i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr.Wb.
Alhamdulillah, segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, Yang
mana telah memberikan kita rahmat, taufik, nikmat, serta hidayahnya kepada kami, sehingga
kami dapat menyelesaikan tugas makalah Pemberian Obat ini dengan tepat waktu.
Kami merasa dalam pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kesalahan,
sehingga Makalah ini masih belum sempurna betul. Sebab manusia juga tidak luput dari salah
dan lupa. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun dari Bapak atau Ibu dosen serta
dari semua kalangan akan sangat kami harapkan untuk penyempurnaan makalah ini.
Saran serta harapan kami mudah mudahan dengan adanya makalah ini, maka
pembaca akan mengetahui tentang Pemberian obat. Dan semoga makalah ini dapat
dimanfaatkan sebaik-baiknya.
Tidak lupa juga kami sampaikan ucapan terima kasih kepada bapak atau ibu dosen
dan segenap pihak yang telah ikut serta membantu atas diselenggarakannya makalah mata
kuliah ilmu dasar keperawatan II ini dengan baik. Dan semoga apa yang kami kerjakan ini
mendapatkan ridho dari Allah SWT dan bermanfaat bagi semua kalangan.
Wasaalamualaikum Wr.Wb.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
……………………………………………………………….............................………….......i
Daftar Isi
………………………………………………………………………………..............................
.......... ii
BAB I
PENDAHULUAN……………………………………………………………….......................
.....…… 1
I.1 Latar Belakang …………………………………………………………..….
….........................…. 1
I.2 Rumusan Masalah……………………………………………………...
………......................... 1
I.3. Tujuan………………………………………………………………..
…................................…………1
BAB II PEMBAHASAN………………….…………………………………..
…………...........................…. 2
II.1 Pengertian obat............................….………………………………….............
…………...2
II.2Reaksi obat.............................................................................................2
II.3 prosedur pemberian obat...............................……………………………..
…..........2
II.3.1Pemberian Obat Secara Oral.....................................................3
II.3.2 Pemberian Obat Secara Suntikan ( Parenteral ).......................3
II.3.3 Pemberian Obat Secara Topikal…………………………........
…………....3
II.3.4 Pemberian Obat Secara Rektal…………………………...........
……………….4
II.3.5 Pemberian Obat Secara Inhalasi…………………….........
…………………...4
II.4 prinsip pemberian obat.............................……….………........…………………..
……4
iii
BAB III PENUTUP.................................……………..………….............
……………………....….10
III.1
Kesimpulan………………………………………………………………...........................…..
….10
III.2 Saran……………………………………...
…………………………………..................................10
Daftar
Pustaka………………………………………………………………..................................
………….11
iv
BAB I
PENDAHULUAN
I.3 Tujuan
1. Agar mengetahui pengertian obat
2. Agar mengetahui reaksi obat
3. Agar mengetahui prosedur pemberian obat
4. Agar mengetahui 12 prinsip dasar pemberian obat.
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
II.1 Pengertian Obat
Obat merupakan semua zat kimiawi, hewani, nabati, yang dalam dosis layak
dapat menyembuhkan, meringankan, dan mencegah gejalanya, yang diberikan
kepada pasien dengan maksud tertentu guna obat tersebut.
Obat Adalah Zat atau substansi yang diberikan kepada manusia atau binatang
dengan tujuan :
- Menentukan diagnosa
- Mengobati/menyembuhkan
- Mengurangi penderitaan
- Pencegahan penyakit.
3
10. Data farmakokinetika
11. Implikasi keperawatan
Obat dapat diberikan oral, sublingual, parenteral, topikal, rectal dan inhalasi.
Oral Parenteral
Inhalation Intraocular
4
Waktu absorsinya 30-45 menit, efek puncak setelah 1 - 1,5 jam.
Rasa dan baunya mengganggu.
Makanan dapat menurunkan efektifitas obat .
Tidak dapat diberikan pada pasien mual-mual, muntah, semi koma,
pasien yang akan menjalani pengisapan cairan lambung dan yang
susah menelan.
