Anda di halaman 1dari 22

LAPORAN PENDAHULUAN

PRA PROFESI KETERAMPILAN DASAR KLINIK


MEMANDIKAN BAYI

Diajukan Sebagai Salah Satu


Syarat Untuk Meraih Gelar
Profesi Bidan

Disusun Oleh:

Nama : Desi Natalia


NPM : 22390023

PROGRAM STUDI PROFESI BIDAN FAKULTAS ILMU KESEHATAN


UNIVERSITAS MALAHAYATI
BANDAR LAMPUNG
TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan karunia-Nya
sehingga laporan pendahuluan untuk memenuhi tugas Keterampilan Dasar Klinik
Matrikulasi Program Profesi Bidan. dengan judul “Laporan Pendahuluan Pra Profesi
Keterampilan Dasar Klinik Memandikan Bayi” ini dapat tersusun sesuai waktu yang
ditentukan.

Penulis ucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Ibu Riyanti M.Kes selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Malahayati
Bandar Lampung .
2. Ibu Dainty Maternity, S.ST, M.Keb selaku ketua Program Study Profesi Bidan
3. Ibu Ledy Oktaviani, SST, Bd.,M.Kes selaku pembimbing stase Keterampilan Dasar
Klinik
4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan laporan Keterampilan Dasar
Klinik ini baik secara langsung maupun tidak langsung.

Penulis sangat berharap semoga laporan Pendahuluan Pra Profesi Keterampilan Dasar
Klinik ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman untuk penulis dan dapat
bermanfaat bagi pembaca khusus nya untuk mahasiswa kebidanan di Universitas
Malahayati Bandar Lampung.
Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan
pendahuluan ini karena keterbatasan pengetahuan dan pengalaman penulis. Untuk itu
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari pembaca demi
kesempurnaan laporan pendahuluan ini dan laporan di stase selanjutnya.

Bandar Lampung, Oktober 2022

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.....................................................................................................................2
DAFTAR ISI...................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN................................................................................................................4
1.1 Latar Belakang..................................................................................................................4
1.2 Tujuan...............................................................................................................................5
BAB II LANDASAN TEORI.........................................................................................................6
2.1 Definisi Memandikan Bayi...............................................................................................6
2.2 Indikasi..............................................................................................................................6
2.3 Tatalaksana Tindakan/ Standart Oprasional Prosedur.......................................................9
2.4 Patofisiologi/Pathway......................................................................................................10
KESIMPULAN.............................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA....................................................................................................................12
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Perawatan bayi harus dimulai sedini mungkin karena bayi masih sangat rentan
terhadap infeksi yang disebaban oleh paparan virus dan kuman. Perawatan pada bayi
yang tidak tepat dapat menimbulkan masalah kesehatan pada bayi hingga kematian.

Salah satu dari perawatan pada bayi yaitu memandikan bayi dan perawatan tali pusat,
hal ini merupakan tindakan rutin sehari-hari yang harus dilakukan dalam perawatan
bayi baru lahir yang bertujuan untuk menjaga kebersihan bayi, memberikan kesegaran
pada bayi dan mencegah terjadinya infeksi. Infeksi pada bayi yang terjadi setelah
minggu pertama kehidupan biasanya didapat dari lingkungan pasca lahir baik didapat
dari kontak langsung atau tak langsung dengan organisme yang ditemukan dari
lingkungan tempat perawatan bayi.

Memandikan bayi bagi sebagian besar ibu terutama pada ibu baru, merupakan
pekerjaan yang membingungkan hal ini dikarenakan kondisi tali pusat yang masih
basah sehingga menimbulkan kekhawatiran dan selain itu Ibu juga takut akan terjadi
infeki. Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh
bayi bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan infeksi (Hidayat, 2009).
Memandikan bayi mempunyai manfaat yang sangat bagus untuk kebersihan dan
kesehatan bayi, mandi akan memberikan rasa nyaman bagi tubuh bayi (Parker, 2008).

Memandikan bayi merupakan saat-saat yang menyenangkan untuk membangun


hubungan yang sangat erat antara ibu dan anak. Jika bayi sedang gelisah, maka mandi
dengan air hangat akan menjadi hal yang baik untuk menenangkan dan membantunya
untuk dapat tidur dengan nyaman (Iskarina, 2008).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Setelah melakukan praktik kebidanan dilahan praktik mahasiswa mampu
memandikan bayi.

1.2.2 Tujuan Khusus


Setelah mengikuti kegiatan praktikum mahasiswa mampu:
A. Melakukan memandikan bayi secara mandiri dan berdasarkan
evidence based
B. Membuat laporan pelaksanaan kegiatan praktik klinik kebidanan.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Definisi Memandikan Bayi

Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh bayi
bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan infeksi (Hidayat, 2009).
Memandikan bayi adalah suatu cara membersihkan tubuh bayi dengan air dengan cara
menyiram, merendam dalam air berdasarkan urut-urutan yang sesuai (Choirunisa,
2009).

