Anda di halaman 1dari 29

MAKALAH PEMBERIAN OBAT

ILMU DASAR KEPERAWATAN II

Dosen Pengampu : Nurul Hikmatul Qowi S.Kep., NS,. M.Kep

Disusun Oleh : Kelompok 1 (2B-Keperawatan)

1. Dina Lorenza (2002013021)


2. Erlina Damayanti (2002013016)
3. Halimatus Sa’diyah ( 2002013018)
4. Imaniaz Zahwa (2002013027)
5. Isro’atin Kurniawati (2002013061)
6. Muhammad Sulaiman Adi Yanto (2002013034)
7. Muhammad Syafiq Azziyad (2002013020)
8. Siti Nur Ikhwanah (2002013049)
9. Uzza Nafila Adi Nusiah (2002013028)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH LAMONGAN
TAHUN 2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Yang
mana telah memberikan kita rahmat, taufik, nikmat, serta hidayahnya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pemberian Obat ini dengan tepat waktu.

Kami merasa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan,
sehingga Makalah ini masih belum sempurna betul. Sebab manusia juga tidak luput dari salah
dan lupa. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari Bapak atau Ibu dosen serta
dari semua kalangan akan sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.

Saran serta harapan kami mudah mudahan dengan adanya makalah ini, maka
pembaca akan mengetahui tentang Pemberian obat. Dan semoga makalah ini dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya.

Tidak lupa juga kami sampaikan ucapan terima kasih kepada bapak atau ibu dosen
dan segenap pihak yang telah ikut serta membantu atas diselenggarakannya makalah mata
kuliah ilmu dasar keperawatan II ini dengan baik. Dan semoga apa yang kami kerjakan ini
mendapatkan ridho dari Allah SWT dan bermanfaat bagi semua kalangan.

Amiin…. Ya Robbal Alamiin.

Wasaalamualaikum Wr.Wb.

Lamongan, 3 Juni 2021

Penulis

ii
DAFTAR ISI

Kata Pengantar
……………………………………………………………….............................………….......i
Daftar Isi
………………………………………………………………………………..............................
.......... ii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………….......................
.....…… 1
I.1 Latar Belakang …………………………………………………………..….
….........................…. 1
I.2 Rumusan Masalah……………………………………………………...
………......................... 1
I.3. Tujuan………………………………………………………………..
…................................…………1
BAB II PEMBAHASAN………………….…………………………………..
…………...........................…. 2
II.1 Pengertian obat............................….………………………………….............
…………...2
II.2Reaksi obat.............................................................................................2
II.3 prosedur pemberian obat...............................……………………………..
…..........2
II.3.1Pemberian Obat Secara Oral.....................................................3
II.3.2 Pemberian Obat Secara Suntikan ( Parenteral ).......................3
II.3.3 Pemberian Obat Secara Topikal…………………………........
…………....3
II.3.4 Pemberian Obat Secara Rektal…………………………...........
……………….4
II.3.5 Pemberian Obat Secara Inhalasi…………………….........
…………………...4
II.4 prinsip pemberian obat.............................……….………........…………………..
……4

iii
BAB III PENUTUP.................................……………..………….............
……………………....….10
III.1
Kesimpulan………………………………………………………………...........................…..
….10
III.2 Saran……………………………………...
…………………………………..................................10
Daftar
Pustaka………………………………………………………………..................................
………….11

iv
BAB I
PENDAHULUAN

I.1 Latar Belakang


Obat merupakan semua zat kimiawi, hewani, nabati, yang dalam dosis layak
dapat menyembuhkan, meringankan, dan mencegah gejalanya, yang diberikan
kepada pasien dengan maksud tertentu guna obat tersebut.
Walaupun obat menguntungkan klien dalam banyak hal, beberapa obat dapat
menimbulkan efek samping yang serius atau berpotensi menimbulkan efek yang
berbahaya bila kita memberikan obat tersebut tidak sesuai dengan anjuran yang
sebenarnya.
Seorang perawat juga memiliki tanggung jawab dalam memahami kerja obat
dan efek samping yang ditimbulkan oleh obat yang telah diberikan, memberikan
obat dengan tepat, memantau respon klien, dan membantu klien untuk
menggunakannya dengan benar.
Perawat bertanggung jawab dalam pemberian obat – obatan yang aman .
Perawat harus mengetahui semua komponen dari perintah pemberian obat dan
mempertanyakan perintah tersebut jika tidak lengkap atau tidak jelas atau dosis
yang diberikan di luar batas yang direkomendasikan .

I.2 Rumusan Masalah


1 . Apa yang dimaksud dengan obat?
2 . Bagaimana reakasi obat
3 . Bagaimana prosedur pemberian obat oral, parental, topical, rectal,
inhalasi?
4 . apa saja12 prinsip benar pemberian obat?

I.3 Tujuan
1. Agar mengetahui pengertian obat
2. Agar mengetahui reaksi obat
3. Agar mengetahui prosedur pemberian obat
4. Agar mengetahui 12 prinsip dasar pemberian obat.

