Anda di halaman 1dari 37

TUGAS KELOMPOK 2

“Pengobatan Tradisional Herbal”


Disusun untuk memenuhi salah satu tugas Mata Kuliah
Falasah Keperawatan
(Dosen Pengampuh: Ns. Ponirah, S. Kep.,M.Kes)

Disusun Oleh :

1. ALDINA WAHYUNISYA (0432950421079)


2. ERNAWATI DWI R (0432950421099)
3. IRA SELVIA (0432950421083)
4. JUNAEDI SUMINTA (0432950421074)
5. NURELI SAHPUTRI (0432950421073)
6. SITI JAENAB SYENI (0432950421072)
7. SRI PADEMI (0432950421098)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BANI SALEH


TAHUN 2021

i
ii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur senantiasa terpanjatkan kehadirat Allah SWT atas segala
keagungan dan kebesaran-Nya hanya dengan petunjuk, rahmat, dan karunia-Nya
sehingga penyusunan makalah yang berjudul “Pengobatan Tradisional Herbal”
ini dapat terselesaikan dan dapat memenuhi sebagai tugas Mata Kuliah Falsafah
Keperawatan. Penyusunan makalah ini, penulis banyak mendapatkan bimbingan,
bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Selain itu, makalah ini bertujuan
menambah wawasan bagi para pembaca dan juga bagi penulis. Kami sebagai
penyusun mengucapkan terima kasih kepada Ibu Ns. Ponirah, S. Kep.,M.Kes
selaku dosen Mata Kuliah Falsafah Keperawatan. Ucapan terima kasih juga
disampaikan kepada semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah
ini.

Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini banyak kekurangan dan
masih jauh dari kata sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan adanya saran
dan kritik yang bersifat membangun sebagai acuan dalam menyempurnakan
makalah ini.

Bogor, 12 Desember 2021


Penyusun,

Kelompok 2

ii
i
iii

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... i
Daftar Isi .................................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ........................................................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah ................................................................................... 2
1.3 Tujuan Penulisan...................................................................................... 2
1.4 Manfaat Penulisan ................................................................................... 3
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Definisi Terapi Komplementer ................................................................
2.2 Sejarah Pengobatan Herbal ......................................................................
2.3 Tujuan Terapi Komplementer .................................................................
2.4 Jenis-Jenis Terapi Komplementer ............................................................
2.5 Terapi Komplementer Herbal .................................................................
2.6 Hubungan Pengobatan Herbal dengan Kesehatan/ Keperawatan ............
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan ...........................................................................................................
3.2 Saran ......................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA

ii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dalam dunia keperawatan kita mempelajari apa yang dimaksud
dengan Keperawatan Komplementer. Komplementer maupun terapi
komplementer merupakan metode penyembuhan yang caranya berbeda
dari pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang mengandalkan
obat kimia dan operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga kesehatan.
Banyak terapi modalitas yang digunakan pada terapi komplementer mirip
dengan tindakan keperawatan seperti teknik sentuhan, masase, dan
manajemen stress. Menurut WHO (World Health Organization),
pengobatan komplementer adalah pengobatan non-konvensional yang
bukan berasal dari negara yang bersangkutan. Sebagai contoh di indonesia,
jamu misalnya, bukan termasuk pengobatan komplementer tetapi
merupakan pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud
adalah pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan
diturunkan secara turun-temurun pada suatu negara. Tapi di Filipina
misalnya, jamu buatan Indonesia bisa dikategorikan sebagai pengobatan
komplementer. Bagi perawat yang tertarik mendalami terapi
komplementer dapat dimulai dengan tindakan-tindakan keperawatan atau
terapi modalitas yang berada pada bidang keperawatan yang dikuasai
secara mahir berdasarkan perkembangan teknologi terbaru.
Jadi, keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawatan
yang menerapkan pengobatan non-konvensional yang tujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif
untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi
terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang
tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik tapi belum dalam
kedokteran konvensional. Jenis- jenis terapi komplementer dari hasil

1
2

penelitian, pendapat mahasiswa perawat tentang terapi komplementer yang


direkomendasikan untuk perawat adalah masase, terapi musik, diet, teknik
relaksasi, vitamin, dan produk herbal. Menurut National Institute of Health
(NIH), terapi komplementer dikategorikan menjadi 5 yaitu Biological
Based Practice yang meliputi herbal dan vitamin, mind body techniques
yang meliputi meditasi, Manipulative and body based practice yang
meliputi pijat dan refleksi, Energy therapies yang meliputi terapi medan
magnet, dan Ancient medical system yang meliputi obat tradisional
chinese, aryuvedic, serta akupuntur.
Selama berabad-abad, berbagai macam obat telah berupaya
ditemukan manusia untuk mengobati berbagai penyakit. Sejak zaman yang
paling awal, obat tradisional yang kebanyakan berupa obat herbal telah
digunakan untuk mengobati penyakit. Misalnya Papirus Ebers, yang
disusun di Mesir sekitar abad ke-16 SM, memuat ratusan obat rakyat untuk
berbagai penyakit. Akan tetapi, pengobatan herbal biasanya diturunkan
secara lisan dari generasi ke generasi. Meskipun ada yang berpendapat
bahwa obat tradisional atau obat herba lebih aman daripada obat-obat
farmasi modern, obat tradisional bukannya tidak berisiko. Peringatan dan
rekomendasi apa saja yang hendaknya dicamkan seseorang sewaktu
mempertimbangkan pengobatan herbal atau obat tradisional? Sebelum
membahas mengenai risiko obat tradisional, berikut ini adalah beberapa
resep obat tradisional dan fakta pengobatan dari masing-masing resep
tersebut yang berkhasiat untuk mengatasi beberapa jenis penyakit dan
mengatasi problem untuk penampilan pribadi.
Pengobatan Herbal dan Kembali ke alam adalah dua phrase kata
yang banyak kita dengar akhir akhir ini. Pengobatan secara herbal
merupakan pilihan alternatif yang banyak diminati masyarakat terutama
dalam bidang pengobatan. Maka dari itu dalam makalah ini akan dibahas
salah satu dari jenis terapi tersebut yaitu biological based practice yang
meliputi keperawatan komplementer dengan menggunakan herbal,
vitamin, maupun suplemen lain.

