Anda di halaman 1dari 65

ASUHAN KEBIDANAN KOMUNITAS DALAM KONTEKS KELUARGA

TN. N DI UPTD PUSKESMAS SUKAMERINDU KOTA BENGKULU

Disusun Oleh :

1 Febi Oktasari F0G019003


2 Lindayani F0G019020
3 Soniya Asana F0G019023

Pembimbing Lahan Pembimbing Akademik

Yulismita, S.ST. Yetti Purnama, S.ST.,M.Keb.

PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS BENGKULU
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR
Puji syukur diucapkan atas kehadirat Allah SWT yang telah memberikan
rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat diselesaikan Asuhan Kebidanan
Komunuitas yang berjudul “Asuhan Kebidanan Komunitas Dalam Konteks
Keluarga Tn. N di Puskesmas Sukamerindu Kota Bengkulu.

Dalam kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan Asuhan Kebidanan Komunita sini :

1. Pembimbing Lahan
2. Pembimbing Akademik
3. Teman – teman

Bengkulu, 23 September 2021

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................2
C. Manfaat........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga..........................................................................................4
B. Manajemen/Asuhan Kebidanan pada Keluarga.........................................11
C. Teori yang bersangkutan dengan masalah.................................................12
BAB III ASUHAN / MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KELUARGA
A. Pengakajian................................................................................................19
B. Riwayat Kesehatan Keluarga.....................................................................23
C. Analisa Data...............................................................................................24
D. Prioritas Masalah........................................................................................25
BAB IV PEMBAHASAN KASUS
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................28
B. Saran...........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................29
LAMPIRAN.........................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Umumnya indikator derajat kesehatan suatu Negara dilihat dari
kesehatan ibu dan anak yang berkualitas dan rendahnya Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan pengamatan
Word Health Organization (WHO), AKI adalah sebesar 500.000 jiwa dan
AKB sebesar 10.000.000 jiwa setiap tahunya. Jumlah tersebut sebenarnya
masih diragukan karena besar kemungkinan kematian ibu dan bayi yang
tidak dilaporkan (Prawirohardjo, 2018).
Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang
disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi
dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu
hamil yang menderita KEK mempunyai resiko kematian ibu mendadak
pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir
rendah (BBLR). Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI tahun 2013,
sekitar 146.000 bayi usia 0 – 1 tahun dan 86.000 bayi baru lahir (0 – 28
hari) meninggal setiap tahun di Indonesia. Angka kematian bayi adalah 32
per 1000 Kelahiran Hidup, lima puluh empat persen penyebab kematian
bayi adalah latar belakang gizi (Departemen Kesehatan, 2016).
Masalah gizi tidak hanya menyerang pada anak-anak tetapi juga
dapat menyerang ibu hamil. Masalah gizi bukan hanya melemahkan fisik
dan membahayakan jiwa ibu, tetapi juga mengancam keselamatan janin.
Ibu yang bersikeras hamil dengan status gizi buruk, berisiko melahirkan
bayi berat badan lahir rendah 2-3 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan
status gizi baik, disamping kemungkinan bayi mati sebesar 1.5 kali
(Kemenkes RI, 2016).
Menurut Depkes RI, pengukuran LILA pada wanita usia subur
adalah salah satu cara untuk memdeteksi dini yang mudah dan dapat di
laksanakan oleh masyarakat, untuk mengetahui kelompok beresiko
kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil berlangsung lama
(beberapa bulan atau tahun). Masalah KEK pada ibu hamil ini dipengaruhi
oleh berapa faktor. Salah satunya adalah kemiskinan yang menyebabkan
kurangnya konsumsi gizi. Oleh karena itu, pemerintah menggalakkkan
program perbaikan gizi antara lain melalui peningkatan mutu konsumsi
pangan dan sasaran ditujukan untuk menanamkan perilaku gizi yang baik
dan benar sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang (Departemen
Kesehatan, 2016).
Berdasarkan data yang diperoleh dari register ruang kebidanan
Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu bahwa jumlah kunjungan ibu
hamil selama bulan Januari 2021 – Februari 2021 berjumlah 23 ibu hamil,
dari jumlah ibu hamil tersebut terdapat kasus kekurangan energi kronik
sebanyak 6 orang (26,09%).
Dari data diatas masih banyak ditemukan ibu dengan kekurangan
energi kronik (KEK), maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus
dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Kekurangan
Energi Kronik (KEK)”.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalahnya adalah :
“Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan
Kekurangan Energi Kronik (KEK) menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan dengan metode SOAP?”

C. Tujuan
a. Tujuan Umum

Agar dapat melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu dengan


Kekurangan Energi Kronik (KEK) sesuai dengan teori kebidanan yang
diaplikasikan dalam asuhan kebidanan komunitas.
b. Tujuan Khusus
1.Melaksanakan pengkajian data pada ibu dengan Kekurangan
Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu.
2.Melaksanakan analisa data pada ibu dengan Kekurangan Energi
Kronik (KEK) di Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu
3.Melakukan perumusan masalah pada ibu dengan Kekurangan
Energi Kronik (KEK) di Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu
4.Mementukan prioritas masalah pada ibu dengan Kekurangan Energi
Kronik (KEK) di Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu.
4. Melakukan penatalaksanaan dan mengevaluasi tindakan asuhan
kebidanan pada ibu dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) di
Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Manfaatnya adalah untuk menambah ilmu pengetahuan dan wawasan
khususnya tentang Asuhan Kebidanan Komunitas pada ibu dengan
Kekurangan Energi Kronik (KEK).
2. Manfaat Praktis

Untuk meningkatkan keterampilan sebagai tenaga kesehatan yang


memberikan pelayanan prenatal, intranatal dan postnatal dan dapat
melaksanakan praktik kebidanan sesuai dengan teori asuhan kebidanan
komunitas pada ibu dengan Kekurangan Energi Kronik (KEK) sehingga
pasien mendapatkan penanganan yang cepat dan tepat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Kebidanan Komunitas


1. Pengertian Kebidanan Komunitas
Kebidanan berasal dari kata “Bidan” menurut ICM, IFGO, dan WHO
mengatakan bahwa bidan (midwife) adalah seorang yang telah mengikuti
pendidikan kebidanan yang telah diakui oleh pemerintah setempat dan
telah menyelesaikan pendidikan tersebut dan lulus serta terdaftar atau
mendapat izin melakukan praktik kebidanan.
Menurut Kepmenkes No.900/Menkes/SK/VII/2002 bidan adalah
seorang wanita yang telah mengikuti program pendidikan bidan dan lulus
ujian sesuai dengan persyaratan yang berlaku. Kebidanan (midwifery)
mencakup pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki bidan dan kegiatan
pelayanan yang dilakukannya untuk menyelamatkan ibu dan bayi yang
dilahirkan.
Komunitas adalah kelompok orang yang ada disuatu lokasi tertentu
yang saling berinteraksi. Bidan komunitas adalah bidan yang bekerja
melayani keluarga dan masyarakat di wilaya tertentu. Kebidanan
komunitas adalah bagian dari kebidanan yang berupa serangkaian ilmu dan
serangkaian ilmu dan keterampilan untuk memberi pelayanan kebidanan
pada ibu dan anak yang berada dalam masyarakat di wilaya tertentu.
Dalam komunitas terdapat kumpulan individu yang membentuk
keluarga atau kelompok masyarakat. Sasaran utama adalah ibu dan anak
dalam keluarga. Menurut undang-undang No.23 1992 tentang kesehatan,
yang dimaksud dengan keluarga adalah suami, istri, anak dan anggota
keluarga lainnya. Pelayanan ini diserahkan untuk mewujudkan keluarga
yang sehat dan dapat meningkatkan sumber daya manusia. Bidan
memandang pasiennya sebagai makluk sosial yang memiliki budaya
tertentu dan dipengaruhi oleh kondisi ekonomi, politik, sosial budaya, dan
lingkungan sekitarnya.
Adapun tujuan pelayanan kebidanan komunitas adalah sebagai berikut:

a. Ibu dan bayi sehat, selamat, keluarga bahagia, terjaminnya kehormatan


martabat manusia. Saling menghormati penerima asuhan dan pemberi
asuhan.

b. Kepuasan ibu, keluarga dan bidan

c. Adanya kekuatan diri dari wanita dalam menentukan dirinya sendiri

d. Adanya rasa saling percaya dari wanita sebagai penerima asuhan

e. Terwujudnya keluarga sejahtera dan berkualitas

Ketidaknyamanan selama hamil dan cara mengatasinya :

a. Keputihan

Keputihan dapat disebabkan karena terjadinya peningkatan


produksi kelenjar dan lendir endoservikal sebagai akibat dari
peningkatan kadar estrogen. Cara menjegahnya yaitu tingkatkan
kebersihan (personalhygiene), memakai pakian dalam dari bahan katun,
dan tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayuran.
(Romauli, 2011).

b. Nocturia (sering buang air kecil)

Terjadi karena kandung kemih pada bulan-bulan pertama


kehamilan tertekan oleh uterus yang mulai membesar.

c. Mual-muntah

Mual terjadi umumnya pada bulan-bulan pertama kehamilan


sampai akhir triwulan pertama disertai kadang-kadang oleh muntah.
Sering terjadi pada pagi hari, tetapi tidak selalu. Keadaan ini lazim
disebut morning sickness. Dalam batas tertentu keadaan ini masih
fisiologis, namun bila terlampau sering dapat mengakibatkan gangguan
kesehatan dan disebut dengan hiperemesis gravidarum.
2. Konsep Keluarga
Asuhan kebidanan merupakan Kebidanan Komunitas yang bertujuan
untuk meningkatkan derajat kesehatan keluarga. Dalam sebuah keluarga
biasanya dijumpai lebih dari satu permasalahan.
a. Pengertian keluarga
Keluarga adalah kumpulan anggota rumah tangga yang saling
berhubungan melalui pertalian darah, adopsi atau perkawinan (WHO
1996). Keluarga adalah dua atau lebih individu yang hidup dalam satu
rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan atau adopsi.
Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing, dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya
(bailon dan maglaya 1978). Keluarga adalah unit terkecil dari
masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga dan beberapa orang yang
terkumpul dan tinggal disuatu tempat di bawah atap dalam keadaan
saling ketergantungan (Dep Kes R.I 1998)
b. Tipe atau jenis keluarga
Berbagai bentuk dan tipe keluarga dibedakan berdasarkan keluarga
tradisional dan keluarga non tradisional menurut allender dan spradley
(2011), seperti :
1. Tipe keluarga tradisional terdiri dari :
a. Nuclear family atau keluarga inti yaitu keluarga yang terdiri
dari suami, istri dan anak kandung atau anak angkat.
b.Extended family atau keluarga besar adalah keluarga inti
ditambah dengan keluarga lain yang mempunyai hubungan
darah, misalnya kakek, nenek, bibi dan paman.
c.Dyad family yaitu rumah tangga terdiri dari suami dan istri
tanpa anak.

