Anda di halaman 1dari 18

Makalah Kasus Pemicu Ke-III

Peran Bidan sebagai Motivator dalam Pelayanan KIA

diajukan untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan

Dosen Pengampu : Nurul Aini.M.Kes (PJMK)

Disusun Oleh Kelompok 3 :

1. Fahmidia Zumala Dewi Ariyani (200550004)


2. Novia Shinta Putri (200550011)
3. Ratira Wadya Paramita Rosadiah (200550012)

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN

AKADEMI KEBIDANAN JEMBER

YAYASAN PENDIDIKAN TENAGA KESEHATAN JEMBER

Tahun Ajaran 2021/2022


LEMBAR PENGESAHAN

Makalah berjudul :

Peran Bidan sebagai Motivator dalam Pelayanan KIA

Diajukan untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Promosi Kesehatan

Telah diketahui dan disetujui oleh :

Dosen Pembimbing dan Dosen PJMK

Nurul Aini.M.Kes

I
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat-Nya kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini yang berjudul
“Peran Bidan sebagai Motivator dalam Pelayanan KIA”. Dalam penyusunan
makalah ini, kami mengucapkan terima kasih sedalam-dalamnya kepada:

1. Nurul Aini.M.Kes selaku Direktur Akademi Kebidanan Jember.


2. Nurul Aini.M.Kes selaku dosen PJMK dan dosen pembimbing mata
kuliah Promosi Kesehatan.
3. Semua pihak yang berkontribusi dalam penyusunan makalah yang
berjudul “Peran Bidan sebagai Motivator dalam Pelayanan KIA”.

Kami menyadari bahwa penyelesaian makalah ini masih jauh dari


kesempurnaan, baik dalam segi pembahasan, penulisan dan penyusunan. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritk dan saran yang membangun dari dosen
pembimbing dan PJMK mata kuliah Promosi Kesehatan untuk menyempurkan
makalah ini.

Jember, 25 Oktober 2021

Tim Penyusun

II
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ......................................................................... I

KATA PENGANTAR ................................................................................. II

DAFTAR ISI ............................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................. 1


1.2 Rumusan Masalah ............................................................................. 2
1.3 Tujuan ............................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................. 3

2.1 Konsep Peran Sebagai Motivator ....................................................... 3


2.2 Peran Bidan Sebagai Motivator ......................................................... 3

BAB III PENUTUP ..................................................................................... 13

3.1 Kesimpulan ....................................................................................... 13


3.2 Saran ................................................................................................. 13

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 14

III
BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Bidan merupakan salah satu profesi tertua di dunia, sejak adanya


peradaban umat manusia. Bidan muncul sebagai wanita terpercaya dalam
mendampingi dan menolong ibu melahirkan,(Rosyadia,2020). Peran bidan
dalam masyarakat sangat dibutuhkan dan dihargai serta dihormati, karena
tugas bidan yang sangat mulia.Bidan muncul sebagai wanita terpercaya
dalam mendampingi dan menolong ibu melahirkan. Peran bidan di
masyarakat sangat dihargai dan dihormati karena tugasnya yang sangat
mulia, memberi semangat, membesarkan hati dan mendampingi, serta
menolong ibu melahirkan dapat merawat bayinya dengan baik. Peran bidan
mengacu pada keputusan Menkes RI no. 900/Menkes/SK/VII/2002 tentang
registrasi dan praktik bidan. Bidan dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat, khususnya ibu hamil, melahirkan dan senantiasa berupaya
mempersiapkan ibu hamil sejak kontak pertama saat pemeriksaan kehamilan
memberikan penyuluhan tentang manfaat pemberian ASI secara
berkesinambungan sehingga ibu hamil memahami dan siap menyusui
anaknya dan juga bidan dapat memberikan informasi tentang KB yang
sesuai terhadap masing-masing individu dalam
masyarakat,(Hikmawati,2011).

