”Z” DI
NIM: 200550010
Laporan tindakan pemberian obat oral pada An.”Z” telah dilaksanakan pada
tanggal 30 juni 2021 di Rumah Sakit Daerah Kalisat
Pembimbing Akademik
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur bagi Allah SWT yang telah memberikan saya kemudahan
sehingga saya dapat menyelesaikan laporan ini yang berjudul “laporan pemberian
obat oral pada An.”Z” , diruang anak, Rumah Sakit Daerah Kalisat”pada tepat
waktu. Tanpa pertolongannya-nya tentu saya tidak dapat menyelesaikan laporan ini
tepat waktu., dalam penyusunan laporan ini kami mengucapkan terimakasih
sedalam dalamnya kepada:
Kami menyadari bahwa penyelesaian laporan tindakan ini masih jauh dari
kesempurnaan, baik dalam segi pembahasan,penulisan dan penyusunan , oleh
karena itu , kami mengharapkan , kritik, dan saran yang membangun dari
pembimbing akademik dan pembimbing ruangan rumah sakit daerah kalisat untuk
menyemournakan laporan tindakan ini
Penulis
II
DAFTAR ISI
COVER
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ I
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................... 12
III
BAB I PENDAHULUAN
Obat memiliki dua efek yakni efek terapeutik dan efek samping. Efek
terapeutik obat memiliki kesesuaian terhadap efek yang diharapkan sesuai dengan
kandungan obatnya seperti paliatif (berefek untuk mengurangi gejala), kuratif
(memiliki efek pengobatan), suportif (menaikkan fungsi atau respon tubuh),
subtitutif (sebagai pengganti), efek kemoterapi (berefek untuk mematikan atau
menghambat), restorative ( berefek pada memulihkan fungsi tubuh yang sehat).
Efek samping merupakan dampak yang tidak diharapkan, tidak bisa diramal, dan
bahkan kemungkinan dapat membahayakan seperti adanya alergi, penyakit ia
Pemberian obat kepada pasien dapat dilakukan melalui beberapa cara diantaranya :
oral, parenteral, rectal, vaginal, kulit, mata, telinga, dan hidung. Dengan
menggunakan prinsip enam tepat dalam pengobatan yakni tepat pasien, obat, dosis,
rute, waktu, dan dokumentasi.
Masalah pemberian obat oral yaitu tidak tawar atau tubuh tidak bisa
menerima obat , ditandai dengan mual muntah, alergi pada tubuh seperti gatal, ruam
bisa juga melepuh di seluruh tubuh,jadi kita selaku tenaga kesehatan harus bertanya
kepada pasien
1
1.2 Tujuan
1.2.1 Umum
Tujuan umum dari penulisan laporan ini adalah agar mahasiswa mampu
dalam melakukan praktek pemberian obat oral
1.2.2 Khusus
Sasaran dari penulisan laporan tindakan ini adalah pasien yang ada di
R.Anak di RSD Kalisat dan membutuhkan pemberian obat oral
1.4 Manfaat
1.4.1 Institusi
2
1.4.3 Pasien
h. Bab 4 pembahasan
i. Bab 5 penutup
5.1 kesimpulan
5.2 saran
j. Daftar pustaka
3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1.1 Pengertian
2.1.2 Tujuan
indikasi
Kontra indikasi
4
A. Benar Pasien
Klien yang benar dapat dipastikan dengan memeriksa identitas klien
dan meminta klien menyebutkan namanya sendiri. Sebelum obat
diberikan, identitas pasien harus diperiksa (papan identitas di tempat
tidur, gelang identitas) atau ditanyakan langsung kepada pasien atau
keluarganya. Jika pasien tidak sanggup berespon secara verbal, respon
non verbal dapat dipakai, misalnya pasien mengangguk. Jika
pasien tidak sanggup mengidentifikasi diri akibat gangguan mental
atau kesadaran, harus dicari cara identifikasiyang lain seperti
menanyakan langsung kepada keluarganya. Bayi harus selalu
diidentifikasi dari gelang identitasnya.Jadi terkait dengan klien yang
benar, memiliki implikasi keperawatan diantaranya mencakup
memastikan klien dengan memeriksa gelang identifikasi dan
membedakan dua klien dengan nama yang sama.
B. Obat Yang Benar
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama
dagang yang kita asing (baru kita dengar namanya) harus diperiksa nama
generiknya, bila perlu hubungi apoteker untuk menanyakan nama
generiknya atau kandungan obat. Untuk menghindari
kesalahan, sebelum memberi obat kepada pasien, label obat harus dibaca
tiga kali :
(1) pada saat melihat botol atau kemasan obat,
(2) sebelum menuang/ mengisap obat dan
(3) setelah menuang/mengisap obat.
Jika labelnya tidak terbaca, isinya tidak boleh dipakai dan harus
dikembalikan ke bagian farmasi. periksa apakah perintah pengobatan
lengkap dan sah. Jika perintah tidak lengkap atau tidak sah, beritahu
perawat atau dokter yang bertangung jawab. Kedua, ketahui alasan
mengapa pasien mendapat terapi tersebut dan terakhir lihat label minimal
3 kali.