2.2 Indikasi

Memandikan bayi adalah membersihkan kotoran yang menempel pada tubuh bayi
(Rahardjo, 2015). Prinsip dalam memandikan bayi yang perlu diperhatikan adalah
menjaga jangan sampai bayi kedinginan serta kemasukan air ke hidung, mulut, atau
telinga yang dapat mengakibatkan aspirasi. (Aziz Alimul Hidayat, 2009).
Memandikan bayi dengan cara yang salah dapat mengakibatkan kondisi yang buruk
seperti celaka (jatuh dantenggelam), air masuk ke dalam telinga atau hidung dan dapat
mengalami hipotermi (Deswani, 2010). Perlu memperhatikan suhu air mandi bayi,
Suhu air yang terlalu panas akan berbahaya bagi kulit si bayi yang masih sensitif.
Sebaliknya, jika suhu air terlalu dingin, bayi bisa menggigil. Jadi, pastikan suhu air
berada di angka 32-38 derajat Celsius. Waktu paling baik untuk memandikan bayi
adalah saat pagi hari, sekitar pukul 6 sampai 8 pagi. Ibu bisa menjemur bayi terlebih
dahulu di bawah paparan sinar matahari, baru setelah itu dimandikan. Selain pagi hari,
ibu juga boleh memandikan bayi pada sore hari, sekitar pukul 4 sampai pukul 5 sore.
Dalam minggu- minggu pertama bayi cukup mandi satu kali sehari di pagi hari. Jika
perlu sore hari cukup dibersihkan dari kulit yang basah atau keringat. Usahakan tidak
langsung memandikan bayi setelah menyusui, sedang lapar atau mengantuk untuk
menghindarkan bayi muntah, kedinginan, atau kaget.
Bayi yang baru lahir sebenarnya tidak perlu dimandikan terlalu sering, karena justru
bisa menyebabkan kulit kering, eksim, sensitif dan bisa iritasi. Selain itu, bayi juga
memiliki kulit yang masih sensitif dan rentan mengalami masalah kulit, sehingga ibu
perlu hati-hati dalam merawat kulit bayi. Karena itu, beberapa cara terbaik untuk
mengatasi iritasi kulit pada bayi adalah: Perhatikan pemilihan dan kebersihan popok.
pemilihan pakaian bayi yang tepat, jaga kekeringan tubuh bayi, tepat memilih produk
perawatan kulit dan teliti saat memandikan si kecil.

karena Indonesia merupakan negara tropis yang cukup panas, bayi yang berusia 0
hingga 2 bulan, sebaiknya dimandikan sekali dalam sehari. Hal ini disebabkan, kulit
bayi masih begitu sensitif. Selain itu, bayi juga perlu berdaptasi terhadap suhu
lingkungan baru. Setelah berusia lebih dari dua bulan, bayi baru boleh dimandikan dua
kali dalam sehari. Ketika memandikan bayi, jangan menggunakan sabun yang
mengandung pewangi dan pewarna karena dapat mengiritasi kulit bayi

2.2.1 Indikasi memandikan bayi :


1. Mandikan bayi sehari 2 kali
2. Mandikan bayi jika keringat berlebih
3. Mandikan bayi jika BAK atau BAB mengenai tubuh bayi

2.2.2 Hal yang harus diperhatikan saat memandikan bayi:


1. Pastikan bahwa suhu ruangan tempat memandikan bayi cukup hangat.
Jangan memandikan bayi di dalam ruangan yang bersuhu kurang dari 25
derajat Celcius.
2. Isi air di bak mandi 5-8 cm, jangan lebih dari itu.
3. Letakkan alas anti slip di dasar bak mandi agar bayi tidak tergelincir
4. Sebaiknya jangan memandikan bayi setelah menyusui atau makan.
Tunggu dulu selama beberapa saat sampai asupan makanan yang baru saja
masuk ke dalam perutnya turun. Jadi, bayi tidak dalam keadaan
kekenyangan saat dimandikan. Bila perut bayi yang kekenyangan tidak
sengaja tertekan saat sedang mandi, bayi mungkin bisa muntah.
5. Jangan mandikan bayi jika bayi sedang demam
6. Ibu sebaiknya tidak terlalu lama memandikan bayi, usahakan jangan lebih
dari 10 menit. Selain bisa membuat bayi kedinginan, mandi terlalu lama
juga bisa membuat kulit bayi keriput dan kering.
7. Bayi yang berusia 0-3 bulan belum bisa menyesuaikan suhu tubuhnya
sendiri, sehingga rentan terhadap udara dingin. Karena itu, ibu sebaiknya
memandikan bayi dengan air hangat atau suam-suam kuku
8. Suhu air ideal untuk air mandi bayi adalah 38 derajat Celsius. Ibu bisa
mengecek suhu air dengan mencelupkan ujung siku ke dalam bak mandi
bayi. Bila siku terasa hangat bukan panas, baru ibu bisa menggunakannya
untuk memandikan bayi.
9. Khusus bayi yang baru lahir dan belum putus tali pusatnya, sebaiknya
dimandikan dengan menggunakan waslap yang sudah dibasahi air hangat.

2.2.3 Tujuan memandikan bayi


1. Untuk membersihkan tubuh bayi
2. Memberi kenyamanan pada bayi
3. Agar bayi lebih segar setelah di mandikan
4. Menghindarkan bayi dari alergi akibat keringat.
5. Untuk menjaga kulit bayi tetap lembap
6. Agar bayi dan ibunya semakin lebih dekat

Ada dua cara yang dapat digunakan untuk memandikan bayi, yaitu memandikan bayi
dengan cara waslap dan dengan cara rendam (Putra, 2012). Memandikan bayi dengan
cara waslap dilakukan jika tali pusat belum terlepas atau puput dan jika kondisi bayi
dalam keadaan sakit, yang dilakukan dengan menggunakan air hangat dan sabun
sesuai prinsip memandikan bayi (Sodikin, 2009).