Buku kesehatan ibu dan anak (KIA) sebagai salah satu program
dan upaya pemerintah guna mengurangi AKI dan AKB merupakan hasil
kerja sama Departemen Kesehatan-RI dengan Japan International
Cooperation Agency (JICA). Buku KIA merupakan alat yang sederhana
namun efektif sebagai alat informasi, edukasi, dan komunikasi. Oleh karena
itulah pada tahun 1997 Departemen Kesehatan menggunakan model buku
KIA tersebut sebagai acuan dalam pengembangan buku KIA versi nasional,
dan menjadikan buku KIA sebagai program nasional (Lia,2017).
Penggunaan buku KIA merupakan strategi pemberdayaan masyarakat

1
terutama keluarga untuk memelihara kesehatannya dan mendapatkan
pelayanan kesehatan ibu dan anak yang berkualitas. Buku KIA sebagaimana
tercantum dalam keputusan Mentri Kesehatan no 284/Menkes/SK/III/2004
mengenai buku KIA memiliki beberapa kegunaan antara lain sebagai
pedoman yang dimiliki ibu dan anak yang berisi informasi dan catatan
kesehatan ibu dan anak, dan juga buku KIA berfungsi sebagai satu-satunya
alat pencatatan kesehatan ibu dan anak, selain itu isi dari buku KIA juga
berfungsi sebagai alat penyuluh Kesehatan atau pembelajaran, dan alat
komunikasi kesehatan (Kepmenkes RI No 284, 2004). Mengingat
pentingnya isi dari buku KIA hendaknya tidak hanya tenaga kesehatan saja
yang paham mengenai penggunaan dan isi dari buku KIA.Sebagai sasaran
dari program buku KIA, ibu hendaknya juga paham mengenai poin-poin
dari isi buku KIA sehingga pemanfaatan buku KIA dapat dilakukan secara
maksimal,( Junengsih,2018).

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud dengan peran bidan sebagai motivator?
2. Bagaimana peran bidan sebagai motivator?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui yang dimaksud dengan peran bidan sebagai
motivator.
2. Untuk mengetahui peran bidan sebagai motivator.

2
BAB II PEMBAHASAN

2.1 Konsep Peran Bidan Sebagai Motivator

Memberikan motivasi, arahan, bimbingan dan meningkatkan


kesadaran pihak yang dimotivasi (dukun, kader kesehatan, masyarakat) untuk
tumbuh kembang kearah pencapaian tujuan yang diinginkan.Bidan ingin
memotivasi dukun, kader kesehatan, masyarakat untuk bersama-sama
meningkatkan pelayanan kesehatan kepada masyarakat terutama KIA/KB.
Upaya yang di lakukan bidan sebagai pendamping adalah menyadarkan dan
mendorong kelompok untuk mengenali potensi dan masalah, dan dapat
mengembangkan potensinya untuk memecahkan masalah itu,
(Handayani,2017).

2.2 Peran Bidan sebagai Motivator

Sebagai motivator, bidan memiliki tiga kategori tugas, yaitu tugas


mandiri, tugas kolaborasi, dan tugas ketergantungan.

1. Tugas mandiri

Tugas-tugas mandiri bidan, yaitu:

1) Menetapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan yang


diberikan, mencakup :
a. Mengkaji status kesehatan untuk memenuhi kebutuhan asuhan
klien.
b. Menentukan diagnosis.
c. Menyusun rencana tindakan sesuai dengan masalah yang dihadapi.
d. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana yang telah disusun.
e. Mengevaluasi tindakan yang telah diberikan.
f. Membuat rencana tindak lanjut kegiatan atau tindakan.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan kegiatan atau tindakan.

