Anda di halaman 1dari 92

LAPORAN ASUHAN KEBIDANAN

DENGAN PEMBERDAYAAN KELUARGA


PADA KELUARGA TN. K DENGAN MASALAH
KURANGNYA PENGETAHUAN IBU TENTANG KB DAN
BAHAYA MEROKOK DI PUSKESMAS LINGGANG BIGUNG

Tanggal 01 Desember - 08 Desember 2021

DISUSUN OLEH:
YESI MULYANI
NIM. P07224321136

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLTEKKES KEMENTERIAN KESEHATAN KALTIM
PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN
TAHUN 2021

2
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA DENGAN PEMBERDAYAAN


KELUARGA PADA KELUARGA TN. K DENGAN MASALAH
KURANGNYA PENGETAHUAN IBU TENTANG KB DAN
BAHAYA MEROKOK DI PUSKESMAS LINGGANG BIGUNG

Asuhan kebidanan keluarga dengan Pemberdayaan Keluarga pada keluarga


Tn. K dengan masalah Kurangnya Pengetahuan Ibu Tentang Kb Dan
Bahaya Merokok Di Puskesmas Linggang Bigung

Samarinda, 30 Desember 2021


Mahasiswa,

YESI MULYANI
NIM. P07224321136

iii
Mengetahui

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

NURSYAHID SIREGAR, M. KEB EVI RIANI, Amd.Keb


NIP. 199005142018012001 NRTKK : 440.07.004

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena
berkat Rahmat dan limpahan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan Laporan
Asuhan Kebidanan dengan Pemberdayaan Keluarga yang berjudul “Laporan
Asuhan Kebidanan Keluarga pada keluarga Tn. K dengan masalah Kurangnya
Pengetahuan Ibu Tentang Kb Dan Bahaya Merokok Di Puskesmas
Linggang Bigung Dalam penyusunan laporan ini, penulis mengalami kesulitan
dan hambatan. Namun berkat bantuan dari berbagai pihak akhirnya laporan ini
dapat terselesaikan. Untuk itu, pada kesempatan ini dengan kerendahan hati
penulis mengucapkan terima kasih kepada Pembimbing Institusi dan Pembimbing
Lahan yang sangat membantu dalam penyelesaian laporan ini.
Penulis menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kesempurnaan.
Untuk itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk
kesempurnaan laporan atau tulisan penulis berikutnya. Semoga laporan ini
bermanfaat bagi pembaca.

Samarinda, Desember 2021

Yesi Mulyani
NIM. P07224321136

v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL......................................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN.............................................................................. ii
KATA PENGANTAR....................................................................................... iv
DAFTAR ISI...................................................................................................... v
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1
A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Tujuan..................................................................................................... 2
C. Waktu dan Tempat.................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA....................................................................... 4
A. Konsep Teori Keluarga........................................................................... 4
B. Konsep Asuhan Kebidanan dengan Pemberdayaan Keluarga............ 12
C. Konsep Manajemen Asuhan Keluarga.................................................... 19
D. Konsep Dasar Teori Keluarga Berencana............................................... 21
E. Konsep Dasar Teori Merokok ................................................................ 26
BAB III TINJAUAN KASUS........................................................................... 30
A. Pengkajian Keluarga/ Analisa Masalah.................................................. 30
B. Analisa Data............................................................................................ 39
C. Skoring Prioritas Masalah....................................................................... 41
D. Planning Of Action.................................................................................. 43
E. Pelaksanaan............................................................................................. 45
F. Evaluasi................................................................................................... 47
BAB IV PEMBAHASAN.................................................................................. 49
BAB V PENUTUP............................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 53
LAMPIRAN....................................................................................................... 54

vi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keluarga adalah kumpulan dua orang atau lebih yang hidup bersama
dengan keterkaitan aturan dan emosional serta individu memiliki peran
masing-masing yang merupakan bagian dari keluarga.
Dalam rangka memfokuskan percepatan pencapaian target Sustainable
Development Goals (SDGs) tahun 2030 dengan mengurangi hingga sepertiga
angka kematian dini akibat penyakit tidak menular melalui pencegahan dan
pengobatan di Indonesia (Badan Pusat Statistik, 2016).
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu untuk
mendapatkan objek – objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval
kehamilan, menentukanjumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat
kelahiran dalam hubungan dengan umur suami istri. (Hanafi. 2003).
Kontrasepsi adalah upaya untuk mencegah terjadinya kehamilan, alat
yangdigunakan untuk menunda kehamilan dan menjarangkan jarak kelahiran.
( Hanifa. 2003 dan Manuaba. 2008).
Rokok merupakan salah satu faktor resiko utama dari beberapa
penyakit kronis yang dapat mengakibatkan kematian. Banyak penelitian
sudah membuktikan bahwa merokok dapat meningkatkan resiko
timbulnya berbagai penyakit yang dapat mengakibatkan kematian. Hal ini
menunjukkan bahwa rokok merupakan masalah besar bagi kesehatan
masyarakat. Selain dari segi kesehatan, rokok juga mempengaruhi
kepribadian perokok itu sendiri.
Konsumsi rokok di Indonesia mencapai 215 miliyar batang per
tahunnya. Di Indonesia ada 60% perokok, 59% diantaranya adalah lakilaki
dan 37% nya perempuan. Di Indonesia tembakau ditambah cengkeh dan
bahan-bahan lain dicampur untuk dibuat rokok kretek. Selain kretek
tembakau juga dapat digunakan sebagai rokok linting,rokok putih, cerutu,

1
2

rokok pipa dan tambakau tanpa asap (tembakaukunyah), silinder dari


kertas berukuran panjang antara 70-120 mm dengan diameter 10 mm yang
berisi daun-daun tembakau yang telah dicacah. Rokok dibakar disalah
satu ujungnya dan dibiarkan membara agar asapnya dihirup melalui
mulut pada ujung lain. Bahan dasar rokok adalah tembakau. Tembakau
terdiri dari berbagai bahan kimia yang dapat membuat seseorang
ketagihan, walaupun mereka tidak ingin mencobanya lagi. Beberapa
bahan bahkan begitu beracun sehingga beberapa pabrik “rokok” besar
biasanya akan memiliki standar yang tinggi untuk membuang bahan-
bahan beracun yang sangat berbahaya tersebut, jumlah perokok di
Indonesia menduduki peringkat ketiga tertinggi didunia. Jumlah perokok di
negara-negara berkembang jauh lebih banyak disbanding jumlah perokok
di negara maju.
Asuhan kebidanan pemberdayaan pada keluarga merupakan asuhan
kebidanan komunitas yang mana pelayanan kebidanan komunitas merupakan
upaya yang dilakukan oleh bidan untuk pemecahan masalah kesehatan.
Kegiatan penyuluhan dan nasihat tentang kesehatan, pemeliharaan kesehatan
dan pengobatan sederhana bagi ibu dan balita, perbaikan gizi keluarga,
imunisasi ibu dan anak, pertolongan persalinan, pelayanan KB, serta dalam
menjaga kesehatan reproduksi.
Berdasarkan hasil pengumpulan data dan pengkajian keluarga Tn. K
merupakan salah satu keluarga yang memiliki masalah kesehatan.
Permasalahan kesehatan keluarga Tn. K adalah Ny.E merupakan ibu yang
mengalami kurangnya pengetahuan mengenai pemakaian alat kontrasepsi, dan
suami Ny. E yaitu Tn. A seorang perokok aktif.

B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Mahasiswa mampu melaksanakan asuhan kebidanan di
komunitas dengan pemberdayaan keluarga.
2. Tujuan Khusus
3

Setelah melaksanakan praktik asuhan kebidanan di komunitas


dengan pemberdayaan keluarga mahasiswa dapat:
a. Melakukan pengkajian kepada keluarga Tn. K
b. Menginterpretasikan masalah apa saja yang terjadi pada
keluarga Tn. K
c. Menentukan diagnosis potensial apa yang terjadi pada keluarga
binaan, keluarga Tn. K
d. Menentukan antisipasi masalah pada keluarga Tn. K
e. Melakukan perencanaan terhadap masalah yang terjadi pada
keluraga Tn. K
f. Melaksanakan perencanaan yang telah dibuat pada keluraga Tn.
K
g. Melakukan evaluasi terhadap tindakan yang telah dilaksanakan
pada keluraga Tn. K

C. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan asuhan kebidanan pemberdayaan keluarga dilakukan
dalam 7 hari sejak tanggal 01 Desember 2021 hingga 08 Desember 2021.
Lahan yang digunakan pada asuhan kebidanan pemberdayaan keluarga
adalah Wilayah Kerja Puskesmas Linggang Bigung.
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Teori Keluarga
1. Pengertian Keluarga
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung
karena hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan
mereka hidup dalam satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan
didalam perannya masing-masing menciptakan serta mempertahankan
kebudayaan (Friedman, 2010).
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat yang terdiri dari
kepala keluarga dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal di
suatu tempat dibawah satu atap dalam keadaan saling ketergantungan
(Departemen Kesehatan RI, 2014). Sedangkan menurut WHO (2012)
keluarga adalah anggota rumah tangga yang saling berhubungan
melalui pertalian darah, adopsi, atau perkawinan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa definisi dari keluarga merupakan
sekumpulan orang yang tinggal satu rumah yang terikat oleh ikatan
perkawinan dan mempunyai ikatan darah.
Keluarga yang merupakan bagian dari masyarakat sesungguhnya
mempunyai peranan yang sangat penting dalam membentuk budaya dan
perilaku sehat. Dari keluargalah pendidikan kepada individu dimulai,
tatanan masyarakat yang baik diciptakan, budaya dan perilaku sehat
dapat lebih dini ditanamkan (Friedman, 2010).
Oleh karena itu, keluarga mempunyai posisi yang strategis untuk
dijadikan sebagai unit pelayanan kesehatan karena masalah kesehatan
dalam keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi antar
anggota keluarga, yang pada akhirnya juga akan mempengaruhi juga
keluarga dan masyarakat yang ada disekitarnya (Friedman, 2010).
Menurut Friedman (2010) sesuai dengan fungsi pemeliharaan
kesehatan, keluarga mempunyai tugas-tugas dalam bidang kesehatan
yang perlu dipahami dan dilakukan, yaitu :

4
5

a. Mengenal masalah kesehatan setiap anggota keluarganya.


b. Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat bagi
keluarga.
c. Memberikan asuhan bagi anggotanya yang sakit atau yang tidak
mampu membantu dirinya sendiri karena kecacatan atau usianya
yang terlalu muda.
d. Mempertahankan suasana dirumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
e. Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga kesehatan dengan memanfaatkan fasilitas pelayanan
kesehatan yang ada.
2. Struktur Keluarga
Struktur sebuah keluarga memberikan gambaran tentang
bagaimana suatu keluarga itu melaksanakan fungsinya dalam
masyarakat. Adapun macam-macam struktur keluarga diantaranya
adalah (Friedman, 2010) :
a. Patrilineal
Patrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ayah.
b. Matrilineal
Matrilineal adalah keluarga sedarah yang terdiri dari sanak saudara
sedarah dalam beberapa generasi, dimana hubungan itu disusun
melalui jalur garis ibu.
c. Matrilokal
Matrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah istri.
d. Patrilokal
Patrilokal adalah sepasang suami-istri yang tinggal bersama
keluarga sedarah suami.
6

e. Keluarga Kawin
Keluarga kawin adalah hubungan suami-istri sebagai dasar bagi
pembinaan keluarga dan beberapa sanak saudara yang menjadi
bagian keluarga karena adanya hubungan dengan suami atau istri.
3. Bentuk Keluarga
Gambaran tentang pembagian tipe keluarga sangat beraneka
ragam, tergantung pada konteks keilmuan dan orang yang
mengelompokkan, namun secara umum pembagian tipe keluarga dapat
dikelompokkan sebagai berikut (Friedman, 2010) :
a. Pengelompokan secara Tradisional
Secara Tradisional, tipe keluarga dapat dikelompokkan
dalam 2 macam, yaitu :
1) Nuclear Family  (Keluarga Inti)
Adalah keluarga yang hanya terdiri dari ayah, ibu dan anak
yang diperoleh dari keturunannya atau adopsi atau keduanya.
2) Extended Family  (Keluarga Besar)
Adalah keluarga inti ditambah anggota keluarga lain yang
masih mempunyai hubungan darah, seperti kakek, nenek,
paman, dan bibi.
b. Pengelompokan secara Modern
Dipengaruhi oleh semakin berkembangnya peran individu
dan meningkatnya rasa individualisme, maka tipe keluarga
modern dapat dikelompokkan menjadi beberapa macam,
diantaranya :
1) Tradisional Nuclear
Adalah keluarga inti (Ayah, Ibu dan Anak) yang tinggal
dalam satu rumah yang ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal
dalam suatu ikatan perkawinan, dimana salah satu atau
keduanya dapat bekerja di luar rumah.
2) Niddle Age/Aging Couple
7

Adalah suatu keluarga dimana suami sebagai pencari uang


dan istri di rumah atau kedua-duanya bekerja di rumah,
sedangkan anak-anak sudah meninggalkan rumah karena
sekolah/menikah/ meniti karier.
3) Dyadic Nuclear
Adalah suatu keluarga dimana suami-istri sudah berumur dan
tidak mempunyai anak yang keduanya atau salah satunya
bekerja di luar rumah.
4) Single Parent
Adalah keluarga yang hanya mempunyai satu orang tua
sebagai akibat perceraian atau kematian pasangannya dan
anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
5) Dual Carrier
Adalah keluarga dengan suami – istri yang kedua-duanya
orang karier dan tanpa memiliki anak.
6) Three Generation
Adalah keluarga yang terdiri atas tiga generasi atau lebih
yang tinggal dalam satu rumah.
7) Comunal
Adalah keluarga yang dalam satu rumah terdiri dari dua
pasangan suami istri atau lebih yang monogamy berikut
anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasilitas.
8) Cohibing Couple/Keluarga Kabitas/Cahabitation
Adalah keluarga dengan dua orang atau satu pasangan yang
tinggal bersama tanpa ikatan perkawinan.
9) Composite/Keluarga Berkomposisi
Adalah sebuah keluarga dengan perkawinan poligami dan
hidup/tinggal secara bersama-sama dalam satu rumah.
10) Gay and Lesbian Family
Adalah keluarga yang dibentuk oleh pasangan yang berjenis
kelamin sama.
8

