Disusun Oleh :
Dalam kesempatan ini diucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
telah membantu dalam pembuatan Asuhan Kebidanan Komunita sini :
1. Pembimbing Lahan
2. Pembimbing Akademik
3. Teman – teman
Penulis
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ii
DAFTAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................................1
B. Tujuan..........................................................................................................2
C. Manfaat........................................................................................................3
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Keluarga..........................................................................................4
B. Manajemen/Asuhan Kebidanan pada Keluarga.........................................11
C. Teori yang bersangkutan dengan masalah.................................................12
BAB III ASUHAN / MANAJEMEN KEBIDANAN PADA KELUARGA
A. Pengakajian................................................................................................19
B. Riwayat Kesehatan Keluarga.....................................................................23
C. Analisa Data...............................................................................................24
D. Prioritas Masalah........................................................................................25
BAB IV PEMBAHASAN KASUS
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan................................................................................................28
B. Saran...........................................................................................................28
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................29
LAMPIRAN.........................................................................................................30
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Umumnya indikator derajat kesehatan suatu Negara dilihat dari
kesehatan ibu dan anak yang berkualitas dan rendahnya Angka Kematian
Ibu (AKI) dan Angka Kematian Bayi (AKB). Berdasarkan pengamatan
Word Health Organization (WHO), AKI adalah sebesar 500.000 jiwa dan
AKB sebesar 10.000.000 jiwa setiap tahunya. Jumlah tersebut sebenarnya
masih diragukan karena besar kemungkinan kematian ibu dan bayi yang
tidak dilaporkan (Prawirohardjo, 2018).
Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang
disebabkan karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi
dan protein, sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu
hamil yang menderita KEK mempunyai resiko kematian ibu mendadak
pada masa perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir
rendah (BBLR). Berdasarkan data Departemen Kesehatan RI tahun 2013,
sekitar 146.000 bayi usia 0 – 1 tahun dan 86.000 bayi baru lahir (0 – 28
hari) meninggal setiap tahun di Indonesia. Angka kematian bayi adalah 32
per 1000 Kelahiran Hidup, lima puluh empat persen penyebab kematian
bayi adalah latar belakang gizi (Departemen Kesehatan, 2016).
Masalah gizi tidak hanya menyerang pada anak-anak tetapi juga
dapat menyerang ibu hamil. Masalah gizi bukan hanya melemahkan fisik
dan membahayakan jiwa ibu, tetapi juga mengancam keselamatan janin.
Ibu yang bersikeras hamil dengan status gizi buruk, berisiko melahirkan
bayi berat badan lahir rendah 2-3 kali lebih besar dibandingkan ibu dengan
status gizi baik, disamping kemungkinan bayi mati sebesar 1.5 kali
(Kemenkes RI, 2016).
Menurut Depkes RI, pengukuran LILA pada wanita usia subur
adalah salah satu cara untuk memdeteksi dini yang mudah dan dapat di
laksanakan oleh masyarakat, untuk mengetahui kelompok beresiko
kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu hamil berlangsung lama
(beberapa bulan atau tahun). Masalah KEK pada ibu hamil ini dipengaruhi
oleh berapa faktor. Salah satunya adalah kemiskinan yang menyebabkan
kurangnya konsumsi gizi. Oleh karena itu, pemerintah menggalakkkan
program perbaikan gizi antara lain melalui peningkatan mutu konsumsi
pangan dan sasaran ditujukan untuk menanamkan perilaku gizi yang baik
dan benar sesuai dengan pedoman umum gizi seimbang (Departemen
Kesehatan, 2016).
Berdasarkan data yang diperoleh dari register ruang kebidanan
Puskesmas Kampung Bali Kota Bengkulu bahwa jumlah kunjungan ibu
hamil selama bulan Januari 2021 – Februari 2021 berjumlah 23 ibu hamil,
dari jumlah ibu hamil tersebut terdapat kasus kekurangan energi kronik
sebanyak 6 orang (26,09%).
Dari data diatas masih banyak ditemukan ibu dengan kekurangan
energi kronik (KEK), maka penulis tertarik untuk mengangkat kasus
dengan judul “Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan Kekurangan
Energi Kronik (KEK)”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, perumusan masalahnya adalah :
“Bagaimana penatalaksanaan Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil dengan
Kekurangan Energi Kronik (KEK) menggunakan pendekatan manajemen
kebidanan dengan metode SOAP?”