2
3

1.2 Rumusan Masalah


1. Bagaimanakah definisi terapi komplementer secara umum?
2. Bagaimanakah sejarah pengobatan herbal?
3. Apakah tujuan dari terapi komplementer?
4. Apasajakah jenis-jenis terapi komplementer?
5. Apa sajakah penggolongan obat bahan alam dalam keperawatan
komplementer berbasis biologi/herbal?
6. Bagaimanakah hubungan pengobatan herbal dengan kesehatan/
keperawatan?
1.3 Tujuan Penulisan
1. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami definisi
komplementer secara umum.
2. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami sejarah pengobatan
herbal.
3. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami tujuan dari terapi
komplementer.
4. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami jenis-jenis terapi
komplementer.
5. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami penggolongan obat
bahan alam dalam keperawatan komplementer berbasis
biologi/herbal.
6. Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami hubungan
pengobatan herbal dengan kesehatan/ keperawatan.
1.4 Manfaat Penulisan
Diharapkan mahasiswa dapat mengerti dan memahami tentang
keperawatan komplementer berbasis biologi/herbal, sehingga dapat
memberikan informasi kepada masyarakat dan bisa menjadi acuan serta
pedoman keperawatan komplementer khususnya bagi mahasiswa serta
mahasiswi keperawatan dalam memberikan pelayanan terapi
komplementer ataupun pengobatan komplementer kepada masyarakat
umum serta dalam memberikan asuhan keperawatan di rumah sakit bagi
masyarakat nantinya.

3
4

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 PENGERTIAN TERAPI KOMPLEMENTER


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), Terapi
merupakan usaha untuk memulihkan kesehatan orang yang sedang sakit,
pengobatan penyakit, perawatan penyakit. Komplementer adalah bersifat
melengkapi, bersifat menyempurnakan. Menurut WHO (World Health
Organization), Pengobatan komplementer adalah pengobatan non-
konvensional yang bukan berasal dari negara yang bersangkutan, misalnya
jamu yang merupakan produk Indonesia dikategorikan sebagai pengobatan
komplementer di Negara Singapura. Di Indonesia sendiri, jamu dikategorikan
sebagai pengobatan tradisional. Pengobatan tradisional yang dimaksud adalah
pengobatan yang sudah dari zaman dahulu digunakan dan diturunkan secara
turun – temurun pada suatu negara.
Terapi Komplementer merupakan metode penyembuhan yang caranya
berbeda dari pengobatan konvensional di dunia kedokteran, yang
mengandalkan obat kimia dan operasi, yang dapat dilakukan oleh tenaga
kesehatan. Banyak terapi modalitas yang digunakan pada terapi
komplementer mirip dengan tindakan keperawatan seperti teknik sentuhan,
massage dan manajemen stress. Terapi komplementer merupakan terapi
tambahan bersamaan dengan terapi utama dan berfungsi sebagai terapi
suportif untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan
berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan definisi pengobatan
komplementer tradisional – alternatif adalah pengobatan non konvensional
yang ditujukan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi
upaya promotif, preventif, kuratif dan rehabilitatif yang diperoleh melalui
pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik. Dalam penyelenggaraannya, terapi
komplementer harus sinergi dan terintegrasi dengan pelayanan pengobatan
konvensional dengan tenaga pelaksananya dokter, dokter gigi dan tenaga

4
5

kesehatan lainnya yang memiliki pendidikan dalam bidang pengobatan


komplementer tradisional – alternatif.
Jadi dapat disimpulkan, keperawatan komplementer adalah cabang ilmu
keperawatan yang menerapkan pengobatan non konvensional yang ditujukan
untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif untuk
mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan berkontribusi terhadap
penatalaksanaan pasien secara keseluruhan, diperoleh melalui pendidikan
terstruktur dengan kualitas, keamanan dan efektifitas yang tinggi
berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik.

2.2 SEJARAH PENGOBATAN HERBAL


Di catatan sejarah, studi mengenai tumbuh-tumbuhan herbal dimulai
pada 5,000 yang lalu pada bangsa Sumerians, yang telah menggunakan
tumbuh-tumbuhan herbal untuk kepentingan pengobatan, seperti itu seperti
pohon salam, sejenis tanaman pewangi, dan semacam tumbuhan. Orang-
orang Mesir dari 1000 BC. dikenal untuk memiliki digunakan bawang putih,
candu, minyak jarak, ketumbar, permen, warna/tanaman nila, dan tumbuh-
tumbuhan herbal lain untuk pengobatan. Dalam dokumen Kuno juga
menyebutkan penggunaan tanaman/jamu herbal, termasuk tanaman mandrak
(beracun), vetch, sejenis tanaman pewangi, gandum, jewawut, dan gandum
hitam.
Bangsa Yunani dan bangsa Roma kuno melakukan penggunaan
tanaman herbal untuk penyembuhan. Sebagaimana tertulis dalam catatan
Hipocrates, terutama Galen praktek bangsa Yunani dan Roma dalam
pengobatan herbal menjadi acuan dalam pelaksanaan pengobatan di barat
pada kemudian hari. Yunani dan praktek-praktek Roma yang berhubung
dengan obat, seperti yang dipelihara di dalam tulisan Hippocrates dan -
terutama -Kekasih, yang dengan syarat pola-pola untuk pengobatan barat
yang kemudiannya. Hippocrates menganjurkan pemakaian herbal yang
sederhana, seperti udara yang sehat,segar dan bersih, istirahat dan diet yang
wajar.

5
6

Sejak jaman dulu kala, dimana pengobatan ala barat belum dikenal,
penggunaan tanaman berkhasiat obat atau lebih umum dikenal dengan herbal
sebenarnya sudah dilakukan oleh masyarakat. Tetapi lambat laun
tersingkirkan karena pengaruh perkembangan pengobatan kedokteran yang
pesat dan menjadikan herbal sebagai alternatif pilihan saja. Padahal sejak
zaman kerajaan kerajaan di nusantara waktu lampau sudah banyak terbukti
keampuhan dan khasiat herbal, dan disamping itu lebih murah meriah dan
efek samping yang ditimbulkan sangat kecil. Tetapi walaupun begitu masih
banyak masyarakat kita yang meragukan khasiat herbal.

2.3 TUJUAN TERAPI KOMPLEMENTER


Terapi komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem
– sistem tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh
dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit, karena tubuh kita
sebenarnya mempunyai kemampuan untuk menyembuhkan dirinya sendiri,
asalkan kita mau mendengarkannya dan memberikan respon dengan asupan
nutrisi yang baik lengkap serta perawatan yang tepat.