4. Peran Keluarga
Peranan keluarga menggambarkan seperangkat perilaku antar
pribadi, sifat, kegiatan yang berhubungan dengan pribadi dalam posisi
dan situasi tertentu. Peranan pribadi dalam keluarga didasari oleh
harapan dan pola perilaku dan keluarga, kelompok dan masyarakat.
Berbagai peranan yang terdapat di dalam keluarga adalah sebagai
berikut (Friedman, 2010) :
a. Ayah sebagai suami dari istri dan ayah bagi anak – anak, berperan
sebagai pencari nafkah, pendidik, pelindung dan pemberi rasa
aman, sebagai kepala keluarga, sebagai anggota dari kelompok
sosialnya serta sebagai anggota masyarakat dari lingkunganya.
b. Ibu sebagai istri dan ibu dari anak – anaknya, ibu mempunyai
peranan untuk mengurus rumah tangga, sebagai pengasuh dan
pendidik bagi anak – anaknya, pelindung dan sebagai salah satu
kelompok dari peranan sosial serta sebagai anggota masyarakat di
lingkungannya, disamping itu juga ibu perperan sebagai pencari
nafkah tambahan dalam keluarganya.
c. Anak – anak melaksanakan peranan psikososial sesuai dengan
tingkat perkembangannya baik fisik, mental, sosial, dan spiritual.
5. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga menurut Friedman (2010), sebagai berikut:
a. Fungsi Afektif
Yaitu fungsi keluarga yang utama adalah untuk mengajarkan
segala sesuatu untuk mempersiapkan anggota keluarganya dalam
berhubungan dengan orang lain.
b. Fungsi Sosialisasi
Adalah fungsi mengembangkan dan sebagai tempat melatih anak
untuk berkehidupan sosial sebelum meninggalkan rumah untuk
berhubungan dengan orang lain di luar rumah.
9

c. Fungsi Reproduksi
Adalah fungsi untuk mempertahankan generasi dan menjaga
kelangsungan keluarga.
d. Fungsi Ekonomi
Adalah fungsi keluarga untuk memenuhi kebutuhan keluarga
secara ekonomi dan tempat untuk mengembangkan kemampuan
individu dalam meningkatkan penghasilan dalam rangka
memenuhi kebutuhan keluarga.
e. Fungsi Pemeliharaan Kesehatan
Yaitu fungsi untuk mempertahankan keadaan kesehatan anggota
keluarga agar tetap memiliki produktivitas yang tinggi.
6. Tugas Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga menurut Friedman (2010) adalah :
a. Tahap 1 : Keluarga pemula, perkawinan dari sepasang insan
menandai bermulanya sebuah keluarga baru, keluarga yang
menikah atau prokreasi dan perpindahan dari keluarga asal atau
status lajang ke hubungan baru yang intim. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
1) Membangun perkawinan yang saling memuaskan.
2) Menghubungkan jaringan persaudaraan secara harmonis.
3) Keluarga berencana (keputusan tentang kedudukan sebagai
orangtua).
b. Tahap II : Keluarga yang sedang mengasuh anak, tahap kedua
dimulai dengan kelahiran anak pertama hingga bayi berumur 30
bulan. Biasanya orang tua bergetar hatinya dengan kelahiran anak
pertama mereka, tapi agak takut juga. Kekhawatiran terhadap bayi
biasanya berkurang setelah beberapa hari, karena ibu dan bayi
tersebut mulai mengenal. Ibu dan ayah tiba-tiba berselisih dengan
semua peran-peran mengasyikkan yang telah dipercaya kepada
10

mereka. Peran tersebut pada mulanya sulit karena perasaan


ketidakadekuatan menjadi orang tua baru. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
1) Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap
(mengintegrasikan bayi baru kedalam keluarga).
2) Rekonsilisiasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan
dan kebutuhan anggota keluarga.
3) Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan.
4) Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan
menambahkan peran-peran orangtua dan kakek-nenek.
c. Tahap III : Keluarga yang anak usia prasekolah, tahap ketiga
siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia
2,5 tahun dan berakhir ketika anak berusia 5 tahun. Sekarang,
keluarga mungkin terdiri tiga hingga lima orang, dengan posisi
suami - ayah, istri – ibu, anak laki-laki – saudara, anak perempuan
– saudari. Keluarga menjadi lebih majemuk dan berbeda. Adapun
tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Memenuhi kebutuhan anggota keluarga seperti rumah, ruang
bermain, privasi, keamanan.
2) Mensosialisasikan anak.
3) Mengintegrasikan anak yang baru sementara tetap memenuhi
kebutuhan anak-anak yang lain.
4) Mempertahankan hubungan yang sehat dalam keluarga
(hubungan perkawinan dan hubungan orangtua dan anak) dan
diluar keluarga (keluarga besar dan komunitas).
d. Tahap IV : Keluarga dengan anak usia sekolah, tahap ini
dimulai ketika anak pertama telah berusia 6 tahun dan mulai
masuk sekolah dasar dan berakhir pada usia 13 tahun, awal dari
masa remaja. Keluarga biasanya mencapai jumlah anggota
maksimum, dan hubungan keluarga di akhir tahap ini. Adapun
tugas perkembangan keluarga yaitu :
11

1) Membantu sosialisasi anak dengan tetangga, sekolah dan


lingkungan.
2) Mempertahankan hubungan perkawinan bahagia.
3) Memenuhi kebutuhan dan biaya hidup yang semakin
meningkat.
4) Meningkatkan komunikasi terbuka.
e. Tahap V : Keluarga dengan anak remaja, ketika anak pertama
melewati umur 13 tahun, tahap kelima dari siklus kehidupan
keluarga dimulai. Tahap ini berlangsung selama 6 hingga 7 tahun,
meskipun tahap ini dapat lebih singkat jika anak meninggalkan
keluarga lebih awal atau lebih lama jika anak masih tinggal
dirumah hingga berumur 19 atau 20 tahun. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu :
1) Menyeimbangkan kebebasan dengan tanggung jawab ketika
remaja menjadi dewasa dan semakin mandiri.
2) Memfokuskan kembali hubungan perkawinan.
3) Berkomunikasi secara terbuka antara orangtua dan anak-
anak.
f. Tahap VI : Keluarga yang melepaskan anak usia dewasa
muda, permulaan dari fase kehidupan keluarga ini ditandai oleh
anak pertama meninggalkan rumah orang tua dan berakhir dengan
rumah kosong, ketika anak terakhir meninggalkan rumah. Tahap
ini dapat singkat atau agak panjang, tergantung pada berapa
banyak anak yang ada dalam rumah atau berapa banyak anak
yang belum menikah yang masih tinggal di rumah. Adapun tugas
perkembangan keluarga yaitu:
1) Memperluas keluarga inti menjadi keluarga besar.
2) Mempertahankan keintiman pasangan.
3) Membantu orang tua suami/istri yang sedang sakit dan
memasuki masa tua.
4) Membantu anak untuk mandiri di masyarakat.
12

5) Penataan kembali peran dan kegiatan rumah tangga


g. Tahap VII : Orang tua pertengahan, tahap ketujuh dari siklus
kehidupan keluarga, tahap usia pertengahan dari bagi orangtua,
dimulai ketika anak terakhir meninggalkan rumah dan berakhir
pada saat pensiun atau kematian salah satu pasangan. Tahap ini
biasanya dimulai ketika orangtua memasuki usia 45-55 tahun dan
berakhir pada saat seorang pasangan pensiun, biasanya 16-18
tahun kemudian. Adapun tugas perkembangan keluarga yaitu :
1) Mempertahankan kesehatan.
2) Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan teman
sebaya dan anak-anak.
3) Meningkatkan keakraban pasangan.
h. Tahap VIII : Keluarga dalam masa pensiun dan lansia, tahap
terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan salah satu atau
kedua pasangan memasuki masa pensiun, terus berlangsung
hingga salah satu pasangan meninggal, dan berakhir dengan
pasangan lain meninggal. Adapun tugas perkembangan keluarga
yaitu:
1) Mempertahankan suasana rumah yang menyenangkan.
2) Adaptasi dengan perubahan, kehilangan pasangan, teman, dll.
3) Mempertahankan keakraban suami-istri dan saling merawat.
4) Mempertahankan hubungan dengan anak dan sosial
masyarakat.
5) Melakukan “ Life Review”

B. Konsep Asuhan Kebidanan dengan Pemberdayaan Keluarga


1. Keluarga sebagai Unit Pelayanan Asuhan Kebidanan
a. Keluarga sebagai unit pelayanan
Keluarga dijadikan sebagai unit pelayanan karena masalah
kesehatan keluarga saling berkaitan dan saling mempengaruhi
antara sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi antara
13

sesama anggota keluarga dan akan mempengaruhi pula


keluarga-keluarga disekitarnya atau masyarakat secara
keseluruhan (Effendy, 2007).
b. Alasan keluarga sebagai unit pelayanan
Dalam Effendy (2007), yang mengutip dari Freeman tahun
1981 menyatakan alasan keluarga sebagai unit pelayanan
adalah:
1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan
lembaga yang menyangkut kehidupan masyarakat.
2) Keluarga sebagai suatu kelompok dapat menimbulkan,
mencegah, mengabaikan atau memperbaiki masalah
masalah kesehatan dalam kelompoknya.
3) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling
berkaitan, dan apabila salah satu anggota keluarga
mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap
anggota keluarga lainnya.
4) Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai
individu (pasien) keluarga tetap berperan sebagai pengambil
keputusan dalam memelihara kesehatan para anggotanya.
5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah
untuk berbagai upaya kesehatan masyarakat.
c. Keluarga sebagai pasien
Effendy (2007) menyebutkan bahwa dalam melihat
keluarga sebagai pasien ada beberapa karakteristik yang perlu
diperhatikan oleh bidan, diantaranya adalah :
1) Setiap keluarga mempunyai cara unik dalam menghadapi
masalah kesehatan para anggotanya.
2) Memperhatikan perbedaan dari tiap-tiap keluarga, dari
berbagai segi :
a) Pola komunikasi.
b) Pengambilan keputusan.
14

c) Sikap dan nilai-nilai dalam keluarga.


d) Kebudayaan.
e) Gaya hidup.
3) Keluarga daerah perkotaan akan berbeda dengan keluarga
di daerah pedesaan.
4) Kemandirian dari tiap-tiap keluarga.
2. Penyakit dan Kemiskinan dalam Keluarga
Dalam memberikan asuhan kebidanan terhadap keluarga, lebih
ditekankan kepada keluarga-keluarga dengan keadaan sosial
perekonomian yang rendah. Keadaan sosial ekonomi yang rendah pada
umumnya berkaitan erat dengan berbagai masalah kesehatan yang
mereka hadapi disebabkan karena ketidakmampuan dan ketidaktahuan
dalam mengatasi berbagai masalah yang mereka hadapi. Masalah
kemiskinan akan sangat mengurangi kebutuhan-kebutuhan keluarga
mereka terhadap gizi, perumahan, dan lingkungan yang sehat,
pendidikan dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Jelas kesemuanya itu
akan dengan mudah dapat menimbulkan penyakit (Effendy, 2007).
3. Pengambilan Keputusan dalam Asuhan Kesehatan Keluarga
Effendy (2007) menyebutkan bahwa dalam mengatasi masalah
kesehatan yang terjadi pada keluarga, yang mengambil keputusan
dalam pemecahannya adalah tetap kepala keluarga atau anggota
keluarga yang dituakan. Merekalah yang menentukan masalah dan
kebutuhan keluarga.
Dasar pengambil keputusan tersebut adalah :
1) Hak dan tanggung jawabnya sebagai kepala keluarga.
2) Kewenangan dan otoritas yang telah diakui oleh masing-masing
anggota keluarga.
3) Hak dalam menentukan masalah dan kebutuhan pelayanan
terhadap keluarga/anggota keluarga yang bermasalah.
4. Kesehatan Keluarga Sebagai Tujuan Asuhan Kebidanan
Keluarga
15

Peningkatan status kesehatan keluarga merupakan tujuan yang


ingin dicapai dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga,
agar keluarga tersebut dapat meningkatkan produktivitasnya, bila
produktivitas keluarga meningkat diharapkan kesejahteraan keluarga
akan meningkat pula (Effendy, 2007).
5. Tujuan Asuhan Kebidanan Keluarga
Effendy (2007) tujuan utama dalam memberikan asuhan
kebidanan kesehatan keluarga adalah :
1) Tujuan umum :
Untuk meningkatkan kemampuan keluarga dalam
memelihara kesehatan keluarga mereka sehingga dapat
meningkatkan status kesehatan keluarganya.
2) Tujuan khusus :
a) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam
mengidentifikasi masalah kesehatan yang dihadapi oleh
keluarga.
b) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam menanggulangi
masalah-masalah kesehatan dasar dalam keluarga.
c) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam mengambil
keputusan yang tepat dalam mengatasi masalah kesehatan
para anggotanya.
d) Meningkatkan kemampuan keluarga dalam memberikan
asuhan kebidanan terhadap anggota keluarga yang sakit dan
dalam mengatasi masalah kesehatan anggota keluarganya.
e) Meningkatkan produktivitas keluarga dalam meningkatkan
mutu hidupnya.
6. Tugas-Tugas Keluarga dalam Bidang Kesehatan
Untuk dapat mencapai tujuan asuhan kebidanan kesehatan
keluarga, keluarga mempunyai tugas dalam pemeliharaan kesehatan
para anggotanya dan saling memelihara. Freeman (1981) membagi
tugas kesehatan yang harus dilakukan oleh keluarga, yaitu :
16

1) Mengenal gangguan perkembangan kesehatan setiap


anggotanya.
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat.
3) Memberikan asuhan kepada anggota keluarganya yang sakit,
dan yang tidak dapat membantu dirinya sendiri karena cacat atau
usianya terlalu muda.
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan
kesehatan dan perkembangan kepribadian anggota keluarga.
5) Mempertahankan hubungan timbal balik antara keluarga dan
lembaga-lembaga kesehatan, yang menunjukkan pemanfaatan
dengan baik fasilitas-fasilitas kesehatan yang ada (Effendy,
2007).
7. Peranan Bidan dalam Memberikan Asuhan Kebidanan
Keluarga
Effendy (2007) menyebutkan bahwa dalam memberikan
asuhan kebidanan kesehatan keluarga, ada beberapa peranan yang
dapat dilakukan oleh bidan antara lain adalah :
1) Memberikan asuhan kebidanan kepada anggota keluarga yang
sakit.
2) Pengenal/pengamat masalah dan kebutuhan kesehatan keluarga.
3) Koordinator Pelayanan kesehatan dan kebidanan kesehatan
keluarga.
4) Fasilitator, menjadikan pelayanan kesehatan itu mudah dijangkau
dan bidan dengan mudah menampung permasalahan yang dihadapi
keluarga dan membantu mencarikan jalan pemecahannya.
5) Pendidik kesehatan, bidan dapat berperan sebagai pendidik untuk
merubah perilaku keluarga dari perilaku tidak sehat menjadi
perilaku sehat.
6) Penyuluh dan konsultan, bidan dan berperan dalam memberikan
petunjuk tentang asuhan kebidanan dasar terhadap keluarga di
17

samping menjadi penasehat dalam mengatasi masalah-masalah


kesehatan keluarga.
8. Hambatan–Hambatan yang Sering Dihadapi dalam
Memecahkan Masalah Kesehatan Keluarga
Hambatan yang paling besar dihadapi bidan dalam memberikan
asuhan kebidanan kesehatan keluarga adalah :

1) Hambatan dari keluarga


a) Pendidikan keluarga yang rendah.
b) Keterbatasan sumber daya keluarga.
c) Kebiasaan yang melekat.
d) Sosial budaya yang tidak menunjang.
2) Hambatan dari bidan
a) Sarana dan prasarana yang tidak menunjang dan mencukupi.
b) Kondisi alam.
c) Kesulitan dalam berkomunikasi.
d) Keterbatasan pengetahuan bidan tentang kultur keluarga
(Effendy, 2007).
9. Prinsip-Prinsip Asuhan Kebidanan Keluarga
Menurut Effendy (2007) ada beberapa prinsip penting yang
perlu diperhatikan dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan
keluarga, adalah :

1) Keluarga sebagai unit atau satu kesatuan dalam pelayanan


kesehatan.
2) Dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga, sehat
sebagai tujuan utama.
3) Asuhan kebidanan yang diberikan sebagai sarana dalam mencapai
peningkatan kesehatan keluarga.
4) Dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga, bidan
melibatkan peran serta aktif seluruh keluarga dalam merumuskan
18

masalah dan kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah dan


kebutuhan keluarga dalam mengatasi masalah kesehatannya.
5) Lebih mengutamakan kegiatan-kegiatan yang bersifat promotif dan
preventif dengan tidak mengabaikan upaya kuratif dan rehabilitatif.
6) Dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan keluarga
memanfaatkan sumber daya keluarga semaksimal mungkin untuk
kepentingan kesehatan keluarga.
7) Sasaran asuhan kebidanan kesehatan keluarga adalah keluarga
secara keseluruhan.
8) Pendekatan yang dipergunakan dalam memberikan asuhan
kebidanan kesehatan keluarga adalah pendekatan pemecahan
masalah dengan menggunakan proses kebidanan.
9) Kegiatan utama dalam memberikan asuhan kebidanan kesehatan
keluarga adalah penyuluhan kesehatan dan asuhan kebidanan
kesehatan dasar/perawatan di rumah.
10) Diutamakan terhadap keluarga yang termasuk risiko tinggi.
10. Langkah-Langkah dalam Asuhan Kebidanan Keluarga
Dalam melaksanakan asuhan kebidanan kesehatan keluarga ada
beberapa langkah yang harus dilakukan oleh perawat, sebagai berikut :
1) Membina hubungan kerja sama yang baik dengan keluarga dengan
cara:
a) Mengadakan kontak dengan keluarga.
b) Menyampaikan maksud dan tujuan serta minat untuk
membantu keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan
mereka.
c) Menyatakan kesediaan untuk membantu memenuhi kebutuhan-
kebutuhan kesehatan yang dirasakan keluarga.
d) Membina komunikasi dua arah dengan keluarga.
2) Melaksanakan pengkajian untuk menentukan adanya masalah
kesehatan keluarga.
19

3) Menganalisa data keluaga untuk menentukan masalah-masalah


kesehatan keluarga.
4) Menggolongkan masalah kesehatan keluarga, berdasarkan sifat
masalah kesehatan keluarga :
a) Ancaman kesehatan.
b) Keadaan sakit atau kurang sehat.
c) Situasi krisis.
5) Menentukan sifat dan luasnya masalah dan kesanggupan keluarga
untuk melaksanakan tugas-tugas keluarga dalam bidang kesehatan.
6) Menentukan/menyusun skala prioritas masalah kesehatan dan
kebidanan keluarga dengan mempertimbangkan :
a) Sifat masalah.
b) Kemungkinan masalah untuk diubah.
c) Potensi menghindari masalah.
d) Persepsi keluarga terhadap masalah.
7) Menyusun rencana asuhan kebidanan kesehatan dan perawatan
keluarga sesuai dengan urutan prioritas
a) Menentukan tujuan yang realistis.
b) Merencanakan pendekatan dan tindakan.
c) Menyusun standar dan kriteria avaluasi.
8) Melaksanakan asuhan kebidanan kesehatan keluarga sesuai dengan
rencana yang disusun.
9) Melaksanakan evaluasi keberhasilan tindakan kebidanan yang
dilakukan.
10) Meninjau kembali masalah kebidanan dan kesehatan yang belum
dapat teratasi dan merumuskan kembali rencana asuhan
keperawatan yang baru (Effendy, 2007).