1
BAB II
PEMBAHASAN

2
II.1 Pengertian Obat
Obat merupakan semua zat kimiawi, hewani, nabati, yang dalam dosis layak
dapat menyembuhkan, meringankan, dan mencegah gejalanya, yang diberikan
kepada pasien dengan maksud tertentu guna obat tersebut.
Obat Adalah Zat atau substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang
dengan tujuan :
- Menentukan diagnosa
- Mengobati/menyembuhkan
- Mengurangi penderitaan
- Pencegahan penyakit.

II.2 Reaksi Obat


Obat sebagai benda asing yang masuk ke dalam tubuh akan bekerja
melalui proses kimiawi dengan memerlukan interval waktu dalam tubuh untuk
proses eliminasi sehingga terjadi pengurangan konsentrasi dari kadar puncak obat.
Adapun faktor yang mempengaruhi yaitu absorbsi obat, distribusi obat,
metabolisme obat dan ekskresi sisa. Terdapat 2 efek obat yaitu efek terapeutik dan
efek samping. Efek terapeutik adalah obat memiliki kesesuaian dengan efek yang
diharapkan sesuai kandungan obatnya. Efek samping adalah dampak yang tidak
diharapkan dan dapat membahayakan sperti adanya alergi maupun toksisistas.

II.2 Prosedur Pemberian Obat


Sebelum memberikan obat ke pasien, perawat harus mengetahui secara pasti tentang :
1. Nama obat
2. Golongan obat / kelas farmakoterapi
3. Efek yg diinginkan & mekanisme aksi
4. Efek samping
5. Efek yg merugikan
6. Efek toksik
7. Interaksi
8. Kontraindikasi & tindakan pencegahannya
9. Regimen dosis & rute pemberian

3
10. Data farmakokinetika
11. Implikasi keperawatan

Obat dapat diberikan oral, sublingual, parenteral, topikal, rectal dan inhalasi.

Oral Parenteral

Sublingual, buccal IC, SC, IM, IV

Epidural, Intrathecal (brain), Topical (ex. Nitro, fentanyl)


Intraosseous (bone), Intraperitoneal
(abdomen-ex.chemo), Intrapleural (ex.
Chemo), Intraarterial (ex. Clot
dissolve)

Inhalation Intraocular

II.2.1 PEMBERIAN OBAT SECARA ORAL


Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak dipakai,
karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga diabsorpsi
melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) Tablet bukal diletakkan
diantara pipi dan gusi dalam rongga mulut, sementara
tablet sublingual diletakkan di bawah lidah.seperti tablet ISDN.
Oral: Pemberian obat melalui mulut merupakan cara paling mudah dan
paling sering digunakan. Obat yang digunakan biasanya memiliki onset
yang lama dan efek yang lama.
Pemberian obat secara peroral
 Dalam bentuk tablet, kaplet, pil, sirup, kapsul, atau puyer.
 Paling mudah, lebih sering dilakukan
 Kaji kemampuan menelan pasien
Kelemahannya :
 Aksinya lambat, tidak dapat digunakan pada keadaan gawat.

4
 Waktu absorsinya 30-45 menit, efek puncak setelah 1 - 1,5 jam.
 Rasa dan baunya mengganggu.
 Makanan dapat menurunkan efektifitas obat .
 Tidak dapat diberikan pada pasien mual-mual, muntah, semi koma,
pasien yang akan menjalani pengisapan cairan lambung dan yang
susah menelan.
Tatacara / prosedur pemberian obat
ObatTablet/Kapsul
 Untuk memberikan tablet atau kapsul dari botol,tuangkan jumlah
yang dibutuhkan kedalam tutup botol dan dipindahkan kecangkir
obat. Jangan sentu obat dengan tangan.Tablet atau kapsul yang
tersisa dapat dituang kembali ke dalam botol.
 Letakkan kapsul atau tablet yang telah dikemas kedalam cangkir
obat. Jangan lepaskan pembukusnya.
 Semua tablet atau kapsul yang akan diberikan pada pasien pada
saat yang bersamaan diletakkan dalam satu cangkir kecuali yang
pemberiannya membutuhkan pengkajian sebelumnya seperti
tekanan darah dan frekuensi nadi
 Jika Pasien mempunyai kesulitan menelan, haluskan tablet sampai
didapat bentuk bubuk. Campur dalam makanan ringan
ObatCair/Liquid
 Kocok obat secara perlahan sebelum dituangkan.
 Tuangkan obat dengan cara buka penutupnya dan letakkan pada
posisi terbalik.
 Pegang botol dengan label ditelapak tangan ketika menuangkan.
 Pegang cangkir obat setinggi mata dan isi sampai batas yang
dinginkan. Skala harus sama dengan cairan pada dasar miniskus
 Usap bibir botol sebelum menutup botol sehingga obat tidak
lengket atau merusak label.
 Kembalikan obat ke dalam almari obat
Pemberian Obat Oral pada Bayi/Anak

5
 Pilih sarana yang tepat untuk mengukur dan memberikan obat pada
bayi dan anak- anak. (mangkuk plastic sekali pakai, pipet tetes,
sendok, spuit plastic tanpa jarum, atau spuit tuberkulin).
 Cairkan obat oral dengan sedikit air, Agar mudah ditelan. Jika
menggunakan air yang banyak, anak mungkin akan menolak untuk
meminum seluruh obat yang diberikan dan meminum hanya
sebagian.
 Gerus obat yang berbentuk padat/tablet dan campurkan dengan zat
lain yang dapat mengubah rasa pahit, misalnya madu, pemanis
buatan.
 Posisikan bayi setengah duduk dan berikan obat pelan-pelan, untuk
mencegah aspirasi.
 Jika menggunakan spuit, letakkan spuit sepanjang sisi lidah bayi,
Posisi ini mencegah gagging (reflex muntah) dan mengeluarkan
kembali obat yang diberikan.