Sebelum memandikan bayi, terlebih dahulu tentukan di mana si kecil akan di


mandikan. Sebaiknya, pilihlah tempat yang tertutup atau ruang yang cukup hangat.
Seringkali kamar tidur menjadi pilihan yang cukup baik sebab merupakan sebuah
ruangan yang tertutup, tidak ada hembusan angin, dan juga hanya sedikit debu yang
berterbangan.
2.3 Tatalaksana Tindakan/ Standart Oprasional Prosedur

Tatalaksana Tindakan atau Standar Operasional Prosedur Memandikan bayi adalah


sebagai berikut:
2.3.1 Persiapan peralatan
(Buku Bahan Ajar Praktikum Asuhan Kebidan Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Pra Sekolah, 2016)
1. Bak mandi
2. Pakaian bayi (baju bayi, popok, planel, tutup kepala)
3. Handuk
4. Tempat pakaian kotor
5. Sabun mandi bayi
6. Shampoo bayi
7. Kapas cebok
8. Waslap 2 buah
9. Celemek plastic
10. Tempat sampah

2.3.2 Cara memandikan bayi


(Buku Panduan Matrikulasi Pratikum, KDPK 2022)
1. Menyiapkan semua peralatan, perlengkapan dan bahan.
Menyiapkan semua peralatan, perlengkapan dan bahan Siapkan alat-alat
dan bahan secara ergonomic.
2. Mencuci tangan dengan menggunakan sabun dan air mengalir lalu
mengeringkannya. Untuk mencegah infeksi sebelum melaksanakan
tindakan lepaskan semua perhiasan dari lengan dan tangan.
3. Menyiapkan baju bayi yang akan dipakai setelah mandi,sekaligus
bentangkan handuk diatas meja periksa.Pastikan baju bayi tersusun sesuai
dengan urutan pemakainnya.
4. Menuangkan air dingin lalu tambahkan air panas secukupnya sampai air
terasa hangat, suhu air 36 – 38 derajat celcius. Cara memastikan bahwa air
benar-benar hangat dengan memasukan siku tangan kedalam air.
5. Membuka terlebih dahulu pakaian bawah bayi, periksa apakah bayi
BAK /BAB, jika BAB bersihkan terlebih dahulu alat kelaminnya dengan
menggunakan kapas basah.
6. Meletakan bayi diatas handuk dan buka pakaian bayi.
7. Membersihkan daerah wajah dan leher dengan menggunakan waslap yang
telah dicelupkan kedalam air hangat. hindari pemakaian sabun pada saat
membersihkan muka. Mata dan telinga bayi.
8. Membasahi kembali waslap dengan menggunakan shampoo dan bersihkan
rambut bayi.
9. Mengangkat bayi kedalam bak mandi dengan kepala / leher bayi bertumpu
pada lengan kiri sementara telapak tangan berada diketiak dan tangan kanan
memegang pantatnya.
10. Dengan menggunakan tangan kanan membersihkan tubuh
bayi dengan memakai waslap yang telah disabuni, mulai dari daerah dada.
11. Membilas rambut dan tubuh bayi sampai bersih
12. Mengeringkan tubuh bayi dengan handuk dan kenakan pakaiannya
13. Menulis di buku catatan mengenai tindakan yang telah dilakukan dan
memberitahukan hal-hal yang perlu diketahui oleh ibu bayi.

2.4 Patofisiologi/Pathway

MEMANDIKAN BAYI

EFEK SAMPING

MASUK AIR PADA MATA, ALERGI (SHAMPO, SABUN,


KEDINGINAN DLL)
TELINGA, HIDUNG

HIPOTERMI ASPIRASI ALERGI/ IRITASI


KESIMPULAN

Memandikan bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh bayi
bersih, terasa segar, dan mencegah kemungkinan infeksi (Hidayat, 2009). Memandikan
bayi adalah suatu cara membersihkan tubuh bayi dengan air dengan cara menyiram,
merendam dalam air berdasarkan urut-urutan yang sesuai (Choirunisa, 2009). Memandikan
bayi merupakan upaya yang dilakukan untuk menjaga agar tubuh bayi bersih, terasa segar,
dan mencegah kemungkinan infeksi (Hidayat, 2009). Prinsip dalam memandikan bayi
yang diperhatikan adalah menjaga jangan sampai bayi kedinginan serta kemasukan air ke
hidung, mulut, atau telinga yang dapat mengakibatkan aspirasi. (Aziz Alimul Hidayat,
2009) Mandi mempunyai manfaat yang sangat bagus untuk kebersihan dan kesehatan bayi,
mandi akan memberikan rasa nyaman bagi tubuh bayi (Parker, 2008).
DAFTAR PUSTAKA

Buku Saku Manajemen Masalah Bayi Baru Lahir Panduan Untuk Dokter, Perawat

dan Bidan. Jakarta: EGC Mieke, (2016).

Hamilton-d. (2014). buku-ajar-keperawatan mamiltonaternitas_library-stikespekajangan-


2014(1).pdf (edition 6). Jakarta EGC.

Choirunisa. 2013. Asuhan Neonatal. Jakarta: Nuha Medika.

Putra, S. . (2012). Asuhan Neonatus: bayi dan balita untuk keperawatan dan kebidanan.
Yogyakarta: D-Medika.

Deswani. (2010.) Cara Perawatan Bayi untuk Bidan. Jakarta: Salemba Medika.

Aziz Alimul Hidayat, A. (2009). Anak, pengantar ilmu keperawatan (cetakan pe; esty
Wahyuningsih, ed.). Kedokteran EGC Jakarta.

Hidayat, Aziz. (2009). Asuhan Neonatus, Bayi dan Balita. EGC. Jakarta

Choirunisa. (2009). Tekhnik-tekhnik memandikan bayi yang Tepat Edisi Revisi. Jakarta:
Nuha Medika.

Sodikin. (2009). Buku Saku Perawatan Tali Pusat. Jakarta.

Parker, Catharine. (2008). Konsultasi Kebidanan.Erlangga. Jakarta Priono, Yunisa. (2010).