Tatacara / prosedur pemberian obat
ObatTablet/Kapsul
Untuk memberikan tablet atau kapsul dari botol,tuangkan jumlah
yang dibutuhkan kedalam tutup botol dan dipindahkan kecangkir
obat. Jangan sentu obat dengan tangan.Tablet atau kapsul yang
tersisa dapat dituang kembali ke dalam botol.
Letakkan kapsul atau tablet yang telah dikemas kedalam cangkir
obat. Jangan lepaskan pembukusnya.
Semua tablet atau kapsul yang akan diberikan pada pasien pada
saat yang bersamaan diletakkan dalam satu cangkir kecuali yang
pemberiannya membutuhkan pengkajian sebelumnya seperti
tekanan darah dan frekuensi nadi
Jika Pasien mempunyai kesulitan menelan, haluskan tablet sampai
didapat bentuk bubuk. Campur dalam makanan ringan
ObatCair/Liquid
Kocok obat secara perlahan sebelum dituangkan.
Tuangkan obat dengan cara buka penutupnya dan letakkan pada
posisi terbalik.
Pegang botol dengan label ditelapak tangan ketika menuangkan.
Pegang cangkir obat setinggi mata dan isi sampai batas yang
dinginkan. Skala harus sama dengan cairan pada dasar miniskus
Usap bibir botol sebelum menutup botol sehingga obat tidak
lengket atau merusak label.
Kembalikan obat ke dalam almari obat
Pemberian Obat Oral pada Bayi/Anak
5
Pilih sarana yang tepat untuk mengukur dan memberikan obat pada
bayi dan anak- anak. (mangkuk plastic sekali pakai, pipet tetes,
sendok, spuit plastic tanpa jarum, atau spuit tuberkulin).
Cairkan obat oral dengan sedikit air, Agar mudah ditelan. Jika
menggunakan air yang banyak, anak mungkin akan menolak untuk
meminum seluruh obat yang diberikan dan meminum hanya
sebagian.
Gerus obat yang berbentuk padat/tablet dan campurkan dengan zat
lain yang dapat mengubah rasa pahit, misalnya madu, pemanis
buatan.
Posisikan bayi setengah duduk dan berikan obat pelan-pelan, untuk
mencegah aspirasi.
Jika menggunakan spuit, letakkan spuit sepanjang sisi lidah bayi,
Posisi ini mencegah gagging (reflex muntah) dan mengeluarkan
kembali obat yang diberikan.
6
jangka lama perlu direncanakan untuk diberikan secara rotasi. Posisi
jarum 45°
2. Intradermal (ID) yaitu menyuntikkan obat ke dalam lapisan dermis,
dibawah epidermis.
digunakan untuk skin test (TB, allergies). Absorpsi lambat dari dermis.
Menggunakan spuit tuberculinatau spuit 1 cc. Sudut insersi 5 to 15
derajat dengan lubang jarum menghadap ke atas. Hasil valid jika
terdapat indurasi/gelembung kecil saat penyuntikan, jika tidak ada
maka njeksi masuk sub kutan.
3. Intramuscular (IM) yaitu muenyontikkan obat ke dalam lapisan otot
tubuh .
Bertujuan memasukkan obat dengan cara menusukkan pada jaringan
otot. Jumlah obat yang dimasukkan lebih besar dibandingkan injeksi
subkutan. Absorbsi obat lbh cepat dibandingkan secara subkutan
karena banyaknya suplai darah diotot tubuh. Cara ini dapat mencegah
atau mengurangi iritasi obat namun dapat pula menyebabkan luka pada
kulit serta rasa takut pada os bila perawat kurang hati-hati. Posisi
jarum tegak lurus terhadap permukaan kulit (90° ).
7
Buka sebelum diberikan pada klien.
Ketika menyiapkan obat topikal, nasal, opthalmic dan obat-obat dan
kardus obat, ambil obat dari kotaknya dan periksa label untuk
memastikan isinya sesuai.