II.2.2 Pemberian obat secara suntikan ( parenteral )


Parenteral. Kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti
disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau
tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus).
Pemberian obat melalui perenteral merupakan pemberian obat
melalui jaringan tubuh.pemberian obat parenteral, merupakan pilihan jika
pemberian obat dari mulut merupakan kontra indikasi. Pemberian obat
parenteral merupakan pemberian obat yang dilakukan dengan
menyuntikkan obat tersebut ke jaringan tubuh. Pemberian obat melalui
parenteral dapat dilakukan dengan cara:
1. Subcutaneous (SC) yaitu menyuntikkan obat ke dalam jaringan yang
berada dibawah lapisan dermis.
Jarum ditusukkan dibawah kulit pada jaringan lemak/konektif. Tidak
boleh dilakukan pada area yang nyeri, merah, pruritis atau edema.
Jenis obat yang sering diberikan subkutan adalah vaksin, obat-abatan
preoperasi, narkotik, insulin dan heparin. Pada pamakaian injeksi SC

6
jangka lama perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi. Posisi
jarum 45°
2. Intradermal (ID) yaitu menyuntikkan obat ke dalam lapisan dermis,
dibawah epidermis.
digunakan untuk skin test (TB, allergies). Absorpsi lambat dari dermis.
Menggunakan spuit tuberculinatau spuit 1 cc. Sudut insersi 5 to 15
derajat dengan lubang jarum menghadap ke atas. Hasil valid jika
terdapat indurasi/gelembung kecil saat penyuntikan, jika tidak ada
maka njeksi masuk sub kutan.
3. Intramuscular (IM) yaitu muenyontikkan obat ke dalam lapisan otot
tubuh .
Bertujuan memasukkan obat dengan cara menusukkan pada jaringan
otot. Jumlah obat yang dimasukkan lebih besar dibandingkan injeksi
subkutan. Absorbsi obat lbh cepat dibandingkan secara subkutan
karena banyaknya suplai darah diotot tubuh. Cara ini dapat mencegah
atau mengurangi iritasi obat namun dapat pula menyebabkan luka pada
kulit serta rasa takut pada os bila perawat kurang hati-hati. Posisi
jarum tegak lurus terhadap permukaan kulit (90° ).

4. Intravenous (IV) yaitu menyuntikkan obat ke dalam vena.


Adalah memasukkan sejumlah zat/cairan ke dalam sistem peredaran
darah melalui vena dengan jarum suntik. Efek zat akan sangat cepat
menyebar ke seluruh bagian tubuh penderita, karena langsung masuk
ke pembuluh darah.

Selain keempat cara diatas, dokter juga sering menggunakan cara


intrathecal.atau intraspinal, intracardial, intrapleural, intraarterial dan
intraarticular untuk pemberian obat perenteral ini.

Beberapa hal yang harus diperhatikan saat menyiapkan obat:

 Saat menyiapkan beberapa obat seperti heparin, insulin, digoxin


lakukan pemeriksaan ulang.
 Jangan membuka bungkus obat jika dosis obat belum pasti.

7
 Buka sebelum diberikan pada klien.
 Ketika menyiapkan obat topikal, nasal, opthalmic dan obat-obat dan
kardus obat, ambil obat dari kotaknya dan periksa label untuk
memastikan isinya sesuai.

Pemberian Obat Secara Parenteral.


 Saat mengambil pil dan botol, tuangkan pil tersebut pada tutupnya
kemudian letakkan pada tempat obat.
 Tuangkan obat cair tidak pada bagian labelnya.
 Baca jumlah obat yang dituang pada dasar meniscus.
 Pisahkan obat-obat yang memerlukan data pengkajian awal, seperti
tanda vital.
 Periksa tanggal kadaluarsa obat saat menyiapkannya.