Merawat Bayi tanpa Babby Sitter. Buku Kita. Jakarta

Hidayat, Alimul. (2007). Buku Saku Praktikum Keperawatan Anak. EGC. Jakarta

Program Study Profesi Bidan. (2022). Panduan Matrikulasi Praktikum KDPK,Bandar


Lampung.
JURNAL REFLEKSI
PRA PROFESI KETERAMPILAN DASAR KEBIDANAN

Nama Mahasiswa : DESI NATALIA


Tempat Praktik : PUSKESMAS SERUPA INDAH
Periode :I
Pembimbing Praktik : LEDY OKTAVIANI, SST, Bd., M.Kes

1. Deskripsi Pengalaman (Description the experience)

Yang ditemukan adalah memandikan bayi dengan metode spons yang dapat
mempercepat proses pelepasan tali pusar bayi dan lebih aman terhadap infeksi.

2. Perasaan terhadap pengalaman (Feeling the experience)

Perasaan saya saat menemukan kasus ini yaitu senang karena saya sebagai bidan dapat
melakukan tindakan untuk membantu ibu yang mempunyai bayi untuk berusaha
mempercepat pelepasan tali pusar dengan memberikan edukasi dan tindakan
memandikan bayi. dengan metode spons.

3. Evaluasi (Evaluating the experience)

Setelah dilakukan edukasi dan praktik memandikan bayi dengan spons diharapkan tali
pusar bayi bisa lebih cepat lepas dan aman dari infeksi.

4. Analisis (Analysis the experience)

Dalam penelitian kami, tanda-tanda infeksi seperti sekret dan eritema mungkin
disebabkan oleh fakta bahwa tali pusat tetap basah pada bayi yang dimandikan di bak
mandi (19-21). Ditetapkan bahwa waktu pemisahan tali pusat pada bayi yang diberi
mandi spons lebih pendek daripada yang diberi mandi bak, Walaupun tidak ditemukan
infeksi pada 49 bayi yang dimandikan dengan spons, tanda-tanda keputihan dan
eritema terlihat pada 2 dari 51 bayi (3,9%) yang diberikan mandi bak dan diarahkan ke
fasilitas kesehatan. Karena membasahi tali pusat selama mandi di bak mandi menunda
pemisahan tali pusat, mandi spons dianjurkan untuk bayi baru lahir sampai tali pusat
terlepas.

5. Kesimpulan (Conclusion about the experience)

Waktu yang lebih singkat untuk pemisahan tali pusat pada bayi yang diberikan spons
mandi adalah karena tali pusat tidak basah selama mandi spons. Tali pusat basah pada
bayi yang diberi bak mandi dan ibu tidak bisa mengeringkannya dengan benar.

6. Rencana Tindak Lanjut  (Action plan)

Untuk rencana tindak lanutnya akan memberikan edukasi dan praktik lebih awal pada
calon ibu sebelum persalinan misalnya pada waktu Antenatal care, kelas ibu atau pun
saat ada kunjungan pada ibu hamil dengan melibatkan suami dan keluarga sehingga
intervesi akan lebih maksimal dan hasil akan lebih baik.
DAFTAR PERIKSA STANDAR UJI COBA TERKENDALI ACAK CASP.

The Effects of Two Bathing Methods on the Time of Separation of Umbilical


Cord in Term Babies in Turkey

Tulay Ayyildiz, Hulya Kulakci, Ferruh Niyazi Ayoglu, Nihal Kalinci, Funda Veren

Populasi / Problem : Metode mandi yang berpengaruh pada pelepasan tali pusar
Intervensi : Mandi demgan spon dan mandi dengan rendam dalam bak
Comparition/ Kontrol : Ada tanda-tanda infeksi dan tidak ada tanda-tanda Infeksi
Out Come : Tali pusar cepat lepas atau tidak cepat lepas
Daftar Periksa Standar Uji Coba Terkendali Acak CASP:
11 pertanyaan untuk membantu Anda memahami uji coba terkontrol secara acak (RCT)

Masalah utama untuk dipertimbangkan:Beberapa aspek perlu


dipertimbangkan ketika menilai uji coba terkontrol secara acak:
Apakah desain studi
dasar valid untuk uji
coba terkontrol
secara acak? (Bagian
A)

Apakah studi tersebut secara


metodologis baik? (Bagian
B) Apa hasilnya? (Bagian
C)
Apakah hasilnya akan membantu secara lokal? (Bagian D)

11 pertanyaan dalam daftar periksa dirancang untuk membantu Anda memikirkan


aspek-aspek ini secara sistematis.
Cara menggunakan alat penilaian ini: Tiga pertanyaan pertama
(Bagian A) adalah pertanyaan saringan tentang validitas desain studi
dasar dan dapat dijawab dengan cepat. Jika, berdasarkan tanggapan
Anda terhadap Bagian A, menurut Anda desain penelitian ini valid,
lanjutkan ke Bagian B untuk menilai apakah penelitian itu secara
metodologis masuk akal dan apakah layak untuk melanjutkan penilaian
dengan menjawab pertanyaan yang tersisa di Bagian C dan D.
Catat 'Ya', 'Tidak' atau 'Tidak tahu' dalam menanggapi pertanyaan.
Anjuran di bawah semua kecuali satu pertanyaan menyoroti masalah yang
penting untuk dipertimbangkan. Catat alasan jawaban Anda pada tempat
yang tersedia. Karena daftar periksa CASP dirancang untuk digunakan
sebagai alat pendidikan/pengajaran dalam pengaturan lokakarya, kami
tidak merekomendasikan penggunaan sistem penilaian.