2.4 JENIS-JENIS TERAPI KOMPLEMENTER


Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer
dikategorikan menjadi 5, yaitu :
1. Biological Based Practice : herbal, vitamin, dan suplemen lain.
2. Mind-body techniques : meditasi, hypnomedis.
3. Manipulative and body-based practice : pijat, refleksi.
4. Energy therapies : terapi medan magnet.
5. Ancient medical systems : obat tradisional chinese, aryuvedic,
akupuntur.
Di Indonesia, ada 3 jenis teknik pengobatan komplementer yang telah
ditetapkan oleh Departemen Kesehatan untuk dapat diintegrasikan ke dalam
pelayanan konvensional, yaitu sebagai berikut :
1. Akupunktur medik yaitu metode yang berasal dari Cina ini diperkirakan
sangat bermanfaat dalam mengatasi berbagai kondisi kesehatan tertentu

6
7

dan juga sebagai analgesi (pereda nyeri). Cara kerjanya adalah dengan
mengaktivasi berbagai molekul signal yang berperan sebagai komunikasi
antar sel. Salah satu pelepasan molekul tersebut adalah pelepasan
endorphin yang banyak berperan pada sistem tubuh.
2. Terapi hiperbarik, yaitu suatu metode terapi dimana pasien dimasukkan ke
dalam sebuah ruangan yang memiliki tekanan udara 2 – 3 kali lebih besar
daripada tekanan udara atmosfer normal (1 atmosfer), lalu diberi
pernapasan oksigen murni (100%). Selama terapi, pasien boleh membaca,
minum, atau makan untuk menghindari trauma pada telinga akibat
tingginya tekanan udara.
3. Terapi herbal medik, yaitu terapi dengan menggunakan obat bahan alam,
baik berupa herbal terstandar dalam kegiatan pelayanan penelitian maupun
berupa fitofarmaka. Herbal terstandar yaitu herbal yang telah melalui uji
preklinik pada cell line atau hewan coba, baik terhadap keamanan maupun
efektifitasnya.

Berdasarkan Permenkes RI Nomor : 1109/Menkes/Per/2007 Jenis


Terapi Komplementer adalah :
1. Intervensi tubuh dan pikiran (mind and body interventions) : Hipnoterapi,
mediasi, penyembuhan spiritual, doa dan yoga
2. Sistem pelayanan pengobatan alternatif : akupuntur, akupresur, naturopati,
homeopati, aromaterapi, ayurveda.
3. Cara penyembuhan manual : chiropractice, healing touch, tuina, shiatsu,
osteopati, pijat urut.
4. Pengobatan farmakologi dan biologi : jamu, herbal, gurah.
5. Diet dan nutrisi untuk pencegahan dan pengobatan : diet makro nutrient,
mikro nutrient.
6. Cara lain dalam diagnosa dan pengobatan : terapi ozon, hiperbarik.

7
8

2.5 TERAPI KOMPLEMENTER HERBAL


Terapi komplementer herbal dapat berupa jamu, obat terstandar,
fitofarmaka, dan juga tanaman obat.
1. Jamu
a. Pengertian Jamu
Jamu adalah obat tradisional yang diracik dengan
menggunakan bahan tanaman sebagai penyusun jamu tersebut. Jamu
disajikan secara tradisional dalam bentuk serbuk seduhan, pil, atau
cairan. Satu jenis jamu bisa disusun dari berbagai tanaman obat yang
jumlahnya antara 5 – 10 macam, bahkan bisa lebih. Jamu tidak
memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup dengan
bukti empiris. Walaupun demikian, jamu harus memenuhi persyaratan
keamanan dan standar mutu. Jamu hanya dapat dikonsumsi sebagai
mencegah, mengurangi atau mengatasi keluhan yang dialami
seseorang, bukan menyembuhkan suatu diagnosa penyakit. Secara
umum, jamu dibedakan menjadi dua, yaitu yang bertujuan untuk
menjaga kesehatan dan yang dimanfaatkan untuk mengobati keluhan
penyakit.
Menurut peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 246 tahun 1992, pengertian jamu adalah obat tradisional yang
bahan bakunya simplisia yang sebagian besar belum mengalami
standarisasi dan belum pernah diteliti, bentuk sediaan masih sederhana
berwujud serbuk seduhan, rajangan untuk seduhan, dan sebagainya.
Oleh karena itu, jamu merupakan bagian dari obat tradisional yang
berasal dari tumbuh-tumbuhan dan hewan. Melalui proses produksi
yang telah dilakukan oleh beberapa industri kecil obat tradisional yang
masih menggunakan tekhnologi yang relatif sederhana (tradisional)
karena jamu yang dihasilkan adalah berupa serbuk jamu.
Obat bahan alam termasuk jamu yang diproduksi oleh industri
obat bahan alam (IOT) maupun industri kecil obat bahan alam (IKOT)
mempunyai persyaratan yang sama yaitu aman untuk digunakan,

8
9

berkhasiat atau bermanfaat dan bermutu baik (Lestari, 2007).


Pengembangan bahan obat diawali dengan sintesis atau isolasi dari
berbagai sumber yaitu dari tanaman, jaringan hewan, kultur mikroba,
dan dengan tehnik bioteknologi (Sukandar, 2008).
b. Manfaat dan Bahaya Jamu
Jamu memiliki berbagai macam manfaat yang sangat
menguntungkan kesehatan tubuh manusia. Adapun manfaat dari jamu
antara lain untuk menjaga kebugaran tubuh, menjaga kecantikan,
mencegah penyakit, dan mengobati penyakit. Jamu dapat dikatakan
juga berbahaya bagi kesehatan dan bahaya yang ditimbulkan pada
jamu bersifat akumulatif. Hal ini dapat terjadi disebabkan oleh
beberapa faktor, antara lain :
1. Digunakan secara terus menerus atau sembarangan
2. Digunakan dalam jumlah yang berlebihan / dosis berlebih
3. Salah mengonsumsi jamu atau mengonsumsi jamu palsu
(bercampur dengan obat sintetik) ( Yuliarti, 2008). Bahaya jamu
bagi kesehatan tubuh bergantung pada jenis dan macamnya.
Kebanyakan jamu yang memiliki khasiat yang spontan dapat
menimbulkan dampak berbahaya bagi kesehatan diri. Seperti kita
ketahui tanpa dicampur bahan berbahaya pun, terkadang sejumlah
jamu bisa mengandung bahan berbahaya secara alami. Hal ini terjadi
karena sebagian besar jamu yang beredar dimasyarakat belum teruji
khasiat dan keamannanya. Perlu diketahui, dalam suatu jenis bahan
makanan termasuk bahan obat tradisional sebagian besar mengandung
dua macam zat. Di satu sisi bahan tersebut mengandung racun, dan
tidak semua bahan yang terdapat di alam dapat langsung kita
konsumsi. Oleh karena itu, bahaya yang ditimbulkan oleh jamu sangat
memungkinkan apalagi dicampurdengan obat-obatan.