Untuk mencegah masuknya mikroorganisme ke dalam tubuh, obat


disiapkan dan diberikan dengan menggunakan prinsip steril. Larutan obat,
jarum dan spuit yang telah terkontaminasi, akan menyebabkan terjadinya
infeksi. Obat-obat yang diberikan melalui parenteral ini diabsorbsi lebih
cepat dibandingkan obat yang diberikan melalui sistem gastrointestinal,
karena obat tidak perlu melewati barier jaringan epitel pada organ
gastrointestinal sebelum akhirnya masuk ke dalam sirkulasi darah. Obat
intra muscular diabsorbsi lebih cepat daripada oabt subcutaneous atau
ontradermal, karena otot memiliki jaringan pembuluh darah yang lebih
banyak daripada kulit atau jaringan subkutan. Obat intradermal merupakan
obat yang diabsorbsi paling lambat karena obat harus melalui beberapa
jaringan epitel sebelum akhirnya masuk kedalam pembuluh darah. Karena
itu cara intradermal digunakan untuk menyuntikkan zat asing untuk
mengetahui reaksi organ dan jaringan terhadap adanya alergi, yang biasa
disebut skin test. Absorbsi melalui subcutaneos relatif lambat tetapi efektif
untuk absobsi sejumlah obat yang tidak diabsorbsi melalui sistem
gastointestinal.

8
Keuntungan pemberian obat melalui parenteral adalah obat dapat
diabsorbsi dengan cepat melalui pembuluh darah. Cara parenteral ini dapat
dilakukan jika obat tidak dapat diabsorbsi melalui sistem gastrointestinal
atau malah akan dihancurkan olehnya. Obat juga diberikan pada klien
yang tidak sadar atau tidak kooperatif yang tidak dapat atau tidak mau
menelan obat oral. Disamping keuntungan diatas, terdapat beberapa
kerugian pada pemberian obat melalui parenteral ini. Klien, terutama
anak-anak akan merasa cemas jika akan disuntuk. Penyuntikan akan
menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan tidak nyaman pada klien. Iritasi
atau reaksi lokal dapat terjadi akibat efek obat pada jaringan. Pemberian
obat melalui parenteral juga dapat menyebabkan terjadinya infeksi, kerena
itu diperlukan penggunaaan tehnik steril untuk menyiapkan dan
memberikan obat ini. Pemberian obat perenteral ini kontraindikasi untuk
klien yang mengalami masalah perdarahan atau sedang mendapatkan
terapi antikoagulan.

Obat yang disuntikkan ke dalam tubuh dapat berupa larutan cair atau
suspensi. Larutan cair disiapkan dalam tiga bentuk : ampul, vial dan unit
disposible. Untuk memberikan obat melalui parenteral ini diperlukan spuit
yang ukurannya bervariasi dari 0,5 ml nirigga 50 ml. Spuit yang lebih dari
5 ml jarang digunakan untuk menyuntik SC atau IM. Spuit yang lebih
besar Lab. biasanya digunakan untuk menyuntikkan obat melalui IV. Spuit
insulin berukuran 0,5 - 1 ml dan dikalibrasi dalam unit. Spuit tuberkulin
berukuran 1 ml dan dikalibrasi dalam mililiter. Spuit tuberkulin ini
digunakan untuk memberikan obat dibawah ml.

Obat dalam ampul dan vial dipersiapkan dengan menggunakan teknik


aseptik dan diberikan melalui parenteral. Sebelumnya perlu diperhatikan
dan dikaji kondisi larutan (kejernihan cairan, adanya/tidaknya endapan,
warna cairan sesuai dengan label) serta tanggal kadaluarsa obat pada label
vial. Beberapa hal yang perlu diperhatikan saat menyiapkan obat dan vial:

 Jika obat perlu dicampurkan, ikuti petunjuk pada vial


 Pertahankan kesterilan spuit, jarum dan obat saat menyiapkannya.

9
 Perlu pencahayaan yang baik saat menyiapkan obat ini.
 Buang bekas ampul pada tempat khusus setelah dibungkus dengan
kertas tissue

Prosedur Penyiapan Obat

1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat.
3. Periksa label obat dengan catatan pemberian obat atau kartu obaf
sesuai prinsip 12 benar.
4. Lakukan perhitungan dosis sesuai yang diperlukan
5. Pegang ampul dan turunkan cairan di atas leher ampul dengan
menjentikkan leher ampul atau putarkan dengan cara merotasjikan
pergelangan tangan
6. Usapkan kapas alkohol di sekeliling leher ampul dengan tangan
dominan, tempatkan jari tangan non dominan di sekeiiling bagian
bawah ampul dengan ibu jari melawan sudut
7. Patahkan tutup ampul dengan menjauhi diri dan orang yang ada di
dekat anda
8. Tempatkan tutup ampul pada kertas atau buang di tempat khusus
9. Buka tutup jarum.
10. Tekan plunger hingga habis, jangan aspirasi udara ke dalam spuit.

Hal-hal yang harus diperhatikan :

 Alergen yang digunakan untuk test dapat menyebabkan reaksi


sensitivitas atau alergi.
 Yakinkan tersedianya obat antidot (epinephrine hydrochloride,
bronchodilator dan antihistamin) di unit sebelum dimulai
 Reaksi alergi atau sensitivitas ini dapat FATAL.