Tentang Daftar Periksa CASP: Daftar periksa CASP RCT awalnya


didasarkan pada panduan Pengguna JAMA untuk literatur medis 1994
(diadaptasi dari Guyatt GH, Sackett DL dan Cook DJ), dan diujicobakan
dengan praktisi kesehatan. Versi ini telah diperbarui dengan
mempertimbangkan pedoman CONSORT 2010 (http://www.consort-
statement.org/consort-2010 , diakses 16 September 2020).

Kutipan: CASP merekomendasikan menggunakan gaya Harvard, yaituProgram


Keterampilan Penilaian Kritis (2020). CASP (masukkan nama checklist yaitu
Randomized Controlled Trial) Checklist. [online] Tersedia di: masukkan URL.
Diakses: masukkan tanggal diakses.

Program Keterampilan Penilaian Kritis (CASP) bagian dari Oxford Centre for Triple Value
Healthcare Ltd www.casp-uk.net
Studi dan kutipan:.................................................. ................................................................... ....................

1. Apakah penelitian ini menjawab pertanyaan penelitian yang terfokus dengan jelas? Y
YA
Bagian A: Apakah desain studi dasar valid untuk uji coba terkontrol secara acak? a
MEMPERTIMBANGKAN:
• Apakah penelitian dirancang untuk menilai hasil intervensi?
 Penelitian ini dirancang untuk mengevaluasi pengaruh metode spons and tub bathing terhadap
waktu pemisahan tali pusat pada bayi cukup bulan di Turki
• Apakah pertanyaan penelitian 'terfokus' dalam hal:
 Populasi dipelajari
Populasi penelitian ini dilakukan pada 100 bayi baru lahir yang sehat dan ibu mereka. Seratus bayi
cukup bulan (51 spons mandi, 49 bak mandi) lahir di rumah sakit pemerintah antara 14.03.2013 dan
18.05.2013 dengan usia kehamilan 38-42 minggu, berat 2500 gram ke atas dan memenuhi kriteria
seleksi.
 Intervensi yang diberikan
Intervensi yang diberikan yaitu dengan memberikan dua buklet disiapkan tentang mandi spons dan
mandi bak. Ibu diinstruksikan tentang mandi spons dan mandi bak, perawatan tali pusat pada
periode prenatal dan postnatal. Kunjungan postnatal pertama dilakukan di rumah sakit. Kunjungan
rumah dan panggilan telepon dilanjutkan sampai hari pemisahan tali pusat.
 Pembanding dipilih
Ketika kami membandingkan usia kehamilan, jenis kelamin dan cara melahirkan berdasarkan
metode mandi, kami tidak dapat menemukan perbedaan yang signifikan secara statistik antara
kelompok (P > 0,05)
Hasil diukur ?
Hasil utama pengaruh metode sponge and tub bath terhadap waktu pelepasan tali pusat pada bayi
cukup bulan.
2. Apakah penugasan peserta untuk intervensi diacak? YYA
MEMPERTIMBANGKAN: a
• Bagaimana pengacakan dilakukan? Apakah metodenya sesuai? H
 Pada pengumpulan data oleh peneliti sesuai dengan literatur (18).Ada 20 pertanyaan dalam
formulir termasuk informasi deskriptif tentang ibu, ayah dan bayi baru lahir, dan 12
a
pertanyaan termasuk informasi untuk ibu tentang tali pusat dan perawatan kulit dan aplikasi i
berorientasi subjek
• Apakah pengacakan cukup untuk menghilangkan bias sistematis?
 Dua buklet tentang spons dan bak mandi disiapkan untuk penelitian. Buklet ini disiapkan
untuk mandi spons dan bak untuk bayi baru lahir meliputi bahan-bahan yang diperlukan
untuk mandi spons dan bak, suhu kamar yang sesuai, tempat mandi, waktu yang tepat, cara
memandikan, urutan mandi, pertimbangan untuk mandi, praktik setelah mandi, pembersihan
daerah genital dan perawatan tali pusat (70% alkohol digunakan dalam perawatan tali pusat
pada kedua kelompok) (11, 12
 Apakah urutan alokasi disembunyikan dari peneliti dan peserta?
 Tidak
3. Apakah semua peserta yang memasuki penelitian diperhitungkan pada YYA
kesimpulannya? a
MEMPERTIMBANGKAN: H
• Apakah mangkir dan pengecualian setelah pengacakan diperhitungkan? a
Tidak.
 Pengecualian pada Bayi yang lahir sebagai akibat dari kehamilan ganda dan i
berisiko tinggi, yang ibunya memiliki penyakit sistemik kronis, hepatitis, sindrom
imunodefisiensi didapat dan infeksi genital, lahir sebelum 38 minggu, menjalani
intervensi seperti forsep dan ekstraksi vakum selama persalinan, menunjukkan
ketuban pecah dini, berat di bawah 2.500 kg, yang skor Apgarnya di bawah 7,
memiliki cacat bawaan, memiliki masalah dermatologis, mengembangkan penyakit
kuning fisiologis atau patologis setelah melahirkan dan tidak tinggal di pusat Kota
Zonguldak.
• Apakah peserta dianalisis dalam kelompok studi yang diacak (analisis niat-untuk-mengobati)?
 Tidak
• Apakah penelitian dihentikan lebih awal? Jika demikian, apa alasannya?
 Tidak.
Bagian B: Apakah penelitian ini secara metodologis baik?