d.Single parent family adalah suatu keluarga yang terdiri dari


satu orang tua dengan anak kandung atau anak angkat, yang
disebabkan oleh perceraian atau kematian.
e.Single adult adalah rumah tangga yang hanya terdiri dari
seorang orang dewasa saja.
f.Keluarga usia lanjut yaitu rumah tangga yang terdiri dari
suami dan istri yang sudah lanjut usia.
2. Tipe keluarga non tradisional terdiri atas :
a. Commune family yaitu lebih adri satu keluarga tanpa
pertalian darah hidup serumah.
b.Oran tua (ayah, ibu) yang tidak ada ikatan perkawinan dan
anak hidup bersama dalam satu rumah tangga.
c.Homoseksual dan lesbian adalah dua individu sejenis yang
hidup bersama dalam satu rumah.
3. Fungsi keluarga
Fungsi keluarga berbeda sesuai dengan sudut pandang terhadap
keluarga. Akan tetapi, dari sudut kesehatan keluarga yang sering
digunakan adalah fungsi keluarga yang disusun oleh friedman, antara
lain :
a. Fungsi efektif yaitu perlindungan psikologi, rasa aman, interaksi,
mendewasakan dan mengenal identitas dari individu.
b. Fungsi sosialisai peran yaitu fungsi dan peran di masyarakat,
serta sasaran untuk kontak sosial didalam /diluar rumah.
c. Fungsi reproduksi yaitu menjamin kelangsungan generasi dan
kelangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi memenuhi kebutuhan fisik dan perawatan merupakan
pemenuhan sandang, pangan dan papan serta perawatan kesehatan.
e. Fungsi ekonomi adalah fungsi untuk pengadaan sumber dana,
pengalokasian dana serta pengaturan keseimbangan.
f. Fungsi pengontrolan/pengaturan adalah memberikan pendidikan
dan norma-norma.
B. Konsep Dasar Manajemen Asuhan Kebidanan Komunitas
a. Pengkajian Data Asuhan Kebidanan adalah data subyektif dan atau data
obyektif dari pasien. Bidan dapat mencatat hasil penemuan dan dalam
catatan harian sebelum didokumentasikan.
b. Data subyektif
Informasi yang dicatat mencakup identitas, keluhan yang diperoleh dari
hasil wawancara langsung kepada pasien atau klien (Anamnesis) atau
dari keluarga dan tenaga kesehatan (allo anamnesis).
c. Data obyektif
Pencatatan dilakukan dari hasil pemeriksaan fisik, pemeriksaan
khusus kebidanan. Data yang telah terkumpul diolah, disesuaikan
dengan kebutuhan pasien kemudian dilakukan pengolahan data, yaitu
menggabungkan dan menghubungkan data satu dengan yang lainnya
sehingga menunjukan fakta. Tujuan dari pengolahan data adalah untuk
menunjukan fakta berdasarkan kumpulan data. Data ynag telah diolah
dianalisis dan hasilnya didokumentasikan.
d.Menetukan diagnose kebidanan
Setelah menetukan masalah dan masalah utama selanjutnya bidan
memutuskan dalam satu pernyataan yang mencakup kondisi, masalah,
penyebab, dan prediksi terhadap kondisi tersebut. Prediksi yang dimaksud
mencakup masalah potensial dan prognosis hasil dari perumusan masalah
yang merupakan keputusan yang ditegakan oleh bidann yang disebut
dengan diagnosis kebidanan. Dalam menentukan diagnosis kebidanan,
pengetahuan keprofesian bidan sangat diperlukan. Penetuan diagnosis
bidan mencakup hal-hal berikut :
1. Kondisi pasien terkait dan masalahnya

2.Masalah utama dan penyebab utamanya terhadap resiko

3.Masalah potensial
e. Perencanaan
Berdasarkan diagnosis yang ditegakan bidan dalam mencatat rencana
kegiatannya, maka rencana kegiatannya mencakup tujuan dan langkah-
langkah yang akan dilakukan bidan dalam melakukan intervensi dalam
rangka memecahkan masalah termasuk rencana evaluasi. Berdasarkan hasil
tersebut, maka langkah penulisan rencana kegiatan adalah sebagai berikut :
a. Mencatat tujuan tindakan yang akan dilakukan
b. Mengemukakan sasaran dan hasil yang akan dicapai didalam
tujuan tersebut.
c. Mencatat langkah-langkah tindakan mencakup kegiatan yang
dilakukan secara mandiri, kegiatan kolaborasi, ataupun rujukan
sesuai dengan tujuan masing-masing yang sudah ditentukan.
d. Mencatat kriteria evaluasi dan keberhasilan
Dalam rencana kegiatan juga dicatat kriteria evaluasi dan
keberhasilan tindakan. Kriteria evaluasi dan hasil tindakan perlu
dicatat untuk mengukur keberhasilan dari pelaksanaan asuhan
yang dilakukan. Bila kegiatan asuhan mengikuti kriteria dan
mencapai hasil yang telah ditetapkan, maka masalah telah dapat
diatasi dan apabila terjadi kesenjangan atau ketidaksesuaian, maka
bidan harus kembali langkah pertama.
e. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan rencana asuhan kebidanan, bidan harus
bertindak sesuai rencana yang sudah ditentukan. Pencatatan dalam
pelaksanaan juga termasuk penanganan kasus-kasus yang
memerlukan tindakan diluar wewenang bidan sehingga perlu
dilakukan kegiatan kolaborasi atau rujukan. Selain itu, pengawasan
dan monitor kemajuan kesehatan pasien juga perlu dicatat.
f. Dalam evaluasi kegiatan, yang perlu dilaksanakan adalah mencatat
proses manajemen kebidanan. Evaluasi diperoleh dari tindakan
pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Evaluasi juga
dilakukan dengan
membandingkan keberhasilan dengan langkah-langkah manajemen
lainnya. Hasil evaluasi dapat dijadikan identifikasi atau analisis
masalah selanjutnya bila diperlukan.

C.Langkah-langkah Asuhan Kebidanan Menurut Verney (2018), yaitu


sebagai berikut :
1.Tahap pengumpulan Data dasar
Pada langkah pertama dikumpulkan semua informasi (data) yang akurat
dan lengkap dari sumber yang berkaitan dengan kondisi anak. Untuk
memperoleh data dapat dilakukan dengan cara :
a. a.Anamnesa dilakukan untuk mendapatkan biodata, riwayat
menstruasi, riwayat kesehata, bio-psiko-sosiospiritual, serta
pengetahuan anak.
b. b.Pemeriksaan fisik sesuai dengan kebutuhan dan pemeriksaan
tanda-tanda vital, meliputi : pemeriksaan khusus (inspeksi,
palpasi, perkusi, dan auskultasi), pemeriksaan penunjang
(laboratorium dan catatan terbaru serta catatan sebelumnya).
Untuk lebih jelas dapat dilihat pada formulir pengumpulan data
kehamilan, persalinan dan nifas.
2.Interprestasi Data Dasar.
Pada langkah kedua dilakukan identifikasi terhadap diagnosis atau
masalah berdasarkan inetrprestasi yang benar atas data-data yang telah
dikumpulkan. Data dasar tersebut kemudian diinterprestasikan sehingga
dapat dirumuskan diagnosis dan masalh yang spesifik. Baik rumusan
diagnosis maupun masalah, keduanya harus ditangani, tetapi tetap
membutuhkan penanganan.
Masalah sering berkaitan dengan hal-hal yang sedang dialami wanita
yang diidentifikasi oleh bidan sesuai dengan hasil pengkajian. Masalah
juga sering menyertai diagnosis.
a. Identifikasi diagnosis/masalah potensial dan antisipasi penanganannya.
Pada langkah ketiga kita mengidentifikasi masalah potensial
berdasarkan diagnosis/masalah yang sudah diidentifikasi. Langkah ini
membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan dilakukan pencegahan. Bidan
diharapkan dapat waspada dan bersiap-siap mencegah diagnosis/masalah
potensial ini menjadi kenyataan,. Langkah ini penting sekali dalam
melakukan yang aman.
b. Menetapkan perlunya konsultasi dan kolaborasi segera dengan tenaga
kesehatan lain.
Bila mengidentifikasi perlunya bidan atau dokter melakukan konsultasi
atau penanganan segerah bersama anggota tim kesehatan lain sesuai
dengan kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan kesinambungan
proses manajemen kebidanan. Jadi, manajemen tidak hanya berlangsung
selama asuhan primer periodic atau kunjungan prenatal saja, tetapi juga
selama wanita tersebut dalam dampingan bidan.
c. Menyusun rencana asuhan menyeluruh
Pada langkah kelima direncanakan asuhan menyeluruh yang ditentukan
berdasarkan langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakam
kelanjutan manajemen untuk masalah atau diagnosis yang telah
diidentifikasi atau diantisipasi. Pada langkah ini informasi data yang tidak
lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya
meliputi segala hal yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien dari setiap
masalah yang terkait, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi untuk
klien tersebut. Pedoman antisipasi ini mencakup perkiraan tentang hal yang
akan terjadi berikutnya. Apakah dibuthkan penyuluhan, konseling dan
apakah bidan perlu merujuk klien bila ada sejumlah masalah terkait sosial,
ekonomi, cultural atau psikologis. Dengan kata lain, asuhan terhadap
wanita tersebut sudah mencapai setiap hal yang berkaitan dengan semua
pihak yaitu bidan dank lien, agar dapat dilaksanakan secara efektif.
d. Pelaksanaan langsung Asuhan dengan Efisien dan Aman
Pada langkah keenam, rencana asuhan menyeluruh dilakukan dengan
efisien dan aman. Pelaksanaan ini bisa dilakukan seluruhnya oleh bidan
atau sebagian dikerjakan oleh klien atau anggota tim kesehatan lainnya.
Walau bidan tidak melakukannya sendiri, namun ia tetap memikul
tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaannya.
e. Evaluasi

Evaluasi dilakukan secara siklus dengan mengkaji ulang aspek asuhan


yang tidak efektif untuk mengtahui factor yang mana yang menguntungkan
atau menghambat keberhasilan asuhan yang diberikan. Pada langkah
terakhir, dilakukan evaluasi keefktifan asuhan yang sudah diberikan. Ini
meliputi evaluasi pemenuhan kebutuhan akan bantuan : apakah benar-benar
terpenuhi sebagaiamna diidentifikasi didalam diagnosis dan masalah.
Rencana tersebut dapat dianggap efektif jika memang benar efektif dalam
pelaksanaanya.

C. Kehamilan Normal
a. Pengertian
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasioal, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Saifuddin, 2018).
Kehamilan merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan
yang terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum dan
sperma terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot, kemudian bernidasi,
pembentukan plasenta, dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm (Manuaba, dkk, 2016).
b. Perubahan Fisik dan Psikologi Kehamilan
1. Perubahan fisik
Trimester I
a. Minggu ke 4 atau bulan ke 1
Ibu terlambat menstruasi. Payudara menjadi nyeri dan
membesar. Kelelahan yang kronis (menetap) dan sering BAK
mulai terjadi. Keadaan ini berlangsung selama tiga bulan
berikutnya. HCG ada didalam urine dan serum 9 hari setelah
konsepsi.
b.Minggu ke 8 atau bulan ke 2
Mual dan muntah (morning sickness) mungkin terjadi
sampai usia kehamilan 12 minggu. Uterus berubah dari bentuk
pir menjadi globular. Tanda-tanda hegar dan goodel muncul.
Serviks fleksi dan leukorea meningkat. Penambahan berat
badan belum terlihat nyata.
c. Minggu ke 12 bulan ke 3
Tanda chadwick muncul dan uterus naik di atas simfisis.
Kontraksi Braxton Hicks mulai dan mungkin terus berlangsung
selama kehamian. Potensial untuk menderita infeksi saluran
kemih meningkat dan ada selama kehamilan. Kenaiakan berat
badan sekitar 1-2 kg selama trimester pertama. Plasenta
sekarang berfungsi penuh dan memproduksi hormon.