Pengkajian sebelum injeksi dilakukan, difokuskan pada:

 Program pemberian obat dari dokter

10
 Tempat penusukan terakhir, alergi dan respon Klien pada
penyuntikan sebelumnya, yang tercatat pada catatan keperawatan
klien.
 Tanda-tanda pada tempat tusukan (memar, kemerahan, kerusakan
kulit, nodul atau edema)
 Faktor yang menentukan ukuran jarum yang sesuai (umur dan
ukuran tubuh klien, tempat injeksi, viskositas dan efek sisa dan
obat)

Hal-hal yang perlu diperhatikan :

 Jika obat mual atau nyeri diberikan dalam bentuk yang berbeda
(oral, parenteral atau rektal), biarkan Klien memilih sebelum
menyiapkan obat.
 Jika klien confuse, diperlukan bantuan untuk menstabilkan tempat
tusukan dan mencegah kerusakan jaringan dari jarum Tempat
injeksi IM

II.2.3 Pemberian obat secara Topikal


Pemberian obat secara topikal adalah pemberian obat secara
lokal dengan cara mengoleskan obat pada permukaan kulit atau
membran area mata, hidung, lubang telinga, vagina dan rectum. Obat
yang biasa digunakan untuk pemberian obat topikal pada kulit adalah
obat yang berbentuk krim, lotion, atau salep. Hal ini dilakukan dengan
tujuan melakukan perawatan kulit atau luka, atau menurunkan gejala
gangguan kulit yang terjadi (contoh : krim, lotion, sprei atau salep, tetes
mata). Pemberiannya bisa dengan digosok, ditepuk, disemprot, dioles
dan iontoforesis (dengan listrik).

Hal ini dilakukan dengan tujuan melakukan perawatan kulit atau


luka, atau menurunkan gejala gangguan kulit yang terjadi (contoh :
lotion). Krim, dapat mengandung zat anti fungal (jamur),
kortikosteorid, atau antibiotic yang dioleskan pada kulit dengan
menggunakan kapas lidi steril.

11
Krim dengan antibiotic sering digunakan pada luka bakar atau
ulkus dekubitus. Krim adalah produk berbasis air dengan efek
mendinginkan dan emolien. Mereka mengandung bahan pengawet
untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, tetapi bahan pengawet
tertentu dapat menyebabkan sensitisasi dan dermatitis kontak
alergi.Krim kurang berminyak dibandingkan salep dan secara kosmetik
lebih baik ditoleransi.
Sedangkan salep, dapat digunakan untuk melindungi kulit dari
iritasi atau laserasi kulit akibat kelembaban kulit pada kasus
inkontenansia urin atau fekal.  Salep tidak mengandung air, mereka
adalah produk berbasis minyak yang dapat membentuk lapisan penutup
diatas permukaan kulit yang membantu kulit untuk mempertahankan
air. Salep nenghidrasi kulit yang kering dan bersisik serta
meningkatkan penyerapan zat aktif, dan  karena itu berguna dalam
kondisi kulit kering kronis. Salep tidak mengandung bahan pengawet.
Losion adalah suspensi berair yang dapat digunakan pada
permukaan tubuh yang luas dan pada daerah berbulu.Losion memiliki
efek mengeringkan dan mendinginkan.
Obat transdermal adalah obat yang dirancang untuk larut
kedalam kulit untuk mendapatkan efek sistemik.Tersedia dalam bentuk
lembaran.Lembaran obat tersebut dibuat dengan membran khusus yang
membuat zat obat menyerap perlahan kedalam kulit. Lembaran ini juga
dapat sekaligus mengontrol frekuensi penggunaan obat selama 24 ± 72
jam
Tujuan pemberian pada kulit, yaitu :
 Untuk mempertahankan hidrasi
 Melindungi permukaan kulit
 Mengurangi iritasi kulit
 Mengatasi infeksi
Topical tetes hidung
• Dapat dilakukan secara mandiri
• Kaju luabng hidung kemungkinan adanya iritasi

12
• Posisikan pasien untuk memungkinkan obat mencapai sinus
yang terkena
• Jika psien menggunkan tampon, sebaiknya perasat dilakukan
oleh perawat atau petugas medis lainnya
Topical tetes mata
 Hindari cornea.
 Jangan menyentuh kelopak mata degan pipet untuk menghindari
resiko infeksi.
 Gunakan hanya pada mata yang terkena
 jangan pernah gunakan tetes mata pasien untuk orang lain.
 Jika menggunakan salep mata : Oleskan salep sepanjang kelopak
mata, terutama pada kantung konjungtiva, kemudian minta
pasien menutup mata dan melakukan gerakan sirkuler.
Topical tetes telinga
 Struktur sangat sensitif terhadap suhu yang ekstrim.
 Gunakan larutan steril.
 Adanya drainase yang keluar dapat mengindiksikan adana
infeksi atau ruptur gendang telinga .
 Jangan sekali-kali menutup saluran telinga dengan pngan meipet
atau alat irigasi telinga
 Jangan memaksakan obat masuk ke saluran telingan yang
tersumbat.
Topical (ointment)
 Gunakan handscoon atau aplikator
 Gunakan tehnik steril jika pasien terdapat luka terbuka.
 Bersihkan kulit kemudian keringkan
 Oleskan salep/pasta secara rata.
 Ikuti petunjuk pengobatan.
II.2.4 Pemberian Obat secara Rektal.
Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang
akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk

13
memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid
(anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat
perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat
dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam
bentuk supositoria.
Pemberian Obat Melalui Rektum
 Bentuk obatnya bisa enema (cairan) dan supositoria.
 Beberapa keuntungan supositoria :
 Tidak menyebabkan iritasi pada saluran cerna bagian
atas.
 Beberapa obat tertentu diabsorbsi lebih baik oleh mukosa
rektum dari pada dengan cara pemberian yang lain.