4. Apakah peserta 'buta' terhadap intervensi yang diberikan? YA idak

Tidak ai
 Semua ibu diberitahu tentang tujuan penelitian dan proses penelitian dan persetujuan
diambil dari ibu yang setuju untuk berpartisipasi dalam penelitian. Selama penelitian, ai
privasi pasien dipertahankan.
• Apakah para peneliti 'buta' terhadap intervensi yang mereka berikan? peserta?
Tidak
 Untuk melakukan penelitian, persetujuan tertulis telah diterima dari Administrasi
Rumah Sakit Bersalin dan Anak Zonguldak (B.10.1.TKH.4.67.N.67.0.01/127). Dua
buklet tentang spons dan bak mandi disiapkan untuk penelitian. Buklet ini disiapkan
untuk mandi spons dan bak untuk bayi baru lahir meliputi bahan-bahan yang
diperlukan untuk mandi spons dan bak, suhu kamar yang sesuai, tempat mandi, waktu
yang tepat, cara memandikan, urutan mandi, pertimbangan untuk mandi, praktik
setelah mandi, pembersihan daerah genital dan perawatan tali pusat (70% alkohol
digunakan dalam perawatan tali pusat pada kedua kelompok).
Kehati-hatian diambil untuk membuat topik menjadi sederhana dan dapat dimengerti
oleh para ibu.
• Apakah orang-orang yang menilai/ menganalisis hasil 'dibutakan'?
Tidak
 Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 18.0 (PASW
Statistics for Windows, Chicago: SPSS Inc) perangkat lunak (vs 18.0). Kesesuaian
dengan distribusi normal untuk variabel numerik dinilai dengan uji Shapiro-Wilk.
Dalam statistik deskriptif, data numerik dinyatakan sebagai mean ± standar deviasi
(median, minimum-maksimum) dan data kategorikal dinyatakan sebagai angka dan
persentase.
Perbedaan antara kelompok untuk variabel kategori dinilai dengan uji Chi-Square.
Karena asumsi uji parametrik tidak terpenuhi, uji Mann-Whitney U digunakan untuk
membandingkan kedua kelompok untuk variabel numerik. P <0,05 dianggap signifikan
secara statistik.

5.Apakah kelompok studi serupa pada awal uji coba terkontrol secara acak? YA T
MEMPERTIMBANGKAN: i
d
• Apakah karakteristik dasar dari masing-masing kelompok studi (misalnya usia, jenis kelamin, a
kelompok sosial ekonomi) ditetapkan dengan jelas? k
Ya
t
 Bayi yang lahir bukan akibat kehamilan ganda dan berisiko tinggi, yang ibunya tidak
a
menderita penyakit sistemik kronis, hepatitis, Acquired Immunodeficiency Syndrome dan h
infeksi genital, lahir antara minggu ke-38-42, tidak menjalani intervensi apapun seperti u
forsep dan ekstraksi vakum selama persalinan, tidak menunjukkan ketuban pecah dini, berat
badan di atas 2.500 kg, skor Apgar antara 7-10, tidak memiliki cacat bawaan, tidak H
memiliki masalah dermatologis, tidak mengembangkan ikterus fisiologis atau patologis a
setelah melahirkan dan tinggal di pusat Kota Zonguldak.
i
• Apakah ada perbedaan antara kelompok studi yang dapat mempengaruhi hasil?
 Namun, ada perbedaan pendapat tentang apakah bayi harus dimandikan sampai tali
pusarnya terlepas atau metode mandi mana yang lebih disukai. Secara tradisional, mandi
spons lebih disukai untuk perawatan rutin sehari-hari sampai tali pusar lepas, dan mandi
bak mandi lebih disukai setelah tali pusat terlepas. American Academy of Pediatrics
menyatakan bahwa mandi di bak mandi yang dilakukan sebelum pemisahan tali pusat dapat
membuat tali pusat basah dan menjadi predisposisi infeksi dengan menunda pemisahannya;
Oleh karena itu, mandi spons harus dilakukan sampai tali pusar terlepas. Berlawanan
dengan pandangan ini, bak mandi direkomendasikan untuk bayi baru lahir cukup bulan
dalam pedoman perawatan kulit bayi baru lahir, yang dikembangkan oleh Association of
Women's Health.
6. Terlepas dari intervensi eksperimental, apakah setiap kelompok studi menerima YA
tingkat perawatan yang sama (yaitu, apakah mereka diperlakukan sama)? Tidak tahu
MEMPERTIMBANGKAN
• Apakah ada protokol penelitian yang jelas? Hai
 Ada
Dua buklet tentang spons dan bak mandi disiapkan untuk penelitian. Buklet ini
disiapkan untuk mandi spons dan bak untuk bayi baru lahir meliputi bahan-bahan
yang diperlukan untuk mandi spons dan bak, suhu kamar yang sesuai, tempat
mandi, waktu yang tepat, cara memandikan, urutan mandi, pertimbangan untuk
mandi, praktik setelah mandi, pembersihan daerah genital dan perawatan tali pusat
(70% alkohol digunakan dalam perawatan tali pusat pada kedua kelompok). Kehati-
hatian diambil untuk membuat topik menjadi sederhana dan dapat dimengerti oleh
para ibu.
• Jika ada intervensi tambahan yang diberikan (misalnya tes atau perawatan), apakah mereka
serupa antara kelompok studi?
 Iya serupa
Ibu di kedua kelompok disuruh memandikan bayinya setiap dua hari. Kunjungan
pertama setelah melahirkan dilakukan oleh kelompok rumah sakit di rumah sakit.
Salah satu peneliti pergi ke rumah bayi dan mengamati tali pusar mereka pada hari
ke 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 setelah melahirkan. Dia juga mengamati tanda-tanda
infeksi tali pusat selama kunjungan rumah termasuk pembengkakan, eritema,
keluarnya cairan dan bau. Kehadiran salah satu dari tanda-tanda ini dianggap
sebagai risiko infeksi. Para ibu diberitahu untuk merujuk ke rumah sakit jika
mereka mengamati salah satu dari tanda-tanda ini dan memberikan rincian kontak
para peneliti. Kunjungan rumah diakhiri setelah tali pusar terlepas.
• Apakah interval tindak lanjut sama untuk setiap kelompok studi?
 Iya, Ibu dikunjungi kembali pada minggu ke 38, 39 dan 40 kehamilan.