C. Konsep Manajemen Asuhan Keluarga


1. Pengkajian
Pengkajian data subyektif dan obyektif diperoleh dari data
20

primer maupun data sekunder. Data primer dapat diperoleh melalui


hasil wawancara/anamnesis, pengamatan secara langsung dan
pemeriksaan kesehatan pada keluarga. Data sekunder dapat dilakukan
dengan studi dokumentasi, dengan cara melihat data kesehatan
keluarga yang ada di pelayanan kesehatan (misalnya Pustu, Polindes,
Puskesmas) maupun di Kelurahan. Data-data yang diperlukan untuk
pengkajian asuhan keluarga terlampir pada format pengkajian asuhan
keluarga.
2. Analisis
a. Analisis Data
Hal yang harus diperhatikan dalam melakukan analisis data
adalah bagaimana perkembangan kesehatan keluarga, keadaan
lingkungan rumah dan sosial budaya setempat.
b. Rumusan Masalah
Rumusan masalah dalam asuhan keluarga adalah rumusan
masalah keluarga bukan merupakan rumusan permasalahan
individu, sehingga rumusan permasalahan kesehatan keluarga
merupakan cermin dari kesehatan keluarga. Hal yang harus
diperhatikan untuk merumuskan permasalahan kesehatan
keluarga adalah bagaimanakah ancaman kesehatan (keadaan
yang memungkinkan terjadinya penyakit dalam keluarga),
kegagalan dalam memantapkan kesehatan (misalnya kegagalan
pertumbuhan dan perkembangan), keadaan kegawatdaruratan
(misalnya perdarahan), serta 3K (Ketidaktahuan, Ketidakmauan
dan Ketidakmampuan) keluarga dalam melaksanakan tugas-
tugas kesehatan.
c. Prioritas Masalah
Skala prioritas disusun dengan memperhatikan sifat
permasalahan, kemungkinan melakukan pencegahan,
mengurangi atau menuntaskan permasalahan, berat ringannya
21

masalah untuk dilakukan pencegahan dan dikurangi serta


masalah mana yang memerlukan penanganan segera.
Perhitungan skala prioritas :
No. Kriteria Nilai Bobot
Sifat masalah 1
Skala :
1. Tidak/kurang sehat 3
Ancaman Kesehatan 2
Keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah dapat diubah 2
Skala :
2. Dengan mudah 2
Hanya Sebagian 1
Tidak dapat 0
Potensi masalah untuk diubah 1
Skala :
3. Tinggi 3
Cukup 2
Rendah 1
Menonjolnya Masalah 1
Skala :
4. Masalah berat harus ditangani 2
Masalah yang tidak perlu segera ditangani 1
Masalah tidak dirasakan 0
Cara Skoring :
1) Tentukan skor untuk setiap kriteria
2) Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikan dengan bobot
3) Jumlah skor untuk semua kriteria
4) Skor tertinggi adalah 5
3. Perencanaan
Perencanaan merupakan sekumpulan tindakan yang akan
dilakukan dalam memecahkan masalah kesehatan pada keluarga, yang
disusun secara sistematis, berdasarkan teori dengan menitikberatkan
keluarga. Perencanaan disusun dalam bentuk rencana pelaksanaan
(Plan of Action) penyelesaian masalah di keluaraga binaan.
4. Pelaksanaan
Pelaksanaan tindakan harus mengacu kepada perencanaan yang
22

telah disusun. Dalam melaksanakan tindakan harus melibatkan


keluarga dengan memperhatikan tingkat pendidikan keluarga, sumber
daya yang ada, nilai/norma yang berlaku dalam keluarga, sarana dan
prasarana, serta penerimaan keluarga.
5. Evaluasi
Penilaian dilakukan berdasarkan tujuan yang telah ditetapkan.
Evaluasi terdiri atas evaluasi struktur, proses dan hasil.

D. Konsep Dasar Teori Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi


1. Definisi Keluarga Berencana dan Pelayanan Kontrasepsi
Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak,
jarak, dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi,
perlindungan, dan bantuan sesuai dengan hak reproduksi untuk
mewujudkan keluarga yang berkualitas. Pengaturan kehamilan dilakukan
dengan menggunakan cara, alat, dan obat kontrasepsi. Pelayanan
kontrasepsi adalah pemberian atau pemasangan kontrasepsi maupun
tindakan – tindakan lain yang berkaitan kontrasepsi kepada calon dan
peserta Keluarga Berencana yang dilakukan dalam fasilitas pelayanan
KB. Penyelenggaraan pelayanan kontrasepsi dilakukan dengan cara yang
dapat dipertanggung jawabkan dari segi agama, norma budaya, etika,
serta segi kesehatan (Kemenkes RI, 2014).
Pelayanan KB yang berkualitas dan merata memiliki kedudukan
yang strategis, yaitu sebagai bagian dari upaya komprehensif yang terdiri
dari upaya kesehatan promotif dan preventif perorangan. Implementasi
pendekatan life cycle/siklus hidup dan prinsip continuum of care
merupakan salah satu bagian dari pelayanan KB dalam upaya
peningkatan derajat kesehatan ibu dan anak (KIA). Jenis dan sasaran
yang dituju dari pelayanan KB diberikan sesuai dengan kebutuhan
melalui konseling dan pelayanan dengan tujuan merencanakan dan
menjarangkan atau membatasi kehamilan, yaitu bagi remaja, ibu hamil,
ibu nifas, wanita usia subur (WUS) yang tidak sedang hamil. Suami dan
istri memiliki kedudukan, hak, dan kewajiban yang sama dalam
23

melaksanakan KB (Kemenkes RI, 2013).


Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang berusia antara 15
sampai 49 yang belum menikah, menikah dan sudah pernah
menikah/janda dan wanita pada usia ini memiliki potensi untuk
mempunyai keturunan (BKKBN, 2012).
Pemilihan kontrasepsi pada WUS dibagi menjadi 3 fase. Fase
menunda kehamilan yaitu pada usia kurang dari 20 tahun. Fase
menjarangkan kehamilan yaitu pada usia antara 20 sampai 35 tahun. Fase
tidak hamil lagi yaitu pada WUS dengan usia lebih dari 35 tahun
(BKKBN, 2012). Kategori yang memenuhi syarat untuk akseptor
kontrasepsi menurut medical eligibility criteria for contraceptive use
(MEC) (2015) :
a. Suatu kondisi yang mana tidak ada larangan untuk penggunaan
metode kontrasepsi. Artinya metode tersebut dapat digunakan pada
setiap keadaan.
b. Suatu kondisi dimana keuntungan dari penggunaan metode ini secara
umum lebih besar daripada teori atau risiko yang telah terbukti.
Artinya secara umum metode tersebut dapat digunakan.
c. Suatu kondisi dimana teori atau risiko yang telah terbukti biasanya
lebih besar daripada keuntungan menggunakan metode tersebut.
Artinya penggunaan metode tersebut biasanya tidak direkomendasikan
kecuali tidak ada metode lain yang tersedia atau dapat diterima klien.
d. Suatu kondisi yang menunjukkan resiko kesehatan yang tidak dapat
diterima jika metode kontrasepsi ini digunakan. Artinya, metode
tersebut tidak dapat digunakan.

2. Jenis – Jenis Kontrasepsi


Pelayanan kontrasepsi diberikan dengan menggunakan metode
kontrasepsi baik hormonal maupun non hormonal. Menurut jangka waktu
pemakaiannya kontrasepsi dibagi menjadi Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP) dan Non Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (Non-
MKJP) (Kemenkes RI, 2014). Jenis – jenis kontrasepsi menurut Affandi
24

dan Albar (2011):


a. Kontrasepsi non-hormonal, terdiri dari:
1) Kontrasepsi tanpa menggunakan alat/obat yaitu senggama
terputus dan pantang berkala.
2) Kontrasepsi sederhana untuk laki – laki adalah kondom.
3) Kontrasepsi dengan alat – IUD / AKDR (Alat kontrasepsi dalam
Rahim)
4) Kontrasepsi sederhana untuk perempuan yaitu pessarium dan
kontrasepsi dengan obat – obat spermitisida
b. Kontrasepsi hormonal, terdiri dari:
1) Metode hormonal kombinasi (estrogen dan progesteron) yaitu pil
kombinasi dan suntik kombinasi (cyclofem)
2) Metode hormonal progesteron saja yaitu pil progestin (minipil),
implan, suntikan progestin (Depo Medroksiprogesterone
Asetat/DMPA).
c. Kontrasepsi mantap terdiri dari tubektomi dan vasektomi.

3. Suntik progestin
a. Jenis suntik progestin
Metode kontrasepsi suntik merupakan metode kontrasepsi yang paling
banyak digunakan (Kemenkes RI, 2016). Salah satu metode suntik yang
menjadi pilihan adalah metode suntik DMPA. Metode kontrasepsi
progestin dengan menggunakan progestin, yaitu bahan tiruan dari
progesteron tersedia dalam 2 jenis kemasan, yakni:
1) Depo medroksiprogesteron asetat mengandung 150 mg DMPA,
diberikan setiap 3 bulan dengan suntikan intramuskular di
bokong;
2) Depo noretisteron enantat mengandung 200 mg noretindron
enantat, diberikan setiap 2 bulan dengan cara disuntik
intramuskular (Kemenkes RI, 2014)
b. Waktu memulai untuk suntik progestin yaitu:
1) Suntikan pertama diberikan dalam waktu 7 hari siklus haid
2) Pada ibu yang tidak haid, suntikan pertama dapat diberikan
25

setiap saat asal dipastikan ibu tidak hamil, namun selama 7


hari setelah suntikan tidak boleh melakukan hubungan seksual
3) Pada ibu menyusui: setelah 6 minggu pasca persalinan,
sementara pada ibu tidak menyusui dapat menggunakan
segera setelah persalinan (Kemenkes RI, 2014).
c. Cara kerja suntik progestin yaitu mencegah ovulasi, mengentalkan
lendir serviks sehingga menurunkan kemampuan penetrasi sperma,
menjadikan selaput lendir rahim tipis dan atrofi, serta menghambat
transportasi gamet oleh tuba (Saifuddin, 2011).
d. Mekanisme kerja hormon progesteron Sistem neuroendokrin untuk
fungsi reproduksi memiliki sistem bertingkat yaitu central nervous
system (CNS) yang lebih tinggi dipengaruhi oleh stimuli internal dan
eksternal. Sistem ini berefek positif atau negatif terhadap sekresi
gonadotropin-releasing hormone (GnRH) dari hipotalamus menuju ke
sirkulasi portal hipofisis. Sekresi hormon ini akan menstimulasi
kelenjar hipofisis anterior untuk menyekresi follicle stimulating
hormone (FSH) dan luteinizing hormone (LH) (Anwar, 2011).
Pengaruh hormon FSH dan LH yaitu pada tingkat ovarium
untuk memacu perkembangan folikular dan ovulasi pada perempuan.
Progesteron terutama diproduksi di ovarium oleh sel luteal dan oleh
sel granulosa dalam jumlah sedikit pada saat sebelum terjadinya
lonjakan LH. Hormon ini penting untuk menginduksi perubahan
sekretoris pada endometrium dan memelihara kehamilan (Anwar,
2011). Bila progesteron terlalu lama memengaruhi endometrium akan
terjadi degenerasi endometrium sehingga tidak cocok menerima
nidasi. Pada serviks, pengaruh progesteron mengurangi getah serviks,
molekul besar menjadi tebal, sehingga porsio dan serviks menjadi
sangat sempit dan getah serviks menjadi ketat (Saifuddin, 2011).
Rahim tipis dan atrofi dan menghambat transportasi gamet oleh
tuba. Hal ini terjadi karena kadar Folikel Stimulating Hormone (FSH)
dan Luteinizing hormone (LH) menurun serta tidak terjadi lonjakan
LH. Kondisi hipoestrogenik yang juga terjadi merupakan faktor
26

signifikan menyebabkan dispareunia (Walker dan Shawky, 2013).


Pada pemakaian DMPA, endometrium menjadi menjadi dangkal dan
atrofis dengan kelenjar – kelenjar yang tidak aktif. Pemakaian jangka
lama DMPA menyebabkan endometrium bisa menjadi semakin
sedikit sehingga hampir tidak didapatkan jaringan bila dilakukan
biopsi, tetapi perubahan tersebut akan kembali normal dalam waktu
90 hari setelah suntikan DMPA berakhir (Veisi dan Zangeneh, 2013).
e. Keuntungan Keuntungan dari suntik progestin diantaranya adalah
sangat efektif, tidak menekan produksi ASI, dapat digunakan oleh
perempuan usia lebih dari 35 tahun sampai perimenopause. Suntik
progestin memiliki efektivitas yang tinggi, dengan kehamilan 0,3
kehamilan per 100 perempuan/tahun, asal penyuntikannya dilakukan
secara teratur dan sesuai jadwal yang telah ditentukan (BKKBN, 2012).
f. Keterbatasan dan efek samping Keterbatasan pada metode ini adalah
klien sangat bergantung pada tempat sarana pelayanan kesehatan untuk
suntikan ulang, tidak dapat dihentikan sewaktuwaktu, lambat kembalinya
kesuburan setelah penghentian pemakaian, rata-rata 4 bulan. Efek
samping DMPA yaitu berat badan meningkat, nyeri tulang, vagina
kering, penurunan mood, spotting, amenore (BKKBN, 2012).
g. Peringatan pemakaian Peringatan lain yang perlu diperhatikan yaitu:
1) Setiap terlambat haid harus dipikrkan adanya kemungkinan
kehamilan.
2) Nyeri abdomen bawah yang berat kemungkinan gejala kehamilan
ektopik terganggu.
3) Timbulnya abses atau perdarahan tempat injeksi.
4) Sakit kepala migrain, sakit kepala berulang yang berat, atau
kaburnya penglihatan.
5) Perdarahan berat yang 2 kali lebih panjang dari masa haid atau 2
kali lebih banyak dalam satu periode masa haid.