3
2) Memberi pelayanan dasar pranikah pada anak remaja dan dengan
melibatkan mereka sebagai klien, mencakup :
a. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan anak remaja dan wanita
dalam masa pranikah.
b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan dasar.
c. Menyusun rencana tindakan atau layanan sebagai prioritas
mendasar bersama klien.
d. Melaksanakan tindakan atau layanan sesuai dengan rencana.
e. Mengevaluasi hasil tindakan atau layanan yang telah diberikan
bersama klien.
f. Membuat rencana tindak lanjut tindakan atau layanan bersama
klien.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.
3) Memberi asuhan kebidanan kepada klien selama kehamilan normal,
mencakup :
a. Mengkaji status kesehatan klien yang dalam keadaan hamil.
b. Menentukan diagnosis kebidanan dan kebutuhan kesehatan klien.
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengan
prioritas masalah.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
e. Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan bersama klien.
f. Membuat rencana tindak lanjut asuhan yang telah diberikan
bersama klien.
g. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien,
h. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
4) Memberi asuhan kebidanan kepada klien dalam masa persalinar
dengan melibatkan klien atau keluarga, mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada klien dalam masa
persalinan.

4
b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan dalam
masa persalinan.
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan bersama klien sesuai dengar
prioritas masalah.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
disusun.
e. Mengevaluasi asuhan yang telah diberikan bersama klien.
f. Membuat rencana tindakan pada ibu selama masa persalinan sesuai
dengan prioriras.
g. Membuat asuhan kebidanan.
5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir, mencakup :
a. Mengkaji status keselhatan bayi baru lahir dengan melibatkan
keluarga.
b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi
baru lahir.
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan sesuai prioritas.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana yang telah
dibuat.
e. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.
f. Membuat rencana tindak lanjut.
g. Membuat rencana pencatatan dan pelaporan asuhan yang telah
diberikan.
6) Memberi asuhan kebidanan pada klien dalam masa nifas dengan
melibatkan klien atau keluarga, mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas.
b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan asuhan kebidanan pada masa
nifas.
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan berdasarkan prioritas
masalah.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
e. Mengevaluasi bersama klien asuhan kebidanan yang telah
diberikan.

5
f. Membuat rencana tindak lanjut asuhan kebidanan bersama klien.
7) Memberi asuhan kebidanan pada wanita usia subur yang
membutuhkan pelayanan keluarga berencana, mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan pelayanan keluarga berencana pada pus
(pasangan usia subur).
b. Menentukan diagnosis dan kebutuhan pelayanan.
c. Menyusun rencana pelayanan KB sesuai prioritas masalah bersama
klien.
d. Melaksanakan asuhan sesuai dengan rencana yang telah dibuat.
e. Mengevaluasi asuhan kebidanan yang telah diberikan.
f. Membuat rencana tindak lanjut pelayanan bersama klien.
g. Membuat pencatatan dan laporan.
8) Memberi asuhan kebidanan pada wanita dengan gangguan sistem
reproduksi dan wanita dalam masa klimakterium serta menopause,
mencakup :
a. Mengkaji status kesehatan dan kebutuhan asuhan klien.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, prioritas, dan kebutuhan asuhan.
c. Menyusun rencana asuhan sesuai prioritas masalah bersama klien.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan sesuai dengan rencana.
e. Mengevaluasi bersama klien hasil asuhan kebidanan yang telah
diberikan.
f. Membuat rencana tindak lanjut bersama klien.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan kebidanan.
9) Memberi asuhan kebidanan pada bayi dan balita dengan melibatkan
keluarga, mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan sesuai dengan tumbuh
kembang bayi/balita.
b. Menentukan diagnosis dan prioritas masalah.
c. Menyusun rencana asuhan sesuai dengan rencana.
d. Melaksanakan asuhan sesuai dengan prioritas masalah.
e. Mengevaluasi hasil asuhan yang telah diberikan.
f. Membuat rencana tindak lanjut.