Pemberian obat melalui vagina


 Irigasi vagina yaitu suatu prosedur membersihkan vagina
dengan aliran air yang pelan
 Tujuannya :
 Untuk memasukkan larutan anti mikroba guna mencegah
pertumbuhan mikroorganisme,
 Mengeluarkan kotoran dari vagina
 Mencegah perdarahan (dengan cairan dingin atau
hangat),
 Mengurangi peradangan.
 Mengobati infeksi,
 Menghilangkan rasa nyeri maupun gatal pada vagina.
 Jenis cairan irigasi yang sering digunakan adalah normal salin,
sodium bikarbonat, air ledeng dll, 1000 - 2000 cc sblmnya
dipanaskan pada suhu 40,5 °C.
 Bentuk ogbat instilasi vagina antara lain cream, jelly, foam dan
supositori
Vaginal supp

14
 Vaginal: gunakan sarungtangan, berikan privaci, self-
administer, jika tedapat dainase,keluarkan telebih dulu
Suppositoria vagina
 Lepaskan bungkus alumunium foil supositoria dan oleskan jelly
pelicin yang larut dalam air pada ujung supositoria yang bulat
dan halus. Lumaskan jari telunjuk yang telah dipasang sarung
tangan dari tangan dominan.
 Dengan tangan non dominan yang sudah terpasang sarung
tangan, lihat lubang vagina dengan cara membuka dengan
lembut labia mayora.
 Masukkan ujung bulat supositoria sepanjang dinding kanal
vagina posterior sepanjang dinding posterior lubang vagina
sampai sepanjang jari telunjuk (7.5–10cm), untuk memastikan
distribusi obat sepanjang dinding vagina.
Tarik jari dan bersihkan pelumas yang tersisa disekitar orifisium
dan labia.
Prinsip pemberian obat enema dan supositoria :
 Untuk mencegah peristaltik, lakukan enema retensi secara pelan
dengan cairan sedikit (tidak lebih dari 120 cc) dan gunakan
rectal tube kecil.
 Selama pemberian enema os bebaring miring ke kiri dan
bernafas melalui mulut agar sfingter rileks.
 Retensi enema dilakukan setelah pasien BAB.
 Untuk Eneme anjurkan pasien untuk berbaring telentang selama
30 menit setelah pemberian enema.

 Rectal: gunakan sarungtangan, jika perlu pelumas, kemudian te


gloves, may need lubricant,tempatkan dengan lembut dibelakang
internal anal sphincter (10 cm untukorang dewasa, 5cm untk
anak-anak) untuk mencegah keluarnya supp
 Anjurkan os tetap miring ke kiri selama 20’ setelah obat masuk

15
II.2.5 Pemberian Obat secara Inhalasi
Pemberian obat melalui saluran pernafasan melalui penghisapan. Saluran
nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian
berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya.

Prinsip Terapi inhalasi:


· Obat bekerja langsung pada saluran pernapasan
· Onset (waktu) kerjanya cepat dan dosis obat yang dipakai kecil
· Efek samping obat minimal karena konsentrasi obat dalam darah rendah
  
Inhaler Dosis Terukur (Metered Dose Inhaler)
Obat yg tersuspensi dalam cairan pendorong/propelan. Ketika Canister
ditekan sejumlah dosis terukur terdorong ke dalam saluran pernafasan
 
Cara Penggunaan
1. Terlebih dahulu IDT dikocok agar obat tetap homogen,
2. Tutup kanister dibuka.
3. Inhaler dipegang tegak, kemudian penderita melakukan ekspirasi
(mengeluarkan nafas) maksimal secara perlahan.
4. Mulut inhaler diletakkan di antara gigi, lalu bibir dirapatkan dan
dilakukan inspirasi (menarik nafas) perlahan sampai maksimal.
5. Pada pertengahan inspirasi kanister ditekan agar obat keluar.
6. Penderita menahan napas 10 detik atau 10 hitungan pada inspirasi
maksimal.
7. setelah 30 detik atau 1 menit prosedur yang sama diulang kembali
 
DISKUS
Harus diperhatikan :
1. Selalu periksa jumlah dosis yang terlihat pada Dose counter.