C. Tujuan
a. Tujuan Umum
a. Keputihan
c. Mual-muntah
3.Masalah potensial
e. Perencanaan
Berdasarkan diagnosis yang ditegakan bidan dalam mencatat rencana
kegiatannya, maka rencana kegiatannya mencakup tujuan dan langkah-
langkah yang akan dilakukan bidan dalam melakukan intervensi dalam
rangka memecahkan masalah termasuk rencana evaluasi. Berdasarkan hasil
tersebut, maka langkah penulisan rencana kegiatan adalah sebagai berikut :
a. Mencatat tujuan tindakan yang akan dilakukan
b. Mengemukakan sasaran dan hasil yang akan dicapai didalam
tujuan tersebut.
c. Mencatat langkah-langkah tindakan mencakup kegiatan yang
dilakukan secara mandiri, kegiatan kolaborasi, ataupun rujukan
sesuai dengan tujuan masing-masing yang sudah ditentukan.
d. Mencatat kriteria evaluasi dan keberhasilan
Dalam rencana kegiatan juga dicatat kriteria evaluasi dan
keberhasilan tindakan. Kriteria evaluasi dan hasil tindakan perlu
dicatat untuk mengukur keberhasilan dari pelaksanaan asuhan
yang dilakukan. Bila kegiatan asuhan mengikuti kriteria dan
mencapai hasil yang telah ditetapkan, maka masalah telah dapat
diatasi dan apabila terjadi kesenjangan atau ketidaksesuaian, maka
bidan harus kembali langkah pertama.
e. Pelaksanaan
Dalam melaksanakan rencana asuhan kebidanan, bidan harus
bertindak sesuai rencana yang sudah ditentukan. Pencatatan dalam
pelaksanaan juga termasuk penanganan kasus-kasus yang
memerlukan tindakan diluar wewenang bidan sehingga perlu
dilakukan kegiatan kolaborasi atau rujukan. Selain itu, pengawasan
dan monitor kemajuan kesehatan pasien juga perlu dicatat.
f. Dalam evaluasi kegiatan, yang perlu dilaksanakan adalah mencatat
proses manajemen kebidanan. Evaluasi diperoleh dari tindakan
pengukuran antara keberhasilan dan rencana. Evaluasi juga
dilakukan dengan
membandingkan keberhasilan dengan langkah-langkah manajemen
lainnya. Hasil evaluasi dapat dijadikan identifikasi atau analisis
masalah selanjutnya bila diperlukan.
C. Kehamilan Normal
a. Pengertian
Menurut Federasi Obstetri Ginekologi Internasioal, kehamilan
didefinisikan sebagai fertilisasi atau penyatuan dari spermatozoa dan
ovum dan dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi (Saifuddin, 2018).
Kehamilan merupakan suatu mata rantai yang berkesinambungan
yang terdiri dari ovulasi (pematangan sel) lalu pertemuan ovum dan
sperma terjadilah pembuahan dan pertumbuhan zigot, kemudian bernidasi,
pembentukan plasenta, dan tahap akhir adalah tumbuh kembang hasil
konsepsi sampai aterm (Manuaba, dkk, 2016).
b. Perubahan Fisik dan Psikologi Kehamilan
1. Perubahan fisik
Trimester I
a. Minggu ke 4 atau bulan ke 1
Ibu terlambat menstruasi. Payudara menjadi nyeri dan
membesar. Kelelahan yang kronis (menetap) dan sering BAK
mulai terjadi. Keadaan ini berlangsung selama tiga bulan
berikutnya. HCG ada didalam urine dan serum 9 hari setelah
konsepsi.
b.Minggu ke 8 atau bulan ke 2
Mual dan muntah (morning sickness) mungkin terjadi
sampai usia kehamilan 12 minggu. Uterus berubah dari bentuk
pir menjadi globular. Tanda-tanda hegar dan goodel muncul.
Serviks fleksi dan leukorea meningkat. Penambahan berat
badan belum terlihat nyata.
c. Minggu ke 12 bulan ke 3
Tanda chadwick muncul dan uterus naik di atas simfisis.
Kontraksi Braxton Hicks mulai dan mungkin terus berlangsung
selama kehamian. Potensial untuk menderita infeksi saluran
kemih meningkat dan ada selama kehamilan. Kenaiakan berat
badan sekitar 1-2 kg selama trimester pertama. Plasenta
sekarang berfungsi penuh dan memproduksi hormon.
Trimester II
a.Minggu ke 16 bulan ke 4
Fundus berada ditengah antara simfisis dan pusat. Berat ibu
bertambah 0.4-0,5 kg/mg selama sisa kehamilan dan mungkin
mempunyai banyak energi. Sekresi vagina meningkat (tetapi
normal jika tidak gatal, iritasi, atau berbau busuk). Tekanan
pada kandung kemih berkurang sehingga frekuensi sering BAK
berkurang
b.Minggu ke 20 bulan ke 5
Fundus mencapai pusat. Payudara memualai sekresi
kolostrum. Kantong ketuban menampung 400 ml cairan. Rasa
akan pingsan dan pusing mingkin terjadi, terutama jika posisi
berubah secara mendadak. Varises pembuluh darah mungkin
terjadi. Ibu merasakan gerakan janin. Areola bertambah gelap.