E. Konsep Dasar Teori Bahaya Merokok


Masa sekarang merokok sudah menjadi sebuah rutinitas bagi perokok.
Tanpa perduli dimana dan ada siapa disekitar saat sedang merokok. Merokok
27

sendiri meninggalkan bau serta racun pada baju, ruangan dan benda disekitar
perokok. Rokok yang dibakar akan meninggalkan nikotin di ruangan, tentu
hal ini merupakan bahaya. Padahal nikotin sendiri dapat berada pada
permukaan benda selama berhari-hari. Permukaan yang ditempeli zat-zat
beracun ini tentu akan sangat berbahaya kalau sampai disentuh oleh jari-jari
balita.
Tentu saja merokok bersifat karsinogenik dimana zat karsinogenik muncul
dari rokok yang belum dibakar atau asap rokok atau biasa disebut tobacco-
spesific nitrosamines (TSNAs). TSNAs lebih cepat terbentuk dalam
ruangan/dalam rumah yang dipakai untuk merokok. Jejak yang ditinggalkan
pada perokok saat merokok akan membentuk zat beracun yang kemudian
melekat pada perabotan dalam rumah. Jika dalam rumah terdapat anak-anak
tentu akan sangat berbahaya karena memiliki kontak erat dengan perabotan
rumah dan tidak menyadari akan zat beracun yang menempel.
Zat sisa rokok pada perokok yang merokok di dalam rumah akan bertahan
dalam waktu yang lama hingga puluhan tahun, dan jumlah kadar racun yang
tersimpan di dalam rumah akan terus bertambah. Hal tersebut yang
menyebabkan siapapun dapat terpapar dampaknya. Lingkungan dalam rumah
pun menjadi tidak sehat karena telah terpapar hasil merokok di dalam rumah.
Salah satu zat yang diketahui bersifat karsinogenik dan dapat tersimpan di
lingkungan selama bertahun-tahun adalah polycyclic aromatic hydrocarbons
(PAH). Komponen ini menyerap ke dalam permukaan yang ada dalam rumah
seperti dinding, furnitur, dan benda berbahan gypsum serta karpet di dalam
rumah.
Dampak yang ditimbulkan pada lingkungan dengan adanya perokok dalam
rumah ialah kanker bahkan meningkatkan risiko kanker pada
nonperokok/perokok pasif dalam rumah karena sudah terkontaminasinya zat
nikotin pada dalam rumah. Paparan zat sisa rokok pada aktivitas rokok dalam
rumah juga dapat memicu inflamasi paru yang dapat berakibat pada penyakit
paru obstruksi kronis (PPOK) dan asma, serta menghambat penyembuhan
luka pada permukaan kulit. Dampak ini tentu saja tidak hanya dapat dirasakan
oleh si perokok namun juga pada third hand smoke atau orang ketiga. Orang
28

ketiga ini biasanya adalah anak-anak yang tinggal dalam lingkungan rumah
perokok. Bahaya perokok ke-3 (third-hand smoke) antara lain :
1. Menyebabkan lebih banyak kasus kanker
2. Merusak DNA
3. Membentuk karsinogenik
4. Mengancam kesehatan anak
Bahkan diketahui bahwa rokok dapat ikut menyumbangkan kasus stunting
pada anak asap rokok mengganggu fungsi penyerapan gizi anak, kelainan
konginetal dan BBLR juga dalam hal ekonomi, membeli rokok membuat
orang tua mengurangi jatah belanja makanan bergizi, biaya pendidikan, biaya
kesehatan dan kebutuhan penting lainnya karena alokasi dana yang
seharusnya digunakan untuk makanan bergizi anak dan keluarga serta
tabungan untuk pendidikan maupun kesehatan malah digunakan untuk
merokok.
Menurut jurnal yang ada bahkan merokok dalam rumah menyebabkan
penyakit Bronchopneumonia atau biasa disebut salah satu infeksi saluran
pernafasan bagian bawah. Para keluarga yang mempunyai balita tidak
menyadari tentang bahaya dari penyakit ini. Salah satu penyebab penyakit
bronchopneumonia adalah perilaku merokok orang tua yang biasa merokok
dalam rumah dan meninggalkan zat beracun pada pakaian, kulit bahkan
perabotan rumah.
Merokok dirumah sangat tidak disarankan bagi orang tua yang
mempunyai anak balita, apalagi saat anak-anak mereka berada didekatnya.
Dampak merokok salah satunya dapat menyebabkan penyakit
bronchopneumonia pada balita
Merokok di dalam rumah tidak hanya berbahaya bagi perokok tetapi juga
bagi orang yang tinggal di rumah tersebut, karena :
1. Meninggalkan zat – zat beracun di perabot rumah, karpet, tirai
bahkan di dinding
2. Asap rokok mengandung ribuan bahan kimia diantaranya banyak zat
beracun dan bersifat karsinogenik yang bisa tinggal di suatu
permukaan
29

3. Bila terpapar dalam jangka waktu yang lama dapat menyebabkan


meningkatkan resiko kanker, serangan asma, masalah paru – paru,
infeksi tenggorokan dan mata
4. Asap rokok dapat diserap ke semua permukaan yang berpori, zat
beracun dari asap rokok akan menetap lama di semua perabot rumah
tangga yang terkontaminasi
5. Merokok di dalam rumah tentu akan membahayakan kesehatan anak
yang sering bermain di dalam rumah
6. Peneliti menyatakan anak – anaka sebagai Perokok ke -3 (mereka
tidak merokok dan tidak terpapar secara langsung) tetapi terpapar zat
berbahaya dari asap rokok yang telah mengendap di perabot rumah
Daripada menanggulangi bahaya merokok karena ada dalam rumah lebih
baik dicegah dengan tidak merokok dalam rumah. Karena untuk
menghilangkan zat sisa asap rokok di dalam rumah, diperlukan pembersihan
seluruh sudut rumah, barang-barang, dan furnitur, hingga mengecat ulang
dinding rumah untuk meminimalisir kadar racun yang melekat di dinding hal
ini tentu merepotkan maka lebih baik dengan mencegah agar tidak terjadi
dampak pada risiko kesehatan orang tercinta.
BAB III
TINJAUAN KASUS
DATA KELUARGA DAN ANGGOTA KELUARGA

I. IDENTITAS KELUARGA
1. Nama KK : Tn. Kasri
2. Jenis Kelamin : Laki-laki
3. Umur/tgl lahir : 11-08-1952
4. Agama : Kristen
5. Suku : Dayak
6. Pendidikan : Tidak Tamat SD
7. Status Pernikahan : Cerai
8. Alamat : Linggang Kebut RT. 003 Kelurahan Linggang
Bigung
Kutai Barat

II. KETERANGAN KELUARGA


1. Komponen Keluarga

1 Nama Kepala Keluarga Tn. Kasri


2 Jumlah ART 5 orang Jumlah ART diwawancara 3 orang
Jumlah ART (> 15 tahun) 4 orang Jumlah ART (10-54th) -
Jumlah Balita (12-59 - Jumlah Bayi (0-11 bln) 1
bulan)

2. Genogram

Tn. K Ayah Anak


Ny. E Tn. K

Ny. E Tn. A
31

By
Ny. E

3. Apakah tersedia sarana air bersih di lingkungan rumah?


Ya ( √ ) Tidak ( )
4. Bila ya, Apakah jenis sumber airnya terlindungi?
Ya ( √ ) Tidak ( ) (Sumur terbuka, air sungai, danau/telaga, dll)
5. Apakah tersedia jamban keluarga?
Ya ( √ ) Tidak ( )
6. Bila ya, apakah jenis jambannya saniter (kloset/leher angsa/plengsengan)?
Ya ( √ ) Tidak ( )
7. APAKAH ADA ANGGOTA KELUARGA YANG PERNAH DI
DIAGNOSIS MENDERITA GANGGUAN JIWA BERAT
(SCHIZOPRENIA)?
Ya ( ) Tidak ( √ )
8. Bila ya, apakah selama ini anggota keluarga tersebut meminum obat
gangguan jiwa berat secara teratur?
Ya ( ) Tidak ( √ )

III. KETERANGAN PENGUMPUL DATA


1. Nama Pengumpul Data : Yustina
2. Nama Preceptor : Sarida, Amd.Keb
3. Tanggal Pengumpulan Data : 15 Desember 2021
IV. KETERANGAN ANGGOTA KELUARGA
Wanita
Hub. Status
No Nama Thn lahir Usia L/P (10-54) Agama Pendidikan Pekerjaan
ART Perkawinan
Hamil/tidak
1. Tn.K Ortu 11-8-52 69th L C Kristen Tidak Petani
Tamat
SD
2. Tn. P Kakak 14-02-91 30th L BK Kristen SMP Swasta
3. Tn. A Suami 16-08-03 18th L K Katolik SMP Swasta
4. Ny. E Istri 09-10-92 19th P K Tidak Kristen SMP IRT
5. By. Anak 21-12-21 0bln L BK Kristen - -
Ny. E
32

V. KETERANGAN INDIVIDU
1. Identitas Anggota Keluarga
No Nama No Urut KK NIK Usia ART
1 Tn. K 1 6407151108520001 69th
2 Tn. P 2 6407151402910001 30th
3 Tn. A 1 6407071608030001 18th
4 Ny. E 2 6407154910020001 19th
5 By. Ny. E 3 - 0bln

2. Gangguan Kesehatan
a. Berlaku untuk semua umur
1. Apakah Saudara mempunyai kartu jaminan kesehatan atau JKN?
Ya ( √ ) Tidak ( )
2. Apakah Saudara merokok?
Ya ( √ ) Tidak ( )
b. Berlaku untuk anggota keluarga berumur ≥ 15 tahun
1. Apakah Saudara biasa buang air besar di jamban?
Ya ( √ ) Tidak ( )
2. Apakah Saudara biasa menggunakan air bersih?
Ya ( √ ) Tidak ( )
3. Apakah Saudara pernah didiagnosis menderita tuberkulosis
(TB) paru?
Ya ( ) Tidak ( √ )
4. Bila ya, apakah meminum obat TBC secara teratur (selama 6 bulan)?
Ya ( ) Tidak ( √ )
5. Apakah Saudara pernah menderita batuk berdahak > 2 minggu
disertai satu atau lebih gejala: dahak bercampur darah/ batuk
berdarah, berat badan menurun, berkeringat malam hari tanpa
kegiatan fisik, dan demam > 1 bulan?
33

Ya ( ) Tidak ( √ )
6. Apakah Saudara pernah didiagnosis menderita tekanan darah
tinggi/hipertensi?
Ya ( ) Tidak ( √ )
7. Bila ya, apakah selama ini Saudara meminum obat tekanan darah
tinggi/hipertensi secara teratur?
Ya ( ) Tidak ( √ )
8. Apakah saat ini dilakukan pengukuran tekanan darah?
Ya ( √ ) Tidak ( )
9. Hasil pengukuran tekanan darah : Ny. E 120/80
c. Berlaku untuk anggota keluarga wanita berstatus menikah (usia
10-54 tahun)
1. Apakah Saudara sedang hamil?
Ya ( ) Tidak ( √ )
2. Apakah Kehamilan dalam kategori resiko rendah?
Ya ( ) Tidak ( √ )

d. Berlaku untuk anggota keluarga wanita berstatus menikah (usia


10-54 tahun) dan tidak hamil atau anggota keluarga laki-laki
berstatus menikah (usia ≥ 10 tahun)
1. Apakah Saudara atau pasangan Saudara menggunakan alat kontrasepsi
atau ikut program Keluarga Berencana?
Ya ( ) Tidak ( √ )
e. Berlaku untuk Ibu yang memiliki anggota keluarga berumur < 12
bulan
1. Apakah saat Ibu melahirkan bersalin di fasilitas pelayanan kesehatan?
Ya ( ) Tidak ( )
f. Berlaku untuk anggota keluarga berumur 7-23 bulan
1. Apakah bayi ini pada waktu usia 0-6 bulan hanya diberi ASI
eksklusif?
Ya ( ) Tidak ( )
34

g. Berlaku untuk anggota keluarga berumur 12-23 bulan


1. Apakah selama bayi usia 0-11 bulan diberikan imunisasi lengkap?
(HB0, BCG, DPT- HB1, PT-HB2, DPT HB3, Polio1, Polio2, Polio3,
Polio4, Campak)
Ya ( ) Tidak ( )
h. Berlaku untuk anggota keluarga berumur 2-59 bulan
1. Apakah dalam 1 bulan terakhir dilakukan pemantauan pertumbuhan
balita?
Ya ( ) Tidak ( )

VI. PENGKAJIAN INDIVIDU PADA IBU POST PARTUM HARI KE 6


Tanggal Pengkajian : 30 Desember 2021
Waktu Pengkajian : 11.00 wita
Tempat Pengkajian : Rumah Tn. K
Nama Pengkaji : Yesi Mulyani
S:
1. Identitas
Nama Ibu : Ny. E Nama Suami : Tn. K
Umur : 19 th Umur : 18 th
Agama : Kristen Agama : Katolik
Suku/Bangsa : Dayak Suku/Bangsa : Dayak
Pendidikan : SMP Pendidikan : SMP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Swasta
Alamat : Linggang Kebut RT.03 Kelurahan Linggang Bigung

2. Keluhan utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan

3. Riwayat kesehatan klien


Tidak pernah memiliki Riwayat penyakit menurun, menular dan
menahun.
35

4. Riwayat kesehatan keluarga


Di dalam keluarga ibu tidak pernah ada yang memiliki Riwayat penyakit
menurun, menular dan menahun.