Trimester II
a.Minggu ke 16 bulan ke 4
Fundus berada ditengah antara simfisis dan pusat. Berat ibu
bertambah 0.4-0,5 kg/mg selama sisa kehamilan dan mungkin
mempunyai banyak energi. Sekresi vagina meningkat (tetapi
normal jika tidak gatal, iritasi, atau berbau busuk). Tekanan
pada kandung kemih berkurang sehingga frekuensi sering BAK
berkurang
b.Minggu ke 20 bulan ke 5
Fundus mencapai pusat. Payudara memualai sekresi
kolostrum. Kantong ketuban menampung 400 ml cairan. Rasa
akan pingsan dan pusing mingkin terjadi, terutama jika posisi
berubah secara mendadak. Varises pembuluh darah mungkin
terjadi. Ibu merasakan gerakan janin. Areola bertambah gelap.
Hidung tersumbat mungkin terjadi, kram pada kaki mungkin
ada, konstipasi mungkin dialami.
c.Minggu ke 24 bulan ke 6
Fundus diatas pusat. Sakit punggung dan kram pada kaki
mungkin terjadi. Perubahan kulit bisa berupa striae gravidarum,
chloasma, linea, nigra dan jerawat. Mimisan dapat terjadi dan
mungkin mengalami gatal-gatal pada abdomen karena uterus
membesar dan kulit meregang.
Trimester III
a.Minggu ke 28 bulan ke 7
Fundus berada dipertengahan antara pusat dan sifoideus.
Haemoroid mungkin terjadi. Pernapasan dada menggantikan
pernapasan perut. Garis bentuk janin dapat dipalpasi. Rasa
panas dalam perut mungkin terasa.
b.Minggu ke 32 bulan ke 8
Fundus mencapai prosesus sifoideus, payudara penuh, dan
nyeri tekan. Sering BAK mungkin kembali terjadi. selain itu,
mungkin juga mengalami dispnea.
c.Minggu ke 38 bulan ke 9
Penurunan bayi ke dalam pnggul ibu (lightening). Plasenta
setebal hampir 4 kali waktu usia kehamilan 18 mingu dan
beratnya 05-0,6 kg. Sakit punggung dan sering BAK
meningkat. Braxton Hicks meningkat karena serviks dan
segmen bawah rahim disiapkan untuk persalinan (Dewi, 2018).
2. Perubahan psikologi
a.Trimester I (1-3 bulan)
Segera setelah konsepsi, kadar hormon progesteron dan
estrogen dalam kehamilan akan meningkat. Hal ini akan
menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah,
lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan
sering kali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan. Sering kali
pada awal kehamilannya ibu berharap untuk tidak hamil.
Hasrat untuk melakukan hubungan seksual pada wanita
trimester pertama ini berbeda. Kebanyakan mereka mengalami
penurunan libido selama periode ini. Keadaan ini menciptakan
kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan
suami.
Kebanyakan wanita merasa butuh untuk dicintai dan
merasakan kuat untuk mencintai, namun tanpa melakukan
hubungan seksual. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa
mual, pembesaran payudara, keprihatinan, dan kekhawatian.
Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada
trimester pertama (Dewi ; Sunarsih, 2018).
b.Trimester II (4-6 bulan)
Pada masa ini wanita mulai merasa sehat dan
mengharapkan bayinya.ibu sudah menerima kehamilannya dan
mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih
kontruktif. Pada trimester ini ibu mulai merasa kehadiran bayinya
sebagai seseorang di luar dari dirinya sendiri. Pengenalan pada
pergerakkan fetus, pertumbuhan dan pembesaran abdomen, serta
gerakan bayi saat USG, membut gambaran tersebut nyata.
Biasanya libido mulai meningkat karena sudah merasa lepas dari
kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti dirasakan pada trimester
1 (Jannah, 2016).
c.Trimester III (7-9 bulan)
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut ibu
merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.
Terkadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir
sewaktu-waktu. Keadaan ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya
persalinan. Sering ibu merasa khawatir atau takut apabila bayi
yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau
benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya.
Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan
bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada
trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan
jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah
dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima
selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan
dan dukungan dari suami, keluarga, dan bidan (Dewi ; Sunarsih,
2018).
3. Tanda Bahaya Kehamilan
a. Perdarahan Pervaginam
b. Muntah-muntah berlebihan
c. Sakit kepala hebat
d. Pengelihatan kabur
e. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
f. Demam tinggi
g. Keluar cairan pervaginam
h. Gerakan janin tidak terasa
i. Berat badan naik berlebihan
j. Sering berdebar-debar, sesak napas
k. Gangguan ginjal
l. Gangguan kelenjar gondok (Yani, 2019)
4. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil

a.Kebutuhan Nutrisi

Untuk mengakomodasi perubahan yang terjadi selama masa hamil,


banyak diperlukan zat gizi dalam jumlah yang lebih besar dari pada
sebelum hamil. Pada ibu hamil akan mengalami BB bertambah,
penambahan BB bisa diukur dari IMT (Indeks Masa Tubuh) / BMI
(Body Mass Index) sebelum hamil. IMT dihitung dengan cara BB
sebelum hamil dalam kg dibagi (TB dlm m)2misalnya : seorang
perempuan hamil BB sebelum hamil 50 kg,TB 150 cm maka IMT
50/(1,5)2= 22.22 (termasuk normal).

b.Personal Hygiene

Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan


yang kotor banyak mengandung kuman. Pada ibu hamil karena
bertambahnya aktifitas metabolisme tubuh maka ibu hamil cenderung
menghasilkan keringat yang berlebih, sehingga perlu menjaga
kebersihan badan secara ekstra disamping itu menjaga kebersihan
badan juga dapat untuk mendapatkan rasa nyaman bagi tubuh.

c.Pakaian

Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian yang


longgar, nyaman dipakai, tanpa sabuk atau pita yang menekan bagian
perut atau pergelangan tangan karena akan mengganggu sirkulasi
darah. Pakaian dalam atas (BH) dianjurkan yang longgar dan
mempunyai kemampuan untuk menyangga payudara yang makin
berkembang. Sebaiknya memilih BH yang bahannya dari katun karena
selain mudah dicuci juga jarang menimbulkan iritasi. Celana dalam
sebaiknya terbuat dari katun yang mudah menyerap air.

d.Eliminasi (BAB dan BAK)

1.Buang Air Besar (BAB)

Pada ibu hamil sering terjadi obstipasi. Obstipasi ini


kemungkinan terjadi disebabkan oleh, kurang gerak badan, hamil
muda sering terjadi muntah dan kurang makan, peristaltik usus
kurang karena pengaruh hormon, tekanan pada rektum oleh kepala.
Dengan terjadinya obstipasi pada ibu hamil maka panggul terisi
dengan rectum yang penuh feses selain membesarnya rahim, maka
dapat menimbulkan bendungan di dalam panggul yang
memudahkan timbulnya haemorrhoid. Hal tersebut dapat dikurangi
dengan minum banyak air putih, gerak badan cukup, makan-
makanan yang berserat seperti sayuran dan buah-buahan.

2.Buang Air Kecil (BAK)

Masalah buang air kecil tidak mengalami kesulitan, bahkan


cukup lancar dan malahan justru lebih sering BAK karena ada
penekanan kandung kemih oleh pembesaran uterus. Dengan
kehamilan terjadi perubahan hormonal, sehingga daerah kelamin
menjadi lebih basah. Situasi ini menyebabkan jamur (trikomonas)
tumbuh subur sehingga ibu hamil mengeluh gatal dan keputihan.
Rasa gatal sangat mengganggu, sehingga sering digaruk dan
menyebabkan saat berkemih sering sisa (residu) yang
memudahkan terjadinya infeksi kandung kemih. Untuk
melancarkan dan mengurangi infeksi kandung kemih yaitu dengan
banyak minum dan menjaga kebersihan sekitar kelamin.
(Kemenkes RI, 2016)
a. Standar Minimal Asuhan Kehamilan
Ibu hamil mendapat pelayanan oleh tenaga kesehatan di fasilitas
pelayanan kesehatan. Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harus
memenuhi jenis pelayanan sebagai berikut :

1.Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan

2.Pengukuran tekanan darah

3.Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA)

4.Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri)

5.Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus


sesuai status imunisasi

Imunisasi Interval % Perlindungan Masa


Perlindungan

TT 1 Pada 0% Tidak ada


kunjungan
ANC pertama

TT 2 4 minggu 80% 3 tahun


setelah TT1

TT 3 6 bulan 95% 5 tahun


setelah TT1

TT 4 1 tahun 99% 10 tahun


setelah TT3

TT 5 1 tahun 99% 25 tahun/


setelah TT4 seumur hidup

6.Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan

7.Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ)


8. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk KB pasca persalinan).

9.Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin


darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan darah
(bila belum pernah dilakukan sebelumnya).

10.Tatalaksana kasus sesuai indikasi. (Kemenkes RI, 2018)

b. Standar Minimal Kunjungan Kehamilan


Untuk mendapatkan manfaat yang maksimum dari kunjungan-
kunjungan antenatal ini, maka sebaiknya ibu tersebut memperoeh
sedikitnyan 4 kali kunjungan selama kehamilan yaiu :
kali pada Trimeser I
kali pada Trimester II
kali pada Trimester III (Hani, 2018)

D.Kekurangan Energi Kronis (KEK)