8
Keuntungan pemberian obat melalui parenteral adalah obat dapat
diabsorbsi dengan cepat melalui pembuluh darah. Cara parenteral ini dapat
dilakukan jika obat tidak dapat diabsorbsi melalui sistem gastrointestinal
atau malah akan dihancurkan olehnya. Obat juga diberikan pada klien
yang tidak sadar atau tidak kooperatif yang tidak dapat atau tidak mau
menelan obat oral. Disamping keuntungan diatas, terdapat beberapa
kerugian pada pemberian obat melalui parenteral ini. Klien, terutama
anak-anak akan merasa cemas jika akan disuntuk. Penyuntikan akan
menyebabkan timbulnya rasa nyeri dan tidak nyaman pada klien. Iritasi
atau reaksi lokal dapat terjadi akibat efek obat pada jaringan. Pemberian
obat melalui parenteral juga dapat menyebabkan terjadinya infeksi, kerena
itu diperlukan penggunaaan tehnik steril untuk menyiapkan dan
memberikan obat ini. Pemberian obat perenteral ini kontraindikasi untuk
klien yang mengalami masalah perdarahan atau sedang mendapatkan
terapi antikoagulan.
Obat yang disuntikkan ke dalam tubuh dapat berupa larutan cair atau
suspensi. Larutan cair disiapkan dalam tiga bentuk : ampul, vial dan unit
disposible. Untuk memberikan obat melalui parenteral ini diperlukan spuit
yang ukurannya bervariasi dari 0,5 ml nirigga 50 ml. Spuit yang lebih dari
5 ml jarang digunakan untuk menyuntik SC atau IM. Spuit yang lebih
besar Lab. biasanya digunakan untuk menyuntikkan obat melalui IV. Spuit
insulin berukuran 0,5 - 1 ml dan dikalibrasi dalam unit. Spuit tuberkulin
berukuran 1 ml dan dikalibrasi dalam mililiter. Spuit tuberkulin ini
digunakan untuk memberikan obat dibawah ml.
9
Perlu pencahayaan yang baik saat menyiapkan obat ini.
Buang bekas ampul pada tempat khusus setelah dibungkus dengan
kertas tissue
1. Cuci tangan
2. Siapkan alat-alat.
3. Periksa label obat dengan catatan pemberian obat atau kartu obaf
sesuai prinsip 12 benar.
4. Lakukan perhitungan dosis sesuai yang diperlukan
5. Pegang ampul dan turunkan cairan di atas leher ampul dengan
menjentikkan leher ampul atau putarkan dengan cara merotasjikan
pergelangan tangan
6. Usapkan kapas alkohol di sekeliling leher ampul dengan tangan
dominan, tempatkan jari tangan non dominan di sekeiiling bagian
bawah ampul dengan ibu jari melawan sudut
7. Patahkan tutup ampul dengan menjauhi diri dan orang yang ada di
dekat anda
8. Tempatkan tutup ampul pada kertas atau buang di tempat khusus
9. Buka tutup jarum.
10. Tekan plunger hingga habis, jangan aspirasi udara ke dalam spuit.
10
Tempat penusukan terakhir, alergi dan respon Klien pada
penyuntikan sebelumnya, yang tercatat pada catatan keperawatan
klien.
Tanda-tanda pada tempat tusukan (memar, kemerahan, kerusakan
kulit, nodul atau edema)
Faktor yang menentukan ukuran jarum yang sesuai (umur dan
ukuran tubuh klien, tempat injeksi, viskositas dan efek sisa dan
obat)
Jika obat mual atau nyeri diberikan dalam bentuk yang berbeda
(oral, parenteral atau rektal), biarkan Klien memilih sebelum
menyiapkan obat.
Jika klien confuse, diperlukan bantuan untuk menstabilkan tempat
tusukan dan mencegah kerusakan jaringan dari jarum Tempat
injeksi IM
11
Krim dengan antibiotic sering digunakan pada luka bakar atau
ulkus dekubitus. Krim adalah produk berbasis air dengan efek
mendinginkan dan emolien. Mereka mengandung bahan pengawet
untuk mencegah pertumbuhan bakteri dan jamur, tetapi bahan pengawet
tertentu dapat menyebabkan sensitisasi dan dermatitis kontak
alergi.Krim kurang berminyak dibandingkan salep dan secara kosmetik
lebih baik ditoleransi.
Sedangkan salep, dapat digunakan untuk melindungi kulit dari
iritasi atau laserasi kulit akibat kelembaban kulit pada kasus
inkontenansia urin atau fekal. Salep tidak mengandung air, mereka
adalah produk berbasis minyak yang dapat membentuk lapisan penutup
diatas permukaan kulit yang membantu kulit untuk mempertahankan
air. Salep nenghidrasi kulit yang kering dan bersisik serta
meningkatkan penyerapan zat aktif, dan karena itu berguna dalam
kondisi kulit kering kronis. Salep tidak mengandung bahan pengawet.