Hidung tersumbat mungkin terjadi, kram pada kaki mungkin
ada, konstipasi mungkin dialami.
c.Minggu ke 24 bulan ke 6
Fundus diatas pusat. Sakit punggung dan kram pada kaki
mungkin terjadi. Perubahan kulit bisa berupa striae gravidarum,
chloasma, linea, nigra dan jerawat. Mimisan dapat terjadi dan
mungkin mengalami gatal-gatal pada abdomen karena uterus
membesar dan kulit meregang.
Trimester III
a.Minggu ke 28 bulan ke 7
Fundus berada dipertengahan antara pusat dan sifoideus.
Haemoroid mungkin terjadi. Pernapasan dada menggantikan
pernapasan perut. Garis bentuk janin dapat dipalpasi. Rasa
panas dalam perut mungkin terasa.
b.Minggu ke 32 bulan ke 8
Fundus mencapai prosesus sifoideus, payudara penuh, dan
nyeri tekan. Sering BAK mungkin kembali terjadi. selain itu,
mungkin juga mengalami dispnea.
c.Minggu ke 38 bulan ke 9
Penurunan bayi ke dalam pnggul ibu (lightening). Plasenta
setebal hampir 4 kali waktu usia kehamilan 18 mingu dan
beratnya 05-0,6 kg. Sakit punggung dan sering BAK
meningkat. Braxton Hicks meningkat karena serviks dan
segmen bawah rahim disiapkan untuk persalinan (Dewi, 2018).
2. Perubahan psikologi
a.Trimester I (1-3 bulan)
Segera setelah konsepsi, kadar hormon progesteron dan
estrogen dalam kehamilan akan meningkat. Hal ini akan
menyebabkan timbulnya mual dan muntah pada pagi hari, lemah,
lelah, dan membesarnya payudara. Ibu merasa tidak sehat dan
sering kali membenci kehamilannya. Banyak ibu yang merasakan
kekecewaan, penolakan, kecemasan, dan kesedihan. Sering kali
pada awal kehamilannya ibu berharap untuk tidak hamil.
Hasrat untuk melakukan hubungan seksual pada wanita
trimester pertama ini berbeda. Kebanyakan mereka mengalami
penurunan libido selama periode ini. Keadaan ini menciptakan
kebutuhan untuk berkomunikasi secara terbuka dan jujur dengan
suami.
Kebanyakan wanita merasa butuh untuk dicintai dan
merasakan kuat untuk mencintai, namun tanpa melakukan
hubungan seksual. Libido sangat dipengaruhi oleh kelelahan, rasa
mual, pembesaran payudara, keprihatinan, dan kekhawatian.
Semua ini merupakan bagian normal dari proses kehamilan pada
trimester pertama (Dewi ; Sunarsih, 2018).
b.Trimester II (4-6 bulan)
Pada masa ini wanita mulai merasa sehat dan
mengharapkan bayinya.ibu sudah menerima kehamilannya dan
mulai dapat menggunakan energi dan pikirannya secara lebih
kontruktif. Pada trimester ini ibu mulai merasa kehadiran bayinya
sebagai seseorang di luar dari dirinya sendiri. Pengenalan pada
pergerakkan fetus, pertumbuhan dan pembesaran abdomen, serta
gerakan bayi saat USG, membut gambaran tersebut nyata.
Biasanya libido mulai meningkat karena sudah merasa lepas dari
kecemasan dan rasa tidak nyaman seperti dirasakan pada trimester
1 (Jannah, 2016).
c.Trimester III (7-9 bulan)
Trimester ketiga sering kali disebut periode menunggu dan
waspada sebab pada saat itu ibu merasa tidak sabar menunggu
kelahiran bayinya. Gerakan bayi dan membesarnya perut ibu
merupakan dua hal yang mengingatkan ibu akan bayinya.
Terkadang ibu merasa khawatir bahwa bayinya akan lahir
sewaktu-waktu. Keadaan ini menyebabkan ibu meningkatkan
kewaspadaannya akan timbulnya tanda dan gejala terjadinya
persalinan. Sering ibu merasa khawatir atau takut apabila bayi
yang akan dilahirkannya tidak normal. Kebanyakan ibu juga akan
bersikap melindungi bayinya dan akan menghindari orang atau
benda apa saja yang dianggapnya membahayakan bayinya.
Seorang ibu mungkin mulai merasa takut akan rasa sakit dan
bahaya fisik yang akan timbul pada waktu melahirkan.
Rasa tidak nyaman akibat kehamilan timbul kembali pada
trimester ketiga dan banyak ibu yang merasa dirinya aneh dan
jelek. Disamping itu, ibu mulai merasa sedih karena akan berpisah
dengan bayinya dan kehilangan perhatian khusus yang diterima
selama hamil. Pada trimester inilah ibu memerlukan keterangan
dan dukungan dari suami, keluarga, dan bidan (Dewi ; Sunarsih,
2018).