1.Pengertian KEK pada ibu hamil
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu amil adalah kekurangan
gizi pada ibu hamil berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) dengan
ukuran LILA < 23,5 cm. (Dinas kesehatan, 2018). Secara nasional, ada
perbaikan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu yang dapat
dilihat dari tren penurunan angka kematian ibu (AKI) dari 390 per 100.000
kelahiran hidup pada SDKI 1990 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup
pada SDKI 2015. Akan tetapi untuk mencapai target SDGs yaitu
menurunkan AKI hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup,
memerlukan upaya dan kerja keras. Kasus kematian ibu selain disebabkan
oleh penyebab langsung dan tidak langsung juga disebabkan oleh pengaruh
faktor lain yaitu ibu hamil yang menderita penyakit tertentu baik penyakit
menular, penyakit tidak menular maupun ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi (Kemenkes RI, 2018).
Menurut Kemenkes (2018), ibu hamil KEK disebabkan oleh
penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung ibu hamil KEK
adalah konsumsi gizi yang tidak cukup dan adanya penyakit tertentu yang
diderita ibu, sedangkan penyebab tidak langsungnya berupa persediaan
makanan yang tidak cukup, pola asuh, kesehatan lingkungan dan pelayanan
kesehatan yang tidak memadai. Penanggulangan KEK akan berhasil
dengan baik bila dilakukan kegiatan peningkatan asupan makanan,
perubahan perilaku kesehatan dan gizi serta pencegahan dan
penanggulangan penyakit. Kejadian KEK pada ibu hamil dipengaruhi oleh
berbagai faktor. (Kemenkes RI, 2018).
Semakin tinggi risiko jarak kelahiran ibu hamil, semakin rendah
pendidikan dan pengetahuan akan meningkatkan kejadian KEK pada ibu
hamil. Ibu hamil dengan masalah gizi akan berdampak terhadap kesehatan
dan keselamatan ibu. Kondisi ibu hamil KEK berisiko terjadi partus lama,
perdarahan pasca salin bahkan kematian ibu karena adanya penurunan
kekuatan otot yang membantu persalinan (Kemenkes RI, 2015).
Menurut Adriani dan Wirjatmadi (2016) selain menyebabkan
perdarahan, gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia, berat
badan ibu tidak bertambah secara normal,terkena penyakit infeksi dan
dapat berpengaruh pada proses persalinannya yaitu persalinan sulit dan
lama, terjadi persalinan sebelum waktunya (prematur) dan meningkatkan
kecenderungan persalinan dengan operasi. Kondisi KEK pada ibu hamil
juga berisiko terhadap bayi yang dikandungnya antara lain kematian janin
(keguguran), prematur, lahir cacat dan bayi berat lahir rendah (BBLR).
BBLR berpotensi mengalami masalah gizi sepanjang siklus kehidupan dan
akan berulang pada generasi selanjutnya serta merupakan penyebab utama
kematian bayi (Kemenkes, 2018). Adapun target kenaikan berat badan ibu
selama hamil yaitu 12,5 -18 kg dengan rincian trimester 1 1,5-2 kg,
trimester 2 4,5-6,5 kg, dan trimester 3 6,5-9,5 kg (Kemenkes RI, 2018).
Upaya penanggulangan ibu hamil KEK memerlukan koordinasi
lintas program salah satunya melalui program pemeriksaan ibu hamil
terpadu (pelayanan antenatal terpadu). Tujuan pelayanan antenatal terpadu
meliputi deteksi dini, penanganan dan pengobatan gizi yang tepat termasuk
masalah KEK, persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi
akibat masalah gizi pada ibu hamil KEK, pencegahan terhadap penyakit
dan komplikasinya akibat KEK melalui penyuluhan kesehatan dan
konseling (Kemenkes RI, 2018).
Pelayanan gizi ibu hamil KEK dilakukan dengan mengikuti tahapan
proses asuhan gizi terstandar yang meliputi pengkajian gizi, diagnosis gizi,
intervensi gizi dan monitoring - evaluasi. Adapun strategi intervensi gizi
pada ibu hamil mengacu pada penyediaan makanan yang berupa
penambahan energi yaitu pemberian makanan tambahan (PMT),
konseling/edukasi gizi, kolaborasi & koordinasi tenaga kesehatan dan lintas
sektor, serta monitoring – evaluasi yang salah satu indikatornya adalah
kenaikan berat badan (Kemenkes RI, 2018).
Berdasarkan penelitian Candradewi (2015), pemberian makanan
tambahan pada ibu hamil KEK berupa biskuit dengan bahan pangan lokal
dapat meningkatkan konsumsi energi dan protein dan berpengaruh secara
significan terhadap peningkatan berat badan ibu hamil KEK. Selain itu,
pemberian konseling dapat meningkatkan pengetahuan dan konsumsi
energi ibu hamil KEK. Ibu hamil KEK yang diberikan konseling selama 3
bulan mengalami kenaikan berat badan rata-rata 4 kg dan ada penurunan
prevalensi KEK setelah 3 bulan diberikan konseling.
2.Cara yang digunakan untuk menetahui status gizi ibu hamil
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam
mengukur status gizi masyarakat. Jika masukan gizi untuk ibu hamil dari
makanan tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi
defisiensi zat gizi. Kekurangan zat gizi dan rendahnya derajat kesehatan
ibu hamil masih sangat rawan, hal ini ditandai masih tingginya angka
kematian ibu yang disebabkan oleh perdarahan karena anemia gizi dan
KEK selama masa kehamilan. Ada beberapa cara untuk mengetahui status
gizi ibu hamil antara lain :
3. Memantau pertambahan berat badan selam hamil
Proses biologik yang terjadi selama kehamilan ditandai dengan
pertambahan berat badan yang berasal dari beberapa komponen.
Perubahan yang terjadi selama kehamilan terukur dalam kenaikan berat
badan ibu. Untuk itu agar bayi yang dilahirkan dalam kondisi normal
(lahir hidup, cukup bulan dan berat lahir cukup), membutuhkan energi
dan zat gizi optimal yang diperoleh melalui ibu. Ibu hamil dengan cukup
energi dan asupan zat gizinya akan naik berat badannya sesuai umur
kehamilan dan bayi lahir sehat (Kemenkes RI, 2018).
4.Mengukur LILA (Lingkar Lengan)
Pengukuran antropometri dilakukan dengan berbagai cara,
meliputi pengukuran Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), Lingkar
Lengan Atas (LiLA), Lingkar Kepala, Lingkar Perut, Rasio Lingkar
Pinggang Pinggul (RLPP) (Kemenkes RI, 2017).
LiLA merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk
menilai status gizi dengan cara mengukur lingkar lengan atas. LiLA
adalah cara menentukan status gizi yang praktis dengan mengukur
lingkar lengan atas pada bagian tengah antar ujung bahu dan ujung siku.
Alat ukur yang digunakan adalah pita LiLA dengan ketelitian 0,1 cm
(Hardinsyah dan Supariasa, 2016).

a.Hal-hal yang perlu di perhatikan dalam pengukuran LILA

Menurut Kemenkes RI (2018), Cara pengukuran Lingkar Lengan


Atas (LiLA) yaitu alat ukur yang digunakan adalah pita antropometri/ pita
LiLA dengan ketelitian 0,1 cm. Pengukuran dilakukan pada lengan atas
kiri, pada wanita kidal pengukuran dilakukan pada lengan atas kanan.
Posisi siku dibengkokkan dengan sudut 90˚, pastikan letak akromion
(bagian tulang yang menonjol dari bahu), dan olekranon (bagian bawah
tulang lengan atas). Kemudian ambil titik tengah antara akromion dan
olekranon lalu beri tanda. Luruskan lengan, lakukan pengukuran lingkar
lengan atas pada titik pertengahan yang sudah ditandai. Saat pengukuran
lengan dalam keadaan bebas dan pita pengukur harus menempel erat pada
permukaan kulit, tetapi tidak ada tekanan. Kemudian baca hasil
pengukuran dengan ketelitian 0,1 cm.

b. Cara pengukuran LILA


c. Tetapkan posisi bahhu dan siku

d. Letakkan metlin antara bahu dan siku

f. Tentukan titik tengah lengan sebelah kiri

g. Letakkan lingkaran metlin pada tengah lengan

h. Metlin jangan terlalu ketat

i. Metlinjangan terlalu longgar

j. Baca skala yang benar


1. Faktor-faktor yang mempengaruhi kurang energi kronis pada ibu
hamil
a.Status Kesehatan
Kondisi sakit asupan energi ibu hamil tidak boleh dilupakan. Ibu
hamil dianjurkan mengkonsumsi tablet zat besi atau makanan yang
mengandung zat besi seperti hati, bayam dan sebagainya. Asupan gizi
ibu selama hamil harus cukup energi dan seimbang baik karbohidrat,
lemak, protein, vitamin dan mineral (Kemenkes RI, 2018).
b.Jarak Kelahiran (Bila yang fikandung bukan anak pertama)
Jarak kelahiran sebaiknya 2 tahun. Status gizi ibu hamil belum pulih
sebelum 2 tahun pasca persalinan sebelumnya. Oleh karena itu belum
siap untuk kehamilan berikutnya (Kemenkes RI, 2018).
c.Akibat Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
Seorang ibu hamil membutuhkan makanan dengan kandungan zat-zat
gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan
perkembangan janin. Tambahan makanan untuk ibu hamil dapat diberikan
dengan cara meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas makanan ibu
hamil sehari-hari, bisa juga dengan memberikan tambahan formula khusus
untuk ibu hamil. Apabila makanan selama hamil tidak tercukupi maka
dapat mengakibatkan kekurangan gizi (Muliawati, 2013).
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan
komplikasi pada ibu hamil, antara lain anemia, berat badan tidak bertambah
secara normal dan terkena infeksi. Pada saat persalinan gizi kurang dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya
(premature), perdarahan setelah persalinan, serta operasi persalinan. Untuk
pertumbuhan janin yang baik diperlukan zat-zat makanan yang adekuat,
dimana peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat makanan
tersebut. Suplai zat-zat makanan kejanin yang sedang tumbuh tergantung
pada jumlah darah ibu yang mengalir melalui plasenta dan zat-zat makanan
yang diangkutnya. Gangguan suplai makanan dari ibu mempengaruhi
proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran (abortus),
bayi lahir mati (kematian neonatal), cacat bawaan, lahir dengan berat
badan lahir rendah (BBLR) (Muliawati, 2013).
d.Spesifikasi PMT Ibu Hamil KEK
Kandungan zat gizi makanan tambahan ibu hamil KEK tiap kemasan
primer (3 keping/ 60 gram), mengandung minimum 270 kalori, minimum 6
gram protein, minimum 12 gram lemak. Makanan tambahan ibu hamil
diperkaya 11 macam vitamin (A, D, E, B1, B2, B3, B5, B6, B12, C, asam
folat) dan 7 macam mineral (besi, kalsium, natrium, seng, iodium, fosfor,
selenium) (Kemenkes, RI (2017)
Selain itu menurut Adriani dan Wirjatmadi (2016), KEK pada ibu
hamil dapat menyebabkan keguguran, bayi lahir mati, kematian neonatal,
anemia pada bayi, dan asfiksia intrapartum. Selama masa kehamilan terjadi
proses pertumbuhan dan perkembangan produk konsepsi yang berupa
janin, plasenta dan cairan amnion. Pertumbuhan dan perkembangan ini
tercermin dari kenaikan berat badan ibu hamil, sehingga agar bayi yang
dilahirkan dalam kondisi normal (lahir hidup, cukup bulan dan berat lahir
cukup) memerlukan energi dan zat gizi optimal yang diperoleh dari ibu.
Ibu hamil yang cukup energi dan asupan gizinya akan naik berat badannya
sesuai umur kehamilan dan bayi lahir sehat. Ibu hamil KEK dapat
mengganggu tumbuh kembang janin yaitu pertumbuhan fisik, otak dan
metabolisme yang dapat menyebabkan penyakit tidak menular di usia
dewasa. Kenaikan berat badan ibu hamil dengan KEK harus lebih besar
dibandingkan ibu hamil normal karena mempertimbangkan defisit berat
badan. Wirjatmadi (2016).
5.Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi KEK.
a.Kebiasaan dan pandangan wanita terhadap makanan.
Wanita yang sedang hamil dan telah berkeluarga biasanyalebih
memperhatikan gisi anggota keluarga daripadadirinya sendiri.Padahal
sebenarnya ibu hamil itu sendiriyang memerlukan perhatian yang serius
mengenaipenambahan gizi. Ibu hamil hars teratur megkonsumsi
makanan yang bergizi demi pertumbuhan dan perkembangan janin dan
juga untuk kesehatannya sendiri.
b.Status ekonomi
Pendapatan ekonomi seseorang sangat mempengaruhi dalam
pemilihan makanan yang akan dikonsumsi sehari harinya.Seseorang
dengan ekonomi tinggi kemudian hamil maka kemungkinan besar gizi
yang dibutuhkan akan tercukupi, ditambahlagi adanya pemerikasaan
membutuhkan keadaan kesehatan ibu yang baik yang tidak lepas dari
keadaan gizi ibu hamil tersebut.
c.Pengetahuan zat gizi dalam makanan
Pengetahuan yang dimiliki oleh seorang ibu hamil
akanmempengaruhi pengambilan keputusan dan juga akan berpengaruh
pada prilaku ibu hamil tersebut. Ibu hamil dengan pengetahuan gizi
yang baik kemungkinan akan memberikan gizi yang cukup untuk janin
yang dikandungnya.
d.Status kesehatan
Status kesehatan sangat mempengaruhi pertumbuhan
danperkembangan janin yang dikandungnya. Status kesehatanyang
tidak optimal menunjukkan gejala awal nafsu makanyang menurun dan
jika di biarkan berlarut-larut, makasemakin memperberat kondisi
kesehatan ibu hamil.