Losion adalah suspensi berair yang dapat digunakan pada
permukaan tubuh yang luas dan pada daerah berbulu.Losion memiliki
efek mengeringkan dan mendinginkan.
Obat transdermal adalah obat yang dirancang untuk larut
kedalam kulit untuk mendapatkan efek sistemik.Tersedia dalam bentuk
lembaran.Lembaran obat tersebut dibuat dengan membran khusus yang
membuat zat obat menyerap perlahan kedalam kulit. Lembaran ini juga
dapat sekaligus mengontrol frekuensi penggunaan obat selama 24 ± 72
jam
Tujuan pemberian pada kulit, yaitu :
Untuk mempertahankan hidrasi
Melindungi permukaan kulit
Mengurangi iritasi kulit
Mengatasi infeksi
Topical tetes hidung
• Dapat dilakukan secara mandiri
• Kaju luabng hidung kemungkinan adanya iritasi
12
• Posisikan pasien untuk memungkinkan obat mencapai sinus
yang terkena
• Jika psien menggunkan tampon, sebaiknya perasat dilakukan
oleh perawat atau petugas medis lainnya
Topical tetes mata
Hindari cornea.
Jangan menyentuh kelopak mata degan pipet untuk menghindari
resiko infeksi.
Gunakan hanya pada mata yang terkena
jangan pernah gunakan tetes mata pasien untuk orang lain.
Jika menggunakan salep mata : Oleskan salep sepanjang kelopak
mata, terutama pada kantung konjungtiva, kemudian minta
pasien menutup mata dan melakukan gerakan sirkuler.
Topical tetes telinga
Struktur sangat sensitif terhadap suhu yang ekstrim.
Gunakan larutan steril.
Adanya drainase yang keluar dapat mengindiksikan adana
infeksi atau ruptur gendang telinga .
Jangan sekali-kali menutup saluran telinga dengan pngan meipet
atau alat irigasi telinga
Jangan memaksakan obat masuk ke saluran telingan yang
tersumbat.
Topical (ointment)
Gunakan handscoon atau aplikator
Gunakan tehnik steril jika pasien terdapat luka terbuka.
Bersihkan kulit kemudian keringkan
Oleskan salep/pasta secara rata.
Ikuti petunjuk pengobatan.
II.2.4 Pemberian Obat secara Rektal.
Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau supositoria yang
akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal dilakukan untuk
13
memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax supp), hemoroid
(anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid supp). Pemberian obat
perektal memiliki efek yang lebih cepat dibandingkan pemberian obat
dalam bentuk oral, namun sayangnya tidak semua obat disediakan dalam
bentuk supositoria.
Pemberian Obat Melalui Rektum
Bentuk obatnya bisa enema (cairan) dan supositoria.
Beberapa keuntungan supositoria :
Tidak menyebabkan iritasi pada saluran cerna bagian
atas.
Beberapa obat tertentu diabsorbsi lebih baik oleh mukosa
rektum dari pada dengan cara pemberian yang lain.
14
Vaginal: gunakan sarungtangan, berikan privaci, self-
administer, jika tedapat dainase,keluarkan telebih dulu
Suppositoria vagina
Lepaskan bungkus alumunium foil supositoria dan oleskan jelly
pelicin yang larut dalam air pada ujung supositoria yang bulat
dan halus. Lumaskan jari telunjuk yang telah dipasang sarung
tangan dari tangan dominan.
Dengan tangan non dominan yang sudah terpasang sarung
tangan, lihat lubang vagina dengan cara membuka dengan
lembut labia mayora.
Masukkan ujung bulat supositoria sepanjang dinding kanal
vagina posterior sepanjang dinding posterior lubang vagina
sampai sepanjang jari telunjuk (7.5–10cm), untuk memastikan
distribusi obat sepanjang dinding vagina.
Tarik jari dan bersihkan pelumas yang tersisa disekitar orifisium
dan labia.