16
2. Jika telah menggeser / mendorong tuas pada Diskus, JANGAN
mengarahkan mouthpiece ke arah bawah karena obat akan terbuang
 
Cara Penggunaan
1. Letakkan Diskus pada telapak tangan (posisi : ibu jari pada Thumb
Grip), dorong ke arah kanan s/d terdengar “Klik” 
2. Setelah terbuka, maka terlihat Mouthpiece/tempat hisap.\
3. Geser Dose lever, dgn cara mendorong tuas s/d terdengar “Klik”. 
Maka akan mengurangi angka pada Dose Counter.
4.  Keluarkan/buang nafas.
5. Letakkan alat di mulut yaitu diantara bibir.
6. Hisap obat dengan menarik nafas dalam.
7. Keluarkan alat dari mulut.
8. Tahan napas 10 detik, kemudian bernafaslah secara perlahan.
9. Tutup Diskus dgn mendorong kembali thumb grip ke arah
berlawanan
 
TURBUHALER
1. Lepaskan tutup turbuhaler, tarik inhaler ke atas.
2. Putar turbuhaler ke kanan, selanjutnya ke kiri dengan cepat.
Kemudian akan terdengar “Klik”
3. Keluarkan/buang nafas.
4. Letakkan alat di mulut yaitu pada diantara bibir.
5. Hisap obat dengan menarik nafas kuat & dalam.
6. Keluarkan alat dari mulut
7. Tahan napas 10 detik, kemudian bernafaslah secara perlahan.
8. Tutup kembali turbuhaler
 
Harus diperhatikan Selalu perhatikan jumlah dosis yang tersisa pada
window!
  
Inhaler Dosis Terukur Dengan Spacer

17
Spacer digunakan jika terjadi kesulitan menggunakan MDI, spacer
membantu penghantaran obat ke saluran pernafasan
Penggunaan spacer  direkomendasikan untuk anak-anak
Cara Penggunaan
1. Kocok inhaler
2. Lepaskan penutup inhaler
3. Masukkan inhaler ke dalam spacer
4. Keluarkan / buang nafas
5. Masukkan spacer ke dalam mulut, letakkan diantara gigi lalu bibir
dirapatkan
6. Tekan bagian atas dari inhaler
7. Lakukan inspirasi perlahan sampai maksimal
8. JIKA terdengar bunyi seperti pluit, yang berarti menarik nafas terlalu
cepat, TARIK nafas lebih perlahan
 
Cara Membersihkan
1. Pisahkan inhaler dari spacer.
2. Bilas spacer dengan air hangat (seminggu sekali).
3. Biarkan mengering dengan sendirinya
4. Pastikan saluran tidak terhambat dengan meniup spacer.
 
NEBULIZER
Cara Penggunaan
1. Buka tutup tabung obat nebulizer dan masukkan cairan obat ke
dalamnya.
2. Letakkan “mouth piece” di antara gigi & bibir (atau dapat juga
digunakan masker uap untuk anak-anak).
3. Tekan tombol “On”
4. Bernapas dgn normal dan hirup uap obat yang keluar sampai obat habis
5. Matikan nebulizer
6. Bersihkan wadah obat pada nebulizer menggunakan air hangat, biarkan
mongering. 

18
 
HANDIHALER
Cara Penggunaan
1. Buka tutup handihaler dengan menekan bagian no.5 sambil menarik
bagian no.1
2. Tarik “mouth piece” hingga tempat kapsul obat terlihat
3. Buka bungkus kapsul
4. Tempatkan di bagian tengah handihaler
5. Tutup kembali bagian “mouth piece” hingga terdengar bunyi klik
6. Tekan bagian No.5 untuk  melubangi kapsul obat  (jangan menekan
lebih dari 1 kali)
7. Buang napas untuk mengosongkan udara paru, kemudian lakukan
inspirasi maksimal
8. Tahan napas selama beberapa detik, kemudian buang napas seperti
biasa
9. Ulangi langkah No. 7 dan No.8 untuk kedua kalinya dengan kapsul
obat yang sama (untuk memperoleh dosis penuh).
 
Perhatian Untuk Handihaler:
Selama melakukan inspirasi maksimal, tarikan napas yang benar ditandai
oleh kapsul obat yang bergetar, bila tidak terjadi, maka tarikan napas
kurang tepat.
 
Perhatian Umum:
Setelah menggunakan alat inhalasi yang mengandung kortikosteroid,
seperti: Seretide Inhaler, Seretide Discus, Symbicort Turbuhaler.kumur
kumur  dengan air bersih untuk menghindari infeksi jamur.
II.3 Prinsip 12 Benar Pemberian Obat
dalam memberikan obat harus memperhatikan resep obat yang diberikan harus
tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai resep dan selalu
menggunakan prinsip 12 benar, yaitu:
1.      Benar Obat

19
Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya perawat harus memperhatikan
kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari
tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat
mengembalikan ketempat penyimpanan. Jika labelnya tidak terbaca, isinya
tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.

Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama
dagang yang asing harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi
apoteker untuk menanyakan nama generik atau kandungan obat. Jika
pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat
memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini
membantu perawat mengingat nama obat dan kerjanya.

 2.      Benar Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis
harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair
harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk
membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk
diberikan kepada pasien.

a. Dosis yang diberikan klien sesuai dengan kondisi klien


b. Dosis yang diberikan dalam batas yang direkomendasikan untuk obat yang
bersangkutan
c. Perawat harus teliti dalam menghitung secara akurat jumlah dosis yang
akan diberikan, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut:
tersedianya obat dan dosis obat yang diresepkan/diminta, pertimbangan
berat badan klien (mg/KgBB/hari), jika ragu-ragu dosisi obat harus
dihitung kembali dan diperiksa oleh perawat lain
d. Melihat batas yang direkomendasikan bagi dosis obat tertentu
3.      Benar Pasien
Obat yang akan diberikan hendaknya benar pada pasien yang
diprogramkan dengan cara mengidentifikasi kebenaran obat dengan
mencocokkan nama, nomor register, alamat dan program pengobatan pada
pasien.