e.Aktifitas
Seseorang dengan aktivitas yang aktif otomatis akanmemerlukan
energi yang lebih banyak dari pada merekayang hanya duduk-duduk
dan diam saja. Setiap aktivitasmemerlukan energi, maka jika semakin
banyak aktivitasyang di lakukan, maka energi yang dibutuhkan
jugasemakin banyak.Seorang ibu hamil dengan aktivitas tinggimaka
hendaknya memperhatikan gizi sesuai denganaktivitasnya sehari-hari.
f.Berat badan
Penambahan berat badan seorang ibu hamil akanmenentukan zat
makanan yang lebih dibutuhkan agarkehamilannya dapat berjalan
dengan lancer. Ibu hamildisarankan untuk mengkonsumsi makanan
sesuai dengankebutuhannya agar mencapai berat badan yang
idealselama kehamilan yaitu 10-13 kg.
g.Umur
Semakin muda dan semakin tua umur ibu hamil jugaberpengaruh
pada pemenuhan kebutuhan gizi yang diperlukan.Wanita muda kurang
dari 20 tahun perlu tambahangizi Karena selain digunakan utuk
pertumbuhan danperkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi
denganjanin yang sedang dikandungnya. Sementra umur yang lebihtua
lebih dari 35 tahun perlu energi yang besar Karena fungsiorgan juga
semakin melemah dan diharuskan untuk bekerjamaksimal, maka
diperlukan tambahan energi yang cukupguna mendukung kehamilan
yang sedang berlangsung.
6.Upaya Penanggulangan Yang Dilakukan
a.Pemberian makanan tambahan PMT
Pada ibu hamil berupa biscuit lapis dengan komposisi gizi dalam
100 gram produk(persaji) berupa energi 500 kkal, protein 15 gram
sertavitamin (A, D, E, thiamin, riboflavin, niasin, b12, asam folat,B6,
asam pantotenat, C) dan mineral (zat besi, kalsium,natrium, zincum,
iodium, fosfor, dan seleminium). Akan diberikan selama 90 hari atau
100 gram/ hari, bagi ibu hamilyang usia kehamilannya di atas 7 bulan
maka akan di berikansampai melahirkan.
b.Konsumsi makanan gizi seimbang
c.Protein
Berperan penting sebagai bahan utama pembentuk seltubuh,
pembentukan tambhan cairan darah ibu dancadangan energi. pada
ibu hamil membutuhkan protein 60-75 gram setiap hari atau sekitar
925 gram selama masakehamilan.
d.Karbohidrat
Berperan penting sebagai penyedia energi untuk ibu danjanin
selama hamil. Ibu hamil membutuhkan 1.500 kalori.
e.Lemak
Berperan penting sebagai penyedia energi jangka
panjanguntuk pertumbuhan. Ibu hamil dianjurkan makan-makanan
yang mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari seluruhkalori
yang di konsumsi setiap hari.
f.Vitamin
Berperan dalam proses metabolisme karbohidrat,
protein,maupun lemak. Vitamin yang dibutuhkan ibu
hamildibedakan menjadi dua golongan yaitu vitamin larut lemakdan
tidak larut lemak. Vitamin larut lemak yaitu vitaminA, D, E.
Vitamin tidak larut lemak yaitu vitamin C, tamin,niasin dan
ribofablin, vitamin B6, dan asam volat.Konsumsi tablet Fe selama
hamil.Sesuai dengan pelayanan pemeriksaan kehamilanyaitu
pemberian tablet Fe. Untuk menambah kandunganzat besi yang
berperan penting untuk pembentukan danmempertahankan sel darah
merah.

7.Antenatal Care (ANC)


a.Pengertian
ANC merupakan prosedur rutin yang dilakukan oleh tenaga
kesehatan (bidan) dijadikan sebagai panduan yang diyakini dalam
memberikan asuhan kebidanan pada klien selam masa kehamilan
(Nugroho, 2014). ANC juga merupakan prosedur rutin yang dilakukan
petugas kesehatan dalam membina hubungan dalam proses pelayanan
pada ibu hamil untuk persiapan persalinannya. Tujuan dilaksanakannya
pelayanan sesuai standar waktu untuk menjamin perlindungan terhadap
ibu hamil dan janin berupa deteksi dini faktor risiko, riwayat penyakit
secara umum, pencegahan, dan penanganan dini komplikasi kehamilan
(Kemenkes RI, 2018).
b.Kunjungan pemeriksaan ANC
Kunjungan pemeriksaan ANC minimal tiap trimester yaitu
minimal satu kali pada trimester pertama (usia kehamilan 0-12 minggu),
minimal satu kali pada trimester kedua (usia kehamilan 12-24 minggu),
dan minimal dua kali pada trimester ketiga (usia kehamilan 24 minggu
sampai menjelang persalinan) (Kemenkes RI, 2018). Tingkat kepatuhan
ibu hamil dalam ANC dengan deteksi dini komplikasi kehamilan
berdasarkan penelitian yang dilakukan Untari, 2019 menyatakan bahwa
adanya hubungan antara tingkat kepatuhan ibu dalam melakukan ANC
dengan deteksi dini komplikasi kehamilan, artinya tingkat kepatuhan ibu
dalam melakukan ANC berpengaruh terhadap deteksi dini komplikasi
kehamilan.
c.Pelayanan 10 T
Pelayanan kesehatan ibu hamil yang diberikan harus memenuhi
jenis pelayanan sebagai berikut (Kemenkes RI, 2018):
d.Penimbangan berat badan dan pengukuran tinggi badan.
e.Pengukuran tekanan darah.
f.Pengukuran Lingkar Lengan Atas (LILA).
g.Pengukuran tinggi puncak rahim (fundus uteri).
h. Penentuan status imunisasi tetanus dan pemberian imunisasi tetanus
sesuai status imunisasi.
i. Pemberian tablet tambah darah minimal 90 tablet selama kehamilan.
j. Penentuan presentasi janin dan denyut jantung janin (DJJ).
k. Pelaksanaan temu wicara (pemberian komunikasi interpersonal dan
konseling, termasuk KB pasca persalinan).
l. Pelayanan tes laboratorium sederhana, minimal tes hemoglobin
darah (Hb), pemeriksaan protein urin dan pemeriksaan golongan
darah (bila belum pernah dilakukan sebelumnya).
m. Tatalaksana kasus sesuai indikasi.
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KELUARGA BINAAN PADA IBU HAMIL
DENGAN KEKURANGAN ENERGI KRONIS (KEK)
DI PUSKESMAS SUKA MERINDU
KOTA BENGKULU

Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 18 September 2021
Jam : 15.00 WIB
Tempat : Rumah Tn.N
Kota : Bengkulu
Nama Mahasiswa : Febi oktasari
Lindayani
Soniya asana
A.Data Subyektif
1. Struktur Keluarga
a.Nama kepala keluarga : Tn.N
b.Umur : 31 tahun
cJenis kelamin : Laki – laki
d.Agama : Islam
e.Pendidikan : S1
f.Pekerjaan : Wiraswasta
g.Pendapatan : ± Rp 2.000.000
h.Alamat : Sukamerindu
i.Suku / bangsa : Melayu / Indonesia

Daftar anggota keluarga :


Imunisasi
Nam Hub.K J Um Pen
No AgamaPekerjaan Hep/Hi
a el K ur d BCGPolio DPT
b
1 Ny. Istri P 27th SM Isla IRT √ √ √ √
. S P m

j.Tipe Keluarga
Di keluarga Tn.N merupakan nuclear family yang terdiri dari keluarga
inti yaitu : bapak dan ibu dan anak yang masih dalam kandungan.
k.Genongram

SUAMI ISTRI

ANAK

l.Hubungan antar anggota keluarga

Hubungan antara suami, istri, anak dari keluarga Tn.N cukup


harmonis, terbukti dengan semua anggota keluarga sangat akrab dan jika
ada masalah dalam keluarga, Tn.N dan istri selalu mendiskusikannya
bersama- sama, kadang juga sering ngobrol dan saling membantu
dengan tetangga.
m. Sifat keluarga
1.Dalam mengambil keputusan yang paling berpengaruh adalah suami
2.Kebiasaan hidup sehari-hari
Kebiasaan makan keluarga Tn.N adalah makan 1-2 kali sehari atau
lebih dengan waktu makan tidak teratur. Dengan menu makan yang
berbeda-beda sesuai dengan pendapatan dari keluarga. Cara pengolahan
makan diawali dengan mencuci terlebih dahulu sayuran, di potong
kemudian dimasak hingga matang. Sayuran dimasak menggunakan
garam beryodium. Keluarga Tn.N tidak melakukan pantangan pada
makanan akan tetapi ada beberapa makanan yang tidak disukai seperti
ikan,daging dan telur .
n. Pemanfaatan waktu senggang
Waktu senggang digunakan oleh Tn.N dan Ny.S Untuk membereskan
pekerjaan rumah dan beristirahat.
o. Eliminasi
• BAB : 1x sehari Warna : Kuning Kecoklatan
• BAK : 4 - 5x sehari Warna : Kuning Jernih

p. Faktor keluarga sosial dan budaya


a.Penghasilan keluarga
1. Suami merupakan seorang wiraswasta dan istri merupakan seorang ibu
rumah tangga.
2. Penghasilan suami tiap bulan ± Rp 2.000.000/bulan memenuhi
kebutuhan keluarga sehari-hari.
q.Situasi kesehatan keluarga
1. Bila ada anggota keluarga yang sakit diobati di puskesmas
Imunisai
a. BCG : Sudah didapat
b. HB I-II : Sudah didapat
c. DPT I-III : Sudah didapat
d. POLIO : Sudah didapat
e. CAMPAK : Sudah didapati
r. Ibu mengatakan sebelumnya menggunakan alat kontrasepsi KB suntik 1
bulan
s. Riwayat persalinan : ini merupakan kehamilan kedua
t. Penyakit yang pernah diderita
Dalam 6 bulan terakhir ini keluarga Tn N tidak menderitA PENYAKIT APAPUN
u. Faktor rumah dan lingkungan
1. Keluarga Tn.N tinggal di Sukamerindu . Keluarga Tn.N tinggal di
rumah kontrakan (bedengan) dimana dinding tersebut terbuat dari
batu batako putih dan semen dengan ukuran rumah 5 x 6, lantai
semen, atap rumah terbuat dari seng, ada ventilasi dan jendela, ada
pintu. Penerangan menggunakan listrik. Pembagian ruangan adalah 1
kamar tidur, ruang makan dan tempat penyimpanan perabotan
rumah. Kebersihan ruangan sudah baik.
2. Perabot rumah tangga

Alat masak menggunakan kompor, tempat penyimpanan perabotan


dapur diletakan di rak piring.
3. Sampah
Pembuangan sampah di sembarang tempat dan di bakar, jarak
pembuangan sampah dengan sumber air minum > 10 meter.
4. Sumber air
Keluarga Tn. N menggunakan sumber air minum dari PDAM,
kualitas air bersih, jernih dan tidak berbau
5. Penampungan air
Keluarga menampung air di jirgen dan tong air dalam keadaan
tertutup.
6. Jamban keluarga
Keluarga mempunyai jamban sendiri
7. Pembuangan air limbah
Buang di pekarangan rumah tangga di drainase terbuka/parit
8. Kandang ternak
Tidak mempunyai kandang ternak
9. Halaman
Halaman tidak luas, mempunyai tanaman bunga, dan tidak
mempunyai TOGA, memiliki tempat sampah sehingga sampah di
tumpuk sembarangan.