6
g. Membuat pencatatan dan pelaporan asuhan.
2. Tugas Kolaborasi

Tugas-tugas kolaborasi (kerja sama) bidan, yaitu:

1) Menerapkan manajemen kebidanan pada setiap asuhan kebidanan


sesuai fungsi kolaborasi dengan melibatkan klien dan keluarga.
Mencakup :
a. Mengkaji masalah yang berkaitan dengan komplikasi dan kondisi
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan kolaborasi.
c. Merencanakan tindakan sesuai dengan prioriras kegawatdaruratan
dan hasil kolaborasi serta berkerjasama dengan klien.
d. Melaksanakan tindakan sesuai dengan rencana dan dengan
melibatkan klien.
e. Mengevaluasi hasil tindakan yang telah diberikan.
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan.
2) Memberi asuhan kebidanan pada ibu hamil dengan risiko tinggi dan
pertolongan pertama pada kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi, mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada kasus risiko tinggi dan keadaan
kegawatdaruratan yang memerlukan tindakan kolaborasi.
b. Menentukam diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan
faktor risiko serta keadaan kegawatdaruratan pada kasus risiko
tinggi.
c. Menyusun rencana asuhan dan tindakan pertolongan pertama
sesuai dengn prioritas.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada kasus ibu hamil dengan
risiko tinggi dan memberi pertolongan pertama sesuai dengan
prioritas.
e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.

7
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan.
3) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan dengan
resiko tinggi serta keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
pertolongan pertama dengan tindakan kolaborasi dengan melibatkan
klien dan keluarga, mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa
persalinan dengan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan kolaborasi.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan
faktor risiko dan keadaan kegawatdaruratan.
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan dalam masa persalinan
dengan risiko tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan
prioritas.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dalam masa persalinan
dengan risiko tinggi dan memberi pertolongan pertama sesuai
dengan priositas.
e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama
pada ibu hamil dengan risiko tinggi.
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan.
4) Memberi asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas dengan risiko
tinggi serta pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan
yang memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga,
mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada ibu dalam masa nifas dengan
risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan
faktor risiko serta keadaan kegawatdaruratan.

8
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada ibu dalam masa nifas
dengan risiko tinggi dan pertolongan pertarna sesuai dengan
prioritas.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan dengan risiko tinggi dan memberi
pertolongan pertama sesuai dengan rencana.
e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan.
5) Memberi asuhan kebidanan pada bay, baru lahir dengan risiko tinggi
dan pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruraran yang
memerlukan tindakan kolaborasi bersama klien dan keluarga,
mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir de
ngan risiko tinggi dan keadaan kegawatdaruratan yang memerlukan
tindakan kolaborasi.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas sesuai dengan
Faktor risiko serta keadaan kegawatdaruratan.
c. Menyusun rencana asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
risiko tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai dengan
prioritas.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan risiko
tinggi dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidanan dan pertolongan pertama.
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan.
6) Memberi asuhan kebidanan pada balita dengan risiko cinggi serta
pertolongan pertama dalam keadaan kegawatdaruratan yang
memerlukan tindakan kolaborasi betsamut klien dan keluarga,
mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan asuhan pada balita dengan risiko tinggi dan
keadaan kegawatdaruratan yang nemerlukan tindakan kolaborasi.

9
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioricas sesuai dengan
faktor risiko serta keadaan kegawatdaruratan.
c. Menvusun rencana asuhan kebidanan pada balita dengan risiko
tinggi dan memerlukan pertolongan pertama sesuai dengan
prioritas.
d. Melaksanakan asuhan kebidanan pada balita dengan risiko tinggi
dan pertolongan pertama sesuai dengan prioritas.
e. Mengevaluasi hasil asuhan kebidaman dan pertolongan pertama.
f. Menyusun rencana tindak lanjut bersama klien.
g. Membuat pencatatan dan pelaporan.
3. Tugas ketergantungan

Tugas-tugas ketergantungan (merujuk) bidan, yaitu :

1) Menerapkan manajamen kebidanan ,pada setiap asuhan kebidanan


sesuai dengan fungsi keterlibatan klien dan keluarga, mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebndanan yang memerlukan tindakan
di luar lingkup kewenangan bidan dan memerlukan rujukan.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas serta
sumbersumber dan fasilitas untuk kebmuuhan intervensi lebih
lanjut bersama klien/keluarga.
c. Merujuk klien uncuk keperluan iintervensi lebih lanjuc kepada
petugas/inscitusi pelayanan kesehaatan yang berwenang dengan
dokumentasi yang lengkap.
d. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan
seluruh kejadian dan incervensi.
2) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada kasus
kehamilan dengan risiko tinggi serta kegawatdaruratan, mencakup :
a. Mengkaji kebutuhan asuhan kebidanan melalui konsultasi dan
rujukan.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan.