Prinsip pemberian obat enema dan supositoria :
Untuk mencegah peristaltik, lakukan enema retensi secara pelan
dengan cairan sedikit (tidak lebih dari 120 cc) dan gunakan
rectal tube kecil.
Selama pemberian enema os bebaring miring ke kiri dan
bernafas melalui mulut agar sfingter rileks.
Retensi enema dilakukan setelah pasien BAB.
Untuk Eneme anjurkan pasien untuk berbaring telentang selama
30 menit setelah pemberian enema.
15
II.2.5 Pemberian Obat secara Inhalasi
Pemberian obat melalui saluran pernafasan melalui penghisapan. Saluran
nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan demikian
berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya.
16
2. Jika telah menggeser / mendorong tuas pada Diskus, JANGAN
mengarahkan mouthpiece ke arah bawah karena obat akan terbuang
Cara Penggunaan
1. Letakkan Diskus pada telapak tangan (posisi : ibu jari pada Thumb
Grip), dorong ke arah kanan s/d terdengar “Klik”
2. Setelah terbuka, maka terlihat Mouthpiece/tempat hisap.\
3. Geser Dose lever, dgn cara mendorong tuas s/d terdengar “Klik”.
Maka akan mengurangi angka pada Dose Counter.
4. Keluarkan/buang nafas.
5. Letakkan alat di mulut yaitu diantara bibir.
6. Hisap obat dengan menarik nafas dalam.
7. Keluarkan alat dari mulut.
8. Tahan napas 10 detik, kemudian bernafaslah secara perlahan.
9. Tutup Diskus dgn mendorong kembali thumb grip ke arah
berlawanan
TURBUHALER
1. Lepaskan tutup turbuhaler, tarik inhaler ke atas.
2. Putar turbuhaler ke kanan, selanjutnya ke kiri dengan cepat.
Kemudian akan terdengar “Klik”
3. Keluarkan/buang nafas.
4. Letakkan alat di mulut yaitu pada diantara bibir.
5. Hisap obat dengan menarik nafas kuat & dalam.
6. Keluarkan alat dari mulut
7. Tahan napas 10 detik, kemudian bernafaslah secara perlahan.
8. Tutup kembali turbuhaler
Harus diperhatikan Selalu perhatikan jumlah dosis yang tersisa pada
window!
Inhaler Dosis Terukur Dengan Spacer
17
Spacer digunakan jika terjadi kesulitan menggunakan MDI, spacer
membantu penghantaran obat ke saluran pernafasan
Penggunaan spacer direkomendasikan untuk anak-anak
Cara Penggunaan
1. Kocok inhaler
2. Lepaskan penutup inhaler
3. Masukkan inhaler ke dalam spacer
4. Keluarkan / buang nafas
5. Masukkan spacer ke dalam mulut, letakkan diantara gigi lalu bibir
dirapatkan
6. Tekan bagian atas dari inhaler
7. Lakukan inspirasi perlahan sampai maksimal
8. JIKA terdengar bunyi seperti pluit, yang berarti menarik nafas terlalu
cepat, TARIK nafas lebih perlahan
Cara Membersihkan
1. Pisahkan inhaler dari spacer.
2. Bilas spacer dengan air hangat (seminggu sekali).
3. Biarkan mengering dengan sendirinya
4. Pastikan saluran tidak terhambat dengan meniup spacer.
NEBULIZER
Cara Penggunaan
1. Buka tutup tabung obat nebulizer dan masukkan cairan obat ke
dalamnya.
2. Letakkan “mouth piece” di antara gigi & bibir (atau dapat juga
digunakan masker uap untuk anak-anak).
3. Tekan tombol “On”
4. Bernapas dgn normal dan hirup uap obat yang keluar sampai obat habis
5. Matikan nebulizer
6. Bersihkan wadah obat pada nebulizer menggunakan air hangat, biarkan
mongering.