9
10

c. Kelebihan dan Kekurangan Jamu


Jamu memang memiliki kelebihan dibandingkan dengan obat
– obatan kimia atau yang kita kenal dengan obat apotek. Namun
demikian, jamu juga memiliki kekurangan. Karena itu, sebelum
mengonsumsi jamu hendaknya kita memahami segala kelebihan dan
kekurangan jamu dengan baik. Kelebihan jamu diantaranya adalah :
1. Harganya relatif murah.
2. Dapat terjangkau seluruh lapisan masyarakat .
3. Tersedia di alam sekitar kita, misalnya : kunyit, jahe, kencur.
4. Kandungan kimia di dalam jamu formulasinya lebih ringan
dibandingkan obat sintetis.
5. Dapat dikonsumsi sehari-hari karena kandungannya mengandung
bahan kimia alami.
Selain berbagai kelebihan di atas jamu juga memilki
kekurangan diantaranya yaitu :
1. Efek yang dirasakan tidak dapat secara spontan.
2. Belum ada standarisasi yang baku terhadap jamu dalam segi
keamanan terhadap produk ini.
3. Penelitian tentang jamu yang belum banyak dilakukan maka dosis
teapat suatu sediaan jamu belum dapat dipastikan dengan jelas.
Untuk itu, dalam mengkonsumsi jamu, obat medis
modern, herbal maupun memanfaatkan pengetahuan tradisional
hendaknya tetap mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
1. Dosis dan frekuensi premakaian, termasuk seberapa banyak dan
berapa kali harus diminum dalam sehari.
2. Waktu mengkonsumsi sesudah atau sebelum makan.
3. Pertimbangkan kondisi kesehatan secara menyeluruh, termasuk
tekanan darah dan gangguan pencernaan seperti maag.
4. Kebersihan, mutu, dan kualitas produk.
5. Perhatikan pula tanggal kadaluarsa produk.
6. Jangan mengkonsumsi jamu, obat medis, herbal serta terapi

10
11

tradisional yang lain pada waktu, hari dan jam yang sama.

d. Obat Herbal Terstandar


Di dalam bentuk herbal standar ini memiliki sedikit perbedaan
dengan jamu. Umumnya, herbal standar telah mengalami
pemrosessan, misalnya berupa ekstrak atau kapsul. Ekstrak dari herbal
tersebut telah diteliti khasiat dan keamanannya melalui uji pra klinis.
Uji tersebut melalui beberapa proses antara lain : uji penerapan
standar kandungan bahan, proses pembuatan ekstrak, higenitas, serta
uji toksisitas.
Obat Herbal Terstandar (Standarized based Herbal Medicine)
merupakan obat tradisional yang disajikan dari hasil ekstraksi atau
penyarian bahan alam, baik tanaman obat, binatang, maupun mineral
(Lestari, 2007). Dalam proses pembuatan obat herbal standar ini
dibutuhkan peralatan yang tidak sederhana dan lebih mahal daripada
pembuatan jamu. Tenaga kerja yang dibutuhkan pun harus di dukung
dengan keterampilan dan pengetahuan membuat ekstrak.
Menurut penelitian masa kini, obat obat herbal memang
bermanfaat untuk kesehatan, dan kini digencarkan penggunaannya
karena lebih mudah dijangkau masyarakat, baik harga maupun
ketersediaannya. Obat tradisional pada saat ini banyak digunakan
karena menurut beberapa penelitian tidak terlalu menyebabkab efek
samping, karena masih bisa dicerna oleh tubuh.
Mengenai pengertian obat herbal sendiri sebenarnya sangat
banyak versinya. Versi pertama mengatakan bahwa yang dinamakan
obat herbal merupakan obat yang berasal dari tumbuhan yang
diproses/ diekstrak sedemikian rupa sehingga menjadi serbuk, pil atau
cairan yang dalam prosesnya tidak menggunakan zat kimia. Seperti
dalam definisi dan pengertian obat herbal, dapat kita ketahui bersama
bahwa obat herbal dapat menyembuhkan penyakit dengan efek
samping yang minim karena dibuat dari bahan-bahan yang alami,

11
12

tidak seperti obat-obat sintetis yang dapat memberikan efek samping


baik secara langsung maupun setelah waktu yang lama.
Versi kedua merupakan definisi dan pengertian obat tradisional
berdasarkan Peraturan Menteri kesehatan Nomor
246/Menkes/Per/V/1990 Pasal 1 menyatakan bahwa : definisi dan
pengertian obat herbal atau Obat tradisional merupakan bahan atau
ramuan bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan
mineral, sediaan galenik atau campuran dan bahan-bahan tersebut,
yang secara traditional telah digunakan untuk pengobatan berdasarkan
pengalaman. Contoh herbal terstandar antara lain : Diapet, Kiranti
Pegel Linu, Kiranti Sehat Datang Bulan, Fitogaster, Fitolac, dan lain
sebagainya.

2. Tumbuhan Obat
a. Pengertian Tumbuhan Obat
Tumbuhan obat adalah semua tumbuhan yang dapat digunakan
sebagai obat, berkisar dari yang terlihat oleh mata hingga yang
nampak dibawah mikroskop (Hamid et al., 1991). Menurut Zuhud
(2004), tumbuhan obat adalah seluruh jenis tumbuhan obat yang
diketahui atau dipercaya mempunyai khasiat obat yang
dikelompokkan menjadi :

1. Tumbuhan obat tradisional, yaitu; jenis tumbuhan obat yang


diketahui atau dipercaya oleh masyarakat mempunyai khasiat obat
dan telah digunakan sebagai bahan baku obat tradisional.
2. Tumbuhan obat modern, yaitu; jenis tumbuhan yang secara ilmiah
telah dibuktikan mengandung senyawa atau bahan bioaktif yang
berkhasiat obat dan penggunaannya dapat dipertanggungjawabkan
secara medis.
3. Tumbuhan obat potensial, yaitu; jenis tumbuhan obat yang diduga
mengandung senyawa atau bahan aktif yang berkhasiat obat, tetapi
belum dibuktikan secara ilmiah atau penggunaannya sebagai obat
tradisional sulit ditelusuri.