5. Riwayat menstruasi
HPHT : 18 Maret 2021
TP : 25 Desember 2021
Siklus : 28 hari
Lama : 6 hari

6. Riwayat obstetrik
No Kehamilan Persalinan Anak Nifas
Suami Ank UK Pny Jns Pnlg Tmpt Pny JK BB/PB H M Abnr Lkts Pny
1 1 1 A - S B RS - L 3kg/ H - - ASI -
48cm

7. Riwayat kontrasepsi
Ibu mengatakan tidak pernah menggunakan kontrasepsi apapun.

8. Pola fungsional kesehatan


Pola Sebelum Hamil Saat Ini
Makan 3x sehari, porsi Makan 3-4x sehari, porsi sedang,
Nutrisi sedang, minum air 8 gelas minum air 8 gelas sehari
sehari
BAK 5x sehari BAB 1x BAK 6-8x sehari, BAB 1-2x
Eliminasi
sehari, tidak ada keluhan sehari, tidak ada keluhan
Melakukan pekerjaan rumah Melakukan pekerjaan rumah
Aktivitas
sendiri dibantu oleh keluarga
Tidur siang 1 jam sehari, tidur Tidur siang 1 jam sehari, tidur
Istirahat
malam 7 jam sehari malam 7-8 jam
Mandi 2x, ganti pakaian dan Mandi 2x, ganti pakaian dan
Personal Hygiene
pakaian dalam 2x sehari pakaian dalam 2-3x sehari
3 kali seminggu Belum berubungan masih masa
Seksualitas
nifas
36

9. Riwayat psikososiokultural spiritual


a. Psikologis : Riwayat pernikahan pertama, keadaan ibu saat ini baik.
b. Sosial : lama menikah ±1 tahun, suami dan keluarga menerima
kelahiran ini
c. Kultural : tidak ada budaya/adat istiadat yang dapat membahayakan ibu
dan anak selama persalinan
d. Spiritual : Tidak ada tradisi keagamaan yang merugikan dan masih
dilakukan oleh ibu dan keluarga yang dapat merugikan
kesehatan ibu dan bayinya

O:
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan Umum : baik
Kesadaran : composmentis
Tanda-tanda vital :
a. Tekanan darah : 120/70 mmHg
b. Suhu : 36,4°C
c. Nadi : 80x/menit
d. Pernafasan : 20x/menit
Antropometri
a. Tinggi badan : 152 cm
b. Berat badan sebelum hamil : 47kg
c. Berat badan sekarang : 57kg
d. LILA : 24 cm

2. Pemeriksaan fisik
Kepala : Bersih, tidak ada lesi, rambut hitam, tidak ada edema
Wajah : Simetris, bersih, ada chloasma gravidarum
Mata : Simetris, sclera warna putih, konjungtiva warna merah
muda
Telinga : Simetris, bersih, tidak ada pengeluaran cairan
37

Hidung : Bersih dan tidak ada pernafasan cuping hidung, tidak


ada polip
Mulut : Simetris, tidak pucat, bersih, mukosa bibir lembab, tidak
ada stomatitis, tidak ada karies dan karang gigi, tidak
nampak peradangan pada tosil dan ovula, lidah bersih
Leher : ada chloasma gravidarum, tidak ada pembengkakan
Dada : Simetris, tidak nampak retraksi dinding dada, tidak
menggunakan otot bantu pernafasan, bunyi nafas
vesikuler, BJ I dan II terdengar jelas.
Payudara : Simetris, ada hyperpigmentasi pada areola, puting
susu menonjol, tidak ada dimpling, tidak ada
benjolan, terdapat pengeluaran ASI
Abdomen : Ada Linea Nigra, nampak membesar, tidak ada luka
bekas operasi SC, TFU ½p pusat - symfisis
Genetalia : Ada pengeluaran cairan lochea sanguilenta, tidak ada
varices, tidak ada oedem, tidak ada pembesaran kelenjar
bartholin.
Anus : Tidak nampak hemoroid
Ekstremitas : Bawah : simetris, CRT kembali sebelum 2 detik
Atas : simetris, CRT kembali <2 detik, tidak ada
varices

3. Pemeriksaan penunjang
Tidak ada

A
Diagnosis : P1001, hari ke 6
Masalah : tidak ada
Diagnosis potensial : tidak ada
Masalah potensial : tidak ada
Kebutuhan segera : tidak ada
38

P:
1. Menganjurkan ibu untuk beristirahat saat menggurus bayi
 Peran Suami : membantu ibu untuk melakukan aktivitas dan
merawat bayi
 Peran Ayah : mengingatkan ibu untuk beristirahat dan menjaga
bayi
2. Menganjurkan ibu untuk selalu meminum air putih minimal 8 gelas sehari
 Peran Suami : membantu ibu untuk mengambilkan minum
 Peran Ayah : mengingatkan ibu untuk selalu minum air putih
3. Menganjurkan ibu untuk makan – makanan yang bergizi
 Peran Suami : membantu ibu untuk memasak dan memberi
makan
 Peran Ayah : mengingatkan makan – makanan yang berggizi
39

ANALISA DATA
N RUMUSAN MASALAH
DATA
O DIAGNOSIS MASALAH
1. DS : Keluarga dengan ibu Kurangnya
 Salah satu anggota keluarga Tn. K adalah P1001 dengan nifas pengetahuan ibu
ibu nifas P1001 (Ny. E) 6 hari setelah normal hari ke 6 mengenai pemakian
persalinan
 Ini merupakan persalinan normal dan alat kontrasepsi.
ditolong oleh tenaga kesehatan, dan tidak
terdapat penyulit pada saat persalinan
 Ini merupakan persalinan yang pertama
 Pada masa nifas ini ibu tidak memiliki
keluhan
 Pola nutrisi Ny. E makan 3-4x sehari
dengan porsi sedang dan mengonsumsi
sayuran hijau.

DO :
 Kesadaran compos mentis
 TTV : TD : 120/70 mmHg
N : 80 x/menit
RR : 20 x/menit
T : 36,4 0C
 Antropometri :
BB : 57 kg
TB : 152 cm
Lila : 24 cm
 Pemeriksaan fisik
Wajah tidak tampak pucat dan warna
konjungtiva merah muda
TFU : ½ pusat symfisis
Ada pengeluaran cairan dari jalan lahir
yaitu loche sanguilenta
Tidak ada odem dan varices pada
ekstremitas

2. DS: Keluarga Tn. K dengan  Kurangnya


40

 Salah satu KK di keluarga Tn. K Tn. A suami dari Ny. E pengetahuan keluarga
adalah seorang perokok aktif yaitu merupakan seorang tentang bahaya
Tn. A suami dari Ny. E perokok aktif. merokok bagi
 Ini adalah pola kebiasaan Tn. A kesehatan
sehari-hari
 Biasa sehari-hari Tn. A
menghabiskan 3-4 batang rokok
 Pada saat ini tidak ada keluhan yang
dirasakan
 Dalam keluarga tersebut ada seorang
bayi yang berumur 7 hari
 Pola aktivitas Tn. A bekerja 8 jam
sehari
 Pola nutrisi Tn. K makan 3x sehari
dengan porsi sedang dan minum air
putih 7-8 gelas sehari.

DO
 Kesadaran composmentis
 TTV : TD : 120/80 mmHg
N : 80x/menit
RR : 20x/menit
T : 36,3 0C
 Pemeriksaan fisik
Suara napas normal dan bunyi jantung
normal
Ekstremitas normal
SKORING PRIORITAS MASALAH

RUMUSAN MASALAH
NO KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN
DIAGNOSIS MASALAH
1. Keluarga dengan ibu Kurangnya Sifat masalah
P1001 dengan nifas pengetahuan ibu Skala :
normal hari ke 6 mengenai pemakian Tidak/ kurang sehat 1/3 x 1 1/3
alat kontrasepsi Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah
dapat diubah
Skala :
Dengan mudah 2/2 x 2 2 Masalah masih dapat ditangani
Hanya sebagian dengan mudah dengan memberikan
Tidak dapat pendidikan kesehatan
Potensi masalah untuk
diubah
Skala : 2/3 x 1 2/3 Potensi masalah untuk diubah
Tinggi dengan skala tinggi dengan
Cukup memberikan pendidikan kesehatan
Rendah
Menonjolnya masalah
Skala : 2/2 x 1 1 Keluarga beranggapan masalah
Masalah berat harus Tersebut berat dan harus segera
ditangani ditangani
Masalah yang tidak perlu 4
segera ditangani
Masalah tidak dirasakan
42

SKORING PRIORITAS MASALAH

RUMUSAN MASALAH
NO KRITERIA PERHITUNGAN NILAI PEMBENARAN
DIAGNOSIS MASALAH
2. Keluarga Tn. K Kurangnya pengetahuan Sifat masalah
dengan Tn. A suami keluarga tentang bahaya Skala : Sifat masalah keluarga Tn. K
dari Ny. E merupakan merokok bagi kesehatan Tidak/ kurang sehat 2/3 x 1 1/3 dengan skala ancaman kesehatan
seorang perokok aktif. Ancaman kesehatan
Keadaan sejahtera
Kemungkinan masalah
dapat diubah Kemungkinan masalah tidak
Skala : 0/2 x 2 1 dapat diubah dengan
Dengan mudah memberikan pendidikan
Hanya sebagian kesehatan
Tidak dapat
Potensi masalah untuk
diubah Potensi masalah untuk diubah
Skala : 1/3 x 1 2/3 dengan skala rendah dengan
Tinggi memberikan pendidikan
Cukup
kesehatan
Rendah
Menonjolnya masalah
Skala : 0/2 x 1 1/2
Keluarga beranggapan masalah
Masalah berat harus
ditangani
tidak dirasakan.
Masalah yang tidak perlu 2 1/2
segera ditangani
43

Masalah tidak dirasakan


RENCANA PELAKSANAAN (PLAN OF ACTION)
PENYELESAIAN MASALAH DI KELUARGA BINAAN

N RUMUSAN MASALAH TUJUAN


INTERVENSI RASIONAL
O DIAGNOSIS MASALAH UMUM KHUSUS
44

1. Keluarga dengan ibu P1001 Kurangnya Setelah dilakukan Keluarga mengerti tentang Berikan pendidikan 1. Pendidikan
dengan nifas normal hari pengetahuan ibu asuhan keluarga pada program keluarga kesehatan tentang kesehatan adalah
ke 6 mengenai pemakian keluarga Tn. K berencana Program KB dan untuk merubah
alat kontrasepsi diharapkan keluarga pemakaian alat perilaku
mengetahui tentang kontrasepsi! perseorangan dan
program keluarga atau masyarakat
berencana dalam bidang
kesehatan (WHO)
2. Pendidikan
kesehatan dapat
menghasilkan
perubahan atau
peningkatan dan
akan berpengaruh
pada sikap dan
perilaku
(Notoadmodjo,
2007)

RENCANA PELAKSANAAN (PLAN OF ACTION)


PENYELESAIAN MASALAH DI KELUARGA BINAAN

N RUMUSAN MASALAH TUJUAN


INTERVENSI RASIONAL
O DIAGNOSIS MASALAH UMUM KHUSUS
45

2. Keluarga Tn. K dengan Kurangnya pengetahuan Setelah dilakukan Keluarga mengerti tentang Berikan pendidikan 1. Pendidikan
Tn. A suami dari Ny. E keluarga tentang bahaya asuhan keluarga pada bahaya merokok bagi kesehatan tentang kesehatan adalah
merupakan seorang merokok bagi kesehatan keluarga Tn. K kesehatan bahaya merokok untuk merubah
perokok aktif. diharapkan keluarga bagi kesehatan! perilaku
mengetahui tentang perseorangan dan
bahaya merokok bagi atau masyarakat
kesehatan dalam bidang
kesehatan (WHO)
2. Pendidikan
kesehatan dapat
menghasilkan
perubahan atau
peningkatan dan
akan berpengaruh
pada sikap dan
perilaku
(Notoadmodjo,
2007)

PELAKSANAAN

N RUMUSAN MASALAH
INTERVENSI IMPLEMENTASI DUKUNGAN HAMBATAN
O DIAGNOSIS MASALAH
1. Keluarga dengan ibu P1001 Kurangnya Berikan pendidikan Memberikan pendidikan 1. Bapak Ketua RT Tidak ada
46

dengan nifas normal hari pengetahuan ibu kesehatan tentang Program kesehatan tentang setempat hambatan yang
ke 6 mengenai pemakian KB dan pemakaian alat kehamilan risiko tinggi, memberikan berarti pada saat
alat kontrasepsi kontrasepsi! meliputi: dukungan kepada pelaksanaan
 Definisi Keluarga mahasiswa kegiatan
Berencana dan pelayanan dengan ikut
kontrasepsi terlibat dalam
 Jenis – jenis KB kegiatan asuhan
 Kekurangan dan keluarga
Kelebihan KB 2. Keluarga
kooperatif dan
terlibat aktif pada
setiap tahapan
kegiatan
47

PELAKSANAAN

N RUMUSAN MASALAH
INTERVENSI IMPLEMENTASI DUKUNGAN HAMBATAN
O DIAGNOSIS MASALAH
2. Keluarga Tn. K dengan Kurangnya pengetahuan Berikan pendidikan Memberikan pendidikan 1. Bapak Ketua RT Sulitnya mengatur
Tn. A suami dari Ny. E keluarga tentang bahaya kesehatan tentang bahaya kesehatan tentang bahaya setempat waktu dengan Tn.A
merupakan seorang merokok bagi kesehatan merokok bagi kesehatan merokok, meliputi : memberikan dikarenakan Tn.A
perokok aktif.  Definisi perokok aktif dukungan kepada bekerja
dan pasif mahasiswa
 Bahaya merokok dengan ikut
 Penyakit yang terlibat dalam
ditimbulkan dari asap kegiatan asuhan
rokok keluarga
2. Keluarga
kooperatif dan
terlibat aktif pada
setiap tahapan
kegiatan
48

EVALUASI

N RUMUSAN MASALAH EVALUASI


INTERVENSI
O DIAGNOSIS MASALAH STRUKTUR PROSES HASIL
1. Keluarga dengan ibu P1001 Kurangnya Berikan pendidikan  Mahasiswa  Pendidikan Terjadi peningkatan
dengan nifas normal hari pengetahuan ibu kesehatan tentang mengumpulkan pre kesehatan dilakukan pengetahuan keluarga,
ke 6 mengenai pemakian Program KB dan planning kegiatan, SAP tanggal 27-30 berdasarkan hasil
alat kontrasepsi pemakaian alat dan leaflet tentang Desember 2021 kuesioner pre dan post
pelayaan KB pukul 15.00 Wita. test. Pengetahuan
kontrasepsi!
 Media, ruangan dan hal  Penkes dihadiri sebelum dilaksanakan
lain yang diperlukan seluruh anggota penkes nilai pretest dan
pada saat proses keluarga sesudah dilaksanakan
pelaksanaan kegiatan  Pada pelaksaanaan penkes nilai posttest.
pendidikan kesehatan kegiatan, diajukan
tersedia beberapa pertanyaan
 Keluarga siap menerima oleh anggota
pendidikan kesehatan keluarga dan mampu
yang diberikan oleh dijawab dengan baik
mahasiswa oleh mahasiswa dan
ditambahkan oleh
pembimbing
49

EVALUASI

N RUMUSAN MASALAH EVALUASI


INTERVENSI
O DIAGNOSIS MASALAH STRUKTUR PROSES HASIL
2. Keluarga Tn. K dengan Kurangnya Berikan pendidikan  Mahasiswa  Pendidikan Terjadi peningkatan
Tn. A suami dari Ny. E pengetahuan keluarga kesehatan tentang mengumpulkan pre kesehatan. pengetahuan keluarga,
merupakan seorang tentang bahaya bahaya merokok bagi planning kegiatan,  Penkes dihadiri berdasarkan hasil
perokok aktif. merokok bagi kesehatan SAP dan leaflet seluruh anggota kuesioner pre dan
kesehatan tentang bahaya keluarga posttest. Pengetahuan
merokok  Pada pelaksaanaan sebelum dilaksanakan
 Media, ruangan dan kegiatan, diajukan penkes nilai pretest
hal lain yang beberapa dan sesudah
diperlukan pada saat pertanyaan oleh dilaksanakan penkes
proses pelaksanaan anggota keluarga nilai posttest.
kegiatan pendidikan dan mampu
kesehatan tersedia dijawab dengan
 Keluarga siap baik oleh
menerima pendidikan mahasiswa
kesehatan yang
diberikan oleh
mahasiswa
BAB IV
PEMBAHASAN

Asuhan Keluarga pemberdayaan yang dilakukan selama 7 hari pada


keluarga Tn. K telah dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan yang diperlukan oleh
keluarga. Selama proses pengkajian data keluarga telah dilakukan sesuai dengan
standar yang ada menggunakan lembar pengkajian keluarga yang telah disediakan
oleh pihak institusi.
Pada proses pengkajian data keluarga didapatkann bahwa keluarga Tn. K
terdiri dari 5 orang anggota keluarga, dimana terdiri dari ayah Tn. K, kakak dan
suami Tn. A, istri Ny. E, dan anaknya Ny. E. Dari proses pengkajian data
diketahui bahwa ibu (istri Tn. A), yaitu Ny. E merupakan ibu nifas hari ke 6 yang
belum mengetahui tentang program KB. Terkait hal ini maka selanjutnya Ny. E
sudah memutuskan setelah masa nifas berakhir akan berencana menggunakan alat
kontrasepsi suntik 3 bulan.
Setelah dilakukan pengkajian dari hasil wawancara dan pemeriksaan fisik
pada keluarga Tn. K didapatkan data-data yang didalamnya ditemukan masalah
yang memerlukan asuhan kebidanan secara khusus, dimana dalam melakukan
asuhan keluarga, penulis menentukan prioritas masalah utama yaitu kurangnya
pengetahuan ibu mengenai program KB.
Ny. E berusia 19 tahun telah melahirkan yang pertama kali. Jenis dan
sasaran yang dituju dari pelayanan KB diberikan sesuai dengan kebutuhan melalui
konseling dan pelayanan dengan tujuan merencanakan dan menjarangkan atau
membatasi kehamilan, yaitu bagi remaja, ibu hamil, ibu nifas, wanita usia subur
(WUS) yang tidak sedang hamil. Suami dan istri memiliki kedudukan, hak, dan
kewajiban yang sama dalam melaksanakan KB (Kemenkes RI, 2013) .
Menurut penulis tidak terdapat kesenjangan antara teori dan praktik yang
terlaksana, bahwa klien termasuk kategori yang dapat dikategorikan dalam
pelayanan KB.
Wanita usia subur (WUS) adalah wanita yang berusia antara 15 sampai 49 yang
belum menikah, menikah dan sudah pernah menikah/janda dan wanita pada usia ini

50
51

memiliki potensi untuk mempunyai keturunan (BKKBN, 2012).