Bagian C: Apa hasilnya?

7. Apakah efek intervensi dilaporkan secara komprehensif? Y


MEMPERTIMBANGKAN: aYA
• Apakah perhitungan kekuatan dilakukan? H
Ya a
 Penelitian ini memiliki dua keterbatasan. Pertama, dilakukan pada bayi dan ibunya
yang hanya memenuhi kriteria seleksi, dan tidak dapat digeneralisasikan untuk bayi i
lain dan ibunya yang tidak memenuhi kriteria seleksi. Kedua, hasil penelitian ini
dihasilkan dari unit perawatan kesehatan di Turki, dan mungkin tidak
digeneralisasikan ke budaya atau negara lain. Terlepas dari keterbatasan ini, temuan
kunci dari penelitian ini adalah nilai untuk perawatan tali pusat untuk budaya Turki.
• Hasil apa yang diukur, dan apakah ditentukan dengan jelas?
 Terlepas dari keterbatasan ini, temuan kunci dari penelitian ini adalah
nilai untuk perawatan tali pusat untuk budaya Turki.
• Bagaimana hasilnya diungkapkan? Untuk hasil biner, apakah efek relatif dan
absolut dilaporkan?
 Temuan kami menunjukkan bahwa waktu pemisahan tali pusat pada bayi kelompok
mandi spon adalah 6,1 ± 1,4 (4-11) hari dan 8,3 ± 2,5 (4-16) hari untuk bayi dalam
kelompok mandi bak. Waktu pemisahan tali pusat pada bayi yang diberi mandi
spons lebih pendek daripada yang diberi mandi bak dan perbedaan antara kedua
kelompok signifikan secara statistik.
• Apakah hasil dilaporkan untuk setiap hasil di setiap kelompok studi pada
setiap interval tindak lanjut?
 Waktu pemisahan tali pusat pada bayi yang diberi mandi spons (6,1 ± 1,4) lebih
pendek dibandingkan dengan yang diberi mandi bak (8,3 ± 2,5) (P < 0,005).
Meskipun tidak ditemukan infeksi pada 49 bayi yang diberi mandi spons, tanda-
tanda keputihan dan eritema terlihat pada 2 dari 51 bayi (3,9%) yang diberi mandi
bak dan diarahkan ke fasilitas kesehatan.
• Apakah ada data yang hilang atau tidak lengkap?
 Tidak ada
• Apakah ada perbedaan drop-out antara kelompok studi yang dapat mempengaruhi
hasil?
 Berdasarkan metode mandi, tidak ditemukan perbedaan yang bermakna secara
statistik antara kedua kelompok untuk usia ibu dan ayah, usia ibu pada kehamilan
pertama dan terakhir, jumlah anak dan berat badan bayi saat lahir (P> 0,05).
• Apakah sumber bias potensial telah diidentifikasi?
 Ada banyak penelitian yang mengevaluasi pengaruh larutan yang berbeda seperti
larutan antiseptik, ASI, air (13, 16, 17) dan faktor ibu dan bayi baru lahir (18) pada
saat pelepasan tali pusat dan perkembangan infeksi. Meskipun ada penelitian
terbatas yang mengevaluasi pengaruh metode mandi yang dilakukan pada waktu
pemisahan tali pusat di seluruh dunia (19-21), tidak ada penelitian yang dilakukan
di Turki.
• Uji statistik apa yang digunakan? Apakah nilai p dilaporkan?
Ya
 Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan perangkat lunak SPSS 18.0
(PASW Statistics for Windows, Chicago: SPSS Inc) perangkat lunak (vs 18.0).
Kesesuaian dengan distribusi normal untuk variabel numerik dinilai dengan uji
Shapiro-Wilk. Dalam statistik deskriptif, data numerik dinyatakan sebagai mean ±
standar deviasi (median, minimum-maksimum) dan data kategorikal dinyatakan
sebagai angka dan persentase.
Perbedaan antara kelompok untuk variabel kategori dinilai dengan uji Chi-Square.
Karena asumsi uji parametrik tidak terpenuhi, uji Mann-Whitney U digunakan
untuk membandingkan kedua kelompok untuk variabel numerik. P <0,05 dianggap
signifikan secara statistik.

8. Apakah ketepatan estimasi intervensi atau efek pengobatan dilaporkan? Y


YA
MEMPERTIMBANGKAN a
• Apakah interval kepercayaan (CI) dilaporkan? H
 Perbedaan antara kelompok untuk variabel kategori dinilai dengan uji Chi-Square. ai
Karena asumsi uji parametrik tidak terpenuhi, uji Mann-Whitney U digunakan
untuk membandingkan kedua kelompok untuk variabel numerik.