20
 Klien berhak untuk mengetahui alasan obat
 Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat
 Membedakan klien dengan dua nama yang sama
4.     Benar Cara Pemberian
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta
tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual,
parenteral, topikal, rektal, inhalasi.

a. Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga
diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet
ISDN.
b. Parenteral. Kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti
disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau
tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus).
c. Topikal yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa.
Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.
d. Rektal. Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau
supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal
dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax
supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid
supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat
dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya
tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
e. Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran
nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan
demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya.
5.      Benar Waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang
dprogramkan, karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat.

21
a. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
b. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari.
Misalnya seperti dua kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari dan
6 kali sehari sehingga kadar obat dalam plasma tubuh dapat
dipertimbangkan
c. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat
yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan
untuk obat yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali
sehari pada selang waktu tertentu
d. Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah
makan atau bersama makanan
e. Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat
mengiritasi mukosa lambung bersama-sama dengan makanan
f. Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah
dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang
merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat
6.      Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Pemberian obat sesuai dengan standar
prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan selalu mencatat informasi yang
sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap
pengobatan.

7.      Benar Pendidikan Kesehatan Perihal Medikasi Klien


Perawat mempunyai tanggungjawab dalam melakukan pendidikan
kesehatan pada pasien, keluarga dan masyarakat luas terutama yang
berkaitan dengan obat seperti manfaat obat secara umum, penggunaan
obat yang baik dan benar, alasan terapi obat dan kesehatan yang
menyeluruh, hasil yang diharapkan setelah pembeian obat, efek samping
dan reaksi yang merugikan dari obat, interaksi obat dengan obat dan obat
dengan makanan, perubahan-perubahan yang diperlukan dalam
menjalankan aktivitas sehari-hari selama sakit, dan sebagainya.

8.      Hak Klien Untuk Menolak

22
Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus
memberikan Inform consent dalam pemberian obat.

9.      Benar Pengkajian
Perawat selalu memeriksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian
obat.

10.  Benar Evaluasi
Perawat selalu melihat/memantau efek kerja dari obat setelah
pemberiannya.

  11.  Benar Reaksi Terhadap Makanan


Obat memiliki efektivitas jika diberikan pada waktu yang tepat. Jika obat
itu harus diminum sebelum makan (ante cimum atau a.c) untuk
memperoleh kadar yang diperlukan harus diberi satu jam sebelum makan
misalnya tetrasiklin, dan sebaiknya ada obat yang harus diminum setelah
makan misalnya indometasin.

12.  Benar Reaksi Dengan Obat Lain


Pada penggunaan obat seperti chloramphenicol diberikan dengan
omeprazol penggunaan pada penyakit kronis.

23
BAB III
PENUTUP

III.1 Kesimpulan
Dalam pemberian obat memerlukan persiapan yang baik dan teliti. Obat
memiliki efek samping maupun efek terapeutik. Keberhasilan kerja obat
dipengaruhi pula dengan cara pemberian yang tepat. Pentingnya pemahaman
dalam prosedur pemberian obat sehingga meminimalisir kesalahan dalam
pemberian dengan memegang prinsip 12 benar yakni benar obat, benar dosis,
benar waktu, benar pasien, benar cara pemberian, benar dokumentasi, benar
pendidikan kesehatan terkait medikasi, hak pasien untuk menolak, benar
pengkajian, benar evaluasi, benar reaksi obat dengan makanan dan benar reaksi
obat dengan obat lain.
III.2 Saran
Perawat sebagai tenaga medis perlu memahami dengan baik prosedur
pemberian obat baik secara topikal, supositoria, intratekal maupun tetes.
Mencegah kesalahan dalam pemberian obat dapat dilakukan dengan
melaksanakan prinsip 12 benar dalam pemberian sehingga tidak terjadi dampak
yang fatal yang dapat merugikan pasien.

24
DAFTAR PUSTAKA

https://thefuturisticlovers.wordpress.com
https://thefuturisticlovers.wordpress.com/2012/06/09/pengetahuan-prinsip-12-benar-cara-
pemberian-obat/
https://idtesis.com/pengertian-obat-berbagai-ahli/
http://indahpuspa074.blogspot.com/2014/09/prosedur-pemberian-obat-dalam.html
http://mahasiswafarmasibicara.blogspot.com/2013/10/pemberian-obat-secara-topikal.html
http://fk.unsoed.ac.id/wpcontent/uploads/modul%20labskill/genap%20I/Genap%20I%20-
%20Pemberian%20Obat%20Secara%20Parenteral.pdf
https://www.pikhospital.co.id/info/77/alat-inhalasi

25

Anda mungkin juga menyukai