3. Tanda Bahaya Kehamilan
a. Perdarahan Pervaginam
b. Muntah-muntah berlebihan
c. Sakit kepala hebat
d. Pengelihatan kabur
e. Bengkak di wajah dan jari-jari tangan
f. Demam tinggi
g. Keluar cairan pervaginam
h. Gerakan janin tidak terasa
i. Berat badan naik berlebihan
j. Sering berdebar-debar, sesak napas
k. Gangguan ginjal
l. Gangguan kelenjar gondok (Yani, 2019)
4. Kebutuhan Dasar Ibu Hamil
a.Kebutuhan Nutrisi
b.Personal Hygiene
c.Pakaian
e.Aktifitas
Seseorang dengan aktivitas yang aktif otomatis akanmemerlukan
energi yang lebih banyak dari pada merekayang hanya duduk-duduk
dan diam saja. Setiap aktivitasmemerlukan energi, maka jika semakin
banyak aktivitasyang di lakukan, maka energi yang dibutuhkan
jugasemakin banyak.Seorang ibu hamil dengan aktivitas tinggimaka
hendaknya memperhatikan gizi sesuai denganaktivitasnya sehari-hari.
f.Berat badan
Penambahan berat badan seorang ibu hamil akanmenentukan zat
makanan yang lebih dibutuhkan agarkehamilannya dapat berjalan
dengan lancer. Ibu hamildisarankan untuk mengkonsumsi makanan
sesuai dengankebutuhannya agar mencapai berat badan yang
idealselama kehamilan yaitu 10-13 kg.
g.Umur
Semakin muda dan semakin tua umur ibu hamil jugaberpengaruh
pada pemenuhan kebutuhan gizi yang diperlukan.Wanita muda kurang
dari 20 tahun perlu tambahangizi Karena selain digunakan utuk
pertumbuhan danperkembangan dirinya sendiri juga harus berbagi
denganjanin yang sedang dikandungnya. Sementra umur yang lebihtua
lebih dari 35 tahun perlu energi yang besar Karena fungsiorgan juga
semakin melemah dan diharuskan untuk bekerjamaksimal, maka
diperlukan tambahan energi yang cukupguna mendukung kehamilan
yang sedang berlangsung.
6.Upaya Penanggulangan Yang Dilakukan
a.Pemberian makanan tambahan PMT
Pada ibu hamil berupa biscuit lapis dengan komposisi gizi dalam
100 gram produk(persaji) berupa energi 500 kkal, protein 15 gram
sertavitamin (A, D, E, thiamin, riboflavin, niasin, b12, asam folat,B6,
asam pantotenat, C) dan mineral (zat besi, kalsium,natrium, zincum,
iodium, fosfor, dan seleminium). Akan diberikan selama 90 hari atau
100 gram/ hari, bagi ibu hamilyang usia kehamilannya di atas 7 bulan
maka akan di berikansampai melahirkan.
b.Konsumsi makanan gizi seimbang
c.Protein
Berperan penting sebagai bahan utama pembentuk seltubuh,
pembentukan tambhan cairan darah ibu dancadangan energi. pada
ibu hamil membutuhkan protein 60-75 gram setiap hari atau sekitar
925 gram selama masakehamilan.
d.Karbohidrat
Berperan penting sebagai penyedia energi untuk ibu danjanin
selama hamil. Ibu hamil membutuhkan 1.500 kalori.
e.Lemak
Berperan penting sebagai penyedia energi jangka
panjanguntuk pertumbuhan. Ibu hamil dianjurkan makan-makanan
yang mengandung lemak tidak lebih dari 25% dari seluruhkalori
yang di konsumsi setiap hari.
f.Vitamin
Berperan dalam proses metabolisme karbohidrat,
protein,maupun lemak. Vitamin yang dibutuhkan ibu
hamildibedakan menjadi dua golongan yaitu vitamin larut lemakdan
tidak larut lemak. Vitamin larut lemak yaitu vitaminA, D, E.
Vitamin tidak larut lemak yaitu vitamin C, tamin,niasin dan
ribofablin, vitamin B6, dan asam volat.Konsumsi tablet Fe selama
hamil.Sesuai dengan pelayanan pemeriksaan kehamilanyaitu
pemberian tablet Fe. Untuk menambah kandunganzat besi yang
berperan penting untuk pembentukan danmempertahankan sel darah
merah.