12
13

Departemen Kesehatan RI mendefinisikan tumbuhan obat


Indonesia seperti yang tercantum dalam SK Menkes No.
149/SK/Menkes/IV/1978, yaitu:
1. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan obat tradisional
atau jamu.
2. Bagian tumbuhan yang digunakan sebagai bahan pemula bahan
baku obat (precursor).
3. Bagian tumbuhan yang diekstraksi digunakan sebagai obat
(Kartikawati, 2004).
Sejalan dengan perkembangan industri jamu, obat herbal,
fitofarmaka, dan kosmetika tradisional juga mendorong
berkembangnya budidaya tumbuhan obat di Indonesia. Selama ini
upaya penyediaan bahan baku untuk industri obat tradisional sebagian
besar berasal dari tumbuh-tumbuhan yang tumbuh liar atau
dibudidayakan dalam skala kecil di lingkungan sekitar rumah dengan
kuantitas dan kualitas yang kurang memadai. Sehingga, aspek
budidaya perlu dikembangkan sesuai dengan standar bahan baku obat
tradisional.

b. Jenis dan Manfaat Tumbuhan Obat


1) Sambiloto (Andrographispaniculatanees)

13
14

Berkhasiat untuk mengobati:


a. Tipusaabdominalis

Ambil 13 lembar daun segar, lalu cuci bersih.Rebus daun


dengan 2 gelas air hingga mendidih dan tersisa 1
gelas.Setelah dingin, saring hasil rebusan. Tambahkan 1
sendok makan madu, aduk hingga rata, dan minum 1 kali
sehari.

b. Disentri dan Diare

Sekitar 13 gram daun kering, lalu cuci bersih. Rebus daun


tersebut dengan 4 gelas air hingga mendidih dan tersisa 2
gelas.Minum hasil rebusan setelah dingin 2 kali sehari,
masing-masing 1 gelas. Tambahkan 1 sendok madu
kedalam air rebusan sebelum diminum.

c. Flu, sakit kepala,dan panas

Cucibersihtanaman,lalukeringkan.Tumbuktanamanhinggah
alus.Tambahkan1gelasairdalam1grambubuk
tanaman.Minumairrebusan3kalisehari.

d. Influenza, radang paru,dan TBC paru


Cuci bersih tanaman, lalu keringkan. Tumbuk tanaman
hingga halus. Tambahkan 1 gelas air dalam 3 gram bubuk
tanaman. Minum air rebusan 3 kali sehari.
e. Radangsalurannapasdanradangparu
Ambil 13 gram daun kering, cuci bersih, rebus dengan 4
gelas air hingga mendidih dan terssa 2 gelas. Minum hasil
rebusan 2 kali sehari dengan ditambahkan 1 sendokmadu.
f. Batukrejan (pertusis)
Lima daun segar dicuci bersih dan dipotong-potong.
Seduh daun dengan 1 cangkir air mendidih dan diamkan

14
15

beberapa saat. Setelah dingin, angkat ramuan dan


tambahkan 1 sendok makan madu. Minum ramuan itu 3
kali sehari.

g. Darah tinggi
Ambil 7 daun segar, cuci bersih, dan potong kecil-kecil.
Seduh daun dengan 1 cangkir air mendidih. Diamkan
beberapa saat dan tambahkan 1 sendok madu. Minum
ramuan setelah dingin3 kalisehari.

h. Infeksi mulut dan tonsillitis


Cuci bersih tanaman, lalu keringkan. Tumbuk tanaman
hingga halus. Tambahkan 1 gelas air dalam 4 gram bubuk
tanaman. Minum air rebusan bersama1 sendok madu.

i. Paringitis
Cuci bersih tanaman segar sebanyak 9 gram. Setelah itu,
tumbuk halus dan peras airnya. Tambahkan 1 sendok
madu ke dalam air perasan.Minum ramuan.

j. Infeksi Telinga
Ambil9-
15gramdaunsegar,cucibersih,danrebusdenganairbersihsecuk
upnyahinggamendidih.Setelahdingin,saringhasilrebusandant
eteskandilubangtelinga
k. Kencing manis
Cuci bersih setengah genggam daun. Rebus daun dengan 4
gelas air hingga tersisa 3 gelas. Dinginkan, lalu saring
ramuan. Minum ramuan sehari 3 kali,masing-masing 1
gelas. Selain itu, penderita harus minum banyak air

15
16

2) Meniran (Phyllanthusurinarialinn.)

a. Demam dan radang ginjal


Rebus setengah genggam daun meniran dengan 3 gelas air
sampai tersisa 2¼ gelas. Saring air rebusan, lalu minum 3
kali sehari masing-masing ¾ gelas dengan ditambah madu.

b. Disentri
Rebus 30-60 gram herba meniran segar dengan 3 gelas air
sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin,saring air rebusannya,
lalu minum sekaligus satu kali sehari.

c. Batu saluran kencing


Cuci bersih 30 gram daun meniran segar, 30 gram daun
sendok ,dan 30 gram daun tempuyung. Rebus bahan
tersebut dengan 4 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Setelah
dingin, saring air rebusannya, lalu minum dua kali sehari
pada pagi dan sore hari.

d. Hepatitis
Rebus 30-60 gram daun meniran segar dengan 3 gelas air
sampai tersisa 1 gelas. Setelah dingin, saring air rebusannya,
lalu minum sekaligus satu kali sehari selama satu minggu.

e. Digigit anjing gila


Rebus 4-6 tumbuhan herba meniran (untuk anak kecil
gunakan setengahnya) dengan 3 gelas air sampai tersisa 1

16
17

gelas. Setelah dingin, saring air rebusannya, lalu minum


sekaligus satu kali sehari.

f. Untuk obat luar


Giling herba meniran segar dan nasi dingin dengan jumlah
yang sama sampai halus, temple kan hasil gilingan pada
luka gigitan, lalu balut dengan kain perban. Lakukan
pengobatan tigakali sehari.

g. Peluruh seni, kencing batu, kencing nanah, nyeri ginjal,


demam dan mencret
Cuci bersih 10 gram herba meniran segar, lalu rebus
dengan 2 gelas air selama 25 menit. Setelah dingin, saring
air rebusannya, lalu minum pada pagi dan sore hari.

h. Rematik
Cuci bersih 1 sendok makan daun meniran segar dan 7
lembar daun kumis kucing. Rebus bahan dengan 1 gelas
air sampai tersisa ½ gelas. Setelah dingin, saring air
rebusannya, lalu minum sekaligus satu kali sehari.

i. Bisul dikelopak mata


Rebus herba meniran segar secukupnya dengan 1 gela sair.
Setelah dingin, saring air rebusannya, lalu gunakan untuk
mencuci mata dengan menggunakan gelas khusus.
Lakukan tiga kali sehari.

j. Rabun senja

Cuci bersih 15-30 gram herba meniran segar, lalu


tambahkan hati ayam secukupnya. Tim kedua bahan, lalu
makan.