18
HANDIHALER
Cara Penggunaan
1. Buka tutup handihaler dengan menekan bagian no.5 sambil menarik
bagian no.1
2. Tarik “mouth piece” hingga tempat kapsul obat terlihat
3. Buka bungkus kapsul
4. Tempatkan di bagian tengah handihaler
5. Tutup kembali bagian “mouth piece” hingga terdengar bunyi klik
6. Tekan bagian No.5 untuk melubangi kapsul obat (jangan menekan
lebih dari 1 kali)
7. Buang napas untuk mengosongkan udara paru, kemudian lakukan
inspirasi maksimal
8. Tahan napas selama beberapa detik, kemudian buang napas seperti
biasa
9. Ulangi langkah No. 7 dan No.8 untuk kedua kalinya dengan kapsul
obat yang sama (untuk memperoleh dosis penuh).
Perhatian Untuk Handihaler:
Selama melakukan inspirasi maksimal, tarikan napas yang benar ditandai
oleh kapsul obat yang bergetar, bila tidak terjadi, maka tarikan napas
kurang tepat.
Perhatian Umum:
Setelah menggunakan alat inhalasi yang mengandung kortikosteroid,
seperti: Seretide Inhaler, Seretide Discus, Symbicort Turbuhaler.kumur
kumur dengan air bersih untuk menghindari infeksi jamur.
II.3 Prinsip 12 Benar Pemberian Obat
dalam memberikan obat harus memperhatikan resep obat yang diberikan harus
tepat, hitungan yang tepat pada dosis yang diberikan sesuai resep dan selalu
menggunakan prinsip 12 benar, yaitu:
1. Benar Obat
19
Sebelum mempersiapkan obat ketempatnya perawat harus memperhatikan
kebenaran obat sebanyak 3 kali yaitu ketika memindahkan obat dari
tempat penyimpanan obat, saat obat diprogramkan, dan saat
mengembalikan ketempat penyimpanan. Jika labelnya tidak terbaca, isinya
tidak boleh dipakai dan harus dikembalikan ke bagian farmasi.
Obat memiliki nama dagang dan nama generik. Setiap obat dengan nama
dagang yang asing harus diperiksa nama generiknya, bila perlu hubungi
apoteker untuk menanyakan nama generik atau kandungan obat. Jika
pasien meragukan obatnya, perawat harus memeriksanya lagi. Saat
memberi obat perawat harus ingat untuk apa obat itu diberikan. Ini
membantu perawat mengingat nama obat dan kerjanya.
2. Benar Dosis
Untuk menghindari kesalahan pemberian obat, maka penentuan dosis
harus diperhatikan dengan menggunakan alat standar seperti obat cair
harus dilengkapi alat tetes, gelas ukur, spuit atau sendok khusus, alat untuk
membelah tablet dan lain-lain sehingga perhitungan obat benar untuk
diberikan kepada pasien.
20
Klien berhak untuk mengetahui alasan obat
Klien berhak untuk menolak penggunaan sebuah obat
Membedakan klien dengan dua nama yang sama
4. Benar Cara Pemberian
Obat dapat diberikan melalui sejumlah rute yang berbeda. Faktor yang
menentukan pemberian rute terbaik ditentukan oleh keadaan umum pasien,
kecepatan respon yang diinginkan, sifat kimiawi dan fisik obat, serta
tempat kerja yang diinginkan. Obat dapat diberikan peroral, sublingual,
parenteral, topikal, rektal, inhalasi.
a. Oral adalah rute pemberian yang paling umum dan paling banyak
dipakai, karena ekonomis, paling nyaman dan aman. Obat dapat juga
diabsorpsi melalui rongga mulut (sublingual atau bukal) seperti tablet
ISDN.
b. Parenteral. Kata ini berasal dari bahasa Yunani, para berarti
disamping, enteron berarti usus, jadi parenteral berarti diluar usus, atau
tidak melalui saluran cerna, yaitu melalui vena (perset / perinfus).
c. Topikal yaitu pemberian obat melalui kulit atau membran mukosa.
Misalnya salep, losion, krim, spray, tetes mata.
d. Rektal. Obat dapat diberi melalui rute rektal berupa enema atau
supositoria yang akan mencair pada suhu badan. Pemberian rektal
dilakukan untuk memperoleh efek lokal seperti konstipasi (dulkolax
supp), hemoroid (anusol), pasien yang tidak sadar / kejang (stesolid
supp). Pemberian obat perektal memiliki efek yang lebih cepat
dibandingkan pemberian obat dalam bentuk oral, namun sayangnya
tidak semua obat disediakan dalam bentuk supositoria.
e. Inhalasi yaitu pemberian obat melalui saluran pernafasan. Saluran
nafas memiliki epitel untuk absorpsi yang sangat luas, dengan
demikian berguna untuk pemberian obat secara lokal pada salurannya.