Pengkajian
Tanggal Pengkajian : 18 September 2021
Jam : 15.00 WIB
Tempat : Rumah Tn.N
Kota : Bengkulu
Nama Mahasiswa : Febi oktasari
Lindayani
Soniya asana
A.Data Subyektif
1. Struktur Keluarga
a.Nama kepala keluarga : Tn.N
b.Umur : 31 tahun
cJenis kelamin : Laki – laki
d.Agama : Islam
e.Pendidikan : S1
f.Pekerjaan : Wiraswasta
g.Pendapatan : ± Rp 2.000.000
h.Alamat : Sukamerindu
i.Suku / bangsa : Melayu / Indonesia
j.Tipe Keluarga
Di keluarga Tn.N merupakan nuclear family yang terdiri dari keluarga
inti yaitu : bapak dan ibu dan anak yang masih dalam kandungan.
k.Genongram
SUAMI ISTRI
ANAK
2. Riwayat perkawinan
a) Status perkawinan : Sah
b) Lamanya kawin : 5 tahun
c) Umur saat kawin : 22 tahun
d) Berapa kali kawin : 1 kali
3. Riwayat kehamilan sekarang
a. G2P1A0
b. HPHT : 06-03-2021
c. TP : 13-01-2021
d. ANC : 3 kali
e. Pergerakan janin pertama kali dirasakan pada usia kehamilan
4 bulan
f. Keluhan selama sering BAK
g. Terapi : Tablet tambah darah, vit c & kalk, serta menjelaskan
bahwa sering BAK adalah hal fisiologis yang dialami ibu
hamil dikarenakan pembesaran uterus yang menekan kandung
kemih.
h. Keadaan psikososial
i. Respon ibu dan keluarga terhadap kehamilan : keluarga
senang dengan kehamilan ini.
j. Dukungan dari keluarga : Di dukung
k. Tempat dan penolong yang diinginkan untuk menolong :
BPM bidan Susi Irma
l. Beban kerja setiap hari : ibu melakukan kegiatan rumah
tangga (mencuci, memasak, menyapu).
m. Jenis kelamin yang diharapkan : Laki-laki dan perempuan
sama saja.
n. Pola makan
o. Jenis makanan : Nasi, tempe,buah
p. Frekuensi makanan : 1-2 kali/hari
q. Nafsu makan : Baik, porsi makan dihabiskan
r. Jenis minuman : Air puti, susu
Pola eliminasi
s. BAB
- Frekuensi : 1 kali/hari
- Konsisten : lembek
- Warna : kuning
- Bau : khas feses
- Keluhan : tidak ada
b. BAK
- Frekuensi : 5-6 kali/hari
- Warna : kunig
- Bau : khas urine
- Keluhan : tidak ada
7. Pola istirahat/tidur
a) Tidur siang : 2 jam
b) Tidur malam : 7-8 jam
c) Keluhan : tidak ada
8. Kebersihan diri
a) Mandi : 2 kali/hari
b) Gosok gigi : 2 kali/hari
c) Keramas rambut : 3-4 kali/minggu
d) Ganti pakian dalam : setiap kali bila terasa lembab
e) Ganti pakian luar : 2-3 kali/hari
f) Perawatan payudara : belum dilakukan
B. Obyektif
1. Pemeriksaan umum
a. Keadaan umum : Baik
b. Kesadaran : Composmentis
c. Ekspresi wajah : Ceriah dan segar
d. Tanda-tanda vital : TD : 110/80 mmHg
Pernapasan : 22 x/menit
Suhu : 36,5oC
Nadi : 78 x/menit
e. Berat Badan
1) Sebelum Hamil : 44bKg
2) Sekarang : 51 Kg
f. Tinggi Badan : 165 cm
g. LILA : 23 cm
2. Pemeriksaan fisik
• Inspeksi
1) Kepala : bersih, tidak ada benjolan, tidak ada kelainan
a) Rambut : hitam bersih, tidak rontok, tidak ada ketombe
b) Wajah : Bentuk oval, tidak pucat, cloasma gravidarum tidak ada,
oedematidak ada.
c) Mata : Conjuntiva merah muda, sclera putih, oedema tidak ada
d) Mulut & gigi : Bersih, mukosa bibir lembab, tidak ada caries gigi,
tidak ada stomatitis, gigi geligi lengkap.
e) Telinga : Simetris, bersih tidak ada serumen
f) Leher : Tidak ada pembesaran kelenjar tiroid, tidak ada
pembengkakan kelenjar limfe, tidak ada bendungan vena jungularis.
g) Dada
a. Payudara : Simetris
b. Areola mamae : Ada hiperpigmentasi
c. Putting susu : Menonjol, ada kolostrum
d. Retraksi : Tidak ada
h) Abdomen : Membesar sesuai usia kehamilan
a. Luka bekas operasi : Tidak ada
b. Strie : Tidak ada
c. Linea alba : Tidak ada
d. Linea nigra : Tidak ada
o) Abdomen
a. Leopold I : TFU setinggi pusat. Bagian teratas terabah bulat,
tidak melenting (Bokong).
b. Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba bagian-bagian kecil
janin (ekstremitas) bagian kiri perut ibu teraba bagian tahanan
memanjang sampai kebawah (punggung)
c. Leopold III :teraba bagian keras bulat dan melenting (kepala)
belum masuk PAP
d. Leopold IV : belum dilakukan
e. Mc Donald : TFU : 25 cm
p) Ekstremitas : Tidak ada oedema
q) Auskultasi
a. DJJ : 145 x/menit
r) Perkusi
a. Reflek patella : ka+/ki+
3. Pemeriksaan pangggul luar : Tidak dilakukan
4. Pemeriksaan panggul dalam : Tidak dilakukan
5. Pemeriksaan dalam : Tidak dilakukan
6. Pemeriksaan penunjang
I. Urine
a. Protein urine : Negatif
b. Urine reduksi : Negatif
II. Darah
a. Golongan darah :O
b. HB : 11 gr%
c. Sifilis : Negatif
d. DDR :Negatif
e. HIV/AIDS :Negatif
7. Pemeriksaan khusus
a) USG : Tidak dilakukan
b) Rontgen : Tidak dilakukan
C. Analisa Data
1. Perumusan Masalah
Dari analisa data timbul masalah pada keluarga yang disebabkan
ketidaktahuan keluarga dalam masalah kesehatan adalah :
a. Kurangnya Asupan Protein dan Energi
Kurangnya Asupan Protein dan Energi. Hal ini membuat ibu merasa tidak
nyaman dan lemas.
b. Kurangnya Pengetahuan Ibu Hamil tentang makanan yang bergizi
Kurangnya pengetahuan sehingga ibu tidak mengerti akan pentingnya
makanan yang bergizi bagi kehamilannya.
c. Kurangnya selera makan ibu dan kurangnya pengetahuan ibu tentang
pengelolaan makanan bervariasi
2. Prioritas Masalah
Untuk menghadapi masalah yang dihadapi keluarga Tn.N maka perlu
dilakukan prioritas masalah yang ada sesuai dengan metode Azrul.
a. Kurangnya Asupan Protein dan Energi
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/3x1 2/3 Kurangnya Asupan
ancaman Protein dan Energi
kesehatan menyebakan kehamilan
beresiko dan asupan
terhadap janin kurang.
2. Kemungkinan 1/2x2 1 Membutuhkan kesadaran
masalah yang individu
dirubah hanya
Sebagian
3. Potensi masalah 2/3x1 2/3 Kurangnya pengetahuan
untuk dirubah individu mengenai
rendah masalah kurangnya
asupan protein dan energi
yang sedang dialami.
Penyuluhan dan saran
yang diberikan tidak
menjamin akan
meningkatkan kesadaran
individu dan keluarga.
4. Menonjolnya 0/2x1 0 Keluarga maupun
masalah tidak individu tidak menyadari
dirasakan adanya
Masalah
Total skor 2 1/3
F. Evaluasi
a) Keluarga dan ibu mau dan setuju untuk di bina menjadi keluarga binaan.
b) Kondisi ibu saat pertama kali di data, keadaan ibu telihat lemah, TD 100/70
mmHg, Nadi 80 x/m, RR 21 x/m, S 36 0C. Saat dilakukan pemeriksaan
fisikkunjungan pertama pada bagian mata konjungtiva an anemis, muka
sedikit pucat. Kondisi ibu hari terkahir kunjungan sudah sehat dan semua
dalam batas normal.
c) Keluarga dan ibu bersedia melaksanakan yang disarankan seperti
mengkonsumsin sayuran hijau , makanan tinggi protein, dan makan buah.
d) Setiap pagi ibu dan keluarga sarapan pagi, memasak sayuran hijau setiap
hari beserta lauk seperti tempe, tahu dan telur. Cara mengolah makanan
sudah benar dan menerapkan yang disarankan.
e) Kondisi lingkungan rumah saat ini sudah bersih dan rapi, sampah tidak lagi
dibuang disembarang tempat karena sudah ada tempat sampah yang
diletakkan di dapur dan di depan rumah. Suami dan keluarga berperan serta
dalam menjaga kebersihan lingkungan dengan membersihkan pekarangan
rumah dan kandangan ternak setiap hari minggu pagi.
f) Kunjungan hari terakhir ibu dan keluarga dalam kondisi sehat, lingkungan
rumah bersih dan berat badan ibu naik 1 kg dan ukuran LILA dari 22,5 cm
menjadi 23 cm.
g) Seluruh kegiatan didokumentasikan.
BAB IV
PEMBAHASAN
A. Pembahasan
Kekurangan energi kronik (KEK) merupakan kondisi yang disebabkan
karena adanya ketidakseimbangan asupan gizi antara energi dan protein,
sehingga zat gizi yang dibutuhkan tubuh tidak tercukupi. Ibu hamil yang
menderita KEK mempunyai resiko kematian ibu mendadak pada masa
perinatal atau resiko melahirkan bayi dengan berat bayi lahir rendah (BBLR).