Pemilihan kontrasepsi pada WUS dibagi menjadi 3 fase. Fase menunda
kehamilan yaitu pada usia kurang dari 20 tahun. Fase menjarangkan kehamilan yaitu pada
usia antara 20 sampai 35 tahun. Fase tidak hamil lagi yaitu pada WUS dengan usia lebih
dari 35 tahun (BKKBN, 2012).
Hambatan terhadap pemberian asuhan keluarga pada keluarga Tn. K yang
dilakukan oleh mahasiswa, tidak ditemukan hambatan yang berarti. Keluarga Tn.
K sangat kooperatif dan kerjasama yang baik terjalin antara mahasiswa dengan
keluarga Tn. K selama pemberian asuhan keluarga oleh mahasiswa.
Setelah dilakukan asuhan keluarga pada keluarga Tn. K, keluarga bersedia
untuk mengikuti program KB ke tenaga kesehatan untuk mendapatkan alat
kontrasepsi yang sudah dipilih oleh Ny. E.
52

BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Asuhan Kebidanan Pemberdayaan Keluarga dilaksanakan selama 7 hari,
yaitu tanggal 01 Desember 2021 hingga 08 Desember 2021 dengan lingkup
pemberdayaan keluarga dan usaha-usaha untuk meningkatkan derajat
kesehatan keluarga lebih banyak melibatkan peran serta keluarga, adapun
kesimpulan yang dapat ditarik dari kegiatan ini, yaitu :
1. Melakukan pengkajian data dasar pada keluarga Tn.K.
2. Melakukan analisis data pada keluarga Tn.K.
3. Menentukan perumusan masalah pada keluarga Tn.K.
4. Menentukan prioritas masalah pada keluarga Tn.K. Adapun prioritas
masalah pada keluarga Tn. K telah ditentukan dengan skoring dari dua
masalah kesehatan, yaitu kurangnya pengetahuan Ny.E tentang perilaku
sehat selama nifas dengan skor 4 .
5. Menentukan dan melaksanakan rencana tindakan asuhan kebidanan
terhadap masalah kesehatan pada keluarga Tn.K di rumah keluarga Tn.K
yaitu pendidikan kesehatan tentang perilaku sehat selama masa nifas dan
bahaya merokok bagi kesehatan.
6. Melaksanakan evaluasi pada keluarga Tn.K

B. Saran
1. Bagi Klien
Diharapkan dengan dilakukannya asuhan kebidanan pemberdayaan
pada keluarga secara menyeluruh oleh mahasiswa dapat membantu
keluarga dalam mengatasi masalah kesehatan yang dialami atau
menemukan masalah kesehatan yang sebelumnya tidak diketahui oleh
keluarga.
53

2. Bagi Petugas Kesehatan


Dengan adanya kegiatan mahasiswa berupa asuhan kebidanan
pembedayaan keluarga, pada salah satu keluarga yang ada disekitar
lingkungan Puskesmas Linggang Bigung diharapkan dapat membantu
dalam menemukan masalah kesehatan dan penanganan segera terkait
masalah kesehatan yang dialami serta memberikan penyuluhan kesehatan
di masyarakat yang lebih kontinu agar masyarakat dapat meningkatkan
derajat kesehatan keluarga terutama kesehatan ibu dan anak.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Diharapkan kegiatan Asuhan Kebidanan Pemberdayaan Keluarga
ini selalu diprogramkan dalam akademik, disamping kegiatan ini
membantu masyarakat untuk bersama-sama mengidentifikasi
permasalahan kesehatan yang ada dilingkungan mereka.
DAFTAR PUSTAKA

Badan Pusat Statistik. (2016). Potret Awal Tujuan Pembangunan Berkelanjutan


(Sustainable Development Goals) di Indonesia. In Katalog BPS.
file:///C:/Users/Windows 10/Downloads/Documents/3 BPS Potret Awal TPB
di Indonesia.pdf
Manuaba,I.B.G. (2001). Ilmu Kebidanan Penyakit Kandungan dan Keluarga
Berencana. Jakarta: EGC.
Notoatmodjo. (2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Manusia. Jakarta:
Rineka Cipta
Varney, H. (2008). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Edisi 4. Jakarta : EGC.
Hanifa Wiknjosastro. Ilmu Kebidanan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono
Prawiroharjo. 2003
Manuaba IBG. 2008.Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan &
Keluarga Berencana
Untuk Pendidikan Bidan.Jakarta: EGC
Abdul Bari Saifuddin, dkk. 2003. Buku Panduan Praktis Pelayanan Kontrasepasi.
Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo
Everett, S., 2007. Buku saku kontrasepsi & kesehatan seksual reproduktif. Jakarta
:EGC
Glasier Anna dkk, 2005. Keluarga Berencana &Kesehatan Reproduksi.Jakarta :
EGC

Arif, Mansjoer, dkk., ( 2007 ), Kapita Selekta Kedokteran, Edisi 3, Medica


Aesculpalus, FKUI, Jakarta.
Burn. A. pemberdayaan wanita dalam bidang kesehatan. editor edisi Indonesia.
Tanuan achmad. Yogyakarta: yayasan esentria medica

54
LAMPIRAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
( SAP )

1. Topik : Keluarga Berencana / KB


2. Sub Topik : Program Pelayanan Keluarga Berencana
3. Sasaran : Ibu Nifas
4. Hari/Tanggal : Senin, 27 Desember 2021
5. Waktu : 15.00 WITA
6. Tempat : Rumah Ny.E
7. Pelaksana : Yesi Mulyani

A. Tujuan Instruksional Umum (TIU)


Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit diharapkan sasaran mengetahui
tentang KB.

B. Tujuan Instruksional Khusus (TIK)

Setelah diberikan penyuluhan selama 30 menit, sasaran diharapkan dapat:


a. Menjelaskan kembali pengertian KB dengan tepat
b. Menyebutkan 3 dari 5 jenis KB dengan tepat
c. Menyebutkan 3 dari 5 keuntungan dan kerugian KB dengan tepat
d. Menyebutkan 3 dari 5 efek samping KB dengan tepat

C. Sasaran
Ibu Nifas

D. Materi

a. Pengertin KB
b. Jenis KB
c. Keuntungan KB
d. Efek samping KB
e. Komplikasi KB
E. Metode
a. Diskusi
b. Tanya jawab

F. Media
a. Ceramah
b. Leaflet
c. Lembar balik
d. Alat peraga

G. Kegiatan Penyuluhan

No Tahap Pengajar Sasaran Waktu

1 Pembukaan 1. Membuka acara dengan 1. Menjawab salam dan 5


mengucapkan salam dan mendengarkan Menit
perkenalan perkenalan.
2. Menyampaikan topik dan 2. Mendengarkan
tujuan Penyuluhan kepada
sasaran 3. Menyetujui
3. Kontrak waktu dengan kesepakatan
sasaran pelaksanaan Penkes

2 Kegiatan inti Menjelaskan :    10 menit

1. Pengertin KB 1. Memperhatikan
2. Jenis KB 2. Memperhatikan
3. Keuntungan KB 3. Memperhatikan
4. Efek samping KB 4. Memperhatikan
5. Komplikasi KB 5. Memperhatikan

3 Penutup 1. Memberi kesimpulan tentang 1. Memperhatikan 5 menit


perilaku sehat masa
kehamilan
2. Mengajukan pertanyaan 2. Menjawab
(evaluasi) pada sasaran pertanyaan
tentang materi yang sedang
di lakukan 3. Memperhatikan dan
3. Menutup pertemuan dan menjawab salam
memberi salam penutup

H. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
1) Kelengkapan media: tersedia dan siap digunakan
2) Pelaksana siap melakukan penyuluhan/pendidikan kesehatan
3) Sasaran siap diberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan
b. Evaluasi Proses
1) Sasaran mengikuti penyuluhan sesuai waktu yang telah ditentukan
2) Sasaran aktif dalam kegiatan penyuluhan
3) Pelaksana menyajikan materi secara lengkap
4) Pelaksana menyajikan materi sesuai waktu yang telah ditentukan
c. Evaluasi Hasil
1) Sebutkan kembali pengertin KB
2) Sebutkan kembali jenis KB
3) Sebutkan kembali keuntungan KB
4) Sebutkan kembali efek samping KB
5) Sebutkan kembali komplikasi KB
MATERI PENYULUHAN

1) Pengertian KB
Keluarga berencana adalah tindakan yang membantu individu
untukmendapatkan objek – objek tertentu, menghindari kehamilan yang tidak
diinginkan mendapatkan kehamilan yang diinginkan, mengatur interval kehamilan,
menentukanjumlah anak dalam keluarga, mengontrol saat kelahiran dalam
hubungan dengan umur suami istri. (Hanafi. 2003).Kontrasepsi adalah upaya untuk
mencegah terjadinya kehamilan, alat yangdigunakan untuk menunda kehamilan dan
menjarangkan jarak kelahiran.
( Hanifa. 2003 dan Manuaba. 2008).
2) Jenis-jenis KB
a. Kontrasepsi PIL
Kontrasepsi Pil adalah metode kontrasepsi hormonal yang digunakan
wanita,berbentuk tablet. Pada dasarnya kontrasepsi pil terbagi menjadi tiga bagian,
yaitu pilkombinasi, pil yang mengandung progesteron dan pil yang mengandung
estrogen.Kontrasepsi Pil adalah salah satu kontrasepsi yang paling banyak
digunakan kontrasepsi pil mengandung hormon ekstrogen dan progesterone serta
dapatmenghambat ovulasi.Kontrasepsi pil ini harus diminum setiap hari secara
teratur.Uji klinis terhadap pil memperlihatkan angka kegagalan pada tahun pertama
2,7 5di Indonesia. (Pendit, 2006)
 Jenis – jenis pil kombinasi ada 3 macam yaitu :
- Monofasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon
- estrogen/progesterone dalam dosis yang sama, dengan 7 tablet tanpa
hormon.
- Bifasik : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormon
- Estrogen/progesterone dengan dua dosis yang berbeda, dengan 7 tablet
tanpahormon.
- Trifasi : pil yang tersedia dalam kemasan 21 tablet mengandung
hormone
estrogen/progesterone dengan tiga dosis yang berbeda, dengan 7 tablet
tanpahormon (Saifuddin. 2003).

 Efektivitas
Pada pemakaian yang seksama, pil kombinasi 99 % efektif mencegah
kehamilan.Namun, pada pemakaian yang kurang seksama, efektivitasnya masih
mencapai 93 %.(Everett. 2007).
 Keuntungan
Keuntungan menggunakan kontrasepsi pil adalah dapat diandalkan
jikapemakaiannya teratur, meredakan dismenorea, mengurangi resiko anemia
mengurangi resiko penyakit payudara, dan melindungi terhadap
kankerendometrium dan ovarium.
 Kerugian
Kerugian menggunakan kontrasepsi pil adalah harus diminum secara teratur,
cermat, dan konsisten, tidak ada perlindungan terhadap penyakit menular,
peningkatan resiko hipertensi dan tidak cocok digunakan ibu yang
merokokpada usia 35 atahun. (Everett, 2007).
 Indikasi
Indikasi penggunaan kontrasepsi pil adalah usia reproduksi, telah memiliki
anak, Ibu yang menyusui tapi tidak memberikan asi esklusif, ibu yang siklus
haid tidak teratur, riwayat kehamilan ektopik. (Sifuddin. 2003).
 Kontra indikasi
Kontra indikasi pengguna kontrasepsi pil adalah ibu yang sedang hamil,
perdarahan yang tidak terdeteksi, diabetes berat dengan komplikasi,
depresiberat dan obesitas.(Everett, 2007).
 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja pil adalah dengan cara menekan gonadotropin releasing
hormon. Pengaruhnya pada hifofisis terutama adalah penurunan sekresi
luitenezing hormon (LH), dan sedikit folikel stimulating hormon.Dengan
tidakadanya puncak LH, maka ovulasi tidak terjadi. Disamping itu,
ovariummenjadi tidak aktif, dan pemasakan folikel terhenti beserta lendir sevik
mengalami perubahan, menjadi lebih kental, gambaran daun pakis menghilang
sehingga penetrasi sperma menurun.
 Efek Samping
Efek samping kontrasepis pil Kombinasi adalah pertambahan berat
badan,perdarahan diluar siklus haid, mual, pusing dan amenorea. (Hanifa.
2003).
 Cara pemakaian
Pil pertama dari bungkus pertama diminum pada hari kelima siklus haid, dapat
juga dimulai pada suatu hari yang diinginkan, misalnya hari minggu, agar
mudah diingat lalu diminum terus – menerus pada pil yang berjumlah 28 tablet.
(Hanifa. 1999).

b. Kontrasepsi Suntik
Kontrasepsi Suntik adalah alat kontrasepsi yang mengandung hormon
progesterone dan ekstrogen, kontrasepsi ada ada 2 macam yaitu suntil yang
sebulan sekali (syclopen) dan suntik 3 bulan sekali (depo propera), akan tetapi
ibu lebih suka menggunakan suntik yang sebulan karena suntik sebulan dapat
menyebabkan perdarahan bulanan teratur dan jarang menyebabkan spoting.
(Pendit. 2006).
 Efektifitas
Efektivitas kontrasepsi suntik adalah antara 99 % dan 100 % dalam
mencegahkehamilan.Dan tinggat kegagalannya sangat kecil.
Keefektifannya 0,1 – 0,4 kehamilan per 100 perempuan selama tahun
pertama pemakaian. (Everett.2007).
 Kerugian
Kerugian kontrasepsi suntik adalah perdarahan tidak teratur, perdarahan
bercak, mual, sakit kepala, nyeri payudara ringan, efektivitasnya berkurang
bila digunakan bersamaan dengan obat epilepsi dan kemungkinan terjadi
tumor hati.(Saifuddin. 2003).
 Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi suntik adalah kontrasepsi sederhana setiap 8
sampai 12 mingggu, tingkat keefektivitasannya tinggi, tidak menggagu
pengeluaran pengeluaran asi. (Manuaba. 2008).
 Indikasi
Indikasi kontrasepsi suntik adalah usia reproduksi, telah mempunyai anak,
ibuyang menyusui, ibu post partum, perokok, , nyeri haid yang hebat dan
ibu yang sering lupa menggunakan kontrasepsi pil. (Saifuddi. 2003).

 Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi adalah ibu yang dicuriagai hamil, perdarahan
yangbelum jelas penyebabnya, menderita kanker payudara dan ibu yang
menderita diabetes militus disertai komplikasi.
 Efek samping
Efek samping kontrasepsi suntik adalah sakit kepala, kembung, depresi,
berat badan meningkat, perubahan mood, perdarahan tidak teratur dan
amenore.
 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja kontrasepsi suntik adalah menghalangi pengeluaran FSH
dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum, mengentalkan lendir serviks
sehingga sulit ditembus spermatozoa, perubahan peristaltik tuba fallopi
sehingga konsepsi dihambat mengubah suasana endometrium sehingga
tidaksempurna untuk implantasi hasil konsepsi
 Jenis – jenis suntik
Jenis kontrasepsi suntik ada 3 macam yaitu depopropera yang berisi
progesterone asetat dan diberikan dalam suntikan 150 mg setiap 12
minggu.Noristerat berisi noresteron dan diberikan dalam suntikan 200 mg
setiap 8minggu.syclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu.
(Everett. 2007).
 Cara pemakaian
Cara pemakaian kontrasepsi suntik adalah melaui suntikan, dapat dilakukan
segera setelah post partum, setelah post abortus :Depopropera harus
diberikan dalam 5 haripertama haid, tidak dibutuhkankontrasepsi tambahan
dan selajutnya diberikan setiap 12 minggu. Noristerat harus diberikan pada
masa mestruasi, tidak dibutuhkan kontrasepsitambahan setelah itu diberikan
setiap 8 minggu.Cyclopem diberikan melaui suntikan setiap 4 minggu
(Everett. 2007).
c. Kontrasepsi Susuk
Implant adalah alat kontrasepsi yang dimasukkan kedalam bawah kulit, yang
memiliki keefektivitas yang cukup tinggi, dan merupakan kontrasepsi jangka
panjang 5 tahun serta efek perdarahan lebih ringan tidak menaikan tekanan
darah. Sangat efektif bagi ibu yang tidak boleh menggunakan obat yang
mengandung estrogen.(Hanifa. 1999).
 Mekanisme kerja
Mekanisme kerja implant adalah dapat menekan ovulasi, membuat getah
serviks menjadi kental, membuat endometrium tidak siap menerima
kehamilan. Dengan konsep kerjanya adalah progesteron dapat
mengahalangi pengeluaranLH sehingga tidak terjadi ovulasi dan
menyebabkan situasi endometrium tidaksiap menjadi tempat nidasi.
 Jenis – jenis
Jenis – jenis kontrasepsi susuk adalah : Norplan dari 6 batang silastik
lembutberongga dengan panjang 3,4 cm, dengan diameter 2,4 mm, yang di
isi dengan36 mg levonolgestrel dengan lama kerjanya 5 tahun. Implanon
terdiri dari satu batang putih lentur dengan panjang kira – kira 40 mm, dan
diameter 2 mm, yang di isi dengan 68 mg 3-keto desogestrel dan lama
kerjanya 3 tahun. Jedenadan indoplan Terdiri dari 2 batang yang di isi
dengan 75 mg levonolgesterdengan lama kerjanya 3 tahun. (Saifuddin.
2003)
 Keuntungan
Keuntungan kontrasepsi implant adalah dipasang selama 5 tahun, control
medisringan, dapat dilayani di daerah pedesaan, penyulit tidak terlalu
tingggi, biaya ringan. (Manuaba 2008).
 Kerugian
Kerugian kontrasepsi implant adalah terjadi perdarahan bercak,
meningkatnyajumlah darah haid, berat badan bertambah, menimbulkan
acne, dan membutuhkan tenaga yang ahli untuk memasang dan
membukanya.
 Indikasi
Indikasi kontrasepsi implant adalah wanita usia subur, wanita yang
inginkontrasepsi jangka panjang, ibu yang menyusui, pasca keguguran
 Kontra indikasi
Kontra indikasi kontrasepsi implant adalah ibu yang hamil, perdarahan
yang
tidak diketahui penyebabnya, adanya penyakit hati yang berat, obesitas dan
depresi. (Everett. 2007).
 Efek samping
Efek samping kontrasepsi implant adalah nyeri , gatal atau infeksi pada
tempatpemasangan, sakit kepala, mual, perubahan moot, perubahan berat
badan, jerawat, nyeri tekan pada payudara, rambut rontok. ( Everett. 2007).
 Waktu pemasangan
Waktu pemasangan yang baik dalam pemasangan implan adalah : Setiap
saatselama siklus haid hari ke – 2 sampai hari ke- 7 tidak diperlukan
metodekontrasepsi tambahan. Insersi dapat dilakukan setiap saat, asal saja
diyakini tidak terjadi kehamilan, bila insersi setelah hari ke – 7 siklus haid,
klien janganmelakukan hubungan seksual atau menggunakan kontrasepsi
lainnya untuk 7 hari saja. Bila menyusui antara 6 minggu sampai 6 bulan
pasca persalinan insersi dapat dilakukan setiap saat, bila menysui penuh,
klien tidak perlu memakai metode kontrasepsi lain. Waktu yang paling
untuk pemasangan implant adalah sewaktu haid berlangsung atau masa pra
ovulasi dari siklushaid, sehingga adanya kehamilan dapat disingkirkan.
(Hanifa. 2003).
 Cara pemasangan
Cara pemasangan implant adalah :
- Mempersiapkan pasien yaitu dengan menganjurkan pasien
membersihkanlengan yang akan dipasang.yaitu lengan yang jarang
digunakan.
- Gunakan cara pencegahan infeksi.
- Pastikan kapsul – kapsul tersebut berad sedikit 8 cm diatas lipatan
siku di
daerah media lengan.
- Suntikan lidokain sebanyak 0,5 ml lalu lakukan insisi yang kecil,
hanya
sekedar menembus kulit.
- Masukkan trokar melalui luka insisi dengan sudut yang kecil.
- Kemudian masukkan implant secara perlahan – lahan sampai semu
implant masuk kedalam bawah kulit.
- Kapsul pertama dan keenam harus membentuk sudut 750
- Kemudian cabut trokar perlahan, kemudian bersihkan luka insisi
dengan
bethadine setelah itu tutup dengan kain kasa. (Sifuddin. 2003).
 Cara pencabutan
Cara pencabutan implant adalah :
- Desinfeksi daerah yang akan di insisi.
- Suntikkan lidocain 5cc.
- Insisi diperdalam dan jaringan ikat lemak melekat pada kapsul implant.
- Tangan kanan mendorong implant kearah insisi
- Tangan kiri memegang arteri klem untuk menjepit kapsul implant
- Keluarkan kapsul implant satu – persatu.
- Setelah selesai bersihkan luka insisi, jahit jika luka terlalu dalan
ataulebar agar tidak terjadi perdarahan. (Manuaba, 2008).

d. Kontrasepsi IUD
IUD adalah suatu benda kecil dari plastic lentur, kebanyakan mempunyai lilitan
tembaga yang dimasukkan kedalam rahim. IUD adalah alat kontrasepsi yang
dimasukkan kedalam rahim yang megandungtembaga.Kontrasepsi ini sangat efektif
digunakan bagi ibu yang tidak boleh menggunakan kontrasepsi yang mengandung
hormonal dan merupakan kontrasepsi jangka panjang 8 -10 tahun.Tetapi efek dari
IUD dapat menyebabkan perdarahan yanglama dan kehamilan ektopik. Angka
kegagalan pada tahun petama 2,2%. (Pendit.2006).
 Jenis – jenis IUD
Menurut Speroff 2003, jenis IUD ada beberapa macam yaitu : Lippe lopp yang
terbuat dari plastic, berbentuk huruf S. TCU – 380A adalah alat yang berbentuk
T, yang dililit tembaga pada lengan horizontal dan lilitan tembaga memiliki inti
perak pada batang. Sof – T adalah IUD tembaga yang berbentukmirip rongga
uterus. Multiload 375, kawat tembaga yang dililit pada batangnya dan
berbentuk 2/3 lingkaran elips. Nova T mempunyai inti perak pada kawat
tembaganya pada batang dan sebuah lengkung besar pada ujung
bawah.Levonogestrel adalah alat yang berbentuk T mempunyai arah merekat
padalengan vertical.
 Keuntungan
Menurut Saifuddin. 2003 dan V Taree. 2007 keuntungan pemakaiankontrasepsi
IUD adalah : Dapat segera aktif setelah pemasangan. Metode jangkapanjang,
tidak mempengaruhi produksi asi. Tidak mengurangi laktasi. Kesuburan cepat
kembali setelah IUD dilepas.Dapat di pasang segera setelah melahirkan.
Meningkatkan kenyamanan hubungan suami istri karena rasa aman terhadap
resiko kehamilan. Menurut PKMI. 2007 keuntungan IUD ada beberapa hal,
yaitu : Sangat efektif 0,6 - 0,8 kehamilan / 100 perempuan dalam 1 tahun
pertama pemakaian. IUD dapat segera aktif setelah pemasangan.Metode jangka
panjang (8 – 10 tahun pemakaian). Tidak mempengaruhi hubungan seksual.
Tidak ada efek samping hormonal. Tidak mempengaruhi kualitas dan volume
asi. Dapat digunakan hingga menopause. Tidak ada interaksi dengan obat –
obatan.
 Efek Samping
Efek samping adalah akibat yang ditimbulkan atau reaksi yang disebabkan oleh
benda asing yang masuk kedalam tubuh dan tidak diharapkan. Efek samping
IUD menurut Saifuddin. 2003 antara lain : Haid lebih banyak dan lama. Saat
haid terasa sakit. Perdarahan spoting. Terjadinya pedarahan yang banyak.
Kehamilan insitu
 Indikasi
Menurut Glasier. 2005 yang merupakan indikasi pemakaian kontrasepsi IUD
adalah : Wanita yang menginginkan kontrasepsi jangka panjang. Multigravida.
Wanita yang mengalami kesulitan menggunakan kontrasepsi lain.
 Mekanisme Kerja
Mekanisme kerja IUD adalah mencegah terjadinya pembuahan dengan
penghambatan bersatunya ovum dengan sperma, mengurangi jumlah sperma
yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma. Mekanisme kerja IUD
adalah menghambat bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah sperma
yang mencapai tuba fallopi, menonaktifkan sperma, menebalkan lendir serviks
sehingga menghalangi pergerakan sperma (Mansjoer 2007). Mekanisme kerja
IUD adalah dapat menimbulkan reaksi radang pada endometrium dengan
mengeluarkan leokosit yang dapat menghancurkan blastokista atau sperma.IUD
yang mengandung tembaga juga dapat menghambat khasiat anhidrase karbon
dan fosfase alkali, memblok bersatunya sperma dan ovum, mengurangi jumlah
sperma yang mencapai tuba fallopi dan menonaktifkan sperma. IUD dapat
menimbulkan infeksi benda asing sehingga akan terjadi migrasi leokosit,
makrofag dan menimbulkan perubahan susunan cairan endometrium yang akan
menimbulkan gangguan terhadap spermatozoa sehingga gerakannya menjadi
lambat dan akan mati dengan sendirinya. (Manuaba. 2008). IUD bentuk insert,
contohnya lippes loop, menimbulkan reaksi benda asingdengan terjadinya
migrasi leokosit, limfosit dan makrofag. Pemadatan lapisanendometrium
menyebabkan gangguan nidasi hasil konsepsi sehingga kehamilan tidak terjadi
(Manuaba. 2008).

 Kerugian
Kerugian pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Menstruasi yang lebih banyak dan
lebih lama. Infeksi dapat terjadi saat pemasangan yang tidak steril. Ekspulsi
(IUD yang keluar atau terlepas dari rongga rahim). Sedangkan kerugian
pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Haid menjadi lebih lama dan banyak.
Perdarahan spoting (bercak – bercak). Kadang – kadang nyeri haid yang hebat,
perlu tenaga terlatih untuk memasangkan dan membuka IUD.
 Kontra Indikasi
Menurut Saifuddin. 2003 dan Burns. 2000 yang merupakankontra indikasi
pemakaian kontrasepsi IUD adalah : Wanita yang sedang hamil. Wanita yang
sedang menderita infeksi alat genitalia. Perdarahan vagina yang tidak diketahui.
Wanita yang tidak dapat menggunakan kontrasepsi IUD. Wanita yang
menderita PMS. Wanita yang pernah menderita infeksi rahim. Wanita
yangpernah mengalami pedarahan yang hebat.
 Waktu Pemasangan
Waktu pemasangan IUD yang baik menurut Manuaba 2008 antara lain : Bersamaan
dengan menstruasi, Segera setelah menstruasi, Pada masa akhir masa nifas,
Bersamaan dengan seksio secaria, Hari kedua dan ketiga pasca
persalinan,Segera setelah post abortus.
 Waktu Pencabutan
Waktu pencabutan IUD yang baik menurut (Manuaba 2008) antara lain : Ingin
hamil lagi, Terjadi infeksi, Terjadi perdarahan, Terjadi kehamilan insitu.
 Jadwal Pemeriksaan Ulang
Setelah dilakukan pemasangan IUD maka ibu harus melakukan jadwal pemeriksaan
ulang menurut Manuaba 1998.hlm 458 antara lain :
- Dua minggu setelah pemasangan
- Satu bulan setelah pemeriksaan pertama
- Tiga bulan setelah pemeriksaan kedua
- Setiap enam bulan sekali sampai satu tahun
- Jika ada keluhan
 Komplikasi
Komplikasi yang ditimbulkan karena pemasangan kontrasepsi IUD menurut
Manuaba 2008 yaitu :
- Perforasi, sering terjadi saat pemasangan dengan disertai ras sakit sehingga
perlu dibuka segera dan dilakukan observasi terhadap infeksi atau
perdarahan infeksi dapat menimbulkan kehamilan ektopik karena pernah
memakai IUD
- Abortus infeksi. Pemasangan IUD tanpa diketahui telah terjadi kehamilan
dapat menimbulkan perdarahn yang banyak karena terjadi peningkatan
aliran darah menuju uterus dan mudah terjadi infeksi sampai abortus serta
sepsis.

e. Kontrasepsi Mantap
Kontap adalah kontrasepsi permanen yang digunakan untuk mencegah kehamilan.
Kontap ada 2 macam yaitu tubektomi yang digunkan pada wanita dan vasektomi
yang digunakan pada pria. Keunggulan kontap adalah merupakan kontrasepsi yang
hanya dilakukan atau dipasang sekali, relatif aman. Angka kegagalan kontap pada
pria 0,1%-0,5 5 dalam tahun pertama sedangkan kegagalan pada kontap wanita
kurang dari 1% perseratus setelah satu tahun pemasangan. Kontap adalah alat
kontrasepsi mantap yang paling efektif digunakan, aman danmempunyai nilai
demografi yang tinggi. Kontap ada 2 macam yaitu tobektomi yang dilakukan pada
wanita dan vasektomi yang dilakukan pada pria.
 Tubektomi
Tubektomi adalah satu – satunya kontrasepsi yang permanent.metode ini
melibatkan pembedahan abdominal dan perawatan di rumah sakit yang
melibatkan waktu yang cukup lama.
- Efektivitas
Tubektomi ini mempunyai efektivitas nya 99,4 % - 99,8 % per 100
wanitapertahun. Dengan angka kegagalan 1 – 5 per 100 kasus
- Keuntungan
Keuntungan tobektomi adalah efektivitas tinggi, permanen, dapat segeraefektif
setelah pemasangan.
- Kerugian
Kerugian tobektomi adalah melibatkan prosedur pembedahan dan anastesi,
tidak mudah kembali kesuburan.
- Indikasi
Indikasi tubektomi adalah wanita usia subur, sudah mempunyai anak, wanita
yang tidak menginginkan anak lagi.
- Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak setujuan terhadap operasi dari salah satu
pasangan, penyakit psikiatik, keadaan sakit yang dapat meningkatkan
resiko saat operasi.
- Efek samping
Efek samping tubektomi dalah jika ada kegagalan metode maka ada
resikotinggi kehamilan ektopik, meras berduka dan kehilangan.(Everett.
2007).