5. Benar Waktu
Pemberian obat harus benar-benar sesuai dengan waktu yang
dprogramkan, karena berhubungan dengan kerja obat yang dapat
menimbulkan efek terapi dari obat.
21
a. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu yang telah ditetapkan
b. Dosis obat harian diberikan pada waktu tertentu dalam sehari.
Misalnya seperti dua kali sehari, tiga kali sehat, empat kali sehari dan
6 kali sehari sehingga kadar obat dalam plasma tubuh dapat
dipertimbangkan
c. Pemberian obat harus sesuai dengan waktu paruh obat (t ½ ). Obat
yang mempunyai waktu paruh panjang diberikan sekali sehari, dan
untuk obat yang memiliki waktu paruh pendek diberikan beberapa kali
sehari pada selang waktu tertentu
d. Pemberian obat juga memperhatikan diberikan sebelum atau sesudah
makan atau bersama makanan
e. Memberikan obat obat-obat seperti kalium dan aspirin yang dapat
mengiritasi mukosa lambung bersama-sama dengan makanan
f. Menjadi tanggung jawab perawat untuk memeriksa apakah klien telah
dijadwalkan untuk memeriksa diagnostik, seperti tes darah puasa yang
merupakan kontraindikasi pemeriksaan obat
6. Benar Dokumentasi
Setelah obat itu diberikan, harus didokumentasikan, dosis, rute, waktu dan
oleh siapa obat itu diberikan. Pemberian obat sesuai dengan standar
prosedur yang berlaku di rumah sakit. Dan selalu mencatat informasi yang
sesuai mengenai obat yang telah diberikan serta respon klien terhadap
pengobatan.
22
Klien berhak untuk menolak dalam pemberian obat. Perawat harus
memberikan Inform consent dalam pemberian obat.
9. Benar Pengkajian
Perawat selalu memeriksa TTV (Tanda-tanda vital) sebelum pemberian
obat.
10. Benar Evaluasi
Perawat selalu melihat/memantau efek kerja dari obat setelah
pemberiannya.
23
BAB III
PENUTUP
III.1 Kesimpulan
Dalam pemberian obat memerlukan persiapan yang baik dan teliti. Obat
memiliki efek samping maupun efek terapeutik. Keberhasilan kerja obat
dipengaruhi pula dengan cara pemberian yang tepat. Pentingnya pemahaman
dalam prosedur pemberian obat sehingga meminimalisir kesalahan dalam
pemberian dengan memegang prinsip 12 benar yakni benar obat, benar dosis,
benar waktu, benar pasien, benar cara pemberian, benar dokumentasi, benar
pendidikan kesehatan terkait medikasi, hak pasien untuk menolak, benar
pengkajian, benar evaluasi, benar reaksi obat dengan makanan dan benar reaksi
obat dengan obat lain.
III.2 Saran
Perawat sebagai tenaga medis perlu memahami dengan baik prosedur
pemberian obat baik secara topikal, supositoria, intratekal maupun tetes.
Mencegah kesalahan dalam pemberian obat dapat dilakukan dengan
melaksanakan prinsip 12 benar dalam pemberian sehingga tidak terjadi dampak
yang fatal yang dapat merugikan pasien.
24
DAFTAR PUSTAKA
https://thefuturisticlovers.wordpress.com
https://thefuturisticlovers.wordpress.com/2012/06/09/pengetahuan-prinsip-12-benar-cara-
pemberian-obat/
https://idtesis.com/pengertian-obat-berbagai-ahli/
http://indahpuspa074.blogspot.com/2014/09/prosedur-pemberian-obat-dalam.html
http://mahasiswafarmasibicara.blogspot.com/2013/10/pemberian-obat-secara-topikal.html
http://fk.unsoed.ac.id/wpcontent/uploads/modul%20labskill/genap%20I/Genap%20I%20-
%20Pemberian%20Obat%20Secara%20Parenteral.pdf
https://www.pikhospital.co.id/info/77/alat-inhalasi
25