Penulis melakukan asuhan kebidanan pada keluarga Ny.S G2P1A0 dari
tanggal 9 September – 23 September 2021. Melakukan pengkajian dan
asuhan kepada Ny.S sebagai ibu hamil dengan Kekurangan Energi Kronik
(KEK) terdapat 3 kali kunjungan yang dilakukan.
Upaya yang dapat dilakukan melakukan kunjungan antenatalcare
minimal 6 kali selama kehamilannya dengan rincian yaitu, TM I 1 kali, TM
II 2 kali,. Pada kehamilannya Ny.S sekarang, kunjungan antenatal care yang
dilakukan 1 kali pada TM 1, 2 kali pada TM II,. Ibu belum mencukupi ANC
sesuai anjuran.
Salah upaya juga yang dapat dilakukan pada ibu hamil dengan
pemberian makanan tambahan berupa biscuit lapis dengan komposisi gizi
dalam 100 gram produk(persaji) berupa energi 500 kkal, protein 15 gram
sertavitamin (A, D, E, thiamin, riboflavin, niasin, b12, asam folat, B6, asam
pantotenat, C) dan mineral (zat besi, kalsium,natrium, zincum, iodium,
fosfor, dan seleminium). Ny. S telah memahami pentingnya kebutuhan
nutrisi pada ibu hamil sehingga ibu hamil telah menerapkan mengonsumsi
makanan yang bergizi serta mengonsumsi makanan tambahan yang
diberikan.
Perubahan yang banyak pada masa kehamilan diperlukan zat gizi
yang seimbang, ibu hamil memerlukan makanan yang lebih dari sebelum
hamil baik kualitas maupun kuantitas dikarenakan status gizi pada ibu hamil
berpengaruh terhadap kesehatan ibu dan janin. Setelah dilakukan kunjungan
dan pemberian asuhan pada Ny.S maka ibu hamil telah memenuhi
kebutuhan nutrisi ibu dan telah terjadi penambahan ukuran LILA dari 22,5
cm menjadi 23 cm dengan status gizi baik.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan yang di uraikan oleh penulis, dapat di
simpulkan bahwa KEK adalah kekurangan energi kronis yang di sebabkan
ibu hamil kekurangan gizi, ibu hamil yang kurang makan memicu terjadinya
KEK. Selain itu juga kurangnya pengetahuan juga mempengaruhi terjadinya
KEK, maka dari itu penulis tertarik melakukan pendekatan dengan keluarga
untuk membentuk keluarga binaan agar tercapainya keingin penulis dan
keluarga untuk mengatasi KEK pada ibu, dan dalam 2 minggu penulis
melakukan pengkajian, terjadi kenaikan berat badan ibu, kenaikan lingkar
lengan atas ibu, penambahan ukuran lila dari 20 cm menjadi 20,5 cm.
B. Saran
Penulis menyarankan kepada tenaga kesehatan untuk lebih
memperhatikan ibu hamil dengan Lingkar lengan atas yang kurang (LILA)
KEK karena jika tidak di lakukan tindakan lanjut akan terjadi komplikasi
yang berujung kegawatdaruratan. Selain itu, dapat dilakukan pendekatan
seperti keluarga binaan atau konseling supaya dapat menambah nutrisi pada
ibu pada saat kelas hamil dengan pemberian materi kehamilan dengan
Lingkar Lengan Atas kurang (KEK).
DAFTAR PUSTAKA
Pemateri : Lindayani
Febi Oktasari
Soniya Asana
A. Latar belakang
Kekurangan Energi Kronis (KEK) pada ibu amil adalah kekurangan gizi
pada ibu hamil berlangsung lama (beberapa bulan atau tahun) dengan ukuran
LILA < 23,5 cm. (Dinas kesehatan, 2018). Secara nasional, ada perbaikan
akses masyarakat terhadap pelayanan kesehatan ibu yang dapat dilihat dari tren
penurunan angka kematian ibu (AKI) dari 390 per 100.000 kelahiran hidup
pada SDKI 1990 menjadi 305 per 100.000 kelahiran hidup pada SDKI 2015.
Akan tetapi untuk mencapai target SDGs yaitu menurunkan AKI hingga
dibawah 70 per 100.000 kelahiran hidup, memerlukan upaya dan kerja keras.
Kasus kematian ibu selain disebabkan oleh penyebab langsung dan tidak
langsung juga disebabkan oleh pengaruh faktor lain yaitu ibu hamil yang
menderita penyakit tertentu baik penyakit menular, penyakit tidak menular
maupun ibu hamil yang mengalami kekurangan gizi (Kemenkes RI, 2018).