17
18

3) Takokak (Solanumtorvumswartz.)

Berkhasiat untuk mengobati:


a. Pinggang kaku dan bengkak terpukul
Cuci bersih 13 gram akar kering. Rebus akar dengan 4 gelas air
sampai mendidih dan airnya tersisa 2 gelas. Setelah dingin,
saring ramuan. Minum air hasil rebusan 2 kali perhari, masing-
masing 1 gelas.

b. Sakit lambung dan tidak datang haid


Tiga belas gram akar kering dicuci bersih, lalu direbus dengan
4 gelas air sampai mendidih dan tersisa 2 gelas. Setelah dingin,
saring ramuan. Minum ramuan 2 kali sehari, masing-masing 1
gelas perhari.

c. Bisul dan koreng


Ambil daun takokak segar secukupnya. Cuci bersih, lalu giling
halus daun. Balurkan ramuan ditempat yang sakit, lalu dibalut.

d. Batu Kronis
Cuci bersih 13 gram akar kering. Rebus akar dengan 4 gelas air
sampai mendidih dan airnya tersisa 2 gelas. Setelah dingin,
saring ramuan. Minum air hasil rebusan 2kali perhari, masing-
masing1gelas.

e. Jantung berdebar dan Nyeri Jantung

Enam lembar daun segar dan ½ jari rimpang kunyit dicuci


bersih. Tumbuk halus kedua bahan itu, lalu tambahkan ½

18
19

cangkir air masak dan 1 sendok makan madu. Setelah diaduk


rata, peras dan saring ramuan. Minum hasil perasan sehari 2
kali, masing-masing 1 gelas.

Catatan:
1) Penderita glaucoma dilarang minum ramuan berbahan
takokak.
2) Kelebihan dosis menyebabkan keracunan.

4) Kenikir (Cosmoscaudatus)

Berkhasiat untuk mengobati:

a. Kurang nafsu makan


Cuci 100 gram daun kenikir segar, lalu makan sebagai lalap
mentah

b. Lemah Jantung

Cuci 100 gram daun kenikir segar,lalu makan sebagai lalap


mentah atau kukus daun kenikir segar dan makan sebagai
lalap setengah matang. Cara lainnya, rebus daun kenikir
dengan 3 gelas air sampai tersisa 2 gelas. Minum air hasil
rebusannya.

19
20

c. Pengusir Serangga

Tanam kenikir diantara tumbuhan yang akan dilindungi.

5) MAHKOTA DEWA(Phaleriamacrocarpus(Scheff)Boerl)

Berkhasiat untuk mengobati:


a. Disentriamuba
Cuci bersih 50 gram kulit buah segar mahkota dewa, lalu
rebus dengan 400 ml air selama 15 menit. Setelah dingin,
saring air rebusannya, lalu minum sekaligus. Lakukan
pengobatan dua sampai tiga kali sehari.

b. Eksim
Cuci 15 gram daun mahkota dewa segar, lalu tumbuk
sampai halus. Tempelkan hasil tumbukan pada bagian yang
sakit. Bila kering, ganti dengan yang baru. Lakukan
pengobatan satu sampai tiga kali sehari.

c. Tumoreksim
Cuci 50 gram kulit buah mahkota dewa segar, lalu rebus
dengan 400 ml air selama 15 menit. Setelah dingin, saring
air rebusannya,lalu minum sekaligus. Lakukan pengobatan
dua sampai tiga kali sehari.

20
21

6) Rosella (HibiscussabdariffaL.)

Khasiat untuk Pengobatan:


a. Tanaman rosella batuk, ketidaknyamanan, lesu, demam,
tekanan perasaan, gusi berdarah (skurvi) dan mencegah
penyakit hati. Bunga Rosella banyak digunakan untuk
pembuatan jus, saos, sirup dan juga sebagai bahan pewarna
pada makanan.
b. Ekstrak dari pada kuncup bunganya ternyata mampu
berfungsi sebagai anti spasmodik(penahan kekejangan), anti
helmintik(anti cacing) dan antibakteria. Selain itu rosella
ternyata mampu menurunkan kadar penyerapan alkohol.
Daun tumbuhan herba ini juga bisa digunakan untuk merawat
luka, penyakit kulit dan gigitan serangga.
c. Manfaat kelopak bunga Rosella, dapat mengurangi
kepekatan/kekentalan darah, membantu proses pencernaan,
mencegah peradangan pada saluran kencing dan ginjal,
penyaring racun pada tubuh, mencegah kekurangan Vitamin
C, melancarkan peredaran darah, melancarkan buang air
besar, menurunkan kadar penyerapan alcohol dan penahan
kekejangan.

21
22

7) Sirsak (Annonamuricata)

Berkhasiat untuk mengobati :

a. Peluruh keringat
Cuci bersih 7 lembar daun segar, lalu rebus dengan 3 gelas
air sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Setelah dingin,
saring ramuan. Minum ramuan sehari sekali.

b. Anti kejang

Cuci bersih 7 lembar daun segar, lalu rebus dengan 3 gelas


air sampai mendidih dan tersisa 1 gelas. Setelah dingin,
saringramuan. Minum ramuan sehari sekali.

c. Kekurangan vitamin C dan disentri


Cuci bersih buah sirsak mentah, lalu kupas kulit dan buang
bijinya. Makan buah secukupnya.

d. Bisul

Ambil daun segar secukupnya. Cuci bersih, lalu lumatkan


daun hingga halus. Tambahkan sedikit air, lalu aduk
lumatkan daun hingga menjadi adonan. Tempelkan ramuan
dipermukaan atas bisul.

22
23

e. Ambeien

Cuci bersih, lalu kupas kulit dan buang biji buah sirsak.
Blender buah tersebut, lalu saring hingga diperoleh sari
buahnya. Minum sari buah sirsak 2 kali sehari, masing-
masing 1 gelas.

f. Sakit kandung urine dan anyang-anyangan

Kupas buah sirsak setengah masak, potong-potong menjadi


bagian yang kecil, dan buang bijinya.Tambahkan gula dan
garam secukupnya, rebus dengan air secukupnya hingga
mendidih. Makan hasil rebusan itu berikut airnya seperti
makan kolak. Ulangi konsumsi ramuan sampai sembuh.