C. Benar dosis
5
Sebelum memberi obat, perawat harus memeriksa dosisnya. Jika ragu,
perawat harus berkonsultasi dengan dokter yang menulis resep atau
apoteker, sebelum dilanjutkan ke pasien.Sebelum menghitung dosis
obat, perawat harus mempunyai dasar pengetahuan mengenai rasio dan
proporsi. Jika ragu-ragu, dosis obat harus dihitung kembali dan diperiksa
oleh perawat lain. Jika pasien meragukan dosisnya perawat harus
memeriksanya lagi. Ada beberapa obat baik ampul maupun tablet
memiliki dosis yang berbeda tiap ampul atau tabletnya. Misalnya dapat
dilihat pada gambar dibawah, Diazepam Tablet, dosisnya berapa? Ini
penting !! karena 1 tablet amplodipin dosisnya ada 5 mg, ada juga 10
mg. Jadi anda harus tetap hati tetap hati-hati dan teliti! Implikasi dalam
keperawatan adalah perawat harus menghitung dosis dengan benar
D. Rute Yang benar
(1) Oral
adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat
dapat juga diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau
bukal) seperti tablet ISDN. Beberapa jenis obat dapat
mengakibatkan iritasi lambung dan menyebabkan muntah
(misalnya garam besi dan salisilat). Untuk mencegah hal ini,
obat dipersiapkan dalam bentuk kapsul yang diharapkan tetap
utuh dalam suasana asam di lambung, tetapi menjadi hancur
pada suasana netral atau basa di usus. Dalam memberikan
obat jenis ini, bungkus kapsul tidak boleh dibuka, obat tidak
boleh dikunyah dan pasien diberitahu untuk tidak minum
antasida atau susu sekurang-kurangnya satu jam setelah
minum obat.
E. Benar Waktu
Waktu yang benar adalah saat dimana obat yang diresepkan harus
diberikan. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari,
seperti b.i.d (dua kali sehari), t.i.d (tiga kali sehari), q.i.d (empat kali
sehari), atau q6h (setiap 6 jam), sehingga kadar obat dalam plasma dapat
6
dipertahankan. Jika obat mempunyai waktu paruh (t ½) yang panjang,
maka obat diberikan sekali sehari. Obat-obat dengan waktu paruh pendek
diberikan beberapa kali sehari pada selang waktu yang tertentu. Beberapa
obat diberikan sebelum makan dan yang lainnya diberikan pada saat
makan atau bersama makanan (Kee and Hayes, 1996). Jika obat harus
diminum sebelum makan, untuk memperoleh kadar yang diperlukan,
harus diberikan satu jam sebelum makan. Ingat dalam pemberian
antibiotik yang tidak boleh diberikan bersama susu/produk susu karena
kandungan kalsium dalam susu/produk susu dapat membentuk senyawa
kompleks dengan molekul obat sebelum obat tersebut diserap. Ada obat
yang harus diminum setelah makan, untuk menghindari iritasi yang
berlebihan pada lambung misalnya asam mefenamat.
2.3 Langkah Pemberian obat Oral
2.3.1 persiapan alat
a. obat obat
b. daftar obat
c. tempat obat
d. air minum (gelas, sedotan)
e. sendok teh/sendok obat
2.3.2 Persiapan pasien
a. Jelaskan kepada pasien maksud dan tujuan tentang tindakan
yang akan dilakukan
b. Pasien posisi duduk
2.3.3 Persiapan Lingkungan
a. Tutup Semua jendela dan pintu
b. pasang tirai/ sampiran
2.3.4 Persiapan Petugas
Mencuci tangan di air mengalir dan menggunakan sarung tanga bersih
7
2.3.5 Langkah Kerja
8
c) Pegang botol obat sehingga sisa labelnya berada pada telapak
tangan, dan tuangkan obat kearah menjauhi label. Mencegah
obat menjadi rusak akibat tumpahan cairan obat, sehingga
label tidak bisa dibaca dengan tepat.
d) Tuang obat sejumlah yang diperlukan ke dalam mangkuk obat
berskala.
e) Sebelum menutup botol tutup usap bagian tutup botol dengan
menggunakan kertas tissue. Mencegah tutup botol sulit dibuka
kembali akibat cairan obat yang mengering pada tutup botol.
f) Bila jumlah obat yang diberikan hanya sedikit, kurang dari 5 ml
maka gunakan spuit steril untuk mengambilnya dari botol
9
BAB III LAPORAN TINDAKAN
b. Nama : An.”Z”
e. Alamat : sebanen-Kalisat
g. dokter : dr.Ester.Sp.A
h. Suhu : 38,5
Diagnosa
Hipertermi
10
e. Tisu dan bengkok
11
BAB IV PEMBAHASAN
12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Pemberian Obat Oral adalah suatu tindakan untuk membantu
penyembuhan dengan cara melalui obat-obatan salah satunya melalui
mulut (oral). Obat adalah alat utama terapi yang digunakan dokter untuk
mengobati klien yang memiliki masalah kesehatan. Obat adalah substansi
yang diberikan kepada manusia sebagai perawatan atau pengobatan ,
bahkan pencegahan terhadap gangguan yang terjadi didalam tubuhnya
13
5.2 Saran
Saya menyadari bahwa dalam pembuatan laporan ini belum sempurna.
Oleh karena itu, saya menerima kritik, saran dan usulan agar pembuatan
laporan dapat terselesaikan dengan maksimal
14
DAFTAR PUSTAKA
Sidoarjo.
Sidoarjo.
15