10
d. Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan.
e. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
f. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan
seluruh kejadian dan intervensi.
3) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi serta rujukan pada masa
persalinan dengan penyulit tertentu dengan melibatkan klien dan
keluarga, mencakup :
a. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada ibu
dalam persalinan yang memerlukan konsultasi dan rujukan.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan.
d. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada petugas
atau institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikae
seluruh kejadian dan intervensi.
4) Memberi asuhan kebidanan melalui konsultasi dan rujukan pada ibu
dalam masa nifas yang disertai penyulit tertentu dan kegawatdaruratan
dengan melibatkan klien dan keluarga, mencakup :
a. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada ibu
dalam masa nifas yang memerlukan konsultasi serta rujukan.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan.
d. Mengirim klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta mendokumentasikan
seluruh kejadian dan intervensi.
5) Memberi asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta
rujukan dengan melibatkan keluarga, mencakup :

11
a. Mengkaji adanya penyulit dan kondisi kegawatdaruratan pada bayi
baru lahir yang memerlukan konsulrasi serta rujukan.
b. Menentukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan.
d. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi.
6) Memberi asuhan kebidanan kepada anak balita dengan kelainan
tertentu dan kegawatdaruratan yang memerlukan konsultasi serta
rujukan dengan melibatkan klien/keluarga, mencakup :
a. Mengkaji adanya penyulit dan kegawatdaruratan pada balita yang
memerlukan konsultasi serta rujukan.
b. Menenrukan diagnosis, prognosis, dan prioritas.
c. Memberi pertolongan pertama pada kasus yang memerlukan
rujukan.
d. Merujuk klien untuk keperluan intervensi lebih lanjut pada
petugas/institusi pelayanan kesehatan yang berwenang.
e. Membuat pencatatan dan pelaporan serta dokumentasi.

12
BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Persyaratan pertama untuk masyarakat berpartisipasi adalah Motivasi.
Tanpa motivasi masyarakat sulit untuk berpartisipasi di segala program.
Timbulnya motivasi harus dari masyarakat itu sendiri dan pihak luar hanya
menstimulasi saja, untuk itu maka pendidikan atau romosi kesehatan sangat
diperlukan dalam rangka merangsang tumbuhnya motivasi.
3.2 Saran
Sebagai tenaga medis/bidan diharapkan untuk dapat senantiasa
memberi motivasi kepada masyarakat untuk berubah menjadi lebih baik dan
menyumbangkan pengetahuan yang dimilikinya kepada masyarakat untuk
kemajuan dan pemecahan masalah yang dihadapi dilingkungannya.
Sebagai mahasiswa diharapkan dapat mempelajari dengan baik dan
nantinya dapat menerapkan dalam dunia kerja, peran bidan sebagai
motivator untuk kemajuan suatu wilayah.

13
DAFTAR PUSTAKA

Handayani, RS dan Mulyati ST. 2017. Bahan Ajar Kebidanan Dokumentasi


Kebidanan. Jakarta:Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
Hikmawati, Isna. 2011. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan. Yogyakarta:John
Wiley.

Junengsih. 2018. Praktik Kebidanan Komunitas. Jakarta Selatan:Pusdik SDM


Kesehatan.
Lia, Zulia. 2017. Promosi Kesehatan. Salatiga:Universitas Sebelas Maret.
Rosyadia, Fetty. 2020. Modul Praktikum Promosi Keehatan.
Ponorogo:Universitas Muhammadiyah Ponorogo.

14

Anda mungkin juga menyukai