Menurut Kemenkes (2018), ibu hamil KEK disebabkan oleh penyebab
langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung ibu hamil KEK adalah
konsumsi gizi yang tidak cukup dan adanya penyakit tertentu yang diderita ibu,
sedangkan penyebab tidak langsungnya berupa persediaan makanan yang tidak
cukup, pola asuh, kesehatan lingkungan dan pelayanan kesehatan yang tidak
memadai. Penanggulangan KEK akan berhasil dengan baik bila dilakukan
kegiatan peningkatan asupan makanan, perubahan perilaku kesehatan dan gizi
serta pencegahan dan penanggulangan penyakit. Kejadian KEK pada ibu hamil
dipengaruhi oleh berbagai faktor. (Kemenkes RI, 2018).
Semakin tinggi risiko jarak kelahiran ibu hamil, semakin rendah pendidikan
dan pengetahuan akan meningkatkan kejadian KEK pada ibu hamil. Ibu hamil
dengan masalah gizi akan berdampak terhadap kesehatan dan keselamatan ibu.
Kondisi ibu hamil KEK berisiko terjadi partus lama, perdarahan pasca salin
bahkan kematian ibu karena adanya penurunan kekuatan otot yang membantu
persalinan (Kemenkes RI, 2015).
Kondisi KEK pada ibu hamil juga berisiko terhadap bayi yang
dikandungnya antara lain kematian janin (keguguran), prematur, lahir cacat dan
bayi berat lahir rendah (BBLR). BBLR berpotensi mengalami masalah gizi
sepanjang siklus kehidupan dan akan berulang pada generasi selanjutnya serta
merupakan penyebab utama kematian bayi (Kemenkes, 2018). Adapun target
kenaikan berat badan ibu selama hamil yaitu 12,5 -18 kg dengan rincian
trimester 1 1,5-2 kg, trimester 2 4,5-6,5 kg, dan trimester 3 6,5-9,5 kg
(Kemenkes RI, 2018).
Upaya penanggulangan ibu hamil KEK memerlukan koordinasi lintas
program salah satunya melalui program pemeriksaan ibu hamil terpadu
(pelayanan antenatal terpadu). Tujuan pelayanan antenatal terpadu meliputi
deteksi dini, penanganan dan pengobatan gizi yang tepat termasuk masalah
KEK, persiapan persalinan dan kesiapan menghadapi komplikasi akibat
masalah gizi pada ibu hamil KEK, pencegahan terhadap penyakit dan
komplikasinya akibat KEK melalui penyuluhan kesehatan dan konseling
(Kemenkes RI, 2018).
B. Tujuan penyuluhan
1. Tujuan Umum Setelah dilakukan penyuluhan tentang KEK padaibu hamil
selama 1 x 30 menit masyarakat dapat memahami dan mengaplikasikan
materi penyuluhan dalam kehidupan sehari-hari.
2. Tujuan Khusus Setelah mengikuti penyuluhan selama 1x30 menit
masyarakat mampu menjelaskan kembali tentang:
a. Pengertian KEK pada ibu hamil
b. Faktor yang mempengaruhi kurang energi kronis pada ibu hamil
c. Akibat ibu hamil kurang Energi Kronik ( KEK )
d. Cara mencegah dan mengatasi KEK
C. Sasaran
Masyarakat 1 kepala keluarga
D. Strategi pelaksanaan
Hari dan Tanggal Pelaksanaan : Selasa, 21 September 2021
Waktu : 30 menit
Tempat : Rumah bapak Ovi
E. Materi
Terlampir.
F. Kegiatan belajar mengajar
Penanggung Jawab lahan : Yulismita, S.ST.
Penaggung Jawab Akademik : Yetti Purnama, S.ST., M.Keb.
G. Metode
Metode yang digunakan adalah:
1 Ceramah
2 Tanya jawab
3 Diskusi
H. Media dan alat
Media yang digunakan adalah
Leaflet
I. Evaluasi
1 Evaluasi Struktur
a. Peserta hadir di tempat penyuluhan
b. Leaflet
c. Kesiapan materi penyaji.
d. Tempat yang digunakan nyaman dan mendukung
2 Evaluasi Proses
a. Masyarakat hadir sesuai dengan kontrak waktu yang ditentukan
b. Materi sudah sesuai jadwal
c. Peserta berperan aktif
d. Media sudah efektif
e. Penyaji sudah memahami materi
f. Petugas dapat menjalankan peran sesuai dengan tugas dan tanggung
jawabnya.
3 Evaluasi Hasil
a. Kegiatan penyuluhan berjalan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan.
b. Adanya kesepakatan masyarakat dengan perawat dalam melaksanakan
implementasi keperawatan selanjutnya
c. Adanya tambahan pengetahuan tentang darah tinggi yang diterima oleh
audience dengan melakukan evaluasi melalui tes lisan di akhir ceramah
LAMPIRAN 1
MATERI