga menyukai