10. Kamar mandi


Memiliki kamar mandi
11. Dena rumah

2. Riwayat kesehatan keluarga


a. Riwayat kesehatan anggota keluarga
Dalam 6 bulan terakhir ini keluarga tidak mengalami keluhan apa pun
b. Kebiasaan memeriksakan diri
Kebiasaan memeriksakan diri keluarga Tn.N di puskesmas. Keadaan
keluarga saat pendataan yaitu terdapat data pemeriksaan kehamilan Ny.S
dan anggota keluarga lainnya tidak ada yang sakit..
c. Kesehatan ibu dan anak
Dikeluarga Tn.N sedang menantikan kehadiran anak kedua dari sang
istri.
3. Riwayat persalinan yang lalu
Ini adalah kehamilan kedua.
4. Riwayat haid siklus
a) Menarche : 13 tahun
b) Siklus : 28 hari
c) Lamanya darah : 5 – 7 hari
d) Sifat darah : Encer kadang gumpalan
e) Nyeri haid : Tidak ada

2. Riwayat perkawinan
a) Status perkawinan : Sah
b) Lamanya kawin : 5 tahun
c) Umur saat kawin : 22 tahun
d) Berapa kali kawin : 1 kali
3. Riwayat kehamilan sekarang
a. G2P1A0
b. HPHT : 06-03-2021
c. TP : 13-01-2021
d. ANC : 3 kali
e. Pergerakan janin pertama kali dirasakan pada usia kehamilan
4 bulan
f. Keluhan selama sering BAK
g. Terapi : Tablet tambah darah, vit c & kalk, serta menjelaskan
bahwa sering BAK adalah hal fisiologis yang dialami ibu
hamil dikarenakan pembesaran uterus yang menekan kandung
kemih.
h. Keadaan psikososial
i. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : keluarga
senang dengan kehamilan ini.
j. Dukungan dari keluarga : Di dukung
k. Tempat dan penolong yang diinginkan untuk menolong :
BPM bidan Susi Irma
l. Beban kerja setiap hari : ibu melakukan kegiatan rumah
tangga (mencuci, memasak, menyapu).
m. Jenis kelamin yang diharapkan : Laki-laki dan perempuan
sama saja.
n. Pola makan
o. Jenis makanan : Nasi, tempe,buah
p. Frekuensi makanan : 1-2 kali/hari
q. Nafsu makan : Baik, porsi makan dihabiskan
r. Jenis minuman : Air puti, susu

Pola eliminasi
s. BAB
- Frekuensi : 1 kali/hari
- Konsisten : lembek
- Warna : kuning
- Bau : khas feses
- Keluhan : tidak ada
b. BAK
- Frekuensi : 5-6 kali/hari
- Warna : kunig
- Bau : khas urine
- Keluhan : tidak ada
7. Pola istirahat/tidur
a) Tidur siang : 2 jam
b) Tidur malam : 7-8 jam
c) Keluhan : tidak ada
8. Kebersihan diri
a) Mandi : 2 kali/hari
b) Gosok gigi : 2 kali/hari
c) Keramas rambut : 3-4 kali/minggu
d) Ganti pakian dalam : setiap kali bila terasa lembab
e) Ganti pakian luar : 2-3 kali/hari
f) Perawatan payudara : belum dilakukan

B. Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Ekspresi wajah : Ceriah dan segar
d. Tanda-tanda vital : TD : 110/80 mmHg

Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5oC
Nadi : 78 x/menit
e. Berat Badan
1) Sebelum Hamil : 44bKg
2) Sekarang : 51 Kg
f. Tinggi Badan : 165 cm
g. LILA : 23 cm
2. Pemeriksaan fisik
• Inspeksi
1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada kelainan
a) Rambut : hitam bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe
b) Wajah : Bentuk oval, tidak pucat, cloasma gravidarum tidak ada,
oedematidak ada.
c) Mata : Conjuntiva merah muda, sclera putih, oedema tidak ada
d) Mulut & gigi : Bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi,
tidak ada stomatitis, gigi geligi lengkap.
e) Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen
f) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena jungularis.
g) Dada
a. Payudara : Simetris
b. Areola mamae : Ada hiperpigmentasi
c. Putting susu : Menonjol, ada kolostrum
d. Retraksi : Tidak ada
h) Abdomen : Membesar sesuai usia kehamilan
a. Luka bekas operasi : Tidak ada
b. Strie : Tidak ada
c. Linea alba : Tidak ada
d. Linea nigra : Tidak ada

i) Ekstremitas : Normal, tidak ada kelainan, tidak ada varises,


Oedema -/-
j) Genitalia : Tidak dilakukan pemeriksaan
k) Anus : Tidak dilakukan pemeriksaan
l) Palpasi
m) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada pembendungan vena jungularis.

n) Dada : Tidak ada benjolan, tidak ada massa

o) Abdomen
a. Leopold I : TFU setinggi pusat. Bagian teratas terabah bulat,
tidak melenting (Bokong).
b. Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil
janin (ekstremitas) bagian kiri perut ibu teraba bagian tahanan
memanjang sampai kebawah (punggung)
c. Leopold III :teraba bagian keras bulat dan melenting (kepala)
belum masuk PAP
d. Leopold IV : belum dilakukan
e. Mc Donald : TFU : 25 cm
p) Ekstremitas : Tidak ada oedema
q) Auskultasi
a. DJJ : 145 x/menit
r) Perkusi
a. Reflek patella : ka+/ki+
3. Pemeriksaan pangggul luar : Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan panggul dalam : Tidak dilakukan
5. Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
6. Pemeriksaan penunjang
I. Urine
a. Protein urine : Negatif
b. Urine reduksi : Negatif
II. Darah
a. Golongan darah :O
b. HB : 11 gr%
c. Sifilis : Negatif
d. DDR :Negatif
e. HIV/AIDS :Negatif
7. Pemeriksaan khusus
a) USG : Tidak dilakukan
b) Rontgen : Tidak dilakukan

C. Analisa Data
1. Perumusan Masalah
Dari analisa data timbul masalah pada keluarga yang disebabkan
ketidaktahuan keluarga dalam masalah kesehatan adalah :
a. Kurangnya Asupan Protein dan Energi
Kurangnya Asupan Protein dan Energi. Hal ini membuat ibu merasa tidak
nyaman dan lemas.
b. Kurangnya Pengetahuan Ibu Hamil tentang makanan yang bergizi
Kurangnya pengetahuan sehingga ibu tidak mengerti akan pentingnya
makanan yang bergizi bagi kehamilannya.
c. Kurangnya selera makan ibu dan kurangnya pengetahuan ibu tentang
pengelolaan makanan bervariasi
2. Prioritas Masalah
Untuk menghadapi masalah yang dihadapi keluarga Tn.N maka perlu
dilakukan prioritas masalah yang ada sesuai dengan metode Azrul.
a. Kurangnya Asupan Protein dan Energi
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3x1 2/3 Kurangnya Asupan
ancaman Protein dan Energi
kesehatan menyebakan kehamilan
beresiko dan asupan
terhadap janin kurang.
2. Kemungkinan 1/2x2 1 Membutuhkan kesadaran
masalah yang individu
dirubah hanya
Sebagian
3. Potensi masalah 2/3x1 2/3 Kurangnya pengetahuan
untuk dirubah individu mengenai
rendah masalah kurangnya
asupan protein dan energi
yang sedang dialami.
Penyuluhan dan saran
yang diberikan tidak
menjamin akan
meningkatkan kesadaran
individu dan keluarga.
4. Menonjolnya 0/2x1 0 Keluarga maupun
masalah tidak individu tidak menyadari
dirasakan adanya
Masalah
Total skor 2 1/3

b. Kurangnya Pengetahuan Ibu Hamil tentang makanan yang bergizi


No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3x1 2/3 Kurangnya pengetahuan
ancaman ibu hamil menyebabkan
kesehatan tidak tahu nya ibu akan
makanan bergizi yang
dibutuhkan oleh ibu dan
janin selama kehamilan.
2. Kemungkinan 1/2x2 1 Membutuhkan kesadaran
masalah untuk individu dan orang-orang
dirubah hanya disekitar
sebagian
3. Potensi masalah 1/3x1 1 Kurangnya pengetahuan
untuk dirubah individu mengenai
rendah makanan yang bergizi.
Penyuluhan dan saran
yang diberikan tidak
menjamin akan
meningkatkan kesadaran
individu dan keluarga.
4. Menonjolnya 0/2x1 0 Keluarga tidak
masalah dapat menyadari adanya
dirasakan masalah
Total skor 2

Setelah selesai melakukan pembobotan masalah dengan


menggunakan metode Azrul ditemukan beberapa prioritas masalah
yang menjadikan prioritas untuk diselesaikan terlebih dahulu yaitu :
No Masalah Skor
1. Kurangnya Asupan Protein dan Energi 2 1/3
Kurangnya Pengetahuan Ibu Hamil tentang Makanan
2. 2
Bergizi

D. Diagnosa Dan Masalah Kebidanan


a. Diagnosa Kebidanan
b. Keluarga Tn.N dengan ibu hamil normal umur 27 tahun dengan G2P1A0,
UK : 28 minggu, janin tunggal hidup, intrauterine,persentasi kepala,
keadaan ibu dan janin baik.
c. Masalah Kebidanan

Masalah kebidanan yang ditemukan dari hasil pengkajian adalah sebagai


berikut :
1) Kurangnya Asupan Protein dan Energi
2) Kurangnya Pengetahuan Ibu Hamil tentang Makanan Bergizi dan cara
pengelolaan makananya
E. Penatalaksaan
a. Informed Consent
b. Melakukan pemeriksaan Keadaan umum dan TTV
c. Menjelaskan kepada ibu dan keluarga tentang kebutuhan nutrisi ibu hamil
bahwa ibu hamil lebih banyak memerlukan nutrisi dan gizi karena itu untuk
kebutuhan ibu dan pentingnya mengkonsumsi makanan yang sehat dan
bergizi seperti telur, tempe, ikan, sayuran hijau, makan buah seperti pisang,
jeruk.
d. Memberikan ibu dan keluarga makanan tambahan untuk penambahan
asuhapan gizi karena ibu kekurangan energi kronik. Menganjurkaan ibu
untuk makan makanan yang tinggi protein seperti ikan, telur, tempe dan
tahu, mengkonsumi sayuran hijau seperti daun bayam, sawi, daun katuk,
daun ubi kayu.
e. Memberitahu ibu jika tidak selera makan maka bisa makan dengan porsi
kecil tapi sering.
f. Memberitahu ibu dan cara pengolahan makanan yang baik dan benar
seperti mencuci sayuran sebelum dipotong, memberi garam saat kondisi
api kompor mati, memasak makanan jangan terlalu lama agar kadungan
vitamin di sayuran tidak hilang, menggunakan garam yang mengandung
yodium.
g. Memberitahu ibu untuk membiasakan diri makan 3 kali seharin yaitu
sarapan pagi, makan siang, dan malam agar berat badan ibu naik.
h. Memberikan makanan tambahan berupa biscuit ibu hamil
i. Memberi penkes kepada ibu tentang pentingnya menjaga kebersihan
terutama pada bagian payudara dan bagian genetalia ibu karena sangat
rentan terkena infeksi.
j. Menganjurkan ibu untuk istirahat cukup agar ibu tidak kelelahan.
k. Memberi penkes kepada ibu tentang tanda bahaya kehamilan yang meliputi
perdarahan pervaginam, muntah-muntah berlebihan, sakit kepala hebat,
pengelihatan kabur, bengkak di wajah dan jari-jari tangan, demam tinggi,
keluar cairan pervaginam sebelum proses persalinan, gerakan janin tidak
dirasakan oleh ibu, berat badan naik berlebihan, sering berdebar-debar,
tekanan darah tinggi dan kejang.
l. ,Memberitahu ibu dan keluarga untuk menjaga kebersihan lingkungan
rumah agar terhindar dari penyakit.
m. Melakukan pendokumentasian