8) Jeruk Nipis (Citrusaurantifolia)

Berkhasiat untuk mengobati:


a. Demam
2-4 genggam daun jeruk nipis rebus dengan 2-4 gelas air.
Air rebusan untuk mengompres pasien demam dengan
menempelkan pada dahi penderita.
b. Batukkronis
Peraslah jeruk nipis tua. Ambil perasannya 1 sendok kecil,
campur dengan kecap manis. Minum 3 kali sehari.

23
24

c. Penyakit kurang darah


Daun bayam duri 25g, telur ayam 2 butir, jeruk nipis 2
buah, madu murni 2 sendok makan, daun tapak liman 10g.
Daun ditumbuk diambil airnya. Dicampur kuning telur,
jeruk nipis dan madu. Minum 2 kali sehari.

d. Menghentikankebiasaanmerokok
Isap sepotong jeruk nipis. Lakukan beberapa kali sehari.
Ini mengurangi merokok dan membersihkan ikotin pada
gigi dan mulut.

e. Bau ketiak yang tidak sedap

Jeruk nipis dicampur kapur sirih, usapkan campuran pada


ketiak, biarkan beberapa saat sebelum dibasuh. Lakukan
pagi dan sore.

f. Khasiatlain

Jeruk nipis dicampurkan minuman teh,dapat menyegarkan


tubuh, memperlancar air kencing.

9) Temulawak

Berkhasiat untuk :

a. Sakit maag

Cuci bersih 25 gram rimpang segar, lalu potong-potong


menjadi bagian yang lebih kecil. Rebus rimpang

24
25

dengan 4 gelas air hingga mendidih dan airnya tersisa 2


gelas. Setelah dingin, saring air rebusan. Minum air
hasil saringan 2 kali sehari, masing-masing 1 gelas.

b. Sakitliver
Cuci bersih rimpang temulawak secukupnya, lalu parut.
Teras hasil parutan. Ambil airnya sebanyak 1 sendok
makan,lalu minum bersama 1 sendok makan
madu.Lalukan pengobatan sehari 3 kali dengan dosis
yang sama.

c. Hepatitis
Cuci bersih 20 gram rimpang segar, lalu iris-iris. Rebus
rimpang dengan 500 ml air hingga mendidih dan tersisa
250ml. setelah dingin, saring air rebusan. Minum
ramuan selagi hangat.

10) Sirih

Berkhasiat untuk mengobati:


a. Batuk
Cuci bersih 17 lembar daun sirih. Rebus bahan dengan
3 gelas air hingga airnya tersisa 2¼ gelas. Setelah
dingin ,saring hasil rebusan.Minum ramuan 3 kali
sehari, masing-masing ¾gelas, bersama 1 sendok
makan madu.

25
26

b. Bronchitis
Cuci bersih daun sirih sebanyak 7 lembar. Tambahkan
2 gelas air dan 1 potong gula batu. Rebus bahan hingg
amen didih dan airnya tersisa 1 gelas. Setelah
dingin,saring ramuan. Minum ramuan 3 kali
sehari,masing-masing 1/3gelas, bersama 1 sendok
makan madu.

11) Brotowali

Berkhasiat untuk mengobati:


a. Demam
Cuci bersih batang brotowali sebesar 2 jari (10cm), lalu
rebus dengan 2 gelas air sampai tersisa 1 gelas. Setelah
dingin, tambah 1 sendok makan madu, laluminum 2
kali sehari, masing-masing ½gelas.

b. Demam karena penyakit kuning


Cuci bersih 1 jari batang brotowali lalu potong-potong
menjadi beberapa bagian. Rebus potongan brotowali
dengan 3 gelas air sampai mendidih dan tersisa 1
½gelas. Campur madu secukupnya, lalu minum 2 kali
sehari, masing-masing ½ gelas.

c. Gatal pada badan


Cuci bersih 20 cm batang broto wali lalu rebus dengan
air secukupnya. Setelah mendidih dan menjadi hangat-
hangat kukuh,guna kan air rebusan ini untuk mandi.

26
27

12) Bawang Berlian

Bawang Berlian ini memiliki berbagai manfaat yang sangat baik


bagi kesehatan tubuh kita. beberapa khasiat utama dari bawang
dayak diantara nya dapat mengatasi penyakit :
a. Insomnia
b. Menyehatkan otot Jantung
c. membantu mengatasi Kanker Kelenjar Getah Bening
d. memperkecil radang Amandel
e. Mengobati Asma
f. Bisul
g. Menurunkan kadar Asam Urat
h. Mengatasi Ambeien
i. membantu mengobati Kanker Paru – Paru
j. membantu mengatasi Kanker Payudara
k. membantu mengobati Kanker Rahim
l. membantu mengatasi Kanker Usus
m. membantu mengobati Keputihan
n. membantu mengobati Kista
o. membantu mengatasi Kolesterol
p. Mengurangi Nyeri Maag
q. membantu mengobati Migrain

27
28

13) Kunyit

a. Mencegah Kanker dan Tumor


Kanker terbentuk akibat adanya sel yang bermutasi akibat
radikal bebas serta racun yang masuk kedalam tubuh dan
tidak mampu di netralisir. Agar radikal bebas dan racun bisa
di netralisir maka bisa memanfaatkan kunyit yang kaya
akan kurkumin sebagai antioksidan. Antioksidan mampu
mencegah dan menghambat pertumbuhan sel kanker dalam
tubuh.

b. Mengurangi Resiko dan Mengobati Diabetes


Kurkumin yang ada pada kunyit memiliki manfaat yang
sangat penting untuk mengatasi resistansi insulin pada
tubuh. Ketika resistansi insulin teratasi maka glukosa pada
darah dapat terkontrol dengan baik. Sehingga resiko terkena
diabetes tipe 2 akan dapat dihindari. Caranya yaitu dengan
menyiapkan 3 rimpang kunyit serta 1/2 sendok teh garam.
Rebus bahan tadi pada 1 liter air hingga mendidih.Saring air
rebusan kunyit tadi, minum 2 kali seminggu, sekali minim
sebanyak 1/2 gelas.

c. Mengurangi Resiko Alzheimer


Alzheimer merupakan penyakit yang disebabkan karena
adanya peradangan pada otak. Menurut hasil penelitian,
orang yang rajin mengkonsumsi kunyit memiliki resiko
lebih kecil terkena Alzheimer. Hal tersebut dikarenakan

28
29

orang yang rajin mengkonsumsi kunyit otaknya lebih


terlindungi dari radang otak.