 Vasektomi
Vasektomi adalah pilihan kontrasepsi permanent yang popular untuk
banyakpasangan.Vasektomi adalah pemotongan vas deferen, yang merupakan
saluranyang mengangkut sperma dari epididimis di dalam testis ke vesikula
seminalis.
- Efektivitas
Vasektomi adalah bentuk kontrasepsi yang sangat efektif.Angka
kegagalanlangsungnya adalah 1 dalam 1000, angka kegagalan lanjutnya
adalah antara 1dalam 3000.
- Keuntungan
Keuntungan adalah metode permanent, efektivitas permanen,
menghilangkankecemasan akan terjadinya kehamilan yang tidak
direncanakan, proseduraman dan sederhana
- Kontra indikasi
Kontra indikasi adalah ketidak mampuan fisik yang serius, masalah
urologi,tidak didukung oleh pasangan.
- Efek samping
Efek samping adalah infeksi, hematoma, granulose sperma.
3) Kondom
Kondom adalah suatu selubung atau sarung karet yang dipasang pada penis ( kondom pria)
atau vagina ( kondom Wanita) pada saat senggama. Kondom pertama kali dipakai untuk
menghindari terjadinya penularan penyakit kelamin terbuat dari karet tipis ( Lateks).
 Cara kerja:
- Barier penis sewaktu melakukan coitus
- Mencegah pengumpulan sperma pada vagina
 Efektifitas
- Gagal karena kondom yang bocor atau kurangnya kedisiplinan pemakai.
- Kondom hanya digunakan untuk sekali pakai
- Pakailah kondom manakala penis sudah ereksi penuh
- Sarungkan dan tinggalkan sebagain kecil dari ujung kondom untuk
menampung sperma
- Kondom yang mempunyai kantong kecil diujungnya,jepit ujung kondom
sehingga yakin tidak ada udara
- Gunakan lubrikan ketika vagina kering untuk mencegah pergesekan atau
sobeknya kondom
- Keluarkan penis dari vagina sewaktu masih dalam keadaan ereksi dan tahan
sisi kondom untuk mencegah tertumpahnya sperma ke dalam atau dekat vagina
- Simpan kondom ditempat yang kering dan sejuk
- Jangan memakai Vaselin sebagai pelumas karena dapat merusak karet
- Periksa kondom setelah senggama untuk melihat adanya kerusakan ataukah
masih utuh atau tidak
 Keuntungan
- Memberi perlindungan terhadap PMS
- Tidak menggangu kesehatan klien
- Murah dan dibeli secara umum
- Tidak perlu pemeriksaan medis
- Tidak mengganggu produksi ASI
- Metode kontrasepsi sementara
 Kerugian
- Angka kegagalan cukup tinggi ( 3-15 kehamilan per 100 wanita pertahun)
- Perlu dipakai pada setiap saat hubungan seksual
- Mungkin mengurangi kenikmatan hubungan seksual
- Memerlukan penyediaan setiap kali hubungan seksual
 Indikasi
- Seseorang yang memerlukan kontrasepsi sementara
- Pasangan yang ingin menjarangkan anak
- Pasangan yang mengkhawatirkan efek samping metode lain
- Klien yang pernah atau sedang menderita PMS termasuk AIDS
- Wanita hamil dengan atau punya resiko menderita PMS selama hamil
 Efek Samping
- Pernah dilaporkan kondom yang tertinggal di vagina
- Infeksi ringan

Reaksi alergi terhadap kondom karet


PRE TEST
1. Apa singkatan dari KB ?
a. Keluarga Beriman
b. Keluarga Bahagia
c. Keluarga Berencana
d. Keluarga Bebas

2. Apa dampak dari program KB pada suatu negara ?


a. Terkendalinya jumlah penduduk
a. Mengurangi angka pengangguran
b. Mengurangi beban ekonomi
c. Semua benar

3. Berapa jumlah anak yang dianjurkan dalam program KB ?


a. 1
b. 2
c. 3
d. Tidak tahu

4. Manakah jenis KB dibawah ini yang tidak menggunakan hormone ?


a. Pil KB
b. Suntik KB
c. Implan/Susuk
d. IUD/Spiral

5. Bagaimanakah keadaan ibu yang tidak diperbolehkan menggunakan KB IUD/Spiral ?


a. Hamil
b. Sedang menyusui
c. Usia subur
d. Tidak tahu
POST TEST

1. Apa singkatan dari KB ?


a. Keluarga Beriman
b. Keluarga Bahagia
c. Keluarga Berencana
d. Keluarga Bebas

2. Apa dampak dari program KB pada suatu negara ?


a. Terkendalinya jumlah penduduk
b. Mengurangi angka pengangguran
c. Mengurangi beban ekonomi
d. Semua benar

3. Berapa jumlah anak yang dianjurkan dalam program KB ?


a. 1
b. 2
c. 3
d. Tidak tahu

4. Manakah jenis KB dibawah ini yang tidak menggunakan hormone ?


a) Pil KB
b) Suntik KB
c) Implan/Susuk
d) IUD/Spiral

5. Bagaimanakah keadaan ibu yang tidak diperbolehkan menggunakan KB IUD/Spiral ?


a) Hamil
b) Sedang menyusui
c) Usia subur
d) Tidak tahu
SATUAN ACARA PENYULUHAN
(SAP)
Topik : Masalah Kesehatan yang Umum di Masyarakat
Subtopik : Bahaya Rokok Bagi Kesehatan
Sasaran : Keluarga Tn. K
Tempat : Rumah Tn. K
Hari/Tgl/Jam : Senin, 30 Desember 2021 pukul 15.00 WITA
Alamat : Linggang Kebut RT. 03 Kelurahan Linggang Bigung
Pelaksana : Yesi Mulyani

A. Tujuan Instruktional Umum (TIU)


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan selama kurang lebih 10 menit klien
mengerti mengenai bahaya rokok bagi kesehatan

B. Tujuan Instruktional Khusus (TIK)


Setelah dilakukan penyuluhan kesehatan, klien dapat :
1. Memahami arti penting bahaya asap rokok dan merokok
2. Menghindari asap rokok yang dapat mengganggu kesehatan

C. Sasaran
Klien dan keluarga klien

D. Materi
1. Kriteria perokok
2. Bahaya merokok bagi kesehatan
3. Kerugian merokok
4. Langkah-langkah berhenti merokok

E. Metode
1. Diskusi
2. Tanya jawab

F. Media
1. Ceramah
2. Leaflet

G. Kegiatan Penyuluhan

No Waktu Kegiatan penyuluhan Kegiatan peserta


1 1 menit Pembukaan: Menjawab salam
Memberi salam Mendengarkan
Menjelaskan tujuan penyuluhan Memperhatikan
Melakukan kontrak waktu
2 4 menit Pelaksanaan: Mendengarkan dan menyimak
Menjelaskan materi penyuluhan pembicara
secara berurutan dan teratur. Mendengarkan dan menyimak
pembicara
Mendengarkan dan menyimak
pembicara
3 2 menit Tanya Jawab :
Memberi kesempatan klien untuk Bertanya
bertanya seputar bahaya asap rokok
4 2 menit Evaluasi: Bertanya
Meminta kepada peserta untuk Menjawab pertanyaan
mengulang kembali apa yang
disampaikan pembicara.
5 1 menit Penutup: Menjawab salam
Mengucapkan terima kasih dan
salam

H. Evaluasi
1. Evaluasi struktur
a. Kelengkapan media : tersedia dan siap digunakan
b. Pelaksanaan siap melakukan penyuluhan / pendidikan kesehatan
c. Sasaran siap diberikan penyuluhan/pendidikan kesehatan
2. Evaluasi proses
a. Sasaran mengikuti penyuluhan sesuai waktu yang telah ditentukan
b. Sasaran aktif dalam kegiatan penyuluhan
c. Pelaksana menyajikan materi secara lengkap
d. Pelaksana menyajikan materi sesuai dengan waktu yang telah ditentukan
3. Evaluasi hasil
a. Klien mengerti dan memahami tentang bahaya rokok bagi kesehatan
MATERI
“Bahaya Rokok Bagi Kesehatan”

A. Kriteria Perokok
Kriteria perokok ringan sampai berat dapat dilihat dari waktu (menit) yang
dibutuhkan seseorang untuk segera merokok setelah bangun pagi dan jumlah batang
rokok yang dihisap dalam sehari.
1. Perokok sangat berat. Menghabiskan lebih dari 31 batang sehari. Hanya 5 menit
setelah bangun pagi ia harus merokok.
2. Perokok berat. Menghabiskan 21-30 batang per hari. Selang waktu 6-30 menit
setelah bangun pagi ia merokok.
3. Perokok sedang. Menghabiskan 11-20 batang sehari. Selang waktu 31-60 menit
setelah bangun tidur ia akan merokok.
4. Perokok ringan. Menghabiskan sekitar 10 batang sehari dan baru merokok dalam
waktu lebih dari 60 menit setelah bangun pagi.

B. Bahaya Merokok
1. Bagi Perokok
a. Jangka pendek : Sesak napas, peningkatan denyut jantung, peningkatan asma,
impotensi, kekurang suburan dan peningkatan karbonmonoksida dalam darah.
b. Jangka panjang : Serangan jantung, stroke, kanker paru, dan kanker lainnya
(tenggorokan, rongga mulut, faring, kerongkongan, pancreas, kandung
kencing, leher rahim, leukemia), kerusakan ginjal, kebutaan, serta penyakit
paru seperti bronchitis kronis dan emfisema.
2. Bagi orang-orang di sekeliling perokok
Bukan hanya si perokok, orang sekelilingnya juga akan terkena pengaruh asap
tembakau.
a. Kematian mendadak pada bayi yang bernapas di tengah-tengah asap rokok.
b. Penyakit pernapasan dan penyakit telinga tengah pada anak-anak.
c. Kanker paru-paru dan penyaki jantung pada orang dewasa
C. Kerugian Merokok lainnya
1. Dosa. Rokok adalah perbuatan yang dilarang dalam agama. Perihal rokok amat
jelas berbahaya dan membahayakan diri sendiri bahkan orang lain adalah sesuatu
yang diharamkan.
2. Kerugian Ekonomi, merokok tentunya akan menguras uang yang seharusnya bisa
digunakan untuk hal yang lebih bermanfaat seperti : biaya sekolah anak, membeli
ikan, dan buah-buahan yang bergizi dan bermanfaat bagi kesehatan.
3. Masalah Sosial, kebiasaan merokok meningkatkan resiko untuk menggunakan
minuman keras dan narkotika yang banyak menjadi penyebab terjadinya tindakan
kriminal.

D. Berhenti Merokok
Penelitian menunjukkan bahwa bila seseorang berhenti merokok dua jam saja,
maka nikotin mulai meninggalkan tubuh, berhenti 6 jam akan menurunkan denyut
nadi dan tekanan darah dan berhenti 12 jam akan membuat CO meninggalkan tubuh.
Bila seseorang terus berhenti merokok 3-9 bulan, maka batuk dan gangguan
pernapasan mulai menghilang serta fungsi paru-paru meningkat 10 %. Lima tahun
berhenti merokok membuat resiko penyakit jantung koroner turun 50 %, dan bila
telah 10 tahun berhenti merokok, maka resiko penyakit jantung koroner sama seperti
yang tidak merokok dan resiko mendapat kanker paru turun sekitar 50 %.

E. Gimana caranya biar berhenti merokok?


1. Tingkatkan pemahaman agama
2. Pelajari bahayanya bukan hanya enaknya rokok
3. Niatkan berhenti merokok untuk ibadah
4. Jauhi hal-hal yang membuat kita ingin merokok
5. Berolahraga atau melakukan aktivitas yang menyenangkan untuk menghilangkan
stress dan meningkatkan kesehatan
6. Cukup istirahat dan makan makanan yang bergizi dan seimbang
7. Jangan dekati sekumpulan orang yang sedang merokok agar tidak timbul nafsu
untuk merokok kembali.
PRE TEST

1. Apa yang dimaksud dengan perokok aktif…


a. Orang yang merokok
b. Orang yang menghirup asap rokok
c. Orang yang terkena penyakit jantung

2. Perokok pasif adalah…


a. Orang yang merokok dan menghirup asap
b. Orang yang berada di sekitar perokok yang menghirup asap
c. Orang yang meninggal karena asap rokok

3. Dampak bagi perokok pasif adalah…


a. Muntah
b. Sehat wal’afiat
c. Kanker paru dan memperburuk asma

4. Dampak negatif merokok adalah, kecuali…


a. Menabung
b. Menjadi boros
c. Kesehatan dan lingkungan terganggu

5. Langkah berhenti merokok, kecuali…


a. Bertekad berhenti
b. Mencari hobi agar tidak merokok
c. Merokok 14 batang sehari
POST TEST

1. Apa yang dimaksud dengan perokok aktif…


a. Orang yang merokok
b. Orang yang menghirup asap rokok
c. Orang yang terkena penyakit jantung

2. Perokok pasif adalah…


a. Orang yang merokok dan menghirup asap
b. Orang yang berada di sekitar perokok yang menghirup asap
c. Orang yang meninggal karena asap rokok

3. Dampak bagi perokok pasif adalah…


a. Muntah
b. Sehat wal’afiat
c. Kanker paru dan memperburuk asma

4. Dampak negatif merokok adalah, kecuali…


a. Menabung
b. Menjadi boros
c. Kesehatan dan lingkungan terganggu

5. Langkah berhenti merokok, kecuali…


a. Bertekad berhenti
b. Mencari hobi agar tidak merokok
c. Merokok 14 batang sehari
BAHAYA MEROKOK termasuk emfisema paru-paru, bronkitis kronis, dan

asma.
Perokok Aktif
DAMPAK NEGATIF MEROKOK
Adalah orang yang menghisap rokok dan
a.Bahaya bagi kesehatan
menghisap asap hasil pembakaran rokok tersebut
· Nicotin ~ kecanduan (bersifat adiktif)
yang dikeluarkan dari ujung rokok yang dihisap
· Daya ingat menurun
rokok yang disebut asap utama
· 1X isapan = menghisap > 4000 bahan kimia beracun
Perokok Pasif
· gigi, jari, dan kuku menjadi kuning
Adalah orang yang berada di sekitar
· bronkhitis
perokok aktif yang turut menghisap asap rokok
· nicotin ~ kanker paru-paru
bukan hasil pembakaran rokoknya sendiri melainkan

asap sampingan dan asap rokok yang dihembuskan

keluar dari perokok aktif.

Dampak Bagi Perokok Pasif


· tekanan darah tinggi, penyakit jantung, stroke
Risiko mendapatkan penyakit bagi perokok
· kematian
pasif tetap cukup tinggi misalnya : kanker paru,

penyakit jantung koroner, gangguan perkembangan

janin bagi ibu hamil yang suaminya perokok serta

gangguan pernapasan lainnya, sedangkan bagi

anak-anak yang terpapar asap rokok dapat timbul

bronchitis, pneumonia, infeksi telinga dan


b.Lingkungan sekitar terganggu
memperburuk kondisi penyakit asma.
~ Pencemaran udara
Dampak Terhadap Paru-Paru
~ Perokok pasif lebih berbahaya daripada perokok
Pada saluran napas terjadi penyempitan akibat
aktif
bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Perubahan

pada fungsi paru-paru menjadi dasar utama

terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM)


c.Mendidik hidup boros

Banyak uang yang telah dikeluarkan

Misalnya:

1 batang rokok = Rp 500,00

Jika setiap hari menghabiskan satu bungkus rokok.

Maka uang yang telah dihabiskan dalam setahun

adalah?

Jawab:

1 hari = 365 hari

· Jumlah rokok setahun:

365x12 = 4380buah

· Biaya dalam setahun:

4380xRp 500,00 = Rp 2.190.000,00

Jadi saya
harus
bagaimana
?
4. Carilah hobi, kesibukan yang disenangi segera setelah
berhenti merokok
LANGKAH-LANGKAH KEBIASAAN MEROKOK
BERHENTI MEROKOK

4. Tekadkan dalam hati untuk berhenti merokok

5. Catat berapa batang rokok yang dihisap dalam

sehari dan catat kapan serta dalam situasi bagaiman

anda merokok

5. Beritahu keluarga dan mintalah dukungan

6. Ubah situasi tersebut dengan hal yang lebih baik


a. bosan ~ lakukan tugas yang tertunda
6. Jauhkan diri dari lingkungan perokok

b. sulit konsentrasi ~ gigit - gigitlah tusuk gigi, kayu manis,


wortel, timun dll

7. Jangan menyerah untuk kembali merokok tidak juga untuk Yesi Mulyani
sebatang rokok saja. P07224321136

c. istirahat sejenak ~ minumlah segelas air jeruk

PRODI SARJANA TERAPAN KEBIDANAN


POLTEKKES KEMENKES KALTIM
d. setelah makan ~ jalan-jalan, membaca majalah dll. TAHUN 2021

Anda mungkin juga menyukai