F. Evaluasi
a) Keluarga dan ibu mau dan setuju untuk di bina menjadi keluarga binaan.
b) Kondisi ibu saat pertama kali di data, keadaan ibu telihat lemah, TD 100/70
mmHg, Nadi 80 x/m, RR 21 x/m, S 36 0C. Saat dilakukan pemeriksaan
fisikkunjungan pertama pada bagian mata konjungtiva an anemis, muka
sedikit pucat. Kondisi ibu hari terkahir kunjungan sudah sehat dan semua
dalam batas normal.
c) Keluarga dan ibu bersedia melaksanakan yang disarankan seperti
mengkonsumsin sayuran hijau , makanan tinggi protein, dan makan buah.
d) Setiap pagi ibu dan keluarga sarapan pagi, memasak sayuran hijau setiap
hari beserta lauk seperti tempe, tahu dan telur. Cara mengolah makanan
sudah benar dan menerapkan yang disarankan.
e) Kondisi lingkungan rumah saat ini sudah bersih dan rapi, sampah tidak lagi
dibuang disembarang tempat karena sudah ada tempat sampah yang
diletakkan di dapur dan di depan rumah. Suami dan keluarga berperan serta
dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan pekarangan
rumah dan kandangan ternak setiap hari minggu pagi.
f) Kunjungan hari terakhir ibu dan keluarga dalam kondisi sehat, lingkungan
rumah bersih dan berat badan ibu naik 1 kg dan ukuran LILA dari 22,5 cm
menjadi 23 cm.
g) Seluruh kegiatan didokumentasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN

A. Pembahasan
Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan
karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein,
sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil yang
menderita KEK mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa
perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR).
Penulis melakukan asuhan kebidanan pada keluarga Ny.S G2P1A0 dari
tanggal 9 September – 23 September 2021. Melakukan pengkajian dan
asuhan kepada Ny.S sebagai ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik
(KEK) terdapat 3 kali kunjungan yang dilakukan.
Upaya yang dapat dilakukan melakukan kunjungan antenatalcare
minimal 6 kali selama kehamilannya dengan rincian yaitu, TM I 1 kali, TM
II 2 kali,. Pada kehamilannya Ny.S sekarang, kunjungan antenatal care yang
dilakukan 1 kali pada TM 1, 2 kali pada TM II,. Ibu belum mencukupi ANC
sesuai anjuran.
Salah upaya juga yang dapat dilakukan pada ibu hamil dengan
pemberian makanan tambahan berupa biscuit lapis dengan komposisi gizi
dalam 100 gram produk(persaji) berupa energi 500 kkal, protein 15 gram
sertavitamin (A, D, E, thiamin, riboflavin, niasin, b12, asam folat, B6, asam
pantotenat, C) dan mineral (zat besi, kalsium,natrium, zincum, iodium,
fosfor, dan seleminium). Ny. S telah memahami pentingnya kebutuhan
nutrisi pada ibu hamil sehingga ibu hamil telah menerapkan mengonsumsi
makanan yang bergizi serta mengonsumsi makanan tambahan yang
diberikan.
Perubahan yang banyak pada masa kehamilan diperlukan zat gizi
yang seimbang, ibu hamil memerlukan makanan yang lebih dari sebelum
hamil baik kualitas maupun kuantitas dikarenakan status gizi pada ibu hamil
berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan janin. Setelah dilakukan kunjungan
dan pemberian asuhan pada Ny.S maka ibu hamil telah memenuhi
kebutuhan nutrisi ibu dan telah terjadi penambahan ukuran LILA dari 22,5
cm menjadi 23 cm dengan status gizi baik.
BAB V
PENUTUP

A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang di uraikan oleh penulis, dapat di
simpulkan bahwa KEK adalah kekurangan energi kronis yang di sebabkan
ibu hamil kekurangan gizi, ibu hamil yang kurang makan memicu terjadinya
KEK. Selain itu juga kurangnya pengetahuan juga mempengaruhi terjadinya
KEK, maka dari itu penulis tertarik melakukan pendekatan dengan keluarga
untuk membentuk keluarga binaan agar tercapainya keingin penulis dan
keluarga untuk mengatasi KEK pada ibu, dan dalam 2 minggu penulis
melakukan pengkajian, terjadi kenaikan berat badan ibu, kenaikan lingkar
lengan atas ibu, penambahan ukuran lila dari 20 cm menjadi 20,5 cm.

B. Saran
Penulis menyarankan kepada tenaga kesehatan untuk lebih
memperhatikan ibu hamil dengan Lingkar lengan atas yang kurang (LILA)
KEK karena jika tidak di lakukan tindakan lanjut akan terjadi komplikasi
yang berujung kegawatdaruratan. Selain itu, dapat dilakukan pendekatan
seperti keluarga binaan atau konseling supaya dapat menambah nutrisi pada
ibu pada saat kelas hamil dengan pemberian materi kehamilan dengan
Lingkar Lengan Atas kurang (KEK).
DAFTAR PUSTAKA

Departemen kesehatan Republik Indonesia. 2016. Laporan hasil riset


kesehatan dasar indonesia (Riskesda).
Fatima N, 2017. Buku Ajar Asuhan kebidanan kehamilan. Jakarta: Fakultas
kedokteran dan universitas muhamadiyah Jakarta. [diunduh 28-12-2021].
Tersedia di URL: http://books.google.co.id.
Hardiansyah. Supariasa. 2016 Ilmu Gizi Teori dan aplikasi. Jakarta :buku
kedokteran EGC.
Profil kesehatan Indonesia Tahun 2017, Jakarta: Kementerian Kesehatan RI
2017.
, Jakarta: Kementerian Kesehatan RI 2018.
, Jakarta: Kementerian Kesehatan RI 2019.
, Jakarta: Kementerian Kesehatan RI 2020.
Sukarni I, Margareth ZH, 2019. Kehamilan, Persalinan dan Nifas
dilengkapi dengan patologi. Yogyakarta:Nuha Medika.
Nugroho T, Surezki, Warnaliza D, 2014. Buku ajar asuhan kebidanan I
(kehamilan). Yogyakarta: nuha Medika.
Untari S, Sehmawati, Hubungan tingkat kepatuhan ibu hamil dalam antenatal
care (ANC) dengan deteksi dini komplikasi kehamilan dipuskesmas karangrayung
I. 2019;1(4)36-44 [diunduh 1-2-2021]. Tersedia dari URL: http://ejournal.annur
purwodadi.ac.id/index.php/TSCBid/article/view/158
Yuliastuti Erni, 2014. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kekurangan
energi kronik. Banjarmasin.
Walyani ES, 2015. Perawatan kehamilan dan menyusui anak pertama agar
bayi lahir dan tumbuh sehat. Yogyakarta:Pustaka Baru Press
Wirjatmadi B. 2016. Peranan gizi dalam siklus kehidupan. Jakarta:
Prenadamedia.

SATUAN ACARA PENYULUHAN

Pokok Bahasan : Kek pada iu hamil

Sub Pokok Bahasan Sasaran : Kekurangan Energi Kronis

Hari/Tanggal Pelaksanaan Waktu : Selasa,2-09-2021

Pukul :15.00 WIB

Tempat : Rumah masyarakat

Sasaran : Masyarakat 1 kepala keluarga

Pemateri : Lindayani

Febi Oktasari

Soniya Asana

A. Latar belakang
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu amil adalah kekurangan gizi
pada ibu hamil berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) dengan ukuran
LILA < 23,5 cm. (Dinas kesehatan, 2018). Secara nasional, ada perbaikan
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu yang dapat dilihat dari tren
penurunan angka kematian ibu (AKI) dari 390 per 100.000 kelahiran hidup
pada SDKI 1990 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup pada SDKI 2015.
Akan tetapi untuk mencapai target SDGs yaitu menurunkan AKI hingga
dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup, memerlukan upaya dan kerja keras.
Kasus kematian ibu selain disebabkan oleh penyebab langsung dan tidak
langsung juga disebabkan oleh pengaruh faktor lain yaitu ibu hamil yang
menderita penyakit tertentu baik penyakit menular, penyakit tidak menular
maupun ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi (Kemenkes RI, 2018).
Menurut Kemenkes (2018), ibu hamil KEK disebabkan oleh penyebab
langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung ibu hamil KEK adalah
konsumsi gizi yang tidak cukup dan adanya penyakit tertentu yang diderita ibu,
sedangkan penyebab tidak langsungnya berupa persediaan makanan yang tidak
cukup, pola asuh, kesehatan lingkungan dan pelayanan kesehatan yang tidak
memadai. Penanggulangan KEK akan berhasil dengan baik bila dilakukan
kegiatan peningkatan asupan makanan, perubahan perilaku kesehatan dan gizi
serta pencegahan dan penanggulangan penyakit. Kejadian KEK pada ibu hamil
dipengaruhi oleh berbagai faktor. (Kemenkes RI, 2018).
Semakin tinggi risiko jarak kelahiran ibu hamil, semakin rendah pendidikan
dan pengetahuan akan meningkatkan kejadian KEK pada ibu hamil. Ibu hamil
dengan masalah gizi akan berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan ibu.
Kondisi ibu hamil KEK berisiko terjadi partus lama, perdarahan pasca salin
bahkan kematian ibu karena adanya penurunan kekuatan otot yang membantu
persalinan (Kemenkes RI, 2015).
Kondisi KEK pada ibu hamil juga berisiko terhadap bayi yang
dikandungnya antara lain kematian janin (keguguran), prematur, lahir cacat dan
bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR berpotensi mengalami masalah gizi
sepanjang siklus kehidupan dan akan berulang pada generasi selanjutnya serta
merupakan penyebab utama kematian bayi (Kemenkes, 2018). Adapun target
kenaikan berat badan ibu selama hamil yaitu 12,5 -18 kg dengan rincian
trimester 1 1,5-2 kg, trimester 2 4,5-6,5 kg, dan trimester 3 6,5-9,5 kg
(Kemenkes RI, 2018).
Upaya penanggulangan ibu hamil KEK memerlukan koordinasi lintas
program salah satunya melalui program pemeriksaan ibu hamil terpadu
(pelayanan antenatal terpadu). Tujuan pelayanan antenatal terpadu meliputi
deteksi dini, penanganan dan pengobatan gizi yang tepat termasuk masalah
KEK, persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi akibat
masalah gizi pada ibu hamil KEK, pencegahan terhadap penyakit dan
komplikasinya akibat KEK melalui penyuluhan kesehatan dan konseling
(Kemenkes RI, 2018).

B. Tujuan penyuluhan
1. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan tentang KEK padaibu hamil
selama 1 x 30 menit masyarakat dapat memahami dan mengaplikasikan
materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit
masyarakat mampu menjelaskan kembali tentang:
a. Pengertian KEK pada ibu hamil
b. Faktor yang mempengaruhi kurang energi kronis pada ibu hamil
c. Akibat ibu hamil kurang Energi Kronik ( KEK )
d. Cara mencegah dan mengatasi KEK
C. Sasaran
Masyarakat 1 kepala keluarga
D. Strategi pelaksanaan
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Selasa, 21 September 2021
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah bapak Ovi
E. Materi
Terlampir.
F. Kegiatan belajar mengajar
Penanggung Jawab lahan : Yulismita, S.ST.
Penaggung Jawab Akademik : Yetti Purnama, S.ST., M.Keb.