d. Mengobati Tifus dan Radang Lambung


Kandungan kunyit yang kaya akan zat bermanfaat termasuk
mengatasi luka pada lambung serta mengobati penyakit
tifus. Caranya yaitu dengan menyiapkan 2 rimpang kunyit,
1 bonggol sere, 1 lembar daun sambiloto. kemudian
haluskan semua bahan dengan di tumbuk. Selanjutnya beri
air sebanyak 1 gelas air. Rebus hingga mendidih dan minum
secara rutin setiap hari sekali selama seminggu.

e. Mengatasi Radang Persendian


Ternyata kandungan kurkumin pada kunyit juga bermanfaat
sebagai Anti-inflamasi atau anti-radanf. Sehingga akan
sangat bermanfaat sebagai obat bagi mereka yang menderita
penyakit radang sendi. Maka konsumsi kunyit akan sangat
membantu, bahkan saat ini mudah di jumpai obat radang
sendi berupa kapsul yang berbahan ekstrak dari kunyit.

f. Mengatasi Kolstrol Jahat (LDL) Dalam Tubuh


Kolestrol jahat atau LDL sangat berbahaya bgai tubuh.
Kolsetrol yang satu ini dapat memicu berbagai penyakit
seperti radang pembuluh darah, penyempitan pembuluh
darah, jantung, dan penyakit kolestrol lainya. Kandungan
kunyit dipercaya mampu mengatasi kolestrol jahat yang
masuk kedalam tubuh sehingga mengurangi resiko
terserang penyakit akibat kolestrol.

g. Mengobati Luka dan Mencegah Infeksi


Kunyit juga kaya akan zat anti septik yang sangat
bermanfaat untuk mengobati luka dan mencegak infeksi

29
30

pada luka. Sehingga mampu membunuh bakteri pada luka


dan membuat luka cepat kering.

2.6 Hubungan Pengobatan Herbal dengan Kesehatan/ Keperawatan

Pengobatan secara medis dan dengan herbal apabila dibandingkan,


masing-masing mempunyai kelebihan dan kekurangan tersendiri. Jika satu
jenis obat medis secara spesifik menyembuhkan satu penyakit, namun obat-
obatan herbal mampu menjadi penawar rasa sakit berbagai jenis penyakit.
Obat-obatan herbal juga dapat memperbaiki jaringan tubuh yang
rusak,sebagai contoh obat herbal yang berasal dari ramuan mahkota dewa
dapat menyembuhkan penyakit kanker, tumor dan jantung. Pengobatan secara
medis dapat lebih mengoptimalkan darah sebagai indikator dan menjaga agar
darah normal secara klinis (pemeriksaan laboratorium), namun tanpa
mempedulikan dampaknya terhadap kerusakan organ tubuh lainnya.

Sebagai contoh suntikan cairan insulin untuk penderita diabetes


ternyata memiliki potensi mengakibatkan rusaknya kelenjar tubuh yang
biasanya memproduksi insulin. Terapi pengobatan dengan herbal (tumbuhan
berkhasiat) bermanfaat untuk memperbaiki sel-sel organ tubuh yang rusak
akibat radang dengan penyembuhannya bersifat permanen. Hubungannya
dalam kesehatan/keperawatan, pengobatan herbal dapat menjadi kombinasi
dalam pemberian asuhan keperawatan, apa lagi banyak masyarakat sekarang
mulai mencari alternatif lain untuk mencegah penyakit dan kesehatannya.
Pengobatan herbal pun semakin mendapat tempat dimasyarakat. Pengobatan
herbal dapat menjadi terapi pengobatan dalam kesehatan/keperawatan guna
untuk mendapatkan hasil yang lebih optimal dalam mengobati pasien.

30
31

BAB III
PENUTUP

3. 1 Kesimpulan
Keperawatan komplementer adalah cabang ilmu keperawatan
yang menerapkan pengobatan non konvensional yang ditujukan untuk
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat meliputi upaya promotif,
preventif, kuratif dan rehabilitatif yang berfungsi sebagai terapi suportif
untuk mengontrol gejala, meningkatkan kualitas hidup, dan
berkontribusi terhadap penatalaksanaan pasien secara keseluruhan,
diperoleh melalui pendidikan terstruktur dengan kualitas, keamanan dan
efektifitas yang tinggi berlandaskan ilmu pengetahuan biomedik. Terapi
komplementer bertujuan untuk memperbaiki fungsi dari sistem – sistem
tubuh, terutama sistem kekebalan dan pertahanan tubuh agar tubuh
dapat menyembuhkan dirinya sendiri yang sedang sakit.
Pengobatan Herbal adalah pengobatan tradisional atau pengobatan
rakyat mempraktekkan yang didasarkan pada pemakaian tumbuhan-
tumbuhan dan ekstrak tumbuhan. Bahan herbal adalah tanaman atau
bagian dari tanaman yang digunakan sebagai pemberi aroma, perasa
atau untuk pengobatan. Obat herbal sendiri merupakan produk yang
berasal dari tanaman dan digunakan untuk meningkatkan kesehatan.
Banyak obat herbal yang telah digunakan secara empiris (turun-
temurun) sebagai obat dalam pengobatan tradisional
Menurut National Institute of Health (NIH), terapi komplementer
dikategorikan menjadi 5, yaitu : Biological Based Practice : herbal,
vitamin, dan suplemen lain. Mind-body techniques : meditasi,
hypnomedis. Manipulative and body-based practice : pijat, refleksi.
Energy therapies : terapi medan magnet. Ancient medical systems : obat
tradisional chinese, aryuvedic, akupuntur. Terapi komplementer
biologis atau herbal dapat berupa jamu, obat terstandar, fitofarmaka,
dan juga tanaman obat.

31
32

3. 2 Saran
Sebagai penyusun makalah ini, kami menyarankan kepada para
pembaca khususnya kepada para perawat agar lebih mendalami materi
yang telah terpaparkan dalam makalah ini agar dapat berguna dalam
kehidupan sehari-hari.

32
DAFTAR PUSTAKA

1. Almatsier M. Peran dokter dalam pemanfaatan obat tradisional pada


pelayanan kesehatan. Dexa media 2001 ; 14
2. Ernst E, Resch L K, White RA. Complementary medicine, What physicians
think of it : Meta-analysis. Arch Intern Med 1995 ; 155 : 3405
3. Huang TY, Hong YC. Alternative medicine- formulary evaluation in Asia.
Medical Progress 1998 ; June : 5-7
4. Lee MK, Moss J, Yuan CS. Herbal medicines and perioperative care. JAMA
2001 ; 286 : 208
5. Synder, M & Lindquist, R. 2002. Complemntar/alternative Therapies in
Nursing. New York : Springer

1iii

Anda mungkin juga menyukai