9. Apakah manfaat dari intervensi eksperimental lebih besar daripada kerugian Y


YA
Tidak
dan biayanya? a tahu
MEMPERTIMBANGKAN H
• Berapa ukuran intervensi atau efek pengobatan? ai
 Temuan kami menunjukkan bahwa waktu pemisahan tali pusat pada bayi
kelompok mandi spon adalah 6,1 ± 1,4 (4-11) hari dan 8,3 ± 2,5 (4-16) hari
untuk bayi dalam kelompok mandi bak. Waktu pemisahan tali pusat pada bayi
yang diberi mandi spons lebih pendek daripada yang diberi mandi bak dan
perbedaan antara kedua kelompok signifikan secara statistik.
• Apakah bahaya atau efek yang tidak diinginkan dilaporkan untuk setiap kelompok studi?
 Salah satu peneliti pergi ke rumah bayi dan mengamati tali pusar mereka pada
hari ke 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14 dan 16 setelah melahirkan. Dia juga mengamati
tanda-tanda infeksi tali pusat selama kunjungan rumah termasuk
pembengkakan, eritema, keluarnya cairan dan bau. Kehadiran salah satu dari
tanda-tanda ini dianggap sebagai risiko infeksi. Para ibu diberitahu untuk
merujuk ke rumah sakit jika mereka mengamati salah satu dari tanda-tanda ini
dan memberikan rincian kontak para peneliti. Kunjungan rumah diakhiri
setelah tali pusar terlepas.
• Apakah analisis efektivitas biaya dilakukan? (Analisis efektivitas biaya
memungkinkanperbandingan dibuat antara berbagai intervensi yang digunakan
dalam perawatan kondisi atau masalah yang sama.)
 Tidak dilakukan
Bagian D: Apakah hasilnya akan membantu secara lokal?

10. Dapatkah hasilnya diterapkan pada populasi lokal Anda/dalam konteks Anda? Y
YA
a
MEMPERTIMBANGKAN H
• Apakah peserta penelitian serupa dengan orang-orang dalam perawatan Anda?
a
 Ya
i
• Apakah ada perbedaan antara populasi Anda dan peserta penelitian yang mengubah
hasil yang dilaporkan dalam penelitian?
 Tidak ada
• Apakah hasilnya penting bagi populasi Anda?
 Ya sangat penting, karena budaya memandikan bayi di populasi
sekitar saya dan permasalahannya sama dengan yanmg diteliti.
• Apakah ada hasil yang Anda inginkan dari informasi yang belum dipelajari atau
dilaporkan?
 Tidak ada
• Apakah ada keterbatasan penelitian yang akan mempengaruhi keputusan Anda?
 Ada, apakah faktor budaya dan adat istiadat akan mempengaruhi keputusan cara
memandikan bayi pada lingkungan sekitar saya.
11. Apakah intervensi eksperimental akan memberikan nilai yang lebih besar kepada Y
YA
orang-orang dalam perawatan Anda dari pada intervensi yang ada? a
MEMPERTIMBANGKAN: H
• Sumber daya apa yang diperlukan untuk memperkenalkan intervensi ini denga a
mempertimbangkan waktu, keuangan, dan pengembangan keterampilan atau kebutuhan i
pelatihan?
 Sumber daya yang utama adalah Edukasi, pelatihan, penyuluhan dan dukungan
dari calon ibu, suami, keluarga, masyarakat, aparat pemerintah kampung, tenaga
kesehatan dan lintas sektor terkait terutama dukun bayi yang biasanya
dipercayakan untuk memandikan dan merawat bayi sampai tali pusatnya lepas.

• Apakah Anda dapat mengeluarkan sumber daya dalam satu atau lebih intervensi yang
ada agar dapat menginvestasikan kembali pada yang baru? intervensi?
 Dapat diberikan edukasi atau pun pelatihan yang secata berkesinambungan,

RINGKASAN PENILAIAN:Catat poin-poin penting dari penilaian kritis Anda dalam kotak ini. Apa kesimpulan Anda tentang makalah tersebut? Apakah
Anda akan menggunakannya untuk mengubah praktik Anda atau untuk merekomendasikan perubahan perawatan/intervensi yang digunakan oleh
organisasi Anda? Bisakah Anda menerapkan intervensi ini dengan bijaksana tanpa penundaan?

Poin-Poin penting dari penilaian kritis saya pada jurnal diatas adalah sebagai berikut.

Infeksi tali pusat adalah salah satu alasan utama mortalitas dan morbiditas bayi baru lahir di negara-negara terbelakang dan berkembang. salah satu
praktik terpenting dalam perawatan bayi baru lahir adalah perawatan tali pusat. Waktu yang paling tepat untuk perawatan tali pusat pada bayi adalah

waktu mandi. Secara tradisional, mandi spons lebih disukai untuk perawatan rutin sehari-hari sampai tali pusar lepas, dan mandi bak mandi lebih disukai

setelah tali pusat terlepas. Waktu pemisahan tali pusat pada bayi yang diberi mandi spons (6,1 ± 1,4) lebih pendek dibandingkan dengan yang diberi mandi
bak (8,3 ± 2,5) (P < 0,005). Meskipun tidak ditemukan infeksi pada 49 bayi yang diberi mandi spons, tanda-tanda keputihan dan eritema terlihat pada 2 dari
51 bayi (3,9%) yang diberi mandi bak dan diarahkan ke fasilitas kesehatan.

Kesimpulan saya tentang makalah tersebut adalah :

Memandikan bayi dengan spon lebih baik daripada mandi rendam selain untuk mempercepat pelepasan tali pusar untuk meminimalisir kejadian infeksi tali
pusat bayi.

Apakah Anda akan menggunakannya untuk mengubah praktik Anda atau untuk merekomendasikan perubahan perawatan/intervensi yang digunakan oleh
organisasi Anda? Bisakah Anda menerapkan intervensi ini dengan bijaksana tanpa penundaan?

Ya, melihat dari manfaat dan hasil penelitiannya saya akan mencoba untuk menggunakannya atau merekomendasikannya pada perawatan bayi ditempat
saya bekerja. Bisa saya terapkan tanpa penundaan karena tidak membutuhkan biaya atau pelatihan khusus, bisa langsung di laksanakan dengan
memberikan edukasi langsung pada ibu hamil, melahirkan beserta keluarganya dan pada dukun bayi

Anda mungkin juga menyukai