NO TAHAP WAKTU KEGIATAN KEGIATAN MEDIA


PENYAJI PESERTA
1. Pembukaan 5Menit 1.Mengucapkan salam 1.Menjawab Lisan
2.Memperkenalkan 2.Mendengarkan
diri
3.Mnjelaskan topic
dan tujuan
4.menanyakan
kesiapan keluarga
2. Pelaksanaan 15 Menit 1.Menjelaskan 1.Mendengarkan LEAFLEAT
-Pengertian KEK 2. Bertanya
-Faktor yang
menyebabkan KEK
-Akibat KEK yang
terjadi pada ibu hamil
- Cara mencegah dan
mengatasi KEK
-Membuka sesi
pertanyaaan
-Diskusi
3. Evaluasi 5Menit 1.Menanyakan Menjawab Lisan
kembali mengenai Pertanyaan
yang sudah di jelaskan
4 Penutup 5Menit 1.Menututp pertemuan 1.Mendengarkan Lisan
dan menyimpulkan
materi yang sudah 2.Mendengarkan
dibahas dan mnjawab
2.Memberikan salam salam
penutup

G. Metode
Metode yang digunakan adalah:
1 Ceramah
2 Tanya jawab
3 Diskusi
H. Media dan alat
Media yang digunakan adalah
Leaflet
I. Evaluasi
1 Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan
b. Leaflet
c. Kesiapan materi penyaji.
d. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2 Evaluasi Proses
a. Masyarakat hadir sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
b. Materi sudah sesuai jadwal
c. Peserta berperan aktif
d. Media sudah efektif
e. Penyaji sudah memahami materi
f. Petugas dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
3 Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Adanya kesepakatan masyarakat dengan perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang darah tinggi yang diterima oleh
audience dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir ceramah
LAMPIRAN 1

MATERI

A. Pengertian KEK pada ibu hamil


Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu amil adalah kekurangan
gizi pada ibu hamil berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) dengan
ukuran LILA < 23,5 cm. (Dinas kesehatan, 2018). Secara nasional, ada
perbaikan akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu yang dapat
dilihat dari tren penurunan angka kematian ibu (AKI) dari 390 per 100.000
kelahiran hidup pada SDKI 1990 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup
pada SDKI 2015. Akan tetapi untuk mencapai target SDGs yaitu
menurunkan AKI hingga dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup,
memerlukan upaya dan kerja keras. Kasus kematian ibu selain disebabkan
oleh penyebab langsung dan tidak langsung juga disebabkan oleh pengaruh
faktor lain yaitu ibu hamil yang menderita penyakit tertentu baik penyakit
menular, penyakit tidak menular maupun ibu hamil yang mengalami
kekurangan gizi (Kemenkes RI, 2018).
Menurut Kemenkes (2018), ibu hamil KEK disebabkan oleh
penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung ibu hamil KEK
adalah konsumsi gizi yang tidak cukup dan adanya penyakit tertentu yang
diderita ibu, sedangkan penyebab tidak langsungnya berupa persediaan
makanan yang tidak cukup, pola asuh, kesehatan lingkungan dan pelayanan
kesehatan yang tidak memadai. Penanggulangan KEK akan berhasil
dengan baik bila dilakukan kegiatan peningkatan asupan makanan,
perubahan perilaku kesehatan dan gizi serta pencegahan dan
penanggulangan penyakit. Kejadian KEK pada ibu hamil dipengaruhi oleh
berbagai faktor. (Kemenkes RI, 2018).
Semakin tinggi risiko jarak kelahiran ibu hamil, semakin rendah
pendidikan dan pengetahuan akan meningkatkan kejadian KEK pada ibu
hamil. Ibu hamil dengan masalah gizi akan berdampak terhadap kesehatan
dan keselamatan ibu. Kondisi ibu hamil KEK berisiko terjadi partus lama,
perdarahan pasca salin bahkan kematian ibu karena adanya penurunan
kekuatan otot yang membantu persalinan (Kemenkes RI, 2015).
Menurut Adriani dan Wirjatmadi (2016) selain menyebabkan
perdarahan, gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan anemia, berat
badan ibu tidak bertambah secara normal,terkena penyakit infeksi dan
dapat berpengaruh pada proses persalinannya yaitu persalinan sulit dan
lama, terjadi persalinan sebelum waktunya (prematur) dan meningkatkan
kecenderungan persalinan dengan operasi. Kondisi KEK pada ibu hamil
juga berisiko terhadap bayi yang dikandungnya antara lain kematian janin
(keguguran), prematur, lahir cacat dan bayi berat lahir rendah (BBLR).
BBLR berpotensi mengalami masalah gizi sepanjang siklus kehidupan dan
akan berulang pada generasi selanjutnya serta merupakan penyebab utama
kematian bayi (Kemenkes, 2018). Adapun target kenaikan berat badan ibu
selama hamil yaitu 12,5 -18 kg dengan rincian trimester 1 1,5-2 kg,
trimester 2 4,5-6,5 kg, dan trimester 3 6,5-9,5 kg (Kemenkes RI, 2018).
Upaya penanggulangan ibu hamil KEK memerlukan koordinasi lintas
program salah satunya melalui program pemeriksaan ibu hamil terpadu
(pelayanan antenatal terpadu). Tujuan pelayanan antenatal terpadu meliputi
deteksi dini, penanganan dan pengobatan gizi yang tepat termasuk masalah
KEK, persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi akibat
masalah gizi pada ibu hamil KEK, pencegahan terhadap penyakit dan
komplikasinya akibat KEK melalui penyuluhan kesehatan dan konseling
(Kemenkes RI, 2018).
Pelayanan gizi ibu hamil KEK dilakukan dengan mengikuti tahapan
proses asuhan gizi terstandar yang meliputi pengkajian gizi, diagnosis gizi,
intervensi gizi dan monitoring - evaluasi. Adapun strategi intervensi gizi
pada ibu hamil mengacu pada penyediaan makanan yang berupa
penambahan energi yaitu pemberian makanan tambahan (PMT),
konseling/edukasi gizi, kolaborasi & koordinasi tenaga kesehatan dan lintas
sektor, serta monitoring – evaluasi yang salah satu indikatornya adalah
kenaikan berat badan (Kemenkes RI, 2018).
Berdasarkan penelitian Candradewi (2015), pemberian makanan
tambahan pada ibu hamil KEK berupa biskuit dengan bahan pangan lokal
dapat meningkatkan konsumsi energi dan protein dan berpengaruh secara
significan terhadap peningkatan berat badan ibu hamil KEK. Selain itu,
pemberian konseling dapat meningkatkan pengetahuan dan konsumsi
energi ibu hamil KEK. Ibu hamil KEK yang diberikan konseling selama 3
bulan mengalami kenaikan berat badan rata-rata 4 kg dan ada penurunan
prevalensi KEK setelah 3 bulan diberikan konseling.
B. Cara yang digunakan untuk menetahui status gizi ibu hamil
Status gizi ibu hamil merupakan salah satu indikator dalam mengukur
status gizi masyarakat. Jika masukan gizi untuk ibu hamil dari makanan
tidak seimbang dengan kebutuhan tubuh maka akan terjadi defisiensi zat
gizi. Kekurangan zat gizi dan rendahnya derajat kesehatan ibu hamil masih
sangat rawan, hal ini ditandai masih tingginya angka kematian ibu yang
disebabkan oleh perdarahan karena anemia gizi dan KEK selama masa
kehamilan. Ada beberapa cara untuk mengetahui status gizi ibu hamil
antara lain :
C. Memantau pertambahan berat badan selam hamil
Proses biologik yang terjadi selama kehamilan ditandai dengan
pertambahan berat badan yang berasal dari beberapa komponen. Perubahan
yang terjadi selama kehamilan terukur dalam kenaikan berat badan ibu.
Untuk itu agar bayi yang dilahirkan dalam kondisi normal (lahir hidup,
cukup bulan dan berat lahir cukup), membutuhkan energi dan zat gizi
optimal yang diperoleh melalui ibu. Ibu hamil dengan cukup energi dan
asupan zat gizinya akan naik berat badannya sesuai umur kehamilan dan
bayi lahir sehat (Kemenkes RI, 2018).
D. LILA (Lingkar Lengan)
Pengukuran antropometri dilakukan dengan berbagai cara, meliputi
pengukuran Berat Badan (BB), Tinggi Badan (TB), Lingkar Lengan Atas
(LiLA), Lingkar Kepala, Lingkar Perut, Rasio Lingkar Pinggang Pinggul
(RLPP) (Kemenkes RI, 2017).
LiLA merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk menilai
status gizi dengan cara mengukur lingkar lengan atas. LiLA adalah cara
menentukan status gizi yang praktis dengan mengukur lingkar lengan atas
pada bagian tengah antar ujung bahu dan ujung siku. Alat ukur yang
digunakan adalah pita LiLA dengan ketelitian 0,1 cm (Hardinsyah dan
Supariasa, 2016).
E. Akibat Ibu Hamil Kurang Energi Kronik (KEK)
Seorang ibu hamil membutuhkan makanan dengan kandungan zat-zat
gizi yang berbeda dan disesuaikan dengan kondisi tubuh dan
perkembangan janin. Tambahan makanan untuk ibu hamil dapat diberikan
dengan cara meningkatkan baik kualitas maupun kuantitas makanan ibu
hamil sehari-hari, bisa juga dengan memberikan tambahan formula khusus
untuk ibu hamil. Apabila makanan selama hamil tidak tercukupi maka
dapat mengakibatkan kekurangan gizi (Muliawati, 2013).
Gizi kurang pada ibu hamil dapat menyebabkan risiko dan komplikasi
pada ibu hamil, antara lain anemia, berat badan tidak bertambah secara
normal dan terkena infeksi. Pada saat persalinan gizi kurang dapat
mengakibatkan persalinan sulit dan lama, persalinan sebelum waktunya
(premature), perdarahan setelah persalinan, serta operasi persalinan. Untuk
pertumbuhan janin yang baik diperlukan zat-zat makanan yang adekuat,
dimana peranan plasenta besar artinya dalam transfer zat-zat makanan
tersebut. Suplai zat-zat makanan kejanin yang sedang tumbuh tergantung
pada jumlah darah ibu yang mengalir melalui plasenta dan zat-zat makanan
yang diangkutnya. Gangguan suplai makanan dari ibu mempengaruhi
proses pertumbuhan janin dan dapat menimbulkan keguguran (abortus),
bayi lahir mati (kematian neonatal), cacat bawaan, lahir dengan berat badan
lahir rendah (BBLR) (Muliawati, 2013). .
Upaya Penanggulangan Yang Dilakukan
1 Pemberian makanan tambahan PMT
Pada ibu hamil berupa biscuit lapis dengan komposisi gizi dalam 100
gram produk(persaji) berupa energi 500 kkal, protein 15 gram
sertavitamin (A, D, E, thiamin, riboflavin, niasin, b12, asam folat,B6,
asam pantotenat, C) dan mineral (zat besi, kalsium,natrium, zincum,
iodium, fosfor, dan seleminium). Akan diberikan selama 90 hari atau 100
gram/ hari, bagi ibu hamilyang usia kehamilannya di atas 7 bulan maka
akan di berikansampai melahirkan.
2 Konsumsi makanan gizi seimbang
a. Protein
Berperan penting sebagai bahan utama pembentuk seltubuh,
pembentukan tambhan cairan darah ibu dancadangan energi. pada ibu
hamil membutuhkan protein 60-75 gram setiap hari atau sekitar 925
gram selama masakehamilan.
b. Karbohidrat
Berperan penting sebagai penyedia energi untuk ibu danjanin selama
hamil. Ibu hamil membutuhkan 1.500 kalori.
c. Lemak
Berperan penting sebagai penyedia energi jangka panjanguntuk
pertumbuhan. Ibu hamil dianjurkan makan-makanan yang
mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari seluruhkalori yang di
konsumsi setiap hari.
d. Vitamin
Berperan dalam proses metabolisme karbohidrat, protein,maupun
lemak. Vitamin yang dibutuhkan ibu hamildibedakan menjadi dua
golongan yaitu vitamin larut lemakdan tidak larut lemak. Vitamin
larut lemak yaitu vitaminA, D, E. Vitamin tidak larut lemak yaitu
vitamin C, tamin,niasin dan ribofablin, vitamin B6, dan asam
volat.Konsumsi tablet Fe selama hamil.Sesuai dengan pelayanan
pemeriksaan kehamilanyaitu pemberian tablet Fe. Untuk menambah
kandunganzat besi yang berperan penting untuk pembentukan
danmempertahankan sel darah merah.
DOKUMENTASI FOTO

Anda mungkin juga menyukai